Perkembangan Kerangka Agil Dan Struktur Prasyarat

download Perkembangan Kerangka Agil Dan Struktur Prasyarat

of 6

description

sosiologi kontemporer

Transcript of Perkembangan Kerangka Agil Dan Struktur Prasyarat

Revisi Tugas Sosiologi Kontemporer:

PERKEMBANGAN KERANGKA AGIL DAN STRUKTUR PRASYARATAN

Disusun Oleh:

WAHYUDI RAMBE110901078VERAWATY120901001ARIKA NAUFAL H120901002ASIMA T. PANGGABEAN1209010581.

2. Perkembangan Kerangka A-G-I-LSecara sederhana, fungsionalisme struktural adalah sebuah teori yang pemahamannya tentang masyarakat didasarkan pada model sistem organik dalam ilmu biologi. Artinya, fungsionalisme melihat masyarakat sebagai sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya. Satu bagian tidak bisa dipahami terpisah dari keseluruhan. Dengan demikian, dalam perspektif fungsionalisme ada beberapa persyaratan atau kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi agar sebuah sistem sosial bisa bertahan. Dalam mengembangkan teori prasyarat atau kebutuhan fungsional agar sebuah sistem sosial bisa bertahan, Parson mendasarkan teorinya tersebut berdasarkan pada premis tentang dua pokok penting yang termasuk ke dalam kebutuhan fungsional dari suatu sistem, yaitu (1) yang berhubungan dengan kebutuhan sistem internal atau kebutuhan sistem ketika berhubungan dengan lingkungannya (sumbu internal-eksternal), dan (2) berhubungan dengan pencapaian sasaran atau tujuan serta sarana yang perlu digunakan untuk mencapai tujuan itu (sumbu instrumental-consummatory). Berdasarkan premis tersebut, Parsons kemudian mengembangkan apa yang dikenal sebagai functional imperatives atau prasyarat agar sebuah sistem bisa bertahan. Prasyarat atau kebutuhan fungsional tersebut adalah adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan latensi atau yang biasa disingkat AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, Latency).1. Adaptation: fungsi yang dimiliki oleh sebuah sistem untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dari sistem tersebut. Artinya, sebuah sistem ibarat makhluk hidup, artinya agar dapat terus berlangsung hidup, sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Contohnya, suatu sistem akan menyaring budaya barat yang masuk ke dalam suatu masyarakat melalui aturanaturan yang ada dalam masyarakat itu sendiri, antara lain aturan tentang kesopanan berpakaian, maupun kesopanan berbicara terhadap orang yang lebih tua. Aturan-aturan itu akan mempengaruhi tindakan suatu masyarakat.

2. Goal Attainment: Merupakan persyaratan fungsional yang muncul dari pandangan Parsons bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya. Yang terutama disini bukanlah tujuan pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota dalam suatu sistem sosial. Menurut skema alat-tujuan , pencapaian adalah tujuannya sedangkan kegiatan penyesuaian yang terjadi sebelumnya adalah alat untuk merealisaasikan tujuan itu. Contohnya, orang yang ada dalam sistem pendidikan akan mengarahkan dirinya untuk suatu tujuan, antara lain, guru akan membimbing muridnya menuju kelulusan dengan nilai memuaskan, dan seorang murid akan mengarahkan dirinya untuk menuju kelulusan dengan kepatuhan, maupun kerajinan dalam dirinya.

3. Integration: Merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interalasi antara para anggota dalam sistem sosial itu baik berupa nilai-nilai dan norma pada masyarakat ditetapkan. Supaya sistem sosial itu berfungsi secara efektif, harus ada solidaritas diantara individu didalamnya. Ini menunjuk pada kebutuhan untuk menjamin bahwa ikatan emosional yang cukup untuk menghasilkan rasa solidaritas dan kerelaaan untuk bekerja sama dikembangkan dan dipertahankan. Ikatan emosional itu tidak boleh tergantung pada keuntungan yang diterima atau sumbangan yang diberikan untk tercapainya tujuan individu atau kolektif.

4. Latent Pattern Mantenance: Latensi merupakan pemeliharaan sebuah pola, dalam hal ini nilai-nilai kemasyarakatan tertentu seperti budaya, norma, aturan dan sebagainya tanpa interaksi. Ini dapat membantu membaharui atau memperkuat komitmen terhadap pola-pola budayanya.

Berdasarkan skema AGIL di atas, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi fungsi sistem adalah sebagai Pemeliharaan Pola (sebagai alat internal), Integrasi (sebagai hasil internal), Pencapaian Tujuan (sebagai hasil eksternal), Adaptasi (alat eksternal).

a) Gerakan-Gerakan Tahap A-G-I-LUrutannya dimulai dengan munculnya suatu tipe ketegangan. Suatu ketegangan dapat dilihat sebagai suatu ketidaksesuaian antara keadaaan suatu sistem sekarang ini dan suatu keadaaan yang diinginkan atau kurangnya suatu pemuasan yang menyenangkan atau keseimbangan yang semakin berkurang. Ketegangan ini merangsang penyesuaian dari suatu tujuan tertentu serta menggiatkan semangat dorong yang diarahkan ke pencapaian tujuan itu. Pencapaian tujuan itu memberikan kepuasaan yang dengan demikian mengatasi ketegangan atau menguranginya.Sebelum tujuan dapat tercapai, harus ada tahap penyesuaian terhadap hal-hal genting. Selama tahap ini, pemuasan harus ditunda dan adanya peningkatan solidaritas diantara para anggota. Tapi tuntutan pelaksanaan tugas yang disiplin demi tercapainya kemajuan sering kali merusak solidaritas emosional. Jadi pada tahap ini, pencapaian tujuan secara khas diikuti oleh suatu tekanan pada integrasi di mana solidaritas secara keseluruhan diperkuat, terlepas dari usaha apa saja untuk tercapainya tugas instrumental. Tahap ini diikuti oleh tahap mempertahankan pola tanpa interaksi atau bersifat laten (latent pattern mantenance).Keseluruhan proses memberikan suatu gambaran mengenai sistem sosial yang mempertahankan suatu keseimbangan dinamis yang berlawanan dengan yang statis. Adanya gangguan-gangguan baru atau karena adanya sumber-sumber ketegangan yang baru yang mungkin masuk sebelum selesainya suatu siklus.Dalam sistem yang lebih besar, seperti masyarakat keseluruhan, tipe-tipe tindakan yang relevan dengan keempat persyaratan fungsional ini dapat dilihat sebagai subsistem-subsistem yang berbeda secara analitis. Dua pokok penting yang termasuk ke dalam kebutuhan fungsional dari suatu sistem, yaitu (1) yang berhubungan dengan kebutuhan sistem internal atau kebutuhan sistem ketika berhubungan dengan lingkungannya (sumbu internal-eksternal), dan (2) berhubungan dengan pencapaian sasaran atau tujuan serta sarana yang perlu digunakan untuk mencapai tujuan itu (sumbu instrumental-consummatory).Kedua sumbu yang merupakan dasar prasyarat fungsional itu dapat dilihat pada gambar 1. Melalui proses sibernetika[footnoteRef:1] kita bisa melihat saling hubung kebutuhan fungsional (yang ditunjukkan oleh anak panah) dari model sistem terbuka parsons. [1: Theodorson and Theodorson (dalam Poloma, 2010: 181-182) membatasi cybernetics sebagai studi komunikasi di antara manusia. Binatang dan mesin, khususnya menekankan umpan balik dari informasi dan fungsi umpan balik dalam proses kontrol. Pada gambar dua anak panah menunjukkan proses umpan balik di antara prasyarat fungsional. Ahli teori Cybernetics mengartikan umpan balik sebagai proses di mana pengetahuan hasil-hasil penampilan selanjutnya, yang karena itu menjaga agar penampilan tersebut tetap menuju pada tujuan.]

Gambar 1InstrumentalConsummatoryL

IntegrationLaten Pattern Maintenance

Internal

Goal AttainmentAdaptationEksternal

A

Sumber: Parson dan Platt (dalam Poloma, 2010: 182)

b) Hierarki Kontrol BudayaSistem budaya merupakan orientasi nilai dasar dan pola normatif yang dilembagakan dalam sistem sosial dan diinternalisasikan dalam struktur kepribadian para anggotanya. Kebudayaan memberikan orientasi dasar yang mengontrol perilaku, tapi harus selalu diberikan batasan-batasan dalam tingkatan yang lebih rendah. Berbagai sistem tindakan juga dihubungkan dengan keempat persyaratan fungsional, sebagai berikut.

Sistem TindakanPersyaratan FungsionalFungsi

Sistem budaya Pemeliharaan pola-pola yang latenKarena fungsi ini menekankan nilai dan norma budaya yang dilembagakan.

Sistem sosialIntegrasiIntegrasi berhubungan dengan interelasi antara berbagai satuan dalam sistem sosial.

Sistem kepribadianPencapaian TujuanBerhubungan dalam hal tujuan-tujuan sistem sosial mencerminkan titik temu dari tujuan individu dan mengarahkannya.

Organisme PerilakuAdaptasiSifat dari masalah penyesuaian sebagian besar ditentukan oleh sifat-sifat biologis individu.

2. Kerangka A-G-I-L Diterapkan pada MasyarakatParsons menggunakan kerangka A-G-I-L untuk menganalisa sistem ekonomi secara mendalam, termasuk proses-proses internal dalam nstitusi ekonomi dan institusi sosial. Sistem ekonomi dilihat sebagai institusi yang memiliki tanggung jawab utama terhadap pemenuhan persyaratan fungsional adaptif untuk masyarakat sebagai sistem sosial, yaitu mengubah sumber-sumber alam menjadi fasilitas yang dapat digunakan baik secara individu dan kolektif.

Struktur Institusional dan Persyaratan FungsionalAdaptasiEkonomiPencapaian TujuanPemerintah

Pemeliharaan pola yang laten Keluarga Agama Pendidikan

Integrasi Sistem Hukum Kontrol Sosial Kebiasaan dan norma antar pribadi Agama

Pemenuhan proses pencapaian tujuan berpusat pada polity atau sistem politik. Untuk masyarakat yang kompleks, tujuan masyarakat akan dipengaruhi kolektivitasnya lebih dari pada individu sebagai warga negara, misalnya partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan. Otoritas dan kekuasaan akhir dalam menetukan keputusan ditentukan oleh pemerintah. Sistem hukum dan struktur kontrol sosial sangat berhubungan dengan pengaturan perilaku eksternal dan pelanggaran yang terjadi. Institusi-institusi agama mempengaruhi fungsi integratif dan membantu mengekang dorongan egoistis. Peningkatan dan penegasan komitmen terhadap nilai-nilai moral juga berkaitan dengan fungsi latent pattern maintenance yaitu mempertahankan nilai-nilai dasar serta norma-norma yang dianut oleh anggota masyarakat. Sistem pendidikan juga struktur utama dengan memberikan sosialisasi bagi calon baru dari setiap generasi bar karena proses sosialisasi penting untuk mempertahankan pola-pola budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Selain itu, institusi keluarga juga relevan dilihat dari sosialisasi awal bagi anak-anak secara khas terjadi dalam keluarga.Keluarga merupakan suatu lingkungan dimana anggotanya mundur dari tuntutan keterlibatan masyarakatnya. Peran-peran okupasional dalam masayarakat menjadi kurang aktif dalam keluarga. Ketegangan dan kepenatan selama orang menjalankan pern okupasionalnya diringankan dengan beristirahat setelah bekerja atau liburan.Dalam kenyataan, setiap institusi sosial dapat menyumbang sedikit banyaknya pada pemenuhan persyaratan-persyaratan fungsional apa saja. Misalnya, perusahaan dagang masuk dalam konteks ekonomi, namun kolektivitas perusahaan-perusahaan itu merupakan bagian masyarakat keseluruhan, dapat mempengaruhi proses politik dalam menentukan tujuan-tujuan masyarakat. Juga, meskipun keluarga menjadi bagian subsistem latent pattern maintenance, keluarga juga memiliki fungsi ekonomi meliputi adaptasi dan lingkungannya.

Sumber Pustaka: Johnson, Doyle, Paul. 1981. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Terjemahan oleh Robert M. Z Lawang. 1986. Jakarta: PT Gramedia. Poloma, Margaret, M. 1979. Sosiologi Kontemporer. Terjemahan Oleh tim penerjemah Yayasan Solidaritas Gadjah Mada. 2010. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.