BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Prasyarat Pre-test
Transcript of BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Prasyarat Pre-test
58
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Prasyarat Pre-test Hasil Belajar
4.1.1 Uji Normalitas Pre-test
Menurut Priyatno dalam Puspitasari (2012:36), uji normalitas digunakan
untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian
ini data hasil pre-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diuji apakah
datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS Version 16.0 dengan menggunakan teknik One Sample
Kolmogrov-smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika
signifikansi > 0,05.
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas Pre-test
eksperimen kontrol
N 39 46
Normal Parametersa Mean 13.2308 14.9130
Std. Deviation 2.79531 2.45697
Most Extreme
Differences
Absolute .134 .193
Positive .084 .111
Negative -.134 -.193
Kolmogorov-Smirnov Z .835 1.307
Asymp. Sig. (2-tailed) .488 .066
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa data normalitas kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang didapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan
dengan hasil Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu kelas eksperimen sebesar 0,488 dan kelas
59
kontrol sebesar 0,066. Jadi dari tabel output dapat diambil kesimpulan bahwa data
tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
Di bawah ini disajikan Grafik 4.1 dan Grafik 4.2 yang menunjukkan bahwa
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Grafik 4.1
Uji Normalitas Pre-Test dari Kelas Eksperimen
Grafik 4.2
Hasil Uji Normalitas Pre-Test Dari Kelas Kontrol
60
4.1.2 Uji Homogenitas Pret-test
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji
homogenenitasnya adalah data nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS version 16.0
yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-
sampel tersebut homogen.
Tabel 4.2
Hasil Uji Homogenitas Pre-test
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa siknifikansi uji homogenitas
sebesar 0,545. Kriteria bahwa kelompok dinyatakan homogen apabila signifikansinya
> 0,05. Berdasarkan tabel 4.4 dapat dapat diperoleh hasil bahwa 0,545 > 0,05 jadi
dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol dinyatakan berasal dari kelompok yang homogen. Maka dari itu penelitian
dapat di lakukan.
4.1.3 Uji-T
Data dianalisis menggunakan teknik uji-t dengan program SPSS version 16.0.
Tabel di bawah ini merupakan hasil pre-test siswa antara kelompok eksperimen yang
menggunakan pendekatan CTL dengan kelompok kontrol yang menggunakan
pendekatan mekanistik dalam pembelajaran.
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.369 1 83 .545
61
Tabel 4.3
Uji-T Pre-test Siswa
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai Equal
variances
assumed
-2.953 83 .004 -8.411 2.849 -14.077 -2.746
Equal
variances not
assumed
-2.921 76.403 .005 -8.411 2.879 -14.145 -2.677
Hasil uji-T dapat dilihat pada Tabel 4.3 dikolom hasil uji t pada tabel tersebut
diketahui bahwa nilai t sebesar -2.953 dengan probabilitas signifikansi (< 0,05) yaitu
0,004. Dilihat dari tabel 4.3 terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
4.2 Analisis Data Post-test Hasil Belajar
4.2.1 Uji Normalitas Post-test
Uji normalitas data juga dilakukan terhadap data post-test untuk mengetahui
apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah
pemberian tes, baik dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji
normalitas data post-test juga menggunakan teknik One Sample Kolmogrov-smirnov.
Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05.
62
Tabel 4.4
Uji Normalitas Post-test
eksperimen kontrol
N 38 46
Normal Parametersa Mean 71.4579 71.3761
Std. Deviation 14.00982 1.30349E1
Most Extreme Differences Absolute .100 .177
Positive .084 .093
Negative -.100 -.177
Kolmogorov-Smirnov Z .617 1.203
Asymp. Sig. (2-tailed) .841 .111
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa selebaran data pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai signifikansi
hasil perhitungan kelas eksperimen yang menunjukkan angka signifikansi sebesar
0,841 (0,841 > 0,05) dan nilai signifikansi hasil perhitungan kelas kontrol
menunjukkan angka sebesar 0,111 (0,111 > 0,05). Dari hasil di atas maka dapat
disimpulkan bahwa selebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal.
Berdasarkan analisis uji normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat disajikan dalam grafik berikut:
63
Grafik 4.3 Uji Normalitas Skor Post-test Eksperimen
Grafik 4.4 Uji Normalitas Skor Post-test Kelas Kontrol
64
4.2.2 Uji Homogenitas Post-test
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji
homogenenitasnya adalah data nilai postest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program
SPSS version 16.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.
Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas Post-test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.222 1 82 .639
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa siknifikansi uji homogenitas sebesar
0,639. Kriteria bahwa kelompok dinyatakan homogen apabila signifikansinya > 0,05.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dapat diperoleh hasil bahwa 0,639 > 0,05 jadi dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
dinyatakan berasal dari kelompok yang homogen.
4.2.3 Uji-T Post-test
Pengujian dengan menggunakan uji-t juga dilakukan terhadap hasil post-test
siswa setelah diberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian ini juga bertujuan untuk
mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen
yang menggunakan pendekatan CTL dan kelompok kontrol yang menggunakan
pendekatan mekanistik. Data dianalisis menggunakan teknik uji-t dengan program
SPSS version 16.0.
65
Table 4.6 merupakan uji-t hasil belajar siswa setelah tindakan antara
kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan CTL dengan kelompok kontrol
yang menggunakan pendekatan mekanistik dalam pembelajaran.
Tabel 4.6
Uji-T Post-test Siswa
t df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai Equal
variances
assumed
.028 82 .978 .082 2.956 -5.798 5.962
Equal
variances not
assumed
.027 76.622 .978 .082 2.976 -5.845 6.009
Hasil uji-T dapat dilihat pada Tabel 4.6 bernilai sebesar 0,28 dengan
probabilitas signifikansi (> 0,05) yaitu 0,978 dan perbedaan berkisar antara -
5,798 - 5.962 (lower -upper). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
tidak terdapat pengaruh pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika kelas 3 SD Negeri Salatiga 09 pada tahun ajaran
2013/2014.
4.3 Hasil Observasi dan Uji Hipotesis Kreativitas
4.3.1 Hasil Observasi Kreativitas Siswa Kelas III
Observasi kreativitas siswa digunakan untuk melihat kreativitas siswa kelas 3
pada mata pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4. dan 4.8.
66
Tabel 4.7
Hasil Observasi Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen
No Nama
Siswa Sebelum Kategori Setelah Kategori
1 AW 40 Sedang 80 Tinggi
2 AS 30 Rendah 30 Rendah
3 AG 20 Rendah 50 Sedang
4 AE 20 Rendah 30 Rendah
5 AN 0 Rendah 30 Rendah
6 AA 10 Rendah 70 Tinggi
7 DN 20 Rendah 70 Tinggi
8 EB 10 Rendah 20 Rendah
9 EP 0 Rendah 20 Rendah
10 FA 40 Sedang 70 Tinggi
11 FN 0 Rendah 10 Rendah
12 GO 30 Rendah 60 Sedang
13 HA 30 Rendah 60 Sedang
14 HD 0 Rendah 10 Rendah
15 IC 10 Rendah 20 Rendah
16 KR 10 Rendah 10 Rendah
17 LP 40 Sedang 70 Tinggi
18 MN 20 Rendah 50 Sedang
19 MY 20 Rendah 70 Tinggi
20 M 10 Rendah 30 Rendah
21 MF. 50 Sedang 80 Tinggi
22 MI 20 Rendah 40 Sedang
23 MS 30 Rendah 50 Sedang
24 MZ 0 Rendah 30 Rendah
25 NA 20 Rendah 50 Sedang
26 NA 0 Rendah 20 Rendah
27 NS 20 Rendah 30 Rendah
28 RA 20 Rendah 60 Sedang
29 RM 30 Rendah 50 Sedang
30 SS 40 Sedang 90 Tinggi
31 SR 20 Rendah 50 Sedang
32 SR 20 Rendah 50 Sedang
67
33 S 0 Rendah 20 Rendah
34 SA 0 Rendah 40 Sedang
35 TA 10 Rendah 50 Sedang
36 WI 10 Rendah 60 Sedang
37 YA 30 Rendah 80 Tinggi
38 ZG 20 Rendah 50 Sedang
39 ZS 0 Rendah 30 Rendah
Kategori Kreativitas Siswa :
Tinggi : 70 ≤ n ≤ 100
Sedang : 40 ≤ n ≤ 60
Rendah : 0 ≤ n ≤ 30
Tabel 4.8
Hasil Observasi Kreativitas Siswa Kelas Kontrol
No Nama
Siswa Sebelum Kategori Setelah Kategori
1 AM 30 Rendah 60 Sedang
2 AA 20 Rendah 50 Sedang
3 AG 20 Rendah 40 Sedang
4 AM 0 Rendah 30 Rendah
5 AN 10 Rendah 30 Rendah
6 AM 0 Rendah 10 Rendah
7 AV 20 Rendah 30 Rendah
8 BR 30 Rendah 20 Rendah
9 BJ 10 Rendah 0 Rendah
10 DS 20 Rendah 30 Rendah
11 DS 40 Sedang 20 Rendah
12 DR 20 Rendah 20 Rendah
13 FN 30 Rendah 20 Rendah
14 FS 40 Sedang 30 Rendah
15 FT 10 Rendah 0 Rendah
16 GA 0 Rendah 0 Rendah
17 HW 10 Rendah 20 Rendah
18 HR 10 Rendah 10 Rendah
19 IA 40 Sedang 20 Rendah
68
Kategori Kreativitas Siswa :
Tinggi : 70 ≤ n ≤ 100
Sedang : 40 ≤ n ≤ 60
Rendah : 0 ≤ n ≤ 30
Pada tabel 4.7 dan 4.8 hasil observasi kreativitas berdasarkan skor yang
didapat. Pada kelas eksperimen sebelum tindakan, dari 39 siswa terdapat 5 siswa
yang mempunyai kreativitas sedang dan 34 siswa mempunyai kategori kreativitas
rendah sedangkan pada kelas kontrol sebelum tindakan, dari 46 siswa terdapat 4
siswa mempunyai kategori kreativitas sedang dan 42 mempunyai kategori kreativitas
20 JA 30 Rendah 20 Rendah
21 KC 20 Rendah 20 Rendah
22 MS 20 Rendah 30 Rendah
23 MM 30 Rendah 20 Rendah
24 MA 30 Rendah 30 Rendah
25 MA 30 Rendah 40 Sedang
26 MF 50 Sedang 60 Sedang
27 MG 20 Rendah 10 Rendah
28 MI 0 Rendah 10 Rendah
29 MR 10 Rendah 30 Rendah
30 NT 20 Rendah 10 Rendah
31 NA 20 Rendah 20 Rendah
32 NH 20 Rendah 20 Rendah
33 PM 30 Rendah 20 Rendah
34 PA 0 Rendah 0 Rendah
35 RM 30 Rendah 30 Rendah
36 RD 10 Rendah 10 Rendah
37 RI 20 Rendah 20 Rendah
38 SO 10 Rendah 20 Rendah
39 SA 0 Rendah 0 Rendah
40 TG 20 Rendah 20 Rendah
41 TA 10 Rendah 30 Rendah
42 TA 0 Rendah 0 Rendah
43 TV 30 Rendah 20 Rendah
44 VN 20 Rendah 30 Rendah
45 MR 20 Rendah 30 Rendah
46 AF 30 Rendah 30 Rendah
69
rendah. Pada kelas eksperimen setelah tindakan dari 39 siswa berubah menjadi 9
siswa mempunya kategori kreativitas tinggi, 16 siswa dengan kategori kreativitas
sedang, dan 14 siswa mempunyai kategori kreativitas rendah. Lain halnya dengan
kelas kontrol setelah tindakan, dari 46 siswa terdapat 5 siswa mempunyai kategori
kreativitas sedang dan 41 siswa mempunyai kategori kreativitas rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan kreativitas, karena siswa lebih berani dalam
menyampaikan pendapat, siswapun menjawab pertanyaan yang diajukan guru lebih
dari 5 jawaban yang berbeda, siswa berusaha mencari solusi yang terbaik ketika
terdapat permasalahan, siswa mencari solusi lain jika di dalam kelompok terdapat
permasalahan, siswa mempunyai alternatif jawaban untuk memecahkan suatu
masalah, siswa lebih berani memberikan gagasan yang baru dibanding siswa lainnya,
siswa memberikan gagasan tanpa meniru gagasan siswa lainnya, siswa mencari
informasi sebanyak-banyaknya sebelum mengambil keputusan terhadap
permasalahan, siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan dengan
bahasa serta pemikiran mereka sendiri, dan siswa menyimpulkan pembelajaran
dengan cara yang berbeda.
4.3.2 Uji Mann-Whitney U-Test
U-test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen
bila datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2011:153). Pengujian dengan
menggunakan Mann – Whitney U-Test dilakukan terhadap hasil observasi kreativitas
siswa setelah diberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian ini dilihat dari ranking
masing-masing kelas kemudian dianalisis dengan teknik uji-t dengan menggunakan
program SPSS version 16.0.
Tabel 4.10 adalah hasil uji Mann-Whitney U-Test kreativitas siswa setelah
tindakan antara kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan CTL dengan
kelompok kontrol yang menggunakan pendekatan mekanistik dalam pembelajaran.
70
Tabel 4.9
Ranking Kreativitas
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
nilai eksperimen 39 56.87 2218.00
kontrol 46 31.24 1437.00
Total 85
Tabel 4.10
Mann – Whitney U-Test Kreativitas Siswa
Nilai
Mann-Whitney U 356.000
Wilcoxon W 1.437E3
Z -4.849
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: kelas
Berdasarkan Tabel 4.9 hasil analisis uji Mann Whitney U-Test terlihat bahwa
signifikansinya 0,00 sehingga kurang dari > 0,05. Dengan tingkat signifikansi yang <
0,05 maka menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dalam penelitian ini
Ho yang menyatakan tidak tidak terdapat pengaruh pendekatan CTL terhadap
kreativitas siswa pada mata pelajaran matematika kelas 3 SD Negeri Salatiga 09 pada
tahun ajaran 2013/2014 ditolak. Sedangkan Ha dalam penelitian ini yang menyatakan
ada pengaruh antara penerapan pendekatan CTL terhadap kreativitas siswa pada mata
pelajaran matematika siswa kelas 3 SD N Salatiga 09 semester II tahun pelajaran
2013/2014 diterima.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendaktan CTL terhadap
kreativitas dan hasil belajar siswa kelas 3 SD N Salatiga 09 pada mata pelajaran
matematika semester II tahun pelajaran 2013/2014 dengan materi pembelajaran yang
71
sama yaitu tentang bangun datar sederhana. Setelah dilakukan pembelajaran pada
kedua kelas tersebut, kemudian kedua kelas diberikan tes (posttest), yang nantinya
data hasil posttest tersebut digunakan untuk kepentingan analisa serta pengujian
hipotesis.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dan disajikan
sebelumnya, hasil hipotesis tersebut menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan
CTL berpengaruh terhadap kreativitas siswa tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas 3 SD N Salatiga 09. Hal ini
terlihat pada tabel hasil Mann-Whitney U-test hasil observasi kreativitas siswa setelah
tindakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan rata-rata
ranking pada kelas eksperimen sebesar 58,67 sedangkan pada kelas kontrol sebesar
31,24 dan signifikansi yang ditunjukkan sebesar 0,000. Nilai signifikansi
menunjukkan lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima berarti terdapat pengaruh antara pendekatan CTL terhadap kreativiatas siswa
pada mata pelajaran matematika kelas 3 SD Negeri Salatiga 09 pada tahun ajar
2013/2014. Bukti lain juga ditunjukkan pada hasil observasi kreativitas berdasarkan
skor yang didapat. Pada kelas eksperimen sebelum tindakan, dari 39 siswa terdapat 5
siswa yang mempunyai kreativitas sedang dan 34 siswa mempunyai kategori
kreativitas rendah sedangkan pada kelas kontrol sebelum tindakan, dari 46 siswa
terdapat 4 siswa mempunyai kategori kreativitas sedang dan 42 mempunyai kategori
kreativitas rendah. Pada kelas eksperimen setelah tindakan dari 39 siswa berubah
menjadi 9 siswa mempunya kategori kretivitas tinggi, 16 siswa dengan kategori
kreativitas sedang, dan 14 siswa mempunyai kategori kreativitas rendah. Lain halnya
dengan kelas kontrol setelah tindakan, dari 46 siswa terdapat 5 siswa mempunyai
kategori kreativitas sedang dan 41 siswa mempunyai kategori kreativitas rendah.
Indikator kreativitas pada kelas eksperimen sudah mengalami peningkatan semua,
setidaknya dari 2 pertemuan, mempunyai kategori minimal sedang, berbeda dengan
kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional yang masih mempunya
kategori kreativitas rendah. Hal ini juga dibuktikan pada rata-rata ranking kreativitas
72
pada kedua kelas, pada kelas eksperimen dari 39 siswa mempunyai rata-rata 56,87,
sedangkan pada kelas kontrol dari 46 siswa mempunyai rata-rata sebesar 31,24. Hal
ini menunjukkan kreativitas dari kedua kelas dengan tindakan yang berbeda
mempunyai selisih yang terpantau jauh pula.
Hal lain terlihat pada hasil analisis uji-T hasil belajar dilihat pada Tabel 4.7
dikolom F test (Levenes Test) diatas bernilai 0,222 dan dengan nilai signifikansinya
(> 0,05) yaitu bernilai 0,639. Sedangkan hasil uji t pada tabel tersebut diketahui
bahwa nilai t sebesar 0,28 dengan probabilitas signifikansi (> 0,05) yaitu 0,978 dan
perbedaan berkisar antara -5,798 - 5.962 (lower -upper). Artinya bahwa perlakuan
yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu pendekatan CTL tidak terdapat pengaruh
antara pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
kelas 3 SD Negeri Salatiga 09 pada tahun ajar 2013/2014.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2011),
Septiyani (2013), Lestari (2010), Hidayah (2010), Ratih dkk (2014) yang
menungkapkan bahwa pendekatan CTL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika, akan tetapi hal ini sejalan dengan penelitan yang
dilakukan oleh Mulyasari dkk (2012) dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Pembelajaran Kontekstual terhadap hasil Hasil Belajar Matematika
Siswa ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa” diperoleh hasil tidak terdapat
perbedaan hasil belajar antara pembelajaran kontektual dan pembelajaran
konvensional ditinjau dari kemampuan awal siswa.
Temuan hal baru setelah menggunakan pendekatan CTL adalah pemahaman
siswa akan materi, dibutuhkan suatu proses yang panjang, dan tidak dapat
ditingkatkan serta merta dalam waktu yang singkat. Hal lain juga disebabkan oleh
siswa yang masih menghafal pengetahuan yang mereka dapat secara langsung tanpa
merekontruksikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
Sehingga mereka mudah lupa dengan materi yang telah diajarkan seperti yang terjadi
pada pendekatan mekanistik/pembelajaran konvensional. Selain itu, mereka juga
belum memaknai pembelajaran sehingga membingungkan mereka bagaimana
73
menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari. Hal ini terlihat pada saat
penyelesaian masalah atau soal yang diberikan. Siswa menyelesaikan soal yang
diberikan namun dengan konsep yang tidak sesuai. Padahal soal tersebut hanya
dimodifikasi dari soal yang telah diberikan sebelumnya. Selain itu terdapat siswa
yang merasa khawatir untuk berkelompok, karena minder dengan teman yang lain
yang lebih pandai, hal ini menyebabkan informasi yang didapat oleh siswa tersebut
kurang maksimal. Kemudian, pembelajaran yang dilaksanakan pada jam akhir
pelajaran membuat siswa merasa kelelahan, hal ini berdampak pada
ketidaksemangatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berbeda dengan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan mekanistik (konvensional).
Berdasarkan pengamatan peneliti, guru menjelaskan materi secara runtut dan
terperinci kepada siswa dengan cara ceramah, dan di tiap-tiap materi yang sudah
dijelaskan, guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk langsung dijawab oleh
siswa. Selain itu siswa diminta untuk mengerjakan buku LKS dengan berbagai jenis
soal yang berbeda. Dengan pelaksanaan pembelajaran seperti itu, justru
memungkinkan siswa untuk memahami materi lebih baik. Apabila dilihat dari rata-
rata hasil belajar siswa setelah post-test, terlihat bahwa rata-rata nilai siswa pada kelas
eksperimen sebesar 71,46, sedangkan rata-rata nilai siswa pada siswa kelas kontrol
sebesar 71,38. Perbedaan nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
terpantau jauh, hanya selisih 0,08.
74