maklaah agil lagi2

download maklaah agil lagi2

of 21

description

free

Transcript of maklaah agil lagi2

Tinea Kruris Roni AJ Simanjuntak 102010199Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No 6, Jakarta Telp. (021) 5605140 E-mail [email protected]

PendahuluanTinea kruris adalah suatu infeksi jamur pada daerah pubis, sela paha, bokong, dan kadang sampai perut bagian bawah, yang disebabkan oleh spesies dermatofita. Penularan tinea kruris terjadi melalui beberapa cara, antara lain melalui kontak langsung dari pasien ke orang lain, dan penyebaran tidak langsung melalui kontak dengan benda-benda pribadi yang dipakai oleh pasien seperti handuk, perlengkapan tidur, pakaian dalam dan kain sarung. Spesies ini mudah berkembang bila terdapat faktor pencetus, misalnya suhu panas dan lembab, kebersihan diri yang kurang baik, serta faktor predisposisi yang berasal dari tubuh pejamu, antara lain hiperhidrosis, obesitas, diabetes melitus, dan gangguan imunitasTujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih memahami tentang penyakit-penyakit kulit dalam blok skin and integument.Anamnesis Jenis anamnesis yang dapat dilakukan adalah autoanamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis dapat dilakukan jika pasien masih berada dalam keadaan sadar. Sedangkan bila pasien tidak sadar, maka dapat dilakukan alloanamnesis yang menyertakan kerabat terdekatnya yang mengikuti perjalanan penyakitnya.21. Identitas PasienMenanyakan kepada pasien/ orang tua dari anak : Nama lengkap pasien, umur pasien ,tanggal lahir, jenis kelamin,agama, alamat, umur (orang tua), pendidikan dan pekerjaan (orang tua) ,suku bangsa.22. Keluhan Utama : 2Menanyakan keluhan utama pasien yaitu : keluhan bercak merah pada kedua lipatan paha yang terasa gatal saat cuaca panas atau saat berkeringat banyak.3. Riwayat Penyakit Sekarang2Menanyakan kepada pasien : Kapan pertama kali pasien memperhatikan adanya bercak merah? Dimana letak penyebarannya? Apakah terasa gatal ? Adakah bercak merah di tempat lain selain di lipatan paha ? Adakah faktor pemicu seperti hygiene yang kurang, obesitas, banyak berkeringat dan lain-lain ? Bagaimana perubahan warna yang terjadi (misalnya pigmentasi meningkat) ? Sudah berapa lama terjadi ? Apakah ada komplikasi dan gejala klinis lain yang dirasakan ?4. Riwayat Penyakit Dahulu2 Apakah pasien pernah terkena penyakit kulit sebelumnya ? Apakah pasien memiliki masalah dengan gangguan kulit di masa kecil?5. Riwayat Obat-obatan2 Apakah pasien sudah melakukan tindakan pengobatan seperti berobat ke dokter lain? Pernahkan pasien menggunakan obat untuk penyakit kulit ? Apakah setelah menggunakan obat pasien bertambah baik atau semakin memburuk?6. Riwayat Alergi2 Apakah pasien memiliki alergi obat ? Jika ya, seperti apa reaksi yang timbul ? Apakah mengetahui kemungkinan allergen yang lain misalnya alergi jamur ? Pernahkah pasien menjalani patch test atau pemeriksaan respons IgE ?7. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga2 Adakah riwayat penyakit kulit dalam keluarga pasien ? Adakah orang lain di keluarga yang mengalami kelainan serupa ?Pemeriksaan FisikPemeriksaan kulit dilakukan dengan cahaya yang cukup sementara pasien berbaring terlentang. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi dan palpasi. Inspeksi Dilihat apa saja kelainan kulit yang ditemukan dan tentukan distribusinya. Asimetris, simetris, lokal atau meluas. Perhatikan morfologi apakah berupa eritema atau urtikaria, merah dan bersisik (eksematosa, psoriasiform atau likenoid), vaskulitis, vesikobulosa atau eritroderma ? Periksa tempat lain yang mungkin terkena. Lengkapi dengan pemeriksaan pada kulit kepala, mata, tangan dan kuku, mulut, daerah anogenital dan kaki.3 Tentukan perluasan (lokal, regional, generalisata atau universal) dan pola distribusi (simetris atau asimetris, daerah pajanan, tempat tekanan, lipatan kulit atau folikular). Apakah lokasi berhubungan dengan pakaian, pajanan sinar matahari ? Bagaimana warna dan bentuk lesi (misalnya bulat, lonjong, poligonal, anular, serpiginosa, bertangkai) ? Mendokumentasikan kelainan kulit dengan akurat sangat penting dan bisa dibantu oleh foto.2 PalpasiLakukan palpasi lesi untuk mengetahui suhu, mobilitas, nyeri tekan dan kedalaman. Periksa adanya pembesaran kelenjar getah bening yang merupakan drainase.2Efloresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan sekunder. Makula eritematosa, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustula. Jika kronis atau menahun maka efloresensi yang tampak hanya makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan disertai likenifikasi. Garukan kronis dapat menimbulkan gambaran likenifikasi.4 Kandidosis5Kandidosis atau kandidiasis ialah penyakit jamur yang menyerang kulit, kuku, selaput lendir, dan alat dalam yang disebabkan oleh berbagai spesies candida.Sejarah Hippocrates menegakan diagnosis aphtae atau oral thrush pada pasiennya, namun hubungan antara penyakit tersebut dengan candida sebagai penyebab baru ditemukan oleh Berg pada tahun 1841 dan Bannet pada tahun 1844. Robin pada tahun 1853 menemukan bahwa jamur tersebut juga dapat menyebabkan infeksi sitemik pada pasien yang sakit berat. PenyebabPenyebab kandiosis adalan Candida yaitu khamir yang sering ditemukan pada manusia dan binatang sebagai saprofit. Spesiaes yang ditemukan pada manusia ialah Candida albicans, Candida tropicalis, Candida krusei, Candida para psilolis, Candida guiliermondii, Candida kefyr, Candida glabrata, dan Candida dubliniensis. Penyebab terbanyak kandidosis adalah candida albicans, spesies dengan patogenisitas paling tinggi.Dialam bebas jamur tersebut ditemukan ditanah, meskipun jarang, dan biasanya terjadi karena kontaminasi tinja. Jamur juga ditemukan pada buah-buahan, tinja binatang terutama tinja babi, dan air. Candida dikenal sebagai jamur dimorfik karena mampu membentuk sel ragi dan hifa semu. Sel ragi atau blastospora/blastokonidia merupakan sel bulat atau oval dengan atau tanpa tunas. Hifa semu terbentuk dengan cara elongasi sel ragi yang membentuk rantai yang rapuh.Patologi dan Gejala Klinis6Pada manusia, Candida spp. Sering ditemukan dalam rongga mulut orang sehat, saluran cerna, saluran nafas bagian atas, mukosa vagina, dan dibawah kuku sebagai saprofit atau komensal tanpa menyebabkan penyakit. Bila terjadi perubahan fisiologis atau penurunan kekebalan selular maupun sistem pagositosis maka candida yang saprofit akan mampu menyebabkan penyakit. Faktor yang berperan dalam perubahan komensal menjadi pathogen dikenal sebagai faktor risiko. Salah satu faktor diatas akan menyebabkan kolonisasi yang dapat berlanjut menjadi infeksi. Faktor risiko tersebut ialah : 1) fisiologik : kehamilan, umur (usia sangat muda/sangat tua), siklus menstruasi; 2) non fisiologik : trauma (kerusakan kulit karena pekerjaan, maserasi kulit pada tukang cuci dan kerusakan mukosa mulut (karena tekanan gigi palsu), malnutrisi (defisiensi riboflavin), kelainan endokrin (diabetes mellitus), keganasan (karsinoma, keganasan hematologic), pasien yang dirawat diruang intensif, pengobatan dengan antibiotic, kortikosteroid, sitostatik dan imonosupresan, penyakit infeksi lain atau penyakit menahun dan defisiensi imun (AIDS), neutropenia, kolonisasi jamur. berdasarkan lokalisasinya kandidosis dibagi menjadi kandidosis superfisialis dan kandidosis sistemik atau invansif. Kandidosis superfisialis dapat mengenai kulit, mukosa, dan kuku, sedangkan kandidosis sistemik mengenai alat dalam dan kerapbermanifestasi sebagai kandidemia.Kandidosis SuperfisialisKandidosis Kulit7Kelainan pertama ditemukan pada daerah yang lembab dan hangat. Disentegrasi jaringan pada tempat tersebut menyebabkan turunnya imunitas local yang akan menyebkan kandidosis kulit. Kandidosis kulit sering terjadi disela jari kaki/tangan, inguinal, perineum, bawah payudara dan ketiak. Kandidosis pada sela jari kaki atau tangan dikenal sebagai penyakit kutu air atau rangen. Biasanya hal itu terjadi akibat pekerjaan atau kebiasaan yang banyak berhubungan dengan air. Pada bayi sering terjadi kandidosis inguinal dan perineum akibat perawatan yang kurang baik dan timbul lesi kemerahan dibagian kulityang tertutup popok (diaper rash). Pada orang dewasa kandidiasis inguinal sering ditemukan pada perempuan dengan kandidosis vagina yang kurang memperhatikan kebersihan. Kandidosis akut dimulai dengan gambaran lesi vesikopustular yang dapat meluas. Biasanya terjadi maserasi dan eritem, dengan dasar merah dan membrane berwarna putih dan sering ditemukan lesi satelit disekitarnya . gejala utama ialah rasa gatal dan rasa sakit bila terjadi maserasi atau infeksi sekunder oleh kuman. Pada keadaan yang menahun gambaran klinis sering tidak khas dan dapat menyerupai tinea vesikolor.Kandidosis KukuKandidosis kuku biasanya terjadi pada orang dengan kelainan congenital seperti kandidosis mukokutaneus kronik, orang yang sering berhubungan dengan air dan pasien diabetes mellitus. Kelainan yang terjadi adalah paronikia dan gejala yang penting adalah kemerahan didaerah sekitar kuku dan bawah kuku yang disertai rasa nyeri. Paronikia yang disebabkan candida cenderung kronik. Kuku yang terkena dapat berubah warna, menjadi seperti susu atau warna lain, rapuh dan menebal. Kadang-kadang permukaan kuku menimbul dan tidak rata yang dapat disertai lepas atau hilangnya kuku. Kelainan ini dapat mengenai satu, beberapa atau seluruh kuku tangan dan kaki.Kandidosis Selaput LendirKandidosis mukosa dapat menganai mukosa vagina, orafarings, esophagus dan kadang-kadang mukosa intestinal. Kandidosis orofarings (KOF) banyak ditemukan pada bayi, orang lanjut usia, dan individu imunokompromis yang memiliki penyakit utama yang serius, misalnya penderita diabetes mellitus, leukemia, neoplasia, penggunaan steroid, antibiotik, radiasi dan penderita HIV/AIDS. Pada bayi sering ditemukan sebagai bercak putih seperti sisa susu dibibir, lidah atau selaput lender mulut. Keadaan tersebut juga dapat ditemukan pada orang dewasa.Kandidosis oroforings kerap terjadi pada penderita HIV/AIDS. Sebanyak 80-90% pasien kelompok tersebut akan mengalami KOF pada berbagai stadia penyakitnya. Pada pasien HIV/AIDS dengan kadar CD4