PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate...

8
1 Metodologi Peringkat Kredit Perusahaan ICRA Indonesia PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen surat hutang yang sedang diperingkat. Secara ringkas, proses utamanya adalah memperkirakan kemampuan penerbit surat hutang yang bersangkutan (emiten) untuk menghasilkan arus kas operasional dan menilai kecukupan kas tersebut terhadap kewajibankewajiban pembayaran hutang emiten selama masa berlaku surat hutang. Proses pemeringkatan tersebut juga mencakup dukungan terhadap arus kas operasional yang mungkin tersedia dari sumber lain. Dukungan itu, yang juga disebut sebagai fleksibilitas keuangan, memberikan petunjuk tentang kemampuan emiten untuk membiayai kembali (refinance) kewajibankewajiban yang jatuh tempo dan mendapatkan dana melalui caracara seperti menjual efek/sekuritasyang dimilikinya dan meminta dukungan dari kelompok (grup) induknya. Semua faktor yang menimbulkan dampak pada kemampuan emiten untuk menghasilkan arus kas dipertimbangkan dalam prosespemeringkatan. Secara konsep, faktorfaktor itu dapat dikelompokkan sebagai resiko bisnis, resiko keuangan dan faktorfaktor yang terkait dengan para sponsor/manajemen. Proses pemeringkatan ICRA Indonesia menekankan penilaian resiko bisnis sama pentingnya dengan penilaian rasiorasio keuangan. Untuk penilaian resiko kredit, bisnis yang stabil (resiko industri yang rendah) ‐‐bahkan jika memiliki arus kas yang relatif lebih kecil‐‐ dipandang lebih menguntungkan dibandingkan dengan bisnis yang tingkat fluktuasinya tinggi (resiko industri yang lebih tinggi) sekalipun berpotensi menghasilkan arus kas yang relatif lebih besar. Analisis resikoresiko itu dilengkapi dengan analisis arus kas untuk mengetahui kecukupan proyeksi arus kas emiten dibandingkan dengan kewajibankewajiban pembayaran hutangnya. Kerangka kerja analisis resiko untuk sektor manufaktur, misalnya, dapat digambarkan sebagai berikut: RESIKO BISNIS Resiko Industri Posisi Persaingan Kualitas Sponsor/Manajemen Resiko Proyek Baru RESIKO KEUANGAN Posisi Keuangan Profitabilitas Struktur Modal Fleksibilitas Keuangan Kecukupan Arus Kas Mendatang

Transcript of PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate...

Page 1: PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate Rating... · arus kas yang relatif lebih kecil‐‐ dipandang ... yang tingkat fluktuasinya

 

1  Metodologi Peringkat Kredit Perusahaan  

ICRA Indonesia

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia)  

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* 

  Tujuan  dasar  peringkat  kredit  perusahaan  adalah memberikan  pendapat  tentang  resiko  kredit relatif yang terkait dengan instrumen surat hutang yang sedang diperingkat. Secara ringkas, proses utamanya adalah memperkirakan kemampuan penerbit surat hutang yang bersangkutan (emiten) untuk  menghasilkan  arus  kas  operasional  dan  menilai  kecukupan  kas  tersebut  terhadap kewajiban‐kewajiban  pembayaran  hutang  emiten  selama  masa  berlaku  surat  hutang.  Proses pemeringkatan  tersebut  juga mencakup dukungan  terhadap arus kas operasional yang mungkin  tersedia  dari  sumber  lain.  Dukungan  itu,  yang  juga  disebut  sebagai  fleksibilitas  keuangan, memberikan  petunjuk  tentang  kemampuan  emiten  untuk  membiayai  kembali  (refinance) kewajiban‐kewajiban yang jatuh tempo dan mendapatkan dana melalui cara‐cara seperti menjual efek/sekuritasyang  dimilikinya  dan meminta  dukungan  dari  kelompok  (grup)  induknya.  Semua faktor  yang  menimbulkan  dampak  pada  kemampuan  emiten  untuk  menghasilkan  arus  kas dipertimbangkan dalam prosespemeringkatan.  Secara konsep, faktor‐faktor  itu dapat dikelompokkan sebagai resiko bisnis, resiko keuangan dan faktor‐faktor yang terkait dengan para sponsor/manajemen. Proses pemeringkatan ICRA Indonesia menekankan  penilaian  resiko  bisnis  sama  pentingnya  dengan  penilaian  rasio‐rasio  keuangan. Untuk penilaian resiko kredit, bisnis yang stabil (resiko industri yang rendah) ‐‐bahkan jika memiliki arus  kas  yang  relatif  lebih  kecil‐‐  dipandang  lebih menguntungkan  dibandingkan  dengan  bisnis yang  tingkat  fluktuasinya  tinggi  (resiko  industri  yang  lebih  tinggi)  sekalipun  berpotensi menghasilkan arus kas yang relatif lebih besar. Analisis resiko‐resiko itu dilengkapi dengan analisis arus kas untuk mengetahui kecukupan proyeksi arus kas emiten dibandingkan dengan kewajiban‐kewajiban  pembayaran  hutangnya.  Kerangka  kerja  analisis  resiko  untuk  sektor  manufaktur, misalnya, dapat  digambarkan sebagai berikut:   RESIKO BISNIS 

• Resiko Industri • Posisi Persaingan • Kualitas Sponsor/Manajemen • Resiko Proyek Baru 

 RESIKO KEUANGAN 

• Posisi Keuangan • Profitabilitas • Struktur Modal • Fleksibilitas Keuangan • Kecukupan Arus Kas Mendatang 

Page 2: PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate Rating... · arus kas yang relatif lebih kecil‐‐ dipandang ... yang tingkat fluktuasinya

 

2  Metodologi Peringkat Kredit Perusahaan  

ICRA Indonesia

Beberapa faktor resiko penting yang dianalisis oleh  ICRA  Indonesia dalam menentukan peringkat kredit dibahas di bagian‐bagian yang berikut ini.  Resiko Bisnis  Resiko bisnis yang dihadapi oleh suatu emiten surat hutang adalah gabungan dari resiko industri di sektor‐sektor produk utamanya dan posisi persaingannya dalam industri yang bersangkutan.  Resiko Industri  Tujuan analisis ini adalah menilai daya tarik industri di mana emiten beroperasi. Aspek‐aspek yang diteliti mencakup:  

• keadaan permintaan‐penawaran sekarang dan masa mendatang • intesitas persaingan • kerentanan terhadap barang impor • resiko peraturan • prospek industri‐industri pemakai produk/jasa emiten • intensitas modal kerja • prospek ke depan dari industri yang bersangkutan 

 Analisis  industri  dimulai  dengan  penilaian  tentang  bisnis  di mana  emiten  beroperasi. Dinamika bisnis  tersebut  mempengaruhi  resiko  operasi  suatu  emiten  sampai  batas  tertentu.  Analisis berfokus pada prospek keseluruhan industri maupun faktor‐faktor yang penting bagi keberhasilan dalam  industri  itu.  Faktor‐faktor  yang  dinilai  mencakup  keadaan  permintaan‐penawaran, intensitas  persaingan,  dasar‐dasar  persaingan  dan  berbagai  macam  sumber  ancaman.  Yang disebut menguntungkan dalam hal ini mencakup pertumbuhan permintaan yang baik, laba operasi yang stabil dan intentitas modal yang moderat.  Posisi Persaingan Emiten  Penilaian  tentang posisi persaingan emiten dalam  suatu  industri dilakukan berdasarkan efisiensi operasinya dan posisinya di pasar. Beberapa di antara faktor yang dinilai adalah:  • skala operasi • keunggulan teknologi yang dipakai • kekuatan dan posisi biaya modal • keunggulan lokasi dalam hal kedekatan dengan sumber bahan baku maupun pasar • efisiensi operasi (profitabilitas, reject rate, pemakaian energi dsb) • posisi di pasar sebagaimana yang tercermin pada pangsa pasar, kemampuan menaikkan harga 

jual, bentangan jaringan distribusi dan hubungan dengan para pelanggan utama.  

Biasanya, perbandingan dengan emiten yang sejenis dilakukan untuk menilai setiap faktor di atas. Bobot yang dilekatkan pada faktor‐faktor itu bergantung pada kepentingan relatif faktor‐faktor itu 

Page 3: PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate Rating... · arus kas yang relatif lebih kecil‐‐ dipandang ... yang tingkat fluktuasinya

 

3  Metodologi Peringkat Kredit Perusahaan  

ICRA Indonesia

dalam  industri  yang bersangkutan. Misalnya,  jika  emiten bergerak dalam bisnis  komoditi, biaya produksi  yang  rendah  adalah  faktor  terpenting  karena pembedaan produk  tidak  relevan  dalam bisnis  ini.  Sebaliknya,  biaya  produksi  dipengaruhi  oleh  faktor‐faktor  yang  disebut  sebelumnya, misalnya penghematan karena skala (economy of scale), keunggulan karena pemakaian teknologi mutakhir dan seterusnya.  Perbandingan  tersebut  dilakukan  untuk menentukan  efisiensi  operasi  poduksi  relatif  terhadap yang  lain. Beberapa di antara  indikator efisiensi poduksi adalah produktivitas sumber daya  (baik aset  maupun  tenaga  kerja),  rasio  pemakaian  bahan  baku  dan  pemakaian  energi.    Efisiensi penagihan pihutang dan tingkat persediaan adalah  indikator‐indikator penting untuk posisi pasar dan efisiensi operasi.  Berbeda  dari  kasus  komoditi,  ada  industri‐industri  di mana  pembedaan  produk  adalah  elemen terpenting dalam persaingan. Misalnya, industri barang konsumsi. Bagi emiten di sektor ini, faktor‐faktor  yang  sangat  penting mencakup  penempatan  posisi  produk,  persepsi mutu  produk  atau kekeuatan mereknya  (brand  equity),  kedekatan  dengan  pasar,  bentang  jaringan  distribusi  dan hubungan dengan para pelanggan. Posisi emiten dalam parameter‐parameter  itu akan tercermin pada kemampuannya memelihara atau meningkatkan pangsa pasar dan menaikkan harga jual.  Resiko Proyek Baru  Skala  dan  sifat  proyek  baru  dapat  mempengaruhi  profil  resiko  suatu  emiten.  Diversifikasi  ke produk‐produk baru yang tidak terkait akan dievaluasi secara rinci. Selain alasan dalam melakukan proyek  baru,  faktor‐faktor  lain  yang  dinilai  mencakup:  (i)  rekam  jejak  manajemen  dalam pelaksanaan  proyek;  (ii)  pengalaman  dan  kualitas  tim  pelaksana  proyek;  (iii)  pengalaman  dan rekam  jejak  pemasok  teknologinya;  (iv)  daya  saing  biaya modalnya;  (v)  pengaturan  pendanaan yang  ada;  (vi)  kaitan‐kaitan  dengan  bahan  baku;  (vii)  perkiraan  permintaan;  (viii)  lingkungan persaingan;  dan  (ix)  pengaturan  dan  rencana  pemasaran.  Dampak  resiko  proyek  terhadap peringkat  emiten  bergantung  pada  skala  proyek  relatif  terhadap  skala  bisnis  dan  arus  kas  dari operasi yang sudah ada.  Resiko Keuangan  Tujuan  analisis  ini  adalah menentukan  posisi  keuangan  emiten  dan  profil  resikonya.  Beberapa aspek yang dianalisis secara rinci dalam konteks ini adalah:  Tingkat  keuntungan  operasional:  analisis  ini  berfokus  pada  kecenderungan  (tren)  keuntungan operasional emiten dan bagaimana hal tersebut dibandingkan dengan pemain yang sejenis.  Rasio  hutang:  tujuan  analisis  ini  adalah  mengetahui  tingkat  hutang  emiten  relatif  terhadap dana/modal sendiri dan sehubungan dengan skala resiko‐resiko bisnis yang dihadapi oleh emiten.   Rasio‐rasio  kemampuan pembayaran hutang:  tujuan  analisis  ini  adalah mengetahui  kecukupan laba yang dihasilkan sehubungan dengan kewajiban pembayaran hutang. 

Page 4: PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate Rating... · arus kas yang relatif lebih kecil‐‐ dipandang ... yang tingkat fluktuasinya

 

4  Metodologi Peringkat Kredit Perusahaan  

ICRA Indonesia

 Intensitas modal kerja: analisis  ini menyangkut  tren pada  indikator‐indikator  yang penting bagi modal kerja misalnya piutang, persediaan dan hutang usaha,  juga dibandingkan dengan pemain sejenis.  Analisis arus kas: Kas diperlukan untuk membayar  kewajiban. Arus  kas mencerminkan  sumber‐sumber  kas  yang  dihasilkan  dan  pemakaiannya.  Yang  dianalisis  di  sini  adalah  tren  arus  kas operasional emiten (setelah penyesuaian terhadap perubahan modal kerja), arus kas ditahan dan arus  kas  bebas  (setelah  memenuhi  kewajiban  pembayaran  hutang  maupun  kebutuhan pengeluaran modal). Analisis arus kas juga membantu pemahaman tentang sumber dana dari luar yang diperlukan emiten untuk memenuhi kewajiban‐kewajibannya yang jatuh tempo.   Resiko yang terkait dengan mata uang asing: Resiko  ini timbul jika biaya dan pendapatan utama emiten  ada  dalam  berbagai  macam  mata  uang.  Misalnya  emiten  yang  melakukan  penjualan sebagian  besar  di  pasar  lokal  tetapi melakukan  banyak  sekali  impor  atau  emiten  berorientasi ekspor dengan struktur biaya sepenuhnya lokal. Resiko mata uang asing itu dapat juga timbul dari kewajiban‐kewajiban  keuangan  yang  tidak  terlindungnilai,  terutama  bagi  emiten  yang  sebagian besar  pendapatannya  dalam mata  uang  lokal.  Fokus  analisis  ini  adalah  kebijakan  lindung  nilai emiten yang bersangkutan menyangkut  jangka waktu dan  sifat kontrak‐kontraknya dengan para klien (jangka pendek/jangka panjang, harga tetap/harga yang dapat berubah).   Ketidaksesuaian  tanggal  jatuh  tempo  dan  resiko  yang  terkait  dengan  suku  bunga  maupun refinancing: Kebergantungan yang besar pada pinjaman jangka pendek untuk mendanai investasi jangka  panjang  dapat  memaparkan  suatu  emiten  kepada  resiko‐resiko  pembiayaan  kembali (refinancing) yang besar, terutama pada masa‐masa  likuiditas yang ketat. Adanya aset‐aset yang mudah dijual atau fasilitas pinjaman bank yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dianggap positif. Seberapa  jauh emiten akan  terkena dampak pergerakan  suku bunga  juga akan dinilai.   Kualitas  laporan keuangan: Dalam hal  ini kebijakan akutansi, catatan  tentang  laporan keuangan dan opini auditor yang merupakan bagian dari laporan tahunan ditinjau. Setiap penyimpangan dari prinsip akuntansi umum dicatat dan selanjutnya  laporan keuangan emiten akan disesuaikan yang akan mencerminkan dampak penyimpangan tersebut.  Kewajiban kontinjensi/kewajiban di  luar neraca: Dalam hal  ini, kemungkinan adanya kewajiban kontinjensi/kewajiban di luar neraca emiten dan akibat‐akibatnya akan dinilai.  Fleksibilitas  keuangan:  fleksibilitas  keuangan  emiten  –seperti  fasilitas  kredit/bank  yang  belum digunakan, kepemilikan investasi/efek yang mudah dicairkan dan relasinya dengan bank, lembaga keuangan atau perantara lainnya– dinilai.    

Page 5: PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate Rating... · arus kas yang relatif lebih kecil‐‐ dipandang ... yang tingkat fluktuasinya

 

5  Metodologi Peringkat Kredit Perusahaan  

ICRA Indonesia

Resiko Keuangan:  Rasio‐rasio penting yang dinilai  Profitabilitas  Laba Operasi: OPBDITA/Pendapatan Operasi Laba Bersih: PAT/Pendapatan Operasi ROCE: PBIT/(Total Hutang + Nilai Bersih Ekuitas Berwujud + Kewajiban Pajak Tangguhan – CWIP)  Kapitalisasi & Kemampubayaran   Rasio Hutang: Total Hutang/Nilai Bersih Ekuitas Berwujud Kempampuan  Bayar  Bunga:  OPBDTA/Bunga  &  Biaya  Pendanaan;  PBDITA/Bunga  &  Biaya Pendanaan; Total Hutang/OPBDITA; Arus Kas Akrual Bersih/Total Hutang  Rasio Likuiditas  Modal kerja Bersih/Pendapatan Operasi  Rasio‐Rasio Arus Kas  Arus Kas Operasi/Bunga; Arus Kas Operasi/Total Hutang; Arus Kas Ditahan/Total Hutang.  Catatan:  OPBDITA  berarti  Laba  Operasi  sebelum  Depresiasi,  Bunga,  Pajak  dan  Amortisasi;  PAT berarti  Laba  setelah  pajak;  PBIT  berarti  Laba  sebelum  Bunga  dan  Pajak;  PBDITA  berarti  Laba sebelum Depresiasi, Bunga, Pajak dan Amortisasi; CWIP berarti Pekerjaan dalam Pelaksanaan.   Kualitas Sponsor/Manajemen  Semua peringkat hutang harus menggabungkan penilaian tentang kualitas dari manajemen emiten yang  bersangkutan  dan  kekuatan/kelemahan  yang  timbul  karena  emiten  tersebut  merupakan bagian  dari  “grup”‐nya.  Biasanya  dialog  yang  rinci  dilakukan  dengan  direksi    emiten  untuk memahami tujuan‐tujuan, rencana dan strategi bisnisnya serta pandangan‐pandangannya tentang hasil  yang  telah  dicapai,  dan  perkiraan  tentang  industri  yang  bersangkutan  dalam  masa mendatang.  Hal‐hal lain yang dinilai antara lain:  • pengalaman para sponsor/manajemen dalam bidang yang bersangkutan; • komitmen para sponsor/manajemen terhadap bidang yang digeluti; • sikap para sponsor/manajemen terhadap pengambilan dan pengurangan/penutupan resiko; • kebijakan‐kebijakan emiten tentang rasio hutang, resiko bunga dan resiko mata uang; • rencana‐rencana emiten tentang proyek baru, akuisisi, ekspansi dsb; • kekuatan bisnis‐bisnis lain dalam grup bisnis yang sama dengan emiten; 

Page 6: PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate Rating... · arus kas yang relatif lebih kecil‐‐ dipandang ... yang tingkat fluktuasinya

 

6  Metodologi Peringkat Kredit Perusahaan  

ICRA Indonesia

• kemampuan  dan  kemauan  grup  untuk  mendukung  emiten melalui  langkah‐langkah  seperti penambahan modal, jika diperlukan; 

• kemungkinan  keharusan  untuk mendukung  bisnis‐bisnis  lain  dalam  grup  jika  emiten  adalah termasuk yang terkuat di dalam grup tersebut. 

 Kecukupan Arus Kas ke Depan   Karena  tujuan  utama  kegiatan  pemeringkatan  adalah menilai  kemampuan  pembayaran  hutang emiten,  ICRA  Indonesia  membuat  perkiraan‐perkiraan  tentang  kemungkinan  posisi  keuangan emiten ke depan berdasarkan berbagai macam skenario. Perkiraan‐perkiraan itu didasarkan pada kinerja  operasi  dan  keuangannya,  prospek  industri  yang  bersangkutan  (dalam  pandangan  ICRA Indonesia)  dan  rencana‐rencana  bisnis  jangka  menengah/panjang  emiten  yang  bersangkutan. Analisis sensitivitas  juga dilaksanakan berdasarkan sejumlah penggerak/pendorong yang penting, misalnya harga jual, biaya bahan baku dan kebutuhan modal kerja. Perkiraan pengeluaran modal dan  kewajiban pengembalian hutang   emiten  juga  sangat penting  selama masa berlaku hutang tersebut.  Kesimpulan  Peringkat kredit ICRA Indonesia adalah pernyataan simbolis tentang pendapatnya mengenai resiko kredit  relatif yang  terkait dengan  surat hutang yang  sedang diperingkat. Pendapat  itu diperoleh melalui proses evaluasi rinci tentang resiko bisnis dan keuangan emiten, kekuatan persaingannya, perkiraan arus kas selama masa berlaku surat hutang yang sedang diperingkat dan kecukupan arus kas tersebut dibandingkan dengan kewajiban pembayaran hutangnya.  

Page 7: PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate Rating... · arus kas yang relatif lebih kecil‐‐ dipandang ... yang tingkat fluktuasinya

 

7  Metodologi Peringkat Kredit Perusahaan  

ICRA Indonesia

SKALA DAN DEFINISI PERINGKAT ICRA INDONESIA  Peringkat Jangka Panjang ICRA INDONESIA  Peringkat  jangka  panjang:  semua  obligasi  dan  surat  hutang  lain  yang  masa  jatuh  temponya melebihi satu tahun.  [Idr]AAA  Peringkat  kualitas  kredit  tertinggi  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia.  Surat 

hutang yang diperingkat memiliki resiko kredit yang paling rendah.  

[Idr]AA  Peringkat  kualitas  kredit  tinggi  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia.  Surat hutang yang diperingkat memiliki resiko kredit yang rendah.  

[Idr]A  Peringkat  kualitas  kredit  cukup  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia.  Surat hutang yang diperingkat memiliki resiko kredit yang rata‐rata.  

[Idr]BBB  Peringkat  kualitas  kredit  sedang  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia.  Surat hutang yang diperingkat memiliki resiko kredit yang  lebih tinggi daripada yang rata‐rata.  

[Idr]BB  Peringkat  kualitas  kredit  kurang  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia.  Surat hutang yang diperingkat memiliki resiko kredit yang tinggi.  

[Idr]B  Peringkat  kualitas  kredit  rentan  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia.  Surat hutang yang diperingkat memiliki resiko kredit yang sangat tinggi.  

[Idr]C  Peringkat  kualitas  kredit  rendah    yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia.  Surat hutang yang diperingkat memiliki prospek pengembalian yang rendah.  

[Idr]D  Peringkat  kualitas  kredit  paling  rendah  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia. Surat  hutang  yang  diperingkat  memiliki  prospek  pengembalian  yang  sangat rendah.  

  Peringkat Jangka Pendek ICRA Indonesia  [Idr]A1  Peringkat  kualitas  kredit  tertinggi  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia  untuk 

surat hutang jangka pendek. Surat hutang yang masuk dalam kategori peringkat ini memiliki  resiko kredit dalam  jangka pendek yang  terendah. Dalam kategori ini,  beberapa  surat  hutang  diberi  peringkat  [Idr]A1+  untuk  mencerminkan kualitas kreditnya yang relatif lebih kuat.  

[Idr]A2  Peringkat  kualitas  kredit  di  atas  rata‐rata  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia pada  surat  hutang  jangka  pendek.  Namun,  surat  hutang  yang masuk  dalam 

Page 8: PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*icraindonesia.com/uploaded/PT ICRA Indonesia-Corporate Rating... · arus kas yang relatif lebih kecil‐‐ dipandang ... yang tingkat fluktuasinya

 

8  Metodologi Peringkat Kredit Perusahaan  

ICRA Indonesia

kategori  peringkat  ini memiliki  resiko  kredit  yang  lebih  tinggi  dari  pada  surat hutang yang diperingkat [Idr]A1.  

[Idr]A3  Peringkat kualitas kredit sedang yang diberikan oleh ICRA Indonesia pada surat hutang  jangka  pendek.  Namun,  surat  hutang  yang  masuk  dalam  kategori peringkat ini memiliki resiko kredit yang lebih tinggi daripada surat hutang yang diperingkat [Idr]A2 dan [Idr]A1.  

[Idr]A4  Peringkat kualitas kredit rentan yang diberikan oleh  ICRA  Indonesia pada surat hutang  jangka pendek.  Surat hutang yang masuk dalam  kategori peringkat  ini memiliki resiko kredit yang tinggi.  

[Idr]A5  Peringkat  kualitas  kredit  terendah  yang  diberikan  oleh  ICRA  Indonesia  pada surat hutang jangka pendek. Surat hutang yang masuk dalam kategori peringkat ini memiliki prospek pengembalian yang sangat rendah.

  Catatan:  Untuk peringkat  jangka pendek  [Idr]A1  sampai  [Idr]A4,  tanda +  (plus) dapat ditambahkan untuk menunjukkan posisi mereka yang relatif  lebih kuat dalam kategori peringkat yang bersangkutan. Karena itu, peringkat [Idr]A2+ berada satu tingkat lebih tinggi daripada [Idr]A2.  Untuk golongan peringkat [Idr]AA sampai [Idr]C, tanda + (plus) atau – (minus) dapat ditambahkan untuk menunjukkan posisi relatif mereka dalam kategori peringkat yang bersangkutan. Karena itu, peringkat  [Idr]AA+  berada  satu  tingkat  lebih  tinggi  daripada  [Idr]AA  sedangkan  [Idr]AA‐  satu tingkat di bawah [Idr]AA.               *  Diadopsi  dan  dimodifikasi  dari  Peringkat  Kredit  Perusahaan  ICRA  Limited  –  Catatan  tentang 

Metodologi, Juli 2005