Perilaku Makan Faal

26
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Makan Makan adalah perilaku yang menjadi interes hampir setiap orang. Hampir semua orang melakukannya, dan sebagian orang mendapat rasa senang ketika melakukannya. Akan tetapi, bagi banyak orang, makan menjadi sumber masalah pribadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan (Pinel, 2009). Makan yaitu memasukkan sesuatu kedalam mulut lalu mengunyah dan menelannya (www.artikata.com). Makanan sehat adalah dengan meramu berbagai jenis makanan yang seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh dan mampu dirasakan secara fisik dan mental (Prasetyono, 2009). Menurut Hulme, “makanan sehat” adalah makanan dalam arti yang sesungguhnya dan mampu menikmati makanan tersebut. Makanan yang sehat harus terdiri dari makanan utama dan makanan penunjang. Makanan sehat tersebut juga dikenal dengan istilah 4 dan 5 sempurna, tetapi kepopulerannya sudah mulai memudar karena berbagai alasan. Makan dengan lauk pauk tahu, tempe, sepotong daging, dan serta mangkuk sayur masih belum cukup memenuhi kebutuhan 1

description

perilaku tenntang makan dan gangguan

Transcript of Perilaku Makan Faal

Page 1: Perilaku Makan Faal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Makan

Makan adalah perilaku yang menjadi interes hampir setiap orang. Hampir

semua orang melakukannya, dan sebagian orang mendapat rasa senang

ketika melakukannya. Akan tetapi, bagi banyak orang, makan menjadi

sumber masalah pribadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan

(Pinel, 2009).

Makan yaitu memasukkan sesuatu kedalam mulut lalu mengunyah dan

menelannya (www.artikata.com).

Makanan sehat adalah dengan meramu berbagai jenis makanan yang

seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh dan

mampu dirasakan secara fisik dan mental (Prasetyono, 2009).

Menurut Hulme, “makanan sehat” adalah makanan dalam arti yang

sesungguhnya dan mampu menikmati makanan tersebut. Makanan yang

sehat harus terdiri dari makanan utama dan makanan penunjang. Makanan

sehat tersebut juga dikenal dengan istilah 4 dan 5 sempurna, tetapi

kepopulerannya sudah mulai memudar karena berbagai alasan. Makan

dengan lauk pauk tahu, tempe, sepotong daging, dan serta mangkuk sayur

masih belum cukup memenuhi kebutuhan gizi. Bila dilihat, menu makan

tersebut sudah dianggap memenuhi kebutuhan kalori dan protein, tetapi

apakah di dalamnya sudah tercakup nutrisi lain yang diperluhkan tubuh.

Perilaku makan adalah suatu tingkah laku obsevable, yang dapat

dilihat dan diamati, yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan

makannya. Menurut Levi dkk (dalam Witari,1997) aspek-aspek perilaku

makan adalah sebagai berikut :

a) Keteraturan makan, seperti memperlihatkan waktu makan (pagi, siang,

dan malam)

1

Page 2: Perilaku Makan Faal

b) Kebiasaan makan. Kebiasaan makan dalam hal ini dapat dilihat dari

beberapa hal, diantaranya dari cara makan, tempat makan dan beberapa

aktivitas yang dilakukan ketika makan. Dilihat dari cara makan seperti

duduk, berdiri atau sambil berbaring ketika makan.

c) Alasan makan. Makan dilakukan karena menurut kebutuhan fisiologis

(rasa lapar), kebutuhan psikologis (mood, perasaan, suasana hati), dan

kebutuhan sosial (konformitas antara teman sebaya, gengsi).

d) Jenis makanan yang dimakan

e) Perkiraan terhadap kalori-kalori yang ada dalam makanan.

B. Pencernaan, Penyimpanan Energi, dan Penggunaan Energi

Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu

makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara

kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada

organisme multi sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada hewan.

Pencernaan biasanya dibagi menjadi aktivitas mekanik dan kimia. Dalam

kebanyakan vertebrata, pencernaan adalah suatu proses banyak-tingkat dalam

sebuah sistem pencernaan, setelah ingesti dari bahan mentah, kebanyakan

organisme lain. Proses ingesti biasanya melibatkan beberapa tipe manipulasi

mekanik.

Pencernaan dibagi menjadi lima proses terpisah:

1. Injesti: Menaruh makanan di mulut

2. Pencernaan mekanik: Mastikasi, penggunaan gigi untuk merobek dan

menghancurkan makanan, dan menyalurkan ke perut.

3. Pencernaan kimiawi: Penambahan kimiawi (asam, 'bile', enzim, dan air)

untuk memecah molekul kompleks menjati struktur sederhana

4. Penyerapan: Gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator

dan 'lymphatic capallaries' melalui osmosis, transport aktif, dan difusi

5. Penyingkiran: Penyingkiran material yang tidak dicerna dari 'tract'

pencernaan melalui defekasi.

2

Page 3: Perilaku Makan Faal

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ,

berturut-turut dimulai dari

1. Rongga Mulut,

2. Esofagus

3. Lambung

4. Usus Halus

5. Usus Besar

6. Rektum

7. Anus.

Rongga Mulut

rongga-mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut,

dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan

makanan. Pada Mulut terdapat :

a. Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi

partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.

b. Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap

rasa makanan.

3

Page 4: Perilaku Makan Faal

c. Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut

menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah.

Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat

antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta

mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

Esofagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan

lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang

disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan

agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan

makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus,

terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung

Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung

dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung

disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik

melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun

lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.

Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan

4

Page 5: Perilaku Makan Faal

bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang

dihasilkan lambung adalah :

Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai

disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan

kolesistokinin pada usus halus

Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase

yang dihasilkan sangat sedikit

Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI).

Hanya dimiliki oleh bayi.

Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan

menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.

Fungsi HCI Lambung :

1. Merangsang keluamya sekretin

2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.

3. Desinfektan

4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang

empdu mengeluarkan getahnya.

Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang

sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm),

jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi

5

Page 6: Perilaku Makan Faal

pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan

oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke

usus halus.

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida

Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin.

Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa

kimia yang dihasilkan ke usus halus

Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan

cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :

Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari

lambung

Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta

mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton

menjadi asam amino.

Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida

Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol

Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.

Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino

Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat

Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi

kadar normal

Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar

normal

PROSES PENCERNAAN MAKANAN

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa.

Prosesnya sebagai berikut :

a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan

oleh bikarbonat dari pancreas.

6

Page 7: Perilaku Makan Faal

b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan

zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase

pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase

menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian

diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton,

maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin

menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke

seluruh tubuh oleh peredaran darah.

d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi)

oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak

(droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi

asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan

diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

Usus Besar (Kolon)

usus-besar

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki

panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi

7

Page 8: Perilaku Makan Faal

menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon

desenden. Fungsi kolon adalah :

a. Menyerap air selama proses pencernaan.

b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil

simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.

c. Membentuk massa feses

d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.

Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.

Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat

anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah

siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan

anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.

Saluran Pencernaan Nama enzim dan fungsinya Mulut (Kelenjar Ludah /

Saliva)

1. Enzim Ptialin (Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa

Lambung (Kelenjar Lambung)

1. Enzim Renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein

2. Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan

polipeptida

Pankreas (Saluran Pankreas)

1. Enzim Karbohidrase Pankreas berfungsi untuk mencerna amilum

menjadi maltosa atau disakarida lainnya.

2. Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam

lemak dan gliserol.

3. Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida

Usus (Kelenjar Usus)

1. Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubah

Tripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pangkreas

2. Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa

8

Page 9: Perilaku Makan Faal

3. Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan

Galaktosa

4. Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan

Fruktosa

5. Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam

amino

6. Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan

Gliserol

Penyimpanan energi

Sebagai konsekuensi pencernaan, energi diberikan ke tubuh dalam tiga bentuk :

1. Lipid (lemak)

2. Asam amino (produk hasil penguraian protein)

3. Glukosa (zat gula sederhana yang merupakan produk /hasil penguraian

karbohidrat kompleks, yaitu zat tepung dan gula )

Tubuh mengunakan energi secara terus menerus, tetapi konsumsinya intermitten

(sebentar - bentar), dengan demikian tubuh harus menyimpan energi untuk

digunakan selama interval – interval di antara waktu – waktu makan. Energi

disimpan dlam tiga bentuk : lemak, glikogen dan protein. Jadi berat badan

manusia dewasa sebagian besar merupakan konsekuensi perubahan jumlah

penyimpanan lemak.

Penyimpanan energi utama adalah lemak bukan glikogen. Sebab, satu gram

lemak dapat menyimpan hampir dua kali lipat energi dalam satu gram glikogen

dan glikogen berbeda dengan lemak , menarik dan mengandung air dengan

kuantitas yang substansial. Konsekuensinya bila seluruh kalori lemak anda

tersimpan sebagai glikogen maka kemungkinan berat badan anda semakin besar.

Tiga fase metabolisme energi

metabolisme energi dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu

1. fase sefalik (cephalic) Fase sefalik mencangkup suatu periode singkat

mulai dari bekerjanya sensor pengelihatan dan sensor penciuman sampai

permulaan konsumsi dan penyerapan makanan.

9

Page 10: Perilaku Makan Faal

2. fase absorptif (absorptive) fase absorptif mencangkup periode ketika

energi yang diserap dalam aliran darah mencukupi seluruh kebutuhan

energi tubuh

3. fase puasa (fasting) Fase puasa dimulai dari lengkapnya fase penyerapan

sampai persiapan untuk peristiwa makan berikutnya.

Pada dasarnya metabolisme energi dikendalikan oleh dua jenis

hormon pankreatik, yaitu insulin dan glukagon. Insulin dirilis oleh

pankreas selama fase sefalik dan absorptif. Insulin ini meningkatkan

penggunaan glukosa (gula sederhana) sebagai sumber energi tubuh dan

mengkonversi glukosa menjadi glikogen dan lemak. Glikogen dan lemak

adalah cadangan glukosa tubuh yang disimpan di berbagai tempat

penyimpanan di tubuh (otot, hati, lapisan bawah kulit).

Dengan adanya insulin, kadar glukosa dalam darah tetap meskipun

mendapatkan masukan glukosa dari makanan. Sementara itu glukagon

dirilis oleh pankreas pada saat tubuh memasuki fase puasa. Tugas

glukagon adalah mengkonversi glikogen menjadi glukosa dan mencegah

terjadinya penurunan glukosa darah secara drastis (hipoglikemia).

Pada fase puasa, kebanyakan sel tubuh tidak dapat menggunakan

glukosa sebagai sumber energi karena glukosa tidak dapat memasuki sel

tanpa insulin. Oleh karenanya kebanyakan sel tubuh menggunakan asam

lemak babas sebagai sumber energi. Glukosa dapat memasuki sel sistem

saraf pusat tanpa insulin dan karena itu sel-sel saraf pusat tetap dapat

memanfaatkan glukosa sampai suatu periode kelaparan (starvation)

dimulai saat sel-sel saraf memanfaatkan keton (produk lemak) sebagai

sumber energi.

C. Teori Rasa Lapar dan Makan

Teori Hipotesis Lipostatik

Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung atau mengukur

persentase lemak dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak tersebut

10

Page 11: Perilaku Makan Faal

rendah, maka akan membuat hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa

lapar dan makan.

Teori Hipotesis Glukostatik

Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam darah.

Makanan yang kita makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya

glukosa)akan dibawa oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam

darah kekurangan glukosa,maka tubuh kita akan memerintahkan otak untuk

memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan pengeluaran asam

lambung.

Kerja organ-organ pencernaan di dalam tubuh tidak berjalan dengan

sendirinya, tetapi ada suatu sistem yang mengkontrol sistem pencernaan

tersebut, yaitu sistem syaraf dan hormon, begitu pula dengan rasa lapar dan

haus.

Rasa lapar dikendalikan oleh sistem syaraf yang berpusat pada hipotalamus,

ada dua teori mengenai timbulnya rasa lapar, yaitu:

1) Teori glukostatik: rasa lapar disebabkan oleh menurunnya kadar glukosa

(kadar gula) dalam darah.

2) Teori lipostatik: rasa lapar disebabkan oleh berkurangnya kadar lemak di

dalam sel-sel lemak.

Rasa haus akan muncul bila cairan dalam tubuh menjadi kental. Hal ini akan

menyebabkan osmoreseptor pada hipotalamus terangsang sehingga timbul

rasa ingin minum (haus).

Intensitas Produksi Kekuatan Sel (teori iskimetrik)

Teori isketrik menerangkan bahwa sinyal untuk kontrol jangka-pendek

pemasukan makanan bukanlah defisit atau surplus salah satu nutrien utama,

misal glukosa, tetapi berkaitan dengan besarnya produksi tenaga sel (ATP).

Perubahan ketersediaan salah satu atau semua nutrien untuk sel dapat

menyebabkan peningkatan atau penurunan kecepatan pertukaran ATP/ADP,

11

Page 12: Perilaku Makan Faal

yang dapat ditransduksikan menjadi semacam kekuatan sinyal saraf atau

sinyal hematogen rendah (rasa lapar) atau yang tinggi (rasa kenyang).

Menurut perspektif insentif – positif, derajat rasa lapar yang anda rasakan

pada saat tertentu bergantung pada interaksi semua faktor yang mempengaruhi

nilai insentif positif makan. Hal ini termasuk : citra rasa makanan, jarak waktu

makan terakhir, jenis dan kuantitas makanan dll.

Berbeda dengan teori set point, teori insentif – positif tidak memilih salah

satu faktor sebagai determinan utama rasa lapar dan mengabaikan lainnya.

Persepktif ini mengakui bahwa ada banyak faktor yang berinteraksi untuk

menentukan rasa lapar seseorannng pada waktu tertentu dan bahwa interaksi

ini terjadi melalui pengaruh beragam faktor pada nilai insentif positif makan.

D. Faktor-faktor yang Menentukan Apa, Kapan, dan Berapa Banyak Kita

Makan

Ada banyak faktor yang menetukan apa, kapan, dan berapa bayak

seseorang makan. Faktor yang ada pada setiap individu adalah berbeda-beda

satu dan yang lainnya.

1. Faktor yang Menentukan apa yang Kita Makan

Rasa tertentu memiliki nilai insentif-positif yang tinggi untuk

hampir semua anggota sebuah spesies. Sebagai contoh, kebanyakan orang

memiliki kegemaran terhadap rasa manis, berlemak, dan asin. Pola tipikal-

spesies preferensi rasa pada manusia ini bersifat adaptif karena dalam rasa

manis dan berlemak biasanya merupakan cirri makanan-makanan tinggi

energy yang kaya vitamin dan mineral, dan rasa asin meripakan cirri

makanan-makanan kaya sodium. Sebaliknya, rasa pahit tidak disukai

kebanyakan orang sering kali berhhubungan dengan toksin. Tampak jelas

dari preferensi dan aversi rasa tipikal-spesies kita, masing-masing orang

memiliki kemampuan untuk mempelajari preferensi dan aversi rasa

tertentu (lihat Rozin & Shulkin, 1990).

12

Page 13: Perilaku Makan Faal

2. Faktor yang Memengaruhi Kapan Kita Makan

Collier dkk. (Collier, 1986) menemukan bahwa kebanyakan

mamalia memilih untuk makan banyak makanan kecil setiap hari bila

mereka memiliki akses terus menerus terhadap pasokan makanan. Hanya

bila ada ongkos fisik yang terlibat dalam menginisiasi makanan –misalnya,

harus melakukan perjalanan jarak jauh- seekor binatang memilih untuk

makan besar.

Jumlah waktu makan-besar manusia setiap hari dipengaruhi oleh

norma-norma kultural, jadwal kerja, rutinitas keluarga, preferensi pribadi,

kekayaan, dan berbagai factor lainnya. Akan tetapi, berlawanan dengan

preferensi mamalia pada umumnya, kebanyakan orang, terutama mereka

yang tinggal pada kelompok keluarga, cenderung makan beberapa kali

makan besar setiap hari diwaktu-waktu yang teratur. Menariknya, waktu

makan setiap orang paling pas dengan kapan orang out paling lapar.

Faktanya, banyak orang mengalami serangan malaise (sakit kepala,

pusing, tidak mampu berkonsentrasi) ketika mereka tidak makan pada

jadwal waktu makannya.

3. Faktor yang Memengaruhi Berapa Banyak Kita Makan

Keadaan motivasional yang menyebabkan kita berhenti makan

padahal masih ada makanan disebut satiety (kenyang). Mekanisme rasa

kenyang memainkan peran penting dalam menentukan berapa banyak

seseorang makan.

E. Faktor yang Menyebabkan Orang Berhenti makan

1. Faktor Kepala

Istilah factor kepala merujuk pada beberapa set reseptor yang terletak di

kepala : mata, hidung, lidah, dan tenggorokan. Informasi mengenai bau,

rasa, tekstur, dan temperature makanan mempunyai pengaruh otomatis

terhadap perilaku makan. Tetapi sebagian besar didapat dari belajar.

2. Faktor Lambung

13

Page 14: Perilaku Makan Faal

Walaupun banyak orang menghubungkan rasa lapar di lambung dan perut,

perut kenyang bukan berarti lambung diperlukan untuk merasakan rasa

lapar. Lambung orang yang diambil karena kangker, secara periodic tetap

merasa lapar (Ingelfinger, 1944). Walaupun tidak berperan terhadap

menimbulkan rasa lapar, lambung memegang peran penting dalam satiety

(perasaan kenyang)

3. Faktor Intenstinal

Setelah berada di lambung maka makanan dicampur dengan HCL dan

pepsin, enzim pemecah protein menjadi asam amino, kemudian makanan

akan menuju ke usus kecil. Disini makanan dicampur dengan empedu dan

enzim dari pancreas. Kemudian duodenum mengontrol kecepatan

pengosongan lambung dengan mensekresikan hormone peptide,

cholecystokinin (CCK). CCK mempunyai efek menekan perilaku

makanan. Para peneliti telah membuktikan bahwa efek penekanan CCK

adalah karena menyebabkan rasa mual (aversion). Sehingga binatang

berhenti makan. Dan bukan karena satiety.

4. Faktor Liver

Rasa kenyang yang dihasilkan oleh factor kepala dan lambung adalah

dalam rangka antisipasi, yaitu factor-faktor yang memperkirakan apabila

makanan telah diabsorbsi dariu sitem pencernaan, maka akan

menormalkan system variebel. Sinyal rasa kenyang terakhir adalah di

liver.

5. Faktor ‘Rasa Kenyang’ Jangka Panjang

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa insulin di otak menghambat

pemasukan makana. Mc Gowan, Andews dan Grossman, 1992, secara

tetap tentu menginfus insulin atau antibody terhadap insulin dalam jumlah

kecil ke ventromedial hipotalamus selama satu minggu. Ternyata infuse

insulin menurunkan berat badan dan menekan perilaku makan. Sedang

infuse antibody terhadapinsulin meningkatkan perilaku makan dan berat

badan, jadi, insulin di otak memmengaruhi metabolism dan juga perilaku

makan.

14

Page 15: Perilaku Makan Faal

F. Obesitas Manusia

Obesitas merupakan penumpukan berlebih jumlah lemak didalam tubuh yang

disebabkan oleh makanan dan minuman. Seseorang dapat dikatakan obesitas

jika kelebihan sekitar 20% dari berat badan normal.

Penyebab Obesitas

Banyak Faktor yang menyebabkan obesitas, baik dari keturunan, pola makan

yang salah, kebutuhan metabolisme, dan lainnya

1. Faktor Genetik

Faktor genetik dapat menyebabkan seseorang terkena obesitas, jika salah

satu orang tua terkena obesitas, maka peluang untuk obesitas sebesar

40%, dan jika kedua orang tua terkena obesitas, maka peluangnya akan

naik menjadi 70%. Salah satu gen yang berperan dalam peningkatan

peluang obesitas adalah Fatso Gen (FTO)

2. Gaya Makan yang Keliru

Gaya makan juga dapat menyebabkan obesitas, banyak sekali gaya makan

yang keliru, sehingga terjadi penumpukan lemak dalam tubuh dan terjadi

obesitas seperti pola makan yang tidak diimbangi dengan metabolisme

tubuh, makan yang terlalu cepat. Jika pola makan lebih besar daripada

kebutuhan metabolic tubuh, maka akan terjadinya penumpukan lemak

yang disebabkan oleh kalori yang tidak digunakan oleh tubuh. Tubuh

memerlukan waktu beberapa menit untuk memberikan sinyal kenyang

pada otak, sehingga jika kita makan terlalu cepat, maka sinyal kenyang

belum sampai ke otak.

3. Adanya Blokade Terhadap Reseptor Melanocortin-4

15

Page 16: Perilaku Makan Faal

Reseptor Melanocortin- 4 atau disingkat MC4-R merupakan reseptor yang

memiliki hormone Melanocortin. Rangsangan yang dilakukan terhadap

MC4-R dan melanocortin dapat menyebabkan hambatan terhadap pola

makan, dan jika reseptor ini diblokade oleh senyawa yang memblokade

MC4-R akan menyebabkan peningkatan pola makan.

Solusi Obesitas

1. Menjalani diet

Menjalani diet dengan menguarangi asupan lemak dan memperbanyak

serat dikarenakan serat dapat memberikan efek rasa kenyang yang

lebih lama. Komposisi diet yang baik adalah setengah porsi makan

karbohidrat, sepertiga lemak dan sisanya portein. Penurunan berat

badan yang aman adalah 2 – 5 kg per bulan.

2. Dengan obat-obatan

Diet dengan obat dapat dilakukan jika terjadi kelebihan berat badan,

dan tidak boleh digunakan oleh orang yang mempunyai berat badan

ideal, obat-obatan yang dianjurkan oleh FDA (Food and Drug

Administration) yaitu Sibutramine. Obat ini dapat merangsang otak

agar menjadi kenyang. Efek samping obat ini meningkatkan tekanan

darah, sakit kepala, mulut kering, dan insomnia.

Orlistat (Xenical). Cara kerja obat ini adalah mencegah penyerapan

lemak dalam usus. Lemak yang tidak terserap akan dibuang bersama

tinja. Efek samping yang timbul adalah peningkatan gerakan usus.

Karena obat ini juga akan menyerap nutrisi selain lemak, disarankan

untuk mengkonsumsi multivitamin.

G. Anoreksia Nervosa dan Bulimia Nervosa

Bulimia Nervosa dan Anorexia Nervosa merupakan penyebab penyakit

psikiatri yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia.

Bulimia Nervosa merupakan suatu kelainan pada perilaku makan yang

ditandai dengan memakan makanan yang banyak, kemudian dimuntahkan

16

Page 17: Perilaku Makan Faal

kembali atau menggunakan obat pencuci perut, karena penderita kelainan ini

takut akan kenaikan berat badan.

Jika dibiarkan memuntahkan makanan, penderita bulimia akan menyebabkan

iritasi terhadap daerah mulut dikarenakan asam lambung yang ikut keluar

bersama makanan, pembusukan pada gigi, dehidrasi, kerusakan pada ginjal

dan kematian mendadak.

Sedangkan jika dibiarkan memakai obat pencahar, maka akan menyebabkan

diare berdarah, kekurangan cairan dan ketergantungan terhadap obat pencahar.

Sedangkan Anorexia Nervosa merupakan kelainan pada perilaku makan

dengan melakukan diet yang sangat ketat, makan yang sedikit meski mereka

kelaparan sehingga menyebabkan kurangnya asupan nutrisi untuk tubuh yang

berakibat pada kematian. Dalam jangka waktu tertentu, anorexia dapat

menyebabkan komplikasi penyakit serta depresi hingga bunuh diri.

Menurut Routtenberg (1968) orang yang terkena anorexia gemar berolahraga

akan mempercepat pemecahan lemak, sehingga dapat menahan rasa lapar,

meski itu membuatnya tampak kurus.

Figure 1 Penderita Anorexia

Pengobatan Untuk Penderita Anorexia dan Bulimia:

Dengan pemberian obat antidepresan dan melakukan Psikoterapi individu,

kelompok atau keluarga yang dapat membantu pasien penderita anorexia dan

17

Page 18: Perilaku Makan Faal

bulimia sembuh dari penyakit dideritanya, namun, pemberian psikoterapi

tersebut ketika terapi perilaku awal telah terkendali, karena pasien penderita

penyakit tersebut rentan terhadap gejala depresi dan bunuh diri. (Papalia Olds

Feldman;Human Development;Buku 2 Edisi 10)

18