Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan ......bisnis. Bentuk Perencanaan Strategis SI/TI...
Transcript of Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan ......bisnis. Bentuk Perencanaan Strategis SI/TI...
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan
Pendekatan Five Forces dan Value chain Activity Pada
Pertambakan Budidaya Udang di PT. Asindo Setia Tama
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Peneliti :
Feby Djoko Oes (682010053)
Andeka Rocky Tanaamah, S.E., M.Cs.
Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
September 2015
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan
Pendekatan Five Forces dan Value chain Activity Pada
Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama
1)
Feby Afriyanti Djoko Oes, 2)
Andeka Rocky Tanaamah, 3)
Agustinus Fritz
Wijaya
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
E-mail: 1)
Abstract
Companies need to have information system , because information system has an important role in
maximizing business processes , especially in improving the competitive advantages in business
competition . This research was conducted at PT . Asindo Setiatama , companies do not yet have
the necessary information system created information systems strategic planning in order to
optimize business processes in every part of the PT . Asindo Setiatama . Strategic planning
information system is any information system planning at every level of the company in order to
optimize the achievement of corporate goals. Analytical tool based on external and internal
conditions five forces , value chain activity . And this method is used as the basis of strategic
planning information system for the long term .
Keywords: Information Systems, Strategic Planning, Five Forces, Value Chain Activity.
Abstrak
Perusahaan perlu memiliki sistem informasi, karena sistem informasi memiliki peran penting
dalam memaksimalkan proses bisnis, terutama dalam peningkatan keunggulan kompetitif dalam
persaingan bisnis . Penelitian ini dilakukan Pada Pertambakan Budidaya Udang di PT. Asindo
Setia Tama, perusahaan belum memiliki sistem informasi yang perlu dibuat sistem informasi
perencanaan strategis dalam rangka mengoptimalkan proses bisnis di setiap bagian dari PT .
Asindo Setiatama. Perencanaan strategis sistem informasi merupakan perencanaan sistem
informasi apapun di setiap level perusahaan guna mengoptimalkan pencapaian tujuan perusahaan.
Alat analisis berdasarkan kondisi eksternal dan internal five forces, value chain activity. Dan
metode ini digunakan sebagai landasan dalam perencanaan strategis sistem Informasi untuk jangka
panjang.
Kata kunci: Sistem Informasi, Perencanaan strategis, Five Forcess, Value chain.
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.
Tahap 4 (Menyusun Usulan SI/TI)
Penyusunan Rencana Implementasi dan Manfaat bisnis SI/TI pada PT. Asindo Setia Tama.
Tahap 3 (Menentukan Strategi SI/TI)
Rencana Strategis
Tahap 2 (Menentukan Target SI/TI)
Analisis Kesenjangan Aplikasi
Analisis Bisnis Internal
Analisis Value Chain Activity
Lingkungan Eksternal Organisasi
Analisis Bisnis Eksternal
Analisis Five Forces
Analisis Kondisi Eksternal
Analisis Manfaat penerapan SI/TI PT. Asindo Setia Tama
Tahap 1
Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Organisasi
1
1. Pendahuluan
Dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin canggih, sejalan dengan kemajuan zaman maka penggunaan komputer
semakin meningkat dan perannya sangat penting dalam membantu pekerjaan
manusia. Selain itu, penggunaan teknologi dalam pekerjaan manusia juga dapat
membantu mempercepat proses pengerjaan dengan hasil yang lebih akurat
dibanding dengan tidak menggunakan teknologi. Saat ini SI/TI tidak hanya
diharapkan sebagai alat yang membantu kegiatan operasional organisasi
melainkan sudah merupakan salah satu aspek dari strategi bisnis suatu organisasi
demi tercapainya tujuan organisasi. Sistem informasi berbasis komputer ini,
sekarang menjadi suatu hal yang utama bagi pemenuhan kebutuhan informasi.
Banyak bidang yang telah memanfaatkan sistem informasi komputer sebagai
sarana untuk mempermudah pekerjaan[1].
Bagi organisasi, memiliki strategis bisnis saja tidak cukup untuk
menghadapi persaingan dewasa ini. Strategis bisnis yang biasa dituangkan dalam
dokumen atau cetak biru Business Plan harus pula dilengkapi dengan strategi
SI/TI. Tujuannya jelas, yaitu memanfaatkan secara optimum penggunaan
teknologi informasi sebagai komponen utama sistem informasi organisasi
perusahaan. Mengapa strategi SI/TI perlu dibuat? Pertama adalah karena sumber
daya yang dimiliki perusahaan sangat terbatas, sehingga harus digunakan
seoptimal mungkin. Kedua untuk meningkatkan daya saing atau kinerja
perusahaan, karena para kompetitor memiliki sumber daya teknologi yang sama.
Alasan ketiga adalah untuk memastikan bahwa asset teknologi informasi dapat
dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan profitabilitas
perusahaan, baik berupa peningkatan pendapatan atau revenue maupun
pengurangan biaya-biaya atau cost. Keempat adalah untuk mencegah terjadinya
kelebihan investasi (over investment) atau kekurangan investasi (under investmen)
di bidang teknologi informasi. Dengan demikian diperlukan suatu perencanaan
startegi SI/TI yang benar-benar menjawab kebutuhan bisnis organisasi akan
informasi[2].
Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi sebagai dasar
penerapan manfaat SI/TI pada PT.Asindo setiatama berdasarkan masalah yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut, penelitian ini diharapakan dapat menjadi acuan
bagi perusahaan dalam mengembangkan infrastruktur SI/TI[3]. Bentuk
Perencanaan Strategis SI/TI yang akan dibahas dengan menggunakan metode five
forces yang merupakan Analisis kompetitif digunakan untuk mengevaluasi
struktur lingkungan bisnis suatu industri dan tantangan dari pesaing dalam suatu
industri. Hasil diagram kompetitif model suatu organisasi digunakan sebagai dasar
untuk mengindentifikasi peluang dari eksternal organisasi guna pemanfaatan SI
dan TI yang dapat menigkatkan keunggulan kompetitif bisnisnya[4]. Dan value
chain activity menggambarkan kegiatan di dalam organisasi dan lingkunganya;
dan menghubungkan kegiatan itu ke dalam analisis kekuatan organisasi yang
kompetitif. Jadi, sebuah value chain mengevaluasi bagian mana dari setiap
aktifitas perusahaan yang dapat menambah keunggulan organisasi dalam hal
produk atau jasa[5].
2
PT. Asindo Setia Tama adalah perusahaan Manufaktur yang bergerak di
bidang pertambakan budidaya udang, mulai dari pemeliharan sampai ke penjualan
udang dengan cara pelelangan. Namun dalam proses bisnis ini, Pada Pertambakan
budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama tidak di dukung oleh penerapan
teknologi seperti pencatatan masih bersifat manual, tidak menggunakan layanan
internet didalam kantor, pencatatan administrasi dan non administrasi belum
terstruktur dan juga masih bersifat manual sehingga beresiko terjadi hilangnya
data yang di tulis. Melihat kendala tanpa adanya penerapan teknologi pada
Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama, maka dirasa perlunya
diterapkan pembentukan perencanaan strategis Sistem Informasi Pada
Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama guna menghadapi
persaingan bisnis yang semakin ketat. Dengan adanya sistem yang
terkomputerisasi untuk membantu efektifitas kerja karyawan serta kecepatan dan
ketepatan waktu penyajian informasis serta menunjang kinerja perusahaan dalam
pencaian tujuan atau visi dan misi.
Melihat kendala-kendala yang terdapat pada Pertambakan budidaya udang
di PT. Asindo Setia Tama dalam penelitan ini adalah perlu dilakukan suatu
perencanaan strategis SI/TI dengan menggunakan pendekatan five forces dan
value chain activity sebagai alat bantu perencanaan strategis sistem informasi
untuk mengetahui manfaaat bisnis yang diperoleh dengan investasi SI/TI pada
Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama sehingga organisasi dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efisien, serta mampu menunjang kinerja kerja
karyawan Pada Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama, baik
sekarang ataupun dimasa depan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini lebih kepada
Bagaimana menerapkan metode tersebut pada perencanaan strategis sistem
informasi di Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama dengan judul
“Perencanaan Strategis Sistem informasi Menggunakan Pendekatan Five
Forces dan Value Chain Activity Pada Pertambakan Budidaya Udang di PT.
Asindo Setia Tama”.
2. Tinjauan Pustaka
Sebelumnya sudah cukup banyak penelitian yang membahas tentang
perencanaan strategis sistem informasi. Penelitian yang pertama berjudul
“Penerapan Sistem Informasi menggunakan analisis Value Chain”. PT Intan
Pariwara yang bergerak dalam bidang penerbitan dan percetakan buku pelajaran
dan buku umum berskala nasional membutuhkan suatu strategi baik itu strategi
bisnis maupun strategi sistem informasi untuk mendukung aktivitasnya yang
dipetakan dalam analisis value chain (rantai nilai). Hasil dari penelitian tersebut
adalah PT Intan Pariwara memerlukan beberapa strategi antara lain strategi
pengembangan pemasaran melalui internet dan strategi peningkatan hubungannya
dengan konsumen melalui sistem CRM (Customer Relationship Management).
Sistem atau aplikasi yang perlu dikembangkan antara lain situs interaktif dan
CRM (Customer Relationship Management) [6].
Penelitian lain berjudul “Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada
Wisma Grand Kemala Palembang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
3
menghasilkan Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
yang selaras dengan strategi bisinis Wisma Grand Kemala. Perencanaan strategis
SI/TI yang tepat dapat mendukung rencana dan pengembangan bisnis Wisma
Grand Kemala yang dapat memberikan competitive advantage dalam persaingan
bisnis. Bentuk Perencanaan Strategis SI/TI yang akan dibahas menggunakan
metodologi versi Ward and Peppard, dengan masukan berupa analisis lingkungan
bisnis internal, analisis lingkungan bisnis eksternal, analisis lingkungan SI/TI
internal, analisis lingkungan SI/TI eksternal. Kemudian akan diperoleh current
application portfolio, setelah itu akan dilakukan gap analisys karena SI/TI yang
ada pada Wisma Grand Kemala tidak selaras dengan strategi bisnis Wisma Grand
Kemala. Hasil akhir dari analisis ini berupa Perencanaan strategis sistem
informasi, strategi manajemen SI/TI, penerapan dan pemilihan teknologi
informasi yang selaras dengan strategi bisnis Wisma Grand Kemala[7].
Penelitian lain berjudul “Perancangan Rencana Strategis Sistem Informasi
Dan Teknologi Informasi (SI/TI)” (Studi Kasus: STMIK XYZ). Dalam upaya
mencapai tujuan STMIK XYZ yang terumuskan dalam visi dan misi, memerlukan
stategis bisnis maupun strategis SI/TI. Konsep dasar yang digunakan dalam
menyusun kerangka kerja Perencanaan Strategis SI/TI di STMIK XYZ yang
diusulkan terdiri dari 5 tahapan yaitu: inisialisasi persiapan perencanaan strategis
SI/TI, memahami kebutuhan bisnis dan informasi ,menentukan target SI/TI,
menentukan strategis SI/TI, serta rencana dan implementasi. Analisis strategis
menggunakan metode analisis PEST, analisis BCGmatriks, analis kekuatan
Porter, analisis SWOT, analisis value chain, analisis CSF dan KPL. Hasil dari
penelitian ini membuat suatu kerangka kerja perencanaan strategi SI/TI yang
terintegrasi sehingga memudahkan manajemen mengelola sumber daya untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan, akurat, dapat digunakan secara bersama
oleh semua pihak.
Penelitian lain berjudul “Perencanaan Strategis Sistem Informasi di PT.
Barito Prima Konsultan, perusahaan belum memiliki sistem informasi yang perlu
dibuat sistem informasi perencanaan strategis dalam rangka mengoptimalkan
proses bisnis di setiap bagian dari PT. Barito Prima Consultant. Alat analisis
berdasarkan kondisi eksternal menggunakan five forces dan Value Chain Activity
menghasilkan pengelompokan aktivitas berdasarkan aktivitas utama dan aktivitas
pendukung pada perusahaan dan solusi aplikasi pada setiap aktivitas yang ada
pada perusahaan, kemudian dari analisis tersebut didapat solusi SI/TI yang berisi
tentang analisis aktivitas utama dan aktivitas pendukung [8].
Penelitian lain berjudul “ Analisis Srategi Web E-Commerce dengan
Metode Value Chain pada PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM). PT Sriwijaya
Optimis Mandiri (SOM) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
olahraga yang memfokuskan pada jenis olahraga sepak bola dan penjualan
merchandise serta souvenir olahraga khususnya olahraga sepak bola dan menaungi
klub sepak bola asal provinsi Sumatera Selatan yaitu Sriwijaya Football Club
(SFC). untuk membantu meningkatkan kinerja operasional perusahaan, diperlukan
sebuah sistem yang dapat membantu manajemen dalam pengelolaan penjualan
tiket pertandingan secara online. Dengan menggunakan Analisis value chain
(rantai nilai) sebagai salah satu alat manajemen biaya analisis yang dapat
4
memberikan informasi dalam membuat keputusan strategis dalam pengembangan
web e-commerce perusahaan dapat membuat identifikasi dan meningkatkan nilai
tambah bagi konsumen selain penurunan nilai produk[9]
Pentingnya Perencanaan Strategis dalam Organisasi Perencanaan strategic (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuan-
tujuan organisasi, penentuan strategi, program-program strategi, dan penetapan
metode-metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan
kebijaksanaan telah diimplementasikan. Perencanaan strategi juga merupakan
proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk mencapai tujuan
organisasi. Rencana menentukan ke mana organisasi dan kegiatan-kegiatannya
akan diarahkan. Ini berarti bahwa maksud dari tiap rencana dan semua rencana-
rencana turunan adalah membantu pencapaian tujuan organisasi. Secara lebih
spesifik pentingnya perencanaan dalam organisasi juga dapat dilihat dari
keuntungan perencanaan sebagai berikut. Ada beberapa alasan mengapa
perencanaan begitu penting dalam organisasi, berikut:
1. Tujuan menjadi jelas dan terarah Perencanaan sebagai langkah awal dari
pencapaian tujuan akan memberikan arah dan kejelasan tujuan tersebut,
sehingga semua komponen ataupun elemen-elemen dalam organisasi
mengetahui dengan baik tujuan yang hendak dicapai.
2. Semua bagian yang ada dalam organisasi akan bekerja ke arah satu tujuan
yang sama Ketika semua elemen atau bagian dalam organisasi mengetahui
tujuan organisasinya dengan jelas dan benar, maka mereka akan bekerja ke
satu arah yang sama. Artinya mereka memahami prosedur apa saja yang
akan dilakukan sebagaimana yang telah mereka sepakati dalam
perencanaan.
3. Menolong mengidentifikasikan berbagai hambatan dan peluang Dengan
adanya perencanaan maka organisasi mampu mengidentifikasi berbagai
hambatan dan peluang yang ada di lingkungan luar organisasi. Adanya
hambatan dan peluang yang datang akan menuntut organisasi
mempersiapkan tindakan-tindakan antisipasi ke depan sehingga mereka
tetap berada di lajur menuju tujuan awal.
4. Membantu pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif Perencanaan
memberikan pandangan bagi organisasi mengenai tindakan apa saja yang
harus mereka lakukan demi tercapainya tujuan, termasuk di dalamnya
biaya dan lamanya waktu yang dibutuhkan sehingga tujuan terealisasi. Hal
ini akan membantu organisasi menjadi lebih efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan.
5. Perencanaan sendiri dapat diartikan aktivitas pengawasan Ketika prosedur
kerja sudah ada dan jelas, tentu hal ini menjadi sebuah control terhadap
5
pelaksanaan di lapangan. Artinya mereka akan bekerja sesuai prosedur
sebab perencanaan sebagai pengawasan.
6. Perencanaan juga membantu untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian
Dalam mencapai sebuah tujuan, terdapat berbagai macam resiko dan
ketidakpastian yang akan menghadang dalam pencapaian tujuan
organisasi. Oleh karena itu, adanya perencanaan akan memperjelas
tindakan-tindakan dan prosedur kerja sehingga ketidakpastian tersebut
dapat diminimalisir[10].
Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan teknologi informasi Perencanaan Strategis sistem informasi adalah pendekatan sistematis
untuk menentukan mana yang paling efektif dan efisien berkaitan dengan
kepuasan pemenuhan kebutuhan informasi (Ward dan Griffiths, 1996) [4].
Perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi dibutuhkan untuk
mempersiapkan organisasi dalam merencanakan pemakaian teknologi dan sistem
informasi untuk organisasinya[11]. Perencanaan strategi sistem dan teknologi
informasi (SI/TI) yaitu suatu proses analisa yang meyeluruh dan sistematis
dalam merumuskan tujuan dan sasaran perusahaan, serta menentukan strategi
yang memanfaatkan keunggulan sistem informasi dan dukungan teknologi
informasi dalam menunjang strategi bisnis dan memberikan perusahaan suatu
keunggulan jangka panjang dalam bersaing dengan perusahaan lainnya[3].
Strategis bisnis yang diterapkan oleh sebuah perusahaan tidak dapat dilepaskan
begitu saja dari strategi sistem informasi dan strategi teknologi informasi karena
dengan adanya perkembangan/kemajuan sistem informasi dan teknologi informasi
maka perusahaan tersebut dapat memanfaatkannya untuk mendukung strategi
bisnisnya. Perencanaan strategis SI/TI mempelajari pengaruh SI/TI terhadap
kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah
strategis. Selain itu, perencanaan strategis SI/TI juga menjelaskan berbagai tools,
teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI
dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan
teknologi yang inovatif (Ward & Peppard, 2002)[7]. Agar penerapan TI optimal,
dibutuhkan suatu strategi SI/TI yang selaras dengan strategi bisnis organisasi. Hal
ini diperlukan agar investasi yang dikeluarkan untuk TI sesuai dengan kebutuhan
dan memberi manfaat yang diukur dari pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Earl membedakan antara strategi SI dan TI (Earl, 1996)[2]. Strategi SI
menekankan pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan rganisasi.
Esensi dari strategi SI adalah menjawab pertanyaan apa. Sedangkan strategi TI
lebih menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur, dan keahlian khusus
yang terkait atau menjawab pertanyaan bagaimana. Sebagai contoh suatu
organisasi menerapkan Executive Information System pada bidang pemasaran hal
ini mempengaruhi aliran informasi vertikal dalam perusahaan. Pihak manajemen
atas memiliki akses informasi yang lebih besar dan mengurangi ketergantungan
sumber informasi terhadap manajemen menengah. Jaringan telekomunikasi
sebagai aplikasi teknologi informasi memungkinkan informasi mengalir dengan
6
mudah dan cepat di antara departemen dan divisi yang berbeda. Hubungan antara
strategi TI, strategi SI dan strategi bisnis terlihat pada Gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1. Hubungan antara Strategi SI, Strategi TI, dan Strategi Bisnis (Sumber : Ward and
Peppard, 2002)
Untuk menentukan strategi SI/TI yang dapat mendukung pencapaian visi dan misi
organisasi, maka perlu pemahaman tentang strategi bisnis organisasi. Pemahaman
tersebut mencakup penjelasan terhadap hal-hal berikut: mengapa suatu bisnis
dijalankan, kemana tujuan, dan arah bisnis, kapan tujuan tersebut dicapai,
bagaimana cara mencapai tujuan dan adakah perubahan yang harus dilakukan.
Jadi dalam membangun suatu strategi SI/TI, yang menjadi isu sentral adalah
penyelarasan (alignment) strategi SI/TI dengan strategi bisnis organisasi[7].
Five Forces
Five Forces adalah suatu metode untuk menganalisis industri dan
pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan. Akibatnya faktor-
faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan seperti ancaman-ancaman dan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu
sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Michael E. Porter mengemukakan konsep
Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis[12]. Analisis
kompetitif digunakan untuk mengevaluasi struktur lingkungan bisnis suatu
industri dan tantangan dari pesaing dalam suatu industri. Hasil diagram kompetitif
model suatu organisasi digunakan sebagai dasar untuk mengindentifikasi peluang
dari eksternal organisasi guna pemanfaatan SI dan TI yang dapat menigkatkan
keunggulan kompetitif bisnisnya. Porter (1985) membagi kekuatan industri
7
menjadi 5 bagian, yaitu: 1) daya tawar konsumen (bargaining power of buyer),
berasal dari konsumen produk/jasa dalam industri. Suatu perusahaan perlu
mempertimbangkan, mengetahui pengaruh, manfaat dan keadaan daya tawar
tersebut. agar bisnis perusahaan tetap baik maka perlu menjaga konsumen untuk
tidak berpindah ke pesaing yang lain yang mungkin menawarkan harga yang lebih
murah. Contohnya, sebuah rumah sakit berusaha untuk meningkatkan kemampuan
kompetisinya dengan meningkatkan pelayanan namun dengan harga yang masih
terjangkau seperti membuat pusat informasi secara online untuk konsumen rumah
sakit untuk mendapatkan informasi tentang keadaan rumah sakit, untuk memesan
kamar inap dan untuk pendaftaran. Sehingga membuat konsumen sulit untuk
berubah ke pasaing lainnya; 2) daya tawar pemasok (bargaining power of
supplier), berasal dari penyediaan produk/jasa yang turut berkontribusi pada
keunggulan kompetitif suatu perusahaan disuatu industri. Daya tawar pemasok
akan kuat apabila pemasok memiliki pasokan terhadap produk yang unik/jarang
ditemukan. Pemasok tersebut perlu memotivasi agar terus menerus melakukan
kerjasama dengan suatu organisasi, begitu pula sebaliknya. Contohnya pada SI
Rumah Sakit manfaat dari menjaga hubungan baik dengan suppliers yaitu
mengurangi biaya pembelian obat-obatan, mengurangi kemungkinan
keterlambatan pengiriman barang, meningkatkan keakuratan informasi yang
diterima, dan memperlancar kerjasama baik RS dengan supliers; 3) tekanan dari
pendatang baru (threats of new entrance), pendatang baru yang akan ikut serta
berkompetisi didalam perusahaan baru, perusahaan lama berstrategi bisnis yang
berbeda untuk masuk ke pasar yang baru, perusahaan lama yang tadinya tidak
berkompetisi pada area yang sama kini berpindah ke area yang sama dengan
perusahaan kita. Tekanan tersebut disikapi perusahaan yang sudah ada dengan
meninggikan Entry Barrier, Entry Barries tersebut dapat berupa Entry
cost/Switching cost bagi konsumen yang tinggi, keluar dari persaingan, dan
berhenti dari bisnis. Contoh, munculnya banyak Klinik-klinik Kesehatan, Praktek
dokter umum Mandiri; 4) tekanan dari produk pengganti (threat of substitute
product), tantangan ini berasal dari produk/jasa alternatif lain yang ditawarkan
perusahaan dalam suatu industri. Produk/jasa alternatif tersebut perlu
mempertimbangkan alasan ketertarikan dan pilihan konsumen. Contoh,
menculnya pesaing baru seperti rumah sakit swasta dan rumah sakit umum; 5)
rivalitias intra industri (intra industri rivalry), rivalitas yang terjadi berupa
kompetisi diantara perusahaan dalam suatu industri yang sama.[9] contoh, pada
rumah sakit memberikan pelayanan yang berbeda yang membedakan kualitas
rumah sakit rafflesia dengan rumah sakit swasta lain. Seperti : RS rafflesia
menawarkan inovasi ruangan yang selalu bersih dan harum untuk seluruh tipe
kelas dari kelas 1 hingga kelas VIP[13].
Value Chain Activity Analisis Value Chain Activity merupakan analisis aktifitas-aktifitas yang
menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan[3]. Konsep
Value Chain memberikan perspektif letak perusahaan dalam rantai nilai industri.
Analisis Value Chain membantu perusahaan untuk memahami rantai nilai yang
membentuk produk tersebut. Nilai yang berawal dari bahan mentah sampai
8
dengan penanganan produk setelah dijual kepada konsumen. Perusahaan harus
mampu mengenali posisinya pada rantai nilai yang membentuk produk atau jasa
tersebut. Hal ini sangat penting untuk mengidentifikasi kesempatan dari
persaingan. Setelah mengidentifikasi posisinya, maka perusahaan mengenali
aktifitas-aktifitas yang membentuk nilai tersebut. Aktifitas-aktifitas tersebut dikaji
untuk mengidentifikasi apakah memberikan nilai bagi produk atau tidak. Jika
aktivitas tersebut memberikan nilai, maka akan terus digunakan dan diperbaiki
untuk memaksimalkan nilai. Sebaliknya, jika aktifitas tersebut tidak memberikan
nilai tambah maka harus dihapus.[10] Aktivitas tidak bernilai tambah adalah
aktivitas-aktivitas yang tidak perlu atau aktivitas-aktivitas yang perlu, namun
tidak efisien dan dapat diperbaiki. Jika aktivitas tidak bernilai tambah
dilaksanakan, akan berakibat menambah biaya yang tidak perlu dan merintangi
kinerja, sehingga menimbulkan biaya tidak bernilai tambah. Biaya tidak bernilai
tambah adalah biaya yang disebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai
tambah. Biaya tidak bernilai tambah dapat diartikan sebagai biaya atas aktivitas-
aktivitas yang dapat dieliminiasi tanpa menimbulkan kesan buruk dari para
konsumen mengenai kinerja, fungsi, atau ukuran mutu lainnya suatu produk.
Analisis aktivitas dapat menurunkan biaya dengan cara peniadaan aktivitas,
pemilihan aktivitas, pengurangan aktivitas, dan penggunaan aktivitas secara
bersama[11]. Kerangka rantai nilai membagi aktivitas dalam perusahaan menjadi
dua kategori : 1). Aktivitas primer, aktivitas yang berkaitan dengan penciptaan
fisik produk, penjualannya dan distribusinya ke para pembeli dan servis setelah
adanya penjualan; 2). Aktivitas pendukung, aktivitas yang membantu perusahaan
secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi
berlangsungnya aktivitas-aktivitas primer secara berkelanjutan[12].
Gambar 2. Model rantai nilai oleh Porter (Sumber : Hunger, 2003)
Empat aktivitas pendukung yaitu infrastruktur perusahaan (management and
administrative services yaitu manajemen, akuntansi, keuangan, dan sebagainya),
manajemen sumberdaya manusia (human resource manajement seperti
9
penerimaan, pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia), pengembangan
teknologi (technology development seperti R&D, peningkatan kualitas produk dan
proses), dan pengadaan barang (procurement).
Porter mengidentifikasi lima kegiatan utama yang biasanya terjadi di
setiap bisnis: (1) inbound logistics bahan mentah; (2) operasi; (3) outbound
logistics barang jadi; (4) pemasaran dan penjualan, dan (5) layanan konsumen
(Hunger, 2003). Porter menjelaskan bahwa untuk mencapai keuntungan
kompetisi, kesembilan kegiatan-kegiatan tersebut harus ditingkatkan nilainya,
yaitu harus efisien dan efektif. Nilai di tiap kegiatan akan dibawa kegiatan lainnya
dan akan menambah nilai di kegiatan berikutnya dan seterusnya, sehingga akhir
dari seluruh kegiatan akan sangat bernilai[2].
3. Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat,
kepercayaan orang yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif segala
sesuatunya tidak dapat diukur dengan angka dan teori yang digunakan dalam
penelitian tidak dipaksakan untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai
suatu hal menurut pandangan manusia yang telah diteliti[14].
Pertama, penelitian akan dilakukan pada Pertambakan budidaya udang di
PT. Asindo Setia Tama pada bagian operasional. Pengamatan lebih dikhususkan
dalam proses bisnis. Kedua, wawancara dilakukan untuk memahami lebih dalam
proses bisnis dan operasioal untuk mengetahui nantinya usulan SI/TI melalui hasil
wawancara tersebut. Wawancara akan diambil oleh para kebijakan yang telah
berpengalaman. Bagian sekertaris Ibu theresiana, S.E. Bendahara Ibu Fenny pada
tanggal 12 mei 2015 dikantor PT. Asindo Setia Tama. Dan Manager Bapak John
Tangkelangi S.T. dan Bagian Pengarsipan Bapak Kristoforus Gaud, S.E. Pada
tanggal 4 july 2015 melalui telpon dan email. Ketiga, pertanyaan tersebut akan
dijawab oleh keempat responden yang terlibat langsung dalam proses bisnis pada
pertambakan budidaya udang di PT.Asindo Setiatama. dengan begitu hasil
penelitian dapat dipertanggung jawabkan serta menghemat waktu, tenaga, dan
biaya dalam penelitian.
10
Gambar 3 Tahapan penelitian
Tahap 1 Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Organisasi. Pada tahap ini akan
dilakukan observasi dan wawancara pada Pertambakan budidaya udang di PT.
Asindo Setia Tama untuk mendapatkan pemahaman mengenai kondisi
perusahaan, proses bisnis perusahaan, dan kebutuhan SI/TI perusahaan. Hasil
akhir dari tahap 1 ini adalah gambaran mengenai keadaan bisnis perusahaan, serta
peluang pemanfaatan SI/TI pada perusahaan dimasa depan, untuk mendapatkan
keluaran tersebut kita perlu memperoleh informasi perusahaan berupa visi, misi,
dan tujuan perusahaan serta menganalisis kondisi eksternal bisnis perusahaan
untuk mengetahui perkembangan teknologi dalam dunia bisnis untuk mendukung
strategi perusahaan dimasa depan. Mengetahui bagaimana posisi, keadaan dan
kekuatan SI/TI perusahaaan.
Tahap 2 Menentukan Target bagi SI/TI. Pada tahap ini akan dilakukan
observasi dan wawancara kepada manajer dan direktur utama perusahaan,
kemudian menentukan usulan strategi untuk memenuhi kebutuhan Pada
Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama. Hasil yang diperoleh
pada tahap 1 akan menjadi usulan pada tahap ini. Setelah itu akan diperoleh
usulan strategi SI/TI yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, untuk
mendapatkan keluaran tersebut maka perlu adanya identifikasi masalah dan solusi
bisnis internal pada perusahaan, identifikasi pemanfaatan SI/TI dari eksternal
organisasi, Analisis kesenjangan kebutuhan informasi, membuat usulan strategi
SI/TI.
Tahap 3 Menentukan Strategi SI/TI. Pada tahap ini akan dibuat strategi
SI/TI dengan memperhatikan hasil wawancara, serta aturan kebijakan yang ada
Tahap 1
Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Organisasi
Analisis Bisnis Internal
Analisis Value Chain Activity
Lingkungan Eksternal Organisasi Lingkungan Internal Organisasi
Tahap 2 (Menetukan Target SI/TI)
Analisis Kesenjangan Aplikasi
Tahap 3 (Menetukan Strategi SI/TI)
Rencana Strategis
Tahap 4 (Menyusun Usulan SI/TI)
Penyusunan Rencana Implementasi dan Manfaat Bisnis
SI/TI pada Pada Pertambakan budidaya udang di
PT.Asindo Setiatama
Analisis Bisnis Eksternal
Analisis Five Forces
Analisis Kondisi Eksternal
Analisis Manfaat Penerapan
SI/TI Pada Pertambakan
budidaya udang di Pada
Pertambakan budidaya
udang di Pada Pertambakan
budidaya udang di PT.
Asindo Setia Tama
11
sehingga akan diambil kebijakan terhadap rencana implementasi SI/TI pada
Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama.
Tahap 4 Rencana Implementasi SI/TI kemudian pada tahap ini akan
dibuat rencana implementasi SI/TI yang akan diterapkan Pada Pertambakan
budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama. [4]
4. Hasil dan Pembahasan
Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Informasi Perusahaan
Untuk membantu memahami kondisi lingkungan perusahaaan dan melihat
dampak dan potensi SI/TI terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada
Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama, maka dilakukan analisis
kebutuhan SI/TI agar dapat disusun prioritas kebutuhan dan penggunaan SI/TI
untung mendukung pencapaian strategi perusahaan. Adapun ruang lingkup dari
perencanaan strategis SI/TI. Pertama, menentukan strategi SI/TI yang sesuai
dengan perencanaan strategi SI dengan menggunakan metode value chain activity
dan metode five forces. Kedua, Menentukan prioritas strategi SI/TI yang akan
digunakan. Dan yang ketiga, Rencana implementasi pelaksannaan implementasi
yang melatar belakangi adanya perencanaan strategis SI/TI.
Profil PT. Asindo Setia Tama
PT. Asindo Setia Tama Tama terletak dijalan Ahmad Yani no.35M
Makassar, perusahaan ini berdiri sejak 29 Maret 1990 perusahaan Manufaktur
yang bergerak dibidang pertambakan budidaya udang, mulai dari pemeliharan
sampai ke penjulalan udang. Adapun Visi dan Misi Pada Pertambakan budidaya
udang di PT. Asindo Setia Tama. Visi Berperan dalam mengelolah kekayaan alam
maritim pada sektor agribisnis udang untuk memenuhi tuntutan pasar domestik
dan mancanegara. Sedangkan Misi, Berpartisipasi meningkatkan daya saing
kualitas produksi dan pemasaran udang dalam negeri terhadap negara penghasil
udang didunia, sehingga ikut menambah jumlah devisa negara melalui eksport
udang ke manca negara. Mengentaskan kemiskinan dan mengurangi angka
pengangguran dengan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Identifikasi dan Solusi Bisnis Internal Analisis Value Chain Acitivity
Analisis lingkungan Bisnis internal organisasi dilakukan untuk mengetahui
proses bisnis pada Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama
sehingga dapat diketahui secara jelas rencana strategis SI/TI sesuai kebutuhan
organisasi. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi, maka alat yang digunakan untuk menganalisis lingkungan bisnis
internal organisasi adalah Value Chain Activity. Analisis Value Chain Activity
dilakukan untuk mengetahui aktivitas utama dan aktivitas pendukung pada
perusahaan. Berdasarkan analisis tersebut, dihasilkan kebutuhan SI/TI dan solusi
SI/TI pada PT.Asindo Setiatama .
12
Aktivitas utama pada perusahaan merupakan aktivitas yang bernilai dalam
menjalankan proses bisnis, namun dapat menimbulkan biaya dalam proses
pengerjaanya. Aktivitas pendukung merupakan aktivitas yang membantu
perusahaan untuk mendukung proses secara keseluruhan dengan menyediakan
dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas utama.
Berikut ini hasil dari analisis value chain activity pada Pertambakan
budidaya udang di PT Asindo Setiatama :
Gambar 4 Value Chain Activity Pada Pertambakan Budidaya Udang di PT. Asindo Setia Tama
Aktivitas utama perusahaan: a). Bagian perencanaan, membuat rencana
kegiatan produksi serta langkah-langkah yang akan dilakukan selama kegiatan
produksi berlangsung .setelah itu melaksanakan pengembangan infrastruktur
perusahaan untuk membangun sebuah sistem informasi yang dapat membantu
kinerja kerja pegawai disetiap bagian khusunya unit pertambakan udang. Kegiatan
ini melibatkan direktur, manager dan kepala bagian pertambakan udang, b).
Bagian pengadaan bertugas untuk melakukan pencatatan pembelian dan
penerimaan peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung proses kegiatan
produksi. Kegiatan ini melibatkan bagian manager, bagian keuangan, dan bagian
administrasi, c) Bagian pemasaran dan penjualan melakukan kegiatan pelayanan
bagi konsumen baik menangani komplain dari konsumen atau memberikan dan
menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen.
Aktivitas pendukung perusahaan: a). Bagian Keuangan, bertugas mengatur
kebutuhan perusahaan, mengurus tagihan perusahaan, dan membuat laporan
keuangan perusahaan perbulan, kegiatan ini melibatkan manajer, keuangan, b).
Bagian Administrasi, bertugas menyusun data penawaran pembelian udang,
kegiatan ini melibatkan direktur, manajer dan bagian administrasi.
Tabel 1 Solusi SI/TI berdasarkan analisis value chain activity
Bagian/Unit
Akrivitas
Utama
Kebutuhan bisnis Kebutuhan SI/TI Solusi SI/TI
Perencanaan
- Melakukan
perencanaan
kegiatan dan
penjadwalan
dalam proses
produksi
- Sistem informasi
yang menyajikan
tentang rencana
kegiatan yang
sudah di susun
dan dijadwalkan
- SI
Perencanaan
Kegiatan
Produksi
Ak
tiv
ita
s
uta
ma
Ak
tiv
ita
s
pen
du
ku
ng
Administrasi
Keuangan
Va
lue
Ad
ded
Pengadaan
Pemasaran dan
Penjualan
Perencanaan
13
- Melakukan
pengembangan
infrastruktur
pada
perusahaan
pengerjaan untuk
kegiatan produksi.
- Sistem Informasi
yang mengatur
pengolaan
teknologi
- SI
Pengelolaan
Teknologi
Pengadaan - Untuk membuat
laporan
Pembelian dan
penerimaan
peralatan dan
mesin yang
mendukung
selama proses
kegiatan
produksi
- Sistem Informasi
untuk membantu
pencatatan
pembelian
perlengkapan alat
dan mesin dalam
proses produksi.
- Sistem Informasi
mencatat
pemesanan
penerimaan
barang dari
supplier
- SI
Operasional
- SI SCM
Pemasaran
dan
penjualan
- Melakukan
pengembangan
layanan dan
saluran
pemasaran
- Sistem Informasi
yang dapat
memberikan
informasi tentang
profil perusahaan,
layanan
konsumen, jenis
barang yang
dijual, jangkauan
wilayah pemasok
- SI Promosi
- SI CRM
Bagian/Unit
Akrivitas
Pendukung
Kebutuhan bisnis
Kebutuhan SI/TI
Solusi SI/TI
Keuangan - Membuat
laporan
keuangan dan
mengurus
tagihan
- Sistem informasi
yang memberikan
informasi tentang
laporan keuangan
perusahaan
- SI
Manajemen
Keuangan
Administrasi - Menyusun
berkas
penawaran dan
data-data
pertambakan
udang.
- Mengelola data
pegawai
- Sistem informasi
yang dapat
mengelola data-
data
konsumen/pemberi
pekerjaan
- Sistem Informasi
pengelola data
pegawai
- SI
Administrasi
- SI Pegawai
Berikut merupakan penjelasan solusi SI/TI yang didapat dari hasil analisis
value chain activity : 1) SI Perencanaan Kegiatan Produksi, aplikasi ini membantu
pencatatan yang meliputi rencana kegiatan proses produksi, jadwal pengerjaan
sampai dengan hasil produksi; 2) SI Pengelolaan Teknologi, aplikasi ini
14
membantu melakukan pencatatan keras yang sudah ada. Seperti : komputer,
printer, scanner, mobil dan motor. Pencatatan ini meliputi jenis peralatan, merek
/type, tahhun pembelian, kondisi peralatan saat ini, bukti kepemilikan dan lokasi
peralatan. Dari hasil pencatatan ini dapat diketahui kapan akan di lakukan
perawatan dan pembelian baru untuk jenis peralatan yang sudah tidak dapat
digunakan lagi. 3) SI SCM (supply chain management), aplikasi ini membantu
pencatatan stock barang yang berasal dari supplier seperti pelampung, kincir,
gearbox, chasis guna proses produksi; 4) SI Operasional, aplikasi ini membantu
tentang pencatatan kebutuhan pembelian perlengkapan alat, mesin yang
dibutuhkan selama proses produksi berlangsung; 5) SI Promosi, aplikasi
membantu mendata seluruh kegiatan promosi, meliputi hasil laporan setelah
melakukan promosi; 6) SI CRM (customer relationship management), aplikasi ini
berisi tentang berbagai keluhan konsumen terhadap hasil produksi yang nantinya
komplen tersebut dapat dianalisa oleh bagian analisis hasil produksi; 7) SI
Manajemen Kuangan, aplikasi ini membantu pencatatan laporan keuangan setiap
bulan meliputi pendapatan, biaya, aktiva, kewajiban, dan ekuitas; 8) SI
Administrasi, aplikasi ini membantu melakukan penyimpanan data penawaran
udang dan data-data lain terkait pada pertambakan budidaya udang; 9) SI
Pegawai, aplikasi ini membantu menyimpan data-data pegawai yang meliputi
identitas nama, alamat, pendidikan terakhir, kontak nomor telpon dan alamat
email yang bisa dihubungi, pengalaman kerja (jika ada), scan ijazah terakhir, dan
sertifikat penunjang (jika ada).
Analisis Five Forces
Penelitian ini dilakukan dengan Observasi dan Wawancara sehingga
didapat hasil analisis kekuatan menurut Five Forces Pada Pertambakan budidaya
udang di PT. Asindo Setia Tama, yang pertama adalah pesaing (competitor),
Disetiap perusahaan pesaing sudah memliki sistem yang sudah terintegrasi untuk
memenuhi kebutuhan bisnis. Dalam hal ini PT. Asindo Setia Tama harus
menyadari untuk meningkatkan kinerja para pegawai dan meningkatkan strategi
bisnis adalah dengan memiliki sistem informasi yang terintegrasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan bisnis serta mempermudah membantu para pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan. Kedua, analisis ancaman pesaing baru difokuskan pada
bagaimana jenis pelayanan dan strategi bisnis oleh pesaing baru tersebut dapat
mengancam posisi Pada Pertambakan Budidaya di PT. Asindo Setia Tama. Hasil
analisis adanya strategi bisnis dengan perlengkapan dan peralatan lebih canggih
dapat menjadi ancaman bagi perusahaan lama yang peralatan dan
perlengkapannya tergolong masih sangat minim dan secara tidak langsung
berpengaruh dalam kinerja kerja para pegawai dalam ketepatan waktu.
Ketiga, analisis ancaman produk/layanan jasa pengganti, yang
dimaksudkan disini adanya layanan jasa yang diberikan perusahaan lain yang
memiliki sistem informasi yang dapat memberikan kemudahan bagi konsumen
menerima atau mencari informasi mengenai perusahaan dan produk yang
dibutuhkan. Keempat, analisis kekuatan menawar konsumen, Kekuatan posisi
tawar menawar konsumen lebih kuat dikarenakan perusahaan menjual produk
15
kebutuhan sehari-hari pada saat ini peka terhadap harga dikarenakan keadaan
perekonomian negara yang masih belum stabil. Jadi, perusahaan harus
menetapkan harga yang tepat dan memberikan pelayanan yang dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen. Kekuatan yang dimiliki konsumen mampu memaksa
harga turun, peningkatan pelayan dan kualitas. Dalam hal ini Pertambakan
budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama tidak secara langsung menentukan
harga, tetapi harga sepenuhnya tergantung dari proposal penawaran harga
konsumen dan kualitas udang. Kelima, analisis kekuatan menawar pemasok, yang
dimaksud pemasok disini adalah para pengusaha yang bekerja sama dengan PT.
Asindo Setia Tama. Oleh sebab itu sangat penting menjaga nama baik perusahaan
dan kerja sama yang baik dengan pemasok sebelumnya sehingga calon pemasok
lainnya mau berkerja sama dengan PT. Asindo Setia Tama yang sudah sangat
berpengalaman dibidangnya.
Berikut merupakan pemetaan kebutuhan SI/TI Pada Pertambakan
budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama berdasarkan hasil analisis Five Forces
Tabel 2 Kebutuhan SI/TI dan Solusi SI/TI berdasarkan analisis Five Forces
Faktor Five Forces Kebutuhan SI/TI Solusi SI/TI
Competitor
Kebanyakan pesaing
pada perusahaan
manufaktur memiliki
sistem informasi yang
dapat membantu
meningkatkan kinerja
pegawai dalam
menyelesaikan
kegiatan proses
produksi. Seperti
perusahan perikanan
yang mempunyai
sistem yang saling
terintegrasi untuk
meningkatkan kinerja
kerja.
- Membangun sistem
informasi yang dapat
membantu pencatatan
kegiatan proses
produksi agar lebih
terstruktur
- SI Manajamen
Produksi
Threat of New Entrans
Strategi bisnis baru
yang digunakan
pesaing pada
perusahaan
manufaktur. Pada
perusahan perikanan
mempunyai sistem
berbasis komputer
untuk memenuhi
kebutuhan bisnisnya .
- Menyiapkan perangkat
keras (hardware) yang
mendukung aplikasi
sistem informasi yang
akan digunakan dan
dapat memenuhi
kebutuhan bisnis Pada
Pertambakan budidaya
udang di PT. Asindo
Setia Tama.
- Menyediakan
infrastruktur
yang akan
digunakan sesuai
kebutuhan SI/TI
pada
Pertambakan
budidaya udang
di PT. Asindo
Setia Tama
- SI Teknologi
16
Bargaining Powers of
Suppliers and Buyers
Faktor konsumen dan
pemasok yang
mempengaruhi
pelayanan
- Membangun sebuah
sistem yang dapat
memberikan informasi
tentang profil
perusahaan, kinerja
perusahaan, dan
lingkup layanan jasa
untuk dapat
menampung
permintaan konsumen.
- SI CRM
- SI SCM
Threat of Subtitute
Products/ Services
Perusahaan manufatur
lainnya mempunyai
promosi yang dapat
menarik minat
konsumen.
- Membangun sistem
informasi yang dapat
memberikan informasi
tentang perusahaan,
lingkup layanan
perusahaan.
- Web Promosi
Berikut merupakan penjelasan solusi SI/TI berdasarkan analisis Five
Forces : 1) SI Manajemen Produksi, aplikasi ini berfungsi untuk membantu
pencatatan rencana kegiatan produksi, jadwal kegiatan produksi dan hasil
produksi dan tenaga ahli yang bekerja dalam proses produksi serta menyimpan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan produksi udang, evaluasi laporan
mingguan apa saja yang sudah mulai dikerjakan sesuai tahapannya; 2) SI
Teknologi, aplikasi ini membantu pencatatan perangkat keras yang sudah ada
seperti computer, scanner, printer, motor, dan mobil. Pencatatan meliputi jenis
peralatan, kapasitas/output saat ini, merk/type, tahun pembelian, kondisi peralatan
saat ini, lokasi peralatan, dan bukti kepemilikan. Dari pencatatan tersebut
diketahui kapan akan dilakukan perawatan atau penggantian dengan alat baru; 3)
SI CRM (sistem informasi customer relationship), aplikasi ini berfungsi untuk
membantu pencatatan profile konsumen dengan begitu akan membantu dalam
menjalin relasi bisnis kembali dengan konsumen tersebut; 4) SI SCM (sistem
informasi supply chain management), aplikasi ini membantu pencatatan stock
barang yang berasal dari supplier yang akan digunakan untuk produksi udang,
contohnya stok material, perlengkapan untuk budidaya udang, alat berat untuk
pengangkatan pada saat panen. Pengangkutan transportasi untuk pengakut kincir,
pakan, kapur, panen dan kebutuhan mesin- mesin. Dari pencatatan tersebut
diketahui biaya untuk supply serta menjaga relasi bisnis dengan supplier; 5) Web
promosi, aplikasi ini membantu untuk memperkenalkan perusahaan kepada publik
memberikan informasi meliputi profile perusahaan, visi, misi perusahaan, jenis
layanan, profile tenaga ahli, dan daftar yang sudah dikerjakan oleh di PT. Asindo
Setia Tama dari awal berdiri hingga sekarang.
Manfaat Penerapan SI/TI pada Kondisi SI/TI Eksternal Organisasi
Berdasarkan hasil analisis kondisi SI/TI eksternal organisasi.
Perkembangan SI/TI, sistem informasi pada jaman sekarang sudah merupakan
kebutuhan untuk menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan bisnis
perusahaan maupun organisasi, pesatnya perkembangan sistem informasi pada
17
saat ini menyebabkan banyak perusahaan dan organisasi berlomba membeli
sebuah aplikasi untuk mempermudah proses bisnis. Sedangkan Pada Pertambakan
budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama belum menggunakan layanan internet
dan aplikasi apapun dalam menyelesaikan proses bisnis pada perusahaan seperti
administrasi, laporan keuangan, pencatatan hasil produksi, pengadaan dan
promosi sehingga ditemukan berbagai kendala dalam mengintegrasikan seluruh
bagian serta didukung dengan perkembangan perangkat keras yang semakin
canggih. perkembangan perangkat keras (hardwere), dimulai dari PC digunakan
hanya untuk pengarsipan. Perangkat keras lainnya adalah printer yang ukuran
besar dan hanya tersedia tinta hitam putih sampai sekarang menggunakan printer
yang memiliki fungsi scan dan fotocopy, kemudian media penyimpanan seperti
disc yang memiliki kapasitas penyimpanan kecil.
Sementara itu perkembangan sistem basis data berkembang cepat hingga
sekarang didukung dengan fasilitas data warehousing dan fasilitas basis data
berbasis web sebagai suatu strategi bisnis dalam meningkatkan kinerja organisasi
didukung oleh perkembangan jaringan komunikasi dan keamanan data, saat ini
perkembangan jaringan komunikasi sangat berpengaruh dalam menghubungkan
devices yang digunakan untuk saling berbagi data, dari menggunakan LAN (local
area network) jaringan untuk berbagi data hanya pada satu gedung , kemudian
berkembang menjadi WAN (wide area network), dan sekarang berkembang kearah
internet yang memungkinkan pengguna untuk mengakses data dimanapun berada.
sementara pada Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama hanya
mengandalkan fax untuk mengirim dokumen. Setelah itu sistem keamanan data,
penting menjaga keamanan data dari berbagai serangan komputer seperti virus,
dan cracker untuk mengantisipasi virus sementara Pada Pertambakan budidaya
udang di PT. Asindo Setia Tama masih menggunakan anti virus yang banyak
digunakan pengguna komputer pada umumnya.
Perkembangan media jejaring sosial, saat ini sangat pesat sehingga
memudahkan dalam melakukan promosi melalui beberapa jejaring sosial yang
sedang banyak diminati masyarakat yaitu melewati media sosial karena lebih
efektif dan mudah penggunaannya, serta dapat menghemat biaya. Berdasarkan
hasil analisis kondisi SI/TI eksternal didapat hasil manfaat penerapan SI/TI pada
tabel 3.
18
Tabel 3 Manfaat Penerapan SI/TI pada kondisi SI/TI eksternal organisasi
Kondisi SI/TI Eksternal Manfaat Penerapan SI/TI
- Perkembangan sistem
informasi yang menjadi
kebutuhan dalam proses
bisnis.
- Berkembangnya teknologi
sehingga memungkinkan
menyimpan data berbasis
internet.
- Pesatnya perkembangan
perangkat lunak .
- Teknologi berbasis internet
yang banyak dimanfaatkan
dalam jaringan computer.
- Pentingnya menjaga
keamanan data yang sensitive
dari serangan computer
maupun kerusakan perangkat
keras.
- Promosi melalui media sosial.
- Memudahkan dalam penyelesaian
aktivitas kerja dalam proses bisnis
untuk mengintegrasikan ke semua
bagian perusahaan dalam sebuah
sistem informasi.
- Meningkatkan kinerja pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaan
dan secara tidak langsung dapat
memperkecil pengeluaran biaya.
- Menyimpan data berbasis internet
memudahkan untuk mengakses
dimanapun berada sehingga tidak
perlu berada dikantor untuk
mengolah data.
- Selalu melakukan upgrade terhadap
anti virus yang digunakan untuk
mengamankan data-data dalam
komputer.
- Melakukan promosi di media sosial
yang saat ini banyak dilakukan
perusahaan merupakan pilihan
tepat untuk menekan biaya
promosi, tidak perlu membayar
mahal pasang iklan maupun
membuat website resmi.
Analisis Kesenjangan Aplikasi
Selanjutnya akan dilakukan analisis kesenjangan aplikasi yang harus ada
untuk memenuhi kebutuhan pada pertambakan budidaya udang di PT. Asindo
Setia Tama. Analisis ini dilakukan untuk menentukan aplikasi apa saja yang akan
di-upgrade, delete, dan direncanakan untuk dibuat pada pertambakan budidaya
udang di PT. Asindo Setia Tama.
Tabel 4 Analisis kesenjangan aplikasi Pada Pertambakan Budidaya Udang di PT. Asindo Setia
Tama
Usulan aplikasi Upgrade Delete Rencanakan
SI Perencanaan
Kegiatan Produksi
- -
SI
PengelolaanTeknologi
- -
SI CRM - -
SI SCM - -
SI Operasional - -
SI Promosi / web
promosi
- -
SI Administrasi - -
SI Pengelolaan data
pegawai
- -
SI Pengelolaan data
pegawai
- -
19
Penentuan Rencana Strategis
Pada tabel 4, kebijakan yang akan diambil yaitu direncanakan membuat
aplikasi baru untuk membantu perusahaan dalam mengintegrasikan proses bisnis
disetiap unit bagian pada pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama.
Penentuan rencana strategis SI/TI dengan menggunakan analisis kesenjangan
aplikasi dapat diketahui bagaimana keadaan perusahaan pada Pertambakan
budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama. Belum ada aplikasi yang dapat
membantu kebutuhan setiap bagian, berdasar pada hasil analisis terhadap
lingkungan bisnis dan SI/TI internal dan eksternal, diperoleh usulan solusi SI/TI
yang harus dimiliki pada pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama
sesuai dengan kebutuhan bisnis setiap bagian yang ada di perusahaan.
Penyusunan Rencana Implementasi
Penyusunan rencana implementasi berdasarkan aplikasi yang telah
diusulkan maka dibuat sebuah Roadmap prioritas untuk 4 (empat) tahun kedepan
dengan memperhitungkan faktor keuangan perusahaan yang tidak memungkinkan
untuk membuat dan membeli semua usulan aplikasi sistem informasi yang sudah
diusulkan secara bersamaan, maka dari itu dibuat bertahap setiap tahunnya selama
4 tahun kedepan.
Tabel 5 Rencana implementasi SI/TI Pada Pertambakan Budidaya Udang di PT. Asindo Setia
Tama
Solusi SI/TI 2016 2017 2018 2019 SI Perencanaan
Kegiatan Produksi
SI Pengelolaan
Teknologi
SI CRM SI SCM SI Operasional SI Manajemen
Keuangan
SI Administrasi SI Pengelolaan
Data Pegawai
SI Promosi / Web
promosi
Berikut penjelasan rencana implementasi SI/TI pada pertambakan
budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama: 1). Tahun 2016 akan mulai dibangun
dua sistem Informasi yaitu SI Perencanaan Kegiatan Produksi dan SI Pengelolaan
Teknologi. Kedua sistem informasi ini dibutuhkan untuk membantu proses
pencatatan kegiatan selama proses produksi. Untuk membantu kegiatantersebut di
butuhkan pengembangan sistem inforamasi terknologi guna membantu menyajian
data kinerja para pegawai. 2). Tahun 2017 akan mulai dibangun tiga sistem
informasi yaitu SI CRM (customer relationship management), SI SCM (supply
customer management) dan SI Operasional. Ketiga sistem informasi ini
20
dibutuhkan untuk membantu menghubungkan perusahaan dengan pihak luar yaitu
supplier dan konsumen. 3). Tahun 2018 akan mulai dibangun tiga sistem
informasi yaitu SI Manajemen Keuangan, SI Administrasi dan SI Pengelolaan
Data Pegawai. Ketiga sistem informasi ini dibutuhkan untuk membantu
penyelesaian pekerjaan sehari-hari pada aktivitas pendukung perusahaan yaitu
administrasi dan keuangan sebab aktivitas pendukung merupakan aktivitas yang
menghasilkan nilai tambah untuk perusahaan sehingga perlu dioptimalkan terlebih
dahulu. 4). Tahun 2019 akan mulai dibangun SI promosi / Web Promosi. Sistem
ini dibutuhkan untuk membantu keteraturan dan pengoptimalan perencanaan
kegiatan jadwal promosi dan menjangkau konsumen secara luas dengan adanya
informasi mengenai perusahaan.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis perencanaan strategis pada Pertambakan
budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama dapat di simpulkan, Perencanaan dapat
disusun berdasarkan manfaaat bisnis yang terdapat pada usulan strategis SI/TI
yang akan di terapkan pada perusahaan. Dengan menggunakan metode Analisys
Value Chain Activity dan Analisys Five Forces menghasilkan situasi bisnis pada
Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo Setia Tama berdasarkan kondisi
internal pengelompokan aktivitas utama dan aktivitas pendukung pada perusahaan
serta kondisi eksternal guna meningkatkan keunggulan kompetitif bisnis
perusahaan. Setelah mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan, maka
dapat dihasilkan solusi SI/TI perusahaan. Setelah itu dilakukan analisis
kesenjangan untuk mengetahui kondisi SI/TI diperusahaan, sehingga diambil satu
kebijakan yaitu membuat aplikasi yang sudah di usulkan untuk diterapkan pada
Pertambakan budidaya udang di Pada Pertambakan budidaya udang di PT. Asindo
Setia Tama. Dengan adanya perencanaan strategi bisnis dan stratgi SI/TI dapat
membantu perusahaan untuk menunjang kinerja perusahaan dalam mencapai
tujuan, visi dan misi dalam perusahaan.
6. Daftar Pustaka [1] Wisdaningrum, O. 2013. Analisis Rantai Nilai (Value Chain) dalam
Lingkungan Internal Perusahaan, Banyuwangi : Universitas 17 Agustus
1945
[2] Maryani, D. Suparto, 2010. Perencanaan Rencana Strategis Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) : Studi Kasus STMIK XYZ,
CommIT, 4(2):77-85
[3] Pipin Windyaningsih, 2012. Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada
Institusi Pendidikan Tinggi menggunakan Analisis Crital Success Factors.
(Studi Kasus : STIMIK Duta Bangsa Surakarta).
[4] Putri Mayang Raschania, 2011. Perencanaan strategis Sistem Informasi
Pada Bintang Pelajar. (Studi Kasus : Bimbingan Belajar pada Bintang
Belajar, Kebayoran Baru)
[5] Ward, J. and Griffiths, P. Strategic Planning for Information System 2nd
ed. Chicester: John Wiley & Son, 1996
21
[6] Nurcahyani Dewi Retnowati, 2011 Sistem Informasi menggunakan
analisis Value Chain. Studi Kasus : PT Intan Pariwara
[7] Yongky Pratama, Lenny Prima Haryanti, Welda, 2012. Perencanaan
Strategis Sistem Informasi pada Wisma Grand Kemala Palembang
[8] Ega Yolanda Kawulusan, 2014. Perencanaan Strategis Sistem Informasi di
PT. Barito Prima Konsultan
[9] Rasmilah, 2014. Analisis Srategi Web E-Commerce dengan Metode Value
Chain Studi Kasus : PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM).
[10]
[11] Ward, J., Peppard, J., 2002, Strategic Planning for Information Systems 3rd
Ed., UK : John Willey & Sons, Ltd.
[12] HM, Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik Untuk Keunggulan Kompetitif
dalam Persaingan dengan Sistem Teknlogi Informasi, Yogyakarta : Andi
Yogyakarta, 2006.
[13] Ari Wedhasmara, 2009. Langkah – langkah Perencanaan Strategis Sistem
Informasi dengan Menggunakan Metode Ward and Peppard, Jurnal
Sistem Informasi Vol.1, NO.1, 2009, pp, 14-22.
[14] http://www.apjii.or.id (Diakses : 18 Juli 2014)