PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

34
YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Latar belakang 2.1.1 Nusa Tenggara Timur Setelah pemekaran, Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di bagian barat pulau Timor. Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor Barat (biasa dipanggil Timor). Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 22 kabupaten dan kota yang mana total jumlah penduduk dari provinsi ini sekitar 600 ribu jiwa pada tahun 2014 dan memiliki potensi perekonomian yang baik serta didukung inflasi dan pembangunan yang pesat, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni untuk menunjang pembangunan tersebut. Salah satu penunjang pembangunan itu adalah melalui laut, sebagaimana kita ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga diperlukan adanya sumber daya manusia untuk mengelola laut Indonesia. PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 7

Transcript of PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

Page 1: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

BAB II

STUDI PUSTAKA2.1 Latar belakang

2.1.1 Nusa Tenggara Timur

Setelah pemekaran, Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi

Indonesia yang terletak di bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari

beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor,

Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau

Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di bagian barat pulau

Timor.

Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa

Tenggara Timur adalah Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor Barat (biasa

dipanggil Timor).

Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 22 kabupaten dan kota yang

mana total jumlah penduduk dari provinsi ini sekitar 600 ribu jiwa pada tahun

2014 dan memiliki potensi perekonomian yang baik serta didukung inflasi dan

pembangunan yang pesat, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang

mumpuni untuk menunjang pembangunan tersebut. Salah satu penunjang

pembangunan itu adalah melalui laut, sebagaimana kita ketahui Indonesia

merupakan negara kepulauan sehingga diperlukan adanya sumber daya manusia

untuk mengelola laut Indonesia.

2.1.2 Kota Kupang

Ibu kota dari provinsi Nusa Tenggara Timur ini adalah salah satu ibu kota

dengan kepadatan penduduk yang bias dibilang padat, dimana setiap tahunnya

mengalami kenaikan potensi dalam pembangunan dan infrastruktur.

Memiliki kesibukan sebagai ibu kota provinsi, maka untuk menunjang

pembangunannya penyusun memiliki opsi yaitu pembangunan container di kota

kupang yang mana nantinya dari kota kupang ini bias disalurkan atau di kirim ke

kota-kota lainnya di Nusa Tenggara Timur. Pelabuhan container memiliki potensi

perkembangan yang baik, karena setiappembangunan harus di dukung oleh unsur

transportasi dan perdagangan.

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 7

Page 2: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

Dari data pembangunan yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik mengenai

grafik pembangunan di Nusa Tenggara Timur potensi pembangunan dan

perkembangan mengalami kenaikan yang cukup pesat, maka dari itu pelabuhan

container adalah salah satu sarana penunjang yang cukup mempengaruhi dalam

pembangunan dan perkembangan untuk Kota Kupang serta daerah-daerah

sekitarnya

Gambar 2.1. Grafik Pembangunan di Nusa Tenggara Timur

2.2 Pengertian Pelabuhan

Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang

Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di

sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan

kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,

naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan

fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai

tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Menurut Triatmodjo (1992) pelabuhan (port) merupakan suatu daerah

perairan yang terlindung dari gelombang dan digunakan sebagai tempat

berlabuhnya kapal maupun kendaraan air lainnya yang berfungsi untuk menaikkan

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 8

Sumber : Badan Pusat Statistik

Page 3: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

atau menurunkan penumpang, barang maupun hewan, reparasi, pengisian bahan

bakar dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan dermaga tempat menambatkan

kapal, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang transito, serta tempat

penyimpanan barang dalam waktu yang lebih lama, sementara menunggu

penyaluran ke daerah tujuan atau pengapalan selanjutnya. Selain itu, pelabuhan

merupakan pintu gerbang serta pemelancar hubungan antar daerah, pulau bahkan

benua maupun antar bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya atau juga

dikenal dengan daerah pengaruh. Daerah belakang ini merupakan daerah yang

mempunyai hubungan kepentingan ekonomi, sosial, maupun untuk kepentingan

pertahanan yang dikenal dengan pangkalan militer angkatan laut.

2.3 Macam-Macam Pelabuhan

Menurut Triatmodjo (1992), Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa

macam segi tinjauan, yaitu segi penyelenggaraannya, segi pengusahaannya, fungsi

dalam perdangangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak

geografisnya.

2.3.1 Segi Penyelenggaraan

1. Pelabuhan Umum

Pelabuhan ini diselenggarakan untuk kepentingan palayanan

masyarakat umum, yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya

diberikan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud

tersebut. Di indonesia, dibentuk empat badan usaha milik negara yang

berwenang mengelola pelabuhan umum diusahakan, yaitu PT. Pelindo I

berkedudukan di Medan, PT. Pelindo II di Jakarta, PT. Pelindo III di

Surabaya dan PT. Pelindo IV di Ujung Pandang. Pelabuhan pada

perencaaan ini masuk pada kawasan operasi PT. Haw Conctruction di

Kupang – Nusa Tenggara Timur sebagai pelabuhan container.

2. Pelabuhan Khusus

Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang digunakan untuk

kepentingan sendiri guna menunjang suatu kegiatan tertentu dan hanya

digunakan untuk kepentingan umum dengan keadaan tertentu dan dengan

ijin khusus dari Pemerintah. Pelabuhan ini dibangun oleh suatu perusahaan

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 9

Page 4: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

baik pemerintah ataupun swasta yang digunakan untuk mengirim hasil

produksi perusahaan tersebut, salah satu contoh adalah Pelabuhan LNG

Arun di Aceh, yang digunakan untuk mengirim gas alam cair ke

daerah/negara lain, Pelabuhan Pabrik Aluminium di Sumatra Utara (Kuala

Tanjung), yang melayani import bahan baku bouksit dan eksport

aluminium ke daerah/negara lain.

2.3.2. Segi Kegunaan

1. Pelabuhan Barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan

fasilitas untuk bongkar muat barang, seperti:

a. Dermaga harus panjang dan mampu menampung seluruh panjang

kapal sekurang-kurangnya 80% dari panjang kapal. Hal ini

disebabkan oleh proses bongkar muat barang melalui bagian depan

maupun belakang kapal dan juga di bagian tengah kapal.

b. Pelabuhan barang harus memiliki halaman dermaga yang cukup

lebar, untuk keperluan bongkar muat barang, yang berfungsi untuk

mempersiapkan barang yang akan dimuat di kapal, maupun barang

yang akan di bongkar dari kapal dengan menggunakan kran.

Bentuk halaman dermaga ini beranekaragam tergantung pada jenis

muatan yang ada, seperti:

1. Barang-barang potongan (general cargo), yaitu barang yang

dikirim dalam bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, serta

barang yang dibungkus dalam peti, karung, drum dan lain

sebagainya.

2. Muatan lepas (bulk cargo), yaitu barang yang dimuat tanpa

pembungkus, seperti batu bara, biji besi, minyak dan lain

sebagainya.

3. Peti kemas (Container), yaitu peti yang ukurannya telah

distandarisasi dan teratur yang berfungsi sebagai pembungkus

barang-barang yang dikirim.

c. Mempunyai transito dibelakang halaman dermaga

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 10

Page 5: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

d. Memiliki akses jalan maupun halaman untuk

pengambilan/pemasukan barang dari gudang maupun menuju

gudang, serta adanya fasilitas reparasi.

2. Pelabuhan Penumpang

Seperti halnya pelabuhan barang, pelabuhan penumpang juga

melayani bongkar muat barang, namun pada pelabuhan penumpang,

barang yang dibongkar cenderung lebih sedikit. Pelabuhan penumpang,

lebih melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang

bepergian, oleh karena itu daerahbelakang dermaga lebih difungsikan

sebagai stasiun/terminal penumpang yang dilengkapi dengan kantor

imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran dan lain

sebagainya.

3. Pelabuhan Campuran

Pelabuhan campuran ini lebih diutamakan untuk keperluan

penumpang dan barang, sedangkan untuk minyak masih menggunakan

pipa pengalir. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan kecil atau

pelabuhan yang masih berada dalam taraf perkembangan.

4. Pelabuhan Minyak

Pelabuhan minyak merupakan pelabuhan yang menangani aktivitas

pasokan minyak. Letak pelabuhan ini biasanya jauh dari keperluan umum

sebagai salah satu fakltor keamanan. Pelabuhan ini juga biasanya tidak

memerlukan dermaga/pangkalan yang harus dapat menampung muatan

vertikal yang besar, karena cukup dengan membuat jembatan perancah

atau tambatan yang lebih menjorok ke laut serta dilengkapi dengan pipa-

pipa penyalur yang diletakkan persis dibawah jembatan, terkecuali pada

pipa yang berada di dekat kapal harus diletakkan diatas jembatan guna

memudahkan penyambungan pipa menuju kapal. Pelabuhan ini juga

dilengkapi dengan penambat tambahan untuk mencegah kapal bergerak

pada saat penyaluran minyak.

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 11

Page 6: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

5. Pelabuhan Ikan

Pelabuhan ini lebih difungsikan untuk mengakomodasi para

nelayan. Biasanya pelabuhan ini dilengkapi dengan pasa lelang, alat

pengawet, persediaan bahan bakar, hingga tempat yang cukup luas untuk

perawatan alat penangkap ikan. Pelabuhan ini tidak membutuhkan perairan

yang dalam, karena kapal penambat yang digunakan oleh para nelayan

tidaklah besar.

6. Pelabuhan Militer

Pelabuhan ini lebih cenderung digunakan untuk aktivitas militer.

Pelabuhan ini memiliki daerah perairan yang cukup luas serta letak tempat

bongkar muat yang terpisah dan memiliki letak yang agak berjauhan.

Pelabuhan ini berfungsi untuk mengakomodasi aktifitas kapal perang.

2.3.3 Segi Usaha

Jika ditinjau dari segi pengusahaannya, maka pelabuhan dapat dibedakan

menjadi 2, yaitu:

1. Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-

fasilitas yang diperlukan oleh setiap kapal yang memasuki pelabuhan,

dengan aktifitas tertentu, seperti bongkar muat, menaik-turunkan

penumpang, dan lain sebagainya. Pemakaian pelabuhan ini biasanya

dikenakan biaya jasa, seperti jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jada

tunda, jasa dermaga, jada penumpukan, dan lain sebagainya.

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan

Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal tanpa

fasilitas bea cukai, bongkar muat dan lain sebagainya. Pelabuhan ini

merupakan pelabuhan yang disubsidi oleh pemerintah serta dikelola oleh

Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral perhubungan Laut.

2.3.4 Segi Fungsi Perdagangan Nasional Dan Internasional

Pelabuhan jika ditinjau dari segi fungsi dalam perdagangan nasional dan

internasional dapat dibedakan menjadi :

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 12

Page 7: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

1. Pelabuhan Laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-

kapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan

utama dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal yang membawa barang

ekspor/impor dari luar negri.

2. Pelabuhan pantai

Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang lebih dimanfaatkan untuk

perdagangan dalam negeri. Kapal asing yang hendak masuk harus

memiliki ijin husus.

2.3.5 Segi Letak Geografis

Ditinjau dari segi letak geografis, pelabuhan dapat dibedakan sebagai

berikut :

1. Pelabuhan buatan

Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi

dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang

(breakwater), yang merupakan pemecah perairan tertutup dari laut dan

hanya dihubungkan oleh satu celah yang berfungsi untuk keluar masuknya

kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.1. Bentuk Pelabuhan Buatan

2. Pelabuhan alam

Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari

badai dangelombang secara alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 13

Page 8: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

terletak di teluk, estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh

gelombangnya sangat kecil.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.2. Bentuk Pelabuhan Alam

3. Pelabuhan semi alam

Pelabuhan semi alam merupakan campuran antara pelabuhan

buatan dan pelabuhan alam, misalnya pelabuhan yang terlindungi oleh

pantai tetapi pada alur masuk terdapat bangunan buatan untuk melindungi

pelabuhan, contohnya pelabuhan ini di Indonesia adalah pelabuhan

bengkulu.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.3. Bentuk Pelabuhan Semi Alam

2.4 Sistem Pelabuhan

Berdasarkan PP No 11 tahun 1983, disebutkan bahwa pelabuhan adalah

tempat berlabuh dan atau bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 14

Page 9: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan

serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi.

Dengan demikian pengertian pelabuhan mencakup pengertian prasarana

dan sistem transportasi yaitu pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja yang terdiri

dari area daratan dan perairan serta dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan

bertambat kapal, guna terselenggaranya kegiatan bongkar muat barang serta turun

naiknya penumpang dari satu moda transportasi laut ke moda transportasi lainnya.

2.5 Fungsi Pelabuhan

Sebagaimana pengertian sistem pelabuhan menurut PP No 11 tahun 1983,

maka pelabuhan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :

a. interface, yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua moda/sistem

transportasi darat dan laut sehingga pelabuhan harus dapat

menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan

untuk perpindahan barang/penumpang ke angkutan darat atau

sebaliknya.

b. Link (mata rantai) yaitu pelabuhan merupakan mata rantai dari sistem

transportasi, sehingga pelabuhan sangat mempengaruhi kegiatan

transportasi keseluruhan.

c. Gateway, yaitu pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang dari suatu

negara/daerah, sehingga dapat memegang peranan penting bagi

perekonomian suatu negara atau daerah.

d. Industri entity, yaitu perkembangan industri yang berorientasi kepada

ekspor dari suatu negara atau daerah.

Disamping itu, pelabuhan juga sebagai terminal pengangkutan, yang dapat

dibagi dalam beberapa fungsi berikut:

1. Fungsi pelayanan dan pemangkalan kapal, seperti:

Bantuan kepada kapal yang masuk, meninggalkan dan berolah gerak di

pelabuhan.

a. Perlindungan kapal dari ombak selama berlabuh dan tambat.

b. Pelayanan untuk pengisian bahan bakar, perbekalan dan sebagainya.

c. Pemeliharaan dan perbaikan kapal.

2. Fungsi pelayanan kapal penumpang, seperti :

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 15

Page 10: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

a. Penyediaan prasarana dan sarana bagi penumpang selama menunggu

kapal dan melakukan aktivitas persiapan keberangkatannya.

b. Penyediaan sarana yang dapat memberikan kenyamanan, penyediaan

makanan dan keperluan penumpang.

3. Fungsi penanganan barang, seperti :

a. Penyediaan prasarana dan sarana untuk penyimpanan sementara,

pengepakan, penimbunan barang, konsentrasi muatan dalam

kelompok yang berukuran ekonomis untuk diangkut.

b. Bongkar muat barang dari dan ke kapal dan penanganan barang di

darat.

c. Penjagaan keamanan barang.

d. Fungsi pemrosesan dokumen dan lain-lain, seperti :

1. Penyelenggaraan dokumen kapal oleh syahbandar.

2. Penyelenggaraan dokumen pabean, muatan kapal laut dan

dokumen lainnya.

3. Penjualan dan pemeriksaan tiket penumpang.

4. Penyelesaian dokumen imigrasi penumpang untuk pelayaran luar

negeri.

2.6 Prasarana dan Sarana Pelabuhan

Fasilitan pelabuhan terbagi menjadi dua bagian yaitu fasilitas daratan dan

fasilitas perairan, yang mana kebutuhan ini disesuaikan dengan pelabuhan

Container, berikut perencanaan kebutuhan fasilitas pelabuhan :

A. Fasilitas Daratan

1. Fasilitas Pokok meliputi :

a. Dermaga

b. Lapangan penumpukan Container

c. Alat bongkar muat Container

d. Fasilitas bunker (bahan bakar)

e. Fasilitas pemadam kebakaran

f. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan

g. Fasilitas pokok lainnya sesuai perkembangan teknologi

2. Fasilitas Penumjang meliputi :

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 16

Page 11: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

a. Kawasan perkantoran

b) Fasilitas pos dan telekomunikasi

c) Instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi

d) Jaringan jalan dan rel kereta api

e) Jaringan air limbah, drainase, dan sampah

f) Areal pengembangan pelabuhan

g) Tempat tunggu kendaraan bermotor

h) Kawasan perdagangan

i) Kawasan industri dan

j) Fasilitas umum lainnya antara lain tempat peribadatan, taman, tempat

rekreasi, olah raga, jalur hijau dan kesehatan

B. Fasilitas Perairan

1. Fasilitas Pokok meliputi :

a. Alur-pelayaran

b. Perairan tempat labuh

c. Kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal

d. Perairan tempat alih muat kapal

e. Perairan untuk kapal yang mengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun (b3)

f. Perairan untuk kegiatan karantina

g. Perairan alur penghubung intra-pelabuhan

h. Perairan pandu, dan

i. Perairan untuk kapal pemerintah

2. Fasilitas Penunjang meliputi :

a. Perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang

b. Perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal

b) Perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar)

c) Perairan tempat kapal mati

d) Perairan untuk keperluan darurat

2.7 Dermaga

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 17

Page 12: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

Menurut KBBI (2009), dermaga dapat diartikan sebagai tembok rendah yg

terletak memanjang di tepi pantai dan menjorok ke laut serta berada di kawasan

pelabuhan yang biasa digunakan sebagai pangkalan dan bongkar muat barang.

Menurut Triatmodjo (1996) dermaga adalah bangunan pelabuhan yang

digunakan untuk merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar

muat barang.

Dermaga merupakan tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada

dermaga

dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan keatas

kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk

kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses

lebih lanjut di pelabuhan.

Dermaga dapat dibagi dalam 3 macam:

1. Quay/Wharf

Demaga jenis ini merupakan dermaga yang letaknya digaris pantai

serta sejajar dengan pantai.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.4. Bentuk Dermaga Jenis Quay/Wharf

2. Jetty/Pier (Jembatan)

Dermaga jenis ini merupakan dermaga yang menjorok (tegak

lurus) dengan garis pantai.

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 18

Page 13: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.5. Bentuk Dermaga Jenis Jetty/Pier

3. Dolphin/Trestle

Dermaga dolphin/trestle merupakan tempat sandar kapal berupa

dolphin diatas tiang pancang. Biasanya dilokasi dgn pantai yang landai,

diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.6. Bentuk Dermaga Jenis Dolphin/Trestle

2.8 Kapal

Menurut KBBI (2009), kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang

dan barang di laut, sungai dan lain sebagainya.

2.8.1 Jenis kapal

Selain dimensi kapal, karakteristik kapal, dalam hal ini tipe dan fungsinya

juga berpengaruh terhadap bentuk pelabuhan. Perencanaan pembangunan

pelabuhan harus meninjau pengembangan pelabuhan dimasa datang, tidak terlepas

dari perhatian akan daerah perairan untuk arus pelayaran, kolam putar,

penambatan, dermaga, tempat pembuangan bahan pengerukandaerah penempatan

di daratan, serta tempat untuk menyimpan ataupun pengankutan barang.

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 19

Page 14: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

Kedalaman serta lebar alur pelayaran dipengaruhi oleh dimensi kapal yang

menggunakan pelabuhan. Berdasar fungsinya kapal dapat dibedakan menjadi

beberapa tipe berikut ini (Triatmodjo, 2009) :

1. Kapal penumpang

Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan taraf hidup sebagian

penduduknya relatif masih rendah, kapal penumpang masih mempunyai peranan

yang cukup besar. Jarak antar pulau yang relatif dekat masih bisa dilayani oleh

kapal-kapal penumpang. Pada umumnya kapal penumpang mempunyai ukuran

yang relatif kecil.

2. Kapal Barang

Kapal barang khususnya dibuat dibuat untuk mengangkut barang. Pada

umumnya kapal barang mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada kapal

penumpang. Kapal ini juga dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai

dengan barang yang diangkut seperti biji-bijian, barang-barang dimasukkan dalam

peti kemas, benda cair (minyak, bahan kimia, gas alam, gas alam cair, dan lain

sebagainya).

3. Kapal barang umum (general cargo ship)

Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan umum. Muatan tersebut

biasa terdiri dari macam-macam barang yang di bungkus dalam peti, karung dan

sebagainya yang dikapalkan oleh banyak pengirim untuk banyak penerima

dibeberapa pelabuhan tujuan. Kapal jenis ini antara lain :

a. Kapal peti kemas

Kapal yang membawa peti kemas yang mempunyai ukuran yang telah

distandarisasi. Berat masing-masing peti kemas antara 5 ton - 40 ton.

b. Kapal barang curah (bulk cargo ship)

Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan curah yang dikapalkan

dalam jumlah banyak sekaligus. Muatan curah ini bisa berupa beras,

gandum, batu-bara, bijih besi dan sebagainya.

4. Kapal khusus

Kapal ini hanya digunakan untuk mengangkut barang tertentu, seperti

daging dalam keadaan beku, gas alam, minyak dan lain sebagainya.

5. Kapal ikan

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 20

Page 15: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

Kapal ini digunakan untuk menagkap ikan di laut. Dimensi kapal ini

tergantung pada jenis ikan yang tersedia, karakteristik alat tangkap, jarak daerah

tangkapan, dan lain sebagainya.

2.9 Pelabuhan Peti Kemas

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 33

Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut, kegiatan

bongkar muat adalah kegiatan bongkar muat barang dari dan/atau ke kapal

meliputi kegiatan pembongkaran barang dari palka kapal ke dermaga di lambung

kapal atau sebaliknya (stevedoring), kegiatan pemindahan barang dari dermaga

dilambung kapal ke gudang lapangan penumpukan atau sebaliknya (cargodoring)

dan kegiatan pengambilan barang dari gudang/lapangan menggunakan truk atau

sebaliknya (receiving/delivery).

Kegiatan pelabuhan peti kemas yaitu perpindahan arus barang angkutan

darat ke angkutan laut dengan sistem angkutan full container dengan kegiatannya

(Morlok, 1985) :

1. Peti Kemas (PK) diangkut oleh angkutan darat (trailer) sampai ke

pelabuhan kemudian PK diangkut dengan rubber tyred gantry

(RTG) diletakkan di lapangan penumpukan.

4. Dengan menggunakan RTG, PK tersebut diangkat dan ditata untuk

menunggu kapal pengangkutnya.

2. Setelah kapal pengangkut datang dan siap di dermaga, PK dari

lapangan penumpukan tadi diangkat dengan RTG diletakkan ke

atas head truck (HT) diangkat ke apron dermaga kapal tersebut

bersandar.

3. Dengan menggunakan gantry crane, PK diangkat dari HT dan

dimasukkan ke kapal.

4. Setelah barang tersebut diangkut ke kapal, kapal meninggalkan

dermaga menuju Negara atau daerah yang dituju.

2.9.1 Fasilitas pelabuhan peti kemas

Menurut Triatmodjo (1996), proses bongkar muat peti kemas

membutuhkanbeberapa fasilitas sebagai berikut :

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 21

Page 16: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

1. Dermaga, yaitu tambatan yang diperlukan untuk sandar kapal.

Mengingat kapal-kapal peti kemas berukuran besar, maka dermaga

harus cukup panjang dan dalam. Panjang dermaga antara 250 m

dan 350 m, sedang kedalamannya dari 12 m sampai 15 m, yang

tergantung pada ukuran kapal.

2. Apron, yaitu daerah diantara tempat penyandaran kapal dengan

Marshaling Yard, dengan lebar 20-50 meter. Pada apron ini

ditempatkan peralatan bongkar muat peti kemas seperti gantry

crane, rel-rel kereta api dan jalan truk trailer, serta pengoperasian

peralatan bongkar muat peti kemas lainnya.

3. Marshaling yard (lapangan penumpukan sementara) digunakan

untuk menempatkan secara sementara peti kemas yang akan

dimuatkan ke dalam kapal. Luas lapangan kurang lebih 20-30%

container yard.

4. Container yard adalah lapangan penumpukan peti kemas yang

berisi muatanfull container load (FCL) dan peti kemas kosong

yang akan dikapalkan. Cara penumpukan dapat mengurangi luasan

container yard.

5. Container freight station (CFS) adalah gudang yang disediakan

untuk barang-barang yang diangkut secara Less Than Container

Load (LCL).

6. Menara pengawas digunakan untuk melakukan pengawasan di

semua tempatdan mengatur serta mengarahkan semua kegiatan di

terminal.

7. Bengkel pemeliharaan digunakan untuk memperbaiki peti kemas

kosong yang akan dikembalikan.

8. Fasilitas lain seperti sumber tenaga listrik untuk peti kemas khusus

berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar, penerangan

untuk pekerjaan malam hari, peralatan untuk membersihkan peti

kemas kosong dan peralatan bongkar muat, listrik tegangan tinggi

untuk mengoperasikan kran.

2.9.2 Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 22

Page 17: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

1. Gantry crane yaitu kran peti kemas yang berada di dermaga untuk

bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal container, yang

dipasang di atas rel di sepanjang dermaga. Gantry crane juga

disebut container crane.

2. Forklift adalah peralatan penunjang pada terminal peti kemas untuk

melakukan bongkar muat dalam tonase kecil, biasanya banyak

digunakan pada CFS serta kegiatan delivery atau interchange.

3. Head truck atau chasis adalah trailer yang digunakan untuk

mengangkut peti kemas dari dermaga ke lapangan penumpukan

atau sebaliknya serta dari lapangan penumpukan peti kemas ke

gudang CFS atau sebaliknya.

4. Straddle carrier, digunakan untuk bongkar muat peti kemas ke/dari

chasis dan dapat menumpuk sampai tiga tingkat.

5. Side loader, digunakan untuk mengangkat peti kemas dan

menumpuknya sampai tiga tingkat.

6. Transtainer, yaitu kran peti kemas yang berbentuk portal dan dapat

berjalanpada rel atau mempunyai ban karet. Alat ini dapat

menumpuk peti kemas sampai empat tingkat dan menempatkannya

di atas gerbong kereta api atauchasis.

2.9.3 Peti kemas

Peti kemas adalah peti yang terbuat dari logam yang memuat barang-

barang yang lazim disebut muatan umum yang dikirimkan melalui laut (Amir MS,

1997). Menurut Kramadibrata (2002), peti kemas adalah suatu bentuk kemasan

satuan muatan yang terbaru yang mulai diperkenalkan pada tahun 1960 dan

diawali dengan ukuran 20 kaki (twenty feet container). Pada umumnya peti kemas

dibuat dari bahan-bahan yang berupa baja, aluminium, dan polywood atau FRP

(fiber lass reinforced plastics). Pemilihan bahan peti kemas ini berdasarkan pada

pemakaian peti kemas bersangkutan.

Ukuran peti kemas didasarkan pada International Standard Organization

(ISO). Unit ukuran yang lazim digunnakan adalah TEU’s (Twenty Feet Square

Units). Peti kemas dengan ukuran 20 feet kuadrat sama dengan 1 TEU’s,

sedangkan peti kemas dengan ukuran 40 feet kuadrat sama dengan dua TEU’s.

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 23

Page 18: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

Dalam pencatatan di lapangan seringkali juga digunakan istilah BOX yang

menunjukkan satu kotak peti kemas dengan ukuran tertentu. Ukuran ini lebih

mudah dipakai dari pada penggunaan ukuran TEU’s.

Container mempunyai standard dimension dan keistemewaan dalam hal

penangannya dan untuk aliran perpindahan dari satu cara pemindahan ke yang

lainnya.

A. Macam – macam container berdasarkan ukuran panjang

1. Container ukuran 20” (Feet)

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.7. Container ukuran 20” (Feet)

2. Container ukuran 40” (Feet)

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.8. Container ukuran 40” (Feet)

3. Container ukuran 45” (Feet)

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 24

Page 19: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.9. Container ukuran 45” (Feet)

B. Macam – macam container berdasarkan muatnan

1. Dry Container Standard

Kontainer standar yang digunakan untuk mengangkut semua jenis

muatan umum (Kargo kering)

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.10. Dry Container (Kargo Kering)

2. Open Top Container

Container digunakan terhadap semua jenis kargo umum (kargo

kering), khususnya digunakan untuk muatan dengan kriteria sebagai

berikut:

a. Muatan Berat

b. Muatan tinggi

c. Muatan yang proses pemuatanya tidak dapat dilakukan

secara normal ( loading dari atas )

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 25

Page 20: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.11. Open Top Container

3. Flatrack Container

Flatracks digunakan khususnya untuk mengangkut muatan berat

( Alat berat Heavy lift dan kargo overheight atau overwidth )

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.12. Flatrack Container

4. Refrigerated Container

Refrigerated Container digunakan untuk mengangkut muatan yang

memerlukan penanganan suhu tertentu / di atas atau di bawah titik beku.

Barang-barang dibagi menjadi barang dingin dan barang beku, tergantung

pada suhu yang diinginkan. Umumnya meliputi produk buah-buahan,

sayuran, daging dan susu, seperti mentega dan keju.

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 26

Page 21: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.13. Refrigerated Container

5. Tank Container

Container tangki digunakan untuk mengangkut muatan cair,

seperti: Bahan pangan: jus buah, minyak manis. Kimia: bahan berbahaya,

seperti bahan bakar, zat beracun, agen perlindungan korosi

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.14. Tank Container

6. Hanger Tainer

Digunakan untuk muatan pakaian yang cara penyimpanannya

dengan cara digantung.

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 27

Page 22: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.15. Hanger Tainer

7. Fantainer / Ventilation

Kontainer berventilasi digunakan terutama untuk mengangkut

muatan yang memerlukan sirkulasi udara yang cukup. Salah satu yang

paling signifikan dari komoditas tersebut adalah biji kopi

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.16. Fantainer / Ventilation

9. Bulk Container

Bulk Container digunakan terutama untuk mengangkut muatan

dalam bentuk curah, seperti butiran, bahan pakan, rempah-rempah.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.17. Bulk Container

10. Open Side Container

Jenis container yang didesignt untuk dapat melakukan pemuatan

muatan dari sisi samping.

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 28

Page 23: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.18. Open Side Container

11. Platforms

Jenis container yang dipergunakan untuk muatan dengan ukuran

lebih besar dan beratnya melebihi standar muatan pada umumnya.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)

Gambar 2.18. Open Side Container

2.10 Kapal Peti Kemas

Pelayaran Kapal peti kemas adalah kapal barang yang digunakan untuk

pengangkut peti kemas. Kapal peti kemas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis

berikut ini (Triatmodjo, B., 1996) :

a. Full container ship, yaitu kapal yang dibuat secara khusus untuk

mengangkut peti kemas. Ruangan muatan kapal dilengkapi dengan sel-sel

yang keempat sudutnya diberi pemandu untuk memudahkan masuk dan

keluarnya peti kemas.

b. Partial container ship, yaitu kapal yang sebagian ruangannya

diperuntukkan bagi muatan peti kemas dan sebagian lainnya untuk muatan

konvensional. Kapal ini biasa disebut dengan semi container.

c. Convertible container ship, yaitu kapal yang sebagian atau seluruh

ruangannya dapat dipergunakan untuk memuat peti kemas atau muatan

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 29

Page 24: PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II

YOGA DWI SAPUTRA2013310019

lainnya. Pada saat yang lain, kapal ini dapat diubah sesuai dengan

kebutuhan untuk mengangkut muatan konvensional atau peti kemas.

d. Ship with limited container carrying ability, yaitu kapal yang

mempunyai kemampuan mengangkut peti kemas dalam jumlah terbatas.

Kapal ini dilengkapi dengan perlengkapan khusus untuk memungkinkan

mengangkut peti kemas dalam jumlah terbatas. Dilihat dari segi

konstruksinya, kapal ini adalah kapal konvensional.

e. Ship without special container stowing or handling device, yaitu

kapal yang tidak mempunyai alat-alat bongkar muat dan alat pemadatan

(stowing) secara khusus, tetapi juga mengangkut peti kemas. Muatan peti

kemas diperlakukan sebagai muatan konvensional yang berukuran besar

dan diikat dengan cara-cara konvensional.

PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 30