REDESAIN sw:^-^ PONDASI TIANG PADA DERMAGA PETI KEMAS ...
Transcript of REDESAIN sw:^-^ PONDASI TIANG PADA DERMAGA PETI KEMAS ...
f; "pvjipijSTAK.V.M F {'->*'HM;»<V,:W^U
TUGAS AKHIR
1GL. TERIMA
NO. JUOML
r;c. :NV.
REDESAIN sw:^-^PONDASI TIANG PADA DERMAGA PETI KEMAS
PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG
Diselesaikan oleh :
Andi EkaputraNo. Mhs. 94 310 133
Nirm. 940051013114120132
Ari Sulistyo RiniNo. Mhs. 94 310 259
Nirm. 940051013114120252
i!?< 'M,
'<"/'_
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2000
5 fa.** ©3"$<?£<?(
MJ
TUGAS AKHIR
REDESAIN
PONDASI TIANG PADA DERMAGA PETI KEMASPELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG
Diselesaikan oleh :
Andi EkaputraNo. Mhs. 94 310 133
Nirm.940051013114120132
Ari Sulistyo RiniNo. Mhs. 94 310 259
Nirm. 940051013114120252
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Ir. H. Mochammad Teguh, MSCE
Dosen Pembimbing I Tanggal: 11 - 01 - 2Z%>1
DR. Ir. Edy Purwanto, CES, DEA
Dosen Pembimbing II Tanggal^'y^-^/- ol&Cf .
PRAKATA
Assalamulalaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan pada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang senantiasa
menegakkan Ad-Din di mukabumi ini.
Tugas akhir dengan judul "Redesain Pondasi Tiang pada Dermaga Peti
Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang" disusun dan diajukan sebagai
salah satu prasyarat guna memperoleh derajat sarjana (SI) Teknik Sipil,
khususnya pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Banyak pihak yang dengan tulus membantu, baik moril atau secara
langsung dan tidak langsung terlibat, memberi saran ataupun kritik mulai dari ide
sampai penulisan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini sebagai
rasa hormat dan penghargaan serta ucapan terima kasih disampaikan khususnya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Ir. H. Widodo, MSCE, PhD, selaku Dekan Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
IV
2. Bapak Ir. H. Tadjuddin BM Aris, MS, selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
3. Bapak Ir. H. Moch. Teguh, MSCE, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberi bimbingan, saran dan pengarahan dalam Tugas Akhir.
4. Bapak Dr. Ir. Edy Purwanto CES, DEA, selaku Dosen Pembimbing II
yang telah memberi ide penulisan, bimbingan, saran dan pengarahan
dalam Tugas Akhir.
5. Bapak Ir. Ibnu Sudarmadji, MS, selaku Dosen Tamu pada saat sidang
dan pendadaran Tugas Akhir.
6. Dosen dan karyawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
7. PT. Pelabuhan Indonesia III - Tanjung Mas Semarang, yang telah
memberikan data-data dan informasi yang kami butuhkan dalam
menyusun Tugas Akhir ini.
8. Bapak Ir. Purnomo, Kepala Staf Seksi Teknik, Kepala Seksi Qa, PT
Wijaya Karya Beton Boyolali, yang telah memberikan informasi
mengenai tabel tiang pipa baja,
9. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesian Tugas
Akhir ini.
Semoga amalnya diterima oleh Allah SWT.
Segala kelebihan yang mungkin bisa dimanfaatkan dari Tugas Akhir ini
tentu saja tidak terlepas dari berbagai kekurangan yang ada. Untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikannya di masa
datang.
Akhir kata, semoga semua yang diuraikan dalam Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak khususnya yang menjadikan bidang Teknik Sipil
sebagai profesinya di masa datang.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, Desember 2000
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBARJUDUL »
LEMBARPERSEMBAHAN ii
LEMBAR PENGESAHAN i"
PRAKATA iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPTRAN xiv
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
1.3 Manfaat 3
1.4 LokasiProyek 3
1.5 Batasan Masalah 3
1.6 Desain Dermaga Yang Ada 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13
2.1 Dermaga 13
2.1.1 Pemilihan tipe dermaga 13
VI1
2.1.2 Jeniskonstruksi dermaga I4
2.2 Pondasi Tiang 15
BAB m PERENCANAAN 20
3.1 Umum 20
3.2 Perencanaan Dermaga 20
3.2.1 Perencanaan ukurandermaga 20
3.2.2 Perencanaan beban yang bekerja pada
dermaga , 22
3.3 Perencanaan StrukturBawah atau Pondasi 28
3.3.1 Kekuatan pondasi tiang 28
3.3.2 Daya dukung tiang tunggal 30
3.3.3 Efisiensi kelompok tiang 36
3.3.4 Daya dukung kelompok tiang 37
3.3.5 Gesekan negatif 38
3.3.6 Tinjauan beban lateral 39
3.3.7 Penurunan pondasi tiang 48
3.3.8 Kapasitas tarik pondasi tiang 50
3.4 Diagram Alur Perhitungan / Redesain 52
BAB IV REDESAIN PONDASI TIANG 56
4.1 Data Perencanaan 56
4.2 Komposisi Tiang 57
4.3 Pembebanan 57
4.3.1 Beban mati dan tambahan 57
vm
4.3.2 Beban akibat gaya lateral 58
4.4 Asumsi-asumsi yang digunakan 63
4.5 Dimensi Pondasi Tiang 64
4.6 Kontrol Terhadap Tegangan Ijin 65
4.7 Perhitungan Kekuatan Pondasi Tiang 66
4.8 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang 70
4.8.1 Daya dukung tiang tunggal 70
4.8.2 Daya dukung kelompok tiang 73
4.9 Perhitungan Gesekan Negatif 73
4.10 Tinjauan Gaya Lateral 77
4.11 Penurunan Pondasi Tiang 81
4.12 Kapasitas Tarik Pondasi Tiang 86
BAB V PEMBAHASAN 88
5.1 Dermaga 88
5.2 Pembebanan 88
5.3 Karakteristik tanah 89
5.4 Pondasi Tiang 90
5.5 Kontrol Terhadap Tegangan Ijin 91
5.6 Perhitungan Kekuatan Pondasi Tiang 91
5.7 Daya Dukung Pondasi Tiang Tunggal 92
5.7.1 Daya dukung ujung pondasi tiang 92
5.7.2 Daya dukung selimut tiang 93
5.7.3 Daya dukung ultimit pondasi tiang tunggal 93
IX
5.8 Gesekan Negatif 94
5.9 Tinjauan Gaya Lateral 95
5.10 Penurunan Pondasi Tiang 96
5.11 Kapasitas Tarik Pondasi Tiang 97
5.12 Perbandingan Desain Pondasi Tiang 97
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 100
6.1 Kesimpulan 10°
6.2 Saran 10°
DAFTARPUSTAKA 102
LAMPIRAN 103
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta situasi dermaga peti kemas pada pelabuhan tanjung
mas semarang 4
Gambar 1.2 Pondasi tiang dermaga peti kemas 8
Gambar 1.3 Tampang melintang pondasi tiang dermaga 9
Gambar 2.1 Kondisi tanah untuk penggunaan pondasi tiang 17
Gambar 2.2 Tipe tiang berdasarkan cara tiang meneruskan beban ke
tanah dasar pondasi 19
Gambar 3.1 Dimensi wharf 21
Gambar 3.2 Pusat berat kapal sampai titik sandar 24
Gambar 3.3 Grafik hubungan antara r/L dan Q, 24
Gambar 3.4 Faktor gaya dukung ujung Nc dan Nq 31
Gambar 3.5 Koefisien X 33
Gambar 3.6 Penentuan nilai rata-rata Cu dan tegangan vertikal
Efektif 34
Gambar 3.7 Variasi nilai a terhadap nilai Cu 34
Gambar 3.8 Hubungan r)h dan kapasitas tanah pasir 41
Gambar3.9 Pola keruntuhan, reaksi tanah, dan momen lentur tiang
pendek kepala tiang bebas pada tanah pasir dan tanah
lempung 42
XI
Gambar 3.10 Kapasitas lateral ultimit untuk tiang pendek pada tanah
pasir dan tanah lempung HJ
Gambar 3.11 Pola keruntuhan, reaksi tanah, dan momen lentur tiang
pendek kepala tiang terjepit pada tanah pasir dan tanah
44lempung
Gambar 3.12 Perlawanan tanah dan momen lentur tiang panjang
kepala tiang bebas (a) pada tanah pasir (b) pada tanah
lempung
Gambar 3.13 Kapasitas lateral ultimit untuk tiang panjang pada tanah
pasir dan tanah lempung 46
Gambar 3.14 Perlawanan tanah dan momen lentur tiang panjang
kepala tiang terjepit (a) pada tanah pasir (b) pada tanah
lempung
Gambar 3.15 Tampang melintang pondasi tiang dalam kondisi asli 83
Gambar 3.16 Tampang melintang pondasi tiang dengan asumsi
panjang tiang 35 m 84
Gambar 3.17 Tampang melintang pondasi tiang dengan asumsi
panjang tiang 46 m 85
xu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Dimensi tiang baja
Tabel 1.2 Data tanah dermaga peti kemas
Tabel 3.1 Gaya tarikan kapal
Tabel 3.2 Nilai P pada jenis-jenis tanah
Tabel 3.3 Hubungan antara Ks dan Cu
Tabel 3.4 Kriteriajenis tiang
Tabel 4.1 Dimensi tiang baja rencana
Tabel 4.2 Gaya normal, momen lentur dan kontrol terhadap tegangan
ijin
Tabel4.3 My, H„, dan Mu dengan metode broms
xnr
10
11
26
38
40
41
65
65
80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kondisi natural
Lampiran 2. Kondisi cuaca
Lampiran 3. Kondisi geologi
Lampiran 4. Karakateristik kapal
Lampiran 5. Sistem fender
Lampiran 6. Typical Cross Section ofContainer Wharf
Lampiran 7. Susunan pondasi tiang dan pembebanan
Lampiran 8. Hasil pengujian tanah berdasarkan SPT
Lampiran 9. Hasil pengujian tanah berdasarkan CPT
Lampiran 10. Tabel dimensi tiang pipa baja dari JIS
Lampiran 11. Program perhitungan pondasi dermaga dengan SAP 90
Lampiran 12. Hasil program perhitungan pondasi dermaga dengan SAP 90
Lampiran 13. Gambar-gambar struktur pondasi dermaga peti kemas
xiv
ABSTRAK
Dermaga peti kemas, Tanjung Emas Semarang direncanakan oleh JapanInternational Co-operation Agency yang bekerja sama dengan PT. WIRATMANdan PT. DWI DELTA. Dermaga peti kemas menggunakan pondasi tiang bajadengan diameter 812,8 mm. Pada perencanaan dermaga dibagi dalam blokberukuran 25 m x 25 m, dengan jumlah pondasi 35 buah (7 x 5). Untukmendapatkan diameter pondasi tiang yang lebih efisien dari perencanaansebelumnya maka dilakukan redesain pondasi tiang dermaga berdasarkan padadata dari perencaan sebelumnya. Redesain bertujuan untuk mencari ataumendapatkan diameter pondasi tiang yang lebih efisien. Untuk mendapatkandiameter tiang yang dimaksud, dilakukan dengan cara coba ulang atau trial anderror. Pada awal, dilakukan perhitungan terhadap gaya-gaya lateral yang terjadiyaitu gaya akibat tubrukan kapal, tarikan kapal, arus, angin dan gempa. Sebelumdilakukan perhitungan struktur pondasi tiang dicoba suatu diameter tiang yangbaru. Analisis struktur dermaga menggunakan program SAP 90, dengan pondasitiang diasumsikan tumpuan jepit-sendi, dengan tumpuan sendi diambil 2 mdibawah elevasi permukaan tanah. Dari hasil perhitungan struktur didapatkanmomen dan gaya aksial yang terjadi. Pada perhitungan kontrol tegangan ijin jikadiameter tiang yang dicoba tidak memenuhi syarat keamanan maka dicoba lagidiameter tiang yang lain. Kekuatan bahan pondasi tiang dihitung didasarkan padaPPBBI (1987). Jika diameter pondasi tiang yang dicoba tidak aman dari segibahan terhadap beban yang diterima, maka dicoba diameter pondasi tiang yanglain. Pada perhitungan daya dukung, pondasi tiang diasumsikan bekerja sebagaipondasi tiang tunggal, sehingga daya dukung kelompok sama dengan jumlahpondasi tiang dikalikan daya dukung tiang tunggal. Berdasarkan hasil perhitungandaya dukung, pondasi tiang termasuk jenis pondasi tiang friction pile. Hal inidapat dilihat dari nilai daya dukung selimut yang jauh lebih besar daripada dayadukung ujung tiang. Pada tinjuan gaya lateral digunakan metode Broms untukperhitungannya. Berdasarkan metode Broms pondasi tiang termasuk pondasi tiangpanjang dengan kondisi kepala tiang terjepit. Perhitungan penurunan pondasitiang dilakukan dengan sebelumnya menyederhanakan kondisi asli dermagamenjadi dua asumsi. Asumsi pertama, elevasi permukaan tanah dibuat seragamdengan elevasi -7,5 mdengan panjang tiang 35 m. Asumsi kedua dengan elevasipermukaan sama dengan asumsi pertama dan panjang tiang 46 m. Darikeseluruhan hasil perhitungan ulang atau redesain didapat diameter baru yaitu711,2 mm, yang ternyata masih mampu menahan beban yang bekerja dan gayalateral yang terjadi.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, merupakan kawasan terpadu adalah
salah satu pelabuhan utama di Indonesia yang berada di bawah pengelolaan PT.
(PERSERO) Pelabuhan III Semarang. Pelabuhan ini mempunyai peranan sangat
penting dalam seluruh aktifitas ekonomi penduduk yang tinggal di Jawa Tengah
dan DI Yogyakarta, dengan kepadatan penduduknya ± 30.000.000 jiwa. Menurut
INPRES No. 4/1985, pelabuhan Semarang termasuk di antara 118 pelabuhan di
seluruh Indonesia.
Fasilitas teknis dan non teknis dari pelabuhan adalah :
1. pemecah gelombang,
2. kolam pelabuhan,
3. dermaga yang terdiri dari dermaga peti kemas, dermaga penumpang,
dermaga PT Sri Boga,
4. gudang,
5. gedung terminal untuk keperluan administrasi,
6. fasilitas pandu kapal,
7. peralatan bongkar muat barang,
8. fasilitas bahan bakar untuk kapal,
9. fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal,
dan muatan kapal seperti dokter pelabuhan, bea cukai, imigrasi dan
keamanan.
Fasilitas teknis dari pelabuhan yang sangat penting adalah dermaga.
Dermaga adalah bangunan yang terdapat dalam pelabuhan yang digunakan untuk
merapatkan dan menambatkan kapal yang akan melakukan bongkar muat barang
dan menaik-turunkan penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan
ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Dermaga peti
kemas Tanjung Emas Semarang direncanakan dengan lebar 25 m dan panjang
345.
Untuk merencanakan suatu dermaga diperlukan struktur yang handal dan
memadai. Pondasi merupakan bagian dari struktur dermaga yang berfungsi
mendukung dan meneruskan beban ke tanah yang terletak di bawahnya. Dalam
perencanaan pondasi untuk dermaga peti kemas Tanjung Emas Semarang,
digunakan pondasi tiang baja dengan diameter 812,8 mm, tebal dinding 9 mm dan
12 mm.
Pondasi tiang pada dermaga tersebut direncanakan tidak hanya menerima
beban vertikal berupa beban bangunan di atasnya, namun juga menerima beban
horisontal berupa angin, arus, gempa, tubrukan dan tarikan kapal.
Berdasarkan pada pondasi tiang yang sudah ada dan data-data yang
didapat dari Design Report maka penulis bermaksud melakukan redesain pondasi
tiang dermaga sehingga didapatkan diameter pondasi tiang yang lebih ekonomis
dari perencanaan yang sudah ada.
1.2 Tujuan
Tujuan dari studi redesain pondasi tiang dermaga dalam rangka
penyusunan tugas akhir adalah :
1. untuk mendapatkan optimasi diameter pondasi dermaga,
2. dapat mengetahui komparasi/perbandingan dari dua desain pondasi tiang pada
dermaga yang sama.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. didapatkan suatu perencanaan pondasi tiang pada dermaga yang efisien,
2. dapat memberikan masukan tentang perencanaan pondasi tiang yang tepat
untuk dermaga.
1.4 Lokasi Proyek
Dermaga peti kemas berada di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang, dengan lokasi yangdibatasi:
a. sebelah utara : Perairan pelabuhan,
b. sebelah timur : Perairan pelabuhan (pelabuhan dalam),
c. sebelah selatan : PT. Sari Boga Ratu Raya (pabrik tepung),
d. sebelah barat : Perairan pelabuhan.
Untuk lebih jelasnya, lokasi proyek dapat dilihat pada gambar 1.1
1.5 Batasan Masalah
Sebagai batasan ruang lingkup dalam redesain pondasi tiang dermaga peti
kemas, dalam rangka penyusunan tugas akhir adalah:
•1
V.
'-•~
ISU
V3
AS
I3
.00
CrN
M
J»
|WII
INtM
|«IO
t|.|'•3
'N
kX
OU
S.S
Z.U
It'JU
I>t!i,!JU
.99
KZ
CS
ceeit.:'!
Ir-M
J
5n
H«
.«
JM
U9
Z6
t>.9
6.9
OG
SItG
OG
GZ
Z9
Z-N
co
&sz.«
jon
0Q
!6
.iC.D
'00
00
00
00
II-T
tpp
ilio-)
»pnii&uo*)
3N
MO
J
«9
|o.j|p
jorr)
<j
<^
!<_
0
r.
-•
\!
t\
\•J*
<SV
.\/
1,/>
W
6.
Wan
c3&Hc«.cp
X)c3
<U
ex
K)
X)
^^
rt
k.
CX
oc/>
f^.crt
<*r
Em
4>
&?>«>
^>cx
^a2P
t_i
a<
u
Ux>
u.
fc:
t•«
•
Sia
nn
c4
-*
(4C
/lfcl
cj
S<
U<
uC
t,C
O
E
1. perencanaan ulang hanya untuk mendapatkan optimasi diameter pondasi
tiang dermaga peti kemas,
2. perencanaan dimensi, panjang, lebar dermaga adalah sama dengan
keadaan dermaga sebelumnya,
3. beban-beban yang bekerja di atas dermaga direncanakan sama dengan
perencanaan dermaga sebelumnya,
4. perencanaan ulang hanya meliputi perencanaan ulang pada pondasi
dermaga, tidak termasuk pondasi untuk container area dan container
stacking,
5. perencanaan pondasi tiang berdasarkan pada metode statis,
6. pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang baja, yang diisi beton pada
bagian tengahnya untuk menambah perlindungan pondasi tiang terhadap
korosi,
7. pada perhitungan ulang pondasi tiang, inersia dan modulus elastisitas
yang diperhitungkan adalah inersia dan modulus elastisitas baja saja,
8. pondasi tiang dermaga direncanakan juga menerima beban horisontal
berupa beban akibat tubrukan kapal, beban akibat tarikan kapal, beban
akibat angin dan beban gempa,
9. berat kapal yang dipakai adalah seberat 40.000 DWT,
10. struktur revetment dan dinding penahan tanah direncanakan sama dengan
struktur dermaga sebelumnya,
11. fender yangdigunakan adalah fender yang terbuat dari karet,
12. perhitungan momen dihitung menggunakan program SAP 90.
13. penurunan konsolidasi, dihitung berdasarkan pada konsolidasi normal
1.6 Desain Dermaga yang ada
Perencanaan dermaga Peti Kemas pada pelabuhan Tanjung Mas Semarang
dikerjakan oleh Japan International Co-operation Agency (JICA) yang bekerja
sama dengan PT. WIRATMAN dan PT. DWI DELTA. Berdasarkan laporan
perencanaan, perencanaan dermaga mengacu pada peraturan-peraturan dan data
pembebanan sebagai berikut ini.
1. Peraturan-peraturan yang digunakan :
a. Technical Criteriafor PortandHarbour Facilities with Commentary -
Japan,
b. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983,
c. Peraturan Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Indonesia untuk
Gedung 1983,
d. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja 1983.
2. Kecepatan angin direncanakan : 25 m/detik.
3. Curahhujan : 100 mm/jam dan 250 mm/hari.
4. Kecepatan kapal berlabuh :
a. V = 10 cm/detik untuk kapal dengan berat 40.000 DWT,
b. V = 12 cm/detik untuk kapal dengan berat 20.000 DWT.
5. Gaya tarik bollard : 100 Ton
6. Kedalaman kolam :-10 m dengan lebar 500 m
7. Gaya-gaya gempa:
a. Zona gempa : IV,
b. Koefisien gempa
c. Koefisien Importance
d. Kh
e. Kp
8. Ketinggian air
H.W.L
M.W.L
L.W.S
9. Sistem fender
10. Mutu material:
a. Baja
b. Beton
c. Baja tulangan
11. Dermagapeti kemas direncanakan dengan :
a. Elevasi apron : + 2,20 m,
b. Lebar apron : 25 m,
c. Kedalaman : - 12 m.
Secara garis besar data teknis dermaga peti kemas Pelabuhan Tanjung Mas
Semarang adalah sebagai berikut ini.
1. Dinding penahan tanah :
a. menggunakan Steel Sheet Pile SKY 490, baja untuk struktur SS 400,
Steel Pipe Pile SKK400,
0,05 g (Kondisi Tanah Lunak),
1,50 (special class),
0,0075,
+ 1,35,
+ 0,85,
: ± 0,00.
: Rubber Fender System.
Steel Pipe Pile SKK 400 dan SKY 400 JIS,
K350, K300, K 240, K 135,
Round barU 24, Deformed bar U 32.
b. tiang tegak menggunakan Steel Sheet Pipe dengan kedalaman -33
meter dengan dimensi O 914,4 x 14 t (SKY), cross sectional area A=
411,6 cm2/m (396 cm2/m), sectional modulus Z=9,010 cm3/m,
c. perlindungan untuk korosi dengan ditambah ketebalan sebesar
T = 0,0045 mm/th x 50 th = 2,25 mm,
d. tiang miring menggunakan Steel Pipe Pile ditanamkan dengan
kemiringan 20° terhadap tiang vertikal, dengan dimensi O 812,8 x 9t
(SKK 400).
2. Pondasi Tiang untuk dermagapeti kemas
Pondasi tiang pada dermaga peti kemas direncanakan dengan lebar 25 mdan
panjang 345 m. Untuk mempermudah perhitungan, maka dibagi dalam blok
ukuran 25 m x 25 m. Jumlah tiang 35 dengan komposisi 5x7. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.2, 1.3 dan tabel 1.1
25,00
->•Garis Depan Dermaga-• Fender Karet
V 1,25
25,00
• 1,25
<L dari Rel Crane
Gambar 1.2. Pondasi tiang dermaga peti kemas (Sumber: Design Report)
25,00 m
+ 2,20 m No.l No. 2 No.3 No 4 No. 5
,LWS±0,00
Soft Clay Cu = 2,5 t/mJ y'=0,56t'm3
- 23,0 m
25,0 m Hard Clay Cu=9,8 t/m2 Y'=0,8t/iti
46,0 m
Hard Clay Cu= 15,0 t/m2 y'=0,8t/m'
Gambar 1.3 Tampang melintang pondasi tiang dermaga(Sumber Design Report)
Keterangan : 1*2**
= Kemiringan tanah asli= Kemiringan tanah yang sudah diperbaiki.
+2,60 m
10
Tabel 1.1. Dimensi tiang baja (sumber : Design Report)
No. Tiang No.l No.2 No.3 No.4 No. 5
Diameter (mm) 812,8 812,8 812,8 812,8 812,8
Ketebalan (mm) 12 9 9 12 9
A (cm") 301,9 227,3 227,3 301,9 227,3
I (cm4) 242,053 183,570 183,570 242,053 183,570
Z (cmj) 5.956 4.517 4.517 5.956 4.517
r (cm) 28,3 28,4 28,4 28,3 28,4
3 (m"1) 0,156 0,168 0,168 0,156 0,168
h(m) 13,15 12,17 11,20 10,20 9,38 _
h/r 46,47 42,85 39,44 36,04 33,03
aca (kg/cm2)Normal
1.178 1.208 1.237 1.265 1.292
oca' (kg/cm2)Tidak Normal
1.767 1.812 1.856 1.898 1.937
Kelas SKK400 SKK400 SKK400 SKK400 SKK400
aba (kg/cm2)Normal
1.400 1.400 1.400 1.400 1.400
Keterangan:
oca
oca'
oba
0
: Luas tampang tiang baja.
: Inersia.
: Modulus tampang.
: Jari-jari tampang.
: Kedalaman tiang terhadap kemiringan lereng asli.
: Tegangan ijin beton (pada kondisi normal).
: Tegangan ijin beton (pada kondisi tidak normal).
: Tegangan tekan ijin.
: Nilai karakteristik tiang.
= f(hD)/ 4x£7
D = Diameter pondasi tiang
E = Modulus elastisitas pondasi tiang
11
3. Kondisi Tanah
Kondisi tanah pada dermaga peti kemas terdiri dari tanah lempung yang
mempunyai berat unit, sudut gesek dinding, dan kohesi yang berbeda setiap
ketinggian lapisan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Data tanah dermaga peti kemas (sumber : Design Report)
Tanah
Ketinggian setiapLapisan (m)
Ketebalan
Lapisan(m)
Berat Unit (y)(t/m3) Kohesi
(t/m2)Cu
Atas BawahY'
03eratSatuan
Efektif)
Ysat
(Beratsatuan
Jenuh)
Lempung
Lempung
Lempung
-3,00
-23,00
-25,00
-23,0
-25,0
-46,00
20,00
2,0
21,00
0,56
0,80
0,80
1,56
1,80
1,80
2,50
9,80
15,0
Keterangan : Cu untuk kedalaman -3 m s/d -23 mdiambil sesuai persamaan di
bawah ini:
Cu = 0,2 + 0,115.Z
Untuk perhitungan selanjutnya kedalaman diambil - 20 m,
sehingga didapat nilai kohesi sebagai berikut.
Cu = 0,2 +0,115.20 = 2,5 t/m2
4. Kondisi Beban
Kondisi beban cenderung berubah sesuai jenis peti kemas yang ditangani,
•4t«ndaraan yang digunakan dan penanganan perlengkapan kargo dan Iain-lain,
a. Beban Mati:
1) Berat sendiri struktur = 1490ton
2) Berat Crane = 740 ton
Total = 2230 ton
b. Beban Aksial:
1) Beban bergerak = 475 ton
2) Vertikal =2705 ton
Total =3180 ton
3) Aksial oleh roda pada pondasi no. 1dan no. 4
No. 1 =157, 26 ton
No. 4 =119, 01 ton
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pada pelabuhan yang digunakan untuk
merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan
menaik-turunkan penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran
kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Dalam
mempertimbangkan ukuran dermaga harus didasarkan pada ukuran-ukuran
minimal, sehingga kapal dapat bertambat atau meninggalkan dermaga dan
melakukan bongkar muat barang dengan aman, cepat dan lancar (Bambang
Triadmodjo, 1996).
2.1.1 Pemilihan tipe dermaga
Dermaga dibangun untuk melayani kebutuhan tertentu. Pemilihan tipe
dermaga didasarkan pada tinjauan berikut ini:
1. tinjauan topografi daerah pantai,
2. jenis kapal yang dilayani,
3. daya dukung tanah.
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf'atau quai dan Jetty
atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan
biasanya berimpit dengan garis pantai. Wharf juga dapat berfungsi sebagai
penahan tanah yang ada dibelakangnya. Pada umumnya Wharf digunakan untuk
pelabuhan barang potongan atau peti kemas yang membutuhkan suatu halaman
14
yang luas untuk menjamin kelancaran angkutan barang. Perencanaan Wharf hams
memperhitungkan tambatan kapal, peralatan bongkar muat barang dan fasilitas
transportasi darat.
Pier atau jetty adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut
terhadap garis pantai. Pier dapat digunakan untuk merapat kapal pada satu sisi
atau kedua sisinya. Pier terbentuk jari lebih efisien karena dapat digunakan untuk
merapat kapal pada kedua sisinya untuk panjang dermaga yang sama. Perairan
diantara kedua pier yang berdampingan disebut slip (Bambang
Triadmodjo,1996).
2.1.2 Jenis konstruksi dermaga
Dermaga berdasarkan tipenya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
Wharf dan Jetty. Sedangkan berdasarkan tipe konstruksinya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu dermaga konstruksi terbuka dan dermaga konstruksi tertutup
atau solid.
Dermaga tipe konstruksi terbuka adalah dermaga di mana lantai dermaga
didukung oleh tiang-tiang pancang. Balok dan slab struktur utama berada di
bagian bawah yang didukung tiang-tiang, dan diatasnya diberikan timbunan untuk
menambah berat sehingga mempunyai stabilitas yang lebih baik.
Dermaga tipe konstruksi tertutup seperti dinding massa, kaison, turap dan
dinidng penahan tanah biasanya berimpit dengan garis pantai dan juga berfungsi
sebagai penahan tanah dibelakangnya. Turap yang digunakan bisa terbuat dan
kayu beton dan baja. Apabila kedalaman air keci! dan tanah dasar cukup baik,
turap bisa dipancang sampai kedalaman yang cukup besar dan dapat berfungsi
15
sebagai kantilever. Kaison yang banyak digunakan adalah kaison beton. Bagian
dalam kaison diisi dengan batu untuk menambah berat bangunan sehingga lebih
stabil terhadap tekanan tanah dibelakangnya. Kaison bisa dibuat di tempat kering
dan kemudian diturunkan dengan melakukan pengerukkan tanah kolom
pelabuhan di depannya.
2.2 Pondasi Tiang
Semua konstruksi yang direkayasa untuk tertumpu pada tanah harus
didukung oleh struktur bawah atau pondasi. Pondasi adalah bagian dari suatu
sistem rekayasa yang meneruskan beban bangunan ke dalam tanah dan batuan
yang terletak di bawahnya.
Untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai perlu dilihat persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi. Antara lain kedalaman harus memadai untuk
menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah pondasi, khususnya untuk
pondasi telapak dan pondasi rakit. Selain itu kedalaman harus berada di bawah
daerah perubahan volume musiman yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan,
dan pertumbuhan tanaman. Pondasi dan tanah sebagai suatu sistem harus aman
dari penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran tanah (kegagalan
kekuatan geser). Sistem juga harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang
disebabkan oleh bahan berbahaya yang terdapat dalam tanah (Bowles,JE,1987)
Secara umum pondasi tiang merupakan elemen struktur yang berfungsi
meneruskan beban pada tanah, baik beban dalam arah vertikal maupun arah
horisontal. Pondasi tiang adalah bagian-bagian konstruksi yang terbuat dari kayu,
beton, baja yang digunakan untuk mentransmisikan beban-beban permukaan ke
16
tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah dalam massa tanah. Hal ini
merupakan distribusi vertikal dari beban sepanjang poros tiang atau pemakaian
beban secara langsung terhadap lapisan yang lebih rendah melalui ujung tiang.
Distribusi beban vertikal dibuat dengan menggunakan sebuah gesekan atau
pondasi tiang apung, sedangkan pemakaian beban secara langsung dibuat oleh
sebuah titik ujung atau pondasi tiang ini semata-mata hanya dari segi kemudahan
karena semua pondasi tiang berfungsi sebagai kombinasi tahanan samping dan
dukungan ujung (Bowles,JE, 1991).
Pondasi tiang pada umumnya digunakan pada kondisi di mana lapisan
tanah atas bersifat highly compressible dan terialu lemah untuk meneruskan beban
dari struktur atas. Dalam hal ini pondasi tiang digunakan untuk meneruskan beban
sampai pada lapisan tanah keras seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 (a) dan
gambar 2.1 (b) (Braja,M. Das).
Apabila struktur atas mengalami gaya horizontal, pondasi tiang digunakan
untuk menahan gaya horisontal dengan bending. Pada kondisi seperti ini
umumnya pondasi tiang digunakan dalam desain dan konstruksi dinding penahan
tanah, pondasi untuk struktur bertingkat tinggi yang mengalami gaya akibat angin
yang kuat dan akibat gempa seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 (c)
Pada pondasi jembatan dan dermaga, pondasi tiang digunakan untuk
menghindari kemungkinan kehilangan kapasitas dukung seperti yang terjadi pada
pondasi dangkal karena mengalami erosi tanah pada lapisan permukaan seperti
yang ditunjukkan pada gambar 2.1 (f) (Braja,M.Das).
17
Pondasi tiang juga digunakan pada transmission towers, struktur pada
lepas pantai, lantai basement yang mengalami gaya angkat. Pondasi tiang
digunakan pada struktur di atas untuk menahan gaya angkat seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.1 (e) (Braja,M.Das)
Pada kondisi tanah expansive dan tanah yang mudah runtuh, tanah tersebut
mengembang dan menyusut tergantung pada penambahan dan pengurangan kadar
air. Tekanan akibat berkembangnya tanah bisa menjadi sangat tinggi. Jika terjadi
pada pondasi dangkal dapat menyebabkan keruntuhan struktur. Oleh karena itu
pondasi tiang digunakan sebagai altematif untuk mengatasi kondisi tanah
expansive seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 (d).
i i
if-
~1 1
Gambar 2.1. Kondisi tanah untuk penggunaan pondasi tiang (Braja,M. Das)
Daya dukung pondasi tiang terdiri dari gesekan antara selimut tiang
dengan tanah dan tahanan ujung. Kedua komponen tersebut dapat bekerja sama
maupun terpisah. Namun demikian pada suatu pondasi tiang umumnya salah satu
18
dari komponen tersebut dapat lebih dominan. Pondasi tiang yang memiliki
tahanan ujung lebih tinggi dari tahanan selimut disebut tiang tahanan ujung (tip
bearing piles) sebaliknya bila tahanan selimut lebih tinggi, maka disebut tiang
gesekan (frictionpiles) (Sardjono, HS).
Tipe tiang dapat dibedakan terhadap cara tiang meneruskan beban yang
diterimanya ketanah dasar pondasi. Hal ini tergantung juga pada jenis tanah dasar
pondasi yang akan menerima beban bekerja (K. Basah Suryolelono).
Bila mana ujung tiang mencapai tanah keras atau tanah baik dengan kuat
dukung tinggi, maka beban yang diterima akan diteruskan ke tanah dasar pondasi
melalui ujung tiang. Jenis tiang ini disebut end / point bearing pile. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.2 (a). Bila tiang di pancang pada tanah dengan nilai
kuat gesek tinggi (jenis tanah pasir), maka beban yang diterima oleh tiang akan di
tahan berdasarkan gesekan antara tiang dan tanah disekeliling tiang. Jenis tiang ini
disebut friction pile. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 (b). Bila mana
tiang dipancang pada tanah dasar pondasi yang mempunyai nilai kohesi tinggi
maka beban yang diterima oleh tiang akan ditahan oleh pelekatan antara tanah
sekitar dan permukaan tiang. Jenis tiang ini disebut adhesive pile. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.2 (c) (Sumber: K. Basah Suryolelono).
ttang_-
IfW
tonoh ttang ^_jlllunok
1
Is tonohberbutir
(^ kasar
KKIUUftMtt
tonoh kefas
End/Poht Bearing Pile
(a)
Friction Pile
(b)
19
V
llff
1
U'
h tanahmenpunyoi
f^ kohesitinggi
Adhesive Pile
(c)
Gambar 2.2. Tipe tiang berdasarkan cara tiang meneruskan beban ke tanahdasar pondasi (sumber : K. Basah Suryolelono 1994).
BAB III
PERENCANAAN
3.1 Umum
Dermaga adalah suatu bangunan pada pelabuhan yang digunakan untuk
merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan
menaik turunkan penumpang. Dermaga adalah suatu konstruksi yang direkayasa
untuk tertumpu pada tanah yang didukung oleh struktur bawah atau pondasi.
Pondasi adalah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban
bangunan ke dalam tanah dan batuan yang terietak di bawahnya. Untuk
menentukan jenis pondasi yang sesuai perlu dilihat persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi. Antara lain kedalaman harus memadai untuk menghindarkan
pergerakan tanah lateral di bawah pondasi. Selain itu kedalaman harus berada di
bawah daerah volume musiman yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan, dan
pertumbuhan tanaman. Pondasi dan tanah sebagai suatu sistem harus aman dari
penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran tanah.
3.2 Perencanaan Dermaga
3.2.1 Perencanaan ukuran dermaga
Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat
dan bertambat pada dermaga tersebut. Dalam mempertimbangkan ukuran dermaga
harus didasarkan pada ukuran-ukuran maksimal, sehingga kapal dapat bertambat
atau meninggalkan dermaga maupun melakukan bongkar muat barang dengan
aman, cepat dan lancar. Untuk dermaga jenis Wharf, lebar apron tergantung pada
20
21
alat bongkar muat (kran) yang digunakan, jumlah jalur transportasi yang
digunakan. Untuk panjang dermaga dapat dihitung berdasarkan pada rumus
berikut ini (Bambang Triatmojo,1996).
Lp =nLoa +(n-l) 15,00 +50,00 (3-1)
D. =Lp-2e (3-2)
b =3A/(d-2e) (3-3)
dengan :
Lp = Panjang dermaga (m),
A = Luas gudang (m2),
L = Panjang kapal yangdi tambat (m),
b = Lebar gudang (m),
n = Jumlah kapal yang ditambat
a = Lebar apron (m),
e = Lebar jalan(m).
Untuk lebih memperjelas rumus-rumus di atas, dapat dilihat gambar 3.1 di
bawah ini.
Lp
25 Loa 15 Loa ,1S. L°»
J<z DC d<:
25H—I
Gambar 3.1. Dimensi wharf (meter) (Bambang Triatmojo, 1996)
22
3.2.2 Perencanaan beban yang bekerja pada dermaga
Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya
lateral dan gaya vertikal. Gaya lateral meliputi gaya benturan kapal, gaya tarikan
dan gaya gempa. Sedangkan gaya vertikal adalah berat sendiri bangunan dan
beban mati.
1. Gaya benturan kapal
Pada waktu merapat ke dermaga kapal masih mempunyai kecepatan
sehingga akan terjadi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya benturan kapal
yang harus ditahan dermaga tergantung energi benturan yang diserap oleh sistem
fender yang dipasang pada dermaga. Besar energi benturan diberikan oleh rumus
berikut ini (Bambang Triatmojo,1996).
E — Cm.Ce-Cs.Cc ^ " '2g
dengan:
E = energi benturan (ton meter),
V = komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat
membentur dermaga (m/detik),
w = ukuran isi tolak (ton),
g = percepatan gravitasi,
Cm = koefisien massa,
Ce = koefisien eksentrisitas,
Cs = koefisien kekerasan (diambil 1),
Cc = koefisien bentuk dari tambatan (diambil 1).
Koefisien massa dapat dihitung dengan persamaan berikut
2CbB
dengan
c- wLpp.B.d.yo
dengan
cb : koefisien blok kapal,
d : draft kapal (m),
B : lebar kapal (m),
Lpp : panjang garis air (m),
Yo : berat jenis air laut (t/m )
(3.5)
(3.6)
Panjang garis air (Lpp) dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :
Kapal barang : Lpp =0,846 Loa 1'0193 (3.7)
Kapal tanker : Lpp = 0,852 Loa T0201 (3.8)
Koefisien eksentrisitas dapat dihitung dengan rumus berikut:
(3.9)\ + (llrf
dengan :
1 : Jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik
sandar kapal seperti terlihat pada gambar 3.2,
r : Jari-jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan air seperti
yang terlihat pada gambar 3.3.
Nilai 1 adalah :
Dermaga
Dolphin
1 = 1/4 Loa
1 = 1/6 Loa
Gambar 3.2. Pusat berat kapal sampai titik sandar(Bambang Triadmodjo, 1996)
e.n
a 0.21
/
/
// 1
//
/] 1
I S.
B «-> a.
0.22
*•* '•• 5.' O.i 0.9 1.0
Koefisien 8tok
Gambar 3.3. Grafik hubungan antarar/L dan Cb(Bambang Triadmodjo, 1996)
24
(3.10)
(3.11)
25
2. Gaya akibat angin.
Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan
menyebabkan gerakan kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila
arah angin menuju dermaga, maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke
dermaga, sedangkan jika arahnya meninggalkan dermaga akan menyebabkan gaya
tarikan pada alat penambat. Besar gaya angin tergantung pada arah hembus angin,
dandapat dihitung dengan rumus berikut ini:
a. gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan (a = 0)
Rw = 0,42Qa.Aw, (3 12)
b. gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan (a = 180 )
Rw = 0,5Qa.Aw, (3 13)
c. gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar (a = 90 )
Rw=l,lQ,.Aw, (314>
dengan :
Qa = 0,063 V2, (315>
dengan :
Rw : gaya akibat angin (Kg),
Qa : tekanan angin (Kg/m ),
Aw : proyeksi bidang yang tertiup angin (m ),
3. Gaya akibat arus
Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan sebagai
berikut ini :
a. gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah haluan :
Rt = 0,14S.V2,
b. gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal
Rt=l/2pC.V2.B,
26
(3.16)
(3.17)
dengan :
R : gaya akibat arus (kgf),
S : luas tampang kapal yang terendam air (m ),
p : rapat massa air, p=104,5 (kgf d/m4),
C : koefisien tekanan arus,
V : kecepatan arus (m/detik),
B : luas sisi kapal di bawah mukaair (m ).
4. Gaya tarikan kapal pada dermaga
Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh angin dan arus, selain dapat
menimbulkan gaya benturan pada dermaga, juga dapat menimbulkan gaya tank
pada alat penambat yang ditempatkan pada dermaga. Gaya tarikan kapal dapat
dilihat padatabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Gaya tarikan kapal (Bambang Triadmodjo, 1996).
Bobot Kapal (GRT) Gaya tarik pd Bollard (t) Gaya tarik Pd Bitt (t)
200 -500 15 15
501 -1000 25 25
1001-2000 35 25
2001-3000 35 35
3001 - 5000 50 35
5001 - 10000 70 50(25)
10001 - 15000 100 70(25)
15001-20000 100 70(35)
20001 - 50000 150 100(35)
50001 - 100000 200. . ———
100(50)
27
Keterangan :
a. gaya tarikan kapal dengan ukuran yang tidak tercantum dalam tabel
tersebut (kapal dengan bobot kurang dari 200 ton dan lebih dari 10000 ton)
dan fasilitas tambatan pada cuaca buruk harus ditentukan dengan
memperhatikan cuaca dan kondisi laut, konstruksi alat penambat data
pengukuran gaya tarikan,
b. nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang di
sekitar tengah kapal yang mempunyai tidak lebih dari 2 tali pengikat.
5. Gaya akibat gempa
Bangunan pelabuhan termasuk dalam kategori bangunan khusus, maka
besaran koefisien gempa harus dihitung 2kali dari koefisien gempa dasar. Sebagai
akibat gaya gempa yang mendadak, maka dalam perhitungan dapat diizinkan
adanya kenaikan tegangan pada konstruksi-konstruksi kayu, beton, dan baja
sebesar ±1,5 kali tegangan ijin tarik, tekan dan geser. Sedangkan daya dukung
diijinkan kenaikan antara (30% - 50%) tergantung dari jenis / klasifikasi tanah
(Soedjono Kramadibrata, 1985).
Besarnya gaya dinyatakan dalam :
V = C.I.K.Wt (318)
dengan :
V = beban geser dasar akibat gempa,
C = koefisien gempa dasar,
I = faktor keutamaan,
K = faktor jenis struktur.
28
Wt = beban mati seluruhnya dan beban hidup vertikal.
3.3 Perencanaan Struktur Bawah atau Pondasi
Pondasi sebagai struktur bawah (sub structure) memegang peranan yang
sangat besar didalam perencanaan suatu bangunan. Pondasi mempunyai fungsi
untuk memikul beban-beban yang terjadi untuk diteruskan ke dalam tanah.
Perencanaan tipe pondasi sangat dipengaruhi oleh :
1. fungsi bangunan,
2. besarnya beban yang harus dipikul,
3. kondisi tanah dasar,
4. tersedianya material,
5. kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan biaya.
Dalam perencanaan pondasi untuk dermaga peti kemas pada pelabuhan
Tanjung Emas Semarang, menggunakan pondasi tiang pancang. Altematif
pondasi tiang digunakan karena pada tanah pantai, kondisi tanah baik (tanah
keras) letaknya terialu dalam. Pondasi tiang direncanakan menggunakan tiang
baja.
3.3.1 Kekuatan pondasi tiang
Kekuatan tiang tanpa ada momen lentur, perhitungan didasarkan pada
PPBBI (1987). Menurut PPBBI (1987) batang tekan digolongkan menjadi tiga,
yaitu kolom pendek, kolom sedang, dan kolom langsing. Angka kelangsingan
kolom dinyatakan dengan :
IkA (3.19)
dengan :
Ik = Panjang tekuk kolom,
dengan : k = faktor panjang tekuk.
1 = panjang kolom,
i = momen inersia.
29
Untuk menentukan jenis kolom berdasarkan pada kelangsingan kolom (X) dan
kelangsingan batas (Xg) sebagai berikut:
Ag=u —^— (3-20)yjoj.oy
dengan :
E = modulus elastis baja,
oy = tegangan leleh baja.
Untuk menjamin stabilitas kolom, dalam segala hal kolom harus memenuhi
syarat:
co — < aijin (3-21)A
dengan :
co = faktor tekuk,
P = gaya tekan aksial,
A = luas penampang,
Oijin = tegangan ijin kolom.
30
Rumus faktor tekuk kolom (co) yang digunakan dalam PPBBI (1987)
adalah sebagai berikut:
Kolom pendek (X* < 0,183):
co = l (3-22)
Kolom sedang (0,183 < X* < 1)
1,41co =
1,593 -X(3.23)
s
Kolom langsing (1 < Xs)
©= 2,381.x,2 (324) .
dengan:
As = Nilai banding kelangsingan kolom (X) dengan kelangsingan batas (Xg)
3.3.2 Daya dukung tiang tunggal
Daya dukung tiang terdiri dari daya dukung ujung tiang (Qp) dan daya
dukung selimut tiang (Qs). Penentuan daya dukung pondasi tiang digunakan
metode statik.
1. Daya dukung ujung tiang (Qp).
Daya dukung ujung tiang dapat ditentukan dengan cara Meyerhoff (1976)
sebagai berikut (Manual Pondasi Tiang):
a. Tanah pasir.
Qp = Ap.qp = Ap.5.Nq.tan(t> (3-25)
dengan :
Qp = daya dukungujung tiang,
Ap = luas penampang ujung tiang (m ),
Nq = faktordaya dukung,
qp = daya dukung batas.
b. Tanah lempung.
Qp = Ap.qp = Ap.Cu.Nc
dengan :
Nc = faktor daya dukung ujung tiang,
Cu = kohesi.
Harga Nc dan Nq dapat ditentukan sebagai fungsi dari sudut geser dalam
tanah <J> (°) seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.4 di bawah ini.
LOW [—" iJ
///
r^
f/
, /K-
v' f/
---
..-/A
ft'•f
—
...
/ j
7r i
ii i
iTuJiil
tl 3 ) i » X
31
(3.26)
Gambar 3.4. Faktor gaya dukung ujung Nc dan Nq(sumber : Manual Pondasi Tiang)
2. Dayadukung selimut tiang(Qs).
Daya dukung selimut tiang dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut ini
(sumber : Manual Pondasi Tiang):
a-iw <327>
dengan :
As = luas selimut tiang = p.AL,
p = keliling tiang,
(3.28)
32
AL = panjang segmentiang,
f = gesekan selimut satuan.
Cara untuk menentukan gesekan selimut (0 adalah sebagai berikut:
a. Tanah pasir.
f=.K.a'.tan5 (329)
dengan :
K = konstanta,
a' = tegangan vertikal efektif tanah, dianggap konstan setelah
kedalaman 15 D.
Untuk pondasi tiang harga K ditentukan sebagai berikut:
K =Ko (Batas Bawah) (3.30)
K = l,8.Ko (Batas Atas) (331)
K0 =l-sin<j> (3-32)
dengan :
K0 = koefisien tekanan tanah at rest,
(J> = sudut geserdalam,
5 baja = 20.
b. Tanah lempung.
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung gesekan selimut
pada tanah lempung, yaitu (Manual Pondasi Tiang):
1. Metode lambda(Vijayvergiya dan Focht)
fave= X(G'+ 2CUave) (333)
dengan :
X = konstata, ditentukan dengan gambar 3.5
a'ave ~ tegangan vertikal efektif rata-rata
Cuave= kohesi rata-rata
fave = gesekan selimut rata-rata
01 a-z qi (»* n i
//
_ \\
i "•iJ y.
\
33
Gambar 3.5. Koefisien X(Sumber : Manual Pondasi Tiang)
Harga rata-rata tegangan vertikal efektif (a'ave) dapat dijelaskan
dengan gambar 3.6, berdasarkan :
ZAi_i=l
C7 »ve
dengan :
A; = luas diagram tegangan vertikal efektif
L = panjang tiang
sedangkan
ZCuiLiCu i=l
dengan :
(3.34)
(3.35)
Cui= kohesi lapisan i
Lj = panjang segmen tiang (lapis i)
L = panjang tiang
Kohesi, CL tco/m1 '
n
T<ganSan VetlikalErcklif{Vg'cm")
\
V1
KadaUnua Kedalaman
34
Gambar 3.6. Penentuan nilai rata-rata Cu dan tegangan vertikalefektif (Sumber : Manual Pondasi Tiang)
2. Metode alpha (Tomlinson)
f=a.Cu (3.36)
dengan:
f = gesekan selimut,
a = konstanta, yang dapat ditentukan dengan gambar 3.7 di
bawah ini.
K«j( ges^i- urxbaimrdt c»(k&'cm1)
J£
O COTcr«'i ,»••«
6 eo
"1
Gambar 3.7. Variasi nilai a terhadap nilai Cu(Sumber : Manual Pondasi Tiang)
35
3. Metode beta (metode tegangan efektif)
fave = !3.a' (3-37)
dengan :
fave = gesekan selimut rata-rata
P =Ktan(t>r (338)
dengan :
<j)r = sudut geser dalam pada kondisi terdrainasi (dari uji triaksial CD)
K = 1- sin <t>r (untuk tanah terkonsolidasi normal)
K = (1- sin <t>r)VOCR (untuk tanah over consolidated)
c' = tegangan vertikal efektif
OCR= Over Consolidation Rasio
Penentuan daya dukung ijin (Qa) diperoleh dengan membagi daya dukung
ultimit dengan faktor keamanan dengan mengunakan persamaan Tomlinson
sebagai berikut:
Qa=-°^atau, (3.39)2,5
Qa=^P_ +̂ L (3.40)3 1,5
Pengambilan faktor keamanan untuk Qs lebih rendah dari faktor keamanan
untuk Qp karena gerakan yang dibutuhkan untuk memobilisasi gesekan jauh lebih
kecil daripada gerakan untuk memobilisasi tahanan ujung. Di Indonesia
digunakan faktor keamanan FK = 2, untuk gesekan selimut dan FK = 3 untuk
daya dukung ujung (Sumber : Manual Pondasi Tiang).
3.3.3 Efisiensi kelompok tiang
Efisiensi kelompoktiang didefinisikan sebagai
Daya dukung kelompok tiang
36
Eg = Jumlahtiang x daya dukung tiang tunggal
Efisiensi kelompok tiang tergantung pada beberapa faktor berikut ini :
1. jumlah tiang, panjang, diameter, pengaturan, dan terutama jarak antara
as tiang,
2. modus pengalihan beban (gesekan selimut atau tahanan ujung),
3. prosedur pelaksanaan konstruksi (tiang pancang atau tiang bor),
4. urutan instalasi tiang,
5. jangka waktu setelah pemancangan,
6. interaksi antara pile cap dan tanah di permukaan.
Untuk menghitung efisiensi kelompok tiang pada tanah pasir digunakan
formula sederhana yang didasarkan pada jumlah daya dukung gesekan dari
kelompok tiang sebagai kesatuan (blok) (Manual Pondasi Tiang).
E = 2.(m +n-2).s +4D (3 41)p.m.n
dengan:
m = jumlah tiang pada deretan baris,
n = jumlah tiang pada deretan kolom,
s = jarak antar tiang,
D = diameter atau sisi tiang,
p = keliling dari penampang tiang.
37
3.3.4 Daya dukung kelompok tiang
1. Daya dukung kelompok tiang padatanah pasiran.
a. Pada tiang pancang baik padatiang tahanan gesek maupun tahanan
ujung dengan s > 3D , daya dukung kelompok tiang dapat diambil
samabesarnya dengan jumlah dayadukung tiang individu (Eg = 1)
QPg=n.Qa (3.42)
b. Pada tiang pancang tahanan gesek dengan s < 3D , dicari efisiensi
tiang dikalikan Qa.
Qpq = n.ef.Qa (3.43)
2. Daya dukung kelompok tiang pada tanah lempung
Daya dukung kelompok tiang dihitung sebagai berikut (Manual Pondasi
Tiang) :
a. Jumlah total kapasitas kelompok tiang :
EQU =m.n.(Qp + Qs) (3.44)
= m.n.(q.Cu + a.Cu.e.AL) (3.45)
b. Daya dukung blok berukuran Lg.Bg.Lo
IQU = Lg.Bg.Cu.Nc + S 2.(L.D).CU.AL (3.46)
dengan : Lg = panjang blok,
Bg = lebar blok,
p = keliling,
AL = panjang segmen tiang.
Kedua besaran diatas dibandingkan nilainya. Harga atau nilai daya dukung
yang diambil adalah nilai yang lebih kecil.
38
3.3.5 Gesekan negatif (negative skinfriction)
Masalah yang harus diperhatikan pada pondasi tiang yang berada pada
tanah timbunan adalah bahwa penurunan tanah dapat mengakibatkan tarikan ke
bawah. Tarikan ini disebut gesekan negatif (negative skin friction). Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penurunan tanah adalah :
1. profil tanah dan elevasi muka air tanah,
2. sifat-sifat tanah (kompresibilitas dan konsolidasi),
3. besarnya beban dan lamanya pembebanan.
Untuk menghitung besarnya gesekan negatif (negative skin friction)
digunakan metode 0. Metode 3 merupakan metode semi empiris dengan nilai 3
tergantung dari jenis tanah dan dapat dilihat dari tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2. Nilai (3 pada jenis jenis tanah (Manual Pondasi Tiang)
Jenis Tanah 0Lempung 0.20-0.25
Lanau 0.25-0.35
Pasir 0.35-0.50
Metode 3 digunakan dalam memperkirakan besarnya gesekan negatif yang
terjadi pada tiang pancang tunggal. Untuk menentukan besarnya gesekan negatif
maksimum pada setiap tengah lapisan tanah digunakan persamaan (Manual
Pondasi Tiang) :
f = p.Ov' (3.47)
dengan:
Gv' = tegangan vertikal efektif.
39
Sedangkan untuk menghitung gaya gesekan negatif (PN), yang merupakan
kontribusi dari masing - masing lapisan tanah, digunakan persamaan :
PN = fp.h (3.48)
dengan: p = keliling tiang pancang,
h = ketebalan lapisan.
3.3.6 Tinjauan beban lateral
Beban lateral dan momen dapat bekerja pada pondasi tiang akibat gaya
gempa, akibat gaya angin, tubrukan kapal, beban statik seperti misalnya tekanan
aktif tanah pada abutment jembatan. Untuk analisis, kondisi kepala tiang
dibedakan sebagai kondisi kepala tiang bebas (free head) dan kepala tiang terjepit
(fixed head). Dalam perhitungan tinjauan gaya lateral menggunakan Metode
Broms.
Dalam perhitungan pondasi tiang yang dibebani lateral di samping kondisi
kepala tiang, umumnya tiang dibedakan prilakunya atas pondasi tiang pendek dan
pondasi tiang panjang. Pada pondasi tiang pendek, sumbu tiang masih tetap lurus
pada kondisi terbebani lateral. Kriteria penentuan tiang pendek dan tiang panjang
berdasarkan pada kekakuan relatif antara pondasi tiang dengan tanah. Dalam hal
ini digunakan faktor kekakuan R untuk menentukan tiang pendek atau panjang.
R =f— (3.49)VK.D
dengan :
KK=^- (3.50)
1, -J
40
Ks = Nilai modulus subgrade tanah yang dapat ditentukan dengan
percobaan pembebanan plat di Iapangan atau dari korelasi dengan
kuat geser tanah seperti pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3. Hubungan antara ksdan Cu (Sumber : Manual Pondasi Tiang)
.Konsistensi Sedang hinggaTeguh
Teguh hinggaAmat teguh
Keras
Kuat geser undrained c„(kg/cm2)
0,50-1,00 1,00-2,00 >2,00
Rentang ks(kg/cm ) 0,15-0,30 0,30 - 0,60 >0,60
Sedangkan pada tanah lempung yang terkonsolidasi normal dan tanah berbutir
kasar, nilai modulus subgrade umumnya meningkat secara linier terhadap
kedalaman, sehingga digunakan kriteria lain yaitu :
T=5'EI
lib(dalam satuan panjang) (3-51)
dengan
E
I
Tlh
K:
= Modulus tiang
= Momen inersia tiang
= Modulus variasi dan hubungannya dengan K adalah sebagai
berikut:
1h-x
D(3-52)
Nilai rjh tipikal untuk tanah pasir diberikan oleh Terzaghi dan Reese seperti pada
gambar 3.8 untuk tanah lempung terkonsolidasi normal, harga r|h — 3,50 -
7,00kg/cm , sedangkan untuk tanah organik, r|h= 1,50 kg/cm'.
Jscr'* ^ y . « _w
Gambar 3.8. Hubungan rjh dan kapasitas tanah pasir (Manual Pondasi Tiang)
41
Kriteria tiang pendek atau panjang ditentukan berdasarkan nilai R atau T yang
telah dihitung dan ditunjukkan dalam tabel 3.4 di bawah ini.
Tabel 3.4. Kriteria jenis tiang (Manual Pondasi Tiang)
Jenis Tiang Modulus Tanah
Kaku (pendek) L<2T L<2R
Elastis (panjang) L>4T L>3,5R
1. Metoda Broms
Metoda Broms membedakan antara tiang pendek dan panjang serta
membedakan posisi kepala tiang bebas dan terjepit.
a. Metode Broms untuk Kondisi Tiang Pendek
1) Kepala tiang bebas (free head)
Untuk tiang pendek (L/T < 2), pola keruntuhan yang mungkin terjadi dan
distribusi dari tahanan ultimit tanah ditunjukkan oleh gambar 3.9.
42
Gambar 3.9. Pola keruntuhan, reaksi tanah dan momen lentur tiangpendek kepala tiang bebas pada tanah pasir dan lempung(Sumber : Manual Pondasi Tiang)
Sebagaimana dijelaskan di atas, Broms menyederhanakan dengan
menganggap bahwa tahanan mencapai nilai ultimitnya di seluruh
kedalaman tiang. Rahardjo dan Anjasmara (1993) telah menunjukkan
bahwa asumsi ini dapat memberikan estimasi yang terialu tinggi dalam
daya dukung lateral ultimit khususnya pada tanah berkonsistensi padat
atau very stiff.
Karena titik rotasi diasumsikan berada di dekat ujung tiang, tegangan yang
cukup besar yang bekerja di dekat ujung (gambar 3.9 (b) untuk butir tanah
kasar) dapat diganti dengan sebuah gaya terpusat. Dengan mengambil
momen terhadap tiang diperoleh :
_ 0,57'U3.DHu
(e + L)
Momen maksimum diperoleh pada kedalaman x0.
Xo 0,82f Hu ^vr'I>Kpy
M^ =Hu(e+15x)
(3.53)
(54)
(55)
43
Hubungan di atas dapat dinyatakan dengan chart, dengan suku tak
H,berdimensi L/D vs
KPD3/seperti terlihat pada gambar 3.10 a.
Gambar 3.10. Kapasitas lateral ultimit untuk tiang pendekpada tanah pasir dan tanah lempung(Sumber : Manual Pondasi Tiang)
Pada tanah lempung, momen maksimum diberikan untuk dua rentang
kedalaman, yaitu :
Mmax =Hu(e+l,5D + 0,5xo) untuk l,5D + Xo (3.56)
M^ =2,25.D.c„.(L-Xo)2 untuk L-Xo (3.57)
Dan harga x0 dinyatakan sebagai berikut :
H,
9c„.D(3.58)
Solusi perhitungan diberikan pada gambar 3.10 (b) dimana dengan
mengetahui rasio L/D dan e/D maka akan diperoleh harga :
H
C. D2(3.59)
sehingga Hu dapat dihitung.
44
2) Kepala tiang terjepit (fixedhead)
Mekanisme keruntuhan yang mungkin terjadi dan distribusi dari tahanan
tanah yang dilihat pada gambar 3.11.
mSK3
I JO|-l*> 1 Uoon WiHur
Gambar 3.11. Pola keruntuhan, reaksi tanah, dan momen lenturtiang pendek kepala tiang terjepit pada tanah pasirdan tanah lempung (Manual Pondasi Tiang).
Pada tanah pasir maka kapasitas lateral dan momen maksimum dinyatakan
sebagai berikut:
Hu = l,5.y'.L2.D.Kp (3.60)
M^ =y'.L3.D.Kp (3.61)
Untuk tanah lempung, kapasitas lateral dan momen maksimum adalah
sebagai berikut:
Hu = 9.Cu.D.(L-l,5D) (3.62)
M„ =4,5.Cu.D.(L2-2,25D2) (3.63)
Seperti halnya pada kondisi kepala tiang bebas. Maka untuk kondisi
kepala tiang terjepit, solusigrafis juga diberikan berapa chart dengan suku
45
tak berdimensi. L/D sebagaimana terlihat pada gambar 3.10 (a) dan
gambar 3.10(b).
b. Metode broms untuk kondisi tiang panjang.
1) Kepala tiang bebas
Untuk tiang panjang, mekanisme keruntuhan distribusi tahanan tanah serta
momen lentur ditunjukkan pada gambar 3.12.
ull \1.*.._-ii l^ii
(a) Tanah pasir
=?m
/ - -.-/
ii
(7
Hs.kj.. t- _.*Ji
(b) Tanah lempung
Gambar 3.12. Perlawanan tanah dan momen lentur tiang panjangkepala tiang bebas (a) pada tanah pasir(b) pada tanah lempung (Sumber : Manual Pondasi Tiang)
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa defleksi tiang terutama berada di
daerah dekat permukaan tanah sehingga respon tanah di bagian bawah
tiang mengecil, begitu pula besarnya momen dan distribusinya sepanjang
tiang. Hal ini adalah sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Untuk tiang bor, dimana dalam instalasinya tidak mengalami tegangan
tarik, maka seringkali dalam desain tiang bor penulangan tidak diberikan
penuh hingga dasar tiang. dalam desain tiang bor, distribusi tegangan
sepanjang tiang amat menentukan dalam optimasi penampang dan
tulangan.
46
Pada tanah pasir, karena momen maksimum terietak pada titik dengan
geser sama dengan nol, maka momen maksimum dan gaya ultimit lateral
dapat dihitung sebagai berikut:
Mnax =Hmax(e+0,67xo) (3.66)
dengan:
xo = 0,82H.
\y *.D.Kp;
(3.67)
H„M.
' H„ ^(3.68)
e+0,54y'. D.K
py
dengan:
Mu = Momen kapasitas ultimit dari penampang tiang. Besarnya Hu
dapat dihitung dengan menggunakan chart antara — vsi r»4
KV D KV D
seperti pada gambar 3.13 (a)
o'lt,
Gambar 3.13. Kapasitas lateral ultimit untuk tiang panjangpada tanah pasir dan tanah lempung(Sumber : Manual Pondasi Tiang)
47
Untuk tanah lempung maka digunakan persamaan seperti pada tiang
pendek yaitu :
Mmax =Hu(e+l,5D+0,5xo) (3.69)
dengan :
H„Xo
9.C...D(3.70)
Mdengan mengetahui harga ^-y dapat ditentukan dari gambar 3.11 (b),cu D
dan harga Hu dapat diperoleh.
2) Kepala tiang terjepit (fixedhead)
Gambar 3.14 menunjukkan mekanisme keruntuhan ditribusi tahanan
tahanan ultimit tanah dan momen lentur untuk kondisi kepala tiang terjepit
pada tanah lempung dan pasir.
Ii " f
fii^^
•N
\'^•raksi tunJi Mo*nm kiuw
(a) Tanah pasir (b) Tanah lempung
Gambar 3.14 Perlawanan tanah dan momen lentur tiang panjangkepala tiang terjepit (a) pada tanah pasir(b) padatanah lempung (Sumber : Manual Pondasi Tiang)
48
Momen maksimum dan gaya lateral ultimit untuk tanah pasir dapat
dihitung dengan persamaan :
2MHu = u x (3.71)
(e+0,67x0)
/• \0,3
' H..Xo = 0,82
Y' d k„ /
Mmax =Hu(e + 0,67xo) (3.73)
Sedangkan untuk tanah lempung dapat digunakan persamaan :
Hu = ^ (3.74) .l,5D+0,5x0
Xo =-^— (3.75)9.cu.D
Dalam perhitungan kapasitas lateral ultimit, maka untuk kondisi kepala
tiang terjepit, gambar 3.13 (a) digunakan untuk tanah pasir, sedangkan
untuk tanah lempung digunakan gambar 3.13 (b).
3.3.7 Penurunan pondasi tiang
Penurunan pondasi tiang pada tanah kohesif terdiri atas dua komponen
yaitu:
1. Penurunan seketika (short term settlement) yang terjadi segera setelah
beban bekerja,
2. penurunan jangka panjang atau penurunan konsolidasi. Yang terjadi secara
berangsur-angsur bersamaan dengan dissipasi tekanan air pori.
(3.72)
49
Untuk penurunan seketika, metode yang berlaku pada pasir juga dapat
diterapkan disini. Perhitungan penurunan seketika pondasi tiang tunggal
menggunakan metode empiris sebagai berikut (Manual Pondasi Tiang) :
D QxL° - +— (3.76)
100 ApxEp
dengan :
S = penurunan total di kepala tiang (m)
D = diameter tiang (m)
Q = beban kerja (ton)
Ap = luas penampang tiang (m2)
L = panjang tiang (m)
Ep = modulus elastis tiang (t/m2)
Penurunan seketika kelompok tiang umumnya lebih besar daripada
pondasi tiang tunggal karena pengaruh tegangan pada daerah yang lebih luas dan
lebih dan lebih dalam. Perhitungan seketika kelompok tiang menggunakan metode
Vesic (1977) sebagai berikut (sumber : manual pondasi tiang):
Sg =S^ (3.77)dengan : Sg = penurunan kelompok tiang
S = penurunan pondasi tiang tunggal
Bg = lebar kelompok tiang
D = diameter tiang tunggal
Perkiraan penurunan konsolidasi pondasi tiang kelompok pada tanah
lempung dapat menggunakan prosedur sebagai berikut:
1. tentukan beban kerja
Q
B L
50
(3.78)
beban kerja ini harus lebih kecil dari yang diijinkan,
2. beban kerja di atas dialihkan pada kedalaman 2/3 Df dibawah pile cap.
Penurunan tanah di atas kedalaman tersebut amat kecil dan dapat
diabaikan,
3. beban kerja disebarkan kebawah pondasi tiang dengan perkiraan pola
penyebaran vertikal: horisontal = 2:1,
4. tanah dibagi atas lapis-lapis dengan masing-masing lapis ditentukan
parameter kompresibilitasnya , tegangan efektif awal (P0') dan besarnya
beban luar (AP). Kemudian settlement tiap lapis dijumlahkan sebagai
berikut.
C..AH. fP„'+APSg=Y— .lo8 ^ l +eft P '
A
(3.79)
dengan :
harga Cc didapat dari Skempton (1944) yang memberikan hubungan empiris untuk
index compresive (sumber : Braja M. Das 1984)
Cc = 0.009 (LL- 10) (3.80)
3.3.8 Kapasitas tarik pondasi tiang
Pada kondisi tertentu, seperti gempa, adanya gaya uplift atau untuk
jangkar, pondasi tiang akan berfungsi menahan beban tarik. Begitu juga pada
51
dermaga peti kemas, pondasi tiang berfungsi menahan gaya tarik kapal. Perhatian
para peneliti mengenai hal ini belum banyak dan pandangan lama menganggap
kapasitas tarik sama dengan nilai Qs ultimit pada kondisi tekan. Beberapa literatur
dan Rahardjo (1992) mendapatkan bahwa gesekan ultimit pada saat tarik lebih
rendah daripada nilai gesekan ultimit dalam keadaan tekan, umumnya berkisar
40% - 70%. Kapasitas tarik pondasi tiang dapat dinyatakan (Manual Pondasi
Tiang) :
Tu =T + WP (3.81)
dengan :
Tu = kapasitas total,
T = kapasitas tarik,
Wp = berat tiang.
Kapasitas tarik pondasi tiang pada tanah lempung, dinyatakan
berdasarkan persamaan yang diberikan oleh Das dan Seeley (1982), sebagai
berikut :
T =L.p.a'.Cu (3.82)
dengan :
L = panjang tiang,
p = keliling,
a' = faktor adhesi untuk tarik ,
Cu = kohesi.
Nilai a' dapat diperoleh dalam tabel 3.5.
Tabel 3.5. Faktor adhesi untuk kapasitas tarik (Manual Pondasi Tiang)
Jenis Tiang Faktor Adhesi
Tiang Bor a' = 0.9 - 0.00625 Cu
(Cu < 80 kPa)a' = 0,4(Cu > 80 kPa)
Tiang pipa a'= 0.715-0.0191 Cu
(Cu<27kPa)a' = 0.2
(Cu > 27 kPa)
3.4 Diagram Alur Perhitungan / Redesain
Mulai
diberikan data tanah, data beban, data kapal dan data situasi
hitung beban lateral
dicoba dimensi baru <
perhitungan struktur menggunakan program SAP 90
kontrol tegangan ijin :o c ob
-+ <1,00o ca' a ba'
M _ NCT0 — CTb —
Z A
aman
tidak aman
52
hitung daya dukung1. daya dukung ujung tiang :
Qp —Ap . Cu. JNC2. daya dukung selimut tiang :
Qs =IA,ff = a . Cu
3. daya dukung kelompok tiangQu =QP + QsQkelpk = Qu.n
hitung gesekan negatif:PN =f.p.h
f - P-cV
kontrol gaya lateral
t, EI T, KsR=4 ;K=^
VK.D 1,5
Hu =2M,
1,5D+0,5X,; Xo —
hitung penurunan
H.
9.C...D
53
penurunan seketika
D Q.L• + -
100 Ap.Ep
<•-&
penurunan jangka panjang:
0 _CC.AH
hitung kapasitas tarik
TU = T + WPT =L.p.a'.Cu
Selesai
r?„'+AP^
54
Gay
abe
ntur
anka
pal
wv 2g
Cm
=l
+
Cb
=
Ce
7id
2C
bB
W
Lnn
-B.d
.YO
\+(l
lrf
gaya
akib
atan
gin
Qa
=0,
063
V2
Rw=
0,42
Qa.A
w(a
=0°)
Rw
-0,5
Qa.
Aw
(a=
180°
)
Rw
=l,lQ
a.A
w(a
=90°
)
gaya
akib
atar
us
-ara
hh
alu
an
:
R,=
0,14
S.V
2
-ar
ahsi
sika
pal:
R,=
1/2
pC.
V2.
B
gaya
akib
atge
mpa
V=
C.I.
K.W
t
BAB IV
REDESAIN PONDASI TIANG
4.1 Data Perencanaan (sumber : Design Report)
1. Kondisi tanah
Kondisi tanah dapat dilihat pada tabel 1.2.
2. Karakteristik kapal:
a. Deadweight tonnage, DWT (bobot mati) : 40.000 ton
b. Gross register tons, GRT (ukuran isi kotor) : 37.700 ton
c. Displacment tonnage, DPL (ukuran isi tolak) : 63.300 ton
d. Length ofoverall ,Loa (panjang kapal) : 263 m
e. Width,B (lebar kapal) : 32,2 m
f. Draft,d (bagian kapal terendam air)
Full (penuh) : 12,4 m
Ligth (kosong) : 4,5 m
3. Data situasi:
a. Kecepatan angin direncanakan
b. Kecepatan arus
c. Curah hujan
d. Kecepatan kapal berlabuh
e. Gaya tarik bollard
f. Kedalaman kolam
56
25 m/dtk.
0,31 knot = 0,1595 m/detik
100 mm/jam dan 250 mm/hari.
10 cm/detik
100 Ton
-10 m dengan lebar 500 m
4. Gaya-gaya gempa :
a. Zona gempa
b. Koefisien gempa
c. Koefisien importance
d. Kh
e. Kp
5. Ketinggian air :
a. H.W.L
b. M.W.L
IV
0,05 g
1,50 (special class)
0,0075
0
+ 1,35
+ 0,85
57
c. L.W.S : + 0,00
6. Sistem fender : Rubber Fender System
7. Dermaga peti kemas direncanakan dengan :
a. Elevasi apron : + 2,20 m
b. Lebar apron : 25 m
c. Kedalaman : -12 m
4.2 Komposisi Tiang
Komposisi tiang direncanakan sama dengan perencanaan dermaga
sebelumnya dan dapat di lihat pada gambar 1.2 dan gambar 1.3.
4.3 Pembebanan
4.3.1 Beban mati dan tambahan
1. Beban mati:
a. Berat sendiri struktur = 1490 ton
b. Berat crane = 740 ton
Total = 2230 ton
2. Beban aksial :
a. Beban bergerak = 475 ton
b. Vertikal = 2705 ton
Total = 3180 ton
58
3. Aksial oleh roda pada pondasi nomor 1 dan 4
a. No. 1 =157, 26 ton
b. No. 4 =119, 01 ton
4.3.2 Beban akibat gaya lateral
1. Beban akibat benturan kapal
Pada waktu merapat ke dermaga kapal masih mempunyai kecepatan sehingga
akan terjadi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya benturan kapal yang
harus ditahan dermaga tergantung pada energi benturan yang diserap oleh
sistem fender yang dipasang pada dermaga. Energi benturan 50% diterima
oleh sistem fender dan sisanya oleh konstruksi tambatan (Sudjono
Kramadibrata).
Untuk menghitung besar energi benturan digunakan persamaan 3.4 adalah
sebagai berikut:•*£>u
_ WV12°
Koefisien massa tergantung pada gerakan air di sekeliling kapal, yang dapat
dihitung dengan persamaan 3.5 berikut :
Ce
59
=1+-* d2CbB
dengan Cb didapat padapersamaan 3.6 yaitu :
C - Wb Lpp Bd/0
Panjang garis air (LpP) dapat dilihat pada persamaan 3.7
Panjang garis air (LpP) = 0,846.Loa' v
= 0,846 x 2631'0193
= 247, 76 meter
Berat jenis air laut (yQ) =1,03 t/m
sehingga
63.300 non,r\ = =0,62123
247,76x32,2x12,4x1,03
maka
C^ =l + 1 X1M =]j973222x0,62123 32,2
Koefisien eksentrisitas adalah perbandingan antara energi sisa dan energi
kinetik kapal yang merapat, dan dapat dihitung dengan persamaan 3.9 yaitu :
1
l+(l/r)2
Berdasarkan gambar 3.3 yaitu antara koefisien blok (Cb) terhadap r/L, dengan
nilai Cb= 0,62123 maka didapat nilai r/L = 0,228.
r/L = 0,228
1 = »/4 Loa = V* x 263 = 65,75 meter
r =0,228x263 =59,964
Sehingga didapat nilai 1/r = —'-— = 1,0965
Didapat nilai
1
1+(1,0965)20,4541
60
2
Energi benturan kapal E =S3300*0-1 1,97322 x0,4541 x1x1B F 2x9,81
= 28,90891 t.m
Sebagian energi tersebut (50%) diserap oleh fender. Jadi energi yang diserap
oleh dermaga adalah = 14,454 t.m
= 14,454 x 1 m (tegak lurus bidang gambar)
= 14,454 ton
2. Beban akibat angin
Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan
gerakan kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Besar gaya angin
tergantung pada arah hembus angin dan dapat dihitung dengan rumus-rumus
di bawah ini.
Qa = 0,063 V2 (lihat persamaan 3.15)
Qa = Tekanan angin (Kg/mf)
= 0,063 x 252 = 39,75 Kg/m2
Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin (m )
= 1500 m2
61
Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan (a-0°) (lihat
persamaan 3.12)
Rw = 0,42 Qa Aw
= 0,42 x 39,75 x 1500
= 24806,25 Kg
Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan (a=180 ) (lihat
persamaan 3.13)
Rw = 0,5 Qa Aw
= 0,5x39,75x1500
= 29531,25 Kg
Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar (a=90 ) (lihat persamaan
3.14)
Rw =l,lQaAw
= 1,1x39,75x1500
= 65587,5 Kg
Dari ketiga gaya tersebut dipilih gaya yang terbesar yaitu
65587,5 Kg = 65,5875 t.
3. Beban akibat arus
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air
juga akan menyebabkan teijadinya gerakan pada kapal yang kemudian
diteruskan pada dermaga dan alat penambat. Besar gaya yang ditimbulkan
oleh arus diberikan oleh persamaan berikut ini.
62
a. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah haluan (lihat
persamaan 3.16)
Rf =0,14 SV2
b. Gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal (lihat
persamaan 3.17)
Rf = Vi pCV2B'
Sehingga :
Rfdalam arah haluan = 0,14 x 399,28 x 0,15952
= 1,4221 Kgf
Rf dalam arah sisi kapal = V2 x 104,5 x 1x 0,15952 x 3261,2
= 4334,96 Kgf
dari kedua nilai diatas dipilih nilai yang terbesar yaitu :
4334,96 Kgf = 4,2508 t
4. Beban tarikan kapal
Berdasarkan tabel 3.1 didapat gaya tarikan kapal sebesar 100 ton
5. Gaya akibat gempa
Bangunan pelabuhan termasuk dalam kategori bangunan khusus, maka
besaran koefisien gempa harus dihitung 2 kali dari koefisien gempa dasar.
Besarnya gaya gempa dapat dihitung pada persamaan 3.18 di bawah ini :
V = C . I. K . Wt
dengan :
C =0,05.2 = 0,1 ; 1 = 1,5 : K= 1
Wt =5410t
63
V =0,1 . 1,5. 1 .5410 = 811,5 t
Gaya gempa tersebut bekerja pada setiap joint pondasi pada sisi luar dermaga
(7 joint ). Sehingga besarnya gaya gempa pada setiap joint adalah 811,5 / 7
= 115,9285 ton.
Jadi secara keseluruhan gaya-gaya lateral yang bekerja pada dermaga
adalah sebagai berikut:
1. Benturan Kapal
a. Akibat energi benturan kapal saat berlabuh = 14,454 ton
b. Akibat gaya angin yang bekerja saat kapal berlabuh = 65,5875 ton
c. Akibat arus yangbekerja saat kapal berlabuh = 4,2508 ton
Total = 84,2938 ton
2. Gayatarikan kapal =100 ton
3. Gaya akibat gempa =115,9285 ton
Gaya benturan kapal bekerja pada sisi panjang dermaga yang kemudian
diteruskan pada kontsruksi pondasi. Sedangkan gaya tarikan kapal bekerja pada
bollard yang dipasang pada sisi panjang dermaga, dan kemudian diteruskan pada
konstruksi pondasi. Gaya akibat gempa ditinjau bekerja hanya pada sisi panjang
dermaga, sehingga gaya akibat gempa total dibagi dengan jumlah pondasi tiang
pada sisi panjang dermaga.
4.4 Asumsi-asumsi yang digunakan
Pada perencanaan ulang pondasi tiang dermaga, menggunakan asumsi-
asumsi untuk memudahkan atau menyederhanakan perhitungan. Asumsi-asumsi
yang digunakan adalah sebagai berikut :
64
1. dalam perhitungan analisis struktur menggunakan program SAP 90.
Diasumsikan pondasi tiang mempunyai tumpuan jepit-sendi, dengan tumpuan
sendi diambil 2 m ke bawah dari elevasi permukaan tanah, dan tumpuan jepit
pada ujung atas pondasi tiang,
2. perhitungan kekuatan bahan pondasi tiang diasumsikan pondasi sebagai kolom
dengan tumpuan jepit-sendi,
3. perhitungan daya dukung, pondasi tiang diasumsikan bekerja sebagai pondasi
tiang tunggal. Hal ini disebabkan jarak antar pondasi tiang > 3D dan berlainan
satu sama lain. Jadi perhitungan daya dukung menggunakan metode atau
persamaan-persamaan daya dukung tiang tunggal,
4. pada perhitungan penurunan pondasi tiang karena kondisi asli dermaga
dengan panjang pondasi tiang dan elevasi permukaan tanah yang tidak
seragam, maka kondisi disederhanakan menjadi dua kondisi. Kondisi pertama
elevasi permukaan tanah dibuat seragam dengan elevasi -7,5 m dan panjang
tiang 35 m (gambar 4.2). Pada kondisi kedua elevasi permukaan sama dengan
kondisi pertama dan panjang tiang 46 m (gambar 4.3),
5. perhitungan daya dukung, kekuatan bahan pondasi tiang, gaya gesekan
negatif, penurunan pondasi tiang, kapasitas tarik pondasi tiang dibedakan
menjadi dua berdasarkan panjang pondasi tiang yaitu dengan panjang tiang 35
m dan 46 m.
4.5 Dimensi Pondasi Tiang
Pada perhitungan ulang dicoba diameter tiang baru yaitu 711,2 mm
dengan karakteristik tiang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
65
Tabel 4.1. Dimensi Tiang Baja (sumber : Tabel dari JIS)
No. Tiang No.l No.2 No.3 No.4 No.5
Diameter (mm) 711,2 711,2 711,2 711,2 711,2
Ketebalan (mm) 12 9 9 12 9
A (cm2) 263,6 198,5 198,5 263,6 198,5
I (cm4) 161 122 122 161 122
Z (cm3) 4.530 3.440 3.440 4.530 3.440
r(cm) 24,7 24,8 24,8 24,7 24,8
3 (m-1) 0,01134 0,011178 0,011178 0,01134 0,011178
h(m) 13,15 12,17 11,20 10,20 9,38
h/r 53,23 49,07 45,16 41,29 37,82
aca (kg/cm2) 1.178 1.208 1.237 1.265 1.291
Kelas SKK400 SKK400 SKK400 SKK400 SKK400
aba (kg/cm2) 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400
Untuk lebih jelas dapat di lihat keterangan pada tabel 1.1.
4.6 Kontrol Terhadap Tegangan Ijin
Perhitungan yang digunakan untuk menghitung besarnya momen yang
terjadi akibat gaya dari luar adalah metode perhitungan dengan program SAP 90.
Tabel 4.2. Gaya normal, momen dan kontrol terhadap tegangan ijin
No. Tiangceoaii
No.l No.2 No.3 No.4 No.5
Normal
M(tm) 0.8203 0.1308 0.1179 0.0711 1.0064
N(t) 255.2856 183.3602 209.0685 184.9416 162.7890
a c a b+ ^1
o ca' a ba'0.70716 0.66312 0.75568 0.5024 0.6083
Gempa
M(tm) 0.8539 0.1724 0.4534 0.1258 1.0774
N(t) 290.5636 210.1415 233.7538 205.9749 187.4649
oc ob+ < 1
a ca' a ba'0.818 0.7603 0.8447 0.58009 0.6988
Tubrukan
Kapal
M(tm) 3.7544 4.9438 7.2315 11.4868 43.6792
N(t) 291.6634 209.9662 235.4557 213.5867 177.3115
o c ob+ <1
o ca' o ba'0.86 0.87 0.907 0.7787 0.983
Tarikan
Kapal
M(tm) 3.5834 2.7056 4.0862 6.9878 24.3310
N(t) 289.9103 210.2457 232.7742 201.4584 193.4871
o c o b+ < l
a ca' o ba'0.845 0.8165 0.8465 0.66567 0.943
Keterangan : acM N
Aob = -
Diambil contoh hitungan untuk pondasi nomor 2 akibat beban tarikan kapal
Didapatkan dari SAP 90 :
M = 2,7056 t.m
N =210,2457 ton
MCTc =
Z
2 7056.105— : =78,6511
3440
N
°b =x
210,2457.103198,5
78,6511
1059,172
ca' H78
b _ 1059,172
ba' 1400
0,06
0,756
-^- =0,8165 <1 (aman)
66
4.7 Perhitungan Kekuatan Pondasi Tiang
Perhitungan kekuatan tiang tanpa ada momen lentur, berdasarkan pada
PPBBI (1987). Batang tekan digolongkan menjadi tiga, yaitu kolom pendek,
kolom sedang dan kolom langsing. Untuk menghitung angka kelangsingan kolom
digunakan persamaan 3.19.
1. Pondasi tiang nomor 1 dan 4 (1 = 46 m)
i
Ik = k . 1 k = 0,8 (jepit-sendi) (sumber PPBBi i987):
= 0,8 . 4600 = 3680 cm
I =161.103 cm4 A = 263,6 cm2
161.10J „, „,„=24, 713 cm
263,6
3680 ,,„„„..148,904 cm
24,7138
67
Angka kelangsingan batas (Ag) dihitung berdasarkan persamaan 3.20 Sebagai
berikut:
Ag =7U0,7Oy
E =2,1 .106 Kg/cm2 oy =2500 Kg/cm2
a. =A.
21 106Ao = 7C J—^ = 108,77270
v 0,7.2500
148,90467 , „„rt,= = 1,36895
108,77270
Berdasarkan nilai As maka digolongkan kedalam kolom panjang ( As > 1).
Maka faktor tekuk dihitung berdasarkan persamaan 3.24
co =2,381.As2
= 2,381.1,368952 = 4,462051
Untuk menjamin stabilitas kolom dalam segala hal kolom harus memenuhi
syarat seperti persamaan 3.21 berikut ini :
_PA
CO . < CTjjin
68
sehingga
p = °ijin .Aco
= 140° 263,6 =82706,3608 Kg =82,7063608 ton4,462051
Jadi kekuatan pondasi tiang nomor 1 dan 4 berdasarkan dari tinjauan kekuatan
bahan = 82,7063608 ton.
2. Pondasi tiang nomor 2,3, dan 5 (1=35 m)
i
Ik = k . 1; k = 0,8 (jepit-sendi) (sumber : PPBBI 1987):
= 0,8 . 3500 = 2800 cm
I =122.103 cm4 A= 198,5 cm2
[122.103198,5
2800 =24,7913
24,791 cm
112,942 cm
Ag —7C J—V0,7.2500
= 108,77270
K =±
117 9428' 1,038337
108,77270
69
Berdasarkan nilai As maka digolongkan kedalam kolom panjang ( As > 1).
Maka faktor tekuk dihitung berdasarkan persamaan 3.24.
co =2,381. As2
= 2,381. 1,0383372 = 2,567
Untuk menjamin stabilitas kolom dalam segala hal kolom harus memenuhi
syarat seperti persamaan 3.21 berikut ini :
P^A
CO . — < ajjin
sehingga
r> _ °ijin.A
co
1400.198,5= —= 108258,667 Kg = 108,258667 ton
2,567
Jadi kekuatan pondasi tiang nomor 2,3 dan 5 berdasarkan dari tinjauan
kekuatan bahan = 108,258667 ton.
Kekuatan pondasi tiang berdasarkan dari tinjauan bahan adalah :
1. Pondasi tiang nomor 1 dan 4 = 82,7063608 ton.
2. Pondasi tiang nomor 2,3 dan 5 = 108,258667 ton.
VBeban yang diterima oleh setiap tiang diberikan oleh persamaan P = — dengan :
n
V = beban vertikal dan berat struktur,
n = jumlah tiang.
1. Pondasi tiang nomor 1 dan 4
Berat dermaga (poer) = 0,6*25*25*2,45 = 918,75 ton
Beban aksial pondasi nomor 1 = 157,26 ton
70
Beban aksial pondasi nomor 4 = 119,01 ton
V = 918,75 +157,26 + 119,01 =1195,02 ton (sumber : Design Report)
P =1I^°1= 34,1434 ton35
Syarat pada pondasi tiang = Pvang terjadi ^ Pkckuatan bahan
= 34,1434 ton < 82,706368 ton (aman)
2. Pondasi tiang nomor 2,3, dan 5
Berat dermaga (poer) = 918,75 ton
Beban vertikal =2705,00 ton
V =918,75+2705,00 =3623,75 ton
3623 75P = — =103,5357 ton
35
Syarat pada pOndasi tiang = Pyang terjadi < Pkekuatan bahan
= 103,5357 ton < 108,258667 ton (aman)
4.8 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang
4.8.1 Daya dukung tiang tunggal
1. Daya dukung ujung pondasi tiang
Sebagian besar tanah pada kedudukan di mana pondasi tiang dipancangkan
adalah tanah lempung. Pada kedalaman ujung pondasi tiang, tanah lempung
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. kohesi (C) : 15 t/m2,
b. berat satuan jenuh (ysat) : I.8t/m\
c. berat satuan efektif (y') : u.8 t/m\
71
sehingga daya dukung ujung tiang dihitung dengan menggunakan persamaan
3.26, untuk daya dukung ujung tiang pada tanah lempung.
Qp = AP. C„. Nc
D =711,2 mm = 0,7112 m
AP =0,25 7r 0,71122= 0,3970 m2.
Nc = 9 (berdasarkan gambar 3.4)
Qp = 0,3970 .15.9 =53,60273 t.
Jadi besarnya daya dukung ujung pondasi tiang tunggal sebesar 53,60273 t
2. Daya dukung selimut tiang
Daya dukung selimut tiang ditentukan dengan persamaan 3.27 dan 3.36
berikut ini :
f = a. Cu.
a. Pondasi tiang nomor 1 dan 4
D =711,2 mm = 0,7112 m r = 0,3556 m
Kell =2.7i. 0,3556 = 2,233 m
1) Lapisan 1 (ketebalan lapisan 20 m)
Cu = 2,5 t/m2 = 0,25 Kg/cm2
a = 1 (berdasarkan gambar 3.7)
f = 2,5 . 1 = 2,5 t/m2
Qs =2,233.20.2,5 =111, 65 ton
2) Lapisan 2 (ketebalan lapisan 2 m)
Cu = 9,8 t/m2 = 0,98 Kg/cm2
72
a = 0,3 (berdasarkan gambar 3.7)
f = 0,3 . 9,8 = 2,94 t/m2
Qs =2,233 .2.2,94 = 13,13 ton
3) Lapisan 3 (ketebalan lapisan 21)
Cu = 15 t/m2 =1,5 Kg/cm2
a = 0,25 ( berdasarkan gambar 3.7)
f =15. 0,25 = 3,75 t/m2
Qs = 2,233 . 21. 3,75 = 175, 86198 ton
b. Pondasi tiang nomor 2,3, dan 5
Pada lapisan 1 dan 2 daya dukung selimut tiang sama dengan daya dukung
selimut tiang pada pondasi nomor 1 dan 4.
Lapisan 3 (ketebalan lapisan 10 m)
Cu = 15 t/m2 =1,5 Kg/cm2
a = 0,25 (berdasarkan gambar 3.7)
f =15. 0,25= 3,75 t/m2
Qs = 2,233 . 10. 3,75 = 83, 7438 ton
Jadi daya dukung selimut tiang total yaitu :
1. Pondasi nomor 1 dan 4
Qstoiai= 111,65+ 13,13 + 175,8619 = 300,64198 ton
2. Pondasi nomor 2,3, dan 5
Q.total= 111,65+ 13,13 + 83,7438 =208,52380 ton
Daya dukung ultimit Qu = QP + Qs
1. Pondasi tiang nomor 1 dan 4
73
Qu = 53,60273 + 300,64198 = 354,24471 ton
2. Pondasi tiang nomor 2,3, dan 5
Qu = 53,60273 + 208,52380 = 262, 12653 ton
4.8.2 Daya dukung kelompok tiang
Pada kondisi ini, kelompok tiang berada pada tanah lempung, maka tidak
ada perhitungan efisiensi tiang.
Perhitungan daya dukung pondasi kelompok tiang sama dengan daya
dukung pondasi tiang tunggal dikalikan dengan jumlah pondasi tiang. Hal ini
dikarenakan jarak antar tiang yang berlainan satu sama lain dan jarak antar tiang
(s) > 3D.
Perhitungan daya dukung kelompok tiang :
1. Pondasi tiang nomor 1 dan 4 (jumlah tiang = 14 tiang)
Qu =354,24471 ton
= 354,2447.14 = 4959,72594 ton
2. Pondasi tiang no. 2,3, dan 5 (jumlah tiang = 21 tiang)
Qu =262,12653 ton
= 262,12653.21 = 5504,65713 ton
Daya dukung kelompok tiang adalah = 4959,72594 + 5504,65713
= 10464,38307 ton
4.9 Perhitungan Gesekan Negatif (Negative Skin Friction)
Perhitungan gesekan negatif menggunakan metode (3, dengan harga (3
tergantung dari jenis tanah. Besarnya harga (3 dapat dilihat pada tabel 3.2.
Besarnya gaya gesekan negatif adalah sebagai berikut ini :
74
1. Pondasi No. 1 dan No. 4 (panjang tiang 46 m)
PN = f.p.h
p = keliling tiang pancang,
D =0,7112 m r = 0,3556 m,
p =2. 3,14. 0,3556 = 2,2332m,
f = P. <V(lihat persamaan 3.47),
oV = tegangan vertikal efektif.
Perhitungan tegangan vertikal efektif tanah pada setiap lapisan adalah sebagai
berikut:
a. lapisan 1
Kedalaman (-3m) - (-23m), ketebalan lapisan 20 m.
cv' = hy
= 20.0,56
= 11,2 t/m2
b. lapisan 2
Kedalaman (-23m)-(-25m), ketebalan lapisan 2m
Ov' = h . y'
= 2 . 0,8
= 1,6 t/m2
c. lapisan 3
Kedalaman (-25 m) - (-46 m), ketebalan lapisan 21 m.
ov' = h.y'
= 21 .0.8
75
= 16,8 t/m2
Gaya gesekan negatif masing - masing lapisan tanah adalah sebagai berikut
a. lapisan 1
f =0,25.11,2
. =2,8 t/m2
PN = 2,8 . 2,2332 . 20
= 125,05921
b. lapisan 2
f = 0,25 . 1,6
= 0,4 t/m2
Pn = 0,4.2,2332.2
=1,78656 t
c. lapisan 3
f =0,25.16,8
= 4,2 t/m2
Pn =4,2.2,2332.21
= 196,96824 t.
Gaya gesekan negatif total = 125,0592 +1,78656+196,96824 = 323,814 ton
2. Pondasi nomor 2,3 dan 5 (panjang tiang 35 m)
Pn = f.p.h
p = keliling tiang pancang,
D =0,7112 m r = 0,3556 m,
p =2. 3,14. 0,3556 = 2,2332m,
76
f = p. o"v'(lihat persamaan 3.37),
av' = tegangan vertikal efektif.
Perhitungan tegangan vertikal efektif tanah pada setiap lapisan adalah sebagai
berikut:
a. lapisan 1
Kedalaman (-3m) - (-23m), ketebalan lapisan 20 m.
oV = h.y'
= 20 . 0,56
= 11,2 t/m2
b. lapisan 2
Kedalaman (-23m)-(-25m), ketebalan lapisan 2m
oV = h . y'
= 2 . 0,8
= 1,6t/m2
c. lapisan 3
Kedalaman (-25 m) - (-35 m), ketebalan lapisan 10 m.
av' = h.y'
= 10.0.8 = 8 t/m2
Gaya gesekan negatifmasing - masing lapisan tanah adalah sebagai berikut:
a. lapisan 1
f =0,25.11,2
= 2,8 t/m2
Pn =2,8.2,2332.20
= 125,0592 t
b. lapisan 2
f = 0,25 . 1,6
0,4 t/m2
PN = 0,4 . 2,2332. 2
=1,786561
c. lapisan 3
f =0,25.8
2 t/m2
77
PN =2.2.2332. 10
= 44,6641.
Gaya gesekan negatif total =125,0592 +1,78656+44,664 =171,5098 ton.
4.10 Tinjauan Gaya Lateral
Gaya lateral yang bekerja pada dermaga peti kemas adalah gaya akibat
benturan kapal, gaya akibat tarikan kapal dan gaya akibat gempa. Perhitungan
kapasitas momen ultimit akibat gaya lateral menggunakan metode Broms.
Dalam perhitungan pondasi tiang yang dibebani lateral di samping kondisi
kepala tiang, umumnya tiang dibedakan prilakunya atas pondasi tiang pendek dan
pondasi tiang panjang. Kriteria penentuan tiang pendek dan tiang panjang
menggunakan persamaan 3.49 dan 3.50 sebagai berikut ini :
. EJR=,4
KB
78
K=^1,5
Nilai Ks ditentukan berdasarkan nilai kuat geser undrained (Cu) yang
terdapat pada tabel 3.3.
Ks = 1,2
K = — = 0,81,5
E = 2,1.106kg/cm2 1= 161.103 D= 711,2 mm = 71,12 cm
X0= ^9.CUD
Diambil perhitungan tinjauan akibat gaya tubrukan kapal pada pondasi
no.5.
Mv = 43,6792 t.m Cu= 2,5 t/m: D = o.~)12 m
R_ J2,1.106161.1030,8.71,12
=277,6456 cm = 2,776456 m
L = 46m
L > 3.5 2,776456 = 9,71756 m
Berdasarkan tabel 3.4, dengan nilai tersebut diatas maka tiang termasuk
tiang panjang atau tiang elastis.
Metode Broms untuk tiang panjang dengan kondisi kepala tiang terjepit
yang tertanam dalam tanah lempung menggunakan persamaan 3.74 dan 3.75.
2A/„Hu =
\,5D + 0,5A'
Hu
Xo
Hu
2.43,6792
1,5.0,7112+ 0,5X0
9.2,5.0,7112
87,3584LI
1,0668 + 0,59.2,5.0,7112
87.3584
17,0709336 + 0,5HU
16,002
sehingga didapat persamaan :
0,5Hu2 + 17,0709336Hu- 1397,9091168 = 0
didapat:
Hui =38,492 ton (yang diperhitungkan)
Hu2 =-12.6538 ton
Untuk menghitung Mu dicari pada Gambar 3.13.b
Hu = 38,492 ton
H„ 38,492
C„D2 2,5.0,7112= 30,440
u
79
Mdengan nilai tersebut dari Gambar 3.13.b didapat nilai ^— = 50
CUD3
maka Mu = 44,966 t m
Jadi kapasitas momen ultimit pondasi tiang no. 5 akibat benturan kapal =
44,966 t m.
Hasil hitungan My, Hu, dan Mu untuk semua pondasi tiang dipresentasikan
Tabel 4.3 di bawah ini :
80
Tabel 4.3. My, Hu, dan Mu dengan metode Broms
No. Tiang
No.l No.2 No.3 No.4 No.5
Normal
My(tm)
0,8203 0,1308 0,0719 0,0711 1,0064
Hu(ton)
1,474 0,2434 0,134 0,132 1,703
Mu
(tm)3,4174 3,4174 3,4174 3,4174 3,4174
Gempa
Mydm)
0,8539 0,1724 0,1534 0,5024 1,0074
Hu
(ton)1,532 0,3202 0,285 0,9173 1,902
Mu
(tm)3,4174 3,4174 3,4174 3,4174 3,4174
Tubrukan
kapal
My(tm)
3,7544 4,9450 7,2315 11,4068 43,6792
Hu
(ton)5,988 6,389 10,393 14,97 38,492
Mu
(tm)4,497 4,497 8,0938 13,489 44,966
Tarikan
kapal
My(tm)
5,5834 2,7056 2,7056 6,9878 24,3316
Hu
(ton)5,7497 4,483 4,483 10,1093 25,9261
Mu
ctm)5,777 3,4174 3,4174 7,1945 31,476
Syarat suatu pondasi tiang aman terhadap gaya-gaya lateral yang terjadi,
adalah jika My lebih kecil dari Mu ( My < Mu). My (Momen yang terjadi) didapat
dari perhitungan struktur dengan program SAP 90, sedangkan Mu (momen
ultimit) didapat dari pjerhitungan dengan menggunakan metode Broms.
81
4.11 Penurunan Pondasi Tiang
Penurunan pondasi tiang pada tanah kohesif terdiri atas dua komponen
yaitu:
1. Penurunan seketika (short term settlement)
Untuk menghitung penurunan kelompok tiang yang terjadi segera/seketika
setelah beban bekerja, terlebih dahulu dihitung penurunan pondasi tiang
tunggal digunakan metode empiris seperti pada persamaan 3.76.
s -P.+.Q-L100 Ap.Ep
a. Pada perhitungan pondasi tiang tunggal dibedakan menjadi 2, menurut
kedalaman pondasi tiang atau panjang tiang.
1) Penurunan pada pondasi tiang nomor 1 dan 4
D =0,7112 m
Ap = 263,6 cm2 = 0,02636 m2
L =46m
Ep =2,1.106 Kg/cm2 = 2,1.107 t/m2
Qp =354,24471 ton
0,7112 354,24471.46 nMrejin -,,CA„S = — + -= 0,036549 m = 3,6549 cm
100 0,02636.2,1.107
2) Penurunan pada pondasi tiang nomor 2,3 dan 5
D =0,7112 m
Ap =198,5 cm2 = 0,01985 m2
L =35m
Ep =2,1.106 Kg/cm2 = 2,1.107 t/m2
82
Qp =262,12653 ton
s ,017n2+^62J265M^=0029|2m =2gl2cm100 0,01985.2,1.107
Dari hasil kedua perhitungan di atas dipilih penurunan pada pondasi
pondasi tiang nomor 2,3, dan 5 karena nilai penurunannya lebih kecil.
b. Untuk menghitung kelompok tiang digunakan metode Vesic seperti pada
persamaan 3.77.
s8 -s$-S =2,912 cm = 0,02912 m
Bg = 20,5 m
D =0,7112 m
S„ =0,02912J 20,5 =0,15634m= 15,634 cmV0J112
Maka besar penurunan seketika (short term settlement) kelompok tiang
sebesar 15,634 cm
2. Penurunan jangka panjang
Penurunan konsolidasi pondasi tiang, dihitung berdasarkan pada konsolidasi
normal yang dapat dilihat pada persamaan 3.79 berikut ini :
Sg=Z-r logl + e0
'P0'+AP'P '
dengan :
Gs-1-Y*
1 + e
y' =0,8 t/m3
maka :
Gs= 2,71 t/m3, ^>s -<•,
271-10,8 = — .0,981
l + e
;Yw= 0,981 t/m3
ec = 1,0968
Cc = 0,009 (LL- 10) (lihat persamaan 3.80)
= 0,009(111,40-10)
= 0,9126
Gambar tampang melintang pondasi dermaga kondisi asli:
i,6 m
+ 2,2 m
-35 m -35 m
Lapisan 3 : Hard Clay ; Cu
- 46 m - 46 m
Gambar 4.1. Tampang melintang pondasi tiang dalam kondisi asli
Keterangan :
Elevasi kemiringan tanah :
1 =-10,787 m
2 = - 8,645 m
3 = - 6,503 m
4 = - 4,32 m
-35 m
= 1,5 t/m3 ;y' = 0.8 t/m3
+ 2,6m
LWS ± 0,00. + 2,5 m
-23 m
-25 m
84
Untuk memudahkan perhitungan maka diasumsikan kedalaman elevasi tanah
rata-rata - 7,5 m dan di ambil solusi panjang tiang 35 m dan 46 m.
1. Solusi 1 (diambil panjang tiang keseluruhan 35 m)
+2,2 0,6ml +2,6
T+~
2/3 L= 18,33 m
Lapisai l:Soft Clay;Cu== 2.5 t/n3; y' = 0,56t/m3
h4 = 0,83 mi Lapisai 2 : Hare Clay ; Q = 9,8t'm ; y' = 0,80 t/m3
I/ i
Lapisai 3: Hare Clay; C, = 1,5 t „i. • ,,' -m\ y' = 0,80 t/m3
LWS ± 0,00h 1 = 7,5 m
-7,5 m
•23
•25
25,83 m
h2 = 15,5 m
h3 = 2m
-35 m -35 m -35 m -35 m -35 m
Gambar 4.2. Tampang melintang pondasi tiang denganasumsi panjang tiang 35 m
Sg ~L,- logl + e„
^PQ'+APNP '
Po =h1.Yw+h2.Y' + h3.Y' + h4. y'
= 7,5.0,981+15,5.0,56+2.0,8+0,83.0,8
= 18,3015 t/m2
A' = (B + 2 tana.z)2
= (20,5+2.0,5.9,167)2
= 880,1308 m2
P = 5686,27 ton
AP =5686,27
A' 880,13086,46 t/m'
0,9126.9,167, 18,3015 + 6,46
1 +1,0968log
18,3015
= 3,989.0,131
= 0,52 m
2. Solusi 2 (diambil panjang tiang keseluruhan 46 m)
+2,2 m 1 °'6m +2,6m1»P 3"
TLWS ± 0,00hi = 7,5 m
-7,5 m
85
Lapisa n 1: Sof Clay; Cu 2,5 t'm
2/3 L = 25,667 m
; y' = 0,56 t/m3•23
h2= 15,5 m
h3 == 2m
h4 ==8,167
Lapisa a 2: Han Clay; 0, = 9,81 far ; y' = 0,80 t/m3-25
Lapisa a 3 : Hat I Clay; C, = 1,5 t/m ; y' = 0,80 t/m3-33,167
Ihi
-46 m -46 m -46 m -46 m -46 m
Gambar 4.3. Tampang melintang pondasi tiang dengan asumsipanjang tiang 46 m
a.ah=y c io
^ l +eftfPJ+AP^l
P '
Po' = hi.Yw+ h2. Y + h3. y' + h4. y'
= 7,5.0,981+15,5.0,56+2.0,8+8,167.0,8
= 24,1711 t/m2
A' = (B + 2 tan a.z)2
86
= (20,5+2.0,5.12,833)2
= 1111,0888 m2
P = 5686,27 ton
P 5686,27 c „_ . 2AP = — = = 5,117 t/m2
A' 1111,0888
0,9126.12,833, 24,1711 + 5,117Sg = logg 1+ 1,0968 24,1711
= 5,585.0,083
= 0,465 m
4.12 Kapasitas Tarik Pondasi Tiang
Perhitungan kapasitas tarik pondasi tiang, dibedakan menjadi dua
berdasarkan panjang tiang. Pondasi tiang dermaga peti kemas menerima gaya
tarik sebesar 100 ton. Perhitungan kapasitas tarik pondasi tiang berdasarkan
persamaan 3.81 dan 3.82, sebagai berikut:
Cu = 2.5t/m2 = 24,5098 kPa
Maka a' dapat dihitung berdasarkan Tabel 3.5.
a' = 0.715 - (0.0191 . 24,5098) (karena Cu < 27 kPa)
= 0,2468
1. Pondasi tiang nomor 1 dan 4
L = 46 m a' = 0,2468
P = 4,466 m Cu = 2,5t/m2
T = 46 . 4,466 . 0,2468 . 2,5
= 126,7541.
Wp =4,83 t
Tu = 126,754 + 4,83 = 131, 5841.
2. Pondasi tiang nomor 2,3 dan 5
L = 35 m p = 4,466 m
a' = 0,2468 C„ = 2,5t/m2
87
T = 35 . 4,466 . 0,2468 . 2,5
= 96,443271.
Wp=5,41t
Tu =96,44327 + 5,41 = 101,853271.
Syarat suatu pondasi tiang aman terhadap gaya tarik adalah kapasitas tarik
harus lebih besar dari gaya tarik yang bekerja.
1. Pondasi tiang nomor 1 dan 4
Kapasitas tarik > gaya yang bekerja
131,584 ton > 100 ton aman!
3. Pondasi tiang nomor 2,3 dan 5
Kapasitas tarik > gaya yang bekerja
101,853 ton > 100 ton aman !
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Dermaga
Dermaga peti kemas merupakan salah satu fasilitas teknis yang sangat
penting di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Seperti halnya dermaga yang
lain, dermaga peti kemas direncanakan untuk merapat dan menambatkan kapal
yang akan melakukan bongkar muat barang. Dermaga selain menerima gaya
vertikal juga menerima gaya lateral seperti gaya benturan kapal, gaya tarikan
kapal, gaya akibat arus, gaya akibat angin dan gaya gempa.
Dimensi dermaga peti kemas direncanakan dengan lebar 25 m dan panjang
345 m. Dimensi tersebut direncanakan digunakan untuk merapat kapal dengan
bobot mati 40000 (40000 DWT). Kapal tersebut mempunyai ukuran panjang 263
m dan lebar 32,2 m. Untuk mempermudah perhitungan, maka dermaga dibagi
dalam blok berukuran 25 m x 25 m.
5.2 Pembebanan
Beban yang bekerja pada dermaga dibedakan menjadi dua, yaitu beban
vertikal dan beban horisontal. Beban vertikal terdiri dari beban mati dan beban
aksial. Beban mati terdiri dari berat sendiri struktur dan berat Transfer Crane.
Beban aksial terdiri dari beban aksial akibat beban bergerak dan aksial akibat roda
TransferCrane pada pondasi nomor 1 dan 4.
88
89
Sedangkan beban akibat gaya lateral yang bekerja pada dermaga
dibedakan menjadi tiga, yaitu beban akibat gaya benturan kapal, beban akibat
gaya tarikan kapal dan beban akibat gaya gempa. Beban akibat gaya benturan
kapal dibedakan menjadi tiga.
Pertama adalah gaya benturan kapal akibat energi benturan kapal saat
akan berlabuh, yaitu sebesar 14,454 ton. Yang kedua adalah gaya benturan kapal
akibat gaya angin yang bekerja pada saat kapal berlabuh, sebesar 65,5875 ton.
Sedangkan yang ketiga adalah adalah gaya benturan kapal akibat arus yang
bekerja pada saat kapal berlabuh, sebesar 4,2508 ton. Beban akibat gaya benturan
kapal secara keseluruhan adalah 84,2938 ton. Beban akibat gaya tarikan kapal
sebesar 100 ton. Gaya tarikan kapal diambil sama dengan dengan perencanaan
sebelumnya. Beban akibat gaya gempa adalah sebesar 115,9285 ton.
5.3 Karakteristik Tanah
Dermaga adalah suatu struktur yang ditopang oleh pondasi tiang yang
bertumpu pada tanah pantai yang mempunyai karakteristik berbeda dari tanah
pada umumnya. Dermaga peti kemas dibangun pada tanah lempung dengan nilai
kohesi yang berubah sesuai dengan kedalaman. Karakteristik tanah lempung
tersebut terbagi atas tiga lapisan, dari kedalaman -3m sampai dengan kedalaman -
46 m. Pada lapisan pertama dengan ketebalan lapisan 20 m nilai kohesi berubah
sesuai dengan persamaan Cu = 0,2 + 0,115 . Z (t/m2).
Dengan Z adalah kedalaman atau elevasi tanah, nilai kohesi akan berubah sesuai
dengan kedalaman. Untuk mempermudah perhitungan selanjutnya, maka diambil
90
nilai kedalaman -20 m, sehingga didapat nilai kohesi Cu = 2,5 t/m2. Pada lapisan
ketiga nilai kohesi sebesar 15 t/m2.
Elevasi permukaan tanah berbeda - beda sesuai dengan kemiringan tanah
asli. Kemiringan tanah asli dari -3m sampai dengan -7,4 m. Sedangkan
kemiringan tanah yang sudah diperbaiki adalah dari -2,5 m sampai dengan - 12
m. Kedalaman kolam dermaga direncanakan 12 m.
5.4 Pondasi Tiang
Pondasi merupakan bagian dari struktur dermaga yang berfungsi
mendukung dan meneruskan beban ke tanah yang terietak dibawahnya. Pada
perencanaan sebelumnya digunakan pondasi tiang baja (steel pipe pile) dengan
diameter 812,8 mm, tebal dinding 9 mm dan 12 mm. Pondasi tiang baja dipilih
karena beban besar dan mudah disambung bilamana diperlukan panjang tiang
yang cukup untuk mencapai kedalaman tiang yang diinginkan Untuk mengatasi
masalah korosi karena pondasi tiang berada pada daerah pantai, maka diatasi
dengan cara tiang dipertebal 2,25 mm dan dilindungi dengan metode cathodic
protection.
Pada topik penulisan ini, dicoba digunakan diameter pondasi tiang 711,2
mm, tebal dinding 9 mm dan 12 mm, dengan bahan sama dengan perencanaan
sebelumnya. Karakteristik pondasi tiang dengan diameter 711,2 mm dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Pada perencanaan ulang, tidak mengubah jumlah dan susunan pondasi
tiang. Hal ini dikarenakan jumlah pondasi tiang dan susunannya sudah optimal
sesuai dengan dimensi dermaga yang direncanakan. Selain itu tujuan dari
91
perencanaan ulang ini adalah hanya untuk mendapatkan optimasi dimensi pondasi
dermaga. Jumlah pondasi tiang 35 buah dengan susunan sesuai dengan gambar
1.2. Perencanaan pondasi tiang dibedakan menjadi dua berdasarkan panjang tiang,
yaitu tiang nomor 1 dan 4 dengan panjang pondasi tiang 46 m dan pondasi tiang
nomor 2,3, dan 5 dengan panjang pondasi tiang 35 m. Elevasi permukaan tanah
pada setiap nomor pondasi berlainan sesuai dengan kemiringan tanah, seperti
pada gambar 1.3.
5.5 Kontrol Terhadap Tegangan Ijin
Perhitungan mekanika struktur menggunakan program SAP 90 untuk
mendapatkan momen yang terjadi dan gaya aksial yang bekerja pada masing -
masing pondasi tiang. Rumus tegangan ijin yang digunakan adalah
oc ok , , M N ^ ,. , .—— + —^ < 1 dengan oc = — dan <3b = — . Perhitungan selanjutnya°ca' oDa' % A
ditabelkan sesuai dengan nomor pondasi tiang dan gaya lateral yang terjadi. Pada
perhitungan kontrol tegangan ijin digunakan profil pondasi tiang dengan
diameter 711,2 mm. Dari hasil perhitungan yang telah dipresentasikan pada tabel
4.2, ternyata diameter pondasi tiang aman terhadap momen dan gaya aksial yang
terjadi.
5.6 Perhitungan Kekuatan Pondasi Tiang
Perhitungan kekuatan pondasi tiang berdasarkan asumsi tanpa ada momen
lentur. Kekuatan pondasi tiang yang didapat ditinjau dari segi bahan. Berdasarkan
nilai Xs sebesar 1,36895, maka pondasi tiang tergolong kolom panjang. Faktor
92
tekuk dihitung menggunakan persamaan 3.24, sehingga didapat nilai faktor tekuk
sebesar 4,462057. Untuk menghitung nilai kekuatan pondasi tiang digunakan
persamaan 3.21 Persamaan tersebut digunakan untuk menjamin stabilitas kolom
dalam segala hal.
Perhitungan kekuatan pondasi tiang dibedakan menjadi dua berdasarkan
panjang pondasi tiang, yaitu pondasi tiang nomor 1,4 dan nomor 2,3,5. Kekuatan
pondasi tiang nomor 1,4 sebesar 82,7064 ton dan kekuatan pondasi tiang nomor
2,3,5 sebesar 108,2586 ton.
Sedangkan beban yang diterima oleh setiap tiang dibedakan menjadi dua,
yaitu pondasi nomor 1,4 dan pondasi nomor 2,3,5. Beban yang diterima oleh
pondasi nomor 1,4 adalah 34, 1434 ton dan beban yang diterima oleh pondasi
nomor 2,3,5 adalah 103,5375 ton.
Syarat suatu pondasi tiang adalah P yang terjadi < P kekuatan bahan
Pondasi tiang nomor 1,4 = 34,1434 < 82,7064 (aman)
Pondasi tiang nomor 2,3,5 = 103,537 < 108,2586 (aman)
5.7 Daya Dukung Pondasi Tiang Tunggal
5.7.1 Daya dukung ujung pondasi tiang
Karakteristik tanah pada ujung pondasi tiang adalah tanah lempung
dengan kohesi sebesar 15 t/m2. Berdasarkan gambar 3.4, nilai Nc dapat ditentukan
sebagai fungsi dari sudut gesek dalam, sehingga diperoleh nilai faktor daya
dukung Nc sebesar 9. Daya dukung ujung dihitung menggunakan persamaan 3.26,
yaitu persamaan daya dukung ujung pada tanah lempung. Didapat nilai daya
dukung ujung sebesar 53,60273 ton.
93
5.7.2 Daya dukung selimut tiang
Perhitungan daya dukung selimut tiang dibedakan menjadi dua,
berdasarkan kedalaman pondasi tiang. Yaitu daya dukung selimut pondasi tiang
nomor 1,4 pada kedalaman - 46 m dan daya dukung selimut pondasi tiang nomor
2,3,5 pada kedalaman -35 m.
Perhitungan daya dukung selimut pondasi tiang menggunakan persamaan
3.27. Sedangkan untuk menghitung gesekan selimut digunakan metode Alpha
(Tomlinson) seperti pada persamaan 3.36. Daya dukung selimut pondasi dihitung
per lapisan tanah. Dengan setiap lapisannya mempunyai ketebalan, kohesi dan
gaya gesek dinding yang berbeda. Besarnya daya dukung selimut pondasi tiang
nomor 1,4 adalah 300,64198 ton. Sedangkan daya dukung pondasi selimut tiang
nomor 2,3,5 adalah sebesar 208,52380 ton.
5.7.3 Daya dukung ultimit pondasi tiang tunggal
Perhitungan daya dukung ultimit menggunakan persamaan Qu = Qp + Qs-
Dengan Qp adalah daya dukung ujung pondasi tiang dan Qs adalah daya dukung
selimut pondasi tiang.
1. Daya dukung ultimit pondasi tiang nomor 1 dan 4
Qu= 53,60273 + 300,64198 = 354,24471 ton
2. Daya dukung ultimit pondasi tiang nomor 2,3, dan 5
Qu = 53,60273 + 208,52380 = 262,12653 ton.
Syarat aman pondasi tiang tungal adalah memenuhi persamaan Qu> Pyangterjadi •
1. Pondasi tiang nomor 1 dan 4
Qu= 354,24471 ton
94
P =255,2856 ton
354,24471 ton > 255,2856 ton aman !
2. Pondasi tiang nomor 2,3 dan 5
Qu =262,12653 ton
P. =209,0685 ton
262,12653 ton > 209,0685 ton aman!
Berdasarkan nilai daya dukungnya, maka pondasi tiang dermaga peti
kemas dapat digolongkan jenisfriction pile. Pondasi tiang dipancang pada tanah
yang mempunyai kohesi tinggi, sehingga beban yang diterima oleh pondasi tiang
akan ditahan oleh gesekan antara tanah sekitar dan permukaan tiang. Hal ini dapat
dilihat pada nilai daya dukung selimut pondasi tiang yang jauh lebih besar
daripada daya dukung ujung pondasi tiang.
5.8 Gesekan Negatif (Negative Skin Friction)
Gesekan negatif terjadi akibat penurunan tanah yang mengakibatkan
tarikan ke bawah. Pada berbagai keadaan, khususnya pada tanah lempung,
distribusi penurunan tanah akan berubah terhadap waktu karena adanya perubahan
tekanan pori yang mengakibatkan konsolidasi pada tanah. Berkaitan dengan
penyebab penurunan, besarnya gesekan negatif bertambah dengan besarnya
gerakan relatif antara selimut tiang dan tanah.
Mekanisme timbulnya gesekan negatif pondasi tiang, bila sebuah tiang
berada di dalam tanah timbunan yang cukup tebal dan ditempatkan diatas lapisan
tanah yang kompressibel, maka tanah cenderung akan bergerak ke bawah. Akibat
beban timbunan, terjadi peningkatan tekanan air pori sehingga tanah tersebut
95
mengalami konsolidasi dan penurunan yang cukup besar. Jika penurunan tanah di
sekitar tiang lebih besar daripada penurunan tiang, maka akan timbul gesekan
antara selimut tiang dengan tanah ke arah bawah yang menyebabkan pondasi
tiang tertarik kebawah. Gaya gesek kebawah ini, dikenal sebagai gesekan negatif
antara downdrag.
Perhitungan gesekan negatif menggunakan metode p\ dengan harga p
tergantung pada jenis tanah seperti yang tercantum pada tabel 3.2. Perhitungan
gesekan negatif juga dibedakan atas kedalaman pondasi tiang. Yaitu pondasi tiang
nomor 1dan 4pada kedalaman - 46 mdan pondasi tiang nomor 2,3 dan 5pada
kedalaman - 35 m. Sebelumnya dihitung tegangan vertikal efektif per lapisan
tanah pada masing - masing jenis pondasi.
Besarnya gaya gesekan negatif pondasi tiang nomor 1 dan 4 adalah
323,814 ton. Sedangkan gaya gesekan negatif pondasi tiang nomor 2,3,5 adalah
171,5098 ton.
5.9 Tinjauan Gaya Lateral
Gaya lateral yang bekerja pada dermaga peti kemas adalah gaya akibat
benturan kapal, gaya akibat tarikan kapal dan gaya akibat gempa. Perhitungan
besarnya gaya lateral ultimit dan kapasitas momen ultimit menggunakan metode
Broms. Metode perhitungan ini menggunakan teori tekanan tanah yang
disederhanakan dengan menganggap bahwa sepanjang kedalaman tiang mencapai
nilai ultimit. Dalam perhitungan selanjutnya kondisi pondasi tiang dibedakan
tiang panjang atau tiang pendek dan kondisi kepala tiang bebas dan kepala tiang
96
terjepit sehingga setiap kondisi pondasi tiang menggunakan persamaan yang
berlainan. Selain itu jenis tanah di mana pondasi tiang berada juga berpengaruh
pada persamaan yang digunakan.
Dari perhitungan dengan menggunakan metode Broms didapatkan
besarnya gaya lateral ultimit dan kapasitas momen ultimit. Dengan ketentuan
momen ultimit harus lebih besar dari momen terjadi yang diambil dari hasil
perhitungan struktur dengan program SAP 90 ( Mu > My ). Hasil perhitungan
kemudian dipresentasikan pada tabel 4.3, sesuai nomor pondasi tiang dan gaya
lateral yang terjadi.
5.10 Penurunan Pondasi Tiang
Penurunan yang dihitung terdiri dari dua komponen. Yaitu penurunan
seketika (short term settlement) dan penurunan jangka panjang atau penurunan
konsolidasi yang terjadi secara berangsur angsur bersamaan dissipasi tekanan air
pori. Perhitungan penurunan seketika pada pondasi tiang tunggal menggunakan
metode empiris seperti pada persamaan 3.76. Sedangkan penurunan seketika
kelompok tiang umumnya lebih besar karena pengaruh tegangan pada daerah
yang lebih luas dan dalam. Penurunan seketika kelompok tiang menggunakan
metode Vesic (1977) seperti pada persamaan 3.77.
Penurunan jangka panjang kelompok tiang dihitung berdasarkan
persamaan 3.79. Dikarenakan kondisi asli dermaga dengan elevasi permukaan
tanah yang tidak seragam dan kedalaman pondasi tiang yang tidak sama, maka
kondisi tersebut disederhanakan. Untuk mempermudah perhitungan maka
diasumsikan elevasi permukaan tanah diambil rata - rata -7,5 m. Jadi ada dua
97
solusi, yaitu solusi pertama dengan elevasi permukaan tanah -7,5 m dengan
kedalaman pondasi tiang - 35 m dan solusi kedua dengan elevasi permukaan
tanah - 7,5 m dan kedalaman pondasi tiang - 46m.
Penurunan yang terjadi pada solusi pertama adalah sebesar 0,52 m, dan
penurunan yang terjadi pada solusi yang kedua adalah sebesar 0,465 m.
5.11 Kapasitas Tarik Pondasi Tiang
Pondasi dermaga peti kemas, selain menerima beban akibat gaya tabrakan
kapal juga menerima beban akibat gaya tarikan kapal. Sehingga pondasi tiang
tidak hanya harus mampu menahan gaya lateral yang terjadi, tapi juga harus'
mampu menahan gaya tarik. Perhitungan kapasitas tarik pondasi tiang dibedakan
menjadi dua, berdasarkan panjang tiang. Perhitungan kapasitas berdasarkan
persamaan 3.81 dan persamaan 3.82. Dari hasil perhitungan didapatkan kapasitas
tarik pondasi tiang nomor 1 dan 4 sebesar 131,584 ton. Sedangkan kapasitas tarik
pondasi tiang nomor 2,3, dan 5 sebesar 101,85321 ton. Dari hasil perhitungan
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pondasi tiang mampu menahan gaya tarik
kapal yang terjadi yaitu sebesar 100 ton.
5.12 Perbandingan Desain Pondasi Tiang
Desain pondasi tiang dermaga peti kemas yang ada adalah sebagai
berikut:
1. diameter pondasi tiang : 812,8 mm
: ketebalan 12 mm dan 9mm,
2. jumlah tiang : 35 buah (5x7),
3. panjang tiang
4. gaya lateral yang terjadi
a. gaya benturan kapal
b. .gaya tarikan kapal
c. gaya akibat gempa
5. daya dukung tiang
a. pondasi tiang nomor 1 dan 4
98
46 m (pondasi tiang nomor 1,4),
35 m (pondasi tiang nomor 2,3,5 ),
102 ton,
90,6 ton,
186 ton,
516,24 ton,
b. pondasi tiang nomor 2,3 dan 5 : 328,04 ton.
sedangkan hasil dari perhitungan ulang pondasi tiang yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. diameter pondasi tiang
2. jumlah tiang
3. panjang tiang
4. gaya lateral yang terjadi
a. gaya benturan kapal
b. gaya tarikan kapal
c. gaya akibat gempa
5. kekuatan bahan pondasi tiang
a. pondasi tiang nomor 1 dan 4
b. pondasi tiang nomor 2,3,5
: 711,2 mm
: ketebalan 12 mm dan 9mm,
: 35 buah (5x7),
: 46 m (pondasi tiang nomor 1,4),
:35 m (pondasi tiang nomor 2,3,5 ),
: 84,2938 ton,
: 100 ton,
: 115,9285 ton,
: 82,7064 ton,
: 108,2587 ton,
6. daya dukung
a. daya dukung ujung
b. daya dukung selimut
1). Pondasi nomor 1 dan 4
2). Pondasi nomor 2,3 dan 5
7. gesekan negatif(negatifskin friction)
a. pondasi tiang nomor 1 dan 4
b. pondasi tiang nomor 2,3 dan 5
8. penurunan pondasi tiang
a. penurunan seketika
b. penurunan jangka panjang
9. kapasitas tarik pondasi tiang
a. pondasi tiang nomor 1 dan 4
53,60273 ton,
300,64198 ton,
208,52380 ton,
323,814 ton,
171,5098 ton,
0,156 m,
0,52 m (solusi 1),
0,465 m (solusi 2),
131,584 ton,
99
b. pondasi tiang nomor2,3 dan 5 : 101,85327 ton,
Pada perencanaan ulang atau redesain dilakukan trial anderror atau cara
coba ulang untuk mendapatkan diameter pondasi tiang yang lebih kecil dari
perencanaan sebelumnya dan juga masih mampu menahan beban dan gaya lateral
yang bekerja. Pada akhirnya didapat diameter 711,2 mm. Struktur pondasi dengan
diameter baru tersebut ternyata masih mampu menahan beban dan gaya lateral
yang terjadi. Struktur pondasi tiang dermaga peti kemas dengan diameter 711,2
mm dapat dilihat pada lampiran 13.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil perencanaan ulang (redesain) yang telah dihitung, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. pondasi tiang dermaga peti kemas termasuk jenis pondasifrictionpile.
Hal ini dapat dilihat nilai daya dukung selimut pondasi tiang jauh lebih
besar dari daya dukung ujung pondasi tiang,
2. pada perhitungan penurunan pondasi atau settlement, dilakukan
asumsi-asumsi untuk menyederhanakan kondisi asli pondasi dermaga
agar dapat disesuaikan dengan rumus yang ada,
3. struktur pondasi dengan diameter pondasi tiang yang lebih kecil,
ternyata masih mampu menahan beban dan gaya lateral yang terjadi,
4. perbandingan dari perencanaan sebelumnya adalah diameter pondasi
tiang yang lebih kecil, yaitu pada perencanaan sebelumnya digunakan
diameter 812,8 mm, sedangkan diameter yang didapat dari perhitungan
ulang adalah 711,2 mm.
6.2 Saran
1. perlu adanya perhitungan ulang (redesain) dengan mengubah
komposisi pondasi tiang, sehingga akan didapatkan suatu hasil akhir
perhitungan ulang pondasi yang lebih lengkap,
100
2. perlu dicoba perhitungan ulang, dengan menggunakan pondasi tiang
beton, karena beton tahan terhadap korosi sehingga dari segi
pemeliharaan lebih murah.
DAFTAR PUSTAKA
^November 1993, DESIGN REPORT - URGENT
DEVELOVMENT PLAN OF SEMARANG PORT, Phase II, Stage I,. Japan
Port Consultants, LTD
Bowles, J. E. , 1991, ANALISIS DAN DESAIN PONDASI, Jilid 2, Edisi
Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Bowles, J E , 1986, SIFAT-SIFAT FISIS DAN GEOTEKNIS TANAH
(MEKANIKA TANAH), Edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
, MANUAL PONDASI TIANG, Universitas KatolikParahiyangan,
Pascasarjana Magister Teknik Sipil, Bandung.
Sardjono, H. S, 1988, PONDASI TIANG PANCANG, Jilid 2,edisi I, Penerbit
Sinar Wijaya, Surabaya.
Bambang Triadmodjo, 1996, PELABUHAN, PenerbitBeta Offset, Yogyakarta.
Suryolelono, K,B., 1994, TEKNIK PONDASI BAGIAN H, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Sosrodarsono, s. dan Nakazawa, K. , 1983, MEKANIKA TANAH DAN
TEKNIK PONDASI, Cetakan Kedua, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta.
102
jLcr^
o
<S&
Consequently viewed from the above studies and comparison, theConsultants hereby make a proposal on fundamental designconditions as follows :
(1) 2nd generation containership 20,000 DWT (Full Cargo)
(2) 3rd generation containership 40,000 DWT (Half Cargo)
(3) Design Depth -10,00 (by 2nd Generation)
(4) Container Crane-lifting capacity 35.5 ton (by hatchcover)
Rail span 16.0 m
Outreach more than 36.0 m
( Breadth of 3rd Generation 32.2 m )
(5) Pulling capacity of bollard required 100 ton.
-2. Design Condition and Criteria
It. was the 3rd Generation of Container Ship that was to beincorporated into design concept and conditions of whichdecision was made according to the study results describedin the preceding article 4-1.
The design conditions in conformity with the above studiesand requirement are mentioned on the followings:
,-2-1 Katural Conditions
Design Condition.and Criteria are hereby proposed for designof container wharf, container yard and road.
;i) Oceanographic Conditions
1) Tidal Range
H.W.L. + 1.35 m
M.W.L. + 0.85 m
L.W.S (D.L) ± 0.00 m
Tidal record of 1983 thru 1991 are shown in Table4-2-1. The present tidal level remains relatively highsince the Engineering Service Stage (E/S) of 1989.However, the rate of increasingly higher trend of tidallevel seems to subside gradually.
2) Tidal Current and wave
There are no material effects by tidal current and waveon facilities within the Port and therefore, it is notconsidered in designing.
(2) Weather Conditions
1) Wind
Based on the records during 1983 and 1991, Design WindVelocity (V) is :
2)
"V = 25 m/sec */
Rainfall
From the records in these years shown in the Table 4-2-2,Rainfall as a design condition is:
100 mm per hour250 mm per day
Amount of rainfall for designing of drainage shall becalculated separately based on the rainfall recordsabove.
Table 4-2-2 Amount of Rainfall
Unit mm
YE.VR 5 min 10 min 30 min 60 min 24 hr ANNUAL REMARKS
19 = 4 16.1 26.8 46.8 67.3 91.0 2,987.6
19 = 5 15.0 25.0 54.5 95.9 252.6 2,599.5
19E5 30.9 46.4 72.1 99.9 130.1 2,088.3
19 = 7 27.4 32.0 60.0 87.5 138.6 1,730.3Excludingin
SeDtember
19 = 3 .15.5 25.8 50.5 • 80.0 174.0 2,782.6
19 = 9 9.7 16.9 37.0 46.3 213.9 2,353.0
19 = 0 9.6 16.8 33.8 42.0 226.6 2,493.0
1991 9.0 16.6 30.2 39.3 198.3 2,181.9
4-10
ological Conditions
Design Seismic Coefficient
According to the Standard Design Criteria for ports inIndonesia.
K = Kr x Ki
where :
Kr = Regional Seismic Coefficient
= 0.05 g (Zone IV, Soft soil)
Ki= Coefficient of Importance
= 1.5 (Special class)
Therefore Kh = 0.075 g
Kv = 0
Soil Condition
According to the Final Design Report for UrgentDevelopment Plan of Tanjung Emas Semarang Port Project,Phase II (February, 1990), the design condition is asfollows (Fig. 4-2-1; Table 4-2-3).
-12.00
•23.00
-25.00
25.00
+220
EXT GROUND LEVEL
SOFT CLAY Cu =0.2+0. 115 5 (Vm2)( Z=0-,BL =QOO)*' =Q56V m3
HARD CLAY Cu = 9.8 Vm2 *'= 0.8 r/m3
HARD CLAY Cu =15.0 Vm2 V'=0.8T/m3
rig. 4-2-1 Soil Condition for Container Wharf
4-11
riteria and Characteristic Vessels
haracteristics of vessels
haracteristics of vessels for Container wharf shall be asollows : (by "Technical Criteria for Port and harbouracilities with commentary - Japan").
able 4-2-4 Characteristics of Vessels for -12.0 nContainer Wharf
VESSELCHARACTERISTICS
REMARKS
_—_—2nd 3rd
Container Ship(D.U.T)
less than
20,000 20,000 30,000 40,000
Capacity (TEU) 700-1,500 2,000 - 3,000
Gross Tons 12,300 - 17,100 27,200 37,700 * 1
Displacement Tons 22,800 30,700 46,900 63,300(56,200)
* 2
Length of Overall (m) 175 201 220 263
Uidth :m) 25 27.1 32.2 32.2
Deoth (m) 12.5 15.6 19.0 20.7
Full 9.5 10.6 11.5 12.4
Draft (m)Light 4.5 A.5
« 1 Gross Ton : log (G.T.) = -0.670 + 1.140 log D.W.T.• 2 DiSDlacement Ton: D.T. = 1.014 D.W.T.'-04
ts : Figures in parenthesis are -12.0 m Displacement Tons.Not
Maximum container vessel of 40,000 D.W.T Class is shownin Fig.4-2-2.
Table 4-2-5 shows Progress of Container Vessel Generation.
4-13
2) Fender System
1) Berthing Speed of Vessels
Berthing of large size vessel is generally performed insuch a way as a few numbers of tug boats push the vesselslowly towards the wharf which stop at the place 10 to 20m away parallel to the wharf.
In case of wind blowing towards the wharf, tug boats mustpull the vessel in her berthing. So is the case at -9.0m General Cargo Wharf in Semarang with 2 tug boats of1,500 HP and'800 HP.
Berth facilities by the above method of berthing aregenerally designed against the berthing speed of 10 to 15cm/sec.
Therefore, design berthing speed of vessel (v) is :
V = 10 cm/sec (40,000 D.W.T.),V = 12 cm/sec (20,000 D.W.T.)
2) Fender
The large and small container vessel and Ro/Ro vesselwhich will berth at Container wharf is considered forlayout of Fender.
The layout of Fender is shown in Fig. 4-2-3.
Fig. 4-2-3 LAYOUT OF FENDER
1,00 , 14,00 , 11,00 14,00
Z.
4
~T
7,00 11,00 [ 7,0c
25.00
4-15
2_
.00
FENDER
y
4
ST
AC
KIN
GA
RE
A
OD
U)
1r>
<X
)
"ig.
8-(l)-2
Typical
Cross
Section
ofContainer
Wharf
Design for Foundation Piles
1) Arrangement of Piles
Shape, pile arrangement and ancillary facility a>-eillustrated in Fig. 8-(l)-6.
-,—mi Q-!
3CO 5,30 . 5,30 , 5.4Q .4,m J,«fr
Vi fi!
(.. Jr£--r- ...
c\M(Nil
1 ii !
8ml
ao m- in
CM.ji
o,
vol
f-C
-$- -a_
-=v<a-
-t •O :
i 5'
^r
25,00
..-7) ..
"fI
-e—i
4-
L^=8 -H^-4—
Tl4- e-
-e—qr
r
-e-
-=>-
No. •:^2 No.3 NoM No.5
Fig. s-(l)-6
<L of Crane Rail
Arrangement of Piles and AccessoryFacilities *
8.(1).8
2) External Force Acting on Wharf
(a) Combined Conditions of external force and load
The Table 8-(l)-l presents the combinedcondition of external force and load which
becomes affective upon completion of WharfConstruction.
Table 8-(l)-l Combined Condition
External
Force
Dead
UeightSurcharge Crane
Load
BerthingForce
Seismic
Force
Traction
Normal Abnormal
normal X X X
Abnormal
1. Berthing2. Earthquake3. Storm
4. Traction
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Surcharge is considered to act as a uniformdistribution load upon apron of wharf, howeversurcharge combined with that of crane loadwill exert influence to on area described inFig. 8-(l)-7.
Crane Roil Span I6.0m
m3.0 ml.O,' I4.0m
i
i.oT.b"1 m5.0
7T
o.O
©
q = 1.0T/m q'= 0.5 Vmxs//sssssssss/;/s//////;/;/s>s;;ss/^\
f5 A
5.3 5.4
q =1.0
zrv,-s/;/S///s.q
is
4.5- 1.5
©
Fig. 8-(l)-7 Area of Surcharge Acting onWharf
Sectional stability shall be confirmed against150 percent of the normal allowable value.
Driving impact during the construction worksshall be deemed as the external acting forceupon foundation Dile.
8.(1).9
(b) Dead Weight and Surcharge Load
Each dead of the unit of block and surchargeload are shown in Table 8-(l)-2.
Table 8-(l)-2 Dead Weight and Surcharge
Including Crane Load Excluding Crane Load
1. Dead Ueight «/ 1,490' 1,490'
2. Crane Weight 740' -
3. SurchargeNormal
Abnormal
<q = 1.0 t/m?) 475'(q' = 0.5 t/m2) 238'
<q = 2.0 t/m'') 1,250'(q'= 1.0 t/m3) 625'
4. Vertical Force
Normal
Abnormal-
2,705'2,468'
2,740'2,115'
5. Block Size 25 x 25 m
Notes : (l) Unit weight of reinforcedconcrete W = 2.45 t/m2.
(2) The surcharge at storm shall takeaccount of merely the effectacting upon mooring block andvertical force is set out tobecome V = 2.190' (No surcharge).
(c) Acting Horizontal External Forces
The details of the external force for wharf isdisplayed on the Table 8-(l)-3.
Table 3-(l)-3 External Force for Wharf
External Force
1. Seismic force
2. Berthing force3. Traction
Horizontal Force (Hc)
186
102
90. 6
Note : Traction force designates combinedhorizontal and vertical force when 100ton traction force was applied at angleof 4.5x horizontal and elevation 25x.Therefore vertical force 42.3r is alsoconsidered.
8.(1).10
(d) Axial Force acting by Wheels of ContainerCrane
Axial force acting on each piles by wheels ofcontainer crane is calculated assuming that asbeams to be incorporated into flexible girderon which wheels of Container Crane bycomputer.
Result of analysis is as8-(l)-4.
shown in Table
Table 8-(l)-4 Axial Force Acting by Wheels ofContainer Crane
Conditions Botn Side of Pile Middle Pile
Crane Uorking No.1 Pile (Sea Side)No.4 Pile (Land Side)
157.26
119.01
132.0359.91
Stone No. 1 Pile (Sea Siae)
No.2 Pile (Land Sioc)
75.64
109.50
6,. 94
S9.27
3) Design of Foundation Pile
(a) Study an acting external force while wharf isin use
Study and analysis are executed in accordancewith the "TECHNICAL STANDARDS FOR PORT ANDHARBOUR FACILITIES IN JAPAN".
Section of Study and dimension of used pilesin illustrated in the Fig. 8-(l)-8 and Table8-(l)-5.
^
8.(1).11
ble 8-(l)-5 Dimension of Used Steel Pipe PilesTa
Z NO.NO. 1
812.8
NO. 2
812.8
NO. 3
812.8
NO. 4
812.8
(mm)
1212
(mm)
301.9 227.3 227.3 301.9
(cm2 )
(cm')
242,053
5,956
183,570
4,517
183,570
4,517
242,053
5,956
(cm3)
28.3 28.4 28.4 28.3
(cm)
0.156 0.168 0.168 0.156
(m-1)
13.15 12.17 11.20 10.20
(m)
46.47 42.85 39.44 36.04
1,178 1,208 1,237 1,265
:m:) Normal
/c-:) Abnormal1,757 1,812 1,356 1,398
SKK400 SKK400 SKK400 SKK400
1,400 1,400 1,400 ,400
cm2) Normal
8.(1).12
NO.
812.3
227.3
183,570
4,517
28.4
0.1 = 2
9.3S
33.03
1,2-
1 c -. -
SKK4CC
1,4:
2.20
Cross Section of Container Wharf
25,00 m
3,00 16,00 m 6,00
i
ii
I
5,30
(CRANE RAIL
5,30
t
' 1
SPAN)
5,40 4,50 . 1,50: i
I 1
No.l No.2 No.3 No. 4 No 5
Fig. 8-(l)-8
8.(1).13
-I- 2.60
:tON; No.
D°WATER LEVEL
B0R1NG_PR0F1L£
TANJUNG EMAS HARBOUR„ - Central JavaSemarang - cenuu
WB-01 COORDINATE N =-Highof p.o»orm.os.ab!d_=8..5M.E =
rrt . TANMINH PMAS HARBOURBoring No.: W8-01
SOIL SYMBOLS.SAMPLER ANO
STRATA SYMBOLS
DESCRIPTION DEPTH N CURVE
10 30 50
Soft, grey silly clay.
Stiff.
20.00-20.SO
20.50-20.95
22.00-22.45
23.50-23.95
25.00-25.50
25.50-25.95
27.00-27.45
28.50-28.95
30.00-30.50
30.50-30.95
32.00-32.45
33.50-33.95
35.00-35.50
35.50-35.95
37.00-37.45
38.50-33.95
40.00-40.50
40.50-40.95
42.00-42.45
7
9
32
17
7
25
7.7
11
27
15
27
17
8
8
A!J IcU.tlU
-!*£
iCH
9 rd \\
x_
N
I>A».a Very stiff, brown clayey silt.
///]T 2<.60I ML
Medium dense, brown fine sandy silt.i
f—
-i-^25.7S Medium stiff, brown silty clay.
Very stiff, colouring grey and brown.
1i
-*,\,—j
*d „u \\-
q m_i
i
:
j!^•
. j:
ft
W 1 MLbl 1
1 1- ( SMIX 1
^U 32.03-> | CM
Medium dense, greyish brown fine sandy silt.
Medium dense, brown silly fine sand.
Stiff, brown silty clay.
Medium dense, grey fine sandy silt.
/t
r
J\
\L_
•
• 132.00
f ML
\ >
/- /
-I-'Stiff, grey silty clay.
Very stiff.
34.*»JJ _
HI\
\\ *;
f CHV
- • •*• /3̂
l— 1
-aj:
IJ-J38.20
5; SHMedium dense, grey silty fine sand. j iMedium stiff, grey silty clay.
Ditto.
i39.40
E
;
—*
\-f^With some fine sand. \-P i
• Qy-j •— faqe t. \
(saFoca)
Project : TANJUNG EMAS HARBOUR
x-—
SI su
46
48-
50-
5?
SOIL SYMBOLS.SAMPLER ANO
STRATA SYMBOLS
rV«13.03
5BCH
•V>.4',
I
54-j
56-
53
60 -
62 -!
Si
DESCRIPTION
Very' stiff', dark "grey' silly "clay with some finesond.
Some fine sand grades out.
Boring terminated "at a depth of 45.00 M. onAugust 3-6. 1995.
DEPTH
45.50-43.95
45.00-45.50
Boring No.: WB-0
21
CURVE
10 30 50
Page
[saFOCo]
So
ilp
ara
ma
tersS
ema
ran
gco
nta
iner
po
rt
ln<l«x
propertiesoffshore
atgeneralca
rgo
qu
ay
LL
11
,a-
n
ft-r\
ra
ium
:D
epth:1
[mC
D.]
Density:
(M/m3!
Wn
Wl
(watercontent)
(liquidlim
it)W
p(plastic
limit)
[%]
IP(plastic.
(%}
indax)S
an
d
co
nte
nt
l%]
Clay
co
nte
nt
Specific•
Weig
ht
(tl/m1]
to
Cla
ssific.
i
from
tofro
mto
from
tofro
mto
from
tofro
mto
from
tofro
mto
from
Hc4
-1
.25
-3.6
0
-2.5
0-5
.50
1.2
31
.45
48
.53
97
.73
55
.60
10
3.1
02
6.4
44
0.5
B2
9.1
66
2.5
20
.45
9.0
65
2.9
06
8.0
02
.62
2.6
8C
H
Hc3
-2
.50
-5
.50
-11
.S0
-13
.00
1.4
41
.69
57
.55
98
.73
69
.80
10
4.9
02
4.4
24
2.7
74
5.3
86
2.1
30
.21
3.6
63
0.9
06
6.0
02
.61
2.6
5C
H
Hc2
-11
.50
-13
.00
-22
.50
-24
.00
1.4
61
.74
44
.37
95
.45
83
.40
11
3.4
03
2.5
64
5.5
25
0.8
46
7.8
80
.64
1.4
04
2.0
07
8.0
02
.51
2.7
1C
H-O
H
IH
cl
-22
.50
-24
.00
-22
.50
-26
.00
1.6
91
.87
38
.22
71
.59
36
.50
98
.60
32
.50
1
38
.02
4.C
06
0.7
80
.50
41
.41
42
.00
78
.00
2.5
12
.71
CH
-O
H
Pcu
-22
.50
-26
.00
-3
1.0
0-3
4.0
0
1.7
7'
V.6
53
1.4
25
5.4
03
9.4
01
11
.40
23
.62
39
.57
15
.78
71
.82
0.6
18
3.2
34
.00
60
.50
27
12
.70
CH
Pel
-3
1.0
0-3
4.0
01
.77
1.9
1
t
36
.36
37
.67
17
5.3
01
11
.40
6.6/)3
5.7
75
W.7
0.
75
.63
j31.65
41.533
0.0
05
8.2
02
.71
2.7
1C
H
——
I1I
co
s:CO
£££=^^Rh^^^DFULIING: L^S::^b^^p^>^>;-t<V--9"
cpt
;i:'."-:.':-iT'::-rr: v:'--
projectClientLocationUorinc No. •Elevation
: Flour Factory
: Tj. Mas - Sctnaraug: CH.CJ Total D
Pagej : i 0 0 ~
: 2 o< 2
a
n
L
M
«
t
h
•
•M
A
o
0
D •c
0
t
h
(mil
••Tl
s
«
m
P
1
«
«
fl0
•0
s
#rm
b
•
1-
«
C
1
• '
«
<
1
c
Description • ,Van*
Sh«.f
Sr>T 8I«—
C*unl
H
v«(w« •0
I15
IS
.130
30
14SCu Cr
•
T
•
t
•
«
f
•
II
T
1*
If
It
IJ
10
l«
It
:j
i«
It
»
JI
:t
w
ir
u
3*
It
17
11
41
n
4«
41
44
47
IJ
•
i*
ii
ii
ii
•
«
<
t
• 4
T«
It
3*
JJ
Jt
If.
to/r
13
tan
ton
torn
ta/tl
tone
tori
ton
ton
ta/ii
ta/io
tOrtl
tOTf
ton
ton
to/t
to/1
tan
24
12
IJ
it
ll
U
»
»
l?
10
if
J4
IT
:4/ij
It"!
jj"j
1 «i I
JI
tl
IJ
u
JT
tl
11
«
tl
13
It
11
•0
It
> >•«
>«
> »<«
> »•«
> >«0
, >—
> >*0
>*o
>«0
>M
>«•
,
\t"
r| 1
•J 0IJ 0
H8••Tl •IJ 0
IJ 0
»•"IJ 9
1J eII °
J J °tiff eH •I) e
JI •"tl 9
LI °•J 0J J 0
"Tl 'jflofi e•1 0JI •
w"l J 0Tl *II 0f| 0
j ] e•Ml °
I] 0f| aSI *LI 8• 1 o
f_ |j 1TJ 1LP |\
ttit, «*4 tV* «•«*. Miff, If* r«r - •(j•
1v\ 1
\>
/<s 1
V 1 1
rv .i sii >
_x 1
IsX1 1 ^.
1
11 1
j
HTwi-» •*•« ftn* ••*-< «*•*. »«*•»—» *»•»—*
1 1 1
M • 'i I Ml |
1 '
S*#«3 •»••• —^——»; f»«*«l. »«.»•»»*. f*«V
1 . >••
1 | 4 >M
i 1 * »«
1 | ....
I I 1 »««
I 1
SAMO awl f*«»*l. wif «>«*»«.4«*« f>«v1 1
1 1 1 , ...
1 " i 1 t »«•
1 t-ut •—jcw*—•-.«~«. •*••• •»•> —«•»*
1 1 I I 1 »«•
\ 1 . I ll-| 1 1 f»«
1 1 I • >to
V ' tnp4« eoro bandit • dovbU eo*« borrolie * su>9*« eo»« bo«Jv«b • WartTI bon*l*J,wbS • w««h frvnnf •». b«"Conit«
Sonng MocMno : V8MC»*'«fl : «8 m
fl thwi «.«a«4 tub*ld<n>i<on «»moUr
Q iff iMf»«<tie>1 o3co« v«n« «f»«*f
Surfing d»<« :
Lruvu t»~
HASIL
PENGUJ1AN TANAH BERDASARKANCPT
• Rencana DermagaWaniung Emas-Semarang
n.M.jO
-OM-000-^9
*o
-«w
•«rW'
5X0-0-COO'/EI-I
o«0*^^XO-O-
(XM-blO'lO00-CT6
oo'Oqoo^o
:mibo-\
8-48:
10-ifeD
4o-7j«MlO
-tWM
lo-M
flla-fld.a
6«4
I.2
B—
I-•
oo
3-
5el
•n
oI
-•
o'«
"nV
)j
n-4
h>*»»I
t»'I
«J.J
"-
-I
ti
ti
I-
«-.
•*»
.r
e>«•»
fII
o>at
nr.
I'"R'I*
'"''
*-r^
r.........
I;O
I'J
O/
',
-
it••(w.
sri'a
'r*i
?si;
ihj*
.
??
-^
j-»j
•->
*,
<•«»t
'•,
•*•**
r*»'i
:fa
ti
cs
!j.a-ffl;
2
aH
ra
j3S
P|3
#«j
g#
</>
"»
>••
M
..-..;..._—
ji
2'i
..S:
XX
XX
XX
xX
$9
9g.
if?!
Ji]*
3u>
Ifl
£::
*x
OO
o
.-
-.x
":x
.5
;r>
>n
«......
s^
•«.-.
fi«
XX
XX
jX
x'Vy
58
53
?H
«".,/.
<*l.1
."/T
.C
"\>»
W>,/!
<i
oo
o-i
.-.
«•.
.-«
XX
X..
<"'
'po
ri
u->.T
i*
<.,
^>o
o
XX
Xx
^..
..
oo
oo
XX
ri
.i-
A,•-»
Sit
l»O
|
.'J•
S5"Sl.r58
3|2
«8
IgI§..?;•
„<i3ff
3»
*'"-'=
1--.
•^m
?^
'n
^o
O*
4>•/>
r>.
«rirl
o-
*!"'
!5\
-a-r
n£
*>i—
~|
-•_.
,*
-*
•/>n
—•
to•»
«11
0
.''-
..L
..vy
ir.m
©n>
u>
O,
«•>'u
on
«..
%o
...
s
8,
S...._
.^..!
-••t-
I..
...->
<•!jJ
'.,
».',.'
*•"-r
•-f
«>^.
——
.-
•-.
CI
«a
.ssj
aja
sa
s•"lO
<7*<<k>
l/>,
^«/)
<f
*f
a
18o
-;;
-v
*•
••"•
xx
£?!
«S
fei:
^:•-:
?,«
:«
|'"
r-°
'i
-:'•!
f•»
..«»
r>..1
;m
3»
«j
„,.
,..,
•M
ISS^
fc•••
•:/">
<o!
r'n
<-iw
~3i"ri"T
r~IT
"V'.
~"~
1<
vu>
<q
:;jy
ti'••
•*>i
fl"
^"•
sn
r33
r-i<
)oi
m
r.
o»
rn
I'lO
i«1
—
oN
ri
pi
uS
1J*5•rSS;3U_M
'2gHSjS6H3J»f;a5
".'*.
j*
v'o
iaj
mn
w,^i
x,»
rlrt
ti
-r?
v.„•!
v<«n
•vo
«S:o
!*
•^
«^
iqia
6U
3u
>|
.
r^^
S
~-
'j?j
••r!'
jii^
.sI
-^2
•—
-o
o
-.'J»
S'O
t.
a>
f=
fI**
"w^
<-;O
Ow
->jC
.
«>
a
Io
oo
oo
3
oo
-:>i>
Jo
cx^to
Ia,
ri"I
s;.
'"i.,
?3
;ip;*
.«•:•
r|
si»,
aI*
I,
'-O...
roa.-
j0»
.^f\•^r
oo
oo
•>••rl
-r
'.•
I
•"»
J.oo
oo
•C
5•>
fc-
O
>.
\1
n
SI.
iK
it
lllij
TtbUS.3.
Typlctl-cmbf.IUn.ofpile,ondKot,.JU,.,p,„».,.,.,-M
.WKIS.,d
M.rf.lK.UJ..
•-
lUium
criiW
cl!
Iyfxo(
jiile~"-—
I"iiI
o«
tt»
;ip
'it
l'i|X
Qj
P'l«
i<
!i
r;.i<k..«,
';."»,
5I
SlitclI
Mi
Q'
..|
•••I
^'
«"•«•
Nu.„i„(,,;iti
Ic
'I
—,
VV
cij;li4/.«
out.rfu.,,,".•";
;•
Vl'li'
IfirIt'pile
(fCp
ilc)
j"WS3
iI
pile
Jltighlm
inX
wi.'
I,(ft.in)
I
(w)
WcigK
ikji/n
i[H
.5/1
0
Ou
l.di..
.••?"*(Iiih
)
(«)
W«W*01%
Lo
wfi
en
d
Wtig
hi
ofpii«
ion
<1U
)
Km
(H..«)
hvnliiiKC-ri|witil*]r
i.t
(0.5
12
)
inc.
<71.2)
6W
.6(2
0)
rtS<
)Xj5
0(I'lS
xM
S)
-1i'?-..._[
_«_'.._[
"7"•'
•«•--r--z
f'
7-
ft)(4
0.1
).MK
1
(1-7%)
50
(3.560)
30
1
<»
2.*
)
15
.S
(0.C1I)
7C
.I
(51
.1)
l(i
(O.C
30)
Ml
(H0
.0)
71
1.2
<2-4)
«k
r
(MJK
)
IW(3
.<i.17.l
•tU9
(27.1.0J
K4
5.K
It4
IV
22
(0.IW7)
Triple
pile
ins
(7ft
f.)
.i.s-u.rj
(7.
);••).IK
.7-J0--
IJ
(0.3
W)
Mf»
(91
0)
ei?
3(?
H)
tl•l«
i»M
rt»:<
\*i-.i\.
t.H
.i>rid
'
Hi*
<ii
:•>
i•
••ir
i
17
.2/||.4
I(0
.67
7/0
..i<i<i}V
I.513
•>•(»
HIT
0.4
!l?)
71<»
(I'-I'r)
IK.
(•Oil)
(*<
,..;,
»6
l.iiin
;
U'-<"'.•»:
i:iiI
72.S;
r,c/,
(ii;..t)
/J
ii
V
l?,f"
^
"itOo
I?.
x
•in
.
Vv.
Cil
V/<
r-i
ItU
K£
t:o
iV.
i•
'vj
©II
i:i:'.»
a.
.8.3
.3
G;r
u
4«••
3f:
I:O
O
P.
8ii
e:o
-X
'
3«
•-<1
^
11li
•«7£.
XX
V>
o
•III
ooI
f!<-*
't_
»
j»••
•<
ti"I
:i
.1>
>It
-4
'i
>*»^7>4#"»
.«
u2
o.1
'St•U
.1"
u.c
V
—o
"y>
uV
'_iA
X
U"
"
uS
•fV
3
"^;'
s•f
iJ_
*;^
"£"•»
«'"•w
Vc
Jr;
aK
ji
J?^
V1
^'•
C!«•
I.
3(..
5^
*.»?
1*•
•t
•'
r.
ftI
>;
'1
,r
i
<i
H»
7..i
i•o"I
..
"\
1/
•C^
:i*•*
•(1
-
3»>*
•>
?r
va
«.•-
i'
"*•
uf.«
«r
:':"*'
"*
*^<*^
i*S
-V
*-
,nr.
»a
.>
.i
i^T*
***•^
r.
—'
'!»»
i»
-*
j'
...
•J•*
»•
-
.a
ti.,
.9.c
1"A
;*.-.
••
\
$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$ $$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$
$$ $$ $$ $$ $$ $$ 5$ 5$ 555$ $$ • $$ $$ $$ $$ ?$ 5$ 55$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$ $$
$$ $$ $$ $$ 5$ $$ $$$$ $$ $$ $$ 5$ $$ $$
$$$$$$$$ $$ $$ . $$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$$ $$ $$ $$ $$$$$$$$ $$$$$$$
STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAMS
VERSION 5.20
Copyright (C) 1978-1990EDWARD L. WILSON
All rights reserved
06
dy
s
IWyrJd
drdlfi
sai
lNio
r
SN
OIid
O
wh
s
adWrdO
JdQN
n
dBdw
j^p
v<
l>I
xi Perhitungan Pondasi Dermaga (Ton Meter)
Y=0
.25
J.75
5
.25
$.75
Y=1.5
5
25
i.75
Y=6
i
25
(.75
Y=11.4
)
25
i.75
Y=16.7
>
25
i.75
Y=22
>
25
1.75
Y=25
Z=0
G=2,8,l
G=ll,17,l
G=20,26,l
G=29,35,l
G=38,44,l
G=47,53,l
6=56,62,1
25 Y=1.5 Z=-4.5
i.75 G=64,70,l
25 Y=6 Z=-6.320
1.75 G=71,77,l
25 Y=11.4 Z=-8.503
.75 G=78,84,l25 Y=16.7 Z=-10.645
,.75 G=85,91,l
25 Y=22 Z=-12.787
.75 G=92,98,l
:nts
. R=0,0,0,0,0,0
. R=l,1,1,1,1.0.
BAGIAN PLAT
BAGIAN TIANG
J=4
33 I=.10002708 AS=1.10833 E=23.5E5 W=79.80
00 I=.0104167 AS=.41666 E=23.5E5 W=30
i.O I=.45 AS=12.5 E=23.5E5 W=900> T=.3556,.03436 E=2.1E7 G=8.0769E6 W=222.18» T=.3556,.03466 E=2.1E7 G=8.0769E6 W=222.18IERAT CRANE
0,-740iEBAN AKSIAL
0,-3180 : BERGERAK DAN VERTIKAL
BALOK LAJUR 1,4
BALOK LAJUR 2,3,5
PLAT
TIANG LAJUR 1,4
TIANG LAJUR 2,3,5
,0,-119.01,0,-157.2654 M=5
71 M=4
78 M=5
35 M=5?2 M=4
AKSIAL LAJUR 4
AKSIAL LAJUR 1
NSL=1,2NSL=1,2,3NSL=1,2NSL=1,2NSL=1,2,4
G=6,1,1,1G=6,1,1,1G=6,1,1,1G=6,1,1,1G=6,1,1,1
23.5E5 U=.2 W=11.925
L,2,10,11 G=8,6
I L=5 F=0,84.29238,0 : BENTURAN KAPALL=6 F=0,-100,0 : TARIKAN KAPAL
JEBAN GEMPA
L=7 F=0,115.9285,0
1,1,1,1,0,01,1,1,0,1,01,1,1,0,0,11,1,1,0,0,0
MATI, AKSIAL, BENTURANMATI, AKSIAL, TARIKANMATI, AKSIAL, GEMPAMATI, AKSIAL
(j,
(j-|
hf:.
,lv.
J^•£*
^I
'O
<-0
O.)
-JCT
tO
l
,£*
4^
.£*
^u
>to
(jj
CO
WC
OW
HO
^C
O
r:^^^r^^^S
^^^S
Ho
.o
o,o
,^^H
HJB
,U1
*.U
)rO
HO
lOC
O
II
II
II
II
II
I
II
II
II
II
oo
OO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o o o o
o o o o
oo
oo
OH
WM
o o oa
o^~
oX
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
OO
OO
OO
OO
Oo
oo
oo
oo
MO
OO
MJW
OW
UfcU
llT
lUlU
H'
OC
n
°SSS^mhSh5^hMWh
t\JO
to*»
toIO
O
oo
oo
oo
o
oooooooo
oo
oo
oo
ooooooooooooooooo
lsss
sKss
s|||
||||
sllS
55S5
SS5S
S5g5
5|55
55gg
sa£S
II
Itill
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
I'
oooo-ooo§§o§§§§§^
oo
oo
oo
oto
oo
oo
II
ooooooooooooo
ooooooooooooo
PoohoooooooooC
oi£>voocn*>cncricr.cr,cn.tiLn.---.
oo
-J
00
^HMO^oi^^^^-
II
II
II
II
'
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
>
ooooooooooo
ooooooooooo
ooooooooooo
oooooooo
oooooooo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
opo
OO
OO
OO
OO
OO
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
"o
<.j
oo
oo
oo
oo
~J-_l-J-JOOOOOO
o -J
oo
oo
oo
OO
OO
OO
Oo
oo
oo
oo
SB
S8
S5
SS
3S
SS
SS
Sg
2g
gS
SS
Ssss£
xI—
»Q
Jl_
>l_
_>IV
iv
i^
i"^
.—.---
.fc.C
OO
JO
JO
JtO
.fc.O
oj
cn
oj
.t^co
cn
oj
INJ
IV
IV
>~
•—
'-
--
-.,
CO
CO
CO
CO
CO
OO
CO
OiX
;O
Cn
OJ^
OL
nO
Ln
—'
CJ
t->
<—>
•—'
w^
'-•
'-j
^~
,7x
mr^
on
tf)
1.0
rTi
UI
--J
-J
'dJ
^w
^^
"w
hJ
Ol
t\)
LO
Ji
WO
--
I oo
oo
oo
oo
Oo
oo
oo
oo
o^
~o
oo
uo
u>
oo
ooo
ao
cn
-J
I-
II)
OJ
00
H
II
II
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
_
OC
ntO
Cn
OC
ntO
Cn
OC
U
oo
oo
oo
oo
II
I
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
Ji
oJ^
Hto
ID-J
I-1
I-1
(-•
oH
11—
IH
—J
II
II
ooooooo
ooooooo
ooooooo
ooooooo
OJ
CD
Ch
Ja.
OJ
Ho
II
o o o o
oo
o
oo
oo
oo
oo
ocr,
cn
oj
oj
co
ii)oj
oj
II
oo
oo
oo
oo
cr,oj
tO
HH
tO
oo
o
oo
oo
oo
oo
oLn
a>
OJ
oj
uj
*>
II
oo
oo
oo
oo
.fc.
K)
oo
oo
oo
oo
oto
OH
(h
mo
co
oio
ho
h
II
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oso
oO
OO
O"
oh
wui
(JiK
OO
OJ
OJ
U3
—'
II
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oMHO
II
OOOOOOOO
OOOOOOOO
OOOOOOOO
oooooooo
oooooooo
HOI-'OI-'IOOO
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
II
I
ooooooooooo
ooooooooooo
ooooooooooo
oo
oo
oo
oo
oo
oooooooooooo
OO
OJH
OO
OO
OH
OJ
II
oo
oO
oo
oo
o
oo
oO
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
o
>-•
HM
oo
ol-
>H
H
:»
13
n> H cr
ft 0 iQ P) 0 13
O
a o > H M o z CO 50
>P a
ntu 0
)
pi
H-
Sa n>
Mi-
t 3Z
D>
iQH
(li
CO
H O CI
•k (D rt
fl>
M
CO > 13
ID o "1
H Z H H pi
w tr1
PI
S pi
z t > I K•d
CO
?oH
OC
O
G) 1o "
1
CO >
CO
13
HIX
)?0
oa
^>
n
«1
hH
ctr
'P
Is
..
CO
a (D M1
3s
>0
)Q
ifl
P)
0) tr
I
C1
tr<
H
S3S
SS
5SS
SS
SS
3SS
2SS
SS
ii^5
!sJs
!dri
P!^
SS
3Sg2
SS
?StS
S3S
asaS
3
ooo
oooooo
ooo-oooooo-
ooooooooooo
ooooooooooo
MMPIoWPlMPlMWO
+++0+
++
+++0
ooooooooooo
ooooooooooo
oooooo
oooooo
ooooo
oooooo-oooooo-ooooo
ooooooooooooooooooo
oooooooooooooo
OOO
II
II
II
Iooo
'oooooooooooooooo
oooooooooooooooo
---oooooooo
ooooo
++
++
++°T
t±
±ii2iZ.Z.XAA,Xr-,^-,r-1r-,i-.ol-'OI-'OOOHI-'0
ooooooooo
oooooo
OOOOOOOOOOOOOOOOOOHOHOOOHHO
OOO
ooo
ooo
ooo
OOOOOO
oooo
oooooo-oooo
oooooooooooo
__
_o
oo
oo
oo
oM
RP
lo
WP
lM
PIM
Wo
+++O+
++
+++O
OOOOOOOOOOOOOOO
OOOOOOOOOOOOOOO
oo
oooooo
oooooo
ooo
oo>oooooo-oooooo-ooo----
oooooooooooooooooooooooo
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O'-
''-''-''-'
OO
OO
HH
OO
OO
tttttiS
iiiiin
nn
nn
oo
OO
OO
OltH
D^
lO
aU
BftH
HIK
OO
^OOOOOOOOOO
OOOOOOOOOO
OO
OO
OO
OO
OO
IO
ID
.C
ID
_„
„^
._,
OO
OO
OO
OO
OO
PO
lUIU
UlU
DK
IlH
fcW
H
o<
-)o
Oo
oo
oo
oo
o.
oo
oo
oo
•
oo
oO
Oo
oo
oo
o
oo
oo
oO
oo
oo
o
PI
PI
PI
oP
IP
Ip
)P
IP
IP
I<
_)
++
+o
++
++
++
o
oo
oo
oo
oo
oo
o
OO
OO
oo
oo
oo
o
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
PI
PI
PI
P)
PI
w+
++
++
+oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
PI
PI
PI
PI
PI
PI
++
++
++
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
PIPI
PI
PI
PI
PI
++
++
++
ooooooooooooo
ooooooooooooo
ooo
•ooo
oooo
ooo
PI
PI
PI
++
+ooo
ooo
o o o o o
II
II
II
II
II
I
oooooooooooo
oooooooooooo
~JC
00
0C
0D
)D
)O
3O
3J*
>*
.tn
ClO
O.t
*—
l~J-J*
"O
lOO
OlO
tO--~
Hm
UO
UJO
UIT
iH
^W
WN
OO
UC
O-JH
JO
OU
CO
WO
Olfl-
n<
-)o
oo
oo
oo
o
oo
o*
oo
oo
oo
•o
o<
->o
oo
oo
oo
oo
o
oo
<->
oo
oo
oo
oo
o
PI
PI
PI
oP
Ip
]P
IP
IP
IP
Io
PI
++
+o
++
++
++
o+
r~
>o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oO
oo
oo
oo
ooooo
OOOOOO
OOOOO-OOOOOO
OOOOOOOOOOOOO
OOOOOOOOOOOOO
OOOOO
oo
oo
oooooo
ooooo
11
11
11
11
1l
lI
oo
•o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
OO
OO
oo
o
(->o
oo
oo
oo
oO
OO
Oo
oo
o
PI
oP
IP
IP
IH
HH
HH
HH
HH
oo
o'M
H
+o
++
+H
HH
HH
I-1
HH
H-J
-j
~J
^-~
oo
oo
o(n
CO
~J
CO
IX)
03
-O0
0cn
cn
-J
OJ
XU Z C
Oo
oo
oo
CO
HIi
)Ii)
cn
IDli
)H
OJ
OJ
*.
OJ
oo
oo
oo
oo
o
oo
o.
oo
oo
oo
•
<->
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
PI
PI
PI
oP
IP
Ip
]P
IP
IP
Io
++
+o
++
++
++
o
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
o
H(n
,e>
.!>
tn
HC
OC
OID
10
-i
<o
*O
J-j
IDcn
IDID
!»>
in
(a)
oO
JIO
OJ
.£.
cn
cn
Ho
IOo
IOo
!-•
OJ
-j
cn
PI 1
PI 1
PI l
o o
PI I
PI 1
PI 1
PI 1
PI l
PI 1
Oo
oo
oo
oo
oo
cn
CT
lC
no
Cn
cn
cn
cn
cn
CT
l
PIP
jPIP
IP
IP
Io
PjP
IP
jPIP
jPIo
PIP
IP
jPjP
IP
j+
++
++O+
++
++
+O
ooooooooooooo
ooooooooooooo
++
++
+ooooo
ooooo
oooooo
oooooo
ooooooo-oooooo-
oOOOOOOOOOOOOOOO
OOOOOOOOOOOOOOO
ooooo
OOOOO
ooooo
ooooo
OO
OI
II
I-
oo
o-
••
•O
OO
OO
OO
Oo
oo
oo
oo
oo
PIP
lP
lo
oo
o0
++
+H
HO
OO
OO
OH
HIO
J*
WMMMMWOWWMMMnoMHMMRH
++
++
++0+
++
+++0
+OOOOOOOOOOOOOOO
OOOOOOOOOOOOOOO
++
++
+o
oo
oo
OO
OO
OO
OO
OlO
tO
H-J
II
I
id
oo
co
cn
hcn
ID
id
cn
ID
oo
Oi
Ol
ib
(Ji
If)
Jcn
^J
co
id
cr,
oj
PIP)
PI
P)PI
PI
lI
lI
l-
IO
OJ
0J
CTl
IO
00
OtO
00
CD
cn
hCn
oj
Co
to
oo
id
ooo
to
-JlO
Cn
iO
lD
CT
iO
CT
llO
lO
HO
lO
OU
ld
HO
JH
UlO
lJlH
-JH
UK
OO
PIP
IP
IP
IP
IP
IO
PIP
IP
IP
IP
IP
IO
II
II
II
OI
II
II
Io
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
ncn
cti
cti
cn
cn
o
II
I
oo
oo
oo
oo
oo
oo
OH
O
OO
Oo
oO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
33
oo
OH
Ho
oo
--^
O*
>ID
HI-
1-J
CT
|ID
KO
-J
Hto
ID-J
-J
cn
-^
II
II O o o
poo
—
ON
oo
oo
oo
oC
TiC
ncn
cn
cn
cn
oC
TiC
TiC
TiC
TiC
TiC
Ti
H.C
CT
)C
Tl
CO
tOID
OH
OJU
lH
PI
PI
PI
II
Io
oo
CT
lC
Tl
CT
l-J
U)
*-
ID
OO
Oo
oo
oo
oo
IDIO
po
CO 13 "1
^
o,^
^*
-f-5
SS
3£
S£
BS
2S
SS
3X
K2
KK
SS
SS
5S
;5Its
.CO
tOH
OU)
CDg
^U
lM
JM
H^
HO
1.0
00
-J
UlO
ijs
WM
H
OO
Oo
oo
oo
oo
,£.
o
oooo
oooo
oooo
oooo
oooo
JitO
OJOJ
CTl
CTl~J
lilt
oo
oo
oo
oo
oo
.c
-J
cn
cn
oo
o o o o o
cn
oj
o
o o o o o
till
OJ
CT
lco
cti
cn
oo
oo
oo
oo
oo
*.
to
II
II
ts)
*.
Cn
Cti
o o o o o
o o o o o
0J
MO
II
oo
oo
oo
oo
oo
II
II
oo
oo
oo
oo
oo
Soj
£*
nw
wto
oto
COCO
to~X
II
II
II
II
II
II
I
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
sss's
's's
sssssssssss
oo
oo
oo
00
00
00
-J
~J
-J
oo
oID
00
CO
oo
oo
oo
oo
oo
00
00
OO
00
CO
^J
-J
-J
-j
-J
y-'
OO
OO
OIO
00
00
ID
oo
oo
oo
oo
oo
00
03
CO
CO
00
-J
-J
-J
-J
-J
oo
oo
ol£
lID
CD
00ID
Or-i"noOOOOOOOOOOO
gooSoSooooooooo
oo
oo
oo
oo
oo
CO
CO
00
00
00
^J
~J-J
~J
-J
cncn
cn
co
toH
CO
HH
tO
lll8
pll
SS
S8
SS
8S
88
8S
Sg
§5
33
33
S3
1S
lgg
BgS
SSgB
BS8
BS8
SBS8
SKK
5SC
KSK
SS88
8^J
-J-J
-J~J
-J~J
II
I
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
I
oo
oo
oo
oo
toto
toto
*.
OJ
tOH
CO
ID-J
-J
CO
IDH
cn
II
oo
oo
oo
oo
M,_
.1
-.H
too
oo
OJ
IDC
OID
H^
0J
ID
II
I\
I
oo
oo
oo
oo
oo
y--
y->
y-'
y-^
y-1
y-^
y-'
y^O
O^J
CO
-J
ID
OJ
CO
CTl
0J
ID
OJ
II
II
I
oo
oo
oooooo
y-<
OO
OO
OID
CD
ID
ID
IO
IO
00
OJ
ID
Js.
H00
tO
00
oo
oo
oo
oo
oo
t->
oo
oo
ci
OID
IDO
DID
-~o
ioco
co
tots
i-J
CD
tO0
0H
—
oo
oo
oo
oo
o"o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
SoooooooooopppoooooooMN
II
II
II
II
II
'
I oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o-J
-J
-O
-J
-J
Ol
-J
Ol
CT*
•**
ID
J-
li'to
--I
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
I
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oH
oo
toto
toto
HID
IDco
cnC
OID
(_n
ai
hid
toto
ooooooo
ooooooo
ooooooo
MtOIO
tO
tO
HH
ii)
ix)cocncocnto
CO
tO
tO
ID
HO
O
oo
oo
oo
HH
.fc.
>c
cn
ID
oo
oo
oo
HH
J>
*.
id
cn
oo
oo
oo o
oo
oo
oo
oo
ooooo
ooooo
ooooo
oooo
o o
o
oo
ooo
oo
o
oo
oo
oo
oo
.fc.uicncn^'OH'iOiOHHH
£Ol"S
OlO)SiS'^^oiHtMOOH
I oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oj
oo
jid
cn-J
co
oco
Cn
CT
io
n
o o o o
II
I
-J
CO
tO
.£»
II
II
ooo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oooo
O.£•
,J>
O>C
oooo
oooo
oooo
oooo
-j
co
HCn
Ji
WU)
-J
^
'o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oH
CTl
0J
OO
JCT
iH
^i
too
oo
to-J
II
oo
OH
II
I
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oncn
to>
i>to
Js
Ul
(Jl
Ol
H
II
II
II
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
M^
-to
cn
Cn
oJO
JO
HC
TlC
nC
nC
OO
JO
JlD
II
I
7>
tOC
Tll
DO
OlD
lDO
lDlD
OO
lOX
oo
cn
cn
^iD
toiD
^C
ncn
—
II
OOOOO
OOOOO
ooooo
ooooo
ooj
oj
cn
co
ID
OJ
OJ
0J
O
I
II
oo
oo
oo
oo
IO
H
-J
CO
o o opo
o—.
OJ
Ko
—
OOO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
OOO
OO
oo
oo
oo
oo
ooooooo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
ooooooo
ooooooo
Oo
oo
Oo
oo
oo
oo
oo
Oo
oo
oo
oo
oo
Oo
oo
oo
?o
oo
oo
Oo
oo
oo
—-
oo
oo
oo
oO
oo
ISI
to
HH
Ho
oo
HH
HKJOOOOOOO
CO
a
50
s^
^ssss^
sss3
Sssss^
s^
^i^
s^
^ri
^^
ss3
?;s
sss?§
ssaaasasH
i
oooooo
oooooo
gggo§§§§§§o§§§S§§oooSooSoSS5ooooo5ooooooooooooo
||||s
SS
SS
SlS
SS
SS
S1
8?S
gS
S|S
8S
|SS
8S
SS
llll
gll
|Hll
«OOogoOOOOogoOOOOogoOOOOOOOOOOOOOOOOHHHHOHHHHOOOX
gg
go
og
go
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oH
Cn
ocn
no
oco
co
to
-
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
ooo
ooo
II
I
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
ooo
ooo
II
II
II
II
II
gggogggg§g'oggggSSoSS5o5oo55ooooo555oooooooooooo
^OnnnonOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
MWMgS0Sg0ggMW§WWwgp)MPIWWP10PIMPIWWW0MPJM
VVVo+
++
+++O+
++
+++O+
++
++
+O+
++
++
+O+
++
-J~I-J-J00-J-J-0~J~J~l-J"
OoiSiiiiSiSoSSibSSoOOOOOOOOOOOOOOOOMMW^OAWtOMMMWK
OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOlDtOH-OCn-JHtOlDOtOH
ooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
II
Ioooooo
oooooo
ooo
r-ir-io.oooooo-oooooo-oooooo-oooooo-ooo
gggoggggggogggggooggooooooooooooooooooooooooooo
ggggggggogooooooooooooooooooooooooooooooooooooo
MM
Plg
plP
IKW
Pim
gp
1P
JPlP
lPlP
JOp
lPlP
1p
]^)P
1o
p]P
)pjp
in+
++
g+
++
++
+0
++
++
++
O+
++
++
+0
++
++
++
0+
++0
0ID
OJC
TlC
T,C
T.O
JIX
>00
00C
OtO
.~o
So
5o
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
HC
TlC
0O
lDO
C0
CT
,HM
^C
T,N
gg
gg
og
og
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oH
cn
cn
ocn
cn
Ho
oo
cn
cn
—
II
Io
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
ooo
ooo-oooooo-
oooooo-oooooo-
oooooo-ooo
"_'„'„'„
oooooooo000000000000000000000000000000000000000
ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo
Sn
wg
plM
MP
lPlP
IOM
MM
MP
lPlO
PlP
IPlW
PlP
lOP
lPIP
lPlm
WO
PlW
PlH
HH
HH
HH
HH
OO
O^
V+
+O
V+
+V
+V
O+
++
++
+O
++
++
++
O+
++
++
+O
++
+H
HH
HH
HH
HH
J-J
-J—
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
JC
nC
nC
T)JC
TiC
nC
nC
JO
J^
cn
X5
55
oo
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
*-O
OC
n-JO
J~
JC
nO
O^
ao
~JIO
—
II
II
II
I
II
II
II
II
<->
oo
oO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
OO
oo
OO
OO
oo
o1
1l
11
11
.o
.o
oo
oo
o•
oo
oo
OO
•o
oo
OO
o•
oo
o
oo
oo
<~
>o
oo
oo
oo
oo
oo
oO
oo
oo
OO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
Oo
OO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
oP
IP
IP
IP
IP
IP
Io
PI
PI
PI
PI
PI
PI
oP
IP
IP
IP
)P
IP
IO
P1
p)
PI
oo
oo
oo
oo
oo
oo
'JJ
++
++
++
++
+o
++
++
++
o+
++
++
+o
++
++
++
o+
++
HH
oo
oo
o^~
-
r-i
oo
<-l
oo
oo
oo
oo
oo
oO
oo
oo
oo
Oo
oo
oo
oH
HID
.to
o>
toID
HO
lIU
•N
OO
oo
oo
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o~
Jo
H0
0o
CO
Ho
01
Ol
cn
OJ
.to
.to
1
.to
1
.to
1
1.)
M1
0K
)
1
to
1 IX)
1
to
1
to
to
to
l
to
1
to
to
1
H
1
HC
n
1
cn
HH
1
to
HH
H
1
Hto
,1
11
M.
MM
Mm
m•
CO
CT
lH
.to
-1
00
•C
O-o
.to
HID
H•
HID
H^1
.to
OJ
•O
J.t
o
-1
,to
om
.to
.to
(n
oto
oK
)o
(n
HH
CT
io
CT
iH
HH
Cn
oo
ocn
Ho
oo
oo
oo
CJ
oo
oIO
(n
Hm
Ho
H0
0H
.to
IO
^J
o•~
JO
J.t
oH
CT
lo
o<
_)
Ol
Ho
oo
l_>
o<
_)
o<
_>
PI
PI
PI
o o
PI
P]
PI I
P]
PI 1
PI 1
o o
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
PI
PI 1
o o
PI 1
PI 1
PI 1
p) 1
PI 1
PI 1
o oP
I 1
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
o o
PJ 1
PI 1
PI 1
o o
o o
o o
<_
)
o
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o o'J
J
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
Ho
Ho
oo
oo
otM
cn
cn
Cn
oC
nC
nC
Tl
Cn
CT
lcn
oC
Tl
CT
icn
CT
icn
CT
io
cn
CT
lC
Ti
CT
iC
Tl
-J
o-J
CT
lC
Tl
CT
lC
Ti
~J
o-J
CT
iO
lI-
1cn
H.t
oo
.to
HO
lH
o
15o
Oh
iUH
H.
Hn
0)
oZ
3\
K ti)
H1
3H
fl)
CO
zt-
f
>cr
•fH
aH
-
Hrt
13
OH
Cz
3ID
CO
iQ OJ
O
IO1
39
1tr
11
3O
1
>3
Da
.1
HO
OJ
CO
(/>
13
PI
p.
"1
5S
C3
H zn
CD
H
1p
iH
H
z3 O
JP
I
ziQ
HH
OJ
PI
CO
tr1
..
CO
H§
(-,
OP
I
1Z
%ID
art
ft)
z
oH
I£
HK
IK'1
3C
OH
•JJ
MH
OC
Oo
az C
O>
oK
"1
poC
O 'fCO
•0
HID
P0
OG
\O
it)
HM
Ctr
"pd
Pi
PI
••
CO
a m M1
33
>0)
CD
ia
pi
OJ
CO o f
.to
IJu(0D
im
w6
HM
H0)
zQ
MUj
•Hto(0
1T
)Co
1C
mCo
0)CP
cn
a0O
j-p
«*
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
_ro
r-cocoog
gg
gg
gg
gg
gg
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
00
o
*tii
ii«
aw
«a
ga
§§
§§
1"
^s
51gs
ss
s§
3°:°i°-°.
•o
rxio
cM
OO
Jin•
£cm
r-o
r-cm
hr-
"*
cno
oo
oo
oooooo
io
oo
oo
oo
oo
oo
ooo
oo
oo
oo
ooooooo
ooooooo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oooo
oooo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
CM
oIT)CM
II
II
*r
cm**
o•*
--
ror~
roo
tor-
,0
00
00
0 ro
^-o
oio
ioin
co
oC
DC
M^
ru
j,«
,-inrn
OC
O^
ix>o^
roo
roo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
5oj
cmcoo
cocm
oj"*
cc
q-
co
oo
co
lo
«o
CO
oCM
OIT)
•
roI
CO
^J"CO
OCTl
IDH
COo
mIDCM«*CM
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
ioen
o*=
r
oo
oo
r-CM
OO
OCM
ri
idro
oco
ido
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
ooo
t—<
*h
.m
oo
oo
oo
cCco
zoHH<o
COzwawoHC
uCOHp
CO
zOHt-i
<!7.
II
oo
l'I
II
II
oo
oo
o
II
II
I
OC
OC
M'.'
rr-
tot
r-
r-
t-
tI
Io
CMH
.">
nID
CM
-ssaassssa
sasa
sasa
gp
sssas^
sssaX
OO
OO
OO
OO
O^
OH
^C
M
s^Si£
Sp
3ip
.i.!!5^
2S
SS
h3
£.'s
.i
.'
'
_i
r~-r-
CO
u»
"'
^"•'•,
•
gg
gS
So
oS
SS
ou-ooooo
ooooo
55
SS
SS
S8
SS
SS
ggSoooooo
oooooo
oooooo
oo
oo
oo
CM
_o
oooo
oooo
oooo
^r
ro
r-
,.-(-a-
ino
r-
r-
oo
oo
oo
OO
Oo
oo
oo
oo
o°
oo
o
II
II
II
^.^com
iDin
oo
^®g
oo
oo
oo
II
II
I
oo
II
II
IIII'1
II
II
II
II
II
II
II
II
I•
I
yesssS
SS
SP
SS
?
^;»;««?iH=i=!iiiilIIiI!iIl!S!llIIlliIiiiB
iHO
CM
Oo
CO
o.
cn
•
IC
Tl
I
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oa.
oo
r,'
.'i'
ri'
"'•
'o
oo
rr
i•
'I
II
II
II
I>till'
II
II
I
(^
r~
t~
co
co
co
r-r-i,>
.
^444s«ss2issmiiiiitiiitiillliliiliitnillim
ntltsooooo
oooooo
X llsssls
ss-s
-SBE
E8B
BSS1B
||r-m
oic
oo
co
cM
int^
^
•en
ID
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oooo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
ooo
ooo
ooo
ooo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
VO
VO
VO
lOV
OV
OV
DV
OV
i.C
Drc
ct,
.?*
**
**
,*^
-jc
ncn
^co
tOH
Oio
oo
-jC
TiC
n^
co
tOH
OiO
oo
-jC
Ti(
_n
.to
Co
tOH
OiO
CO
-Jcn
Cn
.to
OJrO
HO
o o o o PI+ o o
PI
PI
++
OOO
ooo
ooo
ooo
o o o o
ooo
ooo
oo
oo
oo
oo
oo-oooooo
oooooooooo
„___oooooooooo
MW
WP
lH
PlO
PlM
MM
PIt'l
o+
++
++
+O
++
++
++
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O
ooooo
ooooo
oooooo
oooooo
++
++
+o
oooooo
ooooooo
oooo
oooo
oooo
oooo
++
++
oooo
oooo
ooo
•ooo
oooo
oooo
oooooo
„_____--
oooooo
Sn
nw
pio
pitiw
piw
pio
pip
iw
oo
oo
oo
+O+
++OOOOOO
OOOOOOOOOOO
OOOOOOOOOOO
Oo
o
Oo
o•
oo
oo
oo
oo
PI
PI
PI
o
++
+o
oo
oo
oo
oo
oooooo
oooooo
ooooooo
ooooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo-oooooo-oooooo
oooooooooooooooooooooooo
oooooooo
ooo
ooooooooooooooo
oooooooooooo
oo
oo
oo
Goooooooooooooooo
t+
+±
++
2ii
iiii
SA
A?,?
i?,o
go
oO
OO
OO
OO
OlO
lOlD
lDlD
lDlD
lDlO
lDlD
lDK
;ooooooo
ooooooo
r->
,-!<
-i<
-ir-ir-io
c->
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
lO
IX
>lO
IX
>lD
gg
gg
gg
gg
gg
SS
5o
g5
oo
oo
oo
oo
OiC
nC
nC
nC
nC
nC
nC
nC
nU
iU.c
n-
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
o.
oo
oo
oo
•o
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
PI
PI
PI
oPI
PI
PI
PJ
PI
PI
oPI
PI
PI
PI
PI
PJ
++
+(~
l+
++
++
+o
++
++
++
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
ooooo
•ooooo
oooooo
oooooo
OPI
PI
PI
PI
PI
o+
++
++
oooooo
oooooo
ooooooo
ooo
o-oooooo-ooo
oooooooooooo
oooooooooooo
PIOPIMMWWMOMHW
+0+
++
++
+0+
++
oooooooooooo
oooooooooooo
II
II
II
II
II
I
oooooooooooo
oooooooooooo
^1-jaoaoaooooo^J-o.to.toui
OO
lDC
OC
Ti^
JC
TlC
OlD
CO
CO
lOlO
.cn
<x
>-J>
to
lo
,to
-o
io
cn
Co
o~
JC
nlO
OJC
OO
OC
OC
OlO
Cn
HO
DO
O
oo
oo
oo
oo
o
oo
o.
oo
oo
oo
•
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
o
PI
PI
PI
oPI
PI
P1
p)
PI
PI
o
++
+o
++
++
++
o
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
ooooooo-ooo
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
PIP
IP
IP
IP
IP
IO
PIP
IP
I+
++
++
+O
++
+O
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O
OOO
OOOOOO
ooo-oooooo
OOOOOOOOOO
OOOOOOOOOO
PlP
lP
lo
pjp
JP
lP
lP
lP
l+
++
O+
++
++
+oooooooooo
OOOOOOOOOO
o1
11
11
11
11
11
1'»
•o
oo
O
oo
oo
00
O0
OO
OO
OO
O0
>o
oo
o0
0O
0O
OO
OO
OO
0
oW
PI
PI
HH
HH
HH
HH
HO
O0
•Mt-3
o+
++
HH
HH
HH
HH
H-J
~J
^1
-—-
oo
.0
0.to
CTl
m-O
CO
~J
CTl
CTl
.to
.to
cn
~J
XO
oo
00
CO
-O
.to
Ui
HUI
.to
•J
CO
OJ
~J
0Z CO
00
0
00
0
00
0
00
0
PI
PI
PI
++
+0
00
oo
•o
o
00
00
00
OP
IP
IO
++
00
0
oo
oo
oo
00
0
00
00
00
00
0
PI
PI
PI
++
+0
00
00
0
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
-o
oo
oo
o-
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
PlP
lP
lP
IP
lP
lo
PlP
IP
IP
lP
lP
lo
++
++
++
0+
++
++
+0
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
PI
PI
PI
PIPI
PI
o+
++
++
+o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
.to
HH
HI-1
.to
to
OJ
CTl
<»>
-.1
^J
•-J
~J
OJ
to
0~J
•
m10
00
0CD
10
CTiCD
OJ
ro
O
cn
H-J
0-J
H(n
OJ
to
to
O
PI 1
PI 1
PI 1
0 0
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
O O
0O
00
OO
0O
0O
O
00
00
CO
0CD
CO
00
00
00
ID
O
II
II
CT
lC
OtO
CO
HID
-J
Oto
OC
O^
Jto
OJ
CO
CT
lO
JO
Jto
MC
OID
CT
iO
PI
PIP
IPJ
PIP
II
II
II
IO
OO
OO
OIX
)0
00
0C
O0
0ID
II
10
HCO
.to
CO
.to
.-J
to
0CO
H0
•
0OJ
OJ
CTl
0cn
-J
0
00
mID
to
.to
H0
0PI
PI
PI
PI
PI
PI
0
01
11
11
10
00
00
00
00
0ID
00
00
00
00
00
0
II
II
t,
W*
.fcH
U)
OH
OJ
HO
-J
-j
cn
o.t
oto
00
H.t
otO
tOC
OC
Tl
PIPI
PI
P)
PIP
II
II
II
Io
oo
oo
o0
00
00
0ID
-J
00
II
II
II
I0
00
00
0
00
00
00
PI
PI
PI
++
+000
oooooooooooo
oooooooooooo
oooooooooooooo
OO
OO
OH
HO
OO
^lD
.to
O,t
olX
>H
H-JC
T,l
X>
f<
CT
icn
—'
OO
O^
JH
HC
OO
OO
HH
-JC
Ti
CO
H.t
o-J
OH
ao
tO
tto
oo
oo
oo
oo
ocn
co
to
oo
oo
oo
oo
oP
IP
IP
IO
OO
OO
OO
OO
II
10
00
00
00
00
0o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
CD
-JIO
OO
OO
OO
OO
OOo o o
•J3
V
a
C-l
o
(r,O
i,to
.to.
to.t
o,to
.to.
to.t
o.to
.toC
OC
0CO
coco
^o
Sco
-jo
^cn
^co
tOH
Oio
co
-JC
Tic
n^^^gSS^S^^OJM^glDS^^UiScOtO^SlD^^^Ul-COtO
II
II
z
OO
OOOO
OOOO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
OOO
ooo
ooo
ooo
ooo
ooo
ooo
ooo
ooo
ooo
oooo
oooo
oooo
oooo
oooo
oooo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
ts)
H0
JC
Tl.
toO
.to
CT
lC0
Hcn
--jcn
to
co
oco
to
cn
^J
-JO
CD
.to
OC
TlO
CT
lO.t
o0
0fO
OC
TiH
Cn
Cn
ocn
cn
HC
Ti
MO
P1
WP
1W
MM
MW
MG
io
ii
i•
+•
i'
ic:
ooooooooooox
-JO~J-J-J-JO-J-J~J-J~^
',-.o
r~>O
"oo
oo
oo
oo
OO
OO
OO
OO
OgggggggggoSoooooooooo
gggggggoooooooooooooo
rts
CTl
CT
iCT
iCT
iCT
lCT
iCT
iCT
lCT
lCn
,.
Jqii
)-ID
IDID
IDID
IDID
IDIX
)"O
O'O
'OO
g'o
gO
OO
OO
jtoO
OO
OO
;toO
jtojto
;to;to
jto;to
jto;to
jtog
gS
S§
§§
iffi
il«
gg
gg
g7
S7
77
77
77
77
£O
ID
ID
ID
ID
ID
OID
OO
OO
OO
OO
OK
;O
J.to
.to>
to.to
*.
OJ
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O^
^^
^^
^—
--^
^^
^c^
c^
cn
CT
iC
TlfflC
Ti
gc^
^^
c^
cn
cn
^cn
cn
cn
cn
cn
cn
cn
cn
cn
cn
cn
cn
^^
SS
S^
^^
iDiD
^S
SS
(}.S
u.(
JlU
'Ul(
Jl(J
lU.0
1U
lU'*
^^
^Ji
fc
II
I
oo
oo
II
I
oo
oo
II
II
II
oo
oo
oo
OO
OO
OO
OJ
OJ
OJ
OJ
OJ
OJ
\U
\^
jv
*y
\±/
***
»*
*—
--»
-—
^^
i^
II
II
II
II
II
II
II
I
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oooooo
oo
oo
oo
oo
oo
oooooooooooo
II
II
II
II
II
II
II
oo
oo
oy-
1y-
1y-
1
I
I
oo
__
_•t
oC
OO
OO
JO
JO
JC
OO
JO
JO
J
II
Ililt
J-JJO
OC
OO
OvJJJ
co
.to
CD
Cn
cn
cn
co
.to
ao
OO
OC
OO
.to
HO
OC
DlO
CD
OO
H,t
oO
OO
IO
OID
OJO
ID
OJIO
OO
JID
hhhMhWWMWWWHMMC!
oioiiiiiii''I
I
^jC
ncn
CT
iCT
iCT
icn
cn
-J
Nj^icn
CT
iio
cn
cn
-Jto
OO
^lH
CT
lCD
Ch
H-O
CO
P1
P1
P1
P1
P1
PJP
1P
1P
15
0i
ii
ii
ii
"ir;
ooooooooox
II
"oo
oo
oo
-J
-J
~J
CO
II
II
II
II
II
II
>I
,I
I,
II
II
II
II
II
II
'O
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OM
tOtO
tOtO
tOtO
IO
tOtO
-J-J0
01
OIO
IO
CO
—J--J''
II
II
I
OO
OO
OO
OO
OO
oo
oo
oto
toto
toto
to
Iy
-'y-
1y-
1y-
1
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
-J
~J
-J
~J
-J
-J
Ul
>to
CO
O-J
OJ
oo
oo
oo
oo
HM
Cn
UiC
nC
ncn
tO
H_
•to
CT
iOO
-i-~
icn
ocn
.to
cn
OJcn
io.t
o
oooo
oooo
oooo
OO
HH
CD
10
O
y-'
y-'
y-1
ou>
oo
Mcn
co
Cn
rigS
SSgM
Hio
gioO
OH
OJt
OO
JhO
OJC
OC
OC
OO
JCO
CO
OJO
J-
lilt
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
J>
X)C
Ti-
~JH
CO
~JO
JO
co
cn
cn
cn
co
.to
to,t
oO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
II
II
OO
Oo
oo
oo
oo
oo
Cn
HC
Ti
,to
CD
.to
-J
tO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
CO
OC
OC
Ti
oo
oto
oo
oo
oo
oo
oo
oo
ooooooo
ooooooo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
ooooooo
ooooooo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
Cn
cn
to
oo
oo
oo
oo
oo
oo
II
II
I
II
II
oooooooo
oooooooo
oooooooo
oooooooo
,to
fOO
l0.t
otO
CT
lCn
-O
-to
OlD
CT
lHO
HC
Tll
DO
CO
coI
,to
toto
ao
ocD
toio
.to
(jl
.o
OJID
CO
oa
oiD
OJO
tOO
CT
i--JO
CO
OO
JO
-JC
Ti
co
o-Jo
^Jcn
ocn
-JO
-J
PIP
IPlp
lplp
lplp
J't
'1?
3I
II
I+
II
II
-~OOOOOOOOOK
.to.to.toUiocn.to.to.to—~
ooooo
oo
oo
oooooo
ooooo
OJ
HO
HO
JO
Ul
OJ
OO
OO
J.t
o0
0
PI I
OOOOOOOO.C
ooooooooro
ooooooooPl
oooooooo
Iooooooooo
OO
OO
OO
OO
ID
oo
oo
oo
oo
oo
oo
II
II
.toJH
KJJO
-JM
H^
.h
«cn
to
oto
oto
oto
cn
0.t
oO
IO
OIO
.to
0.t
otO
OtO
OIO
OtO
-J.t
otO
Ot0
.to
-JIO
OM
OM
MP
IM
WW
WP
IM
?)
oio
ll
iI
+i
i'
'r;
OOOOOOOOOOOON
oio
oo
o^ia
oo
oo
oo
oo
-jo
o—
-
CO
CH
O
S13
SS
SS
SS
gSS
3SS
2SS
SS
SS
^5!s
l::i
riP
i^S
S3g
S;2
SS
?2S
SS
Sas
a553
ooo
oooooo
ooo-oooooo
oooooooooooooooooo
ooooooooooooooooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo-oooooo-oooooo
ooooooooooooooooooo
ooooooooooooooooo
ooo
ooo
??S
iS?5
SS
Sg
5?m
5i5
55
£S
SiS
S5
5«
gS
s5
iioooooooooooooooo
oooooooooooooooo
ooooooooooooooooooo
oooooooooooooooooooo
ooo
ooo
ooo
ooo
ooo
ooo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o o oG
o-~
oX
o—
o o
oo
oo
ooooo
ooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oo
oo
oo
oo
Pip
iPio
PiP
iPlP
iPiP
Jo
piP
lPlP
lPiP
i+
++
O+
++
++
+O
++
++
++
ooooooooooo
ooooooooooooooooo
oooooo
oooooooooooo
oooooooooooo
oooooooooooo
CT
lCT
lCT
iCT
lCT
lCT
lCT
lCT
lCT
lCT
lCT
iCT
lID
ID
ID
ID
ID
IO
IO
IO
ID
ID
IO
IO
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
PI
p)
PIPJ
PI
PI
++
++
++
oooooo
oooooo
oooooo
oo
ooooooo-ooo
OOOOOOOOOO
OOOOOOOOOO
PIP
JP
JP
lPlP
loP
IP
JP
l+
++
++
+O+
++
OOOOOOOOOO
oo
oo
oo
oo
oo
cn
cn
cn
uicn
cn
cn
cn
cn
uicn
cn
—
oo
oo
o
oo
o•
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
Pi
PI
PI
oPI
PI
+-
++
o+
+
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oooo
oooooo
oooo-oooooo
oooooooooooooo
OOOOOOOOOOOOOOO
PI
PI
OPI
++
++O+
++
f++o
oooooooooooooo
oooooooooooooo
oooooo
oo
oo
oo
oooooo
ooo
oooooo-ooo
oooooooooooooo
oooooooooooooo
MMWMoMMMWMMoMMMMMWOMMnMMHoWnW
—+
++
++
+0
++
++
++
0+
++
o o
OOOOOOOOOOOOOO,-
_g
oO
OO
OO
OO
OO
OO
OU
IlD
OJO
JO
OC
OO
JlD
Cn
HO
OO
O—
o o o o
oo
o
-o
oo
-•
••
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
PJP
IP
IP
JP
IP
IO
PIP
IP
IH
HH
H+
+-t
-+
++
0+
++
HH
HH
oo
oo
.to
cn
cn
^J
oo
oo
oj-J.to
cn
II
II
II
II
II
II
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
~j-o
co
oo
oo
ao
oo
-j-o
.to
.to
cn
OO
lOO
JC
Tl-
JC
TlO
JlD
CO
CO
lOtO
cn
io
-J.t
oto
.to
-Jio
cn
OJO
-JtN
]
II
II
II
Ililt
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
o.
oo
oo
oo
•o
oo
oo
o•
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
PI
mP1
oPI
PI
PI
PI
PI
PI
oPI
PI
PI
PI
PJ
PI
o
++
4o
++
++
++
o+
++
++
+o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
ooooo
ooooo
ooooo
oo
oo
o
PI
PI
PI
PI
PI
PI
++
++
++
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oo
oo
oo
oo
oo
HH
-I-
1H
O
y->
y->
y-1
y^
~J
-J
CT
iC
Ti
.to
.to
OlJ>
vJU
U-JO
-50
ooooooooooooo
oo
oo
oo
oo
o
oo
o•
oo
oo
oo
•
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
o
PI
PI
PI
oPI
PI
PI
tn
PI
PI
o
++
+o
++
++
++
o
oo
oo
oo
oo
oo
o
oo
oo
oo
oo
oo
o
II
II
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
PI
PI
PI
PI
PI
PI
++
++
++
oooooo
oooooo
II
II
oooo
OOOOOOOOOO
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo
oooooo-oooooo
ooooooooooooo
ooooooooooooo
P1
P1
P1
PIP
IP
10
PIP
IP
1P
1P
1P
1+
++
++
+O
++
++
++
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
II
II
II
it*
y-'
y->
OJ
-J
—I
CT
lID
CO
Ul
H—
JP1
PI
PI
II
Io
oo
CD
00
00
l->
p~
'.t
otO
0J
CT
l
-J
-O0
JIO
O-J
oo
iden
co
oj
to~
JH
Ul
OJ
tx)
to
PI
PI
PI
PI
PI
PI
II
II
II
oo
oo
oo
CO
CO
00
CD
00
ID
CT
lCO
tOC
OH
lOID
H00
.toO
J.to
-JO
tO
OtO
-J-
-JtO
OC
OH
O-
rO
CO
CO
CT
iOJO
JO
OJO
JC
TiO
Ul-
JO
IO
fO
CO
IX
>C
T|O
OO
CT
|IX
>IO
,to
HO
OP
IP
IP
IP
IP
IP
IO
OI
II
II
Io
oo
oo
oo
oo
OlD
OO
CO
CO
OO
CO
O
,toOJ
.to
.to
HCO
OH-"
CO
HO
-O
-j
cn
o»toto
oo
H.totO
tO
CO
CTl
PJPI
PJPI
PIPI
II
II
II
oo
oo
oo
00
00
CO
ID-J
CO
PJ
PI
PI
PI
PI
PI I
oooooo
ID
00
CD
CO
00
ID
uiJX
II
II
II
oo
oo
oo
oo
PI
PI
++
oo
oo
oo
oo
oo
o50
00
0—
-J
CT
lID
K0
1C
Tl
Cn
—'
H
•—1
OH
om
f\>
,to
oo
oo
oo
oo
oo
oo
om
CD
IV)
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
oPI
PI
PI
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
o1
11
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oCD
-J
ID
oo
oo
oo
oo
oo
oo
50
a O •-3 > H o z co 50
<4
O H Z H Co
13 t"1
> o pi
S pi
z 1-3
co
13
i-t
O |Q »i
p) 3 13
fl) M C H-
ft 3 iQ OJ
13
O 3 a 0) M H-
o fl) 3 OJ
iQ OJ O CI
's CD
rt
fl)
i-t
n 13 "i
i-3
p)
PI
tr1 Z H K
13
CO
50H
OC
OC
D 5 "315
° CO 50 G n G
hp3
PJ
PI
••C
O
a to 0>(D
|QP
I0
)
co
o tr'
oC
-ltr
150
13
op
MC
OH
sP
Io
Ul
Ul
.to
.to
.to
•to
.to
•to
.to
.to
.to
.to
CO
CO
0J
OJ
OJ
CO
CO
CO
CO
OJtO
tO
tO
tO
tO
tO
tO
tO
tO
tO
HH
HH
HH
HH
HH
ZiQ
H
Ho
IDC
O~
Jcn
Ul
.to
OJ
IV)
HO
IOC
D-J
CT
lC
n.t
oC
0M
HO
lD
CD
-O
Cn
C)l.t
oC
0M
HO
lD
CD
-JC
T)C
n,t
oC
0[O
HO
lD
00
-0
CT
lC
n,t
oC
0t0
Hi-3
o Q
>O
J3
o•V
11
11
1II
11
11
1s
Htl
oO
oI-
1to
oo
to
CO
HO
OJ
oH
HH
HH
OO
HO
CT
>0
JO
OO
OO
tO
HU
llO
OI0
0JC
0O
.to
OO
t0
OH
OO
OO
OH
fl)
CO
oO
o.t
oo
oo
to
CO
Ul
oH
o,t
o0
0to
to
cn
oo
cn
o-Jco
oo
oo
ou
i-Jio
cn
oH
Cn
co
ocn
oo
ui
ocn
oo
oo
o£
Hl-
to
oo
-J
IDo
oH
-J
Ul
oC
Oo
OO
J.t
o0
00
0O
O0
JO
tO
ro
OO
OO
O.to
tO
!O
tO
OIO
.to
.to
OH
OO
Ho
to
oo
oo
o>
C>
oo
oo
Ho
oto
CT
lID
oC
no
IDH
.to
cn
Cn
00
10
00
0-JO
OO
OO
.to
OU
lO
OO
CO
O-JO
CO
OO
IO
-O
HO
O-
OO
OH
oH
-
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PJ
PI
PI
PI
PI
PJ
PI
PJ
PI
PJ
PJ
PIP
IP
JP
IP
JP
JP
JP
JP
IP
IP
IP
JP
JP
IP
IP
IP
JP
IP
JP
IP
JP
IP
JP
JO
PJP
JP
JP
IO
PJP
JP
I'T
)H
rt
13
+4-
+1
1+
+1
11
+1
+1
11
11
4-4
-1
4-1
14
-4
-4
-4
-4
-1
11
14
-1
1I
+I+
+IO
+I+
+0
++
+—
oz
ao
oo
HH
Oo
HH
Ho
Ho
HH
HH
HO
OH
OH
HO
OO
OO
HH
HH
OH
HH
OH
OO
HO
OH
OO
OO
OO
Xz
3ID
oo
oH
Ho
oH
HH
oH
oH
HH
HH
OO
HO
HH
OO
OO
OH
HH
HO
HH
HO
HO
OH
OO
HO
OO
OO
O—
H
CO
iQ 0) 3o
CO
1
IDC
Ti
to
to
1 -J
H
1
H
1
H
1
HC
nU
lC
O
1
HH
to
Cn
H
11
11
11
11
1till
II
CO
HH
lO
HH
HC
OH
Cn
H-JtO
IO
HH
HO
Hcn
CO
tO
HC
OH
HU
1H
HlO
tO
1>
13
o1
.to
.to
CO
cn
CO
H.t
oco
OU
l0
0ID
HID
OJ
CO
Cn
CO
cn
MO
JO
to
co
cn
co
co
oJro
oo
cn
co
.to
Co
cn
oH
Co
,to
ao
oto
oco
io
oj
oo
co
to
z3
CT
i.t
oH
Cn
00
to
Ul
HC
n0
0C
n-J
co
00
CT
lC
Tl
CO
IDID
CO
tO
CO
OO
OH
cn
Cn
CO
HC
O-JO
CO
OO
OH
OO
tO
OJlO
OU
IIX
IH
to.t
oO
J•*
Ja
.1
IDC
DID
to
to
CO
co
O.t
o-O
CT
iID
•oH
CT
lC
Tl
.to
.to
om
ch
io
oio
to
co
oo
Ho
iD
Ho
.to
cn
oo
^Jcn
HC
ncn
-o
-o
oco
hio
--j.to
.to
oa
0)
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
PI l
PI 1
PI 1
PJ 1
PI 1
PI 1
PJ 1
PI 1
PI 1
PI
PI
11
PI 1
PJP
lP
JP
JP
lP
IP
JP
lP
JP
JP
JP
JP
JP
lP
JP
JP
lP
JP
IP
lP
JP
JP
JP
JO
PJP
JP
JP
lO
PJP
JP
Jn
jlllllllllllllllll
+IIIIIIO
IIIIO
III
—50 o
to
"1
HH
HH
HH
HH
HH
HH
HH
HH
HH
y-*
y^
y^
y^
y^
y^
y^
y^
y-jy
-*
y^
y^
y-*
y^
y^
y^
y^
oy
^y
^y
jy
-*
y^
y^
oy
-x
y->
i-'y
-'o
y-ly
-'y
-'y
<P
IH
HH
Ho
HH
O
1
O
1
HO
1
HH
HH
HO
H
1
OH
OO
HO
HH
HO
OO
HH
HH
OO
OO
HH
OH
HO
OO
HO
OH
HH
-'
1
CO
> 13
13
o fl) H 3 0)
z H PI
Ho
Oo
HO
H,t
oO
Ho
Oo
OH
HtO
OO
OO
OO
OH
OO
OO
OO
tO
tO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
Oo
oo
iQH
oO
oH
OC
Tl
.to
OH
OO
oO
CT
lH
Ho
OO
OO
OO
Cn
OO
OO
OO
HC
OO
OO
OO
OO
OO
oo
oo
oo
o*y
fPJ
PI
-Oo
Oo
00
OC
Oto
oO
JO
oo
O-J
-J
-J
oo
oo
oo
ocn
oo
oo
oo
co
io
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
2^f
IX)
oO
oC
OO
Ul
N>
oO
Oo
oO
-J
IDH
oO
OO
OO
OH
OO
OO
OO
OC
OO
OO
OO
OO
OO
-o
oo
o-
oo
oo
M.—
PI
PI
PI
PI
PI
PI
P1
PI
PI
PJ
PI
PJ
PI
PJ
PI
PI
PI
PJ
PI
PtP
IP
IP
IP
IP
lP
IP
lP
IP
IP
IP
IP
lP
JP
IP
IP
lP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
lO
PlP
IP
IP
JO
PlP
IP
I'T
IH
•x1
44
41
41
14
14
44
41
11
++
4-4
-4
-4
+1
++
++
++
11
++
++
++
++
+0
++
++
0+
++
—s
PJ
oP
IH
oO
CD
HO
HH
OH
Oo
oO
HH
Ho
OO
OO
OO
HO
OO
OO
OH
HO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OtS
Io
pz
Ho
Oo
MO
HH
OH
CD
CD
oC
DH
HH
oO
OO
OO
OH
OO
OO
OO
HH
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
—pi z H C
O
a
fl)
rt
fl)
•-3
Ho
Oo
OO
OO
OO
OO
oO
OO
Oo
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
oo
oH
£1
'o
Oo
CD
OO
CD
OO
Oo
oo
OO
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oz
o—
OJ
(:»
oo
C1
OC
DO
OO
CD
oo
oO
OO
oO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
Oo
oo
oo
oo
';<
><
IO
oo
oC
io
CD
OO
OO
Oo
Oo
OO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
o-
OO
OO
-o
oo
350
'0C
OP
IP1
P1
PJ
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PJ
PI
PI
P1
P1
P1
PJP
1P
1P
IP
IP
1P
IP
1P
1P
1P
JP
JP
JP
1P
1P
JP
JP
IP
1P
JP
JO
P1
PJP
JP
JO
PJP
1P
IK
50H
1-I
4-y
4+
44-
+4-
44-
44
44
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
0+
++
+0
4-+
+—
f)
OC
OH
oo
oO
oO
Oo
OO
Oo
OO
OO
oO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
Xa
Ho
oC
DC
Do
OO
oO
Oo
oO
oO
Oo
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O—
tn CO
•'
ok
"i
Oo
oo
1
l\)
1—>
OO
oO
oo
oto
l\)
11
tOH
o
III
1
OO
OO
tO
HO
HO
OO
OO
OC
OO
OO
OO
OO
OO
oo
oo
oo
oC
O >CO
Oo
oo
Oo
oo
oO
oo
oID
CO
HU
lo
OO
OO
OlO
O.to
OO
OO
OO
HO
OO
OO
OO
OO
oo
oo
oo
oU
i-4
Oo
oo
IDC
Oo
oo
Oo
oo
CO
00
IDtO
oO
OO
O.to
lX
>O
CD
OO
OO
OO
CO
OO
OO
OO
OO
Oo
oo
oo
oo
ID50
Oo
oo
to
CO
oo
oO
oo
oID
CO
.to
Ho
OO
OO
.to
OO
-JO
OO
OO
OH
OO
OO
OO
OO
O-
oo
oo
-o
oo
oG
PI
Pi
PI
PI
PJ
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PJP
lP
JP
IP
lP
IP
lP
lP
JP
JP
IP
JP
JP
JP
lP
JP
JP
JP
JP
JP
IP
JP
JP
JO
PJP
IP
JP
IO
PJP
lP
Ig
\o
++
+4
-1
1+
++
++
++
11
11
++
++
+1
1+
1+
++
++
+1
++
++
++
++
+O
++
++
O+
++
—i-
r)H
oo
oo
HH
oo
oO
oo
oH
HH
Ho
OO
OO
HH
OH
OO
OO
OO
HO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OK
HG
oo
oo
HH
oo
oO
oo
oH
HH
Ho
OO
OO
HH
OH
OO
OO
OO
HO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O—
-H
53P
JP
I••
CO
Hto
CO
I-1
1
H
1
I-1
1
.to
1
.to
1
.to
1
HH
Ul
H.t
o"O
11
hcn
1
,to
1till
1
UlH
OU
l.to
OO
H.to
rO
,to
OC
TlC
OH
HH
HO
OH
,to
tO
HO
HK
>tO
>-•
OO
a fl)
M1
3-J
CO
ID
oO
J-J
Ul
IDcn
cn
ID.t
o.t
oI-"
.to
OO
J.t
oo
oito
OH
Cn
oo
to
io
to
oo
co
co
—iio
Hcn
oo
co
ojH
oo
ct,n
>h
-jo
o3
>to
cn
cn
IDC
O0
0cn
OJ
CD
oID
CT
lo
H.t
oO
IDo
HC
Tio
ao
oo
oro
uicn
oJO
Oo
oo
oi\j.to
CT
iO
OH
Oco
oo
cd
ho
-jo
oo
jcn
t\)
CO
OJ
~J
cn
CT
lcn
HC
D0
J0
JU
lH
-J
CT
lto
CO
ID.to
OJO
cn
CT
iO
Ocn
iD
tx
>cn
oo
o,to
H-jto
cn
oo
U!O
OH
CT
i-
oo
jh
-o
..t
oo
oiQ
PI
PI 1
PI l
PI 1
PI 1
PI 1
PI 1
PJ l
PI 1
PI 1
PI l
PI 1
PI 1
PI 1
PJ 1
PI 1
PI
PI
ll
PJ 1
pjp
ip
ip
ip
ip
ip
ip
jp
ip
ip
ip
ip
ip
ip
ip
jp
ip
jp
jp
jp
ip
ip
ip
jo
pjp
ip
ip
io
pip
ip
is:
1l
+l
I+
+I
11
l+
l1
11
1I-
++
I1
1IO
+I
11
O1
++
-~
cu
HH
I—*
HH
I-"
HH
HH
HI-
1H
HH
HH
HH
H'O
HH
OO
H-'H
HH
OH
H'H
Hl-'H
OO
HH
HH
OO
HH
HO
HO
OtS
!C
OH
HH
HH
HH
HH
HH
HH
HH
OH
HH
H-'O
I-'H
OO
HH
HH
OI-'l-'l-'H
t-'H
OO
I-'l-'H
HO
OH
-'l-'H
OH
OO
-—
o HC
D
C-t
O H
W^
UlV
O^
lOlO
lDID
CO
CK
CB
CD
CO
OT
OO
OD
CD
OT
-O-J
-O^
-J-J
-J-J
-J-O
Cn
moJ
"cti
uiIto
com
ho
coco
~jcn
ui.to
ojto
ho
10oo
-Jcti
cnJ^
o)to
ho
idco
-octi
cnJ=.
coto
ho
idoo
-jcn
Ul^
COto
H
III
III
II
_.'..'.'....'..'.
'..
.o
oo
oo
o*o
oO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OH
OO
OO
OH
PJPJ
OPJ
PJPJ
OPJ
PJPJ
PiPJ
"1S
SH
gH
MH
HW
HO
HIO
HO
WH
OH
MO
MW
HO
HW
WH
00
MO
IO0
0H
++
OI
+U
)-JH
OH
-OlD
OH
OO
OH
OC
OH
OJO
CO
HC
OU
,OJU
.OW
CO
Cn
H^
^O
^^
HO
OO
HO
oo
Ho
HH
OO
CO
O
oo
to
oC
Ti
IDO
O.t
oO
oo
CO
o0
0H
OO
Ul
O
oo
•C
Oo
O•
HO
OO
Jo
OO
lH
OH
OJO
HC
nO
JO
OJU
iH
OO
JU
iO
UiC
OO
lD
O.to
O.to
OlO
lO
HC
nO
Cn
HlX
IO
OO
HO
HO
HO
OH
O
II
I
II
I
II
IIIIIIIIIIIHHH
||
||
||
IIO
.to
CT
lHH
-JtO
UllO
O|
||
||
||
||
ii-ii
-ii
-'H
HH
HlO
CT
lCD
CO
tO.t
oC
OO
OU
llO
OH
-iH
'HtO
tOtO
tOtO
IO
tOlD
lOlD
lDlO
lOlO
OH
.to
HO
-J.t
olO
-JC
n-JO
ID
ID
-ID
CO
tO-
IX)
toH
toO
klt
ok
klt
olt
ok
Tj'
-j'-
J-J-
J-J-
JtO
MW
tOM
MN
JCn
Cn
Cn
Cn
UlU
iCn
OH
HH
HH
OP
IPlM
PlP
lM,-
iNri
wn
ni(
nC
Tie
nH
OO
OO
OH
Cn
cn
Cn
UlU
lCn
CT
l.to
,to
O)I
OC
O,t
o,t
oC
D.t
oH
HH
.to
CD
II
IDI
II
IDI
II
'+
-";
Sg
^S
^S
S^g
gg
gg
^U
lHro
loro
HU
l^M
HC
OH
M^lD
O-J
Cn
-OO
lDH
HM
HH
HIO
HH
HH
OK
mS
um
uS
mJjn
Sj^
lMW
Mu
lMO
lMU
Ufc
UI^
UU
Mv
lOO
Ufl
O-J
MH
Hfc
PH
Ofc
HH
HH
O-
II
to
to
Cn
-J
cn
ui
to
ro
to
CO
id
oo
00
H00
tv
jK
)H
HtO
IO
tO
HH
tO
IO
IO
tO
IO
IO
IO
HH
tO
tO
tO
HH
HH
HH
HH
H.t
o-JU
iCD
ID
OO
OIX
)C
OH
tOO
JO
JO
JtO
HIX
)iX
)H
HH
ID
lOC
ncn
--J-J---lc
nU
lCT
iU
iCT
iOJU
lCT
ilD
CT
iUlC
OO
OH
UlH
OO
CO
lDO
CO
OlD
OJC
OH
Jto
-J^
CO
CT
l
-J
c^
oJo
iD-J
iD--
JiX
)ocn
uii
X)^
iDC
naio
iDcn
CJic
niD
oco
co
CT
iCO
CT
iOo
ojp
]pl
|OO
IX
)J=
-tJ
lCn
Cn
*.l
iJlD
O-.)
Cn
-JO
lD*
.C0
J^
00
^C
D*
.HIO
lDH
l0IO
HI
t\>i-•
oi
oi
ai
Hto
oi
o.to
ui
.t.
CDcn
h-J
oocn
co-J
H-J
.tocn
hu
i.to
-Jy-
cnid
loid
cn.to
cnl\
)y-
'-j
hto
ento
tocn
-Ju
ito
toH
tocn
ui
ui
toH
t-
Oo
oo
HH
oH
o
oo
oo
to
IDo
•to
o
oo
oo
CT
icn
oID
o
o•
oo
o.
CO
Ho
CO
o
PI
OP
IP
IP
Io
PJ
PI
PI
PI
PI
"1
+O
++
+o
11
+1
+^-^
CD
oo
oo
oy
->H
CD
I--*
otM
Oo
oo
oo
HH
CD
Ho
•—
~
CO
Ol
CD
l\)
I'
10
I).'
O)
HC
Tl
H
CT
iO
lO
l
•to
O)
.to
.to
,to
to
10
LO
CO
.to
U>
OJ
L.)
U)
CO
O)
U)
.to
.to
oo
h-»
HH
HH
HH
.to
.to
.to
.to
.to
.to
,to
OO
.to.to
.to
—I
-J
-J
-J
—J
-J
—I
I-1
HH
HH
HH
OJ
OJ
CO
OJ
O)
OJ
0J
OO
OO
HO
O
cn
oO
,to
oo
OJ
oo
oo
oo
oO
OO
OC
D
oo
oo
oo
oo
oo
j1
-.1..]
.I.
I1
coid
ii)ill
IDID
IDIO
IOM
IOIO
l\>K>
.to.to
.to.to
.to.to
.toCT
,-J
-J-J
-1-J
OlP
IPI
OPJ
PIPI
OPI
PJPJ
PJPI
X.11
uiu>
tooo
cnoi
J-i-
'o
cdo
h.to
ojh
oo
oh
co
oo
co
.to
,to
,to
oo
oo
-JU
itO
Hro
cn
-j+
+o
I+
+o
++
+t+
r:
.toJ.
OJ1.0
itl.to
.to(J
I00
-II
-JU
)U
lH
-J.t
oM
.to
-JH
CT
lHlO
OlO
HC
Tl'
XIU
ltO
IDlO
C.n
lXJO
OO
HO
OO
OO
OO
OX
O^
Cn
CJU
i^O
0)O
^.O
^O
CD
Cn
C0
l0IO
lD0
JC
n0
0H
HC
DH
HC
0IO
l0~
JH
-JlD
t0O
OO
HO
OO
OO
OO
O—
II
II
II
HH
oo
oH
tO.t
oo
o
-J
to
oo
oto
oo
oo
1co
cn
oo
oH
CT
lo
oo
•cn
o•
OO
O-
to
oo
oo
OH
OO
OH
OO
OO
OO
OO
OH
OO
OH
OO
OO
OO
OO
HH
OO
OH
HP
JP
JO
PJP
IP
JO
PJP
IP
JP
JP
IS
CD
tOC
nO
Cn
t0C
D.t
olX
>.t
oO
.to
lX).
toC
0O
Cn
OU
lO0
J-J
IX>
.to
O.t
oiX
)-JC
Tit
OC
0O
0Jt0
CT
ilIO
++
+O
II
l+
+"
-)C
ntO
OM
Ol-
JC
n-J
-JO
-J-O
UlO
tOO
OO
MO
CT
lCn
^.O
*.U
lCT
i-O
Ull
DO
lX)U
l--J
HH
OO
OO
OH
HH
OO
Kt0
l0H
OH
l0IO
.to
lX).
toO
.to
lX>
.to
lX>
CJC
nO
Cn
C0
l0lD
CT
iCn
OC
nC
Tll
DC
nl0
.to
O.t
olD
Cn
HH
OO
OO
OH
HH
OO
---
I
OH
O.to
ocn
Oro
OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOP1PJ
OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
I
OO
OO
H
It
I
Oo
Hto
HH
to
to
oo
co
CO
.to
.to
HH
oo
00
CT
i-J
CT
iH
-J
•O
oo
.o
to
in
(n
ID
OP
JP
JP
Io
PI
PI
PI
PI
PI
o+
+1
o1
11
11
oo
oH
oH
HH
HH
oo
oH
oH
HH
HH
tr1
O 8 n § tu H H O z "1
o 50 o pj
oo
"1 a S o pi z H CO
50 PI
> r> H H o z CO > z a > 13
13
tr1
l-H
PJ
O "1
o 50 n pj
co
u Hi
O iQ H 0) 3 13
fl) M Cr*
H-
rt
C 3 (Q 0) 3 13
O 3 a 0)
(/)
H-
o fl)
1-1
3 0)
iQ 0)
H.
o 3 ':< CD
rt
CD
1-1
n
H PI
PI
tr1
PI
X PI
13
CO
50H
OC
OC
D s,o
S"i
CO >
CO1
3>
-3ID
50
oG
*-»
n
HG
f50
PI
PI
••
CO
a CD
M1
33
>0)
CD
•ap
i
co
oH
tr1
o
n<
HH
501
3o
pH
IC
O
H
§P
Io
Ul
Ul
•to
.to
.to
.to
.to
.to
.to
.to
.to
.to
OJ
CO
O)
CO
CO
CO
OJ
CO
co
co
to
to
to
to
tO
tO
tO
tO
tO
IO
HH
HH
HH
HH
HH
ZiQ
H
Ho
IDC
O-J
CT
lU
l.t
oO
Jto
Ho
CD
CO
-J
CT
lC
n.t
oO
Jto
Ho
IDC
O~
JC
Tl
Ul.to
O)tO
HO
lO
CO
-JC
TiU
l,to
CO
tO
HO
lO
OO
^lC
TlU
l.to
CO
tO
Hi-3
n g>
t( OJ
3 13
11
11
11
II
III
1i-
3
"-S
.
Ho
oto
HH
oo
Ho
Ho
HI-
1o
Oo
HH
HH
to
oo
oO
OO
OO
OH
OH
HO
OtO
tO
IO
OO
OO
OIO
OO
HO
HC
DC
Oto
oo
-J
00
Oo
o-o
o.t
oo
to
Cn
oO
o0
0.t
oU
lC
Oto
oo
oO
OO
OO
OO
JO
OC
TlO
OIO
-JtO
OO
OO
OU
lO
OH
Oz
HM
.to
oo
CO
IDC
Do
oID
oH
o-J
-J
oO
o0
0-J
OU
l-o
oO
OO
OO
OO
OC
TlO
-JC
0O
O.to
CT
lH
OO
OO
OC
0O
OH
O>
3"
>ID
oo
.to
Ul
.to
oo
CD
oC
Oo
co
Cn
oO
oo
IDO
H•
IDo
OO
OO
OO
OO
UlO
lD
HO
OO
OO
lD
OO
OO
OU
lO
OC
TlO
Ho
H-
PJ
PI
PJ
PI
PJ
PI
PI
PI
PI
PI
PJ
PI
PJ
PJ
PJ
PJ
PJ
PJ
PJ
PI
PI
oP
IP
JP
JP
JP
IP
IP
JP
JP
JP
JP
JP
IP
JP
JP
JP
JP
IP
JP
IP
JP
IP
IP
JP
IP
JP
JP
IP
JP
IT
]H
rt
13
1+
+1
11
++
1+
1+
11
++
+1
11
1o
1+
++
++
++
++
I+
II+
+I
11
++
++
•+
l+
+l+
~o
zc
Ho
oH
HH
oo
Ho
Ho
HH
oo
oH
HH
Ho
Ho
oo
OO
OO
OO
HO
HH
OO
HH
HO
OO
OO
HO
OH
OX
z3
IDH
oo
HH
Ho
oH
oH
oH
Ho
oo
HH
HH
oH
oo
oO
OO
OO
OH
OH
HO
OH
HH
OO
OO
OH
OO
HO
—
to
CO
iQ 0)
3o
HH
1
to
Ho
1
Cn
HC
Tl
1 -J
Ho
CO
1 cn
1
Cn
H
1
to
1
H-J
1
HtO
1 Cn
1
HH
11
HtO
1II
till
II
HO
HH
tX
)0
0O
HC
0H
C0
CT
lH
tO
.to
,to
H.to
C0
HrO
OC
0H
H1
>1
3o
1
to
oO
Jcn
o-J
Ul
-J
oU
lO
CT
l0
0U
lC
O.t
o.t
o0
0C
OC
OH
Hcn
cn
oco
ocn
ui-Jco
ocn
Hco
ix>
ocn
co
,to
co
cn
oro
uiH
o.to
H-J
z3
OC
Do
.to
o.t
oC
Ti
t\)
-o
IDO
-J
Ho
to
ID^J
OC
DH
00
CO
00
to
to
to
oto
oto
co
oo
-o
co
co
-j.to
cD
.to
cn
.to
.to
CO
CT
i^io
.to
io
ix>
•*!
a1
H^1
Ul
00
oC
Ti
CT
i.t
oC
D-J
o.t
o-J
to
ID-t
oto
IDC
OO
Cn
•C
OO
J.t
oC
OlO
OO
.to
OO
OO
CT
lC
TlC
OH
OlO
lO
IO
CT
lO
OC
nlO
ao
tO
O.to
rO
.to
oD
0)
PI 1
PI 1
PJ 1
PI 1
PJ
+P
I 1P
I 1P
I 1P
I 1P
I 1P
I+
PI 1
PJ
PJ 1
PI 1
PJ 1
PI 1
PJ 1
PI
PI
11
PI 1
o o
PJ 1
PJ l
PI
PJ
11
PIP
JP
lPJP
JP
JP
JP
JP
JP
IP
JP
JP
JP
lPJP
JP
JP
JP
lPJP
JP
JP
JP
JP
Ju
jl
+llll
+llllllllllllll
+tll
—50 n
0)
Tl
HH
HH
oH
HH
HH
oH
HH
HH
HH
HH
Ho
HH
HH
y-'O
y-'y-'y-'y-'o
y-'y-'y-'y-'y-'y-'y-'y-'y-'y-^
y-'y-'y-'y-'o
y-'y-'y-'yi
PJ
H
Oo
Ho
oH
H
1
H
1
HH
1
oH
HH
o
1
HO
HO
HH
oo
HH
HO
OO
HH
HO
HH
OH
HH
OH
HH
HH
HH
OH
OH
—C
O Hi
> 13
13
a fl) 3 0)
z H i-3
PI
Ho
oo
HO
Hto
oH
oo
oo
HH
to
OO
Oo
HO
HO
oo
oo
oto
tO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
•X)
Ho
oo
HO
cn
.to
OH
oo
oo
cn
HH
OO
Oo
OO
Cn
oO
OO
OO
OH
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
'ej
f01
PI
CD
oo
o-J
O0
0to
oO
Jo
oo
o-J
•Oto
OO
Oo
to
OIO
OO
OO
OO
00
1D
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
2Jtr
"to
oo
oto
O-o
to
oo
oo
oo
cn
Hcn
oO
Oo
•,t
oO
00
oO
OO
OO
IO
-JO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
Oo
H
sP
JP
IP
IP
JP
IP
JP
IP
IP
IP
IP
IP
IP
IP
JP
IP
JP
IP
JP
JP
JP
Io
PJ
PJ
PI
PI
PIP
JP
JP
IP
IP
JP
JP
JP
JP
IP
JP
JP
JP
JP
IP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
IP
JP
IP
IIT
)H
1+
++
1+
l1
+1
++
++
11
l+
++
+o
1+
1+
++
++
+I
1+
++
++
++
++
++
++
++
++
+—
.X
PJ
oP
IH
oo
oH
oH
Ho
1-*
oo
oo
y-»
HH
oO
Oo
oH
OH
OO
OO
OO
HH
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
tS
Io
3z
Ho
oo
Ho
HH
oH
oo
oo
HH
Ho
OO
oo
Ho
HO
OO
OO
OH
HO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O-—
z H CO
a "1
fl)
rt
fl)
H
Ho
oo
Oo
oO
oo
oo
oo
OO
Oo
oo
oO
oO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
tl
£H
oo
oo
oO
Oo
oo
oo
oO
OO
oo
oo
Oo
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O5
o.t
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oO
oo
oo
oO
oO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
s•<
HC
Do
CD
oo
oo
oo
oo
oo
oO
oo
oo
o•
CD
oO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
501
1C
OP
IP
IP
IP
JP
JP
IP
JP
IP
IP
IP
JP
IP
IP
JP
IP
JP
JP
IP
IP
IP
Io
PI
PJ
PI
PJ
pip
ip
ip
ip
ip
ip
jp
jp
jp
jp
jp
jp
jp
jp
jp
ip
jp
jp
jp
ip
ip
jp
jp
jp
irs
50
M1
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
o+
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
—o
OC
OH
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
Oo
oo
oo
oO
oo
oO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
XC
DI-
1o
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
Oo
oo
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O—
PJ
CO
£o
!<"i
Oo
oo
1
to
Ho
oo
oo
oo
to
to
1
t\)
1
Ho
oo
o
1
H
1
H
1
OH
1
OO
OO
OO
CO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
CO >
COO
oo
oo
oo
CD
oo
oo
oID
CO
Hcn
oo
oo
IDID
oco
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O1
3H
Oo
oo
CD
-J
oo
oo
oo
o.t
oC
DC
Tl
Ho
oo
oID
Ul
O-J
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OID
50
Oo
oo
IDco
oo
oo
oo
o-J
co
.to
.to
oo
oo
•ID
CT
lo
oo
OO
OO
OO
tO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
oG
PI
PI
PI
PJ
PI
PI
PJ
PI
PI
PI
PJ
PI
PJ
PJ
PI
PI
PJ
PI
PJ
PI
PI
oP
JP
JP
IP
IP
IP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
JP
IP
IP
IP
JP
JP
JP
IP
IP
JP
IK
\o
++
++
11
++
++
++
+1
11
1+
++
+o
11
+1
++
++
++
1+
++
++
++
++
++
++
++
++
+—
It)
Ho
oC
Do
HH
oo
oo
oo
oH
HH
Ho
oo
oo
HH
OH
OO
OO
OO
HO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OK
HG
oo
oo
HH
oo
oo
oo
oH
HH
Ho
oo
oo
HH
OH
OO
OO
OO
HO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
OO
O—
tr1
50P
IP
I••
CO
Ul
to
.to
co
1
CO
1
CO
1
Ho
HH
H
1
co
1
Hto
HH
O
1
to
oo
1
.to
to
co
1
OH
till
III
HH
HtO
OO
tO
tO
OO
OO
HO
OO
OO
HO
OH
HO
O
a CD
l~t
TJ
CO
oto
CT
ito
to
CD
oco
00
CD
to
IDC
Tl
to
CD
O-J
oo
CT
lC
Oo
O-J
Cn
-JC
ncn
OO
OJH
OO
OO
CT
iO
OO
OO
tO
OO
HC
OO
O3
>o
CT
lC
Ti
HH
co
CT
io
to
-o
00
-J
IDH
CT
lH
O0
Jo
ocn
Cn
Cn
O.t
otO
CO
ito
lD
OO
CD
IO
OO
OO
CO
OO
OO
OO
JO
OtO
OJO
O0)
CD
CD
.to
HO
JH
HC
Oo
to
HH
-J
IDU
lC
OID
Oo
oo
y-»
•to
OJ
OO
HC
TlC
n-JO
OC
OH
OO
OO
CO
OO
OO
OO
OO
UllO
OO
iOP
IP
I 1P
J 1
PJ 1
PJ 1
PI 1
PI 1
PI 1
PI
+
PI 1
PI 1
PJ 1
PI 1
PI 1
PI
PI
PI 1
PJ
+P
I 1P
JP
J+
+P
I 1o o
PJ 1
PI 1
PJ
PJ
+1
pip
jM
pjp
ip
jp
ip
ip
jp
jp
ip
jp
ip
jp
jp
ip
jp
jp
ip
jp
jp
jp
ip
ip
jjs:
11
1I+
+I
I+
4+
+I+
++
++
I+
+I
1+
+„
0)
HH
HH
HH
Ho
HH
HI-
1H
HH
Ho
Ho
oH
oH
HO
HH
HH
HO
OH
HO
OO
OH
OO
OO
OH
OO
HM
OO
CM
0)
HH
HH
HH
Ho
HH
HH
HH
HH
oH
oo
Ho
HH
OH
HH
HH
OO
HH
OO
OO
HO
OO
OO
HO
OH
HO
O—
OH
tHH
c_,
O
SSgS
25SS
^SSS
3SS2
SSSS
ii^^s
!iid^
^SS3
gS2S
S2SI
SSi!S
Sa2i
SB§
III
III
'.........
"oO
OO
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
o"o
oo
oo
oo
"oo
oo
oo
oo
oo
oPI
PJPI
PJo
oPJ
WPI
P)2
S2
g2
rOH
HIO
HO
HM
HO
WH
OH
IOO
HC
OH
OH
CO
HC
OlO
tOO
IOIX
>0
0+
+I
IO
O+
++
+^
MH
OH
^O
HO
OO
HO
MM
wS
wM
MM
fctJ
IOW
O.t
o0
0O
0).
toO
IOlD
CT
iOC
Til
X>
tOH
lX>
-OO
-Jl0
HC
TiH
CT
lOC
Til
i
oo
toto
oo
to
CO
OO
OJ
IOO
Oto
.to
OO
OO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
HO
to
O
HC
Ti
PJ
PI
PI
II
—y-
1y-
1P
<•to
tO
CT
iO
Cn
l0
.to
OO
HH
OO
OO
OO
HH
HH
HO
OO
OO
UlU
lUlU
lUiU
lUlC
OO
JO
JO
JO
JC
OC
O-J
-O-O
-J^
I-O
-JC
nC
TlC
TlC
TiC
TiC
Ti
-O0
0C
DC
DC
DC
D-0
CD
IDlX
>lD
lDlD
a0
rOC
0C
0*
>C
0C
0IO
*.U
lUlC
TlU
lUl
-O
H.t
ocn
.to
H-o
-Jcn
co
oo
oo
cn
-JiO
CT
iiD
oix
>C
T!ix
>H
O-Jto
-o
oC
OlD
lDlD
lDlD
OJlD
OO
OJO
OlO
tOC
TlH
OJH
CT
itO
H^
lDO
lDJ^
CD
ID
ID
ID
ID
CTlCO
.toUl
.to
Cn
*-
-o
co
-o
CO
to
OID
O
MtO
tOM
rO
tOtO
HH
MM
tOH
HM
MM
MM
IO
MH
HH
MH
HH
HH
HH
H(n
-JC
DO
OO
O-J
UlC
DlX
IOH
OlD
OO
OH
tOO
JrO
HO
CO
CO
lDO
lDO
OO
OC
Tl-
OlD
lDlD
„„„
ISco
SS
cnC
oIS
coS
^O-O
CT
lCO
aj-O
lDM
lXl^
CO
O-J
CX
lHO
O-O
OO
OlD
HC
OH
lDO
Ojt
oOO
O
HH
^1
OO
.to
..
IX)
IX)CO
PI
co
cn
l.toUl
H
tO
CO
H
I
I
.to
-J
CO
CO
.to
.toto
-J
o
ID
IO
PI
PJ
PI
II
I
o o oo
OO
oo
oo
HH
.to
OO
O-J
CT
lC
Ti
OO
O
CD
CT
CO
CO
iX>
OJC
OC
nC
n!O
OM
OtO
Cn
HiX
)W-O
OJ^
HH
lDC
n.t
oU
l<X
)H^
torO
£M
CIJ
.to
lXlH
lO.t
oC
DH
CO
OJ.
toO
JOJH
OC
OO
.to
OC
OO
CO
CO
CO
Cn
OO
aOC
OO
.to
lOC
DM
.to
OI
++
+O
JCO
HO
HC
DO
)CD
OC
OU
lCD
OaO
OJ-
JCD
,to
CD
-JC
OC
DID
IOIX
>tO
lOC
DO
,to
.to
-J.t
o,t
oO
CO
HC
TlC
OC
TiH
CO
lXIC
nO
J-J
CO
Ull
DH
HiX
IIO
IDH
HO
HC
n^
Cn
HO
IXlH
-JH
-OH
IX)
OO
O-
•O
Oo
oo
oo
oo
oo
oo
o
I
hh
en
ui
oen
ID
to
CTl
CO
.to
CTi
PJ
PJ
PI
II
I
-J
OJ
CTiUl
.to
CTl
PI
PJ
II
y-'
y-'
y-1
y-1
l
OH
H
OtO
IDC
nO
J
IDtO
O o
HO
cn
o
oo
CD
OP
lP
JP
lP
lP
lp
l"1
II
+ ots
i
o-—
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
III
IU
lU)U
(JU
)U
UW
MI\)
MM
WW
fcfc^
*^
^fc^
^C
»(JI(Il(
Ill
Jlt
.t>
^*
>*
'il'
*0
InIn
'cnIn
Incn
cn'cn
'enTl
TlTl
'cncn
oo
oo
oo
'o'co
'10co
IDid
IDid
Hto
coco
toto
hW
WPJ
PJ0
Jun
-J0
0-J
cn
0JU
i(X
)Oo
oiD
Ui^
-JC
0C
DC
D-j
^M
cn
-ocD
-0C
nM
iDiX
)HC
0H
^^
++
+I
.to
oit
sjc
oM
cn
^cn
oJco
cn
oJco
cn
oiH
Hcn
HH
Co
cn
co
cn
-o
cn
co
cn
Hco
co
HC
oco
HO
IJCO
Ui.to
(Ji
OJH
O00
-~1cn
-JCD
OOl
IX)
Uito
CnCO
CTl
CTiUl
CD00IDUl
CTiID
^1CO
OOj
-JCO
O
II
II
II
Ito
toto
toto
toto
OO
Oo
cn
OO
.to
OO
IO
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
PI
PI
PJ
PI
PI
PI
++
++
++
II
II
II
II
II
II
II
I
OH
OO
OH
OO
HO
OO
HO
OH
OO
OH
OO
HO
OO
HO
HH
OO
OH
HC
DM
Cn
OC
nM
CD
Jto
O^
OJto
O^
MO
Cn
OU
lOIO
UlO
^O
^O
Ult
OC
Ojt
oO
ito
CO
K)
-O
HO
OO
CO
H-IU
IU
ltO
OtO
UlU
lOO
CT
lOC
TiO
OO
OO
tOO
tOaO
OO
.to
.to
00
OO
OC
0,t
oO
U!H
OH
UlO
Cn
lO
t0
OIO
N)U
iC
O-J
to
oto
-J
00
to
to
ix
)o
ix
>to
to
.to
oo
oo
oo
oo
oo
II
y->
y-'
oo
-J
to
oo
to
.to
oo
,to
.to
oo
PI
PI
PJ
PJ
II
++
oo
oo
ooooo
oooooo
oo
oo
o
II
I
oo
Xo
o—
o o o o
oy-
1to
^>
o
OCO
OID
oO
00
.toID
Oo
-o
oj
oo
PJ
PI
PI
PI
PI
PJ
+I
II
++
oo
«:
oo
—
oy-
1o
y-1
oco
oco
O-J
OC
Ti
OC
nO
o
PI
PJ
PJP
J+
1+
1O
HO
HO
HO
H
OO
OO
OJ
.to
o ocn
oj
OO
CT
iID
Pl
PIp
iP
iP
iPI
X+
++
+I
I~
oo
oo
y-'
y-~
tsi
OO
OO
HH
—
O o o
ooooooooooooooooooooooooooooooooooo
ooooooooooooooooooooooooooooooooooo
ooooooooooooooooooooooooooooooooooo
ooooooooooooooooooooooooooooooooooo
oo
oo
oo
oo
o s o o X ts
H i-3
H o z to I IJ
o 50
o PJCO
^
50 pl
> o H H o z CO > z a > 13
13
f H Pl
o "I
o 50 CD Pl
CO
13
ii
o (Q l-l
0) 3 13
a> n ir y-
rt
c 3 iQ 0)
3 13
o 3 a 0) CO
p-
o CD
ti 3 OJ
iQ 0)
o
H o 3 CD
rt
CD
l"l
K1
3C
O50
MO
CO
CD T ;c
ok
"iC
O ftCO
13
i-4
ID50
oG
\n G
hyo
PI
Pl
••
CO
a ID >1
13
3>
0)C
DIQ
tr)
11)
TJ
co O
Htr
"ro