perencanaan ekonomi kesehatan

22
ANALISIS AIR BERSIH DAN SANITASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Nama Dosen : Vera Yulyani, S.Kep, MPH. Disusun Oleh: Sandi Aprianto (113.C.0001) Aldi Fadilah (113.C.0002) Rati (113.C.0003) Septiyo Soleman (113.C.0004) Sarifatun Khasanah (113.C.0011) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT 1

description

kesehatan masyarakat

Transcript of perencanaan ekonomi kesehatan

Page 1: perencanaan ekonomi kesehatan

ANALISIS AIR BERSIH DAN SANITASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan

Nama Dosen : Vera Yulyani, S.Kep, MPH.

Disusun Oleh:

Sandi Aprianto (113.C.0001)

Aldi Fadilah (113.C.0002)

Rati (113.C.0003)

Septiyo Soleman (113.C.0004)

Sarifatun Khasanah (113.C.0011)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA CIREBON

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

2015

1

Page 2: perencanaan ekonomi kesehatan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur Kami panjatkan kepada sang Kuasa, Allah SWT, atas

hidayah dan karunia-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan

judul “Analisis Kasus Kemanan Air Bersih”.

Sholawat serta salam Kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang

telah mengentaskan kita dari zaman kegelapan menuju zaman penuh cahaya.

Makalah yang akan Kami paparkan pada kesempatan kali ini berjudul “Analisis

Kasus Kemanan Air Bersih”, dengan segala kemampuan dan keterumah sakitatasan

Kami. Alhamdulillah dapat terselesaikan meskipun banyak kendala-kendala yang Kami

hadapi.

Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu Kami

membuka kesempatan yang selebar-lebarnya untuk dapat memberikan kritik dan saran

demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi teman-teman semua,

khususnya demi penambahan ilmu serta wawasan kita dalam ilmu Perencanaan dan

Evaluasi Kesehatan. Amin.

Cirebon, 06 Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

2

Page 3: perencanaan ekonomi kesehatan

Halaman Judul

Kata Pengantar...................................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................2

1.3. Tujuan ....................................................................................................................................2

1.4. Manfaat ..................................................................................................................................2

BAB II Kerangka Teori.......................................................................................................................3

2.1. ...............................................................................................................................................3

2.2. ...............................................................................................................................................5

BAB III Pembahasan ..........................................................................................................................7

2.1. ...............................................................................................................................................7

2.2. ...............................................................................................................................................8

2.3. ...............................................................................................................................................9

2.4. .............................................................................................................................................10

2.5. .............................................................................................................................................10

BAB IV Penutupan ...........................................................................................................................11

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................11

B. Saran ....................................................................................................................................12

Daftar Pustaka ...................................................................................................................................13

BAB I

3

Page 4: perencanaan ekonomi kesehatan

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proyek Air Bersih dan Sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah tahap

kedua, atau the second water and sanitation for the low in-come communities

project (WSLIC-2) yang merupakan kerjasama antar Bank Dunia dengan

Departemen Kesehatan; Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(BAPPENAS); Departemen Pekerjaan Umum; Departemen Dalam Negri;

Departemen Pendidikan; dan Departemen Keuangan mulai dilaksanakan di

Indonesia sejak tahun 2000.

Proyek ini bertujuan untuk: meningkatkan derajat kesehatan, produktifitas,

dan kualitas hidup masyarakat miskin di pedesaan yang kurang mendapat akses air

bersih dan sanitasi dasar; seluruh kegiatannya berfokus pada upaya memperbaiki

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat); meningkatkan akses air bersih dan

sanitasi dasar; juga meningkatkan partisipasi masyarakat.

Di kabupaten Lumajang, Jawa Timur, proyek ini di mulai pada tahun 2002,

dan saat ini 75 persen warga sasaran didesa-desa yang dikunjungi oleh tim peneliti

sudah memiliki akses air bersih yang disediakan oleh proyek WSLIC (meskipun

rasio jumlah tangki air berbanding jumlah rumah tangga masih cukup tinggi, yaitu

antara 25 sampai 43 berbanding 1). Setidaknya jarak yang ditempuh warga untuk

mendapat air sudah berkurang dan kualitas air juga meningkat. Kualitas hidup

masyarakat mengalami peningkatan, dalam hal waktu yang diperlukan untuk

mencari air berkurang, penghasilan dan tabungan bisa bertambah; dan pikiran

mereka menjadi lebih tenang.

Salah satu hal yang menarik, tersedianya air bersih menjadi salah satu faktor

yang mendorong keberadaan Taman Kanak-Kanak baru di dua desa di Lumajang;

karena sekarang orang tua sudah bisa meluangkan waktu dan uang untuk

mengantar anak-anak mereka kesekolah dan membayar guru. Rasa kepemilikan

terhadap sarana air bersih yang dirasakan warga juga meniingkat; bahkan ada yang

bersedia menaikkan iuran pemeliharaan agar bisa membiayai fasilitas yang lebih

mahal.

Namun kesinambungan proyek ini masih menjadi satu pertanyaan yang

belum terjawab, mengingat disatu desa masih timbul masalah-masalah pengelolaan

dan perawatan; sementara sedikitnya di suatu desa lain, Unit Pengelola Sarana

(UPS) hanya dibayar jika ada kerusakan ada fasilitas air, sehingga mengurangi

4

Page 5: perencanaan ekonomi kesehatan

komitmen petugas. Selain itu, sulit untuk mengatakan apakah proyek ini benar-

benar telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan warga, karena data yang

mendukungnya juga tidak memadai.

Memang perilaku hidup sehat dikalangan masyarakat telah membaik sejak

proyek dimulai, tapi kemungkinan besar hal ini lebih di sebabkan oleh tersedianya

air bersih, daripada kegiatan di bidang kesehatan lain yang juga merupakan bagian

dari proyek ini. Salah satu tujuan proyek, yaitu meningkatkan partisipasi

masyarakat, telah berhasil membuat warga menjadi lebih berinisiatif dalam

meningkatkan aspek-aspek kehidupan desa yang lain.

Misalnya, di satu desa, warganya mencontoh skema iuran pemeliharaan

fasilitas air mereka, untuk membiayai pembangunan jlanan semen sepanjang 2 KM.

Adapun faktor-faktor yang mendukung keberhasilan proyek ini yaitu; besarna

dukungan tokoh masyarakat; sarana air bersih yang dirancang dengan baik;

peraturan pemakaian air yang efektif; peranan UPS (di sebagian besar lokasi); juga

adanya roses pemilihan pendukung proyek yang sudah dilakukan dengan cermat di

tingkat desa; kemudian yang terakhir, pemberlakuan desentralisasi dari tingkat

pusat.

Pada awalnya, sejumlah warga masih enggan untuk berpartisipasi dalam

proyek ini, antara lain: tingginya biaya pemeliharaan yang tidak sesuai dengan

perkiraan; adanya pengalaman buruk dengan proyek-proyek air bersih sebelumnya;

dan adanya kendala bahasa; selain itu, di satu desa, pembagian sumber air telah

menimbulkan konflik sementara pada beberapa kasus, sejumlah anggota UPS

menjadi tidak termotivasi untuk menjalankan tugasnya, karena bukan penduduk

asli desa tersebut, atau karena tidak mendapat bayaran secara berkala.

Ketergantungan yang tinggi pada fasilitator dan dukungan dana dari luar juga

bisa mengancam kesinambungan proyek ini, sementara untuk menilai hasilnya

masih sangat sulit, apalagio tanpa adanya standar atau pemantauan yang efektif-

terutama untuk menilai dampaknya bagi kelompok sasaran khusus, yaitu

perempuan, anak-anak, dan warga miskin.

1.2. Identifikasi Masalah

5

Page 6: perencanaan ekonomi kesehatan

1. Bagaimana Meningkatkan akses air bersih dan sanitasi dasar bagi masyarakat berpenghasilan rendah?

2. Apa yang menjadi kendala dalam mengidentifikasi kelompok sasaran ?

3. Apa kekurangan dari pengumpulan dan analisis data proyek ?

4. Bagaimana manajemen proyek yang efektif ?

5. Konflik yang timbul karena tumpang tindihnya proyek dengan program kartu sehat?

1.3. Prioritas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat diambil prioritas masalah yaitu:

1. Bagaimana pengaruh dari perubahan bidan TPC menjadi bidan PTT

1.4. Tujuan

Umum

Untuk menekan angka kematian ibu dan anak dalam program Keselamatan Ibu (Safe Motherhood)

Khusus

1. Untuk mengidentifikasikan dalam mencapai kelompok sasaran2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak3. Untuk membuat para bidan memenuhi tanggung jawabnya melayani ibu

hamil miskin4. Keputusan perencanaan yang baik dan efektif dalam menyelesaikan masalah

1.5. Manfaat

Bagi Penulis

Belajar mengambil langkah-langkah Decisin Making (Keputusan Perencanaan) dalam bidang Kesehatan Masyarakat

Bagi Umum

Menambah pengetahuan mengenai program Kesehatan Masyarakat, terutama mengenai Program Keselamatan Ibu (Safe Motherhood).

BAB II

6

Page 7: perencanaan ekonomi kesehatan

PENDAHULUAN

2.1. Proses Pengambilan Keputusan

(1).Menurut Simon (1960)

Simon (1960) mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan

keputusan. Proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu :

1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup

problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses,

dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis

alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti

masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.

3. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif

tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian

diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

Ketiga langkah proses pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh

Simon (1960) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Fase Proses Pengambilan Keputusan

Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak

berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna

menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif. Dalam hal ini,

Model Simon juga menggambarkan kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM)

7

Page 8: perencanaan ekonomi kesehatan

dan Ilmu Manajemen/Operations Research (IM/OR) terhadap proses pengambilan

keputusan.

Dari gambar dan deskripsi di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik

(PDE) dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan IM/OR

berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung yang berarti pada

tahap design.

(2).Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo

Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo Proses Pengambilan Keputusan

terdiri atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut :

Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan

dalam organisai dan bertanggung jawab sebagai pimpinan organisasi serta harus

memutuskan sesuatu jika dalam organisasi tersebut muncul masalah.

Masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah

tersebut memiliki macam-macam sifat, bentuk dan kompleksitasnya.

Setelah ditelaah, kemudian harus dianalisis situasi yang mempengaruhi

organisasi dan masalahnya.

Menelaah keputusan yang dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah alternatif-

alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing untuk

kemudia dipilih satu di antara alternatif-alternatif tersebut yang dianggap paling

tepat

Setelah keputusan diambil, kemudian keputusan itu dilaksanakan.

Keberhasilannya tergantung pada jiwa dan manajemen dari kepemimpinan.

Proyek Air Bersih dan Sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah tahap

kedua, atau the second water and sanitation for the low in-come communities

project (WSLIC-2) yang merupakan kerjasama antar Bank Dunia dengan

Departemen Kesehatan; Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(BAPPENAS); Departemen Pekerjaan Umum; Departemen Dalam Negri;

Departemen Pendidikan; dan Departemen Keuangan mulai dilaksanakan di

Indonesia sejak tahun 2000.

8

Page 9: perencanaan ekonomi kesehatan

2.2. Analisis Masalah

2.2.1. Identifikasi masalah dengan menggunakan Metode Unsur Perencanaan

Unsur

Perencana

an

Penjelasan

Rumusan Misi Untuk menekan angka kematian ibu dan anak dalam

program Keselamatan Ibu (Safe Motherhood) dalam

program “Kontrak Berbasis Kinerja untuk Bidan”

(Targeted-Performance-based-Contract/TPC)

Masalah yang

Ingin

Diselesaik

an

1. Bagaimana pengaruh dari perubahan bidan

TPC menjadi bidan PTT ?

2. Apa yang menjadi kendala dalam

mengidentifikasi kelompok sasaran ?

3. Apa kekurangan dari pengumpulan dan analisis

data proyek ?

4. Bagaimana manajemen proyek yang efektif ?

5. Konflik yang timbul karena tumpang tindihnya

proyek dengan program kartu sehat

Rumusan

Tujuan

1. Untuk mengidentifikasikan dalam mencapai

kelompok sasaran

2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan ibu dan anak

3. Untuk membuat para bidan memenuhi

tanggung jawabnya melayani ibu hamil miskin

4. Keputusan perencanaan yang baik dan efektif

dalam menyelesaikan masalah.

Rumusan

Kegiatan

Departemen Kesehatan berpendapat bahwa proyek

ini awalnya bertujuan untk membantu

swastanisasi para bidan di desa. Mekanisme

pelaksanaan proyek adalah dengan memberikan

sebuah buklet berisi kupon prabayar untuk

layanan bidan tertentu kepada semua

9

Page 10: perencanaan ekonomi kesehatan

perempuan hamil miskin di desa tempat bidan

TPC bertugas, hal ini diharapkan akan

mendorong calon ibu untuk menjalani

perawatan kehamilan. Para bidan TPC akan

mendapat bayaran sesuai jumlah kupon yang

ditukarkan, sehingga pada akhirnya mereka

juga akan terdorong untuk mendatangi pasien

yang miskin.

Asumsi

Perencana

an

1. Positif: pertama, sistem kupon memungkinkan

warga miskin untuk mendapat pelayanan bidan; dan

kedua, sistem kupon dirasa cukup efektif untuk

membuat para bidan memenuhi tanggung jawabnya

melayani warga miskin.

2. Negatif: sulitnya mengidentifikasi dan mencapai

kelompok sasaran’ kurangnya penyebaran informasi

proyek; kurangnya pengumpulan dan analisis data

proyek; juga manajemen proyek yang tidak efektif;

maupun konflik yang timbul karena tumpang tindihnya

proyek ini dengan program kartu sehat.

Strategi

Pendekata

n

Pendekatan Institusi yang memerlukan

legalitas dan regulasi dalam mendukung

proyek tersebut yang merupakan salah

satu kebijakan Kemenkes RI yang

bertujuan untuk memantapkan kesinambungan

layanan kesehatan tingkat desa bagi para ibu.

Kelompok

sasaran

Di sepuluh kabupaten di Indonesia. Termasuk

Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Semua

perempuan hamil miskin di desa tempat bidan

TPC bertugas.

Waktu Sejak tahun 1998 – 2003. Kemudian pada

bulan November 2004, pemerintah pusat

memperbolehkan para bidan TPC untuk

berubah status menjadi bidan kontrak PTT,

10

Page 11: perencanaan ekonomi kesehatan

Pemda Pemalang pun menghentikan sistem

kupon, sistem kontrak PTT, memungkinkan

pemda untuk menghemat dana APBD.

Organisasi&N

akes

Depkes, Pemda, Puskesmas, Bidan TPC

dan Bidan PTT

Biaya Didanai oleh Bank Dunia dan dana APBD.

Penilaian

Keberhasil

an

Selama pelaksanaan proyek, terjadi penurunan

angka kematian ibu di Kabupaten Pemalang, dari 51

persen per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1997

menjadi 32 pada tahun 2003. Walaupun, penurunan

ni sepertinya bukan disebabkan oleh pelaksanaan

proyek TPC, tetapi setidaknya proyek ini

memungkinkan adanya pelatihan dari pemerintah

pusat kepada bidan di desa, sehingga meningkatkan

kualitas pelayanan bidan, dan hal inilah yang

berdapak pada penurunan angka kematian ibu.

2.2.2.Pengambilan Keputusan dalam prioritas masalah dengan menggunakan Analisis SWOT

Kekuata

n (S)

Kelemaha

n (W)

Peluang (O) Ancama

n (T)

1. Man:

Nakes,

Bidan TPC,

Bidan PTT

2. Money:

bank dunia

dan APBD

3. Material:

alat-alat

kesehatan

pada

pelayanan

1. sulitnya

mengidentifik

asi dan

mencapai

kelompok

sasaran’

2. kurangnya

penyebaran

informasi

proyek;

3. kurangnya

pengumpulan

1. Jumlah bidan

desa PTT di seluruh

Indonesia lebih 40

ribu orang

2. Perubahan

Bidan TPC ke Bidan

PTT dapat

menghemat dana

APBD.

3. Adanya

regulasi dan legalitas

dari pemerintah

11

Page 12: perencanaan ekonomi kesehatan

kesehatan

ibu hamil.

4. Metode:

Top Up ke

Bottom Up.

5. Mechine:

sarana&pr

asarana

penunjang.

6. Market:

Semua

perempuan

hamil miskin

di desa tempat

bidan TPC

bertugas.

dan analisis

data proyek;

4. manajemen

proyek yang

tidak efektif;

5. konflik yang

timbul karena

tumpang

tindihnya

proyek ini

dengan

program kartu

sehat.

pusat.

4. Bantuan dana

Bank Dunia dan dana

APBD

2.3. Program Yang Akan Diambil

1.1 Lokasi PenelitianLokasi penelitian ini berada di Desa Kepunduhan Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

12

Page 13: perencanaan ekonomi kesehatan

1.2 Strategi Pengambilan KeputusanMenurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo

Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut : Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan

dalam organisai dan bertanggung jawab sebagai pimpinan organisasi serta harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasi tersebut muncul masalah.

Masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah tersebut memiliki macam-macam sifat, bentuk dan kompleksitasnya.

Setelah ditelaah, kemudian harus dianalisis situasi yang mempengaruhi organisasi dan masalahnya.

Menelaah keputusan yang dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing untuk kemudia dipilih satu di antara alternatif-alternatif tersebut yang dianggap paling tepat

Setelah keputusan diambil, kemudian keputusan itu dilaksanakan. Keberhasilannya tergantung pada jiwa dan manajemen dari kepemimpinan.

1.3 Rumusan MasalahDari latar belakang diatas, saya dapat mengetahui beberapa permasalahan dari

materi Analisis Kasus Proyek Air Bersih dan Sanitasi proyek air bersih dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebagai berikut:1. Apa proyek air bersih dan sanitasi tesebut?2. Bagaimana analisis kasus di Desa Kepunduhan Kecamatan Dukupuntang

Kabupaten Cirebon dengan teori pengambilan keputusan?

BAB IIPENGAMBILAN KEPUTUSAN

13

Page 14: perencanaan ekonomi kesehatan

proyek air bersih dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Kepunduhan Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IVPENUTUP

1.1. Kesimpulan

14

Page 15: perencanaan ekonomi kesehatan

1.2. SaranAlhamdulillah, makalah telah kami selesaikan. Kami menyadari bahwa

makalah ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami mohon kritikan dan saran dari teman-teman semuanya, khususnya kepada Ibu. Vera Yulyani, S.Kep, MPH. demi kelengkapan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi kita semua khususnya dalam mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

15