perencanaan ekonomi kesehatan
-
Upload
septiyo-soleman -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of perencanaan ekonomi kesehatan
ANALISIS AIR BERSIH DAN SANITASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan
Nama Dosen : Vera Yulyani, S.Kep, MPH.
Disusun Oleh:
Sandi Aprianto (113.C.0001)
Aldi Fadilah (113.C.0002)
Rati (113.C.0003)
Septiyo Soleman (113.C.0004)
Sarifatun Khasanah (113.C.0011)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA CIREBON
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
2015
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji Syukur Kami panjatkan kepada sang Kuasa, Allah SWT, atas
hidayah dan karunia-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
judul “Analisis Kasus Kemanan Air Bersih”.
Sholawat serta salam Kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah mengentaskan kita dari zaman kegelapan menuju zaman penuh cahaya.
Makalah yang akan Kami paparkan pada kesempatan kali ini berjudul “Analisis
Kasus Kemanan Air Bersih”, dengan segala kemampuan dan keterumah sakitatasan
Kami. Alhamdulillah dapat terselesaikan meskipun banyak kendala-kendala yang Kami
hadapi.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu Kami
membuka kesempatan yang selebar-lebarnya untuk dapat memberikan kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi teman-teman semua,
khususnya demi penambahan ilmu serta wawasan kita dalam ilmu Perencanaan dan
Evaluasi Kesehatan. Amin.
Cirebon, 06 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
2
Halaman Judul
Kata Pengantar...................................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................2
1.3. Tujuan ....................................................................................................................................2
1.4. Manfaat ..................................................................................................................................2
BAB II Kerangka Teori.......................................................................................................................3
2.1. ...............................................................................................................................................3
2.2. ...............................................................................................................................................5
BAB III Pembahasan ..........................................................................................................................7
2.1. ...............................................................................................................................................7
2.2. ...............................................................................................................................................8
2.3. ...............................................................................................................................................9
2.4. .............................................................................................................................................10
2.5. .............................................................................................................................................10
BAB IV Penutupan ...........................................................................................................................11
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................11
B. Saran ....................................................................................................................................12
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................13
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proyek Air Bersih dan Sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah tahap
kedua, atau the second water and sanitation for the low in-come communities
project (WSLIC-2) yang merupakan kerjasama antar Bank Dunia dengan
Departemen Kesehatan; Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS); Departemen Pekerjaan Umum; Departemen Dalam Negri;
Departemen Pendidikan; dan Departemen Keuangan mulai dilaksanakan di
Indonesia sejak tahun 2000.
Proyek ini bertujuan untuk: meningkatkan derajat kesehatan, produktifitas,
dan kualitas hidup masyarakat miskin di pedesaan yang kurang mendapat akses air
bersih dan sanitasi dasar; seluruh kegiatannya berfokus pada upaya memperbaiki
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat); meningkatkan akses air bersih dan
sanitasi dasar; juga meningkatkan partisipasi masyarakat.
Di kabupaten Lumajang, Jawa Timur, proyek ini di mulai pada tahun 2002,
dan saat ini 75 persen warga sasaran didesa-desa yang dikunjungi oleh tim peneliti
sudah memiliki akses air bersih yang disediakan oleh proyek WSLIC (meskipun
rasio jumlah tangki air berbanding jumlah rumah tangga masih cukup tinggi, yaitu
antara 25 sampai 43 berbanding 1). Setidaknya jarak yang ditempuh warga untuk
mendapat air sudah berkurang dan kualitas air juga meningkat. Kualitas hidup
masyarakat mengalami peningkatan, dalam hal waktu yang diperlukan untuk
mencari air berkurang, penghasilan dan tabungan bisa bertambah; dan pikiran
mereka menjadi lebih tenang.
Salah satu hal yang menarik, tersedianya air bersih menjadi salah satu faktor
yang mendorong keberadaan Taman Kanak-Kanak baru di dua desa di Lumajang;
karena sekarang orang tua sudah bisa meluangkan waktu dan uang untuk
mengantar anak-anak mereka kesekolah dan membayar guru. Rasa kepemilikan
terhadap sarana air bersih yang dirasakan warga juga meniingkat; bahkan ada yang
bersedia menaikkan iuran pemeliharaan agar bisa membiayai fasilitas yang lebih
mahal.
Namun kesinambungan proyek ini masih menjadi satu pertanyaan yang
belum terjawab, mengingat disatu desa masih timbul masalah-masalah pengelolaan
dan perawatan; sementara sedikitnya di suatu desa lain, Unit Pengelola Sarana
(UPS) hanya dibayar jika ada kerusakan ada fasilitas air, sehingga mengurangi
4
komitmen petugas. Selain itu, sulit untuk mengatakan apakah proyek ini benar-
benar telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan warga, karena data yang
mendukungnya juga tidak memadai.
Memang perilaku hidup sehat dikalangan masyarakat telah membaik sejak
proyek dimulai, tapi kemungkinan besar hal ini lebih di sebabkan oleh tersedianya
air bersih, daripada kegiatan di bidang kesehatan lain yang juga merupakan bagian
dari proyek ini. Salah satu tujuan proyek, yaitu meningkatkan partisipasi
masyarakat, telah berhasil membuat warga menjadi lebih berinisiatif dalam
meningkatkan aspek-aspek kehidupan desa yang lain.
Misalnya, di satu desa, warganya mencontoh skema iuran pemeliharaan
fasilitas air mereka, untuk membiayai pembangunan jlanan semen sepanjang 2 KM.
Adapun faktor-faktor yang mendukung keberhasilan proyek ini yaitu; besarna
dukungan tokoh masyarakat; sarana air bersih yang dirancang dengan baik;
peraturan pemakaian air yang efektif; peranan UPS (di sebagian besar lokasi); juga
adanya roses pemilihan pendukung proyek yang sudah dilakukan dengan cermat di
tingkat desa; kemudian yang terakhir, pemberlakuan desentralisasi dari tingkat
pusat.
Pada awalnya, sejumlah warga masih enggan untuk berpartisipasi dalam
proyek ini, antara lain: tingginya biaya pemeliharaan yang tidak sesuai dengan
perkiraan; adanya pengalaman buruk dengan proyek-proyek air bersih sebelumnya;
dan adanya kendala bahasa; selain itu, di satu desa, pembagian sumber air telah
menimbulkan konflik sementara pada beberapa kasus, sejumlah anggota UPS
menjadi tidak termotivasi untuk menjalankan tugasnya, karena bukan penduduk
asli desa tersebut, atau karena tidak mendapat bayaran secara berkala.
Ketergantungan yang tinggi pada fasilitator dan dukungan dana dari luar juga
bisa mengancam kesinambungan proyek ini, sementara untuk menilai hasilnya
masih sangat sulit, apalagio tanpa adanya standar atau pemantauan yang efektif-
terutama untuk menilai dampaknya bagi kelompok sasaran khusus, yaitu
perempuan, anak-anak, dan warga miskin.
1.2. Identifikasi Masalah
5
1. Bagaimana Meningkatkan akses air bersih dan sanitasi dasar bagi masyarakat berpenghasilan rendah?
2. Apa yang menjadi kendala dalam mengidentifikasi kelompok sasaran ?
3. Apa kekurangan dari pengumpulan dan analisis data proyek ?
4. Bagaimana manajemen proyek yang efektif ?
5. Konflik yang timbul karena tumpang tindihnya proyek dengan program kartu sehat?
1.3. Prioritas Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat diambil prioritas masalah yaitu:
1. Bagaimana pengaruh dari perubahan bidan TPC menjadi bidan PTT
1.4. Tujuan
Umum
Untuk menekan angka kematian ibu dan anak dalam program Keselamatan Ibu (Safe Motherhood)
Khusus
1. Untuk mengidentifikasikan dalam mencapai kelompok sasaran2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak3. Untuk membuat para bidan memenuhi tanggung jawabnya melayani ibu
hamil miskin4. Keputusan perencanaan yang baik dan efektif dalam menyelesaikan masalah
1.5. Manfaat
Bagi Penulis
Belajar mengambil langkah-langkah Decisin Making (Keputusan Perencanaan) dalam bidang Kesehatan Masyarakat
Bagi Umum
Menambah pengetahuan mengenai program Kesehatan Masyarakat, terutama mengenai Program Keselamatan Ibu (Safe Motherhood).
BAB II
6
PENDAHULUAN
2.1. Proses Pengambilan Keputusan
(1).Menurut Simon (1960)
Simon (1960) mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan
keputusan. Proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses,
dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis
alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti
masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian
diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
Ketiga langkah proses pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh
Simon (1960) dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1 Fase Proses Pengambilan Keputusan
Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak
berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna
menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif. Dalam hal ini,
Model Simon juga menggambarkan kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
7
dan Ilmu Manajemen/Operations Research (IM/OR) terhadap proses pengambilan
keputusan.
Dari gambar dan deskripsi di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik
(PDE) dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan IM/OR
berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung yang berarti pada
tahap design.
(2).Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo
Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo Proses Pengambilan Keputusan
terdiri atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut :
Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan
dalam organisai dan bertanggung jawab sebagai pimpinan organisasi serta harus
memutuskan sesuatu jika dalam organisasi tersebut muncul masalah.
Masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah
tersebut memiliki macam-macam sifat, bentuk dan kompleksitasnya.
Setelah ditelaah, kemudian harus dianalisis situasi yang mempengaruhi
organisasi dan masalahnya.
Menelaah keputusan yang dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah alternatif-
alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing untuk
kemudia dipilih satu di antara alternatif-alternatif tersebut yang dianggap paling
tepat
Setelah keputusan diambil, kemudian keputusan itu dilaksanakan.
Keberhasilannya tergantung pada jiwa dan manajemen dari kepemimpinan.
Proyek Air Bersih dan Sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah tahap
kedua, atau the second water and sanitation for the low in-come communities
project (WSLIC-2) yang merupakan kerjasama antar Bank Dunia dengan
Departemen Kesehatan; Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS); Departemen Pekerjaan Umum; Departemen Dalam Negri;
Departemen Pendidikan; dan Departemen Keuangan mulai dilaksanakan di
Indonesia sejak tahun 2000.
8
2.2. Analisis Masalah
2.2.1. Identifikasi masalah dengan menggunakan Metode Unsur Perencanaan
Unsur
Perencana
an
Penjelasan
Rumusan Misi Untuk menekan angka kematian ibu dan anak dalam
program Keselamatan Ibu (Safe Motherhood) dalam
program “Kontrak Berbasis Kinerja untuk Bidan”
(Targeted-Performance-based-Contract/TPC)
Masalah yang
Ingin
Diselesaik
an
1. Bagaimana pengaruh dari perubahan bidan
TPC menjadi bidan PTT ?
2. Apa yang menjadi kendala dalam
mengidentifikasi kelompok sasaran ?
3. Apa kekurangan dari pengumpulan dan analisis
data proyek ?
4. Bagaimana manajemen proyek yang efektif ?
5. Konflik yang timbul karena tumpang tindihnya
proyek dengan program kartu sehat
Rumusan
Tujuan
1. Untuk mengidentifikasikan dalam mencapai
kelompok sasaran
2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak
3. Untuk membuat para bidan memenuhi
tanggung jawabnya melayani ibu hamil miskin
4. Keputusan perencanaan yang baik dan efektif
dalam menyelesaikan masalah.
Rumusan
Kegiatan
Departemen Kesehatan berpendapat bahwa proyek
ini awalnya bertujuan untk membantu
swastanisasi para bidan di desa. Mekanisme
pelaksanaan proyek adalah dengan memberikan
sebuah buklet berisi kupon prabayar untuk
layanan bidan tertentu kepada semua
9
perempuan hamil miskin di desa tempat bidan
TPC bertugas, hal ini diharapkan akan
mendorong calon ibu untuk menjalani
perawatan kehamilan. Para bidan TPC akan
mendapat bayaran sesuai jumlah kupon yang
ditukarkan, sehingga pada akhirnya mereka
juga akan terdorong untuk mendatangi pasien
yang miskin.
Asumsi
Perencana
an
1. Positif: pertama, sistem kupon memungkinkan
warga miskin untuk mendapat pelayanan bidan; dan
kedua, sistem kupon dirasa cukup efektif untuk
membuat para bidan memenuhi tanggung jawabnya
melayani warga miskin.
2. Negatif: sulitnya mengidentifikasi dan mencapai
kelompok sasaran’ kurangnya penyebaran informasi
proyek; kurangnya pengumpulan dan analisis data
proyek; juga manajemen proyek yang tidak efektif;
maupun konflik yang timbul karena tumpang tindihnya
proyek ini dengan program kartu sehat.
Strategi
Pendekata
n
Pendekatan Institusi yang memerlukan
legalitas dan regulasi dalam mendukung
proyek tersebut yang merupakan salah
satu kebijakan Kemenkes RI yang
bertujuan untuk memantapkan kesinambungan
layanan kesehatan tingkat desa bagi para ibu.
Kelompok
sasaran
Di sepuluh kabupaten di Indonesia. Termasuk
Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Semua
perempuan hamil miskin di desa tempat bidan
TPC bertugas.
Waktu Sejak tahun 1998 – 2003. Kemudian pada
bulan November 2004, pemerintah pusat
memperbolehkan para bidan TPC untuk
berubah status menjadi bidan kontrak PTT,
10
Pemda Pemalang pun menghentikan sistem
kupon, sistem kontrak PTT, memungkinkan
pemda untuk menghemat dana APBD.
Organisasi&N
akes
Depkes, Pemda, Puskesmas, Bidan TPC
dan Bidan PTT
Biaya Didanai oleh Bank Dunia dan dana APBD.
Penilaian
Keberhasil
an
Selama pelaksanaan proyek, terjadi penurunan
angka kematian ibu di Kabupaten Pemalang, dari 51
persen per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1997
menjadi 32 pada tahun 2003. Walaupun, penurunan
ni sepertinya bukan disebabkan oleh pelaksanaan
proyek TPC, tetapi setidaknya proyek ini
memungkinkan adanya pelatihan dari pemerintah
pusat kepada bidan di desa, sehingga meningkatkan
kualitas pelayanan bidan, dan hal inilah yang
berdapak pada penurunan angka kematian ibu.
2.2.2.Pengambilan Keputusan dalam prioritas masalah dengan menggunakan Analisis SWOT
Kekuata
n (S)
Kelemaha
n (W)
Peluang (O) Ancama
n (T)
1. Man:
Nakes,
Bidan TPC,
Bidan PTT
2. Money:
bank dunia
dan APBD
3. Material:
alat-alat
kesehatan
pada
pelayanan
1. sulitnya
mengidentifik
asi dan
mencapai
kelompok
sasaran’
2. kurangnya
penyebaran
informasi
proyek;
3. kurangnya
pengumpulan
1. Jumlah bidan
desa PTT di seluruh
Indonesia lebih 40
ribu orang
2. Perubahan
Bidan TPC ke Bidan
PTT dapat
menghemat dana
APBD.
3. Adanya
regulasi dan legalitas
dari pemerintah
11
kesehatan
ibu hamil.
4. Metode:
Top Up ke
Bottom Up.
5. Mechine:
sarana&pr
asarana
penunjang.
6. Market:
Semua
perempuan
hamil miskin
di desa tempat
bidan TPC
bertugas.
dan analisis
data proyek;
4. manajemen
proyek yang
tidak efektif;
5. konflik yang
timbul karena
tumpang
tindihnya
proyek ini
dengan
program kartu
sehat.
pusat.
4. Bantuan dana
Bank Dunia dan dana
APBD
2.3. Program Yang Akan Diambil
1.1 Lokasi PenelitianLokasi penelitian ini berada di Desa Kepunduhan Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
12
1.2 Strategi Pengambilan KeputusanMenurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo
Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut : Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan
dalam organisai dan bertanggung jawab sebagai pimpinan organisasi serta harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasi tersebut muncul masalah.
Masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah tersebut memiliki macam-macam sifat, bentuk dan kompleksitasnya.
Setelah ditelaah, kemudian harus dianalisis situasi yang mempengaruhi organisasi dan masalahnya.
Menelaah keputusan yang dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing untuk kemudia dipilih satu di antara alternatif-alternatif tersebut yang dianggap paling tepat
Setelah keputusan diambil, kemudian keputusan itu dilaksanakan. Keberhasilannya tergantung pada jiwa dan manajemen dari kepemimpinan.
1.3 Rumusan MasalahDari latar belakang diatas, saya dapat mengetahui beberapa permasalahan dari
materi Analisis Kasus Proyek Air Bersih dan Sanitasi proyek air bersih dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebagai berikut:1. Apa proyek air bersih dan sanitasi tesebut?2. Bagaimana analisis kasus di Desa Kepunduhan Kecamatan Dukupuntang
Kabupaten Cirebon dengan teori pengambilan keputusan?
BAB IIPENGAMBILAN KEPUTUSAN
13
proyek air bersih dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Kepunduhan Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB IVPENUTUP
1.1. Kesimpulan
14
1.2. SaranAlhamdulillah, makalah telah kami selesaikan. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami mohon kritikan dan saran dari teman-teman semuanya, khususnya kepada Ibu. Vera Yulyani, S.Kep, MPH. demi kelengkapan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi kita semua khususnya dalam mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
15