(3) Prinsip-prinsip Kesehatan, Langkah-langkah Dan Perencanaan Penilaian Pendidikan Kesehatan
Mandas (Perencanaan Kesehatan)
-
Upload
mutiara-permata-sari -
Category
Documents
-
view
386 -
download
20
Transcript of Mandas (Perencanaan Kesehatan)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ilmu pangan dasar
yang berjudul “PERENCANAAN KESEHATAN”.
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian tentang perencanaan kesehatan,
langkah-langkah perencanaan, tujuan dan manfaat perencanaan kesehatan, serta . Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
perencanaan kesehatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Palembang, 12 April 2012
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perencanaan adalah merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan
manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu
memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka
secara berhasil guna dan berdaya guna. Banyak batasan perencanaan yang telah dibuat oleh para
ahli.
Untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan, diperlukan suatu
proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang menyeluruh (komprehensif dan
holistik). Perencanaan kesehatan adalah kegiatan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang,
yang jelas tujuannya. Langkah-langkah perencanaan sebetulnya bersifat generik, yaitu sama
dengan alur pikir siklus pemecahan masalah, langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan adalah
1. Analisis situasi
2. Identifikasi masalah dan menetapkan prioritas
3. Menetapkan tujuan
4. Melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik
5. Menyusun rencana operasional.
Kelima langkah pokok di atas harus dilaksanakan secara berurutan (sistematis). Setiap langkah
yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis situasi sebagai langkah awal dalam perencanaan
harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga dapat diperoleh gambaran tentang masalah kesehatan
yang ada serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, yang merupakan
tujuan dari analisis ini, pada akhirnya akan diperoleh hasil dari analisis ini yang merupakan titik
tolak perencanaan kesehatan terpadu dan dalam langkah selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk
merumuskan masalah secara jelas, sekaligus menentukan prioritas masalah-masalah tersebut.
Yang dimaksud dengan masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah
gangguan kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan
penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan dan pelayanan kesehatan).
Menurut definisi, masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan dengan
kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut
jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan
dapat pula secara kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari
proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur terkait,
termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul-betul
merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi
masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan aktif didalamnya
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan
diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut memungkinkan para
pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna
dan berdaya gunaUntuk mendukung keberhasilan pembaharuan kebijakan pembangunan, telah
disusun system kesehatan nasional yang baru yang mampu menjawab dan merespon berbagai
tantangan pembangunan kesehatan masa kini maupun untuk masa mendatang. Penyelenggaraan
system kesehatan dituangkan dalam berbagai program kesehatan melalui siklus perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pertanggung jawaban secara sistematis,
berjenjang dan berkelanjutan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan kesehatan ?
2. Apa saja langkah-langkah dalam perencanaan kesehatan ?
3. Apa tujuan dari perencanaan kesehatan ?
4. Sebutkan macam-macam perencaaan kesehatan !
5. Apa saja cirri-ciri dari perencanaan kesehatan ?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pembaca diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian dari perencanaan kesehatan.
2. Menjelaskan langkah-langkah dalam perencanaan kesehatan.
3. Mengetahui tujuan dari perencanaan kesehatan.
4. Mengetahui macam-macam perencanaan kesehatan.
5. Menjelaskan ciri-ciri dari perencanaan kesehatan.
1.4 MANFAAT
Hasil dari makalah ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak khususnya para mahasiswa. Adapun
manfaat dalam pembuatan makalah ini yaitu menambah wawasan pembaca tentang perencanaan
kesehatan. Antara lain pembaca mampu mengetahui pengertian, langkah-langkah, tujuan, macam-
macam, serta cirri-ciri dari perencanaan kesehatan.
1.5 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode studi kepustakaan yaitu dengan mencari data melalui berbagai macam buku yang menjadi sumber serta melaui pencarian melalui internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PERENCANAAN KESEHATAN
Perencanaan adalah kemampuan memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan
yang tersedia dan yang di pandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Goetz). Menurut Maloch
dan Deacon, perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok, yang
di anggap penting dan yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang
telah di tetapkan. Sementara itu, menurut Levey bda Lomba, perencanaan sebagai suatu proses
penganalisisan dan pemahaman dari suatu system, merumuskan tujuan umum serta tujuan khusus
tersebut, menganalisis efektivitas dari berbagai rencana kerja ini, memilih satu di antaranya yang
paling baik, menyusun perincian dari program dari rencanan kerja yang terpilih secara lengkap
agar dapat dilaksanakan, dan mengikatnya ke dalam suatu system pengawasan yang terus
menerus dalam rangka dapat di capainya hubungan yang optimal antara rencana kerja itu sendiri
dengan system yang ada
2.2 LANGKAH PERENCANAAN
1. Analisis situasi
Langkah analisis situasi dimulai dengan menganalisis data laporan yang telah dimiliki
oleh organisasi (data primer) atau mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang datanya
dibutuhkan, observasi dan wawancara. Langkah analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan
jenis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang dijadikan dasar penyusunan
perencanaan. Data yang diperlukan terdiri dari:
a. Data tentang penyakit dan kejadian sakit (diseases and illnesess).
b. Data kependudukan.
c. Data potensi organisasi kesehatan.
d. Keadaan lingkungan dan geografi.
e. Data sarana dan prasarana.
Proses pengumpulan data untuk analisis situasi dapat dilakukan dengn cara:
Mendengarkan keluhan masyarakat melalui pengamatan langsung kelapangan.
Membahas langsung masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
dikembangkan bersama tokoh-tokoh formal dan informal masyarakat setempat.
Membahas program kesehatan masyarakat dilapangan bersama petugas lapangan
kesehatan, petugas sektor lain, atau bersama dukun bersalin yang ada diwilayah kerja
puekesmas.
Membaca laporan kegiatan program kesehatan pada pusat0pusat pelayanan kesehatan di
suatu wilayah.
Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, statistik kependudukan, laporan khusus,
hasil survei, petunjuk pelaksanaan (jutlak) program kesehatan, dan laporan tahunan
2. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah kesehatan dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain:
a. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.
b. Survailance epidemilogi atau pemantauan penyebaran penyakit
c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan.
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi dan sebagainya.
3. Menetapkan prioritas masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan banyak masalah kesehatan yang menunggu untuk
ditangani. Karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga dan teknologi, maka tidak semua
masalah tersebut dapat dipecahkansekaligus (direncanakan pemecahannya). Untuk itu maka
harus dipilih masalah yang mana yang ‘feasible’ untuk dipecahkan. Proses pemilihan prioritas
masalah dapat dilakukan melalui dua cara, yakni:
a. Melalui teknik skoring, yakni memberikan nilai (scor) terhadp masalah tersebut dengan
menggunakan ukuran (parameter) antara lain:
Prevelensi penyakit (prevelence) atau besarnya masalah.
Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).
Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of umeet need).
Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit).
Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility).
Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (reseources
availability).
Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila masalahnya besar
diberi 5 paling tinggi, dan bila sangat kecil diberi nilai 1. Kemudian nilai-nilai tersebut
dijumlahkan. Masalah yang mempunyai nilai tertinggi (terbesar) adalah yang di prioritaskan,
masalah yang memperoleh nilai terbesar kedua dan selanjutnya.
b. Melalui teknik non skoring
Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu, juga
disebut nominal group technique (NGT). Ada dua NGT, yakni:
Delphi technique: yaitu masala-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas
masalah yang disepakati bersama.
Delbeg technique: menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah juga
melalui dikusi kelompok, namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama
keahliannya, maka sebelumnya dijelaskan dulu, sehingga mereka mempunyai persepsi
yang sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah
prioritas masalah yang disepakati bersama.
4. Menentukan tujuan
Menentukan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu
yang ingin dicapai oeh perencanaan tersebut. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan maka
akan semakin mudah menentukan tujuan. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secar
kongkret dan dapat diukur.
Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus bersifat SMART: spesific (jelas
sasarannya dan mudah dipahami oleh staf pelaksana), measurable (dapat diukur kemajuannya),
appropriate (sesuai dengan strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi, dan
sebagainya), realistic (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang
ada), time bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk
mencapai tujuan program seuai dengan target waktu yang telah ditetapkan).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tujuan program:
Tujuan adalah hasil akhir dari sebuah kegiatan.
Tujuan harus sesuai dengan masalah, terget ditetapkan sesuai dengan kemampuan
organisasi, dan dapat diukur.
Tujuan operasional basanya ditetapkan dengan batas waktu (batas pencapaiannya) dan
hasil akhir yang ingi dicapai pada akhir kegiatan program (dead line).
Berbagai macam kegiatan altrnatif dipilih untuk mencapai tujuan.
Masalah, faktor penyebab masalah, dan dampak masalah yang telah dan akan mungkin
terjadi dimsa depan sebaiknya dikaji terlebih dahulu.
Kriteria penyusunan masing-masing tujuan sesuai dengan hierarkinya adalah sebagai berikut:
Goal (tujuan umum): bersifat jangka panjang, masih umum, abstrak, dan tidak
terpengaruh oleh perubahan situasi.
Tujuan kebijaksanaan: merupakan bagian dari goal, sasaran populasinya belum ada.
Tujuan ini sudah bersifat spesifik karena bersifat sektoral dan ditujukan untuk masyarakat
di desa.
Tujuan program: target populasinya sudah lebih jelas, ada identifikasi dampak khusus
yang dapat diukur jika tujuan program tercapai.
Tujuan pelayanan: tujuan ini sudah memiliki kejelasan atau spesialisasi jenis dan tingkat
pelayanan yang perlu dilaksanakan.
Tujuan sumber: tujuan di sini memerlukan identifikasi masukan spesifik (input atau
sumber daya tertentu) untuk mencapai tujuan pelayanan.
Tujuan implementasi: tujuan di sini menjelaskan produk spesifik yang ingin di capai dan
juga dapat di ukur.
Pada umumnya tujuan dibagi menjadi dua, yakni:
Tujuan umum : suatu tujuan bersifat umum, dan masih dapat di jabarkan ke dalam
tujuan-tujua khusus, dan umumnya masih abstrak.
Tujuan khusus : tujuan-tujuan yng di jabarkan dari tujuan umum.
5. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Jenis hambatan atau kelemahan dapat di kategorikan ke dalam:
a. Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
Motivasi kerja staf rendah.
Pengetahuan dan keterampilan kurang.
Arus informasi tentang pelaksaaan program lamban.
Peralatan belum tersedia.
Laporan kegiatan tidak di manfaatkan untuk menyusun rencana kegiatan.
Jumlah dana operasional kurang.
Waktu yang tersedia tidak digunakan untuk menyuun rencana kerja.
b. Hambatan yang terjadi pada lingkungan
Hambatan geografi (jalan rusak).
Iklim atau musim hujan.
Tingkat penddikan masyarakat rendah.
Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif.
Prilaku masyarakat yang kurang partisipatif.
6. Menyusun rencana kegiatan
Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya kegiatan mencakup 3 kegiatan pokok, yakni:
Kegiatan pada tahap persiapan, yakni kegiatan-kegiatan yang di lakukan sebelum
kegiatan pokok dilaksanakan. Misalnya: perizinan, rapat koordinasi.
Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni kegiatan pokok program yang bersangkutan.
Kegiatan pada tahap penilaian yakni kegiatan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan dalam
rangka pencapaian program tersebut.
Langkah-langkah sebelum menetapkan rencana kegiatan:
a. Alasan utama disusun rencana kegiatan.
b. Tujuan yang ingin dicapai.
c. Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya).
d. Pelaksana dan sasarannya (siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegiatan).
e. Sumber daya pendukung.
f. Tempat (dimana kegiatan akan dilaksanakan).
g. Waktu pelaksanaan (kapan kegiatan akan dikerjakan).
7. Menetapkan sasaran (target group).
Sasaran (target group) adalah kelopmpok mayarakat tertentu yang akan digarap oleh program
yang direncanakan tersebut. Sasaran progrm kesehatan biasanya dibagi dua, yakni:
a. Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenal oleh program.
b. Sasaran tidak langsung, yakni kelompok yang menjadi sasaran antara program tersebut,
namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.
8. Menyusun jadwal pelaksanaan
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis perencanaan
yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan.
9. Organisasi dan staf
Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organisasi dan sekaligus staf yang akan
melaksanakan kegiatan atau program tersebut. Dismping itu juga diuraikan tugas (job
description) masing-masing staf pelaksana tersebut.
10. Rencana anggaran
Adalah uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari
persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini dikelompokan menjadi:
a. Biaya personalia
b. Biaya operasianal
c. Biaya sarana dan fasilitas
d. Biaya penilaian
11. Pelaksanaan
Melaksanakan semua kegiatan yang sudah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati.
12. Evaluasi
Rencana evalusi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh
mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah dicapai.
2.3 TUJUAN
2.4 MACAM MACAM
1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun.
Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun.
Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun.
2. Dilihat dari tingkatannya
Rencana induk (masterplan), lebih menitik beratkan uraian kebijakan organisasi.
Rencana operasional (opertional planning), lebih menitik beratkan pada pedoman atau
petunjuk dalam melaksanakan suatu program.
Rencana harian (day to day planning), adalah rencana harian yang bersifat umum.
3. Ditinjau dari ruang lingkupnya
Rencana strategi (strategic planning), beriikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka
panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk dirubah.
Rencana taktis (tactical planning), rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka
pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.
Rencana menyeluruh (comprehensive planning), rencana yang mengandung uraian secara
menyeluruh dan lengkap.
Rencana terintegrasi (intergrated planning), rencana yang mengandung uraian, yang
menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan.
2.5 CIRI CIRI
1. Bagian dari sistem administrasi.
2. Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan.
3. Berorientasi pada masa depan.
4. Mampu menyelesaikan masalah.
5. Mempunyai tujuan.
6. Bersifat mampu kelola.
2.6 MANFAAT
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan jika organisasi
memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui :
1. Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya
2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan
3. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya
4. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan
5. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan
2.7 Menetapakan prioritas Masalah
Menetapkan prioritas masalah merupakan suatu proses yang melibatkan sekelompok orang
dengan mempergunakan metode tertentu dengan tujuan mengurutkan masalah yang ada menurut tingkat
kepentingannya.
Dalam Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang menunggu untuk
ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga dan teknologi maka tidak semua
masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus (direncanakan pemecahannya). Untuk itu harus dipilih
masalah mana yang "feasible" untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini disebut memilih atau
menetapkan prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni :
Teknik Skoring
Yakni memberikan nilai (scor) terhadap masalah tersebut dengan menggunakan ukuran
(parameter) antara lain :
a. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah.
b. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).
c. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate increase).
d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet need).
e. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit).
f. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasiblity).
g. Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (resources
availability), termasuk tenaga kesehatan.
Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila masalahnya
besar diberi 5 paling tinggi dan bila sangat kecil diberi nilai 1. Kemudian nilai-nilai
tersebut dijumlahkan. Masalah yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar) adalah yang
diprioritaskan, masalah yang memperoleh nilai terbesar kedua memperoleh prioritas
kedua dan selanjutnya.
Teknik Non Skoring
Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu
juga disebut "nominal group tecnique (NGT)". Ada 2 NGT yakni :
a. Delphi Technique
Yaitu masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian
yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati
bersama.
b. Delbeq Technique
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah juga melalui diskusi
kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya
maka sebelumnya dijelaskan dulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama
terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah
yang disepakati bersama.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perencanaan Kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan
yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Aspek aspek pokok yang di perhatikan dalam perencanaan:
1. Hasil dari pekerjaan perencanaan.
2. Perangkat pelaksanaan
3. Proses perencanaan
3.2 SARAN
1. Bagi petugas kesehatan agar dalam pelayanan kesehatan sebaiknya system perencanaan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
2. Kepada instansi terkait terutama dalam hal penentuan kebijakan agar pelaksanaan pelayanan kesehatan
berjalan dengan baik.
3. Dalam perencanaan kesehatan harus dilakukan upaya pengembangan produk pelayanan kesehatan
secara berkesinambungan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://riekie-mambarimbei.blogspot.com/2011/05/langkah-langkah-membuat-perencanaan.html
http://cybergenerationatjeh.blogspot.com/2011/06/makalah-perencanaan-program-kesehatan.html