Perencanaan Arsitektur Bioskop

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Film adalah salah satu karya seni yang lahir dari suatu kreativitas dan imajinasi orang-orang yang terlibat dalam proses penciptaan gambar bergerak tersebut. Film mempunyai kesanggupan untuk menciptakan suatu realitas rekaan sebagai bandingan terhadap realitas dalam kehidupan sehari-hari. Realitas imaginer tersebut dapat menawarkan rasa keindahan, renungan, kekaguman, ataupun hanya sekedar hiburan bagi yang melihatnya. Film dan bioskop muncul pertama kali pada dekade awal abad ke- 20, yang merupakan ikon modern dari seni hiburan. Tidak lama dari proses pengenalannya, bioskop kemudian segera merambah ke seluruh dunia, mengisi waktu luang orang- orang kota saat itu. Kegemaran untuk menonton film di bioskop semakin berkembang dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya film yang ditayangkan semakin menjanjikan dan memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, produksi film yang mampu memahami jenis film yang banyak digemari khalayak ramai, dan film yang disajikan dapat dipertontonkan untuk segala kalangan usia. Ikon modernitas hiburan tersebut pun kemudian 1

description

BERISI TENTANG LP2A

Transcript of Perencanaan Arsitektur Bioskop

BAB IPENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANGFilm adalah salah satu karya seni yang lahir dari suatu kreativitas dan imajinasi orang-orang yang terlibat dalam proses penciptaan gambar bergerak tersebut. Film mempunyai kesanggupan untuk menciptakan suatu realitas rekaan sebagai bandingan terhadap realitas dalam kehidupan sehari-hari. Realitas imaginer tersebut dapat menawarkan rasa keindahan, renungan, kekaguman, ataupun hanya sekedar hiburan bagi yang melihatnya.

Film dan bioskop muncul pertama kali pada dekade awal abad ke- 20, yang merupakan ikon modern dari seni hiburan. Tidak lama dari proses pengenalannya, bioskop kemudian segera merambah ke seluruh dunia, mengisi waktu luang orang-orang kota saat itu. Kegemaran untuk menonton film di bioskop semakin berkembang dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya film yang ditayangkan semakin menjanjikan dan memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, produksi film yang mampu memahami jenis film yang banyak digemari khalayak ramai, dan film yang disajikan dapat dipertontonkan untuk segala kalangan usia. Ikon modernitas hiburan tersebut pun kemudian sampai di kota-kota di Indonesia, termasuk juga di kota SemarangSemarang dahulunya mempunyai gedung bioskop yaitu Atrium, namun seiring berjalannya waktu atrium bangkrut dan kemudian ditutup karena kurang adanya perawatan dari pihak pengelolanya sehingga minat pengunjung ke gedung bioskop ini semakin lama semakin berkurang dan akhirnya tutup. Kemudian pengunjung-pengunjung bioskop pun beralih ke bioskop-bioskop yang menjadi satu dengan mall-mall. Besarnya minat masyarakat yang ingin menonton di bioskop di kota Semarang tergolong cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.StudioJumlah Pengunjung

118.997

212.011

312.957

423.800

Total Pengunjung67.765

StudioJumlah Pengunjung

115.415

29.076

37.728

413.213

Total Pengunjung45.432

StudioJumlah Pengunjung

115.205

25.020

39.287

410.025

Total Pengunjung39.537

Walaupun dalam rentang tiga bulan tersebut jumlah pengunjung berkurang, tapi jumlah pengunjung tergolong cukup besar. Jumlah rata-rata pengunjung 50.911 orang/bulan. Jika jumlah rata-rata perbulan terdapat 50.911 orang, maka dalam setahun jumlah pengunjung dapat berkisar 610.932 orang, dan jika dalam 5 tahun ke depan pengunjung dapt diperkirakan bisa sekitar 3.054.660 orang.

Fenomena yang sering terjadi di masyarakat khususnya di kota Semarang adalah ketika adanya film Box Office yang sedang diputar pada satu studio di bioskop, studio tersebut selalu full book atau jumlah pengunjungnya melebihi kapasitas dari studio tersebut. Fenomena ini juga mengakibatkan studio yang tidak memutar film Box Office terlihat sepi pengunjung. Oleh karena itu untuk mengatasi fenomena tersebut dirasakan perlu adanya gala studio yang dapat menampung jumlah pengunjung yang lebih banyak.

Di samping itu jika dilihat data pengunjung bioskop, dari sekian banyak pengunjung yang datang tiap harinya, 20%nya adalah pengunjung yang datang bersama keluarga, 40%nya datang secara rombongan, dan selebihnya datang dengan berpasangan dan individu (sumber : pegawai Paragon XXI). Maka dari fakta-fakta tersebut diperlukan adanya sebuah movie box yang mempunyai konsep santai dan privasi tetap terjaga. Melihat fenomena-fenomena diatas, maka di kota Semarang dibutuhkan gedung cineplex yang dilengkapi dengan gala studio, movie box dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya, sehingga mampu menampung minat masyarakat kota Semarang yang cukup besar untuk menonton di bioskop. Oleh karena itu untuk mengatasi problematika tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Modern Cineplex di Kota Semarang yang mengambil penekanan design Arsitektur Hi-tech yang memperhatikan kesan modern dalam penerapan perancangan bangunan tersebut, sehingga bangunan Modern Cineplex ini selain menyediakan tempat hiburan dan akses bisnis juga dapat menjadi ikon baru dalam dunia hiburan khususnya di kota Semarang.1.2. TUJUAN DAN SASARAN1.2.1. TUJUAN Menyediakan fasilitas hiburan berupa Cinema Complex (Cineplex) di kota Semarang Memberikan kemudahan bagi masyarakat kota Semarang dan sekitarnya dalam memperoleh kebutuhan akan film dan hiburan Meningkatkan kualitas sosial dan ekonomi masyarakat Semarang dan sekitarnya melalui penyediaan lapangan pekerjaan di Cineplex Memunculkan ikon baru kota Semarang dengan adanya Cineplex yang berkonsep Arsitektur Hi-Tech1.2.2. SASARAN

Memenuhi kebutuhan masyarakat kota Semarang dan sekitarnya akan minat dalam menonton film di bioskop. 1.3. MANFAAT1.3.1. SECARA SUBYEKTIF Sebagai salah satu persyaratan untuk melanjutkan ke studio grafis Perancangan Arsitektur 4 pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.1.3.2. SECARA OBYEKTIF Memberi pengetahuan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan bangunan Cineplex sebagai bangunan publik yang menyediakan fasilitas hiburan dan mampu menjadi pandangan dalam pembandingan realitas rekaan dan kehidupan nyata.1.4. METODE PENULISANPembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, komilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan.

Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Studi Literatur

Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teori, standart perancangan dan kebijaksanaan perencanaan dan perancangan melalui buku, catalog, internet, maupun bahan-bahan tertulis lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan melalui observasi langsung di lapangan sehingga diperoleh potensi perancangan Modern Cineplex di Kota Semarang, serta daya dukung lokasi dan tapak perencanaan.

c. Studi Banding

Studi banding dilakukan untuk membuka wawasan mengenai fungsi bangunan bioskop yang telah ada, sebagai wacana dalam perencanaan dan perancangan Modern Cineplex di Kota Semarang ini.

1.5. KERANGKA BAHASAN

Sistematika pembahasan Laporan Perencanaan dan Perancangan Cineplex, dapat dijabarkan secara berurutan dari ruang lingkup makro ke ruang lingkup mikro, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai pokok permasalahan yang menjadi latar belakang perencanaan dan perancangan Cineplex, tujuan, sasaran, manfaat, metode penulisan dan kerangka bahasan.BAB II KEPUSTAKAAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai tinjauan/pengertian mengenai istilah, standar khusus, dan persyaratan khusus yang berkaitan dengan cineplex, yang akan dipakai dalam proses perencanaan dan perancangan.

BAB III DATA

Bab ini berisi data-data untuk perencanaan cineplex (kebutuhan misalnya, proses kegiatan/aktivitas) yang dapat dipakai untuk menetapkan kebutuhan fasilitas dan kapasitas, juga kebutuhan data untuk perancangan (bentuk/arsitektur).

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisi mengenai analisis perencanaan cineplex yang berkaitan dengan kebutuhan fasilitas, kapasitas, dan standar yang akan menghasilkan program ruang. Dan juga berisi mengenai analisis perancangan cineplex (konsep perancangan, penekanan design, dan juga pemilihan tapak).

BAB V HASIL

Bab ini berisi mengenai rumusan dari analisis yang berupa program ruang dan konsep dasar perancangan dan tapak terpilih yang akan dijadikan dasar dan acuan dalam studio grafis. 1.6 Skema Alur Pikir

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Paragon XXI Bulan Desember 2010

Sumber : Hasil survai lapangan

Tabel 1.2 Jumlah Pengunjung Paragon XXI Bulan Januari 2011

Sumber : Hasil survai lapangan

Tabel 1.3 Jumlah Pengunjung Paragon XXI Bulan Februari 2011

Sumber : Hasil survai lapangan

LATAR BELAKANG

Aktualitas :

Tingginya minat masyrakat kota Semarang untuk menonton film di bioskop-bioskop yang terdapat di kota Semarang

Belum adanya gedung bioskop tersendiri yang lengkap dengan fasilitas-fasilitas penunjangnya di kota Semarang.

Urgensi :

Menurut potensi yang dimiliki kota Semarang, dibutuhkan suatu wadah yang dapat menampung minat masyarakat kota Semarang yang cukup tinggi untuk menonoton film di bioskop.

Originalitas :

Menciptakan konsep baru sebuah bangunan Cineplex yang memfasilitasi pemutaran film serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan film.

TUJUAN

Menyediakan fasilitas hiburan berupa Cinema Complex (Cineplex) di kota Semarang

SASARAN

Memenuhi kebutuhan masyarakat kota Semarang dan sekitarnya akan minat dalam menonton film di bioskop.

RUANG LINGKUP

Substansial

Lingkup perencanaan dan perancangan Modern Cineplex di Kota Semarang termasuk bangunan tunggal yang terdiri dari fasilitas utama yaitu teather (studio) untuk menonton film serta fasilitas penunjang di dalam bangunan seperti kafe (counter makanan ringan), game centre, ruang tunggu dan mushola

Spasial

Secara administratif wilayah Perencanaan dan Perancangan Modern Cineplex berada di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah.

F

E

E

D

B

A

C

K

STUDI LAPANGAN

Tinjauan Kota Semarang

Tinjauan Lokasi dan Tapak

STUDI PUSTAKA

Landasan Teori

Standar Perencanaan dan Perancangan

STUDI BANDING

Paragon XXI

X Movie Semarang

PERANCANGAN

Penekanan Design Arsitektur Hi-Tech

PERENCANAAN

Modern Cineplex

LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN (LP2A)

MODERN CINEPLEX

DI KOTA SEMARANG

6