Perempuan dan Kekerasan -...

16
BULETIN Edisi IV/Desember/2018 Perempuan Perempuan dan dan Kekerasan Kekerasan

Transcript of Perempuan dan Kekerasan -...

Page 1: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

BULETIN

Edisi IV/Desember/2018

PerempuanPerempuan dandanKekerasanKekerasan

Page 2: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

LEDAK (Lembar Demokrasi Kampus)Newsletter LEDAK terbit sebulan sekali dengan menghadirkan berita-berita hangat,teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

BINGKAI (Bingkisan Gambar Berita Terkini)Poster BINGKAI terbit sebulan sekali dengan berpacu pada berita-berita hangatNasional dan Kota Solo yang di visualisasikan ke dalam foto atau gambar ilustrasi.

Majalah NOVUMMajalah NOVUM terbit sekali selama satu periode kepengurusan dengan berpacupada berita-berita hangat Nasional dan Kota Solo.

Page 3: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

Pemimpin Umum: Okta Ahmad Faisal, Sekretaris Umum: Ikhwan Tamtomi, Wakil Sekretaris Umum I: Riwayati, Wakil Sekretaris Umum II: Lintang Astika N, Bendahara Umum: Ratih Yustitia, Wakil Bendahara Umum: Christy Ayu S, Pimpinan Redaksi: M Thoriq Ardiansyah, Kadiv Newsletter: Chiara Sabrina A, Kadiv Majalah: Taufiqulhidayat Khair, Kadiv Buletin: Vivi Savira, Kadiv OA: Alfian Ghaffar, Tim OA: Cucut Fatma Mutia L, Jimmy Aldeo, M Satria Praja P, Redaksi Pelaksana: Annisa Fianni S, Azalia Deselta, Bidari Aufa S, Dinda Nisa' El Salwa, Fatma Fitrinuari F, Gustaf Ardiansyah, Tyara Devy P, Vera Rahayu, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Jastrian Renskyrio, Kadiv PSDM: Pricellia Griselda P. G, Staf PSDM: Aditya Kurniawan, Armeraliesty Kusuma M, Genies Wisnu P, Laras Iga M, Kadiv Diskusi dan Penelitian: Amalia Rahma H, Staf Diskusi dan Penelitian: Alfin Ramadhan, Neiska Aranafta N, Ghirindra Chandra M, Kadiv Jaringan Kerja: Fara Novanda Fatura, Staf Jaringan Kerja: Akbar Rosyad S, Tiara Aninditia, Pimpinan Perusahaan: M. Fuadi Sisma, Kadiv Produksi dan Distribusi: Yunita Savira B, Staf Produksi dan Distribusi: Nindita Widi A, M Ghusni Ridho, Sonia Damayanti S, Anisa Nur H, Kadiv Niaga dan Periklanan: Kurnia Larasati, Staf Niaga dan Periklanan: Zolla Andre Pramono, Novena Larasati, Andini Indriawati, Yuliana Silvy R. Z.

Edisi IV/Desember/2018

SUSUNANPENGURUS

2

EDITORIAL

DAFTAR�ISI

2EDITORIAL

Salam Persma!

Puji Syukur tiada henti kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati penerbitan Buletin ini. Hal ini tentu tidak luput dari semangat dan gagasan cerdas segenap pengurus LPM N O V U M F H U N S y a n g d i h a r a p k a n m a m p u mengedukasi dan menimbulkan gagasan kritis bagi para pembaca. Kali ini, ULTIMATUM edisi keempat mengusung tema “Kekerasan Terhadap Perempuan.”

Isu terkait perempuan sangat merebak akhir-akhir ini. Meningkatnya angka kasus kekerasan terhadap perempuan tidak seimbang dengan penanganannya. Isu ini menjadi kompleks dan menyentuh segala sisi; hukum, politik, sosial, pendidikan, ekonomi, sampai agama. Perempuan yang dianggap lemah terus ditindas seiring mekarnya budaya patriarki dan defisit pemahaman masyarakat mengenai kekerasan atau pelecehan terhadap perempuan.

Maka dari itu sebagai lembaga yang dituntut untuk terus kritis dan peka terhadap sekitar, kami torehkan ide-ide dan pendapat kami dalam rubrik “Regulasi” yang berisi opini hukum mengenai kekerasan terhadap perempuan. Kami hadirkan pula rubrik “Cerita Pinggir” berisi berita kisah yang mendalam tentang perempuan-perempuan kuat pencari nafkah keluarga di Kota Surakarta. Selain itu, ada pula Foto Jurnalistik tentang perempuan-perempuan tangguh yang mengerjakan pekerjaan yang kebanyakan dilakukan oleh laki-laki. Tak lupa kami hadirkan puisi sebagai penutup buletin edisi kali ini.

Semoga dengan terbitnya buletin kali ini dapat memantik gagasan kirits serta kepekaan kita semua terhadap semua permasalahan dan hal unik yang ada di sekitar. Kami juga selalu terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca untuk terus meningkatkan kualitas terbitan kami. Akhir kata, kami ucapkan selamat membaca.

REGULASI�(OPINI�HUKUM)3PEREMPUAN DAN BAYANG-BAYANG

KEKERASAN BERBASIS GENDER

5

7FOTO�JURNALISTIK

CATATAN�PINGGIR�(FEATURE)9SECERCAH HARAPAN HIDUP DI PAGI HARI

11BERJUANG MELAWAN USIA

SASTRA13COKLAT PANAS

WANITA DAN KEADILAN

PROBLEMATIKA PELECEHAN SEKSUALDALAM MEDIA SOSIAL

Page 4: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

Edisi IV/Desember/20183

REGULASI (OPINI HUKUM)

ekerasan berbasis gender semakin Kmeningkat baik jumlah maupun bentuk dan modus operasinya yang beragam.

Faktor penyebab terjadinya sangat kompleks dan saling berkaitan satu sama lain. Faktor-faktor tersebut adalah perangkat hukum yang belum mampu memberikan perlindungan kepada para korban, konsep bahwa perempuan adalah milik keluarga, media yang kurang mendukung pemberitaan tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak, adat istiadat yang kadang melegalkan kekerasan, persoalan kemiskinan, dan inteprestasi yang keliru pada ajaran agama.

Menurut Catatan Tahunan (Catahu) tahun 2018 yang dikeluarkan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), ada 348,446 Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) yang dilaporkan dan ditangani selama tahun 2017. Seperti tahun sebelumnya, kekerasan yang terjadi di ranah

privat/personal menempati peringkat tertinggi. Data Pengadilan Agama (PA) mengungkapkan sejumlah 335,062 KTP adalah kekerasan terhadap istri yang berujung pada perceraian. Kemudian kasus yang ditangani oleh lembaga mitra pengada layanan tercatat 13,384 kasus yang terdiri dari kekerasan di ranah privat/personal sejumlah 9,606 kasus, ranah publik/komunitas 3,528 kasus, dan ranah negara 247 kasus.

Catahu 2018 menunjukkan bahwa untuk kekerasan seksual di ranah privat/personal tahun ini, incest (pelaku orang terdekat yang m a s i h m e m i l i k i h u b u n g a n k e l u a r g a ) merupakan kasus yang pal ing banyak dilaporkan yakni sejumlah 1,210 kasus. Hanya 266 kasus yang dilaporkan ke polisi dan 160 kasus yang masuk dalam proses pengadilan dari total 1,210 kasus tersebut . Kasus perkosaan menempati posisi kedua sebanyak 6 1 9 k a s u s , k e m u d i a n

Penulis : Ikhwan Tamtomi

Sumber : Pakistangedernews.org

PEREMPUAN DAN BAYANG-BAYANG KEKERASAN BERBASIS GENDER

Page 5: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

4

REGULASI (OPINI HUKUM)

persetubuhan/eksploitasi seksual sebanyak 555 kasus. Catahu juga menemukan bahwa pelaku kekerasan seksual tertinggi di ranah privat/personal adalah pacar sebanyak 1.528 orang, diikuti ayah kandung sebanyak 425 orang, lalu di peringkat ketiga adalah paman sebanyak 322 orang. Banyaknya pelaku ayah k a n d u n g d a n p a m a n s e l a r a s d e n g a n meningkatnya kasus incest.

Isu kekerasan terhadap perempuan telah terbukti menjadi masalah sosial dan hukum yang serius. Namun, masih kurang mendapat respon yang memadai karena kekerasan terhadap perempuan hanya dipahami sebagai persoalan personal. Artinya apabila perempuan menjadi korban sasaran tindak kekerasan, maka langsung dikaitkan dengan kepribadian korban. Tindakan itu dihubung-hubungkan dengan perilaku korban yang dianggap sebagai penyebab dari tindakan kekerasan seksual yang menimpanya, seperti cara berpakaian. Terlebih lagi jika korban menginginkan penanganan atas tindakan tersebut, orang menganggap itu dapat diselesaikan secara pribadi oleh korban. Anjura n yang ser ing di ter ima korb a n perempuan adalah dengan diselesaikan secara kekeluargaan yang berarti menghindari penyelesaian perkara secara publik maupun hukum.

H a l i n i d i p e r p a ra h o l e h b u d aya masyarakat yang masih percaya budaya patriarki. Patriarki menempatkan laki-laki sebagai penguasa tunggal yang memiliki peran sebagai kontrol utama di dalam masyarakat, sedangkan perempuan hanya memiliki sedikit pengaruh atau bisa dikatakan tidak memiliki hak pada wilayah-wilayah umum di masyarakat seperti ekonomi, sosial, politik, psikologi, bahkan termasuk institusi pernikahan. Pembatasan-pembatasan peran perempuan oleh budaya ini membuat perempuan menjadi terbelenggu dan mendapat diskriminasi.

Seakan belum cukup, sistem hukum di I n d o n e s i a j u g a t i d a k b e r p i h a k p a d a kepentingan dan perlindungan perempuan. Implementasi Undang-Undang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) belum sesuai. Perempuan korban kekerasan seringkali terhambat dalam mencari keadilan. Hal ini karena defisitnya pemahaman aparat penegak hukum terkait jumah saksi dalam UU PKDRT dan definisi korban, penolakan aparat penegak hukum terhadap laporan korban dengan wilayah hukum berbeda, serta m e m b e b a n k a n k o r b a n y a n g d e n g a n keterbatasannya harus menghadirkan saksi, alat bukti lain, membayar visum, mencari p e r l i n d u n g a n s e c a r a m a n d i r i , s e r t a membuktikan dirinya sebagai korban.

Pada tataran lain, banyak kasus perkosaan yang dilaporkan ke kepolisian ditolak karena tidak memenuhi unsur-unsur perkosaan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yakni unsur paksaan yang harus dibuktikan secara fisik. Padahal dengan adanya tekanan yang dilakukan oleh orang yang memiliki pengaruh atau pihak dominan yang membuat tidak berdaya juga te rm a s u k p a ks a a n d a n j u s t ru s a n ga t membekas dan menyisakan trauma yang mendalam bagi korban.

Berdasarkan permasalahan di atas, d i p e rl u ka n nya p e r u b a h a n p e r s p e k t i f masyarakat yang menganggap KTP terjadi karena perilaku korban itu sendiri. Hal itu dapat tercapai dengan merevitalisasi nilai b u d aya p a t r i a r k i d a n m e re f l e k s i k a n pengakuan terhadap hak-hak perempuan sehingga dapat diterima masyarakat pada umumnya. Tidak lupa, peraturan perundang-u n d a n ga n j u ga h a r u s d i i ku t i d e n ga n penegakan hukum yang sensitif gender.

Anjuran yang seringditerima korban perempuanadalah dengan diselesakan

secara kekeluargaanyang menghindari penyelesaian

perkara secara publikmaupun hukum.

Edisi IV/Desember/2018

Page 6: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

REGULASI (OPINI HUKUM)

Media massa atau media sosial menjadi tempat masyarakat 'berkumpul' untuk melihat dan menilai sesuatu.

Media sosial yang mudah dijangkau di era modern ini mendorong penyebaran informasi menjadi lebih luas dan cepat . Namun, bagaimana apabila media sosial malah memunculkan stigma yang kurang benar terhadap suatu hal? Dalam kasus ini, kasus pelecehan seksual lah yang seringkali disalah pahami.

Maraknya kasus-kasus pelecehan seksual dewasa ini menjadikan isu pelecehan seksual ramai diperbincangkan. Bahkan, pendapat mengenai bagaimana sesungguhnya pengertian pelecehan seksual itu sendiri juga berada di tangan masyarakat luas termasuk warganet (netizen) pengguna media sosial.

Fenomena ini dipicu oleh menjamurnya informasi atau berita mengenai pelecehan seksual di media sosial. Sayangnya tidak semua netizen bijak menanggapi hal ini. Tak jarang mereka membully korban bahkan dengan kata-kata yang tidak pantas. Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan efek jangka panjang yang akan diterima oleh korban. Ironisnya lagi, banyak orang yang justru menempatkan korban perempuan sebagai pelaku. Salah satu

contohnya adalah adanya anggapan pelecehan terjadi karena perempuan yang memakai pakaian seksi dan membuat laki-laki tergoda. Anehnya, banyak sekali orang yang mendukung stigma yang kurang benar tersebut.

Selain itu, media mainstream yang memberitakan pelecehan seksual juga turut m e n d u k u n g s t i g m a t e r s e b u t . M e d i a m a i n s t r e a m b e l u m m e m p e r h a t i k a n penderitaan perempuan sebagai korban dengan mencantumkan judul berita yang memojokkan korban. Apalagi banyak media yang memberikan foto dan identitas korban dan pelaku yang sebenarnya melanggar etika wartawan. Sesungguhnya, ketika kasus tersebut belum memiliki putusan yang berkekuatan hukum tetap, maka berlaku asas praduga tidak bersalah. Kebanyakan netizen malah mendadak menjadi “hakim” dan menghakimi sendiri kasus tersebut tanpa tahu kebenarannya.

Dalam konteks kekerasan seksual terhadap perempuan, Rosalind Gill, Profesor Sosial Budaya London University menyatakan bahwa media cenderung memberitakan perkosaan dan serangan seksual secara sensasional dan melakukan distorsi atas kejadian yang sebenarnya seperti dramatisasi berita, meremehkan pengalaman perempuan sebagai korban, serta melaporkan kejadian tersebut sebagai kesalahan korban. Padahal dalam menyajikan berita, wartawan memiliki Kode Etik Wartawan Indonesia yang terdiri dari 7 (tujuh) pasal yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme mereka. Salah satu etika tersebut dalah wartawan Indonesia tidak boleh menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan

5

Penulis : Lintang Astika N

PROBLEMATIKA PELECEHAN SEKSUAL DALAM MEDIA SOSIAL

Wartawan Indonesiatidak boleh menyiarkaninformasi yang bersifat

dusta, fitnah, sadis dan cabul,tidak menyebutkan

identitas korbankejahatan susila.

Edisi IV/Desember/2018

Page 7: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

susila. Namun, justru hal tersebut yang sering

ditemui di media sosial atau mainstream, contohnya memberikan judul artikel yang mengundang nafsu masyarakat yang ingin membacanya dengan menyebutkan nama korban atau menggunakan kata-kata yang sadis dan cabul. Selain itu identitas korban dan pelaku pelecehan seksual yang diungkapkan begitu saja oleh media melanggar privasi ko rb a n m a u p u n p e l a ku d a n b e r u j u n g mendapatkan cemooh dari lingkungan tempat ia berada.

Hal-hal tersebut tentu membuat masyarakat semakin membabi buta dalam memberikan tekanan di sosial media, seperti menunjukkan akun korban ataupun keluarga dari korban. Hal tersebut tentunya bukan hal yang pantas dilakukan apalagi terhadap orang yang mengalami pelecehan atau kekerasan seksual.

P e m b e r i t a a n s e p e r t i i n i t i d a k sepantasnya dilakukan. Lebih banyak hal yang bisa dilakukan untuk menanggapi hal-hal yang terjadi seperti di atas dibanding membumbui berita dengan hal-hal negatif. Alangkah lebih baik jika media memberikan sisi positif untuk saling membangun satu sama lain antar manusia, bukan malah mencari-cari kesalahan orang lain untuk dijadikan bahan bullyan dan bahan kesenangan atau untuk mencari sensasi m e n g i n ga t b a nya k s e ka l i m e d i a ya n g melakukan hal-hal yang tidak seharusnya hanya untuk mencari sensasi. Akan lebih baik apabila mengesampingkan sensasi dan memberikan pemberitaan sesuai dengan etika d a n f a k t a y a n g a d a . B u k a n m a l a h membeberkan hal yang tidak seharusnya dan tidak untuk konsumsi publik demi menjaga nama baik dari korban dan pelaku yang belum terbukti.

REGULASI (OPINI HUKUM)

6

Sumber : Techno okezone

Edisi IV/Desember/2018

Page 8: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

Foto Jurnalistik

77

Komisaris Polisi (Kompol) Juliana memiliki gaya kepemipinannya tersendiri dalam

memimpin Kepolisian Sektor (Polsek) Jebres yang padat pemukiman dan rawan

kriminalitas. Gaya nyentrik Sang Kompol sangat khas dan unik di mata masyarakat

Jebres sendiri.

Sumber : Jastrian Renskyrio

“ “

Edisi IV/Desember/2018

Page 9: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

8

Foto Jurnalistik

Ibu Murni (55) menyapa dengan senyum ramah. Tak pernah terdengar keluhan keluar dari mulutnya, padahal dari pagi hingga sore beliau harus memikul cabai merah di Pasar

Legi, Surakarta. Sudah 25 tahun beliau bekerja sebagai kuli angkut cabai merah.

Sumber : Jastrian Renskyrio

““

Edisi IV/Desember/2018

Page 10: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

CATATAN PINGGIR (FEATURE)

9

SECERCAH HARAPAN HIDUP DI PAGI HARIPenulis : Pricellia Griselda P.G

ada pagi yang cerah semua orang Pmemulai akt ivitasnya, dari yang bersekolah hingga bekerja. Mereka

tampak biasa, berlalu lalang di Jalan Ledok Sari. Dalam suasana yang biasa tersebut, tampak seorang nenek tua dengan banyak sayur mayur di sekitarnya, nenek sepuh yang berjualan sayur ini bernama Hadiyani. Namun, “Mbah Hadi” terdengar lebih akrab di telinga pembelinya.

Sekitar pukul empat pagi, disaat manusia biasa masih terlelap, Mbah Hadi sudah memulai aktivitasnya. Ia berangkat menuju Pasar Ledok Sari Jebres dengan menggunakan angkutan umum untuk membeli barang dagangan yang Ia perlukan. Setelah mendapatkan semua yang

akan Ia jual, dengan menggunakan becak Mbah Hadi pergi menuju lapaknya untuk menjajakan semua daganganya. Mulai dari sayur, buah, hingga cemilan khas pagi hari seperti roti goreng dan arem-arem Dengan beralaskan terpal kuning, Mbah Hadi meletakan semua barang dagangannya. Ditemani dengan sejuknya udara pagi dan suara kendaraan yang belum banyak melintas, menambah semangat Mbah Hadi untuk berjualan.

Sajak empat puluh lima tahun yang lalu Ia berjualan sayur mayur di depan toko sekitar SMPN 14 Surakarta. Ketika banyak orang yang masih bermimpi, dengan mengunakan kebaya kutu baru, rok batik, dan rambutnya yang selalu

Sumber : Ghirindra Candra / NOVUM

“Mbah, lombok tiga ribu”

“Mbah, niki pinten?” ucapan para pembeli yang selalu menemani dan menghiasi suasana

pagi Mbah Hadi.

Sumber : Pricellia Griselda P.G

Edisi IV/Desember/2018

Page 11: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

10

CATATAN PINGGIR (FEATURE)

di cepol, Mbah Hadi sudah harus berjibaku melawan dinginnya pagi untuk mencari nafkah demi membiayai hidupnya. Ditambah lagi, setelah suami Mbah Hadi meninggal sekitar tiga puluh lima tahun yang lalu, Mbah Hadi harus berjuang seorang diri untuk mencari secercah harapan kehidupan untuknya dan keempat o r a n g a n a k n ya . N a m u n h a l i t u t i d a k menyurutkan semangatnya dan tetap memiliki tekad yang kuat untuk berjualan,

Berjuang sendirian, Mbah Hadi dapat mengumpulkan pundi-pundi uang dari hasil m e n j u a l s a y u r - m a y u r. I a b e r h a s i l menyekolahkan anaknya hingga bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Rasa lelah Mbah Hadi terbayarkan, saat ini semua anak-anaknya sudah terbilang sukses dan mandiri serta memiliki keluarga kecilnya masing-masing. Bahkan salah satu anaknya sudah ada yang memiliki cucu. “Anak saya empat sudah berkeluarga semua, sudah punya cucu juga,” dengan bangga dan ramah Mbah Hadi bercerita. Saat ini, Ia tinggal bersama anak bungsunya di Ngoresan, Jebres.

Keriput dan uban yang tidak sedikit menghiasi badannya, tetapi hal itu tidak membuat Mbah Hadi ingin bermalas-malasan di rumah. Tidak sedikit orang yang kasihan melihat Mbah Hadi yang sudah tua masih harus berjualan sayur untuk mencari nafkah. “Iya, gakpapa cari semangat dengan kesibukan. Kalau di rumah saya melamun saja,” ujar Mbah Hadi dengan santai.

“Mbah, sayur sop setunggal,” kalimat pertama yang saya dengar ketika sampai ke lapak sayur Mbah Hadi. Dengan sabar dan

semangat Mbah Hadi melayani semua pembelinya satu per satu meskipun tidak jarang ada pembeli yang menunjukkan wajah masamnya saat Mbah Hadi melayaninya. Asam garam kehidupan sudah dilewati oleh Mbah Hadi. Namun, Mbah Hadi dapat menjalaninya. Apa yang Ia dapatkan selalu Ia syukuri. Tak jarang juga Mbah Hadi salah menghitung jumlah harga barang dagangannya, untung saja tidak ada pembeli yang jahat padanya. Saat Ia salah menghitung dengan sabar pembeli memberi tahu jumlah yang sebenarnya.

Jam menunjukan pukul 07:30 WIB. Barang dagangan milik Mbah Hadi masih terlihat cukup banyak. Seiring dengan naiknya matahari yang sinarnya mulai menyengat kulit, s a t u p e r s a t u p e m b e l i s i l i h b e r g a n t i menghampirinya untuk membeli dagangannya. Sedikit demi sedikit pula barang dagannya mulai habis terjual. Mbah Hadi tidak hanya berjualan di satu tempat saja, setelah Ia merasa tempat itu sudah mulai sepi pembeli, Ia melanjutkan berkeliling rumah warga untuk menjual sisa sayur yang masih ada.

“Yurr...sayurr.” Kata-kata diucapkan oleh Mbah Hadi saat berkeliling menjajakan sisa dagangannya di siang hari. Mbah Hadi keliling menjajakan dagangannya sekaligus berjalan pulang menuju rumahnya. Hal ini setiap hari Ia lakukan tanpa mengenal lelah. Walaupun tubuhnya mulai melemah, tapi semangat yang ada di dalam jiwa Mbah Hadi tidak menurun sedikitpun. Menua memang sudah sewajarnya. Namun, hal itu bukan berarti menjadi penghambat untuk bekerja.

Setelah suami Mbah Hadi meninggal sekitar 35 tahun yang lalu, Mbah Hadi harus berjuang seorang diri untuk mencari secercah harapan kehidupan untuknya

dan keempat orang anakknya.

““

Edisi IV/Desember/2018

Page 12: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

CATATAN PINGGIR (PROFIL)

11

BERJUANG MELAWAN USIAPenulis : Novena Larasati

Usia sang ibu sudah hampir 60 tahun. Bu Pamin namanya. Seorang ibu pemikul keranjang yang berjualan sayur-

sayuran dan makanan keci l di daerah Karangasem, Surakarta. Apa yang dilakukannya menunjukan bahwa perjuangan seorang ibu nyata adanya.

Sosok Bu Pamin selalu menjadi perhatian oleh setiap pelintas Jalan Karangasem. Meski usia Bu Pamin sudah tidak muda lagi, tetapi masih harus memikul beban hidup yang tidak wajar untuk usianya. Setiap harinya, beliau harus menghidupi kedua anaknya yang sudah mendapat gelar sarjana dan sudah bekerja. Namun, mereka masih menyambung hidup dengan jerih payah sang ibu yang tidak menentu. Kondisi ekonomi Bu Pamin sangat kacau terlebih sang suami telah meninggalkan beliau lebih dulu untuk selamanya. Hal itu membuat Bu Pamin mau tidak mau bekerja keras demi mencukupi kehidupannyabersama anak-anaknya.

Setiap menjelang pagi, Bu Pamin selalu terbangun untuk belanja sayur-sayuran di pasar guna dijual lagi di pinggir SD Karangasem. “Sayur, sayur, sayur, Bu...” ujar Bu Pamin yang menawarkan dagangannya di pinggir jalan dengan harapan banyak ibu-ibu yang hendak membeli sayurannya. Hampir setiap

pagi aktivitas tersebut beliau lakukan, tidak mengenal kata libur atau lelah kecuali beliau benar benar tidak dalam keadaan sehat untuk berjualan. Baginya, memenuhi kebutuhan keluarga adalah yang terpenting dan yang utama. “Setiap pagi saya memang berjualan di sini, Nduk . Kadang saya keliling untuk menghabiskan dagangan saya agar dapat penghasilan lebih dan bisa dibuat makan setiap harinya,” tutur Bu Pamin.

Perjuangan Bu Pamin tidak hanya setiap pagi, di siang hari beliau melanjutkan perjuangannya untuk mecari uang dengan memikul keranjang dan berkeliling di sekitar Karangasem. Namun, berbeda dari yang pagi hari, di siang hari Bu Pamin berjualan makanan kecil yang disukai anak-anak, entah snack ringan yang murah, minuman buatan sendiri seperti jus yang diplastik dengan harga Rp 500 saja, dan masih banyak jenis makanan ringan lainnya.“Jajan, jajan, jajan, Nduk,” begitu teriaknya. Bu Pamin berkeliling di sekitar Karangasem dengan tujuan yang banyak anak-anak yang membeli dan bu pamin bisa segera pulang guna untuk beristirahat.

Edisi IV/Desember/2018

Sumber : Novena Larasati

Page 13: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

CATATAN PINGGIR (PROFIL)

12

Kaki lemah Bu Pamin selalu menyusuri jalan untuk menawarkan dagangannya hingga bisa menghidupi kedua anaknya. Kedua anak Bu Pamin semua berhasil sekolah hingga ke jenjang Sarjana dan semuanya berjuang bersama untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terduga. Sang anak pun juga tak malu untuk berjualan di sekitar sekolahnya ataupun kelil ing membawa dagangannya hingga perjuangan itu berbuah manis. Selain sudah mendapatkan predikat Sarjana, salah satu diantara mereka berhasil menjadi seorang perawat di salah satu klinik dan sudah sangat cukup untuk membantu Bu Pamin guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Anak yang satunya bekerja di salah satu bengkel di daerah sekitar rumah, karena masih belum menerima tawaran kerja yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Hal tersebut tidak membuat Bu Pamin berhenti untuk bekerja setiap harinya, karena beliau sadar bahwa dengan semakin berkembangnya zaman, kebutuhan akan semakin besar dan naik.

Perjuangan Bu Pamin untuk berkeliling setiap hari juga membuahkan hasil yang tak terduga oleh siapapun. Hasil kerja keras beliau mampu untuk membawa kedua anaknya ke pelaminan. Pernikahan yang diadakan Bu Pamin untuk kedua anaknya bisa dikatakan mengeluarkan uang yang tak sedikit. Entah Bu Pa m i n m e n a b u n g b e ra p a l a m a u n t u k memenuhi semua kebutuhan tersebut. Semua sudah Bu Pamin pikirkan sejak awal . Sebelumnya beliau sadar bahwa masih banyak tanggung jawab yang harus dipenuhi yang belum bisa suami Bu Pamin penuhi untuk kedua anaknya yaitu adanya pernikahan. Maka dari itu, Bu Pamin selalu menyisihkan uang untuk menabung kebutuhan pernikahan anaknya dan biaya pendidikan kedua anaknya. Hal itu membuat semua orang terkejut dan kagum bahwa seorang pedagang keliling yang p e n g h a s i l a n nya b e l u m m e n e n t u b i s a memenuhi kebutuhannya secara layak. Usia yang sudah tua tidak akan menjadi penghalang wanita bermental baja. Bekerja keras adalah kuncinya dan ikhlas adalah jalannya.

Edisi IV/Desember/2018

aki lemah Bu Pamin selalu menyusuri jalan untuk menawarkan

dagangannya hingga bisa menghidupi kedua anaknya.

K

Page 14: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

SASTRA

13

COKLAT PANASPenulis : Riwayati

Kau bungkam mulutmuDengan tanganmu

Jerit dalam matamu yang sayuTangan yang silih berganti

Datang tak tau diriGelap dan dinginDalam duniamu

Yang hanya dapatKutatap pilu

Dunia yang kejamMembawamu semakin dalam

Ke titik tergelap yang tak dapat terbantahkan"Sukakah engkau coklat panas di warung seberang?"

Ingin kutanya padamuTapi sungguh ego buatku bungkam!

Edisi IV/Desember/2018

WANITA DAN KEADILANPenulis : Riwayati

Kuceritai kau

Kisah seorang wanita di kota sebarang

Dia berkata tentang dirinya pada dunia

Terseok-seok mencari perlindungan

"Di mana kau keadilan? Kucari-cari kau hingga tak

tertahankan!"

Mata memerah menahan dendam

Kepada senja yang tak lagi menenangkan

Akankah kemudian dia merasa tenang?

Saat berkata-kata membara

Berharap keadilan datang walau sekejap

Memeluk dia dan berkata,

"Jangan menjadi lemah, aku akan bersamamu saat

kau berjuang".

Sumber : pixabay.com

Sumber : missjunecompany.com

Page 15: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

lpmnovumfhuns LPMNOVUMFHUNS LPM NOVUM FH UNS@mpm6732f novumpers.com

novumpers.com

NOVUMLEMBAGA PERS MAHASISWA

Sepatah Kebenaran Nurani Keadilan

Page 16: Perempuan dan Kekerasan - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/12/BULETIN-ULTIMATUM-3.pdf · teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

NOVUMLEMBAGA PERS MAHASISWA

Sepatah Kebenaran Nurani Keadilan