Informasi Kebencanaan ulanan Teraktual Kebakaran Hutan dan ... · beliung, tanah longsor,...
Transcript of Informasi Kebencanaan ulanan Teraktual Kebakaran Hutan dan ... · beliung, tanah longsor,...
INFO BENCANA
Dalam Edisi ini:
Tanah Longsor, Bencana Paling Mematikan
Maret 2016 P.1
Gempa 7,8 SR Landa Samudera Hindia, Peringatan Dini Tsunami Berbunyi P.2
158 Jiwa Mengungsi dari Longsor di Banjarnegara P.3
Infografis Kejadian Bencana (Maret 2016) P.4
Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual
Longsor, Bencana Paling Mematikan Maret 2016
Tahun 2015 telah memasuki bulan April, pada trimester
pertama di tahun ini lebih dari 700 kejadian bencana terjadi
di Indonesia. Bencana yang terjadi antara lain banjir, puting
beliung, tanah longsor, gempabumi, kebakaran hutan dan
lahan. Hidrometeorologi masih menjadi bencana yang pal-
ing dominan di tahun ini dan banjir merupakan bencana
yang paling sering terjadi yaitu 40% dari total kejadian
bencana.
P.1
Jika dibandingkan dengan kejadian tahun 2015, tren di tahun
2016 ini mengalami perubahan. Bulan Januari 2015 bencana
cenderung paling banyak terjadi dan mengalami penurunan
pada bulan-bulan selanjutnya. Namun hal ini berbeda dengan
tahun 2016, dimana pada bulan Februari bencana lebih banyak
terjadi dibandingkan dengan bulan Januri.
Fenomena ini masih sangat berkaitan dengan el Nino yang ter-
jadi pada tahun 2015. EL Nino yang sedikit banyak berkontribusi
dalam kebakaran hutan dan lahan di tahun 2015, juga mem-
berikan dampak mundurnya awal musim penghujan. Hal ini juga
berakibat puncak musim hujan mengalami kemunduran, sehing-
ga kejadian bencana di tahun 2016 paling banyak terjadi pada
bulan Februari.
Jumlah kejadian di Maret mengalami penurunan dibandingkan
dengan bulan Februari. Di bulan Maret 2016 bencana terjadi
sebanyak 250 kali dan menyebabkan 27 orang meninggal dan
hilang. Korban meninggal paling banyak disebabkan oleh kejadi-
Tabel 1. Jumlah Kejadian Bencana, Korban, dan Dampaknya Bulan Maret 2016*
STATISTIK BENCANA INDONESIA 2016
JANUARI - MARET
Jumlah Kejadian (kejadian) 710
Korban Meninggal & Hilang (jiwa) 78
Korban Menderita & Mengungsi (jiwa) 1.353.009
Kerusakan Permukiman (unit) 8.192
*) Data per tanggal 4 April 2016
Edisi
Maret 2016
Meninggal &
HilangLuka-luka
Menderita &
Mengungsi
Rumah Rusak
Berat
Rumah Rusak
Sedang
Rumah Rusak
Ringan
Rumah
Terendam
Fasilitas
Pendidikan
Fasilitas
Peribadatan
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Puting Beliung 68 3 26 385 40 202 947 14 -
Banjir 90 10 5 135.996 65 9 256 41.618 11 4
Tanah Longsor 77 13 9 6.846 69 46 58 3 -
Banjir dan Tanah Longsor 11 1 4 8.892 8 22 237 1.729 3 -
Kebakaran Hutan dan Lahan 3 - - - - -
Gempa Bumi 1 - - - 41 - -
Total 250 27 44 152.119 182 279 1.539 43.347 31 4
Jenis BencanaJumlah
Kejadian
Korban Kerusakan
Gambar 1. Perbandingan Bencana 2015 dan 2016
an tanah longsor yakni 13 orang. Meskipun longsor bukan
merupakan bencana yang paling dominan, namun bencana ini
banyak menimbulkan korban jiwa. Selain korban jiwa, bencana
juga menyebabkan kerusakan rumah 182 unit rusak berat, 279
rusak sedang dan 1.539 unit rusak ringan.
Gempa 7,8 SR Landa Samudera Hindia, Peringatan Dini Tsuna-
mi Berbunyi
BMKG telah melaporkan pertama kali gempa 7,8 SR pada Rabu
(2/3) pukul 19.49 WIB. Pusat gempa di Samudera Hindia di
kedalaman 10 km terletak 682 km barat daya Kepulauan
Mentawai Sumatera Barat. Gempa berpotensi tsunami.
Kemudian BMKG mengeluarkan pemutakhiran peringatan dini
tsunami di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Bengkulu,
dan Lampung.
Gempa tersebut terjadi di lempeng Indo-Australia dengan
mekanisme sumber berupa sesar geser. Penyebab gempa ter-
sebut adalah patahan/sesar geser yang berada di lempeng Indo
-Australia yang dinamakan IFZ (Investigator Fracture Zone).
Mekanisme gempa ini sama persis dengan gempa Aceh 11 April
2012. Apabila melihat mekanisme sumbernya yang berupa
sesar geser maka gempa tersebut walaupun dangkal tidak akan
menimbulkan tsunami. Hal ini dikarenakan tidak ada perge-
rakan lempeng (slip) yang vertikal yang akan menganggung
volume air laut. Sesar geser pergerakannya dalam arah hori-
zontal dan pergerakan arah horizontal tidak akan menggangu
P.2
volume air. Terdapat 11 gempabumi susulan sampai dengan
pukul 9.28 WIB (3/3/2016).
Peringatan tsunami yang telah dikeluarkan oleh BMKG secara
langsung telah direspon baik oleh pemerintah setempat dan
masyarakat. Sesaat setelah gempa terjadi Early Warning Sys-
tem (EWS) tsunami dibunyikan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat agar segera mengungsi. Masyarakat
merespon informasi ini dengan melakukan evakuasi mandiri
menuju ketempat yang lebih tinggi atau menuju ke selter-
selter vertikal yang telah dibangun. Pemerintah setempat ber-
sama dengan jajaran BPBD Provinsi langsung melakukan
koordinasi di Pusdalops BPBD Sumatera Barat untuk
melakukan langkah-langkah penanggulangan dampak gempa.
Komunikasi dilakukan kepada BPBD Kabupaten Mentawai
yang meliputi Tua-
pejat, Sipora dan
Sikakap untuk
mencari informasi
terkini dampak
dari gempa ini.
Komunikasi dil-
akukan dengan
menggunakan
telepon dan
frekwensi radio,
karena untuk wila-
yah Tuapejat han-
ya bisa dilakukan
dengan
menggunakan
frekwensi radio.
Pada saat kejadian
masyarakat di Ko-
ta Padang
merespon
peringatan ini
dengan men-
gevakuasi diri ke
perbukitan atau
shelter vertical
yang telah tersedia.
Banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan saat
evakuasi menyebabkan jalanan menjadi macet dan membu-
tuhkan waktu yang lama untuk sampai ke perbukitan. Yang
menjadi catatan penting adalah masih sedikitnya masyarakat
yang menggunakan fasilitas selter vertikal karena mereka
masih belum merasa aman apabila berada di selter ini.
Masyarakat masih merasa aman jika sudah ada di tempat yang
lebih tinggi.
Komunikasi dengan Mentawai sempat tidak bisa dilakukan
pasca gempa ini, karena adanya gangguan saluran telekomu-
Gambar 2. Lokasi Gempabumi
Penyusun :
Pusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Jl. Pramuka Kav. 38 Kode Pos 13120 Lt. 11-12
www.bnpb.go.id
P.3
nikasi yang telah terjadi sebelum gempa. Hingga akhirnya pada
keesokan hari tim dari Sumatera Barat bergerak ke Mentawai
untuk memastikan kondisi pasca gempa. Masyarakat di Menta-
wai pada saat kejadin gempa, berlari menuju ke perbukitan
untuk menyelamatkan diri. Mereka baru turun setelah ada
pemberitahuan bahwa peringan tsunami telah dicabut dan tsu-
nami tidak jadi terjadi.
158 Jiwa Mengungsi Dari Longsor di Banjarnegara
Wilayah di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, me-
mang rawan longsor. Kondisi geologi dan topografi secara ala-
miah memang mudah terjadi longsor. Untuk kesekian kalinya
longsor kembali terjadi di Desa Clapar, Kecamatan Madukara,
Kabupaten Banjarnegara pada Kamis (24/3) pukul 19.00 WIB.
Kemudian longsor kedua pada tempat yang sama terjadi pada
Jumat (25/3) pukul 01.30 WIB, yang kemudian diikuti longsoran
ketiga pada pukul 06.00 WIB.
Longsor terjadi pada area yang cukup luas yaitu 5 hektar
tanah bergerak sejauh 1,2 km. Tipe longsoran yang terjadi
adalah longsoran merayap (soil creep) yang bergerak secara
perlahan-lahan sehingga masyarakat dapat mengantisipasi
melakukan evakuasi. Longsor pada pagi tadi menyebabkan 9
rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, 2 rumah rusak
ringan, dan 29 rumah terancam longsor susulan. Sebanyak
158 jiwa warga RT 3-5 RW 1 mengungsi ke SD 2 Clapar, Ma-
dukara.
Sebanyak 300 personil gabungan dari BPBD Kabupaten Ban-
jarnegara bersama Kodim 0704 Banjarnegara, Polres Ban-
jarnegara, Banser, PMI, Tagana, Bela Negara, dan relawan
membantu evakuasi warga ke tempat yang
aman. Gubernur Jawa Tengah telah memerinta-
hkan BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD
terdekat seperti BPBD Kabupaten Wonosobo,
Banyumas, Purbalingga dan Cilacap membantu
evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi
pengungsi. Logistik dan peralatan dikerahkan ke
lokasi. Posko Aju, posko pengungsian, dan dapur
umum telah didirikan.
Daerah di sekitar longsor dikosongkan untuk
mengantisipasi longsor susulan mengingat area
longsor cukup luas. Dengan kondisi seperti itu
sudah tidak layak untuk menjadi permukiman
karena tanah sangat labil dan membahayakan.
Masyarakat dihimbau untuk terus meningkatkan
kesiapsiagaan. Curah hujan berintensitas tinggi
masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah
seperti Jawa, sebagian Sumatera bagian Selatan,
Sulawesi dan Papua. Ancaman banjir, longsor
dan puting beliung masih tinggi.
Gambar 3. Kemacetan Jalan Sesaat Setelah Gempabumi
Gambar 4. Rumah Rusak Akibat Tanah Longsor