Perekonomian indonesia
-
Upload
dioirawan13 -
Category
Business
-
view
17 -
download
0
Transcript of Perekonomian indonesia
Dosen pengampu : Ade Fauzi S.E MM
Disusun oleh : Dio Irawan (11141188)Kelas : 5v . /Manajemen...
Untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah...
STIE BINA BANGSA BANTEN Jl. Raya Serang – Jakarta Km. 03 No. 1 B Serang – Banten
2016
PEREKONOMIAN INDONESIA
APBN DAN APBD
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling tinggi dalam struktur perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu pengaturan mengenai keuangan negara selalu didasarkan pada undang-undang ini, khususnya dalam bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 23 mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dasar Hukum APBN
ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
ayat (3): “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu”.
Bunyi Pasal 23
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu rencana keuangan tiap tahun pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR(Dewan Perwakilan Rakyat).
APBN ini adalah suatu rencana kerja pemerintahan Negara didalam rangka meningkatkan hasil-hasil pembangunan dengan secara berkesinambungan dan juga melaksanakan desentralisasi fiskal.
Pengertian APBN
Tujuan APBN ialah sebagai suatu pedoman penerimaan serta juga pengeluaran negara didalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kenegaraan untuk dapat meningkatkan produksi dan juga kesempatan kerja, didalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta juga kemakmuran bagi masyarakat.
Tujuan APBN
Anggaran merupakan suatu alat akuntabilitas, manajemen, serta juga kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi anggaran berfungsi untuk dapat mewujudkan pertumbuhan serta juga stabilitas perekonomian dan juga pemerataan pendapatan didalam rangka untuk mencapai suatu tujuan bernegara. Dengan demikian APBN tersebut melaksanakan beberapa fungsi antara lain ialah sebagai berikut :
Fungsi APBN
1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
1. .
2. .
3. .
4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
a. Prinsip Penyusunan APBN dengan Berdasarkan Aspek Pendapatan :
Intensifikasi penerimaan anggaran dalam hal jumlah serta juga kecepatan penyetoran.
Intensifikasi penagihan serta pemungutan piutang negara, misalnya ialah sewa atas penggunaan barang-barang yang milik negara.
Penuntutan ganti rugi atas suatu kerugian yang diderita oleh negara dari denda yang sudah dijanjikan.
Prinsip Penyusunan APBN
b. Prinsip Penyusunan APBN dengan Berdasarkan Aspek Pengeluaran Negara
Hemat, tidak mewah, efisien, serta juga sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
Terarah, terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan.
Semaksimal mungkin harus menggunakan hasil produksi didalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau juga potensi nasional.
Penyusunan suatu program pembangunan tahunan itu dituangkan didalam APBN dengan berazaskan , ialah sebagai berikut:
Kemandirian, artinya ialah sumber penerimaan dalam negeri semakin ditingkatkan.
Penghematan atau juga peningkatan efisiensi serta juga produktivitas.
Penajaman prioritas suatu pembangunan.
Azas Penyusunan APBN
Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rangkaian kegiatan dalam proses penganggaran yang dimulai pada saat anggaran negara mulai disusun sampai dengan perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang.
Siklus APBN
Ada 5 tahapan pokok dalam satu siklus APBN di Indonesia. Dari kelima tahapan itu, tahapan ke-2 (kedua) dan ke-5 (kelima) dilaksanakan bukan oleh pemerintah, yaitu masing-masing tahap kedua penetapan/persetujuan APBN dilaksanakan oleh DPR (lembaga legislatif), dan tahap kelima pemeriksaan dan pertanggungjawaban dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sedangkan tahapan lainnya dilaksanakan oleh pemerintah. Tahapan kegiatan dalam siklus APBN adalah sebagai berikut:
Tahapan ini dilakukan pada tahun sebelum anggaran tersebut dilaksanakan (APBN t-1) misal untuk APBN 2014 dilakukan pada tahun 2013 yang meliputi dua kegiatan yaitu, perencanaan dan penganggaran. Tahap perencanaan dimulai dari:
a.Penyusunan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional;
b.Kementerian Negara/Lembaga (K/L) melakukan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun berjalan, menyusun rencana inisiatif baru dan indikasi kebutuhan anggaran;
c.Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan yang sedang berjalan dan mengkaji usulan inisiatif baru berdasarkan prioritas pembangunan serta analisa pemenuhan kelayakan dan efisiensi indikasi kebutuhan dananya.
1. Perencanaan dan Penganggaran APBN
a. .
b. .
c. .
d. Pagu indikatif dan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah ditetapkan;
e. K/L menyusun rencana kerja (Renja);f. Pertemuan tiga pihak (trilateral meeting)
dilaksanakan antara K/L, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian
Keuangan;g. Rancangan awal RKP disempurnakan;h. RKP dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan antara Pemerintah dengan DPR;
i. RKP ditetapkan.
Tahap penganggaran dimulai dari:1. Penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi
bahan penetapan pagu indikatif;2. penetapan pagu indikatif;3. penetapan pagu anggaran K/L;4. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L
(RKA-K/L);5. penelaahan RKA-K/L sebagai bahan
penyusunan nota keuangan dan rancangan undang-undang tentang APBN;
6. penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan UU tentang APBN kepada DPR.
Kegiatan penetapan/persetujuan ini dilakukan pada APBN t-1, sekitar bulan Oktober-Desember. Kegiatan dalam tahap ini berupa pembahasan Rancangan APBN dan Rancangan Undang-undang APBN serta penetapannya oleh DPR. Selanjutnya berdasarkan persetujuan DPR, Rancangan UU APBN ditetapkan menjadi UU APBN. Penetapan UU APBN ini diikuti dengan penetapan Keppres mengenai rincian APBN sebagai lampiran UU APBN dimaksud.
2. Penetapan/Persetujuan APBN
Jika tahapan kegiatan ke-1 dan ke-2 dilaksanakan pada APBN t-1, kegiatan pelaksanaan APBN dilaksanakan mulai 1 Januari - 31 Desember pada tahun berjalan (APBN t). Dengan kata lain, pelaksanaan tahun anggaran 2014 akan dilaksanakan mulai 1 Januari 2014 - 31 Desember 2014.
3. Pelaksanaan APBN
Kegiatan pelaksanaan APBN dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian/lembaga (K/L). K/L mengusulkan konsep Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berdasarkan Keppres mengenai rincian APBN dan menyampaikannya ke Kementerian Keuangan untuk disahkan. DIPA adalah alat untuk melaksanakan APBN. Berdasarkan DIPA inilah para pengelola anggaran K/L (Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, dan Pembantu Pengguna Anggaran) melaksanakan berbagai macam kegiatan sesuai tugas dan fungsi instansinya.
Tahap pelaporan dan pencatatan APBN dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan APBN, 1 Januari-31 Desember. Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui proses akuntansi, dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas, serta catatan atas laporan keuangan.
4. Pelaporan dan Pencatatan APBN
Tahap terakhir siklus APBN adalah tahap pemeriksanaan dan pertanggungjawaban yang dilaksanakan setelah tahap pelaksanaan berakhir (APBN t+1), sekitar bulan Januari - Juli. Contoh, jika APBN dilaksanakan tahun 2013, tahap pemeriksaan dan pertanggungjawabannya dilakukan pada tahun 2014. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
5. Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN
Untuk pertanggungjawaban pengelolaan dan pelaksanaan APBN secara keseluruhan selama satu tahun anggaran, Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa BPK, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang dibahas dan juga yang disetujui secara bersama oleh Pemerintah Daerah dan juga DPRD, serta ditetapkan oleh Peraturan Daerah (Permendagri No.13 Thn 2006).
APBD
Anggaran daerah yang tercermin didalam suatu APBD adalah suatu instrumen kebijakan utama bagi suatu pemerintah daerah, yang menduduki porsi sentral didalam upaya pengembangan kapabilitas dan juga efektivitas pemerintah daerah tersebut.
Anggaran daerah tersebut seharusnya digunakan ialah sebagai alat untuk dapat menentukan besarnya suatu pendapatan serta belanja, alat bantu suatu pengambilan putusan dan juga perencanaan pembangunan dan juga alat otoritas pengeluaran pada masa yang akan datang dan juga ukuran standar untuk dapat mengevaluasi kinerja serta juga alat koordinasi bagi semua aktivitas diberbagai unit kerja.
Pada Peraturan menteri dalam Negeri Nomor 13 Thn 2006 menyatakan bahwa APBD mempunyai beberapa fungsi antara lain sebagai berikut:
Fungsi otorisasi.
Anggaran daerah tersebut menjadi dasar untuk dapat melaksanakan pendapatan serta belanja daerah ditahun bersangkutan
Fungsi perencanaan.
Anggaran daerah tersebut menjadi suatu pedoman bagi manajemen didalam merencanakan suatu kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi pengawasan.
Anggaran daerah tersebut menjadi suatu pedoman untuk dapat menilai apakah kegiatan atau aktivitas penyelenggaraan pemerintah daerah tersebut sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Fungsi APBD
Fungsi alokasi.
Anggaran daerah tersebut harus diarahkan untuk dapat menciptakan lapangan kerja atau juga mengurangi pengangguran serta pemborosan sumber daya, dan juga meningkatkan efesiensi & efektifitas perekonomian.
Fungsi distribusi.
Anggaran daerah tersebut harus memperhatikan pada rasa keadilan dan juga kepatutan.
Fungsi stabilitasi.
Anggaran daerah tersebut menjadi alat untuk dapat memelihara serta mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian suatu daerah.
APBD disusun melalui beberapa tahap kegiatan. Kegiatan tersebut, antara lain, sebagai berikut.
a. Pemerintah Daerah menyusun Rancangan Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).
b. Pemerintah Daerah mengajukan RAPBD kepada DPRD untuk dibahas bersama antara pemerintah daerah dan DPRD. Dalam pembahasan ini pihak Pemerintah Daerah (Eksekutif) dilakukan oleh Tim Anggaran Eksekutif yang beranggotakan Sekretaris Daerah, BAPPEDA, dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu, sedangkan DPRD dilakukan oleh Panitia Anggaran yang anggotanya terdiri atas tiap fraksi-fraksi.
c.RAPBD yang telah disetujui DPRD disahkan menjadi APBD melalui Peraturan Daerah untuk dilaksanakan.
Cara Penyusunan APBD
Yang dilibatkan dalam penyusunan APBD adalah rakyat, eksekutif, dan legislatif. Pada proses penyusunan APBD rakyat hanya dilibatkan pada tingkat musyawarah pembangunan kelurahan (Musbangkel) dan unit daerah kerja pembangunan (UDKP) saja. Pada tingkat rapat koordinasi pembangunan (Rakorbang) dan Pengesahan RAPBD rakyat sama sekali tidak dilibatkan.
Teknik Penyusunan APBD
Dalam menyusun APBD ada prinsip-prinsip yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu adalah:
1.Transparansi dan Akuntabilitas 2. Disiplin Anggaran 3. Keadilan Anggaran 4. Efesiensi dan Efektifitas 5. Format Anggaran 6. Rasional dan Terukur 7. Pendekatan Kinerja 8. Dokumen Publik
Terima kasih...