Perekonomian Indonesia

5
10.2 Perimbangan Keuangan Pusat Daerah Prinsip. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan subsistem keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas di antara kedua tingkat pemerintahan. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah merupakan satu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas desentralisasi, dekosentrasi, dan tugas pembantuan. PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Dana perimbangan bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan antarpemerintah daerah. Pinjaman daerah bertujuan memperoleh sumber pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Dasar Pendanaan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didanai APBD. Pelimpahan kewenangan dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi atau kewenangan dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah diikuti dengan pemberi dana. 10.3 Sumber – Sumber Penerimaan Daerah Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri aras pendapatan daerah dan pembiayaam. Pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perombangan, dan lain-lain. Kemudian pembiayaannya bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan

description

Perimbangan Keuangan Pusat Daerah

Transcript of Perekonomian Indonesia

10.2Perimbangan Keuangan Pusat DaerahPrinsip. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan subsistem keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas di antara kedua tingkat pemerintahan. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah merupakan satu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas desentralisasi, dekosentrasi, dan tugas pembantuan. PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Dana perimbangan bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan antarpemerintah daerah. Pinjaman daerah bertujuan memperoleh sumber pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.Dasar Pendanaan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didanai APBD. Pelimpahan kewenangan dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi atau kewenangan dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah diikuti dengan pemberi dana.10.3Sumber Sumber Penerimaan DaerahPenerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri aras pendapatan daerah dan pembiayaam. Pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perombangan, dan lain-lain. Kemudian pembiayaannya bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Komponen dari pendapatan daerah dan sumber pembiayaan daerah yang berasal dari pinjaman, karna sumber pembiayaan lainnya sudah dianggap cukup jelas.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)Bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan barang atau jasa oleh daerah). Dalam menignkatkan PAD, pemerintah dilarang menetapkan oeraturan tentang pendapatan yang menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barangdan jasa antar daerah, kegiatan ekspor/impor, sehingga menyebabkan biaya ekonomi tinggi.

2. Dana PerimbanganDana Perimbagan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus yang jumlahnya ditetapkan setiap tahun anggaran dalam APBN.a. Dana Bagi Hasil. Dana ini bersumber dari pajak dan sember daya alam. Dana baggi hasil yang bersumber dari pajak terdiri atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 dan pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan PPh pasal 21. Kemudian yang bersumber dari sumber daya alam yaitu kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.b. Dana Alokasi Umum. Jumlah DAU keseluruhan ditentukan sekurang-kurangnya 26 persen dari pendapatan dalam negeri neto yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN). Dasar untuk menentukan berapa jumlah DAU yang diterima oleh satu daerah adalah apa yang disebut celah fiskal dan alokasi dasar. Celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal, sedangkan alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah. Proporsi DAU antara daerah provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan rasio kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota. DAU atas dasr celah fiskal untuk satu daerah provinsi dihitung berdasarkan perkalian bobot daerah provinsi yang bersangkutan dengan jumlah DAU seluruh daerah provinsi. Bobot daerah provinsi merupakan perbangdingan antara celah fiskal daerah provinsi yang bersangkutan dan total celah fiskal seluruh daerah provinsi. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan nol menerima DAU sebesar alokasi dasar. Daerah yang memiliki nilai fiskal negatif dan nilai negatif tersebut lebih kecil dari dari alokasi dasar menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah dikurangi nilai celah fiskal. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama atau lebih besar dari alokasi dasar tidak menerima DAU.c. Dana Alokasi Khusus. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu yang ditetapkan setiap tahun dalam APBN untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN. Pemerintah pusat menetapkan criteria DAK yang meliputi kriteria umum, kriteria khusus, kriteria teknis. Kriterian umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dalam APBD. Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan karakteristik daerah. Dan kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian negara/ depertemen teknis. Daerah penerima DAK wajib menyediakan dana pendamping sekurang-kurangnya 10% dari alokasi DAK.

3. Lain-lain PendapatanLain-lain pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan pendapatan dana darurat. Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat. Hibah kepada daerah yang bersumber dari luar negeri dilakukan melalui pemerintah pusat. Hibah digunakan sesuai dengan naskah perjanjian. Tata cara pemberian, penerimaan, dan penggunaan hibah, baik dari dalam dalam negeri maupun luar negeri diatur dengan peraturan pemerintah. Pemerintah mengalokasikan dana darurat yang berasal dari APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional dan peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh daerah dengan menggunakan sumber APBD. Pemerintah dapat mengalokasikan dana darurat pada daerah yang dinyatakan mengalami krisis solvabilitas. Daerah dinyatakan mengalami solvabilitas berdasarkan evaluasi oemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Krisis solvabilitas ditetapkan oleh pemerintah setelah berkonsultasi dengan DPR.