PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …
Transcript of PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …
PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN
KOMPOSIT NANOHYBRID PADA BEBERAPA TEKNIK
PENUMPATAN SETELAH PERENDAMAN KOPI
Sima Novrita Deviyanti1, Gatot Sutrisno
2, Dini Asrianti
3
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia
2Staf Pengajar Departemen Ilmu Konservasi Gigi, Universitas Indonesia
3Staf Pengajar Departemen Ilmu Konservasi Gigi, Universitas Indonesia
ABSTRAK
Resin komposit nanohybrid banyak digunakan pada gigi anterior dan posterior. Teknik
penumpatan inkremental pada resin komposit dilaporkan dapat mengurangi terjadinya
pewarnaan tepi restorasi. Namun, aplikasi re-etch dan re-bond setelah finishing untuk
meminimalkan pewarnaan tepi komposit masih menjadi perdebatan. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh teknik inkremental dan teknik re-
etch dan re-bond terhadap pencegahan pewarnaan tepi restorasi resin komposit nanohybrid
setelah direndam dalam larutan kopi. Penelitian ini menggunakan 24 gigi molar 3 yang dibagi
menjadi 4 kelompok. Sample dibuat kavitas berbentuk lingkaran dengan diameter 2 mm
kemudian ditumpat resin komposit nanohybrid dengan teknik inkremental (kelompok I dan II)
dan bulk (kelompok III dan IV), lalu pada kelompok I juga diaplikasikan re-etch re-bond
setelah finishing. Kemudian dilakukan perendaman pada larutan kopi dan setelah diukur,
kelompok I menunjukkan nilai pewarnaan tepi tumpatan yang minimal. Perubahan warna tepi
yang memiliki nilai bermakna secara statistik (p<0,05) terjadi pada penghitungan hari ke-6 dan
ke-12. Kesimpulannya, teknik penumpatan secara inkremental dan pengaplikasian teknik re-
etch re-bond setelah finishing dapat meminimalkan terjadinya perubahan warna tepi tumpatan.
Kata Kunci :, Inkremental; Pewarnaan tepi tumpatan; Resin komposit nanohybrid; re-etch re-
bond
ABSTRACT
Nanohybrid composite resin widely used in anterior and posterior teeth. Incremental
technique on resin composit has been reported able to reduce the marginal discoloration.
However, applications of re-etch and re-bond to minimize staining composites are still in
debated. Therefore, the aim of this research is to know the effectiveness in collaboration of
incremental technique and application of re-etch re-bond during restoration procedures to the
of nanohybrid composite after coffee solution immersion. This research used 24 third molars
were divided into 4 groups. Sample made a circular cavity with a diameter of 2 mm then
restored by nanohybrid composite resin with incremental technique (group I and II) and bulk
(groups III and IV), and in group I also applied re-etch re-bond technique after finishing. Then
immersed in a solution of coffee and after measured, group I showed the lowest value of
marginal discoloration. The marginal discoloration which has a statistically significant (p
<0.05) occurred in the counting day-6 and 12. In conclusion, a incremental technique and
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
application re-etch and re-bond after finishing can minimize marginal discoloration of
composite resin
Keywords: Incremental; Marginal discoloration; Nanohybrid composite resin; re-etch re-bond
LATAR BELAKANG
Saat ini, bahan restorasi resin komposit merupakan bahan tumpatan yang paling digemari
oleh pasien dan dokter gigi dikarenakan selain dapat mengembalikan fungsi pengunyahan dan
bicara, nilai estetik yang dihasilkan bahan restorasi ini sangat memuaskan. Bahan restorasi resin
komposit dikenal lebih banyak digunakan untuk merestorasi gigi anterior namun seiring dengan
waktu, penggunaan resin komposit untuk merestorasi gigi-gigi posterior terus dikembangkan.
Salah satu jenis komposit yang sering digunakan yaitu resin komposit nanohybrid
Salah satu kekurangan resin komposit adalah dapat terbentuknya microleakage (celah
mikro) diantara resin komposit dengan jaringan gigi akibat terjadinya polymerization shrinkage.
Kebocoran mikro dapat menyebabkan masuknya asam, enzim, ion dan produk bakteri melalui
celah restorasi sehingga terjadi diskolorasi marginal, sensitivitas pasca perawatan, karies
sekunder dan kerusakan pulpa.1, 2
Diskolorasi marginal yang terjadi pada restorasi resin komposit dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya tahap dan cara preparasi, teknik penumpatan, proses finishing dan
polishing serta dapat pula diakibatkan oleh pengaruh dari luar seperti jenis makanan dan
minuman yang sering dikonsumsi. Umumnya semua bahan tumpatan resin komposit mudah
berubah warna oleh pengaruh teh, kopi, dan cola dalam waktu satu minggu setelah
penumpatan.3,4
Namun menurut hasil penelitian oleh Ertas dan Gupta menyatakan bahwa
intensitas pewarnaan komposit akibat konsumsi kopi lebih tinggi dibandingkan teh, cola, dan air.5
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya diskolorasi marginal terutama
pada gigi posterior adalah dengan teknik penumpatan secara inkremental dan pengaplikasian re-
etch dan re-bond setelah finishing. Menurut penelitian Lopez dkk, teknik restorasi inkremental
dapat mengurangi terjadinya kebocoran tepi tumpatan dibandingkan dengan teknik bulk. Namun,
belum diketahui apakah teknik re-etch dan re-bond setelah finishing dapat meminimalkan
terjadinya diskolorasi marginal pada tepi tumpatan resin komposit. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh teknik inkremental saat restorasi serta
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
pengaplikasian teknik re-etch dan re-bond terhadap perubahan warna yang terjadi pada tepi
tumpatan resin komposit gigi posterior.
TINJAUAN TEORITIS
Resin Komposit Nanohybrid
Resin komposit nanohybrid merupakan salah satu jenis hibrid resin komposit yang terdiri
dari partikel filler yang berukuran nano pada matriks resinnya.6
Resin komposit nanohybrid
mengkombinasikan kelebihan yang dimiliki oleh resin komposit jenis makrohybrid dan mikrofil
dimana kemampuan penanganan dan kemampuan polish didapat dari mikrofill komposit, serta
kekuatan dan ketahanan pemakaian dari komposit makrohybrid, sehingga nanohybrid resin
komposit dapat digunakan sebagai restorasi pada gigi anterior dan sekaligus dapat dipakai
sebagai restorasi pada gigi posterior.6
Dengan ukuran partikel yang lebih kecil dapat
menghasilkan curing shrinkage yang lebih sedikit, dapat menimbulkan defleksi dinding cusp
yang lebih kecil dan adanya mikrofisur pada tepi enamel yang dapat menyebabkan marginal
leakage, perubahan warna dari tambalan, penetrasi bakteri dan mungkin post-operative
sensitifitas dapat dikurangi.7
Microleakage
Salah satu hal yang masih menjadi kelemahan dari bahan resin komposit adalah dapat
terbentuknya microleakage akibat kontraksi polimerisasi yang dapat menyebabkan masuknya
asam, enzim, ion dan produk bakteri melalui celah restorasi sehingga terjadi diskolorasi marginal,
sensitivitas pasca perawatan, karies sekunder dan kerusakan pulpa.1,2
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
Gambar 1. Microleakage pada restorasi Resin Komposit yang terlihat secara klinis.
(Philips, Ralph W. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. 10th
ed. Philadelphia:
Saunders Company, 2004 : 251)
Walaupun telah banyak perbaikan yang dicapai dalam hal warna dan daya tahan terhadap
tekanan kunyah, kontraksi polimerisasi masih menjadi masalah utama pada bahan restorasi resin
komposit.8,9
Penyusutan yang terjadi bervariasi antara 1-5 % volume. Pengkerutan polimerisasi
berkaitan dengan c-factor yang merupakan perbandingan antara permukaan yang berikatan
dengan permukaan yang bebas. Semakin tinggi c-factor maka semakin tinggi potensi terjadinya
pengkerutan polimerisasi. Selain itu, resin komposit memiliki koefisien ekspansi termal tiga atau
empat kali lebih besar daripada koefisien ekspansi termal struktur gigi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya perbedaan perubahan volume yang mengakibatkan timbulnya kebocoran
mikro (microleakage).1,10
Gambar 2. Kontraksi polimerisasi dan pembentukan gap.11
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
Diskolorasi Resin Komposit
Diskolorasi resin komposit yang paling sering terjadi terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan
lokasinya, yaitu: Body discoloration (tumpatan mengalami perubahan warna secara keseluruhan),
diskolorasi pada permukaan tambalan (umumnya disebabkan oleh adanya permukaan tumpatan
yang kasar sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan debris) Tipe ketiga adalah diskolorasi
pada margin atau tepi tambalan. Biasanya disebabkan terdapat gap diantara tepi restorasi dan
gigi. Debris memasuki ruang ini dan mengakibatkan stain.12
Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna pada restorasi
resin komposit yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi
perubahan warna adalah komposisi resin matriks dan ukuran partikel filler.13
Sedangkan faktor
ekstrinsik yang dapat menyebabkan diskolorasi adalah pewarnaan disebabkan adsorbsi atau
absorbsi zat warna dari minuman, makanan, tembakau dan bahan kumur dan pengaruh sinar
ultraviolet.13,14
Penelitian yang dilakukan oleh Chan dkk. menemukan minuman yang sangat berpotensi
untuk mengubah warna resin komposit adalah kopi, teh dan kola. Sedangkan penelitian lebih
lanjut yang dilakukan oleh Ertas dan Gupta menyatakan bahwa intensitas pewarnaan komposit
akibat konsumsi kopi lebih tinggi dibandingkan teh, cola, dan air.5
Kopi banyak mengandung asam klorogenat yang merupakan satu senyawa fenol
propanoit dan zat tanin. Zat tanin merupakan zat warna pada kopi yang dapat membuat
perubahan warna restorasi menjadi lebih hitam bila sering kontak dengan resin komposit,
sehingga akan memberikan dampak yang kurang baik dari segi estetik.15
Selain itu, kopi juga
merupakan minuman yang memiliki pH 4,70. Dengan PH asam tersebut maka mengakibatkan
degradasi ikatan polimer sehingga memudahkan terjadinya proses difusi cairan dari luar masuk
ke dalam resin.16
Untuk meminimalkan terjadinya diskolorasi marginal dapat dilakukan teknik penumpatan
secara inkremental dan pengaplikasian re-etch re-bond setelah prosedur finishing dilakukan.
Teknik Inkremental
Teknik peletakkan secara inkremental dapat dilakukan dengan beberapa cara, contohnya
adalah secara oblik, horizontal, dan sentripetal. Namun yang umum digunakan adalah teknik
incremental secara oblik yang dibuat oleh Lutz dengan tujuan untuk meningkatkan sifat adhesif
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
pada permukaan bebas, memungkinkan daya alir resin yang lebih baik, dan menurunkan risiko
terjadinya kontrakasi polimerisasi.Pada teknik insersi resin komposit secara inkremental oblik,
lapisan pertama resin komposit diletakkan pada gingival floor, lapisan kedua serta ketiga
ditempatkan secara diagonal, dan lapisan terakhir digunakan untuk menyelesaikan tumpatan di
bagian oklusal.16
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lopes dkk yang mengevaluasi cara
perlekatan komposit berbasis resin untuk restorasi posterior dengan cara perlekatan berlapis
(incremental) dan cara perlekatan sekaligus (bulk), kemudian diamati apakah ada celah atau
kebocoran diantara tumpatan dan gigi menunjukkan bahwa terdapat celah sebanyak 6,1 % dengan
cara perlekatan inkremental dan 18,7 % bila diletakkan dengan cara bulk. Jadi cara peletakkan
inkremental, akan memberikan pengurangan kebocoran tepi tumpatan lebih baik dibandingkan
dengan cara peletakkan bulk.15
Gambar 3. Teknik incremental oblik pada penempatan
bahan resin komposit dengan kedalaman kavitas 4,5
mm. (Noort R. Introduction to Dental Materials 3rd
ed.
London : Mosby Elsevier, 2007 : 110 )
Teknik Re-etch Re-bond setelah Finishing
Banyak penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko terjadinya
kebocoran tepi tumpatan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa penggunaan bahan bonding
yang mengandung resin dengan viskositas rendah dapat digunakan sebagai pelapis tumpatan
resin komposit.17,18
Penelitian lebih lanjut menyatakan bahwa bahan pit and fissure sealant
dengan viskositas rendah serta dentin bonding agent juga dapat digunakan sebagai bahan
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
pelapis.19
Aplikasi etsa dan bonding setelah finishing bertujuan untuk mengisi celah-celah mikro
yang diakibatkan oleh friksi selama proses pemolesan.
Celah-celah mikro yang terbentuk tidak dapat terlihat tanpa menggunakan alat bantu,
akibatnya jika dibiarkan begitu saja akan menyebabkan restorasi menjadi mudah retak saat
menerima beban terus menerus akibat fatik. Aplikasi etsa setelah finishing berguna untuk
memecah kembali polimer resin yang sudah terpolimerisasi, sehingga dapat diikat dengan resin
yang baru dari bahan bonding dan akan menjadi kesatuan restorasi yang baik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan 24 gigi molar 3 yang dibagi menjadi 4 kelompok. Empat
kelompok tersebut terdiri atas: Kelompok perlakuan I, yaitu pesimen yang telah di ditumpatkan
kedalam kavitas gigi molar secara inkremental lalu diaplikasikan teknik re-etch dan re-bond
setelah dilakukan finishing. Kemudian kelompok perlakuan II , yaitu spesimen yang telah di
ditumpatkan kedalam kavitas gigi molar secara inkremental namun tidak diaplikasikan teknik re-
etch dan re-bond setelah dilakukan finishing.
Sedangkan, kelompok perlakuan III adalah spesimen yang telah di ditumpatkan kedalam
kavitas gigi molar dengan teknik bulk tanpa diaplikasikan teknik re-etch dan re-bond setelah
dilakukan finishing. Lalu, kelompok perlakuan IV adalah spesimen yang telah di ditumpatkan k
dalam kavitas gigi molar dengan teknik bulk tanpa diaplikasikan teknik re-etch dan re-bond
setelah dilakukan finishing dan setelah itu direndam saline.
Seluruh sample dibuat kavitas berbentuk lingkaran dengan diameter 2 mm dan ketebalan
2,5 mm. Setelah itu pada seluruh sample dietsa dengan Etching gel kit 37% phosphoric acid merk
Dentamerica®
kemudian dilakukan pembilasan dengan air lalu kelebihan air diserap dengan
kapas butir dan kavitas dibiarkan dalam keadaan lembab. Setelah itu diaplikasikan bonding
dengan merk Kerr OptiBond S®
pada keseluruh permukaan kavitas yang teretsa tunggu selama
20 detik kemudian sinari 10 detik (disesuaikan penggunaan bonding dengan petunjuk yang
tercantum di kemasan). Setelah proses bonding selesai, letakkan resin komposit yang mempunyai
warna yang sesuai dengan warna gigi kedalam kavitas kemudian sinari selama 20 detik. Teknik
peletakkan komposit disesuaikan dengan kelompok perlakuan yaitu secara inkremental atau bulk.
Kemudian dilakukan finishing, lalu pada kelompok I diaplikasikan teknik re-etch dan re-bond.
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
Gambar 4. Preparasi kavitas Gambar 5. Resin Komposit Nanohybrid
merk Kerr Herculite Précis®
Gambar 6. Etching Gel Kit Gambar 7. Bonding agent
merk Dentamerica®
merk Kerr OptiBond S®
Setelah itu pada seluruh sample dilakukan pengujian siklus thermal pada suhu 5o C dan 55
o
C, kemudian pada kelompok I, II, dan III dilakukan perendaman pada larutan kopi yang telah
dibuat sesuai ketentuan, dalam suhu awal perendaman 55o C dengan waktu 10 jam setiap harinya
selama 3, 6, dan 12 hari lalu diukur pewarnaan tepi tumpatan yang terjadi. Sedangkan, pada
kelompok IV (kelompok kontrol) dilakukan perendaman dalam larutan saline.
Perubahan warna tepi tumpatan diukur dengan cara menghitung panjangnya bagian
marginal dengan bentuk lingkaran yang mengalami pewarnaan dengan menggunakan jangka dua
jarum. Kedua jarum berada pada kedua titik yang membentuk garis. Setelah itu dipindahkan ke
kertas putih untuk kemudian diukur besarnya sudut yang terbentuk dengan menggunakan busur
untuk selanjutnya dirubah kedalam nilai persen. Metode tersebut dipilih karena perubahan warna
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
yang terjadi berbentuk garis melengkung sehingga dengan mengukurnya dengan menggunakan
besaran sudut, hasil pengukuran akan lebih akurat.
Gambar 8. Diskolorasi tepi tumpatan Gambar 9. Pengukuran banyaknya
tepi tumpatan yang
mengalami pewarnaan
dengan menggunakan
jangka
Gambar 10. Hasil pengukuran jangka Gambar 11. Membuat garis
yang dipindahkan ke kertas sesuai dengan hasil
putih pengukuran jangka
sehingga membentuk
sudut
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
Gambar 12. Mengukur sudut yang
terbentuk dengan
menggunakan busur
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah statistik nonparametrik dengan
uji Kruskal-Wallis dengan analisis post hoc Mann Whitney yang diolah menggunakan program
komputer. Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil:
Tabel 1. Hasil analisis perubahan warna tepi resin komposit setelah perendaman kopi hari ke-3
n Median
(minimum-maksimum)
Mean ρ
Skor Kelompok I 6 0 (0 – 2,22) 0,37 0,135
Kelompok II 6 0 (0 - 4,17) 0,695
Kelompok III 6 3,335 (0 – 12,50) 4,583
Kelompok IV 6 0 0
Ket.: Uji statistik Kruskal-Wallis (p < 0,05)
Pada hasil penghitungan data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis pada hari ke-3,
ternyata diperoleh nilai p= 0,135. Oleh karena itu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat perubahan warna yang tidak bermakna setelah perendaman larutan kopi Kemudian
setelah dilakukan analisis post hoc Mann Whitney pada hasil penghitungan hari ke-3 antara
kelompok I dan II diperoleh nilai p = 0,902; antara kelompok I dan III diperoleh nilai p = 0,153;
antara kelompok I dan IV diperoleh nilai p = 0,317; antara kelompok II dan III diperoleh nilai
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
p = 0,153; antara kelompok II dan IV diperoleh nilai p = 0,317; serta antara kelompok III dan
IV diperoleh nilai p = 0,059.
Tabel 2. Hasil analisis perubahan warna tepi resin komposit setelah perendaman kopi hari ke-6
n Median
(minimum-maksimum)
Rata-rata ρ
Skor Kelompok I 6 0 (0 – 3,06) 0,927 0,002
Kelompok II 6 0 (0 – 12,50) 2,778
Kelompok III 6 8,33 (6,67 – 15,20) 10,125
Kelompok IV 6 0 0
Ket.: Uji statistik Kruskal-Wallis (p < 0,05)
Pada hasil penghitungan data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis pada hari ke-6,
ternyata diperoleh nilai p= 0,002. Oleh karena itu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat perubahan warna yang bermakna setelah perendaman larutan kopi. Kemudian setelah
dilakukan analisis post hoc Mann Whitney pada hasil penghitungan hari ke-6 antara kelompok I
dan II diperoleh nilai p = 0,703; antara kelompok I dan III diperoleh nilai p = 0,003; antara
kelompok I dan IV diperoleh nilai p = 0,140; antara kelompok II dan III diperoleh nilai p =
0,022; antara kelompok II dan IV diperoleh nilai p = 0,140; serta antara kelompok III dan IV
diperoleh nilai p = 0,002. Dari hasil analisis Mann Whitney tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada hasil penghitungan antara kelompok I dan III; kelompok II dan III; serta kelompok
III dan IV terdapat perubahan warna bermakna, sedangkan pada kelompok I dan II; kelompok I
dan IV; serta II dan IV tidak terdapat perubahan warna bermakna setelah perendaman larutan
kopi pada penghitungan hari ke-6.
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
Tabel 3. Hasil analisis perubahan warna tepi resin komposit setelah perendaman kopi hari ke-12
n Median
(minimum-maksimum)
Rata-rata ρ
Skor Kelompok I 6 2,085 (0 – 6,38) 2,73 0,004
Kelompok II 6 3,47 (0 – 16,67) 6,342
Kelompok III 6 9,305 (8,33 – 20,83) 12,128
Kelompok IV 6 0 0
Ket.: Uji statistik Kruskal-Wallis (p < 0,05)
Pada hasil penghitungan data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis pada hari ke-12,
ternyata diperoleh nilai p= 0,004. Oleh karena itu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat perubahan warna yang bermakna setelah perendaman larutan kopi. Kemudian setelah
dilakukan analisis post hoc Mann Whitney pada hasil penghitungan hari ke-12 antara kelompok
I dan II diperoleh nilai p = 0,442 yang; antara kelompok I dan III diperoleh nilai p = 0,004 yang
berarti; antara kelompok I dan IV diperoleh nilai p = 0,059; antara kelompok II dan III
diperoleh nilai p = 0,124; antara kelompok II dan IV diperoleh nilai p = 0,059; serta antara
kelompok III dan IV diperoleh nilai p = 0,002. Dari hasil analisis Mann Whitney tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada hasil penghitungan antara kelompok I dan III serta kelompok III
dan IV terdapat perubahan warna bermakna, sedangkan pada kelompok I dan II; kelompok I
dan IV; kelompok II dan III; serta kelompok II dan IV tidak terdapat perubahan warna
bermakna setelah perendaman larutan kopi pada penghitungan hari ke-12.
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
Gambar 13. Grafik Hasil Pengukuran Nilai Rata-rata Berdasarkan Lamanya Perendaman Kopi
Dalam grafik tersebut terlihat bahwa kelompok III (ditumpat dengan teknik bulk)
menunjukkan nilai perubahan warna yang paling tinggi dibandingkan kelompok I dan II.
Sedangkan kelompok II (ditumpat dengan teknik inkremental) menunjukkan nilai perubahan
warna tepi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok I (ditumpat dengan teknik
incrementaldan diaplikasikan re-etch re-bond). Pada hasil pengukuran hasil, kelompok IV
(kelompok kontrol) menunjukkan nilai yang konstan karena tidak dilakukan perendaman
terhadap kopi sehingga tidak terjadi perubahan warna. Dalam grafik tersebut juga terlihat bahwa
peningkatan nilai pewarnaan tepi yang signifikan terjadi antara hari ke-3 sampai hari ke-
6.Sedangkan pada jarak hari ke-6 sampai hari ke-12 peningkatan pewarnaan tepi tidak terlalu
signifikan.
PEMBAHASAN
Dikarenakan tumpatan berbentuk lingkaran maka nilai hasil penelitian ini diperoleh
dengan cara mengukur banyaknya bagian marginal tumpatan yang mengalami pewarnaan dengan
menggunakan jangka dua jarum. Kedua jarum diposisikan pada kedua titik yang membentuk
garis lengkung. Setelah itu dipindahkan ke kertas putih untuk kemudian diukur besarnya sudut
yang terbentuk dengan menggunakan busur untuk selanjutnya dirubah kedalam nilai persen
dengan nilai satu lingkaran penuh adalah 100 %. Metode perhitungan tersebut dipergunakan
karena belum ada penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk mengukur banyaknya pewarnaan
pada tepi tumpatan resin komposit yang terlihat secara klinis seperti pada penelitian ini. Metode
0
2
4
6
8
10
12
14
Hari ke-3 Hari ke-6 Hari ke-12
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
penghitungan menggunakan besaran sudut lalu kemudian diubah kedalam nilai persen dilakukan
karena garis yang terbentuk melengkung sehingga penghitungan dalam besaran sudut akan
menghasilkan nilai yang lebih akurat dibanding dengan penghitungan secara linier.
Pada penelitian ini, hasil yang didapatkan adalah pada hari ke tiga pengukuran sudah
menunjukkan perubahan angka terutama pada kelompok III (bulk) tetapi belum terlihat
perubahan angka yang signifikan. Namun secara penghitungan statistik dengan menggunakan uji
Kruskali-Wallis menghasilkan nilai p > 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak terdapat perubahan
warna bermakna pada tepi tumpatan resin komposit nanohybrid.
Pada hasil pengukuran hari ke enam sudah terlihat peningkatan perubahan angka yang
signifikan pada nilai perhitungan perubahan warna tepi terutama pada kelompok III.
Penghitungan secara statistik menghasilkan nilai p < 0,05 yang berarti terdapat perubahan warna
bermakna pada tepi tumpatan resin komposit nanohybrid. Sedangkan pada hasil pengukuran hari
ke dua belas sudah terlihat peningkatan perubahan angka yang signifikan pada nilai perhitungan
perubahan warna tepi pada kelompok perlakuan. Penghitungan secara statistik dengan
menggunakan uji Kruskali-Wallis menghasilkan nilai p < 0,05 yang berarti terdapat perubahan
warna bermakna pada tepi tumpatan resin komposit nanohybrid.
. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh BM Owens dan WW Johnson bertujuan
untuk mengukur kedalaman penetrasi tinta agar dapat mengetahui banyaknya microleakage yang
terjadi pada email dan dentin lalu kemudian membandingkan hasilnya, dimana berbeda dengan
penelitian ini yang bertujan untuk mengukur banyaknya pewarnaan pada bagian tepi tumpatan
yang terlihat secara klinis di permukaan tumpatan.20
Oleh karena bentuk tumpatan adalah
lingkaran, maka digunakan metode penghitungan dengan jangka dan busur derajat untuk
mendapatkan nilai dalam satuan derajat lalu kemudian dirubah ke dalam nilai persen dengan nilai
satu lingkaran peniuh adalah 100 %
Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan warna
bermakna setelah perendaman larutan kopi pada penghitungan hari ke tiga, pada penghitungan
hari ke enam antara kelompok I dan III; kelompok II dan III; serta kelompok III dan IV terdapat
perubahan warna bermakna. Sedangkan pada penghitungan hari ke dua belas, perubahan warna
bermakna terlihat pada penghitungan antara kelompok I dan III serta kelompok III dan IV. Dari
analisis tersebut dapat terlihat bahwa peningkatan niai pewarnaan yang paling signifikan terjadi
pada kelompok III (ditumpat dengan teknik bulk) karenaterjadi perubahan bermakna pada hasil
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
perbandingan antara kelompok perlakuan lain dengan kelompok III. Namun pada perhitungan
hari ke-12 selain kelompok III, pada kelompok II (ditumpat secara inkremental tanpa re-etchre-
bond) juga terjadi peningkatan nilai perubahan warna.
Dengan metode perhitungan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kelompok I (ditumpat
dengan teknik incrementaldan diaplikasikan re-etch re-bond) mengalami perubahan warna tepi
tumpatan yang lebih rendah dibandingkan kelompok II(ditumpat dengan teknik incrementaltanpa
aplikasire-etch re-bond), hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh BM
Owens dan WW Johnson yang menyatakan bahwa pengaplikasian bahan sealant dapat
mengurangi risiko terjadinya pewarnaan tepi tumpatan.20
Namun kelompok II mengalami perubahan warna yang lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok III (ditumpat dengan teknik bulk). Sedangkan kelompok IV (kelompok
kontrol) menunjukkan nilai yang konstan karena tidak dilakukan perendaman terhadap kopi
sehingga tidak terjadi perubahan warna. Hasil tersebut didukung oleh penelitian Lopes dkk yang
mengevaluasi cara perlekatan komposit berbasis resin untuk restorasi posterior dengan cara
perlekatan berlapis (incremental) dan cara perlekatan sekaligus (bulk), kemudian diamati apakah
ada celah atau kebocoran diantara tumpatan dan gigi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa terdapat celah sebanyak 6,1 % dengan cara perlekatan inkremental dan 18,7 % bila
diletakkan dengan cara bulk. Jadi cara peletakkan inkremental, akan memberikan pengurangan
kebocoran tepi tumpatan lebih baik dibandingkan dengan cara peletakkan bulk.15
KESIMPULAN
Terdapat perubahan warna tepi tumpatan yang berbeda bermakna secara statistik pada
penghitungan dari ke 6 dan 12 dengan nilai perubahan warna tertinggi terjadi pada kelompok III
(ditumpat dengan teknik bulk) dan nilai perubahan warna tepi terendah terjadi pada kelompok I
(ditumpat dengan teknik inkremental dan diaplikasikan re-etch re-bond).
Selain itu, metode restorasi inkremental serta aplikasi teknik re-etch dan re-bond
merupakan bagian dari SOP teknik restorasi resin komposit yang lebih efektif dibandingkan
dengan teknik penumpatan secara inkremental tanpa aplikasi re-etch dan re-bond setelah
finishing dalam mengurangi perubahan warna tepi resin komposit nanohybrid. Sedangkan, teknik
penumpatan secara inkremental tanpa aplikasi re-etch dan re-bond setelah finishing lebih efektif
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
dibandingkan dengan teknik penumpatan bulk dalam mengurangi perubahan warna tepi resin
komposit nanohybrid
SARAN
Dari hasil penelitian maka disarankan kepada dokter gigi untuk menggunakan teknik
penumpatan inkremental dan mengaplikasikan re-etch re-bond setelah dilakukan finishing dan
polishing. Kemudian, jika dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tujuan penelitian yang sama
dengan penelitian ini, diharapkan penelitian tersebut menggunakan jumlah sample yang lebih
banyak.
Selain itu diharapkan untuk mengevaluasi metode penghitungan yang digunakan pada
penelitian ini serta mempertimbangkannya untuk digunakan dalam metode penghitungan dalam
penelitian lain dengan tujuan yang sama dengan penelitian ini.
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
DAFTAR REFERENSI
1. Chimello DT, Chinellati MA, Ramos RP, Palma Dibb RG. In vitro evaluation of
microleakage of flowable composite in class v restorations. J Braz Dent 2002; 13(3): 184-
7.
2. Franca FMG, Aguiar FHB, Souza dos Santos AJ, Lovadino JR. Quantitative evaluation of
microleakage in class V cavities using one-bottle and self-etching adhesive systems. J
Braz Oral Res 2004; 18(3): 1-12.
3. Hayashi, H., Maejino, K., Kezuka, K., Ogushi, K., Kono, A., Fusayama, T.: In vitro of
Discoloration of Composite Resin. J.Prost.Dent. Vol. 43:5, May 1980. pp. 66-69
4. Chan, KC.: The Ability of Foods to Stain two Composite Resin. J. Prost.Dent. Vol. 43:5,
May 1980. pp. 542-545
5. Ertas E, Guler AU, Yucel AC, Koprulu H, Guler E, Color Stability of Resin Composites
After Immersion in Different Drinks. Dent Mater. 2006; 25: 371-376
6. Puckett AD, Fitchie JG, Kirk PC, et al. Direct Composite Restorative Materials. Dent Clin
N Am. 2007; 51: 659-675.
7. Garcia AH, Lozano MAM, Vila JC, Escribano AB, Fos Galve P. Composite resins: A
review of the materials and clinical indications. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2006; 11 :
E215-20.
8. Drummond JL. Degradation, Fatigue, and Failure of Resin Dental CompositeMaterials. J
DENT RES., 2008; 87: 710-9.
9. Martos J dkk. Hydrolytic Degradation of Composite Resins: Effects on theMicrohardness.
Materials Research, 2003; 6 (4): 599-604..
10. Bala O, Octasli MB, Unlu L. The leakage of class II cavities restored with packable resin-
based composites. J Contemp Dent Pract 2003; 4(4): 1-11
11. Schmalz G. Resin-based composites. In : Schmalz G, Arenholt-Bindslev D.
Biocompatibility of dental materials. Germany : Springer, 2009 : 102-4, 119-20.
12. Noort RV. Introduction to Dental Materials. 3rd ed. Sydney: Mosby, 2007: 99-171.
13. Torstenson B, Oden A. Effects of bonding agent types and incremental techniques on
minimizing contraction gaps around resin composites. Dent Mater1989; 5(4): 218-23.
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013
14. Topcu FT, Sahinkesen G, Yamanel K, Erdemir U, Oktay EA, Ersahan S. Influence of
different drinks on the colour stability of dental resin composites. Eur Dent J 2009; 3:50-
56
15. Ghavamnasiri M. Effect of centripetal and incremental methods in class II composite
resin restorations on gingival microleakage. J Contemporary Dent Pract.2007; 8 (2): 1-7.
16. Aprilia, Linda R, Rahardiarto E. Pengaruh minuman kopi terhadap perubahan warna pada
resin komposit. Indonesian Dent J 2007; 14(3): 164-170.
17. Itoh K, Iwaku M & Fusayama T (1981) Effectiveness of glazing composite resin
restorations The Journal of ProstheticDentistry 45(6) 606-613.
18. Judes H, Eli I, Lieberman R, Serebro L & Ben Amar A (1982). Rebonding as a method of
controlling marginal microleakage in composite resin restorations New York Journal of
Dentistry 52(5) 137-143.
19. Tjan AH & Tan DE (1991) Microleakage at gingival margins of Class V composite resin
restorations rebonded with various low-viscosity resin systems Quintessence
International. 22(7) 565-573.
20. Owens BM, Johnson WW. Effect of New Generation Surface Sealants on the Marginal
Permeability of Class V Resin Composite Restorations. Operative Dentistry, 2006; 31-4,
481-488
Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013