PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

18
PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN KOMPOSIT NANOHYBRID PADA BEBERAPA TEKNIK PENUMPATAN SETELAH PERENDAMAN KOPI Sima Novrita Deviyanti 1 , Gatot Sutrisno 2 , Dini Asrianti 3 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia 2 Staf Pengajar Departemen Ilmu Konservasi Gigi, Universitas Indonesia 3 Staf Pengajar Departemen Ilmu Konservasi Gigi, Universitas Indonesia ABSTRAK Resin komposit nanohybrid banyak digunakan pada gigi anterior dan posterior. Teknik penumpatan inkremental pada resin komposit dilaporkan dapat mengurangi terjadinya pewarnaan tepi restorasi. Namun, aplikasi re-etch dan re-bond setelah finishing untuk meminimalkan pewarnaan tepi komposit masih menjadi perdebatan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh teknik inkremental dan teknik re- etch dan re-bond terhadap pencegahan pewarnaan tepi restorasi resin komposit nanohybrid setelah direndam dalam larutan kopi. Penelitian ini menggunakan 24 gigi molar 3 yang dibagi menjadi 4 kelompok. Sample dibuat kavitas berbentuk lingkaran dengan diameter 2 mm kemudian ditumpat resin komposit nanohybrid dengan teknik inkremental (kelompok I dan II) dan bulk (kelompok III dan IV), lalu pada kelompok I juga diaplikasikan re-etch re-bond setelah finishing. Kemudian dilakukan perendaman pada larutan kopi dan setelah diukur, kelompok I menunjukkan nilai pewarnaan tepi tumpatan yang minimal. Perubahan warna tepi yang memiliki nilai bermakna secara statistik (p<0,05) terjadi pada penghitungan hari ke-6 dan ke-12. Kesimpulannya, teknik penumpatan secara inkremental dan pengaplikasian teknik re- etch re-bond setelah finishing dapat meminimalkan terjadinya perubahan warna tepi tumpatan. Kata Kunci :, Inkremental; Pewarnaan tepi tumpatan; Resin komposit nanohybrid; re-etch re- bond ABSTRACT Nanohybrid composite resin widely used in anterior and posterior teeth. Incremental technique on resin composit has been reported able to reduce the marginal discoloration. However, applications of re-etch and re-bond to minimize staining composites are still in debated. Therefore, the aim of this research is to know the effectiveness in collaboration of incremental technique and application of re-etch re-bond during restoration procedures to the of nanohybrid composite after coffee solution immersion. This research used 24 third molars were divided into 4 groups. Sample made a circular cavity with a diameter of 2 mm then restored by nanohybrid composite resin with incremental technique (group I and II) and bulk (groups III and IV), and in group I also applied re-etch re-bond technique after finishing. Then immersed in a solution of coffee and after measured, group I showed the lowest value of marginal discoloration. The marginal discoloration which has a statistically significant (p <0.05) occurred in the counting day-6 and 12. In conclusion, a incremental technique and Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Transcript of PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

Page 1: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN

KOMPOSIT NANOHYBRID PADA BEBERAPA TEKNIK

PENUMPATAN SETELAH PERENDAMAN KOPI

Sima Novrita Deviyanti1, Gatot Sutrisno

2, Dini Asrianti

3

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia

2Staf Pengajar Departemen Ilmu Konservasi Gigi, Universitas Indonesia

3Staf Pengajar Departemen Ilmu Konservasi Gigi, Universitas Indonesia

ABSTRAK

Resin komposit nanohybrid banyak digunakan pada gigi anterior dan posterior. Teknik

penumpatan inkremental pada resin komposit dilaporkan dapat mengurangi terjadinya

pewarnaan tepi restorasi. Namun, aplikasi re-etch dan re-bond setelah finishing untuk

meminimalkan pewarnaan tepi komposit masih menjadi perdebatan. Oleh karena itu,

penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh teknik inkremental dan teknik re-

etch dan re-bond terhadap pencegahan pewarnaan tepi restorasi resin komposit nanohybrid

setelah direndam dalam larutan kopi. Penelitian ini menggunakan 24 gigi molar 3 yang dibagi

menjadi 4 kelompok. Sample dibuat kavitas berbentuk lingkaran dengan diameter 2 mm

kemudian ditumpat resin komposit nanohybrid dengan teknik inkremental (kelompok I dan II)

dan bulk (kelompok III dan IV), lalu pada kelompok I juga diaplikasikan re-etch re-bond

setelah finishing. Kemudian dilakukan perendaman pada larutan kopi dan setelah diukur,

kelompok I menunjukkan nilai pewarnaan tepi tumpatan yang minimal. Perubahan warna tepi

yang memiliki nilai bermakna secara statistik (p<0,05) terjadi pada penghitungan hari ke-6 dan

ke-12. Kesimpulannya, teknik penumpatan secara inkremental dan pengaplikasian teknik re-

etch re-bond setelah finishing dapat meminimalkan terjadinya perubahan warna tepi tumpatan.

Kata Kunci :, Inkremental; Pewarnaan tepi tumpatan; Resin komposit nanohybrid; re-etch re-

bond

ABSTRACT

Nanohybrid composite resin widely used in anterior and posterior teeth. Incremental

technique on resin composit has been reported able to reduce the marginal discoloration.

However, applications of re-etch and re-bond to minimize staining composites are still in

debated. Therefore, the aim of this research is to know the effectiveness in collaboration of

incremental technique and application of re-etch re-bond during restoration procedures to the

of nanohybrid composite after coffee solution immersion. This research used 24 third molars

were divided into 4 groups. Sample made a circular cavity with a diameter of 2 mm then

restored by nanohybrid composite resin with incremental technique (group I and II) and bulk

(groups III and IV), and in group I also applied re-etch re-bond technique after finishing. Then

immersed in a solution of coffee and after measured, group I showed the lowest value of

marginal discoloration. The marginal discoloration which has a statistically significant (p

<0.05) occurred in the counting day-6 and 12. In conclusion, a incremental technique and

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 2: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

application re-etch and re-bond after finishing can minimize marginal discoloration of

composite resin

Keywords: Incremental; Marginal discoloration; Nanohybrid composite resin; re-etch re-bond

LATAR BELAKANG

Saat ini, bahan restorasi resin komposit merupakan bahan tumpatan yang paling digemari

oleh pasien dan dokter gigi dikarenakan selain dapat mengembalikan fungsi pengunyahan dan

bicara, nilai estetik yang dihasilkan bahan restorasi ini sangat memuaskan. Bahan restorasi resin

komposit dikenal lebih banyak digunakan untuk merestorasi gigi anterior namun seiring dengan

waktu, penggunaan resin komposit untuk merestorasi gigi-gigi posterior terus dikembangkan.

Salah satu jenis komposit yang sering digunakan yaitu resin komposit nanohybrid

Salah satu kekurangan resin komposit adalah dapat terbentuknya microleakage (celah

mikro) diantara resin komposit dengan jaringan gigi akibat terjadinya polymerization shrinkage.

Kebocoran mikro dapat menyebabkan masuknya asam, enzim, ion dan produk bakteri melalui

celah restorasi sehingga terjadi diskolorasi marginal, sensitivitas pasca perawatan, karies

sekunder dan kerusakan pulpa.1, 2

Diskolorasi marginal yang terjadi pada restorasi resin komposit dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya tahap dan cara preparasi, teknik penumpatan, proses finishing dan

polishing serta dapat pula diakibatkan oleh pengaruh dari luar seperti jenis makanan dan

minuman yang sering dikonsumsi. Umumnya semua bahan tumpatan resin komposit mudah

berubah warna oleh pengaruh teh, kopi, dan cola dalam waktu satu minggu setelah

penumpatan.3,4

Namun menurut hasil penelitian oleh Ertas dan Gupta menyatakan bahwa

intensitas pewarnaan komposit akibat konsumsi kopi lebih tinggi dibandingkan teh, cola, dan air.5

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya diskolorasi marginal terutama

pada gigi posterior adalah dengan teknik penumpatan secara inkremental dan pengaplikasian re-

etch dan re-bond setelah finishing. Menurut penelitian Lopez dkk, teknik restorasi inkremental

dapat mengurangi terjadinya kebocoran tepi tumpatan dibandingkan dengan teknik bulk. Namun,

belum diketahui apakah teknik re-etch dan re-bond setelah finishing dapat meminimalkan

terjadinya diskolorasi marginal pada tepi tumpatan resin komposit. Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh teknik inkremental saat restorasi serta

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 3: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

pengaplikasian teknik re-etch dan re-bond terhadap perubahan warna yang terjadi pada tepi

tumpatan resin komposit gigi posterior.

TINJAUAN TEORITIS

Resin Komposit Nanohybrid

Resin komposit nanohybrid merupakan salah satu jenis hibrid resin komposit yang terdiri

dari partikel filler yang berukuran nano pada matriks resinnya.6

Resin komposit nanohybrid

mengkombinasikan kelebihan yang dimiliki oleh resin komposit jenis makrohybrid dan mikrofil

dimana kemampuan penanganan dan kemampuan polish didapat dari mikrofill komposit, serta

kekuatan dan ketahanan pemakaian dari komposit makrohybrid, sehingga nanohybrid resin

komposit dapat digunakan sebagai restorasi pada gigi anterior dan sekaligus dapat dipakai

sebagai restorasi pada gigi posterior.6

Dengan ukuran partikel yang lebih kecil dapat

menghasilkan curing shrinkage yang lebih sedikit, dapat menimbulkan defleksi dinding cusp

yang lebih kecil dan adanya mikrofisur pada tepi enamel yang dapat menyebabkan marginal

leakage, perubahan warna dari tambalan, penetrasi bakteri dan mungkin post-operative

sensitifitas dapat dikurangi.7

Microleakage

Salah satu hal yang masih menjadi kelemahan dari bahan resin komposit adalah dapat

terbentuknya microleakage akibat kontraksi polimerisasi yang dapat menyebabkan masuknya

asam, enzim, ion dan produk bakteri melalui celah restorasi sehingga terjadi diskolorasi marginal,

sensitivitas pasca perawatan, karies sekunder dan kerusakan pulpa.1,2

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 4: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

Gambar 1. Microleakage pada restorasi Resin Komposit yang terlihat secara klinis.

(Philips, Ralph W. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. 10th

ed. Philadelphia:

Saunders Company, 2004 : 251)

Walaupun telah banyak perbaikan yang dicapai dalam hal warna dan daya tahan terhadap

tekanan kunyah, kontraksi polimerisasi masih menjadi masalah utama pada bahan restorasi resin

komposit.8,9

Penyusutan yang terjadi bervariasi antara 1-5 % volume. Pengkerutan polimerisasi

berkaitan dengan c-factor yang merupakan perbandingan antara permukaan yang berikatan

dengan permukaan yang bebas. Semakin tinggi c-factor maka semakin tinggi potensi terjadinya

pengkerutan polimerisasi. Selain itu, resin komposit memiliki koefisien ekspansi termal tiga atau

empat kali lebih besar daripada koefisien ekspansi termal struktur gigi sehingga dapat

menyebabkan terjadinya perbedaan perubahan volume yang mengakibatkan timbulnya kebocoran

mikro (microleakage).1,10

Gambar 2. Kontraksi polimerisasi dan pembentukan gap.11

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 5: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

Diskolorasi Resin Komposit

Diskolorasi resin komposit yang paling sering terjadi terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan

lokasinya, yaitu: Body discoloration (tumpatan mengalami perubahan warna secara keseluruhan),

diskolorasi pada permukaan tambalan (umumnya disebabkan oleh adanya permukaan tumpatan

yang kasar sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan debris) Tipe ketiga adalah diskolorasi

pada margin atau tepi tambalan. Biasanya disebabkan terdapat gap diantara tepi restorasi dan

gigi. Debris memasuki ruang ini dan mengakibatkan stain.12

Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna pada restorasi

resin komposit yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi

perubahan warna adalah komposisi resin matriks dan ukuran partikel filler.13

Sedangkan faktor

ekstrinsik yang dapat menyebabkan diskolorasi adalah pewarnaan disebabkan adsorbsi atau

absorbsi zat warna dari minuman, makanan, tembakau dan bahan kumur dan pengaruh sinar

ultraviolet.13,14

Penelitian yang dilakukan oleh Chan dkk. menemukan minuman yang sangat berpotensi

untuk mengubah warna resin komposit adalah kopi, teh dan kola. Sedangkan penelitian lebih

lanjut yang dilakukan oleh Ertas dan Gupta menyatakan bahwa intensitas pewarnaan komposit

akibat konsumsi kopi lebih tinggi dibandingkan teh, cola, dan air.5

Kopi banyak mengandung asam klorogenat yang merupakan satu senyawa fenol

propanoit dan zat tanin. Zat tanin merupakan zat warna pada kopi yang dapat membuat

perubahan warna restorasi menjadi lebih hitam bila sering kontak dengan resin komposit,

sehingga akan memberikan dampak yang kurang baik dari segi estetik.15

Selain itu, kopi juga

merupakan minuman yang memiliki pH 4,70. Dengan PH asam tersebut maka mengakibatkan

degradasi ikatan polimer sehingga memudahkan terjadinya proses difusi cairan dari luar masuk

ke dalam resin.16

Untuk meminimalkan terjadinya diskolorasi marginal dapat dilakukan teknik penumpatan

secara inkremental dan pengaplikasian re-etch re-bond setelah prosedur finishing dilakukan.

Teknik Inkremental

Teknik peletakkan secara inkremental dapat dilakukan dengan beberapa cara, contohnya

adalah secara oblik, horizontal, dan sentripetal. Namun yang umum digunakan adalah teknik

incremental secara oblik yang dibuat oleh Lutz dengan tujuan untuk meningkatkan sifat adhesif

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 6: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

pada permukaan bebas, memungkinkan daya alir resin yang lebih baik, dan menurunkan risiko

terjadinya kontrakasi polimerisasi.Pada teknik insersi resin komposit secara inkremental oblik,

lapisan pertama resin komposit diletakkan pada gingival floor, lapisan kedua serta ketiga

ditempatkan secara diagonal, dan lapisan terakhir digunakan untuk menyelesaikan tumpatan di

bagian oklusal.16

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lopes dkk yang mengevaluasi cara

perlekatan komposit berbasis resin untuk restorasi posterior dengan cara perlekatan berlapis

(incremental) dan cara perlekatan sekaligus (bulk), kemudian diamati apakah ada celah atau

kebocoran diantara tumpatan dan gigi menunjukkan bahwa terdapat celah sebanyak 6,1 % dengan

cara perlekatan inkremental dan 18,7 % bila diletakkan dengan cara bulk. Jadi cara peletakkan

inkremental, akan memberikan pengurangan kebocoran tepi tumpatan lebih baik dibandingkan

dengan cara peletakkan bulk.15

Gambar 3. Teknik incremental oblik pada penempatan

bahan resin komposit dengan kedalaman kavitas 4,5

mm. (Noort R. Introduction to Dental Materials 3rd

ed.

London : Mosby Elsevier, 2007 : 110 )

Teknik Re-etch Re-bond setelah Finishing

Banyak penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko terjadinya

kebocoran tepi tumpatan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa penggunaan bahan bonding

yang mengandung resin dengan viskositas rendah dapat digunakan sebagai pelapis tumpatan

resin komposit.17,18

Penelitian lebih lanjut menyatakan bahwa bahan pit and fissure sealant

dengan viskositas rendah serta dentin bonding agent juga dapat digunakan sebagai bahan

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 7: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

pelapis.19

Aplikasi etsa dan bonding setelah finishing bertujuan untuk mengisi celah-celah mikro

yang diakibatkan oleh friksi selama proses pemolesan.

Celah-celah mikro yang terbentuk tidak dapat terlihat tanpa menggunakan alat bantu,

akibatnya jika dibiarkan begitu saja akan menyebabkan restorasi menjadi mudah retak saat

menerima beban terus menerus akibat fatik. Aplikasi etsa setelah finishing berguna untuk

memecah kembali polimer resin yang sudah terpolimerisasi, sehingga dapat diikat dengan resin

yang baru dari bahan bonding dan akan menjadi kesatuan restorasi yang baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan 24 gigi molar 3 yang dibagi menjadi 4 kelompok. Empat

kelompok tersebut terdiri atas: Kelompok perlakuan I, yaitu pesimen yang telah di ditumpatkan

kedalam kavitas gigi molar secara inkremental lalu diaplikasikan teknik re-etch dan re-bond

setelah dilakukan finishing. Kemudian kelompok perlakuan II , yaitu spesimen yang telah di

ditumpatkan kedalam kavitas gigi molar secara inkremental namun tidak diaplikasikan teknik re-

etch dan re-bond setelah dilakukan finishing.

Sedangkan, kelompok perlakuan III adalah spesimen yang telah di ditumpatkan kedalam

kavitas gigi molar dengan teknik bulk tanpa diaplikasikan teknik re-etch dan re-bond setelah

dilakukan finishing. Lalu, kelompok perlakuan IV adalah spesimen yang telah di ditumpatkan k

dalam kavitas gigi molar dengan teknik bulk tanpa diaplikasikan teknik re-etch dan re-bond

setelah dilakukan finishing dan setelah itu direndam saline.

Seluruh sample dibuat kavitas berbentuk lingkaran dengan diameter 2 mm dan ketebalan

2,5 mm. Setelah itu pada seluruh sample dietsa dengan Etching gel kit 37% phosphoric acid merk

Dentamerica®

kemudian dilakukan pembilasan dengan air lalu kelebihan air diserap dengan

kapas butir dan kavitas dibiarkan dalam keadaan lembab. Setelah itu diaplikasikan bonding

dengan merk Kerr OptiBond S®

pada keseluruh permukaan kavitas yang teretsa tunggu selama

20 detik kemudian sinari 10 detik (disesuaikan penggunaan bonding dengan petunjuk yang

tercantum di kemasan). Setelah proses bonding selesai, letakkan resin komposit yang mempunyai

warna yang sesuai dengan warna gigi kedalam kavitas kemudian sinari selama 20 detik. Teknik

peletakkan komposit disesuaikan dengan kelompok perlakuan yaitu secara inkremental atau bulk.

Kemudian dilakukan finishing, lalu pada kelompok I diaplikasikan teknik re-etch dan re-bond.

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 8: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

Gambar 4. Preparasi kavitas Gambar 5. Resin Komposit Nanohybrid

merk Kerr Herculite Précis®

Gambar 6. Etching Gel Kit Gambar 7. Bonding agent

merk Dentamerica®

merk Kerr OptiBond S®

Setelah itu pada seluruh sample dilakukan pengujian siklus thermal pada suhu 5o C dan 55

o

C, kemudian pada kelompok I, II, dan III dilakukan perendaman pada larutan kopi yang telah

dibuat sesuai ketentuan, dalam suhu awal perendaman 55o C dengan waktu 10 jam setiap harinya

selama 3, 6, dan 12 hari lalu diukur pewarnaan tepi tumpatan yang terjadi. Sedangkan, pada

kelompok IV (kelompok kontrol) dilakukan perendaman dalam larutan saline.

Perubahan warna tepi tumpatan diukur dengan cara menghitung panjangnya bagian

marginal dengan bentuk lingkaran yang mengalami pewarnaan dengan menggunakan jangka dua

jarum. Kedua jarum berada pada kedua titik yang membentuk garis. Setelah itu dipindahkan ke

kertas putih untuk kemudian diukur besarnya sudut yang terbentuk dengan menggunakan busur

untuk selanjutnya dirubah kedalam nilai persen. Metode tersebut dipilih karena perubahan warna

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 9: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

yang terjadi berbentuk garis melengkung sehingga dengan mengukurnya dengan menggunakan

besaran sudut, hasil pengukuran akan lebih akurat.

Gambar 8. Diskolorasi tepi tumpatan Gambar 9. Pengukuran banyaknya

tepi tumpatan yang

mengalami pewarnaan

dengan menggunakan

jangka

Gambar 10. Hasil pengukuran jangka Gambar 11. Membuat garis

yang dipindahkan ke kertas sesuai dengan hasil

putih pengukuran jangka

sehingga membentuk

sudut

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 10: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

Gambar 12. Mengukur sudut yang

terbentuk dengan

menggunakan busur

HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah statistik nonparametrik dengan

uji Kruskal-Wallis dengan analisis post hoc Mann Whitney yang diolah menggunakan program

komputer. Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil:

Tabel 1. Hasil analisis perubahan warna tepi resin komposit setelah perendaman kopi hari ke-3

n Median

(minimum-maksimum)

Mean ρ

Skor Kelompok I 6 0 (0 – 2,22) 0,37 0,135

Kelompok II 6 0 (0 - 4,17) 0,695

Kelompok III 6 3,335 (0 – 12,50) 4,583

Kelompok IV 6 0 0

Ket.: Uji statistik Kruskal-Wallis (p < 0,05)

Pada hasil penghitungan data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis pada hari ke-3,

ternyata diperoleh nilai p= 0,135. Oleh karena itu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

terdapat perubahan warna yang tidak bermakna setelah perendaman larutan kopi Kemudian

setelah dilakukan analisis post hoc Mann Whitney pada hasil penghitungan hari ke-3 antara

kelompok I dan II diperoleh nilai p = 0,902; antara kelompok I dan III diperoleh nilai p = 0,153;

antara kelompok I dan IV diperoleh nilai p = 0,317; antara kelompok II dan III diperoleh nilai

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 11: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

p = 0,153; antara kelompok II dan IV diperoleh nilai p = 0,317; serta antara kelompok III dan

IV diperoleh nilai p = 0,059.

Tabel 2. Hasil analisis perubahan warna tepi resin komposit setelah perendaman kopi hari ke-6

n Median

(minimum-maksimum)

Rata-rata ρ

Skor Kelompok I 6 0 (0 – 3,06) 0,927 0,002

Kelompok II 6 0 (0 – 12,50) 2,778

Kelompok III 6 8,33 (6,67 – 15,20) 10,125

Kelompok IV 6 0 0

Ket.: Uji statistik Kruskal-Wallis (p < 0,05)

Pada hasil penghitungan data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis pada hari ke-6,

ternyata diperoleh nilai p= 0,002. Oleh karena itu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

terdapat perubahan warna yang bermakna setelah perendaman larutan kopi. Kemudian setelah

dilakukan analisis post hoc Mann Whitney pada hasil penghitungan hari ke-6 antara kelompok I

dan II diperoleh nilai p = 0,703; antara kelompok I dan III diperoleh nilai p = 0,003; antara

kelompok I dan IV diperoleh nilai p = 0,140; antara kelompok II dan III diperoleh nilai p =

0,022; antara kelompok II dan IV diperoleh nilai p = 0,140; serta antara kelompok III dan IV

diperoleh nilai p = 0,002. Dari hasil analisis Mann Whitney tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa pada hasil penghitungan antara kelompok I dan III; kelompok II dan III; serta kelompok

III dan IV terdapat perubahan warna bermakna, sedangkan pada kelompok I dan II; kelompok I

dan IV; serta II dan IV tidak terdapat perubahan warna bermakna setelah perendaman larutan

kopi pada penghitungan hari ke-6.

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 12: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

Tabel 3. Hasil analisis perubahan warna tepi resin komposit setelah perendaman kopi hari ke-12

n Median

(minimum-maksimum)

Rata-rata ρ

Skor Kelompok I 6 2,085 (0 – 6,38) 2,73 0,004

Kelompok II 6 3,47 (0 – 16,67) 6,342

Kelompok III 6 9,305 (8,33 – 20,83) 12,128

Kelompok IV 6 0 0

Ket.: Uji statistik Kruskal-Wallis (p < 0,05)

Pada hasil penghitungan data dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis pada hari ke-12,

ternyata diperoleh nilai p= 0,004. Oleh karena itu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

terdapat perubahan warna yang bermakna setelah perendaman larutan kopi. Kemudian setelah

dilakukan analisis post hoc Mann Whitney pada hasil penghitungan hari ke-12 antara kelompok

I dan II diperoleh nilai p = 0,442 yang; antara kelompok I dan III diperoleh nilai p = 0,004 yang

berarti; antara kelompok I dan IV diperoleh nilai p = 0,059; antara kelompok II dan III

diperoleh nilai p = 0,124; antara kelompok II dan IV diperoleh nilai p = 0,059; serta antara

kelompok III dan IV diperoleh nilai p = 0,002. Dari hasil analisis Mann Whitney tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa pada hasil penghitungan antara kelompok I dan III serta kelompok III

dan IV terdapat perubahan warna bermakna, sedangkan pada kelompok I dan II; kelompok I

dan IV; kelompok II dan III; serta kelompok II dan IV tidak terdapat perubahan warna

bermakna setelah perendaman larutan kopi pada penghitungan hari ke-12.

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 13: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

Gambar 13. Grafik Hasil Pengukuran Nilai Rata-rata Berdasarkan Lamanya Perendaman Kopi

Dalam grafik tersebut terlihat bahwa kelompok III (ditumpat dengan teknik bulk)

menunjukkan nilai perubahan warna yang paling tinggi dibandingkan kelompok I dan II.

Sedangkan kelompok II (ditumpat dengan teknik inkremental) menunjukkan nilai perubahan

warna tepi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok I (ditumpat dengan teknik

incrementaldan diaplikasikan re-etch re-bond). Pada hasil pengukuran hasil, kelompok IV

(kelompok kontrol) menunjukkan nilai yang konstan karena tidak dilakukan perendaman

terhadap kopi sehingga tidak terjadi perubahan warna. Dalam grafik tersebut juga terlihat bahwa

peningkatan nilai pewarnaan tepi yang signifikan terjadi antara hari ke-3 sampai hari ke-

6.Sedangkan pada jarak hari ke-6 sampai hari ke-12 peningkatan pewarnaan tepi tidak terlalu

signifikan.

PEMBAHASAN

Dikarenakan tumpatan berbentuk lingkaran maka nilai hasil penelitian ini diperoleh

dengan cara mengukur banyaknya bagian marginal tumpatan yang mengalami pewarnaan dengan

menggunakan jangka dua jarum. Kedua jarum diposisikan pada kedua titik yang membentuk

garis lengkung. Setelah itu dipindahkan ke kertas putih untuk kemudian diukur besarnya sudut

yang terbentuk dengan menggunakan busur untuk selanjutnya dirubah kedalam nilai persen

dengan nilai satu lingkaran penuh adalah 100 %. Metode perhitungan tersebut dipergunakan

karena belum ada penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk mengukur banyaknya pewarnaan

pada tepi tumpatan resin komposit yang terlihat secara klinis seperti pada penelitian ini. Metode

0

2

4

6

8

10

12

14

Hari ke-3 Hari ke-6 Hari ke-12

Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Kelompok IV

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 14: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

penghitungan menggunakan besaran sudut lalu kemudian diubah kedalam nilai persen dilakukan

karena garis yang terbentuk melengkung sehingga penghitungan dalam besaran sudut akan

menghasilkan nilai yang lebih akurat dibanding dengan penghitungan secara linier.

Pada penelitian ini, hasil yang didapatkan adalah pada hari ke tiga pengukuran sudah

menunjukkan perubahan angka terutama pada kelompok III (bulk) tetapi belum terlihat

perubahan angka yang signifikan. Namun secara penghitungan statistik dengan menggunakan uji

Kruskali-Wallis menghasilkan nilai p > 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak terdapat perubahan

warna bermakna pada tepi tumpatan resin komposit nanohybrid.

Pada hasil pengukuran hari ke enam sudah terlihat peningkatan perubahan angka yang

signifikan pada nilai perhitungan perubahan warna tepi terutama pada kelompok III.

Penghitungan secara statistik menghasilkan nilai p < 0,05 yang berarti terdapat perubahan warna

bermakna pada tepi tumpatan resin komposit nanohybrid. Sedangkan pada hasil pengukuran hari

ke dua belas sudah terlihat peningkatan perubahan angka yang signifikan pada nilai perhitungan

perubahan warna tepi pada kelompok perlakuan. Penghitungan secara statistik dengan

menggunakan uji Kruskali-Wallis menghasilkan nilai p < 0,05 yang berarti terdapat perubahan

warna bermakna pada tepi tumpatan resin komposit nanohybrid.

. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh BM Owens dan WW Johnson bertujuan

untuk mengukur kedalaman penetrasi tinta agar dapat mengetahui banyaknya microleakage yang

terjadi pada email dan dentin lalu kemudian membandingkan hasilnya, dimana berbeda dengan

penelitian ini yang bertujan untuk mengukur banyaknya pewarnaan pada bagian tepi tumpatan

yang terlihat secara klinis di permukaan tumpatan.20

Oleh karena bentuk tumpatan adalah

lingkaran, maka digunakan metode penghitungan dengan jangka dan busur derajat untuk

mendapatkan nilai dalam satuan derajat lalu kemudian dirubah ke dalam nilai persen dengan nilai

satu lingkaran peniuh adalah 100 %

Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan warna

bermakna setelah perendaman larutan kopi pada penghitungan hari ke tiga, pada penghitungan

hari ke enam antara kelompok I dan III; kelompok II dan III; serta kelompok III dan IV terdapat

perubahan warna bermakna. Sedangkan pada penghitungan hari ke dua belas, perubahan warna

bermakna terlihat pada penghitungan antara kelompok I dan III serta kelompok III dan IV. Dari

analisis tersebut dapat terlihat bahwa peningkatan niai pewarnaan yang paling signifikan terjadi

pada kelompok III (ditumpat dengan teknik bulk) karenaterjadi perubahan bermakna pada hasil

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 15: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

perbandingan antara kelompok perlakuan lain dengan kelompok III. Namun pada perhitungan

hari ke-12 selain kelompok III, pada kelompok II (ditumpat secara inkremental tanpa re-etchre-

bond) juga terjadi peningkatan nilai perubahan warna.

Dengan metode perhitungan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kelompok I (ditumpat

dengan teknik incrementaldan diaplikasikan re-etch re-bond) mengalami perubahan warna tepi

tumpatan yang lebih rendah dibandingkan kelompok II(ditumpat dengan teknik incrementaltanpa

aplikasire-etch re-bond), hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh BM

Owens dan WW Johnson yang menyatakan bahwa pengaplikasian bahan sealant dapat

mengurangi risiko terjadinya pewarnaan tepi tumpatan.20

Namun kelompok II mengalami perubahan warna yang lebih rendah dibandingkan

dengan kelompok III (ditumpat dengan teknik bulk). Sedangkan kelompok IV (kelompok

kontrol) menunjukkan nilai yang konstan karena tidak dilakukan perendaman terhadap kopi

sehingga tidak terjadi perubahan warna. Hasil tersebut didukung oleh penelitian Lopes dkk yang

mengevaluasi cara perlekatan komposit berbasis resin untuk restorasi posterior dengan cara

perlekatan berlapis (incremental) dan cara perlekatan sekaligus (bulk), kemudian diamati apakah

ada celah atau kebocoran diantara tumpatan dan gigi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa terdapat celah sebanyak 6,1 % dengan cara perlekatan inkremental dan 18,7 % bila

diletakkan dengan cara bulk. Jadi cara peletakkan inkremental, akan memberikan pengurangan

kebocoran tepi tumpatan lebih baik dibandingkan dengan cara peletakkan bulk.15

KESIMPULAN

Terdapat perubahan warna tepi tumpatan yang berbeda bermakna secara statistik pada

penghitungan dari ke 6 dan 12 dengan nilai perubahan warna tertinggi terjadi pada kelompok III

(ditumpat dengan teknik bulk) dan nilai perubahan warna tepi terendah terjadi pada kelompok I

(ditumpat dengan teknik inkremental dan diaplikasikan re-etch re-bond).

Selain itu, metode restorasi inkremental serta aplikasi teknik re-etch dan re-bond

merupakan bagian dari SOP teknik restorasi resin komposit yang lebih efektif dibandingkan

dengan teknik penumpatan secara inkremental tanpa aplikasi re-etch dan re-bond setelah

finishing dalam mengurangi perubahan warna tepi resin komposit nanohybrid. Sedangkan, teknik

penumpatan secara inkremental tanpa aplikasi re-etch dan re-bond setelah finishing lebih efektif

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 16: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

dibandingkan dengan teknik penumpatan bulk dalam mengurangi perubahan warna tepi resin

komposit nanohybrid

SARAN

Dari hasil penelitian maka disarankan kepada dokter gigi untuk menggunakan teknik

penumpatan inkremental dan mengaplikasikan re-etch re-bond setelah dilakukan finishing dan

polishing. Kemudian, jika dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tujuan penelitian yang sama

dengan penelitian ini, diharapkan penelitian tersebut menggunakan jumlah sample yang lebih

banyak.

Selain itu diharapkan untuk mengevaluasi metode penghitungan yang digunakan pada

penelitian ini serta mempertimbangkannya untuk digunakan dalam metode penghitungan dalam

penelitian lain dengan tujuan yang sama dengan penelitian ini.

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 17: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

DAFTAR REFERENSI

1. Chimello DT, Chinellati MA, Ramos RP, Palma Dibb RG. In vitro evaluation of

microleakage of flowable composite in class v restorations. J Braz Dent 2002; 13(3): 184-

7.

2. Franca FMG, Aguiar FHB, Souza dos Santos AJ, Lovadino JR. Quantitative evaluation of

microleakage in class V cavities using one-bottle and self-etching adhesive systems. J

Braz Oral Res 2004; 18(3): 1-12.

3. Hayashi, H., Maejino, K., Kezuka, K., Ogushi, K., Kono, A., Fusayama, T.: In vitro of

Discoloration of Composite Resin. J.Prost.Dent. Vol. 43:5, May 1980. pp. 66-69

4. Chan, KC.: The Ability of Foods to Stain two Composite Resin. J. Prost.Dent. Vol. 43:5,

May 1980. pp. 542-545

5. Ertas E, Guler AU, Yucel AC, Koprulu H, Guler E, Color Stability of Resin Composites

After Immersion in Different Drinks. Dent Mater. 2006; 25: 371-376

6. Puckett AD, Fitchie JG, Kirk PC, et al. Direct Composite Restorative Materials. Dent Clin

N Am. 2007; 51: 659-675.

7. Garcia AH, Lozano MAM, Vila JC, Escribano AB, Fos Galve P. Composite resins: A

review of the materials and clinical indications. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2006; 11 :

E215-20.

8. Drummond JL. Degradation, Fatigue, and Failure of Resin Dental CompositeMaterials. J

DENT RES., 2008; 87: 710-9.

9. Martos J dkk. Hydrolytic Degradation of Composite Resins: Effects on theMicrohardness.

Materials Research, 2003; 6 (4): 599-604..

10. Bala O, Octasli MB, Unlu L. The leakage of class II cavities restored with packable resin-

based composites. J Contemp Dent Pract 2003; 4(4): 1-11

11. Schmalz G. Resin-based composites. In : Schmalz G, Arenholt-Bindslev D.

Biocompatibility of dental materials. Germany : Springer, 2009 : 102-4, 119-20.

12. Noort RV. Introduction to Dental Materials. 3rd ed. Sydney: Mosby, 2007: 99-171.

13. Torstenson B, Oden A. Effects of bonding agent types and incremental techniques on

minimizing contraction gaps around resin composites. Dent Mater1989; 5(4): 218-23.

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013

Page 18: PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA MARGINAL PADA RESIN …

14. Topcu FT, Sahinkesen G, Yamanel K, Erdemir U, Oktay EA, Ersahan S. Influence of

different drinks on the colour stability of dental resin composites. Eur Dent J 2009; 3:50-

56

15. Ghavamnasiri M. Effect of centripetal and incremental methods in class II composite

resin restorations on gingival microleakage. J Contemporary Dent Pract.2007; 8 (2): 1-7.

16. Aprilia, Linda R, Rahardiarto E. Pengaruh minuman kopi terhadap perubahan warna pada

resin komposit. Indonesian Dent J 2007; 14(3): 164-170.

17. Itoh K, Iwaku M & Fusayama T (1981) Effectiveness of glazing composite resin

restorations The Journal of ProstheticDentistry 45(6) 606-613.

18. Judes H, Eli I, Lieberman R, Serebro L & Ben Amar A (1982). Rebonding as a method of

controlling marginal microleakage in composite resin restorations New York Journal of

Dentistry 52(5) 137-143.

19. Tjan AH & Tan DE (1991) Microleakage at gingival margins of Class V composite resin

restorations rebonded with various low-viscosity resin systems Quintessence

International. 22(7) 565-573.

20. Owens BM, Johnson WW. Effect of New Generation Surface Sealants on the Marginal

Permeability of Class V Resin Composite Restorations. Operative Dentistry, 2006; 31-4,

481-488

Perbedaan perubahan warna..., Sima Novrita Deviyanti, FKG UI, 2013