PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT...

92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP KEMAMPUAN MERODA PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 27 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh : JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012

Transcript of PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT...

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN

ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP

KEMAMPUAN MERODA PADA SISWA KELAS VIIIB

SMP NEGERI 27 SURAKARTA

TAHUN AJARAN

2011/2012

Oleh :

JANUAR ABDILAH SANTOSO

NIM : K5608112

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Januar Abdilah Santoso

NIM : K.5608112

Jurusan/Program Studi : JPOK UNS/Penkepor

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU DAN TANPA ALAT

BANTU TERHADAP KEMAMPUAN MERODA PADA SISWA KELAS

VIIIB SMP NEGERI 27 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012” ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang

dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicatumkan dalam daftar

pustaka

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Januar Abdilah Santoso

NIM. K.5608112

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN

ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP

KEMAMPUAN MERODA PADA SISWA KELAS VIIIB

SMP NEGERI 27 SURAKARTA

TAHUN AJARAN

2011/2012

Oleh :

JANUAR ABDILAH SANTOSO

K.5608112

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

JULI 2012

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Fadilah Umar, S.Pd, M.Or

NIP.19720927 200212 1 001

Haris Nugroho, S.Pd, M.Or

NIP.19720208 199903 1 003

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. H. Agustiyanto, M.Pd

Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or

Anggota I : Fadilah Umar, S.Pd, M.Or

Anggota II : Haris Nugroho, S.Pd, M.Or

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

An. Dekan

Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat Sajidan, M.Si

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah

dengan agama hidup menjadi terarah. (A.H. Mukti Ali)

Kita dapat memutar jarum jam kembali kebelakang, tetapi waktu tidak akan

pernah terulang kembali. Manfaatkanlah waktu yang diberikan oleh ALLAH

dengan sebaik-baiknya, sebelum datang waktu dimana kita menghadap-Nya

tiba.

Kesempatan + Kesiapan = Kesuksesan.

Ketika kamu harus menangis, menangislah karna ALLAH. Dan ketika kamu

harus bangkit dan memulai lagi hidupmu, mintalah semangat dari orang-orang

terdekatmu. Keep spirit.

Keterpurukan itu biasa, yang luar biasa adalah saat kita bisa bangkit dari

keterpurukan tanpa terlalu lama bermuram durja.

Kesempatan dan peluang itu bisa dibuat, maka buatlah kesempatanmu sendiri

untuk menjadi orang yang sukses.

Barometer sukses dalam kehidupan manusia itu tidak hanya kaya harta dan

pangkat yang tinggi.

Sukses dalam pencapaian yang kita targetkan dan kebersamaan dengan

keluargalah yang wajib kita punya.

Apapun dapat dilakukan dan tercapai asalkan,

memiliki niat yang tulus ikhlas karena ALLAH,

yakin dengan kemampuan yang kita punya, berusaha sekuat tenaga dan pikiran,

berdoa, berserah dan percaya setelah apa yang kita lakukan,

karena DIA bersama orang-orang yang gigih dalam menjalankan sesuatu hal.

Saat diri ini hancur karena manusia, kembalilah kepada sang penciptamu.

Saat tersesat, kembalilah dimana kita memulainya.

Saat membutuhkan semangat, mintalah kepada orang terdekat.

Saat kau menangis, menagislah karna ALLAH. Menempatkan sesuatu pada

tempatnya

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukur kepada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

“Bapak dan Ibu tercinta”

Kaulah hidupku dan semangatku. Perjuanganmu yang tanpa kenal lelah, kasih

sayangmu yang tak terbatas dan doamu yang tiada terputus. Membuatku menjadi

orang yang paling bahagia memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan

setulus kasih sayangmu.

“Kakak tercinta Achmad Junianto”

Yang selalu mendukungku dan menjadi pemicu agar aku harus bisa membawa

harapan orang tua kita. Semoga kita dapat mewujudkan harapan itu bersama.

“Almarhumah Pak Dhe ku tercinta”

Kesabaran dan kegigihanmu akan aku ceritakan kepada anak-anakku kelak.

“Lingga Trisnasih”

Terimakasih atas waktu yang pernah kau berikan untuk menyayangiku

selayaknya menyayangi orang yang paling kau sayangi. Semoga tali silaturahmi

ini akan selalu terjalin dengan indah meskipun tak ada lagi istilah untuk “kita“

lagi.

“Syarifah”

“Pak Jon, Bu Jon, Wahyu, Eko, Dwi”

“Siswa-siswi Kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”

“Teman-teman ku Angkatan ’08 FKIP JPOK UNS Surakarta”

“Almamater”

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Januar Abdilah Santoso. PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN

MENGGUNAKAN ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU

TERHADAP KEMAMPUAN MERODA PADA SISWA KELAS VIIIB SMP

NEGERI 27 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh

pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan

meroda pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012. (2) Pembelajaran yang lebih baik pengaruhnya antara menggunakan

alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa kelas

VIIIB SMP N 27 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian ini

adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012

berjumlah 32 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

anggota populasi yang berarti penelitian ini adalah penelitian populasi. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengkuran kemampuan meroda

dari Suyati, dkk (1994: 157). Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada

taraf signifikansi 5%.

Setelah melalui proses pengolahan data, diperoleh hasil penelitian sebagai

berikut: (1) Rerata hasil tes awal kelompok 1 sebesar 6,26 dan tes akhir sebesar

7,180. (2) Rerata hasil tes awal kelompok 2 sebesar 6,27 dan tes akhir sebesar 6,55.

Pengujian persyaratan analisis dengan uji normalitas pada Kelompok 1 dengan

0,161 dan kelompok 2 dengan 0,097 lebih kecil dari 0,213

maka data pada kelompok 1 dan 2 berdistribusi normal. Uji homogenitas pada

kelompok 1 dan 2 dengan 0,92 dan 2,33, dengan <

maka kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen.

Berikut ini adalah hasil analisis data dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan:

(1) Uji perbedaan tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 dengan

sebesar 0,098. (2) Uji perbedaan tes awal dan tes akhir kelompok 1 dengan

sebesar 9,887. (3) Uji perbedaan tes awal dan tes akhir kelompok 2 dengan

sebesar 4,201. (4) Uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2

dengan 4,625. (5) Uji Perbedaan dan Prosentase Peningkatan Kemampuan

Kelompok 1 dengan nilai 0,92 dan prosentasenya sebesar 14,16%, serta

peningkatan kemampuan kelompok 2 dengan nilai 0,28 dan prosentasenya sebesar

4,5%. Sehingga kelompok 1 memiliki prosentase peningkatan kemampuan meroda

yang lebih besar daripada kelompok 2.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Ada pengaruh yang

signifikan pembelajaran meroda dengan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap

kemampuan meroda pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta Tahun

Ajaran 2011/2012, dengan nilai perhitungan thit sebesar 4,625 dan ttabel sebesar

2,131 pada taraf signifikasi 5%. (2) pembelajaran meroda menggunakan alat bantu

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

lebih baik pengaruhnya daripada pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu

terhadap kemampuan meroda pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012. Kelompok 1 (kelompok pembelajaran meroda

menggunakan alat bantu) memiliki peningkatan kemampuan meroda sebesar

14,57%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok pembelajaran meroda tanpa alat bantu)

memiliki peningkatan sebesar 4,48%.

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs.H. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan selaku Narasumber yang membantu kelancaran penulis dalam menyusun

skripsi.

4. Fadilah Umar, S.Pd., M.Or., Sebagai pembimbing I yang telah memberikan

semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat

tersusun dengan baik.

5. Haris Nugroho, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan

semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat

tersusun dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Kepala Sekolah, Bagian Kurikulum, dan Guru Penjas SMP Negeri 27

Surakarta yang telah memperkenankan peneliti untuk melaksanakan penelitian

di SMP Negeri 27 Surakarta.

8. Siswa-siswi kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012

yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

bagi para pembaca, khusunya dalam senam artistik meroda.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................…………………………………………………

PERYATAAN................................................................................................

PENGAJUAN ...............................………………………………………….

PERSETUJUAN .........................…………………………………………..

PENGESAHAN ..............................…………………………………………

MOTTO .....................……………………………………………………….

PERSEMBAHAN .............................………………………………………..

ABSTRAK…………………………………………………………………....

KATA PENGANTAR………………………………………………………

DAFTAR ISI ......................................……………………………………….

DAFTAR TABEL ...................………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………..

DAFTAR LAMPIRAN ..............................…………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...

B. Indentifikasi Masalah………………………………………….....

C. Pembatasan Masalah………………………………………..……

D. Perumusan Masalah…………………………………………..….

E. Tujuan Penelitian………………………………………………...

F. Manfaat Penelitian………………………………………………

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………….…

A. Kajian Teori dan Hasil penelitian yang relevan ...…………….…

1 Senam………………………………………………………....

a. Karakteristik Gerak Dasar Senam…………………….......

b. Aspek-Aspek Dominan Dalam Senam……………………

c. Aspek-Aspek Pendukung Dalam Senam............................

2 Meroda………………………………………………........…..

a. Analisa Gerak Meroda…………………………...……….

b. Kesalahan Dalam Meroda...........………………..………..

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xii

xiii

xiv

xvi

1

1

4

4

5

5

6

7

7

7

8

10

15

15

17

19

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3 Belajar.……………………………………………………….

a. Pengertian Belajar...……………………………………….

b. Tujuan Belajar...............…………………………………..

c. Belajar Gerak.............................…………………………..

d. Domain Tujuan Pendidikan Olahraga.................................

4 Alat Bantu Pembelajaran…………………………..............….

a. Pengertian Alat Bantu Pembelajranan…………………....

b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik.......…………

5 Pembelajaran Meroda Dengan Menggunakan Alat Bantu

Pembelajaran..........................................................................

a. Meroda Pada Matras Yang Lebih Tinggi…………...........

b. Meroda Pada Bidang Miring……………………………..

c. Meroda Pada Matras Yang di Gulung................................

d. Meroda Dengan Cara di Bantu...........................................

6 Pembelajaran Meroda Tanpa Menggunakan Alat Bantu

Pembelajaran…………………...............................................

a. Latihan Bagian..……………………………….................

b. Latihan Keseluruhan…………………………………......

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Meroda Pada

Matras Datar.................................................................

B. Kerangka Berpikir .......……………………………………..........

C. Hipotesis……………………………………….........................

BAB III METODE PENELITIAN .............………………………….……

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..

B. Rancangan/Desain Penelitian .......................................................

C. Populasi dan Sampel ....................................................................

D. Variabel Penelitian ...............................................................

E. Definisi Operasional Variabel ................................................

F. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

G. Analisis Data .........…………………………………………...….

20

20

20

23

24

35

35

37

40

40

41

41

42

43

44

45

46

47

49

50

50

50

52

52

52

53

54

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................……………………………….

A. Deskripsi Data ...............…………………………………...…….

B. Pengujian Persyaratan Analisis………………………………..…

1. Uji Normalitas……………………………………………….

2. Uji Homogenitas………………………………………….…

C. Hasil Analisis Data………………………………………............

1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan……………..……..

2. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan……………………

D. Pengujian Hipotesis………………………………………...........

1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Alat

Bantu dan Tanpa Alat Bantu Terhadap Kemanpuan

Meroda..................................................................................

2. Pembelajaran Menggunakan Alat Bantu dibandingkan

dengan Pembelajaran Tanpa Alat Bantu Terhadap

Kemampuan Meroda............................................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………..………

A. Simpulan..................……………………………………..............

B. Implikasi ....................………………………………………...…

C. Saran .........................……………………………………..……..

DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………

LAMPIRAN.........................…………………………………………………

58

58

60

60

61

61

61

63

69

69

72

73

73

73

74

75

77

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

1 Kesalahan Umum dan Pemotongan Gerakan dalam Code of Point

Gymnastic 2009 .................................................................................

2 Deskripsi Data Awal dan Tes Akhir Kemampuan Meroda

Kelompok 1 dan Kelompok 2 ............................................................

3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data …………………………..….

4 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ……………………..…….

5 Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1

dan Kelompok 2 ….....………………………………………………

6 Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir

pada Kelompok 1 …………………………………………………...

7 Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir

pada Kelompok 2 …………………………………….............……..

8 Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1

dan Kelompok 2 ………….....………………………………………

9 Rangkuman Selisih Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Antara

Kelompok 1 dan Kelompok 2 ............................................................

10 Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan

Peningkatan Kemampuan Meroda antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2 …...................................................................................

19

58

60

61

62

63

64

65

66

67

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1 Gerakan Meroda ke Kiri……………………………………..............

2 Analisa Gerakan Meroda ke Kiri………………………....................

3 Meroda Pada Matras Yang Lebih Tinggi…………………………......

4 Matras yang di Tinggikan……………….............................................

5 Bidang Miring………………………...................................................

6 Matras Gulung……………………………......................................

7 Bantuan Langsung…………………………………............................

8 Pola Posisi Kaki dan Tangan................................................................

9 Meroda Pada Matras Datar...................................................................

10 Grafik Rerata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Meroda

Kelompok 1 dan 2 .............................................................................

11 Grafik Rerata Perbedaan Data Tes Awal Kemampuan Meroda

antara Kelompok 1 dan 2 ...................................................................

12 Grafik Nilai Rerata Perbedaan Data Tes Awal dan Tes

Akhir Kemampuan Meroda Kelompok 1 …………………………..

13 Grafik Nilai Rerata Perbedaan Data Tes Awal dan Tes

Akhir Kemampuan Meroda Kelompok 2…………………………...

14 Grafik Nilai Rerata Perbedaan Data Tes Akhir Kemampuan

Meroda antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 ……………………...

15 Grafik Selisih Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Antara Kelompok 1

dan Kelompok 2 .................................................................................

16 Grafik Nilai Peningkatan Kemampuan Meroda antara

Kelompok 1 dan Kelompok 2 ………………………………............

17 Pelaksanaan Pemanasan………………………………………….…..

18 Pelaksanaan Latihan Meroda Menggunakan Alat Bantu ……….......

19 Pelaksanaan Latihan Meroda Tanpa Alat Bantu …………...............

20 Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Kemampuan Meroda ………........

17

18

40

40

41

42

42

45

46

59

62

64

65

66

67

69

109

110

111

112

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Data Hasil Tes Awal Kemampuan Meroda ……………………..........

2 Rekapitulasi Rangking Data Hasil Tes Awal Kemampuan

Meroda…………………………………………………………….......

3 Pengelompokan Sampel Penelitian Berdasarkan Rangking…………....

4 Data Hasil Tes Akhir Kemampuan Meroda ……………………..........

5 Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal, Tes Akhir dan Nilai Peningkatan

Kemampuan Meroda Kelompok 1………………………………..........

6 Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal, Tes Akhir dan Nilai Peningkatan

Kemampuan Meroda Kelompok 2 ……………………………............

7 Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2………...

8 Hasil Perhitungan Data Uji Homogenitas……………………………...

9 Uji Perbedaan Data Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2………......

10 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1…………....

11 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2…………....

12 Uji Perbedaan Data Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 .....

13 Uji Perbedaan Selisih Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Antara

Kelompok 1 Dan Kelompok 2 ...........................................................

14 Prosentase Peningkatan Kemampuan Meroda antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2……………………………………………………............

15 Petunjuk Tes dan Pengukuran Kemampuan Meroda ……………..........

16 Program Pembelajaran Meroda Menggunakan Alat Bantu dan

Tanpa Alat Bantu …...………………………………….......................

17 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian………………………..……….....

18 Surat Permohonan Penyusunan Skripsi ...................................................

19 Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi .............

20 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta………...

21 Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 27 Surakarta………........

78

80

82

84

86

87

88

91

93

95

97

99

101

104

105

107

109

117

118

119

120

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu olahraga yang sudah dikenal dari zaman dahulu kala ialah

gymnastic (senam). Senam merupakan olahraga tertua, sehinggga senam juga dapat di

sebut sebagai induk dari semua olahraga (Mahmudi sholeh 1992:2). Zaman pun

berlalu, pada saat ini sudah banyak olahraga yang dikenal tingkat dunia. Salah satu

olahraga yang sudah dikenal adalah senam.

Senam sendiri dibagi menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu: (1) Senam Artistik,

(2) Senam Ritmik Sportif, (3) Senam Akrobatik, (4) Senam Aerobik Sport, (5) Senam

Trampolin, (6) Senam Umum. Senam Artistik diartikan sebagai senam yang

menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik

dari gerakan-gerakan yang dilakukan pada alat-alat. Alat-alat yang di gunakan dalam

senam artistik yang sama baik putra dan putri adalah lantai (floor exercises) dan kuda

pelana (pommel horse)

Senam artistik dengan alat berupa lantai (floor exercises) dapat dinamakan

sebagai senam lantai karena pelaksanaannya pada alat matras dan latihan-latihanya

dilakukan di atas lantai beralaskan matras. Dalam senam latai, banyak gerakan yang

membutukan power, kecepatan, keseimbangan, dan fleksebilitas yang tinggi agar

dapat tercipta gerakan yang baik dan benar.

Tidak semua gerakan pada senam lantai dapat dilakukan dan dapat langsung

dikuasai dengan baik, tetapi harus melalui latihan yang rutin. Untuk dapat melakukan

gerakan senam lantai dengan baik haruslah mempunyai konsep dasar suatu gerakan.

Konsep tersebut kemudian dipakai atau di aplikasikan pada saat melakukan gerakan

senam lantai agar mendapatkan suatu gerakan yang sesuai dengan kenyataan.

Beberapa gerak dasar dalam senam lantai adalah foward roll (guling depan), back roll

(guling belakang), head stand, neck spring (guling lenting), hand stand (sikap lilin),

hand spring, salto, meroda dan lain-lain.

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Salah satu materi senam yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama

adalah gerakan meroda. Gerakan meroda menurut Suyati, dkk (1994: 154) adalah

suatu gerakan ke samping pada saat bertumpu atas kedua tangan dengan kaki terbuka

besar atau kangkang. Keberhasilan gerakan meroda didukung oleh beberapa faktor,

antara lain faktor morfologis, faktor organis dan fisiologis / faktor fisik, faktor teknik

dan faktor mental/faktor psikologis. Faktor morfologis yang berkaitan dengan bentuk

dan proporsi tubuh seseorang akan berpengaruh pada performa senam. Kemampuan

fisik yang baik akan mendukung pencapaian prestasi yang tinggi dan kemahiran

dalam gerak.

Kurikulum Pendidikan Jasmani mensyaratkan beberapa kompetensi yang

harus dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar, SMP sampai SMA salah satunya adalah

kompetensi uji diri dengan senam atau gymnastic. Senam merupakan aktivitas uji diri

yang berguna untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk dapat memberikan

rangsang yang diperlukan bagi pertumbuhan badan, untuk mengembangkan cara

bersikap dan bergerak dengan sewajarnya. Selain itu banyak keuntungan yang

diperoleh dari senam antara lain meningkatkan keberanian, memperoleh kesenangan,

melatih konsentrasi, kepercayaan diri yang muncul dari keterlibatan mereka dalam

melakukan gerakan senam.

Bagaimana cara menyajikan materi belajar yang mengajarkan teknik-teknik

di atas secara tepat dan benar. Padahal pada kenyataannya sering kita lihat baik di

sekolah dasar ataupun perguruaan tinggi di sekitar kita masih banyak pelatih maupun

guru yang menggunakan gaya lama seperti gaya komando atau hanya memberi

instruksi yang membuat pembelajaran terlihat monoton dan membosankan. Pada era

sekarang dituntut agar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal yaitu peningkatan

keterampilan yang lebih baik dengan menerapkan metode mengajar yang kreatif,

inovatif serta efisien meskipun dengan menghemat waktu dan biaya. Untuk dapat

meningkatkan kemampuan meroda harus dilakukan melalui pembelajaran yang

kreatif dan mengandung unsur latihan. Latihan harus direncanakan dengan baik, baik

direncanakan dari segi jadwal, pola, hingga metode latihan yang digunakan.

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pemilihan metode latihan atau model pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi

dalam peningkatan kemampuan individu secara optimal.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan meroda adalah mengkombinasikan pembelajaran dengan menggunakan

alat bantu dan tanpa alat bantu. Dengan cara ini maka siswa dapat melakukan gerakan

meroda dengan motivasi yang tinggi, sehingga rasa percaya diri akan tumbuh dengan

sendirinya. Selain itu, belajar menggunakan alat bantu juga dapat membuat siswa

tidak mudah bosan, tidak cepat lelah dan merasa ringan melakukannya.

Pada proses pembelajaran meroda dapat dilakukan dengan menggunaan alat

bantu untuk latihan teknik dasar. Pertama, dengan latihan meroda menggunakan alat

bantu untuk meringankan gerakan siswa. Kedua, tanpa menggunakan alat bantu dan

hanya melakukan meroda pada matras datar, prosentase penggunaan alat bantu dan

tanpa alat bantu dilakukan secara bertahap tiap minggunya. Dari kedua macam

pembelajaran di atas belum diketahui secara pasti pembelajaran mana yang

memberikan hasil yang lebih baik dan secara efektif meningkatkan kemampuan

meroda.

Peneliti melihat kurangnya kemampuan meroda siswa pada prestasi senam

lantai, baik di sekolah-sekolah maupun di perguruan tinggi, meskipun pada

kenyataannya sudah diajarkan teknik dasar meroda. Hal ini dapat dilihat, masih

banyaknya siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) yang

di tetapkan oleh guru penjas. Beberapa siswa tidak bersedia melakukan gerakan

meroda karena menganggap gerakannya sulit dan siswa juga tidak mempunyai

konsep gerakan meroda yang baik. Siswa yang lainnya bersedia melakukan gerakan

meroda walaupun gerakannya tidak sesuai dengan teknik dasar gerakan meroda yang

baik. Kesalahan-kesalahan umum yang terjadi seperti lemparan kaki kurang kuat,

penempatan tangan terlalu rapat atau terlalu lebar, kedua siku bengkok saat

menumpu, dan penempatan kaki terakhir kurang lebar dari kaki pertama. Masih

rendahnya kemampuan meroda siswa tersebut perlu ditelusuri faktor-faktor

penyebabnya. Metode pembelajaran yang diterapkan selama ini perlu dievaluasi

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Maka peneliti akan mencobakan

metode pebelajaran meroda dengan menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu

dengan mengambil subyek penelitian siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis akan

melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Pembelajaran

Menggunakan Alat Bantu Dan Tanpa Alat Bantu Terhadap Kemampuan Meroda

Pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana cara menyajikan pembelajaran meroda agar dapat di kuasai dengan

baik.

2. Kurangnya kreatifitas guru penjas dalam menyajikan materi.

3. Siswa tidak mempunyai konsep dasar gerakan meroda yang baik.

4. Pembelajaran yang monoton membuat siswa bosan.

5. Masih rendahnya kemampuan meroda siswa Kelas VIIIB SMP 27 Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012.

6. Dalam meningkatkan kemampuan meroda siswa, guru dapat menggunakan alat

bantu dan tanpa alat bantu pada proses pembelajaran.

7. Belum diketahuinya pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa

alat bantu terhadap kemampuan meroda siswa Kelas VIIIB SMP N 27 Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar tidak

menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap

kemampuan meroda siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012.

2. Kemampuan meroda siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta tahun Ajaran

2011/2012.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah Perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa

alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 27

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara pembelajaran menggunakan alat

bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa Kelas VIIIB

SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu

terhadap kemampuan meroda pada siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Pengaruh yang lebih baik antara pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa

alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 27

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan kemampuan meroda pada siswa Kelas VIIIB SMP 27

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Dapat dijadikan masukan bagi guru penjas untuk menentukan dan memilih cara

yang tepat untuk meningkatkan kemampuan meroda para siswanya.

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Senam

Batasan senam menurut Agus Margono (2009: 19) mengemukakan bahwa:

“Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun

secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara

harmonis”.

Senam artistik adalah suatu rangkaian gerakan senam dari masing-masing

alat senam yang disusun dan ditetapkan serta diperlombakan sesuai dengan peraturan

yang berlaku. Senam artistik sering diperlombakan baik ditingkat daerah, nasional

maupun internasional, seperti POPDA, PORPROV, POPNAS, KEJURNAS, PON,

SEA Games, Olimpiade. Senam dikembangkan oleh induk organisasi dengan nama

Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) dan organisani senam dunia dengan nama

Federation International De La Gymnastic (FIG).

Senam artistik terbagi menjadi dua yaitu senam artistik putra dan senam

artistik putri. Masing-masing mempunyai nomor perlombaan yang berbeda. Menurut

Agus Margono (2009: 79) senam artistik putra terdiri dari enam alat, yaitu:

a. Lantai (floor exercise)

b. Gelang-gelang (rings)

c. Kuda Pelana (pommeld horse)

d. Palang Sejajar (parallel bars)

e. Palang Tunggal (horizontal bar)

f. Kuda Lompat (vaulting horse)

Sedangkan nomor senam artistik putri terdiri dari empat alat, yaitu :

a. Kuda Lompat (vaulting horse)

b. Palang Bertingkat (uneven bars)

c. Balok Keseimbangan (balance beam)

d. Lantai (floor exercise)

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Salah satunya di nomor senam lantai yang pada umumnya disebut floor

exercise. Senam lantai menurut Agus Margono (2009: 79) yaitu latihan senam yang

dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari : mengguling, melompat,

meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk

mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang.

a. Karakteristik Gerak Dasar Senam

Senam merupakan cabang olahraga yang dicirikan oleh gerak yang sangat

unik. Dilihat dari segi taksonomi gerak umum, senam bisa secara lengkap diwakili

oleh gerak dasar yang membangun pola gerak yang lengkap, dari mulai pola gerak

lokomotor (berpindah tempat), nonlokomotor (tidak berpindah tempat) sekaligus

manipulatif (memanipulasi obyek). Sedangkan ditinjau dari klasifikasi

kemampuan ketrampilannya, senam bisa dimasukkan menjadi kemampuan

ketrampilan diskrit (berlangsung singkat) sekaligus serial atau (gabungan diskrit

dan berkelanjutan) jika sudah berupa suatu rangkaian gerak.

Dari hakekat karakteristik dan struktur geraknya, senam dianggap kegiatan

fisik yang sangat cocok untuk mengembangkan kualitas motorik dan kualitas fisik

anak secara bersamaan. Ini dilihat dari kandungan gerak lokomotor, yang dapat

mampu meningkatkan aspek kekuatan, kecepatan, power, serta daya tahan, di

samping tentu saja membangun kelincahan serta keseimbangan dinamis.

Dihubungkan dengan gerak non lokomotor, senam mampu meningkatkan aspek

kekuatan, kelentukan dan keseimbangan statis, juga dapat membangun

kemampuan koordinasi dan potensi pengolahan rangsang pada pusat

kesadarannya.

Menurut Agus Mahendra (2000: 20-22) bahwa, ”kemampuan senam selalu

dibangun atas dasar gerakan lokomotor, non lokomotor dan manipulatif”. Tanpa

gerakan tersebut seseorang tidak dapat di katakan sedang melakukan suatu

kegiatan atau melakukan olahraga.

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1) Gerakan Lokomotor

Lokomotor diartikan sebagai gerak berpindah tempat, seperti: jalan, lari,

lompat, loncat. Perpindahan titik berat badan ini sangat sering dilakukan dalam

berbagai kegiatan olahraga untuk melakukan tujuan tertentu. Dalam senam

gerakan tersebut sangat penting dan biasa digunakan, hal tersebut selaras dengan

pendapat Agus Mahendra (2002) bahwa, ”hakikatnya hampir seluruh gerakan

senam merupakan gerak lokomotor seperti hand spring, flic-flac, baling-baling

atau meroda” (2002: 20).

Gerak lokomotor dalam senam terutama sangat diperlukan untuk

menambah momentum saat melakukan awalan, gerakan tersebut digunakan untuk

menyempurnakan gerakan berikutnya.

2) Gerakan Non Lokomotor

Gerakan non lokomotor adalah gerakan yang tidak berpindah tempat, yang

mengandalkan ruas persendian tubuh untuk membentuk posisi tubuh yang berbeda

dengan tetap tinggal di satu titik, contoh gerakan melenting, meliuk, membungkuk,

berdiri keseimbangan dengan tangan atau berdiri keseimbangan dengan ujung

kaki.

Gerakan non lokomotor banyak dipakai dalam gerak kalestenik, terutama

yang berkaitan dengan pengembangan kelentukan. Untuk mengambil manfaat

yang optimal dari gerak non lokomotor proses latihan senam perlu ditekankan

pada upaya mengembangkan kekuatan, kelentukan dan keseimbangan.

3) Gerakan Manipulatif

Gerakan manipulatif diartikan sebagai kemampuan untuk memanipulasi

obyek tertentu dengan anggota tubuh tangan, kaki, atau kepala. Dalam senam

artistik gerakan ketrampilan ini sering dilakukan dalam alat palang tunggal, palang

sejajar. Dalam senam ritmik gerakan ketrampilan ini sangat dominan, contoh bola

dilempar lalu ditangkap lagi, bola digelindingkan lalu ditangkap lagi.

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Aspek-Aspek Dominan Dalam Senam

Salmela dalam Agus Mahendra (2002: 9) menyatakan bahwa, “variansi dari

prestasi penampilan senam dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu penentu

yang bersumber dari lingkungan dan penentu yang bersumber dari pesenam itu

sendiri”. Penentu lingkungan memainkan peranan yang sangat penting dalam

prestasi senam, namun yang lebih penting lagi adalah faktor bawaan pesenam yang

dikelompokan menjadi yang bersifat morfologis (antropometrik), organis dan

fisiologis (kualitas fisik), perseptual dan neuromuscular (kualitas motorik) dan tak

kalah pentingnya aspek sosio-psikologis (mental-psikologis). Sumbangan dari

masing-masing aspek diuraikan sebagai berikut :

1) Sumbangan Aspek Morfologis Terhadap Prestasi Senam

Aspek morfologis atau kecenderungan struktur anatomi, berkaitan dengan

struktur tubuh yang berhubungan dengan ukuran, proporsi dan komposisi tubuh,

atau disebut pula dimensi anthropometric (Abernethy dalam Agus Mahendra,

2002: 10). Atlet olahraga senam dianggap memiliki struktur fisik atau postur tubuh

yang khusus, yang umumnya berbeda dari atlet cabang olahraga lain. Olahraga

senam banyak menuntut atletnya untuk memiliki tubuh yang ringan dan ideal,

karena berkaitan dengan tuntutan gerak yang perlu dilakukan dengan cepat serta

perlunya mempertahankan posisi tubuh dalam sikap-sikap yang tidak umum.

Seorang pesenam tidak harus memiliki postur tubuh pendek. Dalam alat

tertentu, tubuh pendek dianggap menguntungkan karena memungkinkan

terdukungnya pergerakan yang berlangsung cepat. Dalam prinsip

biomekanika, tubuh pendek hanya mendukung terhadap satu sisi dari

kemungkinan gerak, tetapi sekaligus juga mengandung kelemahan

diantaranya kurang menguntungkan dalam menghasilkan momentum dan

penghasilan daya serta kecilnya efek tubuh itu terhadap kemulusan dan

keindahan gerak. Kelemahan tersebut hanya dapat ditutupi oleh kualitas fisik

dan geraknya, misalnya tubuh pendek itu harus mampu bergerak lebih cepat

dan lebih powerful (Ackland & Bloomfield dalam Agus Mahendra, 2002:

11).

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pesenam yang memiliki tubuh yang relatif lebih pendek harus memiliki

kualitas fisik dan gerak yang baik untuk menutupi kekurangan dalam penghasilan

momentum gerak, sehingga hasil gerakan dapat lebih maksimal dan terselesaikan.

Postur tubuh yang pendek ini juga membuat kualitas gerak yang berhubungan

dengan estetika atau keindahan kalah dibandingkan dengan pesenam yang

memiliki postur yang lebih tinggi.

Sedangkan tubuh yang lebih panjang akan menyumbang terhadap besarnya

daya yang dihasilkan ketika harus melakukan gerak-gerak berputar yang

banyak memanfaatkan besaran massa serta jarak massa tersebut relative ke

sumbu putaran. Kelemahan tubuh yang relative panjang yaitu membuat

pesenam harus mengerahkan tenaga yang lebih besar dalam sikap-sikap

tubuh pada posisi bertahan dan keseimbangan. Dengan demikian pesenam

yang tinggi mempunyai keharusan untuk memiliki tingkat kekuatan yang

lebih besar daripada pesenam pendek (Carr dalam Agus Mahendra, 2002:

11).

Keindahan gerak yang dihasilkan oleh pesenam yang mmiliki postur tubuh

yang tinggi lebih baik dibandingkan pesenam yang memiliki postur tubuh yang

relatif pendek, tetapi pesenam yang memliki tubuh tinggi ini harus mengerahkan

tenaga yang besar pula untuk mempertahankan keseimbangan pada poin-poin

gerakan yang mengandung unsur bertahan dan keseimbangan.

2) Sumbangan Aspek Organis dan Fisiologis Terhadap Prestasi Senam

Aspek organis dan fisiologis seorang atlet berhubungan dengan kualitas

komponen kebugaran tubuh, seperti daya tahan, kekuatan, power, kelentukan,

kecepatan, (Bompa dalam Agus Mahendra, 2002: 12). Karena komponen tersebut

berhubungan dengan kualitas organis dan fisiologis atlet, dari komponen tersebut

harus selalu mendapat perhatian yang serius dalam program latihan karena selalu

berkaitan dengan seorang melakukan kemampuan senam.

Senam secara umum memiliki pola gerak yang berhubungan dengan kualitas

kondisi fisik dan di dukung oleh kualitas organis maupun fisiologis. Para ahli

sepaham bahwa dalam senam terdapat tujuh unsur pola gerak yang sangat

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dominan atau disebut Pola Gerak Dominan (Agus Mahendra, 2003: 16). Ketujuh

pola gerak tersebut adalah:

1. Pendaratan (landing)

2. Posisi statis (static position)

3. Lokomotor (locomotor)

4. Ayunan (swing)

5. Putaran (rotation)

6. Tolakan (spring)

7. Ketinggian dan layangan (height and flight)

Jika dilihat dari ketujuh pola gerak dominan di atas, dapat kita simpulkan

bahwa komponen yang paling penting dalam senam adalah: kekuatan, kecepatan,

dan power. Tiga komponen tersebut merupakan ciri khas penampilan seorang

pesenam. Kekuatan misalnya untuk melakukan pendaratan supaya posisinya statis,

melakukan gerak berpindah secara cepat. Sedangkan kecepatan dan power

digunakan untuk gerakan berpindah, ayunan, putaran dan tolakan untuk

menghasilkan layangan yang tinggi.

Unsur kelentukan dan daya tahan memiliki peran yang berbeda sesuai

dengan jenis gerakan hanya digunakan sebagian kecil untuk gerak. Sedangkan

pesenam yang kurang menonjol dalam kelentukan tetap bisa unggul dalam suatu

perlombaan selama mampu memilih gerakan yang tidak didasari kelentukan secara

ketat. Sehubungan dengan daya tahan, perlu daya tahan umum dan daya tahan otot

lokal. Secara umum senam menggunakan daya tahan otot lokal yang bersifat

anaerob, karena dalam penampilan resmi dalam kejuaraan, durasi waktu yang

diperlukan untuk bergerak adalah rata-rata hanya 30 detik sampai 40 detik, kecuali

pada nomor lantai putra 70 detik dan putri 90 detik.

3) Aspek Perseptual dan Neuromuscular Terhadap Prestasi Senam

Aspek perseptual dan neuromuscular yang dimaksud oleh Bouchard dalam

Agus Mahendra (2002) sebenarnya menunjuk pada kualitas motorik yang sering

dianggap sebagai sumbangan dari persepsi dan kualitas fungsi saraf dalam tubuh

seorang atlet. Kualitas itu yang menentukan kemampuan koordinasi orientasi

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tubuh dengan posisi tubuh sendiri pada waktu bergerak. Suatu misal seorang

pesenam tidak memiliki kemampuan mendeteksi posisi tubuhnya, akibatnya akan

fatal dalam suatu gerakan, contoh melakukan salto ke belakang, bisa saja pesenam

mendarat dengan kepala, bukan dengan kakinya. Demikian pula dalam

penampilannya di nomor alat, dimana ia harus menangkap kembali alat yang

dipegangnya setelah melakukan putaran di udara. Jika dirinya tidak mampu

mengontrol kesadarannya, ia dapat saja gagal melakukannya, yang berakibat pada

gagalnya gerakan yang dilakukan, disamping bisa juga menyebabkan cedera.

4) Sumbangan Aspek Psikologis Terhadap Prestasi Senam

Aspek psikologis bagi pesenam mempunyai peranan yang penting terutama

dalam senam yang kompetitif, misalkan atlet merasa bahwa kebugaran fisiknya

sedang dalam puncaknya dan merasa siap untuk kejuaraan bisa saja tampil buruk.

Bahkan pada saat tertentu sering pula seorang atlet sudah merasa kalah sebelum

kejuaraan dimulai.

Sehubungan dengan hal tersebut, selain faktor fisik yang mendukung dalam

prestasi senam juga faktor psikologis tidak kalah pentingnya dalam memberikan

sumbangan prestasi. Para ahli banyak mengatakan pada lima perlengkapan

psikologis, yaitu konsistensi, keyakinan diri, konsentrasi, kecemasan, sikap positif

dan mood. Penjabaran kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut :

a) Konsistensi

Konsistensi pesenam biasa disebabkan oleh gagalnya pesenam membangun

ketrampilan mental yang menyumbang pada keunggulan perorangan. Tingkat

perkembangan kemampuan dapat digambarkan dalam perbandingan antara

penampilan dalam latihan dan dalam perlombaan. Mahoney et al dalam Agus

Mahendra (2002: 20) membedakan tipe pesenam menjadi tiga macam, yaitu:

(1) pesenam yang penampilan dalam latihannya selalu lebih buruk daripada

penampilannya dalam situasi perlombaan, (2) pesenam yang penampilan dalam

latihan dan perlombaan relatif setara dan stabil, dan (3) pesenam yang biasanya

tampil lebih baik dalam latihan daripada dalam situasi perlombaan.

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b) Keyakinan diri

Pesenam yang cenderung tampil buruk atau lebih buruk dalam situasi

perlombaan biasanya bukanlah individu yang mempunyai kepercayaan diri yang

tinggi. Mencoba berpikir positif, seringkali dapat memberikan ketenangan,

sehingga terekspresi sebagai kepercayaan diri. Ketika suatu pengalaman yang

positif dapat terwujudkan dengan berpikir positif seperti itu, hal itu akan

menyumbang terhadap rasa percaya diri (William & Leffingwell, 1997 dalam

Agus Mahendra, 2002: 22).

c) Konsentrasi

Konsentrasi adalah suatu pemusatan perhatian yang intens terhadap suatu

wilayah perhatian yang lebih sempit (Unestahl, 1983 dalam Agus Mahendra).

Seorang yang memiliki konsentrasi yang baik adalah mereka yang mampu

memanfaatkan kondisi tertentu, misal dalam perlombaaan mereka mampu dan

mengetahui dengan pasti kapan ia harus menenangkan dirinya kembali agar tidak

terganggu oleh keadaan panik akibat stress.

d) Kecemasan

Kecemasan adalah suatu sikap yang berhubungan dengan keadaan yang

menekan yang ditimbulkan dari dua sumber, yatu yang bersifat internal seperti

motivasi yang tinggi, harapan atau target pribadi. Yang bersifat eksternal karena

sikap pelatih, orang tua, teman satu regu atau dari kondisi perlombaan yang

berbeda dari kondisi latihan shari-harinya.

e) Sikap Positif dan Mood

Sikap mental positif dan kepercayaan diri yang teguh merupakan gejala yang

bersifat alamiah bagi atlet yang berbakat dan tergambar dalam perkembangan dan

keberhasilan prestasi atlet secara konsisten. Atau juga faktor mood yang sering

diartikan sebagi kondisi emosi atau pikiran yang mempunyai sumbangan besar

terhadap keberhasilan seorang atlet dalam berprestasi. Suatu contoh ada seorang

atlet yang bertanding dengan hasil prestasi yang buruk karena dia merasa sedang

dalam keadaan tidak mood.

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Aspek-Aspek Pendukung Dalam Senam

Disamping aspek yang bersifat dominan di atas, prestasi senam juga

dipengaruhi oleh faktor lain yang sifatnya mendukung, yaitu :

1) Aspek Pembawaan / Orang Tua

Aspek ini adalah faktor yang berkaitan dengan ciri bawaan yang diturunkan

orang tua kepada anaknya. Contoh dalam hal tinggi badan, berat badan, termasuk

cara berpikir dan perilaku.

2) Aspek Lingkungan

Aspek ini berhubungan dengan lingkungan dimana calon atlet menjalani

kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh seorang calon pesenam yang mengikuti

latihan dalam suatu klub dimana klub itu banyak berkumpul atlet-alet yang

berprestasi dan sukses, maka kelak mereka juga akan menjadi atlet yang

berprestasi dan sukses. Selain itu peranan orang tua dalam turut membina aspek

kepribadian anak sangat diperlukan sehinggga mampu bersama-sama

mengarahkan anak pada perkembangan yang dipandang baik.

2. Meroda

Dalam senam lantai banyak sekali macam gerakan yang harus dikuasai oleh

pesenam. Namun pada dasarnya bentuk-bentuk gerakan senam lantai bagi putra dan

putri adalah sama, hanya untuk putri banyak unsur gerak balet. Pengklasifikasian

gerak dalam senam lantai menurut Agus Margono (2009: 80-92) sebagai berikut :

a. Mengguling :

1) Guling depan tungkai bengkok

2) Guling depan tungkai lurus

3) Guling belakang tungkai bengkok

4) Guling belakang tungkai lurus

b. Keseimbangan :

1) Berdiri atas kepala

2) Berdiri atas kepala diteruskan guling dada

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3) Berdiri atas tangan

4) Backextention (stutz)

c. Melenting :

1) Melenting tumpuan tengkuk

2) Melenting tumpuan dahi

3) Front walkover

4) Back walkover

5) Melenting tumpuan tangan

6) Melenting ke belakang tumpuan tangan

d. Meroda atau gerakan baling-baling

e. Round Off

f. Gerakan Salto :

1) Salto ke depan

a) Salto depan jongkok

b) Salto depan sudut / kaki lurus

2) Salto ke belakang

a) Salto belakang jongkok

b) Salto belakang sudut / kaki lurus

3) Salto ke samping

a) Salto samping lutut bengkok

b) Salto samping kaki lurus

Dari beberapa gerakan tersebut, salah satunya adalah gerakan meroda.

Menurut Suyati, dkk (1994: 154) gerakan meroda adalah suatu gerakan ke samping

pada saat bertumpu atas kedua tangan dengan kaki terbuka besar / kangkang. Gerakan

meroda apabila diuraikan seperti berikut dimulai dengan berdiri sikap tegak, kedua

lengan diluruskan ke atas, telapak tangan menghadap ke depan, kepala tegak, kedua

kaki dibuka dengan posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Bungkukan

pinggul, letakkan tangan kiri pada matras diikuti tangan kanan lurus menumpu pada

matras selebar bahu, pandangan mata ke bawah melihat tumpuan tangan, tungkai kaki

kiri sedikit ditekuk, sedangkan tungkai kaki kanan lurus. Hentakkan kaki kiri pada

matras untuk dapat menolakkan dan mengangkat kedua kaki ke atas dalam posisi

terbalik dengan kedua tungkai dibuka lebar membentuk sikap kangkang. Turunkan

kaki kanan kemudian kaki kiri bersamaan dengan mendorong kedua tangan pada

matras dilanjutkan mengangkat kedua tangan ke atas supaya dapat berdiri tegak.

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gerakan meroda dapat dilakukan dengan gerakan ke kiri dan ke kanan.

Perbedaan meroda kiri dan kanan hanya berbeda dalam sikap awal dan urutan tangan

serta kaki yang menyentuh lantai / matras. Untuk melakukan meroda kanan, kaki

awal yang diangkat adalah kaki kanan, kemudian disusul oleh tangan kanan, tangan

kiri lalu mendarat kaki kiri dan terakhir kaki kanan. Untuk melakukan meroda kiri,

kaki awal yang diangkat adalah kaki kiri, kemudian disusul oleh tangan kiri, tangan

kanan lalu mendarat kaki kanan dan terakhir kaki kiri. Untuk lebih jelasnya dapat

diperhatikan dalam gambar berikut.

Gambar 1. Gerakan Meroda ke Kiri

(Sumber: http://picasaweb.google.com. 1 September 2010)

a. Analisa Gerak Meroda

Diperlukan suatu analisa yang tepat untuk mempelajari suatu gerak dalam

olahraga secara efisien dan efektif. Menurut Biasworo Adisuyanto Aka (2009: 104-

105) berikut merupakan analisa gerakan meroda ke arah kiri yaitu :

1) Dimulai dari sikap awal badan berdiri tegak menghadap ke depan, dengan

posisi kedua kaki rapat, kedua lengan diangkat lurus ke atas di samping

kepala.

2) Dilanjutkan dengan melakukan awalan dengan melangkah dua atau tiga

langkah, diakhiri dengan posisi kedua kaki dibuka muka belakang, dengan

posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan dibelakang, posisi lutut dan siku tetap

lurus.

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3) Dimulai dengan kaki kiri ditekuk, badan menyondong ke depan dengan kedua

lengan diayun ke bawah mengikuti gerakan badan.

4) Meletakkan tangan kiri pada lantai / matras di depan kaki kiri dilanjutkan

dengan mengayun tungkai kaki kanan ke atas.

5) Seiring ayunan kaki kanan ke atas, dorong kaki kiri dan letakkan tangan kanan

di depan tangan kiri membentuk satu garis (tangan kanan dan kiri berada

dalam satu garis lurus). Ketika tangan kanan menyentuh lantai / matras posisi

kedua kaki terbuka lebar.

6) Dengan sedikit memutar badan, angkat tangan kiri dari lantai / matras. Kaki

kanan mendarat / letakkan di lantai / matras dekat dengan tangan kanan antara

sudut 15-20 derajat, sedangkan kaki kiri mengikuti irama kaki kanan. Untuk

gerakan meroda diharuskan pendaratan kaki pertama mendekat tumpuan

tangan terakhir karena meroda merupakan gerak proyektil sesuai dengan

gerak biomekanik. Seorang pesenam yang mendaratkan kaki pertama semakin

jauh dengan tangan terakhir, pesenam tersebut akan mengalami hambatan

yang berupa kehilangan keseimbangan atau kegagalan saat proses berdiri.

7) Ketika kaki kanan menyentuh dasar lantai, segera dorong kedua tangan pada

matras lalu angkat kedua tangan dengan bertumpu kepada kaki kanan diiringi

gerakan badan, posisi lengan tetap lurus.

8) Posisi kaki kanan tetap berada di depan, kedua kaki masih terbuka kangkang

dalam keadaan penuh keseimbangan. Ketika kaki kiri mendarat / menyentuh

lantai / matras, angkat kedua lengan sampai ke atas dengan kondisi lengan

tetap lurus ke atas.

9) Berdiri sikap awal dengan kedua lengan lurus atas di samping telinga, kedua

kaki rapat dan pandangan mata ke depan.

Gambar 2. Analisa Gerakan Meroda ke Kiri

(Sumber: Biasworo Adisuyanto Aka. 2009: 104)

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Kesalahan Dalam Meroda

Menurut Suyati, dkk (1994: 156) kesalahan yang umum terjadi saat

melakukan gerakan meroda antara lain :

1) Lemparan kaki kurang kuat.

2) Lemparan kaki melengkung ke arah depan, seharusnya lurus ke atas.

3) Penempatan tangan terlalu rapat satu dan yang lain.

4) Penempatan tangan pertama di lantai terlalu dekat dengan kaki tolak.

5) Kedua siku saat menumpu bengkok.

6) Sikap badan kurang melenting atau lurus.

7) Kepala tidak tengadah saat tangan menumpu di lantai.

8) Penempatan kaki kanan terlalu jauh dengan tangan kanan sehingga sulit

untuk berdiri tegak.

9) Penempatan kaki terakhir pada saat mendarat kurang lebar atau dekat

dengan kaki pertama.

Tabel 1. Kesalahan Umum Dan Pemotongan Gerakan Dalam Code of Point

Gymnastic 2009

Kesalahan Kecil Sedang Besar Sangat besar

0.10 0.30 0.50 1.00 atau

lebih

Siku tangan atau lutut tekuk. x x x

Gagal mempertahankan posisi

lurus.

x x

Jari kaki tidak runcing. x

Gerakan awal dan akhir tidak

dilakukan dengan baik dan

penyelesaian gerakan

dilakukan dengan kontrol yang

kurang sempurna.

x

Posisi tubuh salah. x x

Jatuh dengan lutut. 1.00

(Sumber: Suyati dkk,1994)

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurt Gagne “belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang

bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan” (Udin S. Winataputra,

dkk, 2007: 1.8). Howard Kingsley dalam H.J.Gino dkk (1996: 6) belajar diartikan

sebagai “proses tingkah laku dalam arti luas yang diubah melalui praktek atau

latihan”. Sedangkan Wingkel dalam H.J.Gino dkk (1996:6) berpendapat bahwa

“belajar adalah aktifitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan dan

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”. Dari definisi-definisi diatas dapat di

ambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat

menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan

itu bentuk kemampuan baru yang di miliki dalam waktu yang relatif lama

(konstan). Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi kerena usaha sadar yang

dilakukan oleh individu yang sedang belajar.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat

penting, karena semua komponen yang dalam sistem pembelajaran dilaksanakan

atas dasar pencapaian tujuan belajar. Dalam pencapaian hasil belajar perlu

diciptakan adanya sistem lingkungan/kondisi belajar yang baik. Sistem lingkungan

yang baik itu terdiri dari komponen-komponen pendukung antara lain tujuan

belajar yang akan dicapai, bahan pengajaran yang digunakan mencapai tujuan,

guru dan siswa yang memainkan peran serta memiliki hubungan sosial tertentu,

jenis kegiatan dan sarana/prasarana yang tersedia. Tiap-tiap tujuan belajar tertentu

membutuhkan sistem lingkungan tetentu yang relevan. Sistem lingkungan belajar

untuk mencapai tujuan belajar kognitif berbeda dengan lingkungan yang diarahkan

untuk mencapai tujuan belajar keterampilan.

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Tujuan belajar tidak monoton menuju satu arah, tetapi dapat menghasilkan

sesuatu yang berfariasi dan dapat bertahan relatif lama. Tentang pengklasifikasian

macam-macam tujuan belajar, Sudirman (1993) menjelaskan bahwa:

Tujuan belajar bermacam-macam dan bervariasi, tetapi dapat di

klasifikasikan menjadi dua: pertama yang eksplisit diusahakan untuk

mencapai tindakan intruksional, lazim dinamakan intruksional efeks

(interaksional effects), yang biasanya berbentuk pengetahuan dan

keterampilan. Sedangkan hasil sampingan yang diperoleh; misalnya:

kemampuan berfikir kritis, kreatif dan sikap terbuka. Hasil sampingan ini

disebut nurturant effect (H.J.Gino dkk,1996:19)

Benjamin S.Bloom bersama kawan-kawannya mengelompokan tujuan

belajar menjadi tiga kelompok yakni kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebut

dengan “Taxonomy of Educational Obyectives”yang sering disebut dengan

taksonomi Bloom (Sugiyanto 1993: 1)

1) Ranah kognitif

Ranah kognitif meliputi enam tingkatan yakni :

a) Pengetahuan (knowledge)

b) Pemahaman (comprehension)

c) Penerapan (aplication)

d) Analisis (analysis)

e) Sintesis (synthesis)

f) Evaluasion (evaluation)

2) Ranah Afektif/Sikap

a) Menerima (receiving)

b) Menanggapi (responding)

c) Menilai (valuing)

d) Mengorganisasi (organization)

e) Karekterisasi nilai-nilai (correcterzation by value)

3) Ranah Psikomotor

a) Gerak tubuh (body movement)

b) Koordinasi gerak (final coordinated movement)

c) Komunikasi nonverbal (non verbal communication set)

d) Perilaku berbicara (speech behaviors)

Selanjutnya Sugiyanto menjelaskan secara terperinci butir-butir yang tertera

di atas (mengutip pendapat Bloom, 1956) sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

a) Pengetahuan, merupakan ranah terendah dari ranah kognitif berupa

pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan berupa

fakta, istilah, dan prinsip-prinsip yang dipelajari.

b) Pengertian/pemahaman, merupakan tingkatan berikutnya dati tujuan

belajar ranah kognitif berupa kemampuan menengerti tentang isi

pelajaran yang dipelajari tanpa menghubungkan dengan isi pelajaran

yang lainnya.

c) Penerapan, merupakan kemampuan untuk menggunakan generalisasi

atau abstraksi lainnya sesuai dengan situasi yang kongkret.

d) Analisis, kemampuan untuk menjabarkan isi pelajaran kebagian-bagian

yang menjadi unsur pokok.

e) Sintesis, kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok menjadi

struktur baru.

f) Evaluasi (penilaian), kemampuan untuk menilai isi pelajaran untuk

suatu maksud atau tujuan tertentu.

2) Ranah Afektif

a) Menerima, merupakan tingkatan terendah dari tujuan ranah afektif

berupa perhatian terhadap stimuli secara pasif yang meningkat secara

lebih aktif.

b) Merespon, kesengajaan untuk menanggapi stimuli dan merasa terikat

serta secara aktif memperhatikan.

c) Menilai, merupakan kemampuan untuk menilai gejala atau kegiatan

sehingga sehingga dengan sengaja merespon secara lebih lanjut untuk

mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi.

d) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem

nilai dalam dirinya berdasarkan dari nilai-nilai yang diresponnya.

e) Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk mengonseptualisasi

masing-masing nilai waktu merespon dengan jalan mengidentifikasikan

karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan.

3) Ranah Psikomotor

a) Gerak tubuh, gerak tubuh yang mencolok merupakan kemampuan

gerakan tububuh yang menekankan pada kekuatan, kecepatan, dan

ketepatan tubuh

b) Koordinasi Gerak, ketepatan yang dikoordinasikan, biasanya

berhubungan dengan gerakan mata, telinga, dan badan.

c) Non Verbal, komunikasi non verbal merupakan kemampuan komunikasi

tanpa kata, kemampuan menggunakan bahasa isyarat.

d) Perilaku bicara, merupakan kemampuan berbicara yang berhubungan

dengan kemampuan berkomunikasi secara lisan.

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c. Belajar Gerak

Istilah belajar gerak digunakan sebagai terjemahan motor learing. Pengertian

tentang belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar

gerak adalah juga belajar, tetapi mengandung karakteristik tertentu. Karakteristik

tertentu ini berhubungan dengan domain tujuan belajar yang menjadi sasaranya

yaitu menyangkut penguasaan keterampilan tubuh.

Pengertian tentang belajar dalam bentuk definisi juga ada bermacam-macam.

Definisi yang dibuat oleh S. Nasution dalam Sugiyanto (2000: 25-26) ada tiga

macam yaitu: belajar adalah perubahan-perubahan urat syaraf, belajar adalah

perubahan pengetahuan, belajar adalah perubahan-perubahan berkat pengalaman.

Definisi belajar menurut Galloway, belajar adalah perubahan kecenderungan

tingkah laku yang relatif permanen yang merupakan hasil dari berbuat berulang-

ulang.

Belajar gerak adalah mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh.

Proses belajarnya melalui pengamatan dan mempraktekan pola-pola gerak

yang dipelajari. Intensitas keterlibatan unsur domain kemampuan paling

tinggi adalah domain psikomotor yang berarti juga termasuk domain fisik.

Hasil akhir dari belajar gerak adalah berupa kemampuan melakukan pola-

pola gerak keterampilan tubuh (Sugiyanto, 2000: 27).

Pengertian dari belajar gerak dapat dirangkum dalam sebuah definisi seperti

yang dibuat Drowatzky dalam Sugiyanto (2000: 27), “Belajar gerak adalah belajar

yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam

gerakan tubuh atau bagian tubuh”.

Didalam belajar gerak bukan berarti domain kognitif dan afektif tidak

terlibat di dalamnya. Semua unsur kemampuan individu terlibat di dalam belajar

gerak, hanya saja intensitas keterlibatanya berbeda-beda. Intensitas keterlibatan

domain kognitif dan domain afektif relatif lebih kecil di bandingkan keterlibantan

domain psikomotor. Keterlibatan domain psikomotor tercermin dalam respon-

respon muskular yang di ekspresikan dalam gerakan-gerakan tubuh secara

keseluruhan atau bagian-bagian.

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Domain Tujuan Pendidikan Olahraga

Dalam domain tujuan pendidikan mencangkup tiga domain yaitu domain

kognitif, afektif dan psikomotor, tetapi dalam pendidikan olaharaga tidak hanya

terdapat tiga domain seperti yang di klasifikasikan oleh Benjamin S.Bloom. Dalam

pendidikan Olahraga terdapat juga domain Fisik. Pada dasarnya domain fisik ini

secara implist bisa di cangkup didalam domain psikomotor. Tetapi dengan

membaginya dalam domain tersendiri bisa lebih memperjelas atau mempertajam

analisis tentang hakekat olahraga. Domain psikomotor merupakan kajian terhadap

gerakan-gerakan tubuh, sedangkan domain fisik merupaka kajian tentang fisik

yang mewujudkan gerakan.

Dalam domain pendidikan olahraga, domain dasar mempunyai pengertian

yang sama sehingga disini akan diperbanyak pembahasan tentang domain

psikomotor dan domain fisik yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar

gerak.

1). Domain Psikomotor

Domain psikomotor berkenaan dengan gerak dan atau kontrol tubuh.

Aktifitas psikomotor terutama berorientasi pada gerakan dan menekan respon-

respon fisik yang nampak. Istilah “domain psiokomotor” di katakan juga “domain

motor”. Domain ini meliputi berbagai macam gerak. Dalam sistem klasifikasi

domain psikomotor yang di kembangkan oleh beberapa ahli menunjukkan

keragaman dalam cara pendekatan maupun konsepnya. Pendekatanya ada yang

besifat taksonomik dan yang tidak bersifat taksonomik. Pendekatan yang bersfat

taksonomik adalah sistem klasifikasi yang mengkategorikan karakteristik dari

perilaku yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.

Usaha pengklasifikasian yang tidak bersifat taksonomik misal di buat oleh

Erwin Fleisman (1972). Klasifikasi yang dikembangkan oleh Fleisman, dan

dikembangkan lagi oleh Richard A.Magill dalam Sugiyanto (2000: 9) menunjukan

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kecenderungan untuk mengdentifikasikan kemampuan-kemampuan gerak. Ada

dua hal pokok yang di identifikasi, yaitu pertama mengenai kemampuan gerak

perseptual dan yang kedua mengenai kemampuan ketangkasan fisik.

a) Kemampuan gerak perseptual

Kemampuan gerak perseptual adalah kemampuan individu untuk

menginterpretasi dan merespon terhadap suatu stimulus. Menurut Fleisman (1972)

yang di kutip oleh Sugiyanto (1993: 9) menyatakan ada sebelas kemampuan gerak

perseptual yang dapat diidentifikasi yaitu :

(a). Koordinasi anggota badan, yaitu kemampuan mengkoordinasi gerakan

badan secara simultan.

(b). Kecermatan kontrol, yaitu kemampuan membuat penyesuaian maskular

yang sangat terkontrol dan cermat, dimana sejumlah kelompok otot

dilibatkan.

(c). Orientasi respon, yaitu kemampuan memilih secara cepat respon yang

harus dibuat.

(d). Waktu reaksi, yaitu kemampuan merespon secara cepat terhadap stimulus

yang mucul.

(e). Kecepatan gerak lengan, yaitu kecepatan membuat gerakan lengan

keseluruhan.

(f). Mengontrol kecepatan, yaitu kemampuan mengubah kecepatan dan arah

respon dengan waktu yang tepat.

(g). Deksteritas manual, yaitu kemampuan membuat gerakan tangan lengan

dengan terampil dan terarah, termasuk memanipulasi obyek dengan cepat.

(h). Deksteritas jari, yaitu kemampuan memanipulasi obyek yang kecil

dengan terampil dan terkontrol, yang terutama melibatkan jari-jari.

(i). Ketepatan tangan lengan, yaitu kemampuan membuat posisi gerakan

tangan-lengan yang cermat dimana kekuatan dan kecepatan dilibatkan

secara minimal.

(j). Kecepatan pergelangan dan jari, yaitu kemampuan menggerakan

pergelangan dan jari-jari dengan cepat.

(k). Membidik, yaitu kemampuan membidik dengan tepat pada obyek yang

kecil.

Mengenai istilah “gerak perseptual” (perceptual-motor) pada dasarnya

adalah sinonim dan dapat digunakan secara bergantian dengan istilah-istilah:

psikomotor, sensori-motor atau motor.

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b) Kemampuan Ketangkasan fisik

Kemampuan ketangkasan fisik yang diidentifikasikan ada sembilan macam.

Sembilan macam itu bukan inventarisasi yang lengkap terhadap kemampuan yang

berhubungan dengan performens gerak, tapi terbatas pada tipe-tipe tas yang

digunakan. Fleisman dalam Sugianto (2000) menjelaskan kesembilan macam

ketangkasan fisik itu meliputi:

(1) Kekuatan statis, yaitu daya maksimal yang dapat dipakai untuk melawan

gaya eksternal.

(2) Kekuatan dinamis, yaitu ketahanan maskuler dalam menggunakan daya

berulang-ulang.

(3) Kekuatan eksplosief, yaitu kemampuan nggerakan energi secara efektif

untuk meledakkan usaha makluler.

(4) Kekuatan togok, yaitu kekuatan otot-otot togok.

(5) Fleksibilitas penguluran, yaitu kemampuan menekuk dan mengulur

otot0otot togok dan punggung.

(6) Fleksibilitas dinamis, yaitu kemampuan membuat gerakan refleks togok

berulang-ulang dengan cepat.

(7) Koordinasi tubuh keseluruhan, yaitu kemampuan mengkoordinasi aksi

beberapa bagian tubuh dimana tubuh melakukan gerakan.

(8) Keseimbangan tubuh keseluruhan, yaitu keseimbangan memelihara

keseimbangan tubuh tanpa isyarat visual.

Klasifikasi yang dibuat oleh fleisman adalah klasifikasi yang tidak

berdasarkan taksonomik atau tidak urut dari unsur yang paling sederhana menuju

unsur yang lebih kompleks.

Kemudian sistem klasifikasi domain psikomotor yang bersifat taksonomik

telah di kembangkan oleh Anita J. Harrowh pada tahun 1977. Sebelum Harrowh

mengklasifikasi, ia membuat definisi operasional mengenai domain psikomotor.

Anita J. Harrow mengatakan istilah psikomotor mengkomunikasikan pengertian

bahwa semua gerakan manusia yang dilakukan secara sadar dan dapat diamati

akan berada dalam domain ini.

Karakteristik unik semua perilaku yang di kategorikan dalam domain

psikomotor adalah aksi yang dilakukan secara sadar dan dapat diamati: atau pola-

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pola aksi yang dilakukan oleh pekajar dan dirancang oleh pendidik sebagai bagian

esensial tujuan kependidikan dari kurikulum tertentu yang dibuat. Level klasifikasi

yang di maksud sebagai urutan hierrarkis dan diatur dalam suatu kuntinum dari

perilaku gerak yang levelnya rendah sampai yang tinggi.

Harrow membuat enam level klasifikasi yang masing-masing meliputi sub-

sub level (Sugiyanto, 2000). Enam level yang dimaksud adalah :

a. Gerak Reflek

b. Gerak Dasar Fundamental

c. Kemampuan Perseptual

d. Kemampua Fisik

Penjabran dari keenam level yang di klasifikasikan oleh para ahli ini di

jelaskan dan djabarkan lagi kedalam beberapa bagian-bagian yang berbeda seperti

yang tertera di bawah ini.

a) Gerakan Reflek

Gerakan reflek adalah gerakan atau aksi yang timbul dalam respon terhadap

stimulus tanpa kemauan sadar. Secara kenyataan gerak refleks adalah prerekuitis

terhadap perkembangan dalam level-level klasifikasi berikutnya. Gerakan refleks

dibagi dalam tiga sub kategori yaitu: 1) refleks segmental; 2) refleks

intersegmental; dan 3) refleks suprasegmental.

b) Gerakan Dasar Fundamental

Dibangun diatas gerakan refleks yang inheren dalam tubuhnya. Gerakan

yang didasarkan pada gerakan refleks ini berkembang tanpa training, tetapi dapat

disempurnakan melalui praktek. Gerakan dasar fundamental dapat dibagi menjadi

tiga yaitu: 1) gerakan lokomotor; 2) gerakan non lokomotor; dan 3) gerakan

manipulatif.

Gerakan lokomotor meliputi peilaku yang mengubah pelajar yang berhenti

berubah tempat, atau berpindah dari satu tempat ketempat lain. Gerakan non

lokomotor meliputi gerakan yang melibatkan anggota tubuh atau sebagaian

dari togok, dalam gerakan mengitari suatu sunbu. Pelajar tetap ditempat dan

membuat pola gerakan dinamis di dalam ruang. Gerakan manipulatif,

digambarkan sebagai gerakan ekstremitas yang terkoordinasi. Gerakan ini

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

biasanya dikombinasi dengan modalitas visual dan dalam beberapa hal

dengan modalitas peraba, Anita J.Harrow dalam Sugiono (2000: 12)

Gerakan lokomotor, non-lokomotor dan gerakan manipulatif ini sering kita

lihat dalam kegiatan kita sehari hari.

c) Kemampuan Perseptual

Membantu pelajar dalam menginterpretasi stimuli yang memungkinkan ia

membuat penyesuaian terhadap lingkungan. Fungsi perseptual dan fungsi gerak

tidakbisa dipisahkan. Fungsi kemampuan perseptual yang efisiien adalah esensial

untuk perkembangan pelajar dalam domain psikomotor, kognitif, maupun afektif.

Kecemerlangan kognitif dan prestasi superior dalam aktifitas psikomotor

tergantung pada perkembangan kemampuan perseptual. Ada lima subkategori

besar dalam kemampuan perseptual, yaitu: 1) diskriminasi kinestetik; 2)

diskriminasi visual; 3) iskriminasi auditori; 4) diskriminasi taktil; 5) kemampuan

koordinasi. Diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual da kemampuan koordinasi

lebih dominan pengaruhnya terhadap prestasi belajar gerak dibandingkan dua

kemampuan yang lain.

(a). Diskriminasi kinestetik

Meliputi konsep yang akurat akan tubuh, permukaan tubuh dan anggota

bandan. Disini meliputi dimensi kanan kiri dan penentuan penilaian perseptual

tubuh dalam hubungannya dengan objek dalam ruang disekelilingnya, atao sering

dikatakan sebagai hubungan sepasial. Perilaku dalam subkategori ini terutama

berkenaan dengan kesadaran tubuh dan gerakan yang di buat, kesadaran posisi

tubuh dalam ruang, dan hubungan tubuhnya denga lingkungan sekitarnya.

Kemampuan ini berhubungan dengan indra otot atau kinestesis, yaitu pengindraan

perasaan yang di peroleh ketika melakukan suatu pola gerakan , yang memberikan

informasi umpan balik yang penting sehingga pelajar mampu membuat

penyesuaian yang penting dalam gerakannya. Diskriminasi kinestetik terdiri dari

tiga kemampuan: kesadaran tubuh atau kemampuan mengenali dan mengontrol

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

tubuh atau bagian tubuh; imaji tubuh atau perasaan akan struktur tubuhnya;

hubungan tubuh dengan objek disekitarnya yaitu konsep mengenai keterarahan

dan kesadaran tubuhnya serta bentuk gerakan yang diciptakan.

(b). Diskriminasi siswa

Terdiri dari lima bagian, yaitu: a) akuitas visual yang didefinisikan sebagai

kemampuan menerima dan membedakan antara beberapa objek, kejadian dan

lingkungan yang diamati; b) penjejakan visual, yaitu kemampuan mengikuti

simbol-simbol atau objek-objek dengan koordinasi gerakan mata; c) memori

visual, yaitu kemampuan mengungkapkan kembali pengalaman visual yang

lampau; d) pembedaan bentuk bidang, yaitu kemampuan memilik bentuk yang

domain dari latar belakang sekitarnya; e) konsistensi, yaitu mengenasi kemampuan

yang konsisten dalam interpretasinya ketika mengamati tipe yang sama.

(c). Diskriminasi koordinasi

Menyatukan aktifitas-aktifitas yang melibatkan dua atau lebih dari

kemampuan perseptual dalam pola gerakan tertentu. Subkategori ini terutama

berkenaan dengan kemampuan koordinasi mata tangan dan mata kaki.

d) Kemampuan Fisik

Adalah esensial terhadap fungsi yang ofisian dalam domain psikomotor.

Pemfungsian yang baik dari berbagai sistem tubuh memungkinkan pelajar mampu

memenuhi kebutuhan yang dituntut oleh lingkungannya. Kemampua fisik adalah

bagian esensial dari landasan untuk perkembangan gerakan-gerakan yang terampil.

Kemampuan fisik meliputi empat sub kategori besar yaitu: 1) ketahanan, 2)

kekuatan, 3) fleksibilitas, dan 4) agilitas.

(a). Ketahanan

Ketahanan adalah kemapuan tubuh untuk memenuhi dan menggunakan

oksigen sehingga memungkinkan untuk melanjutkan aktifitas, termasuk

kemampuan tubuh untuk membuang bertambahnya konsentrasi asam laktat.

Ketahanan meliputi, ketahanan muskular dan ketahanan kardiovaskular.

Ketahanan muskular adalah kemampuan otot atau sekelompo otot untuk bertahan

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dalam jangka waktu yang panjang sedangkan ketahanan kardiovaskular adalah

kapasitas untuk meneruskan aktifitas yang giat dalam waktu yang lama dan

meliput interaksi yang efisien dari aliran darah, jantung dan paru-paru.

(b). Kekutanan

Kekuatan adalalah kemampuan menggunakan gaya tegang untuk melawan

beban atau hambatan. Kekuatan diukur sebagai jumlah maksimum daya yang

dikerahkan oleh suatu otot atau sekelompok otot.

(c). Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah keleluasaan gerakan pada persendian-persendian yang

dapat dicapai. Derajat fleksibilitas yang tinggi diperlukan untuk menciptakan

gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.

(d). Agilitas

Agilitas adalah kemampuan bergerak dengan cepat. Hal ini juga berarti

deksteritas dan kecepata gerakan. Komponen-komponen agilitas adalah perubahan

aarah yang cepat, memulai dan berhenti drngan cepat, waktu reaksi-respon, serta

deksteritas.

e) Gerakan Keterampilan

Mengandung suatu derajad efisiensi dalam melakukan suatu tugas gerak

yang komplek. Gerakan keterampilan meliputi tugas gerak yan gmembutuhkan

belajar. Gerkan yang terampil meninjukkan perkembangan derajat ketangkasan

atau penguasaan. Dalam level klasifikasi gerakan terampil terdiri dari dua

kontinum, yaitu: 1) kontinum vertikal ; dan 2) kontinum horisontal. Kontinum

vertikal menggambarkan derajat kesukaran dari berbagai keterampilan gerakan

yang dilakukan, yang bisa disebut sebagai level kompleksitas. Sedangkan

kontinum horisontal menggambarkan level penguasaan keterampilan yang dicapai

oleh pelajar, atau disebut level ketangkasan.

f) Komunikasi non-diskursif

Adalah level klasifikasi yang meliputi behavior yang dapat di sebut bentuk-

bentuk komunikasi gerakan. Komunikasi gerakan dapat dibedakan menjadi dua,

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yaitu: 1) gerakan ekspresif dan 2) gerakan interpretif. Gerakan ekspresif meliputi

gerakan komunikatif yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan

interpretif terdiri dari: 1) gerakan estetik dan 2) gerakan kreatif. Gerakan ini

merupakan level tertinggi dari perkembangan gerakan. Gerakan estetik adalah

gerakan terampil yang dilakukan secara efisien, yang menciptakan imajinasi

gerakan yang indah. Semua keterampilan olahraga yang dilakukan oleh individu

yang telah mencapai derajad keterampilan yang tinggi dalam melakukan suatu

gerakan, dapat di klasifikasikan sebagai gerakan estetik. Gerakan kreatif adalah

gerakan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan pesan. Disini juga diperlukan

pelaku yan gberketerampila tinggi dengan pengetahuan tentang mekanika tubuh

dan harus memiliki kemampuan perseptual dan kemampuan fisik yang tinggi.

2). Domain Fisik

Seperti telah dikemukaan didepan bahwa sebenarnya domain fisik telah

tercakup di dalam domain psikomotor. Tapi mengingat arti pentinggnya kualitas

fisik dalam menunjang ketrampilan gerak didalam keolahragaan maka domain

fisik perlu memperoleh porsi penanganan secara khusus. Penanganan untuk

mencapai kualitas gerak yang baik diperlukan menentukan arah spesifik dengan

strategi instruksional yang spesifik pula. Demikian untuk mencpai kualitas fisik

yang baik juga memerlukan penanganan dengan arahyang spesifik dengan strategi

instruksional yang spesifik.

Antara domain fisik dan psikomotor memang tidak bisa dipisahkan,

melainkan hanya bisa dibedakan. Fungsi fisik dan psikomotor beroprasinya selalu

bersama-sama. Tetapi didalam belajar dan berlatih olahrahga harus bisa

membedakan mana yang lebih diuntamakan untuk ditingkatkan pada periode

tertentu. Pada tahap tertentu diuntamakan latian penguasaan gerak, pada tahap

yang lain perlu diutamakan latihan peningkatan kualitas fisik.

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Kualitas gerak dan kualitas fisik bisa juga ditingkatkan secar simultan, tetapi

konsekuensinya hasil peningkatan yang dicapai untuk masing-masing kemampuan

tidak akan sebesar kalau ditangani pada saat yang berbeda.

a) Klasifikasi menurut Annarino

Mengenai domain fisik Anthony A. Annarino dkk tahun 1980 membaginnya

menjadi empat kategori yaitu :

(1) Ketahanan otot

(2) Kekuatan otot

(3) Ketahanan kardiovaskuler

(4) Fleksibilitas

Empat kategori kemampuan tersebut masih dapat dibagi-bagi lagi

menjadi kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik. Dengan sistem klasifikasi

yang berbeda dengan yang dikemukaan Annarino dkk. Apa yang diungkapkan

oleh Claud Bovohard, Jean Brunelle dan Paul Godbout (1974) bisa memberikan

gambaran yang lebih terperinci mengenai domain fisik, walaupun mereka tidak

menggunakan istilah domain fisik.

b) Klasifikasi yang dibuat Bouchard dkk

Menggunakan istilah “kualitas- kualitas fisik”. Klasifikasi-klasifikasi yang di

buat adalah sebagai berikut:

(1). Kualitas organis:

(a) Kapasitas aerobik

(b) Kapasitas anaerobik

(2). Kualitas otot:

(a). Kekuatan otot

(b). Kapasitas aerobik otot lokal

(c). Kapasitas anaerobik otot lokal

(d). Power

(e). Fleksibilitas

(3). Kualitas persepsi kinetik:

(a). Kecepatan bereaksi

(b). Kecepata bergerak

(c). Koordinasi saraf-otot

(d). Kepekaan kinetik

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kapasitas aerobik adalah kualitas yang membuat orang mampu

melaksanakan kerja otot yang bersfat menyeluruh selama mungkin dalam kondisi

aerobik (kondisi dimana kebutuhan oksigen perlu tercukupi untuk memproduksi

adenosin tripospat atau ATP). Kapasitas aerobik ditentukan oleh kapasitas fungsional

jantung dan efisiensi penyediaan oksigen

Kapasitas anaerobik adalah kualitas yang membuat orang mampu

melaksanakan kerja otot yang bersifat menyeluruh selama mungkin dalam kondisi

anaerobik (kondisi dimana oksigen tidak mutlak diperlukan dalam memproduksi

ATP). Kapasitas anaerobik ditentukan oleh kapasitas konsumsi oksigen dan kapasitas

psikologis melawan kesualitan fisiologis.

Kekuatan otot adalah kualitas yang memungkinkan pengembangan tegangan

otot dalam kontraksi yang maksimal, atau bisa diartikan sebagai kemampuan

menggunakan gaya tegangan untuk melawan beban atau melawan hambatan.

Kekuatan di tentukan oleh volume otot dan kualitas kontrol pada otot yang

bersangkutan.

Kapasitas aerobik otot lokal adalah kualitas yang memungkinkan orang

melakukan usaha yang menggunakan otot lokal (sekelompok otot tertentu) selama

mungkin dalam kondisi aerobik. Kapasitas ini direntukan oleh kualitas sirkulasi lokal

serta konsentrasi mioglobin dan kekuatan otot.

Kapasitas anaerobik otot lokal adalah kualitas yang memungkinkan orang

melakukan usaha yang menggunakan kekuatan otot lokal selama mungkin dalam

kondisi anaerobik . kapasitas ini ditentukan oleh tingkatan kekuatan otot dan

kapasitas psikologis unutk bertahan terhadap ketidak kenaan dalam otot.

Power otot daya eksplosif adalah kualitas yang memungkinkan otot atau

sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik yang eksplosif. Power ditentukan

oleh kekuatan otot dan kecepata rangsang saraf serta kecepatan kontraksi otot.

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Fleksibilitas adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen tubuh

bergerak dengan luas rentangan sendi semaksimal mungkin. Fleksibilitas di tentukan

oleh mobilitas sendi dan elastisitas kelompok-kelompok otot antagonis.

Kecepatan mereaksi adalah kualitas yang memungkinkan mengawali respon

kinetik secepat mungkin setelah menerima stimulus. Kecepata mereaksi di tentukan

oleh tingkat pengenalan situasi persepsi, tingkat pengenalan respon kinetik yang

harus dilakukan, dan kualits kondisi fisik.

Kecepatan bergerak adalah kualitas yang memungkinkan melaksanakan

suatu gerakan atau gerakan-gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Kecepatan bergerak ditentukan oleh: frekwensi stimulus, kemauan, dan mobilitas

saraf, kecepatan kontrasi otot, tingkat otomasi gerak, serta power otot.

Koordinasi saraf-otot adalah kualitas yang memungkinkan melasanakan

gerakan secara benar. Yang menentukannya adalah : kualitas persepsi saat memulai

dan selam melaksanakan gerakan, kualitas penyesuaian gerak dalam dimensi waktu

dan jarak, kualitas pemahaman gerak, serta kualitas pengorganisasian saraf-otot.

Kepekaan kinetik adalah kualitas yang memungkinkan seseorang menyadari

keadaan atau posisi tubuh dan gerakan yang dilakukan. Yang menentukan kualitas ini

ialah : kebenaran informasi yang berasal dari reseptor mekanis yang itu indera

kinestetik, dari organ Vestibular, serta dari ekstaroceptor khususnya pengelihatan,

pendengar dan peraba.

Semua kualitas fisik yang telah di kemukaan perlu dibina untuk mendukung

pembinaan kualitas gerak. Kualitas fisik yang baik bisa memberikan kemudahan di

dalam belajar gerak keterampilan.

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. Alat Bantu Pembelajaran

a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga

karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekan sesuatu dalam proses

pendidikan pengajaran.

Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan

lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin

suatu objek sehingga mempermudah persepsi.

Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara terperinci

antara lain sebagai berikut:

1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan

2) Mencapai sasaran yang lebih banyak

3) Membatu mengatasi hambatan bahasa

4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan

kesehatan

5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.

6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang

diterima kepada orang lain

7) Mempermudah peyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para

pendidik pelaku pendidikan.

8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan

Seperti diuraikan diatas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang

diterima melalui indera.

Sedangkan kegunaan media pendidikan atau alat bantu pembelajaran dalam

proses belajar mengajar menurut Arief S. Sadiman dkk (2010: 17) dalam bukunya

adalah sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapa mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

(a) Menimbulkan kegairahan belajar

(b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan dan kenyataan.

(c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan

dan minatnya.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan

dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi

pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak

mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini

akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga

berneda. Masalaj ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan

kemampuannya dalam:

(a) Memberikan perangsang yang sama.

(b) Mempersamakan pengalaman.

(c) Menimbulkan persepsi yang sama.

Dalam kegiatan belajar mengajar, alat bantu pada dasarnya digunakan untuk

membantu siswa mempelajari obyek, suara, proses, peristiwa atau lingkungan

yang sulit dihadirkan kedalam kelas. Dengan menggunakan alat bantu, pengajaran

yang berhubungan dengan objek, suara proses, peristiwa atau lingkungan yang

sulit dihadirkan kedalam kelas. Dengan menggunakan alat bantu, pengajaran yang

berhubungan dengan objek, suara, proses, peristiwa atau lingkungan seperti

tersebut diatas akan lebih terasa bagi siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi

yang tepat kemudian akan mempengaruhi pemahamannya tentang pelajaran yang

diberikan .

Dalam kenyataanya, penggunaan alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar

pada umumnya dilakukan dalam kelompok besar dan kecil. Walaupun terdapat

kesamaan kebutuhan antar siswa yang satu dengan lainnya didalam kelompok,

namun masih dimungkinkan adanya perbedaan individual diantara mereka.

Perbedaan tersebut antara lain dalam hal:

1) Kemampuan awal dan wawasanya

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2) Kebiasaan belajar

3) Kedewasaan

4) Kondisi fisik

5) Latarbelakang sosial budaya

6) Faktor akademik

7) Kondisi belajar siswa

Karena itu upaya mengenal diri siswa atau mengenal karakteristik siswa

merupakan langkah yang diharapkan, agar pemanfaatan alat bantu pembelajaran

bisa efektif.

Pemanfaatan alat bantu akan berkurang efektifitasnya bila kondisi fisik siswa

tidak mendukung, misalnya kondisi gizi, mobilitas siswa, dan sebagainya. Siswa

yang mengalami hambatan fisik akan mengalami kesulitan bila harus belajar

dengan media pengajaran yang tidak khusus dirancang dan disesuaikan dengan

hambatan fisik yang ada padanya.

b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik

Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan

pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-

konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang

baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang

singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu

luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati

dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau

dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan yang

dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk

dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa mejadi lebih mudah dalam

menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Menurut Soedomo Hadi (2002: 90), didalam memilih alat-alat pendidikan

atau alat bantu pembelajaran yang akan digunakan perlu diingat atau di perhatikan

hal-hal berikut:

1) Tujuan apakah yang akan dicapai dengan alat itu.

2) Siapakah yang akan menggunakan alat itu.

3) Terhadap siapakh alat itu akan digunakan.

4) Alat-alat manakah yang tersedia dan dapat digunakan.

Dengan melihat pendapat dari Soedomo Hadi dapat di simpulkan dan perlu

kita tanyakan bahwa dalam penggunakan alat bantu pembelajaran itu apakah akan

menimbulkan pengaruh pula dalam lapangan lain yang tidak menjadi tujuan utama

dari penggunaan alat itu, dan apakah alat yang digunakan itu sudahdapat untuk

mencapai tujuan itu atau belaum atau mungkin masih perlu di bantu dengan yang

lain.

Selain itu, perlu pula di perhatikan bagaimana reaksi siswa terhadap

penggunaan alat bantu pembelajaran tersebut. Jangan sampai reaksi siswa hanya

sekedar reaksi terhadap rangsangan belaka, tetapi kita inginkan agar dengan

penggunaan alat bantu itu mengalami perubahan karenannya.

1) Pembelajaran Dengan Memodifikasi Sarana Dan Prasarana.

Peralatan senam lantai dasar sangatlah sulit ditemui di indonesia. Oleh

karena itu Adisuyanto (2009: 72) mengatakan bahwa, “Guru atau pelatih harus

memiliki kreatifitas untuk memodifikasi segala peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran gerak dasar...”. Dalam pembelajaran gerak dasar meroda, tidak

hanya cukup menyediakan peralatan matras saja, tetapi dukungan peralatan ini

juga dapat memudahkan guru atau pelatih memberikan bantuan pertolongan

kepada anak didik.

2) Adapun kelebihan dari pembelajaran dengan memodifikasi sarana dan

prasarana yaitu:

a). Siswa lebih tertarik dengan materi yang akan diajarkan.

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b). Siswa menjadi lebih termotivasi karena sarana dan prasarana yang

digunakan berbeda.

3) Sedangkan kelemahan dari pembelajaran dengan memodifikasi sarana dan

prasarana adalah:

a) Keharusan siswa untuk beradaptasi kembali kepada kondisi yang

sebenarnya.

b) Terkadang siswa menganggap alat bantu yang di gunakan membahayakan

dirinya sehingga siswa cenderung takut untuk menggunakannya.

c) Pada tahap percobaan siswa secara mandiri merasakan gerakan yang benar

sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil yang

maksimal.

d) Kemampuan kognitif siswa yang tidak sama membuat gambaran yang

berbeda dari apa yang di sampaikan oleh guru penjas.

5. Pembelajaran Dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran

Dewasa ini banyak dikembangkan berbagai macam metode pembelajaran

yang mengharuskan guru untuk lebih kreatif dan inofatif dalam mengemas konsep

pembelajaran yang akan di berikan kepada siswa. Tidak hanya sekedar menggunakan

gaya komando dan pemberian instruksi-instruksi kepada siswa, tetapi guru juga

menggunakan media pembelajaran agar siswa lebih mudah mempelajari tugas

geraknya.

a. Meroda Pada Matras Yang Lebih Tinggi

Melakukan latihan gerakan meroda yang dilakukan sendiri dengan bantuan

matras yang lebih tinggi, dengan letak pendaratan kaki lebih rendah dari matras

tumpuan tangan.

Bentuk latihan ini bertujuan untuk memudahkan siswa berdiri tegak dari

posisi badan bungkuk menuju posisi badan tegak. Tahapan ini terus dilakukan

secara bergilir.

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 3. Meroda Pada Matras Yang Lebih Tinggi

((Sumber: http://picasaweb.google.com. 1 September 2010)

Gambar 4. Matras Yang di Tinggikan/ Matras Tebal

(Sumber : Biasworo Adisuyanto Aka, 2009: 72)

Tinggi dari matras disesuaikan dengan gerak dasar senam yang akan

dilakukan. Matras tebal diatas merupakan matras tebal yang digunakan untuk

melakukan gerak guling depan. Menurut Adisuyanto (2009) ”pemakainan

peralatan ini memudahkan guru/pelatih memberikan bantuan/pertolongan pada

anak didik”. Ketinggian matras disesuaikan dengan kebutuhan, untuk melakkukan

meroda tidak perlu menggunakan matras yang terlalu tinggi atau terlalu tebal.

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Cukup dengan ketinggian antara 20-30 cm anak didik sudah merasa sangat

terbantu dalam melakukan gerakan meroda.

b. Meroda Pada Bidang Miring

Gambar 5. Bidang Miring

(Sumber : Biasworo Adisuyanto Aka, 2009: 72)

Peralatan senam lantai dasar sangat sulit ditemukan dijumpai di toko-toko

peralatan olahraga di indonesia, untuk itu Adisuyanto (2009) menyarankan bahwa,

”guru maupun pelatih untuk dapat memodifikasi segala peralatan yang dibutuhkan

dalam pembelajaran gerak”. Bidang miring merupakan modifikasi alat bantu

pembelajaran untuk senam lantai. Bidang miring dapat di buat dari bahan busa

super ataupun papan kayu. Yang penting permukaannya halus dan tidak

membahayakan penggunanya. Untuk ketinggian dari alat bantu dapat di sesuaikan

dengan kebutuhan gerak yang akan dilatih. Untuk guling depan dapat

menggunakan bidang miring dengan tinggi 75 cm dan panjang 2 meter. Untuk

meroda ketinggian dapat di turunkan menjadi 40 cm dan panjang 2 meter. Alat

bantu ini dapat di gunakan untuk membantu siswa dalam gerakan guling depan

sudut, guling belakang sudut, guling depan tungkai lurus, guling belakang tungkai

lurus dan meroda.

c. Meroda Pada Matras Yang di Gulung

Meroda juga dapat dibantu dengan menggunakan matras yang di gulung.

Matras tipis panjang digulung dan di sesuaikan dengan lebar antara tangan dan

kaki. Matras yang digulung tersebut harus di lewati oleh siswa dengan gerakan

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

meroda. Matras ini akan membiasakan siswa untuk menggembangkan jarak

jangkauan lengan.

Gambar 6. Matras Gulung

(Sumber : Agus Mahendra, 2000: 58)

d. Meroda Dengan Cara Dibantu

Gambar 7. Bantuan langsung

(Sumber: Agus Mahendra, 2000: 58)

Agus Mahendra berpendapat, ”bantuan (spotting) diarahkan sebagai bantuan

secara kontak langsung kepada anak selama melakukan suatu keterampilan”

(2000: 96). Bantuan langsung merupakan sebuah bantuan yang di berikan oleh

seorang guru atau teman yang memiliki kemampuan menolong dengan memegang,

menjaga, ataupun memposisikan bagian tubuh pasangannya secara langsung agar

pelaku merasa aman dan dapat melakukan gerakan dengan lepas. Langkah-langkah

untuk melakukan latihan adalah sebagai berikut :

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

1) Dengan melakukan handstand, kedua kaki dibuka lebar/kangkang, pembantu

memegang kedua sisi panggul.

Dengan posisi satu orang berdiri dibelakang murid yang melakukan gerakan

tumpuan, dilanjutkan dengan mengayun kedua kaki ke atas dalam posisi seperti

ini: teman yang berada dibelakang bekerja menangkap kedua tungkai murid yang

melakukan gerakan supaya terjaga kondisi keseimbangan murid dan teman yang

membantu juga membenarkan kedua tungkai murid yang melakukan meroda

dalam posisi lurus berbentuk huruf “V” dan runcing.

2) Dilanjutkan pada tahap latihan pendaratan.

Setelah kedua kaki dalam posisi lurus di atas, murid melakukan pendaratan

dengan menurunkan tungkai kaki kanan dalam posisi mendarat dengan lutut

sedikit ditekuk, dilanjutkan menurunkan kaki berikutnya di belakang kaki tumpuan

kaki pertama dalam posisi seperti ini: teman yang membantu dibelakang,

membantu dengan cara memindah pegangan tangan ke daerah pinggang pelaku

untuk membantu berdiri tegak penuh dengan keseimbangan yang dilanjutkan

berdiri sampai posisi akhir sama seperti posisi awal.

Bentuk latihan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam melakukan

meroda, saat posisi terbalik membantu siswa yang melakukan tidak merasa takut.

Bentuk latihan seperti ini juga dilakukan pada pasangan yang lain secara

bergantian.

6. Pembelajaran Tanpa Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran

Dalam pembelajaran tanpa mengunakan alat bantu pembelajaran ini, menitik

beratkan dan bergantung pada kemandirian siswa untuk belajar gerak meroda. Karena

dalam proses belajar mandiri akan mendapatkan pengalaman belajar yang hasilnya

berbentuk ingatan jangka panjang. Hal ini selaras dengan pendapat Gagne dalam

Soekamto (1995: 31), ”Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

individual, yang yang merubah stimuli yang datang dari lingkungan seseorang ke

dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar

dalam bentuk ingatan jangka panjang”.

Untuk mendukung keberhasilan siswa dalam belajar gerak meroda, guru di

sarankan untuk memberikan kepercayaan penuh pada siswa untuk tidak dibantu, agar

siswa lebih termotivasi untuk belajar. Teori ini di ungkapkan oleh Davies dalam

Soekamto (1995: 9), ”Seorang siswa akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar

bila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya”.

Keberhasilan dalam pembelajaran meroda tanpa alat bantu tidak lepas dari

keaktifan dalam berpartisipasi dan proses trial and error yang dilakukan oleh siswa.

Adapun sumbangan guru bagi keberhasilan siswa dalam belajar meroda adalah

menyiapkan materi dalam unit-unit kecil agar mudah di pelajari oleh siswa. Hal ini

sama dengan apa yang diungkapkan oleh Hartley & Davies dalam Soekamto (1995:

19), ”Materi pelajaran dibentuk dalam bentuk unit-unit kecil dan di atur berdasarkan

urutan yang logis sehingga siswa mudah mempelajarinya”. Untuk itu guru perlu

menyajikan materi meroda dalam unit-unit kecil agar siswa dapat menyelesaikan

tugas gerak pada setiap pertemuan.

Berlatih senam tidak bisa langsung berlatih gerakan yang mempunyai tingkat

kesulitan tinggi, namun harus diawali dari dasar atau tingkat yang mudah menuju ke

tingkat yang lebih sulit. Dalam berlatih senam selalu menggunakan metode part and

whole (bagian ke keseluruhan), begitu juga dalam berlatih gerakan meroda terdapat

tahapan-tahapan latihan yang harus dilakukan sebelum melakukan gerakan meroda

secara keseluruhan. Tahapan-tahapan tersebut terdapat dalam metode latihan sebagai

berikut:

a. Latihan Bagian

Latihan permulaan dilakukan dengan melakukan latihan dasar gerakan

meroda yaitu berupa tahapan teknik gerakan meroda. Untuk mempermudah latihan

teknik gerakan bisa dengan menggunakan aba-aba seperti berikut :

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1) Aba-aba “sikap awal”: badan berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua lengan

lurus ke atas di samping kepala dan pandangan mata ke depan.

2) Aba-aba “siap”: membuka kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, posisi

kedua lengan tetap lurus ke atas untuk membuat posisi sikap awal meroda.

3) Dilanjutkan aba-aba “ya” : menekukkan pinggul, mengayun kedua lengan ke

bawah dan meletakkan kedua tangan pada matras / lantai dalam satu garis lurus

ke depan selebar bahu.

4) Aba-aba “selesai”

5) : kembali ke posisi semula yaitu kedua kaki rapat, badan berdiri tegak, kedua

lengan lurus ke atas dan pandangan mata ke depan. Latihan ini diulangi dalam

beberapa pengulangan, 3-4 pengulangan.

Bentuk latihan pertama ini bertujuan untuk mengontrol kebenaran posisi

kedua tangan pada saat bertumpu pada matras. Apabila latihan ini sudah dilakukan

dengan benar maka dilanjutkan dengan bentuk latihan berikutnya.

Gambar 8. Pola Posisi Kaki dan Tangan

(Sumber: http://www.cmevdam.nl/pageID_7012777.html. 1 September 2010)

b. Latihan Keseluruhan

Latihan meroda pada matras datar yang dimaksud yaitu, latihan melakukan

meroda di matras yang datar, dengan letak tumpuan tangan dan pendaratan kaki di

matras yang sama ketinggiannya. Hal ini dimaksudkan agar gerakan meroda dapat

dilakukan dengan baik, tanpa anak merasa takut dengan ketinggian matras. Anak

berdiri di atas matras yang datar dan melakukan gerakan meroda dengan letak

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tumpuan tangan dan pendaratan kaki di matras yang datar. Untuk lebih jelasnya

berikut ini peneliti menyajikan ilutrasi latihan meroda dengan matras datar sebagai

berikut:

Gambar 9. Meroda Pada Matras Datar

(Sumber: http://picasaweb.google.com. 23 Januari 2012)

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Meroda dengan Matras Datar

Perlu disadari bahwa setiap bentuk latihan memiliki kelebihan dan

kelemahan. Berdasarkan pelaksanaan latihan meroda pada matras datar dapat

diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan meroda pada matras

datar antara lain:

1. Anak tidak merasa takut yang berlebih dibandingkan ketika melakukan meroda

di matras tinggi.

2. Anak akan merasa lebih berani dalam melakukan gerakan meroda.

3. Anak sudah terbiasa melakukan meroda di matras datar sehingga tidak perlu

beradaptasi lagi.

Selain kelebihan di atas, latihan meroda di matras datar memiliki beberapa

kelemahan. Kelemahan latihan meroda di matras datar antara lain:

1. Anak merasa jenuh karena latihan meroda yang terus menerus dilakukan di

matras datar.

2. Anak lebih mengalami kesulitan untuk berdiri ketika melakukan pendaratan

dari posisi badan bungkuk ke posisi badan berdiri tegak.

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas dapat diajukan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Meroda merupakan gerakan yang cukup mudah dan relatif aman. Tetapi,

pada kenyataanya masih banyak siswa yang belum bisa menguasai gerakan meroda

meskipun sudah diajarkan oleh guru penjas. Kemampuan Meroda Siswa Kelas VIIIB

SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 masih rendah. Hal ini dapat

dilihat karena masih banyak siswa yang belum dapat memenuhi KKM yang

ditetapkan oleh guru penjas.

Dalam meningkatkan kemampuan gerak meroda dapat menggunakan latihan

dengan alat bantu dan tanpa alat bantu. Pembelajaran dengan menggunakan alat bantu

adalah pembelajaran yang didalamnya siswa berlatih gerakan keterampilan dengan

dibantu suatu media yang memudahkan siswa untuk lebih cepat menguasai tugas

geraknya. Alat bantu bisa berupa matras tinggi, bidang miring, bantuan guru dan

sebagainya. Keanaekaragaman alat bantu ini mempunyai banyak manfaat,

diantaranya menarik perhatian siswa, membantu untuk mempercepat pemahaman

dalam proses pembelajaran, memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat

verbalitis(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).

Pembelajaran mengguanakan alat bantu terlihat lebih menyenangkan dan

tidak membosankan karena ada unsur permainan dan kompetisi di setiap siswa,

HASIL

BELAJAR

MERODA

ALAT BANTU TANPA ALAT

BANTU PEMBELAJARAN

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

sehingga siswa memusatkan perhatian kepada tugas geraknya. Namun dalam setiap

model pembelajaran ataupun metode latihan pasti ada kelemahan. Kelemahan metode

latihan ini adalah siswa tidak bisa secara langsung mempraktekkan gerakan meroda

pada matras yang datar sehingga siswa berfikir gerakan meroda tidak membutuhkan

teknik dasar yang baik dan siswa akan bergantung pada bantuan. Bantuan yang

diberikan ketika melatih keterampilan dianggap mengurangi kemampuan kinestetis

dari orang yang dilatih. Oleh karena itu, bantuan harus sebisa mungkin dihindari

sehingga guru terlepas dari keharusan untuk membantu anak. Hanya dalam gerakan

yang berbahaya sajalah bantuan boleh diberikan.

Pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu adalah pembelajaran gerak

meroda langsung pada matras datar tanpa menggunakan dan mendapatkan bantuan.

Guru hanya memberikan arahan dan evaluasi secara langsung dengan menggunakan

bahasa verbal. Pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu menuntut siswa untuk

belajar secara mandiri agar pengalaman secara individu yang diperoleh dapat

digunakan untuk melakukan suatu ketrampilan dan hasil belajarnya dalam bentuk

ingatan jangka panjang. Sedangkan kelemahan pembelajaran tanpa menggunakan alat

bantu adalah terlihat membosankan karena tidak ada unsur bermain dengan

modifikasi alat bantu, sehingga siswa tidak bersungguh-sungguh dalam

melaksanakan latihan, namun kelebihan metode latihan ini adalah siswa bisa secara

langsung dan mandiri mempraktekkan meroda pada matras datar.

Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa diduga, 1) Ada

perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu

terhadap kemampuan meroda pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012, 2) Pembelajaran menggunakan alat bantu lebih bak

pengaruhnya dibandingkan dengan pembelajaran tanpa alat bantu terhadap

peningkatan kemampuan meroda pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012.

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh pembelajaran dengan menggunakan alat bantu dan

tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda siswa kelas VIIIB SMP N 27

Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

2. Pembelajaran dengan menggunakan alat bantu lebih baik pengaruhnya

dibandingkan dengan pembelajaran tanpa alat bantu terhadap peningkatan

kemampuan meroda pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta tahun

ajaran 2011/2012.

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di halaman sekolah SMP Negeri 27 Surakarta

jl.Arifin No.17, Telephone. 0271.656623.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan pada tanggal 29

Maret – 8 Mei 2012 sebanyak 18 kali pertemuan, dengan dua kali pertemuan

untuk pengumpulan data dan 16 kali pertemuan untuk pemberian perlakuan.

Pemberian perlakuan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dalam satu

minggu, yaitu hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 13.00 WIB.

B. Rancangan/Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian

eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan

perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui

pengaruh perlakuan yang telah diberikan.

Adapun rancangan penelitian yaitu― Pretest–Posstest Design “.

Gambar rancangan penelitian sebagai berikut:

KE 1 ——Treatment A —— Posttest

S —– Pretest —— MSOP

KE 2 ——Treatment B —— Posttest

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Keterangan :

S = Subyek

Pretest = Tes awal Penilaian Gerakan Meroda Oleh Juri Senam

MSOP = Matched Subjek Ordinal Pairing

KE 1 = Kelompok 1

KE 2 = Kelompok 2

Treatment A = Meroda Dengan Menggunakan Alat Bantu

Treatment B = Meroda Tanpa Alat Bantu

Posstest = Tes Akhir Penilaian Gerakan Meroda Oleh Juri Senam

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan meroda

dengan hasil penilaian dari juri senam pada tes awal. Setelah hasil tes awal

dirangking, kemudian subyek yang dimiliki prestasi setara dipasang – pasangkan

kedalam kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut

belum diberi perlakuan merupakan kelompok yang memiliki kemampuan meroda

sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini dapat disebabkan

oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian

ini dengan cara Ordinal Pairing sebagai berikut:

1 2

4 3

5 6

8 7

9 10 dan seterusnya

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

C. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas

VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta yang berjumlah 32 anak. Dengan jumlah siswa

putra sebanyak 14 anak dan siswi putri sebanyak 18 anak.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi kelas VIIIB

SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siwa,

sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.

D. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini terdiri dari

beberapa variable. Menurut Sugiyanto (1995: 17) variabel adalah ―konsep yang

dapat ditempatkan dalam berbagai nilai yang berbeda‖. Variabel dalam penelitian

ini terdiri atas:

1) Variabel bebas atau independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel

lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Pembelajaran Meroda Menggunakan Alat Bantu.

b. Pembelajaran Meroda Tanpa Alat Bantu.

2) Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan meroda.

E. Definisi Operasional Variabel

1) Pembelajaran meroda menggunakan alat bantu merupakan pembelajaran yang

dalam proses latihan meroda mendapatkan bantuan dari sebuat alat. Alat bantu

ini berupa media mengajar, modifiakasi alat, permainan, maupun bantuan

secara langsung dari guru ataupun teman. Acap kali media pendidikan

digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi

serti yang di kemukakan Hamalik (1986) yang dikutip oleh Azhar Arsyad

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

(2002: 4) ―bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil

maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi‖.

Alat bantu pembelajaran yang menarik akan menimbulkan minat dan

kesenangan pada diri siswa sehingga dengan sukarela melakukan latihan

gerakan meroda. Hal tersebut selaras dengan sifat perkembangan anak SMP

yang mengganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka

terlihat ―tidak memikirkan akibat‖ dari perbuatan mereka dan kadang

mengalami proses pencarian jati diri. Yuda M. Saputra (2001: 13) juga

menyatakan bahwa ―siswa SMP berada pada tahap pencarian jati diri, mereka

selalu mencari sesuatu yang baru‖. Alat bantu yang mereka anggap sesuatu

yang baru ini akan memberikan stimuli dan motivasi agar siswa secara

sukarela melakukan latihan meroda.

2) Pembelajaran meroda tanpa menggunakan alat bantu merupakan pembelajaran

yang pada proses latihan gerak tidak mendapatkan sebuah bantuan baik dari

alat bantu maupun media pembelajaran. Siswa secara mandiri berlatih tugas

gerak pada matras datar dan hanya mendapatkan arahan atau evaluasi dari

guru menggunakan bahasa verbal. Davies dalam Soekamto (1995: 9)

menyatakan bahwa , ‖Seorang siswa akan lebih meningkat motivasinya untuk

belajar bila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas

belajarnya‖.

3) Meroda merupakan gerakan kesamping pada suatu saat bertumpu atas kedua

tangan dengan kaki terbuka/kangkang. Gerakanya menirukan gerak roda yang

berputar. Menurut Suyati, dkk (1994: 157) gerakan meroda dapat dinilai

menggunakan pedoman penilaian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan

tes dan pengukuran kemampuan meroda dengan menggunakan penilaian dari

orang yang ahli dalam bidang senam atau team expert seperti, guru penjas, dosen

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

senam, juri senam dan asisten dosen mata kuliah senam lantai. Juri yang bertugas

memberikan nilai pada tes awal dan tes akhir penelitian ini adalah Yulius Widodo,

S.Pd sebagai juri 1 dan CR. Patma Adi N.P sebagai juri 2. Juri-juri tersebut

merupakan juri senam dengan lisensi tingkat nasional. Petunjuk pelaksaan tes

terlampir.

G. Analisis Data

Tindakan peneliti setelah data terkumpul adalah menganalisisnya. Data

yang valid dan reliabel didapat dari pengumpulan data yang valid dan reliabel

pula. Oleh sebab itu data yang kurang valid dan reliabel, serta kurang lengkap

hendaknya di buang saja (Suryabrata, Sumadi, 1983). Adapun cara-cara yang

digunakan untuk menentukan kelayakan sampel penelitian dengan cara uji

reliabilitas, uji prasayat analisis, dan uji perbedaan.

1. Uji Reliabilitas

Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas, dengan rumus sebagai berikut:

R =

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

= Jumlah rata-rata dalam kelompok

= Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Uji Normalitas

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors

dari Sudjana (2002:466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai

berikut:

a) Pengamatan X1, X2,….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…..Zn dengan

menggunakan rumus :

zi =

Keterangan :

Xi = Dari variable masing – masing sampel

X = Rata – rata

S = Simpangan Baku

b) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(z1) = P (z zi)

c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,…..zn yang lebih kecil atau sama dengan z1,

Jika proporsi dinyatakan oleh : S (zi)

Maka S (zi) =

d) Hitung selisih F(zi)-S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar ini Lo.

b. Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang

lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (1982:386)

rumusnya adalah:

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2

2

2

1

S

SF

Keterangan:

F = varians variable data

S1 = varians hasil belajar kelas eksperimen

S2 = varians hail belajar kelas kontrol

3. Uji Perbedaan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari

Sutrisno Hadi (1995:457) sebagai berikut :

t =

Keterangan :

t = Nilai uji perbedaan

Md = Mean perbedaan dari pasangan

∑d2

= Jumlah deviasi kuadrat tiap sapel dari mean perbedaan

N = Jumlah pasangan

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :

=

Keterangan :

D = Perbedaan masing-masing subyek

N = Jumlah pasangan

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Untuk menghitung prosentase peningkatan kemampuan meroda antara

penggunaan alat bantu dan tanpa alat bantu menggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase Peningkatan = x 100 %

Mean different = mean posttest – mean pretest

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengambilan data pada sampel yang

telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara

keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok dan dilakukan tes

akhir pada masing-masing kelompok. Data tersebut kemudian dianalisis dengan

statistik, seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara

keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Diskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Meroda Kelompok 1

dan Kelompok 2.

Kelompok Tes N Max Min Mean SD

Kelompok 1

awal 16 7,8 4,6 6,26 1,06

akhir 16 8,45 5,95 7,18 0,93

Kelompok 2

Awal 16 7,7 4,6 6,27 1,16

Akhir 16 7,9 4,8 6,55 1,10

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada kelompok 1 mengalami

peningkatan setelah mendapatkan perlakuan. Demikian halnya pada kelompok 2 juga

mengalami peningkatan akibat dari perlakuan yang diberikan. Jika dibandingkan

antara kelompok 1 dan kelompok 2 menunjukkan bahwa, kelompok 1 memiliki

peningkatan kemampuan meroda yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok 2.

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Untuk memahami nilai rerata tes awal dan tes akhir kemampuan meroda antara

kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 10. Grafik Rerata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Meroda

Kelompok 1 dan Kelompok 2

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, rerata dari hasil tes awal

kemampuan meroda antara kelompok 1 dan kelompok 2 hasilnya stabil atau tidak ada

perbedaan yang jauh. Hal ini artinya, sebelum diberi perlakuan kelompok 1 dan

kelompok 2 memiliki kemampuan awal meroda yang seimbang. Sedangkan dari

rerata hasil tes akhir kemampuan meroda antara kelompok 1 dan kelompok 2 hasilnya

ada perbedaan. Hal ini disebabkan karena perlakuan yang diberikan pada masing-

masing kelompok.

5.8

6

6.2

6.4

6.6

6.8

7

7.2

Tes Awal

Tes Akhir

Tes Awal Tes Akhir

k1 6.26 7.18

k2 6.27 6.55

Rerata Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

Kemampuan Meroda antara Kelompok 1 dan Kelompok 2

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan

uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data tes

awal kemampuan meroda. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan

metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal

pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok N Mean SD L hitung Lt 5%

K1 16 6,26 1,068 0,161 0,213

K2 16 6,27 1,115 0,097 0,213

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 (K1)

diperoleh nilai Lhitung = 0,161. Nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan

pada taraf signifikan 5% yaitu 0,213. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

data pada kelompok 1 (K1) termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji

normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 (K2) diperoleh nilai Lhitung = 0,097,

ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol pada taraf

signifikan 5% yaitu 0,213. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada

kelompok 2 (K2) termasuk berdistribusi normal.

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari

kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka

apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut

disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan meroda. Hasil uji homogenitas data

antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok N SD2 Fhitung Ft 5%

K 1 16 1,141

0,92 2,33

K 2 16 1,339

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung=

0,92. Sedangkan dengan db =16 lawan 16, angka Ft 5%= 2,33, ternyata nilai Fhitung

0,92 lebih kecil dari Ft 5%= 2,33. Karena Fhitung < Ftabel 5%, maka hipotesis nol

diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 (K1) dan

kelompok 2 (K2) memiliki varians yang homogen.

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji

perbedaanya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan

anggota pada kedua kelompok tersebut. Sebelum diberi perlakuan berangkat dari

keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok

2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan

Kelompok 2.

Kelompok N Mean t Ttabel 5%

K1 16 6,26

0,098 2,131

K2 16 6,27

Secara lebih jelas rerata perbedaan hasil tes awal kemampuan meroda antara

kelompok 1 dan kelompok 2 dalam penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai

sebagai berikut:

Gambar 11. Grafik Rerata Perbedaaan Data Tes Awal Kemampuan Meroda antara

Kelompok 1 dan Kelompok 2

Berdasarkan hasil perbedaan rerata tes awal antara kelompok 1 dan

kelompok 2 diperoleh nilai kelompok 1 sebesar 6,26, kelompok 2 sebesar 6,27. Hasil

rerata tersebut menunjukkan tidak jauh berbeda. Hal ini artinya, antara kelompok 1

6.254

6.256

6.258

6.26

6.262

6.264

6.266

6.268

6.27

K1 K2

Mean 6.26 6.27

Rerata Perbedaan Hasil Tes Awal Kemampuan

Meroda antara Kelompok 1 dan Kelompok 2

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak ada perbedaan kemampuan meroda

pada awalnya.

2. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan

Setelah dilakukan perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan

meroda dengan alat bantu dan kelompok 2 tidak menggunakan alat bantu kemudian

dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini hasilnya

sebagai berikut:

a. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:

Tabel 6. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

Tes awal 16 6,26

9,887 2,131

Tes akhir 16 7,18

Secara lebih jelas perbedaan rerata hasil tes awal dan tes akhir kemampuan

meroda kelompok 1 dalam penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai

berikut:

Page 82: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 12. Grafik Nilai Rerata Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir

Kemampuan Meroda Kelompok 1

Berdasarkan hasil rerata tes awal kelompok 1 diperoleh nilai rerata tes awal

sebesar 6,26, sedangkan rerata hasil tes akhir diperoleh nilai sebesar 7,18.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada

kelompok 1 terdapat perbedaan kemampuan meroda yang signifikan.

b. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2.

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

Tes awal 16 6,27

4,201 2,131

Tes akhir 16 6,55

5.8

6

6.2

6.4

6.6

6.8

7

7.2

Tes Awal Tes Akhir

Series 1 6.26 7.18

Nilai Rerata Perbedaan Tas Awal dan Tes Akhir

Kemampuan Meroda Kelompok 1

Page 83: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Secara lebih jelas perbedaan rerata hasil tes awal dan tes akhir kemampuan

meroda kelompok 2 dalam penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai

berikut:

Gambar 13. Grafik Nilai Rerata Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir

Kemampuan Meroda Kelompok 2

Berdasarkan hasil rerata tes awal dan tes akhir kelompok 2 diperoleh nilai

rerata tes awal sebesar 6,27, sedangkan pada hasil rerata tes akhir diperoleh nilai

sebesar 6,55. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes

akhir pada kelompok 2 terdapat perbedaan kemampuan meroda yang signifikan.

c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

K1 16 7,18

4,625 2,131

K2 16 6,55

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

6.6

Tes Awal Tes Akhir

mean 6.27 6.55

Nilai Rerata Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir

Kemampuan Meoda Kelompok 2

Page 84: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Secara lebih jelas perbedaan rerata hasil tes akhir kemampuan meroda antara

kelompok 1 dan kelompok 2 dalam penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai

sebagai berikut:

Gambar 14. Grafik Nilai Rerata Perbedaan Data Tes Akhir Kemampuan Meroda

antara Kelompok 1 dan Kelompok 2

Berdasarkan rerata hasil tes akhir kemampuan meroda, nilai rerata

kelompok 1 sebesar 7,18 sedangkan nilai rerata kelompok 2 sebesar 6,55.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, rerata hasil tes akhir kemampuan

meroda antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.

d. Hasil Uji Perbedaan Selisih Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Antara Kelompok 1

dan Kelompok 2

Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan sebelum diberi

perlakuan dan sesudah diberi perlakuan maka harus menghitung selisih antara hasil

tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2. Selisih antara hasil tes awal

dan tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

6.2

6.4

6.6

6.8

7

7.2

K1 K2

Tes Akhir 7.18 6.55

Nilai Rerata Perbedaan Hasil Tes Akhir

Kemampuan Meroda antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2

Page 85: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 9. Rangkuman Selisih Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2

Kelompok N

Mean

Pretest

Mean

Posttest

Selisih rerata

Tes Awal dan Tes Akhir

Kelompok 1 16 6,26 7,18 0,92

Kelompok 2 16 6,27 6,55 0,28

Secara lebih jelasnya selisih hasil tes awal dan tes akhir antara kelompok 1

dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 15. Grafik Selisih Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2

012345678

K 1 K 2

Tes Awal 6.26 6.27

Tes Akhir 7.18 6.55

Selisih 0.92 0.28

Selisih Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2

Page 86: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

e. Hasil Uji Perbedaan dan Prosentase Peningkatan Kemampuan Meroda Kelompok

1 dan kelompok 2

Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki prosentase peningkatan

kemampuan meroda yang lebih besar dapat diketahui melalui penghitungan

perbedaan prosentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Nilai perbedaan peningkatan

kemampuan meroda dalam persen antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai

berikut:

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan

Meroda antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok N

Mean

Pretest

Mean

Posttest

Mean

Different

Prosentase

Peningkatan

Kelompok 1 16 6,26 7,18 0,92 14,57%

Kelompok 2 16 6,27 6,55 0,28 4,48%

Secara lebih jelasnya prosentase peningkatan kemampuan meroda antara

kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Page 87: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Gambar 16. Grafik Nilai Peningkatan Kemampuan Meroda antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2

Berdasarkan hasil pengitungan prosentase peningkatan kemampuan

meroda diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan meroda

sebesar 14,16%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan meroda

sebesar 4,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki

prosentase peningkatan kemampuan meroda yang lebih besar daripada kelompok 2.

D. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Alat Bantu dan Tanpa

Alat Bantu Terhadap Kemampuan Meroda

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan,

diperoleh nilai t tes awal antara kelompok 1 dan kelompok 2 = 0,0984, sedangkan

ttabel = 2,131. Ternyata thit < ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi

perlakuan dalam keadaan seimbang atau tidak terdapat perbedaan kemampuan

meroda. Hal ini artinya, antara kelompok 1 dan 2 berangkat dari titik tolak

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

K1 K2

ProsentasePeningkatan

14.6% 4.5%

Prosentase Peningkatan Kemampuan Meroda

antara Kelompok 1 dan Kelompok 2

Page 88: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

kemampuan meroda yang seimbang. Apabila setelah diberi perlakuan terdapat

perbedaan, hal ini karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan.

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada

kelompok 1 diperoleh nilai sebesar = 9,887, sedangkan ttabel = 2,131. Ternyata thitung

> ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada

kelompok 1. Hal ini artinya, kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan meroda

yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan yaitu latihan meroda dengan alat

bantu.

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada

kelompok 2 diperoleh nilai sebesar = 4,201, sedangkan ttabel = 2,131. Ternyata thitung >

ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok

2. Hal ini artinya, kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan meroda yang

disebabkan oleh perlakuan yang diberikan, yaitu latihan meroda tanpa alat bantu.

Berdasarkan hasil pengujian selisih hasil tes awal dan tes akhir kelompok 1

diperoleh nilai sebesar = 0,92, sedangkan selisih hasil tes awal dan tes akhir

kelompok 2 diperoleh nilai sebesar = 0,28. Selisih hasil tes awal dan tes akhir

kelompok 1 di bandingkan kelompok 2 ternyata lebih besar peningkatannya, dengan

demikian dapat di simpulkan bahwa peningkatan kemampuan meroda pada kelompok

1 lebih besar di bandingkan kelompok 2.

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir

antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 4,625, sedangkan

ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,131. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan tes akhir antara kelompok 1

dan tes akhir kelompok 2. Perbedaan tersebut disebabkan latihan meroda dengan

menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu masing-masing memiliki kelebihan dan

kelemahan yang berbeda. Perbedaan kelebihan dan kelemahan dari masing-masing

bentuk latihan tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap

Page 89: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

peningkatan kemampuan meroda. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada

perbedaan pengaruh alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda

pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 27 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, dapat

diterima kebenarannya.

2. Pembelajaran Menggunakan Alat Bantu Dibandingkan dengan

Pembelajaran Tanpa Alat Bantu terhadap Kemampuan Meroda

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan meroda

diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai prosentase peningkatan kemampuan

meroda sebesar 14,57%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan

meroda sebesar 4,48%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa,

kelompok 1 (pembelajaran meroda dengan alat bantu) memiliki prosentase

peningkatan kemampuan meroda yang lebih besar dari pada kelompok 2

(pembelajaran meroda tanpa alat bantu).

Pembelajaran meroda dengan alat bantu merupakan pembelajaran

keterampilan yang kreatif, inofatif dan terbimbing. Siswa yang belajar dan berlatih

mendapat bantuan berupa alat-alat pendukung untuk mempermudah siswa

medapatkan konsep gerakan dan mempermudah gerakan siswa. Selain itu juga di

berikan bimbingan aba-aba teknik gerakan meroda. Dengan adanya bantuan alat,

dorongan dan aba-aba dari orang yang membantu, maka gerakan meroda menjadi

lebih baik dan benar. Sedangkan pembelajaran meroda tanpa alat bantu merupakan

strategi pembelajaran dengan memberikan kepercayaan pada siswa untuk belajar

secara mandiri agar siswa lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang

sesungguhnya. Pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu menuntut kemandirian

siswa dalam proses pembelajaran latihan. Karena pembelajaran tanpa alat bantu

menuntut kemandirian siswa yang berlatih, sehingga siswa kurang dapat mengetahui

kesalahan teknik yang dilakukan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan,

pembelajaran menggunakan alat bantu lebih baik pengaruhnya dari pada tanpa alat

Page 90: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta

tahun ajaran 2011/2012, dapat diterima kebenarannya.

Page 91: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan pembelajaran meroda menggunakan alat bantu dan

tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa kelas VIIIB SMP

Negeri 27 Surakarta tahun ajaran 2011, dengan nilai perhitungan thit sebesar 9,887

dan ttabel sebesar 2,120 pada taraf signifikasi 5%.

2. Pembelajaran menggunakan alat bantu lebih baik pengaruhnya daripada

pembelajaran meroda tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa

kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta tahun ajaran 2011. Kelompok 1 (kelompok

pembelajaran meroda menggunakan alat bantu) memiliki peningkatan

kemampuan meroda sebesar 14,57%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok

pembelajaran meroda tanpa alat bantu) memiliki peningkatan sebesar 4,48%.

B. Implikasi

Berdasarkan pada hasil simpulan dalam penelitian ini, ternyata pembelajaran

meroda menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu memberikan pengaruh terhadap

peningkatan kemampuan meroda. Hal ini menunjukkan bahwa, setiap variabel

memiliki implikasi baik secara bersama-sama atau secara sendiri-sendiri. Atas dasar

hasil penelitian dapat dijelaskan implikasi yang ditimbulkan antara lain sebagai

berikut:

Pembelajaran meroda menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu

merupakan bentuk pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan meroda. Pembelajaran dengan alat bantu merupakan strategi pengaturan

Page 92: PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT …/Perbedaan-Pengaruh...ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP ... JANUAR ABDILAH SANTOSO NIM : K5608112 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

atau penataan latihan agar siswa lebih mudah melakukan meroda. Penggunaan alat

bantu memberikan konsep gerakan dan mempermudah tugas gerak siswa. Sedangkan

pembelajaran meroda tanpa alat bantu menuntut kemandirian siswa untuk melakukan

tugas geraknya, sehingga siswa dapat memanipulasi dan mencari cara agar dapat

menyelesaikan tugas geraknya.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka kepada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta tahun ajaran

2011/2012 disarankan sebagai berikut:

1. Hendaknya siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta meningkatkan

komponen-komponen yang mendukung gerakan meroda.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran meroda, siswa harus kreatif dan inovatif dengan

memanfaatkan berbagai alat bantu yang relevan untuk latihan meroda.

3. Siswa kelas VIIIB SMP Negeri 27 Surakarta hendaknya menambah waktu latihan

tersendiri, selain mengikuti pelajaran secara reguler untuk meningkatkan

kemampuan meroda.