EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

download EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

of 93

Transcript of EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    1/93

    EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

    TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA

    PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    Di SMK Al-Hidayah Lebak Bulus

    SKRIPSI

    Disusun Oleh:

    Edi Junaedi Abdilah

    106011000083

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2011

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    2/93

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    3/93

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    4/93

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    5/93

    ABSTRAK

    Efektifitas Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Keberhasilan Belajar

    Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

    Di SMK Al-Hidayah Lebak Bulus

    Media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk

    diperhatikan, karena media pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat pemaham

    siswa terhadap materi yang disampaikan di kelas. Media pembelajaran merupakan

    sarana untuk menyampaikan informasi dari pengirim pesan kepada penerima

    pesan, dengan harapan proses komunikasi pembelajaran dapat berjalan dengan

    efektif dan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara utuh oleh siswa

    sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran.

    Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa

    dalam menerima dan memahami pelajaran, sehingga hal ini diprediksikan dapat

    mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk

    menjelaskan bagaimana efektifitas penggunaan media audio visual terhadapkeberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

    Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X AP2 SMK Al-Hidayah Lebak Bulus.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

    kualitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha membuat deskripsi ataugambaran dari fenomena yang diselidiki dengan cara membuat kesimpulan

    berdasarkan data-data yang diperoleh selama penelitian. Sedangkan teknik

    penelitian yang penulis gunakan yaitu: observasi, wawancara, uji materi pelajaranberbentuk pilihan ganda serta dokumentasi.

    Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian yang penulis lakukan adalah

    penggunaan media audio visual mempunyai tingkat efektifitas yang signifikan

    terhadap keberhasilan belajar siswa. Hal ini diketahui dari hasil jawaban siswa

    kelas X AP2 sebagai kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 77,90. Dan hasil

    wawancara menunjukkan bahwa siswa menyukai dan termotivasi ketika proses

    pembelajaran menggunakan media audio visual berbentuk VCD, karena menurut

    hasil wawancara siswa menyebutkan bahwa media VCD dapat mempermudah

    mereka dalam memahami pelajaran.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    6/93

    ii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

    melimpahkan karunia, rahmat, hidayah, inayah serta kasih sayang yang berlimpah

    dan tiada batas kepada penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dan

    terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi

    besar Muhammad SAW, yang telah menjadi sinar terang dalam perjalanan hidup

    umat manusia, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya kelak di hari akhir.

    Amin.

    Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang Efektifitas

    Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Keberhasilan Belajar Siswa Pada

    Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Al-Hidayah Lebak Bulus.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ada pihak-pihak yang

    telah berkontribusi memberikan bantuan, pengarahan, inspirasi serta doa dan

    dukungannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan

    terima kasih kepada :

    1.

    Bapak Prof. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Univevrsitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2.

    Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    7/93

    iii

    3.

    Bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan

    Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta

    4.

    Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag, selaku dosen pembimbing

    akademik, yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan nasehat

    kepada penulis selama perkuliahan.

    5.

    Bapak Yudhi Munadi, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

    meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan

    mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

    6.

    Bapak dan ibu dosen jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah

    mentransfer ilmu selama masa perkuliahan

    7.

    Segenap staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan bantuan

    berupa referensi buku-buku dan bahan penelitian bagi penulis

    8.

    Kepala sekolah, para guru dan staf SMK Al-Hidayah Lebak Bulus yang

    telah memberikan ijin penelitian dan kerjasama yang baik dalam

    memberikan data-data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini.

    9.

    Kepada almarhum ayahanda tercinta, penulis mengucapkan terimakasih

    yang sedalam-dalamnya, semoga diampuni segala dosanya. Dan kepada

    ibunda tercinta yang senantiasa mengasuh, membimbing, membiayai,

    memotivasi serta menjadi sumber semangat bagi penulis dalam menjalani

    kehidupan ini.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    8/93

    iv

    10.

    Ade Nurfajriyah, yang senantiasa memberikan motivasi, dan dukungan

    kepada penulis baik berupa moril, tenaga, maupun pemikiran.

    11.

    Sahabat dan teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama

    Islam, Ahmad Sidrotul Muntaha, Kak Abdilah, Mahfud Fauzi, dan teman-

    teman PAI B Angkatan 2006 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,

    terimakasih atas kebersamaan dan persaudaraan selama ini serta motivasi

    dan semangat untuk segera meyelesaikan skripsi ini.

    12.

    Teman-teman kosan, Ridwan, Fauzi, Teguh, Akbar, Mansur dan yang

    lainnya, yang selalu mengobarkan api semangat dalam keputusasaan

    penulis, terimakasih telah mengizinkan penulis untuk menjadikan

    kosannya sebagai tempat singgah yang nyaman bagi penulis.

    13.

    Terimakasih juga kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam

    kelancaran penyusunan skipsi ini.

    Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak didalamnya,

    penulis hanya mempu mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, semoga

    kebaikannya mendapatkan balasan yang lebih baik lagi dari Allah SWT. Mudah-

    mudahan skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya

    bagi penulis dan umumnya bagi pembaca skripsi ini.

    Penulis

    Edi Junaedi Abdilah

    106011000083

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    9/93

    v

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    SURAT PERNYATAAN PENULIS

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

    ABSTRAK ........................................................................................................ i

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL ................. ........................................ ......... .............. ........... viii

    DAFTAR DIAGRAM ........................................................ ......... .............. ...... viii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

    B.

    Identifikasi Masalah .................................................................... 4

    C.

    Pembatasan Masalah ................................................................... 4

    D. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

    E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 4

    BAB II KAJIAN TEORI

    A.

    Pendidikan Agama Islam ............. ......................................... ...... 6

    1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..................................... 6

    2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................... 8

    3.

    Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah ......... ................ 11

    4.

    Tugas Pendidikan Agama Islam .......... .............. ......... ........... 13

    5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ......... .................... 14

    B. Media Audio Visual ................................................................... 19

    1.

    Media Pendidikan dan Pembelajaran ......................... ......... .. 20

    2.

    Media Audio Visual ........................... ......... .............. ........... 24

    3. Macam-Macam Media Audio Visual .. ....................... ......... .. 25

    4. Karakteristik Media Audio Visual ......................... ........ ....... 25

    C.

    Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...... .................... 26

    1.

    Prosedur Umum Pelaksanaan Pembelajaran .............. ........... 26

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    10/93

    vi

    2.

    Pembelajaran Efektif ...................... .......... ...................... ...... 30

    D.

    Hasil Belajar ..................... ......................................... ......... ...... 40

    1.

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................. 40

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A.

    Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 42

    B.

    Metode Penelitian ... .............. ......................................... ......... .. 42

    C.

    Objek Penelitian ........................................................................ 44

    D. Teknik Pengumpulan Data ...................... .......... ...................... .. 44

    E.

    Teknik Analisis Data ......... ............. ......................................... .. 47

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A.

    Gambaran Umum SMK Al-Hidayah ............ .................... ......... 49

    1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Al-Hidayah .................... .. 49

    B.

    Kondisi Informan ....................... ......... ............. ......................... 54

    C.

    Hubungan Sosial ............................ ......... ....................... ......... .. 55

    D. Proses Belajar Mengajar Berbentuk Media Audio Visual .......... 56

    1. Tahap Persiapan ........................................................ ......... .. 56

    2.

    Tahap Pelaksanaan ......................................................... ...... 56

    E.

    Efektifitas Pembelajaran Media Audio Visual ........... .............. .. 64

    1.

    Hasil Uji Efektifitas Pembelajaran ........................................ 65

    2. Komunikasi Pembelajaran Berbentuk Media Audio Visual .. 73

    3.

    Pengamatan Terhadap Siswa Melalui Rekaman Handycam .. 73

    F.

    Upaya SMK Al-Hidayah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan74

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ....................... ......... ....................... ......... ............. .. 76

    B.

    Saran-Saran ....................... ......... ....................... ......... ............. .. 78

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80

    LAMPIRAN

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    11/93

    vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Sarana dan Prasarana ................................ .............. ............................. 51

    Tabel 2. Daftar Pengajar SMK Al-Hidayah Lestari .............. ............................. 52

    Tabel 3. Daftar Jumlah Siswa SMK A-Hidayah Lestari ............. ......................... 53

    Tabel 4. Data Informan ........... ............. ......... ....................... ......... .............. ...... 55

    Tabel 5 Hasil Belajar Siswa ............. ........................................ ........... ............ .. 66

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram 1. Pembagian Haji ............................................................................... 61

    Diagram 2. Rukun Haji ............... ......................................... ......... .............. ...... 61

    Diagram 3. Wajib Haji .............................. ......... ............. .................................. 62

    Diagram 4. Bentuk Komunikasi Dua Arah ............. ......................................... .. 73

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    12/93

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

    yang signifikan di berbagai aspek kehidupan manusia, baik dalam bidang

    ekonomi, social, budaya, maupun pendidikan. Oleh karena itu, agar pendidikan

    tidak tertinggal dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

    tersebut perlu adanyan penyesuaian-penyesuaian, terutama yang berkitan dengan

    faktor-faktor pengajaran di kelas, salah satu faktor tersebut adalah media

    pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru, sehingga mereka dapat

    menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara efektif dan efisien. Hasil

    penelitian telah memperlihatkan bahwa media telah menunjukkan keunggulannya

    membantu para guru dan staf pengajar dalam penyampaian pesan pembelajaran

    dengan lebih cepat dan mudah ditangkap oleh siswa.

    Dunia pendidikan saat ini tidak luput dari teknologi modern, walaupun

    masih sangat minim, tapi paling tidak di setiap kelas, sudah mulai menggunakan

    OHP. Penggunaan alat-alat modern memang seharusnya sudah suatu keniscayaan

    diterapkan dalam dunia pendidikan, sudah tidak saatnya guru mengajar dikelas

    hanya dengan bantuan papan tulis, dan spidol (kapur). Dengan perkembangan

    teknologi pada saat ini, seorang guru harus bisa mempergunakan alat teknologisebagai media pembelajaran yang efektif, sehingga dengan berkembangnya

    teknologi pendidikan tersebut menjadikan proses pendidikan dapat berjalan lebih

    efektif dan efesien. Khususnya pada usia anak-anak, pendidikan dengan

    menggunakan media moden, sebut saja media elektronik seperti televisi, vcd, lcd

    viewer, tentunya akan lebih menarik perhatian daripada didapat dari guru saja.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    13/93

    2

    Apabila diperhatikan mengapa anak-anak bisa sangat antusias apabila menonton

    film kartun atau bermain playstation daripada memperhatikan guru mengajar atau

    membaca buku pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah dalam mengajar guru

    terlalu klasik atau tidak up date, atau dengan kata lain guru tidak modern baik

    dalam metode pengajaran, dan juga dalam penggunaan dan pemilihan media

    belajar. Penggunaan media audio visual seperti VCD atau LCD viewer, tentu

    dapat meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

    Selain itu juga, sifat audio visual dari televisi atau monitor mampu memberi daya

    ingat yang lama pada pemirsanya. Menurut R. Benschofer, pelajaran (suatu

    program acara) yang bisa diingat lewat media pandang dengar ini, setelah tiga

    hari, bisa 65%. Sedangkan lewat media dengar saja 10%, dan lewat media

    pandang saja 20%. Media audio visual memang bukan barang baru dalam

    pandangan umum, akan tetapi dunia pendidikan khususnya di Indonesia, hal ini

    masih dirasa asing. Memang benar, bahwa media atau instrumen audio visual dan

    sejenisnya bukanlah hal yang esensial, karena hanya masalah hardware saja, dan

    tanpa itupun prosese pembelajaran pun dapat berjalan. Seperti pendapat Prof. Dr.

    Nasution, M.A bahwa:

    Ada yang menafsirkan Teknologi Pendidikan sebagai suatu cara mengajar

    yang menggunakan alat-alat modern yang sebenarnya dihasilkan bukankhusus untuk keperluan pendidikan tetapi dapat dimanfaatkan dalam

    pendidikan seperti radio, film opaque projector, overhad projector, TV,

    video tape recorder, computer, dan lain-lain. Alat-alat ini dalam metodologi

    pengajaran lazim disebut alat peraga, alat pengajaran audio visual aids atau

    Instructioanal aids. Dalam teknologi pendidikan hal ini disebut

    Hardware. Alat-alat tersebut besar manfaatnya, namun bukan inti atau

    hakikat teknologi pendidikan. Alat-alat itu sendiri tidak mengandung arti

    pendidikan, alat-alat itu bermanfaatkan bila dikaitkan dengan suatu pelajaran

    atau program. Program ini lazim disebut software. Yang merupakan inti

    teknologi pendidikan adalah programnya yang harus disusun menurut

    prinsip-prinsip tertentu. Teknologi pendidikan dapat dilaksanakan tanpa

    alat-alat teknologi modern seperti dikatakan tersebut diatas.1

    Namun dalam teknologi pendidikan media audio visual tentu masih

    dianggap sebagai hal yang penting, dan bukan dianggap hal yang harus

    1Nasution, TeknologiPendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara, 1994). hal. 2

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    14/93

    3

    dikesampingkan kelebihan-kelebihan media audio visual juga dijelaskan oleh TB.

    Wahyudi,

    yaitu televisi sebagai media masa mempunyai banyak kelebihan dalampenyampaian pesan-pesannya di banding media masa lainnya, karena pesan-

    pesan yang disampaikan melalui gambar dan suara secara bersama-sama(singkron) dan hidup sangat (actual)2

    Kaitannya dengan hal di atas, sebagai upaya pengembangan dalam proses

    belajar mengajar yang lebih variatif, maka dalam proses pembelajaran perlu

    adanya model pembelajaran. Adapun yang diterapkan di SMK AL-Hidayah Lebak

    bulus, sejauh ini proses pembelajaran PAI baru dilakukan sebatas menggunakan

    metode ceramah. Maka penurut peneliti, perlu diadakan metode baru dalam proses

    belajar mengajarnya, yaitu dengan menggunakan metode audio visual, agar

    peserta didik lebih memahami pelajaran dalam suasana yang menyenangkan.

    Dari uraian di atas kiranya sangat menarik apabila dilakukan penelitian lebih

    lanjut di SMK Al-Hidayah Lebak Bulus untuk mengetahui lebih jauh efektifitas

    penggunaan media audio visual yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran

    PAI.

    Media audio visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media

    elektronik yang terdapat diruang multimedia yang tersedia di SMK Al-Hidayah

    berupa VCD sebagai softwareyang berisi materi pelajaran PAI, dan VCD player,

    televisi, dan LCD viewer sebagai hardware-nya.

    Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah efektifitas audio visual tersebut

    sebagai media penunjang proses pembelajaran PAI, yang akan diteliti dengan

    instrument penelitian yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi, dan diteliti

    pula hasil belajar siswa yang juga termasuk salah satu indikator efektivitas

    kegiatan pembelajaran, yaitu dengan instrument tes, yang diberikan oleh peneliti

    kepada subyek peneltian yang utama dalam penelitian ini, yaitu para siswa SMK

    Al-Hidayah.

    2TB. Wahyudi.Media Komunikasi Massa Television (Bandung: Alumni 1980). hal. 2.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    15/93

    4

    B.

    Identifikasi Masalah

    1.

    Ketidaksiapan sekolah menerima media elektronik

    2.

    Masih banyak guru yang belum paham kegunaan media audio visual

    dalam mendukung proses pembelajaran.

    3.Hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam belum

    menunjukkan hasil yang memuaskan

    C.

    Pembatasan Masalah

    Agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penelitian ini

    dibatasi dengan tiga aspek yaitu:

    1.

    Kurang efektifnya penggunaan metode pembelajaran PAI

    2. Kurang menariknya penggunaan metode ceramah.

    3. Setelah menggunakan media audio visual, apakah prestasi siswa

    meningkat atau menurun?

    D.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan

    masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas keberhasilan siswa

    setelah menggunakan media audio visual?

    E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1.

    Tujuan penelitian

    a.

    Untuk mengetahui efektifitas pengunaan media audio visual pada

    aspek proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Al-

    Hidayah Lebak Bulus.

    b.

    Untuk mengetahui efektifitas pengunaan media audio visual dalampembelajaran Pendidikan Agama Islam, pada aspek hasil belajar di

    SMK Al-Hidayah Lebak Bulus

    2. Kegunaan penelitian

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    16/93

    5

    a.

    Bagi SMK Al-Hidayah Lebak Bulus penelitian ini kiranya dapat

    dijadikan salah satu sarana monitoring dan evaluasi, untuk membantu

    mengembangkan kualitas pembelajaran, khususnya pada PAI.

    b.

    Sebagai sumbangan informasi dan evaluasi yang nantinya dapat

    dijadikan sebagai bahan percontohan terhadap lembaga pendidikan

    formal, maupun non formal lainya, baik skala mikro maupun makro

    dalam hal penggunaan media audio visual sebagai media dalam

    pembelajaran.

    c.

    Dari hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk bahan

    penelitian selanjutnya.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    17/93

    6

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A.

    Pendidikan Agama Islam

    1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan menurut Abuddin Nata adalah upaya menanamkan dan

    mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik. Sehingga nilai-nilai yang terkandung

    dalam pendidikan itu menjadi bagian dari kepribadian anak yang pada gilirannya

    ia menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat.1

    Menurut Ki Hajar Dewantara, sebagaimana yang dikutip Abuddin Nata,

    menyatakan bahwa:

    Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yangditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidakhanya bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan.

    Pendidikan berarti memelihara hidup ke arah kemajuan, tidak bolehmelanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin. Pendidikan adalah

    usaha kebudayaan, berasas peradaban, yaitu memajukan hidup agarmempertinggi derajat kemanusiaan.2

    Menurut Redja Mudyaharjo, pendidikan adalah segala pengalaman belajar

    yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.3Berdasarkan

    pengertian tentang pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

    1Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam,(Bandung: Angkasa, 2003), Cet.

    I, h. 10.2Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), Cet.

    I, h. 11.3Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar

    Pendidikan PadaUmumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

    2006), h. 3.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    18/93

    7

    adalah usaha sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk memberi bimbingan

    kepada yang terdidik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju

    arah kehidupan yang lebih baik, baik bersifat formal, informal maupun nonformal.

    Pendidikan agama sendiri adalah pendidikan yang memberikan

    pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik

    dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya

    melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis

    pendidikan.4Dengan kata lain, pendidikan agama merupakan pendidikan yang

    mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut

    penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama

    dan mengamalkan ajaran agamanya.5

    Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Darajat adalah Suatu

    usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

    memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada

    akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.6

    Hasan Langgulung mendefinisikan Pendidikan Agama Islam sebagai

    Proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan

    pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk

    beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.7 Sedangkan Endang

    Syaifuddin Anshari memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai

    proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap

    perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi) dan raga obyek didik

    dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke

    arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.8

    Pendidikan Agama Islam juga diartikan sebagai: Pendidikan dengan melalui

    jaran-ajaran agama Islam, yakni berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

    4http://www.depdiknas.co.id, 20 Mei 2010.

    5http://www.depag.co.id, 20 Mei 2010.

    6Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep

    dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 130.7http://www.wonk-educationnetwork.blogspot,com, 22 Mei 2010.8http://www.wonk-educationnetwork.blogspot,com, 22 Mei 2010.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    19/93

    8

    didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan, ia dapat memahami,

    menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya

    secara menyeluruh serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu

    pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun

    di akhirat kelak.9

    Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk

    membina, menanamkan dan membiasakan peserta didik agar berperilaku sesuai

    dengan ajaran-ajaran agama Islam agar kelak mendapat kebahagiaan di dunia dan

    akhirat. Dimana Pendidikan Agama Islam bukanlah sekedar penambahan

    pengetahuan, pembinaan mental jasmani dan intelek semata, akan tetapi

    bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan itu dapat

    dipraktekkan dalam perilaku sehari-hari.

    2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Sebelum membahas tentang tujuan Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu

    penulis akan menjelaskan apa sebenarnya makna dari tujuan tersebut. Secara

    etimologi, tujuan adalah arah, maksud atau haluan.10 Dalam bahasa Arab

    tujuan diistilahkan dengan ghayat, ahdaf atau maqasid. Sementara dalam

    bahasa Inggris diistilahkan dengan goal, purpose, objectives atau aim. Secara

    terminologi, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan dapat tercapai setelah sebuah

    usaha atau kegiatan selesai.11

    Para ahli pendidikan (muslim) mencoba merumuskan tujuan Pendidikan

    Agama Islam, diantaranya, H. M. Arifin seperti yang dikutip oleh Armai Arief

    menjelaskan bahwa tujuan dari proses pendidikan Agama Islam adalah idealitas

    (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam proses

    9Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta: A.H. Baadillah Press, 2002),

    Cet. I, h. 37.10

    Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat

    Press, 2002, Cet. I, h. 15.11

    Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat

    Press, 2002, Cet. I, h. 16.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    20/93

    9

    kependidikan yang berdasarkan kepada ajaran Islam secara bertahap.12

    Terkait

    dengan hal ini, adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah

    sendiri adalah:

    Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

    pemupukan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan serta pengalaman peserta

    didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

    berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara serta

    untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.13

    Menurut al-Syaibani tujuan tertinngi Pendidikan Agama Islam adalah

    Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Sementara tujuan akhir yang

    hendak dicapai adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh, fisik,

    kemauan dan akalnya secara dinamis, sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh

    dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai khalifah fi al-ardh.14

    Sedangkan Muhammad Athiyah al-Abrasyi menyimpulkan bahwa tujuan

    Pendidikan Agama Islam terdiri dari lima sasaran, yakni: 1.) membentuk akhlak

    mulia, 2.) mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, 3.) persiapan untuk

    mencari rezeki dan memelihara segi kemanfaatannya, 4.) menumbuhkan semangat

    ilmiah dikalangan siswa, dan 5.) mempersiapkan tenaga profesional yang

    terampil.15

    Secara terperinci, tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    a.

    Memahami ajaran agama

    Memahami ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits

    serta menyimpulkan hukum dari ayat-ayatnya untuk keperluan Negara,

    masyarakat dan pribadi. Ajaran ini dinyatakan dalam Qs. At-Taubah (9) ayat 122:

    12Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat

    Press, 2002, Cet. I, h. 19.13

    Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep

    dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 135.14

    Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,

    Teoritis dan Praktis, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 36.15

    Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,

    Teoritis dan Praktis, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 39.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    21/93

    10

    Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

    mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa oranguntuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi

    peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

    mereka itu dapat menjaga dirinya.16

    b.

    Keluhuran budi pekerti

    Nabi Muhammad Saw telah menunjukkan praktek-praktek budi pekerti dan

    amal perbuatan serta ucapan-ucapan sehingga menjadi suri tauladan bagi seluruh

    umat manusia di dunia.

    c.

    Kebahagiaan hidup di Dunia dan Akhirat

    Mengarahkan pendidikan anak untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia

    dan akhirat dengan melaksanakan ajaran agama Islam seutuhnya.

    d.

    Persiapan untuk bekerja

    Agama Islam memerintahkan kepada semua pemeluknya agar giat bekerja

    dan jangan mengharapkan hujan dari langit. Kebahagiaan hidup ditentukan oleh

    amal perbuatan seseorang, apabila mengerjakan perbuatan yang baik (amal

    shaleh) maka ia akan memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Firman Allah

    SWT dalam Qs. Al-Anam (6) ayat 132:

    Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan

    apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak pernah lengah dari apa yang mereka

    kerjakan.17

    16Departemen Agama RI,Al-Quran dan Terjemahnya,(Jakarta: PT. Syaamil Cipta Media),

    h. 206.

    17Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Syaamil Cipta

    Media), h. 145.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    22/93

    11

    Pada intinya Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan yang berintikan

    tiga aspek, yakni aspek iman, ilmu dan amal. Dengan demikian, dapat

    disimpulkan bahwa tujuan dari

    Pendidikan Agama Islam adalah menanamkan rasa keagamaan pada diri

    siswa serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sehingga

    di dalam perilaku kesehariannya selalu mengharap ridha Allah SWT dan

    menjadikan ajaran agama Islam sebagai pedoman hidup dan amal perbuatannya,

    baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun dalam hubungannya dengan

    sesama manusia.

    3. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah

    Pada dasarnya pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia

    yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia

    dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intern dan antarumat

    beragama.18

    Sedangkan tujuan dari pendidikan agama itu sendiri yakni untuk

    mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan

    mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu

    pengetahuan, teknologi dan seni.

    Adapun pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah

    mempunyai fungsi sebagai berikut:

    a. Pengembangan, yakni meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

    didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

    keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan

    ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah

    berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak

    melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan

    ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan

    tingkat perkembangannya.

    b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

    hidup di dunia maupun di akhirat.

    18http://www.depdiknas.co.id, 23 Mei 2010.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    23/93

    12

    c.

    Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

    lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

    dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

    d.

    Perbaikan,yakni untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-

    kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,

    pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

    e.

    Pencegahan,yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

    atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan

    menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

    f.

    Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

    nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

    g. Penyaluran,yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang mempunyai bakat

    khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

    secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan

    bagi orang lain.19

    Dari penjelasan di atas, fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah atau

    madrasah yakni untuk mengembangkan pemahaman siswa mengenai ajaran

    agama Islam yang telah mereka dapatkan dalam lingkungan keluarga serta

    memperbaiki dan mencegah dari kesalahan-kesalahan pemahaman dan hal-hal

    yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.

    Feisal (1999) berpendapat bahwa terdapat beberapa pendekatan yang dapat

    digunakan dalam memainkan fungsi agama Islam di sekolah atau madrasah.

    Pendekatan tersebut diantaranya:

    1. Pendekatan nilai universal (makro), yaitu suatu program yang

    dijabarkan dalam kurikulum.

    2.

    Pendekatan meso, artinya pendekatan program pendidikan yang

    mempunyai kurikulum, sehingga dapat memberikan informasi dan

    kompetisi pada anak.

    19Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep

    dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 134-

    135.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    24/93

    13

    3.

    Pendekatan ekso, artinya pendekatan program pendidikan yang

    memberikan kemampuan kebijakan pada anak untuk membudidayakan

    nilai-nilai agama Islam.

    4.

    Pendekatan makro, artinya pendekatan program pendidikan yang

    memberikan kemampuan kecukupan keterampilan seseorang sebagai

    profesional yang mampu mengemukakan teori, informasi, yang

    diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.20

    4. Tugas Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses yang berlangsung secara

    kontinyu dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas yang perludiemban oleh Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan

    berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas pendidikan

    mempunyai sasaran pada siswa yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara

    dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya. Secara umum tugas

    Pendidikan Agama Islam yaitu membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan

    perkembangan siswa dari tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik

    kemampuan optimal.

    Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa tugas PAI setidaknya dapatdilihat dari tiga pendekatan. Ketiga pendekatan tersebut adalah; Pendidikan

    Agama Islam sebagai:

    a.

    Pengembangan potensi. Sebagai pengembangan potensi, tugas

    Pendidikan Agama Islam adalah menemukan dan mengembangkan

    kemampuan dasar yang dimiliki siswa, sehingga dapat diaktualisasikan

    dalam kehidupannya sehari-hari.

    b.

    Proses pewarisan budaya. Sebagai pewarisan budaya, tugas Pendidikan

    Agama Islam adalah alat transmisi unsur-unsur pokok budaya dari satu

    20Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:

    Konsep dan ImplementasiKurikulum 2004,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h.

    135.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    25/93

    14

    generasi ke generasi berikutnya, sehingga identitas umat tetap terpelihara

    dan terjamin dalam tantangan zaman.

    c.

    Interaksi antara potensi dan budaya. Sebagai interaksi antara potensi dan

    budaya, tugas Pendidikan Agama Islam adalah sebagai proses interaksi

    (memberi dan mengadopsi) antara manusia dan lingkungannya. Dengan

    proses ini, siswa (manusia) akan dapat menciptakan dan mengembangkan

    keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengubah atau

    memperbaiki kondisi-kondisi kemanusiaan dan lingkungannya.21

    Untuk menjamin terlakasananya tugas PAI secara baik, hendaknya terlebih

    dahulu dipersiapkan situasi-kondisi pendidikan yang bernuansa elastis, dinamis

    dan kondusif yang memungkinkan bagi pencapaian tugas tersebut. Hal ini berarti

    bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) dituntut untuk dapat menjalankan

    fungsinya, baik secara sturktural maupun institusional.

    Secara struktural, pendidikan Islam menuntut adanya struktur organisasi

    yang mengatur jalannya proses pendidikan. Baik pada dimensi vertikal maupun

    horizontal. Sementara secara institusional, ia mengandung implikasi bahwa proses

    pendidikan yang berjalan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti

    perkembangan zaman yang terus berkembang. Untuk itu diperlukan kerjasama

    berbagai jalur dan jenis pendidikan mulai dari sistem pendidikan sekolah maupun

    pendidikan luar sekolah22

    5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI)

    Islam itu adalah suatu agama yang berisi ajaran mengenai tata hidup yang

    diturunkan Allah SWT kepada umat manusia melalui para RasulNya, sejak Nabi

    Adam a.s. sampai Nabi Muhammad Saw. Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi

    Muhammad Saw dari Allah SWT ini berisi pedoman pokok yang mengatur

    hubungan manusia dengan Tuhannya (Allah SWT), dengan dirinya sendiri,

    dengan sesama manusia, dengan makhluk bernyawa yang lain, dengan benda mati

    dan alam semesta ini. Ajaran ini diturunkan Allah SWT untuk kesejahteraan hidup

    21Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,

    Teoritis dan Praktis, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 33.22 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 33-34

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    26/93

    15

    manusia di dunia ini dan di akhirat nanti, maka PAI sebenarnya harus berarti

    pendidikan tentang tata hidup yang berisi pedoman pokok yang akan

    dipergunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini untuk

    menyiapkan kehidupan yang sejahtera di akhirat. Dengan demikian, berarti ruang

    lingkup PAI secara umum itu luas sekali meliputi seluruh aspek kehidupan, yakni:

    a.

    Keimanan (Ilmu Tauhid)

    Pengajaran dan pendidikan keimanan berarti proses belajar mengajar

    tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam mata pelajaran keimanan, inti

    pembahasan adalah tentang ke-Esaan Allah SWT. Oleh karena itu, ilmu

    tentang keimanan ini disebut juga Tauhid. Ruang lingkup pengajaran

    keimanan itu meliputi rukun Iman yang enam, yakni percaya kepada

    Allah SWT, kepada para Rasul Allah SWT, kepada para Malaikat, kepada

    Kitab-kitab Suci yang diturunkan kepada para Rasul Allah SWT, kepada

    Hari Kiamat, kepada Qadha dan Qadar.23

    b. Ibadah (Ilmu Fiqih)

    Dalam pengertian yang luas, ibadah itu adalah segala bentuk pengabdian

    yang ditujukan kepada Allah SWT semata yang diawali oleh niat. Materi

    pelajaran ibadah ini seluruhnya dimuat dalam ilmu Fiqih. Selain

    membicarakan ibadah, juga membicarakan kehidupan sosial, seperti

    perdagangan (jual-beli), perkawinan, perceraian, kekeluargaan, warisan,

    pelanggaran, hukuman, perjuangan (jihad), politik (pemerintahan),

    makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya.24

    c.

    Al-Quran

    Membaca Al-Quran tidak sama dengan membaca buku atau kitab suci

    lain. Membaca Al-Quran adalah ibadah. Membaca Al-Quran juga

    merupakan suatu ilmu yang mengandung seni, yakni seni baca Al-Quran.

    Isi pengajaran Al-Quran diantaranya adalah pengenalan huruf hijaiyah,

    cara membunyikannya, bentuk dan fungsi tanda baca dan tanda berhenti,

    23Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara, 1995), Cet. I, h. 84.24

    Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara, 1995), Cet. I, h. 86.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    27/93

    16

    dan lain sebagainya. Ruang lingkup pengajaran Al-Quran ini lebih

    banyak berisi pengajaran yang memerlukan banyak latihan dan

    pembiasaan.25

    d.

    Akhlak

    Akhlak merupakan bentuk bathin dari seseorang. Pengajaran akhlak

    berarti pengajaran tentang bentuk bathin seseorang yang kelihatan pada

    tindak tanduknya (tingkah lakunya). Pembentukan ini dapat dilakukan

    dengan memberikan pengertian tentang baik buruk kepentingannya dalam

    kehidupan, memberikan ukuran baik buruk, melatih dan membiasakan

    berbuat, mendorong dan memberi sugesti agar mau dan senang berbuat.

    Dasar pelaksanaannya, pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar

    mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak

    mulia.26

    e.

    Muamalah

    Muamalah merupakan sebagian perincian dari ilmu Fiqih. Ilmu ini lebih

    membahas tentang hubungan sosial antar manusia, yakni muamalat

    madaniyat dan muamalat maliyat. Muamalat madaniyat membahas

    masalah-masalah yang dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan

    harta kekayaan, harta milik, harta kebutuhan dan cara menggunakan serta

    mendapatkannya. Sedangkan muamalat maliyat membahas masalah-

    masalah yang dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta

    kekayaan milik bersama baik masyarakat kecil atau besar seperti negara

    (perbendaharaan negara = baitul mal).27

    f. Syariah (Ilmu Hukum)

    Syariah merupakan ilmu yang mempelajari tentang syariat atau hukum

    Islam. Ayat pertama yang berbunyi Iqra merupakan pensyariatan

    pertama hukum Islam. Perintah membaca, merupakan syariat yang

    25Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara, 1995), Cet. I, h. 90.26

    Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. BumiAksara, 1995), Cet. I, h. 98.

    27Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara, 1995), Cet. I, h. 102.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    28/93

    17

    pertama dalam ajaran agama Islam. Ilmu ini membicarakan mulai dari

    hukum pertama dalam Islam sampai kepada berbagai hukum dalam

    kehidupan manusia sehari-hari.28

    g.

    Tarikh (Ilmu Sejarah)

    Tarikh Islam disebut juga Sejarah Islam. Pengajaran tarikh Islam

    sebenarnya pengajaran sejarah, yakni sejarah yang berhubungan dengan

    pertumbuhan dan perkembangan umat Islam, seperti kerajaan besar yang

    berkuasa di luar tanah Arab sebelum datangnya Islam, peperangan yang

    dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dan para sahabat melawan orang

    kafir, pemerintahan pada zaman Nabi Saw dan para sahabat, riwayat

    hidup Nabi Muhammad Saw dan masih banyak lagi yang lainnya.29

    Ketujuh ruang lingkup di atas dalam pelaksanaannya dapat diintegrasikan

    sesuai dengan jenis lembaga pendidikan dan tujuan dari ruang lingkup tersebut.

    Terkait dengan hal tersebut, adapun ruang lingkup PAI di lembaga pendidikan

    SMK yaitu:

    1.

    Al-Quran

    Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti merupakan

    sumber akidah (keimanan), syariah, ibadah, muamalah dan akhlak sehinggakajiannya berada di setiap unsur tersebut. Tujuan pengajaran Al-Quran di SMK

    sendiri yaitu menumbuhkan rasa cinta dan keagungan Al-Quran dalam jiwa

    siswa, memupuk kemampuan dalam memahami kitab Allah SWT secara

    sempurna serta menumbuhkan kesan siswa terhadap makna dalam Al-Quran.30

    2.

    Akidah

    Akidah merupakan sesuatu yang diyakini dan dipegang teguh serta sukar

    sekali untuk dirubah. Sasaran pengajaran akidah dalam jenjang SMK adalah untuk

    menanam dalam jiwa siswa beriman kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab

    28Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara, 1995), Cet. I, h. 108.29

    Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara, 1995), Cet. I, h. 112.30

    Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

    Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. II, h. 80.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    29/93

    18

    Allah SWT, Rasul-rasulNya dan tentang hari kiamat, menumbuhkan rasa syukur

    dan taat beribadah dalam diri siswa. membantu siswa agar mereka berusaha

    memahami berbagai hakikat seperti Allah SWT berkuasa serta mengetahui segala

    sesuatu dan sebagainya. Adapun contoh subyek dalam pengajaran akidah ini

    yakni:

    a.

    Kaidah-kaidah (rukun) Islam

    b.

    Beriman kepada Allah SWT

    c. Beriman kepada Malaikat, Kitab-kitab Allah SWT dan Rasul-rasulNya

    d.

    Beriman kepada hari akhir

    e.

    Beriman kepada takdir Allah SWT

    f.

    Beriman kepada sifat-sifat Allah SWT

    g.

    Taat kepada Allah SWT dan RasulNya

    h.

    Cinta kepada Allah SWT dan RasulNya.31

    3. Ibadah

    Ibadah adalah mengikuti segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala

    laranganNya. Hubungan antara manusia dengan Allah SWT diatur dalam ibadah

    secara khas yang mencakup thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji. sedangkan

    dalam hubungannya dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalat

    secara luas. Tujuan pengajaran ibadah di SMK adalah agar siswa mengetahui

    hukum-hukum agamanya dalam bidang ibadah, menumbuhkan hubungan erat

    dengan Allah SWT, menambah kepatuhan padaNya melalui ibadah shalat, puasa,

    zakat, haji dan ibadah lainnya.32

    4.

    Akhlak

    Pendidikan akhlak berkisar mengenai persoalan kebaikan dan kesopanan,

    tingkah laku yang terpuji serta berbagai persoalan yang timbul dalam kehidupan

    sehari-hari dan bagaimana seharusnya seorang siswa bertingkah laku. Akhlak juga

    bisa dipahami sebagai sikap hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma

    31Muh. Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Terj. dari

    Thuruqu Talimi Al-Tarbiyah Al-Islamiyah oleh Murni Djamal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.

    116.32

    Muh. Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Terj. dari

    Thuruqu Talimi Al-Tarbiyah Al-Islamiyaholeh Murni Djamal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.

    150.

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    30/93

    19

    yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia

    dengan sesamanya menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam

    menjalankan sistem kehidupannya (ekonomi, sosial, pendidikan, iptek, seni dan

    sebagainya).33

    5.

    Tarikh (Sejarah)

    Tarikh (sejarah kebudayaan) Islam merupakan perkembangan perjalanan

    hidup manusia muslim dari masa ke masa. Tarikh juga dapat dipahami sebagai

    studi tentang riwayat hidup Nabi Muhammad Saw, para sahabat dan Imam-imam

    pemberi petunjuk yang diceritakan kepada siswa sebagai contoh tealadan yang

    utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi

    maupun kehidupan sosial. Tujuan pengajaran tarikh di SMK yakni

    mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotisme dan

    mendorong siswa untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya, melatih

    siswa mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang-orang shaleh dalam kehidupan

    sehari-hari maupun dalam menghadapi kesulitan hidup.34

    B.Media Audio Visual

    Media audio visual dapat dibagi menjadi 2 jenis. Jenis pertama, dilengkapi

    fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio visual

    murni, sseperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah

    medis audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, opaque,

    OHP, dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang

    dimanfaatkan secara bersamaan dalam suatu waktu atau suatu proses

    pembelajaran.35

    33Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

    Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. II, h. 80.34

    Muh. Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Terj. dari

    Thuruqu Talimi Al-TarbiyahAl-Islamiyaholeh Murni Djamal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.164.

    35Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada

    Press, 2008), hal. 113-114

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    31/93

    20

    1.

    Media Pendidikan dan Pembelajaran

    Kata mediaberasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

    medium yang secara harfiah berarti memiliki perantara atau pengantar. Med

    adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

    Selain pengertian diatas, Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah

    berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya

    untuk belajar. Sementara itu, Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah

    segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk

    belajar

    Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA)

    memiliki pengertian berbeda tentang media. Media adalah bentuk-bentuk

    komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media

    hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Adapun

    batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa

    media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

    pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

    minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

    Sedangkan menurut John D Latuheru media pembelajaran adalah semua

    alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

    maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) dari sumber penerima pesan

    dalam hal ini adalah anak didik.36

    Adapun Yudhi Munadi dalam bukunya menjelaskan bahwa media

    pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapay menyampaikan

    dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

    belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara

    efisien dan efektif.37

    36John D. Latuheru, Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta:

    Depdikbud, 1982. Hal. 5

    37Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada

    Press, 2008), hal. 7-8

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    32/93

    21

    Suharsini Arikunto memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai

    media pembelajaran. Media pembelajaran menurutnya ialah suatu sarana yang

    digunakan untuk menampilkan pelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas

    disebut media pendidikan dengan pengertian bahwa pendidikan bukan hanya

    mencakup proses pembelajaran yang ada tetapi juga dalam arti yang lebih luas38

    a.

    Fungsi Media Pembelajaran

    Secara umum, tujuan atau fungsi utama media pembelajaran yakni

    mengefektifkan proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang

    diinginkan (adanya perubahan tingkah laku).39

    Pada dasarnya, fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber

    belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-

    ciri umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai dan dampak atau efek yang

    ditimbulkannya. Ciri-ciri (karakteristik) umum media yang dimaksud adalah

    kemampuannya merekam, menyimpan dan melestarikan, mengkonstruksi dan

    mentransportasikan suatu peristiwa atau objek. Kemudian yang dimaksud dengan

    bahasa yang dipakai menyampaikan pesan adalah bahasa verbal dan bahasa

    nonverbal. Se3dangkan yang dimaksud dengan efek yang ditimbulkan adalah

    bentuk konkrit dari efek ini yaitu terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap

    siswa sebagai akibat interaksi antara dia dengan pesan, baik secara individu

    maupun kelompok.40

    Fungsi media pembelajaran dalam hubungannya dengan proses belajar

    mengajar antara lain:

    1)

    Media memungkinkan siswa menyaksikan benda atau peristiwa yang ada

    pada masa lampau dengan perantara gambar, potret, film dan sebagainya.

    2)

    Media memungkinkan siswa mengamati benda maupun peristiwa yang

    sukar dikunjungi baik karena tempatnya jauh, karena tempatnya

    berbahaya atau karena tempatnya terlarang.

    38Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materil. Jakarta: Prima Karya, 1987. Hal. 14

    39Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada

    Press, 2008), hal. 3740

    Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada

    Press, 2008), hal. 36

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    33/93

    22

    3)

    Media memungkinkan siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas

    tentang bebnda atau masalah yang sukar diamati secara langsung.

    4)

    Media memungkinkan siswa dapat menjangkau audience yang besar

    jumlahnya.

    5)

    Media dapat memperlihatkan secara cepat, proses yang terjadi secara

    lambat.

    6)

    Media dapat memperlihatkan secara lambat gerakan-gerakan yang

    berlangsung secara cepat, jika diperlukan untuk diamati secara teliti.41

    Pengetahuan tentang fungsi dan kemampuan media ini amat penting artinya

    bila merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Karena dasar kebijakan

    dalam pemilihan, pengembangan maupun pemanfaatan media tidak dapat terlepas

    dari pengetahuan tentang fungsi dan kemampuan media tersebut.

    b.

    Macam-Macam Media Pendidikan

    Rudy Bretz mengintifikasikan ciri utama media menjadi tiga kelompok,

    yaitu kelompok media yang menonjolkan suara, bentuk dan gerakan. Kelompok

    media yang menggunakan bentuk dibedakan menjaid tiga, yaitu gambar, garis dan

    simbol-simbol. Secara lengkap Rudy Bretz mengklasifikasikan media pendidikan

    menjadi 8 kelas, yaitu:

    1)

    Media Audio Visual Gerak

    Media ini adalah media yang paling lengkap karena segala kemampuan

    yang dapat diperankan oleh audio dan visual dapat dimanfaatkan melalui

    media ini. Contohnya televisi, video tape, film dan media audio pada

    umumnya seperti kaset program dan piringan hitam.

    2)Media Audio Visual Diam

    Media ini dilihat dari segi kelengkapannya merupakan media kedua

    setelah media audio visual gerak. Perbedaannya hanya pada kemampuan

    geraknya saja, kemampuan lain ada di media ini. Contohnya film strip

    bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.

    41Mahfudz Sholahudidin,Media Pendidikan Agama. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986. Hal.

    18-19

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    34/93

    23

    3)

    Media audio visual semi gerak

    Media ini adalah media audio yang disertai dengan gerakan secara linear

    dan terputus-putus. Contohnya adalah: morse dan media board.

    4)

    Media Visual Gerak

    Media ini menunjukkan kemampuan visual dan gerakannya tetapi tanpa

    suara. Contohnya: film bisu (Mr. Bean)

    5)

    Media Semi Gerak

    Media ini adalah media yang mampu menampilkan gerakan titik secara

    linear (garis dan tulisan) tetapi tanpa suara. Contohnya: Teleautograp.

    6)

    Media audio

    Media ini adalah yang hanya menonjolkan audio saja tanpa ada gambar

    atau gerakan apapun. Contohnya: radio, telepon, audio tape (kaset

    program) dan audio disc.

    7)

    Media Cetak

    Media cetak yaitu media yang menampilkan informasi melalui kata-kata

    dan simbol-simbol atau diagram saja. Contohnya: Teletipe, papertape.42

    Basyiruddin Utsman menggolongkan media kepada 8 kategori, yaitu:

    1)

    Real Things, dapat berupa manusia (teacher) itu sendiri, benda

    sesungguhnya, dan peristiwa yang terjadi. Pengajar adalah media yang

    utama dalam proses belajar mengajar dan merupakan motivator atau

    fasilitas bagi siswa untuk mengoptimalkan kegiatan belajar.

    2)

    Verbal Representations: berupa media tulis/cetak, buku tulis dan

    sebagainya.

    3)Graft Representation: berupa chart, diagram, gambar, atau lukisan.

    4)

    Still Picture: seperti foto, slide, film strip, OHP dan media visual lainnya.

    5)

    Motion Picture: seperti film, televisi, video tape, dan lain-lain.

    6)

    Audio (Recording): Seperti pita kaset, real tape, piringan hitam dan

    sound track.

    42Arief S. Sudirman, dkk. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta:

    Medyatama Saran Perkasa, 1989. Hal. 174-176

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    35/93

    24

    7)

    Simulation: berupa permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya.

    Contoh: perang-perangan dan mengemudikan mobil.

    2. Media Audio Visual

    Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur

    gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik. Teknologi audio

    visual digunakan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin

    mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Pengajaran

    melalui audio visual jelas dan bercirikan pemakaian perangkat keras selama

    proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual

    yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan

    materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak

    seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.43

    Tujuan pemakaian media audio visual, dalam hal ini yang dimaksud secara

    umum dalam proses pembelajaran adalah:

    a. Untuk Tujuan Kognitif

    Dengan menggunakan video, mitra kognitif dapat dikembangkan, yakni

    yang menyangkut kemampuan mengenal kembali kemampuan memberikan

    rangsangan berupa gerak yang serasi. Umpamanya: pengamatan benda terhadap

    kecepatan relatif suatu obyek atau benda yang bergerak, penyimpangan dalam

    gerak interaksi antara obyek dan benda.

    Dengan video dapat pula dipertunjukkan serangkaian gambar diam dapat

    pula digunakan untuk menunjukkan contoh-contoh bersikap atau berbuat dalam

    suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi menusiawi, sehingga

    dapat dimungkinkan mengoreksi langsung terhadap penampilan yang tidak

    memenuhi syarat.

    43Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010) cet.ke-

    XIII, hal. 30

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    36/93

    25

    b.

    Untuk Tujuan Psikomotor

    Video merupakan media yang paling tepat untuk memperlihatkan contoh

    ketrampilan yang menyangkut gerak, karena dapat diperjelas dengan cara

    diperlambat atau dipercepat.

    c.

    Untuk Tujuan Afektif

    Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media

    yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.44

    3.

    Macam-Macam Media Audio Visual

    Media audio visual dibagi kedalam dua jenis, yaitu:

    a.

    Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal

    dari satu sumber seperti video kaset.

    b.

    Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal

    dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur

    gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari

    tape recorder.

    4. Karakteristik Media Audio Visual

    Ciri-ciri dan karakteristik utama teknologi media audio visual adalah sebagai

    berikut:

    a.

    Bersifat linear

    b.

    Menyajikan visual yang dinamis

    c.

    Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

    perancang/pembuatnya

    d.

    Merupakan representasi fisik dari gagasan ril atau gagasan abstrak

    e.

    Dikembangkan menurut prinsip psikologis, behaviorisme dan kognitif

    f.

    Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang

    rendah.45

    44Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta:

    Rajawali Press, 1987. Hal. 104-10545

    Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010) cet.ke-

    XIII, hal. 31

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    37/93

    26

    C.

    Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

    Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua

    situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang

    diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar

    juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.46

    1.

    Prosedur Umum Pelaksanaan Pembelajaran

    Dick dan Carey (1996:184) mengemukakan 5 komponen pokok dalam

    pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

    a.

    Kegiatan pra-pembelajaran

    b.Penyajian informasi

    c.

    Partisipasi siswa

    d.

    Testing (evaluasi)

    e. Tindak lanjut

    Dari ke-5 komponen tersebut dapat diringkas menjadi 3 tahap atau prosedur

    yang secara umum dilakukan dalam setiap pembelajaran. Tahap pra-pembelajaran

    menurut Dick dan Carey dapat disebut tahap persiapan, sedangkan tahap

    penyajian dan informasi siswa dapat disingkat menjadi tahap penyajian karena

    dalam penyajian akan melibatkan partisipasi siswa47

    . Tahap ke-4 dan ke-5,

    evaluasi dan tindak lanjut menjadi satu.

    a.

    Kegiatan Persiapan atau Pra-Pembelajaran

    Kegiatan pra-pembelajaran sebenarnya terdiri dari dua jenis, yaitu

    persiapan sebelum pembelajaran (pra-pembelajaran) dan kegiatan awal

    pembelajaran, disebut pembukaan pembelajaran

    1)

    Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru perlu

    mempersiapkan diri dengan baik agar dapat mencapai tujuan

    pembelajaran dengan efektif dan efisien. Persiapan ini meliputi:

    46Nana Sudjana , Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Mandar Madju 1989), hal. 28

    47Mamur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit

    Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.3

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    38/93

    27

    persiapan tertulis, persiapan yang berkaitan dengan media

    pembelajaran maupun alat-alat pelajaran dan persiapan diri

    2)

    Pembukaan Pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

    guru pada awal pembelajaran. Dick dan Carey (1996)

    mengemukakan bahwa pada awal kegiatan formal pembelajaran, ada

    3 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu memotivasi siswa, memberi

    siswa, memberikan informasi apa yang akan dipelajari siswa,

    meyakinkan bahwa siswa telah memiliki pengetahuan awal

    (prasyarat) yang diperlukan untuk mempelajari materi yang akan

    disajikan.48

    b.

    Penyajian Informasi dan Contoh

    Pada tahap ini guru menetapkan secara pasti informasi siswa, konsep,

    aturan dan prinsip-prinsip apa yang perlu disajikan kepada siswa.

    Disinilah penjelasan pokok tentang semua materi pembelajaran.

    Kesalahan utama yang sering trejadi dalam tahap ini adalah menyajikan

    informasi terlalu banyak, terutama jika sebagian dari informasi tersebut

    tidak relevan dengan tujuan pembelajaran, hal ini sangat penting

    diperhatikan. Pada saat guru memberikan informasi, hendaknya tidak

    hanya mendefinisikan konsep-konsep baru, namun menjelaskan kaitan-

    kaitannya dengan konsep lain. Guru juga perlu menentukan jenis-jenis

    dan sejumlah contoh yang akan diberikan untuk setiap konsep.

    c.

    Partisipasi Siswa

    Dalam tahap ini, guru berusaha agar siswa berpartisipasi penuh dalam

    kegiatan pembelajaran. Disinilah siswa mempelajari, mengerjakan segala

    sesuatu yang menjadi tugasnya. Namun, salah satu komponen yang

    sangat kuat yang tidak boleh terlupakan dalam proses belajar ini adalah

    pemberian umpan balik. Guru dapat meningkatkan proses belajar dengan

    menyediakan kegiatan-kegiatan yang secara langsung relevan dengan

    48Mamur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit

    Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.3 2.4

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    39/93

    28

    tujuan pembelajaran. Siswa seharusnya mendapat kesempatan untuk

    mempraktikkan apa yang guru kehendaki dari siswa untuk dikerjakan

    d.

    Penilaian

    Ada dua jenis penilaian yang biasa dilakukan oleh kebanyakan guru, yaitu

    pretest dan posttest. Guru harus dapat menentukan secara pasti strategi

    apa yang akan ditempuh untuk melakukan penilaian. Strategi seorang

    guru mungkin berbeda secara signifikan dengan strategi yang biasa

    digunakan oleh para guru dan pelatih yang melaksanakan pembelajaran

    secara lengkap.

    Dalam rangka melaksanakan tes formal, perancang pembelajaran dapat

    mempertimbangkan penggunaan pertanyaan-pertanyaan sikap secara

    tersembunyi. Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan apakah siswa

    memikirkan pembelajaran pada saat menghadapi kegiatan belajar.

    e. Kegiatan-Kegiatan Tindak Lanjut

    Sebagai bagian dari pembelajaran, anda perlu mempunyai bahan-bahan

    atau setidak-tidaknya rekomendasi tentang apa yang dapat dikerjakan

    siswa sebagai hasil dari unjuk kerja pada posttest. Apakah guru akan

    memisahkan bahan-bahan remediasi yang disediakan untuk para siswa

    yang kurang tingkat pencapaiannya? Jika demikian, jenis strategi apa

    yang akan melibatkan para siswa tersebut? Apakah guru akan

    memberikan bahan-bahan pengayaan tertentu atau dapat juga

    menyarankan kegiatan-kegiatan pembelajaran kepada para siswa yang

    sukses berpartisipasi dalam pembelajaran, sedangkakn ada juga siswa

    yang hanya sampai pada batas pencapaian yang ditetapkan? Keputusan

    ini mempunyai implikasi tidak hanya sebagai bantuan dalm proses

    belajar, namun juga diperlukan secara langsung untuk implementasi

    pembelajaran guru seperti diuraikan dibawah ini:

    1)

    Mereview strategi untuk ingatan dan transfer

    Setelah guru mempertimbangkan remediasi dan pengayaan, langkah

    terakhir adalah mereview strategi untuk menentukan apakah ingatan

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    40/93

    29

    (memmori) siswa dan transfer belajar memerlukan perhatian?

    Pertanyaan ini dijawab dengan mereview analisis konteks, yang akan

    menguraikan kondisi-kondisi yang menyebabkan siswa ingin

    mencapai tujuan pembelajaran.

    2)

    Ketrampilan mengingat

    Ketika guru mempertimbangkan apa yang akan dilakukan siswa

    apabila mereka telah mencapai tujuan pembelajaran, apa yang akan

    diingat oleh siswa? Apakah ada sesuatu yang secara mutlak harus

    diungkap kembali dari ingatan? Haruskah hal itu dilakukan secara

    jelas? Jika demikian banyak teknik yang disarankan untuk

    mengajarkan informasi verbal sebagia salah satu strategi dalam

    pembelajaran.

    Jawaban yang sering diperlukan dalam pertanyaan tersebut, yaitu

    apapkah hal-hal yang dilakukan siswa perlu diingat? Apakah

    memorisasi itu tidak penting, hanya sebatas siswa berhasil melakukan

    suatu ketrampilan saja? Jika dengan kasus ini tujuan guru tercapai

    maka guru dapat mempertimbangkan penggunaan panduan tugas.

    Panduan tugas adalah suatu alat yang digunankan bagi siswa untuk

    mengerjakan suatu tugas. Misalnya, dapatkah siswa hanya mengisi

    daftar cek (checklist), untuk mengerjakan tugas? Jika demikian, akan

    sangat mengurangi kebutuhan untuk mengingat suatu informasi dan

    mungkin dapat mengurangi panjangnya waktu pembelajaran.

    3)

    Transfer Belajar

    Pertanyaan berikutnya dalam tujuan pembelajaran guru adalah apakah

    hakikat transfer belajar yang akan terjadi? Apakah bedanya konteks

    unjuk kerja dengan konteks belajar?

    Misalkan, tujuan pembelajaran adalah menggunakan program aplikasi

    komputer baru dan ini diajarkan dalam pusat latihan komputer yang

    identik dengan komputer yang digunakan dalam tempat kerja. Selama

    pelatihan, siswa menggunakan bentuk-bentuk nyata yang dipakai

    dalam suatu lembaga (tempat kerja) untuk mengaplikasikan kegiatan

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    41/93

    30

    belajar. Diharapkan bahwa siswa akan menggunakan aplikasi baru

    setelah menyelesaikan seluruh pelatihan.

    Dari contoh tersebut diasumsikan bahwa jika pelatihan dirancang

    dengan baik, maka akan ditransfer 100% kedalam tempat kerja.

    Transfer akan terjadi karena system dan aplikasi yang sama serta

    bentuk-bentuk itu sama dengan bentuk yang digunakan dalam

    pelatihan.

    2.

    Pembelajaran efektif

    a.

    Pengertian Efektifitas

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektifitas berasal dari kata, efektif

    yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesamaannya, manfaatnya,

    dapat membawa hasil, berhasil guna, mulai berlaku.49

    Dapat juga didefinisikan

    sebagai sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,

    membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan,

    dalam hal ini efektifitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan intruksional

    khusus yang telah di canangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika

    tujuan intruksional khusus yang di canangkan lebih banyak tercapai.50

    Menurut Steers yang dikutip oleh Ahmad Habibullah, efektifitas adalah

    konsistensi kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

    Adapaun Stoner yang dikutip pula oleh Ahmad Habibullah dkk, memberikan

    definisi efektifitas sebagai kemampuan menentukan tercapainya tujuan.51

    Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh

    tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai

    dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa:

    efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,

    49Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai

    Pustaka: 1996), h: 25050

    http//agungprudent.WordPress.com/2009/06/18 efektifitas-pembelajaran 51

    Ahmad Habibullah dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama

    Islam, (Jakarta: PT pena Citasatria: 2008), cet: 1, h: 6

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    42/93

    31

    kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang

    dicapai, makin tinggi efektifitasnya.52

    Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah

    pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu segala daya upanya guru untuk

    membentuk para siswa agar bisa belajar dengan baik.53

    Dapat juga dikatakan efektif belajar menurut Makmun yang dikutip oleh

    Saipul Sagala adalah membawa pengaruh atau makna tertentu bagi pelajar itu

    (setidak-tidaknya sampai batas tertentu) relaitif tetap dan setiap saat diperlukan

    dapat diproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (Problem

    Solving) baik ujian ulangan dan sebagainya maupun penyesuaian diri bagi

    kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya.

    Efektif belajar dapat ditunjukan:

    1)

    Tepat waktu atau efisien waktu,

    2)

    Pertanyaan sederhana dapat informasi lengkap,

    3)Cepat menguasai konsep,

    4)Metode tepat sesuai dengan kompetensi dasar, standar kompetensi dan

    indikator dan

    5)

    Irit biaya.54

    Dalam proses pembelajaran yang dapat dikatakan efektif apabila seorang

    guru memiliki kemampuan dalam mengelola materi ajar sehingga siswa dengan

    mudah menerima materi yang diajarkan dan dapat merangsang siswa untuk

    mengungkapkan gagasannya, adapun perbedaan siswa menjadi lebih kreatif dan

    saling menghargai pendapatnya masing-masing.

    Secara fundamental Dollar and Miller (1970) menegaskan bahwa belajar

    efektif dipengaruhi oleh: adanya motivasi (drivers) yaitu peserta didik harus

    menghendaki sesuatu, adanya perhatian dan mengetahui sasaran (Cue) yaitu

    peserta didik harus memperhatikan sesuatu, adanya usaha (response)yaitu peserta

    52 http://dansite. Wordpress.com/2009/03/28/pengertian efektifitas.

    53Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan

    Implementasinyapada KTSP, (Jakartaa: Kencana: 2009), cet: 1, h: 2054

    Dr. H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

    (Bandung: Alpabeta: 2009), 174

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    43/93

    32

    didik harus melakukan sesuatu dan adanya evaluasi dan pemanfaatan hasil

    (reinforcement) peserta didik harus memperoleh sesuatu yang penuh arti dalam

    belajar. Agar belajar efektif, pelajaran dimulai dari apa yang diketahui peserta

    didik sedangkan kegiatan belajar berbuat dengan menggunakan bahasa dan istilah

    yang dapat dipahami peseta didik.55

    Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama

    keefektifan pembelajaran, yaitu:

    1)Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap Kegiatan

    Belajar Mengajar (KBM)

    2)

    Rata-rata prilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.

    3)

    Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa

    (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan.

    4)

    Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,

    mengembangkan struktur kelas yang mendukung.

    Guru yang efektif adalah guru menemukan cara dan selalu berusaha agar

    anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan presentase

    waktu belajar akademik yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan

    teknik yang memaksa, negatif atau hukuman. Selain itu guru yang efektif adalah

    orang-orang yang dapat menjalin hubungan yang simpatik dengan para siswa,

    menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu

    rasa cinta belajar, mengusasi sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat

    memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekedar mencapai suatu prestasi namun

    juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih.56

    Dengan begitu, upaya untuk melakukan pengajaran, membiasakan,

    bimbingan, pengasuhan dan pengembangan potensi anak didik akan biasa

    dilakukan dengan sebaik-baiknya pula dan anak didik tidak hanya memperoleh

    pengetahuan kognitif, tetapi juga meresapi nilai-nilai materi yang didapat dengan

    hati dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

    b.

    Ciri-Ciri Efektifitas

    55Dr. H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

    (Bandung: Alpabeta: 2009), 17556 http://www.uin.suka.ac.id/detail_kabar

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    44/93

    33

    Menurut Harry Firman (1987), keefektifan program pembelajaran ditandai

    dengan ciri-ciri sebagai berikut:

    1)

    Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan intruksional yang

    telah ditetapkan.

    2)

    Memberikan pengalaman belajar yang efektif, melibatkan siswa secara

    aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan intruksional.

    3)Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar-mengajar.

    Berdasarkan ciri program pembelajaran aktif seperti yang digambarkan di

    atas. Keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat

    prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana

    penunjang.

    Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti

    program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan

    psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa,

    motivasi, respon, kerjasama, partisipasi, aktif, tingkat kesulitan pada penggunaan

    media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam

    menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek

    sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan

    serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar seperti ruang

    kelas, labolatorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.57

    1)Kriteria efektifitas pengajaran itu melliputi:

    a)

    Prosentase waktu belajar siswa yang tinggi

    b)

    Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.

    c) Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa

    (orientasi keberhasilan yang diutamakan)

    d)

    Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif

    e)

    Mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir 2 tanpa

    mengabaikan butir 4.

    57http://agungprodent.wodpress.com/2009/06/18/efektifitas -pembelajaran

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    45/93

    34

    Sedjana mengungkapkan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai

    keefektifan proses belajar mengajar sebagai berikut.

    1)

    Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum

    2)

    Keterlaksanaannya oleh guru, dalam hal ini sejauh mana kegiatan dan

    program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa

    mengalami hambatan atau kesulitan

    3)

    Keterlaksanaannya oleh siswa, dalam hal ini dimulai sejauhmana siswa

    melakukan kegiatan belajar sesuai dengan program yang telah ditentukan

    tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti

    4)

    Motivasi belajar siswa, motivasi belajar siswa sangat mempengaruhi

    keberhasilan belajar siswa saat melaksanakan kegiatan belajar

    5)Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar, penilaian proses belajar

    mengajar terutama adalah sejauhmana keaktifan siswa mengikuti

    pelajaran

    6)Interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal

    balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam melakukan

    kegiatan belajar mengajar.

    7)

    Kemampuan atau ketrampilan guru mengajar, merupakan puncak

    keahlian guru yang profesional dalam hal penguasaan bahan pengajaran

    bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, penetapan metode mengajar

    dan lainnya.

    8)

    Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh para siswa58

    Sedangkan menurut Mortimore proses belajar mengajar yang efektif itu

    memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    1)

    Aktif, bukannya pasif

    2)

    Konvert, bukannya overt

    3)

    Kompleks, bukannya sederhana

    4)Dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual siswa

    5)

    Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar

    58Yayat, Efektifitas Penyetaraan Program S1 Bagi Guru-Guru SMK (Penelitian Pada Guru-

    Guru SMK di Kotamadya Bantul), (Tesis Program Pasca Sarjana UNY, 2001), hal.40

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    46/93

    35

    c.

    Aspek-Aspek Efektivitas

    Berdasarkan pendapat Aswarni Sujud tentang pengantar efektifitas, dapat

    dijelaskan bahwa efektifitas suatu program dapat dilihat adrai aspek-aspek

    dibawah ini:

    1)Aspek tugas dan fungsi

    Seseorang atau lembaga dikatakan efektif jika melaksanakan tugas atau

    fungsinya. Begitu juga suatu program pengajaran akan efektif jika tugas d

    an fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik, dan tugas peserta didik

    belajar dengan baik

    2)

    Aspek rencana atau program

    Jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program

    dikatakan efektif. Yang dimaksud dengan rencana atau program disini

    adalah rencana pengajaran yang terprogram, yaitu berupa materi yang

    terwujud dalam sebuah kurikulum, yaitu berupa materi yang terwujud

    dalam sebuah kurikulum yang telah diterapkan.

    3)

    Aspek ketentuan dan aturan

    Efektifitas suatu program juga dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan

    yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses

    pengajaran. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan

    dengan peserta didik. Jika aturan ini dilaksanakan berarti ketentuan atau

    aturan telah berlaku secara efektif.

    4)

    Aspek tujuan atau kondisi ideal

    Suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atua

    kondisi ideal program tersebut dapat dicapai. Penilaian aspek ini dapat

    dilihat dari prestasi yang dicapai oleh siswa.

    Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa segi, yang dimulai dari

    perencanaan guru. Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan yang

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    47/93

    36

    diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi

    hasil pembelajaran. (Burden & Bird, 1999). Perencanaan merupakan tugas yang

    sangat penting dilakukan oleh guru. Ketika guru membuat keputusan tentang

    perencanaan, perlu mempertimbangkan seseorang melakukan apa, apabila dan

    urutan peristiwa-peristiwa belajar apa yang akan terjadi, dimana peristiwa belajar

    itu berlangsung, jumlah waktu yang digunakan, dan sumber-sumber serta bahan-

    bahan yang dimanfafatkan.59

    Keputusan tentang perencanaan juga berhubungan dengan isu-isu seperti

    materi yang dipilih, strategi pembelajaran, penyampaian pelajaran, media

    pembelajaran, pengelolaan kelas, iklim kelas dan evaluasi pembelajaran. Tujuan

    perencanaan adalah member jaminan pebelajar akan belajar dengan baik. Oleh

    karena itu, perencanaan membantu menciptakan, mengelola dan

    mnegorganisasikan peristiwa-peristiwa pembelajaran yang memungkinkan

    kegiatan belajar terjadi. Perencanaan membantu guru untuk menata alur dna

    urutan peristiwa-peristiwa pembelajaran yang tepat dan juga mengatur waktu.

    Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam merencanakan pembelajaran sangat

    tergantung pada individu guru. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti

    kebutuhan pebelajar, kekomplekan tugas pembelajaran, fasilitas-fasilitas dan

    peralatan serta pengalaman guru.

    a)

    Faktor-faktor yang berkaitan dengan pembelajaran:

    (1)

    Konten (isi) Pembelajaran: isi pelajaran berkaitan dengan

    pengetahuan, ketrampilan, aturan, konsep atau proses kreatif yang

    akan dipelajari pebelajar

    (2) Bahan: berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual, yang

    dugunakan dalam pembelajaran. Buku teks, film, film strip, komputer,

    video tape.

    (3)

    Strategi Pembelajaran: pemilihan berbagai strategi pembelajaran

    yang digunakan untuk mengajarkan isi pembelajaran merupakan

    perencanaan sentral guru.

    59Mamur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit

    Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.15

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    48/93

    37

    (4)

    Perilaku Guru: guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses

    pembelajaran berlangsung dan membantu pebelajar dalam kegiatan-

    kegiatan belajar, seperti membimbing kelompok, menyajikan

    pelajaran secara, membuka pelajaran dan membuat kesimpulan.

    (5)

    Menstrukturkan Pelajaran: menyusun pelajaran berkaitan dengan

    kegiatan yang terjadi pada suatu saat tertentu selama penyajian

    pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur pelajaran.

    (6) Lingkungan Belajar: ketika kegiatan-kegiatan belajar direncanakan,

    pertimbangan jenis lingkungan belajar yang ingin diciptakan. Banyak

    factor yang perlu diperhatikan. System pengelolaan kelas yang efektif

    perlu direncanakan dan ditetapkan, seperti aturan-aturan kelas,

    menciptakan iklim kelas yang positif, tanggung jawab pebelajar

    secara akademik dan penguatan-penguatan perilaku yang

    dikehendaki.

    (7) Pebelajar: guru harus mempertimbangkan karakteristik pebelajar,

    perlu dipertimbangkan pula motivasi belajar, kebutuhan akademik,

    kebutuhan fisik dan psikologis. Lebih dari itu, pertimbangkan

    pengelompokan, seperti kelompok kecil, kelompok keseluruhan dan

    kerja mandiri.

    (8) Durasi Pembelajaran: guru perlu menjadi manajer waktu untuk

    menjamin bahwa pebelajar mempunyai kesempatan untuk mencapai

    tujuan pembelajaran selama kurun waktu tertentu.

    (9)

    Lokasi Pembelajaran:guru juga perlu merencanakan tempat dimana

    pembelajaran akan terjadi.60

    b)

    Karakteristik Guru

    Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran dipengaruhi

    oleh karakteristik guru itu sendiri (Neely & Hansford, 1985). Pertama,banyaknya

    pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan. Kedua,

    60Mamur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit

    Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.16 2.17

  • 7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf

    49/93

    38

    filosofi belajar-mengajar akan mempengaruhi keputusan