PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI...

131
i PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI YOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VS INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN PERIODE JUNI-JULI 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiinfeksi) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Veronica Desi Rahayu NIM: 068114092 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Transcript of PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI...

Page 1: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

i

PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINIYOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VS

INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN PERIODE JUNI-JULI 2009(Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiinfeksi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Veronica Desi Rahayu

NIM: 068114092

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

ii

PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINIYOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VS

INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN PERIODE JUNI-JULI 2009(Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiinfeksi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Veronica Desi Rahayu

NIM: 068114092

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 3: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

iii

Persetujuan skripsi

PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINIYOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VS

INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN PERIODE JUNI-JULI 2009(Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiinfeksi)

Oleh:

Veronica Desi Rahayu

NIM: 068114092

Skripsi ini disetujui oleh disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Rita Suhadi, M.Si., Apt.

Tanggal 21 Oktober 2009

Page 4: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

iv

Pengesahan Skripsi Berjudul

PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINIYOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VS

INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN PERIODE JUNI-JULI 2009(Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiinfeksi)

Oleh:Veronica Desi Rahayu

NIM: 068114092Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma

Pada tanggal: 23 Oktober 2009

MengetahuiFakultas Farmasi

Universitas Sanata DharmaDekan

Rita Suhadi, M.Si.,Apt.

Pembimbing

Rita Suhadi, M.Si., Apt. ………………………….......

Panitia Penguji Tanda Tangan

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. ……………………………

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK …………………………....

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt ……………………………

Page 5: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Dengan Allah kita lakukan perbuatan gagah perkasa, sebab Iasendiri akan menginjak lawan-lawan kita”

(Mazmur 60:14)

Rasa kecilnya diri ini saat berhadapan dengan masalah bukandisebabkan oleh besarnya masalah tetapi oleh kecilnya tujuan hidup

(Copyright-Mario Teguh)

Kupersembahkan karya sederhana ini bagi:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberikan berbagai mukjizat

dalam kehidupanku hingga aku masih bisa bertahan hingga saat ini…

Kedua orang tuaku tersayang untuk setiap doa yang terucap untukku,

ketulusan dan segala pengorbanan serta kasih sayang mereka yang

begitu besar dan tidak mungkin bisa kubalas…..

Kedua kakakku tercinta yang telah memberi banyak pelajaran dan

pengalaman dalam hidupku….

Semua orang yang aku sayangi dan menyayangi aku….

Almamaterku….

Page 6: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma.

Nama: Veronica Desi Rahayu

Nomor mahasiswa: 068114092

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:“ PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINIYOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VSINFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN PERIODE JUNI-JULI 2009(Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiinfeksi)”beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di YogyakartaPada tanggal 20 Oktober 2009Yang menyatakan

Veronica Desi Rahayu

Page 7: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan berkat dan kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini

Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi versus Informasi Plus Alat

Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat

Antiinfeksi) “ ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana farmasi pada program studi Farmasi, Jurusan Farmasi,

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah hal yang mudah.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Untuk itu, penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Direktur RS Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis

untuk melakukan penelitian di RS Panti Rini.

2. Rita Suhadi, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen pembimbing

yang telah banyak memberikan bimbingan, waktu, saran, dan dukungan kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.Pk selaku dosen penguji yang telah memberikan saran

dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

Page 8: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

viii

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Semua dosen fakultas farmasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Mbak Betty yang telah bersedia menjadi pembimbing lapangan dan

memberikan bimbingan selama penulis melakukan pengambilan data untuk

penelitian ini.

7. Bapak Hari selaku Kepala Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta beserta semua staf atas bantuan yang diberikan selama penulis

melakukan pengambilan data penelitian.

8. Seluruh pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang secara

tidak langsung telah membantu dan mendukung penelitian ini.

9. Ibuku Yuliana Warsinah dan bapakku Fx. Djamingun tersayang yang telah

membesarkan dan memberikan perhatian, kasih sayang, dukungan serta doanya

kepada penulis.

10. Kakakku Christina Puji Astuti dan Theresia Widiarsih atas kasih sayang,

dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis.

11. Mbak Rian, Ayem, Tiara, May, Shiela, Dewi, Arum atas kerjasama, suka

duka, canda tawa yang telah kita lalui bersama selama proses penyusunan skripsi.

12. Sahabatku Lea atas semua bantuannya dalam membantu proses penyusunan

naskah skripsi, Yola dan Shinta atas dukungan yang diberikan kepada penulis.

13. Teman-teman kos Wisma Ananda, Anna dan Iren atas kebersamaan,

dukungan, canda, tawa dan bantuannya kepada penulis. Terima kasih untuk

kebersamaan dan cerita-cerita yang kita lalui bersama.

Page 9: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

ix

14. Manik atas persahabatan, kerjasama, dan dukungan kepada penulis. Reny

untuk pinjaman bukunya.

15. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2006 kelas B dan kelas Farmasi

Klinis Komunitas B (FKK B) terima kasih atas kebersamaan, keceriaan, suka

duka kita selama ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini.

Keterbatasan pikiran, waktu, dan tenaga membuat penulisan skripsi ini tidak

sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi

ini lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah

ilmu pengetahuan.

Yogyakarta , 20 Oktober 2009

Penulis

Page 10: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

x

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Oktober 2009Penulis

Veronica Desi Rahayu

Page 11: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xi

INTISARI

Ketaatan terhadap penggunaan obat golongan antibiotik sangat penting.Dampak negatif penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah terjadikekebalan kuman terhadap beberapa antibiotika, meningkatnya efek samping obatdan bahkan kematian. Peran farmasis dalam pemberian informasi sangatmenentukan ketaatan penggunaan obat pasien. Pemberian informasi belum cukupuntuk pasien, perlu adanya alat bantu untuk meningkatkan pemahaman danakhirnya meningkatkan ketaatan penggunaan obat.

Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui perbedaan ketaatan pasienrawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vsinformasi plus alat bantu ketaatan periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadapPenggunaan Obat Golongan Antiinfeksi). Penelitian ini merupakan jenispenelitian eksperimental semu dengan rancangan analitik diskriptif, artinyapeneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar, sehingga perubahan yangterjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan. Data dianalisisdengan statistik non parametrik menggunakan Mann- Whitney dan uji Fisher.

Seluruh pasien yang menerima obat golongan antibiotik adalah 52 pasien. 23pasien perlakuan dan 29 pasien kontrol. Perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuandan kontrol berdasarkan jumlah antibiotik yang diminum diperoleh nilai p=0,069, dapatdisimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna pada ketaataan penggunaan antibiotikantara pasien yang mendapat informasi vs pasien yang mendapat informasi plus alatbantu. Pasien yang menerima informasi plus alat bantu lebih taat daripada pasien yanghanya mendapat informasi saja. Berdasarkan aturan pakai, untuk aturan pakai 2x1diperoleh p=0,695, sedangkan untuk aturan pakai 3x1 diperoleh nilai p=0,194 artinyaketaatan antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna. Pada ketaatan berdasarkan carapakai obat diperoleh nilai p=1,00 artinya ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontroltidak berbeda bermakna.Kata kunci (keyword): perbedaan ketaatan, alat bantu ketaatan, antibiotik

Page 12: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xii

ABSTRACT

Compliance the using of antibiotic is very important. The wrongimplementation of antibiotic will cause strong germ for some antibiotics, improvethe negative effect of medicine and futhermore for death. A partisipation frompharmasist for giving information will influence the patient to compliance theusing of medicine. But it is not enough, still needed medical equipment’sinovation in order to improve how to understand and complience the using ofmedicine.

The main goal of this research is to know the differentiation compliance inPanti Rini Yogyakarta between patient who given information and extrainformation of medical equipment’s inovation and effect of therapy during Juni-Juli 2009 (For the using of Antiiifections drug). This research is belong to quasiexperimental with descriptive design, means that the researcher doesn’t control allof out variables, so that the changes of effect is not completely from action. Datais analyzed with non parametric statistic using Mann-Whitney and Fisherdetection.

All of patient who receive antibiotic clasification are 52 patients, 23patients treatment and 29 patients control. Differentiation between control andtreatment based on antibiotic amount is got score p= 0,069, as conclude there isstrong differentiation in good using of antibiotic between patients who getsinformation and patients who get medical equipment’s inovation. Patients whogets medical equipment’s inovation is better than passien who only getsinformation. For treatment, how to use clasification is not influence incompliance, while for control patient clasification who gets using medicine oftenmore noncompliance. In complience, based on how the way to use medicine canbe got csore p=1,00 as means complience between treatment and control havesame meaning. Therapy effect can be measured from the difference temperatureduring therapy and changes of patients condition. For difference temperature gotp=0,308 and p=0,383 for the changes of patients conditions. As conclusion,therapy effect between passien who gets information and passien who gets extrainformation medical equipment’s inovation, complience is same.

Keyword : different compliance, medical equipment’s, antibiotic drug

Page 13: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................v

PERNYATAAN PUBLIKASI........................................................................... vi

PRAKATA........................................................................................................vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................x

INTISARI...........................................................................................................xi

ABSTRACT........................................................................................................xii

DAFTAR ISI....................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL...........................................................................................xvii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xix

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xx

BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

1. Permasalahan...........................................................................................3

2. Keaslian Penelitian..................................................................................4

3. Manfaat Penelitian ..................................................................................5

B. Tujuan Penelitian ..........................................................................................5

1. Tujuan Umum ........................................................................................5

2. Tujuan Khusus ........................................................................................5

Page 14: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xiv

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.................................................................7

A. Pharmaceutical Care ....................................................................................7

B. Drug Therapy Problems................................................................................7

C. Ketaatan Penggunaa Obat (Patient Compliance)..........................................9

1. Definisi ...................................................................................................9

2. Jenis ketidaktaatan .................................................................................9

3. Akibat ketidaktaatan .............................................................................10

4. Berbagai faktor berkaitan dengan ketidaktaatan ..................................10

5. Upaya meningkatkan ketaatan penggunaan obat .................................12

D. Infeksi..........................................................................................................13

1. Definisi..................................................................................................13

2. Patofisiologi ..........................................................................................13

3. Gejala dan tanda....................................................................................14

4. Pemilihan antimikroba yang tepat………………………………… ....15

E. Obat Golongan Antibiotik...........................................................................19

1. Definisi .................................................................................................19

2. Pengelompokan antibiotik ....................................................................19

3. Antibiotik dan prinsip terapi antimikroba .............................................21

F. Landasan Teori............................................................................................24

G. Hipotesis......................................................................................................24

BAB III. METODE PENELITIAN...................................................................25

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................................25

B. Variabel dan Definisi Operasional .............................................................26

Page 15: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xv

1. Variabel penelitian…………………………………………………….26

2. Definisi operasional………………………………………………… ..26

C. Subyek Penelitian........................................................................................28

D. Bahan Penelitian..........................................................................................29

E. Instrumen Penelitian....................................................................................30

F. Lokasi Penelitian.........................................................................................30

G. Tata Cara Pengumpulan Data......................................................................30

1. Analisis situasi……………………………………………………….. 30

2. Pembuatan alat bantu ketaatan………………………………………..31

3. Pembuatan kuesioner dan wawancara terstruktur……………….... ....31

4. Pengumpulan data…………………………………………………… .32

5. Wawancara…………………………………………………………… 32

6. Tahap penyelesaian data…………………………………………..... ..33

H. Tata Cara Analisis Hasil………………………………………………… .34

I. Kesulitan Penelitian……………………………………………………... 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................39

A. Profil Pasien Rawat Jalan yang Menerima Obat Golongan Antibiotik.......40

B. Profil Obat Pasien Pasien Rawat Jalan yang Menerima Obat Golongan

Antibiotik ....................................................................................................41

1. Profil obat secara umum........................................................................41

2. Profil antibiotik ....................................................................................44

a. Berdasarkan golongan dan jenis obat………………………… ... ....44

b. Berdasarkan jumlah dan jenis antibiotik yang diberikan………. .....47

Page 16: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xvi

C. Evaluasi Drug Therapy Problems ..............................................................49

1. DTP dosis terlalu rendah (dose too low) ...............................................49

2. DTP efek obat merugikan (adverse drug reactions)............................51

3. DTP ketidaktaatan (noncompliance).....................................................54

D. Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien...........................................................58

1. Evaluasi perbebedaan ketaatan pasien

a. Berdasarkan jumlah antibiotik yang diminum………………… ......59

b. Berdasarkan aturan pakai………………………………………. .....61

c. Berdasarkan cara pakai......................................................................61

E. Rangkuman Pembahasan................................................................... .......... .62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………...65

A. Kesimpulan .................................................................................................65

B. Saran............................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................67

LAMPIRAN......................................................................................................69

Page 17: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penyebab-penyebab Drug Therapy Problems (DTP)……… 8

Tabel II. Tingkat Signifikansi Interaksi Obat………………………….. 8

Tabel III. Pendekatan Sistematis Untuk Pemiliha Antimikroba………... 16

Tabel IV. Antibiotik Empirik Untuk Infeksi Spesifik ….......................... 18

Tabel V. Baseline Profil Pasien dan Profil Obat ………………………. 39

Tabel VI. Profil Jumlah Obat yang Diterima Pasien …………................ 41

Tabel VII. Golongan dan Jenis Obat yang Diterima Pasien SelainAntibiotik.................................................................................. 42

Tabel VIII. Golongan dan Jenis Antibiotik yang Digunakan PasienBerdasarkan Pendekatan Kimia……………........................... 44

Tabel IX. Golongan dan Jenis Antibiotik yang Digunakan PasienBerdasarkan Mekanisme Kerja …………................................ 45

Tabel X. Golongan dan Jenis Antibiotik yang Digunakan PasienBerdasarkan Manfaat dan Sasaran Kerja.................................. 46

Tabel XI. Profil Jumlah Antibiotik yang Diterima Pasien….................... 47

Tabel XII. Jumlah dan Jenis Antibiotik yang Digunakan Pasien RawatJalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009......... 48

Tabel XIII. Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Rendah Pada KasusPasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini yangMenggunakan AntibiotiK Juni-Juli 2009…………………….. 49

Tabel XIV. Contoh Analisis DTP Dosis Terlalu Rendah pada PasienRawat Jalan di RS Panti Rini yang Menggunakan AntibiotikJuni-Juli 2009…........................................................................ 51

Tabel XV. Kelompok Kasus DTP Adverse Drug Reaction (ADR) PadaKasus Pasien Rawat Jalan di RS Panti Rini yangMenggunakan Antibiotik Juni-Juli 2009……………………. 52

Tabel XVI. Contoh Analisis DTP Efek Obat Merugiakan (ADR) padaPasien Rawat Jalan di RS Panti Rini Yogyakarta yangMenggunakan Antibiotik Juni-Juli 2009……………............. 54

Page 18: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xviii

Tabel XVII Kelompok Kasus DTP Ketidaktaatan Pasien Rawat Jalan diRS Panti Rini yang Menggunakan Antibiotik Juni-Juli2009.......................................................................................... 55

Tabel XVIII Contoh Analisis DTP Ketidaktaatan (noncompliance) PasienRawat Jalan di RS Panti Rini yang Menggunakan AntibiotikJuni – Juli………………………………….............................. 57

Tabel XIX Pengelompokan Kejadian DTP pada Pasien Rawat Jalan di

RS Panti Rini Yogyakarta yang Menerima Obat Golongan

Antibiotik Periode Juni-juli 2009…..........................................57

Tabel XX Persentase Ketaatan antara Perlakuan dan Kontrol

Berdasarkan Jumlah Antibiotik

yang...........................................................................................59

Tabel XXI Hasil Uji Perbedaan Ketaatan Antara Perlakuan dan

Kontrol.................................................................................59

Tabel XXII Ketaatan antara Perlakuan dan Kontrol Berdasarkan AturanPakai Obat................................................................................. 61

Tabel XXIII Ketaatan Pasien pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Berdasarkan Cara Pakai Obat...................................................62

Page 19: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Klasifikasi Bakteri Patogen Berdasarkan Pengecatan Gram………………………………………………................................ 17

Gambar 2. Bagan Ruang Lingkup Penelitian Kajian Terhadap PenggunaaObat Golongan Antibiotik dalam PenelitianPayung…………………………................................................... 29

Gambar 3. Alat Bantu Ketaatan Penggunaan Obat ……………………….... 30

Page 20: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent…………………………………................ 70

Lampiran 2. Panduan Wawancara.....................…………………………... 72

Lampiran 3. Data pasien kelompok perlakuan……………………………. 74

Lampiran 4. Data pasien kelompok kontrol……………………………. 82

Lampiran 5. Uji Jenis kelamin……………………………………………. 93

Lampiran 6 Uji umur…………………………………………………....... 95

Lampiran 7 Uji tingkat pendidikan………………………………………. 97

Lampiran 8 Uji suhu awal pasien………………………………………… 98

Lampiran 9 Uji jumlah obat……………………………………………… 101

Lampiran 10 Uji jumlah antibiotik………………………………………… 104

Lampiran 11 Uji ketaatan berdasarkan antibiotik yang diminum……….. 106

Lampiran 12 Uji ketaatan berdasarkan cara pakai obat………………….. 109

Lampiran 13 Uji dampak terapi pasien berdasarkan selisih suhu………. 110

Lampiran 14 Uji dampak terapi pasien berdasarkan perubahan kondisi….. 111

Page 21: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi telah menjadi penyakit yang paling ditakuti karena

mampu menyerang sejumlah besar orang sehat dalam waktu singkat. Berdasarkan

laporanWHO, penyakit infeksi menjadi penyebab 25% kematian di dunia, lebih

dari tiga belas juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit infeksi.

Berdasarkan laporan yang disampaikan kepada Dinas Kesehatan Propinsi DIY

oleh Rumah Sakit di seluruh propinsi selama tahun 2007 dapat diketahui bahwa

pola penyakit untuk rawat jalan masih didominasi oleh penyakit infeksi.

Persentase penyakit infeksi terutama ISPA sebesar 23.083 atau 12,57%

(Anonim b, 2008). Dari hasil survey pada awal penelitian, infeksi menduduki

peringkat pertama dalam sepuluh penyakit terbesar di Rumah Sakit Panti Rini.

Antibiotik sering diresepkan dalam kasus sehari-hari untuk terapi infeksi

mikroba akut. Pada kondisi yang tidak parah, beberapa hari pengobatan umumnya

sudah cukup untuk menyembuhkan penyakit. Ketidaktaatan pasien terhadap terapi

antibiotik dapat berpengaruh negatif pada outcome terapi infeksi tersebut

(Waeber, Favre, Delacretas, Michel, B., Michel, G., 1997).

Menurut WHO, antibiotika sebagai obat untuk menanggulangi penyakit

infeksi, penggunaannya harus rasional, tepat dan aman. Penggunaan antibiotika

yang tidak rasional akan menimbulkan dampak negatif, seperti terjadi kekebalan

kuman terhadap beberapa antibiotika, meningkatnya efek samping obat dan

bahkan kematian. Penggunaan antibiotika dikatakan tepat bila efek terapi

Page 22: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

2

mencapai maksimal sementara efek toksis yang berhubungan dengan obat menjadi

minimum, serta perkembangan antibiotika resisten seminimal mungkin.

Ketaatan pasien sangat penting dalam menentukan keberhasilan terapi.

Walaupun pasien menyadari konsekuensi gejala dan kondisi yang dapat terjadi,

beberapa pasien tetap tidak taat terhadap obat yang diresepkan. Minimal 50% dari

pasien gagal mencapai efek terapi yang optimal karena kurangnya ketaatan

terhadap terapi yang diberikan. Kebiasaan ini pula yang membatasi efektivitas

terapi antibiotik. Menurut meta analisis tahun 2006, sebanyak 37,8% dari pasien

tidak menaati sebagian dari dosis antibiotik yang diresepkan, meskipun

sebenarnya terapi pada umumnya berjangka pendek dan gejala yang ada

seharusnya mendorong pasien untuk lebih taat (Kardas, 2006).

Salah satu faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan adalah informasi

yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada pasien dan upaya untuk

meningkatkan ketaatan pasien salah satunya ialah dengan memberikan alat bantu

ketaatan.

Dari uraian di atas muncul pertanyaan bagaimana ketaatan pasien dalam

minum obat jika pasien diberi informasi vs informasi plus alat bantu sehingga

dilakukan penelitian tentang PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT

JALAN RS PANTI RINI YOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI

INFORMASI VS INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN PERIODE

JUNI-JULI 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiinfeksi).

Penelitian ini merupakan kerjasama antara Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma dan pihak Rumah Sakit Panti Rini. Rumah sakit ini cukup kecil sehingga

Page 23: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

3

diharapkan penelitian berjalan lebih mudah, dan berdasarkan survey data rekam

medik, penyakit infeksi termasuk dalam sepuluh penyakit terbesar di Rumah Sakit

tersebut. Lokasi Rumah Sakit Panti Rini yang terletak di daerah Kalasan

diharapkan mempermudah penelitian ini, pasien yang berobat di Rumah Sakit

tersebut sebagian besar bertempat tinggal di daerah setempat sehingga

mempermudah peneliti dalam melakukan home visit terhadap pasien.

1. Permasalahan

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini antara lain:

a. Seperti apakah profil pasien rawat jalan antara kelompok perlakuan dan kontrol

yang menerima obat golongan antiinfeksi meliputi umur, jenis kelamin, dan

tingkat pendidikan di Rumah Sakit Panti Rini Juni-Juli 2009?

b. Seperti apakah profil obat pasien rawat jalan antara kelompok perlakuan dan

kontrol yang menerima obat golongan antiinfeksi meliputi jumlah obat,

golongan dan jenis obat di Rumah Sakit Panti Rini Juni-Juli 2009?

c. Apakah ada Drug Therapy Problems yang terjadi pada pasien rawat jalan pada

kelompok perlakuan dan kontrol yang menerima obat golongan antiinfeksi di

Rumah Sakit Panti Rini Juni-Juli 2009?

d. Apakah ada perbedaan ketaatan pasien dan dampak terapi antara kelompok

perlakuan dan kontrol pada pasien rawat jalan yang menerima obat golongan

antiinfeksi di Rumah sakit Panti Rini Juni-Juli 2009?

Page 24: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

4

2. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS

Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus

Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni–Juli 2009 (Kajian

terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiinfeksi) belum pernah dilakukan.

Penelitian yang terkait dengan masalah perbedaan ketaatan pasien terhadap

penggunaan antibiotik telah diteliti oleh beberapa peneliti lain dengan judul

sebagai berikut:

a. Perbedaan Ketaatan Pasien terhadap Antibiotik yang Diminum Satu Kali

Sehari dan Dua Kali Sehari pada Infeksi Saluran Pernafasan: hasil dari uji coba

secara acak oleh (Kardas, 2006) perbedaaan dengan penelitian ini adalah

kelompok yang dibandingkan, tujuan penelitian, rancangan penelitian dan

waktu pelaksanaan penelitian.

b. Hubungan Antara Instruksi Resep dan Ketaatan Terhadap Terapi Antibiotik

pada Pasien Rawat Jalan untuk Penyakit infeksi yang Akut oleh

(Waeber, et.al, 1997) perbedaan dengan penelitian ini adalah tujuan penelian,

rancangan penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian.

Pada penelitian yang dilakukan saaat ini ingin mengetahui perbedaan

ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi

Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 (Kajian

terhadap Penggunaan Obat Golongan Antiinfeksi).

Page 25: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

5

3. Manfaat

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk

mendeskripsikan ketaatan penggunaan obat pasien rawat jalan RS Panti Rini.

Khususnya golongan obat antiinfeksi.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan

keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care, secara

khusus di RS Panti Rini dan secara umum RS di Indonesia. Pada akhirnya akan

meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengamati perbedaan ketaatan

penggunaan obat pasien rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rini Juni-Juli 2009

setelah pemberian informasi yang menggunakan alat bantu dibandingkan dengan

pasien dengan pemberian informasi tanpa alat bantu.

2. Tujuan khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui profil pasien rawat jalan antara kelompok perlakuan dan kontrol

yang menerima obat golongan antiinfeksi meliputi umur, jenis kelamin, dan

tingkat pendidikan di Rumah Sakit Panti Rini Juni-Juli 2009.

Page 26: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

6

b. Mengetahui profil obat pasien rawat jalan pada kelompok perlakuan dan

kontrol yang menerima obat golongan antiinfeksi meliputi jumlah obat,

golongan dan jenis obat di Rumah Sakit Panti Rini Juni-Juli 2009.

c. Mengetahui Drug Therapy Problems yang terjadi pada pasien rawat jalan

pada kelompok perlakuan dan kontrol yang menerima obat golongan

antiinfeksi di Rumah Sakit Panti Rini Juni- Juli 2009.

d. Mengetahui perbedaan ketaatan pasien dan dampak terapi antara kelompok

perlakuan dan kontrol pada pasien rawat jalan yang menerima obat golongan

antiinfeksi di Rumah Sakit Panti Rini Juni- Juli 2009.

Page 27: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pharmaceutical Care

Pharmaceutical care adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab

langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien (Anonim, 2006).

Tanggung jawab dalam pharmaceutical care dapat dikelompokkan

menjadi 2 bagian, yaitu: (1) menjamin semua terapi yang diterima oleh individu

pasien sesuai (appropriate), paling efektif (the most effective possible), paling

aman (the safest available), and praktis (convenient enough to be taken as

indicated); (2) mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegah permasalahan

berhubungan terapi dengan obat yang menghambat pelaksanaan tanggung yang

pertama (Strand, Morley, and Cipolle, 2004).

Salah satu bentuk Pharmaceutical Care adalah pelayanan residensial

(Home Care) dalam hal ini Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat

melakukan pelayan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah (Anonim, 2006).

B. Drug Therapy Problems

Drug therapy problems adalah kejadian yang tidak diinginkan atau tidak

diharapkan terjadi pada pasien selama terapi penggunaan obat, sehingga dapat

mengganggu tercapainya tujuan terapi. Drug therapy problems merupakan

wewenang klinis dari pelaksana pharmaceutical care. Tujuan mengidentifikasi

drug therapy problems yaitu membantu pasien untuk mencapai tujuan dan

outcome terapi obat (Strand et.al., 2004).

7

Page 28: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

8

Tabel I. Penyebab-penyebab Drug Therapy Problems (DTP) (Strand et.al., 2004)

No Jenis DTP Contoh Penyebab DTP

1 Ada obat tanpa indikasi( unnecessary drug therapy )

Tidak ada indikasi obat yang tepat untuk terapi obat saat itu Polifarmasi yang seharusnya cukup terapi tunggal Kondisi medis lebih baik jika diterapi tanpa obat (non

farmakologi) Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat

digantikan obat yang lebih aman Penyalahgunaan obat, penggunaan alkohol, atau merokok

menimbulkan masalah2 Ada indikasi tanpa obat

( need for additional therapy ) Kondisi medis yang memerlukan obat tertentu Terapi pencegahan dengan obat diperlukan untuk mengurangi

resiko timbul kondisi medis baru Perlu tambahan obat untuk mencapai efek sinergis atau tambahan

3 Obat tidak efektif( ineffective drug )

Obat bukan yang paling efektif Kondisi medis sukar disembuhkan dengan obat tersebut Bentuk sediaan obat tidak tepat Obat tidak efektif untuk indikasi yang sedang ditangani

4 Dosis terlalu rendah( dosage too low )

Dosis terlalu rendah untuk menghasilkan efek yang diharapkan Interval dosis terlalu panjang untuk menghasilkan efek Interaksi obat mengurangi jumlah zat aktif obat Durasi terapi obat terlalu pendek untuk menghasilkan efek yang

diharapkan5 Efek obat merugikan

( adverse drug reaction) Obat menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan yang tidak

berhubungan dengan obat yang diberikan Interaksi obat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan Obat diberikan atau diubah terlalu cepat Obat menimbulkan alergi Obat kontraindikasi

6 Dosis terlalu tinggi( dose too high )

Dosis terlalu tinggi Frekuensi obat terlalu cepat Durasi obat terlalu panjang Interaksi obat menyebabkan reaksi toksik pada produk obat Obat diberikan terlalu cepat

7 Ketidaktaatan( noncompliance )

Pasien tidak mengerti instruksi yang diberikan Pasien memilih tidak mengkonsumsi obat Pasien lupa minum obat Harga obat terlalu mahal Pasien tidak dapat menelan atau meminum obat sendiri dengan

benar Obat yang diresepkan tidak tersedia

Tingkat signifikansi interaksi obat yang digunakan berupa angka 1sampai

5, dengan tingkatan sebagai berikut :

Tabel II. Tingkat Signifikansi Interaksi Obat (Tatro, 2006)

Tingkat Signifikansi Keparahan Laporan1 Berat Sudah ada bukti2 Sedang Sudah ada bukti3 Ringan Sudah ada bukti4 Mayor/sedang Mungkin terjadi

Minor Mungkin terjadi5Tidak terjadi Belum ada bukti

Page 29: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

9

C. Ketaatan Penggunaan Obat (Patient Compliance)

1. Definisi

Ketaatan dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan perilaku seorang

individu dengan nasihat medis atau kesehatan. Istilah “ketidaktaatan pasien”

memberi kesan bahwa pasien bersalah karena penggunaan obat yang tidak tepat.

Walaupun hal ini merupakan kasus yang sering dalam banyak situasi, dokter dan

apoteker tidak melengkapi pasien dengan instruksi yang memadai atau

memberikan instruksi dengan cara yang tidak dimengerti pasien (Siregar, 2006).

Ketidaktaatan dapat didefinisikan sebagai ketidak mampuan pasien atau

keengganan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diresepkan sesuai petunjuk

petugas klinis agar mematuhi indikasi, kemanjuran atau efikasi dan mampu

mencapai outcomes tanpa efek yang merugikan. Kepatuhan yang dimaksud,

digunakan untuk kepatuhan terhadap obat yan diresepkan, bukan kepatuhan

terhadap perintah yang mengharuskan atau yang bersifat otoriter

(Strand et.al., 2004).

2. Jenis ketidaktaatan

Situasi yang paling umum berkaitan dengan ketidaktaatan pada terapi obat

meliputi: 1) kegagalan menebus resep, penjelasan yang paling umum untuk tidak

menebus resep obatnya ialah karena pasien tidak merasa memerlukan obat atau

tidak menghendaki mengambilnya. Ada pula pasien tidak menebus resepnya

karena tidak mampu membelinya, 2) melalaikan dosis, 3) kesalahan dosis,

4) kesalahan dalam waktu pemberian atau konsumsi obat, dapat mencakup situasi

yang obatnya dikonsumsi tidak tepat dikaitkan dengan waktu makan,

Page 30: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

10

5) penghentian pemberian obat sebelum waktunya, pada umumnya terjadi pada

penggunaan antibiotik (Siregar, 2006).

3. Akibat ketidaktaatan

Dalam banyak hal, ketidaktaatan akan mengakibatkan penggunaan suatu

obat yang kurang. Dengan cara demikian, pasien kehilangan manfaat terapi yang

diharapkan dan kemungkinan mengakibatkan kondisi yang diobati secara bertahap

menjadi buruk (Siregar, 2006).

4. Berbagai faktor berkaitan dengan ketidaktaatan

a. Regimen terapi

Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) terapi multi obat,

pada umumnya makin banyak jenis obat yang digunakan pasien, semakin tinggi

risiko ketidaktaatan, 2) frekuensi pemberian, pemberian obat pada jangka waktu

yang sering, meningkatkan ketidaktaatan sebab pasien merasa kegiatan normal

pasien terganggu, pasien lupa dan tidak mau susah, 3) durasi dari terapi, berbagai

studi menunjukkan bahwa tingkat ketidakpuasan menjadi lebih besar apabila

periode pengobatan lama, 4) efek merugikan, perkembangan dari efek suatu obat

tidak menyenangkan, memungkinkan menghindari dari ketaatan, 5) pasien

asimtomatik yaitu tidak ada gejala atau gejala sudah reda. Pada kondisi tertentu,

pasien dapat merasa lebih baik setelah menggunakan obat dan merasa bahwa ia

tidak perlu lagi menggunakan obat lebih lama, kasus ini banyak dijumpai pada

penggunaan antibiotik, 6) harga obat, pasien cenderung tidak taat dalam

menggunakan obat yang harganya mahal, 7) pemberian atau konsumsi obat,

meskipun pasien sudah berusaha patuh terhadap instruksi, mungkin pasien

Page 31: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

11

menerima kuantitas obat yang salah disebabkan pengukuran obat yang tidak benar

atau penggunaan alat ukur yang tidak tepat, 8) rasa obat, masalah rasa obat-obatan

adalah yang paling umum dihadapi dengan penggunaan cairan oral oleh anak-

anak (Siregar, 2006).

Sebab-sebab umum pasien tidak taat pada instruksi terapi antara

lain: pasien tidak menahami instruksi yang diberikan, pasien lebih memilih untuk

tidak mengkonsumsi obat, pasien lupa minum obat, harga obat yang terlalu mahal

untuk pasien, pasien tidak dapat menelan atau meminum sendiri obat yang

diresepkan dengan tepat, obat yang diresepkan untuk pasien tidak tersedia

(Strand et.al, 2004).

b. Interaksi pasien dengan profesional kesehatan

1) Menunggu dokter atau apoteker, jika pasien menunggu terlalu lama,

pasien menjadi jengkel, hal ini berkontribusi terhadap ketidaktaatan, 2) sikap dan

ketrampilan komunikasi profesional kesehatan, sikap yang dingin, tidak tertarik,

tidak sopan, agresif, kasar dan otoriter dapat meningkatkan ketidaktaatan pasien,

3) gagal mengerti pentingnya terapi, alasan utama untuk tidak taat adalah bahwa

pasien tidak mengerti pentingnya terapi obat dan akibat yang mungkin terjadi jika

obat tidak digunakan sesuai dengan instruksi, 4) pengertian yang buruk pada

instruksi, akibat yang mungkin dari salah pengertian dapat serius, 5) pasien takut

bertanya, pasien sering ragu bertanya kepada pelaku pelayan kesehatan untuk

menjelaskan kondisi kesehatan mereka atau pengobatan yang diajukan,

6) kurangnya waktu konsultasi, professional pelayan kesehatan kebanyakan

bersifat kurang berinteraksi dengan pasien karena tekanan pekerjaan,

Page 32: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

12

7) ketersediaan informasi tercetak, ketaatan pada pengobatan mungkin meningkat,

dengan tersedianya informasi tercetak dalam bahasa yang sederhana

(Siregar, 2006).

5. Upaya meningkatkan ketaatan penggunaan obat

a. Alat bantu ketaatan

1) Pengetiketan atau pemberian label, pentingnya akurasi dan spesifitas

informasi pada etiket wadah obat resep telah diakui. Label tambahan yang

mencantumkan informasi tambahan berkaitan dengan penggunaan, perhatian dan

atau penyimpanan obat juga akan berkontribusi pada pencapaian ketaatan,

2) kalender pengobatan dan kartu pengingat obat, berbagai bentuk kalender

pengobatan telah dikembangkan dan didesain untuk membantu pasien dalam

mengkonsumsi sendiri obatnya. Sebagai tambahan pada penggunaannya dalam

membantu pasien mengerti obat yang digunakan dan kapan digunakan, disediakan

formulir yang akan dicek pasien pada kolom yang sesuai untuk tiap dosis obat

yang digunakannya. Dapat dievaluasi oleh apoteker atau dokter, apabila pasien

kembali untuk menambah obatnya atau pada perjanjian kunjungan berikutnya

(Siregar, 2006).

b. Pemantauan terapi

Pemantauan terapi di sini meliputi: 1) pemantauan sendiri, pasien perlu

mengetahui pentingnya pemantauan sendiri terhadap obat yang sedang

dikonsumsi. Untuk memudahkan pasien dalam memantau pemakaian obatnya,

digunakan alat bantu kesehatan seperti kalender atau kartu pengingat sehingga

pasien menjadi lebih taat, 2) pemantauan apoteker, peranan apoteker dalam

Page 33: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

13

meminimalkan ketidaktaatan tidak berakhir apabila resep telah diserahkan. Jika ia

mengetahui bahwa pasien tidak menggunakan obat sebagaimana dimaksudkan, ia

harus berupaya memonitor pasien tersebut agar mengikuti terapi sesuai aturan

yang diberikan (Siregar, 2006).

D. Infeksi

1. Definisi

Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme atau parasit yang hidup

dan berkembang menjalar dengan berbagai cara. Infeksi terjadi bila

mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan berbagai gangguan

fisiologis normal tubuh sehingga timbul penyakit infeksi (Wattimena, 1991).

2. Patofisiologi

Mikroorganisme memasuki jaringan pejamu dan berpoliferasi di sana

untuk menimbulkan penyakit. Cara penularan agen yang ada sangat bergantung

pada pintu masuknya ke dalam tubuh. Agen penginfeksi masuk ke dalam tubuh

melalui jaringan yang berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal,

misalnya kulit, saluran nafas, paru dan saluran urogenital. Selain inokulasi

langsung melalui trauma, organ dalam seperti otak, tulang, otot, jantung, limpa,

dan adrenal hanya dapat terinfeksi melalui darah atau limfatik, banyak agen

penginfeksi berbagai organ ini masuk ke dalam tubuh lewat salah satu pintu utama

tersebut (Taylor, 2006).

Masuk dan berbiaknya organ penginfeksi pada pejamu menunjukkan

terjadinya infeksi. Pada infeksi subklinis, tidak terdapat penyakit yang nyata

Page 34: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

14

secara klinis tetapi tubuh memperlihatkan respon imun terhadap agen tersebut,

biasanya dengan perkembangan antibody. Pada kasus tersebut, respon pejamu

mungkin mengendalikan infeksi dengan cepat. Gambaran klinis penyakit infeksi

timbul jika terjadi kerusakan jaringan. Banyak penyakit infeksi bersifat akut yang

cepat berakhir dengan kesembuhan total atau kematian, beberapa berkembang

menjadi penyakit kronis (Taylor, 2006).

3. Gejala dan tanda

Gejala dan tanda pada penyakit infeksi yaitu :

a. Demam

Suhu tubuh diatas suhu tubuh normal yaitu 37ºC, dianggap sebagai ciri

penyakit infeksi. Rata-rata suhu tubuh normal yang diukur lewat mulut adalah

98,0-98,6ºF atau 36,7-37ºC, lewat dubur pada umumnya adalah 1ºF atau 0,6ºC

lebih tinggi, dan suhu tubuh yang diukur lewat ketiak adalah 1ºF atau 0,6ºC lebih

rendah dari suhu yang diukur lewat mulut. Demam yang tidak diketahui

penyebabnya merupakan dilema diagnostik. Etiologi noninfectious demam dapat

disebut sebagai falsepositives. Meskipun tentu saja hal ini membingungkan

dokter, bahkan lebih bermasalah adalah falsenegatives yaitu tidak adanya demam

pada pasien dengan tanda dan gejala penyakit infeksi (Rybak and Aeschlimann,

2005).

Selama demam, hipotalamus mengatur ulang suhu menjadi lebih tinggi.

Demam merupakan reaksi hipersensitivitas atau pengembangan kompleks

antigen-antibodi yang mengakibatkan stimulasi makrofag dan pelepasan

Page 35: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

15

interleukin 1 (IL-1). Oleh karena itu, pengobatan demam dengan antipiretik

sebaiknya tidak diberikan jika tidak berbahaya kecuali suhu sangat tinggi >105ºF

atau 40,5ºC (Rybak and Aeschlimann, 2005).

b. Peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit)

Peningkatan jumlah leukosit terjadi karena meningkatnya produksi dan

mobililisasi dari granulosit (neutrofil, basofil, dan eosinofil), limfosit, atau

keduanya untuk menelan dan menghancurkan mikroba yang menyerang. Nilai

normal untuk jumlah sel darah putih adalah antara 4000-10.000 sel/mm3

(Rybak and Aeschlimann, 2005).

c. Tanda lokal seperti rasa sakit dan peradangan dapat bermanisfetasisebagai pembengkakan, perlunakan dan bernanah

Tanda-tanda ini hanya tampak pada infeksi superficial atau infeksi tulang

maupun sendi. Untuk infeksi organ dalam tidak nampak tanda-tanda tersebut.

Infeksi harus ditentukan dengan memeriksa jaringan atau cairan (Rybak and

Aeschlimann, 2005).

Pada daerah infeksi akan terjadi respon lokal berupa inflamasi yang

merupakan kenaikan lokal suplai darah, edema, dan pembebasan vasoaktif yang

menyebabkan kenaikan permeabilitas kapiler, panas, rasa sakit dan khemotaktik.

Inflamasi bentuk pertahanan jaringan, memungkinkan leukosit bertumpuk ke

daerah infeksi yaitu dimana terjadi inflamasi akut yang selanjutnya

menghancurkan infektor tersebut (Wattimena, 1991).

4. Pemilihan antimikroba yang tepat

Page 36: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

16

Pemilihan antimikroba untuk pengobatan infeksi jauh lebih rumit daripada

menentukan obat dengan penyakit atau patogen yang telah diketahui. Pemilihan

antimikroba harus sesuai dengan protokol yang ada.

Pemilihan antimikroba yang tepat dapat membantu keberhasilan suatu

terapi antibiotik. Untuk mencapai efek terapi optimum maka pemilihan

antimikroba harus benar-benar sesuai dengan penyakit yang diderita.

Tabel III. Pendekatan Sistematis Untuk Pemilihan Antimikroba(Rybak and Aeschlimann, 2005)

No Pendekatan sistematis Tindakan

Menanyakan secara hati-hati riwayat

pasien dan melihat kondisi fisik

Tanda dan gejala

1 Konfirmasi tanda infeksi

Faktor yang mempengaruhi

Mengumpulkan bahan terinfeksi

Pengecatan

Serologis

2 Identifikasi patogen

Kultur dan kepekaan

Faktor host3 Pemilihan terapi perkiraan

mempertimbangkan setiap sisi

yang terinfeksi Faktor obat

Penilaian klinis

Tes laboratorium

4 Monitor respon terapeutik

Penilaian kegagalan terapeutik

Pewarnaan Gram bersama dengan pemeriksaan mikroskopis dapat

memberikan diagnosa sementara dan beberapa informasi karakteristik organisme

Page 37: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

17

(gram positif, gram-negatif, gram-variabel, basil, atau cocci) hal ini merupakan

informasi yang sangat berguna untuk pemilihan terapi antibiotik yang empiris.

Pengecatan Gram

PositifNegatif

Kokus Basil Kokus Basil

KlasterStaphylococci

Koagulasi-positifStaphylococcus aureus

Koagulasi-negatifStaphylococcus epidermidisStaphylococcus saprophyticusStaphylococcus hominisStaphylococcus hemolyticusStaphylococcus warneri

Pasangan (diplococci)

Pneumococci

Stretococcus pneumoniae

Grup (rantai)Streptococci

b-hemolyticStreptococcus pyogenesStreptococcus agalactiaeGroups C, F, G

a-hemolyticViridans StreptococcusStreptococcus pneumoniae

Kecil

ListeriaPropionibacteriumCorynebacteriumGardnerella

Besar

Bentuk sporaClostridiumBacillus

Bentuk non sporaLactobacillus

CABANGANatau FILAMEN

NocardiaActinomycesErysipelothrix

Neisseriameningitides

NeisseriaGonorrhoeae

Veillonella

FERMENTER LAKTOSAOksidasi-positIfAeromonasPasteurellaVibrio

Oksidasi -negatifEscherichia coliKlebsiella spp.Enterobacter spp.Citrobacter spp.

FERMENTER NONLAKTOSA

Oksidasi-positifPseudomonas spp.Flavobacterium spp.Alcaligenes spp.Achromobacter spp.

Moraxella spp.

Oksidasi-negatifProteus spp.Proficendia spp.Serratia spp.Morganella spp.

Salmonella spp.Shigella spp.StenotrophomonosAcinetobacter spp.

(coccobacilli)

Gram-negatifCoccobacilliHaemophilus influenzaMoraxella catarrhalis

Page 38: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

18

Gambar 1. Klasifikasi Bakteri Patogen Berdasarkan Pengecatan Gram(Rybak and Aeschlimann, 2005)

Tabel IV. Antibiotik Empirik Untuk Infeksi Spesifik (Mandal, Wilkin,Dunbar, Mayon-white, 2006)

Infeksi PenyebabAntibiotika yang

direkomendasikanInfeksi saluran pencernaanKolestitis, kolangitis, ataudiverticulitis

Anaerob , koliform,enterokokus

Sefuroksim danmetronidazol ataukoamosiklav, ataugentamisin, ampisilin danmetronidazol

Abses hati, pelvis, atau intraabdomen

S. milleri, streptokokuslainnya, enterokokus,‘koliform, S. Aureus

Koamosiklav, ataugentamisin, ampisilin, danmetronidazol

Diare atau disentri Compylobacter, salmonella,shigella, E. coli, C. Difficile

Siprofloksasin(antibiotik tidakdiindikasikan bila E. coli)metronidazol (C. difficile)

Infeksi saluran kemih dan kelaminSistitis ‘Koliform’, enterokokus, P.

aeruginosa, staphylococcus,saprophyticus, S. aureus

Trimetoprim, koamosiklav(oral), siprofloksasin

Pielonefritis Sama dengan di atas SefuroksimAbses perinefrik ‘koliform’, S. Aureus Sefotaksim dan

Page 39: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

19

flukloksasilinPenyakit radang panggul N. gonorrhoeae, C.

trachomatis, ‘koliform’,anaerob, enterokokus

Koamosiklav (oral) dandoksisiklin ataumetronidazol dan doksisiklin

Infeksi saluran pernafasanAspirasi Anaerob, streptokokus, S.

aureus, dan ‘koliform’Sefuroksim danmetronidazol ataukoamosiklav

Akserbasi infektif penyakit parukronik

S. pneumonia, H. influnzae,Moraxella catarrhalis

Klaritromisin dansefalotaksim (sedang/berat)koamosiklav ataukotrimoksasol (ringan)

Infeksi telinga, hidung, tenggorok dan mata

Otitis media, sinusitis

Akut S. pneumonia, S. pyogenes, H.Influenzae

Amoksisilin , ataukotrimoksasol ataukoamosiklav

Kronik Sama seperti di atas, termasukjuga anaerob, ‘koliform’

Koamosiklav

S. aureus Fluklosasilin (oral)Otitis eksternaP. aeruginosa Obat-obat topikal

Tonsillitis S . pyogenes Benzilpenisilin atauamoksisilin

Epiglottis H. influenzae ( tipe b) SefotaksimAbses gigi, gingivitis Anaerob, streptokokus Metronidazol atau

koamosiklavKonjugtivitis S.aureus, S. pneumonia, H.

InfluenzaKloramfenikol (topikal)

Page 40: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

20

Lanjutan Tabel IV

Infeksi PenyebabAntibiotika yang

direkomendasikanInfeksi kulit dan jaringan subkutanSelulitisPejamu normal S. pyogenes, S. Aureus Benzilpenisilin, dan

fluklosasilin, atauklindamisin

Diabetik Seperti di atas, termasuk jugaanaerob, enterokokus,‘koliform’

Koamosiklav, atausefotaksim, ampisilin, danmetronidazol

Infeksi lukaBerkaitan dengan:Pembedahan bersihPembedahan kotor

S. aureusAnaerob , S. aureus,‘koliform’

FluklosasilinKoamosiklav, atausefotaksim dan metronidazol

Fasitis nekrotikans S. pyogenes, streptokokuslainnya, S. aureus, anaerob,‘koliform’

Benzilpenisilin, gentamisin,dan metronidazol(±fluklosasilin)

Septikemia (asal/hubungan)Tidak diketahui

Gram-positif, gram-negatif,dan/ atau anaerob

Ampisilin, gentamisin, danmetronidazol ataupiperasilin/tazobaktam; ataumeropenem

Kanula IV S. aureus, S. Epidermis Vankomisin dan fluklosasilinSaluran kemih ‘koliform’, P. Aeruginosa Sefuroksim dan

siprofloksasinSaluran empedu ‘koliform, anaerob,

anterokokusSefuroksim danmetronidazol, ataupiperasilin/tazobaktam, ataumeropenem

Kulit, jaringan subkutan S. aureus, S. pyogenes,anaerob, C. Pefringens

Benzilpenisilin, fluklosasilin,metronidazole, sefotaksim

Neutropenia ‘koliform’, P. Aeruginosa Gentamisin dan piperasilin

E. Obat Golongan Antibiotik

1. Definisi

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi,

yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain

(Setiabudy, 1995).

2. Pengelompokan antibiotik

Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk mengklasifikasi antibiotik:

Page 41: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

21

a. Pendekatan kimia

Pengelompokan antibiotik berdasarkan pendekata kimia yaitu: 1) β-laktam,

terdiri dari kelompok penisilin contohnya penisilin G dan derivat seperti

fenoksipenisillin: penisilin V, fenetisilin, propisilin dan lain-lain. Metisilin dan

isoksazolil penisilin: oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin. Aminopenisilin:

ampisilin, netampisilin, hetasilin, amoksisilin dan lain-lain. Karboksipenisilin:

karbenisilin, Kelompok sefalosporin, contohnya sefalotin, sefaloridin, sefaleksin

dan lain-lain 2) aminoglikosida, contohnya streptomisin, kanamisin, gentamisin,

3) kloramfenikol, contohnya kloramfenikol, tiamfenikol, 4) kelompok tetrasiklin,

contohnya tetra, rolitetrasiklin, metasiklin, doksisiklin, minosiklin, 5) makrolida

dan antibiotik yang berdekatan, contohnya eritromisin, oleandomisin, spiramisin,

linkomisin, klindamisin, 6) rifamisin, contohnya rifamisin, rifampisin,

7) polipeptida siklik, contohnya polimiksin B, polimiksin E (polistin), basitrasin,

8) antibiotik polien, contohnya nistatin, amfoterisin, 9) antibiotik lain, contohnya

vankomisin, ristosetin, novobiosin, griseovulvin (Wattimena, 1991).

b. Mekanisme kerja

Kerja obat antimikroba diperlihatkan dalam empat bagian yang berbeda:

1) penghambatan sintesis dinding sel, contohnya penisilin, sefalosporin,

sikloserin, vankomisin, ristosetin, basitrasin, 2) perubahan permeabilitas

membrane sel atau transport aktif melalui membran sel, contohnya amfoterisin B,

Azoles, polien, polimiksin 3) penghambatan sintesis protein yaitu, penghambatan

translasi dan transkripsi material genetik, contohnya aminoglikosida, tetrasiklin,

makrolida (eritromisin), kloramfenikol, linkomisin, 4) penghambatan sintesis

Page 42: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

22

asam nukleat, contohnya kuinolon, pirimetamin, rifampisin, sulfonamide,

trimetoprim (Jawetz, 1998).

c. Manfaat dan sasaran kerjanya

1) Antibiotik yang terutama bermanfaat terhadap kokus gram (+) dan

basil, cenderung memiliki spektrum aktivitas yang sempit, contohnya penisilin G,

penisilin semisintetik yang resisten terhadap penisilinase, makrolida, linkomisin,

vankomisin, basitrasin, 2) antibiotik yang terutama efektif terhadap basil aerob

gram (-), contohnya aminoglikosida, polimiksin, 3) antibiotik yang secara relatif

memiliki spektrum kerja yang luas, bermanfaat terhadap kokus gram (+) dan basil

gram (-), contohnya penisilin spektrum luas (ampisilin, karbenisilin), sefalosporin,

tetrasiklin-tetrasiklin, kloramfenikol (Wattimena, 1991).

d. Daya kerja

Dari segi daya kerjanya, antibiotik dapat dibedakan dalam kelompok

antibiotik bakteriostatik dan antibiotik bakterisid. Kelompok yang pertama

menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri, kelompok yang kedua

bekerja mematikan bakteri tersebut. daya kerjanya ini nampaknya berkaitan pula

dengan mekanisme kerja antibakteri tersebut (Wattimena, 1991).

3. Antibiotik dan prinsip terapi antimikrobia

a. Faktor penentu kemanfaatan terapi antimikroba

Penggunaan suatu antibiotik untuk terapi perlu didasari pada berbagai

pertimbangan khusus agar tercapai penggunaan antibiotik yang rasional. Asas

penggunaan rasional suatu antibiotik ialah seleksi antibiotik yang selektif terhadap

mikroorganisme penginfeksi dan efektif untk memusnahkannya serta memiliki

potensi terkecil untuk menimbulkan toksisitas, reaksi alergi ataupun risiko lain

bagi pasien (Wattimena, 1991).

Page 43: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

23

b. Pertimbangan dasar untuk penggunaan antibiotik secara rasional

Strategi terapi dengan antibiotik ditentukan oleh kondisi infeksi, lokal

infeksi, pengenalan penyebab infeksi, kondisi fisiopatologik penderita, serta

pengetahuan yang menyeluruh tentang antibiotik. Faktor-faktor yang perlu

diperhatikan untuk menunjang tercapainya sasaran penggunaan antibiotik yaitu:

aktivitas antimikroba, efektivitas dan efisiensi proses farmakokinetik, toksisitas

antibiotik, reaksi karena modifikasi flora penderita, penggunaan kombinasi

antibiotik, pola penanganan infeksi (Wattimena, 1991).

c. Keberhasilan terapi antibiotik

Terapi antibiotik dikatakan berhasil jika antibiotik, rute pemberian

antibiotik, lamanya pemberian antibiotik mampu menjamin musnah total

penyebab infeksi sehingga tidak mungkin penyakit infeksi kambuh lagi.

Kekambuhan ditentukan oleh daya tahan mikroorganisme terhadap sistem

pertahanan tubuh penderita, lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik untuk

mencapai tempat infeksi, aktivitas primer antibiotik terhadap mikroorganismenya,

dan mekanisme resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik (Wattimena, 1991).

d. Kegagalan terapi antibiotik

Terapi antibiotik dinilai gagal bila tidak berhasil menghilangkan gejala

klinik atau infeksi kambuh lagi setelah terapi dihentikan. Beberapa hal yang dapat

digunakan untuk menelusuri sebab-sebab kegagalan terapi antara lain 1) Pastikan

kembali penyebab infeksi, apakah diagnosa keliru, apakah super infeksi,

2) Tentukan kepekaan in vitro mikroorganisme untuk antibiotik yang digunakan,

3) Lakukan telaah kadar antibiotik dalam darah, urin, jaringan, dan aktivitas

terhadap mikroorganisme, 4) Pastikan bahwa radang yang tetap ada hanya karena

infeksi dan bukan karena sebab lain, umpamanya hipersensitivitas terhadap obat,

Page 44: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

24

5) Faktor-faktor pada penderita misalnya kepatuhan pasien pada terapi

(Wattimena, 1991).

F. Landasan Teori

Perilaku pasien dalam penggunaan obat sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan suatu terapi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi, informasi

dan edukasi yang diterima oleh pasien, oleh karena itu diperlukan interaksi antara

pasien dan lingkungan. Penggunaan obat oleh pasien bergantung dari informasi

yang diperoleh, terkadang pasien tidak menggunakan obat secara tepat karena

kurangnya informasi referensi tertulis maupun dari tenaga kesehatan yang

bertanggung jawab terhadap pemahamannya akan penggunaan obat yang benar.

Farmasis merupakan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab

memberikan informasi obat kepada pasien. Pemberian informasi oleh farmasis

dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu informasi verbal, demonstrasi dengan

alat visual, multimedia, maupun dengan form kepatuhan.

Pemberian informasi disertai alat bantu ketaatan berupa kotak obat dan

label kepatuhan akan lebih mempermudah pemberian informasi dan

meningkatkan pemahaman pasien tentang penggunaan obat yang tepat. Pemberian

alat bantu ketaatan lebih melibatkan banyak indera sehingga pasien lebih mudah

mengingat informasi yang diberikan. Dengan label kepatuhan, pasien akan lebih

mudah mengingat penggunaan obat yang teratur dan benar, alat bantu berupa

kotak obat akan membantu pasien untuk lebih taat dalam menggunakan obat.

Dengan demikian alat bantu akan meningkatkan ketaatan dan dampak terapi,

selain itu akan mengurangi biaya terapi serta meningkatkan kualitas hidup pasien.

G. Hipotesis

Ada perbedaan ketaatan penggunaan obat pada pasien yang mendapat

informasi vs pasien yang mendapat informasi plus alat bantu.

Page 45: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS

Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi versus Informasi plus

Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian

terhadap Penggunaan Obat Antiinfeksi) merupakan jenis penelitian eksperimental

semu dengan rancangan penelitian analitik dengan pola searah. Penelitian

eksperimental semu ialah bila peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel

luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh

perlakuan (Pratiknya, 1986).

Desain ini tidak mempunyai pembahasan yang ketat terhadap randomisasi,

dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Disebut

eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri

rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya

dikontrol atau dimanipulasi. Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang

cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya (Notoatmodjo, 2005).

Berdasarkan setting tempat, penelitian ini termasuk penelitian lapangan

(di komunitas). Penelitian ini merupakan analitik diskriptif, artinya dalam

penelitian ini terdapat dua kelompok yang dibandingkan yaitu perlakuan dan

kontrol, data yang diperoleh dihitung secara analitik, namun pada pembahasan

tertentu dapat dianalisis secara diskriptif. Berdasarkan bidang ilmu penelitian,

merupakan penelitian klinis komunitas, mata kuliah yang terkait meliputi Farmasi

25

Page 46: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

26

Klinis, Farmasi Sosial, Farmakoterapi, serta Komunikasi dan Konseling. Metode

pengumpulan data dilakukan dengan pemberian alat bantu/alat peraga kepada

kelompok perlakuan yang dibandingkan dengan kontrol dan observasi pasien

dilakukan dengan mengunjungi pasien di rumah (home visit) serta wawancara

dengan pasien.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah adanya tambahan alat bantu.

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah ketaatan pasien dalam

minum obat.

c. Variabel pengacau

Variabel yang tidak bisa dikontrol peneliti selama tidak ada konsultasi dengan

pasien.

2. Definisi operasional

a. Ketaatan penggunaan obat yang dimaksud disini dapat dilihat dari jumlah obat

yang digunakan dibandingkan antara perlakuan dan kontrol, aturan pakai obat,

cara pakai obat.

b. Ketaatan dapat dinilai dari jumlah obat yang diminum, pasien dikatakan taat

bila seluruh obat diminum sehingga ketaatannya 100%.

c. Alat bantu ketaatan berupa kotak obat yang dirancang sedemikian rupa, untuk

mempermudah pasien setiap mengkonsumsi obat dan dilengkapi dengan label

Page 47: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

27

ketaatan yang dicentang setiap pasien meminum obat agar pasien menjadi lebih

taat dalam mengkonsumsi obat yang diresepkan.

d. Golongan obat antiinfeksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

golongan antibiotik. Penyakit infeksi disini sangat luas dan disini tidak ada

spesifikasi kasus sebab pasien yang didapat mengalami berbagai macam

penyakit infeksi.

e. Perlakuan ialah pasien yang setuju mengikuti penelitian ini dan diberi alat

bantu ketaatan yang dirancang sedemikian rupa, selanjutnya pasien di home

visit minimal dua kali. Jumlah perlakuan sebanyak 23 pasien.

f. Kontrol ialah pasien yang setuju mengikuti penelitian ini, namun tidak diberi

alat bantu ketaatan. Pasien di home visit satu kali saat obat habis dan digunakan

sebagai pembanding kelompok perlakuan. Jumlah kontrol sebanyak 29 orang.

g. Profil pasien meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

h. Profil obat meliputi jumlah obat yang diresepkan, jumlah antibiotik yang

diresepkan, golongan dan jenis antibiotik, serta golongan dan jenis obat selain

antibiotik.

i. Dalam evaluasi obat, digunakan nama generik sehingga nama paten tidak

disebutkan satu per satu.

j. Evaluasi dosis, dan interaksi obat berdasarkan sumber referensi Drug

Information Handbook (Lacy, et.al., 2006), Drug Interaction Fact

(Tatro, 2006) dan MIMS (Anonim, 2008),

k. Analisis SOAP merupakan modifikasi artinya dalam penelitian ini tidak benar-

benar dilakukan SOAP kepada pasien, namun hanya rekomendasi saja.

Page 48: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

28

l. Periode Juni-Juli 2009 yang dimaksud pada penelitian ini yaitu tanggal 8 Juni

2009 – 28 Juli 2009.

m. Pasien home visit merupakan subyek penelitian yang bertempat tinggal di

Daerah Kalasan dan sekitarnya yang telah menerima dan menyetujui inform-

concent.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian meliputi pasien dewasa (berumur minimal 17 tahun)

menjalani rawat jalan di RS Panti Rini Yogyakarta. Kriteria inklusi subyek adalah

pasien yang dirawat-jalan di RS Panti Rini periode Juni-Juli 2009, menerima salah

satu atau lebih golongan obat antiinfeksi, pasien yang bersedia bekerja sama

berdasarkan persetujuan dengan informed-consent. Kriteria eksklusi adalah pasien

yang telah mengikuti program edukasi atau mendapat informasi ini sebelumnya

maupun pernah mengikuti penelitian lain yang serupa, pasien yang tidak

menggunakan obat golongan antiinfeksi serta tidak bersedia bekerjasama dalam

penelitian ini.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang terdiri atas

8 subjudul yaitu 6 kajian golongan obat dan 2 penelitian sosial. Pengumpulan data

dilakukan secara bersama-sama dan dibagi berdasasarkan kajian masing-masing,

satu pasien bisa menjadi pasien beberapa peneliti. Home visit juga dilakukan

secara bersama-sama sehingga tiap peneliti dapat melakukan home visit tidak

hanya pasiennya saja tapi dapat melakukan home visit terhadap pasien dengan

kajian lain. Jumlah keseluruhan pasien yang diperoleh sebanyak 156 pasien yaitu

Page 49: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

29

78 pasien kontrol dan 78 pasien perlakuan. Untuk kajian golongan obat antiinfeksi

sendiri berjumlah 52 pasien yaitu 29 pasien kontrol dan 23 pasien perlakuan.

Gambaran mengenai ruang lingkup penelitian ini dalam penelitian payung

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2. Bagan Ruang Lingkup Penelitian Kajian Terhadap Penggunaa ObatGolongan Antibiotik dalam Penelitian Payung

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar catatan medik pasien

rawat jalan atau pulang rawat inap yang menerima obat golongan antiinfeksi

dilayani oleh farmasis klinis Rumah Sakit Panti Rini periode Juni-Juli 2009 yang

ditulis oleh dokter, perawat, dan apoteker mengenai data klinis pasien. Hasil home

visit pasien yang dilakukan minimal dua kali untuk perlakuan dan sekali untuk

Perbedaan karakteristik pasien dankarakteristik obat terhadap ketaatanpenggunaan obat pada pasien rawatjalan RS Panti Rini Yogyakarta

Evaluasi perbedaan tingkatpemahaman, sikap, dan tindakan(perilaku) serta kepuasan pasien rawatjalan di RS Panti Rini terhadapinformasi vs informasi plus alat bantu(peragaan dengan obat-obat)

Obatgolongankardiovaskular

Obatgolonganendokrin

Obatgolonganrespirasinon infeksi

Obatgolongncerna noninfeksi

Obatgolonganneuromuskular

Obatgolonganantiinfeksi

Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat JalanRS Panti Rini Yogyakarta antara Pasien yang

Diberi Informasi VS Informasi Plus Alat BantuKetaatan Serta Dampak Terapinya Periode Bulan

Juni-Juli 2009.

Page 50: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

30

kontrol digunakan untuk membantu menggambarkan ketaatan pasien dalam

menggunakan obat serta dampak terapinya.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan (1) alat-alat sederhana yang dirancang untuk

membantu ketaatan penggunaan obat pasien yaitu kotak obat, dan tabel ketaatan,

(2) alat-alat untuk monitoring tanda vital dan data lab sederhana. Pada obat

golongan anti infeksi ini dipakai termometer untuk mengukur suhu pasien, (3)

Panduan wawancara terstruktur.

Gambar 3. Alat Bantu Ketaatan Penggunaan Obat

F. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di instalasi Farmasi dan ruang tunggu pasien RS

Panti Rini dan dilanjutkan di rumah pasien untuk kegiatan pemantauan.

G. Tata Cara Pengumpulan Data

1. Analisis situasi

a. Analisis situasi meliputi diskusi dengan pihak manajemen RS Panti Rini

mengenai ketidaktaatan pasien yang sering muncul dan studi pustaka. Menyusun

teknis pelaksanaan dengan unit Farmasi.

Page 51: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

31

b. Penetapan kajian penelitian dan penetapan kriteria inklusi serta eksklusi

sebagai dasar untuk menentukan subyek penelitian secara prospektif selama Juni-

Juli 2009.

2. Pembuatan alat bantu ketaatan

a. Perancangan alat bantu ketaatan berdasarkan studi pustaka dan wawancara

dengan beberapa ahli. Alat bantu yang dirancang adalah pil dispenser berupa

kotak bersekat. Kotak dibagi menjadi 21 bagian agar dapat digunakan untuk

pengobatan sebanyak 3 kali sehari selama 7 hari. Alat ini dilengkapi dengan tabel

ketaatan bergambar ayam berkokok (pagi hari), matahari (siang hari), dan bulan

(malam hari). Tabel ini harus diberi tanda (√) setelah pasien minum obat.

b. Sebelum digunakan, alat bantu diuji cobakan pada beberapa orang yang

memiliki kriteria menyerupai kriteria subyek uji pada kira-kira 12 responden.

3. Pembuatan kuesioner dan wawancara terstruktur

a. Pembuatan kuesioner yang berisi 12 pertanyaan dengan bahasa yang

sederhana, pertanyaan mencakup segi pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pada

akhir home visit, dilakukan wawancara terstruktur dengan bahasa yang sederhana

untuk mengevaluasi pemahaman dan kepuasan pasien terhadap alat bantu

ketaatan.

b. Sebelum digunakan, kuesioner dan wawancara terstruktur diuji cobakan

pada beberapa orang yang memiliki kriteria menyerupai kriteria subyek uji. Selain

itu juga dilakukan validasi isi pada kuesioner sebelum kuesioner digunakan.

Page 52: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

32

4. Pengumpulan data

a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung pasien dan

medical record pasien. Bila diperlukan, data dapat dikonfirmasi dengan

wawancara dengan pasien/keluarga atau tenaga kesehatan. Sebelum memilih

subjek uji, dibuat suatu aturan main untuk menentukan siapa yang menjadi kontrol

dan siapa yang mendapat perlakuan.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan subyek adalah semi random,

dimana pasien yang ditemui pada minggu pertama digunakan sebagai perlakuan

dan minggu berikutnya sebagai kontrol. Begitu seterusnya secara berselang-

seling.

b. Pasien yang terpilih sebagai subjek uji, sebelumnya diminta mengisi

informed-consent sebagai tanda persetujuan mengikuti penelitian. Informed-

consent ditanda tangani oleh subjek uji dan saksi (keluarga/kerabat dekat, namun

jika tidak ada saat itu, peneliti bisa menjadi saksi).

c. Pasien yang telah setuju mengikuti penelitian, selanjutnya diberi alat bantu

ketaatan bagi subyek uji perlakuan kemudian peneliti membantu pasien

menyiapkan obat yang telah diresepkan ke dalam kotak obat dan meminta pasien

untuk memberi tanda centang pada tabel ketaatan setiap kali pasien minum obat.

Sedangkan untuk kontrol tidak diberi alat bantu, cukup informasi verbal mengenai

ketaatan penggunaan obat dari apoteker di rumah sakit.

5. Wawancara

Wawancara terstruktur dilakukan terhadap pasien (responden vs kontrol)

tentang pemahaman dan kepuasan pasien terhadap informasi penggunaan obat.

Page 53: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

33

Wawancara mengenai pemahaman pasien tentang penggunaan obat diberikan di

awal, sedangkan wawancara kepuasan pasien terhadap informasi dan alat bantu,

diberikan di akhir pengambilan data.

6. Tahap penyelesaian data

a. Pengolahan data

Semua data yang diperoleh dikumpulkan menjadi satu selanjutnya

dikelompokkan lagi untuk memperoleh data dengan kajian golongan obat anti

infeksi. Data tersebut memuat data rekamedis pasien yaitu keluhan, diagnosa,

identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pekerjaan, nomor RM, alamat, hasil wawancara pasien mengenai perkembangan

kondisi pasien dan kepuasan pasien terhadap alat bantu, dicatat pula obat yang

diresepkan, dosis obat, aturan pakai, dan untuk melihat ketaatan pasien dihitung

berapa jumlah yang obat yang dikonsumsi serta hasil pengukuran suhu tubuh.

Data tersebut dibandingkan antara kelompok kontrol dan perlakuan.

b. Evaluasi data

Statistik yang digunakan parametrik atau non parametrik ditentukan oleh

sebaran data bila parametrik menggunakan uji T dan bila non parametrik

menggunakan Mann-Whitney (Pratiknya, 1986).

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan perbedaan ketaatan antara pasien yang menerima

informasi plus alat bantu dibandingkan pasien yang menerima informasi saja,

pada penggunaan obat golongan antiinfeksi berdasarkan uji statistik dengan taraf

kepercayaan 90%.

Page 54: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

34

H. Tata Cara Analisis Hasil

Data dibahas secara analitik dengan uji statistik dan secara deskriptif

dengan bantuan tabel

1. Persentase jenis kelamin pasien pada kelompok kontrol maupun perlakuan

dikelompokkan menjadi 2, yaitu pasien berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol dihitung dengan

cara menghitung jumlah kasus pada tiap kelompok jenis kelamin dibagi dengan

jumlah keseluruhan kasus pasien yang menggunakan obat golongan antibiotik.

Perlu uji statistik, untuk mengetahui apakah jenis kelamin antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak, taraf

kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Uji yang digunakan adalah uji

nonparametrik Chi-Square, bila p<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan

bila p>0,1 artinya tidak berbeda bermakna.

2. Persentase tingkat pendidikan pasien baik pada kelompok perlakuan maupun

kontrol dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap tingkat

pendidikan dibagi jumlah keseluruhan kasus pasien yang menggunakan obat

antibiotik kemudian dikalikan 100%. Untuk mengetahui perbedaan antara

kelompok perlakuan dan kontrol dilakukan uji statistik non parametrik

Kolmogorov–Smirnov, taraf kepercayaan yang digunakan 90%. bila p<0,1

artinya berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya tidak berbeda

bermakna.

3. Perbandingan umur pasien antara kelompok perlakuan dan kontrol yang

digunakan sebagai baseline, dapat dihitung menggunakan SPSS, diuji dengan

Page 55: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

35

uji statistik. Bila sebaran data normal digunakan uji parametrik T-test

sedangkan jika sebaran data tidak normal digunakan uji nonparametrik Mann-

Whitney. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Jika p>0,1 artinya

tidak berbeda bermakna, sedangkan jika p<0,1 artinya berbeda bermakna.

4. Persentase jumlah obat yang digunakan oleh pasien baik pada kelompok

perlakuan maupun kelompok kontrol dihitung berdasarkan jumlah seluruh obat

yang diterima pasien dibagi jumlah pasien dikali 100%.

5. Persentase jenis obat (selain obat golongan antibiotik) yang digunakan oleh

pasien dihitung berdasarkan jumlah penggunaan suatu jenis obat dibagi jumlah

pasien dikali 100%.

6. Persentase golongan dan jenis antibiotik yang digunakan oleh pasien dihitung

berdasarkan jumlah penggunaan golongan dan jenis antibiotik tertentu dibagi

jumlah pasien dikali 100%.

7. Persentase jumlah dan jenis antibiotik yang digunakan pasien dihitung

berdasarkan jumlah kasus pasien yang menggunakan jumlah dan jenis

antibiotik tertentu dibagi jumlah pasien dikali 100%.

8. Persentase jumlah kejadian DTP dihitung berdasarkan jumlah pasien yang

memiliki kasus DTP dibagi jumlah seluruh pasien kemudian dikalikan 100%.

9. Evaluasi perbedaaan ketaatan pasien berdasarkan jumlah obat yang diminum

dihitung dengan mencari % ketaatan pada masing-masing pasien yaitu:

Jumlah antibiotik yang diminum

Jumlah antibiotik yang diresepkanx 100%

Page 56: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

36

Selanjutnya perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol

dihitung dengan membandingkan % ketaatan antara kedua kelompok tersebut

menggunakan uji statistik. Jika sebaran data normal digunakan uji parametrik

T-test, jika sebaran data tidak normal digunakan uji statistik non parametrik

Mann-Whitney. Taraf kepercayaan yang digunakan 90%, jika p>0,1 berarti

tidak berbeda bermakna. Namun jika p<0,1 berarti berbeda bermakna.

10. Evaluasi ketaatan berdasarkan aturan pakai dilakukan secara deskriptif dengan

menghubungkan aturan pakai obat dengan ketaatan pasien.

11. Evaluasi ketaatan berdasarkan cara pakai obat dibandingkan antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol diuji menggunakan uji statistik yaitu uji

Fisher. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%, jika p>0,1 berarti

tidak berbeda bermakna namun jika p<0,1 berarti berbeda bermakna.

12. Evaluasi dampak terapi pasien dihitung dengan mencari selisih suhu antara

awal terapi dan akhir terapi pada masing-masing pasien.Untuk melihat

perbedaan dampak terapi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

dilakukan uji statistik seperti uji yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan

ketaatan berdasarkan jumlah obat yang diminum.

13. Evaluasi dampak terapi pasien berdasarkan perubahan kondisi pasien antara

kelompok perlakuan dan kontrol diuji stastistik dengan uji Fisher. Taraf

kepercayaan yang digunakan adalah 90%, jika p>0,1 berarti tidak berbeda

bermakna sedangkan jika P<0,1 berarti berbeda bermakna.

14. Hipotesis : ada perbedaan ketaatan antara pasien yang mendapat informasi

versus pasien yang mendapat informasi plus alat bantu.

Page 57: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

37

h null : tidak ada perbedaan ketaatan antara pasien yang mendapat

informasi versus pasien yang mendapat informasi plus alat bantu.

p>0,1 : h null diterima artinya tidak ada perbedaan antara pasien yang

mendapat informasi versus pasien yang mendapat informasi plus alat bantu.

P<0,1 : h null ditolak artinya ada perbedaan antara pasien yang mendapat

informasi versus pasien yang mendapat informasi plus alat bantu.

I. Kesulitan Penelitian

Selama penelitian terdapat beberapa kesulitan antara lain bahan untuk

merancang alat bantu sulit diperoleh karena jumlahnya yang terbatas, hal ini

diatasi dengan melakukan pemesanan barang terlebih dahulu. Pada tahap

pengambilan data, beberapa pasien tidak bersedia mengikuti penelitian dengan

berbagai alasan. Untuk mengatasi kesulitan ini, peneliti menggunakan bahasa

yang menarik serta pemberian souvenir. Pada saat home visit, kesulitan yang

sering ditemui adalah pencarian alamat pasien dan pengaturan penggunaan alat

yang akan digunakan untuk untuk memonitoring tanda vital. Keterbatasan bahasa

menjadi kendala dalam melakukan wawancara.

Kesulitan yang menjadi kelemahan penelitian ini ialah ketidakjujuran

pasien dan untuk mengatasi hal tersebut, sejak awal peneliti telah memberi

informasi kepada pasien agar bila lupa minum obat tidak perlu takut, atau

berusaha menutupi, justru obat yang lupa diminum tetap diletakkan di kotak obat

yang telah disiapkan tersebut. Kesulitan lain yang sering dijumpai yaitu pasien

gugur dikarenakan pasien meninggal, menjalani rawat inap, maupun alamat yang

Page 58: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

38

tidak dapat ditemukan. Oleh karena itu peneliti berusaha memperoleh data pasien

selengkap-lengkapnya agar pasien mudah dihubungi dan ditemukan.

Page 59: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini

Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi informsi vs Informasi plus Alat Bantu

Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan

Antiinfeksi) membandingkan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol. Profil pasien dan profil obat pada kelompok perlakuan dan kontrol dapat

mempengaruhi perbedaan ketaatan, oleh karena itu diharapkan kriteria awal

subyek uji pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna sehingga penelitian ini

benar-benar mampu membandingkan perbedaan ketaatan antara pasien yang

diberi alat bantu dengan pasien yang hanya memperoleh informasi saja.

Tabel V. Baseline Profil Pasien dan Profil Obat Pasien Rawat Jalan RS PantiRini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi informsi vs Informasi plus Alat Bantu

Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat GolonganAntiinfeksi)

Baseline Profil PasienKriteria Perlakuan

%Kontrol

%p>0,1 (tidakberbedabermakna)

Jenis KelaminLaki-laki 39,1 55,2

Perempuan 60,9 44,80,250

Umur 36,6±1,3 43,0±1,5 0,117

Tingkat PendidikanSD 13 24,1

SLTP 8,7 17,2

SMA 43,5 31,0

Perguruan tinggi 34,8 27,6

0,706

Suhu Awal 36,0(34,0-40,0) 36,0(32,2-37,0) 0,773

Baseline Profil ObatJumlah Obat 3,0(2,0-4,0) 4,0(2,0-5,0) 0,234

Jumlah Antibiotik 1,0(1,0-2,0) 1,0(1,0-2,0) 0,811

39

Page 60: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

40

A. Profil Pasien Rawat Jalan pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol yangMenerima Obat Golongan Antibiotik di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Juni-Juli 2009

Berdasarkan tabel baseline profil pasien, hasil uji statistik yang

membandingkan kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan pada kriteria jenis

kelamin p=0,250, umur p=0,117, tingkat pendidikan p=0,706 dan suhu awal

p=0,773. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa profil pasien pada

kelompok perlakuan dan kontrol yang meliputi jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, dan suhu awal pasien tidak berbeda bermakna. Hasil ini sesuai dengan

yang diharapkan yaitu kondisi awal pasien antara kelompok perlakuan dan kontrol

tidak berbeda bermakna sehingga penelitian ini benar-benar mampu

membandingkan ketaatan antara kedua kelompok tersebut.

Jenis kelamin merupakan salah satu kriteria pasien yang dapat

mempengaruhi ketaatan terhadap antibiotik. Dalam berbagai sumber dikatakan

bahwa perempuan lebih taat daripada laki-laki. Pasien dengan usia yang lebih tua

pada umumnya lebih taat daripada usia muda. Tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi ketaatan pasien, pada umumnya pasien dengan tingkat pendidikan

yang lebih tinggi cenderung lebih taat. Suhu awal pasien merupakan tanda dari

infeksi sehingga diharapkan antara perlakuan dan kontrol memiliki suhu yang

tidak berbeda bermakna di awal penelitian. Kriteria-kriteria tersebut dapat

mempengaruhi ketaatan pasien, oleh karena itulah kriteria awal pasien diharapkan

tidak berbeda bermakna agar perbedaan ketaatan tersebut benar-benar dipengaruhi

oleh perbedaan perlakuan yang kita berikan selama penelitian.

Page 61: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

41

B. Profil Obat Pasien Rawat Jalan pada Kelompok Perlakuan dan Kontrolyang Menerima Obat Golongan Antibiotik di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Juni-Juli 2009

1. Profil obat secara umum

Profil obat secara umum menunjukkan jumlah seluruh obat yang diterima

pasien meliputi obat antibiotik maupun obat selain antibiotik.

Tabel VI. Profil Jumlah Obat yang Diterima Pasien

Perlakuan Kontrol

Jumlah ObatJumlahpasien

Persentase(%)

Jumlahpasien

Persentase(%)

2 7 30,4 8 27,6

3 8 34,8 6 20,7

4 8 34,8 11 37,9

5 - - 4 13,8

Tabel VI menunjukkan persentase jumlah obat yang diterima pasien pada

kelompok perlakuan dan kontrol. Berdasarkan baseline profil obat, jumlah obat

yang diterima pasien antara kelompok perlakuan dan kontrol memiliki nilai

p=0,234, hal itu menunjukkan bahwa jumlah obat yang diterima pasien antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak berbeda bermakna. Banyaknya

obat yang diterima oleh pasien dapat menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi ketaatan pasien dalam meminum obat. Pasien yang mendapat obat

dalam jumlah yang lebih banyak cenderung lebih tidak taat. Hal itu dapat

disebabkan karena semakin banyak obat yang harus diminum, pasien cenderung

semakin merasa malas, pasien tidak mau susah dan merasa terganggu aktivitasnya

bila harus minum obat dalam jumlah banyak.

Page 62: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

42

Tabel VII. Golongan dan Jenis Obat yang Diterima Pasien Selain Antibiotik

Jenis Obat Perlakuan Kontrol

Nama Generik Jumlah Persentase(%)

Jumlah Persentase(%)

Obat Saluran Pencernanactivated dimetilpolisiloksan,pankreatinin

1 4,3 2 6,9

amilase, protease, lipaseasam desosikolik, capantotenat, dimetilpolisiloksan,niasinamid, vit b1, vit b2, vitb6, vit b12

- - 1 3,4

attapulgit, pektin - - 1 3,4ca karbonat, famotidin,mg(OH), fenil-propil-etilamin

- - 1 3,4

klordiaseposid, hiosin N-butilbromid

- - 1 3,4

domperidom 1 4,3 - -lanzoprasol 1 4,3 - -mebeverin hcl - - 1 3,4otilonium Br - - 1 3,4ranitidin - - 1 3,4Obat Saluran Pernafasanambroksol 2 8,7 - -ammon cl, difenhidramin hcl,licorice root extra, na sitrat,

1 4,3 - -

kodein - - 1 3,4ctm, dekstrometorfan,parasetamol,fenilpropanolamin

2 8,7 3 10,34

deklorfeniramin maleat - - 3 10,3difenhidramin hcl 1 4,3 - -erdostein 1 4,3 - -gliseril guaiakolat 1 4,3 - -n-asetilsistein - - 1 3,4ctm, dekstrometorfan,parasetamol, gliserilguaiakolat, fenil efrin hcl

5 - 5 -

pseudo efedrin hcl, tripolidinhcl

1 4,3 - -

Page 63: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

43

Lanjutan tabel VII

Tabel di atas menunjukkan golongan dan jenis obat selain antibiotik yang

diterima pasien pada kelompok kontrol maupun perlakuan. Pada tabel tersebut

dapat disimpulkan pada kelompok perlakuan, jenis obat yang paling banyak

Jenis Obat Perlakuan Kontrol

Nama Generik Jumlah Persentase(%)

Jumlah Persentase(%)

teofilin 2 8,7 - -lesitin, pankreatin,serratiopeptidase

- - 1 3,4

Obat Endokringemfibrosil 1 4,3 - -glimepirid 1 4,3 - -insulin 2 6,9metformin 1 4,3 - -Obat Kardiovaskularasam traneksamat 1 4,3 1 3,4silostazol - - 1 3,4furosemid 1 4,3 1 3,4diltiasem Hcl - - 2 6,9valsartan - - 1 3,4Obat Neuromuskularasam mefenamat 5 21,7 4 13,8diasepam - - 1 3,4kalium diklofenak - - 4 13,8ketolorak trometamin 1 4,3 - -ketoprofen 2 8,7 3 10,3metampiron - - 1 3,4parasetamol - - 5 17,2tinoridin Hcl 1 4,3 1 3,4tramadol - - 1 3,4Multivitaminvit E, vit C, vit B1, vit B2, vitB12, nikotinamid, asam folatasam pantotenik

4 17,4 4 13,8

Obat Hormondeksametason 4 17,4 - -metilprednisolon 3 13 - -Obat Mulut/tenggorokanbensidamin hcl - - 1 3,4

Page 64: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

44

diterima pasien adalah asam mefenamat yaitu sebesar 21,7%. Pada kelompok

kontrol jenis obat yang paling banyak diterima pasien adalah parasetamol yaitu

sebesar 17,2%.

2. Profil antibiotik

a. Berdasarkan golongan dan jenis obat

Antibiotik yang diterima pasien dapat digolongkan berdasarkan

pendekatan kimia, mekanisme kerja, manfaat dan sasaran kerja antibiotik serta

berdasarkan daya kerja antibiotik.

1) Berdasarkan pendekatan kimia

Tabel VIII. Golongan dan Jenis Antibiotik yang Digunakan PasienBerdasarkan Pendekatan Kimia

Perlakuan KontrolGolongan

Namagenerik

Jumlah Persentase(%)

Jumlah Persentase(%)

Sefalosporin sefadroksil 5 21,7 1 3,4

Penisilinspektrum luas

amoksisilin 8 34,8 14 48,3

siprofloksasin 6 26,1 11 37,9Kuinolon

pefloksasin 1 4,3 - -Kloramfenikol tiamfenikol - - 1 3,4

roksitromisin 1 4,3 - -Makrolidaspiramisin 1 4,3 - -

klindamisin 1 4,3 1 3,4Antibiotik lain:Nitroimidazol

metronidazol 2 8,7 3 10,3

Golongan antibiotik berdasarkan pendekatan kimia yang diterima pasien

terdiri dari golongan sefalosporin, kuinolon, penisilin spektrum luas, makrolida

dan antibiotik golongan lain. Jenis-jenis antibiotik pada masing-masing kelompok

dapat dilihat pada tabel di atas. Dari tabel VIII dapat dilihat bahwa antibiotik yang

paling banyak diterima pasien kelompok perlakuan maupun kontrol adalah

Page 65: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

45

golongan penisilin spektrum luas yaitu amoksisilin dengan persentase sebesar

34,8% untuk perlakuan dan 48,3% untuk kontrol.

2) Berdasarkan mekanisme kerja

Golongan antibiotik yang diterima pasien berdasarkan mekanisme kerja

dibagi menjadi tiga golongan yaitu antibiotik dengan mekanisme penghambatan

sintesis dinding sel, penghambatan sintesis protein (penghambatan translasi dan

transkripsi materi genetik), dan penghambatan sintesis asam nukleat.

Tabel IX. Golongan dan Jenis Antibiotik yang Digunakan PasienBerdasarkan Mekanisme Kerja

Perlakuan KontrolNo MekanismeKerja

Golongan Nama

Generik Jml % Jml %

Sefalosporin sefadroksil 5 21,7 1 3,41 Penghambatansintesis dindingsel

Penisilin amoksisilin 8 34,8 14 48,3

roksitromisin 1 4,3 - -Makrolida

spiramisin 1 4,3 - -

AB lain klindamisin 1 4,3 1 3,4

Nitroimidazol metronidazol 2 8,7 3 10,3

2 Penghambatansintesis protein(penghambatantranslasi dantranskripsimateri genetik)

Kloramfenikol tiamfenikol - - 1 3,4

siprofloksasin 6 26,1 11 37,93 Penghambatansintesis asamnukleat

Kuinolon

pefloksasin 1 4,3 - -

Berdasarkan tabel IX, Pada kelompok perlakuan maupun kelompok

kontrol golongan antibiotik yang paling banyak diterima pasien ialah golongan

antibiotik dengan mekanisme kerja penghambatan sintesis dinding sel. Yaitu

golongan penisilin dengan nama generik amoksisilin sebesar 34,8% untuk

perlakuan dan 48,3% untuk kontrol. Penisilin meupakan antibiotik yang efektif

Page 66: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

46

dan memiliki spektrum kerja yang luas sehingga banyak digunakan dalam terapi

antibiotik.

Antibiotik yang bekerja menghambat sintesis dinding sel memiliki daya

kerja sebagai antibiotik bakterisid yaitu memiliki daya kerja mematikan bakteri.

3) Berdasarkan manfaat dan sasaran kerja antibiotik

Berdasarkan manfaat dan sasaran kerjanya, antibiotik yang diterima pasien

dibagi menjadi dua golongan yaitu antibiotik yang terutama bermanfaat terhadap

kokus gram positif dan basil (spektrum masih sempit) dan antibiotik yang

bermanfaat terhadap kokus gram (+) dan basil gram (-).

Tabel X. Golongan dan Jenis Antibiotik yang Digunakan PasienBerdasarkan Manfaat dan Sasaran Kerja

Perlakuan KontrolNo MekanismeKerja

Golongan NamaGenerik Jml % Jml %

roksitromisin 1 4,3 - -Makrolida

spiramisin 1 4,3 - -

1 Terutamabermanfaatterhadapkokus gram(+) dan basil

AB lain klindamisin 1 4,3 1 3,4

Penisilin amokisisilin 8 34,8 14 48,3

Sefalosporin sefadroksil 5 21,7 1 3,4

2 bermanfaatterhadapkokus gram(+) dan basilgram (-)

Kloramfenikol tiamfenikol - - 1 3,4

Pada tabel X, antibiotik yang paling banyak diterima pasien adalah

antibiotik yang bermanfaat terhadap kokus gram (+) dan basil gram (-). Pada

kelompok perlakuan dan kontrol antibiotik yang banyak diterima pasien ialah

golongan penisilin yaitu amoksisilin, untuk kelompok perlakuan sebesar 34,8%

Page 67: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

47

dan untuk kelompok kontrol sebesar 48,3%. Sesuai dengan manfaat dan sasaran

kerjanya, amoksisilin termasuk dalam golongan penisilin memiliki manfaat dan

sasaran yang luas, baik untuk gram (+) maupun basil gram (-) sehingga banyak

dipakai untuk mengobati berbagai infeksi.

b. Berdasarkan jumlah dan jenis antibiotik yang diberikan

Pasien yang menerima obat golongan antibiotik dikelompokkan menjadi

dua yaitu pasien yang menerima satu jenis obat dan pasien yang menerima dua

jenis obat.

Tabel XI. Profil Jumlah Antibiotik yang Diterima Pasien

PerlakuanKontrol

Jumlahantibiotik Jumlah

pasienPersentase

(%)Jumlahpasien

Persentase(%)

1 21 91,3 27 93,1

2 2 8,7 2 6,9

Tabel X menunjukan persentase jumlah antibiotik yang diresepkan kepada

pasien. Berdasarkan baseline profil obat, hasil uji statistik menunjukkan nilai

p=0,811. Dapat disimpulkan bahwa jumlah antibiotik yang diterima pasien antara

kelompok perlakuan dan kontrol tidak berbeda bermakna. Jumlah antibiotik yang

diterima pasien dapat mempengaruhi ketaatan. Berdasarkan teori, pasien yang

mendapat antibiotik lebih banyak cenderung lebih tidak taat.

Semakin banyak obat yang diterima pasien, pasien cenderung sering lupa,

pasien merasa terganggu aktivitasnya bila harus berulang kali minum obat. Pada

keadaan tertentu pasien merasa kondisinya telah membaik sehingga memilih

menghentikan terapi antibiotik.

Page 68: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

48

Tabel XII. Jumlah dan Jenis Antibiotik yang Digunakan Pasien Rawat JalanRS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009

Jenis Obat Perlakuan Kontrol1 Jenis Obat Jml Persentase

(%)Jml Persentase

(%)Nama Generik

amoksisilin 8 34,8 14 48,3

sefadroksil 5 21,7 1 3,4

klindamisin 1 - 1 -siprofloksasin 6 21,7 11 31

metronidazol 2 3 3,4pefloksasin 1 4,3 - -roksitromisin 1 4,3 - -spiramisin 1 4,3 - -tiamfenikol 1 3,42 Jenis Obatsiprofloksasin,metronidazol 1 4,3 1 3,4metronidazol, klindamisin 1 4,3 1 3,4

Berdasarkan tabel di atas pasien yang menerima satu jenis antibiotik,

untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol antibiotik yang paling

banyak diresepkan adalah amoksisilin yaitu sebesar 34,8% untuk perlakuan dan

48,3% untuk kontrol.

Untuk pasien yang diresepkan dua jenis antibiotik, pada kelompok

perlakuan maupun kontrol diresepkan siprofloksasin, metronidazol dan

metronidazol, klindamisin keduanya sebesar 4,3% dan 3,4%. Pada umumnya

Pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis antibiotik cenderung lebih tidak taat

daripada pasien yang hanya mendapat satu jenis antibiotik. Hal ini dapat

disebabkan semakin banyak jumlah obat yang dikonsumsi, pasien sering merasa

malas untuk minum obat, pasien juga sering lupa jika harus minum lebih dari satu

macam obat. Pada penelitian ini hampir seluruh pasien menerima 1 jenis

antibiotik.

Page 69: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

49

C. Evaluasi Drug Therapy Problems

Pada penelitian ini semua Drug therapy problems (DTP) diamati, namun

Drug therapy problems (DTP) yang ditemukan pada penelitian ini baik pada

kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol adalah dosis terlalu rendah (dose

too low), efek obat merugikan (adverse drug reactions), dan ketidaktaatan

(noncompliance). Evaluasi DTP pada penelitian ini berdasarkan literatur yang

telah dijelaskan dalam definisi operasional. DTP yang dievaluasi dilihat dari sisi

obat yang diteliti yaitu antibiotik.

1. DTP dosis terlalu rendah

Kejadian DTP dosis terlalu rendah pada pasien yang menerima obat

golongan antibiotik pada kelompok perlakuan sebesar 17,4%, sedangkan pada

kelompok kontrol yaitu sebesar 6,9%. Jenis obat yang menjadi penyebab dosis

terlalu rendah yaitu spiramisin, klindamisin, metronidazol dan pefloksasin. Dosis

terlalu rendah ini disebabkan oleh ketidaktepatan frekuensi pemberian, akibatnya

dosis yang seharusnya tidak tercapai.

Tabel XIII. Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Rendah Pada Kasus PasienRawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini yang Menggunakan Antibiotik

Juni-Juli 2009

Jenis obatPasien

Perlakuan KontrolPenilaian Rekomendasi

SpiramisinP3 Penggunaan dosis

spiramisin pada pasientidak tepat, karenafrekuensi dosis yangdiberikan kurang dariseharusnya. Seharusnyadiberikan 3x1/hari namunhanya diberikan 2x1/hari.

Aturan pakai spiramisindisesuaikan dengan aturanpakai yang seharusnya,sehingga dosis meningkatsesuai yang seharusnyapada kasus.

Page 70: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

50

Lanjutan tabel XIII

Klindamisin

P51 K78 Penggunaan dosisklindamisin pada pasientidak tepat, karenafrekuensi dosis yangdiberikan kurang dariseharusnya. Seharusnyadiberikan 3-4x/ harinamun hanya diberikan2x1/hari.

Aturan pakai klindamisindisesuaikan dengan aturanpakai yang seharusnya,sehingga dosis meningkatsesuai yang seharusnyapada kasus.

metronidazol

P51, P16 K57 Penggunaan dosismetronidazol pada pasientidak tepat, karena dosisyang diberikan kurangdari seharusnya.Seharusnya pasiendiberikan 3x1/hari namunhanya diberikan 2x1/hari.

Aturan pakai metronidazoldisesuaikan dengan aturanpakai yang seharusnya,sehingga dosis meningkatsesuai yang seharusnyapada kasus.

Pefloksasin

P55 Penggunaan dosispefloksasin pada pasientidak tepat, karena dosisyang diberikan kurangdari seharusnya.Seharusnya pasiendiberikan 2x1/hari namunhanya diberikan 1x1/hari.

Aturan pakai pefloksasindisesuaikan dengan aturanpakai yang seharusnya,sehingga dosis meningkatsesuai yang seharusnyapada kasus.

Tabel di atas menunjukkan beberapa kasus pasien yang mendapatkan

antibiotik dengan frekuensi pemberian yang kurang. Frekuensi pemberian yang

kurang mengakibatkan dosis terlalu rendah. Dosis yang terlalu rendah akan

mempengaruhi kadar obat dalam plasma, sehingga efek terapi tidak maksimal.

Pada penggunaan antibiotik, dosis yang terlalu rendah dapat menyebabkan bakteri

tidak mampu membunuh bakteri penyebab infeksi sehingga akan memiliki risiko

Page 71: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

51

terjadinya resistensi. Oleh karena itu, rekomendasi yang diberikan ialah

menyesuaikan aturan pakai sehingga dosis meningkat.

Tabel XIV. Contoh Analisis DTP Dosis Terlalu Rendah pada Pasien RawatJalan di RS Panti Rini yang Menggunakan Antibiotik Juni - Juli 2009

K78

SubyektifNy STI, No RM 165878, umur 48 tahun, pasien mendapat resep antibiotikspiramisin. Pasien mengalami keluhan sesak nafas.Diagnosa : asma

ObyektifSuhu awal pasien 36,7º C dan suhu akhir 35ºC

Penatalaksanaan

R/ Eufilin retard VI S2dd1 p.cR/ Metil Prednisolon VI S2dd1 p.cR/ Tremenza VI S2dd1 p.cR/ spiramisin X S2dd1 p.c

PenilaianPasien mengalami gejala sesak nafas, pasien memang memiliki riwayat asma.Penggunaan spiramisin 2x1/hari padahal seharusnya 3-4/hari (MIMS Indonesia)menunjukkan frekuensi pemberian yang kurang. Hal ini dapat menyebabkan dosisterlalu rendah.DTP : dosis terlalu rendah (dose too low)

RekomendasiSebaiknya frekuensi pemberian spiramisin ditingkatkan sehingga dosis meningkat

sesuai penggunaannya pada kasus.

*Jenis DTP yang sama juga terjadi pada pasien K57, P3, P16, P51, P55

2. DTP efek obat merugikan (adverse drug reactions)

Pada penelitian ini, ditemukan kejadian DTP efek obat merugikan

(adverse drug reactions) pada kelompok perlakuan yaitu sebesar 8,7% sedangkan

pada kelompok kontrol yaitu sebesar 20,7%. Kejadian DTP efek obat merugikan

dievaluasi berdasarkan literatur yang telah disebutkan dalam definisi operasional.

Page 72: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

52

Tabel XV. Kelompok Kasus DTP Adverse Drug Reaction (ADR) Pada KasusPasien Rawat Jalan di RS Panti Rini yang Menggunakan Antibiotik

Juni-Juli 2009

Jenis obatPasien

Perlakuan KontrolPenilaian Rekomendasi

siprofloksasin dan teofilin

P43 siprofloksasinberinteraksi denganteofilin dengan tingkatsignifikansi 2.Siproflokasasin akanmeningkatkan efekfarmakologi maupunefek samping teofilin

Jika harus diberikanbersama, monitor kadarteofilin dan untukmencegah toksisitas,berikan teofilin sesuaidengan dosis yangdibutuhkan.

siprofloksasin dan asam mefenamat

P15 K57, K38 siprofloksasinberinteraksi dengan asammefenamat dengantingkat signifikansi 4.Pemberian keduanyasecara bersama dapatmeningkatkan risikostimulasi CNS dankonvulsi. Siprofloksasinbersama dengan asammefenamat dapatmeningkatkan toksisitas.

Pasien yang menggunakankeduanya secara bersamasebaiknya dimonitor. Jikadigunakan bersama harushati-hati. Sebaiknyadigunakan kombinasi obatyang lain untuk mengurangiefek negatif.

siprofloksasin dan ketoprofen

K2, K79,

K69

siprofloksasinberinteraksi denganketoprofen dengantingkat signifikansi 4.Pemberian keduanyasecara bersama dapatmeningkatkan risikostimulasi CNS dankonvulsi. Siprofloksasinbersama denganketoprofen dapatmeningkatkan toksisitas.

Pasien yang menggunakankeduanya secara bersamasebaiknya dimonitor. Jikadigunakan bersama harushati-hati. Sebaiknyadigunakan kombinasi obatyang lain untuk mengurangiefek negatif.

Page 73: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

53

Lanjutan tabel XV

siprofloksasin dan kodein

K62 siprofloksain berinteraksidengan kodein dengantingkat signifikansi 4.Kodein menurunkankadar siproflokasasindalam plasma sehinggaefeknya berkurang.

Pasien yang menggunakankeduanya secara bersamasebaiknya dimonitor. Jikadigunakan bersama perluperhatian yang sangattinggi. Sebaiknyadigunakan kombinasi obatyang lain untuk mengurangiefek negatif.

Siprofloksasin berinteraksi dengan teofilin, tingkat signifikansi 2 dan

onset tertunda serta tingkat keparahan sedang (moderate). Interaksi dari kedua

obat tersebut akan mengakibatkan peningkatan kadar plasma dari teofilin sehingga

dapat meningkatkan efek farmakologi maupun efek samping dari teofilin.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar kasus yang

ditemukan ialah siprofloksasin berinteraksi dengan AINS (asam mefenamat,

ketoprofen), tingkat signifikansi 4 dan tingkat keparahan sedang (moderate).

Siprofloksasin dapat meningkatkan kadar AINS dalam plasma sehingga dapat

meningkatkan efek farmakologi maupun efek samping dari AINS, dikhawatirkan

efek samping AINS meningkat melebihi seharusnya, oleh karena itu penggunaan

keduanya secara bersama harus berhati-hati dan perlu monitoring. Siprofloksasin

dan kodein berinteraksi dengan tingkat signifikansi 4 dan tingkat keparahan

sedang (moderate). Penggunaan keduanya perlu monitoring dan perhatian yang

tinggi.

Interaksi obat yang terjadi ini dapat meningkatkan maupun menurunkan

efektifitas dari obat yang saling berinteraksi. Hal ini akan berdampak pada terapi

Page 74: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

54

yaitu dapat menurunkan efek terapetik dan meningkatkan toksisitas dari obat

tersebut.

Tabel XVI. Contoh Analisis DTP Efek Obat Merugiakan (ADR) pada PasienRawat Jalan di RS Panti Rini Yogyakarta yang Menggunakan Antibiotik

Juni-Juli 2009

P43

SubyektifNy Dh, No RM 166319, umur 43 tahun, pasien mengalami keluhan batuk, dan sesaknafas.Diagnosa : asma bronkiale

ObyektifSuhu awal pasien 35,6º C dan suhu akhir 36,3ºC, tensi 80/60

PenatalaksanaanR/ siprofloksasin x s. 2. d. d a.c.R/ Cortidex x s. 3. d. d p.c.R/ Vektrin x s. 3. d. d p.c.R/ Eufilin x s. 2. d. d p.c.

PenilaianPasien mengalami gejala batuk dan sesak nafas, pasien memang memiliki riwayat asma.Penggunaan siprofloksasin dan Eufilin secara bersamaan menimbulkan interaksi.Siprofloxasin meningkatkan efek Eufilin dalam plasma sehingga dapat meningkatkanefek farmakologi atau efek samping dari Eufilin.DTP : efek obat merugikan (adverse drug reactions)

RekomendasiPasien yang menggunakan keduanya secara bersama sebaiknya dimonitor. Jika digunakanbersama harus hati-hati. Sebaiknya digunakan kombinasi obat yang lain untukmengurangi efek negatif.* Jenis DTP yang sama juga terjadi pada pasien K2, K8, K47, K57, K69, K75, P2, P15,P43

3. DTP ketidaktaatan pasien (noncompliance)

Pada penelitian ini, kasus DTP yang paling banyak dijumpai ialah kasus

ketidaktaatan pasien terhadap penggunaan antibiotik. Persentase kasus

ketidaktaaatan kelompok perlakuan ialah 30,4% sedangkan untuk kelompok

kontrol adalah 55,2%. Hampir pada seluruh kasus yang ditemui, pasien tidak

menghabiskan antibiotik yang diresepkan. Banyak pasien yang merasa kondisinya

Page 75: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

55

sudah membaik sehingga tidak perlu meminum obat lagi, selain itu pasien juga

sering lupa mengkonsumsi obat karena aktivitasnya yang padat.

Tabel XVII. Kelompok Kasus DTP Ketidaktaatan Pasien Rawat Jalan di RSPanti Rini yang Menggunakan Antibiotik Juni-Juli 2009

Jenis obatPasien

Perlakuan KontrolPenilaian Rekomendasi

amoksisilinP8, P35,P60

K3, K14,K30, K32,K44, K53,K65, K82,K85

Saat home visit, pasientidak menghabiskanamoksisilin sesuai aturanpakai. Pada waktuamoksisilin seharusnyahabis, amoksisilin masihsisa beberapa tablet.

Seharusnya pasienmeminum amokisisilinhingga habis sebabamoksisilin merupakanantibiotik yang apabilapenggunaannya tidak sesuaiaturan dapat menimbulkanresistensi sehingga penyakittidak sembuh dan biayaterapi meningkat.

siprofloksasin

P15, P85 K34, K69,K47

Pasien tidakmenghabiskansiprofloksasin denganalasan lupa meminumobat karena terlalu sibukdengan aktivitas sehari-hari, dan merasa kondisisudah membaik sehinggatidak perlu lagi minumobat

Sebaiknya siprofloksasindikonsumsi secara rutinhingga habis sebabsiprofloksasin merupakanantibiotik yang bilapemakaiannya tidak rutinakan menimbulkanresistensi bakteri. Selain itupenyakit tidak sembuh danbiaya semakin mahal.

sefadroksil

P2, P89 K 92 Saat home visit,sefadroksil masih sisa,pasien tidakmenghabiskansefadroksil pada waktuyang seharusnya, pasienmengaku kondisinyasudah membaik sehinggatidak perlu lagi minumobat.

Seharusnya sefadroksildiminum secara teraturhingga habis agar tidakterjadi resistensi bakteri danpenyakit benar-benarsembuh.

Page 76: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

56

Lanjutan tabel XVII

klindamisin, metronidazol

K78 Pasien mengaku mual-

muntah saat

mengkonsumsi obat

sehingga terapi tidak

dilanjutkan. Pasien

memilih untuk

pengobatan secara

tradisional.

klindamisin dan

metronidazol merupakan

antibiotik sehingga harus

diminum hingga habis agar

tidak terjadi resistensi

bakteri dan tercapai

kesembuhan yang optimal

serta menghemat biaya.

TiamfenikolK75 Pasien sering lupa

minum antibiotik,tiamfenikol yangdiresepkan masih sisa 3tablet.

Seharusnya pasienmengkonsumsi tiamfenikolhingga habis, sebab jikaantibiotik tidak dikonsumsihingga habis dapatmenyebabkan resistensibakteri dan penyakitbertambah buruk sehinggabiaya terapi meningkat.

Ketaatan pasien sangat menentukan dampak terapi pasien. Ketidaktaatan

terhadap pengobatan dapat mengakibatkan efek terapi tidak tercapai secara

optimal. Ketidaktaatan dapat berdampak buruk bagi perkembangan kondisi

pasien. Penyakit yang diderita tidak sembuh secara total sehingga masih dapat

mengalami kekambuhan. Ketidaktaatan terhadap antibiotik dapat menyebabkan

terjadinya resistensi bakteri selain itu makin banyak biaya yang dibutuhkan untuk

mencapai kesembuhan yang diharapkan.

Berdasarkan kasus ketidaktaatan yang banyak dijumpai tersebut,

pemberian alat bantu ketaatan terhadap pasien diharapkan mampu meningkatkan

ketaatan pasien. Informasi yang diperoleh pasien mungkin belum cukup

membantu pasien dalam memahami pentingnya ketaatan dalam suatu terapi.

Page 77: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

57

Tabel XVIII. Contoh Analisis DTP Ketidaktaatan (noncompliance) PasienRawat Jalan di RS Panti Rini yang Menggunakan Antibiotik

Juni - Juli 2009

K3

SubyektifBp PJ, No RM 075363, umur 40 tahun, pasien mengalami keluhan flu, batuk, nyeri telan,badan meriangDiagnosa : faringitis

ObjektifSuhu awal pasien 35,5º C dan suhu akhir 36,3ºC

PenatalaksanaanR/ Farmoksil XV S3dd1 a.c.R/ Cortidex X S2dd1 p.c.R/ Cataflam VI S2dd1 p.c.R/ Megazing V S1dd1 p.c.R/ Enzyplex VI S1dd1 p.c.

PenilaianPasien mengalami faringitis, pada tanggal 15 Juni pasien periksa ke dokter, mendapatfarmoksil 15 tablet yang seharusnya habis dalam 5 hari. Saat home visit tanggal 18 Juniobat masih sisa 6 tablet padahal seharusnya hanya tinggal 3 tablet. Hal tersebutmenunjukkan pasien tidak meminum antibiotik secara teratur.DTP : ketidaktaatan ( noncompliance )

RekomendasiSebaiknya antibiotik diminum secara teratur hingga habis, sebab ketidaktaatan terhadapantibiotik dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri. Selain itu ketidaktaatanmenyebabkan kesembuhan penyakit lama bahkan dapat kambuh lagi sehingga biayaterapi yang dibutuhkan semakin banyak.

*Kasus yang sama terjadi pada kasus yang terdapat pada tabel XVI

Tabel XIX. Pengelompokan Kejadian DTP pada Pasien Rawat Jalan di RS

Panti Rini Yogyakarta yang Menerima Obat Golongan Antibiotik Periode

Juni-juli 2009

Perlakuan Kontrol

No Jenis DTPJumlahKasus

Persentase(%)

JumlahKasus

Persentase(%)

1 Dosis terlalu rendah (dose toolow)

4 17,4 2 6,9

2 Efek obat merugikan (adversedrug reactions)

2 8,7 6 20,7

3 Ketidaktaatan (noncompliance) 7 30,4 16 55,2

Page 78: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

58

Tabel XIX merupakan rangkuman DTP yang terjadi pada kelompok

perlakuan maupun kontrol. Pada tabel tersebut nampak bahwa DTP yang paling

banyak ditemukan adalah ketidaktaatan (noncompliance).

D. Evaluasi Perbedaan Ketaatan pasien Antara Kelompok Perlakuan danKontrol pada Pasien Rawat Jalan yang Menerima Obat Golongan

Antiibiotik di RS Panti Rini Juni-Juli 2009

Perbedaan ketaatan dan dampak terapi pasien antara kelompok perlakuan

dan kontrol dapat di evaluasi berdasarkan jumlah antibiotik yang diminum, aturan

pakai, cara pakai, selisih suhu sebelum dan sesudah perlakuan serta perubahan

kondisi pasien. Dampak terapi pasien tidak hanya diukur dari selisih suhu saja tapi

dapat dilihat dari berbagai sisi salah satunya perubahan kodisi pasien setelah

terapi, apakah kondisi pasien membaik atau memburuk. Dalam definisi

operasional telah disebutkan bahwa perlakuan ialah pasien yang telah setuju

mengikuti penelitian dan diberikan alat bantu ketaaan sedangkan kontrol ialah

pasien yang hanya menerima informasi saja tanpa diberikan alat bantu ketaatan.

Dari definisi tersebut kita dapat mengevaluasi bagaimana pengaruh alat bantu

terhadap ketaatan pasien, apakah ada perbedaan ketatan antara kelompok

perlakuan dan kontrol.

Alat bantu yang kita berikan dapat mempengaruhi ketaatan pasien, oleh

karena itu dibahas pula bagaimana tanggapan pasien terhadap alat bantu yang

diberikan, apakah alat bantu yang diberikan bermanfaat atau justru mempersulit

pasien. Dari hasil home visit terhadap pasien selama penelitian, dapat dilihat

bagaimana tanggapan pasien terhadap alat bantu yang kita berikan.

Page 79: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

59

1. Evaluasi perbedaan ketaatan pasien berdasarkan jumlah antibiotik yangdiminum, aturan pakai dan cara Pakai

a. Berdasarkan jumlah antibiotik yang diminum

Ketaatan pasien terhadap antibiotik dapat dilihat dari jumlah antibiotik

yang diminum pasien. Berdasarkan definisi operasional, pasien dianggap taat bila

antibiotik diminum sampai habis sehingga ketaatannya 100%.

Tabel XX. Persentase Ketaatan antara Perlakuan dan Kontrol BerdasarkanJumlah Antibiotik yang Diminum

Perlakuan Kontrolpersentase Ketaatanberdasar jumlah AB yangtelah diminum Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase

(%)

100% 16 69,6 13 44,8

< 100% 7 30,4 16 55,2

Tabel di atas menunjukkan pada kelompok perlakuan, pasien yang taat

100% sebesar 69,6% dan yang <100% sebesar 30,4%. Pada kelompok kontrol

pasien yang taat 100% adalah 44,8% sedangkan untuk pasien yang <100% adalah

55,2%. Sekilas nampak kelompok perlakuan lebih taat dibandingkan kelompok

kontrol.

Tabel XXI. Hasil Uji Perbedaan Ketaatan Antara Perlakuan danKontrol

Kriteria Perlakuan Kontrol pPersentaseKetaatanberdasarkanjumlah antibiotikyang diminum

*100%(55%-100%) *80%(10%-100%) 0,069

*median (min-max)

Tabel di atas menunjukkan hasil uji ketaatan antara dua kelompok. Pada

masing-masing kelompok ditampilkan median dari persen ketaatan serta nilai

Page 80: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

60

minimum dan maksimum persen ketaatan. Dari hasil uji statistik diperoleh hasil

p=0,069, hasil tersebut menunjukkan bahwa ketaatan antara kelompok perlakuan

dan kontrol berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan ketaatan

penggunaan obat antara pasien yang mendapat informasi vs pasien yang mendapat

informasi plus alat bantu ketaatan.

Pasien yang mendapat informasi plus alat bantu lebih taat daripada pasien

yang mendapat informasi saja, hal ini disebabkan karena alat bantu ketaaatan

mempermudah pasien dalam minum obat. Alat bantu telah dirancang secara

praktis sehingga saat pasien akan minum obat, pasien tidak perlu lagi

mempersiapkan obat yang akan diminum. Alat bantu yang diberikan membantu

mengingatkan pasien agar selalu taat minum obat. Pasien secara otomatis dapat

melihat apakah obat yang diresepkan sudah terminum atau belum, selain itu alat

bantu tersebut dilengkapi label pengingat yang dicentang setiap kali pasien minum

obat. Alat bantu ini membantu meningkatkan ketaatan pasien terlebih untuk

penggunaan antibiotik yang harus diminum sampai habis.

Berdasarkan hasil wawancara selama home visit, hampir seluruh pasien

yang mendapat alat bantu ketaatan merasa lebih mudah dalam minum obat.

Sebagian besar pasien memberikan tanggapan positif terhadap alat bantu yang

diberikan, mereka mengatakan bahwa alat bantu yang diberikan sangat

bermanfaat. Pasien yang sebelumnya sering tidak menghabiskan antibiotik karena

lupa menjadi lebih taat. Pasien berpendapat bahwa alat bantu yang diberikan dapat

meningkatkan kedisiplinan pasien dalam minum obat. Secara keseluruhan alat

bantu yang diberikan cukup mudah digunakan, namun pasien justru merasa

Page 81: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

61

kesulitan saat menyentang label. Pasien menyarankan agar label dibuat lebih

sederhana dan kotak obat dibuat lebih luas sehingga dapat digunakan untuk obat

yang jumlahnya banyak.

b. Berdasarkan aturan pakai

Tabel XXII. Ketaatan antara Perlakuan dan Kontrol Berdasarkan AturanPakai Obat

Perlakuan KontrolKetaatan Aturanpakai Jumlah Persentase

(%)Jumlah Persentase

(%) p

1x1 1 4,3 - -2x1 10 43,5 8 27,6

Taat

3x1 5 21,7 5 17,22x1 4 17,4 5 17,2Tidak

taat 3x1 3 13,0 12 51,7

P*=0,695

P**=0,194

*2x1, **3x1Berdasarkan tabel di atas, untuk aturan pakai obat 2x1 antara pasien yang

taat dan tidak taat diperoleh nilai p = 0,695. Untuk aturan pakai obat 3x1

diperoleh nilai p = 0,194. Dapat disimpulkan bahwa bahwa ketaatan berdasarkan

aturan pakai untuk aturan pakai 2x1 dan 3x1 antara kedua kelompok tidak berbeda

bermakna.

c. Berdasarkan cara pakai

Ketaatan pasien terhadap terapi antibiotik dapat dilihat dari berbagai sisi,

salah satunya ialah cara pakai obat. Cara pakai obat tersebut meliputi cara minum

sebelum dan sesudah makan. Pasien sering tidak dapat membedakan keduanya

sehingga cara pakai obat tertukar, obat yang seharusnya diminum sebelum makan

justru diminum sesudah makan dan sebaliknya. Hal ini dapat menyebabkan efek

terapi tidak mencapai maksimal.

Page 82: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

62

Cara pakai obat antibiotik meliputi sebelum makan dan sesudah makan.

Obat yang diminum sebelum makan sebaiknya diminum dengan jeda beberapa

waktu dahulu. Jeda tersebut biasanya seperempat atau setengah jam.

Tabel XXIII. Ketaatan Pasien pada Kelompok Perlakuan dan KontrolBerdasarkan Cara Pakai Obat

Perlakuan KontrolKetaatanpasien Jumlah

pasienPersentase

(%)Jumlahpasien

Persentase(%)

p

Taat 22 95,7 27 93,1

Tidak taat 1 4,3 2 6,9 1,00

Tabel XXIII menunjukkan ketaatan pasien berdasarkan cara pakai obat.

Pada kelompok perlakuan dan kontrol hampir seluruh pasien meminum obat

sesuai cara pakai. Pasien yang taat pada kelompok perlakuan sebesar 95,7% dan

pada kelompok kontrol sebesar 93,1%. Pasien yang tidak taat pada kelompok

perlakuan sebesar 4,3% dan kelompok kontrol sebesar 6,9%. Dari hapil uji

diperoleh nilai p=1,00. Dapat disimpulkan bahwa ketaatan pasien berdasarkan

cara pakai obat pada kelompok perlakuan dan kontrol tidak berbeda bermakna.

Pasien yang mendapat informasi maupun yang mendapat informasi plus alat bantu

sebagian besar taat terhadap cara pakai antibiotik.

E. Rangkuman Pembahasan

Profil pasien rawat jalan yang menggunakan obat golongan antibiotik di

Rumah Sakit Panti Rini Juni-Juli 2009 dibagi dalam dua kelompok yaitu

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dari data baseline profil pasien

meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan suhu awal pasien diperoleh

nilai p>0,1. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan profil pasien antara

Page 83: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

63

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hal ini sesuai yang diharapkan,

kriteria awal subyek uji tidak berbeda sehingga benar-benar dapat melihat

perbedaan ketaatan antara pasien yang mendapat informasi versus informasi plus

alat bantu.

Profil obat pasien dibedakan menjadi dua yaitu profil obat secara umum

dan profil antibiotik sendiri. Profil obat secara umum terdiri atas jumlah obat yang

diterima pasien serta golongan dan jenis obat yang diterima pasien selain

antibiotik. Profil antibiotik terdiri atas golongan dan jenis obat yaitu berdasarkan

pendekatan kimia, mekanisme kerja serta berdasarkan manfaat dan sasaran kerja.

Selain itu, profil antibiotik dievaluasi berdasarkan jumlah dan jenis antibiotik

yang diberikan. Berdasarkan baseline Profil obat meliputi jumlah antibiotik dan

jumlah obat yang diterima pasien diperoleh nilai p>0,1. Dapat disimpulkan tidak

ada perbedaan yang bermakna antara jumlah antibiotik dan jumlah obat yang

diterima pasien pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Evaluasi DTP pada kasus pasien yang menggunakan obat golongan

antibiotik, diperoleh data untuk DTP dosis terlalu rendah (dose too low), pada

kelompok perlakuan ditemukan 4 kasus dan pada kelompok kontrol ditemukan 2

kasus. DTP efek obat merugikan (adverse drug reactions ) ditemukan 2 kasus

pada kelompok perlakuan dan 6 kasus pada kelompok kontrol. DTP ketidaktaatan

(noncompliance) ditemukan 7 kasus pada kelompok perlakuan dan 16 kasus pada

kelompok kontrol.

Perbedaan ketaatan terapi pasien antara kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol dapat dilihat dari Jumlah antibiotik yang diminum, aturan pakai

Page 84: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

64

dan cara pakai. Berdasarkan jumlah antibiotik yang diminum diperoleh nilai

p=0,069, dapat disimpulkan terdapat perbedaan ketaatan yang bermakna antara

kelompok perlakuan dan kontrol. Pasien yang mendapat informasi plus alat bantu

lebih taat daripada pasien yang hanya mendapat informasi saja. Berdasarkan

aturan pakai, untuk aturan pakai obat 2x1 antara pasien yang taat dan tidak taat

diperoleh nilai p = 0,695. Untuk aturan pakai obat 3x1 diperoleh nilai p = 0,194.

Dapat disimpulkan bahwa bahwa ketaatan berdasarkan aturan pakai untuk aturan

pakai 2x1 dan 3x1 antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna.

Berdasarkan cara pakai, diperoleh nilai p=1,00 hal tersebut menunjukkan

ketaatan antara perlakuan dan kontrol tidak berbeda bermakna. Pasien yang

mendapat informasi maupun yang mendapat informasi plus alat bantu sebagian

besar taat terhadap cara pakai antibiotik.

Page 85: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian, Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan

RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi versus Informasi plus Alat

Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap

Penggunaan Obat Antiinfeksi) dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Profil pasien yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan suhu awal

pada kelompok kontrol maupun perlakuan memiliki nilai p>0,1 yang berarti profil

pasien pada kedua kelompok tersebut tidak berbeda bermakna.

2. Jumlah obat keseluruhan dan jumlah antibiotik yang diterima pasien pada

kelompok perlakuan dan kontrol memiliki nilai p>0,1 yang berarti profil obat pada

kedua kelompok tidak berbeda bermakna. Golongan antibiotik yang paling banyak

digunakan pada kelompok perlakuan maupun kontrol adalah golongan penisilin

spektrum luas. Jenis antibiotik yang paling bnyak digunakan pada kelompok

perlakuan dan kontrol adalah amoksisilin yaitu 34,8% untuk kelompok perlakuan dan

48,3% untuk kelompok kontrol.

3. Terdapat kejadian DTP pada kelompok perlakuan yang meliputi dosis terlalu rendah

sebesar 17,4%, efek obat merugikan sebesar 8,7%, dan ketidaktaatan sebesar 30,4%

sedangkan pada kelompok kontrol dosis terlalu rendah sebesar 6,7%, efek obat

merugikan sebesar 20,7%, dan ketidaktaatan sebesar 55,2%.

65

Page 86: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

66

4. Ketaatan berdasarkan jumlah antibiotik yang diminum antara kelompok perlakuan

dan kontrol memiliki nilai p=0,069 yang berarti terdapat perbedaan ketaatan yang

bermakna antara kedua kelompok. Pasien yang mendapat informasi plus alat bantu

lebih taat daripada pasien yang mendapat informasi saja. Berdasarkan aturan

pakai, untuk aturan pakai obat 2x1 antara pasien yang taat dan tidak taat diperoleh

nilai p=0,695. Untuk aturan pakai obat 3x1 diperoleh nilai p = 0,194 artinya

ketaatan berdasarkan aturan pakai antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna.

Berdasarkan cara pakai diperoleh nilai p=1,00 yang artinya ketaatan antara kedua

kelompok tidak berbeda bermakna.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, hal yang dapat disarankan adalah:

1. Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta untuk menggunakan alat bantu ketaatan

dalam upaya meningkatkan ketaatan penggunaan obat pasien.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap alat bantu ketaatan agar

diperoleh alat bantu ketaatan yang lebih praktis, efektif dan inovatif.

3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di rumah sakit yang berbeda atau periode

yang berbeda sebagai perbandingan.

Page 87: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

67

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Standar Pelayanan farmasi di Apotek, Departemen Kesehatan RI,Jakarta

Anonim, 2008a, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi , Edisi 7, PT.Info Master,Jakarta

Anonim, 2008b, Profil Kesehatan Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2008, 29, DinasKesehatan Propinsi D.I.Y, Yogyakarta

Brownlie, J., et.al., 2006, Foresight. Infectious Diseases: preparing for the futureFuture Threats,http://www.eurosurveillance.org/ViewArticle.aspx?ArticleId=19021, diaksestanggal 29 September 2009

Jawetz, E., 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi VI, 699-707, EGC, Jakarta

Kardas, P., 2006, Comparison of patient compliance with once-daily and twice-dailyantibiotic regimens in respiratory tract infections: results of a randomizedtrial, http://jac.oxfordjournals.org/cgi/content/full/59/3/531, diakses tanggal27 September 2009

Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance L.L., 2006, Drug InformationHandbook, 14th Ed., Lexi-comp, Ohio.McGraw-Hill Co., New York

Mandal, B.K., Wilkins, E.G.L., Dunbar,E.M., Mayon-white,R.T., 2006, LectureNotes Penyakit Infeksi, Edisi VI, 21-24, Erlangga, Jakarta

Notoatmodjo, S., 2006, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta

Pratiknya, A.W., 1986, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan, CV Rajawali, Jakarta

Rybak M.J., & Aeschlimann J.R., 2005, Laboratoty Test to Direct AntimicrobialPharmacotherapy in DiPiro, J (Ed), Pharmacotherapy: PatophysiologicApproach, 6th edition, 1891-1923, McGraw-Hill, New York

Setiabudy, R., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi V, 571-576, Gaya Baru,Jakarta

Siregar, J.P., 2006, Farmasi Klinik Teori dan Penerapan, EGC, Jakarta

Strand, L.M., Morley, P.C., Cipolle, R.J., 2004, Pharmaceutical Care Practice: ThiClinical’s Guide,2nd edition, 178-188, McGraw-Hill Companies, USA

67

Page 88: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

68

Tatro, D.S. (Ed), 2006, Drug Interaction Facts, Facts&Comparison, WoltersKluwer, St. Louis

Taylor, C.R., 2006, Ringkasan Patologi Anatomi, 174-198, EGC, Jakarta

Waeber, B., Favre, O., Delacretas, E., Michel, B., Michel, G., 1997, RelationshipBetween the Prescriber’s Instructions and Compliance with Antibiotherapy inOutpatients Treated for an Acute Infectious Disease,http://www.jclinpharm.org, diakses tanggal 29 september 2009

Wattimena, J.R., 1991, Farmakodinamika dan Terapi Antibiotika, 18-32, GadjahMada University Press, Yogyakarta

WHO, 2001, WHO Global Strategy for Containment of Antimicrobial Resistance,http://www.who.int/drugresistance/WHO_Global_Strategy_English.pdf,diakses tanggal 29 September 2009

Page 89: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

69

LAMPIRAN

Page 90: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

70

Lampiran 1: Informed Consent

KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA

DHARMA DENGAN RS PANTI RINI YOGYAKARTA

Penjelasan Mengenai Penelitian Perbandingan Pemberian Informasi VersusInformasi plus Alat Bantu terhadap Ketaatan Penggunaan Obat

Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009

Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Sanata Dharma bekerja sama dengan

RS Panti Rini Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana

respon pasien pada Perbandingan Pemberian Informasi Versus Informasi plus

Alat Bantu terhadap Ketaatan Penggunaan Obat Pasien Rawat Jalan RS Panti

Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009.

Anda merupakan pasien RS Panti Rini periode Juni-Juli 2009, oleh karena

itu diminta ikut serta dalam penelitian ini.

Bila bersedia ikut, tim peneliti akan melakukan wawancara kepada anda

seputar penggunaan obat yang anda terima melalui kunjungan ke rumah anda.

Pada saat kunjungan akan dilakukan wawancara dan pengukuran tanda vital dan

beberapa tes lain bila diperlukan. Pengukuran tanda vital yang dilakukan antara

lain tekanan darah, kadar gula darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan suhu

tubuh. Data-data yang didapatkan dari proses tersebut akan digunakan sebagai

data penelitian.

Anda bebas menolak ikut dalam penelitian ini. Bila anda telah

memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat.

Semua data penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak

memungkinkan orang lain menghubungkannya dengan anda.

Selama anda ikut dalam penelitian, setiap informasi baru yang dapat

mempengaruhi pertimbangan anda untuk terus ikut atau berhenti dari penelitian

ini akan segera disampaikan kepada anda.

Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan oleh para peneliti, anda

dapat dikeluarkan setiap saat dari penelitian ini.

Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas

sehubungan dengan penelitian ini kepada tim peneliti.

Page 91: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

71

Surat pernyataan kesediaan sebagai Responden penelitian

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang

berjudul "PERBANDINGAN PEMBERIAN INFORMASI VERSUS

INFORMASI plus ALAT BANTU TERHADAP KETAATAN

PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI

YOGYAKARTA PERIODE JUNI – JULI 2009".Semua penjelasan diatas telah

disampaikan kepada saya. Saya mengerti bahwa bila masih memerlukan

penjelasan, saya akan mendapat jawaban dari tim peneliti.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam

penelitian ini.

Yogyakarta,Mengetahui

Saksi Responden/pasien

( ) ( )

Pengukuran yang dilakukan*:

( ) Kadar gula darah ( ) Tekanan darah

( ) Kolesterol ( ) Frekuensi nadi

( ) Suhu tubuh ( ) Frekuensi nafas

*Tandai yang diperlukan

Page 92: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

72

Lampiran 2: Panduan Wawancara

Anda dimohon untuk enjawab pertanyaan di bawah ini dengan mengisi atau

memberi tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai

1. Nama :

2. Alamat :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan terakhir :

a. Tidak adab. SDc. SLTPd. SMAe. Perguruan tinggi

6. Pekerjaan :

a. Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI

b. Pegawai Swasta

c. Wiraswasta/Pedagang

d. Petani/Buruh

e. Lainnya (sebutkan) ........................

7. Penghasilan :

a. ≤ Rp 500.000

b. > Rp 500.000 – Rp 1.000.000

c. > Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000

d. > Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000

e. > Rp 5.000.000

Page 93: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

73

Pretest:

1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!

2. Apakah pernah salah minum obat?

Ceritakan kapan dan bagaimana?

Penyebabnya?

Pengatasannya?

3. Paling sering tahu cara pakai obat dari siapa? Dokter/Petugas

Apotek?

Selanjutnya, bagi kelompok perlakuan, dijelaskan:

Kita ingin memberikan alat bantu ketaatan, jelaskan cara pakai alatnya!

Postest:

1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!

2. Khusus kelompok perlakuan:

Bagaimana tanggapan anda tentang alat bantu ketaatan?

Apakah bermanfaat/tidak?

Page 94: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

74Lampiran 3: Data pasien perlakuan

P2

Nama : SKT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 43 th

Keluhan : nyeri pinggang, susah buang air kecilDiagnosis : ISKTanda Vital Tgl periksa: 8 Juni 2009 homevisit akhir : 13 Juni 2009 KetaatanSuhuTD

36,50C130/80

36,00C114/90

Cara pakai Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

Furosemideasam mefenamatsefadroksil

1x1/2 p.c3x1 p.c2x1 a.c

51010

268

tidak taattidak taattaat

tidak taattidak taattidak taat

1.

Outcomes : membaik sehingga obat tidak diminum lagi alat: cukup membuat ribet, pasien malas mencontreng label

P3

Nama : STI Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 48 th

Keluhan : sesak nafasDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 8 Juni 2009 homevisit akhir : 13 Juni 2009 KetaatanSuhu 36,70C 350C Cara pakai Obat yang

digunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakaneufilin retardmetil prednisolontremenzaspiramisin

2x1 p.c2x1 p.c2x1 p.c2x1 a.c

66610

66610

taattaattaattaat

taattaattaattaat

2.

Outcomes : membaik alat: bermanfaat, tidak merepotkan

P8

Nama : HP Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 29 th

Keluhan : luka merembes, luka terasa panas , nyeriDiagnosis : infeksi lukaTanda Vital Tgl periksa: 8 Juni 2009 homevisit akhir : 12 Juni 2009 KetaatanSuhu 360C 360C Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

FarmoxilPronalges 50

3x1 a.c2x1 p.c

1510

910

tidak taattaat

tidak taattidak taat

3.

Outcomes : membaik, tidak taat karena minum obat sesuai jam bangun tidur alat: sangat membantu

Page 95: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

75Lampiran 3: Data pasien perlakuan

P9

Nama : SWI Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 28 th

Keluhan : badan pegal-pegalDiagnosis : kecelakaanTanda Vital Tgl periksa: 8 Juni 2009 homevisit akhir : 14 Juni 2009 KetaatanSuhu 36,50C 360C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

4.

Amoksisilin 500LapistanMegazing

3x1 a.c3x1 p.c1x1 p.c

15155

15155

taattaattaat

taattaattaat

Outcomes : membaik alat: bermanfaat, membantu

P13

Nama : EN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 40 th

Keluhan : pusing, mual, batuk, pilekDiagnosis : -Tanda Vital Tgl periksa: 9 Juni 2009 homevisit akhir : 13 Juni 2009 KetaatanSuhu 36,50C 360C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

5.

Ambroxoldomperidonsefadroksilintunal

3x1 p.c3x1 a.c2x1 a.c2x1 p.c

10101012

5101010

taattaattaattaat

tidak taattaattaattidak taat

Outcomes : membaik alat: bermanfaat, tapi sedikit sulit diaplikasikan

P16

Nama : RK Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 26 th

Keluhan : -Diagnosis : nyeri perut bawahTanda Vital Tgl periksa: 10 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juni 2009 KetaatanSuhu 35,50C 36,10C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

6.

siprofoksasinvelazol

2x1 a.c2x1 p.c

1212

1212

taattaat

taattaat

Outcomes : membaik alat: bermanfaat, membantu

Page 96: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

76Lampiran 3: Data pasien perlakuan

P23

Nama : SGY Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 35 th

Keluhan : Batuk, fluDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 12 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juni 2009 KetaatanSuhu 36,80C 35,50C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

7.

Megazingcortidexsiprofloksasinintunal

1x1 p.c2x1 p.c2x1 a.c3x1 p.c

6101012

47105

tidak taattidak taattidak taattidak taat

tidak taattidak taattaattidak taat

Outcomes : membaik alat: bermanfaat

P31

Nama : SP Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 27 th

Keluhan : benjolan di tangan kanan ± 1 th, nyeriDiagnosis : luka pasca operasiTanda Vital Tgl periksa: 22 Juni 2009 homevisit akhir : 26 Juni 2009 KetaatanSuhu 36,80C 35,50C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

8.

Farmoxilpronalges 100

3x1 a.c2x1 p.c

1510

1510

taattaat

taattaat

Outcomes : membaik alat: membantu sekali

P35

Nama : WD Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 39 th

Keluhan : sakit gigiDiagnosis : -Tanda Vital Tgl periksa: 22 Juni 2009 homevisit akhir : 26 Juni 2009 KetaatanSuhu 35,50C 35,50C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

9.

asam mefenamatfarmoxil

3x1 p.c3x1 a.c

1010

56

taattaat

tidak taattidak taat

Outcomes : membaik, pasien sering lupa minum obat alat: bermanfaat

Page 97: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

77Lampiran 3: Data pasien perlakuan

P42

Nama : SPH Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 24 thKeluhan : bronchitis, parakardial, dahak (-), berdarah saat BABDiagnosis : bronchitis, hemoroidTanda Vital Tgl periksa: 23 Juni 2009 homevisit akhir : 16 Juli 2009 KetaatanSuhuTD

36,50C100/70

32,20C-

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

10.

CTMGGamoksisilinasam traneksamat

3x1 p.c3x1 p.c3x1 a.c3x1 p.c

20202015

2092015

taattaattaattaat

taattidak taattaattaat

Outcomes : membaik alat: membantu sekali

P43

Nama : DH Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 43 thKeluhan : batuk, sesak bernafasDiagnosis : asmaTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 28 Juni 2009 KetaatanSuhu 35,60C 36,30C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

11.

Siprofloksasincortidexeufilin

2x1 a.c3x1 p.c2x1 p.c

101010

101010

taattaattaat

taattaattaat

Outcomes : membaik alat: membantu dan rajin mencontreng

P51

Nama : SR Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 38 th

Keluhan : badan terasa panas, pusing, perut dan tenggorokan sakitDiagnosis : infeksi luka operasiTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 28 Juni 2009 KetaatanSuhuTD

36,50C110/80

360C-

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

12.

VelazolKlindamisin

2x1 p.c2x1 a.c

1410

1410

taattaat

taattaat

Outcomes : membaik , tapi kadang masih merasa mual di pagi hari alat: praktis, bermanfaat sehingga pasien rajin minum obat

Page 98: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

78Lampiran 3: Data pasien perlakuan

P15

Nama : KHR Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 19 thKeluhan : nyeriDiagnosis : kecelakaanTanda Vital Tgl periksa: 10 Juni 2009 homevisit akhir : 20 Juni 2009 KetaatanSuhuTD

36,50C120/70

360C-

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

13.

Siprofloksasinlapistan

2x1 a.c3x1 p.c

2020

1116

taattaat

tidak taattidak taat

Outcomes : membaik , pasien lupa minum obat karena sibuk alat: bermanfaat

P52

Nama : IN Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 39 thKeluhan : -Diagnosis : DM, infeksiTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 14 Juli 2009 KetaatanSuhuGDS

340C170

340C152

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

14.

cefat 500xefolacmetrixglumin

2x1 a.csprn 1 p.c1x1 sewaktu1x1 sewaktu

10102020

10101919

taattaattaattaat

taattaattidak taattidak taat

Outcomes : membaik alat: praktis, bermanfaat

P55

Nama : YN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 19 thKeluhan : diare, mual, muntah,fluDiagnosis : ISCTanda Vital Tgl periksa: 25 Juni 2009 homevisit akhir : 29 Juni 2009 KetaatanSuhu 35,20C 35,10C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

15.

Noflexinintunaltripanzim

1x1 a.c3x1 p.c3x1 p.c

51010

51010

taattaattaat

taattaattaat

Outcomes : membaik alat: membantu sehingga lebih taat

Page 99: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

79Lampiran 3: Data pasien perlakuan

P58

Nama : SKN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 55 th

Keluhan : -Diagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 25 Juni 2009 homevisit akhir : 29 Juni 2009 KetaatanSuhu 35,70C 36,10C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

16.

farmoxil 500intunalmegazing

3x1 a.c3x1 p.c1x1 p.c

15105

15105

taattaattaat

taattaattaat

Outcomes : membaik tapi kadang masih batuk alat: cukup membantu, namun disarankan agar alat dibuat lebih luas

P60

Nama : HR Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : PT Umur : 34 thKeluhan : nyeri telanDiagnosis : faringitisTanda Vital Tgl periksa: 26 Juni 2009 homevisit akhir : 30 Juni 2009 KetaatanSuhu 36,50C 360C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

17.

amoksisilin 500lapistannonflamin

3x1 p.c3x1 p.c3x1 p.c

151510

12-

taattaattaat

Tidak taat

Outcomes : membaik alat: cukup membantu

P61

Nama : ISM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 21 thKeluhan : demam, batuk, pilek, pusing, tenggorokan sakitDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 26 Juni 2009 homevisit akhir : 30 Juni 2009 KetaatanSuhu 400C 350C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

18.

siprofloksasin 500cortidexintunal

2x1 p.c3x1 p.c3x1 a.c

101516

101516

taattaattaat

taattaattaat

Outcomes : membaik tapi kadang masih batuk alat: cukup membantu

Page 100: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

80Lampiran 3: Data pasien perlakuan

P53

Nama : STO Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SLTP Umur : 65 thKeluhan : Batuk, pilekDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 25 Juni 2009 homevisit akhir : 29 Juni 2009 KetaatanSuhu 360C 360C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

19

Uplorestuzalossanexon

2x1 p.c3x1 p.c2x1 p.c

101010

101010

taattaattaat

taattaattaat

Outcomes : membaik tapi kadang masih batuk alat: cukup membantu

P83

Nama : FBS Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : PT Umur : 26 thKeluhan : panas, batuk, pilekDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 9 Juli 2009 homevisit akhir : 14 Juli 2009 KetaatanSuhu 390C 36,20C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

20.

Tuzalosamoksisilin 500cortidexmegazing

3x1 p.c3x1 a.c2x1 p.c1x1 a.c

121576

121576

taattaattaattaat

taattaattaattaat

Outcomes : membaik tapi kadang masih batuk alat: bermanfaat sekali

P84

Nama : SL Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 51 thKeluhan : Batuk, sesak nafas, pernah mengalami batuk berdahak 1 tahun yang lalu, sudah selesai pengobatan rutinDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa:9 juli 2009 homevisit akhir : 20 Juli 2009 KetaatanSuhu 35,80C 35,90C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

21.

sefadroxil 500ambroxolOBH sirup

2x1 p.c3x1 p.c3 dd 10cc

10151

1015habis

taattaattaat

taattaattaat

Outcomes : membaik alat: bagus untuk kedisiplinan minum obat

Page 101: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

81Lampiran 3: Data pasien perlakuan

P85

Nama : MRA Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 31 thKeluhan : iritasi mataDiagnosis :kratitisTanda Vital Tgl periksa:9 Juli 2009 homevisit akhir : 9 Juli 2009 KetaatanSuhu 34,40C 35,50C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

22.

Siprofloksasinlameson

2x1 p.c3x1 p.c

1010

79

taattaat

tidak taattidak taat

Outcomes : membaik , pasien tidak karena terlalu sibuk alat: menambah ribet sebab pasien harus bekerja dan tidak bisa membawa alattersebut

P89

Nama : BBG Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 53 thKeluhan : Batuk, perut sakitDiagnosis : -Tanda Vital Tgl periksa:31-7-09 homevisit akhir : 31-8-09 KetaatanSuhu 35,70C 36,50C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

23.

LanzoprasolGemfibrozilsefadroksilDMP

1x1 a.c1x1 p.c2x1 a.c3x1 p.c

15121020

1312719

taattaattaattaat

tidak taattadak taattidak taattidak taat

Outcomes : membaik , pasien sering lupa minum obat alat: bermanfaat sebab tinggal ambil

Page 102: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

82Lampiran 4: Data pasien kontrol

K2

Nama : SWT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 50 th

Keluhan : -Diagnosis : ISKTanda Vital Tgl periksa: 15 Juni 2009 homevisit akhir : 19 Juni 2009 KetaatanSuhu 36,50C 36,00C Cara pakai Obat yang

digunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

1.

siprofloksasinpronalges

2x1 p.c2x1 p.c

106

106

taattaat

taattaat

Outcome: membaik

K14

Nama : SZ Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 28 th

Keluhan : lengan nyeri dan lecet, kaki lecetDiagnosis : kecelakaanTanda Vital Tgl periksa: 15 Juni 2009 homevisit akhir : 19 Juni 2009 KetaatanSuhu 360C 36,40C Cara pakai Obat yang

digunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

2.

PronalgesAmoksisilin

2x1 p.c3x1 p.c

615

67

taattaat

taattidak taat

Outcome: membaik

K30

Nama : BM Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SD Umur : 54 th

Keluhan : siku dan lutut lecetDiagnosis : kecelakaanTanda Vital Tgl periksa: 16 Juni 2009 homevisit akhir : 20 Juni 2009 KetaatanSuhu 360C 360C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

3.

asam mefenamatamoksisilin 500

2x1 p.c3x1 a.c

615

612

taattaat

taattidak taat

Outcome: membaik

Page 103: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

83Lampiran 4: Data pasien kontrol

K3

Nama : PJ Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 40 th

Keluhan : nyeri telanDiagnosis : faringitisTanda Vital Tgl periksa: 15 Juni 2009 homevisit akhir : 21 Juni 2009 KetaatanSuhu 35,50C 36,30C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

4.

Farmoxilcortidexcataflammegazingenziplex

3x1 a.c2x1 p.c2x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c

1510656

97636

taattaattaattaattaat

tidak taattidak taattaattidak taattaat

Outcome: membaik, namun masih flu dan batuk

K32

Nama : SSL Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP Umur : 42 th

Keluhan : -Diagnosis : cabut gigiTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 21 Juni 2009 KetaatanSuhu 34,80C 34,80C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

5.

farmoxil 500nonflaminasam mefenamattantum verdegargle 1

3x1 a.c3x1 p.c3x1 p.c3x1 p.c

1515151

51011-

taattaattaat-

tidak taattidak taattidak taat-

Outcome: membaik, pasien merasa lebih baik sehingga tidak minum obat lagi

K34

Nama : SM Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP Umur : 49 th

Keluhan : -Diagnosis : kecelakaanTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 27 Juni 2009 KetaatanSuhu 35,50C 35,90C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

6.

incifloxzaldiarnutriflam

2x1 p.c2x1 p.c2x1 p.c

21108

16108

taattaattaat

tidak taattaattaat

Page 104: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

84Lampiran 4: Data pasien kontrol

Outcome: membaik

K35

Nama : SDM Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 66 th

Keluhan : pusing, flu, demamDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 19 Juni 2009 KetaatanSuhu 360C 36,50C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

7.

Amoksisilinsanmolmegazing

3x1 p.c3x1 p.c1x1 p.c

15127

1022

taattaattaat

tidak taattidak taattidak taat

Outcome: membaik

K40

Nama : HB Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : PT Umur : 50 th

Keluhan : diare, demam, nyeri, pusingDiagnosis : ISCTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanSuhuTD

36,40C150/90

36,20C169/116 Cara pakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanherbesserarcapecPCT 500metronidazol

1x1 p.c3x2 a.c3x1 p.c3x1 p.c

30171015

15171015

taattaattaattaat

taattaattaattaat

8.

Outcomes : membaik

K44

Nama : SG Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SD Umur : 29 th

Keluhan : -Diagnosis : infeksi lukaTanda Vital Tgl periksa: 19 Juni 2009 homevisit akhir : 23 Juni 2009 KetaatanSuhu 35,50C 34,40C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

9.

Farmoxillapistan

3x1 p.csprn 1 p.c

1510

100

taattaat

tidak taattidak taat

Outcome: membaik

Page 105: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

85Lampiran 4: Data pasien kontrol

K47

Nama : SRJ Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 55 thKeluhan : nyeri dada kiri sampai lengan, nyeri ulu hatiDiagnosis : dyspepsiaTanda Vital Tgl periksa: 22 Juni 2009 homevisit akhir : 27 Juni 2009 KetaatanSuhu 360C 360C

CarapakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakansiprofloksasinscopaminranitidin

2x1 a.c3x1 p.c2x1 p.c

101510

111

taattaattaat

tidak taattidak taattidak taat

10.

Outcomes : tidak ada perubahan

K53

Nama : BR Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : PT Umur : 48 thKeluhan : pusing, fluDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 29 Juni 2009 homevisit akhir : 3 Juli 2009 KetaatanSuhu 35,70C 36,10C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakansanmolfarmoxiltuzalosmegazing

3x1 p.c3x1 p.c3x1 p.c1x1 p.c

71576

51475

taattaattaattaat

tidak taattidak taattaattidak taat

11.

Outcomes : membaik

K57

Nama : WNS Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 27 th

Keluhan : nyeri perut bagian bawah, menstruasi sulit berhentiDiagnosis : ISKTanda Vital Tgl periksa: 29 Juni 2009 homevisit akhir : 5 Juli 2009 KetaatanSuhu 370C 340C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

12.

Progynovakalnexsiprofloksasinvelazolmefinal

4x1 p.c4x1 p.c2x1 a.c2x1 p.c3x1 p.c

44141410

44141410

taattaattaattaattaat

taattaattaattaattaat

Outcomes : membaik

Page 106: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

86Lampiran 4: Data pasien kontrol

K58

Nama : KA Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP Umur : 39 thKeluhan : perut perih, kemranyas, muntahDiagnosis : kolik abdomenTanda Vital Tgl periksa: 30 Juni 2009 homevisit akhir : 5 Juli 2009 KetaatanSuhu 35,70C 35,80C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

13.

BraxidinSiprofloksasin

3x1 p.c2x1 a.c

1210

1010

taattaat

tidak taattaat

Outcome: membaik

K62

Nama : MJY Jenis Kelamin : perempuan Pendidikan : SMA Umur : 47 thKeluhan : batukDiagnosis : ISPA, DM, HTTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 KetaatanSuhuTDGDS

36,40C154/91173

35,30C139/85165

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanhumulinvalsartansiprofloksasinkodein

2x1 p.c1x1 p.c2x1 a.c3x1 p.c

-301020

-301020

taattaattaattaat

taattaattaattaat

14.

Outcomes : memburuk

K65

Nama : TKM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 70 thKeluhan : pusing, mual, batuk, pilekDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 1 Juli 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 KetaatanSuhu 35,50C 34,40C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanintunal fortecortidexfarmoxilcataflam 50

3x1 p.c2x1 p.c3x1 p.c2x1 p.c

1210156

12886

taattaattaattaat

taattidak taattidak taattaat

15.

Outcomes : tidak ada perubahan

Page 107: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

87Lampiran 4: Data pasien kontrol

K64

Nama : WDN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 28 th

Keluhan : gatal pada leher, pilek, nyeri dan demamDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 1 Juli 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 KetaatanSuhu 36,60C 360C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanfarmoxil 500intunalcortidexcataflam 50

3x1 p.c3x1 p.c2x1 p.c2x1 p.c

157107

157107

taattaattaattaat

taattaattaattaat

16.

Outcomes : membaik

K69

Nama : SNN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 44 thKeluhan : nyeri perut bawah dan pinggangDiagnosis : ISKTanda Vital Tgl periksa: 1 Juli 2009 homevisit akhir : 5 Juli 2009 KetaatanSuhu 36,50C 36,50C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakansiprofloksasinpronalges 50

2x1 a.c2x1 p.c

1010

44

taattaat

tidak taattidak taat

17.

Outcomes : masih nyeri

K75

Nama : SHT Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP Umur : 50 thKeluhan : pusing, sakit perutDiagnosis : ISCTanda Vital Tgl periksa: 2 Juli 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 KetaatanSuhu 32,20C 350C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

18.

sanmoltripanzimanalsiktiamfenikol

3x1 p.c3x1 p.c3x1 p.c3x1 a.c

10101015

1010812

taattaattaattaat

taattaattidak taattidak taat

Outcome: membaik

Page 108: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

88Lampiran 4: Data pasien kontrol

K78

Nama : WSY Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 53 thKeluhan : -Diagnosis : DM, HTTanda Vital Tgl periksa: 12 Juli 2009 homevisit akhir : 12 Juli 2009 KetaatanSuhuTDGDS

360C146/92321

360C

324Cara pakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

19

klindamisinmetronidazolhumologherbesser

2x1 bersama/p.c3x1 p.c-1x1 p.c

2030-15

14-1

taattaattaat

tidak taattidak taattaat

Outcome: memburuk, pasien mual muntah

K79

Nama : MW Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 25 thKeluhan : nyeri saat buang air kecilDiagnosis : ISKTanda Vital Tgl periksa: 3 Juli 2009 homevisit akhir : 8 Juli 2009 KetaatanSuhu 360C 360C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanSiprofloksasinpronalges 100spasmiumfurosemid

2x1 a.c2x1 p.c2x1 p.c1x1 p.c

10665

10665

taattaattaattaat

taattaattaattaat

20.

Outcomes : membaik

K82

Nama : VN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 26 thKeluhan : Flu, batuk, pilek, pusingDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 14 juli 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanSuhu 36,50C 34,20C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

21.

Tuzalosethimoxcortidex

3x1 p.c

3x1 p.c3x1 p.c

101510

6116

taattaattaat

tidak taattidak taattidak taat

Outcome: membaik

Page 109: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

89Lampiran 4: Data pasien kontrol

K85

Nama : SND Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : PT Umur : 40 thKeluhan : batuk, pilek, pusing, demamDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 16 Juli 2009 homevisit akhir : 20 Juli 2009 KetaatanSuhu 360C 35,60C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanIntunalfarmoxilcataflamcortidex

3x1 p.c3x1 a.c2x1 a.c2x1 p.c

715610

71269

taattaattaattaat

taattidak taattaattidak taat

22.

Outcomes : membaik

K87

Nama : DH Jenis Kelamin : Permpuan Pendidikan : SD Umur : 65 thKeluhan : pusing, perut sakitDiagnosis : ISCTanda Vital Tgl periksa: 17 Juli 2009 homevisit akhir : 21 Juli 2009 KetaatanSuhu 35,50C 35,70C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

23.

siprofloksasin 500magard FAiborsydtripanzim

2x1 a.c2x1 a.c (dikunyah)2x1 a.c3x1 a.c

106610

106610

taattaattaattaat

taattaattaattaat

Outcome: masih sakit

K88

Nama : LST Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 20 thKeluhan : batuk, pilek, pusing, demamDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 17 Juli 2009 homevisit akhir : 21 Juli 2009 KetaatanSuhuTD

370C100/60

36,40C-

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFarmoxilintunalmegazingcortidex

3x1 a.c3x1 p.c3x1 p.c3x1 p.c

1510510

1510510

taattaattaattaat

taattaattaattaat

24.

Outcomes : membaik

Page 110: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

90Lampiran 4: Data pasien kontrol

K92

Nama : TM Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 44 thKeluhan : batuk, demam, sesak nafasDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 21 Juli 2009 homevisit akhir : 23 Juli 2009 KetaatanSuhu 36,70C 35,90C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakansefadroksil 500intunalpectocil

2x1 p.c3x1 p.c3x1 p.c

101215

81112

taattaattaat

tidak taattidak taattidak taat

25.

Outcomes : tidak ada perubahan

K97

Nama : SFK Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 20 thKeluhan : batuk kering, pusing, demam, perut sakitDiagnosis : ISPATanda Vital Tgl periksa: 24 Juli 2009 homevisit akhir : 28 Juli 2009 KetaatanSuhu 360C 36,70C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

26.

farmoxil 500intunalcortidexdermasolon salep

3x1 a.c3x1 p.c3x1 p.c-

151010-

151010-

taattaattaattaat

taattaattaattidak taat

Outcome: membaik

K84

Nama : KS Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SD Umur : 70 thKeluhan : dada kiri nyeriDiagnosis : kecelakaanTanda Vital Tgl periksa: 14 Juli 2009 homevisit akhir : 19 Juli 2009 KetaatanSuhu 36,50C 36,30C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanfarmoxillapistan

3x1 a.c2x1 p.c

1510

1510

taattaat

taattaat

27.

Outcomes : membaik

Page 111: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

91Lampiran 4: Data pasien kontrol

K38

Nama : PNM Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP Umur : 33 thKeluhan : nyeri saat pakai celanaDiagnosis : kontrol pasca operasi penisTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 22 Juni 2009 KetaatanSuhu 370C 36,2 0C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakansiprofloksasin 500asam mefenamat

2x1 a.c3x1 p.c

1015

1015

taattaat

taattaat

28.

Outcomes : membaik

K86

Nama : HP Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 25 thKeluhan : pusing, mualDiagnosis : dyspepsiaTanda Vital Tgl periksa: 16 Juli 2009 homevisit akhir : 21 Juli 2009 KetaatanSuhu 36,60C 36,60C

Cara pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakantuzalossiprofloksasinmagard FA

3x1 p.c2x1 a.c2x1 a.c (dikunyah)

151010

81010

taattaattaat

tidak taattaattaat

29.

Outcomes : tidak ada perubahan

Page 112: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

92

Lampiran 5: Uji Jenis kelamin

kelompok * jniskel Crosstabulation

jniskel

laki-laki perempuan Total

Count 9 14 23Perlakuan

Expected Count 11.1 11.9 23.0

Count 16 13 29

Kelompok

Kontrol

Expected Count 13.9 15.1 29.0

Count 25 27 52Total

Expected Count 25.0 27.0 52.0

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.322a

1 .250

Continuity Correctionb

.758 1 .384

Likelihood Ratio 1.330 1 .249

Fisher's Exact Test .278 .192

Linear-by-Linear

Association1.297 1 .255

N of Valid Casesb

52

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.06.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 113: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

93

Lampiran 6: Uji umur

Normalitas perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

umur .118 23 .200*

.958 23 .431

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 36.6087 2.62757

Lower Bound 32.096890% Confidence Interval for Mean

Upper Bound 41.1206

5% Trimmed Mean 36.0821

Median 35.0000

Variance 158.794

Std. Deviation 1.26014E1

Minimum 19.00

Maximum 65.00

Range 46.00

Interquartile Range 22.00

Skewness .466 .481

umur

Kurtosis -.526 .935

Page 114: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

94

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

umur .118 23 .200*

.958 23 .431

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 42.9655 2.68937

Lower Bound 38.390590% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 47.5405

5% Trimmed Mean 42.7395

Median 44.0000

Variance 209.749

Std. Deviation 1.44827E1

Minimum 20.00

Maximum 70.00

Range 50.00

Interquartile Range 23.00

Skewness .197 .434

umur

Kurtosis -.686 .845

Page 115: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

95

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

umur .115 52 .081 .955 52 .049

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann-Whitney umur

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perlakuan 23 22.80 524.50

Kontrol 29 29.43 853.50

Umur

Total 52

Test Statisticsa

Umur

Mann-Whitney U 248.500

Wilcoxon W 524.500

Z -1.567

Asymp. Sig. (2-tailed) .117

a. Grouping Variable: kelompok

Page 116: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

96

Lampiran 7: Uji tingkat pendidikan

kelompok * tingkpend Crosstabulation

tingkpend

SD SLTP SMA PT Total

Count 3 2 10 8 23Perlakuan

Expected Count 4.4 3.1 8.4 7.1 23.0

Count 7 5 9 8 29

Kelompok

Kontrol

Expected Count 5.6 3.9 10.6 8.9 29.0

Count 10 7 19 16 52Total

Expected Count 10.0 7.0 19.0 16.0 52.0

Uji Kolmogorov-Smirnov tingkat pendidikan

Frequencies

Kelompok N

Perlakuan 23

Kontrol 29

Tingkpend

Total 52

Test Statisticsa

tingkpend

Absolute .196

Positive .196

Most Extreme Differences

Negative .000

Kolmogorov-Smirnov Z .703

Asymp. Sig. (2-tailed) .706

a. Grouping Variable: kelompok

Page 117: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

97

Lampiran 8: Uji suhu awal pasien

Normalitas perlakuan

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 36.2783 .26126

Lower Bound 35.829690% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 36.7269

5% Trimmed Mean 36.2024

Median 36.5000

Variance 1.570

Std. Deviation 1.25298

Minimum 34.00

Maximum 40.00

Range 6.00

Interquartile Range .90

Skewness 1.296 .481

suhu

Kurtosis 3.527 .935

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

suhu .252 23 .001 .846 23 .002

a. Lilliefors Significance Correction

Page 118: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

98

Normalitas kontrol

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 36.0034 .16863

Lower Bound 35.716690% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 36.2903

5% Trimmed Mean 36.1146

Median 36.0000

Variance .825

Std. Deviation .90809

Minimum 32.20

Maximum 37.00

Range 4.80

Interquartile Range .90

Skewness -2.714 .434

suhu

Kurtosis 10.677 .845

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

suhu .221 29 .001 .740 29 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 119: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

99

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

suhu .184 52 .000 .833 52 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann-Whitney suhu awal

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perlakuan 23 27.17 625.00

Kontrol 29 25.97 753.00

suhu

Total 52

Test Statisticsa

suhu

Mann-Whitney U 318.000

Wilcoxon W 753.000

Z -.289

Asymp. Sig. (2-tailed) .773

a. Grouping Variable: kelompok

Page 120: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

100

Lampiran 9: Uji jumlah obat

Normalitas perlakuan

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 3.0435 .17193

Lower Bound 2.748390% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 3.3387

5% Trimmed Mean 3.0483

Median 3.0000

Variance .680

Std. Deviation .82453

Minimum 2.00

Maximum 4.00

Range 2.00

Interquartile Range 2.00

Skewness -.085 .481

jumlahobt

Kurtosis -1.519 .935

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

jumlahobt .225 23 .004 .801 23 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

jumlobt .263 29 .000 .847 29 .001

a. Lilliefors Significance Correction

Page 121: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

101

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

jmlobt .242 52 .000 .850 52 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 3.4138 .19550

Lower Bound 3.081290% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 3.7464

5% Trimmed Mean 3.4042

Median 4.0000

Variance 1.108

Std. Deviation 1.05279

Minimum 2.00

Maximum 5.00

Range 3.00

Interquartile Range 2.00

Skewness -.151 .434

jumlobt

Kurtosis -1.230 .845

Page 122: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

102

Uji Mann-Whitney jumlah obat

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

perlakuan 23 23.83 548.00

Kontrol 29 28.62 830.00

jmlobt

Total 52

Test Statisticsa

Jmlobt

Mann-Whitney U 272.000

Wilcoxon W 548.000

Z -1.189

Asymp. Sig. (2-tailed) .234

a. Grouping Variable: kelompok

Page 123: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

103

Lampiran 10: Uji jumlah antibiotik

Normalitas data perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

jumlahab .532 23 .000 .324 23 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 1.0870 .06007

Lower Bound .983890% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 1.1901

5% Trimmed Mean 1.0411

Median 1.0000

Variance .083

Std. Deviation .28810

Minimum 1.00

Maximum 2.00

Range 1.00

Interquartile Range .00

Skewness 3.140 .481

jumlahab

Kurtosis 8.605 .935

Page 124: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

104

Normalitas data kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

jmlab .536 29 .000 .281 29 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 1.0690 .04789

Lower Bound .987590% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 1.1504

5% Trimmed Mean 1.0211

Median 1.0000

Variance .067

Std. Deviation .25788

Minimum 1.00

Maximum 2.00

Range 1.00

Interquartile Range .00

Skewness 3.591 .434

jmlab

Kurtosis 11.695 .845

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

jmlab .536 52 .000 .295 52 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 125: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

105

Uji Mann-Whitney jumlah antibiotik

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perlakuan 23 26.76 615.50

Kontrol 29 26.29 762.50

jmlab

Total 52

Test Statisticsa

Jmlab

Mann-Whitney U 327.500

Wilcoxon W 762.500

Z -.239

Asymp. Sig. (2-tailed) .811

a. Grouping Variable: kelompok

Lampiran 11: Uji ketaatan berdasarkan antibiotik yang diminum

Normalitas perlakuan

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean .9022 .03334

Lower Bound .844990% Confidence Interval for

MeanUpper Bound .9594

5% Trimmed Mean .9159

Median 1.0000

Variance .026

Std. Deviation .15989

Minimum .55

Maximum 1.00

ketaatan

Range .45

Page 126: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

106

Interquartile Range .20

Skewness -1.249 .481

Kurtosis -.067 .935

Normalitas kontrol

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean .7766 .05139

Lower Bound .689190% Confidence Interval for

MeanUpper Bound .8640

5% Trimmed Mean .8017

Median .8000

Variance .077

Std. Deviation .27676

Minimum .10

Maximum 1.00

Range .90

Interquartile Range .36

Skewness -1.202 .434

ketaatan

Kurtosis .616 .845

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

ketaatan .239 29 .000 .800 29 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 127: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

107

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

ketaatan .317 52 .000 .740 52 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann-Whitney antibiotik yang diminum

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

perlakuan 23 30.39 699.00

kontrol 29 23.41 679.00

ketaatan

Total 52

Test Statisticsa

Ketaatan

Mann-Whitney U 244.000

Wilcoxon W 679.000

Z -1.816

Asymp. Sig. (2-tailed) .069

a. Grouping Variable: kelompok

Page 128: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

108

Lampiran 12: Uji ketaatan berdasarkan cara pakai obat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

carapakai * kelompok 52 100.0% 0 .0% 52 100.0%

carapakai * kelompok Crosstabulation

Kelompok

perlakuan kontrol Total

Count 22 27 49Taat

Expected Count 21.7 27.3 49.0

Count 1 2 3

carapakai

tidak taat

Expected Count 1.3 1.7 3.0

Count 23 29 52Total

Expected Count 23.0 29.0 52.0

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .153a

1 .695

Continuity Correctionb

.000 1 1.000

Likelihood Ratio .157 1 .692

Fisher's Exact Test 1.000 .588

Linear-by-Linear

Association.150 1 .698

N of Valid Casesb

52

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.33.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 129: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

109

Lampiran 13: Uji dampak terapi pasien berdasarkan selisih suhu

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

selisihsuhu .259 52 .000 .707 52 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann-Whitney selisih suhu

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

perlakuan 23 28.54 656.50

Kontrol 29 24.88 721.50

Selisihsuhu

Total 52

Test Statisticsa

Selisihsuhu

Mann-Whitney U 286.500

Wilcoxon W 721.500

Z -.872

Asymp. Sig. (2-tailed) .383

a. Grouping Variable: kelompok

Page 130: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

110

Lampiran 14: Uji dampak terapi pasien berdasarkan perubahan kondisi

kelompok * dampak Crosstabulation

dampak

membaik masi sakit Total

Count 20 3 23Perlakuan

Expected Count 18.1 4.9 23.0

Count 21 8 29

kelompok

Kontrol

Expected Count 22.9 6.1 29.0

Count 41 11 52Total

Expected Count 41.0 11.0 52.0

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.626a

1 .202

Continuity Correctionb

.871 1 .351

Likelihood Ratio 1.689 1 .194

Fisher's Exact Test .308 .176

Linear-by-Linear

Association1.595 1 .207

N of Valid Casesb

52

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.87.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 131: PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ...repository.usd.ac.id/17245/2/068114092_Full.pdf · PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI ... ... i

111

BIOGRAFI PENULIS

Veronica Desi Rahayu merupakan anak ketiga dari pasangan

FX.Djamingun dan Yuliana Warsinah, lahir di Magelang pada

tanggal 2 Desember 1988. Pendidikan awal dimulai di Taman

Kanak-kanak Danurejo II Magelang pada tahun 1992-1994.

Dilanjutkan ke Sekolah Dasar Blondo III Magelang pada tahun 1994-2000 dan

Sekolah Menengah Pertama I Magelang pada tahun 2000-2003. Dilanjutkan ke

jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Umum I Magelang pada

tahun 2003-2006. Kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi pada tahun

2006 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan

menyelesaikan masa studi pada tahun 2009. Penulis pernah menjadi Asisten

Praktikum Farmasi Fisika (2007).