PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …
Transcript of PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …
2020
PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI MENGGUNAKAN
METODE MEDICATION POSSESSION RATIO TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mememperoleh Gelar Sarjan Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Afriani Ireineldis Anugera
NIM : 168114085
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI MENGGUNAKAN
METODE MEDICATION POSSESSION RATIO TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mememperoleh Gelar Sarjan Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Afriani Ireineldis Anugera
NIM : 168114085
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Janganlah hendaknya kamu
kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan
syukur
(Filipi 4 : 6)
Karya ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan
menyertai dalam perjalanan saya. Bapa Jhon, mama Rensi, adik-adik saya
yang tercinta yang selalu memberikan saya semangat dan doa tiada henti,
seluruh keluarga besar saya dan sahabat-sahabat saya yang tersayang. Serta
Almamaterku yang saya banggakan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRAK
Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah sistolik ≥130 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥80 mmHg. Hipertensi adalah kondisi medis serius yang
secara signifikan dapat menyebabkan komplikasi yang mengenai berbagai organ
target, seperti jantung, otak, ginjal, mata, dan arteri perifer. Ketaatan terapi
merupakan bagian yang sangat dibutuhkan dalam pencapaian terapi hipertensi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara ketaatan terapi
antihipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah subjek penelitian. Jenis penelitian
ini adalah observasional analitik dengan rancangan kohort retrospektif dan
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data didapat
melalui pengumpulan data rekam medis berupa profil obat yang diresepkan. Nilai
ketaatan subjek uji diukur menggunakan metode Medication Possession Ratio
(MPR). Sebanyak 124 subjek yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang dilihat
hubungannya akan dianalisis menggunakan uji chi-square dengan koreksi yates.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ketaatan terapi antihipertensi berpengaruh
terhadap terkontrolnya tekanan darah pada pasien hipertensi (p= 0,00).
Kata kunci: Antihipertensi, Hipertensi, Ketaatan terapi, Medication Possession
Ratio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
Hypertension is a state of systolic blood pressure ≥130 mmHg or diastolic
blood pressure ≥80 mmHg. Hypertension is a serious medical condition that can
significantly cause complications that affect various target organs, such as the heart,
brain, kidneys, eyes, and peripheral arteries. Adherence to therapy is an
indispensable part of achieving hypertension therapy. This study aims to determine
the relationship between adherence to antihypertensive therapy with controlled blood
pressure of research subjects.This type of research is analytic observational with
retrospective cohort design and sampling is done by purposive sampling technique.
Data obtained through the collection of medical record data in the form of
prescription drug profiles. The obedience value of the test subjects was measured
using the Medication Possession Ratio (MPR) method. A total of 124 subjects met the
inclusion criteria. Data that is seen in the relationship will be analyzed using the chi-
square test with yates correction. The results of this study stated that adherence to
antihypertensive therapy influences the control of blood pressure in hypertensive
patients (p= 0,00).
Keywords: Antihypertension, Hypertension, Therapy adherence, Medication
Possession Ratio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………. i
Persetujuan Pembimbing………………………………………………. ii
Pengesahan Skripsi…………………………………………………….. iii
Halaman Persembahan…………………………………………………. iv
Pernyataan Keaslian Karya…………………………………………….. v
Prakata .................................................................................................... vii
Daftar Isi……………………………………………………………….. viii
Daftar Tabel……………………………………………………………. ix
Daftar Gambar…………………………………………………………. x
Daftar Lampiran………………………………………………………... xi
Abstrak…………………………………………………………………. xii
Abstract………………………………………………………………… xiii
Pendahuluan …………………………………………………………… 1
Metode Penelitian……………………………………………………… 3
Desain dan Subjek Penelitian……………………………………….. 3
Lokasi dan Sampel Penelitian……………………………………...... 3
Pengumpulan Data…………………………………........................... 3
Analisis Data…………………………………………………………. 5
Hasil dan Pembahasan…………………………………………………. 6
Kesimpulan dan Saran…………………………………………………. 18
Kesimpulan………………………………………………………….. 18
Saran………………………………………………………………… 18
Daftar Pustaka………………………………………………………….. 19
Lampiran……………………………………………………………….. 23
Biografi Penulis………………………………………………………... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan
Puskesmas Depok I Yogyakarta periode Januari-
Desember 2019……………………………………..........
6
Tabel II. Hubungan Karakteristik Responden terhadap Tingkat
Ketaatan berdasarkan Medication Possession Ratio
(MPR).................................................................................
9
Tabel III. Hubungan Karakteristik Responden terhadap Kontrol
Tekanan Darah ………………………………………......
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Subjek Penelitian Pasien Hipertensi Rawat Jalan
di Puskesmas Depok 1 Yogyakarta Periode Januari-
Desember 2019………………………………………......
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearance……………………………………. 24
Lampiran 2. Surat keterangan verifikasi data CE&BU……………. 25
Lampiran 3. Definisi operasional …………………………………. 26
Lampiran 4. Uji data statistik……………………………………… 28
Lampiran 5. Perhitungan sampel penelitian……………………….. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi saat ini.
Berdasarkan Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu
milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang (Kementrian Kesehatan RI,
2017). Prevalensi hipertensi di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan riset
kesehatan dasar pada tahun 2018 adalah 11,01 % atau lebih tinggi jika dibandingkan
dengan angka nasional (8,8%). Prevalensi ini menempatkan Daerah Istimewa
Yogyakarta pada urutan ke-4 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi yang tinggi
(Dinas Kesehatan, 2019).
Hipertensi adalah keadaan seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal. Seseorang dikatakan mengalami peningkatan tekanan darah apabila
tekanan darah sistolik ≥130 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (Lloyd-
Jones et al., 2017). Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh
jantung terhadap dinding arteri. Tekanan darah merupakan kekuatan pendorongan
bagi darah agar dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang
mengandung oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh (Manembu, Rumampuk and
Danes, 2015).
Penderita hipertensi tidak terkendali perlu meningkatkan ketaatan terhadap
terapi farmakologi dan non farmakologi untuk mencapai tekanan darah yang normal.
Gaya hidup yang tidak sehat, konsumsi natrium yang tinggi serta ketidaktaatan
mengkonsumsi obat antihipertensi menjadikan tekanan darah cenderung semakin
meningkat. Sehingga penderita hipertensi tidak terkendali perlu mengetahui faktor
apa sajakah yang menjadi resiko kejadian hipertensi tidak terkendali guna
menurunkan angka mortalitas, morbiditas dan akan mengurangi resiko komplikasi
(Artiyaningrum, Azam and Artikel, 2016) (Efayanti, 2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait tingkat
ketaatan terapi dari pasien hipertensi dalam mengonsumsi terapinya. Ketaatan pasien
dalam mengkonsumsi obat diukur menggunakan metode MPR (Mediation Possession
Ratio). MPR merupakan metode yang valid dan memiliki sifat yang reliabel.
Medication Possession Ratio adalah nilai rasio kepemilikan obat, dihitung sebagai
total jumlah hari suplai obat (obat yang tersedia) selama periode waktu pengobatan
yang ditentukan (pengambilan obat dari resep pertama sampai dengan resep akhir)
dibagi dengan jumlah hari antara tanggal pengisian pertama resep sampai dengan
tanggal terakhir pengambilan resep ditambah jumlah hari suplai obat (Efayanti,
2019). Subjek penelitian yang diikutsertakan merupakan pasien rawat jalan
Puskesmas Depok I Yogyakarta yang sebelumnya telah didiagnosa hipertensi dan
masih mengonsumsi terapi antihipertensi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara ketaatan terapi
antihipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah pada pasien hipertensi di unit
rawat jalan Puskesmas Depok I Yogyakarta pada bulan Januari sampai Desember
2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Desain dan Subjek Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan
cohort retrospektif. Penelitian ini dikatakan sebagai penelitian observasional analitik
karena penelitian tidak bermaksud melakukan intervensi atau manipulasi terhadap
salah satu variabel penelitian (Siswanto, dkk., 2017). Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan
pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria sampel yang diperlukan. Subjek
yang terlibat dan diambil datanya sudah dipastikan memenuhi kriteria inklusi dan
tidak masuk dalam kriteria eksklusi.
Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanan pada bulan Juli 2020 di Puskesmas Depok I
Yogyakarta. Subjek penelitian merupakan pasien hipertensi yang menerima
pengobatan antihipertensi di Puskesmas Depok I Yogyakarta. Subjek yang digunakan
berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi penelitian meliputi
pasien rawat jalan Puskesmas Depok I Yogyakarta yang terdiagnosa penyakit
hipertensi dalam periode Januari-Desember 2019 minimal yang melakukan 3 kali
kontrol ke puskesmas, pasien hipertensi yang masih menggunakan obat
antihipertensi, dan rekam medis yang lengkap seperti data diri pasien, data
penggunaan obat, dan data pemeriksaan tekanan darah pasien. Kriteria ekslusi
penelitian meliputi pasien hipertensi dengan komplikasi jantung, stroke, dan penyakit
ginjal.
Pengumpulan Data
Dalam menilai ketaatan terapi pasien hipertensi dalam periode Januari–
Desember 2019 dihitung dengan metode MPR. Penelitian ini menggunakan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
174 rekam medis pasien pasien
hipertensi rawat jalan dalam
periode Januari – Desember 2019
124 subjek penelitian
50 subjek terkeksklusi
- 15 subjek terdiagnosa penyakit
jantung. - 13 subjek terdiagnosa stroke - 22 subjek terdiagnosa penyakit
ginjal
rekam medis pasien hipertensi dalam periode Januari-Desember 2019 sebagai bahan
penelitian. Data yang diambil meliputi data nomor rekam medis pasien, nama pasien,
data penggunaan obat, dan data informasi tekanan darah pasien. Identitas subjek pada
sampel penelitian dirahasiakan dengan mengganti nama pasien dengan inisial, tidak
mencantumkan alamat dan nomor telepon pasien.
Penelitian ini mendapatkan 174 Subjek dan hanya terdapat 124 subjek yang
memenuhi kriteria yang ditetapkan peneliti.
Gambar 1. Bagan Subjek Penelitian Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas
Depok 1 Yogyakarta Periode Januari-Desember 2019.
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini telah mendapat izin dari Komisi
Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan memperoleh
Etichal Clearance nomor KE/FK/0358/EC/2020. Hal ini bertujuan untuk memenuhi
etika penelitian dan hasil penelitian dapat dipublikasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Analisis Data
Data yang didapat berupa nilai tekanan darah dari pasien hipertensi yang diukur pada
saat pengambilan data rekam medis dan profil obat yang diterima pasien hipertensi
dalam periode Januari-Desember 2019. Tekanan darah subjek dikategorikan
terkontrol apabila memiliki nilai tekanan darah <130/80 mmHg dan dikatakan tidak
terkontrol apabila memiliki nilai tekanan darah sistolik ≥130 atau tekanan darah
diastolik ≥80 mmHg. Hal ini mengacu pada Guideline for the Prevention, Detection,
Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults (2017). Ketaatan
terapi dari pasien hipertensi yang diteliti diukur dengan menggunakan perhitungan
MPR. Subjek dikategorikan sebagai pasien taat apabila nilai MPR ≥0,8 (Kozma et al.,
2013).
Data yang diperoleh akan diolah menggunakan statistik dengan perangkat
lunak terkomputerisasi di Pusat Kajian Clinical Epidemiology and Biostatistic Unit
(CE&BU) Fakultas kedokteran Gadjah Mada Yogyakarta dengan menggunakan
program IBM SPSS 22. Hasil pengolahan data karakteristik disajikan dalam bentuk
tabel.
Data tekanan darah sistolik dan diastolik kemudian dianalisis menggunakan
uji chi-square dengan koreksi yates. Uji chi-square dengan koreksi yates ini
digunakan untuk menguji hubungan antara pengaruh dua variabel yang digunakan.
Selanjutnya interpretasi hasil analisis diperoleh dari pengujian tersebut adalah nilai p-
value dan nilai risiko relatif (RR). Nilai p-value merupakan nilai signifikansi yaitu
sebesar 0,05. Nilai p-value ini digunakan untuk menunjukkan gambaran secara
statistik terdapat hubungan antara ketaatan terapi antihipertensi dengan kondisi
terkontrolnya tekanan darah. Sedangkan nilai risiko relatif (RR) digunakan untuk
melihat kekuatan hubungan antara variabel bebas (ketaatan terapi) dan variabel
terikat (kondisi terkontrolnya tekanan darah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini memperoleh subjek penelitian sebanyak 124 subjek yang
memenuhi kriteria inklusi. Pada tabel I menunjukan distribusi karakteristik subjek
penelitian yaitu pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Depok I
Yogyakarta periode Januari-Desember 2019.
Tabel I. Karakteristik Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Depok I
Yogyakarta periode Januari-Desember 2019
Karakteristik Responden Jumlah
(n= 124)
n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 52 41,94
Perempuan 72 58,06
Terapi hipertensi
Monoterapi 107 86,29
>1 terapi 17 13,71
Rata-rata tekanan darah (mmHg) 136,33
84,04
Rata-rata usia (tahun) 55,92
Rata-rata durasi penyakit (tahun) 6,10
Rata-rata nilai MPR 0,59
Karakteristik pasien hipertensi pada penelitian ini sebagian besar pasien
perempuan sebanyak 72 orang dengan persentase 58,06% sedangkan jumlah pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
laki-laki sebanyak 52 orang dengan persentase 41,94%. Hasil ini serupa dengan
penelitian sebelumnya yaitu persentase pasien wanita sebesar 60% dan persentase
pasien laki-laki sebesar 40%. Jumlah pasien hipertensi lebih dominan berjenis
kelamin perempuan, Hal ini dikarenakan adanya hubungan faktor hormonal yang
lebih besar terdapat di dalam perempuan dibandingkan dengan laki-laki, Wanita
premenopause memiliki risiko dan kejadian hipertensi yang lebih rendah
dibandingkan laki-laki dengan usia sama tetapi keuntungan ini untuk wanita secara
bertahap menghilang setelah menopause. Perubahan hormonal setelah menopause
dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi (Tandililing,
Mukaddas and Faustine, 2017). Perempuan cenderung melakukan pengukuran
tekanan darah dibandingkan laki-laki (perempuan 76% dan laki-laki 71% p<0,001),
dan perempuan cenderung memiliki tingkat kesadaran yang baik tentang tekanan
darah tinggi dibandingkan laki-laki-laki (perempuan 55% dan laki-laki 43%,
p<0,001) (Rahman, Williams and Al Mamun, 2017). Pada penelitian yang dilakukan
oleh Everett and Zajacova, (2015) dikatakan bahwa laki-laki lebih kecil
kemungkinannya dibandingkan perempuan untuk melaporkan status hipertensi yang
mereka alami. Perempuan lebih cenderung menggunakan layanan perawatan
kesehatan, dan karena itu tahu tentang status hipertensi.
Pada penelitian ini dilihat pula karakteristik jenis terapi yang diberikan pada
pasien yang menjadi subjek penelitian. Persentase penggunaan monoterapi pada
subjek lebih besar yaitu 86,29% dibandingkan pemberian >1 terapi sebesar 13,71%.
Berbeda dengan penelitian lain yang dilakukan Jankowska-Polańska et al., (2017),
dari hasil penelitian tersebut didapat persentase pasien pengguna monoterapi lebih
kecil yaitu sebesar 24,2% dibandingkan dengan pasien yang menggunakan politerapi
sebesar 75,8%. Pemberian pilihan terapi bagi pasien hipertensi yaitu untuk mencapai
tujuan pengobatan terkontrolnya tekanan darah adalah meningkatkan dosis
monoterapi atau menggunakan kombinasi obat, untuk menghindari adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
komplikasi, penting untuk memulai pengobatan sesegera mungkin, mencapai tujuan
terapi, dan memastikan kepatuhan pengobatan (Garcia and Guerra, 2018).
Rata-rata tekanan darah subjek penelitian sebesar 136,33/83,04 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar Subjek penelitian ini memiliki
tekanan darah yang tidak terkontrol. Menurut American College of Cardiology (2017)
seseorang mengalami hipertensi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
sistolik ≥130 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥80 mmHg. Tekanan darah
yang tidak terkontrol adalah faktor risiko kardiovaskular yang membuat kerusakan
organ terjadi. Hipertensi resisten ada pada orang yang mengalami tekanan darah
tinggi secara terus-menerus. Alasan paling umum terjadinya hipertensi resisten ini
dapat disebabkan oleh adanya ketidakpatuhan pengobatan dan terapi obat yang tidak
mencukupi. Hipertensi yang tidak terobati dapat menyebabkan gagal jantung, stroke,
penyakit jantung iskemik, dan gagal ginjal (Yaxley and Thambar, 2015).
Pada penelitian ini dilihat pula karakteristik usia, sebagian besar subjek
penelitian berusia <60 tahun dengan rata-rata usia dari subjek penelitiannya adalah
55,92 tahun. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
Teshome et al., (2017) yaitu persentase pasien hipertensi yang berusia <60 tahun
lebih banyak dibandingkan pasien ≥60 tahun. persentase pasien <60 tahun sebesar
58,16% sedangkan persentase ≥60 tahun sebesar 41,84%. Umur lansia 60-64 tahun
terjadi peningkatan risiko hipertensi sebesar 2,18 kali, umur 65-69 tahun sebesar 2,45
kali, dan umur diatas 70 tahun sebesar 2,97 kali. Seiring bertambahnya usia, risiko
terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi
yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun (Nurhidayati et
al., 2018).
Karakteristik durasi penyakit hipertensi pada penelitan ini juga dilihat, dan
diperoleh rata-rata durasi penyakit yang dijalani oleh subjek penelitian adalah 6,10
tahun. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek uji pada penelitian ini
menjalani durasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
penyakit hipertensi selama <10 tahun. Hal yang serupa juga didapat pada penelitian
yang dilakukan oleh Jankowska-Polańska et al., (2017) yaitu jumlah pasien yang
menjalani durasi penyakit hipertensi <10 tahun lebih besar dari pasien yang
menjalani durasi penyakit hipertensi ≥10 tahun, dengan persentasenya adalah pasien
<10 tahun sebesar 68,23% dan pasien yang menjalani durasi penyakit ≥10 tahun
sebesar 31,77%.
Pada tabel karakteristik juga ditampilkan rata-rata nilai MPR sebesar 0,59,
dapat disimpulkan sebagian besar subjek uji pada penelitian ini mempunyai tingkat
ketaatan yang rendah. Menurut Kozma et al., (2013) pasien akan dianggap patuh
apabila memperoleh nilai MPR ≥0,8. Berbeda dengan penelitian lain yang dilakukan
oleh Efayanti, (2019) mengatakan bahwa hasil pengukuran rasio kepemilikan obat
(Medication Possession Ratio) pada penelitiannya, sekitar 62,20% responden
dinyatakan patuh terhadap pengambilan obat namun sekitar 37,80% responden
dinyatakan tidak patuh. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa orang yang tidak
memilih untuk mengikuti saran atau rekomendasi pengobatan oleh tenaga kesehatan.
Kepatuhan terapi merupakan salah satu faktor keberhasilan terapi. Ketatan
terapi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada Tabel II ditampilkan hubungan
karakteristik responden terhadap tingkat ketaatan pasien hipertensi periode Januari-
Desember 2019 unit rawat jalan Puskesmas Depok I.
Tabel II. Hubungan Karakteristik Responden terhadap Tingkat Ketaatan berdasarkan
Medication Possession Ratio (MPR)
Karakteristik Variabel Ketaatan p-value RR
Taat Tidak Taat
Jenis Kelamin Laki-laki 23 29
Perempuan 33 39
1,00* 0,97
Usia < 60 tahun 41 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
≥60 tahun 15 30 0,07* 1,56
Durasi
penyakit
< 10 tahun
≥ 10 tahun
47
9
60
8
0,67*
0,83
Terapi
hipertensi
Monoterapi
>1 terapi
48
8
59
9
1,00*
0,95
*Uji chi-square koreksi Yates ;p > 0,05 = tidak berpengaruh
signifikan
Pasien laki-laki yang patuh berobat sebanyak 23 orang lebih kecil
dibandingkan kelompok perempuan yang patuh yaitu sebanyak 33 orang. Namun,
perbedaan jenis kelamin ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kapatuhan
pasien (p=1,00). Dengan demikian, secara statistik tidak terdapat hubungan antara
jenis kelamin dengan kepatuhan terapi. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ho, Chen-Pei, Wul, Shih-Hsin, (2020) mengatakan bahwa terdapat
hubungan antara jenis kelamin dan ketaatan (p= 0,05). Pada penelitian lain,
mengatakan bahwa pasien perempuan lebih tinggi tingkat kepatuhannya
dibandingkan pasien laki-laki. Perempuan memiliki perilaku pencarian kesehatan
yang lebih tinggi daripada laki-laki (Wiarsih et al., 2020)
Berdasarkan Undang-undang nomor 13 Tahun 1998 batasan umur lansia di
Indonesia adalah 60 tahun ke atas. Sehingga usia dari subjek penelitian dikategorikan
menjadi <60 tahun dan ≥60 tahun. Pada penelitian ini, kelompok Subjek penelitian
dengan usia <60 tahun yang patuh berobat sebanyak 41 orang lebih besar
dibandingkan kelompok umur ≥60 tahun. Namun, faktor usia ini tidak berpengaruh
secara signifikan (p= 0,07) terhadap kepatuhan pasien, sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara usia <60 tahun dan ≥60 tahun
dengan status ketaatan pasien. Sedangkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Boratas and Kilic, (2018) mengatakan adanya hubungan antara usia dengan
kepatuhan terapi (p=0,00). Pada penelitian lain yang dilakukan Teshome et al.,
(2017) mengatakan bahwa pasien yang berusia <60 tahun mempunyai kemungkinan 1
kali (OR=0,83) untuk mematuhi terapi obat antihipertensi. Penelitian tersebut
menyatakan bahwa pasien hipertensi ≥60 tahun lebih kecil kemungkinannya
mematuhi terapi obat antihipertensi mereka dibandingkan dengan responden yang
lebih muda. Usia memberi pengaruh terhadap praktek kesehatan yang dilakukan
individu sehari-hari melalui perubahan pola pikir dan perilaku; (Nurhidayati et al.,
2018). Pada pasien lansia, kepatuhan terhadap pengobatan cenderung menurun karena
berbagai alasan; salah satunya adalah penurunan fungsi kognitif yang dapat
menimbulkan depresi seiring bertambahnya usia (Burnier, Polychronopoulou and
Wuerzner, 2020).
Durasi penyakit pada penelitian ini diambil dengan rentang tahun ≥ 10 tahun
dan <10 tahun. Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa perbedaan durasi penyakit
ini tidak berpengaruh secara signifikan (p= 0,67) terhadap kepatuhan pasien, sehingga
dapat disimpulkan secara statistik tidak terdapat hubungan antara durasi penyakit
dengan status ketaatan terapi pasien. Penelitian ini serupa dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Jankowska-Polańska et al., (2017) mengatakan
bahwa tidak adanya hubungan antara durasi penyakit dengan status ketaatan pasien
(p=0,113). Sedangkan pada penelitian lain mengatakan bahwa hasil pasien dengan
durasi yang lebih lama yaitu lebih dari 10 tahun memiliki tingkat kepatuhan yang
tinggi dibandingkan pasien dengan durasi yang lebih singkat, dan disimpulkan bahwa
riwayat hipertensi dapat dikaitkan dengan tingkat kepatuhan, hal tersebut dapat
dibuktikan dengan para peserta cenderung memiliki lebih banyak informasi tentang
penyakit hipertensi dan menjalin hubungan baik dan lebih kuat antara pasien-dokter
dibandingkan pasien yang memiliki riwayat hipertensi lebih pendek (Abbas et al.,
2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kelompok pasien yang menerima monoterapi dan patuh berobat sebanyak 48
orang lebih besar dari kelompok pasien yang menerima >1 terapi. Namun, pemberian
terapi secara monoterapi dan >1 terapi ini tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kepatuhan pasien (p= 1,00). Dengan demikian, secara statistik tidak terdapat
hubungan antara jenis pemberian terapi terhadap status ketaatan pasien. Sedangkan
pada penelitian sebelumnya, mengatakan bahwa adanya hubungan antara jenis terapi
dengan status ketaatan pasien (p=0,041). Penyederhanaan terapi dalam penggunaan
sediaan antihipertensi dapat meningkatkan motivasi pasien untuk secara ketat
mematuhi rejimen medis. Jumlah tablet yang diminimum dan jadwal pemberian obat
antihipertensi dapat memengaruhi efektivitas terapi (Uchmanowich et al., 2018).
Tabel III. Hubungan Karakteristik Responden terhadap Kontrol Tekanan Darah.
Karakteristik Variabel Tekanan Darah p-value RR
Terkontrol
(< 130/80
mmHg)
Tidak
Terkontrol
(≥130/80
mmHg)
Jenis Kelamin Laki-laki 11 41 0,69* 1,27
Perempuan 12 60
Usia < 60 tahun 15 64 1,00* 1,07
≥60 tahun 8 37
Durasi < 10 tahun 18 89 0,31+ 0,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
penyakit
≥ 10 tahun 5 12
Terapi
hipertensi
Monoterapi 19 88 0,52+ 0,76
>1 terapi 4 13
Ketaatan Taat 22 34
Tidak Taat 1 67
0,00* 26,71
*Uji chi-square koreksi Yates ; +Uji Fisher ; p > 0,05 = tidak berpengaruh
signifikan
Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat pasien perempuan yang memiliki
tekanan darah terkontrol lebih banyak dari pasien laki-laki. Walaupun demikian,
masih banyak pula pasien perempuan yang didata memiliki tekanan darah tidak
terkontrol dibandingkan pasien laki-laki. penelitian ini sesuai dengan hasil yang
didapat dari data Riset Kesehatan Dasar (2018), bahwa secara nasional prevalensi
tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibandingkan dengan
laki-laki (31,34%). Dari data jenin kelamin yang dikaitkan dengan tekanan darah,
dapat dilihat data statistiknya, dan diketahui bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap terkontrolnya tekanan darah (p= 0,69), sehingga dapat
disimpulkan, secara statistik tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dan status
terkontrolnya tekanan darah. Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian Choi,
Kim and Kang, (2017) yang menyatakan bahwa jumlah responden perempuan lebih
tinggi memiliki tekanan darah yang terkontrol dibandingkan responden laki-laki,
namun jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terkontrolnya
tekanan darah (p= 0,477). Selain itu juga dikatakan bahwa perempuan premenopause
memiliki risiko dan kejadian hipertensi lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.
Pada masa premenopause perempuan memiliki hormon progesteron dan estrogen
yang dapat melindungi pembuluh darah dari stres oksidatif dan inflamasi. Estrogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dapat meningkatkan angiotensinogen, menurunkan aktivitas enzim ACE (Angiotensin
Converting Enzym), produksi aldosteron, dan menurunkan jumlah renin. Namun pada
masa menopause kadar endotelin dan stress oksidatif meningkatkan, hal ini dapat
mempengaruhi tekanan darah melalui peningkatan reabsorbsi natrium dan
vasokontriksi (Gudmundsdottir et al., 2012).
Pada penelitian ini adanya faktor usia juga diketahui berpengaruh secara
siginifikan terhadap terkontrolnya tekanan darah (p= 1,00), sehingga dapat
disimpulkan secara statistik bahwa tidak adanya hubungan antara usia dengan status
terkontrolnya tekanan darah. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Mitra and Wulandari, (2019) yang mengatakan bahwa faktor usia
berpengaruh secara signifikan terhadap terkontrolnya tekanan darah (p=0,005).
Proses menua merupakan proses yang dihasilkan akibat menurun atau menghilangnya
kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dan regulasi sistim tubuh,
kemampuan berbagai organ dan sel untuk mempertahankan bentuk dan fungsi
berangsur-angsur menghilang. Penurunan bentuk dan fungsi tersebut mempunyai
potensi timbulnya masalah baru pada lansia (Widodo and Sumardino, 2016).
Perubahan fisiologi yang terkait dengan penuaan menyebabkan peningkatan tekanan
darah sistolik, peningkatan tekanan arteri rata-rata, peningkatan tekanan nadi, dan
penurunan kemampuan untuk menanggapi perubahan hemodinamik yang tiba-tiba.
Peningkatan tekanan darah dan penuaan sangat berkaitan dengan perubahan arteri.
Pengerasan pembuluh darah adalah salah satu ciri khas penuaan. Pada individu yang
lebih tua, sistem arteri sentral lebih kaku dibanding arteri perifer. Peningkatan
pengerasan arteri sentral yang lebih besar ini bersifat multifaktor, seperti adanya
perubahan komponen struktural, peningkatan oksigen reaktif, perubahan inflamasi,
dan disfungsi endotel adalah beberapa penyebab yang menyebabkan perubahan
struktur dan disfungsi arteri yang terlihat seiring dengan penuaan. Peningkatan
degradasi elastin dan deposisi kolagen adalah dua perubahan karakteristik yang
terlihat seiring bertambahnya usia. Rasio kolagen terhadap elastin meningkat seiring
bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan kekakuan arteri, perubahan ini
juga bisa terjadi pada sel otot polos ventrikel (Singh et al., 2020). Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pengujian pada tabel II dikatakan pasien yang taat pada usia ≥60 tahun jumlahnya
lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang tidak taat, hal ini perlu dijadikan
perhatian terlebih khusus pada pemberian terapi untuk lansia, perubahan tekanan
darah terlihat diantara populasi yang lebih tua dapat menyebabkan berbagai
kerusakan organ. deteksi dini dan pengobatan hipertensi dapat mencegah atau
memperlambat kerusakan organ dalam tahap reversibel. Banyak faktor yang berperan
ketika pemilihan opsi perawatan yang terbaik. Perubahan gaya hidup sehat (diet,
aktivitas fisik, berhenti merokok, mengelola stres) adalah pilihan lini pertama. Jika
kontrol tekanan darah belum tercapai manajemen medis dan peningkatan ketaatan
merupakan pilihan selanjutnya (Singh et al., 2020).
Pengaruh lamanya durasi penyakit hipertensi terhadap terkontrolnya tekanan
darah pada penelitian ini juga dilihat dan didapatkan hasilnya bahwa faktor tersebut
tidak berpengaruh secara signifikan (p= 0,31) terhadap terkontrolnya tekanan darah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan secara statistik tidak adanya hubungan antara
durasi penyakit dengan status terkontolnya tekanan darah. Pada penelitian lain,
pasien hipertensi yang <5 tahun cenderung memiliki tekanan darah terkontrol
dibandingkan pasien ≥5 tahun, namun faktor tersebut tidak berpengaruh secara
signifikan (p= 0,48) terhadap terkontrolnya tekanan darah (Asgedom, Gudina and
Desse, 2016). Lamanya menderita hipertensi dapat menyebabkan fisiologi jantung
pada proses penuaan dan mengalami hipertrofi atau disebut pembesaran jantung,
sementara organ lain mengalami penyusutan atau pengecilan seperti halnya pada
pembuluh darah yang semakin mengecil karena proses penuaan, dinding jantung
menebal, katup-katup jantung mulai menebal dan kaku, sehingga daya pompa otot
jantung mengalami penurunan menyebabkan lansia mengalami risiko penyakit
jantung koroner, hipertensi, dan gangguan irama jantung (Nurhidayati et al., 2018)
Adanya faktor monoterapi dan pemberian >1 terapi pada penelitian ini,
didapatkan hasil bahwa faktor tidak berpengaruh secara signifikan (p=0,52) terhadap
terkontrolnya tekanan darah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, secara statistik
tidak terdapat hubungan antara jenis pemberian terapi dengan status terkontrolnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tekanan darah. Pada penelitian lain mengatakan bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara peningkatan jumlah obat yang digunakan terhadap terkontrolnya
tekanan darah (Wachholz et al., 2016). Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian
Egan et al., (2012) yang mengatakan bahwa monoterapi dan pemberian lebih dari
satu terapi memiliki hubungan yang signifikan (p=0,001) terhadap terkontrolnya
tekanan darah.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara ketaatan dengan kondisi terkontrolnya tekanan darah pasien (p= 0,00). Dari
data yang dihasilkan didapatkan nilai RR sebesar 26,714, artinya pasien taat
mempunyai kemungkinan (probabilitas) 27 kali untuk mengalami tekanan darah
terkontrol dibandingkan dengan pasien yang tidak taat. Penelitian ini serupa dengan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pasien hipertensi yang mencapai
target pengontrolan tekanan darah cenderung patuh menjalani pengobatan. Pasien
dengan riwayat tingkat kepatuhan yang tinggi cenderung memiliki tekanan darah
yang terkontrol dibandingkan pasien yang memiliki kepatuhan yang rendah.
Kepatuhan pasien berpengaruh dalam keberhasilan pengobatan, kepatuhan yang
rendah merupakan faktor penghambat kontrol yang baik. (Liberty et al., 2017). Pada
penelitian lain yang dilakukan Jesus et al., (2016). Hasil penelitiannya mengatakan
bahwa sekitar 73,91% pasien yang menerima antihipertensi yang tidak mampu
mencapai target tekanan darah <130/80 mmHg, hal ini berkaitan erat dengan adanya
ketidakpatuhan dari pasien terhadap terapi yang diterima.
Dalam peningkatan ketaatan terapi pasien, banyak faktor yang bisa
menyebabkan rendahnya tingkat ketaatan itu sendiri. Ketatan yang rendah dalam
pemberian terapi pada pasien dapat diakibatkan beberapa faktor, seperti; sosial
ekonomi (pendapatan, budaya, kondisi ekonomi serta geografis), karakteritik pasien
(keyakinan kesehatan, kedisiplinan, dan kesadaran), psiko-sosial (kondisi
kejiwaan/depresi, kepribadian yang rendah dan sikap pesimis, wawasan sempit, dan
malas), karakteristik penyakit (penyakt kronis), karakteristik fasilitas dan petugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kesehatan ( kemudahan dalam mengakses pelayanan kesehatan, ketanggapan petugas,
sikap empati, dan kemampuan petugas kesehatan untuk menghormati kekhawatiran
pasien), komunikasi, modal sosial (dukungan sosial, penyediaan edukasi, program
konseling) (Edi, 2015).
Pencapaian tekanan darah terkontrol merupakan tujuan terapi hipertensi.
Pengukuran tekanan darah bukan sepenuhnya merupakan penanda kepatuhan yang
memadai, tetapi dalam pengukuran suatu kepatuhan terapi perlu ditambahkan metode
kuisioner kepada pasien, dan juga ulasan terkait obat antihipertansi yang diterima
pasien, baik dari jumlah maupun pola isi ulang obat tersebut (Gosmanova and
Kovesdy, 2015).
Manajemen kapatuhan terhadap hipertensi yang rendah adalah salah satu
kontributor utama kontrol tekanan darah yang buruk, pada penelitian lain mengatakan
bahwa ketaatan suatu terapi hipertensi akan meningkatkan kemungkinan
terkontrolnya tekanan darah, Jenis kelamin laki-laki, usia> 45-66 tahun, durasi
mengalami hipertensi , dan menerima politerapi satu tablet adalah penentu kepatuhan
yang signifikan terhadap pengobatan farmakologis di hipertensi (Jankowska-Polańska
et al., 2017). Kondisi untuk mencapai efek terapi yang diinginkan adalah minum obat
sesuai resep dan mematuhi rekomendasi medis serta bekerja sama selama setiap tahap
perawatan. Kurangnya kerja sama dan kepatuhan dari pasien terhadap rejimen terapi
yang diterima adalah salah satu faktor paling menantang yang berkontribusi terhadap
rendahnya keberhasilan terapi pada banyak penyakit kronis (Uchmanowicz et al.,
2018).
Keterbatasan penelitian ini adalah penggunaan metode MPR yang membatasi
peneliti untuk mengukur kepatuhan pasien hanya dari rekam medis. Peneliti tidak
dapat melakukan wawancara secara langsung dengan pasien, sehingga peneliti tidak
dapat mengetahui dengan jelas terkait alasan pasien tidak mematuhi terapi yang
disarankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
KESIMPULAN
1. Ketaatan pasien hipertensi dalam mengonsumsi obat antihipertensi
berpengaruh signifikan secara statistik terhadap terkontrolnya tekanan darah.
2. Karakteristik pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Depok 1
Yogyakarta dengan hasil presentase paling tinggi berdasarkan kajian, jenis
kelamin perempuan sebesar 58.06%, pasien yang menerima monoterapi
sebesar 86.29%, dengan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 136.33 mmHg
dan diastolik sebesar 84.04 mmHg, rata-rata usia sebesar 55.92 tahun, rata-
rata durasi penyakit sebesar 6.10 tahun, dan rata-rata MPR sebesar 0.59.
SARAN
Pada penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan penambahan metode
pengukuran kepatuhan seperti wawancara langsung dengan pasien. Selain itu,
diharapkan untuk dilakukan peninjauan lebih lanjut terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidakpatuhan pasien. Penambahan jumlah sampel pada penelitian
terbaru juga diharapkan lebih besar dari penelitian ini dengan dilakukan follow up.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, H. et al. (2017) „Adherence to treatment and evaluation of disease and therapy
knowledge in Lebanese hypertensive patients‟, Patient Preference and
Adherence, 11, pp. 1949–1956. doi: 10.2147/PPA.S142453.
Artiyaningrum, B., Azam, M. and Artikel, I. (2016) „Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Tidak Terkendali Pada Penderita
Yang Melakukan Pemeriksaan Rutin‟, Public Health Perspective Journal,
1(1), pp. 12–20.
Asgedom, W., S., Gudina, K., E., and Desse, A., T., 2016. Assessment of Blood
Pressure Control among Hypertensive Patients in Southwest Ethiopia. PLOS
ONE, 11 (11), pp. 8.
Burnier, M., Polychronopoulou, E., Wuerzner, G., 2020. Hypertension and Drug
Adherence in the Elderly. Frontiers in Cardiovascular Medicine, 7 (49), pp.
3-4.
Boratas, S., and Kilic, F., H., 2018. Evaluation of Medication Adherence in
Hypertensive Patients and Influential Factors. Pak J Med Scl. 3 (4). pp.961.
Choi, M., H., Kim, C., H., and Kang, R., D., 2017. Sex Differences in Hypertension
Prevalence and Control: Analysis of the 2010-2014 Kore National and
Nutrition Examination Suervey. PLOS ONE, 12 (5), pp. 4.
Dinas Kesehatan, 2019. Profil Kesehatan Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2018.
Edi, S., M.,G., I, 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien pada
Pengobatan: Telaah sistematik. Medicamento, 1 (1), 5-7.
Efayanti, D. (2019) „Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pengambilan
Obat Peserta Program Rujuk Balik Di Bandar Lampung‟, JFIOnline, 9(1), pp.
19–25.
Egan, M., B., et al., (2012). Initial Monotherapy and Combination Therapy and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hypertension Control the First Year. AHA Journals, 16 (3), pp. 1126-1127.
Garcia, G., C., and Guerra, R., F.,A., 2018. Combination Therapy in The Treatment if
Hypertension, DIC, pp.9.
Gosmanova, E. O. and Kovesdy, C. P. (2015) „Adherence to antihypertensive
medications: Is prescribing the right pill enough?‟, Nephrology Dialysis
Transplantation, 30(10), pp. 1649–1656.
Gudmundsdottir, H., et al., 2012. Hypertension in women latest findings and Clinical
Implications. JournalsPermissions.nav. 3 (3). pp.138-139.
Haswan, A. (2017) „Gambaran Karakteristik Penderita Hipertensi dan Tingkat
Kepatuhan Minum Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kintamani I‟, Intisari
Sains Medis, 8(2), pp. 130–134.
Ho, P., C., et al. (2020). Possible Effects of Medication Regimen on Non-Adherence
to Antihypertensive Therapy. Remedy Publication LLC. 5 (1). pp.3-4.
Jankowska-Polańska, B. et al. (2017) „Selected factors affecting adherence in the
pharmacological treatment of arterial hypertension‟, Patient Preference and
Adherence, 11, pp. 363–371.
Jesus, S., N., et al., 2016. Blood Pressure Treatment Adherence and Control after
Participation in the ReHOT, SBC Journal, 107 (5). pp. 442.
Kementrian Kesehatan RI (2017) „Sebagian besar penderita tidak menyadarinya‟,
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, pp.
23–24.
Kozma, C. et al. (2013) „Medication possession ratio: implications of using fixed and
variable observation periods in assessing adherence with disease-modifying
drugs in patients with multiple sclerosis‟, Patient Preference and Adherence,
p. 509.
Liberty, I. A. et al. (2017) „Determinan Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat I Berdasarkan anjuran Joint National‟, Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 1, pp. 58–65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lloyd-Jones, D. M. et al. (2017) „2017 Focused Update of the 2016 ACC Expert
Consensus Decision Pathway on the Role of Non-Statin Therapies for LDL-
Cholesterol Lowering in the Management of Atherosclerotic Cardiovascular
Disease Risk: A Report of the American College of Cardiology Task Fo‟,
Journal of the American College of Cardiology, 70(14), pp. 1785–1822.
Manembu, M., Rumampuk, J. and Danes, V. R. (2015) „Pengaruh Posisi Duduk Dan
Berdiri Terhadap Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Pegawai Negeri
Sipilkabupaten Minahasa Utara‟, Jurnal e-Biomedik, 3(3).
Nurhidayati, I. et al. (2018) „Penderita Hipertensi Dewasa Lebih Patuh daripada
Lansia dalam Minum Obat Penurun Tekanan Darah © 2018 Program Studi S-
1 Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang Pendahuluan
Metode Hasil‟, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(2), pp. 4–8.
Singh, J., N., Nguyen, T., Kerndt, C., C., and Dhamoon, S., A., 2020. StatPearls
(Online) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537297/ . Accessed 24
July 2020.
Siswanto, dkk., 2017. Metodologi Penelitian Kombinasi Kualitatif Kuantitatif
Kedokteran dan Kesehatan.
Tandililing, S., Mukaddas, A. and Faustine, I. (2017) „Profil Penggunaan Obat Pasien
Hipertensi Esensial Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah I
Lagaligo Kabupaten Luwu Timur Periode Januari-Desember Tahun 2014‟,
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 3(1),
pp. 49–56.
Teshome, D. F. et al. (2017) „Medication adherence and its associated factors among
hypertensive patients attending the Debre Tabor General Hospital, Northwest
Ethiopia‟, Integrated Blood Pressure Control, 10, pp. 1–7.
Uchmanowicz, B. et al. (2018) „Factors influencing adherence to treatment in older
adults with hypertension‟, Clinical Interventions in Aging, 13, pp. 2425–2441.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Uchmanowicz, B., Chudiak, A., Mazur, G., 2018. The Influence of Quality of Life on
the Level of Adherence to Therapeutic Recommendation among Elderly
Hypertensive Patients. Dovepress. 12, pp.2599-2600.
Wachholz, et al., (2016). Factors Releated to Blood Pressure Control in a Prospective
Cohort of Hypertensive Outpatients. Acta Scientiarum, 38 (1), pp. 58-61.
Wiarsih, W., Jannah, M., N., and Sahar, J., 2020. Health Behaviour and Medication
Adherence In Hypertensive Client, Indonesian Journal of Global Health
Research, 2 (2). pp. 106.
Yaxley, P., J., and Thambar, V., S., 2015. Journal of Family Medicine and Primary
(online) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4408700/. Accessed
2 August 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 1. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 2. Surat keterangan verifikasi data CE&BU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 3. Definisi Operasional
Variabe
l Definisi Operasional
Jenis Variabel
Skala Pengukuran
Ketaata
n Terapi
Ketatan pasien diukur menggunakan metode
Medication Possession Ratio yaitu dengan
rumus
Ordinal
1. Nilai MPR
≥0,8 (Pasien
taat).
2. Nilai MPR
<0,8 (Pasien
tidak taat).
Ketaatan terapi diukur minimal 3 bulan
terakhir sebelum dilakukan pengukuran
tekanan darah pada periode Januari –
Desember 2019.
Tekanan
darah
Pada populasi pasien hipertensi, terkontrol
apabila target tekanan darah sistolik <130
mmHg dan tekanan darah diastolik <80
mmHg. Tekanan darah diperoleh melalui
pengukuran oleh tenaga kesehatan di
puskesmas saat pasien menerima
peresepan terakhir.
Ordinal
1. Pasien
memiliki
tekanan
darah tidak
terkontrol
apabila
tekanan
darah
sistolik/diast
olik ≥130/ 80
mmHg.
2. Dikatakan
terkontrol
apabila
tekanan
darah
sistolik/diast
olik <130/80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mmHg.
Pasien
hiperten
si
Pasien hipertensi yang dimaksud adalah
Pasien yang memiliki diagnosa hipertensi
dan juga pasien yang masih mengonsumsi
obat antihipertensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 4. Uji Data Satistik
Frequencies
MPR
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Taat 56 45.2 45.2 45.2
Tidak taat 68 54.8 54.8 100.0
Total 124 100.0 100.0
Tekanan Darah terkontrol
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tekanan darah Terkontrol 23 18.5 18.5 18.5
Tekanan Darah tidak
terkontrol
101 81.5 81.5 100.0
Total 124 100.0 100.0
Statistics
MPR_1 TD_sistol TD_diastol
N Valid 124 124 124
Missing 0 0 0
Mean .5935 136.33 84.04
Median .5000 130.00 82.50
Std. Deviation .31176 14.258 8.346
Minimum .10 120 70
Maximum 1.00 180 100
MPR_1
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid .10 5 4.0 4.0 4.0
.20 16 12.9 12.9 16.9
.30 22 17.7 17.7 34.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
.40 9 7.3 7.3 41.9
.50 12 9.7 9.7 51.6
.60 2 1.6 1.6 53.2
.70 2 1.6 1.6 54.8
.80 7 5.6 5.6 60.5
.90 35 28.2 28.2 88.7
1.00 14 11.3 11.3 100.0
Total 124 100.0 100.0
TD_sistol
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 120 29 23.4 23.4 23.4
125 2 1.6 1.6 25.0
130 34 27.4 27.4 52.4
140 32 25.8 25.8 78.2
150 12 9.7 9.7 87.9
155 1 .8 .8 88.7
160 7 5.6 5.6 94.4
170 6 4.8 4.8 99.2
180 1 .8 .8 100.0
Total 124 100.0 100.0
TD_diastol
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 70 9 7.3 7.3 7.3
75 20 16.1 16.1 23.4
76 1 .8 .8 24.2
80 32 25.8 25.8 50.0
85 11 8.9 8.9 58.9
90 36 29.0 29.0 87.9
95 4 3.2 3.2 91.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
100 11 8.9 8.9 100.0
Total 124 100.0 100.0
Crosstabs
MPR * Tekanan Darah terkontrol Crosstabulation
Tekanan Darah terkontrol
Total
Tekanan darah
Terkontrol
Tekanan Darah
tidak terkontrol
MPR Taat Count 22 34 56
% within MPR 39.3% 60.7% 100.0%
% within Tekanan Darah
terkontrol
95.7% 33.7% 45.2%
% of Total 17.7% 27.4% 45.2%
Tidak taat Count 1 67 68
% within MPR 1.5% 98.5% 100.0%
% within Tekanan Darah
terkontrol
4.3% 66.3% 54.8%
% of Total .8% 54.0% 54.8%
Total Count 23 101 124
% within MPR 18.5% 81.5% 100.0%
% within Tekanan Darah
terkontrol
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 18.5% 81.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 29.067a 1 .000
.000
.000
Continuity Correctionb 26.618 1 .000
Likelihood Ratio 33.478 1 .000
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
28.833 1 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
N of Valid Cases 124
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.39.
b. Computed only for a 2x2 table
Dari hasil analisis di dapatkan hasil yang berbeda bermakna antara MPR terhadap tekanana
darah terkontrol/tidak p < 0.001 (sangat signifikan). Karena memilik expected cout kurang
dari 5 maka uji memakai fisher.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for MPR (Taat /
Tidak taat)
43.353 5.603 335.439
For cohort Tekanan Darah
terkontrol = Tekanan darah
Terkontrol
26.714 3.716 192.050
For cohort Tekanan Darah
terkontrol = Tekanan Darah
tidak terkontrol
.616 .498 .762
N of Valid Cases 124
RR 26.71 yang berarti untuk MPR Taat untuk menjadi tekanana darah terkontrol 27 kali di
banding MPR yang tidak taat. Tetapi CI nya lebar sehingga hasilnya hanya pada penelitian
ini saja. (td bisa di generalisasi ke umum)
Jenis kelamin * MPR
Crosstab
MPR
Total
Taat
Tidak taat
Jenis kelamin
L
Count
23
29
52
Expected Count 23.5 28.5 52.0
% within Jenis kelamin 44.2% 55.8% 100.0%
% within MPR 41.1% 42.6% 41.9%
% of Total 18.5% 23.4% 41.9%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
P
Count
33
39
72
Expected Count 32.5 39.5 72.0
% within Jenis kelamin 45.8% 54.2% 100.0%
% within MPR 58.9% 57.4% 58.1%
% of Total 26.6% 31.5% 58.1%
Total
Count
56
68
124
Expected Count 56.0 68.0 124.0
% within Jenis kelamin 45.2% 54.8% 100.0%
% within MPR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 45.2% 54.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
.031a
1
.860
1.000
.503
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .031 1 .860
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .031 1 .860
N of Valid Cases 124
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.48.
b. Computed only for a 2x2 table
terapi * MPR
Crosstab
MPR
Total
Taat
Tidak taat
terapi
Monoterapi
Count
48
59
107
Expected Count 48.3 58.7 107.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
% within terapi
44.9%
55.1%
100.0%
% within MPR 85.7% 86.8% 86.3%
% of Total 38.7% 47.6% 86.3%
> 1 terapi
Count
8
9
17
Expected Count 7.7 9.3 17.0
% within terapi 47.1% 52.9% 100.0%
% within MPR 14.3% 13.2% 13.7%
% of Total 6.5% 7.3% 13.7%
Total
Count
56
68
124
Expected Count 56.0 68.0 124.0
% within terapi 45.2% 54.8% 100.0%
% within MPR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 45.2% 54.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
.029a
1
.866
1.000
.534
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .029 1 .866
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .028 1 .866
N of Valid Cases 124
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.68.
b. Computed only for a 2x2 table
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Usia * MPR
Crosstab
MPR
Total
Taat
Tidak taat
Usia
< 60 tahun
Count
41
38
79
Expected Count 35.7 43.3 79.0
% within Usia 51.9% 48.1% 100.0%
% within MPR 73.2% 55.9% 63.7%
% of Total 33.1% 30.6% 63.7%
>= 60 tahun
Count
15
30
45
Expected Count 20.3 24.7 45.0
% within Usia 33.3% 66.7% 100.0%
% within MPR 26.8% 44.1% 36.3%
% of Total 12.1% 24.2% 36.3%
Total
Count
56
68
124
Expected Count 56.0 68.0 124.0
% within Usia 45.2% 54.8% 100.0%
% within MPR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 45.2% 54.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
3.990a
1
.046
.061
.035
Continuity Correctionb 3.276 1 .070
Likelihood Ratio 4.048 1 .044
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association 3.958 1 .047
N of Valid Cases 124
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
3.990a
1
.046
.061
.035
Continuity Correctionb 3.276 1 .070
Likelihood Ratio 4.048 1 .044
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association 3.958 1 .047
N of Valid Cases 124
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.32.
b. Computed only for a 2x2 table
Durasi penyakit * MPR
Crosstab
MPR
Total
Taat
Tidak taat
Durasi penyakit
< 10 tahun
Count
47
60
107
Expected Count 48.3 58.7 107.0
% within Durasi penyakit 43.9% 56.1% 100.0%
% within MPR 83.9% 88.2% 86.3%
% of Total 37.9% 48.4% 86.3%
>= 10 tahun
Count
9
8
17
Expected Count 7.7 9.3 17.0
% within Durasi penyakit 52.9% 47.1% 100.0%
% within MPR 16.1% 11.8% 13.7%
% of Total 7.3% 6.5% 13.7%
Total
Count
56
68
124
Expected Count 56.0 68.0 124.0
% within Durasi penyakit 45.2% 54.8% 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
% within MPR
100.0%
100.0%
100.0%
% of Total 45.2% 54.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
.481a
1
.488
.602
.332
Continuity Correctionb .186 1 .666
Likelihood Ratio .479 1 .489
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .478 1 .490
N of Valid Cases 124
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.68.
b. Computed only for a 2x2 table
Report
MPR_1
MPR
N
Mean
Std. Deviation
Median
Taat
56
.9125
.06049
.9000
Tidak taat 68 .3309 .14274 .3000
Total 124 .5935 .31176 .5000
Report
Tekanan Darah terkontrol
TD_sistol
TD_diastol
Tekanan darah Terkontrol
N
23
23
Mean 120.43 74.17
Std. Deviation 1.441 1.969
Median 120.00 75.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tekanan Darah tidak terkontrol
N
101
101
Mean 139.95 86.29
Std. Deviation 13.351 7.571
Median 140.00 90.00
Total
N
124
124
Mean 136.33 84.04
Std. Deviation 14.258 8.346
Median 130.00 82.50
Group Statistics
MPR
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
MPR_1
Taat
56
.9125
.06049
.00808
Tidak taat 68 .3309 .14274 .01731
Jenis kelamin * Tekanan Darah terkontrol
Crosstab
Tekanan Darah terkontrol
Total
Tekanan darah
Terkontrol
Tekanan Darah tidak
terkontrol
Jenis kelamin L Count 11 41 52
Expected Count 9.6 42.4 52.0
% within Jenis kelamin 21.2% 78.8% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 47.8% 40.6% 41.9%
% of Total 8.9% 33.1% 41.9%
P Count 12 60 72
Expected Count 13.4 58.6 72.0
% within Jenis kelamin 16.7% 83.3% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 52.2% 59.4% 58.1%
% of Total 9.7% 48.4% 58.1%
Total Count 23 101 124
Expected Count 23.0 101.0 124.0
% within Jenis kelamin 18.5% 81.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 18.5% 81.5% 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .402a 1 .526
.641
.342
Continuity Correctionb .160 1 .689
Likelihood Ratio .399 1 .528
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .399 1 .528
N of Valid Cases 124
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.65.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jenis kelamin (L / P) 1.341 .540 3.331
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan darah Terkontrol
1.269 .608 2.650
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan Darah tidak terkontrol
.946 .795 1.127
N of Valid Cases 124
terapi * Tekanan Darah terkontrol
Crosstab
Tekanan Darah terkontrol
Total
Tekanan darah
Terkontrol
Tekanan Darah tidak
terkontrol
terapi Monoterapi Count 19 88 107
Expected Count 19.8 87.2 107.0
% within terapi 17.8% 82.2% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 82.6% 87.1% 86.3%
% of Total 15.3% 71.0% 86.3%
> 1 terapi Count 4 13 17
Expected Count 3.2 13.8 17.0
% within terapi 23.5% 76.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 17.4% 12.9% 13.7%
% of Total 3.2% 10.5% 13.7%
Total Count 23 101 124
Expected Count 23.0 101.0 124.0
% within terapi 18.5% 81.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Crosstab
Tekanan Darah terkontrol
Total
Tekanan darah
Terkontrol
Tekanan Darah tidak
terkontrol
terapi Monoterapi Count 19 88 107
Expected Count 19.8 87.2 107.0
% within terapi 17.8% 82.2% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 82.6% 87.1% 86.3%
% of Total 15.3% 71.0% 86.3%
> 1 terapi Count 4 13 17
Expected Count 3.2 13.8 17.0
% within terapi 23.5% 76.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 17.4% 12.9% 13.7%
% of Total 3.2% 10.5% 13.7%
Total Count 23 101 124
Expected Count 23.0 101.0 124.0
% within terapi 18.5% 81.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 18.5% 81.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .324a 1 .569
.519
.389
Continuity Correctionb .054 1 .816
Likelihood Ratio .307 1 .579
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .321 1 .571
N of Valid Cases 124
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.15.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower
Upper
Odds Ratio for terapi (Monoterapi / > 1
terapi)
.702 .206 2.390
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan darah Terkontrol
.755 .292 1.949
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan Darah tidak terkontrol
1.075 .814 1.420
N of Valid Cases 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Usia * Tekanan Darah terkontrol
Crosstab
Tekanan Darah terkontrol
Total
Tekanan darah
Terkontrol
Tekanan Darah tidak
terkontrol
Usia < 60 tahun Count 15 64 79
Expected Count 14.7 64.3 79.0
% within Usia 19.0% 81.0% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 65.2% 63.4% 63.7%
% of Total 12.1% 51.6% 63.7%
>= 60 tahun Count 8 37 45
Expected Count 8.3 36.7 45.0
% within Usia 17.8% 82.2% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 34.8% 36.6% 36.3%
% of Total 6.5% 29.8% 36.3%
Total Count 23 101 124
Expected Count 23.0 101.0 124.0
% within Usia 18.5% 81.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 18.5% 81.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .028a 1 .868
1.000
.535
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .028 1 .867
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .028 1 .868
N of Valid Cases 124
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.35.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Usia (< 60 tahun / >= 60
tahun)
1.084 .420 2.799
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan darah Terkontrol
1.068 .492 2.321
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan Darah tidak terkontrol
.985 .829 1.171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Usia (< 60 tahun / >= 60
tahun)
1.084 .420 2.799
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan darah Terkontrol
1.068 .492 2.321
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan Darah tidak terkontrol
.985 .829 1.171
N of Valid Cases 124
Durasi penyakit * Tekanan Darah terkontrol
Crosstab
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.539a 1 .215
.310
.180
Continuity Correctionb .818 1 .366
Likelihood Ratio 1.391 1 .238
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association 1.526 1 .217
N of Valid Cases 124
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.15.
Tekanan Darah terkontrol
Tekanan darah Terkontrol
Tekanan Darah tidak terkontrol
Total
Durasi penyakit < 10 tahun Count
Expected Count 19.8 87.2 107.0
% within Durasi penyakit 16.8% 83.2%
% within Tekanan Darah terkontrol 78.3% 88.1% 86.3%
% of Total 14.5% 71.8% 86.3%
>= 10 tahun Count
Expected Count 3.2 13.8 17.0
% within Durasi penyakit 29.4% 70.6% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 21.7% 11.9% 13.7%
% of Total 4.0% 9.7% 13.7%
Total Count
Expected Count 23.0 101.0 124.0
% within Durasi penyakit 18.5% 81.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 18.5% 81.5% 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.539a 1 .215
.310
.180
Continuity Correctionb .818 1 .366
Likelihood Ratio 1.391 1 .238
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association 1.526 1 .217
N of Valid Cases 124
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.15.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Durasi penyakit (< 10 tahun /
>= 10 tahun)
.485 .152 1.548
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan darah Terkontrol
.572 .245 1.336
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan Darah tidak terkontrol
1.178 .857 1.620
N of Valid Cases 124
MPR * Tekanan Darah terkontrol
Crosstab
Tekanan Darah terkontrol
Total
Tekanan darah
Terkontrol
Tekanan Darah tidak
terkontrol
MPR Taat Count 22 34 56
Expected Count 10.4 45.6 56.0
% within MPR 39.3% 60.7% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 95.7% 33.7% 45.2%
% of Total 17.7% 27.4% 45.2%
Tidak taat Count 1 67 68
Expected Count 12.6 55.4 68.0
% within MPR 1.5% 98.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 4.3% 66.3% 54.8%
% of Total .8% 54.0% 54.8%
Total Count 23 101 124
Expected Count 23.0 101.0 124.0
% within MPR 18.5% 81.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Crosstab
Tekanan Darah terkontrol
Total
Tekanan darah
Terkontrol
Tekanan Darah tidak
terkontrol
MPR Taat Count 22 34 56
Expected Count 10.4 45.6 56.0
% within MPR 39.3% 60.7% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 95.7% 33.7% 45.2%
% of Total 17.7% 27.4% 45.2%
Tidak taat Count 1 67 68
Expected Count 12.6 55.4 68.0
% within MPR 1.5% 98.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 4.3% 66.3% 54.8%
% of Total .8% 54.0% 54.8%
Total Count 23 101 124
Expected Count 23.0 101.0 124.0
% within MPR 18.5% 81.5% 100.0%
% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 18.5% 81.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 29.067a 1 .000
.000
.000
Continuity Correctionb 26.618 1 .000
Likelihood Ratio 33.478 1 .000
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association 28.833 1 .000
N of Valid Cases 124
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.39.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower
Upper
Odds Ratio for MPR (Taat / Tidak taat) 43.353 5.603 335.439
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan darah Terkontrol
26.714 3.716 192.050
For cohort Tekanan Darah terkontrol =
Tekanan Darah tidak terkontrol
.616 .498 .762
N of Valid Cases 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lampiran 5. Perhitungan sampel penelitian
Keterangan:
n = besar sampel
z1-α/2 = nilai Z pada derajat kemaknaan (95%=1,96)
z1-β = nilai Z score sesuai dengan nilai β yang diinginkan
(0,842).
P = proporsi rata-rata
P1 = proporsi kasus
P2 = proporsi kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BIOGRAFI PENULIS
Penulis naskah skripsi yang berjudul “Pengaruh Ketaatan
Terapi Antihipertensi Menggunakan Metode Medication
Possession Ratio Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi” bernama lengkap Afriani Ireineldis Anugera,
Lahir di Mano, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 7
Agustus 1998, merupakan anak pertama dari lima
bersaudara, dari pasangan Yohanes Anugera dan
Emerensiana Momo. Pendidikan formal yang telah
ditempuh penulis, yaitu TK Pancasila Borong (2002-
2004), SDK Rana Loba Borong (2004-2010), SMPK Immaculata Ruteng (2010-
2013), dan SMAK Setia Bhakti Ruteng (2013-2016). Selanjutnya pada tahun 2016
penulis melanjutkan Pendidikan Sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi tersebut
penulis juga aktif dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti bergabung
sebagai anggota aktif UKF PSF Veronica Periode 2016/2017, kegiatan Komisi
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Sanata Dharma sebagai Koordinator Dana Usaha (2017), kegiatan Aksi
Kanker Tulang sebagai divisi Humas dan Sponsorship (2017), kegiatan kepanitiaan
Pharmacy Performance sebagai koordinator divisi Humas (2017), kegiatan Herbal
Cosmetic Competition sebagai panitia pelaksana (2017), sebagai volunteer dalam
kegiatan Mental Health Issue Campaign (2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI