PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

54
2020 PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI MENGGUNAKAN METODE MEDICATION POSSESSION RATIO TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mememperoleh Gelar Sarjan Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Afriani Ireineldis Anugera NIM : 168114085 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

Page 1: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

2020

PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI MENGGUNAKAN

METODE MEDICATION POSSESSION RATIO TERHADAP TEKANAN

DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mememperoleh Gelar Sarjan Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Afriani Ireineldis Anugera

NIM : 168114085

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

i

PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI MENGGUNAKAN

METODE MEDICATION POSSESSION RATIO TERHADAP TEKANAN

DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mememperoleh Gelar Sarjan Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Afriani Ireineldis Anugera

NIM : 168114085

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

iv

Janganlah hendaknya kamu

kuatir tentang apapun juga,

tetapi nyatakanlah dalam

segala hal keinginanmu

kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan

syukur

(Filipi 4 : 6)

Karya ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan

menyertai dalam perjalanan saya. Bapa Jhon, mama Rensi, adik-adik saya

yang tercinta yang selalu memberikan saya semangat dan doa tiada henti,

seluruh keluarga besar saya dan sahabat-sahabat saya yang tersayang. Serta

Almamaterku yang saya banggakan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

HALAMAN PERSEMBAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

xii

ABSTRAK

Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah sistolik ≥130 mmHg atau

tekanan darah diastolik ≥80 mmHg. Hipertensi adalah kondisi medis serius yang

secara signifikan dapat menyebabkan komplikasi yang mengenai berbagai organ

target, seperti jantung, otak, ginjal, mata, dan arteri perifer. Ketaatan terapi

merupakan bagian yang sangat dibutuhkan dalam pencapaian terapi hipertensi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara ketaatan terapi

antihipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah subjek penelitian. Jenis penelitian

ini adalah observasional analitik dengan rancangan kohort retrospektif dan

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data didapat

melalui pengumpulan data rekam medis berupa profil obat yang diresepkan. Nilai

ketaatan subjek uji diukur menggunakan metode Medication Possession Ratio

(MPR). Sebanyak 124 subjek yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang dilihat

hubungannya akan dianalisis menggunakan uji chi-square dengan koreksi yates.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ketaatan terapi antihipertensi berpengaruh

terhadap terkontrolnya tekanan darah pada pasien hipertensi (p= 0,00).

Kata kunci: Antihipertensi, Hipertensi, Ketaatan terapi, Medication Possession

Ratio.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

xiii

ABSTRACT

Hypertension is a state of systolic blood pressure ≥130 mmHg or diastolic

blood pressure ≥80 mmHg. Hypertension is a serious medical condition that can

significantly cause complications that affect various target organs, such as the heart,

brain, kidneys, eyes, and peripheral arteries. Adherence to therapy is an

indispensable part of achieving hypertension therapy. This study aims to determine

the relationship between adherence to antihypertensive therapy with controlled blood

pressure of research subjects.This type of research is analytic observational with

retrospective cohort design and sampling is done by purposive sampling technique.

Data obtained through the collection of medical record data in the form of

prescription drug profiles. The obedience value of the test subjects was measured

using the Medication Possession Ratio (MPR) method. A total of 124 subjects met the

inclusion criteria. Data that is seen in the relationship will be analyzed using the chi-

square test with yates correction. The results of this study stated that adherence to

antihypertensive therapy influences the control of blood pressure in hypertensive

patients (p= 0,00).

Keywords: Antihypertension, Hypertension, Therapy adherence, Medication

Possession Ratio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………. i

Persetujuan Pembimbing………………………………………………. ii

Pengesahan Skripsi…………………………………………………….. iii

Halaman Persembahan…………………………………………………. iv

Pernyataan Keaslian Karya…………………………………………….. v

Prakata .................................................................................................... vii

Daftar Isi……………………………………………………………….. viii

Daftar Tabel……………………………………………………………. ix

Daftar Gambar…………………………………………………………. x

Daftar Lampiran………………………………………………………... xi

Abstrak…………………………………………………………………. xii

Abstract………………………………………………………………… xiii

Pendahuluan …………………………………………………………… 1

Metode Penelitian……………………………………………………… 3

Desain dan Subjek Penelitian……………………………………….. 3

Lokasi dan Sampel Penelitian……………………………………...... 3

Pengumpulan Data…………………………………........................... 3

Analisis Data…………………………………………………………. 5

Hasil dan Pembahasan…………………………………………………. 6

Kesimpulan dan Saran…………………………………………………. 18

Kesimpulan………………………………………………………….. 18

Saran………………………………………………………………… 18

Daftar Pustaka………………………………………………………….. 19

Lampiran……………………………………………………………….. 23

Biografi Penulis………………………………………………………... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan

Puskesmas Depok I Yogyakarta periode Januari-

Desember 2019……………………………………..........

6

Tabel II. Hubungan Karakteristik Responden terhadap Tingkat

Ketaatan berdasarkan Medication Possession Ratio

(MPR).................................................................................

9

Tabel III. Hubungan Karakteristik Responden terhadap Kontrol

Tekanan Darah ………………………………………......

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Subjek Penelitian Pasien Hipertensi Rawat Jalan

di Puskesmas Depok 1 Yogyakarta Periode Januari-

Desember 2019………………………………………......

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance……………………………………. 24

Lampiran 2. Surat keterangan verifikasi data CE&BU……………. 25

Lampiran 3. Definisi operasional …………………………………. 26

Lampiran 4. Uji data statistik……………………………………… 28

Lampiran 5. Perhitungan sampel penelitian……………………….. 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

1

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi saat ini.

Berdasarkan Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu

milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara

berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang (Kementrian Kesehatan RI,

2017). Prevalensi hipertensi di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan riset

kesehatan dasar pada tahun 2018 adalah 11,01 % atau lebih tinggi jika dibandingkan

dengan angka nasional (8,8%). Prevalensi ini menempatkan Daerah Istimewa

Yogyakarta pada urutan ke-4 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi yang tinggi

(Dinas Kesehatan, 2019).

Hipertensi adalah keadaan seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di

atas normal. Seseorang dikatakan mengalami peningkatan tekanan darah apabila

tekanan darah sistolik ≥130 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (Lloyd-

Jones et al., 2017). Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh

jantung terhadap dinding arteri. Tekanan darah merupakan kekuatan pendorongan

bagi darah agar dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang

mengandung oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh (Manembu, Rumampuk and

Danes, 2015).

Penderita hipertensi tidak terkendali perlu meningkatkan ketaatan terhadap

terapi farmakologi dan non farmakologi untuk mencapai tekanan darah yang normal.

Gaya hidup yang tidak sehat, konsumsi natrium yang tinggi serta ketidaktaatan

mengkonsumsi obat antihipertensi menjadikan tekanan darah cenderung semakin

meningkat. Sehingga penderita hipertensi tidak terkendali perlu mengetahui faktor

apa sajakah yang menjadi resiko kejadian hipertensi tidak terkendali guna

menurunkan angka mortalitas, morbiditas dan akan mengurangi resiko komplikasi

(Artiyaningrum, Azam and Artikel, 2016) (Efayanti, 2019).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

2

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait tingkat

ketaatan terapi dari pasien hipertensi dalam mengonsumsi terapinya. Ketaatan pasien

dalam mengkonsumsi obat diukur menggunakan metode MPR (Mediation Possession

Ratio). MPR merupakan metode yang valid dan memiliki sifat yang reliabel.

Medication Possession Ratio adalah nilai rasio kepemilikan obat, dihitung sebagai

total jumlah hari suplai obat (obat yang tersedia) selama periode waktu pengobatan

yang ditentukan (pengambilan obat dari resep pertama sampai dengan resep akhir)

dibagi dengan jumlah hari antara tanggal pengisian pertama resep sampai dengan

tanggal terakhir pengambilan resep ditambah jumlah hari suplai obat (Efayanti,

2019). Subjek penelitian yang diikutsertakan merupakan pasien rawat jalan

Puskesmas Depok I Yogyakarta yang sebelumnya telah didiagnosa hipertensi dan

masih mengonsumsi terapi antihipertensi.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara ketaatan terapi

antihipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah pada pasien hipertensi di unit

rawat jalan Puskesmas Depok I Yogyakarta pada bulan Januari sampai Desember

2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

3

METODE PENELITIAN

Desain dan Subjek Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan

cohort retrospektif. Penelitian ini dikatakan sebagai penelitian observasional analitik

karena penelitian tidak bermaksud melakukan intervensi atau manipulasi terhadap

salah satu variabel penelitian (Siswanto, dkk., 2017). Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan

pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria sampel yang diperlukan. Subjek

yang terlibat dan diambil datanya sudah dipastikan memenuhi kriteria inklusi dan

tidak masuk dalam kriteria eksklusi.

Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanan pada bulan Juli 2020 di Puskesmas Depok I

Yogyakarta. Subjek penelitian merupakan pasien hipertensi yang menerima

pengobatan antihipertensi di Puskesmas Depok I Yogyakarta. Subjek yang digunakan

berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi penelitian meliputi

pasien rawat jalan Puskesmas Depok I Yogyakarta yang terdiagnosa penyakit

hipertensi dalam periode Januari-Desember 2019 minimal yang melakukan 3 kali

kontrol ke puskesmas, pasien hipertensi yang masih menggunakan obat

antihipertensi, dan rekam medis yang lengkap seperti data diri pasien, data

penggunaan obat, dan data pemeriksaan tekanan darah pasien. Kriteria ekslusi

penelitian meliputi pasien hipertensi dengan komplikasi jantung, stroke, dan penyakit

ginjal.

Pengumpulan Data

Dalam menilai ketaatan terapi pasien hipertensi dalam periode Januari–

Desember 2019 dihitung dengan metode MPR. Penelitian ini menggunakan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

4

174 rekam medis pasien pasien

hipertensi rawat jalan dalam

periode Januari – Desember 2019

124 subjek penelitian

50 subjek terkeksklusi

- 15 subjek terdiagnosa penyakit

jantung. - 13 subjek terdiagnosa stroke - 22 subjek terdiagnosa penyakit

ginjal

rekam medis pasien hipertensi dalam periode Januari-Desember 2019 sebagai bahan

penelitian. Data yang diambil meliputi data nomor rekam medis pasien, nama pasien,

data penggunaan obat, dan data informasi tekanan darah pasien. Identitas subjek pada

sampel penelitian dirahasiakan dengan mengganti nama pasien dengan inisial, tidak

mencantumkan alamat dan nomor telepon pasien.

Penelitian ini mendapatkan 174 Subjek dan hanya terdapat 124 subjek yang

memenuhi kriteria yang ditetapkan peneliti.

Gambar 1. Bagan Subjek Penelitian Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas

Depok 1 Yogyakarta Periode Januari-Desember 2019.

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini telah mendapat izin dari Komisi

Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan memperoleh

Etichal Clearance nomor KE/FK/0358/EC/2020. Hal ini bertujuan untuk memenuhi

etika penelitian dan hasil penelitian dapat dipublikasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

5

Analisis Data

Data yang didapat berupa nilai tekanan darah dari pasien hipertensi yang diukur pada

saat pengambilan data rekam medis dan profil obat yang diterima pasien hipertensi

dalam periode Januari-Desember 2019. Tekanan darah subjek dikategorikan

terkontrol apabila memiliki nilai tekanan darah <130/80 mmHg dan dikatakan tidak

terkontrol apabila memiliki nilai tekanan darah sistolik ≥130 atau tekanan darah

diastolik ≥80 mmHg. Hal ini mengacu pada Guideline for the Prevention, Detection,

Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults (2017). Ketaatan

terapi dari pasien hipertensi yang diteliti diukur dengan menggunakan perhitungan

MPR. Subjek dikategorikan sebagai pasien taat apabila nilai MPR ≥0,8 (Kozma et al.,

2013).

Data yang diperoleh akan diolah menggunakan statistik dengan perangkat

lunak terkomputerisasi di Pusat Kajian Clinical Epidemiology and Biostatistic Unit

(CE&BU) Fakultas kedokteran Gadjah Mada Yogyakarta dengan menggunakan

program IBM SPSS 22. Hasil pengolahan data karakteristik disajikan dalam bentuk

tabel.

Data tekanan darah sistolik dan diastolik kemudian dianalisis menggunakan

uji chi-square dengan koreksi yates. Uji chi-square dengan koreksi yates ini

digunakan untuk menguji hubungan antara pengaruh dua variabel yang digunakan.

Selanjutnya interpretasi hasil analisis diperoleh dari pengujian tersebut adalah nilai p-

value dan nilai risiko relatif (RR). Nilai p-value merupakan nilai signifikansi yaitu

sebesar 0,05. Nilai p-value ini digunakan untuk menunjukkan gambaran secara

statistik terdapat hubungan antara ketaatan terapi antihipertensi dengan kondisi

terkontrolnya tekanan darah. Sedangkan nilai risiko relatif (RR) digunakan untuk

melihat kekuatan hubungan antara variabel bebas (ketaatan terapi) dan variabel

terikat (kondisi terkontrolnya tekanan darah).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini memperoleh subjek penelitian sebanyak 124 subjek yang

memenuhi kriteria inklusi. Pada tabel I menunjukan distribusi karakteristik subjek

penelitian yaitu pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Depok I

Yogyakarta periode Januari-Desember 2019.

Tabel I. Karakteristik Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Depok I

Yogyakarta periode Januari-Desember 2019

Karakteristik Responden Jumlah

(n= 124)

n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 52 41,94

Perempuan 72 58,06

Terapi hipertensi

Monoterapi 107 86,29

>1 terapi 17 13,71

Rata-rata tekanan darah (mmHg) 136,33

84,04

Rata-rata usia (tahun) 55,92

Rata-rata durasi penyakit (tahun) 6,10

Rata-rata nilai MPR 0,59

Karakteristik pasien hipertensi pada penelitian ini sebagian besar pasien

perempuan sebanyak 72 orang dengan persentase 58,06% sedangkan jumlah pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

7

laki-laki sebanyak 52 orang dengan persentase 41,94%. Hasil ini serupa dengan

penelitian sebelumnya yaitu persentase pasien wanita sebesar 60% dan persentase

pasien laki-laki sebesar 40%. Jumlah pasien hipertensi lebih dominan berjenis

kelamin perempuan, Hal ini dikarenakan adanya hubungan faktor hormonal yang

lebih besar terdapat di dalam perempuan dibandingkan dengan laki-laki, Wanita

premenopause memiliki risiko dan kejadian hipertensi yang lebih rendah

dibandingkan laki-laki dengan usia sama tetapi keuntungan ini untuk wanita secara

bertahap menghilang setelah menopause. Perubahan hormonal setelah menopause

dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi (Tandililing,

Mukaddas and Faustine, 2017). Perempuan cenderung melakukan pengukuran

tekanan darah dibandingkan laki-laki (perempuan 76% dan laki-laki 71% p<0,001),

dan perempuan cenderung memiliki tingkat kesadaran yang baik tentang tekanan

darah tinggi dibandingkan laki-laki-laki (perempuan 55% dan laki-laki 43%,

p<0,001) (Rahman, Williams and Al Mamun, 2017). Pada penelitian yang dilakukan

oleh Everett and Zajacova, (2015) dikatakan bahwa laki-laki lebih kecil

kemungkinannya dibandingkan perempuan untuk melaporkan status hipertensi yang

mereka alami. Perempuan lebih cenderung menggunakan layanan perawatan

kesehatan, dan karena itu tahu tentang status hipertensi.

Pada penelitian ini dilihat pula karakteristik jenis terapi yang diberikan pada

pasien yang menjadi subjek penelitian. Persentase penggunaan monoterapi pada

subjek lebih besar yaitu 86,29% dibandingkan pemberian >1 terapi sebesar 13,71%.

Berbeda dengan penelitian lain yang dilakukan Jankowska-Polańska et al., (2017),

dari hasil penelitian tersebut didapat persentase pasien pengguna monoterapi lebih

kecil yaitu sebesar 24,2% dibandingkan dengan pasien yang menggunakan politerapi

sebesar 75,8%. Pemberian pilihan terapi bagi pasien hipertensi yaitu untuk mencapai

tujuan pengobatan terkontrolnya tekanan darah adalah meningkatkan dosis

monoterapi atau menggunakan kombinasi obat, untuk menghindari adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

8

komplikasi, penting untuk memulai pengobatan sesegera mungkin, mencapai tujuan

terapi, dan memastikan kepatuhan pengobatan (Garcia and Guerra, 2018).

Rata-rata tekanan darah subjek penelitian sebesar 136,33/83,04 mmHg.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar Subjek penelitian ini memiliki

tekanan darah yang tidak terkontrol. Menurut American College of Cardiology (2017)

seseorang mengalami hipertensi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah

sistolik ≥130 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥80 mmHg. Tekanan darah

yang tidak terkontrol adalah faktor risiko kardiovaskular yang membuat kerusakan

organ terjadi. Hipertensi resisten ada pada orang yang mengalami tekanan darah

tinggi secara terus-menerus. Alasan paling umum terjadinya hipertensi resisten ini

dapat disebabkan oleh adanya ketidakpatuhan pengobatan dan terapi obat yang tidak

mencukupi. Hipertensi yang tidak terobati dapat menyebabkan gagal jantung, stroke,

penyakit jantung iskemik, dan gagal ginjal (Yaxley and Thambar, 2015).

Pada penelitian ini dilihat pula karakteristik usia, sebagian besar subjek

penelitian berusia <60 tahun dengan rata-rata usia dari subjek penelitiannya adalah

55,92 tahun. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh

Teshome et al., (2017) yaitu persentase pasien hipertensi yang berusia <60 tahun

lebih banyak dibandingkan pasien ≥60 tahun. persentase pasien <60 tahun sebesar

58,16% sedangkan persentase ≥60 tahun sebesar 41,84%. Umur lansia 60-64 tahun

terjadi peningkatan risiko hipertensi sebesar 2,18 kali, umur 65-69 tahun sebesar 2,45

kali, dan umur diatas 70 tahun sebesar 2,97 kali. Seiring bertambahnya usia, risiko

terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi

yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun (Nurhidayati et

al., 2018).

Karakteristik durasi penyakit hipertensi pada penelitan ini juga dilihat, dan

diperoleh rata-rata durasi penyakit yang dijalani oleh subjek penelitian adalah 6,10

tahun. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek uji pada penelitian ini

menjalani durasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

9

penyakit hipertensi selama <10 tahun. Hal yang serupa juga didapat pada penelitian

yang dilakukan oleh Jankowska-Polańska et al., (2017) yaitu jumlah pasien yang

menjalani durasi penyakit hipertensi <10 tahun lebih besar dari pasien yang

menjalani durasi penyakit hipertensi ≥10 tahun, dengan persentasenya adalah pasien

<10 tahun sebesar 68,23% dan pasien yang menjalani durasi penyakit ≥10 tahun

sebesar 31,77%.

Pada tabel karakteristik juga ditampilkan rata-rata nilai MPR sebesar 0,59,

dapat disimpulkan sebagian besar subjek uji pada penelitian ini mempunyai tingkat

ketaatan yang rendah. Menurut Kozma et al., (2013) pasien akan dianggap patuh

apabila memperoleh nilai MPR ≥0,8. Berbeda dengan penelitian lain yang dilakukan

oleh Efayanti, (2019) mengatakan bahwa hasil pengukuran rasio kepemilikan obat

(Medication Possession Ratio) pada penelitiannya, sekitar 62,20% responden

dinyatakan patuh terhadap pengambilan obat namun sekitar 37,80% responden

dinyatakan tidak patuh. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa orang yang tidak

memilih untuk mengikuti saran atau rekomendasi pengobatan oleh tenaga kesehatan.

Kepatuhan terapi merupakan salah satu faktor keberhasilan terapi. Ketatan

terapi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada Tabel II ditampilkan hubungan

karakteristik responden terhadap tingkat ketaatan pasien hipertensi periode Januari-

Desember 2019 unit rawat jalan Puskesmas Depok I.

Tabel II. Hubungan Karakteristik Responden terhadap Tingkat Ketaatan berdasarkan

Medication Possession Ratio (MPR)

Karakteristik Variabel Ketaatan p-value RR

Taat Tidak Taat

Jenis Kelamin Laki-laki 23 29

Perempuan 33 39

1,00* 0,97

Usia < 60 tahun 41 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

10

≥60 tahun 15 30 0,07* 1,56

Durasi

penyakit

< 10 tahun

≥ 10 tahun

47

9

60

8

0,67*

0,83

Terapi

hipertensi

Monoterapi

>1 terapi

48

8

59

9

1,00*

0,95

*Uji chi-square koreksi Yates ;p > 0,05 = tidak berpengaruh

signifikan

Pasien laki-laki yang patuh berobat sebanyak 23 orang lebih kecil

dibandingkan kelompok perempuan yang patuh yaitu sebanyak 33 orang. Namun,

perbedaan jenis kelamin ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kapatuhan

pasien (p=1,00). Dengan demikian, secara statistik tidak terdapat hubungan antara

jenis kelamin dengan kepatuhan terapi. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ho, Chen-Pei, Wul, Shih-Hsin, (2020) mengatakan bahwa terdapat

hubungan antara jenis kelamin dan ketaatan (p= 0,05). Pada penelitian lain,

mengatakan bahwa pasien perempuan lebih tinggi tingkat kepatuhannya

dibandingkan pasien laki-laki. Perempuan memiliki perilaku pencarian kesehatan

yang lebih tinggi daripada laki-laki (Wiarsih et al., 2020)

Berdasarkan Undang-undang nomor 13 Tahun 1998 batasan umur lansia di

Indonesia adalah 60 tahun ke atas. Sehingga usia dari subjek penelitian dikategorikan

menjadi <60 tahun dan ≥60 tahun. Pada penelitian ini, kelompok Subjek penelitian

dengan usia <60 tahun yang patuh berobat sebanyak 41 orang lebih besar

dibandingkan kelompok umur ≥60 tahun. Namun, faktor usia ini tidak berpengaruh

secara signifikan (p= 0,07) terhadap kepatuhan pasien, sehingga dapat disimpulkan

bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara usia <60 tahun dan ≥60 tahun

dengan status ketaatan pasien. Sedangkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

11

Boratas and Kilic, (2018) mengatakan adanya hubungan antara usia dengan

kepatuhan terapi (p=0,00). Pada penelitian lain yang dilakukan Teshome et al.,

(2017) mengatakan bahwa pasien yang berusia <60 tahun mempunyai kemungkinan 1

kali (OR=0,83) untuk mematuhi terapi obat antihipertensi. Penelitian tersebut

menyatakan bahwa pasien hipertensi ≥60 tahun lebih kecil kemungkinannya

mematuhi terapi obat antihipertensi mereka dibandingkan dengan responden yang

lebih muda. Usia memberi pengaruh terhadap praktek kesehatan yang dilakukan

individu sehari-hari melalui perubahan pola pikir dan perilaku; (Nurhidayati et al.,

2018). Pada pasien lansia, kepatuhan terhadap pengobatan cenderung menurun karena

berbagai alasan; salah satunya adalah penurunan fungsi kognitif yang dapat

menimbulkan depresi seiring bertambahnya usia (Burnier, Polychronopoulou and

Wuerzner, 2020).

Durasi penyakit pada penelitian ini diambil dengan rentang tahun ≥ 10 tahun

dan <10 tahun. Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa perbedaan durasi penyakit

ini tidak berpengaruh secara signifikan (p= 0,67) terhadap kepatuhan pasien, sehingga

dapat disimpulkan secara statistik tidak terdapat hubungan antara durasi penyakit

dengan status ketaatan terapi pasien. Penelitian ini serupa dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Jankowska-Polańska et al., (2017) mengatakan

bahwa tidak adanya hubungan antara durasi penyakit dengan status ketaatan pasien

(p=0,113). Sedangkan pada penelitian lain mengatakan bahwa hasil pasien dengan

durasi yang lebih lama yaitu lebih dari 10 tahun memiliki tingkat kepatuhan yang

tinggi dibandingkan pasien dengan durasi yang lebih singkat, dan disimpulkan bahwa

riwayat hipertensi dapat dikaitkan dengan tingkat kepatuhan, hal tersebut dapat

dibuktikan dengan para peserta cenderung memiliki lebih banyak informasi tentang

penyakit hipertensi dan menjalin hubungan baik dan lebih kuat antara pasien-dokter

dibandingkan pasien yang memiliki riwayat hipertensi lebih pendek (Abbas et al.,

2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

12

Kelompok pasien yang menerima monoterapi dan patuh berobat sebanyak 48

orang lebih besar dari kelompok pasien yang menerima >1 terapi. Namun, pemberian

terapi secara monoterapi dan >1 terapi ini tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kepatuhan pasien (p= 1,00). Dengan demikian, secara statistik tidak terdapat

hubungan antara jenis pemberian terapi terhadap status ketaatan pasien. Sedangkan

pada penelitian sebelumnya, mengatakan bahwa adanya hubungan antara jenis terapi

dengan status ketaatan pasien (p=0,041). Penyederhanaan terapi dalam penggunaan

sediaan antihipertensi dapat meningkatkan motivasi pasien untuk secara ketat

mematuhi rejimen medis. Jumlah tablet yang diminimum dan jadwal pemberian obat

antihipertensi dapat memengaruhi efektivitas terapi (Uchmanowich et al., 2018).

Tabel III. Hubungan Karakteristik Responden terhadap Kontrol Tekanan Darah.

Karakteristik Variabel Tekanan Darah p-value RR

Terkontrol

(< 130/80

mmHg)

Tidak

Terkontrol

(≥130/80

mmHg)

Jenis Kelamin Laki-laki 11 41 0,69* 1,27

Perempuan 12 60

Usia < 60 tahun 15 64 1,00* 1,07

≥60 tahun 8 37

Durasi < 10 tahun 18 89 0,31+ 0,57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

13

penyakit

≥ 10 tahun 5 12

Terapi

hipertensi

Monoterapi 19 88 0,52+ 0,76

>1 terapi 4 13

Ketaatan Taat 22 34

Tidak Taat 1 67

0,00* 26,71

*Uji chi-square koreksi Yates ; +Uji Fisher ; p > 0,05 = tidak berpengaruh

signifikan

Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat pasien perempuan yang memiliki

tekanan darah terkontrol lebih banyak dari pasien laki-laki. Walaupun demikian,

masih banyak pula pasien perempuan yang didata memiliki tekanan darah tidak

terkontrol dibandingkan pasien laki-laki. penelitian ini sesuai dengan hasil yang

didapat dari data Riset Kesehatan Dasar (2018), bahwa secara nasional prevalensi

tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibandingkan dengan

laki-laki (31,34%). Dari data jenin kelamin yang dikaitkan dengan tekanan darah,

dapat dilihat data statistiknya, dan diketahui bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap terkontrolnya tekanan darah (p= 0,69), sehingga dapat

disimpulkan, secara statistik tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dan status

terkontrolnya tekanan darah. Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian Choi,

Kim and Kang, (2017) yang menyatakan bahwa jumlah responden perempuan lebih

tinggi memiliki tekanan darah yang terkontrol dibandingkan responden laki-laki,

namun jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terkontrolnya

tekanan darah (p= 0,477). Selain itu juga dikatakan bahwa perempuan premenopause

memiliki risiko dan kejadian hipertensi lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.

Pada masa premenopause perempuan memiliki hormon progesteron dan estrogen

yang dapat melindungi pembuluh darah dari stres oksidatif dan inflamasi. Estrogen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

14

dapat meningkatkan angiotensinogen, menurunkan aktivitas enzim ACE (Angiotensin

Converting Enzym), produksi aldosteron, dan menurunkan jumlah renin. Namun pada

masa menopause kadar endotelin dan stress oksidatif meningkatkan, hal ini dapat

mempengaruhi tekanan darah melalui peningkatan reabsorbsi natrium dan

vasokontriksi (Gudmundsdottir et al., 2012).

Pada penelitian ini adanya faktor usia juga diketahui berpengaruh secara

siginifikan terhadap terkontrolnya tekanan darah (p= 1,00), sehingga dapat

disimpulkan secara statistik bahwa tidak adanya hubungan antara usia dengan status

terkontrolnya tekanan darah. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan Mitra and Wulandari, (2019) yang mengatakan bahwa faktor usia

berpengaruh secara signifikan terhadap terkontrolnya tekanan darah (p=0,005).

Proses menua merupakan proses yang dihasilkan akibat menurun atau menghilangnya

kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dan regulasi sistim tubuh,

kemampuan berbagai organ dan sel untuk mempertahankan bentuk dan fungsi

berangsur-angsur menghilang. Penurunan bentuk dan fungsi tersebut mempunyai

potensi timbulnya masalah baru pada lansia (Widodo and Sumardino, 2016).

Perubahan fisiologi yang terkait dengan penuaan menyebabkan peningkatan tekanan

darah sistolik, peningkatan tekanan arteri rata-rata, peningkatan tekanan nadi, dan

penurunan kemampuan untuk menanggapi perubahan hemodinamik yang tiba-tiba.

Peningkatan tekanan darah dan penuaan sangat berkaitan dengan perubahan arteri.

Pengerasan pembuluh darah adalah salah satu ciri khas penuaan. Pada individu yang

lebih tua, sistem arteri sentral lebih kaku dibanding arteri perifer. Peningkatan

pengerasan arteri sentral yang lebih besar ini bersifat multifaktor, seperti adanya

perubahan komponen struktural, peningkatan oksigen reaktif, perubahan inflamasi,

dan disfungsi endotel adalah beberapa penyebab yang menyebabkan perubahan

struktur dan disfungsi arteri yang terlihat seiring dengan penuaan. Peningkatan

degradasi elastin dan deposisi kolagen adalah dua perubahan karakteristik yang

terlihat seiring bertambahnya usia. Rasio kolagen terhadap elastin meningkat seiring

bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan kekakuan arteri, perubahan ini

juga bisa terjadi pada sel otot polos ventrikel (Singh et al., 2020). Dari hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

15

pengujian pada tabel II dikatakan pasien yang taat pada usia ≥60 tahun jumlahnya

lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang tidak taat, hal ini perlu dijadikan

perhatian terlebih khusus pada pemberian terapi untuk lansia, perubahan tekanan

darah terlihat diantara populasi yang lebih tua dapat menyebabkan berbagai

kerusakan organ. deteksi dini dan pengobatan hipertensi dapat mencegah atau

memperlambat kerusakan organ dalam tahap reversibel. Banyak faktor yang berperan

ketika pemilihan opsi perawatan yang terbaik. Perubahan gaya hidup sehat (diet,

aktivitas fisik, berhenti merokok, mengelola stres) adalah pilihan lini pertama. Jika

kontrol tekanan darah belum tercapai manajemen medis dan peningkatan ketaatan

merupakan pilihan selanjutnya (Singh et al., 2020).

Pengaruh lamanya durasi penyakit hipertensi terhadap terkontrolnya tekanan

darah pada penelitian ini juga dilihat dan didapatkan hasilnya bahwa faktor tersebut

tidak berpengaruh secara signifikan (p= 0,31) terhadap terkontrolnya tekanan darah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan secara statistik tidak adanya hubungan antara

durasi penyakit dengan status terkontolnya tekanan darah. Pada penelitian lain,

pasien hipertensi yang <5 tahun cenderung memiliki tekanan darah terkontrol

dibandingkan pasien ≥5 tahun, namun faktor tersebut tidak berpengaruh secara

signifikan (p= 0,48) terhadap terkontrolnya tekanan darah (Asgedom, Gudina and

Desse, 2016). Lamanya menderita hipertensi dapat menyebabkan fisiologi jantung

pada proses penuaan dan mengalami hipertrofi atau disebut pembesaran jantung,

sementara organ lain mengalami penyusutan atau pengecilan seperti halnya pada

pembuluh darah yang semakin mengecil karena proses penuaan, dinding jantung

menebal, katup-katup jantung mulai menebal dan kaku, sehingga daya pompa otot

jantung mengalami penurunan menyebabkan lansia mengalami risiko penyakit

jantung koroner, hipertensi, dan gangguan irama jantung (Nurhidayati et al., 2018)

Adanya faktor monoterapi dan pemberian >1 terapi pada penelitian ini,

didapatkan hasil bahwa faktor tidak berpengaruh secara signifikan (p=0,52) terhadap

terkontrolnya tekanan darah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, secara statistik

tidak terdapat hubungan antara jenis pemberian terapi dengan status terkontrolnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

16

tekanan darah. Pada penelitian lain mengatakan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara peningkatan jumlah obat yang digunakan terhadap terkontrolnya

tekanan darah (Wachholz et al., 2016). Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian

Egan et al., (2012) yang mengatakan bahwa monoterapi dan pemberian lebih dari

satu terapi memiliki hubungan yang signifikan (p=0,001) terhadap terkontrolnya

tekanan darah.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara ketaatan dengan kondisi terkontrolnya tekanan darah pasien (p= 0,00). Dari

data yang dihasilkan didapatkan nilai RR sebesar 26,714, artinya pasien taat

mempunyai kemungkinan (probabilitas) 27 kali untuk mengalami tekanan darah

terkontrol dibandingkan dengan pasien yang tidak taat. Penelitian ini serupa dengan

penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pasien hipertensi yang mencapai

target pengontrolan tekanan darah cenderung patuh menjalani pengobatan. Pasien

dengan riwayat tingkat kepatuhan yang tinggi cenderung memiliki tekanan darah

yang terkontrol dibandingkan pasien yang memiliki kepatuhan yang rendah.

Kepatuhan pasien berpengaruh dalam keberhasilan pengobatan, kepatuhan yang

rendah merupakan faktor penghambat kontrol yang baik. (Liberty et al., 2017). Pada

penelitian lain yang dilakukan Jesus et al., (2016). Hasil penelitiannya mengatakan

bahwa sekitar 73,91% pasien yang menerima antihipertensi yang tidak mampu

mencapai target tekanan darah <130/80 mmHg, hal ini berkaitan erat dengan adanya

ketidakpatuhan dari pasien terhadap terapi yang diterima.

Dalam peningkatan ketaatan terapi pasien, banyak faktor yang bisa

menyebabkan rendahnya tingkat ketaatan itu sendiri. Ketatan yang rendah dalam

pemberian terapi pada pasien dapat diakibatkan beberapa faktor, seperti; sosial

ekonomi (pendapatan, budaya, kondisi ekonomi serta geografis), karakteritik pasien

(keyakinan kesehatan, kedisiplinan, dan kesadaran), psiko-sosial (kondisi

kejiwaan/depresi, kepribadian yang rendah dan sikap pesimis, wawasan sempit, dan

malas), karakteristik penyakit (penyakt kronis), karakteristik fasilitas dan petugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

17

kesehatan ( kemudahan dalam mengakses pelayanan kesehatan, ketanggapan petugas,

sikap empati, dan kemampuan petugas kesehatan untuk menghormati kekhawatiran

pasien), komunikasi, modal sosial (dukungan sosial, penyediaan edukasi, program

konseling) (Edi, 2015).

Pencapaian tekanan darah terkontrol merupakan tujuan terapi hipertensi.

Pengukuran tekanan darah bukan sepenuhnya merupakan penanda kepatuhan yang

memadai, tetapi dalam pengukuran suatu kepatuhan terapi perlu ditambahkan metode

kuisioner kepada pasien, dan juga ulasan terkait obat antihipertansi yang diterima

pasien, baik dari jumlah maupun pola isi ulang obat tersebut (Gosmanova and

Kovesdy, 2015).

Manajemen kapatuhan terhadap hipertensi yang rendah adalah salah satu

kontributor utama kontrol tekanan darah yang buruk, pada penelitian lain mengatakan

bahwa ketaatan suatu terapi hipertensi akan meningkatkan kemungkinan

terkontrolnya tekanan darah, Jenis kelamin laki-laki, usia> 45-66 tahun, durasi

mengalami hipertensi , dan menerima politerapi satu tablet adalah penentu kepatuhan

yang signifikan terhadap pengobatan farmakologis di hipertensi (Jankowska-Polańska

et al., 2017). Kondisi untuk mencapai efek terapi yang diinginkan adalah minum obat

sesuai resep dan mematuhi rekomendasi medis serta bekerja sama selama setiap tahap

perawatan. Kurangnya kerja sama dan kepatuhan dari pasien terhadap rejimen terapi

yang diterima adalah salah satu faktor paling menantang yang berkontribusi terhadap

rendahnya keberhasilan terapi pada banyak penyakit kronis (Uchmanowicz et al.,

2018).

Keterbatasan penelitian ini adalah penggunaan metode MPR yang membatasi

peneliti untuk mengukur kepatuhan pasien hanya dari rekam medis. Peneliti tidak

dapat melakukan wawancara secara langsung dengan pasien, sehingga peneliti tidak

dapat mengetahui dengan jelas terkait alasan pasien tidak mematuhi terapi yang

disarankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

18

KESIMPULAN

1. Ketaatan pasien hipertensi dalam mengonsumsi obat antihipertensi

berpengaruh signifikan secara statistik terhadap terkontrolnya tekanan darah.

2. Karakteristik pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Depok 1

Yogyakarta dengan hasil presentase paling tinggi berdasarkan kajian, jenis

kelamin perempuan sebesar 58.06%, pasien yang menerima monoterapi

sebesar 86.29%, dengan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 136.33 mmHg

dan diastolik sebesar 84.04 mmHg, rata-rata usia sebesar 55.92 tahun, rata-

rata durasi penyakit sebesar 6.10 tahun, dan rata-rata MPR sebesar 0.59.

SARAN

Pada penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan penambahan metode

pengukuran kepatuhan seperti wawancara langsung dengan pasien. Selain itu,

diharapkan untuk dilakukan peninjauan lebih lanjut terkait faktor-faktor yang

mempengaruhi ketidakpatuhan pasien. Penambahan jumlah sampel pada penelitian

terbaru juga diharapkan lebih besar dari penelitian ini dengan dilakukan follow up.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

19

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, H. et al. (2017) „Adherence to treatment and evaluation of disease and therapy

knowledge in Lebanese hypertensive patients‟, Patient Preference and

Adherence, 11, pp. 1949–1956. doi: 10.2147/PPA.S142453.

Artiyaningrum, B., Azam, M. and Artikel, I. (2016) „Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Tidak Terkendali Pada Penderita

Yang Melakukan Pemeriksaan Rutin‟, Public Health Perspective Journal,

1(1), pp. 12–20.

Asgedom, W., S., Gudina, K., E., and Desse, A., T., 2016. Assessment of Blood

Pressure Control among Hypertensive Patients in Southwest Ethiopia. PLOS

ONE, 11 (11), pp. 8.

Burnier, M., Polychronopoulou, E., Wuerzner, G., 2020. Hypertension and Drug

Adherence in the Elderly. Frontiers in Cardiovascular Medicine, 7 (49), pp.

3-4.

Boratas, S., and Kilic, F., H., 2018. Evaluation of Medication Adherence in

Hypertensive Patients and Influential Factors. Pak J Med Scl. 3 (4). pp.961.

Choi, M., H., Kim, C., H., and Kang, R., D., 2017. Sex Differences in Hypertension

Prevalence and Control: Analysis of the 2010-2014 Kore National and

Nutrition Examination Suervey. PLOS ONE, 12 (5), pp. 4.

Dinas Kesehatan, 2019. Profil Kesehatan Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2018.

Edi, S., M.,G., I, 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien pada

Pengobatan: Telaah sistematik. Medicamento, 1 (1), 5-7.

Efayanti, D. (2019) „Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pengambilan

Obat Peserta Program Rujuk Balik Di Bandar Lampung‟, JFIOnline, 9(1), pp.

19–25.

Egan, M., B., et al., (2012). Initial Monotherapy and Combination Therapy and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

20

Hypertension Control the First Year. AHA Journals, 16 (3), pp. 1126-1127.

Garcia, G., C., and Guerra, R., F.,A., 2018. Combination Therapy in The Treatment if

Hypertension, DIC, pp.9.

Gosmanova, E. O. and Kovesdy, C. P. (2015) „Adherence to antihypertensive

medications: Is prescribing the right pill enough?‟, Nephrology Dialysis

Transplantation, 30(10), pp. 1649–1656.

Gudmundsdottir, H., et al., 2012. Hypertension in women latest findings and Clinical

Implications. JournalsPermissions.nav. 3 (3). pp.138-139.

Haswan, A. (2017) „Gambaran Karakteristik Penderita Hipertensi dan Tingkat

Kepatuhan Minum Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kintamani I‟, Intisari

Sains Medis, 8(2), pp. 130–134.

Ho, P., C., et al. (2020). Possible Effects of Medication Regimen on Non-Adherence

to Antihypertensive Therapy. Remedy Publication LLC. 5 (1). pp.3-4.

Jankowska-Polańska, B. et al. (2017) „Selected factors affecting adherence in the

pharmacological treatment of arterial hypertension‟, Patient Preference and

Adherence, 11, pp. 363–371.

Jesus, S., N., et al., 2016. Blood Pressure Treatment Adherence and Control after

Participation in the ReHOT, SBC Journal, 107 (5). pp. 442.

Kementrian Kesehatan RI (2017) „Sebagian besar penderita tidak menyadarinya‟,

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, pp.

23–24.

Kozma, C. et al. (2013) „Medication possession ratio: implications of using fixed and

variable observation periods in assessing adherence with disease-modifying

drugs in patients with multiple sclerosis‟, Patient Preference and Adherence,

p. 509.

Liberty, I. A. et al. (2017) „Determinan Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi pada

Fasilitas Kesehatan Tingkat I Berdasarkan anjuran Joint National‟, Jurnal

Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 1, pp. 58–65.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

21

Lloyd-Jones, D. M. et al. (2017) „2017 Focused Update of the 2016 ACC Expert

Consensus Decision Pathway on the Role of Non-Statin Therapies for LDL-

Cholesterol Lowering in the Management of Atherosclerotic Cardiovascular

Disease Risk: A Report of the American College of Cardiology Task Fo‟,

Journal of the American College of Cardiology, 70(14), pp. 1785–1822.

Manembu, M., Rumampuk, J. and Danes, V. R. (2015) „Pengaruh Posisi Duduk Dan

Berdiri Terhadap Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Pegawai Negeri

Sipilkabupaten Minahasa Utara‟, Jurnal e-Biomedik, 3(3).

Nurhidayati, I. et al. (2018) „Penderita Hipertensi Dewasa Lebih Patuh daripada

Lansia dalam Minum Obat Penurun Tekanan Darah © 2018 Program Studi S-

1 Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang Pendahuluan

Metode Hasil‟, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(2), pp. 4–8.

Singh, J., N., Nguyen, T., Kerndt, C., C., and Dhamoon, S., A., 2020. StatPearls

(Online) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537297/ . Accessed 24

July 2020.

Siswanto, dkk., 2017. Metodologi Penelitian Kombinasi Kualitatif Kuantitatif

Kedokteran dan Kesehatan.

Tandililing, S., Mukaddas, A. and Faustine, I. (2017) „Profil Penggunaan Obat Pasien

Hipertensi Esensial Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah I

Lagaligo Kabupaten Luwu Timur Periode Januari-Desember Tahun 2014‟,

Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 3(1),

pp. 49–56.

Teshome, D. F. et al. (2017) „Medication adherence and its associated factors among

hypertensive patients attending the Debre Tabor General Hospital, Northwest

Ethiopia‟, Integrated Blood Pressure Control, 10, pp. 1–7.

Uchmanowicz, B. et al. (2018) „Factors influencing adherence to treatment in older

adults with hypertension‟, Clinical Interventions in Aging, 13, pp. 2425–2441.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

22

Uchmanowicz, B., Chudiak, A., Mazur, G., 2018. The Influence of Quality of Life on

the Level of Adherence to Therapeutic Recommendation among Elderly

Hypertensive Patients. Dovepress. 12, pp.2599-2600.

Wachholz, et al., (2016). Factors Releated to Blood Pressure Control in a Prospective

Cohort of Hypertensive Outpatients. Acta Scientiarum, 38 (1), pp. 58-61.

Wiarsih, W., Jannah, M., N., and Sahar, J., 2020. Health Behaviour and Medication

Adherence In Hypertensive Client, Indonesian Journal of Global Health

Research, 2 (2). pp. 106.

Yaxley, P., J., and Thambar, V., S., 2015. Journal of Family Medicine and Primary

(online) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4408700/. Accessed

2 August 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

23

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

24

Lampiran 1. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

25

Lampiran 2. Surat keterangan verifikasi data CE&BU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

26

Lampiran 3. Definisi Operasional

Variabe

l Definisi Operasional

Jenis Variabel

Skala Pengukuran

Ketaata

n Terapi

Ketatan pasien diukur menggunakan metode

Medication Possession Ratio yaitu dengan

rumus

Ordinal

1. Nilai MPR

≥0,8 (Pasien

taat).

2. Nilai MPR

<0,8 (Pasien

tidak taat).

Ketaatan terapi diukur minimal 3 bulan

terakhir sebelum dilakukan pengukuran

tekanan darah pada periode Januari –

Desember 2019.

Tekanan

darah

Pada populasi pasien hipertensi, terkontrol

apabila target tekanan darah sistolik <130

mmHg dan tekanan darah diastolik <80

mmHg. Tekanan darah diperoleh melalui

pengukuran oleh tenaga kesehatan di

puskesmas saat pasien menerima

peresepan terakhir.

Ordinal

1. Pasien

memiliki

tekanan

darah tidak

terkontrol

apabila

tekanan

darah

sistolik/diast

olik ≥130/ 80

mmHg.

2. Dikatakan

terkontrol

apabila

tekanan

darah

sistolik/diast

olik <130/80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

27

mmHg.

Pasien

hiperten

si

Pasien hipertensi yang dimaksud adalah

Pasien yang memiliki diagnosa hipertensi

dan juga pasien yang masih mengonsumsi

obat antihipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

28

Lampiran 4. Uji Data Satistik

Frequencies

MPR

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Taat 56 45.2 45.2 45.2

Tidak taat 68 54.8 54.8 100.0

Total 124 100.0 100.0

Tekanan Darah terkontrol

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tekanan darah Terkontrol 23 18.5 18.5 18.5

Tekanan Darah tidak

terkontrol

101 81.5 81.5 100.0

Total 124 100.0 100.0

Statistics

MPR_1 TD_sistol TD_diastol

N Valid 124 124 124

Missing 0 0 0

Mean .5935 136.33 84.04

Median .5000 130.00 82.50

Std. Deviation .31176 14.258 8.346

Minimum .10 120 70

Maximum 1.00 180 100

MPR_1

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .10 5 4.0 4.0 4.0

.20 16 12.9 12.9 16.9

.30 22 17.7 17.7 34.7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

29

.40 9 7.3 7.3 41.9

.50 12 9.7 9.7 51.6

.60 2 1.6 1.6 53.2

.70 2 1.6 1.6 54.8

.80 7 5.6 5.6 60.5

.90 35 28.2 28.2 88.7

1.00 14 11.3 11.3 100.0

Total 124 100.0 100.0

TD_sistol

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 120 29 23.4 23.4 23.4

125 2 1.6 1.6 25.0

130 34 27.4 27.4 52.4

140 32 25.8 25.8 78.2

150 12 9.7 9.7 87.9

155 1 .8 .8 88.7

160 7 5.6 5.6 94.4

170 6 4.8 4.8 99.2

180 1 .8 .8 100.0

Total 124 100.0 100.0

TD_diastol

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 70 9 7.3 7.3 7.3

75 20 16.1 16.1 23.4

76 1 .8 .8 24.2

80 32 25.8 25.8 50.0

85 11 8.9 8.9 58.9

90 36 29.0 29.0 87.9

95 4 3.2 3.2 91.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

30

100 11 8.9 8.9 100.0

Total 124 100.0 100.0

Crosstabs

MPR * Tekanan Darah terkontrol Crosstabulation

Tekanan Darah terkontrol

Total

Tekanan darah

Terkontrol

Tekanan Darah

tidak terkontrol

MPR Taat Count 22 34 56

% within MPR 39.3% 60.7% 100.0%

% within Tekanan Darah

terkontrol

95.7% 33.7% 45.2%

% of Total 17.7% 27.4% 45.2%

Tidak taat Count 1 67 68

% within MPR 1.5% 98.5% 100.0%

% within Tekanan Darah

terkontrol

4.3% 66.3% 54.8%

% of Total .8% 54.0% 54.8%

Total Count 23 101 124

% within MPR 18.5% 81.5% 100.0%

% within Tekanan Darah

terkontrol

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 18.5% 81.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 29.067a 1 .000

.000

.000

Continuity Correctionb 26.618 1 .000

Likelihood Ratio 33.478 1 .000

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

28.833 1 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

31

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.39.

b. Computed only for a 2x2 table

Dari hasil analisis di dapatkan hasil yang berbeda bermakna antara MPR terhadap tekanana

darah terkontrol/tidak p < 0.001 (sangat signifikan). Karena memilik expected cout kurang

dari 5 maka uji memakai fisher.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for MPR (Taat /

Tidak taat)

43.353 5.603 335.439

For cohort Tekanan Darah

terkontrol = Tekanan darah

Terkontrol

26.714 3.716 192.050

For cohort Tekanan Darah

terkontrol = Tekanan Darah

tidak terkontrol

.616 .498 .762

N of Valid Cases 124

RR 26.71 yang berarti untuk MPR Taat untuk menjadi tekanana darah terkontrol 27 kali di

banding MPR yang tidak taat. Tetapi CI nya lebar sehingga hasilnya hanya pada penelitian

ini saja. (td bisa di generalisasi ke umum)

Jenis kelamin * MPR

Crosstab

MPR

Total

Taat

Tidak taat

Jenis kelamin

L

Count

23

29

52

Expected Count 23.5 28.5 52.0

% within Jenis kelamin 44.2% 55.8% 100.0%

% within MPR 41.1% 42.6% 41.9%

% of Total 18.5% 23.4% 41.9%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

32

P

Count

33

39

72

Expected Count 32.5 39.5 72.0

% within Jenis kelamin 45.8% 54.2% 100.0%

% within MPR 58.9% 57.4% 58.1%

% of Total 26.6% 31.5% 58.1%

Total

Count

56

68

124

Expected Count 56.0 68.0 124.0

% within Jenis kelamin 45.2% 54.8% 100.0%

% within MPR 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.2% 54.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

.031a

1

.860

1.000

.503

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .031 1 .860

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association .031 1 .860

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.48.

b. Computed only for a 2x2 table

terapi * MPR

Crosstab

MPR

Total

Taat

Tidak taat

terapi

Monoterapi

Count

48

59

107

Expected Count 48.3 58.7 107.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

33

% within terapi

44.9%

55.1%

100.0%

% within MPR 85.7% 86.8% 86.3%

% of Total 38.7% 47.6% 86.3%

> 1 terapi

Count

8

9

17

Expected Count 7.7 9.3 17.0

% within terapi 47.1% 52.9% 100.0%

% within MPR 14.3% 13.2% 13.7%

% of Total 6.5% 7.3% 13.7%

Total

Count

56

68

124

Expected Count 56.0 68.0 124.0

% within terapi 45.2% 54.8% 100.0%

% within MPR 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.2% 54.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

.029a

1

.866

1.000

.534

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .029 1 .866

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association .028 1 .866

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.68.

b. Computed only for a 2x2 table

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

34

Usia * MPR

Crosstab

MPR

Total

Taat

Tidak taat

Usia

< 60 tahun

Count

41

38

79

Expected Count 35.7 43.3 79.0

% within Usia 51.9% 48.1% 100.0%

% within MPR 73.2% 55.9% 63.7%

% of Total 33.1% 30.6% 63.7%

>= 60 tahun

Count

15

30

45

Expected Count 20.3 24.7 45.0

% within Usia 33.3% 66.7% 100.0%

% within MPR 26.8% 44.1% 36.3%

% of Total 12.1% 24.2% 36.3%

Total

Count

56

68

124

Expected Count 56.0 68.0 124.0

% within Usia 45.2% 54.8% 100.0%

% within MPR 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.2% 54.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

3.990a

1

.046

.061

.035

Continuity Correctionb 3.276 1 .070

Likelihood Ratio 4.048 1 .044

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association 3.958 1 .047

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.32.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

35

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

3.990a

1

.046

.061

.035

Continuity Correctionb 3.276 1 .070

Likelihood Ratio 4.048 1 .044

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association 3.958 1 .047

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.32.

b. Computed only for a 2x2 table

Durasi penyakit * MPR

Crosstab

MPR

Total

Taat

Tidak taat

Durasi penyakit

< 10 tahun

Count

47

60

107

Expected Count 48.3 58.7 107.0

% within Durasi penyakit 43.9% 56.1% 100.0%

% within MPR 83.9% 88.2% 86.3%

% of Total 37.9% 48.4% 86.3%

>= 10 tahun

Count

9

8

17

Expected Count 7.7 9.3 17.0

% within Durasi penyakit 52.9% 47.1% 100.0%

% within MPR 16.1% 11.8% 13.7%

% of Total 7.3% 6.5% 13.7%

Total

Count

56

68

124

Expected Count 56.0 68.0 124.0

% within Durasi penyakit 45.2% 54.8% 100.0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

36

% within MPR

100.0%

100.0%

100.0%

% of Total 45.2% 54.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

.481a

1

.488

.602

.332

Continuity Correctionb .186 1 .666

Likelihood Ratio .479 1 .489

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association .478 1 .490

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.68.

b. Computed only for a 2x2 table

Report

MPR_1

MPR

N

Mean

Std. Deviation

Median

Taat

56

.9125

.06049

.9000

Tidak taat 68 .3309 .14274 .3000

Total 124 .5935 .31176 .5000

Report

Tekanan Darah terkontrol

TD_sistol

TD_diastol

Tekanan darah Terkontrol

N

23

23

Mean 120.43 74.17

Std. Deviation 1.441 1.969

Median 120.00 75.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

37

Tekanan Darah tidak terkontrol

N

101

101

Mean 139.95 86.29

Std. Deviation 13.351 7.571

Median 140.00 90.00

Total

N

124

124

Mean 136.33 84.04

Std. Deviation 14.258 8.346

Median 130.00 82.50

Group Statistics

MPR

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

MPR_1

Taat

56

.9125

.06049

.00808

Tidak taat 68 .3309 .14274 .01731

Jenis kelamin * Tekanan Darah terkontrol

Crosstab

Tekanan Darah terkontrol

Total

Tekanan darah

Terkontrol

Tekanan Darah tidak

terkontrol

Jenis kelamin L Count 11 41 52

Expected Count 9.6 42.4 52.0

% within Jenis kelamin 21.2% 78.8% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 47.8% 40.6% 41.9%

% of Total 8.9% 33.1% 41.9%

P Count 12 60 72

Expected Count 13.4 58.6 72.0

% within Jenis kelamin 16.7% 83.3% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 52.2% 59.4% 58.1%

% of Total 9.7% 48.4% 58.1%

Total Count 23 101 124

Expected Count 23.0 101.0 124.0

% within Jenis kelamin 18.5% 81.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 18.5% 81.5% 100.0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

38

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .402a 1 .526

.641

.342

Continuity Correctionb .160 1 .689

Likelihood Ratio .399 1 .528

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association .399 1 .528

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.65.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jenis kelamin (L / P) 1.341 .540 3.331

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan darah Terkontrol

1.269 .608 2.650

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan Darah tidak terkontrol

.946 .795 1.127

N of Valid Cases 124

terapi * Tekanan Darah terkontrol

Crosstab

Tekanan Darah terkontrol

Total

Tekanan darah

Terkontrol

Tekanan Darah tidak

terkontrol

terapi Monoterapi Count 19 88 107

Expected Count 19.8 87.2 107.0

% within terapi 17.8% 82.2% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 82.6% 87.1% 86.3%

% of Total 15.3% 71.0% 86.3%

> 1 terapi Count 4 13 17

Expected Count 3.2 13.8 17.0

% within terapi 23.5% 76.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 17.4% 12.9% 13.7%

% of Total 3.2% 10.5% 13.7%

Total Count 23 101 124

Expected Count 23.0 101.0 124.0

% within terapi 18.5% 81.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

39

Crosstab

Tekanan Darah terkontrol

Total

Tekanan darah

Terkontrol

Tekanan Darah tidak

terkontrol

terapi Monoterapi Count 19 88 107

Expected Count 19.8 87.2 107.0

% within terapi 17.8% 82.2% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 82.6% 87.1% 86.3%

% of Total 15.3% 71.0% 86.3%

> 1 terapi Count 4 13 17

Expected Count 3.2 13.8 17.0

% within terapi 23.5% 76.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 17.4% 12.9% 13.7%

% of Total 3.2% 10.5% 13.7%

Total Count 23 101 124

Expected Count 23.0 101.0 124.0

% within terapi 18.5% 81.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 18.5% 81.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .324a 1 .569

.519

.389

Continuity Correctionb .054 1 .816

Likelihood Ratio .307 1 .579

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association .321 1 .571

N of Valid Cases 124

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.15.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower

Upper

Odds Ratio for terapi (Monoterapi / > 1

terapi)

.702 .206 2.390

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan darah Terkontrol

.755 .292 1.949

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan Darah tidak terkontrol

1.075 .814 1.420

N of Valid Cases 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

40

Usia * Tekanan Darah terkontrol

Crosstab

Tekanan Darah terkontrol

Total

Tekanan darah

Terkontrol

Tekanan Darah tidak

terkontrol

Usia < 60 tahun Count 15 64 79

Expected Count 14.7 64.3 79.0

% within Usia 19.0% 81.0% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 65.2% 63.4% 63.7%

% of Total 12.1% 51.6% 63.7%

>= 60 tahun Count 8 37 45

Expected Count 8.3 36.7 45.0

% within Usia 17.8% 82.2% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 34.8% 36.6% 36.3%

% of Total 6.5% 29.8% 36.3%

Total Count 23 101 124

Expected Count 23.0 101.0 124.0

% within Usia 18.5% 81.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 18.5% 81.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .028a 1 .868

1.000

.535

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .028 1 .867

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association .028 1 .868

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.35.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Usia (< 60 tahun / >= 60

tahun)

1.084 .420 2.799

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan darah Terkontrol

1.068 .492 2.321

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan Darah tidak terkontrol

.985 .829 1.171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

41

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Usia (< 60 tahun / >= 60

tahun)

1.084 .420 2.799

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan darah Terkontrol

1.068 .492 2.321

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan Darah tidak terkontrol

.985 .829 1.171

N of Valid Cases 124

Durasi penyakit * Tekanan Darah terkontrol

Crosstab

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.539a 1 .215

.310

.180

Continuity Correctionb .818 1 .366

Likelihood Ratio 1.391 1 .238

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association 1.526 1 .217

N of Valid Cases 124

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.15.

Tekanan Darah terkontrol

Tekanan darah Terkontrol

Tekanan Darah tidak terkontrol

Total

Durasi penyakit < 10 tahun Count

Expected Count 19.8 87.2 107.0

% within Durasi penyakit 16.8% 83.2%

% within Tekanan Darah terkontrol 78.3% 88.1% 86.3%

% of Total 14.5% 71.8% 86.3%

>= 10 tahun Count

Expected Count 3.2 13.8 17.0

% within Durasi penyakit 29.4% 70.6% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 21.7% 11.9% 13.7%

% of Total 4.0% 9.7% 13.7%

Total Count

Expected Count 23.0 101.0 124.0

% within Durasi penyakit 18.5% 81.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 18.5% 81.5% 100.0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

42

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.539a 1 .215

.310

.180

Continuity Correctionb .818 1 .366

Likelihood Ratio 1.391 1 .238

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association 1.526 1 .217

N of Valid Cases 124

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.15.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Durasi penyakit (< 10 tahun /

>= 10 tahun)

.485 .152 1.548

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan darah Terkontrol

.572 .245 1.336

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan Darah tidak terkontrol

1.178 .857 1.620

N of Valid Cases 124

MPR * Tekanan Darah terkontrol

Crosstab

Tekanan Darah terkontrol

Total

Tekanan darah

Terkontrol

Tekanan Darah tidak

terkontrol

MPR Taat Count 22 34 56

Expected Count 10.4 45.6 56.0

% within MPR 39.3% 60.7% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 95.7% 33.7% 45.2%

% of Total 17.7% 27.4% 45.2%

Tidak taat Count 1 67 68

Expected Count 12.6 55.4 68.0

% within MPR 1.5% 98.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 4.3% 66.3% 54.8%

% of Total .8% 54.0% 54.8%

Total Count 23 101 124

Expected Count 23.0 101.0 124.0

% within MPR 18.5% 81.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

43

Crosstab

Tekanan Darah terkontrol

Total

Tekanan darah

Terkontrol

Tekanan Darah tidak

terkontrol

MPR Taat Count 22 34 56

Expected Count 10.4 45.6 56.0

% within MPR 39.3% 60.7% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 95.7% 33.7% 45.2%

% of Total 17.7% 27.4% 45.2%

Tidak taat Count 1 67 68

Expected Count 12.6 55.4 68.0

% within MPR 1.5% 98.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 4.3% 66.3% 54.8%

% of Total .8% 54.0% 54.8%

Total Count 23 101 124

Expected Count 23.0 101.0 124.0

% within MPR 18.5% 81.5% 100.0%

% within Tekanan Darah terkontrol 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 18.5% 81.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 29.067a 1 .000

.000

.000

Continuity Correctionb 26.618 1 .000

Likelihood Ratio 33.478 1 .000

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association 28.833 1 .000

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.39.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower

Upper

Odds Ratio for MPR (Taat / Tidak taat) 43.353 5.603 335.439

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan darah Terkontrol

26.714 3.716 192.050

For cohort Tekanan Darah terkontrol =

Tekanan Darah tidak terkontrol

.616 .498 .762

N of Valid Cases 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

44

Lampiran 5. Perhitungan sampel penelitian

Keterangan:

n = besar sampel

z1-α/2 = nilai Z pada derajat kemaknaan (95%=1,96)

z1-β = nilai Z score sesuai dengan nilai β yang diinginkan

(0,842).

P = proporsi rata-rata

P1 = proporsi kasus

P2 = proporsi kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI …

45

BIOGRAFI PENULIS

Penulis naskah skripsi yang berjudul “Pengaruh Ketaatan

Terapi Antihipertensi Menggunakan Metode Medication

Possession Ratio Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi” bernama lengkap Afriani Ireineldis Anugera,

Lahir di Mano, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 7

Agustus 1998, merupakan anak pertama dari lima

bersaudara, dari pasangan Yohanes Anugera dan

Emerensiana Momo. Pendidikan formal yang telah

ditempuh penulis, yaitu TK Pancasila Borong (2002-

2004), SDK Rana Loba Borong (2004-2010), SMPK Immaculata Ruteng (2010-

2013), dan SMAK Setia Bhakti Ruteng (2013-2016). Selanjutnya pada tahun 2016

penulis melanjutkan Pendidikan Sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi tersebut

penulis juga aktif dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti bergabung

sebagai anggota aktif UKF PSF Veronica Periode 2016/2017, kegiatan Komisi

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa

Universitas Sanata Dharma sebagai Koordinator Dana Usaha (2017), kegiatan Aksi

Kanker Tulang sebagai divisi Humas dan Sponsorship (2017), kegiatan kepanitiaan

Pharmacy Performance sebagai koordinator divisi Humas (2017), kegiatan Herbal

Cosmetic Competition sebagai panitia pelaksana (2017), sebagai volunteer dalam

kegiatan Mental Health Issue Campaign (2018).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI