Perbandingan KTSP Dan 2013

16
Nama : Abdul Rasyid Wahid Nasution NIM : 1101704 Mata Kuliah : Profesi Kependidikan Perbandingan Kurikulum 2013 dan KTSP A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP. Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada masing tingkat satuan pendidikan ini hampir senada dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum 2004) yang disebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka. Prinsip Pengelolaan KBS ini mengacu pada “kesatuan dalam kebijaksanaan dan keberagaman dalam pelaksanaan”. Yang dimaksud dengan “kesatuan dalam kebijaksanaan” ditandai dengan sekolah-sekolah menggunakan perangkat dokumen KBK yang “sama” dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan “Keberagaman dalam pelaksanaan” ditandai dengan keberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah masing- masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya. KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di

description

jcsjcsi

Transcript of Perbandingan KTSP Dan 2013

Nama : Abdul Rasyid Wahid Nasution NIM : 1101704 Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

Perbandingan Kurikulum 2013 dan KTSPA.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.Departemen Pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP.Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada masing tingkat satuan pendidikan ini hampir senada dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum 2004) yang disebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka. Prinsip Pengelolaan KBS ini mengacu pada kesatuan dalam kebijaksanaan dan keberagaman dalam pelaksanaan. Yang dimaksud dengan kesatuan dalam kebijaksanaan ditandai dengan sekolah-sekolah menggunakan perangkat dokumen KBK yang sama dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan Keberagaman dalam pelaksanaan ditandai dengan keberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah masing- masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya.KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.1.Struktur Kurikulum SD/MIStruktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.a.Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA Terpadu dan IPS Terpadu.b.Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.c.Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.d.Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.e.Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

NoKomponenIIIIIIIVVVI

AMata Pelajaran

1.Pendidikan Agama333

2.Pend. Kewarganegaraan222

3.Bahasa Indonesia555

4.Matematika555

5.IPA444

6.IPS333

7.Seni Budaya dan Keterampilan444

8.Pend. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan444

BMuatan Lokal222

CPengembangan Diri222

Jumlah262728323232

Keterangan :1.1(Satu)jampelajaranalokasiwaktu35menit2.Kelas1,2dan3pendekatanTematik,alokasiwaktupermatapelajarandiatursendiriolehSD/MI3.Kelas4,5,dan6pendekatanmatapelajaran4.Sekolahdapatmemasukanpendidikanyangberbasiskeunggulanlokaldanglobal,yangmerupakanbagiandarimatapelajaranyangdiunggulkan.5.Mengenalpembelajarantematissekolahdapatmenentukanalokasiwaktuper-matapelajaransedangkandalamPMBmenggunakanpendekatantematis.

2.StandarKompetensi dan Kompetensi DasarKedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap tingkat dan/atau semester. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran pada setiap tingkat dan semester disajikan pada lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang terdir atas:Lampiran 1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dan SDLB,Lampiran 2Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP/MTs dan SMPLB, danLampiran 3Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK.

3.BebanbelajarSatuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan. Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket. Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalamsatuan jam pembelajaran.Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:a.SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;b.SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;c.SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.

Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah sebagai berikut:a.Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:1)Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;2)Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.b.Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam pembelajaran.c.Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.

B.Kurikulum 2013Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan oleh pemerintah, karena inimerupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknya masalah dansalah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.PengembanganKurikulum2013dilakukandalamempattahap,yakni:1.Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud denganmelibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.2.Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November 2012.3.Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran jaring (on-line) pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak.4.Keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dikembangan pada tahun 2004 lalu yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

1.Struktur Kurikulum 2013NoKomponenIIIIIIIVVVI

AKelompok A

1.Pend. Agama dan Budi Pekerti444444

2.Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan566444

3.Bahasa Indonesia8810777

4.Matematika566666

5.IPA---333

6.IPS

---333

BKelompok B

1.Seni Budaya dan Prakarya (*)444666

2.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (*)444333

Jumlah303234363636

Keterangan :*) Muatan Lokal seperti memuat Bahasa Daerah*) Kegiatan Ekstra Kurikuler SDa)Pramuka (Wajib)b)UKSc)PMR

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.

2.Beban BelajarBeban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2. Pembelajaran Tematik Integratif merupakanproses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3.

C.Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013NOPERBEDAANKURIKULUM 2006KURIKULUM 2013

1Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan PendidikanTujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.1.Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.2.Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.3.Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pendidikan dasar dan menengah, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:a.beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;b.berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;c.sehat, mandiri, dan percaya diri; dand.toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

2.Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanStruktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak muliaKelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadianKelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologiKelompok mata pelajaran estetikaKelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatanDitinjau dari manajemen sekolah, maka KTSP pada dasarnya merupakan bentuk perencanaan satuan pendidikan pada bidang intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler untuk mencapai visi, misi, dan tujuannya.DokumenKTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengahsetidak-tidaknya meliputi:1.Kurikulum nasionalyang terdiri dari Rasional, Kerangka Dasar Kurikulum, Struktur Kurikulum, Deskripsi Matapelajaran, KI dan KD, dan Silabus untuk satuan pendidikan terkait.2.Kurda yang terdiri dari KD dan Silabus yang dikembangkan oleh daerah yang bersangkutan, dengan acuan KI yang dikembangkan pada kurikulum nasional3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).4. Kegiatan kurikuler (intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler)5. Kalender Pendidikan.

3.Sistem yang digunakanDalam kurikulum 2006 yang digunakan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasarBerbasis mata pelajaran, masing-masing disiplin ilmu dibahas atau dikelompokkan dalam satu mata pelajaran.Dalam kurikulum 2013 yang digunakan Kompetensi Inti (KI)Berbasis tematik, sehingga dalam pembelajaran yang digunakan adalah tema-tema yang menjadi acuan atau bahan ajar.

4.Silabus yang digunakanSilabus yang digunakan adalah silabus yang dibuat oleh masing-masing satuan pendidikan yang berdasarkan silabus nasional.Silabus yang digunakan adalah silabus dari pusat, sehingga seluruh indonesia menggunakan silabus yang sama.

6Mata pelajaran pancasilaDalam kurikulum 2006, mata pelajaran pendidikan pancasila ditiadakan dan diganti dengan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dirubah menjadi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.

5Implementasi kurikulum

Dalam kurikulum 2006, sistem yang digunakan adalah penjurusan.Dalam kurikulum 2013, sistem yang digunakan adalah peminatan.

7Beban belajar siswaBeban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran yang terlalu kompleks melebihi kemampuan siswa.Beban belajar siswa lebih sedikit dan disesuaikan dengan kemampuan siswa

8Proses penilaianBerfokus pada pengetahuan melalui penilaian outputBerbasis kemampuanmelalui penilaian proses dan output

10PenilaianMenekankan aspek kognitifTest menjadi cara penilaian yang dominanMenekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional Penilaian test dan portofolio saling melengkapi

11Pendidik dan Tenaga KependidikanMemenuhi kompetensi profesi saja Fokus pada ukuran kinerja PTKMemenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, danpersonal motivasi mengajar

12Pengelolaan KurikulumSatuan pendidikan mempunyai kebebasan dalampengelolaan kurikulumterdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpamempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerahPemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran(Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum)Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikanSatuan pendidikan mampumenyusunkurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah(Pemerintah Pusat dan Daerah memilikikendali kualitas dalam pelaksanaankurikulum di tingkat satuan pendidikan)