Manaj penyusunan ktsp smk 2013 psmk 300314

52
MANAJEMEN PENYUSUNAN KTSP SMK 2013 Workshop Implementasi Kurikulum SMK 2013 bagi Kasi Kurikulum Disdik Provinsi dan Kabupaten/Kota

description

 

Transcript of Manaj penyusunan ktsp smk 2013 psmk 300314

  • 1. MANAJEMEN PENYUSUNAN KTSP SMK 2013 Workshop Implementasi Kurikulum SMK 2013 bagi Kasi Kurikulum Disdik Provinsi dan Kabupaten/Kota

2. Amanat UU No. 20 /2003 Sistem Pendidikan Nasional menegaskan: Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah serta peserta didik; dan Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan. Pasal 36 ayat (2) Kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 3. KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (minimal) Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pengaturan Beban Belajar Kalender Pendidikan 4. Lanjutan komponen KTSP Muatan Lokal Praktek Kerja Industri Penilaian Pembelajaran Peminatan Ekstrakurikuler 5. A. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan Visi mendeskripsikan cita-cita yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan. Misi mendeskripsikan indikator-indikator yang harus dilakukan melalui rencana tindakan dalam mewujudkan visi satuan pendidikan. Tujuan pendidikan mendeskripsikan hal-hal yang perlu diwujudkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. 6. B. Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional (SMK mengacu pada Permendikbud 70/2013) Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah (Muatan lokal berlaku untuk provinsi ditetapkan dengan peraturan gubernur, dan berlaku untuk kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota) Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan (Muatan lokal serta program kegiatan yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik) 7. MUATAN LOKAL MULOK SENI BUDAYA PENJASORKES TERPISAH 8. C. Pengaturan Beban Belajar Sistem Paket; Beban belajar terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Sistem Kredit Semester; Beban belajar 1 sks terdiri atas 1 jam pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan mandiri. 9. BEBAN BELAJAR SISTEM PAKET SMK Kelas X, XI dan XII adalah 48 jp Durasi 45 menit/ Jp PER MINGGU Kelas X, XI, dan XII antara 18 -20 minggu. Kelas XII pada semester ganjil antara 18 -20 minggu. Kelas XII pada semester genap antara 14 - 16 minggu. PER SEMESTER Beban belajar antara 36 - 40 minggu. Beban belajar kegiatan praktik kerja (i) 2 (dua) jam praktik di sekolah setara dengan 1 (satu) jam tatap muka, dan (ii) 4 (empat) jam praktik di dunia usaha dan industri setara dengan 2 (dua) jam tatap muka PER TAHUN 10. Beban belajar terstruktur dan mandiri Sistem Paket; Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri yaitu 0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka. Sistem Kredit Semester (SKS); Beban 1 sks terdiri atas: 45 menit tatap muka dan 25 menit penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri. 11. Penetapan beban belajar SKS di SMA/MA/SMK/MAK berdasarkan pada sistem paket 12. PRAKERIN Beban Belajar Kegiatan Praktik Kerja SMK; diatur: (i) 2 (dua) jam praktik di sekolah setara dengan 1 (satu) jam tatap muka, dan (ii) 4 (empat) jam praktik di dunia usaha dan industri setara dengan 2 (dua) jam tatap muka. 13. Beban Belajar Tambahan Beban Belajar Tambahan; Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Konsekuensi penambahan beban belajar pada satuan pendidikan menjadi tanggung jawab satuan pendidikan yang bersangkutan. 14. D. Kalender Pendidikan 1. Permulaan Waktu Pelajaran Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulai pada setiap awal tahun pelajaran 2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu untuk seluruh mata pelajaran, muatan lokal , dan kegiatan lain yang dianggap penting diluar waktu libur setiap tahun pelajaran 3. Pengaturan Waktu Libur Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. 15. PENILAIAN 16. KEGIATAN DALAM MENETAPKAN SISTEM PENILAIAN ACUAN KRITERIA KKM INSTRUMEN PENILAIAN KRITERIA KENAIKAN KELAS KRITERIA KELULUSAN MENETAPKAN ULANGAN HARIAN (UH) ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) MENGKOORDINASIKAN UJIAN SEKOLAH (US) UJIAN TINGKAT KOMPETENSI UJIAN MUTU TINGKAT KOMPETENSI MENYELENGGARAKAN MENERBITKAN MENERBITKAN IJAZAH SETIAP PESERTA DIDIK YANG LULUS DARI SATUAN PENDIDIKAN YANG TERAKREDITASI MENERBITKAN SKHUN (BAGI PENYELENGGARA UN) 17. lanjutan untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. ULANGAN HARIAN untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 9 minggu kegiatan pembelajaran UTS untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.UAS 18. lanjutan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi di Satuan PendidikanUTK UMTK menilai pencapaian Standar Nasional PendidikanUN pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikanUS untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi yang dilakukan oleh pemerintah 19. BERDASARKAN PEMETAAN HASIL BELAJAR MAKA DILAKUKAN TINDAK LANJUT MENYANGKUT MENENTUKAN KEBIJAKAN REMEDIAL/PENGAYAAN MENYANGKUT ALOKASI WAKTU PEMANTAUAN PELAKSANAAN MENGEVALUASI HASIL PELAKSANAAN BAHAN REFLEKSI BAGI GURU MENYANGKUT PERENCANAAN PEMBELAJARAN PELAKSANAAN EVALUASI 20. CONTOH PENGALOKASIAN WAKTU UNTUK REMEDIAL DAN PENGAYAAN KEGIATAN MINGGU / PERTEMUEN KE 1 2 3 4 5 6 7 dst HARI BELAJAR EFEKTIF PEKAN ULANGAN REMEDIAL/PENGAYAAN PEMANTAUAN 21. PENETAPAN KKM ANALISIS KENAIKAN KELAS 22. Kriteria Ketuntasan belajar Minimal (KKM) No Kompetensi Dasar dari Capaian Tindakan Keteran ganIndivi dual Rata-rata Kelas 1 KI. 3 dan KI. 4 < 2,66 Remedial secara individual < 2,66 (75% siswa ) Remedial secara klasikal 2,66 2,66 Melanjutkan ke KD berikutnya 2 KI. 1 dan KI. 2 < Baik Pembinaan 23. Contoh untuk SMK. Konversi dari skor (1 100) ke (1 4) INTERVAL SKOR HASIL KONVERSI PREDIKAT KRITERIA 96 100 4.00 A SB 91 95 3.66 A- 86 90 3.33 B+ B 81 85 3.00 B 75 80 2.66 B - 70 74 2.33 C+ C 65 69 2.00 C 60 64 1.66 C- 55 59 1.33 D+ K < 54 1.00 D 24. KRITERIA KENAIKAN KELAS 1. Kriteria kenaikan kelas ditentukan melalui rapat dewan pendidik bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. 2. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semester dua, dengan pertimbangan SK/KD yang belum tuntas pada semester satu harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi. 3. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas ke kelas XI atau kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran. 4. Peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas harus mengulang seluruh pelajaran di tingkat tersebut. 5. Sekolah dapat menambah kriteria kenaikan kelas sesuai dengan karakteristik, kemampuan dan kebutuhan setiap sekolah. 25. KETENTUAN PENILAIAN NILAI YANG DICANTUMKAN PADA RAPORT ADALAH NILAI MATA PELAJARAN YANG TELAH DICAPAI PESERTA DIDIK NILAI STANDAR KOMPETENSI ADALAH NILAI KOMPREHENSIF KD, atau NILAI TERENDAH KD NILAI DAN DESKRIPSI KEMAJUAN BELAJAR BOLEH DIKETIK DENGAN KOMPUTER 26. PEMINATAN Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/ program/ paket keahlian mempertimbangkan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 27. Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok matapelajaran: Kelompok A, B, dan C. 28. Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas: Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2) Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3) 29. Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan Program Keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog. 30. SMK/MAK SMP/MTS TES PENEMPATAN/MINAT HASIL BELAJAR DATA BK 31. EKSTRA KURIKULER PENDAHULUAN Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/ kalender pendidikan satuan pendidikan 32. Program dan Kegiatan Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari SD/MI hingga SMA/SMK. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi Kepramukaan setempat/ terdekat. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi yang tidak mungkin mengikuti Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan, atas ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan 33. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lainnya; 2. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya; 3. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya; atau 4. Jenis lainnya 34. Format Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Individual /Kelompok ; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan / kelompok. 2. Klasikal / Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik dalam satu kelas / antar kelas. 3. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan. 35. Isi Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan 1. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler; 2. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler; 3. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi: a. ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan; b. tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler; c. keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan; d. jadwal kegiatan; dan e. level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik. 4. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi: a. Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan; b. Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler; dan c. Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler. 5. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler. 36. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait/tidak terkait dengan suatu mata pelajaran. Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah dirancang pada awal tahun/semester di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakasek kurikulum dan peserta didik. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler diatur tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler yang terencana setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari seperti OSIS, klub olahraga, atau seni. Waktu tertentu (blok waktu) seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan kegiatan lain yang memerlukan waktu panjang. Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu belajar kurikuler rutin 37. Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler Penilaian kinerja dalam kegiatan ekstrakurikuler secara kualitatif. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Nilai memuaskan wajib didapatkan untuk kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan pada setiap semester, karena berpengaruh terhadap kenaikan kelas. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun harus diberikan sanksi mengikuti program khusus. Persyaratan diatas tidak dikenakan bagi program ekstrakurikuler pilihan. Tetapi penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor. 38. Penilaian lanjutan Ekstrakurikuler Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan ekstrakurikuler wajib atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. 39. D. Evaluasi Program Ekstrakurikuler Program ekstrakurikuler merupakan program yang dinamis. Satuan pendidikan dapat menambah atau mengurangi ragam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap semester. Satuan pendidikan melakukan revisi Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler yang berlaku di satuan pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan mendiseminasikannya kepada peserta didik dan pemangku kepentingan lainnya. 40. Pengembang Program Ekstrakurikuler A. Satuan Pendidikan; Kepala sekolah, dewan guru, guru pembina ekstrakurikuler, dan tenaga kependidikan bersama- sama mengembangkan ragam kegiatan ekstrakurikuler; sesuai dengan penugasannya melaksanakan supervisi dan pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta melaksanakan evaluasi terhadap program ekstrakurikuler. B. Komite Sekolah/Madrasah; Sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik memberikan usulan dalam pengembangan ragam kegiatan ekstrakurikuler dan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. C. Orang tua; Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap suksesnya kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan karena pendidikan holistik bergantung pada pendekatan kooperatif antara satuan pendidikan/sekolah dan orang tua 41. MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KTSP A. Tahapan Penyusunan Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah dan/atau kelompok sekolah yang diselenggarakan sebelum tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf; riviu, revisi, dan finalisasi; pemantapan dan penilaian; serta pengesahan. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim pengembang kurikulum sekolah 42. B. Prinsip Penyusunan UU 20/2003 pasal 36 ayat (3) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Kebutuhan Kompetensi Masa Depan Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Tuntutan Dunia Kerja Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Agama Dinamika Perkembangan Global Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat Kesetaraan Jender Karakteristik Satuan Pendidikan 43. C. Prinsip Mekanisme Pengelolaan Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya Beragam dan terpadu Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan berkesinambungan Belajar sepanjang hayat Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah 44. PIHAK YANG TERLIBAT Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas: guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan penyusunan KTSP, tim penyusun melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait. Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan dinas pendidikan provinsi untuk SMA/SMK dan Pendidikan Khusus (SDLB, SMPLB, dan SMALB) 45. Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum 2013 KTSP TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN KERANGKA DASAR KURIKULUM STRUKTUR KURIKULUM KI KELAS & KD MAPEL (STANDAR ISI) STANDARPROSES STANDAR PENILAIAN SILABUS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PANDUAN GURU BUKU TEKS SISWA KESIAPAN PESERTA DIDIK KEBUTUHAN RENCANA PEMBELAJARAN PENILAIAN PEMBELAJARAN BUKU PENGAYAAN Oleh Satuan Pendidikan /Guru 51 46. Selesai Terima Kasih