PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG...

23
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Syarat dan Tata Cara Penetapan Pembagian Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4714); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

Transcript of PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG...

Page 1: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2017

TENTANG

SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN

DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah

Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia, perlu

menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia tentang Syarat dan Tata Cara Penetapan Pembagian

Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang

Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4714);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN

PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA.

Page 2: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 2 -

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia ini yang dimaksud dengan:

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya

disebut Polri adalah alat negara yang berperan dalam

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,

pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

2. Daerah Hukum Polri yang selanjutnya disebut Daerah

Hukum Kepolisian adalah wilayah yurisdiksi Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi wilayah

darat, wilayah perairan dan wilayah udara dengan batas-

batas tertentu dalam rangka melaksanakan fungsi dan

peran Kepolisian sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kepala Polri yang selanjutnya disebut Kapolri adalah

Pimpinan Polri dan penanggung jawab penyelenggara

fungsi kepolisian.

4. Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut Polda adalah

pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah provinsi.

5. Kepala Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut

Kapolda adalah pimpinan Polri di daerah Provinsi dan

bertanggung jawab kepada Kapolri.

6. Kepolisian Resor yang selanjutnya disebut Polres adalah

pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah

kabupaten/kota.

7. Kepala Kepolisian Resor yang selanjutnya disebut

Kapolres adalah pimpinan Polri di wilayah kabupaten/

kota dan bertanggung jawab kepada Kapolda.

Page 3: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 3 -

8. Kepolisian Sektor yang selanjutnya disebut Polsek adalah

pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah

kecamatan.

9. Kepala Kepolisian Sektor yang selanjutnya disebut

Kapolsek adalah pimpinan Polri di wilayah kecamatan

dan bertangung jawab kepada Kapolres.

Pasal 2

Pengaturan syarat dan tata cara penetapan pembagian

Daerah Hukum Kepolisian bertujuan untuk:

a. mengoptimalkan pencapaian sasaran fungsi dan peran

Polri serta kepentingan pelaksanaan tugas dan kepastian

hukum;

b. terselenggaranya penetapan pembagian Daerah Hukum

Kepolisian yang sesuai dan serasi dengan pembagian

wilayah berdasarkan administrasi pemerintahan daerah

dan/atau sistem peradilan pidana yang terpadu

dan/atau menurut kepentingan pelaksanaan tugas Polri;

dan

c. terwujudnya tertib administrasi dan keteraturan dalam

penetapan pembagian Daerah Hukum Kepolisian.

Pasal 3

Syarat dan tata cara penetapan pembagian Daerah Hukum

Kepolisian dilaksanakan dengan prinsip:

a. prosedural, yaitu dilaksanakan sesuai dengan

mekanisme, tata cara, kaidah dan norma yang berlaku

dalam suatu organisasi;

b. transparan, yaitu proses perencanaan, penetapan

pembagian daerah hukum, dilaksanakan secara terbuka

dengan mempertimbangkan saran masukan dan

pendapat dari internal dan eksternal Polri;

c. efektif dan efisien, yaitu dilakukan secara cepat, tepat

dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

bagi Polri dan masyarakat;

d. nesesitas yaitu berdasarkan kebutuhan organisasi dan

situasi yang dihadapi; dan

Page 4: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 4 -

e. proporsional yaitu berdasarkan pemenuhan kebutuhan

tugas, fungsi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan

oleh Polri dan keserasian dengan pemerintahan daerah.

Pasal 4

Daerah Hukum Kepolisian meliputi:

a. daerah hukum markas besar untuk wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

b. daerah hukum Polda untuk wilayah Provinsi;

c. daerah hukum Polres untuk wilayah Kabupaten/Kota;

dan

d. daerah hukum Polsek untuk wilayah Kecamatan.

BAB II

PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN

Bagian Kesatu

Pembagian

Pasal 5

(1) Pembagian Daerah Hukum Kepolisian dilakukan

berdasarkan pembagian wilayah administrasi

pemerintahan dan/atau perangkat sistem peradilan

pidana terpadu serta berdasarkan kepentingan

penyelenggaraan fungsi dan peran kepolisian.

(2) Berdasarkan pertimbangan kepentingan, kemampuan,

fungsi dan peran kepolisian, luas wilayah serta keadaan

penduduk, Kapolri dapat menentukan Daerah Hukum

Kepolisian di luar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 huruf b sampai dengan huruf d.

Bagian Kedua

Persyaratan

Pasal 6

(1) Syarat penetapan pembagian dan perubahan Daerah

Hukum Kepolisian:

Page 5: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 5 -

a. adanya pembentukan atau pemekaran wilayah

administrasi pemerintahan daerah; dan/atau

b. kepentingan penyelenggaraan fungsi dan peran

kepolisian dan/atau perangkat sistem peradilan

pidana terpadu.

(2) Penentuan Daerah Hukum Kepolisian di luar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) tidak wajib

memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a.

Bagian Ketiga

Tata Cara

Pasal 7

(1) Tata cara pelaksanaan penetapan pembagian daerah

hukum Polda:

a. Kapolda membentuk kelompok kerja yang diketuai

Kepala Biro Perencanaan Umum dan Anggaran

(Karorena) Polda dengan melibatkan satuan fungsi

terkait untuk menyusun telaahan staf tentang

Penetapan Pembagaian Daerah Hukum Polda;

b. Kapolda mengajukan usulan kepada Kapolri dengan

tembusan Irwasum Polri dan para Asisten Kapolri;

c. berdasarkan arahan Kapolri, Asisten Kapolri bidang

Perencanaan Umum dan Anggaran (Asrena) Kapolri:

1. melakukan pengkajian terhadap telaahan staf

yang diusulkan; dan

2. membentuk tim studi kelayakan yang diketuai

oleh Kepala Biro Kelembagaan dan Tata

Laksana Staf Perencanaan Umum dan

Anggaran Polri (Karolemtala Srena Polri) dengan

melibatkan satuan fungsi terkait;

d. hasil studi kelayakan dilaporkan Asisten Kapolri

bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Asrena)

Kapolri kepada Kapolri untuk mendapatkan

persetujuan atau penolakan usulan penetapan

daerah hukum;

Page 6: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 6 -

e. Asisten Kapolri bidang Perencanaan Umum dan

Anggaran (Asrena) Kapolri mengirimkan kepada

Kapolda:

1. surat penolakan, apabila Kapolri menolak

usulan penetapan daerah hukum; atau

2. Keputusan Kapolri tentang Penetapan Daerah

Hukum, apabila Kapolri menyetujui usulan

penetapan daerah hukum;

f. Kapolri mengukuhkan daerah hukum Polda.

(2) Tata cara pelaksanaan penetapan pembagian daerah

hukum Polres:

a. Kapolres membentuk kelompok kerja yang diketuai

Wakapolres dengan melibatkan satuan fungsi terkait

untuk menyusun telaahan staf tentang penetapan

pembagaian daerah hukum Polres;

b. Kapolres mengusulkan kepada Kapolda tentang

Penetapan daerah hukum;

c. berdasarkan arahan Kapolda, Kepala Biro

Perencanaan Umum dan Anggaran (Karorena) Polda:

1. melakukan pengkajian terhadap telaahan staf

yang diusulkan; dan

2. membentuk Tim studi kelayakan dengan

melibatkan satuan fungsi terkait;

d. hasil studi kelayakan dilaporkan Kepala Biro

Perencanaan Umum dan Anggaran (Karorena) Polda

kepada Kapolda untuk mendapatkan persetujuan

atau penolakan usulan penetapan daerah hukum;

e. apabila Kapolda menolak usulan penetapan daerah

hukum, Kepala Biro Perencanaan Umum dan

Anggaran (Karorena) Polda mengirimkan surat

penolakan kepada Kapolres;

f. apabila Kapolda menyetujui usulan penetapan

daerah hukum, diajukan kepada Kapolri dengan

tembusan Irwasum Polri dan para Asisten Kapolri;

g. Asisten Kapolri bidang Perencanaan Umum dan

Anggaran (Asrena) Kapolri membentuk tim

pengkajian untuk melaksanakan studi kelayakan

Page 7: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 7 -

yang diketuai oleh Kepala Biro Kelembagaan dan

Tata Laksana Staf Perencanaan Umum dan

Anggaran Polri (Karolemtala Srena Polri) dengan

melibatkan satuan fungsi terkait dan melaporkan

hasilnya kepada Kapolri untuk mendapatkan

persetujuan atau penolakan usulan penetapan

daerah hukum;

h. Asisten Kapolri bidang Perencanaan Umum dan

Anggaran (Asrena) Kapolri mengirimkan kepada

Kapolda:

1. surat penolakan, apabila Kapolri menolak

usulan penetapan daerah hukum; atau

2. Keputusan Kapolri tentang Penetapan Daerah

Hukum, apabila Kapolri menyetujui usulan

penetapan daerah hukum;

i. berdasarkan keputusan Kapolri, Kapolda

mengukuhkan daerah hukum Polres dan

melaporkan pelaksanaannya kepada Kapolri, dengan

tembusan Irwasum Polri dan para Asisten Kapolri.

(3) Tata cara pelaksanaan penetapan pembagian daerah

hukum Polsek:

a. Kapolsek mengusulkan penetapan pembagian

daerah hukum kepada Kapolres;

b. Kapolres membentuk kelompok kerja penyusunan

telaahan staf penetapan daerah hukum yang

diketuai Kepala Bagian Perencanaan (Kabagren)

dengan melibatkan satuan fungsi terkait;

c. Kapolres mengusulkan kepada Kapolda tentang

Penetapan Daerah Hukum;

d. berdasarkan arahan Kapolda, Kepala Biro

Perencanaan Umum dan Anggaran (Karorena) Polda

membentuk tim studi kelayakan dengan melibatkan

satuan fungsi terkait;

e. Kepala Biro Perencanaan Umum dan Anggaran

(Karorena) Polda melaporkan hasil studi kelayakan

kepada Kapolda untuk mendapatkan persetujuan

atau penolakan usulan penetapan daerah hukum;

Page 8: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 8 -

f. Kapolda mengusulkan penetapan pembagian daerah

hukum kepada Kapolri dengan tembusan Inspektur

Pengawasan Umum (Irwasum) Polri dan para Asisten

Kapolri;

g. Asisten Kapolri bidang Perencanaan Umum dan

Anggaran (Asrena) Kapolri melakukan pengkajian

dengan melibatkan satuan fungsi terkait dan

melaporkan hasilnya kepada Kapolri untuk

mendapatkan persetujuan atau penolakan usulan

penetapan daerah hukum;

h. berdasarkan persetujuan Kapolri, Kapolda

menetapkan daerah hukum Polsek dengan

Keputusan Kapolda; dan

i. berdasarkan Keputusan Kapolda, Kapolres

mengukuhkan daerah hukum Polsek dan

melaporkan pelaksanaannya kepada Kapolda.

(4) Format telaahan staf penetapan pembagian Daerah

Hukum Kepolisian tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Kapolri ini.

Pasal 8

(1) Tim Studi kelayakan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 ayat (1) huruf c angka 2, ayat (2) huruf c angka

2 dan ayat (3) huruf d melakukan kegiatan:

a. audiensi dengan pejabat Polri dan/atau pejabat

Pemda setempat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD), aparat penegak hukum, instansi terkait

dan tokoh masyarakat;

b. pengkajian dan penilaian untuk mencocokkan data

awal dalam telaahan staf dengan kondisi riil di

daerah/lokasi yang dituangkan dalam formulir

studi kelayakan;

c. peninjauan dan pengkajian lapangan tentang

lokasi, lingkungan dan tingkat kerawanan,

keamanan dan ketertiban masyarakat;

Page 9: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 9 -

d. pelaporan hasil studi kelayakan dengan

melampirkan dokumentasi; dan

e. membuat rekomendasi penetapan pembagian

daerah hukum.

(2) Format Laporan hasil studi kelayakan dan formulir

studi kelayakan penetapan pembagian Daerah Hukum

Kepolisian tercantum dalam Lampiran II dan Lampiran

III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Kapolri ini.

Pasal 9

(1) Administrasi yang dilampirkan dalam usulan penetapan

daerah hukum:

a. Polda:

1. peraturan perundang-undangan yang

menetapkan tentang pembentukan atau

pemekaran suatu wilayah administrasi

pemerintahan daerah provinsi, kecuali untuk

penetapan daerah hukum sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2);

2. telaahan staf dan hasil studi kelayakan

tentang Penetapan Daerah Hukum Polda; dan

3. laporan hasil koordinasi dengan pemerintah

daerah Provinsi, dan DPRD;

b. Polres:

1. peraturan perundang-undangan yang

menetapkan tentang pembentukan atau

pemekaran suatu wilayah administrasi

pemerintahan daerah kabupaten/kota, kecuali

untuk penetapan daerah hukum sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2);

2. telaahan staf dan hasil studi kelayakan

tentang Penetapan Daerah Hukum Polres; dan

3. laporan hasil koordinasi dengan pemerintah

daerah kabupaten/kota dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

Page 10: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 10 -

c. Polsek:

1. peraturan perundang-undangan yang

menetapkan tentang pembentukan atau

pemekaran suatu wilayah administrasi

kecamatan, kecuali untuk penetapan daerah

hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

ayat (2);

2. telaahan staf dan hasil studi kelayakan serta

hasil pengkajian tentang Penetapan Daerah

Hukum Polsek; dan

3. laporan hasil koordinasi dengan pemerintah

daerah Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

(2) Format formulir laporan hasil koordinasi tercantum

dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari peraturan Kapolri ini.

BAB III

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Pada saat berlakunya Peraturan Kapolri ini, daerah hukum

Polda, Polres Metro, Polres Kota Besar, Polres Kota, Polres dan

Polsek masih tetap berlaku sampai diadakan perubahan.

Pasal 11

Pada saat Peraturan Kapolri ini mulai berlaku, Surat

Keputusan Kapolri Nomor: Skep/616/XII/2009 tentang

Panduan Implementasi Penetapan Daerah Hukum Kesatuan

Kewilayahan Kepolisian Negara Republik Indonesia, dicabut

dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 12

Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Page 11: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 11 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kapolri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Page 12: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 12 -

LAMPIRAN I

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2017

TENTANG

SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN

PEMBAGIAN DAERAH HUKUM

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

FORMAT TELAAHAN STAF TENTANG PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN

KOPSTUK

TELAAHAN STAF

Nomor: R/TS/.........../........./........../.........

tentang

(PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN

POLDA/POLRES/POLSEK/KAWASAN *)

I. PERMASALAHAN

A. bahwa dalam rangka pelaksanaan peran dan fungsi kepolisian, wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam

daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Polri dan pembagian daerah hukum kepolisian tersebut diusahakan harmonis, sesuai dan serasi dengan pembagian wilayah

administrasi pemerintahan daerah dan perangkat sistem peradilan pidana terpadu;

B. searah dengan kebijakan pembentukan atau pemekaran wilayah dan otonomi daerah, sejak ………………… telah dibentuk Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten/Kecamatan …………….. di

wilayah Provinsi …………, serta mempertimbangkan kepentingan pelaksanaan tugas, fungsi dan peran kepolisian, kemampuan

Polri, luas wilayah serta karakteristik daerah;

C. ditinjau .....

Page 13: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 13 -

2

C. ditinjau dari berbagai aspek, penetapan pembagian daerah hukum kepolisian Kesatuan Kewilayahan pada Provinsi/Kota/Kabupaten/Kawasan ................ tersebut, sangat

strategis karena:

a. .....................................................................................;

b. ................................................................................dst;

D. seiring dengan perkembangan tersebut, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepolisian kepada masyarakat

diperlukan adanya penetapan pembagian daerah hukum pada kesatuan kewilayahan......;

E. ……………………………………………………………………..…….dst.

II. PRA ANGGAPAN

Tanpa adanya penetapan pembagian daerah hukum kepolisian pada kesatuan Polres/Polsek ……………. tersebut maka, dapat

mengakibatkan ketidakpastian dalam proses penegakan hukum serta menjadikan kendala pelaksanaan tugas, fungsi dan peran kepolisian dalam proses peradilan tindak pidana dan pelayanan kepada

masyarakat. III. FAKTA

A. Provinsi .……… membawahi ……….. Kota dan ……….. Kabupaten, yaitu:

1. Kota ………..(sudah ada Polres);

2. Kota ………..(sudah ada Polres);

3. Kota ………...(belum ada Polres);

4. …………………………………….dst;

B. Provinsi/Kota/Kabupaten/Kecamatan ……..…… dibentuk berdasarkan ...……… tanggal ……… dan telah berfungsi sejak

…………….;

C. luas wilayah Provinsi/Kota/Kabupaten/Kawasan …………..

adalah …… km2, yang terdiri atas daerah perkotaan, pantai, pinggiran, pedesaan, ……………. dst;

D. batas wilayah Provinsi/Kota/Kabupaten/Kawasan ………….. sebagai berikut:

1. sebelah utara ………………;

2. sebelah timur ………………;

3. sebelah selatan …………….;

4. sebelah barat ……………….;

E. Kecamatan .....

Page 14: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 14 -

3

E. Kecamatan yang ada di wilayah Provinsi/Kota/Kabupaten

tersebut adalah sebagai berikut:

1. …………………………………;

2. ……………………………..dst;

F. jumlah penduduk ………………. jiwa, terdiri dari:

1. jenis kelamin:

a) laki-laki : …….…………;

b) perempuan : …….…………;

2. suku/etnis:

a) …………………………………;

b) ……………………………..dst;

3. pekerjaan:

a) …………………………………;

b) ……………………………..dst;

G. di wilayah Provinsi/Kota/Kabupaten/Kawasan ………. terdapat antara lain:

1. Pemerintah Daerah:

a) Kantor Gubernur ..…………………;

b) Kantor Walikota/Bupati ………….;

c) Kantor/Dinas ………….……………;

d) ………………………….…………..dst;

2. Instansi samping:

a) Kejaksaan;

b) Pengadilan;

c) Lembaga pemasyarakatan (LP);

d) …………………………………..dst;

3. Kesatuan TNI:

a) ………………………………………;

b) ………………………………………;

4. Kesatuan Polri:

a) Polda….…………………………..;

b) ………………………………….dst;

5. objek vital:

a) Bank ………………………………;

b) ....... dst; .....

Page 15: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 15 -

3

b) ………………………………….dst;

H. gangguan Kamtibmas:

1. kriminalitas yang dilaporkan dan diselesaikan (3 tahun terakhir)

………………………………………………………………………;

2. lalu lintas (3 tahun terakhir)

………………………………………………………………….…;

3. ancaman dan gangguan lainnya:

a) unjuk rasa;

b) bencana alam;

c) ………..……dst;

I. kesiapan penetapan pembagian daerah hukum kepolisian pada Kesatuan Kewilayahan:

1. dukungan Pemda : …………………………………;

2. dukungan masyarakat : …………………………………;

3. …………………………………………………….dst.

IV. DISKUSI

A. kondisi kesatuan kewilayahan tingkat Polda/Polres/Polsek ………………, Pemerintah daerah, DPRD, instansi samping yang ada serta masyarakat sangat mendukung adanya penetapan

pembagian daerah hukum kepolisian ………………………….;

B. dilihat dari data gangguan Kamtibmas yang terjadi pada 3 tahun

terakhir di wilayah tersebut, dikaitkan dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pembangunan, serta sistem peradilan pidana terpadu dan pelayanan kepolisian, maka

penetapan pembagian daerah hukum pada Polda/Polres/Polsek/Kawasan ……….…………. adalah merupakan suatu kebutuhan Polri dalam rangka meningkatkan

pelayanan Kepolisian;

C. dst.

V. KESIMPULAN

A. ………………………………………………………………………………..;

B. …………………………………………………………………………. dst.

VI. SARAN .....

Page 16: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 16 -

4

VI. SARAN A. dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan peran kepolisian

pada kesatuan kewilayahan tingkat Polda/ Polres / Polsek /

Kawasan seiring dengan pengembangan wilayah administrasi pemerintahan daerah Provinsi/Kota/Kabupaten......, sekaligus

dalam rangka terwujudnya keserasian dalam pelaksanaan sistem peradilan pidana terpadu serta pemerintahan sesuai aspirasi Pemerintah Daerah dan masyarakat, maka

Polda/Polres/Polsek/Kawasan …………… tersebut perlu ditetapkan pembagian daerah hukum kepolisian;

B. ………………………………………………………………………….. dst.

Demikian Telaahan Staf ini dibuat sebagai bahan masukan bagi pimpinan guna menentukan kebijaksanaan selanjutnya.

Lampiran: 1. ……………………

2. ……………………

CATATAN: *) coret yang tidak perlu

Dikeluarkan di: ………………………..

pada tanggal : ……………………….. KEPALA KEPOLISIAN …………………….....

………………………….. …………………………..

Page 17: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 17 -

LAMPIRAN II

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2017

TENTANG

SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN

PEMBAGIAN DAERAH HUKUM

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

FORMAT LAPORAN HASIL STUDI KELAYAKAN DALAM RANGKA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN

KOPSTUK

LAPORAN HASIL STUDI KELAYAKAN DALAM RANGKA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN

A. PENDAHULUAN

1. Umum: ...............................................................................................

2. Maksud dan Tujuan: ...........................................................................

3. Dasar a. .............................................................................................

b. .............................................................................................

4. Ruang Lingkup: ..................................................................................

5. Tata Urut : ...........................................................................................

B. TUGAS YANG DILAKSANAKAN

................................................................................................................

................................................................................................................

C. HASIL .....

Page 18: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 18 -

2

C. HASIL YANG DICAPAI

6. ..............................................................................................................................

D. KESIMPULAN DAN SARAN

7. Kesimpulan .........................................................................................

8. Saran ..................................................................................................

E. PENUTUP

9. ...........................................................................................................

Jakarta, 2017

KEPALA KEPOLISIAN …………………...

.................... ......................

*) melampirkan dokumentasi, Sertifikat

tanah serta dokumen-dokumen usulan yang diperlukan

Page 19: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 19 -

LAMPIRAN III

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2017

TENTANG

SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN

PEMBAGIAN DAERAH HUKUM

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

FORMULIR STUDI KELAYAKAN PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN

KOPSTUK

FORMULIR STUDI KELAYAKAN

DALAM RANGKA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN

NO. PERTANYAAN JAWABAN KETERANGAN

1 2 3 4

1. Sejauh mana tingkat diperlukannya

penetapan pembagian daerah hukum kepolisian tersebut.

Sangat perlu/

perlu/kurang perlu

coret yang

tidak tepat

2. Latar belakang/pertimbangan pengusulan penetapan pembagian

daerah hukum kepolisian.

a. ………………… b. …………….dst.

3. Masalah mendasar sehingga diperlukan penetapan

pembagian daerah hukum kepolisian tersebut.

a. ……………..…. b. …………….dst.

4. Data awal:

a. dasar pembentukan/

pemekaran wilayah Provinsi/Kota/

Kabupaten/Kecamatan

UU No …. Thn …..

tentang ……………. ……………………….

b. luas wilayah ………. km2

c. jumlah penduduk ………. jiwa

d. objek vital/proyek vital a. …………..……. b. …………....dst.

e. sumber daya yang tersedia (alam dan buatan)

a. …………..……. b. …………....dst.

Page 20: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 20 -

2

5. Gangguan Kamtibmas (3 Tahun terakhir)

yang dilaporkan

dan diselesaikan

a. kriminalitas b. lalu lintas

c. ancaman/kerawanan lainnya

a. …………………. b. ………………….

c. ………………….

6. Karakteristik wilayah. a. …………………. b. ………………….

7. Berapa Km jarak antara:

a. lokasi Polres dengan Polres terdekat

b. lokasi Polres dengan Polda

c. lokasi polsek dengan polsek terdekat

d. lokasi polsek dengan Polres

a. ……………..….

b. …………..……. c. ……………..….

d. ……………..….

8. Dukungan Pemda dan DPRD

9. Wujud dukungan masyarakat. a. Surat.....No....

tanggal.......... b. ....................

10. Jumlah kesatuan jajaran dibawahnya.

a. Polres: ........... b. Polsek: ..........

c. Polsubsektor: ..

11. Langkah-langkah dan upaya

Kesatuan Kewilayahan untuk menindaklanjuti pengusulan

penetapan pembagian daerah hukum kepolisian

a. .....................

b. .....................

12. Kendala/hambatan/permasalahan yang ada.

a. ...................... b. .....................

13. Adakah dampak negatif bila

tidak disetujui penetapan pembagian daerah hukum

kepolisian tersebut

a. ......................

b. ......................

14. Alternatif lainnya bila usulan

penetapan pembagian daerah hukum tidak disetujui

a. ............

b. ............

15. Saran/Rekomendasi c. ........................

d. ........................

Page 21: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 21 -

3

CATATAN:

Daftar pertanyaan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan

dikaitkan dengan situasi dan kondisi wilayah.

Dikeluarkan di : ………………….. pada tanggal : …………………..

KEPALA KEPOLISIAN ………………

…………………………

…………………………

Page 22: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 22 -

LAMPIRAN IV

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2017

TENTANG

SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN

PEMBAGIAN DAERAH HUKUM

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

FORMAT LAPORAN HASIL KOORDINASI DENGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD DALAM RANGKA PENETAPAN PEMBAGIAN

DAERAH HUKUM KEPOLISIAN

KOPSTUK

LAPORAN HASIL KOORDINASI DENGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD DALAM RANGKA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN

A. PENDAHULUAN

1. Umum: .................................................................................................

2. Maksud dan Tujuan: .............................................................................

3. Dasar a. ...............................................................................................

b. ...............................................................................................

4. Ruang Lingkup: ....................................................................................

5. Tata Urut : .............................................................................................

B. TUGAS YANG DILAKSANAKAN ..................................................................................................................

..................................................................................................................

C. HASIL .....

Page 23: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK …srena-polri.com/upload/DOC-47-PERKAP 12 2017 TTG DARKUM.pdf · SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA

- 23 -

2

C. HASIL YANG DICAPAI

6. ................................................................................................................................

D. KESIMPULAN DAN SARAN

7. Kesimpulan ...........................................................................................

8. Saran ....................................................................................................

E. PENUTUP

9. .............................................................................................................

Jakarta, 2017

KEPALA KEPOLISIAN …………………

....................

......................