perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERANCANGAN ULANG MEJA KURSI BACA BERDASARKAN ASPEK FUNGSI DAN KENYAMANAN SESUAI KEBUTUHAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN (Studi Kasus Di Kantor Arsip Dan Perpustakaan Kabupaten Klaten) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik INTAN KUSUMAWATI I 1305035 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

Page 1: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERANCANGAN ULANG MEJA KURSI BACA

BERDASARKAN ASPEK FUNGSI DAN KENYAMANAN

SESUAI KEBUTUHAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN

(Studi Kasus Di Kantor Arsip Dan Perpustakaan Kabupaten Klaten)

Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

INTAN KUSUMAWATI I 1305035

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

ABSTRAK

Intan Kusumawati, NIM: I 1305035. PERANCANGAN ULANG MEJA KURSI BACA BERDASARKAN ASPEK FUNGSI DAN KENYAMANAN SESUAI KEBUTUHAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN (Studi Kasus: Kantor Arsip Dan Perpustakaan Kabupaten Klaten). Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, April 2011.

Kantor Arsip dan Perpustakaan Klaten merupakan lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan ilmu dan sumber informasi bagi semua kalangan masyarakat khususnya di kota Klaten. Meja kursi baca merupakan salah satu fasilitas pokok yang harus dipertimbangkan dalam pelayanan pengguna perpustakaan. Meja kursi baca yang digunakan saat ini, dirasakan kurang berfungsi dengan baik karena tidak sesuai anthropometri penggunanya. Meja tersebut digunakan untuk tiga orang sehingga pengguna harus berdesak-desakan ketika akan membaca dan membuat ketidaknyamanan membaca pengguna satu dengan yang lainnya. Selain itu, kelelahan dirasakan pada leher, punggung dan pinggang ketika pengguna menggunakan meja kursi baca tersebut. Menurut Chaffin (1983), bahwa ketika menulis sebaiknya menggunakan meja datar, sedangkan ketika membaca sebaiknya mempunyai kemiringan terhadap permukaan kerja dan sudut antara 220 dan 450 baik digunakan untuk membaca.

Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah pendekatan anthropometri. Pendekatan anthropometri digunakan untuk menentukan dimensi meja dan kursi baca di perpustakaan. Data antropometri yang menggunakan persentil 5 yaitu siku sampai ke ujung jari. Data antropometri yang menggunakan persentil 50 antara lain tinggi plopiteal, tinggi sandaran punggung, pantat plopiteal, jangkauan tangan ke depan, tinggi siku duduk dan panjang telapak kaki. Sedangkan untuk persentil 95 digunakan pada data antropometri lebar pinggul dan lebar bahu.

Hasil penelitian diperoleh rancangan meja kursi baca yang lebih ergonomis yang mengakomodasi anthropometri penggunanya, sehingga kelelahan yang terjadi pada leher, punggung dan pinggang dapat dikurangi.

Kata kunci: meja kursi baca, ergonomi, anthropometri. xxi + 80, 21 gambar, 36 tabel, 5 lampiran Daftar pustaka: 21 (1979-2010)

Page 5: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR VALIDASI iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH iv

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Perumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Manfaat Penelitian

1.5. Batasan Masalah

1.6. Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

2.2 Antropometri

2.2.1 Data Antropometri dan Pengukurannya

2.2.2 Aplikasi distribusi Normal

2.3 Perancangan Kursi

2.3.1 Pendekatan Untuk Perancangan Kursi

2.3.2 Ukuran (Dimensi Kursi)

2.4 Kriteria Kursi yang Ideal

I - 1

I - 1

I - 4

I - 4

I - 4

I - 4

I - 5

II - 1

II - 3

II – 4

II - 4

II - 8

II - 8

II - 10

II - 12

Page 6: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III

BAB IV

2.5 Meja dan Permukaan Bidang Kerja

2.6 Pengujian Data

2.7 Penelitian Sebelumnya

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.3. Pendokumentasian Gambar

3.4. Wawancara Pengguna

3.5. Kuesioner NBM

3.6. Identifikasi Keluhan dan Kebutuhan Perancangan

3.7. Pengumpulan Data Meja Kursi dan Antropometri

3.8. Perancangan Alat

3.8.1 Perhitungan Standar Deviasi dan Mean

3.8.2 Penentuan Dimensi Rancangan

3.8.3 Perhitungan Persentil

3.8.4 Gambar 2D dan 3D

3.8.5 Penentuan Material Rancangan

3.9. Estimasi Biaya

3.10.Analisis dan Interpretasi Hasil

3.11.Kesimpulan dan Saran

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Gambaran Umum Perpustakaan

4.1.2. Kuesioner NBM

4.1.3. Data Pengukuran Meja Kursi Aktual

4.2. Kebutuhan dan Konsep Rancangan

4.2.1. Identifikasi Keluhan dan Kebutuhan Perancangan

4.2.2. Konsep Rancangan

4.3. Detail spesifikasi Rancangan

4.2.1. Perancangan Meja

II - 14

II - 15

II - 18

III - 1

III - 1

III - 2

III - 2

III - 3

III - 3

III - 4

III - 5

III - 7

III - 7

III - 8

III - 8

III - 9

III - 9

III - 9

III - 10

III - 10

IV - 1

IV - 1

IV - 1

IV - 2

IV - 3

IV - 4

IV - 4

IV - 5

IV - 6

IV - 6

Page 7: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB V

BAB VI

4.2.2. Perancangan Kursi

4.4. Pengolahan Data

4.4.1 Perancangan Meja

4.4.2 Perancangan Kursi

4.5. Rancangan 2D Meja Kursi

4.6. Rancangan 3D Meja Kursi

4.7. Estimasi Biaya

ANALISA DAN INTEPRETASI HASIL

5.1. Analisis Pemenuhan Kebutuhan Pengguna

5.2. Analisis Penggunaan Data Antropometri

5.3. Analisis Perbandingan Awal dan Hasil Rancangan

5.4. Analisis Layout Ruang Baca

5.5. Analisis Penentuan Bahan dan Biaya

5.6. Interpretasi Hasil

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

6.2. Saran

IV - 6

IV - 7

IV - 7

IV - 19

IV - 31

IV - 33

IV - 34

V – 1

V – 1

V – 2

V – 3

V – 4

V – 5

V – 7

VI – 1

VI - 1

VI - 1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan uraian tentang latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah,

asumsi, serta sistematika penulisan penelitian.

1.1 LATAR BELAKANG

Konsep perkembangan informasi serta teknologi pendidikan menekankan

kepada individu yang belajar melalui pemanfaatan dan penggunaan berbagai jenis

sumber belajar terutama sarana perpustakaan umum. Dalam perjalanan

perkembangan layanan perpustakaan dan aspek pemanfaatannya oleh masyarakat

umum, nampak bahwa fasilitas-fasilitas yang terdapat di perpustakaan perlu adanya

perbaikan untuk menunjang kelancaran proses pencarian informasi. Hal ini

tercermin dari sarana perpustakaan umum yang bertindak sebagai wadah pelayanan

ilmu dan sumber informasi yang diperuntukkan bagi semua kalangan masyarakat

ternyata kurang diperhatikan baik dari segi fungsi maupun kenyamanan pengguna

dan pengelola perpustakaan.

Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Klaten adalah salah satu

lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan ilmu dan sumber informasi bagi

semua kalangan masyarakat kota Klaten. Fasilitas-fasilitas pendukung yang ada di

perpustakaan ini antara lain meja dan kursi baca, rak buku, internet, ruang olahraga,

ruang seminar, dan mushola. Meja kursi baca merupakan salah satu fasilitas pokok

yang harus dipertimbangkan dalam pelayanan pengguna Perpustakaan Umum

Daerah Kabupaten Klaten. Dampak dari ketidakserasian antara meja kursi baca

yang ada di perpustakaan dengan kebutuhan penggunanya merupakan salah satu

Page 9: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

kendala dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang ada di perpustakaan

tersebut.

Berdasarkan survey bahwa dari pemakaian meja baca yang ada di ruang

baca Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Klaten ini masih

menimbulkan keluhan-keluhan bagi para pengguna perpustakaan. Diketahui bahwa

meja baca yang digunakan sekarang masih menimbulkan rasa ketidaknyamanan

bagi pengguna dalam kegiatan membaca serta mengakibatkan keluhan sakit pada

anggota tubuh para penggunanya. Meja yang hanya dengan tinggi 61 cm membuat

posisi membaca pengguna dengan asumsi tinggi rata-rata 150 cm kurang nyaman

karena tidak dapat mengakomodasi tubuh pengguna seluruhnya sehingga posisi

tubuh lebih condong membungkuk ke bawah dan jarak membaca pun mejadi terlalu

dekat. Hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan dan nyeri pada leher, punggung

maupun mata. Hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner Nordic Body Map (NBM)

yang diberikan kepada pengguna. Digunakan kuesioner NBM karena kuesioner

NBM mampu memetakan 27 segmen tubuh manusia sehingga dapat diketahui

bagian-bagian mana saja dari otot pengguna yang mengalami keluhan (Corlett,

1992). Berdasarkan hasil pengisian kuesioner terhadap 40 pengguna perpustakaan

dapat diketahui bahwa terdapat keluhan-keluhan yang dialami pengguna

diantaranya pada leher 27,5%, punggung 17,5%, pinggang 15%, kaki 7,5%, bahu 20

% dan paha 12,5%. Keadaan tersebut juga diperparah dengan lebar meja yang

hanya berukuran sebesar 33 cm dimana membuat ruang gerak para pengguna

terbatas dan kurang leluasa jika dipakai oleh enam pengguna secara bersamaan.

Lebar meja yang kurang lebar tersebut kurang dapat mengakomodasi buku ataupun

majalah yang dibaca apabila untuk ukuran rata-rata buku 25x18 cm sedangkan

ukuran rata-rata koran atau majalah sebesar 45x40 cm.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah Kabupaten Klaten, meja baca yang digunakan oleh para

Page 10: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

pengguna adalah sebuah meja yang dibagi menjadi dua bagian dan dipisahkan oleh

sebuah sekat sekat sehingga terbagi menjadi dua bagian dengan masing-masing

terdapat tiga buah di tiap sisi mejanya. Untuk tiap sisi mejanya dengan lebar meja

berukuran 33 cm dan panjang 129 cm, meja tersebut digunakan untuk tiga orang

sehingga pengguna harus berdesak-desakan ketika akan membaca dan membuat

ketidaknyamanan membaca pengguna satu dengan yang lainnya. Selain itu, hanya

terdapat sebuah pijakan kaki yang terdapat di meja baca tersebut dengan panjang

pijakan berukuran 123 cm sehingga pengguna tidak leluasa untuk menjejakkan

kakinya di pijakan meja kursi itu karena dapat terjadi kemungkinan pengguna satu

menginjak kaki pengguna lainnya. Meja baca di perpustakaan ini terdapat display

yang menempel di meja baca yang berisi peringatan untuk meletakkan dan

merapikan buku setelah selesai membaca dimana kurang diperhatikan oleh para

pengguna. Koran maupun buku yang telah selesai dibaca diletakkan begitu saja di

meja sehingga tampak berserakan dan tak teratur.

Berdasarkan hasil wawancara kepada para pengguna perpustakaan, kursi

baca yang digunakan oleh para pengguna perpustakaan sebenarnya sudah cukup

nyaman dipakai karena material pelapis alas kursi maupun sandaran kursinya sudah

dilapisi dengan busa sehingga pengguna nyaman saat duduk bersandar. Akan tetapi

hanya dengan tinggi sandaran kursi berukuran 43 cm dan lebar sandaran kursi

berukuran 33 cm tersebut tidak dapat menyangga dan mengakomodasi bagian

punggung seluruhnya sehingga menyebabkan posisi duduk kurang nyaman.

Setelah melakukan identifikasi terhadap kondisi meja maupun kursi yang

ada di ruang baca perpustakaan tersebut, maka perlu dilakukan perancangan ulang

meja kursi baca yang nyaman bagi pengguna perpustakaan dengan pendekatan

antropometri. Pendekatan antropometri ini dilakukan agar dihasilkan suatu

rancangan yang sesuai dengan antropometri pengguna.

Page 11: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok

permasalahan dari penelitian ini yaitu bagaimana merancang ulang meja

kursi baca yang sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan baik dari

aspek fungsi maupun kenyamanan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu merancang ulang

meja kursi baca yang sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan baik

dari aspek fungsi maupun kenyamanan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu memberikan

kontribusi desain meja kursi baca yang sesuai dengan kebutuhan pengguna

perpustakaan baik dari aspek fungsi maupun kenyamanan.

1.5 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah pada penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan di ruang baca perpustakaan Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah Kabupaten Klaten.

2. Meja kursi baca yang diteliti dianggap sudah mewakili meja kursi baca

lain yang ada di ruang baca Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah

Kabupaten Klaten karena model meja kursi yang digunakan sama.

3. Subyek dalam penelitian ini adalah para pengguna Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah Kabupaten Klaten.

4. Pada penelitian ini perancangan produk belum sampai pada pengujian

prototype.

Page 12: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-5

1.6 SISTEMATIKA PENELITIAN

Sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan

penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika

penulisan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika

penulisan. Uraian bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang

penelitian yang dilakukan sehingga dapat memberikan manfaat sesuai

dengan tujuan penelitian dengan batasan-batasan yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang uraian teori, landasan konseptual dan informasi

yang diambil dari literatur yang ada. Pada bagian ini akan diuraikan

mengenai metode perancangan dan perhitungan-perhitungan yang ada

digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan data.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses

pelaksanaan penelitian dalam bentuk flow chart, membahas tentang

tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah sesuai dengan

permasalahan yang ada mulai pengumpulan data hingga estimasi biaya

rancangan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi mengenai data penelitian yang terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer berkenaan dengan hasil wawancara dan

penyebaran kuesioner terhadap pengguna perpustakaan. Sedangkan data

sekunder merupakan data anthropometri pengguna perpustakaan.

Page 13: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-6

Selanjutnya pengolahan terhadap data, tahapannya yang sesuai dengan

langkah-langkah pemecahan masalah yang dikembangkan pada BAB III.

BAB V ANALISIS & INTERPRETASI HASIL

Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil terhadap

pengumpulan dan pengolahan data.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan

kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan sebelumnya berupa

pembahasan kesimpulan hasil yang diperoleh dan memberikan saran

perbaikan yang dilakukan untuk penelitian selanjutnya.

Page 14: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas konsep-konsep berkaitan dengan objek penelitian

yang dilakukan. Teori pendukung yang dibahas dalam bab ini antara lain tentang

konsep ergonomi, antropometri, dinamika posisi duduk dan sikap duduk yang

benar.

2.1 ERGONOMI

Istilah “ergonomi“ berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan

nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek

manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,

psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi berkenaan

pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia

di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan

studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling

berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan

manusianya. Ergonomi disebut juga “Human Factors”. Ergonomi juga digunakan

oleh berbagai macam ahli profesional pada bidangnya misalnya: ahli anatomi,

arsitektur, perancangan produk industri, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan,

psikologi dan teknik industri. (Definisi diatas adalah berdasar pada International

Ergonomics Association). Selain itu ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang

fisiologi, psikologi, perancangan, analisis, sintesis, evaluasi proses kerja dan

produk bagi wiraswastawan, manajer, pemerintahan, militer, dosen dan

mahasiswa. (Nurmianto, 1991).

Definisi atau pengertian penting sebagai wawasan kita dalam

menggunakan istilah. McCormick (1987) mendefinisikan pengertian ergonomi ini

dalam 3 tahap sebagai berikut :

a) Fokus Utama dari ergonomi berkaitan dengan pemikiran manusia dalam

mendesain peralatan, fasilitas dan lingkungan yang dibuat oleh manusia, yang

digunakan dalam berbagai aspek kehidupannya.

b) Tujuan dari ergonomi dalam mendesain peralatan, fasilitas dan lingkungan

yang dibuat oleh manusia ada 2 hal :

Page 15: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

a) Untuk meningkatkan efektifitas fungsional penggunanya

b) Untuk mempertahankan atau meningkatkan human value tertentu misalnya

kesehatan, keselamatan dan kepuasan.

c) Pendekatan utama dari ergonomi adalah penerapan yang sistematik dari

informasi yang relevan mengenai karakteristik dan tingkah laku manusia

untuk mendesain peralatan, fasilitas dan lingkungan yang dibuat oleh manusia.

(McCormick, 1987).

Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang

bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi

perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches),

platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls),

alat peraga (displays), jalan/lorong (acces ways), pintu (doors), jendela (windows),

dan lain-lain. Ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan

faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain suatu sistem kerja untuk

mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain

stasiun kerja untuk alat peraga (visual display unit station) (Tarwaka, 2004).

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi (Tarwaka, 2004), yaitu:

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera

dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,

mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,

mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan

jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak

produktif.

c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,

ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan

sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

Secara ringkas ergonomi dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu yang

secara sistematis memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan

dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem dengan baik, yaitu

mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan

nyaman.

Page 16: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

Banyak penerapan ergonomi yang hanya berdasar sekedar “common

sense” (dianggap suatu hal yang sudah biasa terjadi), dan hal itu benar, jika

sekirannya suatu keuntungan yang besar bisa didapat hanya sekedar dengan

penerapan suatu prinsip sederhana. Hal ini biasanya merupakan kasus dimana

ergonomi belum dapat diterima sepenuhnya sebagai alat untuk proses desain, akan

tetapi masih banyak aspek ergonomi yang jauh dari kesadaran manusia. Penerapan

ergonomi harus diikuti dengan pendekatan ilmiah, hal tersebut berguna untuk

mendapatkan perancangan produk yang optimum tanpa harus mengalami “trial

and error”. Suatu hal yang vital pada penerapan ilmiah untuk ergonomi adalah

“Antropometri” (kalibrasi tubuh manusia). Dalam hal ini terjadi penggabungan

dan pemakaian data antropometri dengan ilmu-ilmu statistik yang menjadi

prasyarat utamanya (Sutalaksana, 1979).

2.2 ANTROPOMETRI

Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan

“metri” yang berati ukuran. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut

pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh (Wignjosoebroto., 2000).

Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan

ergonomis dalam proses perancangan (design) produk maupun sistem kerja yang

akan memerlukan interaksi manusia.

Secara definisi antropometri dapat dinyatakan sebagai studi yang

berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasanya akan

memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dan sebagainya) berat dan lain-lainnya.

Antropometri secara luas digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan

ergonomi dalam proses perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang

memerlukan interaksi manusia (Wignjosoebroto., 2000).

Antropometri menurut Nurmianto (1991) adalah suatu kumpulan data

numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia, ukuran, bentuk

dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Page 17: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

2.2.1 Data Antropometri Dan Cara Pengukurannya

Manusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi

ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia

(Wignjosoebroto., 2000) yaitu:

a. Umur,

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun

untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi

pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan

menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.

b. Jenis kelamin (sex),

Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan

dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul,

dan sebagainya.

c. Suku/bangsa (etnic),

Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnic akan memiliki karakteristik fisik

yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi tubuh suku bangsa negara

Barat pada umumnya mempunyai ukuran yang lebih besar daripada dimensi

tubuh suku bangsa negara Timur.

d. Sosio ekonomi,

Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada

negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya

mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara

berkembang.

e. Posisi tubuh (posture),

Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh

karena itu posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1995) berkaitan dengan posisi tubuh

manusia antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:

a. Antropometri statis (structural body dimensions),

Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Ada

beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representative. Disebut

juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana tubuh diukur dalam berbagai

Page 18: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Dimensi tubuh yang

diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam

posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada

saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini

diambil dengan percentile tertentu seperti 5-th percentile, 50-th percentile dan

95-th percentile.

b. Antropometri dinamis (functional body dimensions),

Antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia

dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin

terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Hasil yang diperoleh

merupakan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-

gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

tertentu. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang

dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas

ataupun ruang kerja.

Terdapat tiga kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu:

1. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti

keadaan mekanis dari suatu aktifitas.

Contoh : Dalam mempelajari performansi atlet.

2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.

Contoh : Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja,

yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.

3. Pengukuran variabilitas kerja.

Contoh : Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang

juru ketik atau operator komputer.

2.2.2 Aplikasi Distribusi Normal dan Pengukuran Data Antropometri

Data antropometri jelas diperlukan supaya rancangan suatu produk dapat

sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Permasalahan akan adanya

variasi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana kita mampu

merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu suai”

(adjustable) dengan suatu rentang ukuran tertentu (Wignjosoebroto., 2000).

Penerapan distribusi normal dalam penetapan data antropometri untuk

Page 19: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

N( x ,sX)

perancangan alat bantu ataupun stasiun kerja seperti terlihat pada gambar 2.1

berikut ini.

1.96 sX 1.96 sX

2.5-th percentile X 97.5-th percentile

Gambar 2.1 Distribusi normal dengan data anthropometri 95-th percentile

Sumber: Wignjosoebroto., 2000

Penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan

umum diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan

berdasarkan harga rata-rata (mean, x ) dan simpangan standarnya (standar

deviation, sX) dari data yang ada. Percentiles dapat ditetapkan sesuai dengan tabel

probabilitas distribusi normal. Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan

prosentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai

tersebut. Sebagai contoh, 95-th percentile akan menunjukkan 95% populasi akan

berada pada atau dibawah ukuran tersebut; sedangkan 5-th percentile akan

menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam

antropometri, angka 95-th akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar”

dan 5-th percentile sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil”. Bilamana

diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada,

maka diambil rentang 2.5-th dan 97.5-th percentile sebagai batas-batasnya

(Wignjosoebroto., 2000).

Pemakaian nilai-nilai percentile yang umum diaplikasikan dalam

perhitungan data antropometri dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini.

2.5%

95%

2.5%

Page 20: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

Tabel 2.1 Jenis precentile dan cara perhitungan dalam distribusi normal

Percentile Perhitungan

1 – st xx s325.2-

2.5 – th xx s96.1-

5 – th xx s645.1-

10 – th xx s28.1-

50 – th x 90 – th xx s28.1+

95 – th xx s645.1+

97.5 – th xx s96.1+

99 – th xx s325.2+ Sumber: Wignjosoebroto., 2000

Menurut Wignjosoebroto (2000) untuk memperjelas mengenai data

antropometri untuk bisa diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun

fasilitas kerja diperlukan informasi tentang berbagai macam anggota tubuh yang

perlu diukur seperti terlihat pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Data antropometri untuk perancangan produk atau fasilitas

Sumber: Wignjosoebroto., 2000

Page 21: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

Keterangan gambar 2.2, yaitu:

1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung kepala)

2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak 4 = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus) 5 = tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam

gambar tidak ditunjukkan) 6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk pantat

sampai dengan kepala) 7 = tinggi mata dalam posisi duduk 8 = tinggi bahu dalam posisi duduk 9 = tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus) 10 = tebal atau lebar paha 11 = panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan ujung lutut 12 = panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan. bagian belakang dari

lutut atau betis 13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk 14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha 15 = lebar dari bahu (bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk) 16 = lebar pinggul ataupun pantat 17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam

gambar) 18 = lebar perut 19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam

posisi siku tegak lurus 20 = lebar kepala 21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari 22 = lebar telapak tangan 23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-

kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar) 24 = tinggi jangkauan tangan dalma posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai

dengan telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (vertikal) 25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya

nomor 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar) 26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung

jari tangan

2.3 PERANCANGAN KURSI

Tempat duduk yang nyaman untuk digunakan untuk jangka waktu yang

lama adalah tempat duduk yang memperhatikan juga faktor kepuasan psikologis.

2.3.1 Pendekatan-Pendekatan Untuk Perancangan Kursi

Menurut Nurmianto (1991), pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam

perancangan kursi antara lain:

Page 22: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

a. Merancang penyangga lumbar pada posisi duduk

Pendekatan ini menekankan pada ketentuan dari sandaran punggung yang

dapat disetel untuk menyangga daerah lumber atau daerah yang lebih rendah

pada tulang belakang. Ini dapat mengurangi usaha otot yang diperlukan untuk

menjaga suatu sikap duduk yang kaku atau tegang. Hal ini juga dapat

mengurangi kecenderungan tulang belakang ke arah bentuk khyphosis.

Sandaran kursi juga menstabilkan sikap duduk dan menghasilkan suatu reaksi

terhadap gerakan yang agak sedikit mendorong kedepan selama bekerja.

Persyaratan adanya bantalan punggung akan bermanfaat untuk mengatasi sakit

punggung. Banyak sandaran tempat duduk (pesawat terbang, teater,dll) yang

tidak mempunyai penyangga empuk yang berguna sebagai bantalan

penyangga. Kursi eksekutif saat ini umumnya dikembangkan dengan

penyangga ruas belakang bagian bawah (lumbar), sedangkan tempat duduk

mobil yang dapat disetel semakin banyak dikagumi.

b. Perancangan tempat duduk yang miring kedepan

Pada umumya permukaan duduk dimiringkan sekitar 50 kearah belakang untuk

mengurangi kemungkinan operator meluncur kedepan. Diperkirakan

kemiringan bangku kedepan sampai 150, dari permukaan, 200 dari lekukan

lumbar. Oleh karena itu perancangan kursi harus lebih sedikit miring kedepan

dengan tujuan agar operator merasa condong dengan meja kerja sehingga akan

lebih mudah untuk melakukan aktivitas diatas meja kerja.

c. Postur Duduk Berlutut

Kursi keseimbangan adalah suatu hasil logika terhadap problema dari

perubahan tekukan tulang belakang jika duduk. Perputaran pinggul dapat

dikurangi dengan cepat dan rotasi pinggul hampir dapat dihilangkan. Akan

tetapi kelemahannya seseorang akan dapat meluncur pada kursi ini jika kursi

model seperti ini tidak dilengkapi sandaran untuk lutut. Kursi keseimbangan

banyak menawarkan kenyamanan pada penderita nyeri atau sakit punggung,

namun kursi ini juga menimbulkan banyak masalah seperti :

1) Kesulitan untuk perubahan sikap duduk

2) Tekanan pada lutut dan

3) Putaran dari kaki dan ibu jari kaki

Page 23: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

d. Perancangan sudut sandaran kursi sampai suatu posisi “semi-reclining”

Hal ini akan mengurangi reaksi pada berat badan bagian atas sepanjang

punggung, dan sepanjang tulang belakang. Suatu sandaran punggung yang

sesuai untuk kursi panjang (kursi malas) dan yang paling penting lagi untuk

tempat duduk kendaraan adalah sama sudut 1100. Grandjean (1993)

memberikan suatu sudut yang sejenis untuk kursi panjang (kursi malas).

2.3.2 Ukuran (Dimensi Kursi)

Ukuran-ukuran kursi seharusnya didasarkan pada data antropometri yang

sesuai, dan ukuran-ukurannya ditetapkan. Penyesuaian tinggi dan dan posisi

sandaran punggung sangat diharapkan, tetapi belum praktis dalam banyak

keadaan (transportasi umum, gedung-gedung pertunjukkan, restoran, dan-lain-

lain). Dalam pemilihan ukuran kursi harus diperhatikan jangkauan penyesuaian

untuk tinggi tempat duduk (Panero dan Zelnik, 2003). Adapun dalam hal ini

dibedakan menjadi :

a. Kursi Rendah, yang digunakan pada bangku dan meja (desk and tables)

Tujuan perancangan kursi ini adalah membiarkan kaki untuk istirahat

langsung diatas lantai dan menghindari tekanan pada sisi bagian bawah paha.

Terlalu rendahnya sebuah tempat duduk akan dapat menimbulkan masalah-

masalah baru pada tulang belakang. Menurut Panero J dan Zelnik M jika suatu

landasan tempat duduk terlalu rendah dapat menyebabkan kaki condong

menjulur ke depan, menjauhkan tubuh dari keadaan stabil dan akan

menjauhkan punggung dari sandaran sehingga penopangan lumbar tidak

terjaga dengan tepat, seperti yang ditunjukkan gambar 2.3. Oleh karena itu

ukuran antropometri membentuk dasar untuk tinggi tempat duduk yang

jaraknya dari tumit kaki sampai permukaan yang lebih rendah dari paha

disamping lutut dengan lekukan pada sudut 900.

Gambar 2.3 Landasan tempat duduk yang terlalu rendah Sumber : Panero dan Zelnik, 2003

Page 24: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

Jika suatu landasan tempat duduk terlalu tinggi letaknya, bagian bawah paha

akan tertekan dan menghambat peredaran darah, seperti yang ditunjukkan

gambar 2.3. Telapak kaki yang tidak dapat menapak dengan baik di atas

permukaan lantai akan mengakibatkan melemahnya stabilitas tubuh,

Ketebalan sol sepatu dapat di tambah dalam hal ini dengan memberikan suatu

tinggi tempat duduk yang maksimum. Untuk menghindari kompresi paha

diharapkan tinggi tempat duduk adalah 5th persentil wanita dan 95th persentil

pria. Untuk tinggi tempat duduk yang tetap dapat menyebabkan kesalahan

pada ketinggian yang rendah (Panero dan Zelnik, 2003).

b. Kursi yang tinggi

Tinggi bangku untuk pekerjaan sambil berdiri didasarkan pada tinggi siku saat

berdiri. Bangku-bangku seperti ini diharapkan dapat dirancanag, namun

bangku ini tidak dapat digunakan setiap waktu. Kursi tinggi dengan tinggi

tempat duduk yang dapat disetel dapat menyangga badan bagian atas

sedemikian rupa sehingga tinggi siku berada beberapa centimeter diatas

pekerjaan. Ukuran yang biasanya ada dalam antropometri adalah jarak vertikal

dari titik terendah dari tekukan siku sampai permukaan untuk duduk yang

horisontal. Problem utama yang timbul dari kursi seperti ini adalah

terbatasnya gerak untuk lutut. Perancangan ulang untuk kursi yang memiliki

ruang untuk lutut lebih diinginkan. Jelasnya sebuah sandaran kaki merupakan

bagian yang paling penting dari suatu kursi yang tinggi, tanpa sandaran

tersebut beban kaki bagian bawah akan dipindahkan pada sisi dalam dari lipat

paha. Sandaran kaki seharusnya dapat disetel untuk tinggi yang tidak

bergantung pada tinggi tempat duduk, untuk panjang kaki yang lebih rendah

(Panero dan Zelnik, 2003).

c. Kedalaman Tempat Duduk

Pertimbangan dasar lainnya dari perancangan sebuah kursi adalah kedalaman

landasan tempat duduk. Bila kedalaman landasan tempat duduk terlalu besar,

bagian depan dari permukaan atau ujung dari tempat duduk tersebut akan

menekan daerah tepat dibelakang lutut, memotong peredaran darah pada

bagian kaki, seperti ditunjukkan pada gambar 2.4 di bawah.

Page 25: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

Gambar 2.4 Landasan tempat duduk yang terlalu lebar Sumber : Panero dan Zelnik, 2003

Bila kedalaman landasan tempat duduk terlalu sempit, akan menimbulkan

situasi yang buruk pula, yaitu dapat menimbulkan perasaan terjatuh atau

terjungkal dari kursi dan akan menyebabkan berkurangnya penopangan pada

bagian bawah paha (Panero dan Zelnik, 2003).

2.4 KRITERIA KURSI YANG IDEAL

Perancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan jenis pekerjaan, posture

yang diakibatkan, gaya yang dibutuhkan, arah visual (pandangan mata), dan

kebutuhan akan perlunya merubah posisi (postur). Kursi tersebut haruslah

terintegrasi dengan bangku atau meja.

Kursi untuk kerja dengan posisi duduk adalah dirancang dengan metode

“floor-up” yaitu berawal pada permukaan lantai, untuk menghindari tekanan

dibawah paha. Setelah ketinggian kursi dapat ditentukan kemudian barulah

menentukan ketinggian meja kerja yang sesuai dan konsisten dengan ruang yang

diperlukan untuk paha dan lutut (Nurmianto, 1991). Adapun kriteria kursi kerja

yang ideal adalah sebagai berikut:

(1) Stabilitas Produk

Diharapkan suatu kursi mempunyai empat atau lima kaki untuk menghindari

ketidakstabilan produk. Kursi lingkar yang berkaki lima dirancang dengan

posisi kaki kursi berada pada bagian luar proyeksi tubuh. Sedangkan kursi

dengan kaki gelinding sebaiknya dirancang untuk permukaan yang

berkarpet.

(2) Kekuatan Produk

Kursi kerja haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga kompak dan kuat

dengan konsentrasi perhatian pada bagian-bagian yang mudah retak

Page 26: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

dilengkapi dengan sistem mur-baut ataupun keling pasak pada bagian

sandaran tangan (arm-rest) dan sandaran punggung (back-rest). Kursi kerja

tidak boleh dirancang pada populasi dengan persentil kecil dan seharusnya

cukup kuat untuk menahan beban pria yang berpersentil 99th.

(3) Sandaran punggung

Sandaran punggung sangat penting untuk menahan beban punggung kearah

belakang (lumber spine). Hal ini haruslah dirancang agar dapat digerakkan

naik-turun maupun maju mundur. Selain itu harus dapat pula diatur

fleksibilitasnya sehingga sesuai dengan bentuk punggung.

(4) Fungsional

Bentuk tempat duduk tidak boleh menghambat berbagai macam alternatif

perubahan postur (posisi).

(5) Bahan material

Tempat duduk dan sandaran harus dilapisi dengan material yang cukup

lunak.

(6) Kedalaman kursi

Kedalaman kursi (depan-belakang) harus sesuai dengan dimensi panjang

antara lutut (popliteal) dan pantat (buttock).

(7) Lebar kursi

Lebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 persentil populasi.

(8) Lebar sandaran kursi

Lebar sandaran punggung seharusnya sama dengan lebar punggung wanita

persentil 5 populasi. Jika terlalu lebar maka akan mempengaruhi kebebasan

gerak siku.

(9) Bangku tinggi

Kursi untuk bangku tinggi harus diberi sandaran kaki yang dapat digerakkan

naik-turun.

Sedangkan berikut ini adalah rekomendasi bangku atau kursi untuk

menulis yang dianjurkan seperti terlihat pada gambar 2.5 dibawah.

Page 27: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

Gambar 2.5 Rekomendasi pada bangku atau kursi untuk menulis Sumber : Nurmianto, 1991

2.5 MEJA DAN PERMUKAAN BIDANG KERJA

Meja merupakan salah satu fasilitas yang digunakan oleh orang dalam

bekerja, terutama berkaitan dengan aktivitas menulis dan membaca. Karena

adanya berbagai faktor seperti ukuran benda kerja, gerakan yang dibutuhkan oleh

pekerja, keseluruhan layout kerja, sehingga ketinggian permukaan kerja tidak

dapat disamakan untuk setiap pekerjaan (Chaffin, 1983).

Ketinggian meja harus selalu dikaitkan dengan posisi siku, dan ketinggian

meja harus disesuaikan setelah ketinggian kursi. Hal penting yang harus diingat

adalah tinggi permukaan kerja tidak selalu sama dengan tinggi meja, seperti tinggi

keyboard merupakan tinggi permukaan kerja. Ketinggian tempat kerja disarankan

3,5 cm di bawah siku. Meja yang terlalu rendah menyebabkan kyphosis terhadap

tulang punggung dan meningkatkan beban. Meja yang terlalu rendah

menyebabkan abduksi atau pengangkatan bahu dan membungkuk ke depan atau

kyphosis leher yang menyebabkan kelelahan pada bahu dan otot leher. Chaffin

(1983) menemukan bahwa sudut 150 pada leher masih dapat diterima.

Kemiringan terhadap permukaan kerja mempunyai dampak yang positif

terhadap leher dan punggung, tapi harus dikaitkan dengan cara kerjanya. Chaffin

(1983) menyarankan bahwa kemiringan meja karena mempunyai dampak positif

terhadap beban pada leher dan perut dapat dilihat pada gambar 2.7, di bawah ini

(Chaffin, 1983).

Page 28: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

Gambar 2.6 Kemiringan permukaan meja harus disesuaikan untuk megoptimalkan posisi duduk Sumber: Chaffin, 1983

Pengaruh kemiringan meja terhadap perut sebenarnya lebih besar

daripada pengaruh kemiringan kursi. Chaffin menyarankan bahwa ketika menulis

sebaiknya menggunakan meja datar, sedangkan ketika membaca sebaiknya

mempunyai kemiringan terhadap permukaan kerja dan sudut antara 220 dan 450

baik digunakan untuk membaca (Chaffin, 1983).

2.6 PENGUJIAN DATA

Pengujian data berguna untuk menentukan bahwa data antropometri yang

digunakan valid dan dapat merepresentasikan data ukuran tubuh yang diambil dari

pengguna perpustakaan, pengujian tersebut meliputi uji keseragaman dan uji

kenormalan (Modul Praktikum Ergonomi, 2007).

a. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman dan kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang diperoleh pada pengamatan cukup mewakili untuk menentukan nilai rata-

ratanya. Untuk melakukan uji keseragaman, data yang telah diperoleh diplot ke

dalam grafik dengan batas kendali atas dan batas kendali bawah sebagai

acuannya. Jika data melewati kedua batas tersebut data akan dihilangkan dan

perhitungan keseragaman diulang (Modul Praktikum Ergonomi, 2007).

Perhitungan Mean menggunakan persamaan sebagai berikut:

n

xX

n

iiå

== 1 ……………………………………... (2.1)

Page 29: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

Perhitungan Standar Deviasi

( )1

2

1

2

-

-=å=

N

XXii

xs ………………………………….. (2.2)

Perhitungan batas kendali

SDxBKA 3+= ……………………………………... (2.3)

SDxBKB 3-= ……………………………………... (2.4)

b. Uji Kenormalan Data

Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian normalitas

sampel, salah satunya ialah dengan rumus chi-kuadrat (Modul Praktikum

Ergonomi, 2007).. Langkah-langkah uji kenormalan diuraikan, sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah kelas,

Penentuan jumlah kelas menggunakan formula H.A. Sturges, dalam modul

Praktikum Ergonomi, 2007, karena formulanya mendasarkan pada jumlah

pengamatan, yang mana banyaknya pengamatan senantiasa berbeda antara

penelitian yang satu dengan yang lain, sehingga formula ini dianggap yang

paling ideal menurut ukuran jumlah pengamatannya. Rumus Kriterium

Sturges, yaitu:

k = 1 + 3,322 log n…………………………………… persamaan 2.5

Keterangan:

k = banyaknya kelas n = jumlah pengamatan

2. Menentukan wilayah data,

Wilayah data adalah selisih data maksimum dan minimumnya.

3. Menentukan lebar selang,

Lebar selang dihitung dengan membagi wilayah data dengan banyaknya kelas.

4. Menentukan limit kelas dan batas kelas,

Penentuan limit kelas dan batas kelas dilakukan dengan menentukan limit

bawah kelas bagi selang yang pertama dan kemudian batas bawah kelasnya.

Menambahkan lebar kelas pada batas bawah kelas untuk mendapatkan batas

atas kelasnya. Mendaftar semua limit kelas dan batas kelas dengan cara

menambahkan lebar kelas pada limit dan batas selang sebelumnya.

Page 30: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

5. Menentukan frekuensi pengamatan (oi) bagi tiap-tiap kelas interval,

6. Menghitung nilai z padanan batas-batas kelas,

Nilai z padanan setiap batas-batas kelas dihitung dengan menggunakan rumus,

yaitu:

z1 =s

xkelasbawahbatas -)__(……………………... persamaan 2.6

z2 =s

xkelasatasbatas -)__(………………………...persamaan 2.7

Keterangan:

z1 = nilai z padanan batas bawah kelas z2 = nilai z padanan batas atas kelas x = rata-rata contoh s = standar deviasi contoh

7. Menghitung luas daerah di bawah kurva normal untuk menghitung frekuensi

harapan (ei) setiap selang kelas,

Perhitungan frekuensi harapan menggunakan rumus, yaitu:

ei = (P(z1<Z<z2))(n)…………………………………..persamaan 2.8

Keterangan:

ei = frekuensi harapan P(z1<Z<z2) = luas daerah di bawah kurva normal antara z1 dan z2 n = jumlah pengamatan

Luas daerah di bawah kurva normal dapat dilihat pada tabel di lampiran.

8. Menghitung nilai chi-kuadrat.

Jika harga 2c teramati lebih kecil dari harga 2c dalam tabel di lampiran,

maka data yang diperoleh menunjukkan kesesuaian yang baik dengan

distribusi normal. Kriteria keputusan yang diuraikan di sini hendaknya tidak

digunakan bila ada frekuensi harapan yang kurang dari 5. Persyaratan ini

mengakibatkan adanya penggabungan sel-sel (kelas-kelas) yang berdekatan,

sehingga mengakibatkan berkurangnya derajat bebas. Rumus chi-kuadrat,

yaitu:

( )i

ii

eeo 2

2 -å=c ……………………………………... persamaan 2.9

Page 31: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

Keterangan:

2c = nilai chi-kuadrat oi = frekuensi pengamatan ei = frekuensi harapan

Banyaknya derajat bebas yang berkaitan dengan dengan sebaran chi-kuadrat

yang digunakan di sini bergantung pada dua faktor, yaitu banyaknya sel dalam

percobaan yang bersangkutan dan banyaknya besaran yang diperoleh dari data

pengamatan yang diperlukan dalam perhitungan frekuensi harapannya. Pada

uji normalitas ini ada tiga besaran yang diperlukan untuk menghitung

frekuensi harapan, yaitu frekuensi total, mean, dan standar deviasi. Jadi pada

kasus ini derajat bebas dapat dihitung dengan rumus, yaitu:

v = banyak sel – 1……………………………………. persamaan 2.10

Keterangan:

v = derajat bebas

2.7 PENELITIAN SEBELUMNYA

Harini (2006), dalam penelitian yang berjudul ”Usulan Perancangan

Ulang Rak Buku dan display ditinjau dari aspek antropometri Pengguna”

menyatakan bahwa rak buku yang digunakan sekarang masih menimbulkan

ketidaknyaman pengguna. Dimensi rak buku actual belum mengakomodasi

jangkauan tangan sehingga pengguna mengalami kesulitan untuk menjangkau

rak buku bagian atas. Sebanyak 95% jangkauan tangan responden dibawah

ukuran tinggi rak buku actual yaitu 224 cm sehingga pengguna harus berjinjit

untuk menjangkau tinggi rak maksimal. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh

66,25% responden menyatakan bahwa pada jarak pembacaan 3 m dengan

mata normal display tersebut tidak dapat terbaca dengan jelas.

Priyono (2007), dalam penelitian yang berjudul “Perancangan Ulang

meja dan Kursi Belajar ditinjau dari Aspek Ergonomis” menyatakan bahwa

meja dan kursi belajar yang digunakan masih menimbulkan ketidaknyamanan

bagi siswa ketika sedang belajar serta mengakibatkan keluhan sakit pada

anggota tubuh para siswa. Dari hasil kueisioner didapatkan 76,7 % responden

menyatakan bahwa posisi belajar tidak nyaman dengan meja kursi yang ada

sehingga perlu dilakukan perancangan ulang. Pengukuran antropometri

Page 32: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-19

terhadap 120 sampel digunakan untuk menentukan dimensi rancangan meja

dan kursi belajar. Dimensi tubuh yang diukur yaitu tinggi plopiteal, pantat

plopiteal, lebar bahu dan tinggi sandaran punggung.

Dasinger (2005), dalam penelitian yang berjudul “Analysis of the ideal

high work table to worker posture in division of cutting garmen industrial with

Posture Evaluation Index (PEI) on virtual environment” menyatakan bahwa

tool yang digunakan dalam menentukan ketinggian meja yang ideal bagi

pekerja divisi cutting industri garmen adalah Posture Evaluation Index yang

mengintegrasikan skor Low Back Analysis (LBA), Ovako Working Posture

(OWAS), dan Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Penentuan konfigurasi

yang ideal dilakukan dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan dan posisi

kerja ketika melakukan pekerjaan tersebut, apakah dalam posisi duduk atau

berdiri.

Krause (2005), dalam penelitian yang berjudul “Review of ergonomic

risk factor for musculoskeletal disorders (MSDs) complaints on handling

manual activity in operational department of PT. R” menyatakan bahwa

terdapat 6 jenis aktivitas manual handling yang paling dominan yang

dilakukan pekerja Departemen Operasional HLPA Station, yaitu mengoper

barang, mengangkat barang, menggunakan hand pallet, melakukan van scan

dokumen dengan posisi jongkok, van scan barang, van scan dokumen dengan

posisi duduk. Hasil survei keluhan MSDs dari 9 bagian tubuh yang dinilai

pada 27 responden pekerja Departemen Operasional di PT. R, HLPA Station

didapatkan hasil mayoritas keluhan pada bagian tubuh leher yaitu sebesar

81,9%, 78% merasakan keluhan pada bagian punggung, 63% mengatakan

merasakan keluhan pada bagian kaki, 40,7% merasakan keluhan pada bagian

bahu kanan, sebanyak 29,6% mengalami keluhan pada bahu kiri, 33,3%

merasakan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kanan, 22,2%

merasakan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kiri, sebanyak 7,4%

mempunyai keluhan pada bagian siku kiri dan kanan.

Page 33: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 KERANGKA PENELITIAN

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 3.1 Metode penelitian

Page 34: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Langkah-langkah penyelesaian masalah pada gambar 3.1, diuraikan dalam

sub bab di bawah ini.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan Juli 2009 – Desember 2010 di ruang

baca Kantor Arsip dan Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Klaten.

Pengumpulan data penelitian dibutuhkan untuk mendapatkan informasi-

informasi yang lengkap serta menentukan masalah yang diangkat dalam

penelitian. Metode untuk mendapatkan data penelitian dilakukan dengan

pengamatan langsung, pendokumentasian gambar dan wawancara kepada para

pengguna perpustakaan.

3.3 PENDOKUMENTASIAN GAMBAR

Pendokumentasian gambar di sini meliputi dokumentasi dari meja kursi baca

yang digunakan pengguna sekarang ini, dokumentasi posisi duduk para pengguna

pada saat beraktivitas dan dokumentasi hal-hal terkait lainnya.

Pada pengambilan dokumentasi ini digunakan sebuah camera digital sebagai

media pengambil gambar dokumentasi.

3.4 WAWANCARA PENGGUNA

Pengumpulan data melalui wawancara ini dilakukan untuk mengetahui

keluhan – keluhan apa saja yang dirasakan oleh para pengguna tersebut pada saat

membaca menggunakan meja kursi baca yang ada di perpustakaan. Adapun

pertanyaan – pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Apakah anda merasa nyaman ketika sedang membaca di perpustakaan ini?

2. Selama duduk membaca tersebut apa anda merasakan keluhan-keluhan

nyeri atau pegal-pegal di tubuh anda?

3. Apakah perlu adanya fasilitas tambahan pada meja baca ini untuk

membuat anda merasa nyaman ketika membaca?

Page 35: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5 Kuesioner Nordic Body Map

Kuesioner ini berbentuk pertanyaan pilihan dan pertanyaan terbuka seperti

pada lampiran. Kuesioner tersebut diberikan kepada para pengguna perpustakaan

yang ada selama masa penelitian. Melalui kuesioner Nordic Body Map dapat

diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan terbesar. Pada tahap ini

ditampilkan hasil kuesioner yang telah diberikan kepada responden.

3.6 Identifikasi Keluhan dan Kebutuhan Perancangan

Pada tahapan ini akan dilakukan interpretasi keluhan pengguna menjadi

kebutuhan pengguna. Keluhan pengguna diekspresikan sebagai pernyataan dan

merupakan hasil interpretasi kebutuhan pengguna. Data keluhan pengguna

diperoleh dengan wawancara terhadap pengguna. Kebutuhan-kebutuhan pengguna

inilah yang nantinya akan digunakan sebagai dasar perancangan meja kursi baca.

Hasil rancangan meja kursi baca diharapkan mampu memenuhi kebutuhan-

kebutuhan pengguna tersebut.

Hasil identifikasi ini nantinya akan digunakan untuk penggalian ide.

Penggalian ide bertujuan untuk menemukan penyelesaian tentang kebutuhan-

kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi pada meja kursi yang digunakan

sekarang. Penggalian ide ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari

wawancara pengguna dan pencarian literatur. Selain itu, juga berdasarkan

pengetahuan yang dimiliki oleh perancang untuk mengembangkan ide-ide yang

terlihat mungkin untuk dikerjakan. Berikut table mengenai keluhan dan kebutuhan

perancangan meja dan kursi.

Tabel 3.1 Keluhan dan Kebutuhan Perancangan Meja

No. Keluhan Kebutuhan Perancangan

1. Meja terlalu sempit,

kurang lebar

Panjang dan lebar meja dibuat sedikit lebih

luas agar lebih leluasa dan nyaman bergerak

2. Selesai membaca buku

diletakkan begitu saja dan

berserakan di meja

Pada meja diberi rak buku untuk meletakkan

buku selesai membaca agar terlihat lebih rapi

Page 36: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pijakan kaki meja kecil Pijakan kaki dibuat agak lebar dan miring

agar otot kaki tidak kaku/tegang

4. Berdesakan-desakan

ketika membaca

Meja dibuat kubikel-kubikel dan diberi sekat

pemisah agar pengguna lebih berkonsentrasi

Tabel 3.2 Keluhan dan Kebutuhan Perancangan Kursi

No. Keluhan Kebutuhan Perancangan

1. Alas duduk dan Sandaran kursi

kurang empuk

- Kursi dibuat sesuai dengan

antropometri pengguna

- Kursi diberi bantalan busa yang lebih

tebal dan empuk

2. Alas duduk dan Sandaran kursi

kurang lebar

- Alas duduk dan sandaran kursi

dibuat sedikit lebih lebar

3.7 Pengumpulan Data Meja Kursi Baca Awal dan Data Anthropometri

Pada tahapan ini akan dikumpulkan data-data tentang meja kursi baca awal

yang digunakan di Perpustakaan Umum Kabupaten Klaten. Adapun data-data

tersebut meliputi kondisi umum meja kursi baca, dimensi meja kursi baca, dan

posisi duduk pengguna awal ketika menggunakan meja kursi baca.

Dalam perancangan ini juga diperlukan data anthropometri yang digunakan

untuk menetapkan ukuran rancangan. Hal ini dimaksudkan agar rancangan yang

dihasilkan dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan atau paling tidak

mendekati karakteristik penggunanya. Pengambilan data diperoleh dari hasil

pengukuran anthropometri para pengguna yang melakukan aktivitas membaca.

Responden yang diambil berjenis kelamin pria dan wanita. Adapun data

anthropometri yang diambil sesuai dengan variabel yang dibutuhkan yaitu:

A. Data-data dimensi tubuh yang diperlukan untuk merancang meja baca antara

lain:

Page 37: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data

Anthropometri Keterangan Cara Pengukuran

jangkauan tangan ke depan

Ukur jarak horisontal dari punggung sampai ujung jari tengah. Subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan horizontal ke depan

panjang telapak kaki

Ukur jarak horisontal dari punggung tumit sampai ujung jari kaki terpanjang

tinggi siku duduk

Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah

Siku tangan ke ujung jari

tengah

Ukur sudut antara permukaan horisontal dengan fleksi kaki ke belakang

B. Data-data dimensi tubuh yang diperlukan untuk merancang kursi antara lain:

Data

Anthropometri Keterangan Cara Pengukuran

lebar bahu

Ukur jarak horisontal antara kedua lengan atas. Subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan

Pantat plopiteal .Subjek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam

Page 38: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lebar pinggul Ukur jarak horisontal dan bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi kanan

Tinggi plopiteal Ukur jarak vertikal dari alas kaki sampai bagian bawah paha

Tinggi sandaran punggung Subyek duduk tegak, ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai pucuk belikat bawah

Pada pengukuran data anthropometri ini digunakan sebuah meteran kain dan

penggaris sebagai media pengukuran.

3.8 PERANCANGAN ALAT

Tahap perancangan alat merupakan inti dari proses perancangan ulang meja

kursi baca. Tahapan ini dijelaskan sebagai berikut.

3.8.1 Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Data Anthropometri Pengguna

Data anthropometri yang telah dikumpulkan kemudian dihitung masing-

masing mean ( x ) dan standar deviasinya ( xs ).

Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan mean dan standar deviasi

data anthropometri pengguna adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan Mean

n

xX

n

iiå

== 1 ………….persamaan 3.1

2. Perhitungan Standar Deviasi

( )1

2

1

2

-

-=å=

N

XXii

xs ………….persamaan 3.2

Page 39: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.8.2 Penentuan Dimensi Rancangan

Penentuan dimensi rancangan merupakan tahapan menentukan ukuran dari

meja kursi baca yang baru. Dimensi rancangan disesuaikan dengan penggunaan

alat dan kesesuaian dengan pengguna penggunanya. Untuk kesesuaian rancangan

dengan pengguna maka dalam perancangan meja kursi baca yang baru akan

memunculkan data anthropometri yang diperlukan untuk perancangan meja kursi.

Data antropometri muncul berdasarkan keputusan-keputusan yang telah dipilih.

Data anthropometri yang diambil perlu diuji kevalidan datanya. Pengujian

data berguna untuk menentukan bahwa data antropometri yang digunakan valid

dan dapat merepresentasikan data ukuran tubuh yang diambil dari pengguna

perpustakaan, pengujian tersebut dengan menggunakan uji kenormalan.

Sedangkan rumus yang digunakan dalam perhitungan uji kenormalan data

anthropometri pengguna adalah sebagai berikut :

1. Jumlah kelas,

k = 1 + 3,322 log n …………………………………… (3.1)

2. Nilai z padanan batas-batas kelas,

z1 =s

xkelasbawahbatas -)__( ……………………... (3.2)

z2 =s

xkelasatasbatas -)__( ………………………... (3.3)

3. Frekuensi harapan

ei = (P(z1<Z<z2))(n) ………………………………….. (3.4)

4. Chi-kuadrat,

( )i

ii

eeo 2

2 -å=c ……………………………………... (3.5)

3.8.3 PERHITUNGAN PERSENTIL

Perancangan alat meja kursi baca dalam penelitian ini menggunakan prinsip

perancangan fasilitas yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu.

Data anthropometri yang telah diperoleh kemudian dihitung persentilnya.

Page 40: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Persentil yang dihitung adalah persentil 5, 50, dan 95 karena persentil tersebut

yang biasa digunakan dalam tahap perancangan. Data antropometri yang

menggunakan persentil 5 yaitu siku sampai ke ujung jari. Data antropometri yang

menggunakan persentil 50 antara lain tinggi plopiteal, tinggi sandaran punggung,

pantat plopiteal, jangkauan tangan ke depan, tinggi siku duduk dan panjang

telapak kaki. Sedangkan untuk persentil 95 digunakan pada data antropometri

lebar pinggul dan lebar bahu. Penggunaan persentil disesuaikan dengan kebutuhan

bagian yang dirancang.

3.8.4 Gambar 2D dan 3D Meja Kursi Baca

Setelah didapatkan ukuran dimensi sesuai dengan anthropometri, maka

dapat dibuat gambar 2D dan 3D rancangan meja kursi baca. Dengan gambar 3D

ini dapat dilihat hasil rancangan meja kursi baca dari tiga sudut pandang

sekaligus. Gambar 3D ini merupakan hasil 2D yang sudah diberikan material

kemudian diwujudkan dalam model 3D dengan menggunakan software Autodesk

3ds Max 8.0.

3.8.5 Penentuan Material Rancangan

Penentuan material untuk meja kursi baca hasil rancangan ini yaitu dengan

menentukan ukuran material untuk meja kursi baca, dengan cara survey jenis

ukuran yang ada dipasaran kemudian ditentukan ukuran yang tepat untuk

perancangan meja kursi baca bagi pengguna perpustakaan. Material yang terpilih

adalah material yang kuat dan aman ketika digunakan. Material pembuatan meja

menggunakan kayu sedangkan material pembuatan kursi menggunakan besi pipa,

mur baut dan bahan pelapis kursi.

3.9 ESTIMASI BIAYA

Setelah ditentukan dimensi dan diketahui material rancangan, dari bahan

yang dipakai dapat diperkirakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membuat

produk yang dirancang. Biaya dibagi menjadi 2, yaitu biaya bahan material

meliputi jumlah biaya bahan baku yang dipakai dan biaya non material meliputi

biaya tenaga kerja.

Page 41: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Biaya material

- Biaya bahan baku = Rp xxx,-

Biaya non material

- Biaya tenaga kerja = Rp xxx,-

Total Biaya = Rp xxx,-

3.10 Analisis dan Interpretasi Hasil

Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap

pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya. Analisis di sini meliputi analisis

terhadap perbandingan antara alat meja kursi baca baru yang dirancang dengan

alat meja kursi baca baru yang lama, analisis terhadap perbandingan postur duduk

membaca awal dengan postur duduk membaca yang baru dan selanjutnya

dilakukan analisis biaya yang kaitannya dengan biaya komponen dari produk

rancangan.

3.11 Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini akan membahas kesimpulan dari hasi pengolahan data

dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan mengenai

hasil akhir yang diperoleh untuk kemudian memberikan saran perbaikan yang

mungkin dilakukan untuk penelitian selanjutnya berdasarkan atas kelemahan

maupun hambatan yang ditemui selama proses penelitian.

Page 42: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab IV ini akan disajikan pengumpulan dan pengolahan data. Data

yang diolah adalah data hasil kuesioner NBM, data dimensi meja kursi baca, dan

data antropometri. Sedangkan pengolahan data tersebut terdiri dari penentuan data

antropometri yang digunakan, perhitungan persentil, serta perancangan meja kursi

baca untuk pengguna perpustakaan. Tahapan-tahapan tersebut akan dijelaskan

pada subbab berikut ini.

4.1 PENGUMPULAN DATA

4.1.1 Gambaran Umum Meja kursi Baca di Perpustakaan Daerah

Kabupaten Klaten

Ruang baca di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Klaten ini

mempunyai luas ruangan sebesar 255 m2 atau dengan panjang 17 m dan untuk

lebar 15 m memiliki beberapa buah meja kursi baca yang digunakan para

pengguna untuk membaca maupun menulis dan berbagai macam koleksi buku,

koran maupun majalah. Mengenai layout ruang baca dan model meja kursi yang

digunakan pengguna di ruang baca tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Layout Ruang Baca Perpustakaan Klaten

Page 43: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

Untuk model meja baca yang digunakan para pengguna tersebut dibagi

menjadi dua bagian dan dipisahkan oleh sebuah sekat dan hanya terdapat sebuah

pijakan kaki yang digunakan oleh pengguna secara bersama-sama. Meja tersebut

digunakan untuk tiga orang sehingga pengguna tidak leluasa untuk bergerak harus

berdesak-desakan ketika akan membaca.

Gambar 4.2 Pengguna yang Berdesak-desakan

Gambar 4.3 Pijakan Kaki Yang Digunakan Bersama-sama

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa di meja baca tersebut hanya terdapat

sebuah pijakan kaki yang digunakan para pengguna secara bersama-sama dan bisa

terjadi kemungkinan pengguna satu menginjak kaki pengguna yang lain.

4.1.2 Kuesioner Nordic Body Map

Data kuesioner diambil dari pengguna perpustakaan Daerah Kabupaten

Klaten dengan mengambil pengguna sebanyak 40 pengguna. Pemberian kuesioner

Nordic Body Map bertujuan untuk mengetahui keluhan-keluhan pengguna

terhadap meja kursi baca yang selama ini digunakan. Melalui kuesioner ini dapat

diketahui bagian-bagian anggota tubuh pengguna yang mengalami keluhan sakit

Page 44: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

atau rasa tidak nyaman. Berdasarkan hasil kuesioner Nordic Body Map tersebut

pengguna mengatakan sering mengalami keluhan sakit pada anggota tubuhnya di

antaranya pada leher 27,5%, punggung 17,5%, pinggang 15%, kaki 7,5%, bahu 20

% dan paha 12,5%. Sebanyak 82,5% pengguna menyatakan bahwa meja kursi

yang ada sekarang belum memberikan kenyamanan pada waktu proses baca

diperpustakaan. Keluhan sakit yang dialami pengguna yang terbesar ada pada

leher. Berdasarkan hasil wawancara hal tersebut disebabkan karena pengguna

terlalu lama membungkukkan kepala ketika sedang membaca. Ketidaksesuaian

tinggi meja yang agak rendah dan kursi yang dipakai membuat sikap duduk

pengguna menjadi kurang nyaman. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada gambar

4.4.

Gambar 4.4 Grafik Nordic Body Map

Munculnya keluhan-keluhan atau rasa tidak nyaman terhadap sarana baca

yang digunakan oleh para pengguna cukup mendukung untuk dilakukan penelitian

mengenai usulan perancangan ulang meja kursi baca di Perpustakaan Daerah

Kabupaten Klaten.

4.1.3 Data Pengukuran Meja kursi Aktual

Setelah melakukan pengukuran terhadap antropometri tubuh pengguna,

kemudian dilakukan pengukuran meja kursi yang digunakan saat ini. Hal ini untuk

membandingkan antara meja kursi aktual dengan meja kursi hasil rancangan.

Adapun hasil pengukuran meja kursi baca aktual dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 45: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

Tabel 4.1 Ukuran meja kursi baca aktual

Nama Produk Dimensi Ukur Ukuran awal

(cm)

MEJA

Lebar Meja 33 Panjang Meja 129 Tinggi Meja 58

Tinggi Pijakan Kaki 15 Tinggi Pembatas Pandangan 35

Panjang Pijakan Kaki 123 Lebar Pijakan Kaki 5

Lebar Rak pada Meja -

KURSI

Tinggi Alas Kursi 40 Lebar Alas Kursi 36

Tinggi Sandaran Kursi 43 Panjang Alas Kursi 15

Lebar Sandaran Kursi 33 Sumber : Pengumpulan data, 2010

4.2 KEBUTUHAN DAN KONSEP RANCANGAN

4.2.1 Identifikasi Keluhan dan Kebutuhan Perancangan

Pengguna ketika beraktivitas memiliki keluhan pada saat membaca dengan

posisi duduk di kursi. Keluhan tersebut menjadi dasar dalam perancangan. Dari

keluhan-keluhan yang ada menimbulkan harapan pengguna untuk kondisi meja

maupun kursi yang lebih baik. Harapan yang diungkapkan oleh pengguna dapat

diterjemahkan ke dalam kebutuhan perancangan meja dan kursi.

Mengenai keluhan-keluhan dan kebutuhan perancangan pengguna

mengenai meja dan kursi baca dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Keluhan dan Kebutuhan Perancangan Meja

No. Keluhan Kebutuhan Perancangan

1. Meja terlalu sempit,

kurang lebar

Panjang dan lebar meja dibuat sedikit lebih

luas agar lebih leluasa dan nyaman bergerak

2. Selesai membaca buku

diletakkan begitu saja dan

berserakan di meja

Pada meja diberi rak buku untuk meletakkan

buku selesai membaca agar terlihat lebih rapi

Page 46: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

3. Pijakan kaki meja kecil Pijakan kaki dibuat agak lebar dan miring

agar otot kaki tidak kaku/tegang

4. Berdesakan-desakan

ketika membaca

Meja dibuat kubikel-kubikel dan diberi sekat

pemisah agar pengguna lebih berkonsentrasi

Sumber : Pengumpulan data, 2010

Tabel 4.3 Keluhan dan Kebutuhan Perancangan Kursi

No. Keluhan Kebutuhan Perancangan

1. Alas duduk dan Sandaran kursi

kurang empuk

- Kursi dibuat sesuai dengan

antropometri pengguna

- Kursi diberi bantalan busa yang lebih

tebal dan empuk

2. Alas duduk dan Sandaran kursi

kurang lebar

- Alas duduk dan sandaran kursi

dibuat sedikit lebih lebar

Sumber : Pengumpulan data, 2010

4.2.2 KONSEP RANCANGAN

Mengenai konsep rancangan meja kursi baca bagi pengguna perpustakaan

digambarkan seperti diagram dibawah ini.

Gambar 4.5 Diagram Konsep Rancangan Meja Kursi Baca

Page 47: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

4.3 Detail Spesifikasi Rancangan

4.3.1 PERANCANGAN MEJA

Data yang relevan untuk merancang meja baca bagi para pengguna

perpustakaan ini sebagai berikut:

1) Lebar meja dirancang berdasarkan jangkauan tangan ke depan. Menurut

Sriwarno (2004) bagi yang jangkauan tangannya pendek maupun panjang

tetap merasa nyaman menggunakannya.

2) Panjang meja menggunakan data dua kali siku tangan ke ujung jari.

Usulan meja dibuat menjadi enam kubikel sehingga dapat digunakan oleh

enam orang pengguna.

3) Tinggi meja menggunakan data antropometri tinggi plopiteal ditambah

tinggi siku duduk. Ini dibuat untuk yang mempunyai kaki panjang tetap

merasa nyaman, sedangkan tinggi meja yang terlalu tinggi akan

menyulitkan bagi mereka yang berkaki pendek

4) Pijakan kaki dirancang dengan kemiringaan 150 hal ini mengacu pada

Nurmianto (1991). Apabila sandaran kaki terlalu miring maka kaki bisa

melorot kebawah serta kurang nyaman.

5) Lebar pijakan kaki ini ditentukan dengan panjang telapak kaki. Ini

dimaksudkan untuk pengguna yang memiliki panjang telapak kaki lebih

besar maupun kecil bisa menggunakannya.

6) Panjang pijakan kaki Dimensi pijakan kaki 2x panjang siku sampai ujung

jari diharapkan kaki pengguna dapat memperoleh kelonggaran yang cukup

pada saat bersandar.

7) Pada meja baca perlu diberi papan pembatas pandangan untuk menambah

konsentrasi selama melakukan aktivitas atau membaca. Selain itu papan

pembatas pandangan juga berfungsi sebagai dudukan rak.

8) Lebar rak pada meja ditentukan dengan lebar kertas folio.

4.3.2 PERANCANGAN KURSI

Data yang relevan untuk merancang kursi baca bagi para pengguna

perpustakaan ini sebagai berikut:

Page 48: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

1) Tinggi alas kursi menggunakan data tinggi plopiteal. Menurut Sriwarno

(2004) tinggi alas diperhitungkan dari alas lantai. Jika terlalu tinggi dapat

mengakibatkan tekanan yang tinggi pada otot kaki pada bagian dalam lutut

karena posisi kaki menggantung. Jika terlalu rendah dapat mempersulit

pengguna untuk duduk dan berdiri karena usaha yang dikeluarkan lebih

besar.

2) Panjang alas kursi ditentukan berdasarkan data pantat plopiteal agar dapat

menyangga daerah pantat secara total hingga sebagian besar paha.

3) Lebar alas kursi menakan data lebar pinggul. Menurut Sriwarno (2004),

didapat dari asumsi bahwa bidang alas duduk mampu mengakomodasi

ukuran lebar tulang pinggul dan dapat dengan mudah terayun ke belakang.

4) Tinggi sandaran kursi menggunakan ukuran data antropometri tinggi

sandaran punggung. Agar dapat duduk dengan nyaman menurut Pheasant

untuk sandaran sudut optimal adalah 100-120 derajat.

5) Lebar sandaran kursi didasarkan atas pengukuran data lebar bahu. Agar

dapat bersandar dengan nyaman menurut Pheasant maka sandaran kursi

harus mampu mengakomodasi seluruh punggung pengguna.

4.4 PENGOLAHAN DATA

4.4.1 PERANCANGAN MEJA

A. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi

Tabel pembantu untuk penghitungan mean dan standar deviasi selengkapnya

terlampir pada halaman lampiran.

· Tinggi Siku Duduk (tsd)

x = å=

40

1iiX

= 40

4,980

= 24,51

Page 49: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

xs = ( )

1

40

1

2

-

-å=

N

XXi

i

= 39

)24,5117(...)24,5121(24,51)-(21 222 -++-+

= 1,43

Berikut ini hasil rekapitulasi perhitungan mean, standar deviasi, BKA dan

BKB untuk data antropometri meja pada table 4.4 di bawah.

Tabel 4.4 Tabel Mean, Standar Deviasi, BKA dan BKB

No Data Mean STD BKA BKB 1 jangkauan tangan ke depan 69.79 6.39 82.58 57.00 2 siku tangan ke ujung jari 43.18 2.82 48.82 37.53 3 tinggi plopiteal 43.19 1.57 47.33 40.04 4 tinggi siku duduk 24.51 1.43 27.37 19.65 5 panjang telapak kaki 24.31 1.74 27.79 20.84

Sumber: Pengolahan Data, 2011

B. UJi Kenormalan Tinggi Siku Duduk

Uji kenormalan data antropometri dilakukan dengan menggunakan chi-

kuadrat ( 2c ). Berikut ini merupakan contoh perhitungan nilai chi-kuadrat untuk

data tinggi siku duduk (tsd) yang dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu:

1. Menentukan jumlah kelas data tinggi siku duduk,

Perhitungan jumlah kelas data tinggi siku duduk dengan jumlah pengamatan

(n) 40 data menggunakan persamaan 2.5, yaitu:

k = 1 + 3,322 log 40 = 6,32»7

Hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah kelas adalah 7.

2. Menentukan wilayah data tinggi siku duduk,

Perhitungan wilayah data yaitu dengan menghitung selisih data maksimum dan

minimumnya.

Wilayah data = 26 - 20 = 6

Page 50: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

3. Menentukan lebar selang data tinggi siku duduk,

Perhitungan lebar selang yaitu dengan membagi wilayah data dengan

banyaknya kelas.

Lebar selang = 32.66

= 0.95

4. Menghitung frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan data tinggi siku

duduk,

Perhitungan frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan dilakukan dengan

bantuan tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Perhitungan Frekuensi Pengamatan Data Tinggi siku duduk Kelas BKB BKA x fo frek. Kum z1 z2 P(Z<Z1) P(Z<Z2) P(x)

1 19.65 20.60 40.25 3 3 -2.00 -1.34 0.0228 0.0901 0.06732 20.60 21.55 42.15 9 12 -1.34 -0.67 0.0901 0.2514 0.16133 21.55 22.50 44.05 11 23 -0.67 -0.01 0.2514 0.496 0.24464 22.50 23.45 45.95 5 28 -0.01 0.66 0.496 0.7454 0.24945 23.45 24.40 47.85 9 37 0.66 1.32 0.7454 0.9066 0.16126 24.40 25.35 49.75 1 38 1.32 1.98 0.9066 0.9761 0.06957 25.35 26.30 51.65 2 40 1.98 2.65 0.9761 0.996 0.0199

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Contoh perhitungan frekuensi harapan kelas yang pertama, sebagai berikut:

a. Perhitungan nilai z padanan menggunakan persamaan 2.6 dan persamaan

2.7, yaitu:

z1 =43,1

51,24)65,19( -= -2,00

z2 =43,1

51,24)60,20( -= -1,34

b. Perhitungan luas daerah antara z1 = -2,00 dan z2 = -1,34 dengan

menggunakan Walpole tabel A.4, yaitu:

P(z1<Z<z2) = P(-2,00<Z<-1,34)

= P(Z<-1,34) - P(Z<-2,00) = 0,0901 – 0,0228= 0,0673

c. Perhitungan frekuensi harapan menggunakan persamaan 2.8, yaitu:

Ft = (0,0673)(40) = 2,69

Page 51: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

Tabel 4.6 Perhitungan frekuensi harapan data Tinggi siku duduk

Kelas P(x) ∑f ft

1 0.0673 40 2.692 2 0.1613 40 6.452 3 0.2446 40 9.784 4 0.2494 40 9.976 5 0.1612 40 6.448 6 0.0695 40 2.78 7 0.0199 40 0.796

Sumber: Pengolahan Data, 2011

5. Menghitung nilai chi-kuadrat 2c data Tinggi siku duduk,

Perhitungan nilai chi-kuadrat 2c dilakukan dengan bantuan tabel 4.7 di bawah

ini.

Tabel 4.7 Perhitungan nilai 2c data Tinggi siku duduk

x fo ft 2c

40.25 12 9.14 0.89

42.15 44.05 11 9.78 0.15 45.95 5 9.98 2.48 47.85 9 6.45 1.01 49.75

3 2.78 0.02 51.65

Total 4.55 Sumber: Pengolahan Data, 2011

Hasil perhitungan pada tabel 4.7 diatas, terdapat nilai frekuensi harapan yang

kurang dari 5 sehingga perlu penggabungan sel-sel (kelas-kelas) yang

berdekatan. Dari hasil penggabungan sel-sel ini menyebabkan berkurangnya

selang dari 7 menjadi 5. Nilai chi-kuadrat 2c dihitung menggunakan

persamaan 2.9, sebagai berikut:

2c = ( ) ( ) ( )

78,278,23

......78,9

78,91114,9

14,912 222 -++

-+

-

= 4,55

Banyaknya derajat kebebasan v bagi uji ini, yaitu:

v = banyak sel – 3 = 5 – 3 = 2

Page 52: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-11

Sehingga nilai dari 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991.

Pada perhitungan diatas, didapatkan nilai 2c data tinggi siku duduk adalah

1,08 dan nilai 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991. Karena nilai 2c

lebih kecil dari 05,02c , maka dapat disimpulkan bahwa sebaran normal

memberikan kesesuaian yang cukup baik bagi sebaran tinggi siku duduk.

C. UJi Kenormalan jangkauan tangan ke depan

Uji kenormalan data antropometri dilakukan dengan menggunakan chi-

kuadrat ( 2c ). Berikut ini merupakan contoh perhitungan nilai chi-kuadrat untuk

data jangkauan tangan ke depan yang dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu:

1. Menentukan jumlah kelas data jangkauan tangan ke depan,

Perhitungan jumlah kelas data jangkauan tangan ke depan dengan jumlah

pengamatan (n) 40 data menggunakan persamaan 2.5, yaitu:

k = 1 + 3,322 log 40 = 6,32»7

Hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah kelas adalah 7.

2. Menentukan wilayah data jangkauan tangan ke depan,

Perhitungan wilayah data yaitu dengan menghitung selisih data maksimum dan

minimumnya.

Wilayah data = 90 - 59 = 31

3. Menentukan lebar selang data jangkauan tangan ke depan,

Perhitungan lebar selang yaitu dengan membagi wilayah data dengan

banyaknya kelas.

Lebar selang = 32.6

31 = 4,90

4. Menghitung frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan data jangkauan

tangan ke depan,

Perhitungan frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan dilakukan dengan

bantuan tabel 4.8 di bawah ini.

Page 53: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

Tabel 4.8 Perhitungan Frekuensi Pengamatan Data jangkauan tangan ke depan

Kelas BKB BKA x fo frek. Kum z1 z2 P(Z<Z1) P(Z<Z2) P(x)1 59 63.91 122.91 5 5 -1.69 -0.92 0.0455 0.1788 0.13332 63.91 68.81 132.72 12 17 -0.92 -0.15 0.1788 0.4404 0.26163 68.81 73.72 142.53 14 31 -0.15 0.61 0.4404 0.7291 0.28874 73.72 78.62 152.34 7 38 0.61 1.38 0.7291 0.9152 0.18615 78.62 83.53 162.15 1 39 1.38 2.15 0.9152 0.9842 0.0696 83.53 88.44 171.97 0 39 2.15 2.92 0.9842 0.9982 0.0147 88.44 93.34 181.78 1 40 2.92 3.68 0.9982 0.9999 0.0017

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Contoh perhitungan frekuensi harapan kelas yang pertama, sebagai berikut:

a. Perhitungan nilai z padanan menggunakan persamaan 2.6 dan persamaan

2.7, yaitu:

z1 =39,6

79,69)59( -= -1,69

z2 =39,6

79,69)91,63( -= -0,92

b. Perhitungan luas daerah antara z1 = -1,69 dan z2 = -0,92 dengan

menggunakan Walpole tabel A.4, yaitu:

P(z1<Z<z2) = P(-1,69<Z<-0,92)

= P(Z<-0,92) - P(Z<-1,69) = 0,1788 – 0,0455= 0,1333

c. Perhitungan frekuensi harapan menggunakan persamaan 2.8, yaitu:

Ft = (0,1333)(40) = 5,33

Tabel 4.9 Perhitungan frekuensi harapan data jangkauan tangan ke depan

Kelas P(x) ∑f ft

1 0.1333 40 5.332

2 0.2616 40 10.464

3 0.2887 40 11.548

4 0.1861 40 7.444

5 0.069 40 2.76

6 0.014 40 0.56

7 0.0017 40 0.068

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Page 54: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

5. Menghitung nilai chi-kuadrat 2c data jangkauan tangan ke depan,

Perhitungan nilai chi-kuadrat 2c dilakukan dengan bantuan tabel 4.10 di

bawah ini.

Tabel 4.10 Perhitungan nilai 2c data jangkauan tangan ke depan

x fo ft 2c

122.91 5 5.33 0.02

132.72 12 10.46 0.23

142.53 14 11.55 0.52

152.34 8 10.204 0.48

162.15

171.97 1 0.628 0.22

181.78

Total 1.46

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Hasil perhitungan pada tabel 4.9 diatas, terdapat nilai frekuensi harapan yang

kurang dari 5 sehingga perlu penggabungan sel-sel (kelas-kelas) yang

berdekatan. Dari hasil penggabungan sel-sel ini menyebabkan berkurangnya

selang dari 7 menjadi 5. Nilai chi-kuadrat 2c dihitung menggunakan

persamaan 2.9, sebagai berikut:

2c = ( ) ( ) ( )

628,0628,01

......46,10

46,101233,533,55 222 -

++-

+-

= 1,46

Banyaknya derajat kebebasan v bagi uji ini, yaitu:

v = banyak sel – 3 = 5 – 3 = 2

Sehingga nilai dari 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991.

Pada perhitungan diatas, didapatkan nilai 2c data jangkauan tangan ke depan

adalah 1,08 dan nilai 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991. Karena nilai

2c lebih kecil dari 05,02c , maka dapat disimpulkan bahwa sebaran normal

Page 55: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

memberikan kesesuaian yang cukup baik bagi sebaran jangkauan tangan ke

depan.

D. UJi Kenormalan tinggi plopiteal

Uji kenormalan data antropometri dilakukan dengan menggunakan chi-

kuadrat ( 2c ). Berikut ini merupakan contoh perhitungan nilai chi-kuadrat untuk

data tinggi plopiteal yang dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu:

1. Menentukan jumlah kelas data tinggi plopiteal,

Perhitungan jumlah kelas data tinggi plopiteal dengan jumlah pengamatan (n)

40 data menggunakan persamaan 2.5, yaitu:

k = 1 + 3,322 log 40 = 6,32»7

Hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah kelas adalah 7.

2. Menentukan wilayah data tinggi plopiteal,

Perhitungan wilayah data yaitu dengan menghitung selisih data maksimum dan

minimumnya.

Wilayah data = 46 – 39,5 = 6,5

3. Menentukan lebar selang data tinggi plopiteal,

Perhitungan lebar selang yaitu dengan membagi wilayah data dengan

banyaknya kelas.

Lebar selang = 32.65,6

= 1,02

4. Menghitung frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan data tinggi plopiteal,

Perhitungan frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan dilakukan dengan

bantuan tabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11 Perhitungan Frekuensi Pengamatan Data tinggi plopiteal Kelas BKB BKA x fo frek. Kum z1 z2 P(Z<Z1) P(Z<Z2) P(x)

1 39.5 40.53 80.03 4 4 -2.35 -1.69 0.0094 0.0455 0.03612 40.53 41.56 82.09 0 4 -1.69 -1.04 0.0455 0.1492 0.10373 41.56 42.59 84.14 8 12 -1.04 -0.38 0.1492 0.352 0.20284 42.59 43.61 86.20 13 25 -0.38 0.27 0.352 0.6064 0.25445 43.61 44.64 88.26 6 31 0.27 0.93 0.6064 0.8283 0.22196 44.64 45.67 90.32 8 39 0.93 1.58 0.8283 0.9429 0.11467 45.67 46.70 92.37 1 40 1.58 2.24 0.9429 0.9875 0.0446

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Page 56: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

Contoh perhitungan frekuensi harapan kelas yang pertama, sebagai berikut:

a. Perhitungan nilai z padanan menggunakan persamaan 2.6 dan persamaan

2.7, yaitu:

z1 =57,1

18,43)5,39( -= -2,35

z2 =57,1

18,43)53,40( -= -1,69

b. Perhitungan luas daerah antara z1 = -2,35 dan z2 = -1,69 dengan

menggunakan Walpole tabel A.4, yaitu:

P(z1<Z<z2) = P(-2,35 <Z<-1,69)

= P(Z<-1,69) - P(Z<-2,35) = 0,0094– 0,0455= 0,0361

c. Perhitungan frekuensi harapan menggunakan persamaan 2.8, yaitu:

Ft = (0,0361)(40) = 1,44

Tabel 4.12 Perhitungan frekuensi harapan data tinggi plopiteal

Kelas P(x) ∑f ft

1 0.0361 40 1.444 2 0.1037 40 4.148 3 0.2028 40 8.112 4 0.2544 40 10.176 5 0.2219 40 8.876 6 0.1146 40 4.584 7 0.0446 40 1.784

Sumber: Pengolahan Data, 2011

5. Menghitung nilai chi-kuadrat 2c data tinggi plopiteal,

Perhitungan nilai chi-kuadrat 2c dilakukan dengan bantuan tabel 4.13 di

bawah ini.

Tabel 4.13 Perhitungan nilai 2c data tinggi plopiteal

x fo ft 2c

80.03 4 5.592 0.453

82.09 84.14 8 8.11 0.002

86.20 13 10.18 0.784

88.26 6 8.88 0.932

Page 57: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-16

90.32 9 6.368 1.088

92.37

Total 3.26

Hasil perhitungan pada tabel 4.12 diatas, terdapat nilai frekuensi harapan yang

kurang dari 5 sehingga perlu penggabungan sel-sel (kelas-kelas) yang

berdekatan. Dari hasil penggabungan sel-sel ini menyebabkan berkurangnya

selang dari 7 menjadi 5. Nilai chi-kuadrat 2c dihitung menggunakan

persamaan 2.9, sebagai berikut:

2c = ( ) ( ) ( )

36,636,69

......11,811,88

59,559,54 222 -

++-

+-

= 3,26

Banyaknya derajat kebebasan v bagi uji ini, yaitu:

v = banyak sel – 3 = 5 – 3 = 2

Sehingga nilai dari 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991.

Pada perhitungan diatas, didapatkan nilai 2c data tinggi plopiteal adalah 1,08 dan

nilai 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991. Karena nilai 2c lebih kecil

dari 05,02c , maka dapat disimpulkan bahwa sebaran normal memberikan

kesesuaian yang cukup baik bagi sebaran tinggi plopiteal.

Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil perhitungan uji

kenormalan bagi masing-masing data antropometri yang disajikan pada tabel 4.14

dibawah ini.

Tabel 4.14 Rekapitulasi hasil perhitungan uji kenormalan data antropometri

No Data 2c v χ2

0,05 Kesimpulan 1 jangkauan tangan ke depan 1.46 2 5,99 Normal 2 siku tangan ke ujung jari 3.56 2 5,99 Normal 3 tinggi siku duduk 1.22 2 5,99 Normal 4 tinggi plopiteal 3.26 2 5,99 Normal 5 panjang telapak kaki 5.71 2 5,99 Normal

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Pada tabel 4.14 diatas disajikan nilai χ2 dan 05.02c untuk derajat kebebasan

masing-masing data antropometri. Karena nilai χ2 lebih kecil dari 05,02c maka

Page 58: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

dapat disimpulkan bahwa sebaran masing-masing data antropometri yang telah

dikumpulkan pada penelitian sesuai dengan sebaran normal.

E. PERHITUNGAN PERSENTIL

Contoh perhitungan :

· Tinggi Siku Duduk (tsd)

P5 = x - 1.645 σ

= 24,51 - (1.645 * 1,43)

= 22,16 cm

P50 = x

= 24,51 cm

P95 = x + 1.645 σ

= 24,51 + (1.645 * 1,43)

= 26,86 cm

Adapun perhitungan persentil untuk data-data yang lain dapat dilihat dalam

lampiran, berikut ini rekapitulasi perhitungan persentil:

Tabel 4.15 Rekapitulasi perhitungan persentil No Data P-5 P-50 P-95

1 jangkauan tangan ke depan 59.27 69.79 80.31 2 siku tangan ke ujung jari 38.53 43.18 47.82 3 tinggi siku duduk 22.16 24.51 26.86 4 tinggi plopiteal 42.60 45.19 47.77 5 panjang telapak kaki 21.45 24.31 27.17

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Pada tabel 4.15 disajikan nilai persentil ke-5, ke-50 dan, ke-95 bagi

masing-masing data antropometri dengan menggunakan variabel perhitungan

mean ( x ) dan standar deviasi ( xs ). Nilai persentil tersebut kemudian digunakan

pada penentuan ukuran meja yang akan dirancang.

9) Lebar meja

Lebar meja diperhitungkan berdasarkan jangkauan tangan ke depan. Disini

digunakan persentil ke-50 dengan nilai 69,79 cm sehingga lebar meja di

bulatkan menjadi 70 cm. Diharapkan dengan menggunakan persentil ke-50

ini mereka yang jangkauan tangannya tangannya pendek, sedang maupun

Page 59: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

panjang akan merasa nyaman sewaktu menggunakannya. Ketebalan papan

lebar meja ini sebesar 2 cm.

10) Panjang meja

Dengan usulan meja dibuat menjadi enam kubikel sehingga dapat

digunakan oleh enam orang pengguna maka data yang diambil adalah siku

tangan ke jari dengan persentil 5 sebesar 38,53 sehingga menjadi

38,53x2=77,06 cm. Diharapkan dengan panjang tiap meja sebesar 77 cm

tidak mengurangi keleluasaan waktu membaca. Ketebalan papan ini

sebesar 2 cm.

11) Tinggi meja

Diusahakan agar tinggi meja dapat dipakai oleh orang banyak maka data

yang digunakan adalah data antropometri tinggi plopiteal ditambah tinggi

siku duduk dengan menggunakan persentil ke-50 nilai untuk tinggi

plopiteal 45,19 cm dan untuk tinggi siku duduk adalah 24,51 cm sehingga

nilainya 69,70 cm dan dibulatkan menjadi 70 cm. Diharapkan mereka

yang mempunyai kaki panjang tetap merasa nyaman, sedangkan tinggi

meja yang terlalu tinggi akan menyulitkan bagi mereka yang berkaki

pendek sehingga dibuat tinggi meja dengan menggunakan persentil ke-50

agar semua pengguna bisa menggunakan dengan nyaman.

12) Tinggi pijakan kaki

Sandaran kaki sangat diperlukan agar pengguna yang memiliki postur

tubuh kecil juga dapat duduk dengan nyaman di baca dan dapat mencapai

permukaan meja baca. Pijakan kaki dirancang dengan kemiringaan 150 hal

ini mengacu pada Nurmianto (1991). Apabila sandaran kaki terlalu miring

maka kaki bisa melorot kebawah serta kurang nyaman. Tinggi pijakan

kaki mengacu pada dimensi meja awal dengan ukuran sebesar 15 cm

dengan ketebalan papan sebesar 4 cm.

13) Lebar pijakan kaki

Untuk lebar sandaran kaki ini ditentukan dengan panjang telapak kaki

memakai persentil 50 yaitu sebesar 24,31 cm dibulatkan menjadi 24 cm.

Pertimbangan menggunakan persentil ini adalah bagi orang yang memiliki

Page 60: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

panjang telapak kaki lebih besar, sedang, dan lebih kecil dari persentil 50

bisa menggunakannya. Dengan posisi pijakan miring 150.

14) Panjang pijakan kaki

Dimensi pijakan kaki 2x panjang siku sampai ujung jari diperoleh sebesar

77 cm, dengan panjang pijakan 77 cm dan ketebalan papan sebesar 2 cm.

diharapkan kaki pengguna dapat memperoleh kelonggaran yang cukup

pada saat bersandar.

15) Tinggi papan pembatas pandangan

Pada meja baca perlu diberi papan pembatas pandangan untuk menambah

konsentrasi selama melakukan aktivitas atau membaca. Selain itu papan

pembatas pandangan juga berfungsi sebagai dudukan rak. Tinggi papan

dari papan pembatas pandangan pada perancangan ini ini diambil dari

panjang tinggi pembatas pandangan yang sudah ada yaitu 35 cm ditambah

10 cm agar tidak mengganggu pandangan pengguna yang ada di depannya.

16) Lebar rak pada meja

Lebar rak pada meja ditentukan dengan lebar kertas folio yaitu 21.6 cm

dan kelonggaran yang diberikan sebesar 1,4 cm. Jadi lebar rak buku hasil

perancangan adalah 21,6 + 1,4 = 23 cm. Tinggi rak dari permukaan meja

sebesar 20 cm.

4.4.2 PERANCANGAN KURSI

A. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi

Tabel pembantu untuk penghitungan mean dan standar deviasi selengkapnya

terlampir pada halaman lampiran.

· Lebar Bahu (lb)

x = å=

40

1iiX

= 40

1559

= 38,98

Page 61: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

xs = ( )

1

40

1

2

-

-å=

N

XXi

i

= 39

)38,9834(...)38,9835(38,98)-(30 222 -++-+

= 4,05

Berikut ini hasil rekapitulasi perhitungan mean, standar deviasi, BKA dan

BKB untuk data antropometri kursi pada table 4.16 di bawah.

Tabel 4.16 Tabel Mean, Standar Deviasi, BKA dan BKB

No Data Mean STD BKA BKB 1 tinggi plopiteal 43.19 1.57 46.33 40.04 2 lebar pinggul 34.50 3.31 41.12 27.88 3 tinggi sandaran punggung 51.75 3.90 59.54 43.96 4 pantat plopiteal 45.83 2.47 50.77 40.88 5 lebar bahu 38.98 4.05 47.07 30.88

Sumber: Pengolahan Data, 2011

B. UJi Kenormalan Lebar Bahu

Uji kenormalan data antropometri dilakukan dengan menggunakan chi-

kuadrat ( 2c ). Berikut ini merupakan contoh perhitungan nilai chi-kuadrat untuk

data lebar bahu yang dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu:

1. Menentukan jumlah kelas data lebar bahu,

Perhitungan jumlah kelas data lebar bahu dengan jumlah pengamatan (n) 40

data menggunakan persamaan 2.5, yaitu:

k = 1 + 3,322 log 40 = 6,32»7

Hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah kelas adalah 7.

2. Menentukan wilayah data lebar bahu

Perhitungan wilayah data yaitu dengan menghitung selisih data maksimum dan

minimumnya.

Wilayah data = 45.5 - 30 = 15.5

Page 62: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

3. Menentukan lebar selang data tinggi siku duduk,

Perhitungan lebar selang yaitu dengan membagi wilayah data dengan

banyaknya kelas.

Lebar selang = 32.65.15

= 2.45

4. Menghitung frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan data lebar bahu

Perhitungan frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan dilakukan dengan

bantuan tabel 4.17 di bawah ini.

Tabel 4.17 Perhitungan Frekuensi Pengamatan Data Lebar Bahu Kelas BKB BKA x fo frek. Kum z1 z2 P(Z<Z1) P(Z<Z2) P(x)

1 30.88 33.33 64.21 3 3 -2.00 -1.39 0.0228 0.0823 0.05952 33.33 35.78 69.11 6 9 -1.39 -0.79 0.0823 0.2148 0.13253 35.78 38.24 74.02 9 18 -0.79 -0.18 0.2148 0.4286 0.21384 38.24 40.69 78.92 6 24 -0.18 0.42 0.4286 0.6628 0.23425 40.69 43.14 83.83 8 32 0.42 1.03 0.6628 0.8485 0.18576 43.14 45.59 88.74 8 40 1.03 1.63 0.8485 0.9484 0.09997 45.59 48.05 93.64 0 40 1.63 2.24 0.9484 0.9875 0.0391

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Contoh perhitungan frekuensi harapan kelas yang pertama, sebagai berikut:

a. Perhitungan nilai z padanan menggunakan persamaan 2.6 dan persamaan

2.7, yaitu:

z1 =05,4

98,38)88,30( -= -2,00

z2 =05,4

98,38)33.33( -= -1,34

b. Perhitungan luas daerah antara z1 = -2,00 dan z2 = -1,39 dengan

menggunakan Walpole tabel A.4, yaitu:

P(z1<Z<z2) = P(-2,00<Z<-1,39)

= P(Z<-1,39) - P(Z<-2,00) = 0,0823 – 0,0228= 0,0595

c. Perhitungan frekuensi harapan menggunakan persamaan 2.8, yaitu:

Ft = (0,0595)(40) = 2,38

Page 63: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-22

Tabel 4.18 Perhitungan Frekuensi Harapan Data Lebar Bahu

Kelas P(x) ∑f ft

1 0.0595 40 2.38 2 0.1325 40 5.3 3 0.2138 40 8.552 4 0.2342 40 9.368 5 0.1857 40 7.428 6 0.0999 40 3.996 7 0.0391 40 1.564

Sumber: Pengolahan Data, 2011

5. Menghitung nilai chi-kuadrat 2c data lebar bahu,

Perhitungan nilai chi-kuadrat 2c dilakukan dengan bantuan tabel 4.19 di

bawah ini.

Tabel 4.19 Perhitungan Nilai 2c Data Lebar Bahu

x fo ft 2c

64.21 9 7.68 0.23

69.11 74.02 9 8.55 0.02 78.92 6 9.37 1.21 83.83 8 7.43 0.04 88.74 8 4.00 4.01 93.64

Total 5.52 Sumber: Pengolahan Data, 2011

Hasil perhitungan pada tabel 4.20 diatas, terdapat nilai frekuensi harapan yang

kurang dari 5 sehingga perlu penggabungan sel-sel (kelas-kelas) yang

berdekatan. Dari hasil penggabungan sel-sel ini menyebabkan berkurangnya

selang dari 7 menjadi 5. Nilai chi-kuadrat 2c dihitung menggunakan

persamaan 2.9, sebagai berikut:

2c = ( ) ( ) ( )

448

......55.855,89

68,9768,79 222 -

++-

+-

= 5,52

Banyaknya derajat kebebasan v bagi uji ini, yaitu:

v = banyak sel – 3 = 5 – 3 = 2

Page 64: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-23

Sehingga nilai dari 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991.

Pada perhitungan diatas, didapatkan nilai 2c data tinggi siku berdiri adalah

1,08 dan nilai 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991. Karena nilai 2c

lebih kecil dari 05,02c , maka dapat disimpulkan bahwa sebaran normal

memberikan kesesuaian yang cukup baik bagi sebaran tinggi siku berdiri.

C. UJi Kenormalan lebar pinggul

Uji kenormalan data antropometri dilakukan dengan menggunakan chi-

kuadrat ( 2c ). Berikut ini merupakan contoh perhitungan nilai chi-kuadrat untuk

data lebar pinggul yang dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu:

1. Menentukan jumlah kelas data lebar pinggul,

Perhitungan jumlah kelas data lebar pinggul dengan jumlah pengamatan (n) 40

data menggunakan persamaan 2.5, yaitu:

k = 1 + 3,322 log 40 = 6,32»7

Hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah kelas adalah 7.

2. Menentukan wilayah data lebar pinggul,

Perhitungan wilayah data yaitu dengan menghitung selisih data maksimum dan

minimumnya.

Wilayah data = 45 – 28,5 = 16,5

3. Menentukan lebar selang data lebar pinggul,

Perhitungan lebar selang yaitu dengan membagi wilayah data dengan

banyaknya kelas.

Lebar selang = 32.65,16

= 2,61

4. Menghitung frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan data lebar pinggul,

Perhitungan frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan dilakukan dengan

bantuan tabel 4.20 di bawah ini.

Page 65: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-24

Tabel 4.20 Perhitungan Frekuensi Pengamatan Data lebar pinggul

Kelas BKB BKA x fo frek. Kum z1 z2 P(Z<Z1) P(Z<Z2) P(x)1 28.5 30.95 59.45 3 3 -1.81 -1.07 0.0352 0.1423 0.10712 30.95 33.41 64.36 14 17 -1.07 -0.33 0.1423 0.3707 0.22843 33.41 35.86 69.26 11 28 -0.33 0.41 0.3707 0.6591 0.28844 35.86 38.31 74.17 7 35 0.41 1.15 0.6591 0.8849 0.22585 38.31 40.76 79.08 3 38 1.15 1.89 0.8849 0.9706 0.08576 40.76 43.22 83.98 1 39 1.89 2.63 0.9706 0.9957 0.02517 43.22 45.67 88.89 1 40 2.63 3.37 0.9957 0.9996 0.0039

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Contoh perhitungan frekuensi harapan kelas yang pertama, sebagai berikut:

a. Perhitungan nilai z padanan menggunakan persamaan 2.6 dan persamaan

2.7, yaitu:

z1 =31,3

5,34)5,28( -= -1,81

z2 =31,3

5,34)95,30( -= -1,07

b. Perhitungan luas daerah antara z1 = -1,81 dan z2 = -1,07 dengan

menggunakan Walpole tabel A.4, yaitu:

P(z1<Z<z2) = P(-1,81 <Z<-1,07)

= P(Z<-1,07) - P(Z<-1,81) = 0,1423– 0,0352= 0,1071

c. Perhitungan frekuensi harapan menggunakan persamaan 2.8, yaitu:

Ft = (0,1071)(40) = 4,28

Tabel 4.21 Perhitungan frekuensi harapan data lebar pinggul

Kelas P(x) ∑f ft

1 0.1071 40 4.284 2 0.2284 40 9.136 3 0.2884 40 11.536 4 0.2258 40 9.032 5 0.0857 40 3.428 6 0.0251 40 1.004 7 0.0039 40 0.156

Sumber: Pengolahan Data, 2011

5. Menghitung nilai chi-kuadrat 2c data lebar pinggul,

Perhitungan nilai chi-kuadrat 2c dilakukan dengan bantuan tabel 4.22 di

bawah ini.

Page 66: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-25

Tabel 4.22 Perhitungan nilai 2c data lebar pinggul

x fo ft 2c

59.45 17 13.42 0.96

64.36 69.26 11 11.54 0.02

74.17 10 12.46 0.49

79.08 83.98

2 1.16 0.61 88.89

Total 2.07 Sumber: Pengolahan Data, 2011

Hasil perhitungan pada tabel 4.23 diatas, terdapat nilai frekuensi harapan yang

kurang dari 5 sehingga perlu penggabungan sel-sel (kelas-kelas) yang

berdekatan. Dari hasil penggabungan sel-sel ini menyebabkan berkurangnya

selang dari 7 menjadi 4. Nilai chi-kuadrat 2c dihitung menggunakan

persamaan 2.9, sebagai berikut:

2c = ( ) ( ) ( )

16,116,12

......54,11

54,111142,13

42,1317 222 -++

-+

-

= 2,07

Banyaknya derajat kebebasan v bagi uji ini, yaitu:

v = banyak sel – 3 = 4 – 3 = 1

Sehingga nilai dari 05.02c untuk 1 derajat kebebasan adalah 3,841.

Pada perhitungan diatas, didapatkan nilai 2c data v adalah 1,08 dan nilai 05.02c

untuk 2 derajat kebebasan adalah 3,841. Karena nilai 2c lebih kecil dari 05,02c ,

maka dapat disimpulkan bahwa sebaran normal memberikan kesesuaian yang

cukup baik bagi sebaran lebar pinggul.

D. UJi Kenormalan pantat plopiteal

Uji kenormalan data antropometri dilakukan dengan menggunakan chi-

kuadrat ( 2c ). Berikut ini merupakan contoh perhitungan nilai chi-kuadrat untuk

data pantat plopiteal yang dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu:

1. Menentukan jumlah kelas data pantat plopiteal,

Page 67: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-26

Perhitungan jumlah kelas data pantat plopiteal dengan jumlah pengamatan (n)

40 data menggunakan persamaan 2.5, yaitu:

k = 1 + 3,322 log 40 = 6,32»7

Hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah kelas adalah 7.

2. Menentukan wilayah data pantat plopiteal,

Perhitungan wilayah data yaitu dengan menghitung selisih data maksimum dan

minimumnya.

Wilayah data = 51 – 41 = 10

3. Menentukan lebar selang data pantat plopiteal,

Perhitungan lebar selang yaitu dengan membagi wilayah data dengan

banyaknya kelas.

Lebar selang = 32.6

10 = 1,58

4. Menghitung frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan data pantat plopiteal,

Perhitungan frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan dilakukan dengan

bantuan tabel 4.23 di bawah ini.

Tabel 4.23 Perhitungan Frekuensi Pengamatan Data pantat plopiteal

Kelas BKB BKA x fo frek. Kum z1 z2 P(Z<Z1) P(Z<Z2) P(x)1 41 42.58 83.58 6 6 -1.95 -1.31 0.0256 0.0951 0.06952 42.58 44.17 86.75 4 10 -1.31 -0.67 0.0951 0.2514 0.15633 44.17 45.75 89.91 11 21 -0.67 -0.03 0.2514 0.488 0.23664 45.75 47.33 93.08 9 30 -0.03 0.61 0.488 0.7291 0.24115 47.33 48.91 96.24 5 35 0.61 1.25 0.7291 0.8944 0.16536 48.91 50.50 99.41 3 38 1.25 1.89 0.8944 0.9706 0.07627 50.50 52.08 102.57 2 40 1.89 2.53 0.9706 0.9943 0.0237

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Contoh perhitungan frekuensi harapan kelas yang pertama, sebagai berikut:

a. Perhitungan nilai z padanan menggunakan persamaan 2.6 dan persamaan

2.7, yaitu:

z1 =47,2

83,45)41( -= -1,95

z2 =47,2

83,45)41( -= -1,31

Page 68: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-27

b. Perhitungan luas daerah antara z1 = -1,95 dan z2 = -1,31 dengan

menggunakan Walpole tabel A.4, yaitu:

P(z1<Z<z2) = P(-1,95 <Z<-1,31)

= P(Z<-1,31) - P(Z<-1,95) = 0,0951– 0,0256= 0,0695

c. Perhitungan frekuensi harapan menggunakan persamaan 2.8, yaitu:

Ft = (0,0695)(40) = 2,78

Tabel 4.24 Perhitungan frekuensi harapan data pantat plopiteal

Kelas P(x) ∑f ft

1 0.0695 40 2.78 2 0.1563 40 6.252 3 0.2366 40 9.464 4 0.2411 40 9.644 5 0.1653 40 6.612 6 0.0762 40 3.048 7 0.0237 40 0.948

Sumber: Pengolahan Data, 2011

5. Menghitung nilai chi-kuadrat 2c data pantat plopiteal,

Perhitungan nilai chi-kuadrat 2c dilakukan dengan bantuan tabel 4.25 di

bawah ini.

Tabel 4.25 Perhitungan nilai 2c data pantat plopiteal

x fo ft 2c

83.58 10 9.032 0.10

86.75 89.91 11 9.46 0.25

93.08 9 9.64 0.04

96.24 5 6.61 0.39

99.41 5 3.996 0.25

102.57

Total 1.04 Sumber: Pengolahan Data, 2011

Hasil perhitungan pada tabel 4.26 diatas, terdapat nilai frekuensi harapan yang

kurang dari 5 sehingga perlu penggabungan sel-sel (kelas-kelas) yang

berdekatan. Dari hasil penggabungan sel-sel ini menyebabkan berkurangnya

Page 69: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-28

selang dari 7 menjadi 5. Nilai chi-kuadrat 2c dihitung menggunakan

persamaan 2.9, sebagai berikut:

2c = ( ) ( ) ( )

99,399,35

......46,9

46,91103,9

03,910 222 -++

-+

-

= 1,04

Banyaknya derajat kebebasan v bagi uji ini, yaitu:

v = banyak sel – 3 = 5 – 3 = 2

Sehingga nilai dari 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991.

Pada perhitungan diatas, didapatkan nilai 2c data pantat plopiteal adalah 1,08 dan

nilai 05.02c untuk 2 derajat kebebasan adalah 5,991. Karena nilai 2c lebih kecil

dari 05,02c , maka dapat disimpulkan bahwa sebaran normal memberikan

kesesuaian yang cukup baik bagi sebaran pantat plopiteal.

Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil perhitungan uji

kenormalan bagi masing-masing data antropometri yang disajikan pada tabel 4.26

dibawah ini.

Tabel 4.26 Rekapitulasi perhitungan uji kenormalan data antropometri No Data

2c v χ2 0,05 Kesimpulan

1 tinggi plopiteal 3.26 2 5,99 Normal 2 lebar pinggul 2.07 2 5,99 Normal 3 tinggi sandaran punggung 0.90 2 5,99 Normal 4 pantat plopiteal 1.04 2 5,99 Normal 5 lebar bahu 5.52 2 5,99 Normal

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Pada tabel 4.26 diatas disajikan nilai χ2 dan 05.02c untuk derajat kebebasan

masing-masing data antropometri. Karena nilai χ2 lebih kecil dari 05,02c maka

dapat disimpulkan bahwa sebaran masing-masing data antropometri yang telah

dikumpulkan pada penelitian sesuai dengan sebaran normal.

E. PERHITUNGAN PERSENTIL

Contoh perhitungan :

· Lebar Bahu (lb)

P5 = x - 1.645 σ

Page 70: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-29

= 38,98 - (1.645 * 1,43)

= 32,31 cm

P50 = x

= 38,98 cm

P95 = x + 1.645 σ

= 38,98 + (1.645 * 1,43)

= 45,64 cm

Adapun perhitungan persentil untuk data-data yang lain dapat dilihat dalam

lampiran, berikut ini rekapitulasi perhitungan persentil:

Tabel 4.27 Rekapitulasi perhitungan persentil

No Data P-5 P-50 P-95

1 tinggi plopiteal 42.60 45.19 47.77 2 lebar pinggul 28.32 34.48 40.63 3 tinggi sandaran punggung 45.34 51.75 58.16 4 pantat plopiteal 41.75 45.83 49.90 5 lebar bahu 32.31 38.98 45.64

Sumber: Pengolahan Data, 2011

Pada tabel 4.27 disajikan nilai persentil ke-5, ke-50 dan, ke-95 bagi

masing-masing data antropometri dengan menggunakan variabel perhitungan

mean ( x ) dan standar deviasi ( xs ). Nilai persentil tersebut kemudian digunakan

pada penentuan ukuran kursi yang akan dirancang.

6) Tinggi alas kursi

Kursi baca agar pengguna merasa lebih nyaman dalam waktu yang lama

harus dirancang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Kursi yang

terlalu tinggi akan mengakibatkan kurangnya kenyamanan karena

terjadinya tekanan pada paha, yang disebabkan menggantungnya kaki.

Maka untuk menghindari ketidaknyamanan tersebut digunakan data

antropometri tinggi popliteal dengan persentil ke-5 dari perhitungan

didapatkan nilai 42,60 cm dibulatkan menjadi 43 cm. Diharapkan bagi

pengguna yang tinggi poplitealnya kurang dari 43 cm tidak merasa terlalu

tinggi sedangkan untuk yang lebih dari 43 cm tidak merasakan terlalu

rendah.

Page 71: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-30

7) Panjang Alas Kursi

Untuk panjang alas kursi ditentukan dengan menggunakan ukuran data

antropometri pantat politeal dengan mengambil nilai persentil 50 yaitu

sebesar 45,83 cm dibulatan menjadi 46 cm, adapun pertimbangan untuk

menggunakan nilai persentil 50 adalah bagi orang yang memiliki ukuran

pantat popliteal lebih rendah dari persentil 50 tidak merasakan panjang

yang berlebihan dan bagi orang yang memiliki ukuran pantat poplitealnya

lebih besar dari persentil 50 juga tidak begitu merasakan kurang

panjangnya alas kursi, sebab dalam posisi duduk jarak pantat ke popliteal

tidak terpangku diatas alas duduk, orang akan merasakan kenyamanan

dengan catatan posisi duduk kaki membentuk sudut 90 derajat.

8) Lebar alas kursi

Untuk menentukan ukuran lebar kursi ditentukan dengan menggunakan

ukuran data antopometri lebar pinggul dengan mengambil nilai persentil

95, adapun nilai perhitungannya sebesar 40,63 cm dibulatkan menjadi 41

cm. Pertimbangan menggunakan nilai persentil itu adalah hanya sedikit

pinggul yang keluar atau tidak terletak pada alas duduk, sedangkan orang

yang nilai persentil lebar pinggulnya kurang dari 95 akan mengalami

kelebihan lebar kursi dan itu tidak akan mengurangi tingkat kenyamanan

duduk seseorang.

9) Tinggi Sandaran Kursi

Untuk tinggi sandaran kursi menggunakan ukuran data antropometri tinggi

sandaran punggung dengan mengambil nilai persentil 50 yaitu sebesar

51,75 cm. Persentil ke-50 digunakan agar dapat mengakomodasi orang

yang memiliki tinggi bahu yang tinggi maupun pendek.

10) Lebar Sandaran Kursi

Untuk lebar sandaran kursi pada perancangan ini sebesar 39 cm.

Penentuan angka 39 didasarkan atas pengukuran data lebar bahu dengan

persentil 50 sebesar 38,98 cm dibulatkan menjadi 39 cm. Pertimbangan

menggunakan nilai persentil itu adalah orang yang nilai persentil lebar

Page 72: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-31

sandaran duduk kurang dari 50 akan mengalami kelebihan lebar sandaran

dan itu tidak akan mengurangi tingkat kenyamanan duduk seseorang.

4.5 Rancangan 2D Meja Kursi Baca

a. RANCANGAN MEJA

Gambar 4.6 Sketsa Meja Tampak Depan

Gambar 4.7 Sketsa Meja Tampak Samping

Lebar Rak

Lebar Meja

Tinggi Pembatas Pandangan

Panjang Meja

Tinggi Meja

Panjang Pijakan

70

70 70

Page 73: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-32

b. RANCANGAN KURSI

Gambar 4.8 Sketsa Rancangan Kursi

Tinggi Sandaran

Lebar Alas

Tinggi Alas

Lebar Sandaran

Panjang Alas

43 43

41

52

52

Page 74: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-33

4.6 Rancangan 3D Meja Kursi Baca

Gambar 4.9 Posisi Duduk Membaca

Sikap duduk yang paling baik yaitu tanpa pengaruh buruk terhadap sikap

badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lordosa pada

pinggang dan sedikit mungkin kifosa pada punggung. Sikap demikian dapat

dicapai dengan kursi dan sandaran punggung yang tepat. Dengan begitu otot

punggung terasa enak. Selain itu agar mata dapat membaca dengan nyaman, maka

ketika membaca sebaiknya mata kita mempunyai kemiringan terhadap permukaan

kerja. Sudut antara 220 dan 450 baik digunakan untuk membaca (Chaffin, 1983).

Gambar 4.10 diatas menunjukkan bahwa pengguna sedang beraktivitas

membaca. Aktivitas yang dilakukan tersebut menunjukkan posisi tubuh tidak

terlalu tertekan dan lebih leluasa bergerak setelah dilakukan perancangan ulang

pada meja dan kursi baca. Penambahan rak dan pemberian sekat atau pemisah di

masing-masing meja diharapkan mampu menambah kenyamanan sehingga

pengguna lebih berkosentrasi ketika sedang membaca.

220 - 450

Page 75: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-34

4.7 ESTIMASI BIAYA

Biaya pembuatan satu buah meja dan enam buah kursi baca bagi pengguna

perpustakaan dijelaskan, sebagai berikut:

Tabel 4.28 Rencana anggaran pembuatan meja kursi baca perpustakaan

Rencana anggaran pembuatan satu buah meja dan enam buah kursi baca

bagi pengguna perpustakaan seperti pada tabel 4.28 sebesar Rp 2.554.500,00 yang

terdiri dari biaya material dengan rincian seperti di atas dan biaya tenaga kerja.

Page 76: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini membahas tentang analisis dari output yang didapatkan dan

interpretasi hasil penelitian. Hal-hal yang dianalisis pada bab ini adalah

pemenuhan kebutuhan pengguna, penggunaan data antropometri, perbandingan

hasil rancangan dengan meja kursi yang ada di Kantor Arsip dan Perpustakaan

Daerah Kabupaten Klaten, penentuan bahan dan biaya, serta interpretasi hasil.

Adapun masing-masing analisis dalam penelitian ini diuraikan pada sub bab

berikut.

5.1. Analisis Pemenuhan Kebutuhan Pengguna

Posisi duduk membaca dalam waktu yang cukup lama menimbulkan

keluhan bagi para pengguna. Keluhan yang sering diutarakan adalah kurang

nyamannya untuk mendapatkan posisi yang nyaman pada saat membaca. Hal ini

dikarenakan ukuran meja yang terlalu kecil dan sempit sehingga pengguna harus

duduk berdesak-desakan ketika sedang beraktivitas membaca. Diperlukannya

penambahan lebar meja untuk mengakomodasi tubuh pengguna agar lebih leluasa

untuk bergerak dan tambahan sekat atau pemisah pada meja agar pengguna lebih

berkonsentrasi ketika sedang membaca.

Kursi baca yang digunakan oleh pengguna kurang nyaman dikarenakan alas

duduk dan sandaran punggungnya kurang dapat mengakomodasi tubuh pengguna.

Selain itu, baik bantalan pada alas maupun sandaran punggung kurang begitu

empuk sehingga pengguna merasa perlu adanya penambahan busa lagi agar ketika

duduk merasakan kenyamanan.

Dari keluhan yang ada, timbul harapan para pengguna terhadap meja dan

kursi baca yang digunakan. Harapan pengguna diungkapkan ke dalam keinginan

melalui wawancara. Pengguna ingin ada meja agak lebar sehingga leluasa dan

nyaman untuk bergerak dan juga dilengkapi dengan sekat di tiap sisinya agar

dapat lebih berkonsentrasi. selain itu, perlu ditambah dengan rak pada tiap meja

tersebut untuk meletakkan buku-buku setelah selesai membaca. Sedangkan untuk

Page 77: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

kursi baca tersebut perlu diperlebar lagi untuk alas duduk dan sandaran

punggungnya sesuai dengan antropometri agar dapat mengakomodasi tubuh para

pengguna.

Harapan tersebut oleh perancang diterjemahkan ke dalam aspek teknis

kebutuhan perancangan. Aspek teknis tersebut adalah memunculkan adanya

penambahan lebar meja agar ruang gerak pengguna lebih leluasa dan penambahan

sekat atau pemisah ditiap sisi meja selain itu diberi pula rak pada meja tersebut

untuk meletakkan buku-buku setelah pengguna selesai menggunakannya sehingga

buku tidak berserakan dan terlihat lebih rapi. Agar pengguna merasa nyaman,

kursi dibuat dengan bantalan busa yang tebal dan empuk. Bahan kursi disesuaikan

dengan beban namun mudah didapat di pasar. Selain bahan, konstruksi dibuat kuat

agar aman pada saat dipakai.

5.2. Analisis Penggunaan Data Antropometri

Penggunaan dimensi antropometri pada perancangan dimaksudkan agar

rancangan yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan atau

paling tidak mendekati karakteristik dan kebutuhan penggunanya. Untuk

memperoleh data dari dimensi antropometri tersebut, maka dilakukan

pengambilan data melalui pengukuran dimensi antropometri pengguna

perpustakaan. Data antropometri yang digunakan dalam perancangan meliputi :

dimensi utama penyusun meja, seperti tinggi popliteal, tinggi siku duduk,

jangkauan tangan ke depan, siku sampai ujung jari, dan telapak kaki. Sedangkan

untuk dimensi utama penyusun kursi, seperti tinggi sandaran punggung, lebar

pinggul, pantat plopiteal dan lebar bahu. Merancang untuk kepentingan

keseluruhan populasi sekaligus merupakan hal yang tidak praktis. Oleh karena itu,

kebanyakan data antropometri disajikan dalam bentuk persentil. Pada perancangan

yang dilakukan peneliti membatasi nilai persentil yang digunakan, dimana nilai

persentil yang digunakan adalah persentil ke-5 ke-50 dan ke-95. Nilai persentil

tersebut digunakan dengan harapan hasil perancangan dapat mengakomodasi

populasi yang memiliki ukuran dominan dan yang memiliki ukuran kurang

dominan (minoritas/ekstrim).

Page 78: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

5.3. Analisis Perbandingan Meja Kursi Baca untuk Pengguna Perpustakaan

dengan Hasil Rancangan

Rancangan meja maupun kursi ini memiliki dimensi yang berbeda dari meja

dan kursi baca untuk para pengguna di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah

Kabupaten Klaten. Perbedaan dimensi yang dapat dibandingkan terletak pada

dimensi utama penyusun meja, seperti: tinggi popliteal, tinggi siku duduk,

jangkauan tangan ke depan, siku sampai ujung jari, dan telapak kaki. Sedangkan

untuk dimensi utama penyusun kursi, seperti: tinggi sandaran punggung, lebar

pinggul, pantat plopiteal dan lebar bahu. Perbandingan dimensi secara lengkap

dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Perbandingan Dimensi Meja Kursi Baca di Perpusda dengan Hasil

Rancangan

Nama Produk Dimensi Ukur Dimensi Awal Hasil RancanganLebar Meja 33 cm 70 cm

Panjang Meja 129 cm 77 cmTinggi Meja 71 cm 70 cm

Tinggi Pijakan Kaki 15 cm 15 cmTinggi Pembatas Pandangan 35 cm 45 cm

Panjang Pijakan Kaki 123 cm 77 cmLebar Pijakan Kaki 5 cm 24 cm

Lebar Rak pada Meja - 23 cmTinggi Alas Kursi 40 cm 43 cmLebar Alas Kursi 36 cm 41 cm

Tinggi Sandaran Kursi 44 cm 52 cmPanjang Alas Kursi 43 cm 46 cm

Lebar Sandaran Kursi 33 cm 39 cm

KURSI

MEJA

Hasil perancangan meja kursi memiliki kelebihan dan kekurangan apabila

dibandingkan dengan meja kursi pada ruang baca Kantor Arsip dan Perpustakaan

Daerah Kabupaten Klaten. Kelebihan rancangan meja diantaranya terdapat

tambahan rak pada meja sebagai tempat meletakkan buku seusai membaca dan

juga dipisahkan oleh sekat sedangkan untuk kelebihan kursi diantaranya nyaman

digunakan karena dilapisi busa yang empuk dan tebal. Sedangkan untuk

kekurangan rancangan meja yaitu sulit untuk dipindahkan karena berat sehingga

sulit untuk dipindahkan dan juga membutuhkan investasi yang cukup besar.

Page 79: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

5.4. Analisis Layout Ruang Baca Perpustakaan

Berdasarkan survey diketahui bahwa ruang baca di perpustakaan ini

mempunyai luas ruangan sebesar 255 m2 dengan panjang 17 m dan lebar 15 m.

Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam ruang baca tersebut antara lain enam pasang

meja kursi baca, rak buku, komputer untuk sarana penelusuran dan bagian

administrasi. Dengan luas ruangan 255 m dan dengan panjang meja yang hanya

129 cm masih ada tempat yang kosong. Apabila hasil rancangan meja kursi ini

dimasukkan ke dalam ruangan maka akan mempengaruhi layut ruang baca

tersebut. Dari panjang awal meja 129 cm dan panjang hasil rancangan meja 229

cm atau bertambah sebesar 100 cm (1m) tersebut sedikit mengubah susunan atau

tatanan ruangan sehingga agak mengurangi keleluasaan pengguna untuk bergerak

atau bahkan untuk mencari buku di rak buku.

Mengenai layout ruang baca dan model meja kursi yang digunakan

pengguna di ruang baca tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1.

Page 80: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-5

Sedangkan mengenai layout ruang baca apabila dimasukkan meja kursi

baca hasil rancangan sebagai berikut ini:

Dari perbandingan layout awal dan layout hasil rancangan, dapat dilihat

bahwa apabila hasil rancangan meja kursi baca dimasukkan ke dalam ruang baca

perpustakaan maka akan merubah posisi atau letak baik rak buku maupun meja

kursi yang ada. Meja kursi baca hasil rancangan dengan penambahan ukuran yang

sangat signifikan membuat ruang baca menjadi agak sedikit sesak sehingga

mengakibatkan pengguna kurang leluasa untuk bergerak ketika berdiri atau untuk

mengambil buku di rak. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat

dikembangkan dengan mengubah layout ruang baca di perpustakaan tersebut.

5.5. Analisis Penentuan Bahan dan Biaya

Material yang digunakan untuk desain meja terbuat dari kayu sedangkan

material pembuatan kursi terbuat dari besi pipa dengan diameter 25 mm dan

ketebalan 1,5 mm (nama dagang: pipa ¾). Penggunaan besi pipa tersebut dipilih

dengan beberapa pertimbangan kelebihan dan kelemahan apabila dibandingkan

Page 81: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-6

dengan material kayu. Kelebihan material besi dan kayu dapat dilihat pada tabel

5.2 dan 5.3.

Tabel 5.2. Kelebihan dan kekurangan material besi

Kelebihan Kekurangan

· Kuat menahan beban · Stabil atau rigid · Mudah dibentuk (dapat disekrup,

dibaut, dikeling, dan dilas).

· Mahal (Rp 50.000,00 s/d Rp 70.000,00/lonjor)

· Beban berat (per kg = 10x10 cm) · Proses produksi mahal

Sumber: www.rilly.wordpress.com dalam Niken, 2008

Tabel 5.3. Kelebihan dan kekurangan material kayu

Kelebihan Kekurangan

· Ringan · Mudah didapat dan relatif

murah harganya dibandingkan bahan bangunan lain seperti beton dan baja.

· Mudah dikerjakan tanpa alat-alat berat atau khusus, misalnya mudah dipotong, dihaluskan, dilubangi, diukir ataupun disambung sebagai suatu konstruksi.

· Proses produksi murah

· Dapat berubah bentuknya, menyusut atau memuai, tergantung kadar air yang dikandungnya.

· Kekuatan dan keawetan kayu sangat tergantung dari jenis dan umur pohonnya, sedangkan kayu yang ada di perdagangan sulit sekali ditaksir umurnya.

· Cepat rusak oleh pengaruh alam, hujan dan air menyebabkan kayu cepat lapuk, panas matahari menyebabkan kayu retak-retak.

· Dapat dimakan serangga-serangga kecil seperti rayap, bubuk, dan kumbang.

Sumber: www.rilly.wordpress.com dalam Niken, 2008

Berdasarkan pertimbangan pada tabel 5.2 dan tabel 5.3 diambil keputusan

untuk menggunakan bahan dari besi pada kursi kerja. Sedangkan penentuan bahan

untuk bagian yang lain dijelaskan, sebagai berikut:

1. Busa: Jenis busa yang ada di pasaran saat ini beraneka macam, diantaranya

jenis busa renggang, busa medium dan busa rapat atau padat. Busa yang

digunakan dalam pembuatan kursi baca ini dipilih jenis busa padat dengan

ketebalan 4 cm, alasannya busa jenis ini lebih awet dan tahan lama (tidak

mudah melendut dan kempes bila sering diduduki), serta busa empuk untuk

kenyamanan pengguna untuk duduk saat aktivitas berlangsung.

Page 82: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-7

2. Plastik pembungkus busa: Plastik pembungkus busa digunakan bahan dengan

jenis oscar. Hal ini dipilih dengan alasan, bahan oscar tidak panas saat

diduduki.

Sedangkan biaya pembuatan satu buah meja dan enam buah kursi baca

untuk pengguna terdiri dari biaya material dan biaya tenaga kerja. Besarnya biaya

yang dikeluarkan adalah Rp 2.554.500,00 dengan rincian yang tertera pada tabel

4.18. Biaya tersebut belum termasuk biaya ide yang ditentukan sendiri oleh

perancang. Biaya ide sebesar 20% dari biaya keseluruhan yaitu sebesar Rp

510.900,00. Maka, perkiraan biaya untuk membuat kursi ini sebesar Rp

3.065.400,00.

Biaya pembuatan meja kursi baca ini terdiri dari biaya material dan biaya

non material. Biaya material merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

material yang digunakan untuk pembuatan meja kursi baca. Pada perhitungan

yang telah dilakukan diperoleh besarnya biaya yang dikeluarkan adalah Rp

2.554.500,00. Sedangkan biaya non material merupakan biaya yang dikeluarkan

untuk keperluan biaya tenaga kerja dan biaya ide. Besarnya biaya ide dalam suatu

perancangan ditentukan sendiri oleh perancang. Berdasarkan masukan, biaya ide

perancangan meja kursi baca ini ditetapkan sebesar 20% dari biaya material

ditambah biaya tenaga kerja. Dari hasil perhitungan maka diperoleh biaya ide

yang diperlukan adalah sebesar Rp 510.900,00. Dengan demikian besarnya

perkiraan biaya yang diperlukan dalam pembuatan produk hasil rancangan adalah

Rp 3.065.400,00.

5.6. Intepretasi Hasil

Rancangan meja dan kursi baca untuk pengguna perpustakaan yang sudah

memenuhi kebutuhan perancangan yang diambil dari keluhan dan harapan para

pengguna. Pemberian busa bantalan yang empuk dan tebal menjawab harapan

pengguna yang menginginkan kursi nyaman dan empuk. Pemberian sekat/pemisah

menjawab harapan pengguna yang menginginkan adanya konsentrasi pada saat

membaca dan pemberian rak pada meja yang dapat digunakan untuk meletakkan

buku-buku seusai membaca.

Page 83: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-8

Seperti layaknya penelitian yang lain, hasil rancangan meja dan kursi baca

untuk pengguna perpustakaan pada penelitian ini masih memiliki beberapa

kekurangan. Diantaranya adalah bobot meja yang terlalu berat untuk dipindah-

pindahkan karena bahan penyusunnya berat. Sandaran kursi yang tidak dapat

disetel sehingga pengguna tidak dapat menyesuaikan dengan posisi yang paling

nyaman.

Page 84: perancangan ulang meja kursi baca berdasarkan aspek fungsi dan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan analisis yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya serta saran untuk penelitian selanjutnya.

6.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Penelitian ini menghasilkan rancangan meja kursi baca bagi pengguna

perpustakaan yang dilengkapi dengan penambahan sekat/pemisah dan fasilitas

rak pada meja serta bantalan busa yang empuk dan tebal demi memenuhi

kebutuhan pengguna untuk mendapatkan posisi duduk yang nyaman saat

membaca.

2. Berdasarkan intepretasi hasil diketahui bahwa rancangan meja kursi baca

sudah dapat mengakomodasi semua kebutuhan pengguna walaupun masih

terdapat beberapa kelemahan terutama pada bobot meja yang terlalu berat

untuk dipindah-pindahkan karena bahan penyusunnya berat. Akan tetapi,

kelemahan tersebut tidak mengurangi kenyamanan penggunaan meja kursi

hasil rancangan.

6.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian

selanjutnya, sebagai berikut:

1. Sebaiknya dibuat beberapa macam alternatif desain rancangan sehingga

didapatkan desain rancangan yang optimal sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan.

2. Penelitian dapat dikembangkan untuk alternatif bahan lain yang lebih ringan,

kokoh, dan dengan harga terjangkau.

3. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan mengubah desain layout

ruang baca perpustakaan agar tidak mengurangi keleluasaan pengguna untuk

bergerak.