BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...disetiap ruang kelas adalah kursi dan meja peserta didik sesuai dengan...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...disetiap ruang kelas adalah kursi dan meja peserta didik sesuai dengan...
-
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Sekolah
SMP Negeri 2 Boja berdiri sejak 1 Juli 1986,
menempati lahan seluas 11.450 m2 yang berlokasi di
jalan raya Tampingan-Boja Kecamatan Boja, Kabupaten
Kendal. SMP Negeri 2 Boja mempunyai lahan yang
cukup strategis untuk mengembangkan diri, terbukti
pemerintah telah menetapkan SMP 2 Boja sebagai
salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) berdasarkan
surat Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Depdiknas No. 968/03/KU/2009. Sejak
tahun 2010 SMP Negeri 2 Boja terakreditasi A. Adapun
Tenaga pendidik di SMP Negeri 2 Boja sebanyak 41
orang, yang bersertifikat pendidik ada 31 orang dan
tenaga kependidikan ( karyawan ) sebanyak 13 orang.
Sedangkan jumlah siswa sebanyak 746 siswa dengan
jumlah rombongan belajar sebanyak 24 kelas dengan
rincian kelas VII sebanyak 8 rombel, kelas VIII
sebanyak 8 rombel dan kelas IX sebanyak 8 rombel.
Visi SMP Negeri 2 Boja adalah Luhur Budi Pekerti
Unggul Dalam Prestasi. Adapun misi SMP Negeri 2 Boja
adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan pengembangan prestasi akademik
dan non akademik;
2. Mewujudkan pengembangan inovasi model
pembelajaran;
3. Melaksanakan pengembangan proses
pembelajaran;
-
54
4. Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik
dan kependidikan yang kompeten dan
profesional;
5. Mewujudkan kelembagaan dan manajemen
sekolah yang handal;
6. Mewujudkan program penggalian pembiayaan
sekolah yang memadai;
7. Mewujudkan sistem penilaian yang akurat dan
adil;
8. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif,
bersih, indah, nyaman, rindang dan asri;
9. Melaksanakan budaya sekolah untuk
membentuk kepribadian dan karakter building.
4.2 Informan
Informan dalam penelitian ini, penulis tentukan
dengan metode purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Dengan menggunakan
purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang
diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang
dilakukan dan mampu menjelaskan keadaan
sebenarnya tentang obyek yang diteliti. Kriteria
informan yang penulis pilih adalah kepala sekolah, 12
guru bersertifikat pendidik dari 12 mata pelajaran, dan
6 siswa yang terdiri dari 2 siswa setiap tingkat.
-
55
4.3 Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan tahap-tahap
sebagai berikut:
4.3.1 Persiapan
Persiapan teknis dan administrasi ini ditempuh
dengan telah disetujuinya desain penelitian, dengan
judul Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik di
SMP Negeri 2 Boja. Penulis melakukan persiapan
dengan melakukan penjajagan ke SMP Negeri 2 Boja
untuk memperoleh gambaran tentang kondisi sekolah
dan guru bersertifikat pendidik. Langkah berikutnya,
penulis mengurus surat ijin penelitian, hingga
dikeluarkan ijin penelitian No. 323/PPs-
MMP/IP/XII/2014 tanggal 03 Desember 2014 yang
ditandatangani Ketua Program Studi Program
Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW
Salatiga.
4.3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan
Januari sampai dengan Pebruari 2015. Pendekatan
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
deskriftif, yaitu mendeskripsikan kinerja guru
bersertifikat pendidik, khususnya pada proses
pembelajaran, yaitu perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil
pembelajaran. Pengumpulan data secara kronologis
dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada
Kepala Sekolah, Guru, Pengawas, dan Siswa dengan
membuat catatan lapangan dan transkip hasil
-
56
wawancara. Setelah wawancara penulis melakukan
observasi terhadap kondisi lingkungan, ketersediaan
sarana prasarana, dan pelaksanaan pembelajaran
sebagai langkah pengecekan silang kemudian memilah
dan merangkum data sesuai rumusan tujuan
penelitian.
4.3.3 Analisa Data
Analisis data dilaksanakan setelah pengumpulan
data selesai, yaitu pada bulan Maret 2015 minggu I dan
II. Dalam analisa data, penulis menentukan teknik
analisis data yang tepat sesuai desain penelitian yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Untuk mengembangkan sajian data
dengan menggunakan analisis lanjut, kemudian
dibandingkan dengan hasil temuan-temuan
dilapangan. Setelah direduksi, data yang diperoleh
sesuai dengan kebutuhan penelitian, selanjutnya
dilakukan proses verifikasi dan pengayaan dengan
mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing. Dari
hasil analisa data, penulis kemudian membuat
simpulan akhir yang sesuai dengan hasil observasi di
lapangan.
4.3.4 Penyusunan Laporan
Tahap terakhir dalam penelitian adalah
penyusunan laporan. Penyusunan laporan
dilaksanakan pada Bulan Maret 2015 Minggu III dan
IV. Dalam penyusunan laporan diawali dengan
penyusunan laporan awal. Dari laporan awal kemudian
diadakan peninjauan kembali laporan awal yang telah
-
57
disusun dan mengkonsultasikan dengan dosen
pembimbing. Dari hasil konsultasi kemudian dilakukan
perbaikan-perbaikan sesuai dengan hasil diskusi
dengan dosen pembimbing, selanjutnya dilakukan
penyusunan laporan akhir.
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian
dari aspek konteks, masukan, proses, dan hasil dari
kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2
Boja.
4.4.1 Komponen Konteks (Context)
Komponen konteks ini meliputi dua hal yaitu
kondisi lingkungan sekolah, dan ketersediaan sarana
prasarana.
a. Kondisi Lingkungan Sekolah
1) Visi dan Misi Sekolah
Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah SMP
Negeri 2 Boja mengatakan bahwa dalam penyusunan
visi dan misi sekolah dirumuskan berdasarkan
masukan dari warga sekolah, diputuskan melalui rapat
dewan guru beserta komite sekolah dan
disosialisasikan kepada segenap warga sekolah.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Sekolah
sebagai berikut:
KS : ...visi dan misi di sekolah kami dirumuskan dari hasil masukan segenap warga sekolah dan juga masukan dari komite sekolah, lalu kami putuskan dalam rapat dengan dewan guru dan komite sekolah, setelah diputuskan lalu kami sosialisasikan ke segenap warga sekolah.
-
58
Pernyataan itu juga didukung oleh Guru SMP
Negeri 2 Boja meskipun juga diungkapkan bahwa
belum semua warga sekolah hafal akan visi dan misi
sekolah.
G1 : ...meskipun sudah disosialisasikan baik itu pada saat rapat-rapat, upacara bendera dan juga sudah ditulis di Hall, namun belum semua
warga sekolah hafal akan visi dan misi sekolah, sehingga visi dan misi sekolah kami belum sepenuhnya memberikan inspirasi dan motivasi untuk melaksanakannya.
Dalam penelusuran dokumen ditemukan dalam
Rencana Kerja Sekolah (RKS) baik dalam Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) maupun Rencana Kerja
Tahunan (RKT) ditemukan adanya visi dan misi
sekolah.
2) Budaya Sekolah
Dalam mengembangkan budaya pada proses
pembelajaran guru-guru di SMP Negeri 2 Boja
mengembangkannya dengan memberi salam ketika
membuka dan menutup pelajaran serta memulai dan
mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a
memberikan contoh yang baik kepada siswa dengan
bersikap sopan, ramah, dan peduli kepada para siswa
serta memotivasi mereka agar menumbuhkan sikap
tersebut kepada sesama, hal ini sesuai dengan dengan
pernyataan salah seorang guru yaitu :
G :Pengembangan budaya sekolah dalam proses pembelajaran didalam kelas dilakukan dengan cara membudayakan salam ketika membuka dan menutup pelajaran serta memulai dan mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a.
-
59
Dari pemaparan data diatas menunjukan bahwa
guru ketika berada didalam kelas tentunya berfungsi
sebagai orang yang dapat membantu peserta didik
dalam memahami pembelajaran. Untuk memenuhi
tugas tersebut guru tidak saja harus dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan
harmonis, tetapi seorang guru juga perlu
mengembangkan budaya sekolah seperti membiasakan
memberi salam serta berdoa ketika akan memulai dan
mengakhiri pembelajaran di kelas sehingga dapat
menciptakan pembelajaran yang berkesan bagi peserta
didik yang bertujuan untuk menjadikan pembelajaran
yang dapat merangsang minat mereka.
Dalam mengembangkan budaya sekolah melalui
kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, SMP Negeri 2
Boja dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai
kedisiplin, tanggungjawab, kemandirian, kebersamaan,
kepemimpinan, serta rasa cinta terhadap alam kepada
para siswa. Hal ini diungkapkan salah satu guru dalam
wawancara bersamanya yaitu :
G : Pengembangan budaya sekolah melalui kegiatan
kepramukaan disekolah, kami lakukan dengan
menanamkan nilai-nilai kedisiplin,
tanggungjawab, kemandirian, kebersamaan,
kepemimpinan, serta rasa cinta terhadap alam.
Dari pemaparan data diatas menunjukan bahwa
gerakan pramuka merupakan wadah pembinaan para
generasi dengan menggunakan prinsip dasar
kepramukaan. Metode kepramukaan ikut serta secara
aktif mendidik para siswa agar dapat menjadi kader
bangsa yang bertanggungjawab atas tercapainya
-
60
perjuangan tujuan pembangunan nasional.
SMP Negeri 2 Boja dalam memperkuat nilai-nilai
melalui simbol-simbol dengan menanamkan kebiasaan
baik kepada siswa ketika berada dilingkungan sekolah.
Hal ini sesuai pernyataan kepala sekolah melalui
wawancara yaitu :
KS : Sekolah membuat simbol-simbol budaya sekolah
berbentuk tulisan atau gambar yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan baik seperti memberi salam, membuang sampah pada tempatya, mencuci tangan, dll. kepada siswa apabila mereka berada dilingkungan sekolah, sehingga mereka dapat membaca simbol-simbol tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat memperkuat nilai-nilai yang ingin dikembangkan sekolah.
Dari pemaparan data diatas menunjukan bahwa
simbol-simbol sangat berguna dalam menggantikan
guru ketika mereka sedang berada diluar kelas
memberikan suatu pengingat kepada siswa agar
mereka selalu ingat dengan aturan aturan yang ada
disuatu sekolah.
Hasil penelusuran dokumen sekolah menyusun
tata tertib sekolah yang terdiri dari tata tertib pendidik,
tata tertib tenaga kependidikan, dan tata tertib peserta
didik. Dalam setiap tata tertib berisi petunjuk,
peringatan, larangan, dan sangsi bagi yang melanggar.
3) Peran Serta Masyarakat
Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah,
mengatakan bahwa untuk mencapai visi dan misi
sekolah, SMP Negeri 2 Boja melibatkan orang tua siswa
melalui Komite Sekolah dalam pengelolaan pendidikan
-
61
khususnya dalam pendanaan kegiatan sekolah, karena
dengan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tidak
bisa mencukupi semua kegiatan sekolah. Seperti yang
dikatakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:
KS : ...untuk mencapai visi dan misi sekolah kami melibatkan orang tua siswa melalui komite sekolah dalam pengelolaan pendidikan,
khususnya dalam pendanaan sekolah, karena kalau hanya mengandalkan dana BOS jelas kurang, sehingga kami meminta sumbangan secara sukarela kepada orangtua siswa untuk menutup kekurangan dana BOS.
Pernyataan itu juga didukung oleh salah satu
guru SMP Negeri 2 Boja meskipun sudah ada dana BOS
dari Pemerintah Pusat yang besarnya Rp. 710.000 per
siswa per tahun dan bantuan dari pemerintah Propinsi
Jawa Tengah untuk operasional sekolah yang besarnya
Rp. 50,000 per siswa per tahun ternyata belum
mencukupi untuk semua kebutuhan di SMP Negeri 2
Boja, sehingga agar semua kegiatan yang sudah
direncanakan dapat dilaksanakan perlu adanya
bantuan pendanaan dari orang tua siswa melalui
komite sekolah. Pendanaan dari komite sekolah berupa
sumbangan secara sukarela dari orang tua siswa yang
disampaikan pada saat rapat pleno komite sekolah awal
tahun pelajaran.
G : ... semua kegiatan yang sudah direncanakan ternyata tidak semuanya tercukupi dari dana BOS yang besarnya Rp. 710.000 dan bantuan dari Propinsi yang besarnya Rp. 50,000 per siswa per tahun, sehingga perlu adanya bantuan pendanaan dari orang tua siswa melalui komite sekolah yang berupa sumbangan secara sukarela yang disampaikan pada saat rapat pleno komite sekolah.
-
62
Dalam penelusuran dokumen ditemukan
dokumen rapat pleno komite sekolah pada tahun
pelajaran 2014/2015 yang berupa undangan, daftar
hadir, dan notula rapat serta ada daftar sumbangan
sukarela dari orang tua siswa kelas 7, kelas 8, dan
kelas 9.
4) Dukungan Pimpinan
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP
Negeri 2 Boja dikatakan bahwa kepala sekolah
menyusun program supervisi akademik dan
melaksanakan supervisi akademik kepada guru dalam
pembelajaran. Dalam pelaksanaan supervisi Kepala
Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah dan Kepala
Urusan Kurikulum. Supervisi dilaksanakan untuk tiap
semester. Dari hasil pelaksanaan supervisi, akan
diketahui kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran yaitu dalam penyusunan RPP,
melaksanakan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
pembukaan, inti dan penutup. Seperti yang dikatakan
oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:
KS : ...setiap semester kami selalu menyusun program supervisi akademik, yaitu untuk memonitoring kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan pembelajaran dengan menyusun RPP, melaksanakan pembelajaran di kelas dan penilaian hasil pembelajaran, memang dalam pelaksanaannya kami dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah dan Kaur Kurikulum.
Pernyataan itu juga didukung oleh salah satu
guru SMP Negeri 2 Boja meskipun juga diungkapkan
-
63
bahwa setelah pelaksanaan supervisi akademik belum
ada tindak lanjut.
G : ...memang setiap semester selalu diadakan supervisi akademik kepada semua guru dan setelah pelaksanaan supervisi selalu diadakan pemberian saran dan masukan dari supervisor tentang hasil supervisi kepada guru yang bersangkutan, namun setelah itu tidak ada tindak lanjut dengan monitoring pembelajaran setelah guru mendapatkan saran dan masukan.
Dalam penelusuran dokumen ditemukan
Program Supervisi Akademik yang disusun oleh Kepala
Sekolah, Hasil Supervisi Akademik dan Program Tindak
Lanjut Supervisi Akademik.
b. Ketersediaan Sarana Prasarana
1) Ruang Belajar
Ruang belajar yang dimiliki SMP Negeri 2 Boja
sebanyak 24 ruang kelas. Luas ruang kelas rata-rata
adalah 63 m2 dengan ukuran 7m x 9m. Kapasitas tiap
ruang kelas bervariasi antara 28 sampai dengan 32
siswa per kelas, jadi rasio per siswa kurang lebih 2 m2.
Untuk pencahayaan cukup terang karena ada jendela
di samping kanan dan kiri setiap ruang. Hasil observasi
dan penelusuran dokumen diketahui fasilitas yang ada
disetiap ruang kelas adalah kursi dan meja peserta
didik sesuai dengan jumlah siswa, meja dan kursi guru
satu set, papan tulis yang terbuat dari whiteboard dan
papan absen siswa. Semua ruang kelas yang
dipergunakan untuk belajar siswa dari atap, dinding
dan lantai dalam kondisi baik.
-
64
2) Perpustakaan
Secara umum kondisi perpustakaan SMP Negeri
2 Boja adalah baik. Fasilitas yang terdapat di
perpustakaan adalah satu unit komputer yang
berfungsi dengan baik, meja baca berjumlah 20 buah
untuk kapasitas 40 orang pembaca dalam kondisi baik.
Pencahayaan di ruang baca baik. Hasil penulusuran
dokumen diperpustakaan diketahui rincian koleksi
buku sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Koleksi Buku Perpustakaan SMP Negeri 2 Boja Tahun Pelajaran 2014/2015
No Mata Pelajaran Buku
Pegangan Guru Teks Siswa
Jumlah
Judul
Jumlah
Eks.
Jumlah
Judul
Jumlah
Eks.
1 Pendidikan
Agama
5 10 3 780
2 P Kn 6 12 3 780
3 Matematika 6 24 3 780
4 I P A 9 18 3 780
5 I P S 9 36 3 780
6 Bahasa
Indonesia
6 24 3 780
7 Bahasa Inggris 5 20 3 780
8 T I K 4 8 3 360
9 Penjasorkes 3 9 3 360
10 Seni Budaya 6 12 4 1040
11 Bahasa Jawa 5 10 3 780
12 Ketrampilan 6 12 4 1040
-
65
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa
jumlah buku sudah memenuhi perbandingan ideal
dengan jumlah siswa. Jumlah siswa SMP Negeri 2 Boja
adalah 746, menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian
D, Subbagian 2 tentang kelengkapan sarana dan
prasarana poin 2, 3, 4, 5, 6, 7, jumlah buku tersebut
memenuhi rasio ideal 1:1.
Aktivitas pelayanan perpustakaan dikelola oleh
Kepala Perpustakaan yang sudah bersertifikat dan dua
orang pustakawan yang mengatur sirkulasi
peminjaman buku. Perpustakaan buka setiap hari
sesuai dengan jam pembelajaran siswa. Jadwal buka
mulai pukul 07.00 dan tutup mengikuti pembelajaran
adalah pukul 14.00. Penyimpanan buku
dikelompokkan berdasarkan jenis buku dan tema
buku, hal ini dilakukan untuk mempermudah petugas
dalam memberikan layanan kepada pengguna. Lama
peminjaman untuk siswa adalah enam hari untuk dua
buah buku pinjaman dan dapat diperpanjang, dan
untuk guru maksimal empat buku dalam semester.
3) Laboratorium
Laboratorium IPA SMP Negeri 2 Boja berukuran 8
m x 9 m, pada ruang Laboratorium IPA selain
digunakan sebagai ruang praktikum, juga merangkap
sebagai ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Dari
segi pencahayaan, laboratorium memiliki jumlah lampu
yang cukup banyak, hal ini dapat menunjang
pelaksanaan praktikum. Laboratorium telah memiliki
saluran limbah tersendiri sehingga sisa limbah dari
-
66
praktikum tidak mencemari lingkungan. Terdapat
kotak P3K dan tabung pemadam kebakaran serta
terdapat tralis pada setiap jendela sehingga keamanan
pada laboratorium dapat terjaga.
Pengelolaan Laboratorium IPA SMP Negeri 2 Boja
dilakukan oleh seorang laboran yang bertugas untuk
mengatur, memelihara, mengadakan / membeli alat
dan bahan, menjaga disiplin laboratorium serta
menjaga keselamatan laboratorium,
mengadministrasikan alat dan bahan. Pada
Laboratorium IPA terdapat tata tertib yang memuat
larangan, anjuran dan petunjuk. Terdapat pula daftar
inventaris alat praktikum.
Kebersihan pada laboratorium ini kurang, hal ini
terbukti dari adanya debu – debu pada lemari kaca dan
meja demonstrasi dan pada meja permanen yang
terpasang menyatu dengan washtafel terdapat banyak
debu serta washtafel terlihat tidak terawat. Secara fisik
bangunan laboratorium komputer ini relatif baru,
dengan luas bangunan berkisar 72 m2. Pencahayaan
ruangan ini baik, karena terletak di area yang cukup
terbuka. Sirkulasi udara sangat baik karena terdapat
fasilitas 2 unit AC. Fasilitas pembelajaran yang
terdapat di ruang laboratorium ini adalah 33 unit
komputer dan internet, 32 unit untuk pembelajaran
siswa dan 1 unit untuk operator. Pemanfaatan
laboratorium ini sangat maksimal sesuai dengan jadwal
pembelajaran TIK.
-
67
4) Media Pembelajaran
Hasil observasi dan penelusuran dokumen
diketahui alat pembelajaran atau media pembelajaran
yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Boja berupa alat-alat
praktek untuk mata pelajaran penjasorkes, seni musik
dan ketrampilan. Sedangkan untuk media
pembelajaran yang dimiliki adalah Tape Recorder,
Komputer, dan Laser Cristal Display (LCD) yang
semuanya dalam kondisi baik. Media pembelajaran
tidak permanen berada di setiap ruang kelas mengingat
ruang kelas yang tidak representatif dalam hal
keamanan.
4.4.2 Komponen Masukan (Input)
Dalam komponen masukan (input) ini akan
mencakup dua hal yaitu karakteristik guru, dan
administrasi pembelajaran guru.
a. Karakteristik Guru
Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, guru
di SMP N 2 Boja berjumlah 41 orang. Terdiri dari guru
yang bersertifikat pendidik sebanyak 31 orang, dan 10
orang guru belum bersertifikat pendidik.
Guru sebagai pelaksana kurikulum memegang
peranan penting, karena tanpa guru tidak akan terjadi
pembelajaran. Dari hasil penelusuran dokumen 31
orang guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja
diperoleh data bahwa empat guru berpendidikan strata-
2 (S2) dan 27 guru berpendidikan strata-1 (S1) (4 guru
sedang kuliah S2).
-
68
Pencapaian visi dan misi SMP Negeri 2 Boja
tidaklah mudah, sehingga dalam penyelenggaraan
pendidikan diperlukan tenaga pengajar yang memiliki
latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu. Hasil penelitian terhadap
kesesuaian antara latar belakang pendidikan dengan
mata pelajaran yang diampu oleh guru pada semester I
tahun pelajaran 2014/2015 masih ditemui adanya
ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru
dengan mata pelajaran yang diampu. Dari 31 guru yang
bersertifikat pendidik ada satu guru bersertifikat
pendidik yang mismatch, mata pelajaran dalam
sertifikat tidak sesuai dengan ijasah S1, yaitu guru
berijasah S1 BK mengajar Ketrampilan namun saat ini
telah mengikuti sertifikasi kedua dengan PLPG sesuai
dengan ijasahnya.
Berdasarkan pemeriksaan dokumen, usia guru
SMP Negeri 2 Boja cukup bervariasi. Ini terlihat dari
tahun kelahiran, dimana yang tertua lahir pada tahun
1957, dan akan pensiun pada 07 Oktober 2017, artinya
masa bakti guru tersebut tinggal 2 tahun 10 bulan lagi,
sedangkan yang termuda lahir pada tahun 1978
dengan masa bakti yang sudah 7 tahun. Perbedaan
usia dan masa pengabdian memberikan pengaruh
terhadap kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Adapun sebaran dari usia guru
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja tahun
pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut:
-
69
Tabel 4.2 Usia dan Masa Bakti Guru Bersertifikat Pendidik SMP Negeri 2 Boja Tahun Pelajaran 2014/2015
No Usia Masa Bakti
Rentang
(Tahun)
Jumlah Rentang
(Tahun)
Jumlah
1 25 - 30 - ≤ 05 1
2 31 - 35 - 06 - 10 8
3 36 - 40 2 11 - 15 3
4 41 - 45 11 16 - 20 7
5 46 - 50 12 21 - 25 2
6 51 - 55 5 26 - 30 9
7 56 - 60 1 ≥ 31 1
Pengalaman mengajar guru dalam penelitian ini
dilihat dari lamanya guru mengajar. Berdasarkan
penelusuran dokumen dan tabel usia dan masa bakti
guru bersertifikat pendidik SMP N 2 Boja tahun
pelajaran 2014/2015 diatas, dari sejumlah 31 guru
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja ada satu
guru yang lebih dari 30 tahun mengajar, sebanyak 11
guru sudah lebih dari 20 tahun, sebanyak 10 guru
sudah lebih dari 10 tahun dan sembilan guru dengan
pengalaman mengajar kurang dari 10 tahun.
b. Administrasi Pembelajaran Guru
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
dikatakan bahwa semua guru telah membuat
-
70
administrasi pembelajaran sesuai dengan tuntutan
tugas dari seorang guru, meskipun dalam penyusunan
administrasi masih ada beberapa guru yang melakukan
tugas tersebut hanya untuk pemenuhan administrasi.
Sedangkan hasil wawancara dengan Pengawas
dikatakan bahwa secara administrasi terpenuhi,
namun masih ada guru yang hanya mengcopy seperti
tahun sebelumnya terutama untuk silabus belum ada
pengembangan hasil karya guru sendiri.
Hasil penelusuran dokumen, dari 12 guru
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja, semuanya
sudah menyusun administrasi pembelajaran dengan
memenuhi sepuluh unsur penilaian administrasi
pembelajaran. Dari hasil penelusuran terdapat delapan
guru yang mempunyai administrasi pembelajaran
sangat baik, dan empat guru mempunyai administrasi
pembelajaran dengan kualitas baik. Masih terdapat
indikator yang belum baik yaitu, pada agenda
mengajar, daftar nilai, penentuan KKM, dan absensi
siswa. Secara keseluruhan telaah dokumen tentang
administrasi pembelajaran guru bersertifikat pendidik
di SMP Negeri 2 Boja hasilnya adalah baik. Hasil telaah
dokumen dapat dilihat pada lampiran.
4.4.3 Komponen Proses (Process)
Komponen proses pada penelitian ini adalah
menggambarkan kinerja guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran yang meliputi,
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
dan evaluasi dalam pembelajaran. Hasil yang diperoleh
dari pengamatan aspek proses, selanjutnya
-
71
dibandingkan dengan kriteria yang digunakan dalam
evaluasi proses.
a. Perencanaan Pembelajaran
Kegiatan-kegiatan dari perencanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh para guru
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja tampak
dalam perangkat pembelajaran yang meliputi, program
tahunan berdasarkan kalender pendidikan, program
semester yang dituangkan dalam jadwal pembelajaran,
silabus mata pelajaran dan RPP yang dilengkapi dengan
instrumen penilaian, bahan ajar dan instrumen
evaluasi yang dituangkan dalam kisi-kisi.
Unsur-unsur yang menjadi penilaian
perencanaan pembelajaran adalah: 1) Kesesuaian SK,
KD, Indikator, dan alokasi waktu; 2) Tujuan
pembelajaran; 3) Pengembangan materi dan bahan ajar;
4) Metode pembelajaran; 5) Langkah-langkah
pembelajaran; 6) sumber belajar; 7) penilaian hasil
belajar.
Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah,
dikatakan bahwa dalam perencanaan pembelajaran
guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja semua
telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
meskipun masih ada guru yang hanya copy paste RPP
tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan Pengawas SMP Negeri 2 Boja yang
menyatakan bahwa RPP itu merupakan kewajiban bagi
seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran.
Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja,
-
72
masih ada yang menyusun RPP dengan mengcopy RPP
tahun sebelumnya hanya diganti tanggal dan tahun
saja. RPP boleh mengcopy, namun seharusnya ditelaah
atau diperbaiki setiap saat untuk menjaga
relevansinya, sehingga RPP tetap relevan dan bias
digunakan sesuai kondisinya.
Hasil penelusuran dokumen, dari 12 RPP guru
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja, semuanya
sudah menyusun perencanaan pembelajaran dengan
memenuhi ketujuh unsur penilaian perencanaan
pembelajaran. Dari hasil penelusuran terdapat tujuh
guru yang mempunyai RPP dengan kualitas sangat
baik, dua guru mempunyai RPP dengan kualitas baik,
dan tiga guru dalam pembuatan RPP dengan kualitas
cukup. Masih terdapat indikator yang belum
direncanakan dengan sangat baik oleh beberapa guru,
yaitu pada pengembangan materi dan bahan ajar,
metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,
sumber pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada garis besarnya setiap kegiatan pembelajaran
melewati tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dikatakan
bahwa dari hasil pengamatan proses pembelajaran
semua guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan
dengan baik. Pada kegiatan inti sudah Nampak adanya
kegiatan Ekplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi selama
proses pembelajaran, namun masih ada yang kurang,
yaitu pada elaborasi. Pada kegiatan penutup pada
-
73
dasarnya sudah dilakukan, namun karena manajemen
waktu yang tidak diperhatikan terkadang hanya
ditutup karena sudah kehabisan waktu.
Hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah
dikatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
guru bersertifikat pendidik SMP Negeri 2 Boja ternyata
masih ada yang kurang dalam kegiatan inti
pembelajaran, baikitu pada penguasaan materi, metode
tidak sesuai dengan RPP, dan kurang menguasai proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Guru bersertifikat
pendidik adalah guru professional mestinya hal ini
tidak boleh terjadi.
Dari observasi pelaksanaan pembelajaran guru
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja didapatkan
hasil lima guru melaksanakan pembelajaran dengan
baik, dan empat guru melaksanakan pembelajaran
dengan kualitas cukup, dan masih ada tiga guru yang
melaksanakan pembelajaran dengan kualitas kurang.
Dalam kegiatan pendahuluan dari hasil observasi
yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil yaitu,
semua guru sudah membuka pembelajaran dengan
salam dan doa bersama, lalu melakukan apersepsi dan
motivasi. Dalam menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai masih ada guru yang hanya
menyampaikan secara lisan tidak ditulis dipapan tulis.
Pada kegiatan inti, dalam eksplorasi belum
semua guru menggunakan media dan sumber belajar
serta metode yang tepat sesuai dengan RPP. Guru
sudah memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa
dengan guru, namun masih ada guru yang kurang
-
74
melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Dalam elaborasi, belum semua guru melakukan
kegiatan dengan membiasakan peserta didik untuk
membaca dan menulis. Masih ada guru yang kurang
memberikan kesempatan untuk berpikir kepada siswa
menyelesaikan masalah, memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran yang kooperatif dan kolaboratif,
dan memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat.
Pada konfirmasi, semua guru sudah memberikan
penguatan dan hadiah berupa pujian terhadap
keberhasilan siswa, dan memberikan motivasi kepada
peserta didik yang belum berpartisipasi aktif. Dalam
kegiatan penutup masih ada guru yang tidak membuat
rangkuman pelajaran karena kehabisan waktu. Masih
ada guru dalam menutup pembelajaran tidak
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan
dirumah.
c. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran
setidaknya ada lima tahap evaluasi, yaitu: 1) Ulangan
Harian (UH); 2) Ulangan Tengah Semester (UTS); 3)
Ulangan Akhir Semester (UAS); 4) Ulangan Kenaikan
Kelas (UKK); 5) Ujian Sekolah dan Ujian Nasional (US
dan UN).
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
dikatakan bahwa semua guru baik yang sudah
bersertifikat pendidik maupun belum, semua telah
melaksanakan evaluasi khususnya ulangan harian,
-
75
sementara untuk UTS, UAS, dan UKK diselenggarakan
secara bersama-sama dan biasanya soal dibuat oleh
MGMP sehingga secara otomatis guru pasti
mengadakan evaluasi. Hanya saja setelah evaluasi
belum semua guru melaksanakan analisis hasil
evaluasi untuk tindak lanjut remidial atau pengayaan.
Hasil telaah dokumen evaluasi pembelajaran
didapatkan hasil, lima guru sudah melaksanakan
evaluasi pembelajaran dengan baik, dan empat guru
dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan
kualitas cukup, dan ada tiga guru dalam melaksanakan
evaluasi dengan kualitas kurang. Secara keseluruhan
guru bersertifikat pendidik di SMP 2 Boja dalam
evaluasi pembelajaran dengan kualitas cukup. Hasil
telaah dokumen dapat dilihat pada lampiran.
4.4.4 Komponen Hasil (Product)
Berdasarkan kriteria hasil evaluasi dapat
dijelaskan bahwa semua guru bersertifikat pendidik di
SMP Negeri 2 Boja telah memiliki perangkat
pembelajaran. Kualitas perangkat terbagi menjadi tiga
kategori, sangat baik sebanyak tujuh orang, baik
sebanyak dua orang, dan cukup sebanyak tiga orang,
dengan rata-rata baik. Dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan rata-rata cukup yang terdiri dari
lima guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
kualitas baik, empat guru dalam kualitas cukup, dan
tiga guru dalam kualitas kurang. Dalam evaluasi
pembelajaran, lima guru melaksanakan eveluasi
pembelajaran dalam kategori baik, empat guru dalam
-
76
kategori cukup, dan tiga orang guru dalam kategori
kurang. Secara keseluruhan dalam evaluasi
pembelajaran dalam kualitas cukup.
Berdasarkan penelusuran dokumen dari nilai
rata-rata pencapaian dan daya serap siswa SMP Negeri
2 Boja pada tahun pelajaran 2012/2013 dan
2013/2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Ujian SMP Negeri 2 Boja Tahun
Pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014
No
Mata Pelajaran Rata-rata Nilai Ujian
2012/2013 2013/2014
1 Pendidikan Agama 7,75 7,77
2 P Kn 7,92 6,96
3 Matematika 6,48 5,10
4 I P A 5,92 5,74
5 I P S 7,52 8,03
6 Bahasa Indonesia 7,88 7,50
7 Bahasa Inggris 5,57 5,87
8 T I K 7,52 7,63
9 Penjasorkes 7,55 7,48
10 Seni Budaya 7,73 7,89
11 Bahasa Jawa 7,78 7,28
12 Ketrampilan 8,11 8,27
-
77
4.5 Pembahasan
4.5.1 Evaluasi Konteks (Context)
Evaluasi konteks dilakukan pada sub komponen
kondisi lingkungan sekolah, dan ketersediaan sarana
prasarana.
a. Kondisi Lingkungan Sekolah
1) Visi dan Misi Sekolah
Langkah-langkah penyelenggaraan sekolah dalam
menjalankan misi SMP Negeri 2 Boja masih sejalan
dengan visinya. Visi bukan hanya sekedar rumusan
tujuan dari sebuah institusi, terlebih lagi merupakan
cita-cita bersama dari warga sekolah dan masyarakat
pada masa yang akan datang. Visi yang telah ada di
SMP Negeri 2 Boja merupakan gambaran keinginan
bersama dari warga sekolah dan masyarakat untuk
membentuk siswa yang unggul dalam prestasi dan
berbudi pekerti luhur. Tentunya visi akan terwujud jika
misi-misi yang telah dirumuskan merupakan suatu
langkah yang sistematis pada perwujudan visi yang
ada. Visi dan misi yang diciptakan dan dipahami
dengan baik dan benar dalam sebuah organisasi
tentunya akan menciptakan budaya kerja yang pada
akhirnya akan membentuk budaya personel dalam
institusi tersebut. Jadi visi dan misi SMP 2 Boja sudah
sesuai dengan Permendiknas nomor 19 tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah bagian A Perencanaan
Program subbagian 1 Visi Sekolah dan subbagian 2
Misi Sekolah, karena dalam merumuskan melibatkan
warga sekolah, diputuskan oleh rapat dewan pendidik,
-
78
telah disosialisasikan kepada warga sekolah,sehingga
menjadi cita-cita warga sekolah pada masa yang akan
datang. Namun demikian visi dan misi sekolah perlu
ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
2) Budaya Sekolah
Perbaikan sistem persekolahan pada intinya
adalah membangun sekolah dengan kekuatan utama
sekolah yang bersangkutan. Perbaikan mutu sekolah
perlu adanya pemahaman terhadap budaya sekolah
seperti yang disebutkan dalam Permendiknas no. 19
tahun 2007 tentang standar pengelolaan, bagian B,
subbagian 9 mengenai budaya dan lingkungan sekolah
bahwa sekolah menciptakan suasana, iklim, dan
lingkungan pendidikan yang kondusif untuk
pembelajaran yang efisien dalam prosedur
pelaksanaan.
Dalam mengembangkan budaya pada proses
pembelajaran guru-guru di SMP Negeri 2 dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan
harmonis, dan membiasakan memberi salam serta
berdoa ketika akan memulai dan mengakhiri
pembelajaran di kelas sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang berkesan bagi peserta didik yang
bertujuan untuk menjadikan pembelajaran yang dapat
merangsang minat mereka. SMP Negeri 2 Boja juga
menanamkan nilai-nilai kedisiplin, tanggungjawab,
kemandirian, kebersamaan, kepemimpinan, serta rasa
cinta terhadap alam kepada para siswa melalui
kegiatan kepramukaan serta memperkuat nilai-nilai
-
79
melalui simbol-simbol dengan menanamkan kebiasaan
baik kepada siswa agar mereka selalu ingat dengan
aturan aturan yang ada disuatu sekolah.
SMP Negeri 2 Boja dalam membentuk budaya
sekolah telah menyusun tata tertib untuk pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik yang disusun
oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang berisi
petunjuk, peringatan, larangan, dan sanksi bagi yang
melanggar.
Pelaksanaan tata tertib sangat tergantung pada
pemahaman pihak-pihak terkait terhadap tata tertib
yang disusun. Karena itu sosialisasi tata tertib perlu
dilakukan untuk memastikan bahwa semua pihak
memahami dengan baik isi tata tertib tersebut.
Kegiatan terpenting dalam menguji efektivitas tata
tertib adalah pada pelaksanaannya. Di sini terkait
dengan sejauh mana upaya pihak sekolah dalam
menegakkan tata tertib yang telah disusun. Sebab
betapapun baiknya tata tertib tapi jika tidak ditegakkan
secara konsekuen maka tidak akan banyak artinya
dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah.
Berdasarkan pembahasan diatas, tuntutan
Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar
pengelolaan, bagian B, subbagian 9 mengenai budaya
dan lingkungan sekolah telah tercapai, karena sekolah
telah menciptakan suasana yang kondusif untuk
pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan
dengan menetapkan pedoman tata tertib bagi pendidik,
tenaga kependidikan, dan peserta didik yang berisi
petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku
-
80
di sekolah, serta sangsi bagi warga yang melanggar tata
tertib.
3) Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat, khususnya orang tua
siswa SMP Negeri 2 Boja melalui komite sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan selama ini masih minim.
Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih
banyak bersifat dukungan input (dana), belum pada
proses pendidikan (pengambilan keputusan,
monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Padahal peran
serta dan dukungan masyarakat, baik dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sangat
dibutuhkan.
Komite sekolah merupakan sebuah badan
mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan. Dengan
berasumsi bahwa pendidikan merupakan masalah
semua pihak terutama dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan, maka seharusnya pihak SMP Negeri
2 Boja berusaha seoptimal mungkin memberdayakan
dan mengikutsertakan keterlibatan komite sekolah
dalam segala jenis usaha yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan
Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar
pengelolaan, bagian B, subbagian 10 mengenai peran
serta masyarakat dan kemitraan sekolah dan
Kepmendiknas nomor 044/u/2002 tentang peran
komite sekolah.
-
81
Dalam Kepmendiknas nomor 044/u/2002
disebutkan bahwa peran komite sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan meliputi: 1) Sebagai
pemberi pertimbangan (advisory agency): Komite
sekolah sebagai mitra kerja kepala sekolah memberikan
pertimbangan dalam setiap rencana dan program yang
disusun oleh sekolah. Selain itu, komite sekolah juga
memberikan masukan dan pertimbangan dalam
menetapkan RKAS, memberikan pertimbangan dalam
pelaksanaan proses pengelolaan pendidikan di sekolah
dan mengidentifikasi sumber daya pendidikan yang ada
dalam masyarakat untuk dipertimbangkan dan
diperbantukan di sekolah. 2) Sebagai pendukung
(supporting agency): peran komite sekolah sebagai
badan pendukung bagi penyelenggaraan dan upaya
peningkatan mutu pendidikan di sekolah berupa
dukungan finansial, tenaga, dan dukungan pemikiran.
3) Sebagai pengontrol (controlling agency): komite
sekolah melakukan kontrol terhadap pengambilan
keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, di
samping alokasi dana dan sumber daya bagi
pelaksanaan program di sekolah. Komite sekolah juga
melakukan fungsi kontrolnya terhadap keberhasilan
pendidikan di sekolah yang dilihat dari mutu output
pendidikan. 4) sebagai mediator: Komite sekolah
memberi manfaat, yang mana dengan adanya komite
sekolah, aspirasi siswa dan orang tua dapat
tersalurkan dan terwakilkan. Selain itu, pihak sekolah
juga selalu mendapat support dari komite sekolah agar
terus dapat meningkatkan mutu pendidikan.
-
82
Berdasarkan uraian diatas, tuntutan
Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar
pengelolaan, bagian B, subbagian 10 mengenai peran
serta masyarakat dan kemitraan sekolah telah tercapai,
karena SMP Negeri 2 Boja telah melibatkan warga dan
masyarakat dalam mengelola pendidikan, namun perlu
peningkatan peran serta masyarakat tidak hanya dalam
pendanaan saja tetapi juga dalam kegiatan non
akademik.
4) Dukungan Pimpinan
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
tujuan pembelajaran Glickman dalam Dharma
(2008:10). Selain itu, supervisi akademik juga
merupakan upaya untuk membantu guru-guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, esensi supervisi
akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja
guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan
membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalismenya.
Meskipun demikian, supervisi akademik tidak
bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam
mengelola pembelajaran. Jika supervisi akademik
merupakan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu
kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.
-
83
Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian
estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari
serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila
sebelumnya dikatakan bahwa supervisi akademik
merupakan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya, maka dalam
pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan
penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan
aspek yang perlu dikembangkan dan cara
mengembangkannya.
Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas maka
nampaklah peranan penting dukungan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa
dukungan pimpinan sudah sesuai dengan
Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar
pengelolaan, bagian D, subbagian 7 tentang kepala
sekolah, poin d dan k mengenai pembuatan RKS dan
RKT untuk pelaksanaan peningkatan mutu dan
program serta pelaksanaan supervisi akademik untuk
meningkatkan kinerja sekolah.
b. Ketersediaan Sarana Prasarana
1) Ruang Belajar
Secara mendasar keadaan ruang belajar sebagai
salah satu bagian dari kelengkapan sarana dan
prasarana dipayungi oleh Permendiknas no. 19 tahun
2007 tentang standar pengelolaan, bagian B, subbagian
-
84
7 tentang bidang sarana, poin e. Jadwal belajar dimulai
dari hari Senin sampai Sabtu. Ruang belajar
mencukupi untuk menampung 24 rombongan belajar.
Sesuai dengan Permendiknas no. 24 tahun 2007,
bagian D tentang kelengkapan sarana dan prasarana,
kondisi ruang kelas digambarkan dalam kondisi cukup
nyaman hal ini disebabkan sirkulasi udara yang cukup
lancar. Ruang kelas memiliki fasilitas yang
memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk
membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke
luar ruangan karena di sebelah kanan dan kiri
terpasang jendela. Ruang kelas memiliki pintu yang
memadai agar peserta didik dapat dengan mudah
keluar masuk ruangan dan dapat dikunci dengan baik
saat tidak digunakan.
2) Perpustakaan
Dengan adanya fasilitas komputer, meja baca,
daya tampung 40 siswa, pencahayaan yang baik, dan
dengan rasio jumlah buku dengan jumlah siswa 1:1,
dapat dikatakan bahwa perpustakaan yang ada telah
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai
dengan Permendiknas no. 24 tahun 2007, bagian D
kelengkapan sarana dan prasarana poin 2, tentang
ruang perpustakaan.
3) Laboratorium
Ketersediaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 2
Boja telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)
sesuai dengan Permendiknas nomor 24 tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian D,
Subbagian 3 tentang Laboratorium, karena dapat
-
85
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus.
Ruang laboratorium IPA dapat menampung
minimum satu rombongan belajar. Ruang laboratorium
IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan
mengamati obyek percobaan. Tersedia sumber air
bersih dan saluran limbah tersendiri sehingga sisa
limbah dari praktikum tidak mencemari lingkungan.
4) Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta
didik. Media pembelajaran yang digunakan dapat
membantu komunikasi dalam pembelajaran.
Dengan keberadaan alat-alat praktek dan media
audio seperti seperangkat tape recorder dan media
visual seperti LCD maka bisa dikatakan media
pembelajaran yang ada di SMP Negeri 2 Boja sudah
memenuhi Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian D,
Subbagian 2 tentang Perpustakaan jenis Sumber
Belajar Lain, yaitu memiliki perangkat media
pembelajaran.
4.5.2 Evaluasi Masukan (Input)
Evaluasi masukan (input) ini akan mencakup dua
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/
-
86
hal yaitu karakteristik guru, dan administrasi
pembelajaran guru.
a. Karakteristik Guru
Tenaga pendidik adalah sumber daya manusia
yang harus selalu ditingkatkan kualitasnya dalam
dunia pendidikan. Adanya SDM yang berkualitas
tentunya akan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen telah diatur tentang kualifikasi yang
dimiliki oleh guru. Guru, setidaknya seseorang yang
harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan
memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan
pendidikan tempat bertugas, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain latar
belakang pendidikan dan pengalaman. Dari 31 guru
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja semuanya
berlatarbelakang pendidikan keguruan dan sudah
berpendidikan minimal strata-1 (S1), bahkan sudah
ada empat guru yang berpendidikan S2 sehingga bisa
dikatakan memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sesuai dengan tuntutan Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Pendidik dan Kompetensi Guru bahwa guru pada
pendidikan dasar dan menengah harus berpendidikan
sarjana atau diploma IV, dan memiliki keterampilan
yang disesuaikan dengan institusi pendidikan. Hal itu
sesuai dengan pendapat Imran (2010:23) yang
-
87
menyatakan bahwa guru adalah jabatan atau profesi
yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas
utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, menengah.
Karena guru sudah bersertifikat pendidik sesuai
dengan undang-undang guru maka guru memiliki
kompetensi pedagogik, sehingga guru harus mampu
merancang pembelajaran, mengimplementasikan
proses pembelajaran dan menilai proses dan hasil
pembelajaran, untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini
sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Acep Mulyadi
(2011) dengan judul Kontribusi Kompetensi Pedagogik
dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Guru yang
menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru
memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap
peningkatan kinerja guru pendidikan agama Islam di
SDN Kecamatan Bekasi Timur.
b. Administrasi Pembelajaran Guru
Kata administrasi secara harfiah dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,
melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan
di dalam mencapai tujuan (Purwanto, 2007:1).
Administrasi pembelajaran adalah suatu kegiatan atau
usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau
mengatur semua kegiatan pembelajaran di dalam
mencapai tujuan.
-
88
Dari hasil wawancara dan telaah dokumen,
administrasi pembelajaran guru bersertifikat pendidik
SMP Negeri 2 Boja telah melengkapi administrasi
pembelajaran dengan membuat program tahunan,
program semester, silabus, RPP, kalender pendidikan,
jadwal tatap muka, agenda mengajar, daftar nilai,
menentukan KKM, dan absensi siswa, sehingga telah
memenuhi standar Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses, Bagian II tentang
Perencanaan Pembelajaran dan hasilnya adalah baik.
Dengan membuat Administrasi Guru yang baik
menjadikan guru mampu mengontrol materi yang
disampaikan kepada siswa, berapa jam materi harus
disampaikan, berapa hari atau berhubungan dengan
materi mana yang akan disampaikan, itu merupakan
salah satu fungsi administrasi guru bagi tenaga
pendidik. Dengan adanya kontrol yang tepat dan sesuai
dengan yang direncanakan diharapkan proses
pembelajaran berjalan dengan lancar.
4.5.3 Evaluasi Proses (Process)
a. Perencanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang menggambarkan perosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang di tetapkan dalam Standar Isi
yang dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan PP 19
Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa, perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
-
89
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Berdasarkan PP diatas yang kemudian dipertegas
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) nomor 41 tahun 2007, Setiap guru
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun dan
dapat mengembangkan RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Untuk melaksanakan proses belajar mengajar
yang baik, guru harus membuat RPP sendiri, karena
dengan RPP yang dibuat sendiri guru dapat lebih awal
memikirkan cara terbaik dan termudah untuk
membangun kompetensi yang dipersyaratkan pada
siswa agar siswa mencapai kompetensi tersebut, dan
guru sedini mungkin memperkirakan efektifitas
pengelolaan kelas baik menyangkut waktu, penciptaan
suasana kelas, maupun upaya-upaya pencapaian
tujuan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menjadi syarat mutlak yang harus
selalu mendampingi guru ketika melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Guru berkewajiban menyusun
dan membuat RPP dengan baik, bukan sekedar
pemenuhan administrasi.
-
90
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan
Pengawas, serta penelusuran dokumen guru
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja, rencana
pembelajaran yang tertuang di RPP, setelah dilakukan
telaah diperoleh gambaran bahwa kesesuaian SK, KD,
Indikator, dan alokasi waktu sudah sangat baik.
Perumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulkan
penafsiran ganda serta mengandung perilaku dari hasil
belajar yang diharapkan. Pemilihan materi
pembelajaran yang dituangkan dalam bahan ajar sudah
baik. Materi yang digunakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Pengorganisasian materi telah dikemas
dengan baik, terlihat dari keruntutan sajian materi
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan alokasi
waktu. Sumber dan media pembelajaran juga
menunjukkan media dan sumber belajar yang relevan.
Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan
inti sudah baik. Masih ada beberapa guru, kurang rinci
dalam menjabarkan metode pembelajaran. Terkait
dengan kelengkapan instrumen evaluasi, masih ada
guru yang belum mendeskripsikan secara rinci.
Penulisan pertanyaan evaluasi kurang relevan dengan
tujuan pembelajaran. Masih ada juga guru yang hanya
menuliskan pertanyaan evaluasi, tetapi tidak dilengkapi
kunci jawaban dan pedoman penskorannya.
Dalam perencanaan pembelajaran guru
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja telah sesuai
dengan kriteria Permendiknas nomor 41 tahun 2007
tentang standar proses pada subbagian Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan prinsip-prinsip
penyusunan RPP.
-
91
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang
komplek, karena dalam pelaksanaan pembelajaran
senantiasa mengintegrasikan berbagai komponen dan
kegiatan, yaitu siswa dengan lingkungan belajar untuk
diperolehnya perubahan perilaku sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan. Mohammad Surya
(2005:8) menjelaskan “Pembelajaran adalah suatu
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dalam
paradigma baru bahwa belajar bukan hanya menghafal,
akan tetapi dengan pembelajaran harus mampu
merekonstruksikan pengetahuannya, proses
internalisasi dan memiliki kesiapan untuk
mengaktualisasikan pengalaman belajarnya dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam
suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran,
guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja
didapat hasil semuanya sudah melakukan kegiatan
pendahuluan yaitu menyiapkan peserta didik secara
fisik dan psikis, melakukan kegiatan apersepsi dan
motivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Dalam kegiatan apersepsi dan motivasi
perlu ditingkatkan agar dapat merangsang tumbuhnya
-
92
motivasi belajar aktif pada diri siswa, karena keaktifan
siswa dalam menjalani proses belajar mengajar
merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran.
Dalam menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai tidak hanya sekedar tujuan pembelajaran
saja, tetapi perlu dijelaskan juga kepada siswa untuk
apa materi itu harus dipelajari oleh siswa dan
keuntungan apa yang akan diperoleh siswa. Bila siswa
telah mengetahui tujuan, kegunaan, dan keuntungan
dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka
akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut
secara aktif dan kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung lebih efektif dan efisien.
Sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun
2007 menjelaskan bahwa kegiatan inti merupakan
proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pada eksplorasi sudah baik , karena media dan
sumber belajar yang digunakan untuk menyampaikan
pesan serta informasi dapat menstimulasi pikiran,
perhatian siswa. Hal ini sesuai dengan Hamalik
(2004:201) menyatakan bahwa sebenarnya alat bantu
pengajaran lebih banyak berguna membantu siswa
-
93
belajar ketimbang guru mengajar. Menggunakan media
pembelajaran yang sesuai, guru dapat menyampaikan
materi lebih mudah dan menarik, sehingga siswa
dengan senang hati mengikuti dan mampu menyerap
materi yang disampaikan. Interaksi guru dengan siswa
sudah cukup baik, keaktifan siswa juga sudah cukup
baik walaupun masih ada 2 guru yang belum
melibatkan keaktifan siswa. Fathurrohman dan
Sutikno (2007:70) menjabarkan bahwa pendekatan
humanistik memberikan kebebasan bagi pelaku
pembelajaran untuk menentukan pilihan dan
keyakinannya, karena pembelajaran ini menekankan
pada pengembangan kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Keaktifan siswa
memberikan gambaran bahwa guru memberikan
kebebasan kepada siswa untuk sebanyak-banyaknya
mengenali potensi yang dimiliki serta
mengembangkannya.
Elaborasi merupakan salah satu strategi untuk
membantu siswa memaksimalkan kreativitas
belajarnya. Dengan strategi elaborasi, siswa akan dapat
mengembangkan seluruh potensi kreativitasnya dalam
rangka menambah informasi yang penting terhadap
suatu konsep, mempercantik suatu produk atau
memperdalam dan memperluas suatu teori. Untuk
melatih siswa melakukan elaborasi guru dapat
meminta siswa mencari lebih banyak informasi tentang
bahan ajar yang diberikan di dalam kelas atau di
laboratorium. Penerapan strategi elaborasi di sekolah
tertuang dalam Standar Proses No. 41 Tahun 2007.
-
94
Bila strategi elaborasi ini diterapkan secara konsisten
dan berkesinambungan, diharapkan siswa akan dapat
mengembangkan potensi kreativitasnya secara
maksimal.
Dalam elaborasi, semua guru sudah melakukan
kegiatan membiasakan peserta didik untuk membaca
dan menulis, memfasilitasi peserta didik berdiskusi,
memberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah,
dan memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat namun 4 orang guru masih kurang dalam
memfasilitasi peserta didik untuk membuat laporan
baik lisan atau tertulis, memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat, dan menyajikan hasil kerja.
Konfirmasi adalah serangkaian kegiatan
pembelajaran yang memberi kesempatan bagi peserta
didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki
secara terus-menerus. Pada konfirmasi, semua guru
sudah memberikan penguatan dan hadiah berupa
pujian terhadap keberhasilan siswa, namun masih ada
6 guru yang tidak memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang aktif.
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan indak lanjut.
Pada kegiatan penutup guru telah melakukan dengan
baik, meskipun masih ada 2 guru yang tidak
merangkum pembelajaran karena kehabisan waktu.
Namun demikian 12 guru memberikan tugas tindak
lanjut. Wardani, (2004:26) menyatakan bahwa kegiatan
penutup pembelajaran yang baik adalah dimana guru
-
95
menyimpulkan dari keseluruhan kegiatan
pembelajaran, memberikan umpan balik terhadap
evaluasi yang dilakukan dan memberikan kegiatan
tindak lanjut yang mendukung terhadap pemahaman
materi yang telah diberikan.
c. Evaluasi Pembelajaran
Salah satu tugas dalam profesi guru adalah
melakukan penilaian terhadap setiap kegiatan yang
terselenggara dalam proses pembelajaran. Penilaian
merupakan tuntutan kemampuan yang bersifat intern
dalam profesi keguruan, yaitu kemampuan seorang
guru untuk mengukur dan menilai kemampuannya
dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta
didiknya.
Sesuai permendiknas nomor 20 tahun 2007
tentang penilaian, bahwa yang disebut ulangan adalah
proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam
proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan,
melakukan perbaikan pembelajaran, dan penentuan
keberhasilan belajar peserta didik. Sebagaimana
dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan
harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur
pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu
kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan tengah
-
96
semester (UTS) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik setelah melaksanakan 8 - 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh KD
pada periode tersebut. Sedangkan UAS adalah kegiatan
yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan KD pada semester tersebut.
Hasil evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja,
semua guru telah melaksanakan kegiatan ulangan
sesuai program sekolah, sehingga telah sesuai dengan
PP no. 19 tahun 2005, dan Permendiknas no 20
tahun 2007 tentang standar penilaian. Untuk
menghindari perilaku guru yang tidak
bertanggungjawab sekedar menulis angka-angka di
buku penilaian maka perlu diadakan supervisi
penilaian. Kegiatan supervisi penilaian yang dilakukan
difokuskan pada kegiatan untuk mengetahui seberapa
sering guru melaksanakan penilaian tehadap peserta
didik. Apakah ada kesesuaian jumlah melaksanakan
penilaian dengan prencanaan yang ada di program
semester. Dengan kegiatan penilaian akan
menghilangkan keraguan dari nilai yang diserahkan
guru.
Oleh karena itu, kepala sekolah diharapkan
menempatkan supervisi penilaian sebagai kegiatan
yang sama pentingnya dengan supervisi proses
pembelajaran di sekolah. Poin yang lain yang peroleh
-
97
dalam pelaksanaan supervisi penilaian yaitu adanya
sinergi guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan
kontrol mutu pendidikan di sekolah. Guru memahami
apa yang seharusnya dinilai kepada siswa. Apabila ada
guru yang tidak melaksanakan penilaian secara
maksimal diusahakan mendapat pembinaan secara
kontinyu.
4.5.4 Evaluasi Hasil (Product)
Berdasarkan hasil dan pembahasan, unsur-
unsur yang membentuk kinerja telah dilakukan oleh
guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja. Dalam
mengimplementasikan perencanaan pembelajaran
sudah sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun
2007 tentang standar proses bagian II subbagian B dan
C dan dilakukan dengan baik. Dalam melaksanakan
pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Permendiknas
nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses bagian III
subbagian B, poin 1, 2a, 2b, 2c, dan 3, serta telah
dilaksanakan dengan kualitas cukup. Dalam
mengimplementasikan evaluasi dalam pembelajaran
telah sesuai dengan Permendiknas nomor 20
tahun 2007 tentang standar penilaian dan telah
dilakukan dengan kualitas cukup.
Hasil wawancara dan penelusuran dokumen
terhadap pencapaian rata-rata nilai ujian tahun
pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014, ada enam mata
pelajaran mengalami peningkatan namun juga ada
enam mata pelajaran mengalami penurunan. Kondisi
-
98
ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran yang
dilaksanakan, belum secara keseluruhan
mengantarkan siswa untuk menguasai dengan baik
tujuan-tujuan pembelajaran yang membentuk SK-KD
yang pada akhirnya mempengaruhi pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ditentukan.
Dari sini juga dapat dinilai bahwa kinerja guru
bersertifikat pendidik SMP Negeri 2 Boja dalam kualitas
cukup, terbukti dengan adanya peningkatan dan
penurunan nilai rata-rata siswa. Dengan demikian para
guru perlu meningkatkan kinerja lebih keras lagi agar
mencapai kategori baik atau sangat baik.