BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...disetiap ruang kelas adalah kursi dan meja peserta didik sesuai dengan...

46
53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Sekolah SMP Negeri 2 Boja berdiri sejak 1 Juli 1986, menempati lahan seluas 11.450 m2 yang berlokasi di jalan raya Tampingan-Boja Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. SMP Negeri 2 Boja mempunyai lahan yang cukup strategis untuk mengembangkan diri, terbukti pemerintah telah menetapkan SMP 2 Boja sebagai salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) berdasarkan surat Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas No. 968/03/KU/2009. Sejak tahun 2010 SMP Negeri 2 Boja terakreditasi A. Adapun Tenaga pendidik di SMP Negeri 2 Boja sebanyak 41 orang, yang bersertifikat pendidik ada 31 orang dan tenaga kependidikan ( karyawan ) sebanyak 13 orang. Sedangkan jumlah siswa sebanyak 746 siswa dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 24 kelas dengan rincian kelas VII sebanyak 8 rombel, kelas VIII sebanyak 8 rombel dan kelas IX sebanyak 8 rombel. Visi SMP Negeri 2 Boja adalah Luhur Budi Pekerti Unggul Dalam Prestasi. Adapun misi SMP Negeri 2 Boja adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan pengembangan prestasi akademik dan non akademik; 2. Mewujudkan pengembangan inovasi model pembelajaran; 3. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran;

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...disetiap ruang kelas adalah kursi dan meja peserta didik sesuai dengan...

  • 53

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Sekolah

    SMP Negeri 2 Boja berdiri sejak 1 Juli 1986,

    menempati lahan seluas 11.450 m2 yang berlokasi di

    jalan raya Tampingan-Boja Kecamatan Boja, Kabupaten

    Kendal. SMP Negeri 2 Boja mempunyai lahan yang

    cukup strategis untuk mengembangkan diri, terbukti

    pemerintah telah menetapkan SMP 2 Boja sebagai

    salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) berdasarkan

    surat Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan

    Menengah Depdiknas No. 968/03/KU/2009. Sejak

    tahun 2010 SMP Negeri 2 Boja terakreditasi A. Adapun

    Tenaga pendidik di SMP Negeri 2 Boja sebanyak 41

    orang, yang bersertifikat pendidik ada 31 orang dan

    tenaga kependidikan ( karyawan ) sebanyak 13 orang.

    Sedangkan jumlah siswa sebanyak 746 siswa dengan

    jumlah rombongan belajar sebanyak 24 kelas dengan

    rincian kelas VII sebanyak 8 rombel, kelas VIII

    sebanyak 8 rombel dan kelas IX sebanyak 8 rombel.

    Visi SMP Negeri 2 Boja adalah Luhur Budi Pekerti

    Unggul Dalam Prestasi. Adapun misi SMP Negeri 2 Boja

    adalah sebagai berikut :

    1. Mewujudkan pengembangan prestasi akademik

    dan non akademik;

    2. Mewujudkan pengembangan inovasi model

    pembelajaran;

    3. Melaksanakan pengembangan proses

    pembelajaran;

  • 54

    4. Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik

    dan kependidikan yang kompeten dan

    profesional;

    5. Mewujudkan kelembagaan dan manajemen

    sekolah yang handal;

    6. Mewujudkan program penggalian pembiayaan

    sekolah yang memadai;

    7. Mewujudkan sistem penilaian yang akurat dan

    adil;

    8. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif,

    bersih, indah, nyaman, rindang dan asri;

    9. Melaksanakan budaya sekolah untuk

    membentuk kepribadian dan karakter building.

    4.2 Informan

    Informan dalam penelitian ini, penulis tentukan

    dengan metode purposive sampling. Purposive sampling

    adalah teknik pengambilan sampel dengan

    pertimbangan tertentu. Dengan menggunakan

    purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang

    diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang

    dilakukan dan mampu menjelaskan keadaan

    sebenarnya tentang obyek yang diteliti. Kriteria

    informan yang penulis pilih adalah kepala sekolah, 12

    guru bersertifikat pendidik dari 12 mata pelajaran, dan

    6 siswa yang terdiri dari 2 siswa setiap tingkat.

  • 55

    4.3 Pelaksanaan Penelitian

    Dalam penelitian ini dilaksanakan tahap-tahap

    sebagai berikut:

    4.3.1 Persiapan

    Persiapan teknis dan administrasi ini ditempuh

    dengan telah disetujuinya desain penelitian, dengan

    judul Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik di

    SMP Negeri 2 Boja. Penulis melakukan persiapan

    dengan melakukan penjajagan ke SMP Negeri 2 Boja

    untuk memperoleh gambaran tentang kondisi sekolah

    dan guru bersertifikat pendidik. Langkah berikutnya,

    penulis mengurus surat ijin penelitian, hingga

    dikeluarkan ijin penelitian No. 323/PPs-

    MMP/IP/XII/2014 tanggal 03 Desember 2014 yang

    ditandatangani Ketua Program Studi Program

    Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW

    Salatiga.

    4.3.2 Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan

    Januari sampai dengan Pebruari 2015. Pendekatan

    yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

    deskriftif, yaitu mendeskripsikan kinerja guru

    bersertifikat pendidik, khususnya pada proses

    pembelajaran, yaitu perencanaan pembelajaran,

    pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil

    pembelajaran. Pengumpulan data secara kronologis

    dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada

    Kepala Sekolah, Guru, Pengawas, dan Siswa dengan

    membuat catatan lapangan dan transkip hasil

  • 56

    wawancara. Setelah wawancara penulis melakukan

    observasi terhadap kondisi lingkungan, ketersediaan

    sarana prasarana, dan pelaksanaan pembelajaran

    sebagai langkah pengecekan silang kemudian memilah

    dan merangkum data sesuai rumusan tujuan

    penelitian.

    4.3.3 Analisa Data

    Analisis data dilaksanakan setelah pengumpulan

    data selesai, yaitu pada bulan Maret 2015 minggu I dan

    II. Dalam analisa data, penulis menentukan teknik

    analisis data yang tepat sesuai desain penelitian yang

    meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan

    kesimpulan. Untuk mengembangkan sajian data

    dengan menggunakan analisis lanjut, kemudian

    dibandingkan dengan hasil temuan-temuan

    dilapangan. Setelah direduksi, data yang diperoleh

    sesuai dengan kebutuhan penelitian, selanjutnya

    dilakukan proses verifikasi dan pengayaan dengan

    mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing. Dari

    hasil analisa data, penulis kemudian membuat

    simpulan akhir yang sesuai dengan hasil observasi di

    lapangan.

    4.3.4 Penyusunan Laporan

    Tahap terakhir dalam penelitian adalah

    penyusunan laporan. Penyusunan laporan

    dilaksanakan pada Bulan Maret 2015 Minggu III dan

    IV. Dalam penyusunan laporan diawali dengan

    penyusunan laporan awal. Dari laporan awal kemudian

    diadakan peninjauan kembali laporan awal yang telah

  • 57

    disusun dan mengkonsultasikan dengan dosen

    pembimbing. Dari hasil konsultasi kemudian dilakukan

    perbaikan-perbaikan sesuai dengan hasil diskusi

    dengan dosen pembimbing, selanjutnya dilakukan

    penyusunan laporan akhir.

    4.4 Deskripsi Hasil Penelitian

    Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian

    dari aspek konteks, masukan, proses, dan hasil dari

    kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2

    Boja.

    4.4.1 Komponen Konteks (Context)

    Komponen konteks ini meliputi dua hal yaitu

    kondisi lingkungan sekolah, dan ketersediaan sarana

    prasarana.

    a. Kondisi Lingkungan Sekolah

    1) Visi dan Misi Sekolah

    Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah SMP

    Negeri 2 Boja mengatakan bahwa dalam penyusunan

    visi dan misi sekolah dirumuskan berdasarkan

    masukan dari warga sekolah, diputuskan melalui rapat

    dewan guru beserta komite sekolah dan

    disosialisasikan kepada segenap warga sekolah.

    Seperti yang dikatakan oleh Kepala Sekolah

    sebagai berikut:

    KS : ...visi dan misi di sekolah kami dirumuskan dari hasil masukan segenap warga sekolah dan juga masukan dari komite sekolah, lalu kami putuskan dalam rapat dengan dewan guru dan komite sekolah, setelah diputuskan lalu kami sosialisasikan ke segenap warga sekolah.

  • 58

    Pernyataan itu juga didukung oleh Guru SMP

    Negeri 2 Boja meskipun juga diungkapkan bahwa

    belum semua warga sekolah hafal akan visi dan misi

    sekolah.

    G1 : ...meskipun sudah disosialisasikan baik itu pada saat rapat-rapat, upacara bendera dan juga sudah ditulis di Hall, namun belum semua

    warga sekolah hafal akan visi dan misi sekolah, sehingga visi dan misi sekolah kami belum sepenuhnya memberikan inspirasi dan motivasi untuk melaksanakannya.

    Dalam penelusuran dokumen ditemukan dalam

    Rencana Kerja Sekolah (RKS) baik dalam Rencana Kerja

    Jangka Menengah (RKJM) maupun Rencana Kerja

    Tahunan (RKT) ditemukan adanya visi dan misi

    sekolah.

    2) Budaya Sekolah

    Dalam mengembangkan budaya pada proses

    pembelajaran guru-guru di SMP Negeri 2 Boja

    mengembangkannya dengan memberi salam ketika

    membuka dan menutup pelajaran serta memulai dan

    mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a

    memberikan contoh yang baik kepada siswa dengan

    bersikap sopan, ramah, dan peduli kepada para siswa

    serta memotivasi mereka agar menumbuhkan sikap

    tersebut kepada sesama, hal ini sesuai dengan dengan

    pernyataan salah seorang guru yaitu :

    G :Pengembangan budaya sekolah dalam proses pembelajaran didalam kelas dilakukan dengan cara membudayakan salam ketika membuka dan menutup pelajaran serta memulai dan mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a.

  • 59

    Dari pemaparan data diatas menunjukan bahwa

    guru ketika berada didalam kelas tentunya berfungsi

    sebagai orang yang dapat membantu peserta didik

    dalam memahami pembelajaran. Untuk memenuhi

    tugas tersebut guru tidak saja harus dapat

    menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan

    harmonis, tetapi seorang guru juga perlu

    mengembangkan budaya sekolah seperti membiasakan

    memberi salam serta berdoa ketika akan memulai dan

    mengakhiri pembelajaran di kelas sehingga dapat

    menciptakan pembelajaran yang berkesan bagi peserta

    didik yang bertujuan untuk menjadikan pembelajaran

    yang dapat merangsang minat mereka.

    Dalam mengembangkan budaya sekolah melalui

    kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, SMP Negeri 2

    Boja dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai

    kedisiplin, tanggungjawab, kemandirian, kebersamaan,

    kepemimpinan, serta rasa cinta terhadap alam kepada

    para siswa. Hal ini diungkapkan salah satu guru dalam

    wawancara bersamanya yaitu :

    G : Pengembangan budaya sekolah melalui kegiatan

    kepramukaan disekolah, kami lakukan dengan

    menanamkan nilai-nilai kedisiplin,

    tanggungjawab, kemandirian, kebersamaan,

    kepemimpinan, serta rasa cinta terhadap alam.

    Dari pemaparan data diatas menunjukan bahwa

    gerakan pramuka merupakan wadah pembinaan para

    generasi dengan menggunakan prinsip dasar

    kepramukaan. Metode kepramukaan ikut serta secara

    aktif mendidik para siswa agar dapat menjadi kader

    bangsa yang bertanggungjawab atas tercapainya

  • 60

    perjuangan tujuan pembangunan nasional.

    SMP Negeri 2 Boja dalam memperkuat nilai-nilai

    melalui simbol-simbol dengan menanamkan kebiasaan

    baik kepada siswa ketika berada dilingkungan sekolah.

    Hal ini sesuai pernyataan kepala sekolah melalui

    wawancara yaitu :

    KS : Sekolah membuat simbol-simbol budaya sekolah

    berbentuk tulisan atau gambar yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan baik seperti memberi salam, membuang sampah pada tempatya, mencuci tangan, dll. kepada siswa apabila mereka berada dilingkungan sekolah, sehingga mereka dapat membaca simbol-simbol tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat memperkuat nilai-nilai yang ingin dikembangkan sekolah.

    Dari pemaparan data diatas menunjukan bahwa

    simbol-simbol sangat berguna dalam menggantikan

    guru ketika mereka sedang berada diluar kelas

    memberikan suatu pengingat kepada siswa agar

    mereka selalu ingat dengan aturan aturan yang ada

    disuatu sekolah.

    Hasil penelusuran dokumen sekolah menyusun

    tata tertib sekolah yang terdiri dari tata tertib pendidik,

    tata tertib tenaga kependidikan, dan tata tertib peserta

    didik. Dalam setiap tata tertib berisi petunjuk,

    peringatan, larangan, dan sangsi bagi yang melanggar.

    3) Peran Serta Masyarakat

    Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah,

    mengatakan bahwa untuk mencapai visi dan misi

    sekolah, SMP Negeri 2 Boja melibatkan orang tua siswa

    melalui Komite Sekolah dalam pengelolaan pendidikan

  • 61

    khususnya dalam pendanaan kegiatan sekolah, karena

    dengan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tidak

    bisa mencukupi semua kegiatan sekolah. Seperti yang

    dikatakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

    KS : ...untuk mencapai visi dan misi sekolah kami melibatkan orang tua siswa melalui komite sekolah dalam pengelolaan pendidikan,

    khususnya dalam pendanaan sekolah, karena kalau hanya mengandalkan dana BOS jelas kurang, sehingga kami meminta sumbangan secara sukarela kepada orangtua siswa untuk menutup kekurangan dana BOS.

    Pernyataan itu juga didukung oleh salah satu

    guru SMP Negeri 2 Boja meskipun sudah ada dana BOS

    dari Pemerintah Pusat yang besarnya Rp. 710.000 per

    siswa per tahun dan bantuan dari pemerintah Propinsi

    Jawa Tengah untuk operasional sekolah yang besarnya

    Rp. 50,000 per siswa per tahun ternyata belum

    mencukupi untuk semua kebutuhan di SMP Negeri 2

    Boja, sehingga agar semua kegiatan yang sudah

    direncanakan dapat dilaksanakan perlu adanya

    bantuan pendanaan dari orang tua siswa melalui

    komite sekolah. Pendanaan dari komite sekolah berupa

    sumbangan secara sukarela dari orang tua siswa yang

    disampaikan pada saat rapat pleno komite sekolah awal

    tahun pelajaran.

    G : ... semua kegiatan yang sudah direncanakan ternyata tidak semuanya tercukupi dari dana BOS yang besarnya Rp. 710.000 dan bantuan dari Propinsi yang besarnya Rp. 50,000 per siswa per tahun, sehingga perlu adanya bantuan pendanaan dari orang tua siswa melalui komite sekolah yang berupa sumbangan secara sukarela yang disampaikan pada saat rapat pleno komite sekolah.

  • 62

    Dalam penelusuran dokumen ditemukan

    dokumen rapat pleno komite sekolah pada tahun

    pelajaran 2014/2015 yang berupa undangan, daftar

    hadir, dan notula rapat serta ada daftar sumbangan

    sukarela dari orang tua siswa kelas 7, kelas 8, dan

    kelas 9.

    4) Dukungan Pimpinan

    Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP

    Negeri 2 Boja dikatakan bahwa kepala sekolah

    menyusun program supervisi akademik dan

    melaksanakan supervisi akademik kepada guru dalam

    pembelajaran. Dalam pelaksanaan supervisi Kepala

    Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah dan Kepala

    Urusan Kurikulum. Supervisi dilaksanakan untuk tiap

    semester. Dari hasil pelaksanaan supervisi, akan

    diketahui kemampuan guru dalam merencanakan

    pembelajaran yaitu dalam penyusunan RPP,

    melaksanakan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan

    pembukaan, inti dan penutup. Seperti yang dikatakan

    oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

    KS : ...setiap semester kami selalu menyusun program supervisi akademik, yaitu untuk memonitoring kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan pembelajaran dengan menyusun RPP, melaksanakan pembelajaran di kelas dan penilaian hasil pembelajaran, memang dalam pelaksanaannya kami dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah dan Kaur Kurikulum.

    Pernyataan itu juga didukung oleh salah satu

    guru SMP Negeri 2 Boja meskipun juga diungkapkan

  • 63

    bahwa setelah pelaksanaan supervisi akademik belum

    ada tindak lanjut.

    G : ...memang setiap semester selalu diadakan supervisi akademik kepada semua guru dan setelah pelaksanaan supervisi selalu diadakan pemberian saran dan masukan dari supervisor tentang hasil supervisi kepada guru yang bersangkutan, namun setelah itu tidak ada tindak lanjut dengan monitoring pembelajaran setelah guru mendapatkan saran dan masukan.

    Dalam penelusuran dokumen ditemukan

    Program Supervisi Akademik yang disusun oleh Kepala

    Sekolah, Hasil Supervisi Akademik dan Program Tindak

    Lanjut Supervisi Akademik.

    b. Ketersediaan Sarana Prasarana

    1) Ruang Belajar

    Ruang belajar yang dimiliki SMP Negeri 2 Boja

    sebanyak 24 ruang kelas. Luas ruang kelas rata-rata

    adalah 63 m2 dengan ukuran 7m x 9m. Kapasitas tiap

    ruang kelas bervariasi antara 28 sampai dengan 32

    siswa per kelas, jadi rasio per siswa kurang lebih 2 m2.

    Untuk pencahayaan cukup terang karena ada jendela

    di samping kanan dan kiri setiap ruang. Hasil observasi

    dan penelusuran dokumen diketahui fasilitas yang ada

    disetiap ruang kelas adalah kursi dan meja peserta

    didik sesuai dengan jumlah siswa, meja dan kursi guru

    satu set, papan tulis yang terbuat dari whiteboard dan

    papan absen siswa. Semua ruang kelas yang

    dipergunakan untuk belajar siswa dari atap, dinding

    dan lantai dalam kondisi baik.

  • 64

    2) Perpustakaan

    Secara umum kondisi perpustakaan SMP Negeri

    2 Boja adalah baik. Fasilitas yang terdapat di

    perpustakaan adalah satu unit komputer yang

    berfungsi dengan baik, meja baca berjumlah 20 buah

    untuk kapasitas 40 orang pembaca dalam kondisi baik.

    Pencahayaan di ruang baca baik. Hasil penulusuran

    dokumen diperpustakaan diketahui rincian koleksi

    buku sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Rekapitulasi Koleksi Buku Perpustakaan SMP Negeri 2 Boja Tahun Pelajaran 2014/2015

    No Mata Pelajaran Buku

    Pegangan Guru Teks Siswa

    Jumlah

    Judul

    Jumlah

    Eks.

    Jumlah

    Judul

    Jumlah

    Eks.

    1 Pendidikan

    Agama

    5 10 3 780

    2 P Kn 6 12 3 780

    3 Matematika 6 24 3 780

    4 I P A 9 18 3 780

    5 I P S 9 36 3 780

    6 Bahasa

    Indonesia

    6 24 3 780

    7 Bahasa Inggris 5 20 3 780

    8 T I K 4 8 3 360

    9 Penjasorkes 3 9 3 360

    10 Seni Budaya 6 12 4 1040

    11 Bahasa Jawa 5 10 3 780

    12 Ketrampilan 6 12 4 1040

  • 65

    Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa

    jumlah buku sudah memenuhi perbandingan ideal

    dengan jumlah siswa. Jumlah siswa SMP Negeri 2 Boja

    adalah 746, menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun

    2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian

    D, Subbagian 2 tentang kelengkapan sarana dan

    prasarana poin 2, 3, 4, 5, 6, 7, jumlah buku tersebut

    memenuhi rasio ideal 1:1.

    Aktivitas pelayanan perpustakaan dikelola oleh

    Kepala Perpustakaan yang sudah bersertifikat dan dua

    orang pustakawan yang mengatur sirkulasi

    peminjaman buku. Perpustakaan buka setiap hari

    sesuai dengan jam pembelajaran siswa. Jadwal buka

    mulai pukul 07.00 dan tutup mengikuti pembelajaran

    adalah pukul 14.00. Penyimpanan buku

    dikelompokkan berdasarkan jenis buku dan tema

    buku, hal ini dilakukan untuk mempermudah petugas

    dalam memberikan layanan kepada pengguna. Lama

    peminjaman untuk siswa adalah enam hari untuk dua

    buah buku pinjaman dan dapat diperpanjang, dan

    untuk guru maksimal empat buku dalam semester.

    3) Laboratorium

    Laboratorium IPA SMP Negeri 2 Boja berukuran 8

    m x 9 m, pada ruang Laboratorium IPA selain

    digunakan sebagai ruang praktikum, juga merangkap

    sebagai ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Dari

    segi pencahayaan, laboratorium memiliki jumlah lampu

    yang cukup banyak, hal ini dapat menunjang

    pelaksanaan praktikum. Laboratorium telah memiliki

    saluran limbah tersendiri sehingga sisa limbah dari

  • 66

    praktikum tidak mencemari lingkungan. Terdapat

    kotak P3K dan tabung pemadam kebakaran serta

    terdapat tralis pada setiap jendela sehingga keamanan

    pada laboratorium dapat terjaga.

    Pengelolaan Laboratorium IPA SMP Negeri 2 Boja

    dilakukan oleh seorang laboran yang bertugas untuk

    mengatur, memelihara, mengadakan / membeli alat

    dan bahan, menjaga disiplin laboratorium serta

    menjaga keselamatan laboratorium,

    mengadministrasikan alat dan bahan. Pada

    Laboratorium IPA terdapat tata tertib yang memuat

    larangan, anjuran dan petunjuk. Terdapat pula daftar

    inventaris alat praktikum.

    Kebersihan pada laboratorium ini kurang, hal ini

    terbukti dari adanya debu – debu pada lemari kaca dan

    meja demonstrasi dan pada meja permanen yang

    terpasang menyatu dengan washtafel terdapat banyak

    debu serta washtafel terlihat tidak terawat. Secara fisik

    bangunan laboratorium komputer ini relatif baru,

    dengan luas bangunan berkisar 72 m2. Pencahayaan

    ruangan ini baik, karena terletak di area yang cukup

    terbuka. Sirkulasi udara sangat baik karena terdapat

    fasilitas 2 unit AC. Fasilitas pembelajaran yang

    terdapat di ruang laboratorium ini adalah 33 unit

    komputer dan internet, 32 unit untuk pembelajaran

    siswa dan 1 unit untuk operator. Pemanfaatan

    laboratorium ini sangat maksimal sesuai dengan jadwal

    pembelajaran TIK.

  • 67

    4) Media Pembelajaran

    Hasil observasi dan penelusuran dokumen

    diketahui alat pembelajaran atau media pembelajaran

    yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Boja berupa alat-alat

    praktek untuk mata pelajaran penjasorkes, seni musik

    dan ketrampilan. Sedangkan untuk media

    pembelajaran yang dimiliki adalah Tape Recorder,

    Komputer, dan Laser Cristal Display (LCD) yang

    semuanya dalam kondisi baik. Media pembelajaran

    tidak permanen berada di setiap ruang kelas mengingat

    ruang kelas yang tidak representatif dalam hal

    keamanan.

    4.4.2 Komponen Masukan (Input)

    Dalam komponen masukan (input) ini akan

    mencakup dua hal yaitu karakteristik guru, dan

    administrasi pembelajaran guru.

    a. Karakteristik Guru

    Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, guru

    di SMP N 2 Boja berjumlah 41 orang. Terdiri dari guru

    yang bersertifikat pendidik sebanyak 31 orang, dan 10

    orang guru belum bersertifikat pendidik.

    Guru sebagai pelaksana kurikulum memegang

    peranan penting, karena tanpa guru tidak akan terjadi

    pembelajaran. Dari hasil penelusuran dokumen 31

    orang guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja

    diperoleh data bahwa empat guru berpendidikan strata-

    2 (S2) dan 27 guru berpendidikan strata-1 (S1) (4 guru

    sedang kuliah S2).

  • 68

    Pencapaian visi dan misi SMP Negeri 2 Boja

    tidaklah mudah, sehingga dalam penyelenggaraan

    pendidikan diperlukan tenaga pengajar yang memiliki

    latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata

    pelajaran yang diampu. Hasil penelitian terhadap

    kesesuaian antara latar belakang pendidikan dengan

    mata pelajaran yang diampu oleh guru pada semester I

    tahun pelajaran 2014/2015 masih ditemui adanya

    ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru

    dengan mata pelajaran yang diampu. Dari 31 guru yang

    bersertifikat pendidik ada satu guru bersertifikat

    pendidik yang mismatch, mata pelajaran dalam

    sertifikat tidak sesuai dengan ijasah S1, yaitu guru

    berijasah S1 BK mengajar Ketrampilan namun saat ini

    telah mengikuti sertifikasi kedua dengan PLPG sesuai

    dengan ijasahnya.

    Berdasarkan pemeriksaan dokumen, usia guru

    SMP Negeri 2 Boja cukup bervariasi. Ini terlihat dari

    tahun kelahiran, dimana yang tertua lahir pada tahun

    1957, dan akan pensiun pada 07 Oktober 2017, artinya

    masa bakti guru tersebut tinggal 2 tahun 10 bulan lagi,

    sedangkan yang termuda lahir pada tahun 1978

    dengan masa bakti yang sudah 7 tahun. Perbedaan

    usia dan masa pengabdian memberikan pengaruh

    terhadap kinerja guru dalam melaksanakan

    pembelajaran. Adapun sebaran dari usia guru

    bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja tahun

    pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut:

  • 69

    Tabel 4.2 Usia dan Masa Bakti Guru Bersertifikat Pendidik SMP Negeri 2 Boja Tahun Pelajaran 2014/2015

    No Usia Masa Bakti

    Rentang

    (Tahun)

    Jumlah Rentang

    (Tahun)

    Jumlah

    1 25 - 30 - ≤ 05 1

    2 31 - 35 - 06 - 10 8

    3 36 - 40 2 11 - 15 3

    4 41 - 45 11 16 - 20 7

    5 46 - 50 12 21 - 25 2

    6 51 - 55 5 26 - 30 9

    7 56 - 60 1 ≥ 31 1

    Pengalaman mengajar guru dalam penelitian ini

    dilihat dari lamanya guru mengajar. Berdasarkan

    penelusuran dokumen dan tabel usia dan masa bakti

    guru bersertifikat pendidik SMP N 2 Boja tahun

    pelajaran 2014/2015 diatas, dari sejumlah 31 guru

    bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja ada satu

    guru yang lebih dari 30 tahun mengajar, sebanyak 11

    guru sudah lebih dari 20 tahun, sebanyak 10 guru

    sudah lebih dari 10 tahun dan sembilan guru dengan

    pengalaman mengajar kurang dari 10 tahun.

    b. Administrasi Pembelajaran Guru

    Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah

    dikatakan bahwa semua guru telah membuat

  • 70

    administrasi pembelajaran sesuai dengan tuntutan

    tugas dari seorang guru, meskipun dalam penyusunan

    administrasi masih ada beberapa guru yang melakukan

    tugas tersebut hanya untuk pemenuhan administrasi.

    Sedangkan hasil wawancara dengan Pengawas

    dikatakan bahwa secara administrasi terpenuhi,

    namun masih ada guru yang hanya mengcopy seperti

    tahun sebelumnya terutama untuk silabus belum ada

    pengembangan hasil karya guru sendiri.

    Hasil penelusuran dokumen, dari 12 guru

    bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja, semuanya

    sudah menyusun administrasi pembelajaran dengan

    memenuhi sepuluh unsur penilaian administrasi

    pembelajaran. Dari hasil penelusuran terdapat delapan

    guru yang mempunyai administrasi pembelajaran

    sangat baik, dan empat guru mempunyai administrasi

    pembelajaran dengan kualitas baik. Masih terdapat

    indikator yang belum baik yaitu, pada agenda

    mengajar, daftar nilai, penentuan KKM, dan absensi

    siswa. Secara keseluruhan telaah dokumen tentang

    administrasi pembelajaran guru bersertifikat pendidik

    di SMP Negeri 2 Boja hasilnya adalah baik. Hasil telaah

    dokumen dapat dilihat pada lampiran.

    4.4.3 Komponen Proses (Process)

    Komponen proses pada penelitian ini adalah

    menggambarkan kinerja guru dalam

    mengimplementasikan pembelajaran yang meliputi,

    perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

    dan evaluasi dalam pembelajaran. Hasil yang diperoleh

    dari pengamatan aspek proses, selanjutnya

  • 71

    dibandingkan dengan kriteria yang digunakan dalam

    evaluasi proses.

    a. Perencanaan Pembelajaran

    Kegiatan-kegiatan dari perencanaan

    pembelajaran yang dilakukan oleh para guru

    bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja tampak

    dalam perangkat pembelajaran yang meliputi, program

    tahunan berdasarkan kalender pendidikan, program

    semester yang dituangkan dalam jadwal pembelajaran,

    silabus mata pelajaran dan RPP yang dilengkapi dengan

    instrumen penilaian, bahan ajar dan instrumen

    evaluasi yang dituangkan dalam kisi-kisi.

    Unsur-unsur yang menjadi penilaian

    perencanaan pembelajaran adalah: 1) Kesesuaian SK,

    KD, Indikator, dan alokasi waktu; 2) Tujuan

    pembelajaran; 3) Pengembangan materi dan bahan ajar;

    4) Metode pembelajaran; 5) Langkah-langkah

    pembelajaran; 6) sumber belajar; 7) penilaian hasil

    belajar.

    Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah,

    dikatakan bahwa dalam perencanaan pembelajaran

    guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja semua

    telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

    meskipun masih ada guru yang hanya copy paste RPP

    tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hasil

    wawancara dengan Pengawas SMP Negeri 2 Boja yang

    menyatakan bahwa RPP itu merupakan kewajiban bagi

    seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran.

    Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja,

  • 72

    masih ada yang menyusun RPP dengan mengcopy RPP

    tahun sebelumnya hanya diganti tanggal dan tahun

    saja. RPP boleh mengcopy, namun seharusnya ditelaah

    atau diperbaiki setiap saat untuk menjaga

    relevansinya, sehingga RPP tetap relevan dan bias

    digunakan sesuai kondisinya.

    Hasil penelusuran dokumen, dari 12 RPP guru

    bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja, semuanya

    sudah menyusun perencanaan pembelajaran dengan

    memenuhi ketujuh unsur penilaian perencanaan

    pembelajaran. Dari hasil penelusuran terdapat tujuh

    guru yang mempunyai RPP dengan kualitas sangat

    baik, dua guru mempunyai RPP dengan kualitas baik,

    dan tiga guru dalam pembuatan RPP dengan kualitas

    cukup. Masih terdapat indikator yang belum

    direncanakan dengan sangat baik oleh beberapa guru,

    yaitu pada pengembangan materi dan bahan ajar,

    metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,

    sumber pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

    b. Pelaksanaan Pembelajaran

    Pada garis besarnya setiap kegiatan pembelajaran

    melewati tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan

    pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

    Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dikatakan

    bahwa dari hasil pengamatan proses pembelajaran

    semua guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan

    dengan baik. Pada kegiatan inti sudah Nampak adanya

    kegiatan Ekplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi selama

    proses pembelajaran, namun masih ada yang kurang,

    yaitu pada elaborasi. Pada kegiatan penutup pada

  • 73

    dasarnya sudah dilakukan, namun karena manajemen

    waktu yang tidak diperhatikan terkadang hanya

    ditutup karena sudah kehabisan waktu.

    Hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah

    dikatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran

    guru bersertifikat pendidik SMP Negeri 2 Boja ternyata

    masih ada yang kurang dalam kegiatan inti

    pembelajaran, baikitu pada penguasaan materi, metode

    tidak sesuai dengan RPP, dan kurang menguasai proses

    eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Guru bersertifikat

    pendidik adalah guru professional mestinya hal ini

    tidak boleh terjadi.

    Dari observasi pelaksanaan pembelajaran guru

    bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja didapatkan

    hasil lima guru melaksanakan pembelajaran dengan

    baik, dan empat guru melaksanakan pembelajaran

    dengan kualitas cukup, dan masih ada tiga guru yang

    melaksanakan pembelajaran dengan kualitas kurang.

    Dalam kegiatan pendahuluan dari hasil observasi

    yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil yaitu,

    semua guru sudah membuka pembelajaran dengan

    salam dan doa bersama, lalu melakukan apersepsi dan

    motivasi. Dalam menjelaskan tujuan pembelajaran

    yang akan dicapai masih ada guru yang hanya

    menyampaikan secara lisan tidak ditulis dipapan tulis.

    Pada kegiatan inti, dalam eksplorasi belum

    semua guru menggunakan media dan sumber belajar

    serta metode yang tepat sesuai dengan RPP. Guru

    sudah memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa

    dengan guru, namun masih ada guru yang kurang

  • 74

    melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan

    pembelajaran.

    Dalam elaborasi, belum semua guru melakukan

    kegiatan dengan membiasakan peserta didik untuk

    membaca dan menulis. Masih ada guru yang kurang

    memberikan kesempatan untuk berpikir kepada siswa

    menyelesaikan masalah, memfasilitasi peserta didik

    dalam pembelajaran yang kooperatif dan kolaboratif,

    dan memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara

    sehat.

    Pada konfirmasi, semua guru sudah memberikan

    penguatan dan hadiah berupa pujian terhadap

    keberhasilan siswa, dan memberikan motivasi kepada

    peserta didik yang belum berpartisipasi aktif. Dalam

    kegiatan penutup masih ada guru yang tidak membuat

    rangkuman pelajaran karena kehabisan waktu. Masih

    ada guru dalam menutup pembelajaran tidak

    memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan

    dirumah.

    c. Evaluasi Pembelajaran

    Evaluasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran

    setidaknya ada lima tahap evaluasi, yaitu: 1) Ulangan

    Harian (UH); 2) Ulangan Tengah Semester (UTS); 3)

    Ulangan Akhir Semester (UAS); 4) Ulangan Kenaikan

    Kelas (UKK); 5) Ujian Sekolah dan Ujian Nasional (US

    dan UN).

    Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah

    dikatakan bahwa semua guru baik yang sudah

    bersertifikat pendidik maupun belum, semua telah

    melaksanakan evaluasi khususnya ulangan harian,

  • 75

    sementara untuk UTS, UAS, dan UKK diselenggarakan

    secara bersama-sama dan biasanya soal dibuat oleh

    MGMP sehingga secara otomatis guru pasti

    mengadakan evaluasi. Hanya saja setelah evaluasi

    belum semua guru melaksanakan analisis hasil

    evaluasi untuk tindak lanjut remidial atau pengayaan.

    Hasil telaah dokumen evaluasi pembelajaran

    didapatkan hasil, lima guru sudah melaksanakan

    evaluasi pembelajaran dengan baik, dan empat guru

    dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan

    kualitas cukup, dan ada tiga guru dalam melaksanakan

    evaluasi dengan kualitas kurang. Secara keseluruhan

    guru bersertifikat pendidik di SMP 2 Boja dalam

    evaluasi pembelajaran dengan kualitas cukup. Hasil

    telaah dokumen dapat dilihat pada lampiran.

    4.4.4 Komponen Hasil (Product)

    Berdasarkan kriteria hasil evaluasi dapat

    dijelaskan bahwa semua guru bersertifikat pendidik di

    SMP Negeri 2 Boja telah memiliki perangkat

    pembelajaran. Kualitas perangkat terbagi menjadi tiga

    kategori, sangat baik sebanyak tujuh orang, baik

    sebanyak dua orang, dan cukup sebanyak tiga orang,

    dengan rata-rata baik. Dalam pelaksanaan

    pembelajaran dengan rata-rata cukup yang terdiri dari

    lima guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan

    kualitas baik, empat guru dalam kualitas cukup, dan

    tiga guru dalam kualitas kurang. Dalam evaluasi

    pembelajaran, lima guru melaksanakan eveluasi

    pembelajaran dalam kategori baik, empat guru dalam

  • 76

    kategori cukup, dan tiga orang guru dalam kategori

    kurang. Secara keseluruhan dalam evaluasi

    pembelajaran dalam kualitas cukup.

    Berdasarkan penelusuran dokumen dari nilai

    rata-rata pencapaian dan daya serap siswa SMP Negeri

    2 Boja pada tahun pelajaran 2012/2013 dan

    2013/2014 adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Ujian SMP Negeri 2 Boja Tahun

    Pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014

    No

    Mata Pelajaran Rata-rata Nilai Ujian

    2012/2013 2013/2014

    1 Pendidikan Agama 7,75 7,77

    2 P Kn 7,92 6,96

    3 Matematika 6,48 5,10

    4 I P A 5,92 5,74

    5 I P S 7,52 8,03

    6 Bahasa Indonesia 7,88 7,50

    7 Bahasa Inggris 5,57 5,87

    8 T I K 7,52 7,63

    9 Penjasorkes 7,55 7,48

    10 Seni Budaya 7,73 7,89

    11 Bahasa Jawa 7,78 7,28

    12 Ketrampilan 8,11 8,27

  • 77

    4.5 Pembahasan

    4.5.1 Evaluasi Konteks (Context)

    Evaluasi konteks dilakukan pada sub komponen

    kondisi lingkungan sekolah, dan ketersediaan sarana

    prasarana.

    a. Kondisi Lingkungan Sekolah

    1) Visi dan Misi Sekolah

    Langkah-langkah penyelenggaraan sekolah dalam

    menjalankan misi SMP Negeri 2 Boja masih sejalan

    dengan visinya. Visi bukan hanya sekedar rumusan

    tujuan dari sebuah institusi, terlebih lagi merupakan

    cita-cita bersama dari warga sekolah dan masyarakat

    pada masa yang akan datang. Visi yang telah ada di

    SMP Negeri 2 Boja merupakan gambaran keinginan

    bersama dari warga sekolah dan masyarakat untuk

    membentuk siswa yang unggul dalam prestasi dan

    berbudi pekerti luhur. Tentunya visi akan terwujud jika

    misi-misi yang telah dirumuskan merupakan suatu

    langkah yang sistematis pada perwujudan visi yang

    ada. Visi dan misi yang diciptakan dan dipahami

    dengan baik dan benar dalam sebuah organisasi

    tentunya akan menciptakan budaya kerja yang pada

    akhirnya akan membentuk budaya personel dalam

    institusi tersebut. Jadi visi dan misi SMP 2 Boja sudah

    sesuai dengan Permendiknas nomor 19 tahun 2007

    tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan

    Pendidikan Dasar dan Menengah bagian A Perencanaan

    Program subbagian 1 Visi Sekolah dan subbagian 2

    Misi Sekolah, karena dalam merumuskan melibatkan

    warga sekolah, diputuskan oleh rapat dewan pendidik,

  • 78

    telah disosialisasikan kepada warga sekolah,sehingga

    menjadi cita-cita warga sekolah pada masa yang akan

    datang. Namun demikian visi dan misi sekolah perlu

    ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai

    dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

    2) Budaya Sekolah

    Perbaikan sistem persekolahan pada intinya

    adalah membangun sekolah dengan kekuatan utama

    sekolah yang bersangkutan. Perbaikan mutu sekolah

    perlu adanya pemahaman terhadap budaya sekolah

    seperti yang disebutkan dalam Permendiknas no. 19

    tahun 2007 tentang standar pengelolaan, bagian B,

    subbagian 9 mengenai budaya dan lingkungan sekolah

    bahwa sekolah menciptakan suasana, iklim, dan

    lingkungan pendidikan yang kondusif untuk

    pembelajaran yang efisien dalam prosedur

    pelaksanaan.

    Dalam mengembangkan budaya pada proses

    pembelajaran guru-guru di SMP Negeri 2 dapat

    menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan

    harmonis, dan membiasakan memberi salam serta

    berdoa ketika akan memulai dan mengakhiri

    pembelajaran di kelas sehingga dapat menciptakan

    pembelajaran yang berkesan bagi peserta didik yang

    bertujuan untuk menjadikan pembelajaran yang dapat

    merangsang minat mereka. SMP Negeri 2 Boja juga

    menanamkan nilai-nilai kedisiplin, tanggungjawab,

    kemandirian, kebersamaan, kepemimpinan, serta rasa

    cinta terhadap alam kepada para siswa melalui

    kegiatan kepramukaan serta memperkuat nilai-nilai

  • 79

    melalui simbol-simbol dengan menanamkan kebiasaan

    baik kepada siswa agar mereka selalu ingat dengan

    aturan aturan yang ada disuatu sekolah.

    SMP Negeri 2 Boja dalam membentuk budaya

    sekolah telah menyusun tata tertib untuk pendidik,

    tenaga kependidikan dan peserta didik yang disusun

    oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang berisi

    petunjuk, peringatan, larangan, dan sanksi bagi yang

    melanggar.

    Pelaksanaan tata tertib sangat tergantung pada

    pemahaman pihak-pihak terkait terhadap tata tertib

    yang disusun. Karena itu sosialisasi tata tertib perlu

    dilakukan untuk memastikan bahwa semua pihak

    memahami dengan baik isi tata tertib tersebut.

    Kegiatan terpenting dalam menguji efektivitas tata

    tertib adalah pada pelaksanaannya. Di sini terkait

    dengan sejauh mana upaya pihak sekolah dalam

    menegakkan tata tertib yang telah disusun. Sebab

    betapapun baiknya tata tertib tapi jika tidak ditegakkan

    secara konsekuen maka tidak akan banyak artinya

    dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah.

    Berdasarkan pembahasan diatas, tuntutan

    Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar

    pengelolaan, bagian B, subbagian 9 mengenai budaya

    dan lingkungan sekolah telah tercapai, karena sekolah

    telah menciptakan suasana yang kondusif untuk

    pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan

    dengan menetapkan pedoman tata tertib bagi pendidik,

    tenaga kependidikan, dan peserta didik yang berisi

    petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku

  • 80

    di sekolah, serta sangsi bagi warga yang melanggar tata

    tertib.

    3) Peran Serta Masyarakat

    Peran serta masyarakat, khususnya orang tua

    siswa SMP Negeri 2 Boja melalui komite sekolah dalam

    penyelenggaraan pendidikan selama ini masih minim.

    Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih

    banyak bersifat dukungan input (dana), belum pada

    proses pendidikan (pengambilan keputusan,

    monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Padahal peran

    serta dan dukungan masyarakat, baik dalam

    pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sangat

    dibutuhkan.

    Komite sekolah merupakan sebuah badan

    mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam

    rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi

    pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan. Dengan

    berasumsi bahwa pendidikan merupakan masalah

    semua pihak terutama dalam rangka peningkatan

    mutu pendidikan, maka seharusnya pihak SMP Negeri

    2 Boja berusaha seoptimal mungkin memberdayakan

    dan mengikutsertakan keterlibatan komite sekolah

    dalam segala jenis usaha yang berkaitan dengan

    pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan

    Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar

    pengelolaan, bagian B, subbagian 10 mengenai peran

    serta masyarakat dan kemitraan sekolah dan

    Kepmendiknas nomor 044/u/2002 tentang peran

    komite sekolah.

  • 81

    Dalam Kepmendiknas nomor 044/u/2002

    disebutkan bahwa peran komite sekolah dalam

    meningkatkan mutu pendidikan meliputi: 1) Sebagai

    pemberi pertimbangan (advisory agency): Komite

    sekolah sebagai mitra kerja kepala sekolah memberikan

    pertimbangan dalam setiap rencana dan program yang

    disusun oleh sekolah. Selain itu, komite sekolah juga

    memberikan masukan dan pertimbangan dalam

    menetapkan RKAS, memberikan pertimbangan dalam

    pelaksanaan proses pengelolaan pendidikan di sekolah

    dan mengidentifikasi sumber daya pendidikan yang ada

    dalam masyarakat untuk dipertimbangkan dan

    diperbantukan di sekolah. 2) Sebagai pendukung

    (supporting agency): peran komite sekolah sebagai

    badan pendukung bagi penyelenggaraan dan upaya

    peningkatan mutu pendidikan di sekolah berupa

    dukungan finansial, tenaga, dan dukungan pemikiran.

    3) Sebagai pengontrol (controlling agency): komite

    sekolah melakukan kontrol terhadap pengambilan

    keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, di

    samping alokasi dana dan sumber daya bagi

    pelaksanaan program di sekolah. Komite sekolah juga

    melakukan fungsi kontrolnya terhadap keberhasilan

    pendidikan di sekolah yang dilihat dari mutu output

    pendidikan. 4) sebagai mediator: Komite sekolah

    memberi manfaat, yang mana dengan adanya komite

    sekolah, aspirasi siswa dan orang tua dapat

    tersalurkan dan terwakilkan. Selain itu, pihak sekolah

    juga selalu mendapat support dari komite sekolah agar

    terus dapat meningkatkan mutu pendidikan.

  • 82

    Berdasarkan uraian diatas, tuntutan

    Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar

    pengelolaan, bagian B, subbagian 10 mengenai peran

    serta masyarakat dan kemitraan sekolah telah tercapai,

    karena SMP Negeri 2 Boja telah melibatkan warga dan

    masyarakat dalam mengelola pendidikan, namun perlu

    peningkatan peran serta masyarakat tidak hanya dalam

    pendanaan saja tetapi juga dalam kegiatan non

    akademik.

    4) Dukungan Pimpinan

    Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan

    membantu guru mengembangkan kemampuannya

    mengelola proses pembelajaran demi pencapaian

    tujuan pembelajaran Glickman dalam Dharma

    (2008:10). Selain itu, supervisi akademik juga

    merupakan upaya untuk membantu guru-guru

    mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan

    pembelajaran. Dengan demikian, esensi supervisi

    akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja

    guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan

    membantu guru mengembangkan kemampuan

    profesionalismenya.

    Meskipun demikian, supervisi akademik tidak

    bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam

    mengelola pembelajaran. Jika supervisi akademik

    merupakan serangkaian kegiatan membantu guru

    mengembangkan kemampuannya mengelola proses

    pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam

    mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu

    kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.

  • 83

    Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola

    proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian

    estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola

    proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari

    serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila

    sebelumnya dikatakan bahwa supervisi akademik

    merupakan serangkaian kegiatan membantu guru

    mengembangkan kemampuannya, maka dalam

    pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan

    penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan

    aspek yang perlu dikembangkan dan cara

    mengembangkannya.

    Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas maka

    nampaklah peranan penting dukungan kepala sekolah

    dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah.

    Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa

    dukungan pimpinan sudah sesuai dengan

    Permendiknas no. 19 tahun 2007 tentang standar

    pengelolaan, bagian D, subbagian 7 tentang kepala

    sekolah, poin d dan k mengenai pembuatan RKS dan

    RKT untuk pelaksanaan peningkatan mutu dan

    program serta pelaksanaan supervisi akademik untuk

    meningkatkan kinerja sekolah.

    b. Ketersediaan Sarana Prasarana

    1) Ruang Belajar

    Secara mendasar keadaan ruang belajar sebagai

    salah satu bagian dari kelengkapan sarana dan

    prasarana dipayungi oleh Permendiknas no. 19 tahun

    2007 tentang standar pengelolaan, bagian B, subbagian

  • 84

    7 tentang bidang sarana, poin e. Jadwal belajar dimulai

    dari hari Senin sampai Sabtu. Ruang belajar

    mencukupi untuk menampung 24 rombongan belajar.

    Sesuai dengan Permendiknas no. 24 tahun 2007,

    bagian D tentang kelengkapan sarana dan prasarana,

    kondisi ruang kelas digambarkan dalam kondisi cukup

    nyaman hal ini disebabkan sirkulasi udara yang cukup

    lancar. Ruang kelas memiliki fasilitas yang

    memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk

    membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke

    luar ruangan karena di sebelah kanan dan kiri

    terpasang jendela. Ruang kelas memiliki pintu yang

    memadai agar peserta didik dapat dengan mudah

    keluar masuk ruangan dan dapat dikunci dengan baik

    saat tidak digunakan.

    2) Perpustakaan

    Dengan adanya fasilitas komputer, meja baca,

    daya tampung 40 siswa, pencahayaan yang baik, dan

    dengan rasio jumlah buku dengan jumlah siswa 1:1,

    dapat dikatakan bahwa perpustakaan yang ada telah

    memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai

    dengan Permendiknas no. 24 tahun 2007, bagian D

    kelengkapan sarana dan prasarana poin 2, tentang

    ruang perpustakaan.

    3) Laboratorium

    Ketersediaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 2

    Boja telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)

    sesuai dengan Permendiknas nomor 24 tahun 2007

    tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian D,

    Subbagian 3 tentang Laboratorium, karena dapat

  • 85

    berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan

    pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan

    peralatan khusus.

    Ruang laboratorium IPA dapat menampung

    minimum satu rombongan belajar. Ruang laboratorium

    IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi

    pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan

    mengamati obyek percobaan. Tersedia sumber air

    bersih dan saluran limbah tersendiri sehingga sisa

    limbah dari praktikum tidak mencemari lingkungan.

    4) Media Pembelajaran

    Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

    dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,

    perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat

    mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta

    didik. Media pembelajaran yang digunakan dapat

    membantu komunikasi dalam pembelajaran.

    Dengan keberadaan alat-alat praktek dan media

    audio seperti seperangkat tape recorder dan media

    visual seperti LCD maka bisa dikatakan media

    pembelajaran yang ada di SMP Negeri 2 Boja sudah

    memenuhi Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007

    tentang Standar Sarana dan Prasarana, Bagian D,

    Subbagian 2 tentang Perpustakaan jenis Sumber

    Belajar Lain, yaitu memiliki perangkat media

    pembelajaran.

    4.5.2 Evaluasi Masukan (Input)

    Evaluasi masukan (input) ini akan mencakup dua

    http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/

  • 86

    hal yaitu karakteristik guru, dan administrasi

    pembelajaran guru.

    a. Karakteristik Guru

    Tenaga pendidik adalah sumber daya manusia

    yang harus selalu ditingkatkan kualitasnya dalam

    dunia pendidikan. Adanya SDM yang berkualitas

    tentunya akan meningkatkan kualitas pembelajaran.

    Dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang

    Guru dan Dosen telah diatur tentang kualifikasi yang

    dimiliki oleh guru. Guru, setidaknya seseorang yang

    harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

    sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan

    memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan

    pendidikan tempat bertugas, serta memiliki

    kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

    nasional.

    Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran

    dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain latar

    belakang pendidikan dan pengalaman. Dari 31 guru

    bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja semuanya

    berlatarbelakang pendidikan keguruan dan sudah

    berpendidikan minimal strata-1 (S1), bahkan sudah

    ada empat guru yang berpendidikan S2 sehingga bisa

    dikatakan memiliki kualifikasi akademik dan

    kompetensi sesuai dengan tuntutan Permendiknas

    Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

    Pendidik dan Kompetensi Guru bahwa guru pada

    pendidikan dasar dan menengah harus berpendidikan

    sarjana atau diploma IV, dan memiliki keterampilan

    yang disesuaikan dengan institusi pendidikan. Hal itu

    sesuai dengan pendapat Imran (2010:23) yang

  • 87

    menyatakan bahwa guru adalah jabatan atau profesi

    yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas

    utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing,

    mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

    siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

    formal, pendidikan dasar, menengah.

    Karena guru sudah bersertifikat pendidik sesuai

    dengan undang-undang guru maka guru memiliki

    kompetensi pedagogik, sehingga guru harus mampu

    merancang pembelajaran, mengimplementasikan

    proses pembelajaran dan menilai proses dan hasil

    pembelajaran, untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini

    sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Acep Mulyadi

    (2011) dengan judul Kontribusi Kompetensi Pedagogik

    dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Guru yang

    menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru

    memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap

    peningkatan kinerja guru pendidikan agama Islam di

    SDN Kecamatan Bekasi Timur.

    b. Administrasi Pembelajaran Guru

    Kata administrasi secara harfiah dapat diartikan

    sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,

    melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan

    di dalam mencapai tujuan (Purwanto, 2007:1).

    Administrasi pembelajaran adalah suatu kegiatan atau

    usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau

    mengatur semua kegiatan pembelajaran di dalam

    mencapai tujuan.

  • 88

    Dari hasil wawancara dan telaah dokumen,

    administrasi pembelajaran guru bersertifikat pendidik

    SMP Negeri 2 Boja telah melengkapi administrasi

    pembelajaran dengan membuat program tahunan,

    program semester, silabus, RPP, kalender pendidikan,

    jadwal tatap muka, agenda mengajar, daftar nilai,

    menentukan KKM, dan absensi siswa, sehingga telah

    memenuhi standar Permendiknas Nomor 41 Tahun

    2007 tentang Standar Proses, Bagian II tentang

    Perencanaan Pembelajaran dan hasilnya adalah baik.

    Dengan membuat Administrasi Guru yang baik

    menjadikan guru mampu mengontrol materi yang

    disampaikan kepada siswa, berapa jam materi harus

    disampaikan, berapa hari atau berhubungan dengan

    materi mana yang akan disampaikan, itu merupakan

    salah satu fungsi administrasi guru bagi tenaga

    pendidik. Dengan adanya kontrol yang tepat dan sesuai

    dengan yang direncanakan diharapkan proses

    pembelajaran berjalan dengan lancar.

    4.5.3 Evaluasi Proses (Process)

    a. Perencanaan Pembelajaran

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah

    rencana yang menggambarkan perosedur dan

    pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

    kompetensi dasar yang di tetapkan dalam Standar Isi

    yang dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan PP 19

    Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa, perencanaan

    proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

    pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-

  • 89

    kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

    pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

    Berdasarkan PP diatas yang kemudian dipertegas

    melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

    (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007, Setiap guru

    pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun dan

    dapat mengembangkan RPP secara lengkap dan

    sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

    interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

    memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

    serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

    kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

    minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

    didik.

    Untuk melaksanakan proses belajar mengajar

    yang baik, guru harus membuat RPP sendiri, karena

    dengan RPP yang dibuat sendiri guru dapat lebih awal

    memikirkan cara terbaik dan termudah untuk

    membangun kompetensi yang dipersyaratkan pada

    siswa agar siswa mencapai kompetensi tersebut, dan

    guru sedini mungkin memperkirakan efektifitas

    pengelolaan kelas baik menyangkut waktu, penciptaan

    suasana kelas, maupun upaya-upaya pencapaian

    tujuan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP) menjadi syarat mutlak yang harus

    selalu mendampingi guru ketika melaksanakan proses

    pembelajaran di kelas. Guru berkewajiban menyusun

    dan membuat RPP dengan baik, bukan sekedar

    pemenuhan administrasi.

  • 90

    Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan

    Pengawas, serta penelusuran dokumen guru

    bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja, rencana

    pembelajaran yang tertuang di RPP, setelah dilakukan

    telaah diperoleh gambaran bahwa kesesuaian SK, KD,

    Indikator, dan alokasi waktu sudah sangat baik.

    Perumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulkan

    penafsiran ganda serta mengandung perilaku dari hasil

    belajar yang diharapkan. Pemilihan materi

    pembelajaran yang dituangkan dalam bahan ajar sudah

    baik. Materi yang digunakan sesuai dengan tujuan

    pembelajaran. Pengorganisasian materi telah dikemas

    dengan baik, terlihat dari keruntutan sajian materi

    disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan alokasi

    waktu. Sumber dan media pembelajaran juga

    menunjukkan media dan sumber belajar yang relevan.

    Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan

    inti sudah baik. Masih ada beberapa guru, kurang rinci

    dalam menjabarkan metode pembelajaran. Terkait

    dengan kelengkapan instrumen evaluasi, masih ada

    guru yang belum mendeskripsikan secara rinci.

    Penulisan pertanyaan evaluasi kurang relevan dengan

    tujuan pembelajaran. Masih ada juga guru yang hanya

    menuliskan pertanyaan evaluasi, tetapi tidak dilengkapi

    kunci jawaban dan pedoman penskorannya.

    Dalam perencanaan pembelajaran guru

    bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja telah sesuai

    dengan kriteria Permendiknas nomor 41 tahun 2007

    tentang standar proses pada subbagian Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan prinsip-prinsip

    penyusunan RPP.

  • 91

    b. Pelaksanaan Pembelajaran

    Pembelajaran merupakan suatu proses yang

    komplek, karena dalam pelaksanaan pembelajaran

    senantiasa mengintegrasikan berbagai komponen dan

    kegiatan, yaitu siswa dengan lingkungan belajar untuk

    diperolehnya perubahan perilaku sesuai dengan

    kompetensi yang diharapkan. Mohammad Surya

    (2005:8) menjelaskan “Pembelajaran adalah suatu

    proses yang dilakukan individu untuk memperoleh

    suatu perubahan perilaku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dalam

    paradigma baru bahwa belajar bukan hanya menghafal,

    akan tetapi dengan pembelajaran harus mampu

    merekonstruksikan pengetahuannya, proses

    internalisasi dan memiliki kesiapan untuk

    mengaktualisasikan pengalaman belajarnya dalam

    memecahkan masalah yang dihadapi.

    Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam

    suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk

    membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian

    peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses

    pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran,

    guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja

    didapat hasil semuanya sudah melakukan kegiatan

    pendahuluan yaitu menyiapkan peserta didik secara

    fisik dan psikis, melakukan kegiatan apersepsi dan

    motivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang

    akan dicapai. Dalam kegiatan apersepsi dan motivasi

    perlu ditingkatkan agar dapat merangsang tumbuhnya

  • 92

    motivasi belajar aktif pada diri siswa, karena keaktifan

    siswa dalam menjalani proses belajar mengajar

    merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian

    tujuan pembelajaran.

    Dalam menjelaskan tujuan pembelajaran yang

    akan dicapai tidak hanya sekedar tujuan pembelajaran

    saja, tetapi perlu dijelaskan juga kepada siswa untuk

    apa materi itu harus dipelajari oleh siswa dan

    keuntungan apa yang akan diperoleh siswa. Bila siswa

    telah mengetahui tujuan, kegunaan, dan keuntungan

    dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka

    akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut

    secara aktif dan kegiatan pembelajaran dapat

    berlangsung lebih efektif dan efisien.

    Sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun

    2007 menjelaskan bahwa kegiatan inti merupakan

    proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan

    pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,

    menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

    untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

    yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

    kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

    perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

    Kegiatan inti dilakukan secara sistematis dan sistemik

    melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

    Pada eksplorasi sudah baik , karena media dan

    sumber belajar yang digunakan untuk menyampaikan

    pesan serta informasi dapat menstimulasi pikiran,

    perhatian siswa. Hal ini sesuai dengan Hamalik

    (2004:201) menyatakan bahwa sebenarnya alat bantu

    pengajaran lebih banyak berguna membantu siswa

  • 93

    belajar ketimbang guru mengajar. Menggunakan media

    pembelajaran yang sesuai, guru dapat menyampaikan

    materi lebih mudah dan menarik, sehingga siswa

    dengan senang hati mengikuti dan mampu menyerap

    materi yang disampaikan. Interaksi guru dengan siswa

    sudah cukup baik, keaktifan siswa juga sudah cukup

    baik walaupun masih ada 2 guru yang belum

    melibatkan keaktifan siswa. Fathurrohman dan

    Sutikno (2007:70) menjabarkan bahwa pendekatan

    humanistik memberikan kebebasan bagi pelaku

    pembelajaran untuk menentukan pilihan dan

    keyakinannya, karena pembelajaran ini menekankan

    pada pengembangan kemampuan siswa dalam

    mencapai tujuan pembelajaran. Keaktifan siswa

    memberikan gambaran bahwa guru memberikan

    kebebasan kepada siswa untuk sebanyak-banyaknya

    mengenali potensi yang dimiliki serta

    mengembangkannya.

    Elaborasi merupakan salah satu strategi untuk

    membantu siswa memaksimalkan kreativitas

    belajarnya. Dengan strategi elaborasi, siswa akan dapat

    mengembangkan seluruh potensi kreativitasnya dalam

    rangka menambah informasi yang penting terhadap

    suatu konsep, mempercantik suatu produk atau

    memperdalam dan memperluas suatu teori. Untuk

    melatih siswa melakukan elaborasi guru dapat

    meminta siswa mencari lebih banyak informasi tentang

    bahan ajar yang diberikan di dalam kelas atau di

    laboratorium. Penerapan strategi elaborasi di sekolah

    tertuang dalam Standar Proses No. 41 Tahun 2007.

  • 94

    Bila strategi elaborasi ini diterapkan secara konsisten

    dan berkesinambungan, diharapkan siswa akan dapat

    mengembangkan potensi kreativitasnya secara

    maksimal.

    Dalam elaborasi, semua guru sudah melakukan

    kegiatan membiasakan peserta didik untuk membaca

    dan menulis, memfasilitasi peserta didik berdiskusi,

    memberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah,

    dan memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara

    sehat namun 4 orang guru masih kurang dalam

    memfasilitasi peserta didik untuk membuat laporan

    baik lisan atau tertulis, memfasilitasi peserta didik

    berkompetisi secara sehat, dan menyajikan hasil kerja.

    Konfirmasi adalah serangkaian kegiatan

    pembelajaran yang memberi kesempatan bagi peserta

    didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki

    secara terus-menerus. Pada konfirmasi, semua guru

    sudah memberikan penguatan dan hadiah berupa

    pujian terhadap keberhasilan siswa, namun masih ada

    6 guru yang tidak memberikan motivasi kepada peserta

    didik yang kurang aktif.

    Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan

    untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat

    dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,

    penilaian dan refleksi, umpan balik, dan indak lanjut.

    Pada kegiatan penutup guru telah melakukan dengan

    baik, meskipun masih ada 2 guru yang tidak

    merangkum pembelajaran karena kehabisan waktu.

    Namun demikian 12 guru memberikan tugas tindak

    lanjut. Wardani, (2004:26) menyatakan bahwa kegiatan

    penutup pembelajaran yang baik adalah dimana guru

  • 95

    menyimpulkan dari keseluruhan kegiatan

    pembelajaran, memberikan umpan balik terhadap

    evaluasi yang dilakukan dan memberikan kegiatan

    tindak lanjut yang mendukung terhadap pemahaman

    materi yang telah diberikan.

    c. Evaluasi Pembelajaran

    Salah satu tugas dalam profesi guru adalah

    melakukan penilaian terhadap setiap kegiatan yang

    terselenggara dalam proses pembelajaran. Penilaian

    merupakan tuntutan kemampuan yang bersifat intern

    dalam profesi keguruan, yaitu kemampuan seorang

    guru untuk mengukur dan menilai kemampuannya

    dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta

    didiknya.

    Sesuai permendiknas nomor 20 tahun 2007

    tentang penilaian, bahwa yang disebut ulangan adalah

    proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

    kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam

    proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan,

    melakukan perbaikan pembelajaran, dan penentuan

    keberhasilan belajar peserta didik. Sebagaimana

    dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa

    penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas

    ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan

    akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan

    harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

    pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur

    pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu

    kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan tengah

  • 96

    semester (UTS) adalah kegiatan yang dilakukan oleh

    pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi

    peserta didik setelah melaksanakan 8 - 9 minggu

    kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi

    seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh KD

    pada periode tersebut. Sedangkan UAS adalah kegiatan

    yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur

    pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.

    cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang

    mempresentasikan KD pada semester tersebut.

    Hasil evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan

    oleh guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja,

    semua guru telah melaksanakan kegiatan ulangan

    sesuai program sekolah, sehingga telah sesuai dengan

    PP no. 19 tahun 2005, dan Permendiknas no 20

    tahun 2007 tentang standar penilaian. Untuk

    menghindari perilaku guru yang tidak

    bertanggungjawab sekedar menulis angka-angka di

    buku penilaian maka perlu diadakan supervisi

    penilaian. Kegiatan supervisi penilaian yang dilakukan

    difokuskan pada kegiatan untuk mengetahui seberapa

    sering guru melaksanakan penilaian tehadap peserta

    didik. Apakah ada kesesuaian jumlah melaksanakan

    penilaian dengan prencanaan yang ada di program

    semester. Dengan kegiatan penilaian akan

    menghilangkan keraguan dari nilai yang diserahkan

    guru.

    Oleh karena itu, kepala sekolah diharapkan

    menempatkan supervisi penilaian sebagai kegiatan

    yang sama pentingnya dengan supervisi proses

    pembelajaran di sekolah. Poin yang lain yang peroleh

  • 97

    dalam pelaksanaan supervisi penilaian yaitu adanya

    sinergi guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan

    kontrol mutu pendidikan di sekolah. Guru memahami

    apa yang seharusnya dinilai kepada siswa. Apabila ada

    guru yang tidak melaksanakan penilaian secara

    maksimal diusahakan mendapat pembinaan secara

    kontinyu.

    4.5.4 Evaluasi Hasil (Product)

    Berdasarkan hasil dan pembahasan, unsur-

    unsur yang membentuk kinerja telah dilakukan oleh

    guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 2 Boja. Dalam

    mengimplementasikan perencanaan pembelajaran

    sudah sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun

    2007 tentang standar proses bagian II subbagian B dan

    C dan dilakukan dengan baik. Dalam melaksanakan

    pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Permendiknas

    nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses bagian III

    subbagian B, poin 1, 2a, 2b, 2c, dan 3, serta telah

    dilaksanakan dengan kualitas cukup. Dalam

    mengimplementasikan evaluasi dalam pembelajaran

    telah sesuai dengan Permendiknas nomor 20

    tahun 2007 tentang standar penilaian dan telah

    dilakukan dengan kualitas cukup.

    Hasil wawancara dan penelusuran dokumen

    terhadap pencapaian rata-rata nilai ujian tahun

    pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014, ada enam mata

    pelajaran mengalami peningkatan namun juga ada

    enam mata pelajaran mengalami penurunan. Kondisi

  • 98

    ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran yang

    dilaksanakan, belum secara keseluruhan

    mengantarkan siswa untuk menguasai dengan baik

    tujuan-tujuan pembelajaran yang membentuk SK-KD

    yang pada akhirnya mempengaruhi pencapaian

    Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ditentukan.

    Dari sini juga dapat dinilai bahwa kinerja guru

    bersertifikat pendidik SMP Negeri 2 Boja dalam kualitas

    cukup, terbukti dengan adanya peningkatan dan

    penurunan nilai rata-rata siswa. Dengan demikian para

    guru perlu meningkatkan kinerja lebih keras lagi agar

    mencapai kategori baik atau sangat baik.