PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER ANAK …/Penentuan...penentuan dimensi meja dan kursi...
Transcript of PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER ANAK …/Penentuan...penentuan dimensi meja dan kursi...
PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER
ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN ANTHROPOMETRI
Skripsi
MARTIKA MAYANGSARI
I0308107
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER
ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN ANTHROPOMETRI
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
MARTIKA MAYANGSARI
I0308107
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur Alhamdullilah atas rahmat dan ridho dari
Allah SWT, atas berkah, rahmat, dan izin-Nya saya dapat menyelesaikan laporan
tugas akhir ini. Penyusunan laporan tugas akhir ini tentu tidak terlepas dari peran
banyak pihak, baik dalam hal materi maupun dorongan semangat. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Mama dan Papa tercinta yang selalu mendoakan dan memberi dukungan
kepada penulis.
2. Kedua kakakku, Danar dan Erlangga yang selalu memotifasi penulis sampai
laporan ini terselesaikan.
3. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
UNS.
4. Bapak Irwan Iftadi, ST., MT. selaku dosen pembimbing I atas atas segala
bimbingan, motivasi, bantuan, dan kesabaran Bapak selama penyelesaian
laporan tugas akhir ini.
5. Bapak Taufiq Rochman, STP., MT. selaku dosen pembimbing II atas
bimbingan, kesabaran, motivasi, ide, kritik dan bantuan yang diberikan selama
masa pengerjaan laporan skripsi.
6. Bapak Wakhid Ahmad Jauhari, S.T., M.T. dan Bapak Ilham Priadythama,
S.T., M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang
membangun demi terwujudnya hasil tugas akhir yang lebih baik.
7. Ibu Azizah Aisyati, S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademis atas bantuan
dan dorongan yang diberikan sejak mengikuti masa perkuliahan hingga
penyelesaian tugas akhir.
8. Seluruh dosen Teknik Industri UNS yang telah memberikan ilmu dan motivasi
selama penulis mengikuti proses perkuliahan di Teknik Industri UNS.
9. Sahabat-sahabatku R. Pitaloka Naganingrum, Fitriyah Amira, Ambar Sulistyo
Wardhani dan Wahyu Wulandari terima kasih atas bantuan, doa dan juga
dukungannya selama ini.
10. Partner saya Nandiwardhana Grahitomukti yang telah membantu dalam
penelitian dan terima kasih atas doa, motivasi, saran dan kritiknya selama ini.
11. Intan dan ellen terima kasih untuk bantuan, semangat dan doanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12. Teman-teman Teknik Industri 2008 terima kasih untuk waktu, bantuan,
sharing ilmu, semangat dan doanya.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
segala bantuan dan doa yang telah diberikan.
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Saya juga berharap agar laporan ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Surakarta, 18 Oktober
2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Martika Mayangsari, NIM : I 0308107. PENENTUAN DIMENSI MEJA
DAN KURSI KOMPUTER ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI, Skripsi.
Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas
Maret, Agustus 2012.
Pengguna komputer di beberapa negara meningkat dari tahun ke tahun.
Peningkatan pengguna komputer juga terjadi di Indonesia. Pengguna komputer
tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak termasuk sekolah dasar.
Meningkatnya pengguna komputer pada anak mengakibatkan munculnya masalah
berupa keluhan seperti nyeri dan pegal pada tangan, leher, bahu dan sekitar
punggung setelah mereka menggunakan komputer. Evaluasi postur kerja juga
telah dilakukan kepada anak sekolah dasar di Surakarta. Hasil evaluasi
menunjukkan tidak ada satupun responden yang berada pada level aman. Dari
fakta tersebut perlu dilakukan penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak
sekolah dasar dengan menggunakan pendekatan anthropometri.
Pada penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar
terdapat lima tahap. Tahap pertama dilakukan penentuan titik anthropometri. Pada
tahap kedua dilakukan penetapan sampel. Untuk tahap ketiga berupa,
pengumpulan dan pengolahan data anthropometri. Setelah itu pada tahap keempat
dilakukan perhitungan persentil. Tahap kelima merupakan penentuan dimensi
meja dan kursi komputer anak sekolah dasar.
Dari dimensi yang telah ditentukan didapat tiga jenis nilai, yaitu range,
batas dan nilai fix. Nilai range terdiri dari : seat height, seat depth dan seat to desk
height, batas : seat width dan seat to desk clearance dan nilai fix : against upper
edge of backrest, table height, table thick.
Kata Kunci : evaluasi, dimensi, anthropometri, meja dan kursi anak
xiv + 38 halaman; 13 gambar; 9 tabel; 2 lampiran
Daftar pustaka: 17 (1979-2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Martika Mayangsari, NIM: I 0308107. DETERMINING THE DIMENSION
OF COMPUTER TABLE AND CHAIR FOR ELEMENTARY SCHOOL
STUDENTS USING ANTHROPOMETRY APPROACH. Skripsi.
Surakarta: Industrial Engineering Department of Engineering Faculty,
Sebelas Maret University, August 2012.
The number of computer users in several countries increases over years.
The increase in computer user number also occurs in Indonesia. The computer
user comes from not only adult but also children including elementary school
children. The increase in user computer among the children results in some
problems of pain, and stiff in hand, neck, shoulder and around the back after they
use computer. An evaluation on the working posture has also been done to the
elementary school students in Surakarta. The result of evaluation showed that no
respondent at safe level. From this fact, there should be a determination of
computer table and chair dimension for elementary school students using
anthropometry approach.
In determining the dimension of computer table and chair for elementary
school students, there were five stages. The first was determining anthropometry
point. The second was selecting the sample. The third was collecting and
processing the anthropometry data. Then, the fourth was estimating percentile.
The fifth was determining the dimension of computer table and chair for
elementary school students.
From the specified dimensions, three types of values were obtained: range,
margin and fix values. Range values included: seat height, seat depth, and seat to
desk height; margin: seat width and seat to desk clearance, and fix value: against
upper edge of backrest, table height, table thick.
Keywords: evaluation, dimension, anthropometry, child table and chair
xiv + 38 pages; 13 figures; 9 tables; 2 appendices
References: 17 (1979-2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... ………
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH......................
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............................
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
i
i
iii
iv
v
ABSTRAK………………………………………………………………………. vii
ABSTRACT…………………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………... xii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. xiv
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1. Latar Belakang……………………………………….……….. I-1
1.2. Perumusan Masalah…………………………………………… I-2
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………….……. I-2
1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………… I-2
1.5. Batasan Masalah……………………………………………… I-2
1.6. Sistematika Penulisan………………………………………… I-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-1
2.1. Ergonomi……………………………………………..………. II-1
2.2. Anthropometri........................................................................... II-2
2.2.1. Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya …….…… II-3
2.2.2. Anthropometri yang Digunakan Dalam Penelitian......... II-6
2.2.3. Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data
Antropometri ………………………………………….............
2.2.4. Aplikasi Data Anthropometri Dalam Perancangan Produk
atau Fasilitas Kerja………………... …………………..
2.2.5. Validasi Data Anthropometri Menggunakan Uji
Keseragaman, Normalitas dan Kecukupan Data……………….
II-7
II-9
II-10
2.3. Penentuan Dimensi.................................................................
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1
3.1. Penentuan Titik Anthropometri.…………………………....... III-2
3.2. Penetapan Sampel…………………………………...……….… III-2
3.3.
3.4.
3.5.
Pengumpulan dan Pengolahan Data Anthropometri………..…
Perhitungan Persentil……………………………………………
Penentuan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak…………
III-2
III-3
III-3
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV-1
4.1.
4.2.
Penentuan Titik Anthropometri ……………….………………
Penetapan Sampel…………………………………...……….…
IV-1
IV-3
4.2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Anthropometri……...….. IV-3
4.2.1. Uji Keseragaman Data……………………..…..…….…..
A. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel…..…..…
B. Perhitungan Manual dan Grafik………….…..….…..
4.2.2. Uji Normalitas Data………………..…….………..…….
IV-4
IV-4
IV-4
IV-5
4.3.
A. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel……....…
B. Perhitungan Manual …………..……………………..
Perhitungan Persentil…………………………………….……
4.3.1. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel…………..…
4.3.2. Perhitungan Percentil untuk Setiap Data Pengukuran….
IV-5
IV-6
IV-6
IV-6
IV-7
4.3. Penentuan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak ……….. IV-7
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL V-1
5.1. Munculnya Data Out Layer pada Data Anthropometri ….…... V-1
5.2. Hasil Perhitungan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak… V-2
5.3.
5.4.
Perbandingan Ukuran Meja dan Kursi Kumputer Anak yang
Telah Ada dengan Hasil Perhitungan ……………………….…
Perbandingan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak Pada SD
Widya Wacana 2 Surakarta dan SDN 15 Surakarta dengan Hasil
Perhitungan……………………………………………………..
V-3
V-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN V-1
6.1. Kesimpulan…………..………….…………………………....... V-1
6.2. Saran………………………………………………….……….… V-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Keterangan Gambar Anthropometri ………………………….
Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal …..
Data Anthropometri ………………………………………….
Keterangan Gambar Anthropometri ……………….................
Data Anthropometri ………....................................................
Data Perhitungan Persentil ......................................................
Data Anthropometri dan Dimensi Meja dan Kursi Komputer
Anak ………………………………………………………...
Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak …………………...
Perbandingan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak ……
II - 7
II - 9
II - 13
IV - 2
IV - 2
IV – 6
IV - 8
V - 2
V - 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Ukuran Tubuh Manusia yang Sering Digunakan Untuk
Merancang Produk...................................................................
Anthropometri Fungsional atau Dinamis..................................
Anthropometri Fungsional atau Dinamis ……………….…...
Anthropometri yang Diukur.....................................................
Distribusi Normal yang Mengakomodasi 95% dari Populasi..
Dimensi Meja dan Kursi..........................................................
Metodologi penelitian...............................................................
Anthropometri yang Diukur.....................................................
Dimensi Meja dan Kursi..........................................................
Data Popliteal Height Sebelum Seragam...............................
Data Popliteal Height Setelah Seragam ………………….....
Antara Kaki Dengan Kaki Kursi ………………………….....
Data Out Layer.........................................................................
II - 4
II - 5
II - 6
II - 6
II - 8
II- 13
III - 1
IV - 1
IV - 3
IV - 4
IV - 5
IV – 8
V- 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Evaluasi Postur Kerja
L.1 Data Responden Postur Kerja …………………..….
L.2 Postur Kerja dengan Menggunakan RULA ….……
Pengolahan Data Anthropometri
L.1 Data Sebelum Seragam ………………………..…..
L.2 Uji Keseragaman 1……………..…………………...
L.3 Uji Keseragaman 2……………..…………………...
L.4 Data Setelah Seragam ...………..…………………..
L.5 Uji Normalitas Data …………..…………………...
L.6 Perhitungan Persentil……………..………………...
L.7 Perhitungan Manual……..……..…………………...
L.8 Lembar Data Anthropometri……..……….………...
L.9 RULA Worksheet………..……..…………………...
L1 - 1
L1 - 2
L2 - 1
L2 – 2
L2 – 5
L2 – 7
L2 – 9
L2 -11
L2- 13
L2 -22
L2 -23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Apkomindo. Penetrasi Komputer di Indonesia Hanya 9,2 Juta Unit: Okezone.com.
2011
Australian Bureau of Statistics., 2003, Children’s participation in cultural and
leisure activities, Australia. Report Number: 4901.0, Canberra: ACT
Australian Bureau of Statistics.
Babb, P., Bird, C., Bradford, B., Burtenshaw, S., Gardener, D., Howell S., et al.,
2003, Social focus in brief: children 2002. Report Number, Newport, UK:
National Statistics UK.
Castellucci, H.I., Arezes, P.M., Viviani, C.A., 2009, Mismatch between classroom
furniture and anthropimetri measure in Chilean schools. Appliend
Ergonomics:41:563-568.
Dockrell, S., Kelly, G., 2005, Computer-related posture and musculoskeletal
discomfort in schoolchildren.
Education and Manpower Bureau. Education statistics., 2003, Report Number,
Hong Kong Special Administrative Region of The People’s Republic of
China, Hong Kong.
Ginting, R., 2010, Perancangan Produk. Medan: Graha Ilmu.
Iftikar, Z.S., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J.H., 1979, Teknik Tata Cara
Kerja : Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung.
Kompas., Selasa, 15 Maret 2011, Bahaya Memakai Laptop Terlalu Lama : Padang
Laeser, K., Maxwellm L., Hedge, A., 1998, The eff ect of computer workstation
design on student posture. Journal of Res Comput Educ;31(2):173–88.
Mokdad, M.A.M., 2009, Anthropometrics for the design of Bahraini school
furniture. International Journal of Industrial Ergonomics : 39:728–735
Nurmianton, E., 2008, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya: Guna Widya.
Jakarta.
Oates, S., Evans, G.W., Hedge, A., 1998, An anthropometric and postural risk
assessment of children’s school computer work environments. Computer
School;14(3):55–63.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perdana, G.P., 2010. Perancangan Program Aplikasi Pengolahan Data
Anthropometri Sebagai Pendukung Penelitian dan Perancangan Produk
Berbasis Ergonomi, Surakarta: Tugas Akhir.
Roberts, D.L., Foehr, U.G, Rideout, V., 2005, Generation, M., Media in the lives
of 8–18 year olds. Report Number: 7521, Menlo Park (CA): The Henry J.
Kaiser Family Foundation.
Straker, L., Burgess-Limerick, R., Pollock, C., Maslen, B., 2008, The effect of
forearm support on children’s head, neck and upper limb posture and
muscle activity during computer use. Journal of Electromyogr Kinesiol, in
press.
Wignjosoebroto, S., 2003, Ergonomi : Studi Gerak dan Waktu. Cetakan ketiga.
Penerbit Guna Widya.Surabaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab satu adalah pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, batasan masalah serta
sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian.
1.1 LATAR BELAKANG
Penggunaan komputer meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 1975
hanya terdapat 200.000 unit komputer di Amerika dan meningkat menjadi 100
juta unit komputer pada tahun 1995 (Juliussen dan Petsjuliussen, 1994). Di
Indonesia, pengguna komputer sebesar 4% atau sekitar 8 juta orang dan jumlah ini
meningkat menjadi 10% pada tahun 2009 atau sekitar 25 juta orang (Apkomindo,
2009). Jumlah tersebut termasuk pengguna dewasa dan anak-anak. Pengguna
anak-anak termasuk anak-anak sekolah dasar.
Di Indonesia sebagian besar sekolah dasar sudah memiliki laboratorium
komputer. Bahkan pada negara-negara maju, sebagian besar anak-anak
menggunakan komputer tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah. Tahun 2002
tercatat 94% anak berusia antara 5 dan 14 tahun menggunakan komputer di
sekolah dan 84% dari anak-anak memiliki komputer pribadi di rumah (Australian
Bureau of Statistics,2003). Pada tahun 2004, 86 persen dari anak-anak Amerika
Serikat usia 8 s.d. 18 tahun telah memiliki komputer di rumahnya (Roberts et al.,
2005). Di Inggris pada tahun 2002, 98 persen dari anak-anak berusia 5 s.d. 18
tahun sudah menggunakan komputer di rumah dan atau sekolah (Babb et al.,
2003).
Salah satu akibat dari meningkatnya penggunaan komputer pada anak
adalah munculnya masalah kesehatan. Masalah tersebut adalah nyeri dan pegal
pada tangan, leher, bahu dan sekitar punggung (Kompas, 15 Maret 2011). Ada
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah tersebut. Leaser et
al. (1998) menyatakan bahwa faktor yang potensial adalah postur dan desain
stasiun kerja (desain meja dan kursi) (Dockrell, 2005).
Telah dilakukan evaluasi postur kerja anak SD pengguna komputer di
Surakarta. Evaluasi menunjukkan tidak ada satupun responden yang berada pada
level aman. Evaluasi dilakukan di dua sekolah dasar, yaitu SDN 15 dan SD Widya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-2
Wacana 2 Surakarta. Evaluasi ini melibatkan delapan responden dari murid kelas
3 di dua sekolah tersebut. Dari pengamatan yang telah dilakukan ditemukan fakta
bahwa meja dan kursi komputer di kedua SD menggunakan meja dan kursi
komputer yang biasa digunakan untuk orang dewasa yang belum tentu sesuai
dengan ukuran anak sekolah dasar.
Dari hasil evaluasi postur kerja dan pengamatan tersebut perlu dilakukan
penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar. Pada penelitian
ini, penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar dilakukan
dengan menggunakan pendekatan anthropometri.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menentukan
dimensi rancangan meja dan kursi komputer anak sekolah dasar dengan
menggunakan pendekatan anthropometri?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah menentukan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah
dasar dengan menggunakan pendekatan anthropometri.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini, yaitu setelah dilakukan
penentuan dimensi dapat ditindaklanjuti dengan perancangan meja dan kursi
komputer anak
1.5 BATASAN MASALAH
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Mei 2012.
2. Objek penelitian adalah murid kelas 3 pada SDN 15 Surakarta dan SD Widya
Wacana 2 Surakarta.
3. Tipe komputer dalam menentukan dimensi rancangan adalah desktop.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-3
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASASAN
Sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan laporan tugas
akhir ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan masalah
yang digunakan dalam penelitian mengenai penentuan dimensi
rancangan meja dan kursi komputer anak sekolah dasar dengan
menggunakan pendekatan anthropometri dan Rapid Upper Limb
Assessment (RULA).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan materi penulisan
yang diperoleh dari beberapa referensi baik buku, jurnal maupun
internet. Bab ini juga berisi tentang informasi dan pustaka di luar teori
yang berhubungan dengan materi penulisan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN MASALAH
Bab ini berisi tentang langkah-langkah terstruktur dan sistematis yang
dilakukan dalam penelitian. Langkah-langkah tersebut disajikan dalam
bentuk diagram alir yang disertai dengan penjelasan singkat.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data-data yang berkaitan dengan penelitian, kemudian
dilanjutkan dengan pengolahan terhadap data tersebut yang tahapannya
sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang
dikembangkan pada Bab III.
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil dari pengumpulan dan
pengolahan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-4
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas kesimpulan dari hasil pengolahan data dengan
memperhatikan tujuan yang dicapai dari penelitian dan kemudian
memberikan saran perbaikan yang dilakukan untuk penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai landasan dan teori-teori yang menunjang
pengolahan data dari penelitian ini. Teori-teori tersebut merupakan teori
ergonomi, postur kerja, RULA (Rapid Upper Limb Assessment), anthropometri
dan uji validasi data.
2.1 ERGONOMI
Ergonomi atau Ergonomis sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo
yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi
mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati bahwa ergonomi adalah
ilmu dan penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya
produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
seoptimal-optimalnya (Nurmianto, 1996).
Menurut Internasional Ergonomi Association ergonomi merupakan studi
tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain. Pada
prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa saja akibat jasmani, kejiwaan
dan social dari teknologi dan produk-produknya terhadap manusia melalui
pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro. Karena yang dipelajari
adalah akibat dari teknologi dan produk-produknya maka pengetahuan khusus
yang dipelajari akan berkaitan dengan teknologi seperti biomekanika,
anthropometri, teknologi produksi, lingkungan fisik dan lain-lain.
Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalahuntuk mendapatkan
pengetahuan yang utuh tentang permasalahan interaksi manusia dengan teknologi
dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya rancangan sistem manusia
mesinyang optimal. Dengan demikian disiplin ergonomi melihat permasalahn
interaksi tersebut sebagai suatu sistem dengan pemecahan-pemecahan masalahnya
melalui pendekatan sistem pula. Pendekatan khusus dalam disiplin ergonomi ialah
aplikasi sistematis dari segala informasi yang releven yang berkaitan dengan
karakteristik dan perilaku manusia dalam perancangan peralatan, fasilitas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-2
lingkungan kerja yang dipakai. Analisis dan penelitian ergonomi meliputi hal-hal
yang berkaitan, yaitu:
1. Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya), dan anthropometri (ukuran) tubuh
manusia.
2. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang
berperan dalam tingkah laku manusia.
3. Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek
maupun panjang ataupun membuat celaka manusia dan sebaliknya kondisi-
kondisi kerja yang membuat nyaman kerja manusia.
2.2 ANTHROPOMETRI
Anthropometri merupakan satu studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia yang secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan produk maupun sistem kerja
yang akan melibatkan interaksi manusia. Data antropometri akan menentukan
bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang
akan dirancang dan manusia sebagai pengguna produk tersebut. Dalam kaitan
ini, maka perancang produk harus mampumengakomodasikan dimensi tubuh
dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya
tersebut. Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan
dimensi ukuran tubuhnya.
Anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas
antara lain untuk:
1. Perancangan areal kerja
2. Perancangan peralatan kerja
3. Perancangan produk-produk konsumtif
4. Perancangan lingkungan kerja fisik
Dengan demikian anthropometri akan dapat ditentukan bentuk, ukuran dan
dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang
mengoperasikannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-3
2.2.1 Data anthropometri dan cara pengukurannya
Manusia pada umumnya akan berbeda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Dalam penggunaan data anthropometri perlu dipertimbangkan
berbagai faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut :
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah seiring
dengan bertambahnya umur, yaitu dari sejak lahir hingga umur 20 tahun untuk
pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan akan berkurang setelah
mencapai usia 60 tahun.
2. Jenis kelamin
Dimensi dan ukuran tubuh laki-laki dan perempuan berbeda. Laki-laki
memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada perempuan kecuali pada bagian-
bagian tertentu seperti dada dan pinggul.
3. Suku atau bangsa
Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnis tertentu memiliki
karakteristik fisik tertentu yang berbeda satu dengan yang lain. Dimensi tubuh
suku bangsa negara barat lebih besar dari pada dimensi tubuh suku bangsa timur.
4. Status sosio ekonomi
Tingkat sosio ekonomi akan mempengaruhi dimensi tubuh manusia.
Negara-negara maju yang tingkat sosio ekonominya tinggi cenderung memiliki
dimensi tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang.
5. Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh
manusia. Seorang atlet mempunyai ukuran tubuh yang berbeda dengan orang yang
bukan atlet.
Selain faktor-faktor tersebut terdapat juga faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan karena mempengaruhi variabilitas ukuran tubuh manusia seperti:
1. Cacat tubuh
Diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-orang cacat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-4
2. Tebal tipis pakaian
Hal ini dipertimbangkan berkaitan dengan faktor iklim dimana perbedaan
iklim akan memberikan perbedaan bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian.
3. Kehamilan
Hal ini akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh perempuan yang hamil.
Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:
1. Anthropometri Statis (Structural Body Dimensions)
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh.
Disebut juga pengukuran dimensi tubuh, dimana tubuh diukur dalam berbagai
posisi standar dan tidak bergerak ( tetap tegak sempurna ) atau disebut juga
pengukuran statis. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran
kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan
sebagainya seperti yang terlihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.1 Ukuran Tubuh Manusia yang Sering Digunakan Untuk Merancang
Produk
Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 1995
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-5
2. Anthropometri Dinamis (Functional Body Dimensions)
Pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau
memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan
pekerjaannya. Terdapat 3 kelas dalam pengukuran anthropometri dinamis yaitu :
a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan
mekanis dari suatu aktivitas.
Contoh : mempelajari performansi atlet.
b. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh : jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat kerja yang
dilakukan duduk atau berdiri.
c. Pengukuran variabilitas kerja.
Contoh : Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru
ketik atau operator komputer.
Gambar 2.2 Anthropometri Fungsional atau Dinamis
Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 1995
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-6
Gambar 2.3 Anthropometri Fungsional atau Dinamis
Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 1995
2.2.2 Anthropometri yang digunakan dalam penelitian
Titik-titik bagian yang harus diukur dalam penentuan dimensi meja dan
kursi komputer anak adalah Stature, Popliteal Height , Buttock-Popliteal Length,
Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness, Subscapular Height
(Castellucci et al., 2009) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.14.
Gambar 2.4 Anthropometri yang Diukur
Sumber : Castellucci et al., 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-7
Tabel 2.1 Keterangan Gambar Anthropometri
NO DATA YANG DIUKUR SIMBOL
1 Stature S
2 Popliteal Height PH
3 Buttock-Popliteal Length BPL
4 Elbow Height Sitting EHS
5 Hip Width HW
6 Thigh Thickness TT
7 Subscapular Height SH
Sumber : Castellucci et al., 2009
2.2.3 Aplikasi distribusi normal dalam penetapan data anthropometri
Data anthropometri jelas diperlukan agar supaya rancangan suatu produk
bisa sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Problem adanya variasi
ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana kita mampu merancang
produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu suai” (adjustable) dengan
suatu rentang ukuran tertentu.
Pada penentuan data anthropometri, pemakaian distribusi normal akan
umum diterapkan. Distrubusi normal dapat diformulasikan berdasarkan nilai rata-
rata dan simpangan standarnya dari data yang ada. Berdasarkan nilai yang ada
tersebut, maka persentil (nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang
yang memiliki ukuran pada atau dibawah ukuran tersebut) bisa ditetapkan
berdasarkan table probabilitas distribusi normal. Jika diharapkan ukuran yang
mampu ngengalokasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2,5th
dan 97,5th
persentil pada batas-batasnya (Wignjosoebroto, 2000). Secara statistik
sudah diperhatikan bahwa data hasil pengukuran tubuh manusia pada berbagai
populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-data yang
berniali kurang lebih sama akan terkumpul dibagian tengah grafik.
Persentil menunjukan jumlah bagian per-seratus orang dari suatu populasi
yang memiliki ukuran tubuh tertantu. Tujuan penelitian, dimana sebuah populasi
dibagi-bagi berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan
diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga terbesar berkaitan dengan beberapa
pengukuran tubuh tertentu. Sebagai contoh bila dikatakan persentil ke-95 dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
N( x , X)
suatu pengukuran tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data
tinggi badan yang bernilai besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan
data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut.
1.96 X 1.96 X
2.5-th percentile X 97.5-th percentile
Gambar 2.5 Distribusi Normal yang Mengakomodasi 95% dari Populasi
Sumber : Nurmianto, 2008
Untuk penetapan data anthropometri digunakan distribusi normal yang
mana distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean X )
dan simpangan bakunya ( standar deviasi x ) dari data yang diperoleh. Dari nilai
yang ada tersebut dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel probabilitas
distribusi normal yang ada. Persentil merupakan suatu nilai yang menunjukkan
persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai
tersebut. Seperti persentil ke-95 menunjukkan 95% populasi berada pada atau
dibawah ukuran tersebut. Untuk menghitung nilai persentil digunakan formulasi
seperti terlihat pada table dibawah ini.
2.5%
95%
2.5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-9
Tabel 2.2 Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal
Persentil Perhitungan
Ke-1 xx 325.2
Ke-2,5 xx 96.1
Ke-5 xx 645.1
Ke-10 xx 28.1
Ke-50 x
Ke-90 xx 28.1
Ke-95 xx 645.1
Ke-97,5 xx 96.1
Ke-99 xx 325.2
Sumber : Nurmianto, 2008
2.2.4 Aplikasi data anthropometri dalam perancangan produk atau fasilitas
kerja
Agar rancangan dari suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran
tubuh manusia yang akan mengoperasikannya perlu diterapkan prinsip-prinsip
aplikasi data anthropometri sebagai berikut:
1. Prinsip perancangan produk bagi individu ekstrim
Disini rancangan produk dibuat untuk bisa memenuhi dua sasaran, yaitu
bisa sesuai untuk mengikuti klasifikasi ekstrim ( terlalu besar atau terlalu kecil
dibandingkan rata-rata ) dan memenuhi ukuran tubuh mayoritas. Untuk dimensi
minimum digunakan nilai persentil ke-90, ke-95 atau ke-99 dan untuk dimensi
maksimum digunakan persentil ke-1, ke-5 atau ke-10. Pada umumnya persentil
yang umum digunakan adalah ke-95 dan ke-5.
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang
Disini produk yang dirancang bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup
fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran
tubuh. Untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel umumnya digunakan rentang
persentil ke-5 sampai ke-95.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-10
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata
Dalam prinsip ini produk dirancang berdasarkan rata-rata ukuran manusia.
Dalam hal ini kemungkinan orang yang berada dalam ukuran rata-rata sedikit,
sedangkan ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk atau fasilitas kerja maka ditetapkan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Penetapan anggota tubuh yang akan difungsikan untuk mengoperasikan
rancangan tersebut.
2. Penentuan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan alat. Dalam
hal ini perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body
dimension ataukah functional body dimension.
3. Penentuan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasi dan menjadi
target utama untuk pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini lazim dikenal
sebagai segmentasi pasar seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan
rumah tangga untuk wanita dan lain-lain.
4. Penetapan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan
tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel
ataukah ukuran rata-rata.
5. Pemilihan prosentase populasi yang harus diikuti; 90th
,95 th
,99th
ataukah nilai
persentil yang lain yang dikehendaki.
6. Penetapan atau pemilihan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang
sesuai untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan. Aplikasikan
data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran bila diperlukan, seperti
halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan
oleh operator, pemakaian sarung tangan dan lain-lain.
2.2.5 Validasi Data Anthropometri Menggunakan Uji Keseragaman,
Normalitas dan Kecukupan Data
Data anthropometri dari hasil pengukuran dimensi tubuh manusia diuji
apakah data tersebut valid atau tidak. Validasi data dilakukan dengan analisis
statistic, yaitu uji keseragaman, uji Normalitas dan uji kecukupan data,
selanjutnya akan dihitung percentile untuk masing-masing dimensi tubuh dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-11
hal itu sangat diperlukan pada tahap perancangan (Wignjosoebroto, 2000).
Adapun keterangannya sebagai berikut :
1. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data berfungsi untuk memperkecil variasi yang ada
dengan membuang data ekstrim. Jika ada data yang berada di luar batas kendali
atas maupun batas kendali bawah maka data tersebut dibuang (Wignjosoebroto,
2000). Langkah pertama dalam uji keseragaman ini adalah perhitungan mean dan
standar deviasi untuk mengetahui batas kendali atas dan bawah. Rumus yang
digunakan dalam uji keseragaman ini, yaitu :
N
xxxxx i...321
……………………..…………………… (1)
1
)( 2
N
xxSD
i ………………………...……………………... (2)
SDxBKA 2.................................................................................. (3)
SDxBKB 2…………………………………………………….. (4)
dengan,
SD = standar deviasi
ix = data ke – i
x = mean data
N = jumlah data
BKA = batas kendali atas
BKB = batas kendali bawah
Jika ada data yang berada diluar batas kendali atas maupun batas kendali
bawah maka data tersebut harus dieliminasi atau dihilangkan. Untuk dapat melihat
keseragaman data dapat menggunakan peta kendali.
2. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistic
parametrik. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis parametric, asumsi
yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara
normal. Maksud dari data terdistribusi secara normal adalah data memusat pada
rata-rata dan median.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-12
Penerapan data anthropometri akan dapat digunakan jika tersedia nilai mean (rata-
rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal. Berdasarkan nilai
tersebut maka persentil (nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang
yang memiliki ukuran pada atau dibawah ukuran tersebut) bisa ditetapkan
berdasarkan table probabilitas distribusi normal. Jika diharapkan ukuran yang
mampu ngengalokasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2,5th
dan 97,5th
persentil pada batas-batasnya (Wignjosoebroto, 2000). Untuk menguji
kenormalan data digunakan rumus debagai berikut :
x
xxcX
i
2
2)(
……………………………………………………………………..(5)
bila tabelcXcX 22 maka data dikatakan normal.
3. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data berfungsi untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh sudah mencukupi untuk diolah. Sebelun dilakukan uji kucukupan data
terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan s = 0.05 yang menunjukan
penyimpangan maksimum penyimpangan program. Selain itu juga ditentukan
tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan k = 2 yang menunjukkkan besarnya
keyakinan pengukur akan ketelitian data anthropometri, artinya bahwa rata-rata
data hasil pengukuran diperbolehkan menyimpang sebesar 5% dari rata-rata
sebenarnya. Rumus uji kecukupan data, yaitu :
222/
'i
ii
X
XXNskN …………………………………… (6)
dengan,
k = tingkat kepercayaan
s = derajat ketelitian
ix = data ke – i
N = jumlah data pengamatan
N’ = jumlah data teoritis
Data dianggap telah mencukupi jika memenuhi persyaratan N’ < N,
dengan kata lain jumlah data secara toritis lebih kecil dari jumlah data
pengamatan (Wignjosoebroto, 2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-13
2.3 PENENTUAN DIMENSI
Penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak dilakukan untuk
memberikan ukuran meja dan kursi komputer yang tepat bagi anak. Dimensi meja
dan kursi komputer anak dihitung satu per satu sesuai data anthropometri yang
didapat. Tabel data anthropometri anak yang yang digunakan dalam penentuan
dimensi meja dan kursi komputer lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Data Anthropometri
No Titik Anthropometri Dimensi
1 Popliteal Height Seat Height
2 Buttock-Popliteal Length Seat Depth
3 Hip Width Seat width
4 Elbow Height Sitting Seat to Desk Clearance
5 Thigh Thickness Seat to Desk Height
6 Subscapular Height Upper Edge of Backrest
Sumber : Castellucci et al., 2009
Pada tabel di atas dapat diketahui dimensi meja dan kursi komputer anak
diperoleh dari titik anthropometri mana saja. Agak lebih jelas pada gambar 4.10
dapat dilihat bagian kursi dan meja komputer anak yang akan ditentukan
dimensinya.
Gambar 2.6 Dimensi Meja dan Kursi
Sumber : Castellucci et al., 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan
dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian ditujukan pada gambar. 3.1 di bawah ini
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-2
3.1 PENENTUAN TITIK ANTHROPOMETRI
Pada tahap pertama penelitian ini dilakukan penentuan titik-titik mana saja
yang akan diukur. Penentuan titik-titik anthropometri ini dilakukan dengan studi
literatur dari beberapa jurnal. Titik-titik bagian yang harus diukur dalam
menentukan dimensi meja dan kursi komputer anak adalah Stature, Popliteal
Height , Buttock-Popliteal Length, Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh
Thickness, Subscapular Height (Castellucai et al., 2009). Dari referensi tersebut
dibuat lembar data anthropometri. Lembar data anthropometri berisi tabel data
titik yang harus diukur serta dilengkapi gambar agar mempermudah saat
melakukan pengukuran.
3.2 PENETAPAN SAMPEL
Setelah diketahui titik-titik mana saja yang akan diukur maka dilakukan
penentuan sampel untuk mengambil data anthropometri. Data anthropometri
diambil dari SDN 15 Surakarta dan SD Widya Wacan 2 Surakarta. Responden
adalah semua murid kelas 3 dari kedua sekolah yang berjumlah 159 anak.
3.3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ANTHROPOMETRI
Pada pengumpulan data anthropometri dilakukan pengukuran anthro-
pometri anak. Pungukuran ini dilakukan untuk mengetahui berapa ukuran yang
tepat untuk menentukan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar.
Dari sampel yang telah ditentukan kemudian dilakukan pengukuran
anthropometri anak. Pengukuran anthropometri anak dilakukan dengan
menggunakan meteran tubuh. Pada pengukuran ini digunakan pula alat bantu
berupa papan untuk menahan meteran tetap tegak dan lurus agar ukuran yang
diperoleh lebih tepat dan presisi pada titik-titik tertentu. Seluruh data hasil
pengukuran dicatat pada lembar data anthropometri.
Dari hasil pengukuran diperoleh data anthropometri anak. Data
anthropometri yang telah diperoleh harus diuji agar dapat diketahui apakah data
tersebut valid atau tidak sebelum dilakukan penentuan dimensi meja dan kursi
komputer anak sekolah dasar. Validasi data dilakukan dengan dua uji secara
berurutan, yaitu uji keseragaman data dan uji kenormalan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-3
3.4 PERHITUNGAN PERSENTIL
Data yang telah lulus uji keseragaman data dan uji normalitas akan
digunakan dalam penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak. Dari data
yang telah valid dilakukan perhitungan persentil. Perhitungan persentil digunakan
untuk menentukan ukuran yang sesuai untuk mengikuti klasifikasi ekstrim (
terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan rata-rata ) dan memenuhi ukuran
tubuh mayoritas. Untuk dimensi minimum dilakukan perhitungan dengan nilai
persentil ke-90, ke-95 atau ke-99 dan untuk dimensi maksimum dilakukan
perhitungan dengan nilai persentil ke-5 atau ke-10.
3.5 PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER ANAK
Setelah seluruh data anthropometri yang didapat dikatakan valid maka
dilakukan penentuan dimensi rancangan meja dan kursi komputer anak. Dimensi
meja dan kursi komputer anak dihitung satu per satu sesuai data anthropometri
yang didapat.
a. Seat Height
Molenbroek dan Ramaekers (1996); Parcells et al., (1999) dalam
Castelluccia (2009) menyatakan bahwa Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa
plopiteal height harus lebih tinggi daripada seat height. Tetapi Gutierrez dan
Morgado (2001) menyatakan tidak harus lebih tinggi dari 4 cm dalam Castelluccia
(2009) atau 88 persen dari plopiteal height Parcells et al., (1999) dalam
Castelluccia (2009) untuk menghindari kompresi di daerah pantat Garcı'a-Molina
et al., (1992) dalam Castelluccia (2009). Kriteria perbandingan ini ditentukan
dengan menggunakan kriteria yang dijelaskan oleh Gouvali dan Boudolos, 2006,
tetapi menurut SERNAC (2005) dalam Castelluccia (2009) plopiteal height telah
dimodifikasi menurut ketinggian sepatu 3 cm setelah didapat data dari national
costumer’s survey, maka dari itu kriteria perbandingan ditentukan oleh penerapan
persamaan :
……………………………… (1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-4
b. Seat Depth
Gutie'rrez dan Morgado (2001); Helander (1997); Khalil et al., (1993);.
Milanese dan Grimmer (2004); Occhipinti et al., (1993);. Orborne (1996);
Pheasant (1991) dalam Castelluccia (2009) menyatakan agar dapat menggunakan
sandaran kursi untuk mendukung lumbal tulang belakang tanpa adanya kompresi
dari permukaan popliteal, peneliti menyampaikan bahwa seat depth harus
menggunakan persentil 5 dari distribusi buttock-popliteal length. Di sisi lain,
Parcells et al., (1999) dalam Castelluccia (2009) menyatakan jika seat depth jauh
lebih kecil dari buttock-popliteal length maka kursi tidak dapat menampung
seluruh paha. Penentuan besar seat depth diperoleh dari persamaan di bawah ini:
………………….…………………………… (2)
c. Seat Width
Evans et al., (1988);. Gutie 'rrez dan Morgado (2001); Helander (1997);
Mondelo et al., (2000);. Occhipinti et al., (1993).; Orborne (1996); Sanders dan
McCormick (1993) dalam Castelluccia (2009) menyatakan untuk membuat
ukuran kursi yang tepat, hip width harus lebih kecil dari seat width, dan ditujukan
persentil yang digunakan adalah persentil 95 dari anthropometri hip width atau
persentil terbesar hip width. Dalam hal ini diperoleh persamaan sebagai berikut:
………………………………….…………………………… (3)
d. Seat To Desk Clearance
Garcı 'a-Acosta dan Lange-Morales (2007); Molenbroek et al., (2003)
dalam Castelluccia (2009) menyatakan seat to desk clearance dianggap tepat jika
lebih tinggi dari thigh thickness untuk memberikan ruang pergerakan kaki.
Parcells dkk. (1999) dalam Castelluccia (2009) mengusulkan agar meja
seharusnya 2 cm lebih tinggi dari tinggi lutut, mengingat situasi ini, besar Seat to
desk clearance dapat diperoleh dari persamaan :
………………………………………………………….. (4)
e. Seat To Desk Height
Garcı 'a-Acosta dan Lange-Morales (2007); Milan dan suram (2004);
Molenbroek et al., (2003);. Sanders dan McCormick (1993) dalam Castelluccia
(2009) menyampaikan berdasarkan bukti yang ada elbow height sitting adalah
kriteria utama untuk seat to desk height. Parcells et al., (1999) dalam Castelluccia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-5
(2009) menyatakan bahwa seat to desk height tergantung besar sudut flexion
bahu. Pada penelitian Pheasant (1991); Poulakakis dan Marmaras (1998) dalam
Castelluccia (2009)merekomendasikan bahwa meja harus 3-5 cm lebih tinggi dari
elbow height sitting. Menurut Occhipinti et al., (1985) dalam Castelluccia (2009)
penentuan seat to desk height didefinisikan dengan persamaan yang telah
dimodifikasi dengan elbow height sitting sebagai ketinggian minimal untuk seat to
desk height, dalam rangka memberikan penurunan yang signifikan pada beban
tulang belakang, dan mempertimbangkan bahwa ketinggian maksimum seat to
desk height tidak harus lebih tinggi dari 5 cm di atas ukuran elbow height sitting:
………………………………………………… (5)
f. Against Upper Edge Of Backrest
Garcı 'a-Acosta dan Lange-Morales (2007); Gutie 'rrez dan Morgado,
(2001); Orborne (1996) dalam Castelluccia (2009) menyampaikan untuk dapat
menyangga trunk dan lengan, subscapular height harus lebih tinggi dari upper
edge of backrest, dan ditunjuk untuk persentil 5 dari distribusi subscapular height
atau subscapular height yang terkecil. Sehingga diperoleh persamaan sebagai
berikut:
……………………………………………………………….. (6)
g. Desk Width and Desk Depth
Dimensi lebar dan kedalaman meja tidak mengacu pada ukuran tubuh
anak. Untuk kedua dimensi ini didasarkan pada seberapa banyak barang atau
material yang terdapat di atas meja itu sendiri. Lebar dan kedalam meja harus
cukup untuk mengakomodasi semua barang yang mungkin ada di meja (Mokdad
et al., 2009). Pada penentuan dimensi rancangan meja komputer anak ini barang
yang dimungkinkan ada di meja adalah monitor, CPU, keyboard, speaker dan
mouse, serta alat tulis yang dibawa oleh murid.
h. Table Height
Untuk dimensi table height tidak diperoleh rumus pasti yang dapat
dihitung. Table height dapat diperoleh dari penjumlahan seat height dengan seat
to desk height yang dapat dilihat seperti di bawah ini:
TH = SH + SDH ………………………………………………………….. (7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-6
i. Table Thick
Table thick atau ketebalan meja juga tidak memiliki rumus pasti yang
digunakan untuk perhitungan dimensinya. Tetapi table thick dapat di peroleh
dengan mengurangkan nilai seat to desk height dengan nilai Seat to desk
clearance yang dapat dilihat seperti berikut ini :
TT = SDH – SDC …………………………………………..…………… (8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-1
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data-data yang berkaitan dengan penelitian, kemudian
dilanjutkan dengan pengolahan terhadap data tersebut yang tahapannya sesuai
dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikembangkan pada Bab III.
4.1 PENENTUAN TITIK ANTHROPOMETRI
Pada tahap pertama penelitian ini dilakukan penentuan titik-titik mana saja
yang akan diukur. Penentuan titik-titik anthropometri ini dilakukan dengan studi
literatur dari beberapa jurnal. Titik-titik bagian yang harus diukur dalam
penentuan dimenai meja dan kursi komputer anak adalah Stature, Popliteal Height
, Buttock-Popliteal Length, Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness,
Subscapular Height (Castellucci et al., 2009). Pengukuran anthropometri
digunakan untuk menentukan dimensi meja dan kursi komputer anak. Titik-titik
bagian yang harus diukur dalampenentuan dimensi meja dan kursi komputer anak
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Anthropometri yang Diukur
Sumber : Castellucci et al., 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-2
Tabel 4.1 Keterangan Gambar Anthropometri
NO DATA YANG DIUKUR SIMBOL
1 Stature S
2 Popliteal Height PH
3 Buttock-Popliteal Length BPL
4 Elbow Height Sitting EHS
5 Hip Width HW
6 Thigh Thickness TT
7 Subscapular Height SH
Sumber : Castellucci et al., 2009
Dari gambar anthropometri yang diukur dan tabel keterangan gambar
anthropometri dapat dibuat lembar data anthropometri. Lembar data
anthropometri berisi tabel data titik yang harus diukur serta dilengkapi gambar
agar mempermudah saat melakukan pengukuran. Lembar data anthropometri ini
digunakan dalam pengambilan data anthropometri anak. Adanya gambar pada
lembar data anthropometri agar memudahkan dalam pengukuran dan pencatatan
data anthropometri.
Pengukuran anthropometri ini digunakan untuk menentukan dimensi meja
dan kursi komputer anak. Dari titik-titik yang telah ditentukan dapat dihitung
dimensi meja dan kursi komputer anak. Data anthropometri yang akan diukur
dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Anthropometri
No Titik Anthropometri Dimensi
1 Popliteal Height Seat Height
2 Buttock-Popliteal Length Seat Depth
3 Hip Width Seat width
4 Elbow Height Sitting Seat to Desk Clearance
5 Thigh Thickness Seat to Desk Height
6 Subscapular Height Upper Edge of Backrest
Sumber : Castellucci et al., 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-3
Pada tabel di atas dapat diketahui dimensi meja dan kursi komputer anak
diperoleh dari titik anthropometri mana saja. Agar lebih jelas pada gambar 4.2
dapat dilihat bagian kursi dan meja komputer anak yang akan ditentukan
dimensinya.
Gambar 4.2 Dimensi Meja dan Kursi
Sumber : Castellucci et al., 2009
4.2 PENETAPAN SAMPEL
Setelah diketahui titik-titik mana saja yang akan diukur maka dilakukan
penentuan sampel untuk mengambil data anthropometri. Data anthropometri
diambil dari SDN 15 Surakarta dan SD Widya Wacan 2 Surakarta. Responden
adalah semua murid kelas 3 dari kedua sekolah yang berjumlah 159 anak.
4.3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ANTHROPOMETRI
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pengolahan data
anthropometri. Pengumpulan data anthropometri dilakukan dengan mengukur
anthropometri anak sesuai titik-titik yang telah ditentukan.
Pengukuran anthropometri anak dilakukan dengan menggunakan
penggaris besi 60 cm. Pada pengukuran ini digunakan pula alat bantu berupa
papan yang digunakan untuk penanda pada penggaris saaat mengukur agar ukuran
yang diperoleh lebih tepat dan presisi pada titik-titik tertentu. Seluruh data hasil
ukur dicatat pada lembar data anthropometri. Data anthropometri yang telah
diperoleh harus diuji agar dapat diketahui apakah data tersebut valid atau tidak
sebelum dilakukan perancangan. Validasi data dilakukan dengan dua uji secara
berurutan, yaitu uji keseragaman data dan uji normalitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-4
4.3.1 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data berfungsi untuk memperkecil variasi yang ada
dengan membuang data ekstrim. Jika ada data yang berada di luar batas kendali
atas maupun batas kendali bawah maka data tersebut dibuang (Wignjosoebroto,
2000).
1. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel
Perhitungan uji keseragaman data dilakukan dengan menggunakan
software Microsoft Excel. Tabel data perhitungan uji keseragaman sebelum
dan setelah diseragamkan terlampir.
2. Perhitungan Manual dan Grafik
a) Popliteal Height
Sebelum Seragam
Jumlah data = 85
BKA = x + (2.SD) = 36,55 + 2(2) = 41,52 cm
BKB = x – (2.SD ) = 36,55 - 2(2) = 31,58 cm
Grafik 4.3 Data Popliteal Height Sebelum Seragam
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85
Tin
gg
i P
op
ite
al
(cm
)
Tinggi Popiteal
data
BKA
BKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-5
Setelah Seragam
Jumlah data = 75
BKA = x + (2.SD) = 37,00 + 2(1,70) = 40,39cm
BKB = x – (2.SD ) = 37,00 - 2(1,70) = 33,61 cm
Grafik 4.4 Data Popliteal Height Setelah Seragam
b) Pantat Ke Dalam, Lutut Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh
Thickness, Subscapular Height
Untuk perhitungan manual uji keseragaman data pantat ke dalam, lutut
Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness dan Subscapular Height
terlampir.
4.3.2 Uji Normalitas
Penggunaan uji normalitas karena pada analisis parametric, asumsi yang
harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.
Maksud dari data terdistribusi secara normal adalah data memusat pada rata-rata
dan median.
1. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel
Perhitungan uji keseragaman data dilakukan dengan menggunakan
software Microsoft Excel. Tabel data perhitungan uji keseragaman sebelum
dan setelah diseragamkan terlampir.
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81
Tin
ggi
Po
pit
eal
(cm
)
Tinggi Popiteal
Data
BKA
BKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-6
2. Perhitungan Manual
a) Popliteal Height
X
XXcX i
hitung
2
2
=37
213
= 5,76
tabelcX 2 = { ),1(kdf }= 95,08, dimana :
( taraf signifikan ) = 5 %
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa hitungcX 2 tabelcX 2 terpenuhi,
untuk hitungcX 2 = 5,76 dan tabelcX 2 = 95,08, maka dapat disimpulkan bahwa
data antropometri tersebut adalah berdistribusi normal.
b) Buttock-Popliteal Length , Lutut Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh
Thickness, Subscapular Height
Untuk perhitungan manual uji normalitas data pantat ke dalam, lutut
Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness dan Subscapular Height
terlampir.
4.4 PERHITUNGAN PERSENTIL
Data yang telah lulus uji keseragaman data dan uji normalitas akan
digunakan dalam penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak. Dari data
yang telah valid dilakukan perhitungan persentil. Perhitungan persentil digunakan
untuk menentukan ukuran yang bisa sesuai untuk mengikuti klasifikasi ekstrim (
terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan rata-rata ) dan memenuhi ukuran
tubuh mayoritas. Untuk dimensi minimum dilakukan perhitungan dengan nilai
persentil ke-90, ke-95 atau ke-99 dan untuk dimensi maksimum dilakukan
perhitungan dengan nilai persentil ke-5 atau ke-10.
4.4.1 Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel
Perhitungan persentil dilakukan dengan menggunakan software
Microsoft Excel. Untuk lebih jelasnya perhitungan persentil menggunakan
software Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel 4.3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-7
Tabel 4.3 Data Perhitungan Persentil
No Data yang Diukur P5 P10 P50 P90 P95 P99
1 Tinggi Popiteal 34.21 34.83 37.00 39.17 39.79 40.94
2 Pantat ke Dalam Lutut 31.63 32.39 35.06 37.73 38.49 39.91
3 Tinggi Siku Duduk 11.13 11.64 13.41 15.18 15.68 16.62
4 Lebar Pinggul 19.41 20.12 22.60 25.09 25.79 27.11
5 Tebal Paha 7.95 8.28 9.43 10.58 10.91 11.52
6 Tinggi Scapula ke Permukaan Duduk 31.28 32.27 35.73 39.19 40.18 42.02
4.4.2 Perhitungan Percentile untuk setiap data pengukuran
a) Popliteal Height
P5 = x -1.645σx = 37 – 1.645 (1,7) = 34,21 cm
P10 = xx 28.1 = 37 – 1.28 (1,7) = 34,83 cm
P50 = x = 37 cm
P90 = xx 28.1 = 37 + 1.28 (1,7) = 39,19 cm
P95 = x +1.645σx = 37+1.645 (1,7) = 39,79 cm
P99 = xx 325.2 = 37 + 2.325 (1,7) = 40,94 cm
b) Buttock-Popliteal Length , Lutut Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh
Thickness, Subscapular Height
Untuk perhitungan manual uji normalitas data pantat ke dalam, lutut
Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness dan Subscapular Height
terlampir.
4.5 PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER ANAK
Setelah seluruh data anthropometri yang didapat dikatakan valid dan
dilakukan perhitungan persentil maka dilakukan penentuan dimensi meja dan
kursi komputer anak. Penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak dilakukan
untuk memberikan ukuran yang meja dan kursi komputer yang tepat bagi anak.
Dimensi meja dan kursi komputer anak dihitung satu per satu sesuai
anthropometri data anthropometri yang didapat. Tabel data anthropometri dimensi
meja kursi komputer anak yang yang digunakan dalam perancangan lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-8
Tabel 4.4 Data Anthropometri dan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak
No Titik Anthropometri Simbol Dimensi Simbol
1 Popliteal Height PH Seat Height SH
2 Buttock-Popliteal Length BPL Seat Depth SD
3 Hip Width HW Seat width SW
4 Elbow Height Sitting EHS Seat to Desk Clearance SDC
5 Thigh Thickness TT Seat to Desk Height SDH
6 Subscapular Height SUH Upper Edge of Backrest UEB
Sumber : Castellucci et al., 2009
Dimensi dari meja dan kursi komputer anak di dapat dari ukuran
anthropometri yang telah didapat. Terdapat perhitungan pada masing-masing
dimensi meja dan kursi komputer anak. Dibawah ini akan dijabarkan perhitungan
untuk masing-masing dimensi.
1. Seat Height
Dari persamaan (1) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat
Height sebagai berikut :
(PH + 3) cos 30° ≤ SH ≤ (PH + 3) cos 5°
(37 + 3) cos 30° ≤ SH ≤ (37 + 3) cos 5°
40 x 0,866 ≤ SH ≤ 40 x 0,996
34,64 ≤ SH ≤ 39,85
Untuk nilai cos 30° dan cos 5° merupakan sudut antara kaki dengan kaki kursi,
yaitu sudut 30° dan sudut 5°. Agar lebih jelas, sudut antara kaki dengan kaki kursi
dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Sudut Antara Kaki Dengan Kaki Kursi
Sumber : Modifikasi (Castellucci et al., 2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-9
2. Seat Depth
Dari persamaan (2) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat
Depth sebagai berikut :
0,8 BPL ≤ SD ≤ 0,95 BPL
0,8 x 31,63 ≤ SD ≤ 0,95 x 31,63
25,304 ≤ SD ≤ 30,048
3. Seat Width
Dari persamaan (3) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat
Widht sebagai berikut :
HW < SW
25,79 < LK
4. Seat To Desk Clearance
Dari persamaan (4) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat
To Desk Clearance sebagai berikut :
TT + 2 < SDC
10,58 + 2 < SDC
12,58 < SDC
5. Seat To Desk Height
Dari persamaan (5) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat
To Desk Height sebagai berikut :
EHS ≤ SDH ≤ EHS + 5
15,18 ≤ SDH ≤ 15,18 + 5
15,18 ≤ SDH ≤ 20,18
6. Upper Edge Of Backrest
Dari persamaan (6) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya
Upper Edge Of Backrest sebagai berikut :
SUH ≥ UEH
31,28 ≥ UEH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-10
7. Desk Width and Desk Depth
Dimensi lebar dan kedalaman meja tidak mengacu pada ukuran tubuh
anak. Untuk kedua dimensi ini didasarkan pada seberapa banyak barang atau
material yang terdapat di atas meja itu sendiri. Lebar dan kedalam meja harus
cukup untuk mengakomodasi semua barang yang mungkin ada di meja (Mokdad
et al., 2009). Pada penentuan dimensi rancangan meja komputer anak ini barang
yang dimungkinkan ada di meja adalah monitor, CPU, keyboard, speaker dan
mouse, serta alat tulis yang dibawa oleh murid.
8. Table Height
Dari persamaan (7) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya
Table Height sebagai berikut :
TH = SH + SDH
20,18
60,03
9. Table Thick
Dari persamaan (8) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya
Table Thick sebagai berikut :
TTh = SDH – SDC
- 12,57
8,61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V- 1
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab V ini merupakan analisis dari pengolahan data yang telah
dilakukan pada bab IV. Adapun analisis yang dilakukan diuraikan pada 6 sub bab
di bawah ini.
5.1 Munculnya Data Out Layer pada Data Anthropometri
Pada bab 4 setelah dilakukan penilaian postur kerja kemudian dilakukan
pengumpulan dan pengolahan data anthropometri anak. Pengumpulan data
diambil dari populasi murid kelas 3 dari SD Widya Wacana 2 dan SDN 15
Surakarta. Setelah proses pengumpulan data dilakukan proses pengolahan data
enthropometri anak dimana dilakukan uji keseragaman data dan uji normalitas
serta perhitungan persentil untuk masing-masing titik anthropometri. Pada
perhitungan uji keseragaman data terdapat data out layer pada semua titik
anthropometri yang diukur. Pada Popliteal height terdapat data out layer sebanyak
10 data, Buttock-Popliteal Length tedapat 9 data, Elbow Height Sitting terdapat 13
data, Hip Width terdapat 10 data, Thigh Thickness terdapat 13 data, Subscapular
Height 3 data out layer. Untuk lebih jelasnya grafik data out layer dapat dilihat
pada gambar 5.2 berikut :
Gambar 5.1 Data Out Layer
Popliteal Height
Buttock-Popliteal Length
Elbow Height Sitting
Hip Width
Thigh Thicknes
s
Subscapular
Height
sebelum di uji 85 85 85 85 85 85
setelah di uji 75 76 72 75 72 82
65
70
75
80
85
90
Jum
lah
Da
ta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V- 2
Munculnya data out layer ini dikarenakan ukuran anthropometri anak yang
berbeda-beda dan beberapa anak memiliki ukuran ekstrim baik atas ataupun
bawah. Data-data out layer seperti ini harus dihilangkan agar data anthropometri
yang ada lebih seragam dan agar data anthropometri tersebut dapat berdistribusi
normal.
5.2 Hasil Perhitungan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak
Penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak dilakukan untuk
memberikan ukuran yang meja dan kursi komputer yang tepat bagi anak. Dimensi
meja dan kursi komputer anak dihitung satu per satu sesuai anthropometri data
anthropometri yang didapat. Titik-titik anthropometri yang digunakan dalam
perhitungan adalah Popliteal Height, Buttock-Popliteal Length, Elbow Height
Sitting, Hip Width, Thigh Thickness, Subscapular Height. Data anthropometri dari
kedua sekolah tersebut diuji dengan uji keseragaman data dan uji normalitas.
Setelah itu baru di dapat data yang valid dan dilakukan perhitungan persentil.
Persentil yang digunakan tiap dimensi meja dan kursi berbeda-beda. Dari data
tersebut barulah dapat dilakukan perhitungan dimensi dengan rumus yang telah
ditetukan dan untuk masing-masing dimensi rumus yang digunakan berbeda.
Hasil perhitungan dimensi meja dan kursi komputer ada yang berupa nilai fix dan
ada pula yang berupa batas ataupun range. Agar lebih jelas hasil perhitungan
dapat dilihat pada gambar 5.3 di bawah ini :
Tabel 5.1 Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak
Range Batas Fix
Seat Height
Seat Depth
Seat To Desk Height
Table Height
Table Thick
Seat Width
Seat To Desk Clearance
Upper Edge Of Backrest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V- 3
5.3 Perbandingan Ukuran Meja dan Kursi Kumputer Anak yang Telah Ada
dengan Hasil Perhitungan
Meja dan kursi komputer yang digunakan pada SD Widya Wacana 2 dan
SDN 15 Surakarta adalah meja dan kursi komputer seperti yang ada dipasaran.
Meja dan kursi ini memiliki ukuran yang sesuai dengan orang dewasa sehingga
tidak sesuai dengan ukuran anthropometri anak. Hal ini yang menyebabkan postur
kerja anak menjadi buruk dan timbulnya keluahan setelah menggunakan
komputer. Pada penelitian ini dilakukan penentuan dimensi meja dan kusi
komputer anak. Penentuan dimensi mengacu pada titik-titik anthropometri
tertentu dan ukuran anthropometri dari anak. Titik-titik yang diukur yaitu Stature,
Popliteal Height, Buttock-Popliteal Length, Elbow Height Sitting, Hip Width,
Thigh Thickness, Subscapular Height untuk menentukan dimensi meja dan kursi
anak. Dari titik-titik tersebut akan dilakukan perhitungan dengan rumus yang
berbeda untuk tiap dimensinya seperti yang telah dilakukan di bab 4. Dengan
ditentukan dimensi yang sesuai dengan anthropometri anak ini diharapkan dapat
memperbaiki postur kerja anak saat menggunakan komputer dan mengurangi
keluhan yang dirasakan anak setelah menggunakan komputer.
5.4 Perbandingan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak Pada SD Widya
Wacana 2 Surakarta dan SDN 15 Surakarta dengan Hasil Perhitungan
Meja dan kursi komputer yang digunakan pada SD Widya Wacana 2 dan
SDN 15 Surakarta memiliki dimensi yang tidak sesuai dengan ukuran
anthropometri anak. Perbandingan dimensi meja dan kursi komputer anak pada
SD Widya Wacana 2 dan SDN 15 Surakarta dengan hasil perhitungan pada dilihat
pada tabel 5.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V- 4
Tabel 5.2 Perbandingan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak
Dimensi Perhitungan SD Widya Wacana 2 SDN 15
Seat Height 39,85 48 40
Seat Depth
30,048
38 36
Seat Width 25,79 < SW 38 80
Upper Edge Of Backrest 31,28 ≥ UEH 36 -
Table Height 60,03 73 72
Dari hasil perbandingan dimensi meja dan kursi komputer anak pada SD Widya
Wacana 2 dan SDN 15 Surakarta dengan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa
pada dimensi meja dan kursi pada kedua sekolah tidak ada yang sesuai ataupun
masuk dalam range dimensi dari hasil perhitungan. Meja dan kursi komputer pada
kedua sekolah memiliki dimensi yang lebih besar dibandingkan dengan dimensi
hasil perhitungan pada penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI - 1
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab VI merupakan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan. Berikut merupakan kesimpulan dan saran yang diperoleh.
6.1 KESIMPULAN
Dari pengolahan data yang telah dilakukan didapat dimensi untuk meja
dan kursi komputer anak. Dimensi yang diperoleh terdapat tiga jenis, yaitu range,
batas dan nilai fix. Untuk Against Upper Edge Of Backrest didapat nilai fix
sebesar 31,28 cm. Terdapat 2 dimensi yang merupakan nilai batas, yaitu Seat
Width 25,79 < LK dan Seat To Desk Clearance 12,58 < SDC. Untuk dimensi yang
berupa nilai range, yaitu Seat Height 34,64 ≤ SH ≤ 39,85, Seat Depth 25,304 ≤ SD
≤ 30,048, Seat To Desk Height 15,18 ≤ SDH ≤ 20,18, Table Height 60,03
dan Table Thick 2,61 8,61.
6.2 SARAN
Berangkat dari dimensi yang telah ditentukan dapat ditindaklanjuti dengan
perancangan meja dan kursi kompute anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user