Perancangan Jaringan Logistik Maritim Menggunakan ...
Transcript of Perancangan Jaringan Logistik Maritim Menggunakan ...
Perancangan Jaringan Logistik Maritim Menggunakan Kombinasi Rute Pendulum Nusantara
Muhammad Reza, Komarudin
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Kampus Baru UI Depok 16424
Email: [email protected]
Abstrak Tingginya biaya logistik di Indonesia disebabkan salahsatunya oleh ketimpangan perdagangan antara wilayah barat dan timur di Indonesia. Hal ini mengakibatkan perbedaan kesejahteraan antara kedua wilayah tersebut. Perencanaan pendulum nusantara sebagai salahsatu solusi pemerataan biaya logistik disebut menjadi pilihan tepat bagi pemerintah untuk menyejahterakan Indonesia. Penelitian ini mengoptimasi dua alternatif model perencanaan pendulum nusantara dengan memutuskan ketiga tingkat strategis, taktis, dan operasional dengan kombinasi rute yang berbeda-beda. Hasil optimasi memperlihatkan bahwa alternatif kedua dengan kombinasi empat pelabuhan menjadi yang paling produktif dalam hal keuntungan jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengambilan kebijakan terkait rute pelayaran domestik.
Kata Kunci: pendulum nusantara, liner shipping, dan optimasi.
Abstract
The high cost of logistics in Indonesia were caused by imbalances between trades on Western region and Eastern region in Indonesia. This has resulted in differences between the well-being of the region. Planning pendulum nusantara as a logistics cost equalization solution referred to be the right choice for the government to increases welfare of Indonesian people. This research is optimizing the planning models of two alternatives pendulum nusantara and decided the third level of strategic, tactical, and operational decision with a combination of some routes. Optimization results show that the second alternative with a combination of four ports became the most productive in terms of profit if compared to previous studies. This research is expected to help the retrieval of related policy cruise routes Indonesia.
Keywords: pendulum nusantara, liner shipping, and optimization.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
Pendahuluan
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki luas
wilayah laut sebesar dua per tiga dari luas wilayah Indonesia. Menurut UNCTAD,
pada tahun 2015, nilai perekonomian laut Indonesia berkisar US$ 3-5 Triliun.
Forbes mengeluarkan indeks negara kompetitif di dunia pada tahun 2013
yang diukur dari berbagai aspek dimana beberapa aspek paling utama adalah
Economic Stability, Government Efficiency, Business Efficiency dan
Infrastructure. Indeks ini mengukur bagaimana sebuah negara mengatur
kompetensinya untuk menyejahterakan masyarakatnya. Indonesia menduduki
peringkat ke 39 dan masih terlampau jauh dibandingkan dengan negara di Asia
Tenggara lainnya yakni Filipina peringkat ke 38, Thailand peringkat ke 27,
Malaysia peringkat ke 15, dan Singapura peringkat ke 5. Data lain yang
menguatkan dipaparkan oleh Logistic Performance Index yaitu sebuah alat
patokan yang dibuat oleh World Bank pada tahun 2014 untuk membantu suatu
negara mengidentifikasi tantangan dan kesempatan dalam performa perdagangan
logistik agar dapat melakukan perbaikan. Indikatornya yaitu customs,
infrastruktur, pengiriman Internasional, kompetensi logistik, pelacakan, dan
kesesuaian waktu. Indonesia menduduki peringkat ke 53, jauh di bawah negara-
negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam dengan urutan ke 48, Thailand
dengan urutan 35, Malaysia dengan urutan ke 25, dan Singapura dengan urutan ke
5.
Studi lebih lanjut mengenai proporsi biaya logistik di Indonesia
dipaparkan oleh Centre for Logistics and Supply Chain Studies ITB pada tahun
2011 menyatakan bahwa proporsi transportasi selama delapan tahun berturut-turut
menjadi kontributor paling tinggi.
Studi kasus nyata yang terjadi di Indonesia yaitu pengiriman satu TEU dari
Jakarta ke beberapa kota di dalam dan luar negeri menunjukan ketimpangan
antara harga dan jarak kota. Terlebih lagi, harga yang melonjak tinggi berada pada
pengiriman dalam negeri.
Data yang menarik lainnya adalah persebaran penduduk dan kontributor
PDB Nasional sangat terjadi ketimpangan antara di pulau Jawa dan pulau lainnya
di Indonesia.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
Dalam menyikapi masalah ini, pemerintah Republik Indonesia
mencanangkan sebuah sistem logistik yang disebut pendulum nusantara dengan
tujuan mengurangi biaya logistik nasional sehingga dapat menyeimbangkan
perdagangan dari barat hingga timur Indonesia dan memicu kesejahteraan sosial.
Tinjauan Teoritis
Pada bagian ini akan dibahas landasan teori yang digunakan dalam penelitian
yang akan dilakukan.
1. Terminal Peti Kemas
Terminal peti kemas adalah pelabuhan dimana peti kemas mengalami
perpindahan moda transportasi (Tierney, Vos & Stahlbock, 2014). Terminal ini
berfungsi untuk menghubungkan perpindahan peti kemas dari jalur laut menuju
jalur darat dan sebaliknya. Arus lalu lintas barang melalui laut menggunakan
moda transportasi kapal laut. Arus lalu lintas barang di darat akan menggunakan
truk ataupun kereta api.
Adapun dimensi standar dari TEU ini adalah dengan panjang 6,058 meter,
lebar 2,438 meter, dan tinggi 2,591 meter. Volume standar dari kontainer jenis ini
adalah 38.27π!dan mampu menampung berat hingga 21.7 ton.
2. Liner Shipping
Terdapat tiga macam industri dalam transportasi laut: tramp shipping,
industrial shipping dan liner shipping (Lawrence, 1972). Bentuk yang paling
umum dari pengiriman dalam perdagangan container adalah liner shipping yaitu
kapal mengikuti rute tetap mengikuti jadwal waktu yang tetap. Sebaliknya, pada
tramp shipping, kapal-kapal tidak menempel jadwal yang tetap. Kapal Tramp
digunakan untuk mengangkut kargo yang tersedia sehingga untuk
memaksimalkan pendapatan. Dalam industrial shipping, kapal dikendalikan oleh
pemilik kargo yang berusaha untuk mengangkut kargo dengan biaya minimal.
Liner shipping merupakan pelayanan pengiriman dengan rute pelayaran yang
tetap dengan kedatangan yang regular (Rijn, 2015). Jenis kargo yang biasanya
digunakan dalam liner service adalah peti kemas, RoRo, dan general cargo.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
3. Pendulum Nusantara
Pendulum nusantara adalah rancangan rute pelayaran Indonesia yang
menghubungkan wilayah barat dengan timur. Pendulum Nusantara menggunakan
rute pelayaran pendulum yang menghubungkan enam pelabuhan utama Indonesia
yaitu Belawan (Medan), Batam, Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak
(Surabaya), Makassar, dan Sorong.
Rute utamanya akan bergerak seperti pendulum mulai dari pelabuhan
Belawan menuju Batam ke Tanjung priok lanjut ke Surabaya Makassar dan
Sorong. Setelah melewati enam pelabuhan tersebut, kapal akan bergerak
sebaliknya yaitu dari pelabuhan Sorong menuju Makassar, Tanjung Perak,
Tanjung Priok, Batam dan Belawan. Gambaran Pendulum Nusantara dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Pendulum Nusantara
Sumber: (Pelabuhan Indonesia, 2013)
Pendulum nusantara akan memperbaiki aktivitas bongkar muat di
pelabuhan. Sebagai contoh aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung priok
tidak hanya untuk melayani satu pelabuhan saja, namun juga harus dapat melayani
pelabuhan Belawan dan Batam, untuk kapal yang akan melalui pendulum kanan
aktivitas bongkar muat harus melayani Tanjung Perak, Makassar dan Sorong.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
4. Mixed-Integer Programming
Dalam berbagai studi kasus riset operasi variabel keputusan hanya akan
diputuskan jika mereka memiliki nilai-nilai integer. Sebagai contoh penetapan
orang, mesin, dan kendaraan untuk sebuah kegiatan dalam jumlah integer. Dalam
kasus ini, formulasi yang cocok digunakan adalah Integer Programming (IP).
Model matematika untuk Integer Programming adalah model pemrograman
linear dengan satu tambahan kendala bahwa variabel harus memiliki nilai-nilai
integer. Jika hanya beberapa variabel yang wajib memiliki nilai integer, model ini
disebut Mixed Integer Programming (MIP).
Mempertimbangkan bahwa penelitian ini membutuhkan keputusan variabel
dalam bentuk campuran (integer dan non-integer), maka Mixed Integer
Programming akan digunakan dalam penelitian ini. (Hilier, 1955)
5. Rute Pelayaran Meijer
Pada tahun 2015, J. Meijer, dalam tesisnya yang berjudul βCreating a Liner
Shipping Network Designβ melakukan sebuah penelitian mengenai
pengembangan Liner Shipping di Indonesia yang berbasis kepada pendulum
nusantara. Meijer melakukan penelitian dengan tujuan untuk menyediakan sebuah
metode pengambilan keputusan tingkat operasional, taktis dan strategis, sehingga
memaksimalkan keuntungan.
Pelabuhan yang akan diteliti berjumlah enam yaitu Belawan (1), Tanjung
Priok (2), Tanjung Perak (3), Banjarmasin (4), Makassar (5), dan Sorong (6).
Algoritma yang dibangun adalah Back and Forth yaitu membangun rute pendek
yang terdiri dari tiga pelabuhan setiap rutenya dengan pelabuhan awal dan akhir
adalah sama.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
Tabel 1. Rute Pelayaran Back and Forth J. Meijer
Sumber: (Meijer, 2015)
Berikut adalah hasil dari penelitian yang dibuat oleh J. Meijer:
Tabel 0. Hasil Kebutuhan Kapal menggunakan Rute Back and Forth per
Minggu
Sumber: (Meijer, 2015)
Rute Port-1 Port-2 Port-31 1 2 12 1 3 13 1 4 14 1 5 15 1 6 16 2 3 27 2 4 28 2 5 29 2 6 210 3 4 311 3 5 312 3 6 313 4 5 414 4 6 415 5 6 5
Tipe Kapal Rute Jumlah KapalBiaya Tetap per Minggu
($)
Total Biaya Bahan Bakar per Minggu
($)
Kecepatan Optimal (kn)
Feeder 800 1,3,1 2 112,000 104,261.22 10.33Panamax 1750 1,2,1 1 105,000 160,839.63 17.73Panamax 1750 1,2,1 1 105,000 160,839.63 17.73Panamax 1750 2,3,2 1 105,000 30,514.95 12Panamax 1750 2,5,2 1 105,000 56,584.14 13.43Panamax 1750 3,4,3 1 105,000 27,597.95 12Panamax 1750 3,6,3 2 210,000 196,233.62 12.61Panamax 2400 2,4,2 1 147,000 55,165.86 12Panamax 2400 3,5,3 1 147,000 50,128.15 12
Total - 11 1,141,000 842,165.15
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
Tabel 2. Performa Jaringan Rute Pelayaran Meijer Algoritma Back and
Forth
Sumber: (Meijer, 2015)
6. Rute Pelayaran Van Rijn
Van Rijn, dalam tesisnya yang berjudul βService Network Design for Liner
Shipping in Indonesiaβ pada tahun 2015 meneliti pengembangan Liner Shipping
di Indonesia yang berbasis kepada pendulum nusantara. Tujuan dari penelitian ini
adalah menyediakan sebuah desain jaringan rute, berlaku untuk dataset yang
berbeda-beda, yang menentukan solusi terbaik untuk pengambilan keputusan
tingkat operasional, taktis dan strategis, sehingga memaksimalkan keuntungan.
Pelabuhan yang akan diteliti berjumlah yaitu Belawan (1), Tanjung Priok
(2), Tanjung Perak (3), Banjarmasin (4), Makassar (5), dan Sorong (6). Terdapat
dua algoritma yang dibangun yait berbasis kepada pendulum nusantara dan tidak
berbasis kepada pendulum nusantara.
Pendapatan $12,062,360Biaya Penanganan $3,815,072
Biaya Transit $68,510Biaya Bahan Bakar $774,650.15
Biaya Tetap $1,141,000Biaya Pelabuhan $11,304
Biaya Diam $67,515Total Keuntungan per Minggu $6,184,308.85
Persentase Penerimaan Kargo 100%
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
Tabel 3. Rute Pelayaran Van Rijn Algoritma Pendulum Nusantara
Sumber: (Rijn, 2015)
Tabel 5. Jaringan Rute Pelayaran Van Rijn Algoritma Pendulum Nusantara
Sumber: (Rijn, 2015)
Jaringan nomor delapan adalah yang paling optimal:
Tabel 4. Performa Jaringan Rute Pelayaran Van Rijn Algoritma Pendulum
Nusantara
Sumber: (Rijn, 2015)
Rute PelabuhanJarak (nm)
Kecepatan (kn)
Jumlah Minggu
Jumlah Kapal
1 1,2,3,4,5,6,5,4,3,2,1 7116 16.5 4 42 1,2,1 2128 17.8 1 13 2,3,2 876 10 0.8 14 3,4,3 656 10 0.68 15 4,5,4 706 10 0.71 16 5,6,5 2750 10 1.92 27 3,5,3 1040 10 0.91 18 3,6,3 3632 12.7 1.99 29 1,2,3,2,1 3004 12.6 1.99 210 2,3,4,3,2 1532 21.3 1 111 3,4,5,4,3 1362 19 1 112 3,5,6,5,3 3790 15.8 2 213 2,3,4,5,4,3,2 2238 11.7 2 214 1,2,4,2,1 3356 14 2 215 1,2,3,4,5,4,3,2,1 4366 14 3 3
Jaringan Rute Tipe Kapal Kecepatan Optimal (kn) Permintaan Terpenuhi
1 1,1,1,1 5,5,5,5 16.5,16.5,16.5,16.5 56,1042 1,1,1,1 5,5,4,4 16.5,16.5,16.5,16.5 43,1663 2,2,3,4,5 5,5,5,5,2 17.8,17.8,12,12,10 29,5664 2,2,3,4,7,8,8 5,5,5,5,5,3,3 17.8,17.8,12,12,12,12.7,12.7 43,2535 9,9,10,10,11,11,12,12 5,5,5,5,5,5,4,4 12.6,12.6,21.3,21.3,19,19,15.8,15.8 56,1046 9,9,12,12,13,13 5,5,5,5,5,5 12.6,12.6,15.8,15.8,12,12 56,1047 12,12,13,13,14,14 5,5,5,5,5,5 15.8,15.8,12,12,14,14 56,1048 8,8,13,13,14,14 4,4,5,5,5,5 12.7,12.7,12,12,14,14 56,1049 12,12,15,15,15 5,5,5,5,5 15.8,15.8,14,14,14 56,104
Pendapatan $12,062,360Biaya Penanganan $3,815,072
Biaya Transit $232,696Biaya Bahan Bakar $1,039,319.00
Biaya Waktu dan Pelabuhan $1,611,072Total Keuntungan per Minggu $5,364,201.00
Persentase Penerimaan Kargo 100%
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
Metode Penelitian
Dalam bab ini dibahas mengenai proses pengumpulan data yang berasal
dari berbagai sumber serta pengolahannya menjadi sebuah model perancangan
jaringan logistik maritim yang baru.
Data-data yang dibutuhkan antara lain:
1. Jarak antarpelabuhan (nm).
2. Supply and Demand antarpelabuhan (TEU).
3. Jenis kapal beserka spesifikasi yang dibutuhkan.
Setelah data-data dikumpulkan, dibutuhkan model matematika untuk membangun
model optimasi sebagai berikut:
1. Himpunan
Berikut adalah notasi dari himpunan yang akan digunakan dalam model optimasi:
β β π» Himpunan dari pelabuhan.
π‘ β π β π» Himpunan dari pelabuhan transit.
π β π Himpunan dari rute kapal.
π β π½ Himpunan indikator yang menunjukkan apakah sebuah
kapal melewati kedua pelabuhan β1 β π» dan β2 β π» di
rute kapal π β π, dimana j = (h1,h2,s).
π β πΎ Himpunan indikator yang menunjukan apakah β2 β π»
langsung dikunjungi setelah mengunjungi β1 β π» di rute
kapal π β π, dimana k = (h1,h2,s).
Notasi 1. Himpunan
2. Parameter
Berikut adalah notasi dari parameter yang akan digunakan dalam model optimasi:
π!!,!" Pendapatan dari pemenuhan permintaan satu TEU dari
pelabuhan β1 β π» ke pelabuhan β2 β π».
π!! Biaya mentransitkan satu TEU di pelabuhan π‘ β π.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
π!! Biaya memasukan/mengeluarkan muatan satu TEU di
pelabuhan asal atau tujuan β β π».
π!!,!" Permintaan dengan pelabuhan asal β1 β π» dan pelabuhan
tujuan β2 β π».
π! Kapasitas β2 β π» pada rute kapal π β π.
πΌ!!,!",!",!",!!"#! Parameter biner (0/1) yang menentukan keluaran 1 apabila
sebuah kapal melewati pelabuhan β3 β π» dan β4 β π»
ketika berlayar dari β1 β π» menuju β2 β π» di rute kapal
π β π.
π! Biaya tetap menggunakan rute π β π.
πππ π‘!!,!" Jarak pelayaran dari pelabuhan β1 β π» ke β2 β π».
π!! Biaya bahan bakar dari kapal dalam rute per nautical mile.
Notasi 2. Parameter
3. Variabel
Berikut adalah notasi dari variabel yang akan digunakan dalam model optimasi:
π!!,!",! Aliran kargo di rute kapal π β π diantara pelabuhan β1 β π»
dan β2 β π» secara berurutan.
π¦! Variabel yang menentukan berapa kali rute digunakan.
π!!,!",!!" Aliran kargo langsung di rute kapal π β π diantara
pelabuhan β1 β π» dan β2 β π».
π!!,!,!",!!" Aliran transit di rute kapal π β π diantara pelabuhan
β1 β π» dan π‘ β π dengan tujuan β2 β π».
π!,!,!!,!!!" Aliran transit di rute kapal π 2 β π diantara pelabuhan
transit π‘ β π dengan tujuan β β π», dimana aliran transit
π‘ β π melewati rute kapal π 1 β π.
π!!,!!,!,!!,!!!! Aliran transit di rute kapal π 2 β π diantara pelabuhan
transit π‘1 β π dengan tujuan π‘2 β π, dimana aliran transit
π‘1 β π melewati rute kapal π 1 β π.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
π!!,!",!!"! Total aliran kargo di rute kapal π β π diantara pelabuhan
asal β1 β π» dan tujuan β2 β π».
Notasi 3. Variabel
4. Fungsi Objektif
Berikut adalah fungsi objektif dari model optimasi yang dibangun:
πππ₯ π!!,!!!β!!!β!!!β!
π!!,!!,!!" + π!!,!,!!,!!"
!β!
β π!!!
!!!"
π!!,!,!!,!!" + π!!,!,!!,!!"
!β!!!β!!β!
+ π!!,!!,!!" + π!!,!!,!!"
!β!!!β!
β π!!! π!!,!!,!!,!!,!!!!
!!β!!!β!!!β!!!β!!!β!
+ π!!,!!,!!,!!!"
!!β!!!β!!!β!
β π!π¦!!β!
β πππ π‘!!,!"π¦!π!!
!β!!β!
1
Rumus 1. Fungsi Objektif
5. Kendala
Berikut adalah kendala dari model optimasi yang dibangun:
π!!,!,!",!!"
!β!
+!β!
π!!,!",!!"
!β!
β€ π!!,!" β1 β π», β2 β π» 2
π!!,!",! β€ π! β1,β2, π β πΎ (3)
π!!,!!,!",!!!"
!!β!
+ π!!,!!,!",!!,!!!!
!!β!
!!β!
β π!!,!",!!,!!!" β!!β!
π!!,!!,!",!!,!!!! = 0 (4)!!β!!!β!
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
π!!,!",! β π!!,!",!!"! πΌ!!,!",!",!",!!"#!
!!β!
= 0 β1,β2, π β πΎ (5)!!β!
π!!,!",!!!"! β π!!,!",!!!"
β π!!,!",!",!!!"
!!β!
β π!!,!",!!,!!!!
!!β!
β π!!,!",!",!!,!!!! = 0 β1 β π», β2 β π», π 1 β π (6)!!β!!!β!
π!!,!",! β₯ 0 β1,β2, π β πΎ 7
π!!,!",!!" β₯ 0 β1 β π», β2 β π», π β π (8)
π!!,!!,!,!!,!!!! β₯ 0 β β π», π 1 β π, π‘1, π‘2, π 2 β π½ (9)
π!,!,!!,!!!" β₯ 0 π 1 β π, π‘, β, π 2 β π½ (10)
π!!,!,!",!!" β₯ 0 β2 β π», β1, π‘, π β π½ (11)
Rumus 2. Kendala
Berikut adalah penjelasan dari model matematika yang telah diolah:
(1) Objektif dari model matematika ini adalah untuk memaksimalkan total
keuntungan yang didapatkan dari pendapatan dikurangi biaya. Biaya hanya terdiri
dari biaya bongkar muat kargo, sementara biaya tetap dan biaya tidak tetap
mengikuti jaringan rute yang akan dihasilkan.
(2) Memastikan kargo yang dikirimkan ke tiap pelabuhan tidak melebihi
permintaan kombinasi pelabuhan.
(3) Memastikan total muatan kargo tidak melebihi kapasitas kapal.
(4) Memastikan aliran kargo yang dititipkan kepada pelabuhan transit akan
dibawa menuju pelabuhan tujuan.
(5) Mendefinisikan muatan diantara dua pelabuhan yang berurutan.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
(6) Mendefinisikan aliran total diantara dua pelabuhan berada pada siklus
yang sama.
(7) - (11) Memastikan aliran diantara dua pelabuhan selalu positif.
Pengembangan Algoritma Model Optimasi
Sebelum merancang algoritma model optimasi tersebut, telah dirancang
algoritma sebelumnya dengan metode yang mirip dengan Meijer yaitu Back and
Forth dengan menambahkan satu pelabuhan yaitu total kombinasi lima pelabuhan,
namun hasilnya tidak lebih baik dari Meijer sehingga harus dirancang algoritma
baru yang lebih baik.
Algoritma alternatif pertama, kombinasi pelabuhan berasal dari pelabuhan
asal dengan tiga pelabuhan yang paling dekat lalu dilakukan kombinasi rute
sehingga terbentuk 180 kombinasi rute baru lalu ditambahkan dengan 75
kombinasi rute Meijer sehingga berjumlah total 255 kombinasi rute.
Algoritma alternatif kedua hampir mirip dengan algoritma alternatif pertama,
hanya saja urutan pelabuhan keempat dihilangkan, sehingga langsung kembali ke
pelabuhan asal setelah pelabuhan ketiga. Jumlah kombinasi rute ini berjumlah 180
rute baru dan ditambahkan dengan 75 kombinasi rute Meijer sehingga berjumlah
total 255 kombinasi rute.
1. Algoritma Alternatif Pertama
Ide dari algoritma ini berkembang dari kedua jurnal yang menjadi dasar studi
pustaka dimana kedua rute pelayaran belum mempertimbangkan rute loop.
2. Algoritma Alternatif Kedua
Ide dari algoritma kedua ini adalah untuk memotong perpanjangan algoritma
alternatif pertama dari lima buah pelabuhan menjadi empat buah pelabuhan
dengan tetap mempertahankan pelabuhan awal dan pelabuhan akhir tetap sama.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini dibahas mengenai analisis dari hasil pengolahan data yang
telah dibahas di bab sebelumnya, mencakup analisis mengenai perbandingan
kedua algoritma alternatif pengembangan model.
1. Analisis Rute, Jenis dan Jumlah Kapal, Pendapatan dan Biaya Mingguan
Pengembangan Model
Analisis selanjutnya akan berada dalam lingkup penentuan rute, pendapatan,
dan biaya mingguan kedua algoritma alternatif terbaru.
Tabel 7. Perbandingan Rute, Jenis dan Jumlah Kapal, Pendapatan, dan
Biaya Mingguan Kedua Alternatif
(a)
(b)
(a) Algoritma Alternatif Pertama (b) Algoritma Alternatif Kedua
Alternatif pertama memiliki total jumlah rute sebanyak delapan rute. Hal serupa
juga dimiliki oleh alternatif kedua. Meskipun demikian, komposisi rute kedua
alternatif berbeda. Alternatif pertama terdiri atas tiga rute dengan kombinasi lima
Rute Kapal Jumlah Kapal Biaya Tetap ($) Biaya Bahan Bakar ($) Pendapatan ($)"1-4-2-3-1" Panamax 1750 1 106,256 533,829 2,807,255"4-5-3-2-4" Panamax 1750 1 106,256 217,156 1,890,280"6-5-4-3-6" Panamax 2400 1 148,256 731,604 1,970,690
"2-6-2" Feeder 800 1 57,256 392,845 688,000"2-4-2" Panamax 1250 1 78,256 51,467 702,405"3-5-3" Panamax 1250 1 78,256 51,467 934,820"2-3-2" Panamax 2400 1 148,256 79,007 1,927,475"3-4-3" Panamax 2400 1 148,256 79,007 1,915,435
871,048 2,136,381 12,836,360Total
Rute Kapal Jumlah Kapal Biaya Tetap ($) Biaya Bahan Bakar ($) Pendapatan ($)"5-4-3-5" Feeder 800 1 57,256 45,087 811,410 "6-4-5-6" Feeder 800 1 57,256 232,687 811,410 "4-2-5-4" Panamax 1250 2 156,512 142,753 2,381,985 "5-3-2-5" Panamax 1250 1 78,256 141,240 1,039,095 "5-3-4-5" Panamax 1750 1 106,256 52,417 1,369,765 "3-4-5-3" Panamax 2400 1 148,256 75,393 2,366,935 "1-2-1" Panamax 1250 1 78,256 163,175 450,210 "5-6-5" Panamax 1750 2 212,512 490,933 2,888,095
894,560 1,343,686 12,118,905 Total
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
pelabuhan dan lima rute dengan kombinasi tiga pelabuhan. Sedangkan alternatif
kedua terdiri atas enam kombinasi empat pelabuhan dan dua kombinasi tiga
pelabuhan.
Tipe kapal yang dibutuhkan dalam alternatif rute ini juga berjumlah empat
tipe kapal dengan komposisi yang berbeda. Alternatif pertama membutuhkan satu
buah kapal berjenis Feeder 800, dua buah kapal berjenis Panamax 1250, dua buah
kapal berjenis Panamax 1750, dan tiga buah kapal berjenis Panamax 2400.
Alternatif kedua membutuhkan dua buah kapal berjenis Feeder 800, empat buah
kapal berjenis Panamax 1250, tiga buah kapal berjenis Panamax 1750, dan satu
buah kapal berjenis Panamax 2400.
Secara umum biaya tetap, biaya bahan bakar, dan pendapatan alternatif
pertama lebih besar dibandingkan alternatif kedua.
1. Analisis Performa Algoritma Pengembangan Model
Analisis selanjutnya akan berada dalam lingkup perbandingan performa
secara umum kedua algoritma alternatif terbaru.
Tabel 8. Perbandingan Performa Kedua Alternatif
(a) (b)
(a) Algoritma Alternatif Pertama (b) Algoritma Alternatif Kedua
Pendapatan alternatif pertama setiap minggunya jauh lebih besar
dibandingkan alternatif kedua. Meskipun begitu, komponen biaya alternatif
pertama selalu lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif kedua kecuali biaya
tetap dan pelabuhan. Hal tersebut memberikan akumulasi keuntungan yang lebih
besar kepada alternatif kedua dibandingkan alternatif pertama sebesar $6.623.240
per minggu. Kedua alternatif memiliki performa sempurna dalam hal penyaluran
kargo ke setiap pelabuhan.
Pendapatan 12,836,360$ Biaya Penanganan 3,349,624$
Biaya Transit 310,624$ Biaya Bahan Bakar 2,136,381$
Biaya Tetap 871,048$ Biaya Pelabuhan 13,816$
Total Keuntungan per Minggu 6,154,867$ Persentase Penerimaan Kargo 100%
Pendapatan 12,118,905$ Biaya Penanganan 2,998,395$
Biaya Transit 245,208$ Biaya Bahan Bakar 1,343,686$
Biaya Tetap 894,560$ Biaya Pelabuhan 13,816$
Total Keuntungan per Minggu 6,623,240$ Persentase Penerimaan Kargo 100%
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
2. Analisis Performa Model Dasar dan Pengembangan Model Baru
Analisis yang terakhir adalah perbandingan performa model dasar dengan
performa pengembangan model baru.
Tabel 9. Perbandingan Jumlah Rute, Jumlah Tipe Kapal, dan Jumlah Kapal
Keempat Algoritma
Analisis selanjutnya akan digabungkan dengan pengembangan model
dasar/referensi yaitu model yang dibuat oleh Meijer dan Van Rijn.
Setiap rancangan model perancangan rute, asumsinya tidak memiliki kapal
sebelumnya. Maka dari itu, untuk memulai pelayaran harus membeli kapal
terlebih dahulu. Hal ini merupakan keputusan strategis dalam liner shipping.
Algoritma Van Rijn menjadi algoritma yang paling banyak membutuhkan initial
cost dalam hal membeli kapal. Di sisi lain, algoritma alternatif pertama menjadi
algoritma yang membutuhkan initial cost paling kecil.
Tabel 10. Perbandingan Performa Keempat Algoritma
Analisis yang lebih detail dapat dilihat dengan table perbandingan
performa keempat algoritma tersebut. Keempat algoritma ini dapat dibilang
feasible untuk dijalankan karena persentase penerimaan kargo dari keempatnya
bernilai sempurna. Van Rijn, tidak mencantumkan biaya tetap dari rutenya yang
paling optimal sehingga tidak dapat dibandingkan dengan keempat algoritma
lainnya. Dalam hal lain, algoritma yang dibuat oleh Meijer bersama Van Rijn
Rute Jumlah Rute Jumlah Tipe Kapal Jumlah KapalMeijer 9 3 11
Van Rijn 3 2 12Alternatif 1 8 4 8Alternatif 2 8 4 10
Rute Biaya Tetap ($) Biaya Penanganan ($) Biaya Transit ($) Biaya Bahan Bakar ($) Biaya Pelabuhan ($)Meijer 1,141,000 3,815,072 68,510 774,650 11,304
Van Rijn N/A 3,815,072 232,696 1,039,319 1,611,072*Alternatif 1 871,048 3,349,624 310,624 2,136,381 13,816 Alternatif 2 894,560 2,998,395 245,208 1,343,686 13,816
Rute Pendapatan ($) Keuntungan ($) Persentase Penerimaan KargoMeijer 12,062,360 6,184,308 100%
Van Rijn 12,062,360 5,364,201 100%Alternatif 1 12,836,360 6,154,867 100%Alternatif 2 12,118,905 6,623,240 100%
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
memiliki biaya penanganan yang paling besar dan alternatif pertama adalah biaya
penanganan paling sedikit. Mempertimbangkan bahwa algoritma yang dibuat oleh
Meijer memiliki kombinasi tiga pelabuhan secara keseluruhan menjadi yang
paling efisien dalam hal transit dan bahan bakar. Terbukti biaya transit dan biaya
bahan bakar algoritma Meijer menjadi yang paling efisien, berbanding terbalik
dengan alternatif pertama. Algoritma yang dibuat oleh Van Rijn mencantumkan
gabungan biaya pelabuhan dengan biaya diam dan biaya tetapnya sehingga tidak
dapat dibandingkan dengan ketiga algoritma lainnya. Pendapatan alternatif
pertama adalah pendapatan per minggu yang paling besar jika dibandingkan
dengan ketiga algoritma lainnya. Dengan jumlah akumulasi pendapatan dikurangi
dengan biaya yang ada, algoritma alternatif kedua menjadi yang paling produktif
dalam hal keuntungan.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Initial cost sangat dipengaruhi oleh pembelian jenis kapal dan jumlah
kapal. Dalam hal ini initial cost paling besar adalah algoritma yang dibuat
oleh Van Rijn. Sementara initial cost paling kecil adalah algoritma
alternatif pertama.
2. Biaya penanganan paling besar adalah algoritma yang dibuat oleh Meijer
dan Van Rijn, dan yang paling kecil adalah algoritma alternatif pertama.
3. Algoritma yang menggunakan kombinasi pelabuhan paling sedikit
memungkinkan untuk mendapatkan biaya transit yang rendah
dibandingkan dengan kombinasi pelabuhan yang lebih besar. Hal ini
dibuktikan dengan algoritma Meijer yang memiliki biaya transit paling
kecil dan algoritma alternatif pertama memiliki biaya transit paling besar.
4. Algoritma yang menggunakan kombinasi pelabuhan paling banyak
memungkinkan untuk mendapatkan biaya bahan bakar yang sangat tinggi
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
dibandingkan dengan kombinasi pelabuhan yang lebih kecil. Hal ini
dibuktikan dengan algoritma alternatif pertama yang memiliki biaya bahan
bakar paling besar dan algoritma Meijer memiliki biaya bahan bakar
paling kecil.
5. Dalam hal pendapatan, algoritma alternatif pertama adalah algoritma yang
paling efektif, sementara keuntungan per minggu merupakan hasil
pengurangan pendapatan per minggu dengan komponen biaya tetap, biaya
penanganan, biaya transit, biaya bahan bakar dan biaya pelabuhan per
minggu. Algoritma alternatif kedua memiliki keuntungan yang paling
besar dibandingkan dengan ketiga algoritma lainnya.
2. Saran
Model yang dibangun di penelitian ini memungkinkan untuk dikembangkan
pada level nasional maupun internasional. Saran yang dapat diberikan untuk
penelitian selanjutnya antara lain:
1. Meningkatkan detail pada level pelabuhan untuk mendapatkan
pertimbangan yang lebih baik.
2. Menambah kemungkinan rute yang akan diperoleh dengan merancang
kombinasi empat pelabuhan dengan semua kombinasi (600 kombinasi).
3. Melakukan basis permintaan dengan data stokastik sehingga dapat
memberikan hasil yang lebih realistik.
4. Dalam jangka panjang, permintaan multiperiode adalah alternatif yang
dapat diambil agar dapat menentukan keputusan tingkat strategis, taktis,
dan operasional yang lebih baik.
5. Melakukan perhitungan dengan penambahan pelabuhan dan pertimbangan
pengembangan pelabuhan di Indonesia dalam masa yang akan datang.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
Daftar Pustaka Hilier, F. (1955). Introduction to Operational Research. New York: Mc Graw
Education.
Meijer, J. (2015). Creating a Liner Shipping Network Design. Rotterdam:
Erasmus University Rotterdam.
Rijn, L. Van. (2015). Service network design for liner shipping in Indonesia.
Rotterdam: Erasmus University Rotterdam.
Tierney, K., Vos S., & Stahlbock, R. (2014). A mathematical model of inter-
terminal transportation. European Journal of Operational Research, 235(2),
448β460.
Yang, Z., Chen, K., & Notteboom, T. (2012). Optimal design of container liner
services: Interactions with the transport demand in ports. Maritime
Economics & Logistics, 409 - 434.
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). (2014). Annual Report 2014. PT
Pelabuhan Indonesia II.
Kalem, H. (2015). Container liner-shipping network design using a path
formulation model for Indonesia. Rotterdam: Erasmus University Rotterdam.
Mulder, J., & Dekker, R. (2014). Methods for strategic liner shipping network
design. European Journal of Operational Research, 235(2), 367β377.
Ducruet, C., & Notteboom, T. (2012). Developing Liner Service Networks in
Container Shipping. Maritime Logistics: A Complete Guide to Effective
Shipping and Port Management, 77β100.
Guericke, S., & Tierney, K. (2015). Liner shipping cargo allocation with service
levels and speed optimization. Transportation Research Part E: Logistics
and Transportation Review, 84, 40β60.
Kalem, H. (2015). Container liner-shipping network design using a path
formulation model for Indonesia.
Meng, Q., & Wang, T. (2011). A scenario-based dynamic programming model for
multi-period liner ship fleet planning. Transportation Research Part E:
Logistics and Transportation Review, 47(4), 401β413.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016
Mulder, J., & Dekker, R. (2014). Methods for strategic liner shipping network
design. European Journal of Operational Research, 235(2), 367β377.
Ng, M. (2015). Container vessel fleet deployment for liner shipping with
stochastic dependencies in shipping demand. Transportation Research Part
B: Methodological, 74, 79β87.
Perancangan jaringan ..., Muhammad Reza, FT UI, 2016