Peranan Multimedia

25
Peranan multimedia dalam pembelajaran di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam mengenai 1) peranan multimedia dalam pembelajaran di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta; 2) kendala yang menghambat penggunaan multimedia dalam pembelajarna di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta; 3) upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang menghambat penggunaan multimedia dalam pembelajaran di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta. Penelitian ini menggunakan bentuk diskriptif kualitatif. Adapun sumber data diperoleh dari informan, lokasi atau tempat penelitian, serta dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive snow ball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah dengan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan metode analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: peranan multimedia dalam pembelajaran di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta adalah sebagai berikut: a) pembelajaran berbantuan komputer (PBK); b) sumber pangkalan data; c) bahan atau referensi dalam aktifitas pembelajaran; d) alat bantu mengajar bagi guru; e) alat bantu belajar bagi siswa; f) membantu menciptakan suasana pembelajaran lebih interaktif; h)memungkinkan pengambilan materi dari jauh; i) memberi multimedia yang lebih canggih; j) membuat guru lebih terarah dalam mengajar. Kendala yang menghambat penggunaan multimedia dalam pembelajaran: sumber daya manusia dan daya listrik yang terbatas. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang menghambat penggunaan multimedia computer di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta; pengadaan in hous training (IHT) dan penambahan daya listrik. Peranan Multimedia dalam Pembelajaran dan Gaya Belajar Siswa Oleh: Joko Sutrisno

Transcript of Peranan Multimedia

Page 1: Peranan Multimedia

Peranan multimedia dalam pembelajaran di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam mengenai 1) peranan multimedia dalam pembelajaran di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta; 2) kendala yang menghambat penggunaan multimedia dalam pembelajarna di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta; 3) upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang menghambat penggunaan multimedia dalam pembelajaran di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta. Penelitian ini menggunakan bentuk diskriptif kualitatif. Adapun sumber data diperoleh dari informan, lokasi atau tempat penelitian, serta dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive snow ball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah dengan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan metode analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: peranan multimedia dalam pembelajaran di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta adalah sebagai berikut: a) pembelajaran berbantuan komputer (PBK); b) sumber pangkalan data; c) bahan atau referensi dalam aktifitas pembelajaran; d) alat bantu mengajar bagi guru; e) alat bantu belajar bagi siswa; f) membantu menciptakan suasana pembelajaran lebih interaktif; h)memungkinkan pengambilan materi dari jauh; i) memberi multimedia yang lebih canggih; j) membuat guru lebih terarah dalam mengajar. Kendala yang menghambat penggunaan multimedia dalam pembelajaran: sumber daya manusia dan daya listrik yang terbatas. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang menghambat penggunaan multimedia computer di program akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta; pengadaan in hous training (IHT) dan penambahan daya listrik.

Peranan Multimedia dalam Pembelajaran dan Gaya Belajar SiswaOleh: Joko Sutrisno

Artikel ini me-review laporan hasil suatu penelitian yang dilakukan oleh Beacham dkk, (Beacham, N. A., Elliott, A. C., Alty, J. L., Al-Sharrah, A., dalam Media Combinations and Learning Styles: A Dual Coding Approach, Association for the Advancement of Computing in Education  (AACE), 2002), yang tujuannya untuk mengetahui apakah perpaduan beberapa jenis media akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang berbasis komputer. Selain itu, penelitian yang dilaporkan ini juga digunakan untuk mengetahui apakah gaya belajar siswa berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa terhadap perpaduan beberapa jenis media ini. Perpaduan beberapa jenis media yang dilakukan telah mempertimbangakan dual coding theory, yang menyatakan bahwa informasi diproses melalui dua channel yang independent, yaitu channel verbal dan visual. Hasil penelitian mengindikasikan adanya peningkatan pemahaman siswa ketika materi pembelajaran disajikan menggunakan suara dan diagram. Pemahaman berkurang ketika materi pembelajaran disajikan melalui teks dan diagram. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa suara dan diagram dapat meningkatkan pemahaman siswa terlepas dari learning style yang lebih disukai siswa, dan siswa yang gaya belajarnya intuitive cenderung memiliki tingkat pemahaman lebih baik.

Page 2: Peranan Multimedia

 

Landasan Teori

Berdasarkan berbagai hasil penelitian, diyakini bahwa suatu materi pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga mengakomodasi tipe pembelajar, dan gaya belajar, bukan hanya menunjukkan gaya mengajar instrukturnya. Salah satu metode yang efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui penggunaan berbagai media yang disesuaikan dengan gaya belajar si pembelajar. Salah satu teori yang menjadi dasar dari pemikiran ini adalah dual coding theory yang dikemukakan oleh Paivio (1971).

 

Menurut dual coding theory, informasi diproses melalui dua channel yang independent, yaitu channel verbal seperti teks dan suara, dan channel visual seperti diagram, animasi, dan gambar. Penelitian lebih lanjut berkaitan dengan dual coding theory yang dilakukan oleh Paivio, Bagget (1989), dan Kozma (1991) mengindikasikan bahwa dengan memilih perpaduan media yang sesuai, hasil belajar dari seseorang dapat ditingkatkan. Sebagai contoh, informasi yang menggunakan kata-kata (verbal) dan ilustrasi visual yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari dan dipahami daripada informasi yang menggunakan teks saja, suara saja, perpaduan teks dan suara, atau ilustrasi saja. Sejumlah penting prinsip dan tips untuk mengembangkan bahan-bahan ajar berbasis komputer telah dirumuskan berdasarkan dual coding theory ini. Terlebih lagi, meskipun sudah berumur lebih dari 30 tahun, teori ini tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan inovasi dalam bidang pendidikan.

 

Meskipun banyak penelitian yang telah dilakukan sampai saat ini, diperlukan lebih banyak lagi penelitian untuk lebih meyakinkan pengaruh informasi multimedia dalam belajar siswa unruk berbagai learning style yang berbeda. Banyak penelitian yang sudah dilakukan mengenai dual coding theory untuk mempelajari pengaruh informasi multimedia pada pembelajar visual dan verbal, tetapi masih sedikit yang mempelajari pengaruhnya pada pembelajar tipe lain, seperti pembelajar bergaya sensorik, intuitif, sequential, global, aktif, dan reflektif.

 

Penelitian yang dilaporkan dalam artikel ini mencoba mempelajari pengaruh informasi multimedia pada siswa dengan gaya belajar intuitif dan sensorik, yang kemudian dibandingkan dengan siswa bertipe verbal dan visual. Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan:

    - Dapatkah perpaduan media yang berbeda meningkatkan pemahaman siswa

Page 3: Peranan Multimedia

    - Adakah perbedaan pengaruh perpaduan media ini pada siswa dengan gaya belajar yang berbeda?

Penelitian ini dianggap penting karena hasilnya diharapkan dapat membantu para penulis materi multimedia untuk memilih perpaduan media yang tepat disesuaikan dengan semua tipe gaya belajar ketika mendesain pembelajaran berbasis komputer.

 

Eksperimen

Dalam penelitian ini, sebanyak 44 siswa (umur 20 – 24 tahun) dibagi ke dalam 3 kelompok secara acak, masing-masing beranggotakan 13, 14, dan 17 siswa. Kepada tiap kelompok diberikan bahan ajar berbasis komputer yang memiliki perpaduan media yang berbeda.

    Kelompok 1 : bahan ajar yang memadukan teks dan diagram

    Kelompok 2 : bahan ajar yang hanya berupa teks

    Kelompok 3 : bahan ajar yang memadukan suara dan diagram

Bahan ajar dibuat dengan program Macromedia Flash 5 untuk materi pemanfaatan statistik dalam menguji eksperimen (Null Hypothesis and Significance). Materi ini dipilih karena diyakini banyak siswa yang belum memiliki pengetahuan awal sebelumnya tentang materi ini, dan kalau pun siswa telah memiliki pengetahuan awal, mereka tetap menganggap materi ini sulit dipahami. Durasi tiap bahan ajar sama, yaitu 12 menit. Bahan ajar dipresentasikan melalui laptop ke proyektor.

Sebelum bahan ajar disampaikan, para siswa ditest lebih dulu mengenai pengenalan atau pengetahuan awal mereka tentang bahan ajar yang akan dipelajari, yaitu tentang null hyphothesis dan significance. Para siswa juga diminta untuk mengisi learning style inventory berdasarkan pada Model Felder-Silverman, yang akan digunakan untuk mengetahui gaya belajar yang mereka miliki. Setelah gaya belajar setiap siswa diketahui, maka diaturlah pengelompokan para siswa ini ke dalam kelompok-kelompok sedemikian rupa sehingga dalam tiap kelompok terdapat berbagai siswa dengan gaya belajar yang berbeda secara proporsional, terutama untuk gaya belajar sensorik dan intuitif.

Setelah bahan ajar diberikan dalam durasi waktu yang sama, kepada para siswa dalam tiap kelompok diberikan post-test yang berisi 10 pertanyaan menyangkut materi bahan ajar yang telah disampaikan. Dalam tiap nomor pertanyaan, ditanyakan juga apakah mereka telah mengetahui jawabannya sebelum mengikuti presentasi bahan ajar, apakah presentasi bahan ajar membantu mereka menemukan atau me-recall jawabannya, ataukah mereka belum tahu jawabannya sebelum mengikuti presentasi.

 

Page 4: Peranan Multimedia

Hasil Eksperimen

Hasil eksperimen ditampilkan melalui diagram batang seperti pada Figure 2. Tampak bahwa pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang “null hyphothesis” dalam Kelompok 1 (teks dan diagram) sebesar 53.8%, Kelompok 2 (teks saja) sebesar 14.3%, dan Kelompok 3 (suara dan diagram) sebesar 29.4%. Sementara pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang “significance” ; dalam Kelompok 1 (teks dan diagram) sebesar 61.5%, Kelompok 2 (teks saja) sebesar 35.7%, dan Kelompok 3 (suara dan diagram) sebesar 35.3%. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki pengetahuan awal tentang materi bahan ajar.

Dilihat berdasarkan rata-rata hasil post-test, tampak bahwa Kelompok 3 (suara dan diagram) cenderung memiliki nilai tertinggi, diikuti oleh Kelompok 2 (teks aja). Siswa-siswa dalam Kelompok 1 (teks dan diagram) cenderung memiliki nilai yang rendah. Hal yang menarik adalah bahwa sebenarnya Kelompok 1 ini memiliki pengetahuan awal tentang materi bahan ajar yang lebih tinggi dibandingkan dua kelompok lain, tetapi mereka ternyata memiliki hasil post-test yang paling rendah.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara nilai pembelajar sensorik, nilai pembelajar intuitif, dan nilai pembelajar “seimbang” (seimbang antara sensorik dan intuitif, atau gabungan). Namun demikian, ada kecenderungan bahwa nilai pembelajar sensorik lebih tinggi dibandingkan nilai pembelajar intuitif. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok pembelajar “seimbang”. Hasil ini mendukung sejumlah teori belajar yang menyatakan bahwa tidak ada gaya belajar tunggal yang lebih baik satu di antara yang lain, melainkan bahwa gaya pembelajar “seimbang” akan menunjukkan kinerja yang lebih baik.Pada Figure 3 ditunjukkan perbedaan nilai di antara gaya belajar untuk perpaduan media yang berbeda. Untuk gaya belajar tertentu, perbedaan nilainya lebih nyata. Namun demikian, jika pasangan gaya belajar tersebut dibandingkan (sensorik-intuitif, sequential-global, aktif-reflektif), salah satu di antara keduanya selalu menunjukkan kecenderungan lebih terpengaruh oleh perubahan media daripada yang lainnya. Padapasangan sensorik-intuitif misalnya, terdapat perbedaan nilai yang signifikan pada pembelajar intuitif untuk masing-masing perpaduan media, tetapi tidak untuk pembelajar sensorik. Yang menarik, pembelajar intuitif mendapat nilai tertinggi ketika ditunjukkan pada perpaduan media suara dan diagram, tetapi mendapat nilai terendah ketika ditunjukkan pada perpaduan media teks dan diagram.

Page 5: Peranan Multimedia

Dua hasil utama yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: pertama, perpaduan media berbeda yang digunakan untuk menyajikan bahan ajar kepada siswa akan berpengaruh kepada pemahaman siswa. Hasil kedua, para siswa yang memiliki gaya belajar berbeda menunjukkan kinerja yang berbeda untuk setiap perpaduan media berbeda. Kedua hasil penelitian ini mendukung beberapa gagasan dalam dual coding theory. Hasil penelitian ini menyatakan kepada kita bahwa ketika informasi disajikan melalui perpaduan verbal dan visual, kita akan mengingat informasi tersebut lebih banyak dibandingkan ketika informasi tersebut disajikan melalui teks saja. Namun demikian, hasil penelitian ini juga menemukan kasus di mana perpaduan verbal dan visual dapat menyebabkan seseorang mengingat lebih sedikit dibandingkan dengan ketika hanya menggunakan teks, yaitu pada kasus teks dan diagram. Alasan untuk kasus ini barangkali adalah karena teks dan diagram dipadukan, sehingga perhatian seseorang akan terpecah (sesuai dengan cognitive load theory).

Penelitian ini juga menghasilkan penemuan bahwa siswa dengan gaya belajar tertentu memiliki nilai test yang lebih tinggi dibandingkan siswa lain dengan gaya belajar berbeda dalam masing-masing kelompok (pada perpaduan media yang sama). Hal ini boleh jadi disebabkan siswa dengan gaya belajar tertentu merasa lebih cocok dengan perpaduan media tertentu pula, misalnya pembelajar sensorik lebih tertarik dengan model presentasi dibandingkan dengan pembelajar intuitif. Pembelajar sensorik lebih tertarik kepada informasi yang disajikan dalam presentasi, sementara pembelajar intuitif lebih tertarik untuk menemukan hubungan antar-elemen informasi. Akibatnya, pembelajar intuitif tidak punya waktu yang cukup untuk mengaktifkan jenis processing yang diharapkan. Alasan lain dapat dikemukakan misalnya, pembelajar sensorik menggunakan strategi surface learning sementara pembelajar intuitif menggunakan strategi deep learning.

 

Aplikasi Praktis

Ada beberapa aplikasi praktis yang dapat dilakukan berkaitan dengan hasil yang diperoleh melalui penelitian ini.

Dari hasil bahwa perpaduan suara dan diagram memiliki efektivitas yang tinggi, maka sebaiknya dalam mengembangkan bahan ajar berbasis komputer, guru dan sekolah memperhatikan aspek ini. Di samping itu, dalam melaksanakan program pembelajaran di

Page 6: Peranan Multimedia

kelas, sebaiknya guru juga mempertimbangan perpaduan media ini. Artinya, jangan sampai di dalam kelas seorang guru cenderung hanya menulis di papan tulis saja, berbicara saja, tetapi harus berupaya memadukan berbagai media, yaitu teks/tulisan, percakapan, gambar dan diagram (misalnya melalui LCD/Proyektor, komputer, televisi, atau media alam langsung).

1. Bagi penulis buku, penerbit, dan berbagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, sebaiknya mengembangkan bahan ajar atau media yang memadukan berbagai media sebagaimana dalam penelitian ini. Dalam buku misalnya, sebaiknya sebuah buku tidak hanya merupakan kumpulan teks, tetapi juga harus dipadukan dengan gambar/diagram. Bagaimana memadukan media suara ke dalam buku? Saat ini di luar negeri sudah banyak beredar buku yang dilengkapi dengan CD-ROM. Oleh karena itu, tidak salah rasanya jika buku-buku di Indonesia juga dilengkapi dengan perangkat multimedia ini.

2. Dalam penelitian ini juga diperkuat pendapat bahwa tidak ada suatu gaya belajar yang terbaik. Oleh karena itu, semua gaya belajar siswa harus bisa diakomodasi dan diperhatikan oleh guru di sekolah, oleh penulis buku (selama ini penulis buku menulis buku sesuai gayanya sendiri, jarang mempertimbangkan gaya belajar pembacanya), dan pengembang perangkat multimedia pendidikan lainnya.

KesimpulanHasil penelitian ini tidak saja mendukung dual coding theory, tetapi juga menemukan bahwa pemahaman siswa akan meningkat ketika bahan ajarnya disajikan dalam perpaduan suara dan diagram. Di samping itu, pemahaman siswa dengan gaya belajar tertentu juga meningkat dibandingkan dengan siswa dengan gaya belajar lain untuk perpaduan media yang sama. Jika pemilihan perpaduan media tidak tepat, apapun gaya belajarnya, siswa tidak akan dapat menunjukkan kinerja yang maksimal. Hasil penemuan ini bermanfaat untuk mendesain bahan ajar yang berbasis komputer (termasuk internet dan mobile learning environment).

posted by: enggar (reply)post date: 04.28.08 (9:13 am)

Artikel ini bisa menjawab pertanyaan salah seorang peserta pelatihan di SD Assalam kemarin, Pak.

posted by: Joko (reply)post date: 04.30.08 (12:00 am)

Artikel ini diupload karena pertanyaan itu Bu...jadi ya tidak bertepuk sebelah tangan. trims.

posted by: (reply)

Page 7: Peranan Multimedia

post date: 04.28.09 (12:24 am)

Reply to:

posted by: wahyu (reply)post date: 07.13.09 (4:43 am)

pk artikel multimedia tu bgaimanaa sich

posted by: NADYANA MEI (reply)post date: 07.14.10 (11:01 pm)

ARTIKELX OKEMAKASIE.........

posted by: ester (reply)post date: 08.13.10 (2:10 am)

pak...artikel multimedia itu apa???susah tidak pemelajarannya????

Your Name:

Your Comment:

ArchivesHome 2008 November 2008 August 2008 April

Page 8: Peranan Multimedia

2008 March Links

Penerbit Erlangga Start Your Own Blog!

tBlogMy Profile Send tMail My tFriends My Images

SponsoredBlog

XMLRSS

Blog ini hanya untuk iseng saja di kala senggang, meskipun kita semua pasti yakin bahwa tidak ada yang namanya waktu senggang itu, karena waktu pasti berguna, apa pun yang kita lakukan. Seperti dalam kerangka teori relativitas, maka dimensi waktu tidak berbeda dengan dimensi jarak, meskipun pada kenyataannya kita belum bisa mengendalikan si waktu itu. Apa pun yang kita lakukan...si waktu akan tetap berjalan.

 

Model Pembelajaran MMIBeberapa pakar MMI (Muhammad, 2002; Setiawan, 2007), mengemukakan bahwa model pembelajaran MMI diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkret. Pengajaran menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal). Dengan demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa. Muhammad (2002) menekankan pentingnya media sebagai alat untuk merangsang proses belajar.Sutopo (2003) menjelaskan bahwa model MMI dalam banyak aplikasi, pengguna dapat memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan mendapatkan jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya. Model MMI mempunyai banyak aplikasi untuk menampilkan berbagai animasi dan simulasi, dalam hal ini simulasi dan animasi dalam konsep fisika. Siswa akan sangat tertolong dengan model MMI dalam memahami konsep yang abstrak. Karena MMI dapat membuat konsep yang bersifat abstrak tersebut menjadi lebih konkrit. Selanjutnya konsep yang sudah konkrit tersebut akan membuat siswa jadi lebih bermakna dalam pembelajarannya.

Aneka Ragam Media PengajaranPenelitian para ahli di Universitas California oleh Dr William Allen, dkk. dalam Jackson (1996), pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam media pengajaran memberikan bantuan sangat besar kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Namun demikian, peran guru juga menentukan terhadap efektifitas penggunaan media dalam pengajaran.

Page 9: Peranan Multimedia

Peran ini tercermin dari kemampuan memilih aneka ragam media pengajaran sesuai dengan situasi dan kondisi.Aneka ragam media dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Muhammad (2002) dan Hartono (2007) membuat klasifikasi berdasarkan adanya tiga ciri, yaitu: suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion).

Kegunaan Media

Sutopo (2003) menerangkan bahwa media dapat digunakan untuk bermacam-macam bidang pekerjaan, tergantung kreativitas untuk mengembangkannya. Aplikasi media dibagi menjadi beberapa kategori, di antaranya yaitu:1. Presentasi bisnis2. Pelatihan dan Pendidikan3. Penyampaian Informasi4. Promosi dan penjualan5. Produktivitas6. Teleconferencing7. Film8. Virtual reality9. Web10. Game

Dari sepuluh kegunaan dari media pengajaran di atas, yang digunakan dalam dunia pendidikan pada umumnya adalah poin kedua dan sembilan yaitu mengenai aplikasi pelatihan dan pendidikan serta aplikasi web. Komputer dengan MMI mulai mendapat perhatian pada saat digunakan untuk pelatihan dan pendidikan dari suatu keadaan pembelajaran fisika khususnya ke keadaan pembelajaran fisika yang lain. Presentasi media dapat menggunakan beberapa macam teks, chart, audio, video, animasi, simulasi, atau foto. Jika macam-macam komponen tersebut (teks, chart, audio, video, animasi, simulasi, atau foto) dapat digabungkan secara interaktif, hal itu dapat menghasilkan suatu pembelajaran yang efektif (Sutopo, 2003).Konsep fisika yang banyak mengandung konsep-konsep abstrak, sangat terbantu oleh adanya Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK) ini. Kita jadi mengerti, bagaimana media komputer dapat membantu pembelajaran fisika khususnya secara maksimal. Siregar (2008) mengatakan bahwa hyperteks (PBK) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa minimal 2 sigma. Maksudnya, pembelajaran dengan bantuan komputer, siswa dapat meningkat dalam hasil belajarnya minimal 2 tingkatan pencapaian. Hal ini juga banyak dijumpai dari hasil-hasil penelitian yang dikembangkan baik menggunakan MMI atau media komputer lainnya.

Pengajaran dengan Bantuan KomputerPerkembangan zaman dapat ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih. Karena itu dalam proses pembelajaran perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar yang baru pula, di antaranya ialah cara mengajar dengan mempergunakan komputer. Metode mengajar ini dikembangkan karena pertama-tama sudah jelas pada kehidupan modern di masa depan, komputer merupakan suatu alat yang penting. Dengan

Page 10: Peranan Multimedia

bantuan komputer dapat diajarkan cara-cara mencari inforamsi baru, yaitu dengan menyeleksi dan mengolah pertanyaan, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan itu.Roestiyah (2001) menjelaskan bahwa secara teori, komputer mempunyai kekuatan keahlian yang lebih daripada seorang guru, karena komputer dapat:1. Menyimpan beberapa informasi2. Memilih informasi tersebut dengan kecepatan yang tinggi3. Menyajikan pada siswa dengan tanda diagram yang menantang4. Memberi jawaban tipe kebutuhan siswa5. Memberi umpan balik kepada siswa secara individual secepatnya6. Memberikan informasi yang berbedaan dengan siswa yang berbeda pula.

Adapun keterbatasan media komputer menurut Arsyad (2002) adalah:1. Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah), pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.2. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.3. Keragaman model komputer (perangkat komputer) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.4. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa.5. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil.

Komputer dapat diprogram untuk dimanfaatkan dalam potensi mengajar dengan tiga cara, yaitu:1. TutorialDalam hal ini program menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok pengertian. Komputer dapat menemukan lingkup kesulitan tiap siswa, kemudian menjelaskan pendapat-pendapat yang ditemukan siswa, menggunakan contoh dan latihan yang tepat dan mentes siswa pada tiap langkah untuk mencek bagaimana siswa telah mengerti dengan baik.2. SimulasiBentuk kedua pengajaran dengan komputer ialah untuk simulasi pada suatu keadaan khusus, atau sistem di mana siswa dapat berinteraksi. Siswa dapat menyebut informasi, sehingga dapat sampai pada jawabannya, karena mereka berpikir sehat, mencobakan interpretasinya dari prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Komputer akan menceritakan pada siswa apakah dampak dari keputusannya, terutama tentang reaksi dari kritikan atau pendapatnya.3. Pengolahan DataRowntree (Roestiyah, 2001) menuliskan bahwa dalam hal ini komputer digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas atau memanipulasi data dengan kecepatan yang tinggi. Siswa dapat meminta kepada komputer untuk meneliti figur-figur tertentu, atau menghasilkan grafik dan gambar yang sulit/kompleks.Menurut Hamalik (2003), ada tiga bentuk penggunaan komputer dalam kelas, yaitu untuk:

Page 11: Peranan Multimedia

1. Mengajar siswa menjadi mampu membaca komputer atau Computer literate,2. Mengajarkan dasar-dasar pemrograman dan pemecahan masalah dengan komputer,3. Melayani siswa sebagai alat bantu pembelajaran.

Hamalik (2003) juga menjelaskan ada empat bentuk/jenis perangkat lunak pengajaran komputer, yaitu: (1) latihan dan praktik, (2) tutorial, (3) simulasi, (4) pengajaran dengan instruksi komputer (computer managed instruction).Menurut Arsyad (2002), kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari instruksional secara keseluruhan. Untuk itu ada kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, antara lain:1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.3. Praktis, luwes, dan bertahan.4. Guru terampil menggunakannya.5. Pengelompokan sasaran.6. Mutu teknis.

Penulis adalah lulusan S2 Pendidikan IPA (Fisika SL) SPs UPI Bandung, ditulis pada 2008.

« Pengantar Pengajaran Sains di Laboratorium: Kasus Penemuan Antibiotikgame online indonesia »

3 Responses to “PERAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) DALAM PEMBELAJARAN”

1. sholahuddin says:

June 15, 2010 at 4:35 am

terima kasih, blog anda bermanfaat bagi para guru

2. staf1 says:

June 15, 2010 at 4:18 pm

sama – sama, Pak.mohon saran & kritiknya pada blog ini, supaya bisa memberikan manfaat yg lebih besar lagi.

TErima kasih.

Page 12: Peranan Multimedia

3. danang says:

July 19, 2010 at 1:52 am

terima kasih pak…..sangat membantu untuk referensi TA saya…..maaf pak,sesndainya boleh,bisa tolong ditunjukan daftar pustakannya…..terima kasih…..

 

Assalamu'alaikum Saudara/saudariku, mohon pertolongan bila punya blog atau situs mohon memberi link ke blog SemangatBelajar.com ini. Semoga menjadi tambahan pahala, semoga semua urusannya menjadi lebih mudah. Sekecil apa pun perbuatan pasti ada balasan dari Allah SWT.

Webbhotell

Lowongan Kerja Terbaru

Pages

o About o About o About o About o Buku

Pelajaran SD SMP SMA SMK MTsa Gratis

o Daftar dan Kode Bank Di Indonesia

o Download Ebook = Buku Elektronik Gratis

o Masa Depan Remaja

o mysitemap o mysitemap

o Software Islam Gratis

Search

o

Tags

aplikasi Baju beasiswa belajar busana cantik Celana jeans

download gratis software full Download software efektif fokus freeware guru HIDUP Indonesia informasi jeans kesehatan komunikasi Kpop kreatif mahasiswa make up manusia masyarakat Matematika model motivasi Pemain Sinetron Pembelajaran pendidik pendidikan pikiran

positif prioritas Rambut

Page 13: Peranan Multimedia

sekolah sepatu siswa

software software gratis Strategi sukses teknologi tips

Copyright 2010. SemangatBelajar. All Rights Reserved. Powered by QuickPic Theme

Ketika kita mendengar istilah pembelajaran dengan multimedia, maka yang terlintas di benak kita adalah penggunaan teknologi presentasi di dalam kelas, misalnya penggunaan televisi, komputer, dan proyektor di dalam kelas. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan multimedia? Multimedia merupakan penggabungan lebih dari satu media menjadi suatu bentuk komunikasi yang bersifat multimodal atau multichannel (Heinich, 2002; Boyle, 1997; Rieber, 1994). Multimedia telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk menyampaikan bahan-bahan pelatihan kepada para karyawannya, juga oleh para guru dan dosen untuk menyampaikan materi ajarnya kepada para siswa dan mahasiswa. Diyakini bahwa penggunaan multimedia dalam suatu kegiatan belajar (di sekolah maupun dalam kegiatan pelatihan) mampu meningkatkan hasil kegiatan belajar. Software-software presentasi seperti Microsoft PowerPoint menggabungkan berbagai jenis media ke dalam suatu paket presentasi yang menarik, yang akan menarik perhatian dan meningkatkan motivasi para pembelajar (Jonassen dkk, 1999).

Hasil-hasil penelitian tentang multiple channel, yaitu tentang penyampaian informasi melalui berbagai jenis media mengindikasikan bahwa ketika suatu channel bersifat melengkapi informasi yang ada (complementary), maka kegiatan belajar akan meningkat, tetapi ketika informasi yang diberikan melalui suatu channel yang berbeda bersifat perulangan yang berlebihan (redundant), maka umumnya kegiatan belajar tidak akan meningkat. Ketika informasi yang diberikan melalui channel yang berbeda tidak konsisten dengan informasi yang telah ada sebelumnya, maka justru akan terjadi penurunan kegiatan belajar (Jonassen, dkk, 1999; Hede, 2002).

Riset tentang multimedia dan teknologi pembelajaran yang berkaitan dengan multimedia selama bertahun-tahun menunjukkan penemuan yang tidak konsisten mengenai efek multimedia terhadap kegiatan belajar. Beberapa riset menunjukkan efek yang positif dari multimedia, sementara yang lain menunjukkan ketiadaan efek, dan bahkan ada yang menunjukkan efek negatif. Ketidakkonsistenan hasil riset ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor yang menyatu yang mempengaruhi peranan multimedia terhadap kegiatan belajar (Hede, 2002).

Perdebatan mengenai peran multimedia dalam kegiatan belajar berlangsung sengit antara Robert B. Kozma dan Richard E. Clark. Clark (Clark, 1994) berpendapat bahwa media tidak berpengaruh terhadap kegiatan belajar. Menurutnya, media hanya merupakan “kendaraan” untuk kegiatan belajar, sedangkan yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar adalah metode yang digunakan. Clark setuju dengan pendapat bahwa media baru yang digunakan dalam kegiatan belajar akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar seorang pembelajar, tetapi begitu pembelajar tersebut sudah terbiasa dengan media baru itu, maka pengaruh dari media tersebut sudah tidak ada lagi.

Kozma (Kozma, 1991, 1994) berpendapat bahwa media dapat meningkatkan kegiatan

Page 14: Peranan Multimedia

belajar. Media dapat membantu membuat “model mental” yang lebih baik sehingga membantu pemahaman seorang pembelajar. Sebagai contoh, sebuah buku yang berisi teks saja mensyaratkan kita untuk memiliki pengetahuan awal tentang apa yang dibahas di dalam buku tersebut supaya kita bisa membuat “model mental”. Tanpa pengetahuan awal (prior knowledge) tentang materi yang dibahas, “model mental” yang dibuat bisa jadi tidak akurat. Ketika pada buku tersebut juga disertakan gambar, maka pembelajar akan lebih mudah membuat “model mental” yang lebih lengkap dan tepat. Dengan demikian, melalui media, seorang pembelajar memiliki kemampuan untuk menjelajahi tempat-tempat, di dalam dunia virtualnya, yang mungkin tidak akan pernah dilihatnya secara langsung. Artinya, media meningkatkan kemampuan manusia untuk belajar.

Dari perdebatan mengenai peranan multimedia dalam pembelajaran tersebut, dapat kita tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:1.Multimedia dapat digunakan untuk membantu pembelajar membentuk “model mental” yang akan memudahkannya memahami suatu konsep.2.Pemanfaatan multimedia dapat membangkitkan motivasi belajar para pembelajar, karena adanya multimedia membuat presentasi pembelajaran menjadi lebih menarik.3.Perlu diperhatikan juga bahwa “sesuatu yang menarik tidak secara otomatis mudah dipahami”, karena adakalanya, suatu tampilan yang menarik justru akan memecah fokus perhatian pembelajar. Penggunaan multimedia harus benar-benar dipilih sesuai kebutuhan. Ada beberapa materi pembelajaran (terutama yang kompleks) yang memerlukan multimedia, tetapi ada juga materi pembelajaran yang cukup disampaikan secara lisan saja, tanpa perlu bantuan perangkat multimedia karena cukup sederhananya materi tersebut.

ReferensiBoyle, Tom. Design for Multimedia Learning. Hertfordshire: Prentice Hall, 1997.

Clark, Richard, E. Media will Never Influence Learning. ETR&D, Vol. 42, No. 2, pp. 21-29, 1994.

Hede, Andy. An Integrated Model of Multimedia Effects on Learning. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia 11(2), 177-191, 2002.

Heininch, R., Molenda, M., Russell, J.D., Smaldino, S.E. Instructional Media and Technologies for Learning, 7th Ed. Ohio: Merrill Prentice Hall, 2002.

Jonassen, D.H, Peck, K.L, Wilson, B.G. Learning With Technology: A Constructivist Perspective. Ohio: Pub. Merril (Prentice Hall), 1999.

Kozma, R. B. Learning with media. Review of Educational Research , 61 (2), 1991.

Kozma, R.B. Will Media Influence Learning? Reframing the Debate. ETR&D, Vol. 42, No. 2, pp. 7-19, 1994.

Rieber, Lloyd. Computers, Graphics, & Learning. Iowa: Brown & Benchmark Publishers, 1994

Page 15: Peranan Multimedia

Peranan Multimedia dalam Pembelajaran

Posted by: astiamatunisa on: 6 Januari 2010

In: Asti Amatunisa Comment!

BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mutu pendidikan ditentukan olehkualitas lulusannya. Sedangkan kualitas lulusan ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa ditentukan oleh dua faktor, yaitu yang pertama, faktor internal yang mencakup fisik, intelegensi, motivasi, perhatian, minat, bakat, dan kesiapan. Kedua faktor eksternal yang terdiri dari factor keluarga, masyarakat, metode pembelajaran, kurikulum, saran dan prasarana pembelajaran.

Dengan alasan tesebut media yang dapat menimbulkan perhatian siswa sangatlah penting demi tercapainya tuuan pembelajaran. Dengan multimedia ini diharapkan pembelajaran dapat lebih menarik dan menumbuhkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan optimal. Guru sebagai fasilitator, mediator, dan motivator dapat lebih terlihat.

1.2 Rumusan Masalah

Page 16: Peranan Multimedia

1. Apa yang dimaksud dengan Multimedia Pembelajaran ?2. Bagaimana asas penggunaan multimedia dalam pendidikan ?3. Apa saja objek dalam multimedia ?4. Apa keistimewaan dari multimedia pembelajaran ?5. Apa manfaat dari multimedia pembelajaran ?6. Apa karakteristik multimedia pembelajaran ?7. Bagaimana format multimedia pembelajaran ?8. Apa peranan internet sebagai media pendidikan ?

1.3 Tujuan Penyusunan

1. Mendeskripsikan yang dimaksud dengan Multimedia Pembelajaran

2      Mendeskripsikan asas penggunaan multimedia dalam pendidikan

3      Mendeskripsikan objek dalam multimedia

4      Mendeskripsikan keistimewaan dari multimedia pembelajaran

5      Mendeskripsikan manfaat dari multimedia pembelajaran

6      Mendeskripsikan karakteristik multimedia pembelajaran

7      Mendeskripsikan format multimedia pembelajaran

8      Mendeskripsikan peranan internet sebagai media pendidikan

1.4 Metode Penyusunan

Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode penelusuran  melalui internet dan melakukan studi pustaka dari berbagai literatur.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian  Multimedia  Pembelajaran

Multimedia  adalah  media  yang  menggabungkan  dua  unsur  atau lebih  media  yang terdiri  dari  teks,  grafis,  gambar,  foto,  audio,  video dan animasi  secara  terintegrasi. Multimedia  terbagi  menjadi  dua  kategori, yaitu: multimedia  linier dan multimedia interaktif.

Multimedia  linier  adalah  suatu  multimedia  yang  tidak  dilengkapi dengan  alat pengontrol  apapun  yang  dapat  dioperasikan  oleh  pengguna. Multimedia  ini  berjalan sekuensial  (berurutan),  contohnya:  TV  dan  film.

Page 17: Peranan Multimedia

Multimedia  interaktif  adalah  suatu  multimedia  yang  dilengkapi dengan  alat pengontrol  yang  dapat  dioperasikan  oleh  pengguna,  sehingga pengguna  dapat memilih  apa  yang  dikehendaki  untuk  proses  selanjutnya. Contoh  multimedia interaktif  adalah:  multimedia  pembelajaran  interaktif, aplikasi  game,  dll.

Sedangkan  pembelajaran  diartikan  sebagai  proses  penciptaan lingkungan  yang memungkinkan  terjadinya  proses  belajar.  Jadi  dalam pembelajaran  yang  utama adalah  bagaimana  siswa  belajar.  Belajar  dalam pengertian  aktifitas  mental  siswa dalam  berinteraksi  dengan  lingkungan yang  menghasilkan  perubahan  perilaku yangbersifat  relatif  konstan. Dengan  demikian  aspek  yang  menjadi  penting  dalam aktifitas  belajar adalah  lingkungan.  Bagaimana  lingkungan  ini  diciptakan  dengan menata unsur‐unsurnya  sehingga  dapat  mengubah  perilaku  siswa.  Dari  uraian  di atas,  apabila  kedua  konsep  tersebut  kita  gabungkan  maka  multimedia pembelajaran dapat  diartikan  sebagai  aplikasi  multimedia  yang  dignakan dalam  proses pembelajran,  dengan  kata  lain  untuk  menyalurkan  pesan (pengetahuan,  keterampilan dan  sikap)  serta  dapat  merangsang  piliran, perasaan,  perhatian  dan  kemauan  yang belajar  sehingga  secara  sengaja proses  belajar  terjadi,  bertujuan  dan  terkendali. Dalam skemanya dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 18: Peranan Multimedia

Gambar 1 : Konsep Multimedia

2.2 Asas Penggunaan Multimedia dalam Pendidikan

Kehadiran komputer serta teknologi modern yang berkaitan dengan bidang pendidikan mampu membantu mringankan beban serta kekangan yang ada dalam pembelajaran tradisional.

Penggunaan teknologi multimedia yang menekankan kepada unsur-unsur pembelajaran interaktif telah membawa persepsi baru dalam era penggunaan komputer dalam bidang pendidikan.

Pendidikan masa sekarang mempunyai persamaan dimana hanya tertumpu kepada penggunaan teks, dengan bentuk kalimat ataupun nomor. Multimedia berupaya menangani permasalahan ini dengan menyelipkan unsur-unsur yang lebih melibatkan penggunaan media seperti audio, teks, dan grafik ke dalam satu media komunikasi.

Penggunaan berbagai media dalam proses penyampaian materi memberikan tampilan yang lebih menarik serta mampu merangsang daya piker siswa, selain itu juga dengan multimedia tampilan tidak membosankan. Soal-soal latihan juga ikut diberikan setelah setiap bagian agar siswa dapat menilai tingkat pemahamannya, disamping untuk menguatkan pembelajaran.

2.3 Objek Multimedia

Multimedia terdiri dari beberapa objek, yaitu teks, grafik dan image, bunyi,dan  video