Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Makalah Multimedia
Click here to load reader
-
Upload
hutomo-atman-maulana -
Category
Documents
-
view
591 -
download
2
Transcript of Makalah Multimedia
MULTIMEDIA, PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN MULTIMEDIA DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Multimedia
Dosen Pengampu :Dr. rer.nat Rayandra Asyhar, M.Si
Disusun Oleh:Hutomo Atman Maulana
Wella Pusvita Sari
MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI2012
1
KATA PEGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah. S.W.T, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Multimedia, Prinsip-
prinsip Pembelajaran Multimedia dan Pemilihan Media Pembelajaran” ini sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Pengembanagan Multimedia dan digunakan sebagai pedoman
dalam mencari sumber-sumber belajar.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu. Terutama kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengembanagan Multimedia yang telah banyak memberikan penjelasan dan masukan kepada
penulis. Serta ucapan terimakasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dalam
meyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik.
Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Jambi, April 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR........................................................................................................ iDAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 21.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN1.1 Definisi Multimedia dan Pembelajaran Multimedia..................................................... 31.2 Pentingnya Pembelajaran Multimedia dalam Sains...................................................... 41.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Multimedia..................................................................... 51.4 Pemilihan Media Pembelajaran..................................................................................... 9
1.4.1 Jenis Pemilihan Media Pembelajaran dan Kriteria Media Pembelajaran.......... 101.4.2 Prinsip Pemiliha Media...................................................................................... 11
BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 143.2 Saran............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk
membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan terjadinya perubahan tingkah
laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan dan norma
yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa (Dros dalam Sumarno, 2011:1).
Untuk mencapai tujuan pemebelajaran tersebut, perlu adanya inovasi baru dalam
penyampaian pembelajaran tersebut. Asyhar (2011:27) menyatakan bahwa proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pebelajar (guru) dan pembelajar (siswa).
Sebagai sebuah proses komunikasi, pembelajaran seringkali dihadapkan pada berbagai
hambatan.
Dalam pembelajaran pesan-pesan komunikasi seperti verbal dan buku cetak menjadi
alat utama untuk menyampaikan ide-ide atau konsep kepada peserta didik. Pesan verbal
dalam pembelajaran memang mampu menjadi alat berkomunikasi yang sangat praktis pada
manusia. Akan tetapi pesan verbal saja memiliki keterbatasan seperti adanya rasa bosan, dan
kurang tertangkapnya konsep dengan jelas. Salah satu cara agar pesan dapat tersampaikan
dengan jelas dan menarik yaitu dengan menggunakan multimedia. Dengan menggunakan
multimedia informasi dari guru dapat tersampaikan dengan cara yang lebih bermakna kepada
peserta didik. Terdapat banyak teknologi yang tersedia untuk membuat program multimedia
yang inovatif dan interaktif. Program multimedia dapat meningkatkan kinerja peserta didik,
menyajikan pengetahuan mereka dalam berbagai cara, memecahkan masalah, dan
membangun pengetahuan. Pembelajaran berbasis multimedia didasarkan pada ide bahwa
pesan-pesan pembelajaran harus dirancang sejalan dengan bagaimana otak manusia bekerja
(Layla, 2012:1).
Selanjutnya Asyhar (2011:28) menjelaskan pentingnya peran media dalam
pembelajaran mengharuskan para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media. Media merupakan alat bantu mengajar,
termasuk salah satu komponen lingkungan belajar yang dirancang oleh pebelajar.
Sebagai komponen dalam sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan
multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik mengembangkan multimedia
pembelajaran tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul
“Multimedia, Prinsip-prinsip Pembelajaran Multimedia dan Pemilihan Media Pembelajaran”.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan multimedia dan pembelajaran multimedia?
2. Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran multimedia dalam pengembangan
pembelajaran multimedia?
3. Bagaimanakah pemilihan media pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi multimedia.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran multimedia dalam pengembangan
pembelajaran multimedia.
3. Untuk mengetahui pemilihan media pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Multimedia dan Pembelajaran Multimedia
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang
terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.
Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.
Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol
apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna. Contohnya: TV dan film. Multimedia
interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk
proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif,
aplikasi game, dan lain-lain. Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (Anonim, 2011:1).
Sementara itu, Asyhar (2011:75), mendefinisikan multi media menjadi dua kategori
yaitu multimedia content production dan multimedia communication dengan definisi sebagai
berikut:
2. Multimedia content production
Multimedia adalah penggunaan dan pemrosesan beberapa media (text, audio,
graphics, animation, video, and interactivity) yang berbeda untuk menyampaikan
informasi atau menghasilkan produk multimedia (music, video, film, game,
entertainment, dll).atau penggunaan sejumlah teknologiyang bebeda yang
memungkinkan untuk menggabungkan media (text, audio, graphics, animation, video,
and interactivity) denagncara yang baruuntuk tujuan komunikasi . dalam kategori ini
media yang digunakan adalah: media text, audio, video, animasi, graph/image,
interactivity and special effect.
3. Multimedia communication
Multimedia adalah menggunakan media (masa), seperti televise, radio, cetak, dan
internet, untuk mempublikasikan, menyiarkan, atau mengkomunikasikan material
advertising, publicity, entertainment, news, education, dll.dalam kategori inimedia
yang digunakan adalah: TV, radio, film, cetak, music, game, entertainment, tutorial,
ICT (internet), dan gambar.
6
Pembelajaran Multimedia adalah suatu kegiatan belajar mengajar dimana dalam
penyampaian bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa, guru menggunakan atau
menerapkan berbagai perangkat media pembelajaran. Manfaat Multimedia Pembelajaran
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa
dapat ditingkatkan.
2.2. Pentingnya Pembelajaran Multimedia Dalam Sains
Materi yang berhubungan dengan sains adalah materi yang sangat cocok untuk
dijelaskan melalui multimedia. Hal ini berkaitan dengan sifat dari materi sains sendiri yang
banyak berhubungan dengan penjelasan suatu fenomena, proses, dan hal-hal lain yang
dinamis. Beberapa persepsi guru dan siswa di dalam pemanfaatan multimedia dalam
pengajaran sains diberikan oleh Barton (2004) di bawah ini :
Manfaat dari visualisasi :
1. Membuat yang tidak terlihat menjadi terlihat
2. Menghadirkan reaksi yang tak nampak di dalam lab
3. Animasi menambah pemahaman
4. Gambar menambah pemahaman suatu konsep abstrak
5. Memungkinkan visualisasi yang terlalu kecil, terlalu cepat, terlalu lamban atau terlalu
berbahaya
Perbedaan yang muncul bila dibandingkan pemanfaatan media yang lain :
1. Memberikan pengayaan bagi siswa yang mahir
2. Memberikan support dan motivasi bagi siswa yang belum mahir
3. Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuannya
4. Mudah bagi siswa untuk mengulang-ulang suatu proses
5. Memungkinkan interaksi yang lebih luas antara guru-siswa
Motivasi yang muncul :
1. Menimbulkan antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan
2. Mendorong siswa untuk mendapatkan jawaban atas ketertarikan mereka
3. Siswa merasakan suasana menyenangkan (fun)
4. Mendorong siswa untuk tetap fokus pada materi
5. Suatu tool pembelajaran untuk menghadirkan ide-ide yang sukar.
7
Banyak hal-hal positif dari pemanfaatan multimedia untuk pengajaran sains.
Sekalipun demikian ada hal penting yang mesti kita antisipasi yakni : munculnya miskonsepsi
dan menurunnya motivasi pada praktikum yang sessungguhnya. Di dalam multimedia
animasi dan simulasi hanyalah suatu tiruan dari keadaan yang sebenarnya. Tiruan ini
bagaimanapun juga tidak akan mampu mendekati keadaan yang sesungguhnya. Keadaan
tiruan inilah yang memunculkan miskonsepsi. Sebagai contoh animasi yang menunjukkan
kerja suatu rangkaian tegangan bolak balik yang dihadirkan dengan gelombang berbentuk
grafik sinus dapat saja menimbulkan miskonsepsi bagi siswa bahwa elektron bergerak naik
turun sperti halnya gerak gelombang sinus.
Melakukan praktikum dengan multimedia dan praktikum sesungguhnya di lab jelas
sangat berbeda. Praktikum dengan multimedia berlangsung dalam kondisi yang ideal atau
kendala-kendala yang ada sengaja dihilangkan. Praktikum sesungguhnya di lab penuh dengan
ketidaksempurnaan dan error. Mungkin kita ingat kala melakukan praktikum mengukur
percepatan gravitasi bumi dengan pendulum. Berapa banyak diantara kita yang mendapatkan
nilai g di atas 9.8 m/s2 di akhir praktikum? Kondisikondisi yang tak ideal semacam ini yang
menyebabkan siswa enggan untuk melakukan praktikum sesungguhnya dan beralih ke
praktikum dengan multimedia. Siswa yang kurang mahir atau yang memiliki kemampuan
pas-pasan akan enggan melakukan praktikum sesungguhnya dengan serius karena kesalahan-
kesalahan di dalam praktikum hanya semakin menunjukkan ketidak mampuan mereka. Hal
semacam inilah yang ingin dihindari banyak siswa.
Melihat kendala-kendala di atas maka peran guru dalam menjelaskan keterbatasan dan
perbedaan suatu praktikum dengan multimedia dan praktikum sesungguhnya sangat penting.
Praktikum dengan multimedia bukan tidak memiliki nilai positif akan tetapi
perlu ditekankan bahwa praktikum dengan multimedia lebih menekankan pada penjelasan
proses yang rumit atau konsep yang abstrak agar siswa mendapatkan gambaran umum dari
suatu proses atau konsep. Sementara praktikum sesungguhnya adalah latihan bagi siswa
untuk mencoba menguji teori-teori yang ada pada keadaan yang nyata dengan berbagai
kendala yang ada.
2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Multimedia
Sebagai komponen dalam system pembelajaran, pemilihan dan penggunaan
multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen, seperti: tujuan,
materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran. Berikut prinsip-prinsip multimedia
pembelajaran menurut Richard E. Mayer (2001):
8
1. Prinsip Multimedia (Multimedia Principle)
“People learn better from words and pictures than from words alone”
Siswa bisa belajar lebih baik dengan kata-kata dan gambar-gambar dibandingkan
dengan hanya kata-kata saja. Dengan menambahkan ilustrasi pada teks atau
menambahkan animasi pada narasi maka akan membantu siswa lebih mendalami
materi atau penjelasan yang disajikan. Menyajikan penjelasan dengan kata-kata dan
gambar-gambar bisa menghasilkan pembelajaran lebih baik daripada menyajikan
dengan kata-kata saja. Saat kata-kata dan gambar disajikan secara bersamaan siswa
mempunyai kesempatan untuk mengkonstruksi model-model mental verbal dan
pictorial dan membangun hubungan diantara keduanya.
2. Prinsip Keterdekatan Ruang (Spatial Contiguity Principle)
“People learn better when corresponding words and pictures are presented near
rather than far from each other on the page or screen”
Siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar yang saling terkait
disajikan saling berdekatan daripada saling berjauhan di halaman atau di layar.Saat
kata-kata dan gambar-gambar terkait saling berdekatan di halaman (dalam buku) atau
layar (dalam komputer) maka siswa tidak harus menggunakan sumber-sumber
kognitif secara visual mencari di halaman atau layar itu. Siswa akan lebih bisa
menangkap dan menyimpan materi bersamaan di dalam memori kerja pada waktu
yang sama.
3. Prinsip Keterdekatan Waktu (Temporal Contiguity Principle)
“People learn better when corresponding words and pictures are presented
simultaneously rather than successively”
Siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar yang terkait disajikan
secara simultan (bersamaan) daripada bergantian. Saat bagian narasi dan animasi yang
terkait disajikan dalam waktu bersamaan, akan lebih memungkinkan siswa untk bisa
membentuk representasi mental atas keduanya dalam memori kerja dalam waktu
bersamaan. Hal ini membuat siswa lebih bisa membangun hubungan mental antara
representasi verbal dan representasi visual. Jika waktu antara mendengar kalimat dan
melihat animasi relative pendek, maka siswa masih bisa membangun koneksi antara
kata-kata dan gambar. Jika mendengar keseluruhan narasi yang panjang dan melihat
keseluruhan animasi dalam waktu yang terpisah maka siswa kesulitan membangun
koneksi tersebut.
9
4. Prinsip koherensi (Coherence Principle)
“People learn better when extraneous words, pictures, and sounds are excluded
rather than included”
Siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata, gambar-gambar atau suara-suara ekstra
dibuang. Prinsip koherensi bisa dipecah menjadi tiga versi yang saling melengkapi :
(1) pembelajaran siswa terganggu jika kata-kata dan gambar-gambar menarik namun
tidak relevan ditambahkan ke presentasi multimedia. (2) pembelajaran siswa
terganggu jika terdapat suara dan music yang menarik namun tidak relevan, (3)
pembelajaran siswa akan meningkat jika kata-kata yang tidak diperlukan disingkirkan.
Gambar-gambar dan kata-kata yang menarik tapi tidak relevan bisa mengalihkan
perhatian siswa dari isi materi yang penting, dan bisa mengganggu proses penataan
materi. Dalam penyajian materi melalui multimedia siswa cenderung bisa belajar
lebih banyak dan mendalam jika materi disajikan secara lebih ringkas. Oleh karena
memori kerja otak pada manusia itu terbatas maka harus difokuskan pada materi yang
penting.
5. Prinsip modalitas (Modality Principle)
“People learn better from graphics and narration than from animation and on-screen
text”
Siswa bisa belajar lebih baik pada animasi dan narasi daripada animasi dan teks pada
layar. Jika gambar dan kata-kata bersama-sama disajikan secara visual (yakni sebagai
animasi dan teks) maka saluran visual/pictorial yang bekerja ekstra sedangkan saluran
lain (verbal) tidak berfungsi. Jika kata-kata disajikan secara auditory maka kedua
saluran akan berfungsi.
6. Prinsip Redundansi (Reduddancy Principle)
“People learn better from graphics and narration than from graphics, narration, and
on-screen text”
Siswa bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi, narasi,
dan teks pada layar. Jika kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara visual maka
saluran visual akan kelebihan beban. Jika animasi berisi narasi yang padat, maka
sebaiknya tidak menambahkan teks yang hanya mengulang kata-kata dari narasi.
Keterbatasan kapasitas memori kerja menghalangi individu untuk memproses banyak
elemen informasi secara langsung. Informasi akan terserap secara lebih baik bila
format desain pesannya tidak membebani perhatian mereka karena sumber-sumber
ganda yang saling memasok informasi.
10
7. Prinsip Sinyal (Signaling Principle)
“People learn better when cues that highlight the organization of the essential
material are added”
Siswa belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan cue, highlight, penekanan
yang relevan terhadap apa yang disajikan. Kita bisa memanfaatkan warna, animasi
dan lain-lain untuk menunjukkan penekanan, highlight atau pusat perhatian (focus of
interest). Makanya kombinasi penggunaan media yang relevan sangat penting sebagai
pembantu dalam proses pembelajaran.
8. Prinsip Personalisasi (Personalization Principle)
“People learn better from multimedia lessons when words are in conversational style
rather than formal style”
Siswa orang belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang bersifat komunikatif
(conversational) daripada kalimat yang lebih bersifat formal. Terdapat lima tahap
dalam merancang multimedia pembelajaran yaitu memilih kata-kata yang relevan
dengan teks atau narasi yang tersaji, memilih gambar-gambar yang relevan dengan
illustrasi yang tersaji, mengatur kata-kata yang terpilih tersebut ke dalam representasi
verbal yang koheren, mengatur gambar-gambar yang terpilih tersebut ke dalam
representasi visual yang koheren, dan memadukan representasi verbal dan representasi
visual tersebut dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya.
9. Prinsip Perbedaan Individual (Individual Differences Principle)
“Design effects are stronger for low-knowledge learners than for high-knowledge
learners. Design effects are stronger for high-spatial learners than for low-spatial
learners”
Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa berpengetahuan rendah daripada
berpengetahuan tinggi, dan terhadap siswa berkemampuan spasial tinggi daripada
berspasial rendah. Siswa yang berpengetahuan lebih tinggi bisa menggunakan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya untuk mengkompensasi atas kurangnya
petunjuk dalam presentasi. Siswa yang berpengetahuan rendah kurang bisa melakukan
pemrosesan kognitif yang berguna saat presentasinya kurang petunjuk. Siswa yang
memiliki kemampuan spasial yang tinggi memiliki kapasitas kognitif untuk secara
mental memadukan reprentasi verbal dan visual dari presentasi multimedia yang ada.
Siswa yang berspasial rendah harus mengerahkan kapasitas kognitif yang begitu
banyak untuk memahami apa yang disajikan.
11
10. Prinsip Suara (Voice Principle)
“People learn better when words are spoken in a standard-accented human voice
than in a machine voice or foreign-accented human voice”
Siswa belajar lebih baik ketika kata-kata yang diucapkan dengan suara standar
beraksen manusia dibandingkan dengan suara mesin atau asing beraksen suara
manusia.
11. Prinsip Gambar (Image Principle)
“People do not necessarily learn better from a multimedia lesson when the speaker’s
image is added to the screen”
Siswa tidak perlu belajar lebih baik dari pelajaran multimedia bila gambar pembicara
ditambahkan ke layar.
12. Prinsip Pra-pelatihan (Pre-training Principle)
“People learn better from a multimedia lesson when they know the names and
characteristics of the main concepts”
Siswa belajar lebih baik dari pelajaran multimedia bila mereka tahu nama-nama dan
karakteristik konsep utama.
2.4 Pemilihan Media Pembelajaran
Perubahan global dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi, terutama yang
berhubungan dengan sistem pendidikan di sekolah menuntut adanya perubahan sikap guru
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Sejak tahun 1930 berbagai penelitian telah
dilakukan untuk mengetahui kebermanfaatan penggunaan media untuk keperluan
pembelajaran. Penelitian ini diawali dengan evaluasi media untuk melihat apakah suatu
media dapat dipergunakan untuk pembelajaran. Penelitian ini berasumsi bahwa media
sebagai stimulus dapat mengubah perilaku. Akan tetapi hasil penelitian itu dianggap kurang
dapat diandalkan karena hasilnya menunjukkan bahwa semua media dapat dipergunakan
untuk pembelajaran. Oleh karena itu penelitian-penelitian berikutnya beralih ke penelitian
perbandingan media untuk pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
suatu media lebih baik daripada media lain. Misalnya, apakah gambar diam lebih baik
daripada gambar hidup (film) atau apakah media audio lebih baik dari pada media visual.
Hasil penelitian-penelitian itu ternyata tidak konsisten dan sulit dapat dipercaya. Kemudian
penelitian beralih lagi ke media itu sendiri untuk mengetahui keunggulan suatu media dalam
menyampaikan bahan pembelajaran. Hasil penelitian terakhir ini juga tampaknya kurang
memuaskan (Sutjiono, 2005:76-81).
12
Selanjutnya Sutjiono (2005:81) menjelaskan bahwa dari berbagai jenis penelitian
terdahulu yang telah diuraikan di atas, diketahui bahwa pada hakikatnya bukan media itu
sendiri yang menentukan hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada
(1) isi pesan,
(2) cara menjelaskan pesan, dan
(3) karakteristik penerima pesan.
Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga
faktor tersebut. Tidak berarti bahwa semakin canggih media yang digunakan akan semakin
tinggi hasil belajar atau sebaliknya. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat saja
penggunaan papan tulis lebih efektif dan lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila
bahan ajarnya dikemas dengan tepat serta disajikan kepada siswa yang tepat pula.
Asyhar (2011:80) menjelaskan tujuan dari pemilihan media adalah agar media yang
digunakan tepat sasaran dan sesuai dengan keperluan, sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi yang baik antara peserta didik dengan media yang digunakan. Banyaknya ragam
media yang tersedia, mengharuskan para guru perlu memilih media yang akan digunakan.ini
penting karena setiap media memiliki kelemahan dan kekurangan masing-masing. Media
yang tidak tepat sasaran tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, bahkan mungkin
sebaliknya. Jadi, pemilihan media pembelajaran itu dimaksudkan agar guru dapat
menentukan media yang tepat yang sesuai denagn kebutuhan dan kondisi peserta didik.
2.4.1 Jenis Pemilihan Media Pembelajaran dan Kriteria Media Pembelajaran
Menurut Anderson (dalam Asyhar, 2011:80), dilihat dari mekanismenya model
pemilihan media dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Pemilihan tertutup
Merupakan proses pemilihan yang dilakukan dari atas (Dinas Pendidikan). Dalam hal
ini sekolah hanya terima jadi keputusan yang sudah diambil oleh dinas pendidikan.
Sekolah tidak punya alternative lain kecuali menerima dan dan menggunakannya.
Dalam kondisi seperti ini, yang bisa dilakukan guru hanyalah memilih topik/pokok
bahasan yang cocok untuk dimediakan pada jenis media yang tersedia.
2. Pemilihan terbuka
Merupakan model pemilihan media kebalikan dari cara tertutup, yaitu pemilihan yang
bersifat “bottom up”. Artinya guru atau sekolah bebas memilih dan mengusulkan jenis
media apa saja yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran disekolah
13
masing-masing. Dalam hal ini para guru dituntut kemampuan dan keterampilannya
untuk melakukan proses pemilihan.
Asyhar (2011:81) menjelaskan bahwa memilih media hendaknya dilakukan secara
cermat dan pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut didasarkan atas kriteria-
kriteria tertentu. Kriteria media pembelajaran yang baik yang perlu diperhatikan dalam proses
pemilihan media sebagai berikut (1) Jelas dan Rapi, (2) Bersih dan Menarik, (3) Cocok
dengan Sasaran, (4) Relevan dengan Topik yang Diajarkan, (5)Sesuai dengan Tujuan
Pembelajaran, (6) Praktis, Luwes, dan Tahan, (7) Berkualitas baik, (8) Ukurannya sesuai
dengan lingkungan belajar.
2.4.2 Prinsip Pemilihan Media
Secara operasional ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran
yang tepat, Asyhar (2011:82) memberikan secara umum prinsip pemilihan media sebagai
berikut:
1. Kesesuaian
Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta
didik dan materi yang dipelajari, serta metode atau pengalaman belajar yang diberikan
kepada peserta didik. Yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa tidak ada satu
mediapun yang bisa dan cocok untuk semua materi pelajaran dan karakteristik peserta
didik.
2. Kejelasan sajian
Beberapa jenis media dan sumber belajar dirancang hanya mempertimbangkan ruang
lingkup materi pembelajaran, tanpa memperhatikan tingkat kesulitan penyajiannya
sama sekali. Ambil contoh, beberapa buku teks yang dipakai di sekolah-sekolah
menggunakan kalimat-kalimat panjang dan istilah-istilah baru yang mungkin belum
pernah dikenal oleh siswa yang duduk di kelas rendah.
3. Kemudahan akses
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah
media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid?
Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih
dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah jaringan teleponnya?
Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk
menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah
saja yang boleh menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid. Bahkan
murid lebih penting untuk memperoleh akses.
14
4. Keterjangkauan
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat
menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya
itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab semakin banyak yang
menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
5. Ketersediaan
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu
memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah
kita ingin menggunakan media audio visual untuk di kelas, perlu kita pertimbangkan,
apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan sesuai, bagaimana
cara mengoperasikannya?
6. Kualitas
Dalam pemilihan media pembelajaran, kualitas media henaklah diperhatikan.
Sebaliknya, dipilih media yang berkualitas tinggi. Misalnya apabila kita memerlukan
video atau televise, maka bentuk tulisan atau bentuk visual lainnya dapat dilihat
dengan jelas, spesifikasi gambar dan suara harus jelas.
7. Ada alternative
Dalam pemilihan media, salah satu prinsip yang juga penting diperhatikan adalah
bahwa guru tidak tergantung hanya pada media tertentu saja. Artinya, andaikata
media yang diharapkan tidk diperoleh dengan alasan tidak trsedia atau sulit dijangkau,
maka gunakan media alternative.
8. Interaktivitas
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru tentu
saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
9. Organisasi
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah
pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana
pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut pusat sumber
belajar?
15
10. Kebaruan
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab
media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid. Dari
beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting adalah adanya perubahan sikap guru
agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran yang “mudah dan
murah”, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya serta
memunculkan ide dan kreativitas yang dimilikinya.
11. Berorientasi siswa
Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa. Artinya perlu
dipertimbangkan keuntungan dan kemudahan apa yang akan diperoleh siswa dengan
media tersebut.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang
terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.
Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.
Pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan
karakteristik komponen, seperti : tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran.
Prinsip-prinsip multimedia pembelajaran meliputi prinsip multimedia, keterdekatan ruang,
keterdekatan waktu, koherensi, modalitas, redundasi, perbedaan individual, kesinambungan
spasial, kesinambungan waktu, interaktivitas, sinyal, dan personalisasi.
Dilihat dari mekanismenya model pemilihan media dibagi menjadi dua macam yaitu
Pemilihan Tertutup yang merupakan proses pemilihan yang dilakukan dari atas (Dinas
Pendidikan). Dalam hal ini sekolah hanya terima jadi keputusan yang sudah diambil oleh
dinas pendidikan dan Pemilihan Terbuka yang merupakan model pemilihan media yang
bersifat “bottom up” artinya guru atau sekolah bebas memilih dan mengusulkan jenis media
apa saja yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran disekolah masing-masing.
Dalam hal ini para guru dituntut kemampuan dan keterampilannya untuk melakukan proses
pemilihan.
3.2 Saran
Salah satu cara agar pesan dalam pemebelajaran dapat tersampaikan dengan jelas dan
menarik yaitu dengan menggunakan multimedia. Dengan menggunakan multimedia
informasi dari guru dapat tersampaikan dengan cara yang lebih bermakna kepada peserta
didik. Sebagai komponen dalam sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia
pembelajaran harus memperhatikan karakteristik mengembangkan multimedia pembelajaran.
Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan pengaplikasian multimedia yang sesuai
dengan karakteristik siswanya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
17
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada
Khairullah. 2011. Pengantar Multimedia Pembelajaran. Diakses dari http://khairullah-kandangan.blogspot.com/2011/11/pengantar-multimedia-pembelajaran.html tanggal 12 April 2012.
Layla. 2012. Pendekatan dan Prinsip Multimedia. Diakses dari http://maylanafaradis. wordpress.com/2012/01/18/pendekatan-dan-prinsip-multimedia-pembelajaran.html tanggal 12 April 2012.
Mayer, R. E. (2001). Multimedia learning. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
Sumarno, A. 2011. Pengertian Pembelajaran. Diakses dari http://blog.elearning.unesa.ac.id/ pdf-archive/alim-sumarno-m.pd-pengertian-pembelajaran.pdf tanggal 12 April 2011.
Sutjiono, T.W.A. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur-No.04 / Th.IV / Juli 2005.
18