PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

92
PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN KESENIAN ISLAM BAGHAMI (STUDI SAKASUS DI DESA LIDUNG KECAMATAN SAROLANGUN KABUPATEN SAROLANGUN PROVISI JAMBI) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Oleh: SYUKRON MAKMUN NIM :UK. 140137 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Transcript of PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

Page 1: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM

MELESTARIKAN KESENIAN ISLAM BAGHAMI

(STUDI SAKASUS DI DESA LIDUNG KECAMATAN

SAROLANGUN KABUPATEN SAROLANGUN PROVISI

JAMBI)

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah

Oleh:

SYUKRON MAKMUN

NIM :UK. 140137

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 2: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

ii

Agus Salim. M.Pd.I Jambi, 2018

Adi Iqbal.S.Sos.I.,M.Ud

Alamat : Fak. Dakwah Kepada Yth

UIN STS Jambi Bapak Dekan

Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Fak. Dakwah

Simp. Sungai Duren

Muaro Jambi UIN STS Jambi

di-

JAMBI

NOTA DINAS

Assalamu’alaikumWr. Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan

yang berlaku di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa

Skripsi saudara Syukron Makmundengan judul ”Peran Pemerintah Desa Lidung

dalam melestarikan kesenian Islam Baghmi (Studi kasus Desa Lidung Kecamatan

Sarolangun Kabupaten Sarolangun Jambi)telah dapat diajukan untuk

dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam dalam Ilmu

Komunikasi Dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga

bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jambi, 08 Januari 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Salim.S.Ag., M.Pd.I Adi Iqbal.S.Sos.I.,Mud.

NIP:197008171998031002 NIP: 198001052014111002

Page 3: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

Saya yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Syukron Makmun

Nim : UK. 140137

Tempat/TanggalLahir : Desa Lidung10 Juli 1993

Konsentrasi : Komunikasi dan Penyiran Islam

Alamat : Sarolangun

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini yang

berjudul“Peran Pemerintah Desa Lidung dalam melestarikan kesenian Islam

Baghami (Studi kasus di Desa Lidung Kecamatan Sarolangun Kabupaten

Sarolangun Jambi)”. adalah benar karya hasil saya, kecuali kutipan-kutipan yang

telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila di kemudian

hari ternyata pertanyaan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggung

jawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas

Dakwah UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui

Skripsi ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Jambi, 2018

Penulis

Syukron Makmun

UK. 140137

Page 4: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS DAKWAH

Jalan Raya Jambi-Ma. Bulian, Simp. Sungai Duren Telp. (0741) 582020

PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh Syukron Makmun NIM UK:140137 dengan

judul”Peran Pemerintah Desa Lidung dalam Melestarikan Kesenian Baghami

(Studi di Desa Lidung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun Jambi)”

yang dimunaqasyahkan oleh Sidang Fakultas Dakwah UIN STS Jambi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 08 November 2018

Jam : 15.00 WIB

Tempat : Fakultas Dakwah

Telah diperbaiki sebagaimana hasil sidang Munaqasyah dan telah diterima

sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Program StudiKomunikasi dan Penyiaran Islam, Konsentrasi dalam bidang

keilmuan Penyuluhan Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS

Jambi.

Jambi, 2018

TIM PENGUJI

Ketua Sidang : Drs.Sururudin.M.Pd ( )

NIP. 196512101996031001

Sekretaris Sidang : Ulfiati.S.Ag.,M.Pd.I. ( )

NIP. 196705251997032001

Penguji I : Drs.Saripudin.M.Pd.I ( )

NIP.195712311984011002

Penguji II : Usrial Husein.S.Ag.,M.M ( )

NIP.2109126701

Pembimbing I : Agus Salaim.S.Ag.,M.Pd.I. ( )

NIP.197008171998031002

Pembimbing II : Adi Iqbal.S.Sos.I, M.Ud ( )

NIP. 198001052014111002

Dekan Fakultas Dakwah

Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D.

NIP.197010082003121002

Page 5: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

v

MOTTO

Artinya:

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat

kepada orang-orang yang berbuat baik. 1 (Q. S Al-A‟raf 56)

1Kementrian Agama RI.Al-Fattah:Al.Qur’an 20 Baris&Terjemahan 2 Muka.(Jakarta:

Wali), 80

Page 6: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

vi

PERSEMBAHAN

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,

sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman

bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku.

Kubersujud dihadapan Mu,Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai Di

penghujung awal perjuanganku, namun aku yakin dan percaya ini bukanlah akhir

dari segala-galanya, tapi ini adalah titik awal kehidupanku dalam menggapai

kebahagiaan dunia dan akhirat, Segala Puji bagi Mu ya Allah,

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil‟alamin,

Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Ya Allah atas takdirmu telah kau

jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar

dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah

awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam..seraya tanganku

menadah”.. ya Allah ya Rahman ... Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara

kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku,, mendidikku,,

membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus

untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya api nerakamu..

Kupersembahkan Skripsi ini

Untuk Alm. ayahku tercinta (Abdullah Efendi) dengan nasehat dan kasih sayang

yang tulus, dengan wajah datar, keringat yang bercucuran menyimpan segala

perjuangan dan pengorbanan yang tak bisa kubalas dengan apapun, kesabaran dan

pengertian luar biasa diberikan segala untukku

Serta belahan jiwaku, bidadari syurgaku, yang tanpamu aku bukan siapa-siapa,

Ibundaku tersayanag (Dahniar)yang senantiasa mendoakan ku untuk mencapai

keberhasilan. Kepada kakakku yang selalu memberi semangat (Hidayaturahman,

Deni afriandi, Nur Hilmiah, Beserta Suami Raziman ) Kepada (Farum Da‟i Muda

Khoirul Umam Provinsi Jambi) kepada Keluarga Besa Jurusan (KPI) dan

terimakasih kepada seluruh keluarga yang tikad dapat disebut satu-persatu, terima

kasih atas support yang telah diberikan selama ini, semoga dengan gelar ini

Page 7: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

vii

menambah barokah dan menjadi saya semakin tawadu‟dan kita semua semoga

tidak luput dari rasa syukur kepada yang maha kuasa.

Untuk keluarga besarku dari pihak ayah dan ibu, serta keluarga besar Desa Lidung

Dan keluarga besar Ponpes Saadatuddaren Tahtul Yaman Seberang Kota Jambi

Terima Kasih kepda abang Arfan Aziz, teman seperjuanganku Tim Tawakkal dan

Addinu, dan semua yang telah membantu ku hingga samapai pada saat ini,

semoga kebaikan kalian smeua dibalas oleh ALLAH swt, Amin ya Rabbal

Alamin..

Page 8: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

viii

ABSTRAK

Hubungan antara pemerintah dengan pengembangan dakwah Islam telah

dilakukan oleh banyak peneliti. Namun, penelitian tentang hubungan peran

pemerintah, terutama pemerintah desa di Sarolangun dengan pelestarian kesenian

Islam masyarakat lokal belum dilakukan. Maka, tujuan penelitian ini memberikan

gambaran mengenai pelaksanaan kesenian Baghamidi Desa Lidung, Kecamatan

Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi; peran pemerintah desa,serta

hambatan upaya pelestarian kesenian Islam tersebut; Pendekatan penelitian yang

penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu peneliti berusaha memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya prilaku,

motivasi tindakan, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulam

data observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara

terhadap tujuh orang informan tokoh agama dan tokoh masyarakat desa Lidung,

serta melakukan observasi dan dokumentasi pada bulan Februari 2018. Data yang

terkumpul dianalisa denganmelakukan reduksi, display, melakukan verifikasi dan

kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Baghami sebagai budaya

masyarakat desa Lidung tetap bertahan melalui grup Baghami yang masih

bertahan hingga saat ini. PeranPemerintah Desa Lidung dalam melestarikan

kesenian Islam Baghamitelah dilakukan, terutamadalam pesta-pesta pernikahan,

aqikah, hitanan dan acara sosial lainnya. Peran pemerintah juga dalam

bentukmempertahankan pelarangan musik moderen, seperti organ tunggal, di

Desa Lidung dalam pesta maupun acara sosial.Kesenian Baghamitetap

dipertahankan sebagai penarik dan salah satu hiburan pada acara sosial di Desa

Lidung. Pelestarian Baghamijuga mengalami hambatan seperti

desakanmodernisasi melalui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,

koordinasi atau kerjasama antara lembaga adat dan pemerintahan Desa yang

kurang aktifserta adanya keinginan dari tokoh pemuda untuk mengadakan selain

Baghami. Kesadaran kaum muda terhadap pelestarian kesenian Baghami semakin

memudar disebabkan beberapa faktor, antara lain:Kesenian modern yang

Page 9: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

ix

memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung; Kurangnya minat para

pemuda terhadap kesenian Baghami karena dianggap kurang gaul; Pengaruh

budaya dari desa-desa tetangga, termasuk budaya yang ada di kawasan

perkebunan kelapa sawit sekitar desa Lidung, dimana sebagian warga desa

bekerja.

Penelitian ini menyarankan beberapa hal secara praktis: pertama, peran

pemerintah desa tetap dipertahankan dalam melestarikan Baghami dalam pesta

pernikahan, aqikah dan hitanan serta acara lainnya, bahkan peran pemerintah

kabupaten dapat dilakukan dengan menjadikan Baghami sebagai identitas lokal

masyarakat Sarolangun. Kedua, masyarakat desa Lidung, terutama kaum muda

seharusnya tetap aktif melestarikan Baghamisebagai budaya yang telah

diwariskan turun temurun dan identitas dakwah Islam melalui kesenian di desa

Lidung.

Page 10: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

x

KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat-nya dan karunia-nya sehingga atas izin-nya kepada saya sehingga saya

mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Sholawat serta salam

tak terlupa saya haturkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW,

yang dengan perjuangan beliau kita dapat menuju jalan terang yang dipancari oleh

sinar ilmu, iman dan islam.

Seiring dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal

mungkin dan mengadakan penyepurnaan agar menjadi sebuah karya ilmiah yang

bermutu namun penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan

yang perlu diperbaiki, oleh karena itu penulis berharap kepada seluruh pembaca

ata kritik dan sarannya yang dapat membangun dan meningkatkan nilai ilmiah

dalam skripsi ini. Dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul

“Peran Pemerintah Desa Lidung dalam melestarikan kesenian Islam

Baghami (Studi kasus di Desa Lidung Kecamatan Sarolangun Kabupaten

Sarolangun Jambi)”.Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu tugas akhir dari

studi pendidikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar serjana

pada Jurusan komunikasi dan penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan, dan

do‟a dari beberapa pihak yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka saat ini kecuali rangkaian

do‟a kepada Allah SWT. Semoga Allah membalas segala amal kebaikan dan

pengorbanan mereka serta mengangkat derajat mereka kedalam tingkat yang lebih

tinggi. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Agus Salim.S.Ag.,M.pd.I selaku dosen pembimbing I sekaligus yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta saran dan tulus

meluangkan banyak waktu untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Page 11: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

xi

2. Bapak Adi Iqbal.S.Sos.I.,Mud. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan serta saran dan tulus meluangkan

banyak waktu untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Sururuddin M. Pd.I selaku ketua jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Komunikasi dan

Penyiaran Islam

4. Ibu Mardalina.M.Ud selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam

5. H Abdul, Latif M.A yang membimbingdari semester satusampai semester

tujuh yang selalumemberikanarahan yang positif.

6. Bapak Samsu, S Ag, M, PdI, Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN STS

Jambi

7. Bapak Ruslan Adul Gani M.Hum selaku wakil Dekan bidang akademik

8. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

9. Bapak prof.Dr. H. Su‟aidi.M.A.,Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik

dan Pengembangan Lembaga Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

10. Bapak Dr. H. HidayatM.Pd selaku Wakil Rektor Bagian Administrasi Umum

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

11. Ibu Dr. Hj. Fadillah M.Pd selaku Wakil Rektor Bagian Kemahasiswaan dan

Kerjasama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

12. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen dan seluruh karyawan dan karyawati

Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

13. Orang tua saya, bapak Alm Efendi dan Ibu Dahniar beserta keluarga saya

yang tak hentinya memberikan dukungan, motivasi, serta do‟anya demi

keberhasilan dan kesuksesan saya.

14. Sahabat-sahabat saya yang ku sayang dan selalu memberikan motivasi untuk

selalu berjuang dan semangat belajar untuk saya.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis

mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, sehingga allah SWT

Page 12: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

xii

membalasnya. Akhir kata penulis ucapkan sekali lagi terima kasih kepada semua

pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Atas segala kesalahan dan kekeliruan penulis ucapkan

mohon maaf yang sebesar besarnya dan kepada Allah penulis mohon ampun dan

semoga semua amal ini di terima oleh Allah SWT, Amin.

Jambi, 2018

Penulis,

Syukron Makmun

NIM.UK 140137

Page 13: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

NOTA DINAS ...................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Permasalahan ....................................................................................... 4

C. Batasan Masalah .................................................................................. 4 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 4

E. KerangkaTeori ..................................................................................... 5

F. MetodePenelitian ................................................................................. 20

G. PemeriksaanKeabsahan Data .............................................................. 24

H. StudiRelevan ....................................................................................... 26

BAB II PROFIL DESA LIDUNG KECAMATAN SAROLANGUN

KABUPATEN SAROLANGUN

A. Historis .............................................................................................. 28

B. Geografis ........................................................................................... 31

C. Visi Misi ............................................................................................ 36

D. Struktur organisasi ............................................................................ 37

E. SaranadanPrasarana .......................................................................... 38

F. Kegiatan Baghami ............................................................................. 39

BAB III PELAKSANAAN KESENIAN BAGHAMI DI DESA LIDUNG

A. Sejarah kesenian Baghami ................................................................. 41

B. Persiapan pelaksanaan kesenian Baghami ......................................... 47

C. pelaksanaan kesenian Baghami .......................................................... 48

D. Dakwah islam melalui Baghami ........................................................ 49

BABIVPERAN PEMERINTAH DALAM PELESTARIAN

BAGHAMI A. Peran pemerintah dalam Dakwah Islam ............................................. 53

B. Peran pemerintah dalam pelestarian Baghami ................................... 54

C. Peluang dan hambatan pelestarian Baghami ...................................... 55

D. Penghambat ........................................................................................ 60

Page 14: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

xiv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 68

B. ImplikasiPenelitian ............................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 15: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah Islam pada era revolusi teknologi informasi ini telah dilakukan

melalui banyak media atau disebut dakwah multimedia Dakwah ini dilakukan

melalui perangkat teknologi komunikasi dan informasi yang memudahkan hal

yang tadinya sulit dan menyederhanakan hal yang tadinya rumit.2Dakwah juga

telah meliputi banyak dimensi kehidupan umat, yaitu tidak hanya agama, tetapi

juga ekonomi, seni dan sastra hingga politik.

Dakwah dalam bidang ekonomi seperti lahirnya model ekonomi syariah

yang dimulai dengan berdirinya Bank Muamalat pada 1 November 1991. Bank

Muamalat Indonesia, adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan

prinsip Syariah Islam dalam menjalankan operasionalnya.3Mulai beroperasi pada

tahun tersebut yang didukung oleh cendekiawan Muslim dan pengusaha, serta

masyarakat luas. Pada tahun 1994, Bank Muamalat telah menjadi bank devisa.

Produk pendanaan yang ada menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan

Mudharabah (bagi-hasil). Sedangkan penanaman dananya menggunakan prinsip

jual beli, bagi-hasil, dan sewa.

Pada bidang politik, dakwah dilakukan dengan mendirikan partai-partai

berbasis Islam seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengusung

semboyan sebagai Partai Dakwah. PKS meneruskan partai-partai yang

sebelumnya sudah ada dan hilang yaitu Partai Masyumi dan Partai Islam yang ada

pada hari ini seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4.

Dakwah dalam bidang budaya, seni dan sastra umpamanya apa yang telah

dilakukan oleh Habbiburrahman el Shirazy yang telah melahirkan karya sastra

dalam bentuk novel yang terkenal dan telah dijadikan filem layar lebar berjudul

2Abdul Aziz Ahmad. Multi Media dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah. (jakarta: Al-

fikar .2011). 171-179 3Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dan Teori ke Praktek, Jakarta:Gema Insani,

2001,.25 4Muhammad Anis Matta. Integrasi politik dan Dakwah. (Jakarta:Sekjen DPP PKS dan

Arah Pres.) 145

Page 16: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

2

Ayat-Ayat Cinta pada tahun 2004.5Novel ini bercerita tentang kisah hidup

seorang pemuda Indonesia yang menuntut ilmu di Uiversitas Al Azhar Mesir,

yang bernama Fahri. Hidupnya digambarkan penuh dengan ujian. Pesan Dakwah

yang ingin disampaikan Novel ini adalah bagai mana Islam mengajarkan tentang

kewajiban menuntut ilmu dan adab hubungan antara pemuda dan pemudi walu

ditempat yang jauh. Namun dakwah dalam bidang kesenian ini sebenarnya sudah

sejak lama dilakukan. Bahkan pada zaman Nabi nilai nilai Islam telah disebar

melalui kebudayaan dan kesenian. Pada masyarakat Indonesia dakwah melalui

kesenian juga dalam bentuk kesenian popular dalam masyarakat. Para sunan telah

menyebar dakwah melalui kesenian wayang dan nyanyian-nyanyian lokalyang

telah diubah isinya dengan ajaran Islam. Lagu Tombo Ati menjadi salah satu

produk nyanyian lokal yang telah diubah menjadi dakwah Islam dalam bidang

kesenian.

Hubungan Seni dan Islam dalam masyarakat melayu Jambi ditunjukkan

dalam cara yang luas. Seni Melayu yang indah mempunyai beberapa jenis,

diantaranya: seni tradisional, pencak silat, tarian melayu, arak-arakan dan

Baghami.

Desa Lidung Kecamatan Sarolangun juga memiliki kesenian Melayu Islam

yang menarik seperti pencak silat yang biasa disebut oleh masyarakat Desa

Lidung Silek Sinding. Silat ini merupakan peninggalan nenek moyang. Silek

Sinding selain untuk bela diri, juga digunakan menyambut mempelai laki-laki

dalam acara resepsi pernikahan. Silat atau Silek sinding ini dulu diwajibkan untuk

dipelajari bagi semua pemuda-pemudi Desa Lidung sebelum pergi merantau. Silek

Sinding juga digunakan untuk menyambut raja-raja dimasa dahulu, dan pada masa

sekarang digunakan untuk penyambutan pejabat seperti Gubernur dan Bupati.

Selain Silat, tarian Melayu juga menjadi kesenian tradisional masyarakat Provinsi

Jambi yang juga digunakan oleh masyarakat Desa Lidung untuk pembukaan

acara hari besar Islam seperti pembukaan MTQ tingkat Desa Lidung yang

mengiringi tradisi tahunan penyambutan hari Raya Idul Fitri.

5Habbiburrahman El Shirazy, Ayat-Ayat Cinta, (Jakarta : Republika Pesantren Basmala,

2003.) 67

Page 17: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

3

Kesenian daerah biasanya muncul dalam pesta pernikahan, khitanan,

akikah dan lainnya. Setiap daerah dalam masyarakat Melayu melakukan tradisi

arak-arakan mempelai laki-laki menuju rumah mempelai perempuan.

Dalam grand tour penelitian ini, peneliti melihat bahwa masyarakat Desa

Lidung juga mengadakan hal serupa, tetapi berbeda tata cara melakukannya. Jika

di daerah lain menggunakan kompangan, di Desa Lidung alat-alat musik dilarang.

Maka yang digunakan hanya pengeras suara atau mik maupun toa. Adat larangan

menggunakan alat musik ini didasari hadist Rasulallah SAW:

ذا ظهرت ف هذه الأمة خسف و مسخ و قذف ف قال رجل من المسلمين: يا رسول الله و مت ذلك قال: إ

القيان و المعازف و شربت المور

Artinya: “Di akhir zaman nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang

ditenggelamkan (kedalam bumi), dilempar batu dan dirubah rupanya” lalu seorang

laki-laki dari kalangan kaum muslimin bertanya, “ya Rosulullah kapankah hal itu

terjadi. ”Beliau menjawab, “ketika para penyanyi dan alat-alat musik telah

bermunculan dan telah diminum minuman keras.”6

Hadist di atas menunjukkan bahwa tanda adanya fitnah umat Islam adalah

dengan munculnya biduanita, minuman keras dan musik di kalangan umat Islam.

Di sini jelas bahwa alat musik disandingkan dengan mabuk-mabukan yang jelas-

jelas haramnya di kalangan umat Islam.

Larangan musik tersebut kemudian menimbulkan adat budaya Baghami.

Hiburan pesta, baik pada acara pernikahan, khitanan, aqikah dan lainya, diisi

dengan lagu-lagu qasidah padang pasir yang dinyanyikan oleh para tamu dan

panitia yang hadir secara bergantian. Nyanyian lagu qasidah secara bergantian

tersebut yang dikenal oleh masyarakat Desa Lidung dengan sebutan Baghami.

Tradisi Baghami masih dilestarikan sampai saat ini yang menurut sejarah dibawa

oleh seorang ulama keturunan Turki yang bernama Singo Dipati.

Berdasarkan perbedaan tatacara masyarakat Desa Lidung dalam kesenian

Baghami, maka penulis tertarik untuk membuat kajian lebih dalam tentang

kesenian masyarakat Lidung yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam. melalui

6Al-Imam Al-Hafiz Muhammad Bin Isa, Sunan Turmizi (Jakarta, Gema Insani : 2017), 221

Page 18: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

4

tugas akhir atau skripsi ini dengan judul “Peran Pemerintah Desa Lidung

dalam melestarikan Kesenian Islam Baghami (Studi kasus di Desa Lidung

Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun Jambi)’’

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah utama penelian ini adalah Bagaimana peran pemerinah

desa dalam melesarikan kesenian islam Baghami? Dalam upaya mengkonkritkan

pokok masalah tersebut, maka dapat penulis rumuskan dalam penelitian ini,

permasalahan yang diangkat sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan program kesenian dakwah Baghami ?

2. Apa peran pemerintah Desa dalam menlestarikan kesenian Baghami ?

3. Apa saja peluang dan hambatan dalam usaha pelestarian kesenian Islam

Baghami di Desa Lidung?

C. Batasan Masalah

Melihat akan luasnya masalah yang dihadapi, agar peneliti tidak keluar dari

pokok permasalahan maka perlunya batasan masalah. Penelitian ini secara

geografis dibatasi pada lingkup Desa Lidung Kecamatan Sarolangun Kabupaten

Sarolangun, dan secara teori dibatasi pada topik Dakwah dalam bidang seni

budaya masyarakat lokal.7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini secara umum

adalah untuk mengetahui bagaimana dakwah menggunakan media seni adat

pernikahan di desa Lidung Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, secara

khusus adalah untuk:

1 Meneliti bagaimana pelaksanaan dakwah Islam melalui seni Baghami

dalam adat penikahan di desa Lidung Kecamatan Sarolangun Kabupaten

Sarolangun.

2 Mengetahui apa saja bentuk-bentuk peran pemerintah dalam usaha

pelestarian Barghami pada masyarakat Desa Lidung

7Mohd Arifullah, Dkk, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin

IAIN STS Jambi (Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 63

Page 19: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

5

3 peluang dan hambatan dalam usaha pelestarian kesenian islam Baghami

di Desa Lidung?

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumbangan penulis bagi dunia dakwah Islam khususnya, serta

menambah pengetahuan dalam dunia dakwah seni adat pernikahan,

penelitian ini disamping sebagai memberikan pemahaman kita semua

tentang tata cara berdakwah dengan seni adat pernikahan, juga

berkontribusi untuk memperkenalkan adat pernikahan desa Lidung.

2. Selanjutnya bagi penulis pribadi, penelitian ini berguna sabagai

pengembangan diri penulis dalam berfikir ilmiah, sekaligus sebagai bukti

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1)

dalam program studi ilmu komunikasi dan penyiaran Islam di UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

E. Kerangka Teori

Teori atau landasan berfikir yang peneliti gunakan untuk mempermudah

penelitian ini adalah melalui beberapa teori atau konsep yang selanjutnya dapat

diperjelas melalui definisi konseptual sebagai berikut:

1. Baghami

Baghami adalah suatu adat budaya yang ada di Desa Lidung. Baghami ini

mulai diperkenalkkan oleh Singo Dipati pada tahun 1597 menurut cerita salah

seorang tokoh adat masyarakat Desa Lidung adat istiadat melayu ini dibawa oleh

singo Dipati dari negeri turki, setelah lamanya Singo Dipati menuntut ilmu di

negeri Turki dan Arab, setelah selesai Singo Dipati putra bungsu dari Cokro

aminoto pulanglah ke Indonesia terutama ke Desa Lidung maka timbulah seni

budaya dalam adat pernikahan di Desa Lidung salah satunya arak-arak pengantin

dan Baghami,

Baghami juga hampir sama dengan Seni Hadrah yang merupakan kegiatan

sosial budaya masyarakat dimana dalam perjalanannya seni merupakan bentuk

kegiatan adi luhur yang diwariskan oleh nenek moyang kepada kita. Hadrah

adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke hati, karena

Page 20: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

6

orang yang melakukan hadrah dengan benar terangkat kesadarannya akan

kehadiran Allah dan Rasulnya.8

Namun tata cara dalam seni budaya arak-arak dan Baghami ini berbeda

dengan seni Hadroh yang menggunakan alat musik, tetapi seni Baghami hanya

menggunakan pengeras suara seperti mik dan toa, sedikit penulis menuliskan lagu

dalam arak-arak mempelai laki-laki menuju kerumah mempelai perempuan,

“Nabi Muhammad anak Abdullah

lahir di Mekah ibunya aminah.

Nabi Muhammad anak Abdullah

lahir di Mekah ibunya aminah.

Nabi Muhammad pembawa agamo

agamo lah Islam. la.... la... la.... laaaaa... lalala.... laaaaa.. lalalaaaa..”.

Sholawat ini digunakan saat mengiringi memplai Laki-laki menuju rumah

mempelai perempuan. Dalam adat istiadat Busana mempelai Laki-laki seperti

orang arab, memakai jubah laksana raja arab, tradisi ini di bawa pada kisaran

tahun 1597 oleh Singo Dipati.9

Setelah pulangnya putra bungsu Raden Cokro Aminoto dari Turki banyak

seni-seni yang dibawa dan dikembangkan kemasyarakat Desa Lidung, adat ini

jauh berbeda dengan adat-istiadat di provinsi Jambi terutama di kabupaten

Sarolangun. Setelah penulis menemukan bahwa adat istiadat di Desa Lidung ini

berasal dari tiga suku negeri Turki, Mataram, Melayu 10

Baghami ini juga tradisi yang di bawa oleh Singo Dipati dari Turki, dalam

adat istiadat pesta pernikahan, khitanan, akikah dan lainnya, karna dalam adat

melayu Desa Lidung sangat melarang Organ tunggal dan alat musik lainnya.11

Maka Baghami inilah yang dijadikan hiburan saat pesta pernikahan,

khitanan dan aqiqah dan lainnya, Kesenian daerah biasanya muncul dalam pesta

8https://media.neliti.com/media/publications/122011-ID-penerapan-nilai-keagamaan-

melalui-seni-h.pdf Wahyu Dkk , Penerapan Nilai Keagamaan Melalui Seni Hadrah Maullatan Al-

Habsyi Di Kelurahan Pelambuan Kecamatan Banjarmasin Barat. diakses 29 Maret 2018 9Zaiyadi kepala syara‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018, Desa

Lidung. kab. Sarolangun 17-02-2018 10Tiblawi Tokoh agama masyarakat Lidung di kota Jambi, Wawancara dengan penulis pada

tanggal 09-02-2018) Desa Lidung Kab. Sarolangun

Page 21: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

7

pernikahan, khitanan, aqiqah dan lainnya. Setiap daerah dalam masyarakat

Melayu melakukan tradisi arak-arakan mempelai laki-laki menuju rumah

mempelai perempuan. Masyarakat Desa Lidung juga mengadakan hal serupa,

tetapi berbeda tata cara melakukannya. Jika di daerah lain menggunakan

kompangan, di Desa Lidung alat-alat musik dilarang untuk dugunakan. Maka

yang digunankan hanya pengeras suara atau mik maupun toa. Adat larangan

menggunakan alat musik ini didasari hadits Rasulallah SAW:

سف و مسخ و قذف ف قال رجل من المسلمين: يا رسول الله و مت ذلك قال: إذا ظهرت ف هذه الأمة خ

القيان و المعازف و شربت المور

Artinya: “Di akhir zaman nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang

ditenggelamkan (kedalam bumi), dilempar batu dan dirubah rupanya”, lalu

seorang laki-laki dari kalangan kaum muslimin bertanya, “ya Rosulullah

kapankah hal itu terjadi.” Beliau menjawab, “ketika para penyanyi dan alat-alat

musik telah bermunculan dan telah diminum minuman keras.”

Hadits di atas menunjukkan bahwa tanda adanya fitnah umat Islam adalah

dengan munculnya biduanita, minuman keras dan musik di kalangan umat Islam.

Di sini jelas bahwa alat musik disandingkan dengan mabubukan yang jelas-jelas

haramnya di kalangan umat Islam.

Larangan musik tersebut kemudian menimbulkan adat budaya Baghami.

Hiburan pesta, baik pada acara pernikahan, khitanan, aqikah dan lainnya, diisi

dengan lagu-lagu qasidah padang pasir yang dinyanyikan oleh para tamu dan

panitia yang hadir secara bergantian. Nyanyian lagu qasidah secara bergantian

tersebut yang dikenal oleh masyarakat Desa Lidung dengan sebutan Baghami.

Tradisi Baghami masih dilestarikan sampai saat ini yang menurut sejarah dibawa

oleh seorang ulama keturunan Turki yang benama Singo Dipati.

Baghami juga disebut Basidah oleh masyarakat Desa Lidung karena

mengandung Sholawat-sholawat Qosidah, dan juga disebut oleh masyarakat

Kabupaten Batanghari Bakohak, tetapi tata cara pelaksananya berbeda dengan

Bakohak, kalau Bakohak menggunakan alat-alat musik tradisional sedangkan

Page 22: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

8

Baghami atau Basidah ini tidak menggunakan musik, hanya menggunakan

pengeras suara mik dan toa saja, sedikit contoh syair yang peneliti tuliskan:

„‟Ilaaaaahunaaa ilaaaahunaaa

walhaaalikuuuul hakuuul mubiiiiiiin

allahula sariiiikalah warobbukum lil‟alamin.

Lalalaaaaaaaa... lalaaaaaaa... laaaaaaaaa

Lalalaaaaaaaa... lalaaaaaaa... laaaaaaaaa.”12

2. Dakwah

Dakwah menurut etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari kata

bahasa Arab, yaitu da’a- yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru,

memanggil. Sedangkan menurut terminologi atau istilah menurut beberapa ahli

adalah:

Menurut Dr. Quraisy Syihab dakwah adalah seruan atau ajakan kepada

keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan

sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan

sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup

saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini,

ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih

menyeluruh dalam berbagai aspek.13

Sedangkan menurut Drs. Hamza, dakwah adalah mengajak manusia dengan

hikmah kebijaksanaaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasulnya. Menurut

Team Proyek penerangan bimbingan dan dakwah Departemen Agama RI adalah

setiap usaha yang mengarahkan untuk memperbaiki suasana kehidupan yang lebih

baik dan layak sesuai dengan kehendak dan tuntunan kebenaran.14

Menurut Abu Bakar Zakaria dalam kitabnya Ad- dakwat Ila Al- Islam

mendefinisikan dakwah sebagai kegiatan para Ulama‟ dengan mengajarkan

manusia apa yang baik bagi mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat menurut

kemampuan mereka, adapun menurut Muhammad Al-Khaydar Husayn

12Zaiyadi kepala syara‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018, Desa

Lidung. kab. Sarolangun 13Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah ( Jakarta:Amzah,2009), 1-5 14Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Islam ( Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), 17-20

Page 23: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

9

mengatakan Dakwah adalah mengajak kepada kebaikan dan petunjuk, serta

menyuruh kepada kebajikan (ma‟ruf) dan melarang kepada kemungkaran agar

mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Adat

Adat dalam pandangan para pakar hukum positif adalah kebiasaan manusia

atas perilaku tertentu dalam satu sisi kehidupan sosial mereka sehingga muncul

darinya kaidah yang diyakini secara umum dan harus dihormati sebagai undang-

undang yang melanggarnya berakibat pada dijatuhnya hukuman materi.

Adat membuat aturan-aturan adat hukum adat istiadat masyarakat Jambi,

khusus mengatur mengenai ketentuan hukum pidana adat. Masyarakat mengenali

hukum pidana adat dengan istialah “Kesalahan atau “Salah‟‟ dan “Sumbang‟‟

untuk menyatakan terhadap perbuatan yang bertentangan dengan hukum adat.15

Ada dua bentuk kesalahan atau sumbang, yaitu kesalahan kecil atau

sumbang kecil dang kesalahan besar atau sumbang besar. Di sebut kesalahan kecil

atau sumbang kecil apabila perbuatan tersebut hanya mengakibatkan kerugian

terhadap seseorang atau beberapa orang (keluarga atau kerabat), Kesalahan besar

atau sumbang besar apabila perbuatan itu merupakan kejahatan yang

mengakibatkan kerugian dan mengganggu keseimbangan masyarakat adat secara

keseluruhan.16

Aturan-aturan hukum pidana adat tersebut sudah dikenal oleh masyarakat

sejak dari nenek moyang sebelum agresi belanda masuk ke Indonesia. Tata cara

upacara adat dalam penikahan, Upacara penikahan merupakan peristiwa yang

sangat penting bagi seorang anak manusia. upacara yang suci ini akan

menentukan masa depan suatu keluarga baru dalam pergaulan antar warga dan

antara keluarga, serta akan merubah struktur warga masyarakat lingkungan atas

kehadiran keluarga baru ini.17

15Ibid., 23 16Kemas Arsyad Somad, Mengenal Adat Jambi dalam Perspektif Modern, (Dinas

pendidikan provinsi Jambi) 24-27 17Ibid.,.28

Page 24: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

10

1. Persiapan Pernikahan

Dua malam menjelang hari “H”, masing-masing calon mempelai

mempersiapkan diri untuk mengikuti prosesi malam Batangas, yaitu semacam

mandi uap hal ini dimaksudkan untuk mengurangi keluarnya keringat pada

upacara hari “H” nanti, selain itu juga calon mempelai wanita menjalani malam

berinai, memeriahkan kuku-kukunya dengan daun pacar atau daun inai.

2. Upacara Pernikahan

Umumnya berlangsung dikediaman wanita, diawali dengan penjemputan

CMP (Calon Mempelai Pria) kerumahnya, (calon mempelai perempuan) CMP

disertai ortu, keluarga dan kerabat menuju rumah Calon Mempelai

perempuan setelah sampainya arak iringan mempelai laki-laki dihalaman rumah

mempelai perempuan, maka disambut dengan pencak silat. Kemudian dilakukan

bejawab dan gayung bersambut antara juru pengantar mempelai laki-laki dan juru

penunggu dari mempelai perempuan. Setelah kato bajawab gayung bersambut dan

romongan nenek mamak tuo tengganai serta arak dan pengiring dipersilahkan

masuk, maka dilakukan tabor beras kunyit oleh ibu-iubu dari pihak mempelai

perempuan.18

kemudian mempelai perempuan dipersilahkan duduk diatas kasur

kecil/kain permadani untuk persiapan menghadap penghulu. Sebelum prosesi

Akad Nikah, mempelai perempuan akan menunjukkan kemahirannya membaca

Al-Qur‟an.

3. Serah terima upacara pernikahan

Dilaksanakan setelah Ijab Kabul, dengan diawali dengan datangnya

beberapa utusan nenek mamak pihak si gadis dengan membawa berbagai barang

ketempat mempelai pria, lalu dengan iringan musik rabana dan kompangan (alat

musik khas Jambi) pengantin pria diarak menuju kediaman pengantin wanita,

dengan di dampingi nenek mamak-nya menuju kamar pengantin wanita,19

18Lembaga adat provinsi Jambi, (Pokok-pokok adat sepucuk Jambi Sembilan lurah[2001],

95 19Kemas Arsyad Somad, Mengenal adat Jambi dalam perspektif modern, (dinas

pendidikan provinsi Jambi) 28-29

Page 25: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

11

Pada saat itulah dicegat oleh keluarga pihak pengantin wanita (tahapan ini

disebut membuka lanse) sehingga terjadilah dialog secara spontan namun penuh

dengan petatah-petitih yang mempunyai makna yang sakral, setelah proses itu

barulah kedua pengantin disandingkan diatas putro ratno/pelaminan.

Lamaran ini di Jambi, disebut sebagai anter tando. Sebelum diadakan acara

lamaran, biasanya akan ada utusan dari pihak laki laki, yg akan bertanya, ataupun

bersilaturahmi ke keluarga wanita. Utusan ini akan mencari tau, apakah wanita

nya sudah ada yg melamar. Setelah itu, baru akan dilakukan prosesi lamaran.

Lamaran ini biasanya dihadiri tuo tengganai dari kedua belah pihak keluarga.

Adakalanya hari pelaksanaan akad nikah atau ijab kobul ditangguhkan

mendekati hari peresmian pernikahan atau hari labuh lek. Pada hari yang sudah di

sepakati bersama antara nenek mamak pihak laki-laki dan perempuan, maka

dilaksanakan upacara akad nikah atau ijab Kabul antara mempelai laki-laki dan

mempelai perempuan, yang merupakan kewajiban hukum syra‟.20

Pada saat lamaran, keluarga laki laki akan membawa syarat adat,

diantaranya:

Cincin pengikat. Cincin ini hanya untuk dipakai wanita, bukan satu

pasang. Karena, tukar cincin baru akan dilakukan saat akad nikah

nanti.

Pakaian sepelulusan. Berupa bahan kebaya untuk akad, dan kain

bawahan, bisa berupa batik atau songket. Terkadang juga

dilengkapi selop dan dompet.

Sirih Pinang. Berupa perlengkapan untuk makan sirih, berupa

daun sirih, kapur sirih, tembakau, serta pinang, yang diletakkan di

tempat sirih khusus.

Prosesi lamaran biasanya berupa seloko seloko (seperti berbalas pantun)

antar wakil keluarga terlebih dahulu, yang isinya adalah menanyakan maksud dan

tujuan keluarga laki laki bertamu ke keluarga wanita. Setelah itu, prosesi lamaran

itu sendiri, berupa pemasangan cincin ke calon pengantin wanitanya.

20Lembaga adat provinsi Jambi, (pokok-pokok adat sepucuk Jambi Sembilan lurah [2001]

16

Page 26: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

12

Kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama. Setelah selesai makan,

maka dilakukan perundingan keluarga inti, dimana membicarakan tentang

kelanjutan lamaran tadi, berupa, pembicaraan tanggal, adat dll. Pembicaraan yang

dilakukan antara lain:

• Tanggal pernikahan. Apakah upacara pernikahan akan dilaksanakan

sepanen jagung (3 bulan) sepanen padi (6 bulan) atau yang lain

• Adat yang digunakan. Apakah menggunakan pure adat jambi, atau ada

campurannya.

• Seserahan. Apa saja hantaran yang akan diberikan keluarga laki laki.

• Uang adat. Uang adat disini ada 2, yaitu uang adat, dan uang selemak

semanis. Klo uang adat, biasanya kecil, berkisar 50-100 ribu saja, nah, uang

selemak semanis ini yang cukup besar, disesuaikan dgn kemampuan keluarga laki

laki.21

Uang selemak semanis ini, merupakan urunan atau membantu belanja

untuk acara resepsi pernikahan nanti.

Demikian tata upacara dan persiapan-persiapan yang harus dilakukan oleh

para nenek mamak dan tuo tengganai dari pihak pengantin perempuan untuk

mengsukseskan prosesi akad nikah atau ijab kobul.22

D. Seni

Seni adalah berupa hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti, ludruk,

Wayang, drama, menyayi, hadroh, dan sebagainya. Melihat kenyataan budaya

bangsa Indonesia yang memiliki beranekaragam media tradisional, maka dapat

dipahami kenapa para wali songo mengunakan media ini sebagai media dakwah

dan ternyata pilihan media para wali songo tersebut menghasilkan masyarakat

muslim yang mayoritas penduduk Indonesia.23

Seni yang indah mempunyai beberapa macam ma`na, diantaranya: Melukis,

menggambar, dan musik. Ada juga yang bermakna sesuatu yang biasa dilakukan

21Lembaga adat provinsi Jambi, (Pokok-pokok adat pucuk Jambi Sembilan lurah [2001],

16 22Kemas Arsyad Somad , Mengenal adat Jambi Perspektif modern, (dinas pendidikan

Jambi[ 2002], 30 23Moh. Ali Aziz. Ilmu dakwah (Jakarta:kecana, 2004), 148-149

Page 27: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

13

oleh manusia seperti seni bertanam, berdagang, dongeng, memasak dan

pengetahuan. Oleh karena banyaknya perbedaan tentang makna tersebut maka ia

mempunyai satu arti atau satu makna dasar yaitu الحذق( ) yang berarti: mahir,

cakap dan ulet. Atau kemampuan yang diperoleh seseorang melalui cara

pentadaburan dan angan-angan.

Adapun seni itu mempunyai dua arti: umum dan khusus, umum ialah:

mencakup suatu perbuatan atau tingkah laku manusia yang tersusun dengan rapi

dan dimaksudkan pada tujuan-tujuan tertentu, baik berupa kecakapan, keuletan

dan kepandaian. Adapun makna khusus ialah: setiap perbuatan yang timbul dan

ditujukan pada kemunculan hal-hal yang indah baik berupa: gambar, suara,

gerakan dan perkataan.

Masih banyak definisi seni dari berbagai literatur namun yang ditekankan

dari makna “Seni” disini adalah unsur keindahan sebagamana terdapat dari

beberapa definisi. Kenapa keindahan? Karena seni itu mengandung unsur

keindahan, sebagaimana kita lihat dalam berbagai karya seni.

A. Al-Qu’ran dan Seni

Kitab suci Al-Quran dalam menurut dan menuntun manusia mengenal Allah

SWT mengajak untuk memandang keseluruh jagad raya yang diciptakan-nya

dengan serasi dan amat indah. Sebagaimana terdapat dalam beberapa penggalan

firman Allah SWT, sebagai berikut:

نا فيها من كل زوج بيج نا فيها رواسي وأن بت والأرض مددناها وألقي

“Tidakkah mereka melihat kelangit bagaimana Kami meninggikan dan

menghiasinya” (QS 50: 6).24

Langit tidak hanya diciptakan oleh Allah sebagai hifzah tetapi juga sebagai

hiasan yang indah. Begitu pernyataanNya dalam surat 37:6-7 dan surat 41 : 12.

Laut pun diciptakan antara lain agar dapat diperoleh darinya bukan sekedar

“daging segar” tetapi jug hiasan yang memperindah penampilan seseorang.

ولكم فيها جال حين تريحون وحين تسرحون

24Depertemen Agama RI, Al-qur’an terjemahan (Semarang cv asy syifan 2000), 1162

Page 28: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

14

Artinya: “ Gunung-gunung dengan ketegarannya, malam ketika hening,

matahari saat naik sepenggalan, bahkan pemandangan ternak ketika dibawa

pulang kekandang dan ketika dilepas ketempat pengembalaan, dinyatakan sebagai

Lakum fihaa Jamaal (merupakan pemandangan indah bagi kamu)” (Q.S. 16:6).25

Ayat terakhir ini melepaskan kendali kepada manusia yang memandangnya

untuk menikmati dan melukiskan keindahan itu, sesuai dengan subjektivitas

perasaannya. Begitu lebih kurang uraian para mufassir, ketika menganalisis

redaksi ayat itu.

Ini berarati bahwa seni dapat dicetuskan oeh perorangan berdasarkan

kecenderungannya atau kelompok masyarakat sesuai budayanya, tanpa diberi

batasan ketat kecuali yang digariskan-Nya pada awal uraian ayat ini yakni “Maha

suci Allah dari segala kekurangan”.

Al-Qur‟an itu sangat kaya dengan sastra dilihat dari struktur yang penuh

dengan nilai seni, seperti dalam seni puisi ada istilah bersajak ab ab, aa bb, ba ba.

Contok sajak seperti ini dalam Al-Quran:

“1). Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan

menguasai) manusia. 2) Raja manusia. 3) Sembahan manusia. 4) Dari

kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.

5) Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. 6) Dari (golongan)

jin dan manusia.26

Dalam Surat An-Nas diatas dapat kita lihat letak sajak nya . kata " الناس " ,

kata ini terdapat pada setiap akhir ayat surat An-Nas, sehingga menjadi nilai

keindahan yang sangat luarbiasa.

Mengabaikan sisi-sisi keindahan yang terdapat di alam raya ini, berarti

mengabaikan satu sisi dari bukti keesaan Allah SWT, dan dengan demikian

mengekspresikan dapat merupakan upaya membuktikan kebesaran-Nya, Rasa

naluriah manusia, melalui ekspresi perasaannya akan lebih kuat dari upaya

25Ibid.,257 26Depertemen Agama RI, Alqur’an Terjemahan (Semarang cv asy syifan 2000), 1429

Page 29: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

15

membuktikannya dengan akal pikiran. Bukankah seperti ditulis oleh Imanuel Kant

dan dikuatkan juga oleh mantan pimpinan tertinggi Al-Azhar Syekh Abdulhalim

Mahmud,, bahwa bukti terkuat tentang wujud Tuhan adalah terdapat pada rasa

manusia bukan pada akalnya. Dan rasa itu akan kita miliki melalui rangkaian seni

yang ada di sekitar kita, termasuk keindahan yang ter maktub dalam Kitabullah,

Al-Quran Al-Kariim.

B. Macam – macam Media Seni

1. Media stasiun Televisi yang Meng-Global

Power Shift atau pergeseran sedang terjadi dimana-mana. Kalau dulu siaran

melalui stasiun Televisi dan Radio di Indonesia dimonopoli oleh TVRI dan RRI,

dengan semboyan “Sekali di udara tetap di udara”, maka sekarang situasinya

sudah berubah. Lebih dari 500 stasiun radio Non RRI setiap hari menjadi pesaing

RRI. Muncul RCTI pada tahun 1989 mengalahan TVRI yang telah berdiri sejak

tahun 1962 sebagai televisi nomor 1 di Indonesia.

Televisi merupakan media audio Visual yang sangat efektif dalam

menyebarkan informasi kepada khalayak atau pemirsa, televisi sangat efektif

untuk digunakan sebagai media penyampai pesan-pesan dakwah karena

kemampuannya yang dapat menjangkau daerah sangat luas.27

Begitu hebatnya dampak yang timbulkan oleh biusan stasiun televisi saat

ini. Banyak sekali acara yang memonopoli di setiap stasiun televisi yang ada.

Seperti Amerika yang mampu menguasai 80% dibawah kuasa Yahudi, melalui

pasar entertainment dan informasi dunianya. Sementara jutaan serial episodenya

jadi kegemaran banyak orang termasuk di Indonesia.

Sejak lama Amerika sudah berhasil mengarahkan opini publik ke arah yang

menguntungkan dirinya. Dia membuai masyarakat dunia dengan cerita-cerita

kehebatan negaranya denga menciptakan cerita tentang super hero dimulai dari

Superman hingga Rambo.

Serangan-serangan melalui para pemainnya yang memukau banyak

penonton, belum lagi tontonan a moralnya seperti beberapa adegan serono yang

meledak, dimana hal ini menjadi produk yang dikonsumsi bukan hanya oleh

27Samsul Munir, Ilmu Dakwah (Jakarta:amzah,2013), 120

Page 30: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

16

warga Amerika sendiri melainkan semua Negara termasuk Negara-negara yang

mayoritas muslim.

Itulah sekelumit pengaruh media Televisi dalam membius umat, membius

para penikmatnya dari fenomena tayangan televisi yang negativ. Sehingga menilik

dari ke efektifitasannya pengaruh pada umat melaui televisi ini, maka perlu juga

dipikirkan metode berdakwah melaui stasiun televisi, yang dimana penikmat dari

media ini cukup banyak.

Media Televisi ini sangat kaya dengan unsur seninya, sehingga ketika kita

mau berdakwah melalui media ini, hal yang tidak bisa kita hindari adalah seni

dakwah. Bagaiman caranya agar kita mampu menarik banyak telinga untuk

mendengarkan ajakan kita, mata yang mau menatap lama ceramah kita.

Seni dakwah melalui media televisi ini bisa dilihat dari retorika pendakwah,

gaya bahasanya, juga selogan-selogan yang sering menjadi inisial yang melekat,

dan masih banyak metode melalui seni yang di tampilkan melalui media televisi

ini. Karena Stasiun Televisi ini hanya sebatas media dan esensi dari dakwahnya

itu tergantung pada tayangan dan acara televisinya itu. Bisa melaui seni musik

Religi, Sinetron Islami seperti hidayah, Acara kultum atau ceramah, bahkan

dewasa ini acara dakwah dilihat dari namanya saja sudah mengandung nilai seni

seperti “Chatting bareng YM” dan sebagainya.

C. Media Lain Yang Juga Sama Pengaruhnya

Dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga

menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah. Dakwah

masih dipahami secara sempit, hanya berkutat pada ceramah dan khutbah yang

cenderung hanya mengedepankan retorika belaka. Kondisi ini mengakibatkan

dakwah kurang mendapatkan apresiasi, baik dalam dataran praktis di lapangan

maupun kajian teoritis di dunia akademik. Situasi ini merupakan cermin wajah

dakwah yang belum berpijak di atas realitas sosial yang ada. Padahal dakwah dan

realitas sosial memiliki hubungan interdependensi yang kuat.

Kreatifitas budaya ini dapat dijadikan sebagai pengantar untuk

menyampaikan dakwah. Melalui aktifitas seni, musik, teater dan puisi, sebagai

media berdakwah kepada masyarakat, mengajak kepada masyarakat menuju hal

Page 31: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

17

yang baik di dalam melaksanakan aktifitas kehidupan dunia. Kehidupan dunia

dalam hal ini bisa berbentuk sosial, ekonomi, politik, agama maupun budaya.

Dakwah yang dilakukan seringkali merupakan bentuk dakwah yang

mengedepankan nilai-nilai kultural dalam bingkai masyarakat yang plural.

Semangat persatuan, menebar kasih sayang dan kedamaian, menjadi bagian dari

uraian dakwah yang dikemas dengan balutan seni musik, puisi dan bahkan teater

yang terus berkembang.

1. Yunus bin Sulaimān Al-Khatīb (wafat tahun 785 M.). Beliau adalah

pengarang musik pertama dalam Islam. Kitāb-kitāb karangannya dalam

musik sangat bernilai tinggi sehingga pengarang-pengarang teori musik

Eropa banyak yang merujuk ke ahli musik ini.

2. Khalīl bin Ahmad (wafat tahun 791 M.). Beliau telah mengarang buku

teori musik mengenai not dan irama.

3. Ishāk bin Ibrāhīm Al-Mausully (wafat tahun 850 M.), telah berhasil

memperbaiki musik Arab jāhilliyah dengan sistem baru. Buku musiknya

yang terkenal adalah Kitab-ul-Alhan wal-Angham (Buku Not dan Irama).

Beliau sangat terkenal dalam musik sehingga mendapat julukan Imam-ul-

Mughanniyin (Raja Penyanyi).

D. Islam Dan Kesenian

Seni dalam Islam muncul seiring dengan diutusnya Rosulullah SAW. Hal

ini bisa kita jumpai dalam hadist nabawi yang diriwayatkan didalam shahih

Bukhori dan Muslim : bahwa Abu Bakar pernah masuk ke rumah Aisyah untuk

menemui Nabi SAW. Ketika itu ada dua gadis disisi Aisyah yang sedang

bearnyanyi, lalu Abu Bakar menghardiknya seraya berkata: “Apakah pantas ada

seruling syetan dirumah Rosulullah?” kemudian Rosulullah SAW. Menimpali :

“Da‟huma ya Aba Bakrin, fainnaha Ayyamu „idin”-biarkanlah mereka

wahai Abu Bakar sesungguhnya hari ini adalah hari raya”.

Dimasa generasi tabi‟in, teori musik juga dikenal dikalangan kaum

muslimin mereka mempelajari buku-buku musik yang diterjemahkan dari bahasa

Yunani dan Hindia. Diantara para ahli musik yang muncul dikala itu adalah Ibnu

Misyah (wafat tahun 705 M), Yusuf bin Sulaiman al-Khotib (wafat tahun 785 M),

Page 32: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

18

Khalil bin Ahmad yang telah mengarang buku teori musik mengenai note dan

irama .

Perhatian cukup besar terhadap seni musik diberikan dimasa akhir Daulah

Umayyah, kemudian juga dimasa Daulah Abbasiah. Salah satu pendorong

didirikannya sekolah musik dimasa kekuasaan daulah Abbasiah karena keahlian

seni musik dan menyanyi merupakan salah satu syarat bagi pelayan (budak),

pengasuh, dayang-dayang di Istana dan di Rumah-rumah para pejabat.

Meskipun seni telah dikenal sejak awal kemunculan Islam, namun

perdebatan mengenai batasan-batasan yang membolehkan maupun tidak

membolehkan hingga saat ini masih terus tumbuh berkembang, seiring dengan

beragamnya alat musik yang diproduksi. Bahkan, pembahasan mengenai hukum

memperdagangkan alat-alat musik masih terus menjadi diskusi yang cukup

menarik, termasuk mengenai batasan-batasan yang diperbolehkan secara syar‟i

dalam mengekspresikan seni.

Seni Islam merupakan sebagian daripada kebudayaan Islam dan perbedaan

antara seni Islam dengan bukan Islam ialah dari segi niat atau tujuan dan nilai

akhlak yang terkandung dalam hasil seni Islam. Pencapaian yang dibuat oleh seni

Islam itu juga merupakan sumbangan daripada tamadun Islam di mana tujuan seni

Islam ini adalah kerana allah swt. Walaupun seni merupakan salah satu unsur

yang disumbangkan tetapi Allah melarang penciptaan seni yang melampaui batas.

Firman Allah SWT yang berbunyi: "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang

yang melampaui batas."

E. Prinsip-prinsip (ciri-ciri) Kesenian

1. Mengangkat martabat insan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai

kemanusiaan dan nilai-nilai yang ada disekelilingnya, manakala manusia

menjadi seniman yang menggarap segala unsur kesenian untuk tunduk

serta patuh kepada keridhaan Allah swt.

2. Mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang menyentuh aspek-

aspek estitika, kemanusiaan, moral dan lain-lain.

3. Kesenian Islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung

kepada keseluruhan kesahihan Islam itu sendiri. menurut Islam, kesenian

Page 33: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

19

yang mempunyai nilai tertinggi ialah yang mendorong ke arah

ketaqwaan, kema'rufan, kesahihan dan budi yang mantap.

4. Kesenian Islam terpancar daripada wahyu Allah, sama seperti undang-

undang Allah dan syariatnya. maknanya ia harus berada di bawah

lingkungan dan peraturan wahyu. ini yang membedakan kesenian Islam

dengan kesenian bukan Islam.

Kesenian Islam menghubungkan manusia dengan tuhan, alam sekitar dan

sesama manusia Dan juga makhluk. Terdapat lima hukum dalam seni dapat

diperincikan. di antaranya:

Wajib: jika kesenian itu amat diperlukan oleh muslim yang mana tanpanya

individu tersebut boleh jatuh kepada mudarat seperti keperluan manusia untuk

membina dan untuk memperindah bentuk masjid yang dimaksudkan untuk

menarik hati orang agar ramai untuk mengunjungi rumah Allah swt tersebut.

Sunnah: jika kesenian itu diperlukan untuk membantu atau menaikkan

semangat penyatuan umat Islam seperti dalam nasyid, qasidah dan shalawat

kepada Rasulullah saw yang diucapkan beramai-ramai dalam sambutan maulid

rasul atau seni lagu Al-Quran (tilawah).

Makruh: jika kesenian itu membawa unsur yang sia-sia seperti karya seni

yang tidak diperlukan oleh manusia.

Haram: Jika kesenian itu berbentuk hiburan yang melengahkan manusia

sehingga mengabaikan kewajiban-kewajiban yang berupa tanggung jawab asas

terhadap Allah SWT khasnya seperti ibadah dalam fardhu ain dan kifayah.

Memberi khayalan kepada manusia sehingga tidak dapat membedakan antara

yang hak (benar) dan yang bathil (salah).

Dicampuri dengan benda-benda haram seperti arak, judi, narkotika dan

berbagai kemaksiatan yang lain. Ada percampuran antara lelaki dan perempuan

yang bukan mahram seperti pergaulan bebas tanpa batas dalam bentuk bersuka-

suka yang melampaui batas.

Objek atau arca dalam bentuk ukiran yang menyerupai patung sama ada

yang dibuat dari kayu, batu dan lain-lain. Seni yang merusak akhlak dan

memudaratkan individu atau yang berbentuk tidak bermoral seperti tarian terkini

Page 34: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

20

(kontemporari). Jenis-jenis seni yang dipertontonkan sebagai maksud atau niat

untuk memamerkan dengan sikap kesombongan.

F. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai suatu usaha pencarian

kebenaran terhadap fenomena, fakta, atau gejala dengan cara ilmiah untuk

memecahkan masalah atau mengembangkan ilmu pengetahuan.28

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitan kualitatif

desktritif,penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian lapangan, yaitu

penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu

lembaga dalam meneliti gejala-gejala tertentu yang ada di lapangan dalam hal ini

peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian di Desa Lidung, pendekatan

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, pendekatan yang menekankan aspek

subyektifitas anggota Baghami: Studi terhadap Kesenian Islam dalam Adat

Pernikahan Masyarakat Desa Lidung Kabupaten Sarolangun.

2. Setting Dan Subjek Penelitian

Berhubungan penelitian ini berkaitan dengan ”Baghami: Studi terhadap

Kesenian Islam dalam Adat Pernikahan Masyarakat Desa Lidung Kabupaten

Sarolangun”. Maka lokasi yang diambil untuk melakukan penelitian ini bertempat

di Desa Lidung Kabupaten Sarolangun, Kecamatan Sarolangun‟‟.

Subjek penelitian berpusat kepada ketua Lembaga Adat, ketua Lembaga

Sarak dan Masyrakat yang merupakan sumber data untuk memperoleh informasi

tentang bagaimana ”Baghami: Studi terhadap Kesenian Islam dalam Adat

Pernikahan Masyarakat Desa Lidung Kabupaten Sarolangun”

Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat aktif, cukup

mengetahui, memahami, dan berkepentingan dengan aktivitas yang diteliti, serta

memiliki waktu untuk memberikan informasi secara benar.

28Mohd Arifullah, Dkk, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin

IAIN STS Jambi (Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 63

Page 35: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

21

3. Sumber dan Jenis Data

Sumberdata dalam penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/peristiwa dan

dokumentasi.Sumber data manusia berbentuk perkataan maupun tindakan orang

yang bisa memberikan data melalui wawancara, sumber data suasana/peristiwa

berupa suasana yang bergerak (peristiwa) ataupun diam (suasana) meliputi

ruangan, suasana, dan proses.Sumber data dokumenter atau berbagai referensi

yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang

diteliti.29

Secara umum sumber data penelitian kualitatif adalah tindakan dari

pendekatan manusia dalam suatu yang bersifat alamiah. Sumber data lain ialah

bahan-bahan pustaka, seperti dokumen, arsip, koran, majalah, buku, laporan

tahunan dan lain sebagainya30

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah:

a. Ketua Lembaga Adat di Desa Lidung

b. Kepala sarak di Desa Lidung

c. Masyarakat Desa Lidung

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (first

hand) melalui observasi atau wawancara di lapangan.31

Dalam hal ini data yang

diperoleh langsung oleh peneliti dari para informan atau kenyataan yang diamati

secara langsung di lapangan tentang Bakohak: Studi terhadap Kesenian Islam

dalam Adat Pernikahan Masyarakat Desa Lidung Kabupaten Sarolangun

b. Data sekunder

Data sekunder adalahdata yang diperoleh atau dikumpulkan bukan oleh

orang yang melakukan penelitian akan tetapi diperoleh dari sumber-sumber yang

29Mohd Arifullah, Dkk, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin

IAIN STS Jambi (Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 62. 30Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori Dan Praktek (Jakarta:

Grafindo Persada 2002), 63. 31Ibid.62

Page 36: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

22

ada32data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan penelitian

terdahulu. Metode dokumentasi yang peneliti maksud ialah untuk mendapatkan

data tentang:

a) Historis dan geografis Desa Lidung

b) Struktur organisasi Desa Lidung

c) Keadaan yang ada di dalam Desa Lidung

d) Dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan pokok permasalahan yang

diteliti

4. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi ialah melakukan pengamatan terhadap sumber, data observasi

bisa dilakukan secara terlibat (partisipan) dan tidak terlibat (non-partisipan).

Dalam pengamatan terlibat, peneliti ikut terlibat dalam aktivitas orang-orang yang

dijadikan sumber data penelitian, sedang pengamatan yang tidak terlibat peneliti

tidak ikut langsung dalam aktivitas orang-orang yang dijadikan sumber data

peneliti.33

Observasi dalam penelitian ini memiliki tiga elemen, yakni:

a) Lokasi penelitian.

b) Manusia yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses

penelitian.

c) Kegiatan dan aktifitas yang dikerjakannya.

b. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur yang sering

juga disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif,

atau wawancara terbuka. Dengan menggunakan metode wawancara keberhasilan

mendapatkan data atau informasi dari obyek yang diteliti bergantung kepada

kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara.34

32Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2010),

226.

33Mohd Arifullah, Dkk, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin

IAIN STS Jambi (Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 67 34Ibid., 2016- 63

Page 37: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

23

Dalam hal peneliti diajukan dalam wawancara tersebut adalah Lebaga adat,

lembaga syara‟ dan masyarakat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sarana pembantu bagi peneliti dalam mengumpulkan

data atau informasi dengan cara berupa catatan, membaca surat-surat, transkrip,

buku, dan bahan-bahan tulisan lainya yang dapat memberikan informasi tentang

objek yang diteliti. Pengumpulan data melalui dokumen bisa menggunakan alat

kamera, video shooting atau dengan cara merekam, Dalam hal ini dokumen yang

digunakan pada penelitian ini berupa foto kegiatan ” Baghami: Studi terhadap

Kesenian Islam dalam Adat Pernikahan Masyarakat Desa Lidung Kabupaten

Sarolangun”

5. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Lexy J. Moleong adalah proses mengorganisasikan

dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

data dapat disusun secara tematis dan dapat dirumuskan dalam situasi kerja35

Sebaiknya, agar data tersebut memberi makna maka dalam analisis perlu

dilakukan langkah-langkah berikut:

a. Reduksi data

Pada langkah reduksi data, pelaku riset, harus melakukan seleksi data dan

memfokuskan data pada permasalahan yang sedang dikaji, melakukan upaya

penyederhanaan, melakukan abstraki, dan melakukan transformasi. Hal ini berarti

pelaku riset memilih mana yang benar-benar data dan mana yang bersifat kesan

pribadi, dan kesan-kesan pribadi itu dieliminasi dari proses analisis. Selain itu,

dalam melakukan seleksi itu juga dilakukan ketegorisasi antara data yang penting

dan kurang penting, meskipun tidak berarti bahwa data yang yang termasuk

kategori kurang penting harus dibuang.Mengkategorikan ini semata-mata

dimaksudkan untuk tujuan memperkuat tafsiran terhadap hasil analisis data

tersebut.

35Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000).

280

Page 38: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

24

b. Display data

Display data adalah langkah mengorganisasi data dalam suatu tatanan

informasi yang padat atau kaya makna sehingga dengan mudah dibuat

kesimpulan. Display data biasanya dibuat dalam bentuk cerita atau teks, display

ini disusun dengan sebaik-baiknya sehingga memungkinkan pelaku riset dapat

menjadikannya sebagai jalan untuk menuju pada pembuatan kesimpulan.

c. Verifikasi data

Verifikasi data adalah upaya membuktikan kembali benar atau tidaknya

kesimpulan yang dibuat, sesuai atau tidaknya kesimpulan dengan

kenyataan.Verifikasi dapat dilakukan dengan jalan melakukan pengecekan ulang,

atau dengan melakukan trianggulasi. Cara lain yang dapat dilakukan dengan

merekomendasikan kepada pelaku riset lain untuk mengulangi riset yang telah

dilakukan itu terhadap masalah yang sama. Apabila terbukti temuan-temuan yang

dihasilkan tidak berbeda secara signifikan berarti kesimpulan itu terverifikasi.36

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpecaya dan dapat dipercayai, maka peneliti

melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan empat

cara, yaitu :

1. Perpanjangan keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan

peneliti di lokasi secara Iangsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan

memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data,

karena kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau responden,

disengaja atau tidak sengaja.

2. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

secara seksama dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang diutamakan

dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut selanjutnya ditelaah, sehingga peneliti

36Muhammad Ali, Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara,

2014), 288-290

Page 39: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

25

dapat memahaminya ketekunan pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan

karakteristik data yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.Hal ini

diharapkan pula agar dapat mengurangi kesalahan data yang mungkin timbul

akibat keterburuan peneliti untuk menilai suatu persoalan, ataupun kesalahan data

yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak tepat.

3. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas

data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang

diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat macam teknik trianggulasi yang

akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan

sumber, metode, penyidik, dan teori.

a. Trianggulasi sumber merupakan teknik yang dilaksanakan dengan

membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu

informasi yang didapatkan tersebut.

b. Trianggulasi metode merupakan teknik yang dilaksanakan dengan

mengecek informasi yang didapatkan bersamaan dengan metode yang

dilakukan.

c. Trianggulasi penyidik merupakan teknik yang dilaksanakan dengan jalan

memanfaatkan peneliti dan pengamat lainnya dalam mengecek kepercayaan

data.

d. Trianggulasi teori merupakan teknik yang dilaksanakan dengan melakukan

perbandingan terhadap data yang didapatkan.

4. Diskusi

Diskusi merupakan langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti

akan melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data

yang diterima benar-benar nyata dan bukan persepsi sepihak dari peneliti atau

informan.Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan,

Page 40: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

26

masukan,dan saran yang berharga dan konstruktif dalam meninjau orisinalitas

data yang telah didapatkan.37

H. Studi Relevan

Dalam penentuan judul skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan pustaka,

demi untuk menghindari pengulangan atau plagiat. Berikut peneliti menyajikan

beberapa studi relevan diantaranya adalah:

Pertama Skripsi Ismail Suardi Wekke Yuliana Ratna Sari Jurusan Dakwah,

STAIN Sorong, Jl. Klamono-Sorong, KM 17, Klablim Sorong, Papua Barat

95131. Berjudul.”Tifa syawat dan entitas dakwah dalam budaya Islam Studi Suku

Kodo Sorong Papua Barat”. Hasil penelitiannya yaitu, dalam konteks dakwah

dengan menggunakan metode kesenian, salah satunya adalah dengan

menggunakan lagu-lagu shalawat. Kemudian apresiasi seni berkembang hingga

sekarang dengan tetap menggunakan kesenian Tifa Syawat tersebut. Melalui

media tersebut muatan-muatan dakwah dengan mudah dipahami oleh masyarakat

Kokoda, karena menggunakan pendekatan sosio-kultural sehingga terasa dekat

dan menyatu dengan kehidupan masyarakat38

Kedua Syarifah Ema R. Multikulturalisme dan Hegemoni Politik

Pernikahan Endogami 434 Walisongo,22, Nomor 2, November 2014. Oleh karena

itu dibutuhkan upaya penyebaran nilai-nilai. Hasil penelitiannya yaitu, agama

yang multikulturalis agar tertanam nilai saling menghargai dalam keragaman

komunitas dan budaya yang ada di Indonesia39

Ketiga Ismail Suardi Wekke Jurusan Dakwah, STAIN Sorong.” Islam dan

Adat dalam Pernikahan maysarakat Bugis di Papua. Hasil Penelitian ini

menunjukkan bahwa Islam diterima sebagai pegangan hidup walaupun tidak

menggunakan tata cara yang digunakan dalam tradisi Arab40

.

37Mohd Arifullah, Dkk, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin

IAIN STS Jambi. 66-68 38Ismail Suardi Wekke Yuliana Ratna Sari, .”Tifa syawat dan entitas dakwah dalam budaya

Islam Studi Suku Kodo Sorong Papua Barat” di akseshttp://melalui http://ejournal.uin-

suka.ac.id/adab/thaqafiyyat/article/view/42/40 39Syarifah Ema R. “Multikulturalisme dan Hegemoni Politik Pernikahan Endogami. 40Ismail Suardi Wekke .” Islam dan Adat dalam Pernikahan maysarakat Bugis di Papua.

Page 41: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

27

Sebagaimana terlihat dari studi relevan di atas bahwa belum ada diantara

kajian yang membahas tentang Baghami: Studi terhadap Kesenian Islam dalam

Adat Pernikahan (Studi di Desa Lidung Kecamatan Sarolangun Kabupaten

Sarolangun Jambi)

Karya-karya diatas fokus kepada. Tifa syawat dan entitas dakwah dalam

budaya Islam Studi Suku Kodo Sorong Papua Barat. Multikulturalisme dan

Hegemoni Politik Pernikahan Endogami. Islam dan Adat dalam Pernikahan

maysarakat Bugis di Papua

Selain itu berbedanya setting penelitian juga akan menghasilkan data yang

berbeda.

Page 42: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

28

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA LIDUNG

A. Historis

Di bumi sepucuk Jambi sembilan Lurah ini untuk memberi nama suatu

daerah atau Desa berdasarkan kesepakatan dan sejarah yang pernah dialami

daerah tersebut. Demikianan juga dengan Asal mula Desa Lidung banyak persi

dan pendapat tentang nama Desa Lidung.

pada dahulu kala datang lah tiga orang yang bernma Taher dengan gelar

Raden Cokro Aminnoto Joyo Dilago, Pang Lima Joyo Sakti dan Bujang Kurap.

Dari mataram samapi lah kesuatu tempat yang bernama sungai itik Kabupaten

Tanjung Jabung Timur setelah dari daerah itu mereka bertiga menyusuri sungai

batang hari sampailah di sungai tembesi, setelah nyamapi di tembesi kebingungan

karna di sungai tembesi ada tiga persimpangan satu kearah Kabupaten Tebo saat

sekarang, yang satunya ke Kabupaten Sarolangun sekarang, maka ditibang lah air

ini mana yang lebih berat maka kesana lah tujuan perahu untuk melaju, ketika di

timbang ternyata yang berat kearah Kabupaten Sarolangu. dalam perjalanan dari

tembesi menuju Sarolangun hari mulai sore awan-awan mulai kelihatan hitam

sepertinya akan turun hujan, berhentilah tiga orang tadi di tepi sungai tembesi di

bawah pohon yang rimbun tepat di Desa Lidung sekrang berada, setelah tidak

lama berhenti hujan turun sangat deras tidak ada tanda-tanda hujan mau berhenti

sampai lah keesok harinya.

Setelah beberapa harikemudian satu dari mereka yang bergelar bujang

kurab pindah kesuatu tempat yang bernama gunung kembang pusat perkantoran

Bupati Kabupaten Sarolangun saat sekarang ini, sedangkan cokrok aminoto dan

pang lima joyo sakti tetap berada di daerah pertama dia dtang, di Desa Lidung,

singkat cerita cokrok aminoto menikah dengan seorang wanita dari daerah

palembang dikaruniai tujuh orang anak, lima orang laki-laki dua orang

perempuan, tujuh anak-anaknya menyebar di beberapa daerah di Kabupaten

Sarolangun seperti, sebakul, lubuk sepuh, ujung tanjung, bernai, yang ketiga dari

tujuh anaknya ini, di Dusun Tanjung Putus dan Dusun Tuo.

Page 43: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

29

Semua anaknya mempunyai keahlian masing-masing terutama dalam ilmu

pertanian, dengan melihat anak-anak nya hanya mempunyai keahlian dalam

pertanian walaupun ilmu agama sudah diajar oleh bapaknya dari kecil, rasanya

tidak cukup kalau hanya belajar agama dengan bapaknya karna kesibukan

bapaknya dalam memperjuangkan kerajaan Batin Limo maka dari itu supaya

pendidikan agama yang diajarkan bapaknya lebih mantap lagi maka anak yang

paling bungsu dari cokro aminoto dikirim keturky, Pada umur 14 tahun, kemudian

melanjutkan perjalanan ke Mekah dan Palestina untuk memperdalam ilmu agama

Islam.

Setelah sekian lama menuntut imu di turky , mekah dan palestina, kembali

ke Desa Lidung kemudian menerus perjuangan bapaknya dalam mensyi‟ar agama

Islam di Desa Lidung, di Kabupaten Sarolangun terdapat beberapa Desa yang ada

pada saat sekrang menjadi sejarah dalam asal usul sarolangun salah Desa Lidung

merupakan daerah pusat pendidikan, kemudian daerah lubuk sepuh pada masa itu

menjadi pusat pertahanan, sedangkan ujung tanjung dan bernai menjadi pusat

kepemerintahan pada masa kerajaan Batin Limo yang kemudin menjadi margo

batin Lim .

Sebelum adanya Nama Desa Lidung, di daerah tersebut ada beberapa

Dusun . Dusun Biaro,dusun Tanjung Putus, Dusun Senaneng, Dusun Alai, Dusun

aro, Dusun tuo. Setelah berapa tahun kemudian Dusun-Dusun tersebut disatukan

menjadi satu daerah menjadi Desa Lindung, Desa lidung dipimpin oleh kepala rio

dibawah Margo Batin Limo, setelah beberapa Tahun kemudian kepala rio menjadi

kepala Desa Margo Batin Limo berubah menjadi Kecamatan Sarolangun.

Desa Lidung juga perna pecah menjadi dua kepala Desa, kepala Desa

Lidung satu dan kepala Desa Lidung dua, dengan demikian Masyarakat merasa

kurangnya persatuan dan kesatuan dengan terciptanya Deas Lidung satu dan Desa

Lidung dua masyarakat juga merasa berpisahnya persaudaraan dan juga bisa

menimbulkan keributan kedepannya nanti karena sering sekali terjadinya tauran

antar Desa di Kabupaten Sarolangun, mengingat hal ini masyarakat mengutusksn

Desa Lidung tetap satu sampailah saat sekarang ini di pimpim oleh satu kepala

Desa.

Page 44: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

30

Kata dari Desa Lidung dan Batin Limo ini merupakan simbol dari rukun

iman dan rukun islam, yang mana Lidung enam hurup Batin Limo melambangkan

agka Lima, sejarah asal mula Desa Lidung ini bermacam persi

Namun ada juga pendapat yang lain tetang asal mula Desa Lidung

diceritakan oleh Shaleh Yayah selaku masyarakat Desa Lidung menceritakan:

[S]ewaktu Kabuten sarolangun dikuasai penjajahan sekitar tahun 1916

daerah ini menjadi tempat perlindung atau berlindungnya para pejuang kita

pada saat itu, maka jadilah desa ini desa lindung. Namun ketika masuknya

penjajah belanda kedaerah ini, belanda menyebutnya Lidung dan

masyarakat terbiasa menyebutnya Desa Lidung.41

Persi lain menceritakan, seperty Zayadi (alim ulma) menceritakan “[D]esa

ini pertama didiamin oleh orang yang bernama. Taher dengan gelar Raden

Cokro Aminnoto Joyo Dilago yang memberi nama daerah ini menjadi Desa

Lidung yang berasal dari kitab kromo injil yang berati pohon beringin yang

rimbun tempat perlindung dan berteduh.42

Dari paparan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Desa Lidung

banyak pendapat mualai dari lembaga adat Desa, tokoh agama dan tokoh

masyrakat Desa lidung, merupakan Desa yang mempunyai sejarah dalam

kemajuan dan perkembangan Islam di provinsi jambi kabupaten Srorangaun

terhusus di Desa Lidung, dan asal mula Desa Lidung tempat perlidunggan orang

pada zaman penjajahan belanda, maka di namailah Desa tersebut menjadi Desa

Lidung sampailah saat sekarang ini.

Desa Lidung juga pernah menjadi pusat penddikan di kabupaten sarolangun

pada masa kesultanan Jambi yang dipimpin oleh shultan thaha, konon katanya

masyarakat di sekitar kabupaten sarongun seperti daerah kecemapatan batang asai,

cerminangedang pernah mencicipi pendidikan madrasah di Desa Lidung. Namun

setelah beberapa tahun kemudian dengan perkembangan zaman dan mudahnya

transportasi maka masyarakat yang tadinya menuntut ilmu di Desa Lidung mulai

menuntut ilmu di Jambi pondok-pondok pesantren yang ada di Seberang Kota

Jambi seperti pondok pesantren Saadatuddaren, Nurul Iman, Jauharen, sampailah

41 Zaiyadi kepala alim ulama‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018,

Desa Lidung. kab. Sarolangun 7-05-2018 42 Buku Dokumentasi Desa Lidung 14-04-2013-2019

Page 45: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

31

saat ini semua masyarakat banyak yang menuntut ilmu di pondok di provinsi

jambi, di luar provinsi bahkan sampai keluar negri seperti Kairo Mesir, Makah,

Mdinah.

Demikinlah beberapa keterangan tentang nama daerah Desa Lindung yang

kemudian menjadi Desa Lidung kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun

provinsi Jambi.

jauh sebelum kemerdekaan republik indonesia 1945 sekitar tahun 16000 desa

Lidung belum menjadi Desa tetapi masih kenegrian batin V yang dikepalai oleh

seorang rio dipati (camat) yaitu H Taher dengan gelar Raden Cokro Aminnoto

joyo dilago.

B. Geografis

Secara administrative, desa Lidung berada di Kecamatan Sarolangun,

Kabupaten Sarolangun,Provinsi Jambi. Desa Lidung memiliki luas wilayah 8000

KM,. Desa Lidung terletak lima km sebelah timur pusat kota sarolangun, serta

mempunyai luas daerah 8000 km persegi dibatasi oeleh wilayah sebagai berikut:

- Sebelah utara dibatasi oleh Kecamatan Pauh

- Sebelah selatan dibatasi oleh Kelurahan Dusun Sarolangun

- Sebela barat dibatas oleh Desa Kasang Melintang Kecamatan Air Hitam

- Sebelah timur dibatasi Kelurahan sarkam atau pusat kota

Secara Geografis Desa Lidung terletak dianatara 02 ‟41.7” LU dan

diantara 10224‟54 BT sampai dengan10207‟19.20” BT.Desa Lubuk Bedorong

berada di ketinggian 150 – 650 meter dari permukaan laut dengan curah hujan

tahunan lebih 3.000 mm pertahun. Topologi wilayah ini umumnya dataran rendah

dengan jenis tanah dominan padzolik merah kuning dan litasol

Desa Lidung memiliki orbit (jarak dari pusat pemerintahan ) sejauh 5

kilometer dari pusat kabupaten dan 170 kilometer dari ibu kota provinsi. Akses

untuk menuju desa dapat ditempuh melalui jalan darat yang dapat dilalui kendaran

roda dua maupun roda empat. Pada saat sekarang kondisi jalan yang beraspal

yang menghubungkan antara Desa Lidung dengan pusat Ibu Kota semuanya bagus

sehingga waktu tempuh untuk keluar dan masuk desa relative sangat cepat.

Page 46: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

32

Dengan demikian Desa Lidung merupakan Desa yang masih dalam radius

Kota, Desa Lidung merupakan daerah dataran rendah yang dikelilingi oleh sungai

dan danau sehingga daerah ini juga merupakan daerah rawan banjir.

Desa Lidung mempunyai tanah yang subur untuk bertani, Desa Lidung

mempunyai banyak tempat berladang yang dinamakan tanah batin, tannah Desa a

dan ada juga tanah pribadi, oleh sebab itu kebanyakan masyarakat Desa Lidung

merupakan petani ladang berpindah-pindah tempat, karna berladang pindah-

pindah ini sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Lidung setiap tahunnya, setelah

habis lebaran masarakat Desa Lidung khusus nya ibu-ibu musawaron bersama

dengan kepala desa dan ibu-ibu PKK untuk mengetahui berladang tahun ini

dimana, karna berladang di Desa Lidung kebiasaannya berkelompok-kelompok.

Masyrakat Desa Lidung juga menam padi secara bersama-sama dengan

bergilir-giliran biasa disebut masyarkat Desa Lidung baselang nugal,

kebersamaan ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala turun

menurun menjadi kebiasaan masyarakat sampailah saat ini.

Sedangkan petani karet kebiasaan sebelum menanam karet kebanyakan

diawali dengan berkebun seperti menanam sayur-sayuran dan berladang padi di

tanah pribadi, setelah padi mulai hampir besar petani mulai menanam karet, habis

manen padi, maka bibit karet yang ditanam mulai besar sampai lah menjadi kebun

karet kurang lebih 5 tahun baru bisa menghasilkan karet, Berladang dan karet

merupakan mata pencarian masyarakat Desa Lidung

1. Demografi

Jumlah penduduk desa Lidung berdasarkan data monografi desa tahun 2017

, penduduk desa Lubuk Bedorong terdiri atas jiwa dan kepala keluarga (KK).

Secara lengkap memiliki penduduk sebnyak 1.740 Jiwa, yang terdiri dari 389

kepala keluarga

C. Kelembagaan Desa

Di desa Lidung terdapat beberapa kelembagaan desa, baik lembaga resmi

maupun lembaga yang tidak resmi (kelompok-kelompok yang dibentuk

masyarakat).

Page 47: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

33

1. Lembaga Resmi

Adapun lembaga resmi terdiri dari pemerintahan desa (Pemdes), badan

permusyawaratan desa (BPD), Lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), dan

pembina kesejahteraan keluarga (PKK).Pemerintahan desa Lidung merupakan

lembaga yang terdiri dari Pemdes dan BPD menjadi penyelenggara pemerintah

desa. Kedua lembaga ini mempunyai tugas sebagai apresiasi masyarakat dan

membuat aturan serta keputusan yang mengakomodir kepentingan masyarakat.

Pemerintahan Desa Lidung dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih secara

demokratis oleh masyarakat.

Dalam menjalankan roda pemerintahan seorang kepala desa dibantu oleh

seorang sekretaris desa (Sekdes) dan perangkat desa lainnya yang terdiri dari

kepala urusan (Kaur) Pemerintah, Kaur Pembangunan, dan Kaur Umum. Selain

itu penyelenggaraan pemerintah di desa Lubuk Bedorong juga dibantu oleh tiga

orang kepala dusun (Kades) dan delapan orang ketua rukun tetangga (RT).

BPD mempunyai peran penting dalam membantu pemerintahan desa untuk

merencanakan arah pembangunan desa. Di desa Lidung, BPD cukup aktif

membantu pemerintahan desa dalam merencanakan pembangunan yang tergambar

dari peran yang dilakukan dalam pengajuan usulan pembangunan desa, baik

usulan kepada pemerintah yang tertuang dalam rencana pembangunan Desa

ataupun kepada beberapa sumber pembangunan lainnya. Selain membuat rencana

pembangunan, BPD dan Pemdes juga membuat peraturan Desa, seperti peraturan

Desa Lidung, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun Nomor 01 tahun

2006 tentang pengolahan hutan, lubuk larangan yang ada di Desa Lidung

2. Lembaga Non Resmi

Di Desa Lidung terdapat beberapa lembaga tidak resmi atau kelompok-

kelompok yang dibentuk oleh masyarakat. Saat ini lembaga tidak resmi yang ada

di Desa Lidung terdiri dari lembaga adat, kelompok tani, karang taruna dan

kelompok pengajian. Beberapa lembaga lain yang masih berperan aktif seperti

lembaga adat, kelompok tani dan pengajian.

Lembaga adat masih cukup berperan didalam kehidupan masyarakat sehari-

hari. Peran lembaga adat dalam pengelolaan sumber daya alam, tercermin dari

Page 48: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

34

keberadaan hutan adat, hutan desa dan lubuk larangan Desa Lidung. Di Desa

Lidung, terdapat juga kelompok tani yang dibentuk setiap tahun berladang dengan

satu tempat melalui musyawarah kepala Desa dengan ibu-ibu yang ada Desa.

Sedangkan di Desa-Desa sekitar Desa Lidung banyak yang bertani dengan cara

bersawah berbeda dengan masyarakat Desa Lidung yang menghasilkan asil bumi

dengan cara berladang.

Selain aktifitas pertanian di Desa Lidung juga ada pengajian yang bersifat

formal dan non formal pendidikan pormal maupun non pormal contohnya

pendidikan madrasah mengaji disore hari dan pengajian umum setiap malam

selasa, rabu dan malam jum‟at.

Pendidikan pormal maupau non pormal yang pormal Pengajian sore seperti

dimadrasah, merupakan pengajian anak-anak tingkat madrasah ibtidayah, yang

menerapkan ilmu-ilmu agama untuk bekal di kemudian hari nanti seperti ilmu

piqih,ilmu tauhid, ilmu ahklak, ilmu tajwid, ilmu shorop, ilmu nahu. Pengajian

tingkat anak-anak dan juga tingkat dini di Desa Lidung sudah mulai diterapkan

dalam mengenal hurup, bacaan dan tulisan, oleh kerena itu pengajian diterapkan

dari umur dini untuk mengetahui baca tulis hurup alqur‟an supaya supaya

memudahkan anak-anak dalam membaca tuli alqur‟an, dan juga menimtimbulkan

bibit penerus atau generasi masa depan untuk penegak agama di Desa Lidung.

Setelah tamat dari madrasah di Desa Lidung anak-anak bnyak yang menyambung

kebermacam-macam pondok psantren untuk menambah dan mengembang ilmu

yang sudah dipelajari di madrasah tersebut, kemudian ketika sudah tamat dari

pondok pesantren maka di diminta mengajar atau mengabdi menjadi guru

madrasah di sore hari dan pengajian-pengajian alqur‟an pada waktu habis magrib

menjelang isya.

Sebagai mana dikatakan Manan kepala madrasah ibtidayah Desa Lidung

Mnan bahwa:

[P]engajian anak-anak dilaksanakan siang sampai sore hari karna pagi

harinya anak-anak di Desa Lidung sekolah dasar, pengajian ini

dilaksanakan mulai dari jam 14:00 sampai 16:00, ana-anak di Desa

Lidung kita tanamkan ilmu ilmu agama mulai dari umur dini hingga

dewasa, setelah tamat dari madrasah ibtidayah anak-anak di Desa Lidung

bnyak yang menyambung kesekolah-sekolah umum dan sekolah pondok

Page 49: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

35

psantren, bagi yang tamat psantren kita pinta untuk mengabdi di

madrasah tersebut.43

Dalam menuntut ilmu dan belajar mengaji masyarakat di Desa Lidung

tidak hanya untu anak-anak dan remaja saja namun ada juga pengajian yang

terbuka untuk umum yang disi oleh semua kalngan. pengajian umum biasa

dilaksanakan pada malam selasa, malam rabu dan malam jum‟at, pengajian

tersebut dilaksanakan pada malam hari, karna pada siang hari masyarakat Desa

Lidung banyak yang sibuk dengan pekerjaan rumah tangga dan mencari

napkah seperti keladang, kebun dan pekkerjaan lainnya, dalam pengajian

tersebut mayoritas ibu-ibu dan bapa-bapak oleh karena itu pengajian tersebut

dilaksanakan pada malam hari,

pengajian umum biasa dilaksana padawaktu habis sholat magrib hingga

sholat isha kemudian di sambung setelah habis sholat isya. Adapun mata

pelajaran rutin yang diajarkan pada malam selasa kitab piqih, adapun yang di

peljari dalam kitab piqih tersebut mulai dari bab bersuci, bab sholatbab haji,

bab zakat, bab puasa, dan bab masalah yang berkaitan dengan ilmu piqih.

Pengajian rutin malam rabu pelajaran masalah siksaan kubur, persiapan untuk

menghadap mati kemudian mengulang-ngulang doa-doa seperti doa sesudah

sholat, kemudian pengajian pada malam jum‟at adalah pelajaran kitab tauhid

dasar dalam mengenal allah , sipat-sipat yg wajib yang mustahil, harus bagi

allah dan rosul, dan dalil-dalil seperti adanya allah. Sebagai mana dikatakan

oleh alim ulama di Desa Lidung Zayadi bahwa :

[P]engajian dilaksanakan pada mlam selasa, malam rabu dan malam

jum‟at, karna siang hari banyak yang sibuk keladang kebun dan kerja

maka pengajian tersebut dilaksana pada malam hari, mata pelajaran

dalam pengajian tersebut, malam selasa kitab pikih, masalah bersuci,

masalah sholat, malam rabu pengajian siksaan kubur dan doa-doa harian

seperti doa sesudah sholat, malam jum‟atnya belajar kitab tauhid

mengenai sipat-sipat yang wajib, mustahil, harus bagi allah dan rosul.44

43 Manan kepala Madrasah‟, Wawan cara dengan penulis 18-07-2018, Desa Lidung. Kab.

Sarolangun 44 Zaiyadi kepala syara‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018, Desa

Lidung. kab. Sarolangun 17-02-2018

Page 50: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

36

Dalam memudahkan membaca altulis alqu‟an Masyrakat Desa Lidung

juga menerapkan belajar buta aksara al qu‟an setiap sesudah sholat magrib,

biasa di sebut pengajian magrib menjelang isya (PAMI). Pbelajar mengaji al

qur‟an di waktu magrib menjelang isya bukan hanya anak-anak dan usia dini

saja namu ada juga para remaja, pengajian tersebut biasa delaksanakan

dirumah-rumah guru-guru, warga, masjid dan mushola

Sebagai mana diktakan oleh guru madrasah ibtidyah Desa Ldung fauzan

bahwa [S]elain pengajian sore, pengajian umum, anak-anak dan remaja juga

belajar mengaji al qur‟an sesudah sholat magrib hingga isya‟‟.45

Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang suatu keadaan masa depan

yang dinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa. penyusunan visi

Desa Lidung ini di lakukan dengan pendekatan parisipatif, melibatkan pihak-

pihak yang berkepentingan di Desa Lidung seperti pemerintah Desa, BPD, tokoh

masyarakat, tokoh Agama, tokoh Adat, lembaga Desa dan masarakat Desa pada

umumnya.

Pertimbangan kondisi eksternal di Desa seperti satuan kerja wilayah

pembangunan di Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun mempunyai titik

berat sector infrastruktur maka berdasarkan pertimbangan diatas visi Desa Lidung

adalah:

Terwujudnya Desa Lidung yang bersih, amaa, aktif, indah dan nyaman

Misi

Selain penyusunan visi juga sudah ditetapkan misi-misi memuat sesuatu

pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya visi tersebut. Visi

berada diatas misi. Pernyataan visi kemudian dijabarkanke dalam misi agar dapat

dioperasional/ dikerjakan sebagai penyusunan visi, misi pun dalam dalam

penyusunannya menggunakan pendekatan parsitipatif dan pertimbangan potensi

dan kebutuhan Desa Lidung sebagai proses yang dilakukan maka misi Desa

Lidung adalah:

45Fauzan guru Madrasah‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018, Desa

Lidung. kab. Sarolangun 17-02-2018

Page 51: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

37

Mewujudkan pemerintah Desa Lidung yang efektif dan efesien dalam

rangka mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.

D. Struktur organisasi

Setiap lembaga atau organisasi sudah tentu mempunyai struktur yang jelas,

baik organisasi maupun pemerintahan dan swasta. Begitu juga dengan

pemerintahan Desa Lidung tahun 2017 dapat dilihat dalam tabel

Bagan struktur organisasi pemerintahan Desa Lidung

Struktur pemerintah Desa Lidung Kabupaten Sarolangun Kecamatan Sarolangun46

Berdasarkan gambaran struktur organisasi diatas, dapat dimengerti bahwa

Desa Lidung dikapali oleh Herman47

. Dalam melaksanakan tugas tugas keseharian

kepala Desa Lidung dibantu sekretaris Desa, yaitu subhan secara langsung

membawahi lima orang kaur pemerintahan, ekonomi, pembangunan, keuangan

dan umum. Dalam menjalankan tugasnya para kaur ini bertanggung jawab kepada

kepla Desa melalui sekretaris.

46 Sumber Dokumentasi Desa Lidung 14-04-2013-2019 47Ibid., 14-04-2013-2019

HERMAN

SUBHAN.S.PDI

ABUNARI RAHMAT HIDAYAT NISA OKTAPIANA

FAZULI

KADES

SEKDES

KAUR UMUM KAUR PEMBANGUNAN KAUR KEUANGAN

KADUS 3

ASMAWI ZURNI

KADUS 1 KADUS 2

Page 52: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

38

E. Sarana dan prasana

1. Serana pemerintahan Desa dan serana ibadah agama

Yang dimaksud di sini adalah srana yang digunakan oleh kepala desa

dalam mengembangkan kesenian islam di Desa Lidung. Untuk sarana yang

digunakan oleh kepla Desa dalam mengembangkan kesenian islam di Desa

Lidung adalah sarana umum yang ada dalam lingkungan masyarakat. Sarana

tersebut seperti Didalam tabel tabel berikut ini

Tabel 1: sarana Desa48

No Jenis Sarana Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

Bangunan masjid

Bangunan mushola

Gedung taman kanak kanak

Gedung madrasah Ibtidayah

Gedung sekolah Dasar

Gedung MTS

Kantor desa

Gedung serbaguna

2 buah

4 buah

1 buah

1 buah

1buah

1 buah

1 buah

1buah

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

1. Prasarana

Prasarana adalah saran yang mendukung atau melengkapi serana pokok

yang sudah ada. Prasarana yang digunakan oleh Kepala Desa Lidung dalam

melestarikan kesenian islam sudah mencukupi dan dapat dikatakan sudah lengkap.

Seabab serana yang ada dalam tabel diatas dapat dianalisa bahwa didalam setiap

serana yang ada mempunyai prasarana yang cukup memadai.

48Dokumentasi penulis pada tanggal 21april 2018

Page 53: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

39

Walaupun tidak adanya gedung khusus untuk lembaga adat dalam

melestarikan kesenian Islam Baghami di Desa Lidung, akan tetapi bisa

menggunakan gedung serbaguna masjid dan musholah namun dengan adanya

kegiatan yang fositif terutama melestarikan kesenian islam masjid mushola tidak

menjadi masalah, atau menggunakan pasilitas Desa yang mana pada saat

sekarang di setiap Desa khusus di Kabupaten Sarolangun sekarang sudah ada

gedung serbaguna bisa digunanakan untuk kegiatan apa saja yang fositif terutama

kegiatan Desa.

F. Kegiatan Baghami

Baghami adalah suatu bagian dari adat budaya yang ada di Desa Lidung.

Menurut informan penelitian ini, Baghami mulai diperkenalkan oleh Singo

Dipati pada tahun 1597. Singo Dipati adalah putra bungsu dari Cokro Aminoto

Singodilago Joyodiningrat yang membawa ajaran Islam di Desa Lidung. Singo

Dipati adalah anak bungsu dalam keluarganya, Pada umur 14 tahun dia dikirim

oleh orang tuanya ke Turki, kemudian melanjutkan perjalanan ke Mekah dan

Palestina untuk memperdalam ilmu agama Islam.

Setelah dari Mekah dan Palestina, Singo Dipati kemudian pulang

kembali ke Desa Lidung dengan mengajarkan ilmu-ilmu tentang Islam dan

mengembangkan kesenian yang berunsur Islam. Kesenian ini kemudian disebut

dengan Baghami, atau dalam bahasa Indonesia berarti beramai-ramai. Pada

saat itu di Desa Lidung juga banyak budaya lain yang mungkin merupakan

peninggalan agama lama. Singo Dipati mengembangkan kesenian ini sebagai

bagian dari dakwah Islamnya. Budaya Islam lain yang diajarkan oleh Singo

Dipati selain kesenian Baghami juga penggunaan pakaian Islam tradisional

dalam aktivitas sehari-hari, seperti memakai kopiah, kain sarung dan baju teluk

belango sebagai penutup aurat bagi laki-laki. Bagi perempuan Singo Dipati

mengharuskan menutup aurat. Oleh karena itu, Singo Dipati dianggap sebagai

peletak dasar kebudayaan Islam di desa Lidung, seperti yang diungkapkan oleh

informan Tiblawiberikut:

[A]dat istiadat melayu ini dibawa oleh singo Dipati dari negeri Turki,

setelah lamanya Singo Dipati menuntut ilmu di negeri Turki dan Arab,

kemudian selesai menuntut ilmu agama di Negri Turki dan Abarab Singo

Page 54: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

40

Dipati putra bungsu dari Cokro aminoto ini pulanglah ke Indonesia

terutama ke Desa Lidung dengan membawa ajaran Islam, maka timbulah

seni budaya dalam adat pernikahan di Desa Lidung salah satunya arak-

arak pengantin dan Baghami.49

Sejarah Baghami juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah masuknya Islam ke

kawasan Melayu secara umum hingga ke tanah Melayu Jambi. Sebagaimana

diceritakan oleh seorang datuk dari tanah seberang mengatakan bahwa Masuknya

islam kejambi, Banyak versi yang dikemukakan tentang masuknya Islam ke Jambi

baik yang kita peroleh dari cerita tradisional maupun catatan resmi sejarah dan

sumber lokal, dari sumber lokal kita ketahui bahwa orang yang pertama membawa

Islam ke Jambi adalah seorang berkebangsaan Turki bernama Ahmad Salim,

beliau adalah seorang saudagar yang diutus oleh ayah nya dari Turki untuk

melakukan perdagangan ke Asia terutama di daerah Jambi.

Adapun kegiatan baghami di Desa Lidung diadakan setiap adanya acara

pesta pernikahan, Aqikqh, Hitanan, kesenian Baghami seperti kesenian islam

lainnya dipimpin oleh seorang ketua yang berpungsi meng kordinasikan

seluruh anggoda kelompok kesenian Baghami. Tugas ketua selain

mempersiapkan anggota juga memimpin paduan suara pada saat pelaksanaan

Baghami.

Pelaksaanaa Baghami tergantung kepada pesta keagamaan apa yang

hendak dilkukan. Pada acra pernikahan pelaksanaa Bahgami biasa dilakukan

pada malam hari sekitar jam 21:00- sampai selesai, karna kebiasan adat dan

budaya masyrakat Desa Lidung bahwa ijab qabul dilaksanakan pada dimalam

hari dirumah mempelai wanita, oleh karena itu setelah selesai melaksanakan

arak-arak mempelai laki-laki menuju rumah mempelai perempuan dan ijab

qabul, maka kesenian Islam Baghami segera dimulai, dalam pelaksnanaan

kesenian Bahgami maka dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok dirumah

memplai laki-laki yang satu kelompok dirumah menlapai perumpuan.

49Tiblawi tokoh agam Desa Lidung‟, wawancara dengan penulis pada tanggal 07-08-

2018,Desa Lidung. kabupaten. Sarolangun 17-02-2018

Page 55: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

29

Page 56: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

41

BAB III

PELAKSANAAN KESENIAN BAGHAMI DI DESA LIDUNG

A. Sejarah kesenian Baghami

Baghami adalah suatu bagian dari adat budaya yang ada di Desa Lidung.

Menurut tiga orang informan penelitian ini, Baghami mulai diperkenalkan oleh

Singo Dipati pada tahun 1597. Singo Dipati adalah putra bungsu dari Cokro

Aminoto Singodilago Joyodiningrat yang membawa ajaran Islam di Desa

Lidung. Singo Dipati adalah anak bungsu dalam keluarganya. Pada umur 14

tahun dia dikirim oleh orang tuanya ke Turki, kemudian melanjutkan

perjalanan ke Mekah dan Palestina untuk memperdalam ilmu agama Islam.

Setelah dari Mekah dan Palestina, Singo Dipati kemudian pulang

kembali ke Desa Lidung dengan mengajarkan ilmu-ilmu tentang Islam dan

mengembangkan kesenian yang berunsur Islam. Kesenian ini kemudian disebut

dengan Baghami, atau dalam bahasa Indonesia berarti beramai-ramai. Pada

saat itu di Desa Lidung juga banyak budaya lain yang mungkin merupakan

peninggalan agama lama. Singo Dipati mengembangkan kesenian ini sebagai

bagian dari dakwah Islamnya. Budaya Islam lain yang diajarkan oleh Singo

Dipati selain kesenian Baghami juga penggunaan pakaian Islam tradisional

dalam aktivitas sehari-hari, seperti memakai kopiah, kain sarung dan baju teluk

belango sebagai penutup aurat bagi laki-laki. Bagi perempuan Singo Dipati

mengharuskan menutup aurat. Oleh karena itu, Singo Dipati dianggap sebagai

peletak dasar kebudayaan Islam di desa Lidung, seperti yang diungkapkan oleh

informan Tiblawi berikut:

[A]dat istiadat Melayu ini dibawa oleh Singo Dipati dari negeri Turki,

setelah lamanya Singo Dipati menuntut ilmu di negeri Turki dan Arab,

kemudian selesai menuntut ilmu agama di Negeri Turki dan Arab, Singo

Dipati putra bungsu dari Cokro aminoto ini pulanglah ke Indonesia

terutama ke Desa Lidung dengan membawa ajaran Islam, maka timbulah

seni budaya dalam adat pernikahan di Desa Lidung salah satunya arak-

arak pengantin dan Baghami.50

50Tiblawi tokoh agam Desa Lidung‟, wawan cara dengan penulis pada tanggal 07-08-

2018,Desa Lidung. kab. Sarolangun 17-02-2018

Page 57: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

42

Sejarah Baghami juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah masuknya Islam ke

kawasan Melayu secara umum hingga ke tanah Melayu Jambi. Sebagaimana

diceritakan oleh seorang datuk dari tanah seberang mengatakan bahwa Masuknya

islam ke Jambi. Banyak versi yang dikemukakan tentang masuknya Islam ke

Jambi baik yang diperoleh dari cerita tradisional maupun catatan resmi sejarah

dan sumber lokal, dari sumber lokal kita ketahui bahwa orang yang pertama

membawa Islam ke Jambi adalah seorang berkebangsaan Turki bernama Ahmad

Salim, beliau adalah seorang saudagar yang diutus oleh ayahnya dari Turki untuk

melakukan perdagangan ke Asia terutama di daerah Jambi. Sebagaimana

dikatakan oleh Abdurahman guru Ponpes Saadatuddaren bahwa:

[S]etelaha sampai di Jambi Ahmad Salim kemudian menikah dengan salah

seorang putri dari Raja Aditiawarman yang beragama Budha dan dikenal

dengan gelar Putri Selaras Pinang Masak kemudian menganut agama Islam.

Ahmad Salim mulai mengembangkan Agama Islam dan mengikis pengaruh

agama Budha. Ahmad Salim diberi gelar Datuk Paduko Berhalo dan beliau

dianggap sebagai orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Jambi

pada abad ke XV.51

Menurut Beny Agus Putra dalam penyebaran Islam di dunia Melayu Jambi.

Faktor Islam masuk ke Jambi ada tiga, pertama dengan melihat hubungan luar

negeri antara Jambi dengan negeri luar dengan aspek perdagangan. Kedaaan

perdagangan di Jambi pada saat itu, para pedagang silih berganti wilayah pantai

Sumatera akhirnya singgah di Jambi. yang kedua Pengaruh Sufistik merupakan

salah satu faktor-fator Islamisasi di Nusantara secara umum. Penguasa lokal

merupakan bentuk dari proses Islamisasi di nusantara secara umum. Islamisasi

melalui tiga pola: yang pertama Pola Asimilasi. Proses asimilasi yang cukup lama

melalui kegiatan kaum sufi memperhatikan kegiatan ibadah masyarakat Jambi.

Kaum sufi mulai masuk kedalam lapisan masyarakat Jambi yang memegang

ajaran Mahayana. Pola keduan, akomodasi. Pola akomodasi Islam di Jambi terjadi

pada abad XIII dalam bentuk perkawinan dan perdagangan.52

51Wawancara dengan Abduraman, guru Ponpes Saadatuddarein Seberang Kota Jambi‟,

pada tanggal 20-07-2018 di seberang kota Jambi. 52Benny Agusti Putra Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Jln. Prof.KH.

Zainal Abidin No. 1 KM. 3,5 Palembang [email protected]

Page 58: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

43

Dalam sudut pandang agama, sikap mengambil pelajaran terhadap peristiwa

sejarah menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan. Sudut Pandangan

Islam menyatakan sesungguhnya Allah SWT memberikan sinyal hukum

kesejarahan yang berlaku di alam atau dalam masyarakat. Penyebaran agama

Islam di Alam Melayu melalui dua tahap, yaitu tahap kedatangan dan

perkembangan. Berbagai pendapat tentang tarikh atau sejarah kedatangan Islam

ke Alam Melayu menyatakan, Islam datang pada abad IX Masehi, dan ada yang

mengatakan pada abad VIII Masehi, bahkan ada pula yang mengatakan lebih awal

lagi, yaitu sejak zaman Nabi Muhammad SAW abad VII Masehi Islam sudah tiba

di Alam Melayu. Satu perkara yang tidak dapat bisa dinafikan bahwa kapal-kapal

perniagaan Arab telah sampai di Alam Melayu beberapa tahun sebelum kelahiran

Islam. Gugusan kepulauan Melayu telah terkenal dengan kawasan yang kaya

dengan hasil bumi yang sangat diperlukan oleh negara-negara asing.53

Islam

dipercaya telah berkembang di kepulauan Nusantara pada abad VIII-XI Masehi.

Dalam penyebarannya Islam itu, dinyatakan Mahyuddin, para pedagang Arab,

Persia, Turki, dan Melayu memainkan peranan penting.

Dalam berita para pedagang Muslim Tiongkok disebut sebagai orang orang

Tashih. Tempat tinggal mereka adalah Posse dan diidentikkan dengan Pasai di

Aceh sekarang. Berita Dinasti mengatakan bahwa orang-orang Tashih itu pernah

berni menyerang kerajaan Kalingga di Jawa Tengah pada masa pemerintahan

Ratu Sima akhir abad ke-7, namun niat itu dibatalkan karena kuatnya

pertahanan Kalingga. Mereka juga dikatakan membantu orang Islam di Peulak,

Aceh mendirikan kerajaan Islam pada abad ke-10 M.54

Dengang masuknya Islam di Provinsi Jambi maka timbulah adat istiadat

dan kesenian Islam disetiap daerah masing-masing, seperti yang sudah ada dari

dahulu kala ditanah melayu jambi masyrakat ptovinsi Jambi mempunyai kesenian

islam tradisional biasa disebut kesenian Islam nusantra seperti, Hadrah,

53Muhayudin Haji Yahaya, Islam di Alam Malayu, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa

danPustaka, 1998), hlm. 3 54Syed M. Naquib al-Attas, Preliminary Statement on A General Theory of the Islamization

of the Malay- Indonesia Archipelago, (Kualu Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1979), hal. 11;

Uka Tjandrasasmita. Arkeologi Islam Nusantara. (Jakarta: KBG, Ecole francaise d‟Extreme Orient

& Fakultas Adab Humaniora UIN Syarif Hidayatullah: 2009) hlm. 11-13

Page 59: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

44

kompangan, Rabana, Baghami dan kesinian-kesenian Islam lainnya. Begitu pula

di daerah Desa Lidung mempunyai kesenian Islam yang di sebut dengan

Baghami

Sebagai perumpamaan, Baghami juga hampir sama dengan Seni Hadrah,

yang merupakan kegiatan sosial budaya masyarakat Melayu Jambi secara umum.

Baik Baghami maupun hadrah merupakan kegiatan kesenian adiluhur yang

diwariskan oleh nenek moyang muslim Melayu. Kesenian ini juga membawa

dampak kepada mental spiritual pelaksana dan pendengarnya. Menurut Wahyu,

kesenian Hadrah adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan

masuk ke hati, karena orang yang melakukan hadrah dengan benar terangkat

kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasulnya.55

Perbedaan antara Baghami dan Hadrah adalah pada peralatan yang

digunakan dalam pelaksanaannya. Seni budaya Baghami hanya menggunakan

pengeras suara dan dilakukan semata-mata dengan suara tanpa perlengkapan

kesenian apapun. Sedangkan Hadrah menggunakan alat musik seperti gendang,

rebana dan drum. Hadrah boleh dilakukan oleh kaum perempuan, sedangkan

Baghami hanya dilakukan kamu laki-laki.

Baghami juga dilakukan secara berkelompok. Suara yang dikeluarkan

secara tinggi oleh anggota kelompok terkadang tidak terdengar oleh orang di

sekitarnya. Namun kalimat yang diucapkan sedikit banyak dihafal oleh warga

desa Lidung. Kalimat Baghami dalam arak-arakan pengantin seperti satu kalimat

pertama Baghami berikut:

“Nabi Muhammad anak Abdullah

lahir di Mekah ibunya aminah.

Nabi Muhammad anak Abdullah

lahir di Mekah ibunya aminah.

Nabi Muhammad pembawa agamo

Agamo lah Islam. la.... la... la.... laaaaa... lalala.... laaaaa.. lalalaaaa..”

55 Wahyu Dkk , Penerapan Nilai Keagamaan Melalui Seni Hadrah Maullatan Al-Habsyi Di

Kelurahan Pelambuan Kecamatan Banjarmasin Barat. diakses 29 Maret 2018

Page 60: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

45

Ucapan ini digunakan saat mengiringi mempelai laki-laki menuju rumah

mempelai perempuan. Dalam adat istiadat Lidung, busana mempelai laki-laki

menggunakan pakaian seperti pakaian orang Arab, memakai jubah, igal, dan

sorban penutup kepala (lihat lampiran). Tradisi ini dibawa pada kisaran tahun

1597 oleh Singo Dipati.

Dapat disimpulkan bahwa di Desa Lidung dalam mengirim mempelai

laki-laki menuju kerumah mempelai perempuan juga tidak mengunakan musik

kompangan atau rebana seperti lazimnya masyarakat Melayu Jambi ketika

menyambut mempelai laki-laki, maupun mengiringi mempelai laki-laki.

Tetapi tradisi di Desa Lidung penyambutan mempelai laki-laki hanya

menggunakan pengeras suara atau toa.

Setelah pulangnya putra bungsu Raden Cokro Aminoto dari Turki

banyak seni-seni yang dibawa dan dikembangkan kemasyarakat Desa Lidung,

adat dan tradisi ini jauh berbeda dengan adat-istiadat di provinsi Jambi dan

terutama di kabupaten Sarolangun secara umum. Setelah penulis menemukan

bahwa adat istiadat di Desa Lidung ini berasal dari tiga suku, negeri Turki,

Mataram, Melayu.

Baghami ini juga merupakan tradisi yang di bawa oleh Singo Dipati dari

Turki, dalam adat istiadat pesta pernikahan, khitanan, akikah dan lainnya,

karna dalam adat Melayu di Desa Lidung, dilarang musik organ tunggal dan

alat musik lainnya. Sebagai mana dijelaskan oleh tokoh agama Desa Lidung

Tiblawi bahwa:

„‟Dengan dilarangnya hiburan musik di Desa Lidung ini maka Baghami

inilah yang dijadikan hiburan saat pesta pernikahan, khitanan dan aqiqah

dan lainnya”56

Kesenian daerah biasanya muncul dalam pesta pernikahan, khitanan,

aqiqah dan lainnya. Setiap daerah dalam masyarakat Melayu melakukan tradisi

arak-arakan mempelai laki-laki menuju rumah mempelai perempuan.

56Tiblawi tokoh agama Desa Lidung‟, Wawan cara dengan penulis pada tanggal 10-018-

2018. Desa Lidung.kab. sarolangun 17-18-2018

Page 61: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

46

Masyarakat Desa Lidung juga mengadakan hal serupa, tetapi berbeda

tata cara melakukannya. Jika di daerah lain menggunakan rebana, di Desa

Lidung alat-alat musik dilarang untuk digunakan. Maka yang digunakan hanya

pengeras suara atau mik maupun toa. Adat larangan menggunakan alat musik

ini dinyatakan berasal dari hadits Rasulullah SAW:

قذف ف قال رجل من المسلمين: يا رسول الله و مت ذلك ف هذه الأمة خسف و مسخ و قال: إذا ظهرت القيان و المعازف و شربت المور

Artinya: “Di akhir zaman nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang

ditenggelamkan (kedalam bumi), dilempar batu dan dirubah rupanya”, lalu

seorang laki-laki dari kalangan kaum muslimin bertanya, “ya Rosulullah

kapankah hal itu terjadi.” Beliau menjawab, “ketika para penyanyi dan alat-

alat musik telah bermunculan dan telah diminum minuman keras.57

Hadits diatas menunjukkan bahwa tanda adanya fitnah umat Islam adalah

dengan munculnya biduanita, minuman keras dan musik di kalangan umat

Islam. Di sini jelas bahwa alat musik disandingkan dengan minuman keras

yang jelas-jelas haramnya di kalangan umat Islam.

Larangan musik tersebut kemudian menimbulkan adat budaya Baghami.

Hiburan pesta, baik pada acara pernikahan, khitanan, aqikah dan lainnya, diisi

dengan lagu-lagu Arab yang disebut qasidah padang pasir yang dinyanyikan

oleh para tamu dan panitia yang hadir secara bergantian. Nyanyian lagu

qasidah secara bergantian tersebut yang dikenal oleh masyarakat Desa Lidung

dengan sebutan Baghami. Tradisi Baghami masih dilestarikan sampai saat ini

yang menurut sejarah dibawa oleh seorang ulama keturunan Turki yang

bernama Singo Dipati.

Baghami juga disebut Qasidah oleh masyarakat Desa Lidung karena

mengandung sholawat-sholawat Qosidah, dan juga disebut oleh masyarakat

Kabupaten Batanghari Bakohak, tetapi tata cara pelaksananya berbeda dengan

Bakohak. Jikalau Bakohak menggunakan alat-alat musik tradisional sedangkan

Baghami atau Basidah ini tidak menggunakan musik, hanya menggunakan

57 Al-Imam Al-Hafiz Muhammad Bin Isa, Sunan Turmizi (Jakarta, Gema Insani : 2017),

221

Page 62: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

47

pengeras suara mik dan toa saja, sedikit contoh syair yang peneliti dapat

tuliskan, seperti

:

„‟Ilaaaaahunaaa ilaaaahunaaa

walhaaalikuuuul hakuuul mubiiiiiiin

allahula sariiiikalah warobbukum lil‟alamin.

Lalalaaaaaaaa... lalaaaaaaa... laaaaaaaaa

Lalalaaaaaaaa... lalaaaaaaa... laaaaaaaaa

Dapat kita simpulkan bahwa kesenian Baghami ini sangat sederhana

sekali tidak mengunakan alalat-alat musik tradisional apalagi alat-alat

moderen, karna masyarakat Desa Lidung berpatokan dengan hadis di atas, yang

mengenai larangan musik, musik juga merupakan larangan adat di Desa

Lidung, sehinggga setiap acara pesta-pesata pernikahan, hitanan dan cukuran

tida mengunakan alat-alat musik.

B. Persiapan pelaksanaan kesenian Baghami

Baghami berkaitan erat dengan acara acara tradisi keislaman di desa

Lidung. Tradisi tersebut adalah upacara perubahan status sosial, seperti dari

upacara cukuran dan aqikah pada bayi, menandai adanya anggota masyarakat

yang baru. Upacara hitanan menandai perubahan anak-anak ke remaja,

pernikahan menandai perubahan status dari gadis atau perjaka menjadi

berumah tanggga. Oleh karena itu semua persiapan Baghami berkaitan dengan

berkaitan siapa saja yang akan terlibat, peralatan apa saja yang akan digunakan,

dan bagaimana prosesi pelaksanaan dalam setiap upacara diatas.

Dalam persiapan pelaksanaan kesenian Baghami dilaksanakan pertemuan

kepala keluarga dengan ketua grup baghami sebelum acara pesta pernikahan,

hitanan dan aqikah dimulai. Pertemuan tersebut merupakan perundingan antara

ketua grup Baghami dengan kepala keluaga yang berniat melaksanakan acara

untuk memastikan waktu pelaksanaan pesta tersebut, apa saja yang perlu

dipersiapkan. Perundingan dengan grup Baghami harus dilakukan sejak jauh

Page 63: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

48

hari, sebelum acara dilaksanakan, karena mengundang grup Baghami berarti

melibatkan atau menyerahkan rangkaian acara kepada grup tersebut secara

penuh, yaitu sebagai pembawa acara, pembaca ummulqur’an, pembacaan ayat

suci al qur‟an, hingga melakukan arak-arakan mempelai dalam pesta

pernikahan. Semua rangkaian acara dipandu oleh kelompok Baghami tersebut.

Sebagai mana dikatakan oleh salah satu anggota pelaksanaan Baghami,

Zohar, bahwa:

[K]etika mengundang grub Baghami ada sedikit perundingan antara

keluarga dengan ketua grub Baghami di jauh hari nya, karna dalam grub

tersebut semua lengkap mulai dari lembaga syara‟, lembaga adat dan

masyarakat biasa oleh karena itu semua acara dalam penikahan, hitanan,

akikah di isi oeleh semua anggota-anggota Baghami.58

Adapun ala-alat yang perlu dipersiapkan pada pelaksanaan kesenian

Islam Baghami sangatlah sederhana, karena hanya mempersiapkan pengeras

suara seperti mikropon dan toa. Sebagaimana dikatakan oleh angota Baghami

Pa‟i, sebagai berikut:

„‟peralatan yang digunakan pengeras suara microfon dan toa.59

C. Pelaksanaan kesenian Baghami

Kesenian Baghami seperti kesenian Islam lainnya dipimpin oleh seorang

ketua yang berfungsi mengkoordinasikan seluruh anggota kelompok kesenian

Baghami. Tugas ketua selain mempersiapkan anggota, juga memimpin paduan

suara pada saat pelaksanaan Baghami.

Pelaksaanaa Baghami tergantung kepada pesta keagamaan apa yang

hendak dilakukan. Pada acara pernikahan, pelaksanaa Bahgami biasa dilakukan

pada malam hari sekitar jam 21 WIB hingga acara selesai. Pernikahan atau ijab

qobul memang lazim dilakukan pada malam hari dan telah menjadi adat dan

budaya masyarakat Desa Lidung, dan dilaksanakan di rumah mempelai wanita.

58 Zohar alim ulama Desa Lidung‟,wawancara dengan penulis tanggal 12-07-2018,Desa

Lidung.kab.Sarolngu.12-07-2018 59 Pa‟i anggota Baghami ‟,wawancara dengan penulis tanggal 12-07-2018,Desa

Lidung.kab.Sarolngu.12-07-2018

Page 64: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

49

Oleh karena itu, setelah selesai melaksanakan arak-arakan, mempelai laki-laki

menuju rumah mempelai perempuan untuk pelaksanaan ijab qabul. Setelah ijab

qobul maka kesenian Islam Baghami segera dimulai. Pelaksanaan kesenian

Baghami dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok dirumah mempelai

laki-laki, yang satu kelompok lain di rumah mempelai perempuan.

Setiap mengawali atau memulai acara, supaya mendapat berkah dari

Allah SWT dan safaat dari Rosulullah, maka diawali dengan pembacaan umul

al qur‟an sebagai pembukaan. Pelaksanaan Baghami dilakukan sesudah

ummulquran dan semuanya mengambil posisi masing-masing secara

berlingkaran agar memudahkan untuk mengambil giliran.

Saat pelaksanaan Baghami panduan suara yang pertama biasanya dimulai

dari ketua kelompok, namun tidak mesti. Setelah itu pelaksanaan Baghami

diadakan secara bergiliran, satu-persatu menyumbangkan lagu berurutan sesuai

dengan lingkaran yang sudah dibuat. Setelah selesai satu-persatu, maka

kembali lagi ke panduan suara yang pertama sesuai dengan waktu yang

ditentukan oleh kepala keluarga yang mengundang. Sebagai mana dikatakan

oleh informan penelitian yang merupakan salah seorang tokoh agama Desa

Lidung, Zohar berikut ini:

„„Pelaksanaa Baghami ini dilakukan secara bergiliran satu-persatu

nyambung menyambung dalam menyumbang lagu dan mengambil

posisi masing-masing secara berlingkaran.”60

D. Dakwah Islam melalui Baghami

Menurut Yusuf Qardhawi seni adalah suatu kemajuan yang dapat

meningkatkan harkat dan martabat manusia. Ia merupakan ekspresi jiwa yang

mengalir bebas, memerdekakan manusia dari rutinitas dan kehidupan mesin

produksi, yang terus memaksa berpikir, bekerja dan berproduksi.61

60Zohar alim ulama Desa Lidung‟,wawancara dengan penulis tanggal 12-07-2018,Desa

Lidung.kab.Sarolngu.12-07-2018 61Yusuf Al-Qardhawi, Seni da Hiburan Dalam Islam, Alih Bahasa, Hadi Mulyo (Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm. 20.

Page 65: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

50

Berangkat dari pendapat Yusuf Qardawi diatas dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa yang disebut seni adalah usaha manusia yang bertujuan

untuk menjelmakan rasa indah yang ada dalam lubuk hati manusia dalam

bentuk yang dapat menyenangkan orang yang sedang menikmatinya. Demikian

pulah di Desa Lidung. Dakwah melalui kesenian Islam Baghami adalah proses

menaikkan harkat dan martabat manusia dan prosesi upacara kenaikan status

sosialnya. Namun, dakwah di Desa Lidung juga meliputi banyak hal dan tidak

hanya melalui kesenian saja. Dakwah dilakukan melalui pendidikan formal

maupun non formal, seperti madrasah atau mengaji agama pada sore hari.

Pendidikan lain yang mengandung dakwah seperti pengajian umum setiap

malam Selasa, Rabu dan malam Jum‟at.

Berdasarkan observasi penulis, pendidikan formal maupau non formal

seperti di madrasah merupakan pengajian untuk anak-anak usia sekolah dasar

atau tingkat madrasah ibtidayah, yang mengajarkan dasar-dasar ilmu-ilmu

agama untuk bekal mereka di kemudian hari seperti ilmu Fiqih, ilmu Tauhid,

ilmu Ahklak, ilmu Tajwid, ilmu Shorop, ilmu Nahwu.

Pengajian tingkat anak-anak atau tingkat usia dini di Desa Lidung sudah

mulai diterapkan dengan memperkenal huruf-huruf ijayah, pungsi pengajaran

huruf ijayah bacaan dan tulisan tersebut agar mereka bisa membaca alquran

dari awal, dan juga melahirkan generasi penerus yang kuat secara agama.

Setelah menamatkan dari madrasah di Desa Lidung anak-anak banyak

tersebut menyambung melanjut pendidikan di berbagai pondok psantren

didalam maupun di luar provinsi Jambi, pondok pesantren yang menjadi

sasaran di Provinsi Jambi seperti pondondok pesantren Saaadatuddaren, Asaad,

Nurul Iman di seberang kota Jambi, pondok pesantren Al-Hidayah pal 10 Kota

jambi, pondokpesantren munawaro, pondok pesantren Gontor 12 di tanjung

Tabung Timur, pondok pesantren yang jadi sasaran di luar provinsi Jambi

seperti Umul quru‟ Bogor Jawa Barat, pondok pesantren Mustopawiah Purba

Baru Sumatera Utara. Mereka melanjut kan kepesantren-pesantren tersebut

untuk menambah ilmu yang sudah dipelajari di Madrasah Ibtidayah Desa

Page 66: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

51

Lidung Sebagai mana dikatakan Manan kepala madrasah ibtidayah Desa

Lidung:

[P]engajian anak-anak dilaksanakan siang sampai sore hari karna pagi

harinya anak-anak di Desa Lidung sekolah dasar, pengajian ini

dilaksanakan mulai dari jam 14:00 sampai 16:00, ana-anak di Desa

Lidung kita tanamkan ilmu ilmu agama mulai dari umur dini hingga

dewasa, setelah tamat dari madrasah ibtidayah anak-anak di Desa Lidung

bnyak yang menyambung kesekolah-sekolah umum dan sekolah pondok

psantren, bagi yang tamat psantren kita pinta untuk mengabdi di

madrasah tersebut.62

Pendidikan agama Islam di di desa Lidung tidak hanya di berikan kepda

anak-anak usia dini dan anak-anak sekolah Dasar, tetapi juga pengajian yang

terbuka untuk umum yang di ikuti oleh semua kalangan. Pengajian untuk

umum tersebut dillakukan pada malam selasa, malam rabu dan malam jum‟at.

Materi pengajian antara lain tentang Fiqih ibadah, Adapun materi pengajian

rutin yang diajarkan pada malam Selasa yaitu berkaitan dengan, kitab piqih

tersebut mulai dari bab bersuci, bab sholat bab haji, bab zakat, bab puasa, dan

bab masalah yang berkaitan dengan ilmu fiqih. Pengajian rutin malam rabu

berisi tentang Tuhid dan Tasauf masalah siksaan kubur, persiapan untuk

menghadap mati, kemudian mengulang beberapa doa seperti doa sesudah

sholat. pengajian pada malam jum‟at adalah pelajaran kitab tauhid dasar dalam

mengenal Allah, sifat-sifat yang wajib, yang mustahil, dan yang harus bagi

Allah dan Rosul, serta dalil-dalil seperti adanya Allah. Sebagaimana dikatakan

oleh alim ulama di Desa Lidung Zayadi berikut ini :

[P]engajian dilaksanakan pada mlam selasa, malam rabu dan malam

jum‟at, karna siang hari banyak yang sibuk keladang kebun dan kerja

maka pengajian tersebut dilaksana pada malam hari, mata pelajaran

dalam pengajian tersebut, malam selasa kitab pikih, masalah bersuci,

masalah sholat, malam rabu pengajian siksaan kubur dan doa-doa harian

62Manan kepala Madrasah‟, Wawan cara dengan penulis 18-07-2018, Desa Lidung. Kab.

Sarolangun

Page 67: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

52

seperti doa sesudah sholat, malam jum‟atnya belajar kitab tauhid

mengenai sipat-sipat yang wajib, mustahil, harus bagi allah dan rosul.63

Dalam memudahkan membaca tulis alqu‟an Masyrakat Desa Lidung juga

menerapkan belajar buta aksara al qu‟an setiap sesudah sholat magrib, biasa di

sebut pengajian magrib menjelang isya (PAMI). belajar mengaji al qur‟an di pada

waktu magrib menjelang isya di iukuti oleh para remaja, pengajian tersebut biasa

delaksanakan dirumah-rumah guru, warga, masjid dan mushola. Sebagai mana

diktakan oleh guru madrasah ibtidyah Desa Ldung fauzan berikut „„[S]elain

pengajian sore, pengajian umum, anak-anak dan remaja juga belajar mengaji al

qur‟an sesudah sholat magrib hingga isya‟‟.64

Dakwah melalui pendidikan diiringi juga oleh dakwah melalui kesenian

islam Baghami yang dapat dilihat melalui pesan-pesan keagaman yang diucapkan

oleh anggota Baghami, seperti sejarah keluaga nabi muhammad. Informan

penelitian ini, pa‟i yang juga anggota menyatakan “[B]aghami ini menceritakan

tetang sejarah Rosulullah dan solawat kepada baginda Muhammad Rosulullah

sebagai kecintaan kita kepada Rusulullah.”65

Kesimpulkan yang dapat diambil dari sub bab ini bahwa dakwah di

Desa Lidung telah dilakukan melalui kesenian dan pendidikan, dan Baghami

adalah salah satu bentuk dakwah melalui kesenian.

63Zaiyadi kepala syara‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018, Desa

Lidung. kab. Sarolangun 17-02-2018 64Fauzan guru Madrasah‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018, Desa

Lidung. kab. Sarolangun 17-02-2018 65Pa‟i anggota Baghami,‟ wawancara dengan penulis padat tanggal, 12-07-2018, di Desa

Lidung, Kab. Sarolangun

Page 68: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

53

BAB IV

PERAN PEMERINTAH DALAM PELESTARIAN BAGHAMI

A. Peran pemerintah dalam Dakwah Islam

Dakwah berasal dari kata da’a, yad’u-da’watan, yang artinya mengajak,

memanggil atau menyeru kepada lisan Sesuai dan seiring dengan lajunya

perkembangan zaman. Usaha penyelenggaraan dakwah akan semakin berat dan

kompleks. Ini disebabkan karena masalah-masalah yang dihadapi dakwah

semakin berkembang dan juga kompleks. Dakwah adalah ajakan atau seruan

untuk mengajak kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mengikuti dan

mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam.66

Islam merupakan agama dakwah dalam segala dimensi kehidupan ajaran

amar ma‟ruf nahi mungkar yang terdapat dalam alquran merupakan dakwah yang

diemban oleh umat Islam agar, agar umat manusia hidup selamat, (sejahtera) di

dunia dan di akhirat

Pemerintah kabupaten sudah berperan aktif dalam perngembangan dakwah

Islam sejak berdirinya kabaputen Sarolangun 2001. pekembangan dakwah Islam

di Sarolngun itu berhubungan dengan pemerintah kementrian agama kabupaten

sarolangun dan organisasi-organisasi Islam diluar pemerintah aktifitas pemerintah

yang paling utama dalam pengembanagan dakwah islam sekurang kurangnya

meliputi tiga kegiatan: Pertama, pelaksanaan musyabaqoh tilawatil qur‟an., kedua,

pembiayaan penyuluhan agama islam diluar kementrian agama ketiga:pelestarian

kebudayaan Islam Sarolangun seperti Bhagami, hadrah, barzanjidanrabana.

Dakwah yang dilakukan pemerintah kabupaten sarolangun merupakan

suatu upaya penyampaian pesan (ajaran-ajaran Islam) kepada seluruh umat warga

sarolangun dan untuk dapat menyampaikan isi pesan Islam pemerintah

memerlukan penghubung antara da‟i dan mad‟u.

66 A andra Zudantoro Nugroho Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Dakwah

Page 69: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

54

B. Peran pemerintah dalam pelestarian Baghami

Peran pemerintah dalam melestarikan Baghami telah dilakukan melaului

pemerintah Desa, walaupun sedikit banyak pemerintah Desa memintak bantuan

pemerintah kabupaten dan kecamatan. Pelestarian Baghami di lakukan dengan

cara dalam grub Baghami mengupulkan anggotanya tiga dalam seminggu untuk

pelatiahan bersama dan persiapan mengisi acara-acara pernikahan, khitanan, dan

aqikah. Ketua grup Dalam hal ini mengumpulkan pera remaja dan pemuda agar

dapat menarik warga Desa Lidung. Ketua mempunyai kesadaran jika tidak

dilestarikan dan tidak ada remaja tanpil mka seni Baghami tersebut akan hilang.

Seperti kelompok seni pada umumnya, kelompok Baghami tentu saja ingin

menampilkan seni tersebut dengan penampilan yang sebaik mungkin, mulai dari

busana persatuan seperti baju kelompok, kedisplinan dalam penampilan dan

kekompakan saat seni Baghami di pertunjukan.

Pada proses kesenian baghami di Desa Lidung, kelompok seni tersebut tidak

luput dalam segala hal untuk kepentingan memajukan Baghami. Namun dalam

meleslestarikan kesenian Islam di Desa Lidung tidak luput dari dukungan

masyarakat Desa Lidung dan pemerintah Desa. Dukungan warga Desa dalam

menghidupkan kesenian dan budaya ini adalah dengan membantu menciptakan

sesuatu kondisi yang baik, dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Warga Desa juga memberikan dukungan secara tidak langsung melalui

implementasi ajaran-ajaran keagamaan pembagunan situs peribadatan dan juga

berupa tindak tindakan konplit.

Peran pemerintah Dsa Lidung dalam melestarikan seni Baghami antara lain

menghimbau agar masyarakat bersama tidak hanya sebatas bentuk–bentuk situs

peribadatan, namun dilengkapi juga dengan tindakan-tindakan kongkrit berupa

aksi sosial kemasyarakatan yang sekaligus bersifat keagamaan juga mengandung

unsur-unsur pendidikan atau hiburan seperti yang terpola dalam berkesenian

seperti kesenian Islam Baghami di Desa Lidung.

Dalam hal ini pemerintah Desa Lidung menghimbau masyarakat agar bisa

bersama belajar kesenian Islam yang ada di Desa Lidung sebagai mana dikatakan

oleh Herman Kepala Desa Lidung sebagai berikut:

Page 70: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

55

[P]emerintah sudah berusaha mengajak seluruh masyarakat yang ada di

Desa Lidung, agar bisa sama-sama melesstarikan kesenian yang

ditinggalkan oleh nenek moyong dahulu, dengan melalui lembaga adat dan

syara‟ agara kesenian Islam bisa diterapkan kepada masyarakat di Desa

Lidung tersebut.67

Pemerintah Desa bekerja sama dengan pemerintah kecamatan dan

pemerintah kabupaten sarolangun mendukung kesenian yang ada di Desa-Desa

terutama desa Lidung. sehingga Kelompok Baghami mendapat bantuan dari

pemerintah kabupaten seperti baju persatuan dan uang kas. Sebagaimana

diungkapkan oleh Zohar bahwa„„[P]emerintah sangat mendukung sekali kesenian

Baghmi di Desa Lidung, pemerintah juga menyumbang baju kelompok dan

sedikit uang kas untuk keperluan kelompok Baghami”.68

Pemerintah memberi bantuan baju persatuan yang sudah jadi dengan ukuran

yang sama berwarna hijau dengan model baju laki-laki batik sebanyak dua puluh

lembar baju.

C. Peluang dan hambatan pelestarian Baghami

Peluang yang memungkinkan pelestarian kesenian Baghami antara lain

keberpihakan pemerintah, kesadaran sejarah sossial, tokoh Agama lokal dan

nilai-nilai yang ada pada masyarakat sendiri( kearipan lokal).

1. Keberpihakan pemerintah terhadap syiar islam

Sebangai mana di uraraikan di atas keberpihakan pemerintah sudah

nampak dalam kesenian Baghami di Desa Lidung walaupun di rasakan oleh

masyarakat masih kurang. Namun, masyarakt secara umum dan para informan

secara khusus menyatakan pemerintah cukup berpihak untuk melestarikan jenis-

jenis adat dan tradisi masyarakat.

keberpihakan pemerintah terhadap syi‟ar islam dapat dilihat dalam

beberapa kebijakan dan program

67Herman Kepala Desa Lidung‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018,

Desa Lidung. kab. Sarolangun 17-02-2018 68Zohar alim ulama‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018, Desa Lidung.

Kabupaten Sarolangun 17-02-2018

Page 71: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

56

2. Kesadaran masyarakat terahdap Baghami

Meskipun Dalam ajaran Islam seni bukanlah masuk ke dalam wilayah

agama, akan tetapi dikatagorikan masuk ke dalam wilayah kebudayaan, sebagai

mana dikatan oleh Andra Zudantoro Nugroho seni merupakan hasil karya cipta

manusia untuk menjelmakan rasa indah dalam hati untuk dinikmati orang. Dalam

Islam membolehkan penganutnya untuk berseni, selama di dalam berseni itu tidak

membawa ke arah yang menyesatkan atau dilarang oleh syari‟at agama.69

Kesadaran Masyarak Desa Lidung dalam menjaga kesenian Bhagami dan

grup Baghami masih cukup tinggi. Bagi masyrakat kesenian ini dapat menjadi

ajang tali silahturahim sesama angta masyarakat, masyarakat juga menyadari

bahwa kesenian asli tersebut adalah peninggaklan tokoh agama lokal yang

dianggap keramat yaitu Singo Dipati. Masyrakat juga menganggap Baghami di

Desa Lidung juga dapat berfungsi sebagai fasilitas belajar bersama sebagai ajang

bersosialisasi dengan masyarakat dan internalisasi nilai-nilai keutamaan hidup

(Islami) ditengah- tengah kondisi keberagamaan.

Proses pembinaan yang terjadi pada anggota Baghami meliputi: aspek

mentalitas spiritual, berapresiasi seni serta cara menghargai orang lain. Pada ranah

afektif maupun kognitif, anggota grup Baghami diarahkan menjadi pribadian

manusia sholeh dan memiliki kecakapan spiritual dan tingkat intelgensia yang

baik.

3. Sejarah Sosisol Masayrakat tokoh agama lokal Desa Lidung sejarah

(Orang Tuo Biro)

Sejarah tokoh agam lokal Desa Lidung yang mewaris Baghami tidak dapat

di pastikan tahunnya namun menurut masyarakat pada jauh sebelum zaman

penjajahan belanda tokoh agama lokal sudah ada cerita mulut kemulut telah di

susun secara tertulis oleh tiblawi. Menurutnya ada tiga orang tokoh yang datang

ke Desa Lidung sekaligus pendiri Desa Lidung yaitu: Taher dengan gelar Raden

Cokro Aminnoto Joyo Dilago bersama Pang Lima Joyo Sakti dan Bujang Kurap.

Ketiga orang tersebut berasal Dari mataram samapi lah kesuatu tempat yang

bernama sungai itik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur setelah dari daerah itu

69Andra Zudantoro Nugroho Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Dakwah

Page 72: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

57

mereka menyusuri sungai batang hari sampailah di sungai tembesi, setelah

saamapai di tembesi mereka kebingungan karna di sungai tembesi ada tiga

persimpangan satu kearah Kabupaten Tebo pada saat sekarang yang satunya ke

Kabupaten Sarolangun sekarang, maka ditibang lah air mana yang lebih berat

maka kesitulah arah dan tujuan perahu mengarah, sebagai mana dikatakan oleh

Aspondi kepala Adat Desa Lidung bahwah “[K]etika perjalanan menelusuri

sungai sempat kebingungan karna ada simpang tiga di sungai batang tembesi,

maka di timbang lah air tersebut ternyata lebih berat ke arah kabupaten

Sarolangun maka mereka pergilah ke Kabupaten Sarolangun.”70

Maka dari itu mereka mulai menuju Kabupaten Sarolangun dalam

perjalanan dari tembesi menuju Sarolangun hari mulai sore awan-awan mulai

kelihatan hitam sepertinya akan turun hujan, berhentilah tiga orang tadi di tepi

sungai tembesi di bawah pohon yang rimbun tepat di Desa Lidung sekrang berada,

setelah tidak lama berhenti hujan turun sanagat deras dan tidak ada tanda-tanda

hujan mau berhenti, maka bermalamlah sampai lah keesokan harinya.

Setelah beberapa hari kemudian satu dari mereka yang bergelar bujang

kurab pindah kesuatu tempat yang bernama gunung kembang pusat perkantoran

Bupati Kabupaten Sarolangun saat sekarang ini, sedangkan Cokrok Aminoto dan

Pang Lima Joyo Sakti tetap berada di daerah pertama dia datang yaitu di Desa

Lidung, singkat cerita Cokrok Aminoto menikah dengan seorang wanita dari

daerah Palembang dikaruniai tujuh orang anak, lima orang laki-laki dua orang

perempuan, tujuh anak-anaknya menyebar di beberapa daerah di Kabupaten

Sarolangun seperti, di Sebakul, Lubuk Sepuh, Ujung Tanjung, Bernai, yang ketiga

dari tujuh anaknya, di Dusun Tanjung Putus dan Dusun Tuo.

Kedatanagan Cokro Aminoto Singo Dilago merupakan yang pertama kali

pembawa ajaran Islam dan manusia yang pertama kali tinggal di daerah Desa

Lidung tersebut, sebagai mana di katakan Tiblawi tokoh Agama bahwa “[O]rang

70Aspondi Kepala Lembaga Adat‟, wawancara dengan penulis pada tanggal 17-07-2018,

Desa Lidung Kab Sarolangun 17-07-2018

Page 73: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

58

tua kita Cokro Aminoto ini merupakan orang pertama yang mengajar dan

mensyi‟arkan islam di Desa Lidung71

Sehingga pada saatu itu beliau mendirikan kerajaan kecil yang bernama

Batin Limo, pernah dikenal Margo Batin Limo setelah beberapa lama kemudian

diganti menjadi Kecamatan sampailah saat sekarang ini,

Tahun berganti tahun bulan berganti bulan umur semakin tua kerajaan di

Desa Lidung hampir tuntas Cokro Amino Singo Dilago meninggal dunia, maka

diteruskan oleh anak bungsunya yang bernama Singo Dipati yang mana bapaknya

Cokro Aminoto belum begitu luas dalam mensyia‟r agama Islam hanya orang-

orang terdekat dan pengikutnya saja karena kesibukan dalam membentuk

kerajaan, setelah pulang anaknya dari Turky ke Desa Lidung Singo Dipatilah yang

akan menyebar luas syi‟ar Islam di Desa Lidung dan sekitarnya, orang tuanya

sudah terlihat sudah sangat tua maka Singo Dipati mulai melanjukan syi‟ar islam

yang sudah dilakui oleh orang tuanya, dengan mengandal ilmu yang ia miliki

maka Singo Dipati mulai mengajarkan ajaran islam dan memperkenalkan

kesenian-kesenian Islam seperti silat, tari, Baghami dan kesenian Islam lainya.

Sehingga sampailah saat ini kesenian Baghami masih dilestarikan oleh masyarakat

saat pesta-pesta Pernikahan, Hitanan dan Aqikah

4. Kearipan lokal

Kearifan lokal adalah nila-inilai luhur yang merupakan buah atau hasil dari

masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh

masyarakat lain. Kearifan lokal ini melekat sangat kuat pada masyarakat tertentu.

Nilai-nilai kearifan lokal dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat,

petuah nenek moyang atau budaya setempat, yang terbangun secara alamiah

dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan

disekitarnya72

.

Budaya yang ada pada masyarakat Desa Lidung adalah perpaduan antara

budaya Arab dan budaya Melayu jambi, masyarakat Desa Lidung yang disepakati

71 Tiblawi tokoh agama‟, wawancara dengan penulis 18-02-2018 Desa Lidung Kab.

Sarolangun 72 Jainab Rayanti Damanik kearifan masarakat melayu UNIVERSITAS JAMBI

Page 74: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

59

dan dijalankan secara bersama. Budaya masyrakat di Desa Lidung merupakan

salah satu budaya yang ada pada masyarakat kecamatan Sarolangun yang

memiliki nilai-nilai tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai tersebut

adalah sebagai berikut:

Dalam masyarakat Desa Lidung dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk

didalam bertindak di kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dalam kebiasaan

gotong royog masyarakat Desa Lidung dalam membantu warga yang

melaksanakan acara Pernikahan, Hitanan, Aqikah, atau hajatan lain nya. Jadi nilai

budaya itu merupakan pendorong bagi masyarakat dalam mencapai tujuan

tertentu.

Nilai Agama Budaya Desa Lidung sangat kental dengan nuansa

keislamannya, sehingga nilai agama menjadi nilai yang paling menonjol dari

budaya Desa Lidung. Selain itu, nilai agama ini menjadi pedoman hidup bagi

masyarakat. Hal ini sesuai dengan salah satu seloko adat melayu Jambi yang

berbunyi “adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah”.

Nilai Seni Budayadi Desa Lidung juga memiliki seni yang berlatar belakang

Islami. Seni merupakan suatu keindahan yang diciptakan oleh seseorang atau

sekelompok masyarakat. Seni yang dimaksud adalah seni seperti kesenian Islam

Baghami biasa digunakan dalam pesta Pernikahan, Hitanan dan Aqikah.

Nilai kekeluargaan yang ada pada masyarakat Desa Lidung dapat kita lihat

dari sikap masyarakatnya yang selalu ingin menjaga silaturahim kepada sesama

warga masyarakat maupun kepada orang yang datang kesana. Budaya dan tradisi

keagamaan yang ada selalu dilakukan oleh masyarakat setempat secara bersama-

sama. Bahkan hal ini juga terlihat pada saat masyarakat secara beramai-ramai

bersama kerabat dan keluarganya datang ke pemakaman untuk berziarah dan

membersihkan kuburan. seperti setiap mau menyambut puasa masyarakat di Desa

Lidung mengadakan gotong royong untuk membersih kuburan, kemudian pada

hari lebaran pertama setelah habis sholat Idil fitri masyrakat berziarah kemakam

keluarganya masing-masing, setelah masuk lebaran ke tiga seluruh masyarakat

Page 75: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

60

masyarakat Desa Lidung yang ada di Desa Lidung maupun yang di rantau di

himbau agar dapat berkumpul di masjid bersilaturahim dengan keluarga teman

kerabat yang datang jauh dari rantau kemudian setelah itu ziarah bersama-sama ke

makam leluhur yang membawa ajaran Islam ke Desa Lidung, setelah pulang dari

ziarah tersebut diadakan makan bersama.73

Kesenian Islam Baghami merupakan salah satu kesenian yang membawa

kearipan lokal di Desa Lidung, kesenian Islam Baghami dapat membuat

masyarakat bekumpul bertatapan muka besosialisasi, tersenyum, bersedagura,

bersama-sama sehingga bisa menjalinkan tali persaudaraan dan silaturahim.

Namun bukan itu saja yang bisa dilihat dari kekompakan bapak-bapak dan ibu-ibu

dalam pengajian misalnya sehingga masyarakat di Desa Lidung keluargaannya

sangat terlihat seperti diungkapkan oleh Tiblawi alim ulama Desa Lidung yang

ada di Kota Jambi Saat ini bahwa “[D]i Desa Lidung sangat lah erat tali

persadaraannya mulai dari pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu juga kebersamaan

dalam gotong royong dan ziarah kemakam leluhur maupun ke makam keluarga.”74

D. Penghambat

1. Moderisasi (teknologi informasi, organ tunggal)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan

kemajuan di bidang media informasi dan teknologi pada saat ini telah berjalan

begitu pesat, sehingga dalam menempatkan suatu bangsa pada kedudukan sejauh

mana bangsa tersebut maju didasarkan atas seberapa jauh bangsa itu menguasai

kedua bidang tersebut. Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup

dalam lingkungan global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju

mundurnya penguasaan media informasi teknologi, khususnya untuk kepentingan

bangsa sendiri. Namun dengan kemajuan teknologi informasi tersebut bisa

membuat penhambatan bagi pemerintah Desa Lidung dalam membudi dayakan

kesenian Islam di Desa Lidung, seperti masuknya adat dan kesenian barat

dikalangan masyarakat yang ada dipedesaan, sehingga sangat susah untuk

73 opservasi 74 Tiblawi wawancara dengan penulis 11-07-2018 Desa Lidung Kab. Sarolangun

Page 76: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

61

mengumpulkan masyarakat dan para pemuda-pemudi di Desa Lidung untuk

melestarikan adat istiadat kesenian Islam dalam pesta pernikahann Desa Lidung.

Begitu pula ketika dunia musik mulai maju di Indonesia mulai dari dangdut,

pop dan lagu lainnya, sperti di Indosiar menayangkan liga dangdut, dangdut

pancora hingga danggdut Asia, ketika program ini sering muncul maka dapat

menghambat kemajuan kesenian tradisional di Desa Lidung. Terutama kesenian

Islam Baghami di Desa Lidung, ketika Indosiar menayangkan artis Ibu Kota yang

banyak dikenal masyarakat sehingga membuat pengaruh besar bagi seluruh

kalangan muda mulai dari anak-anak hingga ibuk-ibuk, bapak-bapak semuanya

menikmati musik-musik dan lagu-lagu tersebut hingga larut malam. Begitu pula

ketika salah satu penyanyi dari Kabupaten Sarolangun Ayudya masuk ke lima

besar liga dangdut, membuat heboh masyarakat yang ada di Kabupaten Sarongun

khususnya di Desa Lidung.

Dengan tertariknya masyarak dengan lagu-lagu dangdut yang ada di

tayangkan di televi maupun media teknologi lainnya membuat para pemuda ingin

sekali menikmati organ tunggal ketimbang melestarikan kesenian Islam yang ada

di Desa Lidung seperti lagu-lagu yang dibawa oleh kelompok Baghami yang

ditinggal oleh nenek moyang dahulu, ketika bermunculan lagu-lagu baru yang

dinyanyikan oleh artis-arti lokal di Kabupaten Sarolangun maupun nasional maka

sangat sulit bagi pemerintah Desa untuk melestarikan atau menghidup kembali

kesenian Islam di Desa Lidung. Masyarakat banyak mengenalkan lagu-lagu yang

dinyanyikan artis-astis di televisi, yang menampilkan bermacam-macam gaya-

gaya dan kesenian baru ketimbang lagu-lagu islam yang ada di Desa Lidung.

2. Kemajuan dan teknologi informasi

Kemajuan media informasi dan teknologi secara umum sudah dirasakan

oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, baik dari segi positif maupun negatif dari

penggunaanya. Hal ini dikarenakan pengaksesan media informasi dan teknologi

ini tergolong sangat mudah atau terjangkau untuk berbagai kalangan, baik untuk

para kaula muda maupun tua dan kalangan kaya maupun menengah ke bawah.

Bahkan pada umumnya, saat ini anak-anak hingga orang dewasa yang menjadi

Page 77: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

62

pengguna, namun para remaja yang paling banyak mengunakan dan

memanfaatkan kemajuan media informasi dan teknologi pada saat ini.

Kemajuan teknologi informasi saat ini banyak sekali mempengaruhi

masyarak dizaman kehidupan moderen saat ini, Bahkan banyak remaja saat ini

cenderung menyukai sampai meniru kebudayaan dari luar. Menurut Ika Monika

dengan Adanya kemajuan teknologi informasi seperti internet,tv,radio,majalah

yang banyak menampilkan kebudayaan asing membuat para remaja tidak dapat

membendung rasa keingintahuan mereka untuk mencoba dan meniru,sehingga

kebudayaan lokal mereka anggap sebagai hal yg kuno dan ketinggalan zaman dan

kebudayaan asing mereka anggap sebagai yang modern dan maju75

.

Kemajuan teknologi informasi juga dapat membawa dampak buruk terhadap

kesenian Islam di Desa Lidung dan diseluruh daerah, ketika majunya teknologi di

Repulik Indonesia maka Dengan mudahnya dalam mengakses berbagai media

informasi dan teknologi, banyak sekali masyarakat kehilanagan adat istiadat

terutama kesenian Islam di berbagai daerah, dikarenakan kemajuan teknologi dan

informasi, dahulu masyarakat hanya bisa mengetahui informasi melalui media

panggung dan pentas seperti Musabaqoh Tilawati Qur‟an, Drama Islam, yang ada

di daerah-daerah tersebut, namun setelah muncul televisi di tengah-tengah

masyarakat sekarang sehinga bisa menikmatinya kapan saja maka banyak sekali

kebiasaan baru yang terjadi pada masyrakat-masyarat sekrang, yang mana

kemajuan teknologi informasi bisa merubah pola pikir dan gaya hidup

masyarakat terutama pada perkembangan pemuda dan remaja sehingga budaya-

budaya dan kesenian Islam yang ditinggalkan oleh nenek moyang dahulu sudah

hamir ditinggalkan oleh masyrakat, seperti kebiasaan berbusana dalam mekai

pakayan sehari-hari dahulu masyarakat Desa Lidung di wajibkan memakai

kopiah, baju panjang, kain sarung dan menutup aurat bagi perempuan, apa bila

keluar rumah, namun desaat zaman yang moderen masyarakat sudah melupakan

kebiasaan tersebut . oleh karena itu televisi merupakan salah satu pengaruh yang

amat besar bagi masyarakat awam yang menengah dan yang bawah.

75Ika Monika Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Makassar

Page 78: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

63

Kemajuan teknologi dan informasi juga memudahkan masyarakat terutama

para pemuda pemudi di Desa Lidung untuk mengakseskan musik-musik yang ada

di tanah air, seperti lagu dangdut, lagu pop. dengan melalui media sosial seperti

yuotube, teknologi sangat memudahkan masyrakat untuk melihat dunia luar, di

segi positif mau pun negatif , diesegi positifnya bisa menambah wawasan yang

sangat luas bagi anak-anak remaja hingga dewasa, namun disegi negatifnya

dengan maju begitu pesatnya teknologi informasi tamapa disadari bisa membuat

masyrakat melupakan kesenian-kesenian lokal yang ditinggalkan oleh nenek

moyang dan para waliallah dahulu,. Sebagai mana dikatakan oleh Halil tokoh

masyarakat di Desa Lidung sebagai berikut:

“[D]engan maraknya media sosial yang ada pada kalangan masyarakat

seperti televisi, yuotube dan alat-alat teknologi lainnya, sangat dihawatirkan

mempengaruhi pemuda, remaja dan masyarat Desa Lidung sehingga adat-

adat yang ditinggal oleh nenek moyang dahulu bertahap-tahap hilang, ini lah

yag sangat dihawatirkan untuk kedepan”.76

3. Kesadaran pekerja perkebunan kelapa sawit yang berubah

Perbedaan merupakan keindahan dibangsa indonesia ini mulai dari

perbedaan bahasa, suku, adat budaya hingga kesenian Islam pada bangsa

Indonesia, begitu pula kesenian Islam masyarakat Desa Lidung merupakan

kekayaan adat budaya di Nusantara yang ditinggal oleh leluhur dahulu, dalam adat

istiadat tentu saja banyak yang berbeda-beda, ada yang membolehkan menguna

alat musik seperti organ tunggal, rebana. Seperti yang di lakukan oleh masyrakat

didaerah bernai, sukasari dan disekitar daerah Desa Lidung. daerah tersebut

mengunakan organ tunggal dalam merayakan pesta Ulang Tahun, Hitanan,

Aqikah dan pesta Pernikahan. perbedaan ini sangat mempengaruhi masyarakat

dan para pemuda yang ada di Desa Lidung. terutama kesenian islam Baghami di

Desa Lidung.

Pengaruh bukan hanya dari Desa tetangga saja namun juga banyak

pengaruh dari masyarakat yang berpindah-pindah tempat, seperti masyrakat Desa

Lidung yang pindah ke perumahan di pondok dua PT sinarmas, kemudian kembali

76 Halil tokoh masyarakat Desa Lidung‟, wawacara dengan penulis pada tgl 15-07-2018,

Desa Lidung. kab. Sarolangun 17-02-2018

Page 79: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

64

lagi ketanah kelahirannya Desa Lidung. Ada juga masyarakat setelah kerja pulang

tidak tinggal di perumahan tersebut. pekerja yang menetap atau tinggal di

perumahan perkebunan sawit seperti perumahan Pondok Dua tersebut bermacam-

macam, ada muslim dan ada juga yang nonmuslim mereka berbaur sehingga

terjadi lah pola pikir yang berbeda-beda dan menimbul kebudayaan baru, sehingga

masyarak yang tinggal di perumahan tersebut merayakan pesta Ulang Tahun,

pesta Pernikahan, pesta Aqikah dan Hitanan, menggunakan organ tunggal, mereka

melupakan adat istiadat Desa. masyarakat yang ada diperkebunan kelapa sawit

pondok dua mulai terbiasa dengan adat budaya yang ada di perumahan pondok

dua.

Kesadaran pekerja kelapa sawit juga dirasakan pada masyarakat pendatang,

masyarakat ynag pendatang bisa mempengaruhi keberadaan kesenian Islam di

Deas Lidung karna terjadi percampuran antara penduduk asli dengan pendatang,

yang berbeda-beda adat dan suku, karna kebiasaan masyrakat luar dalam perayaan

pesta mereka menggunakan alat musik sedangkan masyarakat di Desa Lidung

melarang alat musik tersebut, maka masyarakat yang pendatang berusaha

mengajak merayakan pesta dengan mengunakan musik, sehingga masyarakat

menginginkan perayaan pesta-pesta menggunakan alat musik seperti organ

tunggal, namun di daerah Desa Lidung masih memegang adat dan pesan leluhur

dahulu, bahwa di Desa Lidung dilarang menggunakan alat musik sejenis apapun,

apa lagi organ tunggal. larangan alat musik tersebut bukan karna masyarakat yang

tinggal di Desa Lidung alim-alim akan tetapi menghindar dari kemudoratan,

seperti diuangkapkan oleh Zaiyadi alim ulama sebagai berikut „„[D]ilarang nya

musik di Desa Lidung seperti organ tunggal, bukanlah karna masyarakat Desa

Lidung alim, akan tetapi banyak mudorat dari pada manfaatnya bagi masyarat

terutama pemud-pemudi”.77

Masyarakat yang tinggal di perumahan pondok dua tersebut membuat adat

kesenian Islam di Desa Lidung menjadi hampir punah, karna masyarakat yang

bertahun-tahun tinggal di perumahan pondok dua tersebut mualai banyak yang

77Zaiyadi kepala syara‟, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18-02-2018, Desa

Lidung. kab. Sarolangun 17-02-2018

Page 80: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

65

kembali lagi ke tanah kelahirannya. oleh karna itu banyak masyarakat yang sudah

lama tinggal diluar terutama diperkebunan sawit perumahan pondok dua PT

sinarmas sudah biasa pesta dengan organ tunggal, sehingga ketika mereka

membuat semua acara mereka menginkan organ tunggal sebagai hiburan acara

pesta Pernikahan, Khitanan dan Aqikah seperti di tempat sebelumnya mereka

tinggal, sedangkan di Desa Lidung sangat melarang menggunakan musik dalam

merayakan semua pesta. Dengan kedatangan kembali masyrakat dari pekebunana

sawit perumahan pondok dua Pt sinarmas membuat bertantangan dengan adat

istiadat yang melarang menggunakan alat musik di Desa Lidung.

Sebagai mana diungakapkan oleh salah satu kariawan PT sinarmas di

pondok dua bahwa “[D]engan kembalinya masyrakat Desa Lidung dari

perumahan pondok dua PT sinarmas perkebunan kelapa sawit banyak yang

menginginkan organ tunggal menjadi hiburan dalam merayakan semua pesta, ini

semua sangat bertantangan dengan adat yang sudah ada sejak dahulu kala.78

Kesenian Islam dan adat budaya di Desa Lidung yang ditinggalkan oleh

nenek moyang terutama para Alim Ulama dahulu sudah hampr tidak dikenal lagi

oleh masyarakat yang ada di pedalaman perkebunan kelapa sawit karna

banyaknya masyarakat yang datang dari luar daerah bahkan luar provinsi jambi,

oleh karena itu masyarakat Desa Lidung yang tinggal di perumahan tersebut

menimbulkan buya baru, sehngga timbullah ide-ide ingin merubahkan adat

istiadat yang sudah ada sejak dahu, namun di Desa Lidung tidak boleh terlalu

bergembira dan tidak boleh terlalu bersedih, sebagai mana diungkapkan oleh

tokoh masyarakat Desa Lidung Mastina mengatakan bahwa ayahnya Kadir Kepala

Rio di Desa Lidung mengatakan bawha „„[C]okro Aminoto Singo Dilago

Joyodiningrat di Desa Lidung tidak membolehkan masyarakat di Desa Lidung

terlalu gembira dan tidak boleh pula terlalu sedih insyaallah di Desa Lidung tidak

ada yang terlalu kaya dan tidak ada yang terlalu miskin79

78 Kariawan Pt sinarmas kelapa sawit‟, wawan cara dengan penulis pada tgl 12-07-

2018.Desa Lidung Kab.Kec. Sarolangun.12-07-2018

79 Mastina warga Desa Lidung‟,Wawan cara dengan penulis pada 13-07-2018. Desa Lidung

kab.sarolangun kec. Sarolangun 13-07-2018

Page 81: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

66

Seperti opserpasi penulis bahwa di Desa Lidung tidak ada yang terlalu kaya

dan tidak ada yang terlalu miskin semua masyarak di Desa Lidung hidup dalam

keadaan sederhana80

. Namun masyarakat yang datang kembali ke Desa lidung

tersebut merasa tidak puas pesta tampa organ tunggal, mereka selalu berusaha

agar organ tunggal biasa ada saat peta pernikahan, hitanan dan aqikah, namun

dalam hal ini alim ulama dan lembaga adat sepakat agar tetap berpegang dengan

adat para leluhur dahulu,miskipun ada juga yang sudah berani melanggar adat

seperti mengadakan organ tunggal saat pesta pernikahan. Sebagai mana

diungkapkan oleh aspondi kepala adat Desa Lidung bahwa „„[K]ami tetap

memegang adat lamo budayo lamo karna banyak yang melanggar adat hidupnya

celaka, meskipun sudah ada yang melanggar kami tetap berusaha melestarikan

adat yang sudah lama ditinggalkan.81

Baghami merupakan kesenian islam yang ditinggalkan oleh leluhur dahulu

jika organ tunggal sudah di budayakan maka kesenian Islam Baghami akan

hilang, pengaruh masyarakat luar, pendatang dan masyarakat Desa Lidung tinggal

diluar kemudian pindah lagi ke Desa Lidung snagat membuat perubhan kepada

adat kesenian islam desa Lidung terutama kesenian Baghami, Kesadaran pekerja

perkebunan kelapa sawit yang berubah sebagai mana dikatakan oleh ridho

kariawan Pt perkebunanan sawit bahwa “[S]angat disayangkan masyrakat Desa

Lidung yang datang kembali lagi ke Desa Lidung bukan memperbaiki dan

mengikuti adat dan kesenian islam yang ditinggalkan oleh leluhur terdahulu, tatapi

malah mengajak dan merubah kesenian Islam menjadi organ tunggal sebgai

hiburan.82

Dalam adat kesenian Islam yang ditinggalkan oleh leluhur dahulu sangat

bekaitan dengan agama islam tidak ada yang bertantangan. Seperti kesenian

Baghami isinya sholawatan kepada nabi Muhammad SAW dan memuji allah dan

rosulnya. Maka dari itu bagi yang melanggar janji adat maka dianggap tidak

80 Observasi penulis di Desa Lidung , 20-01-2018. 81 Aspondi ketua adat Desa Lidung‟,wawancara dengan penulis pada tgl 22-07-

20182018.Desa Lidung Kab.Kec. Sarolangun.22-07-2018 82 Ridho Kariawan Pt sinarmas kelapa sawit‟, wawan cara dengan penulis pada tgl 12-07-

2018.Desa Lidung Kab.Kec. Sarolangun.12-07-2018

Page 82: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

67

selamat hidupnya atau celaka hidupnya, sebgaimana diungkapkan oleh kepala

adat Desa Lidung aspondi mengatakan bahwa “[B]agi yang yang melanggar adat

ibarat atas dak bapucuk, bawah dak baakar, tengah di makan kumbang, maka bagi

yang melanggar adat di Desa Lidung tidak selamat hidupnya karna adat beseni

syarak, syarak berseni kitabullah.83

Dapat penulis analisa bahwah jikalau pohon mati tentu saja daunnya layu,

dan tidak akan pernah hidup suatu pohon tampa akar, ditengah di makan kumbang

ini juga menandai bahwa pohon tersebut mati brgitu lah di umpamakan dalam

perktaan bagi masyarakat yang melanggar adat Desa Lidung tidak selamat dunia

ahirat karna seperti penulis jelaskan diatas bahwa hukum adat tidak jauh berbeda

dengan hukum syarak.

Setiap daerah mempunyai hukum adat masing-masing maka bagi yang

melanggar harus bayar denda, seperti hamil luar nikah di denda dengan satu ekor

kerbau, kawin lari denda satu ekor kambing. Kurang lebihnya begitu hukum adat

yang ada di Desa Lidung.

83Aspondi kepala adat Desa Lidung‟, wawancara dengan penulis pada tgl 12-07-2018.Desa

Lidung Kab.Kec. Sarolangun.12-07-2018

Page 83: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan program kesenian Baghami telah ada di desa Lidung sejak

kepemimpinan Singo Dilago Joyo Ningrat pada tahun 1597. Kesenian ini tidak

menggunakan alat apapun kecuali suara pelaksananya, dan telah diwariskan turun

temurun. Kesenian ini merupakan pemahaman litral keagamaan masyarakat

terhadap hadis rusullah yang menyatakan larangan bermusik. Pada saat ini

kesenian Baghami melibatkan beberapa orang dalam satu grup. Grup tersebut

sekaligus bertanggung jawab menjadi pelaksana rangkaiyan suatu acara pada

keluarga tertentu yang mengundang mereka, sejak pembukaan hingga pembacaan

Baghami pada ahir acra.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan dapat

disimpulkan bahwa peran Pemerintah Desa Lidung dalam melestarikan kesenian

Islam Baghami telah dilaksanakan dengan baik. Beberapa kekuranagan yang

ditemui melalui penelitian ini adalah pada pelaksnaannya, yaitu kurangnya

pengorganisasian oleh pemerintah Desa serta kurangnya pengawasan dari

lembaga adat Desa.

Hambatan-hambatan dalam pelestarian kesenian Islam Baghami di Desa

Lidung antaran lain: petama, masyarakat Desa Lidung semakin moderen ditandai

pengunaan alat-alat teknologi informasi dan pengaruh budaya kesenian

organtunggal. Mereka mendatang acara di desa tetangga karna kesenian tersebut

di larang di Desa Lidung. Kedua, teknologi informasi telah memberikan gagasan

baru untuk melakukan perubahan budya dan kesenian di Desa Lidung. Sebagian

warga dapat menikmati musik moderen melalui teknologi informasi komunikasi

terkini yang ada pada mereka. Ketiga, kehadiran pekebunan kelapa sawit dan

pasilitasnya seperti perumahan pekerja perkebunan mendorong perubahan

kesadaran terhadap kesenian islam baghami. Intraksi dengan pekerja pekebunan

dari luar serta tempat yang jauh dari Desa memudahkan sebagian warga Desa

Page 84: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

69

Lidung melaksanakan corak kesenian yang baru. Bahkan, corak kesenian baru

tersebut ingin juga dilakukan di Desa ketika mereka pulang ke Desa, tapi

mendapat penolakan dari sebagian warga Desa Lidung lainnya.

B. Saran

1. Bagi Pemerintah Desa di Desa Lidung agar dapat memberikan peranannya

sebagai organisisasi yang diberikan wewenang mendorong anggota-

anggota masyarakat untuk melakukan kegiatan pelestarian serta

pengembangan kesenian Baghami di Provinsi Jambi

2. Bagi masyarakat, agar lebih banyak lagi berpartisipasi dalam pelestarian

setiap adat budaya Jambi, khususnya Kesenian Islam Baghami dalam pesta

Pernikahan, Aqikah dan Hitanan

3. Kepada generasi muda agar menanamkan rasa cinta terhadap adat

budayanya sendiri dengan tetap menjaga dan melestarikan adat istiadat

budaya Desa Lidung yang ditimggal oleh leluhur.

4. Bagi pemerintah khususnya dinas terkait yaitu Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan masyarakat dan dapat

membantu secara moril dan materil.

Page 85: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

DAFTAR PUSTAKA

Alqur’an terjemahan, Depertemen Agama Ri(Semarang cv asy syifan

2000)

Abdul Aziz Ahmad. Multi Media dalam Pengembangan Dakwah

Islamiyah.Al-fikar Moh. (Jakarta:kecana, 2004), Ahmad Abdul Aziz.

Multi Media dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah. (jakarta: Al-fikar

.2011).

Ali Muhammad, Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan (Jakarta:Bumi

Aksara, 2014),

Ali Sayuti, Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori Dan

Praktek(Jakarta: Grafindo Persada 2002),

Amin Samsul Munir Ilmu Dakwah( Jakarta:Amzah,2009),

Arifullah Mohd, Dkk, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa

Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi (Fak.Ushuluddin IAIN STS Jambi,

2016),

Arsyad Somad Kemas, mengenal adat Jambi Perspektifmoderen, (dinas

pendidikan Jambi,2002)

El Shirazy Habbiburrahman, Ayat-Ayat Cinta, Jakarta : Repulika Pesantren

Basmala, 2003.

Lembaga adat propinsi jambi, (pokok-pokok adat pucuk jambi Sembilan

lurah 2001)

Muhammad Anis Matta. Integrasi plitik dan Dakwah.Jakarta:Sekjen DPP

PKS dan Arah Pres.

Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2000).

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dan Teori ke Praktek, Jakarta:

Gema Insani,2001.

.

Novel Ayat-Ayat Cinta diproduseri oleh Manoj Punjabi dan Dhamod

Punjabi pada tahun 2004 melalui produksi MDP Picttures.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2010),

Syukir Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983)

Skripsi

Andra Zudan Toro Nugroho. Dakwah Islam Melalui Seni Hadroh (studi di

Desa Plosokuning IV, Minomartaani, Nganglik, Sleman,

Yogyakarta),.Yogyakarta: skripsi S1 Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2010.

Ema R Syarifah. . “Multikulturalisme dan Hegemoni Politik Pernikahan

Endogami” studi diDesa Plosokuning IV, Minomartaani, Nganglik, Sleman,

Page 86: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

Yogyakarta),.Yogyakarta: skripsi S1 Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2013.

Suardi Ismail Wekke Ratna Sari Yuliana, .”Tifa syawat dan entitas

dakwah dalam budaya Islam Studi Suku Kodo Sorong Papua Barat”

Benny Agusti Putra Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Jln.

Prof.KH. Zainal Abidin

Syed M. Naquib al-Attas, Preliminary Statement On A General Theory of

the Islamization of the Malay- Indonesia Archipelago, (Kualu Lumpur: Dewan

Bahasa dan Pustaka, 1979)

Uka Tjandrasasmita. Arkeologi Islam Nusantara. (Jakarta: KBG, Ecole

francaise d‟Extreme Orient & Fakultas Adab Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah: 2009)

Internet

http://akademik2.walisongo.ac.id/ejournal/index.php/walisongo/article/vie

w/ 14-05-2017

Diakseshttp://melalui.http://ejournal.uinsuka.ac.id/adab/thaqafiyyat/article/

view20-11-2017

https://media.neliti.com/media/publications/122011-ID-penerapan-nilai-

keagamaan-melalui-seni-h.pdf 17-12-2018

Diakses http://digilib.uin-

suka.ac.id/5562/1/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

12-07-2018

Wawancara

Tiblawi, tokoh agama masyarakat Lidung,wawancara dengan penulis, 09-

Februari-2018 di kabupaten sarolangun rekaman audio

Zaiyadi, kepalak saryarak Desa Lidung wawancara dengan penulis,18-

0Februari-2018) di kabupaten sarolangun rekaman audio

Manan, (kepala Madrasah wawancara dengan penulis,18-Juli-2018 di

kabupaten sarolangun rekaman audio

Fauzan, guru Madrasah wawancara dengan penulis 18-Februari-2018 di

kabupaten sarolangun rekaman audio

Abduraman, guru ponpes saadatuddarein seberang kota jambi wawancara

dengan penulis, 20-Juli-2018 di kabupaten sarolangun rekaman audio

Zohar alim ulama Desa Lidung wawancara dengan penulis 12-Juli-2018 di

kabupaten sarolangun rekaman audio

Pa‟i anggota Baghami Wawancara dengn penulis, 12-juli-2018 di kabupaten

sarolangun rekaman audio

Page 87: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

Herman Kepala Desa Lidung, Wawancara dengan penulis, 18-februari-2018

Kabupaten Sarolangun, rekaman audio

Halil tokoh masyarakat Desa Lidung wawancara dengan penulis, 15-Juli-

2018 Kabupaten Sarolangun, rekaman audio

Kariawan Pt sinarmas kelapa sawit wawancara dengan penulis 12-Juli-2018

Kabupaten Sarolangun, rekaman audio

Mastina warga Desa Lidung, wawancara dengan penulis, 13-Juli-2018

Kabupaten Sarolangun, rekaman audio

Aspondi ketua adat Desa Lidung Wawancara dengan penulis pada tgl 22-

Juli-20182018 Kabupaten Sarolangun, rekaman audio

Ridho Kariawan Pt sinarmas kelapa sawit wawancara dengan penulis 12-07-

2018 Kabupaten Sarolangun, rekaman audio

Page 88: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

LAMPIRAN

Dokumentasi saat pelaksanaan Baghami bersamasa dengan anggota Baghami, yang

memakai kopiah putih Zohar tengah Pa‟i samping kanan Ilias

Dokumentasi saat wawancara dengan Zohar anggota Baghami di Desa Lidung

Page 89: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

Arak-arakan mempelai laki-laki menuju rumah mempelai perempuan dalam hal ini

tidak ada mengunakan alat-alat musik

Busana Turqi yang digunakan menplai laki-laki saat arak-arakan menuju rumah

mempelai perempuan, dizaman yang penuh dengan kemajuan, adat dalam busana ini

hampir punah

Page 90: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

Dokuntasi sebelum pelaksaan Baghami di laksanakan di Desa Lidung

Dokumentasi wawancara dengan Zaiyadi Alim Ulam Desa Lidung

Page 91: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

Dokumentasi pelaksaan cukuran anak dari keluarga yuli yang di laksanakan oleh anggota

Baghami di Desa LIdung

Page 92: PERAN PEMERINTAH DESA LIDUNG DALAM MELESTARIKAN …

CURICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Syukron Makmun

Tempat/ Tanggal Lahir : Desa Lidung 10 juli 1993

alamat : Bluran RT 15

Fakultas/ Jurusan : Dakwah/ Komunikasi dan Penyiaran Islam

Nama Ayah : Abdullah Efendi

Nama Ibu : Dahniar

Email :

A. Riwayat Pendidikan

NO PENDIDIKAN TEMPAT TAHUN

1 SDN.1 40/VII Desa

Lidung

2006

2 Ponpes

Saadatuddaren

Sebrang

Kota Jambi

2010

3 Ponpes

Saadatuddaren

Sebrang

Kota Jambi

2013

4 UIN STS Jambi Jambi 2018