PERAN PALANG MERAH INDONESIA KOTA PALOPO DALAM ...

73
PERAN PALANG MERAH INDONESIA KOTA PALOPO DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN MARSELINA FATIMA AMUL 1601401054 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

Transcript of PERAN PALANG MERAH INDONESIA KOTA PALOPO DALAM ...

i

PERAN PALANG MERAH INDONESIA KOTA PALOPO

DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI

KEMANUSIAAN

MARSELINA FATIMA AMUL

1601401054

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

ii

PERAN PALANG MERAH INDONESIA KOTA PALOPO

DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI

KEMANUSIAAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salahsatusyarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikanpada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Cokroaminoto Palopo

MARSELINA FATIMA AMUL

1601401054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

Marselina Fatima Amul. 2020. Peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo

dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Kemanusiaan (dibimbing oleh Rusdiana

Junaid dan Muslim Andi Yusuf).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Palang Merah Indonesia Kota

Palopo dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan. Penelitian ini

dilaksanakan di Jalan Samiun Nomor 03, Kelurahan Amasangan, Kecamatan

Wara, Kota Palopo dengan jumlah responden yang di teliti 6 orang. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan dengan wawancara kepada

pihak-pihak Palang Merah Indonesia Kota Palopo, pendonor darah, dan

masyarakat yang pernah dibantu oleh Palang Merah Indonesia Kota Palopo.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3)

dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan tahap-tahap analisis (1)

pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, (4) menarik kesimpulan

atau verivikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Palang Merah

Indonesia Kota Palopo dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan telah

dilaksanakan sesuai dengan nilai kemanusiaan. Pada dasarnya Palang Merah

Indonesia Kota Palopo telah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan

kemanusiaan. Kegiatan Palang Merah Indonesia Kota Palopo selalu berlandaskan

dengan nilai kemanusian. Dalam kegiatan kemanusiaan, Palang Merah Indonesia

tidak pernah memandang agama,suku, ras, dan lain-lain karena di mata PMI

siapapun yang membutuhkan pertolongan pasti akan dibantu. Selain itu, PMI Kota

Palopo telah mengadakan sosialisasi satu kali dalam sebulan yang mencakup

sekolah-sekolah yang ada di Kota Palopo baik dari tingkat SD sampai SMA,

disetiap kecamatan yang ada di Kota Palopo guna untuk membantu PMI dalam

mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan.

Kata Kunci : peran, implementasi, nilai-nilai kemanusiaan, Palang Merah

Indonesia

vi

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo

dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Kemanusiaan” tepat pada waktunya.

Skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., Rektor Universitas Cokroaminoto

Palopo.

2. Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo atau pembimbing I yang telah

banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Jusrianto, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Universitas Cokroaminoto Palopo.

4. Muslim Andi Yusuf, SH., MH., Pembimbing II yang membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada kedua orang tua penulis yang tidak pernah lelah memberikan dukungan

serta doanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari

berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya.

Palopo, April 2020

Marselina Fatima Amul

vii

viii

RIWAYAT HIDUP

Marselina Fatima Amul, lahir di Desa Latung, Kecamatan

Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, pada tanggal 30 Juli 1997,

merupakan anak kedua dari empat bersaudara, buah hati

pasangan dari Kasmir Samon (Ayah) pekerjaan tani dan

Yustina Liham (Ibu) pekerjaan ibu rumah tangga. Penulis

menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar Inpres Wae Namut

pada tahun 2010. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Cibal dan tamat pada

tahun 2013. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Cibal

dan tamat pada tahun 2016. Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo pada tahun 2016. Pada akhir studi

penulis menyusun skripsi dengan judul “Peran Palang Merah Indonesia Kota

Palopo dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Kemanusiaan”. Selama menjadi

mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo, begitu banyak ilmu dan

pengalaman hidup yang penulis dapatkan yang mudah-mudahan nantinya dapat

bermanfaat bagi penulis secara pribadi, orang tua, keluarga serta masyarakat

secara luas.

viii

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ............................. iii

SURAT KETERANGAN UJI SIMILARITY .................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BABI PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................. ........... 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 4

1.3Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.4 ManfaatPenelitian ........................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

2.1 KajianTeori ................................................................................... 5

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 19

2.3 KerangkaPikir ............................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 22

3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ......................................... 22

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 22

3.3 Sumber Data ................................................................................. 22

3.4 Fokus Dan Deskripsi Penelitian ................................................... 23

3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................... 23

3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 23

3.7 TeknikAnalisis Data ..................................................................... 24

3.8 Teknik Keabsahan Data ......................................................... 26

ix

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 28

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 28

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 45

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 45

5.2 Saran ..................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 46

LAMPIRAN ........................................................................................................ 48

x

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Instansi yang tergabung dengan Palang Merah Indonesia Kota Palopo........... 32

xi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Lembar Pedoman Observasi ........................................................................ 49

2. Lembar Kisi-kisi Wawancara ...................................................................... 49

3. Daftar Nama Responden ............................................................................. 50

4. Pedoman Wawancara .................................................................................. 51

5. Dokumentasi ............................................................................................... 57

6. Struktur Kepengurusan PMI Kota Palopo periode 2017-2018 ................... 61

7. Surat permohonan Izin Penelitian ................................................................ 62

8. Surat izin penelitian ..................................................................................... 63

9. Surat keterangan selesai penelitan ............................................................... 64

xii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupahkan makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan

bantuan orang lain. Sejak dilahirkan, manusia merupahkan makhluk sosial yang

berada di tengah keluarganya. Sebagai makhluk individu manusia di tuntut untuk

mengenal serta memahami tanggung jawabnya baik individu maupun kelompok.

Dalam kehidupan bermasyarakat, pastinya manusia membutuhkan bantuan orang

lain dalam kehidupannya. Karena pada dasarnya manusia membutuhkan mitra

untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaannya.

Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah masyarakat di tuntut

untukselalu peduli dengan sesama. Seperti yang terjadi sekarang ini, bahwa

kebutuhan akan darah sangatlah tinggi. Itulah yang harus menjadikan masyarakat

harus memiliki tubuh yang sehat untuk peduli menjadi pendonor sukarela. Dengan

adanya masyarakat yang sukarela mendonorkan darahnya, itu bisa meningkatkan

stok persediaan darah pada PMI dan tentunya bisa menyelamatkan banyak nyawa

manusia.

Keberadaan manusia untuk hidup berkelompok di dalam masyarakat

bukanlah sekedar naluri atau keperluan yang diwariskan secara biologis semata,

melainkan dalam kenyataannya manusia berkumpul untuk saling berinteraksi satu

sama lain. Interaksi antar manusia merupahkan suatu kebutuhan dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya dalam masyarakat. Dalam kehidupan

bermasyarakat manusia selalu dituntut untuk menunjukkan adanya ikatan sosial

sampai batas-batas tertentu

Didalam kehidupan bermasyarakat, tentunya manusia tidak akan lepas dari

suatu problematika atau permasalahan yang dialaminya. Seperti yang terjadi di

Indonesia sekarang ini banyak sekali masalah yang menimpah di dalam kehidupan

manusia baik itu bencana alam seperti banjir, tanah longsor, aktivitas gunung

berapi, dll. Tentunya dengan kondisi seperti itu manusia sangat membutuhkan

bantuan orang lain untuk meringankan penderitaannya.

Dengan kondisi yang terjadi, semua elemen atau pihak-pihak yang terkait

yang berperan dalam menangani upaya pencegahan dan penanggulangan bencana

2

alam saling bekerja sama untuk menangani hal tersebut. Proses pencegahan atau

penanggulangan bencana alam pastinya tidak terlepas dari peran Palang Merah

Indonesia (PMI) sebagai salah satu organisasi kemanusiaan.

Palang merah dapat di defenisikan sebagai sesuatu perkumpulan yang

anggota-anggotanya memberi pertolongan dengan sukarela berdasarkan atas rasa

peri kemanusiaan, dengan tidak membedakan ras, bangsa, golongan, agama,

politik dan ideologi. Palang merah merupakan organisasi independen yang tidak

terikat dengan kepentingan pemerintahan suatu negara yang terlepas dari

kepentingan politik.

Palang Merah Indonesia sebagai lembaga kemanusiaan di tuntut untuk

selalu menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dan di usungkan oleh

para pengiat Palang Merah Indonesia dan relawan PMI. Untuk tetap

mempertahankan nilai-nilai itu, Palang Merah Indonesia selalu berpegang teguh

nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap pelayanannya kepada masyarakat supaya

nilai-nilai itu jangan sampai berubah atau luntur guna meningkatkan

pelayanannya kepada masyarakat yang membutuhkan. Para pengiat maupun

relawan PMI juga harus berkomitmen untuk terus mempertahankan dan menjaga

prinsip serta nilai-nilai kemanusiaan.

Kebutuhan akan darah di PMI pasti sangat banyak karena berbagai macam

penyakityang di derita oleh masyarakat antara lain seperti penyakit anemiapada

usia lanjut diatas 60 tahun, ibuhamil yang biasanya mengalami pendarahan setelah

melahirkan pasti membutuhkan darah yang banyak, operasi yang membutuhkan

asupan darah, kecelakaan yangmengalami pendarahan cukup parah dan kanker

darah. Pada kenyataan saat ini, Kebutuhan akan darahpada pasien yang

membutuhkan masih sangat terkendala,dikarenakanmasih adanya masyarakat

yang kurang memiliki kesadaran untuk menjadi pendonor sukarela.

Berbicara tentang organisasi kemanusiaan, Palang Merah Indonesia tidak

akan pernah lepas dari nilai-nilai pancasila terutama nilai yang terdapat pada sila

kedua pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Kedua unsur tersebut

saling terikat dan berhubungan dikarenakan dalam pelaksanaan organisasi

kemanusiaan tetap berpegang pada pancasila yang merupahkan sebagai indikator

dan tolak ukur dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Karena nilai-nilai

3

pancasila itu sendiri bagi bangsa Indonesia menjadi landasan dasar serta motivasi

atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan

kenegaraan.

Pada dasarnya nilai-nilai pancasila merupakan cita-cita tentang kebaikan

yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan. Kaitan pancasila dengan Palang

Merah Indonesia sama-sama mengandung nilai-nilai kemanusian yang adil dan

beradab secara sistematis dan dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa yang

mendasari dan di jiwai oleh sila ketiga.

Palang Merah Indonesia Kota Palopo yang berlokasi diJalan Samiun

Nomor 03, Kelurahan Amasangan, Kecamatan Wara Kota Palopo telah

mengadakan berbagai kegiatan sebagai bentuk keseriusan PMI dalam pelayanan

transfusi darah kepada masyarakat serta memberikan pandangan lebih luas kepada

masyarakat tentang arti pentingnya mendonor darah dalam menumbuhkan nilai-

nilai kemanusiaan. Akan tetapi, Keberadaan pasokan darah di Palang Merah

Indonesia kota Palopo hingga saat ini selalu berkurang atau belum bisa mencapai

target yang telah ditentukan. Maka dari itu, dalam hal ini perlu adanya peran dari

PMI dan masyarakat kota Palopo dalam meningkatkan nilai kemanusiaannya

terutama dalam upaya melaksanakan berbagai kegiatan pokok PMI yang sejalan

dengan visi dan misi PMI Palopo yaitu tekat kita pengabdian semata untuk

kemanusiaan serta pelayanan transfusi darah. Adapun tugas utama yang harus

dimiliki oleh Palang Merah Indonesia yaitu, antara lain:

1. Kesiapan siaga bantuan dan penanggulangan Bencana.

2. Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan

3. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

4. Pelayanan transfusi darah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun

1980

Sejak adanya Palang Merah Indonesia di Kota Palopo tentunya masyarakat

berharap ada keterlibatan mereka dalam membantu masyarakat yang terkena

bencana atau mengalami sakit, dalam hal ini ketika masyarakat membutuhkan

darah. Peneliti memilih PMI Kota Palopo sebagai objek penelitian, maka

penelitian deskriptif kualitatif ini diharapkan akan diketahui bagaimana peran

Palang Merah Indonesia Kota Palopo dalam mengimplementasikan nilai-nilai

4

kemanusiaan di setiap kegiatannya. Oleh karena itu, melalui tulisan ini nantinya,

untuk itu saya mencoba mengangkat masalah yang tertera di rumusan masalah

tulisan ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan pokok

permasalahan yaitu Bagaimana peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo dalam

mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maksud dan tujuan penelitian ini

adalah: untuk mengetahui bagaimana peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo

dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan.

1.4 Manfat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

1) Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menangani masalah

persediaan stok darah di Palang Merah Indonesia Kota Palopo dan

memberikan dorongan kepada masyarakat tentang arti pentingnya mendonor

darah dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan.

2) Berguna untuk memperkaya penelitian dan dapat memperluas cakrawala

pengetahuan penelitian

3) Dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dorongan kepada pihak lain

agar melakukan studi yang lebih luas dan mendalam mengenai penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

1) Penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan positif dan dapat dijadikan

bahan kajian dalam rangka memperluas wawasan dan gagasan serta

pengetahuan yang mendalam bagi peneliti

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti

lainnya yang ingin meneliti masalah yang sama namun dengan pendekatan

dan kajian yang lebih luas dan mendalam.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Pengertian Peran

Peran adalah seperangkat tingkahlaku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Fadli

dalam Barbara, 2008). Peranan merupakan aspek dinamiskedudukan, jika

seseorangmelaksanakan suatu peran.

Menurut Ahmadi (2008:75) peran adalah suatu kompleks harapan manusia

terhadap cara individu harus sikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang

berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Sedangkan menurut Robbins mengatakan

peran adalah suatu rangkaian pola pada perilaku atau pengharapan yang di kaitkan

dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial.

Pengertian peran menurut Soekanto (2002:243) yaitu peran merupakan

aspek dinamis (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran.

Berdasarkan beberapa pengertian peranan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa peranan merupakan aspek dinamis yang dihubungkan pada pola perilaku

atau posisi seseorang dalam masyarakat. jadi dapat disinetriskan bahwa peranan

adalah suatu kegiatan yang didalamnya mencakup seseorang atau sekelompok

orang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya didalam suatu komunitas.

2. Pengertian Palang Merah Indonesia

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan

Nasional di Indonesia yang dibentuk untuk melaksanakan tugas secara sukarela

dibidang kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh perinsip dasar

Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yaitu kemanusiaan,

kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan dan kesemestaan.

Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat Provinsi) dan sekitar

408 PMI Cabang (tingkat Kota/Kabupaten) diseluruh Indonesia. Palang Merah

Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku, ataupun agama

6

tertentu.Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan

pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan

pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya. Palang Merah Indonesia juga

mewujudkan organisasi kemanusiaan yang profesional, tanggap dan dicintai

masyarakat diperlukan pelayanan yang memenuhi standar pelayanan dan

kebutuhan masyarakat.

3. Sejarah Palang Merah Indonesia.

Sejarah kepalangmerahan di indonesia tidak bisa dilepaskan dari usaha

bangsa kita dalam perjuangan kemerdekaan. Dalam masa perjuangan

mempertahankan kemerdekaan itulah Palang Merah Indonesia lahir pada tanggal

17 september 1945. Ide untuk membentuk badan kepalangmerahan sudah ada

sejak sebelum kemerdekaan, tapi sulit untuk melaksanakannya dalam iklim

penjajahan waktu itu, yang tidak memungkinkan bangsa indonesia membentuk

organisasi palang merah sendiri. Palang merah yang ada pada waktu itu adalah

perhimpunan palang merah bikinan belanda yaitu nederlandche roede afdeeling

indonesia (NERKAI). Palang merah ini cenderung hanya menolong orang-orang

belanda saja. Padahal pada saat itu banyak rakyat indonesia yang sangat

membutuhkan pertolongan. Kekejaman penjajahan belanda saat itu menyebabkan

kemiskinan meluas dikalangan bangsa indonesia bahkan tidak sedikit yang

meninggal karena kelaparan. Keadaan itu memotivasi bangkitnya

kepalangmerahan yang sudah ada pada bangsa indonesia saat itu untuk

mengantisipasi penderitaan sebagai rakyat Indonesia. Mereka siap untuk

menghimpun tenaga dan harta benda mereka untuk membantu saudara-saudara

mereka yang membutuhkan pertolongan. Bentuk kegiatan ketika itu tidak dalam

suatu organisasi, karna mereka belum berani mengutarakan keinginan mereka

untuk membentuk suatu organisaisi palang merah sendiri. Barulah dalam tahun

1938 dua orang putra Indonesia, Dr. Senduk dan Dr. Bahder Djohan dengan

gagah berani merancang pembentukan palang merah. Untuk rakyat Indonesia ide

dan usaha mereka ini mendapat sambutan hangat dari masyrakat khususnya dari

kalangan cedrik pandai.

Rancangan tersebut dianjukan ketengah-tengah konferensi NERKAI,

walaupun akhirnya rancangan tersebut ditolah pemerintah Belanda, karena rakyat

7

Indonesia diangap belum mengerti prikemanusiaan dan dikhawatirkan menggangu

situasi politik namun penolak ini tidak memadamkan jiwa kepalang merahan yang

telah ada. Pemerintah Belanda telah salah menilai Bangsa Indonesia. Bangsa

Indonesia bukanlah bangsa yang tidak mengenal prikemanusiaan, tetapi justru

sebalikanya dan bahkan mempunyai peradaban yang tinggi, dan dalam diri bangsa

Indonesia telah tertanam jiwa kemanusian untuk menolong sesamanya oleh

kerena itu kedua orang dokter muda tidak menerima alasan Belanda menurut

mereka Indonesia mampu membentuk kepalang merahan sendiri. Selain itu

bangsa Indonesia juga ingin membuka mata dunia tentang keadaan bangsa

Indonesia bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beradab

Dengan alasan tersebut maka ketika jaman penduduk Jepang Dr Senduk

sekali lagi berusaha membentuk badan palang merah. Namun usaha Dr Senduk

untuk membentuk palang merah sekali lagi mengalami kegagalan karena

pemerintah Jepang selalu menghalang-halangi usaha tersebut. Setelah Indonesia

berada dalam alam kemerdekaan, apa yang menjadi cita-cita selama ini untuk

bentuk wadah yang dapat menghimpun bantuan bagi mereka yang membutukan

pertolongan, terutama orang-orang yang menjadi korban pertempuran menjadi

kenyataan.

Palang merah Indonesia atau lebih dikenal PMI terbentuk pada tanggal 17

september tahun 1945 terbentunya badan kemanusia ini pada sebulan setelah

memproklamasinya kemerdekan Indonesia tanggal 17 agustus 1945, setelah

sebelumnya pada tanggal 3 september 1945 presiden Republik Indonesia Ir.

Soekarno memerintahkan Dr. Boentaran Martoadmodjo menteri kesehatan

republik Indonesia kabinet 1 untuk membentuk perhimpunan palang Merah

Indonesia. Berdasarkan perintah tersebut, kemudian Dr. Boentaran membentuk

panitia kecil yang terdiri dari lima orang yaitu Dr. Bahder Djohan, Dr.

Djoemhana, Dr. Marzoeki, Dr. Sitanala dan Dr. Mochtar sebagai ketua. Setelah

mengalami berbagai proses, akhirnya tepat sebulan setelah proklamasi

kemerdekaan republik Indonesia terbentuklah palang merah indonesia yang

diketuai oleh Dr. Mohammad Hatta pengurus besar perhimpunan tersebut

bertempat di hotel di Pavillon, Jln. Rijswik 27 Jakarta ( Hotel Majapahit

Sekarang: Kompleks Perkantoran Sekertariat Negara Bagian Barat). Sebagaimana

8

palang merah internasional, maka Palang Merah Indonesia juga mempunyai cita-

cita merelisasikan perikemanusiaan, dimana manusia diakui dan diperlakukan

sesuai dengan harkat martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa yang

sama derajatnta, hak dan kewajibannya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,

agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial dan warna kulit.

Dengan berbentuknya palang merah Indonesia berarti kini kita tidak perlu

lagi tergantung pada palang merah yang dibentuk belanda, yang pada kenyataan

dalam beberapa hal yang berusaha mengadu domba bangsa kita. Sejak saat itu

indonesia dapat lebih cepat memberi pertolongan kepada saudara-saudaranya

yang membentuk pertolongan terutama prajurit-prajurit korban pertempuran.

Apalagi tidak lama setelah itu Belanda kembali menginjakkan kakinya di bumi

Indonesia untuk merebut kembali kemerdekaan yang kita peroleh sehingga

hampir disetiap daerah terjadi pertempuran menentang belanda seperti

pertempuran surabaya, pertempuran lima hari di semarang, Bandung lautan api

dan lain sebagainya. Dalam suasana seperti itu, sudah tentu palang merah

indonesia sangat dibutuhkan. Untuk itu, kemudian dibentuk cabang-cabang palang

merah di hampir setiap daerah di Indonesia.

Dengan terbentuknya palang merah di hampir setiap daerah ternyata

menimbulkan antusias seluruh rakyat. Pada waktu itu banyak dari masyarakat

yang turut bergabung dalam perhimpunan kemanusiaan. Selain sibuk dengan

kegiatan palang merah indonesia juga giat mencari dana bantuan untuk di

salurkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dalam kegiatan ini, selain

mencari dana dari para dermawan, palang merah indonesia juga berusaha mencari

dana bantuan dari Komite Internasionl Palang Merah (KIPM) dan palang merah-

palang merah negara lain.

Kongres palang merah indonesia pertama diadakan di Kota Yogyakarta

pada tanggal 16-17 oktober 1946. Di dalam kongres ini diputuskan untuk

memindahkan markas besar dari jakarta ke yogyakarta. Keputusan ini diambil

karena keadaan kota jakarta yang semakin gawat dimana hampir setiap sudut kota

sudah diduduki belanda, sehingga sulit bagi palang merah indonesia untuk

bergerak. Dengan demikian keputusan untuk memindahkan markas besar palang

9

merah indonesia ke yogyakarta segera dilaksanakan sedangkan di jakarta dibentuk

suatu perwalian pusat yang dipimpin oleh Dr. Bahder Djohan.

Untuk memeperkuat keberadaan palang merah indonesia pada kongresnya

yang kedua pada tanggal 13-14 oktober 1948 di yogyakarta diputuskan bahwa 17

september di peringati sebagai hari berdirinya palang merah indonesia.

Pada saat diselenggarakannya kongres palang merah indonesia ke dua,

situasi negara belum berubah. Pada tanggal 16 desember 1948 belanda menyerang

kota yogyakarta, sehingga akibat serangan tersebut, kedudukan palang merah

indonesia yang sudah sulit menjadi semakin sulit.

Pada akhir desember 1949 terjadi perubahan keadaan didalam

pemerintahan indonesia. Sehubungan dengan masalah pengakuan kedaulatan

indonesia oleh belanda. Setelah perundingan sebelumnya mengalami kegagalan,

akhirnya melalui perundingan konferensi meja bundar, belanda mengakui

kedaulatan indonesia. Dengan diakuinya kedaulatan indonesia pada tanggal 27

desember 1949, Ibukota Republik Ondonesia yang sempat pindah ke Yogyakarta

pada permulaan januari 1946 dan akhirnya kembali ke Jakarta bersamaan dengan

Pengurus Besar Palang merah Indonesia juga kembali ke Jakarta.

Dengan diakuinya kedaulatan Republik Indonesia ini berarti belanda tidak

mempunyai hak lagi untuk turut campur dalam segala bentuk kegiatan di

Indonesia. Segala bentuk organisasi buatan belanda yang berada di Indonesia

harus segera dihilangkan termasuk organisasi kepalangmerahan milik belanda

yaitu NERKAI. Setealah Republik Indonesia diakui secara De Jure oleh

masyarakat internasionsal maka pada 16 Januari 1950 pemerintah menerbitkan

surat Keputusan Presiden No. 25 yang mengukukan PMI sebagai Satu-satunya

organisasi kepalangmerahan di Indonesia. Selanjutnya dilakukan serah terima

tugas-tugas kepalangmerahan di Indonesia dari NERKAI kepada PMI.

Pada 20 Mei 1950, semua kekayaaan dan tugas NERKAI diserahkan pada

PMI antara lain adalah Rumah Sakit Kedung Halang di Bogor. Mengingat latar

belakang sejarah tersebut maka hingga kini Rumah Sakit Umum Kedung Halang

tetap menjadi milik PMI dan dikenal dengan nama RSU PMI Bogor. Rumah sakit

tersebut merupakan satu-satunya rumah sakit milik PMI. Dengan perkembangan

10

zaman, maka untuk menegaskan gambaran tugas bagi PMI, pada 29 November

1963 terbit KepPres No. 246 tentang Perhimpunan PMI.

Akhirnya cita-cita PMI dan juga bangsa Indonesia untuk mempunyai PMI

sendiri tanpa campur tangan belanda dapat terwujud. Kini PMI menjadi satu-

satunya badan yang menjalankan kepalangmerahan, PMI dapat leluasa melakukan

tugasnya sesuai dengan konferensi Jenewa dan Falsafah negara pancasila, tanpa

ada yang menghalangi. Usaha PMI adalah bagaimana agar PMI dapat diakui

sebagai bagian dari PMI internasional. Karena sebelumnya walaupun secara de

jure PMI sudah diakui dunia internasional PMI dan PMI negara-negara lain,

namun secaca de facto keberadaannnya belum diakui. Pada tanggal 5 juni 1950,

PMI akhirmya secara resmi diakui oleh Komite Internasional Palang Merah di

Jenewa. Pada tanggal tersebut, pemerintah RI ikut menandatangani konferensi

jenewa. Pada 15 juni 1950, PMI diakui Internasional Komite Palang Merah

sebagai perhimpunan palang merah nasinal. Pada tahun yang sama, tepatnya 16

oktober 1950 PMI diterima sebagai anggota liga perhimpunan palang merah

sebagai anggota yang ke-68.

Kegiatan Palang Merah Indonesia yang lain yaitu mengadakan

pengelolaan sumbangan darah. Kegiatan tersebut ditujukan untuk membantu

orang-orang yang membutuhkan darah. Sebagaimana kita ketahui hampir setiap

hari banyak orang yang meninggal dunia akibat kekurangan darah yang

disebabkan kecelakaan, operasi, dll. Disisi lain banyak pula masyarakat yang

sebenarnya darah dapat di sumbangkan. Melihat keadaan yang demikian. Maka

PMI pada tahun 1950 mengadakan suatu wadah pengelolaan dana yang

dinamakan dinas dermawan darah yang akan menerima sumbangan darah dan

memberikannya pada mereka yang membutuhkan. Ternyata kegiatan ini banyak

menarik perhatian masyarakat, sehingga banyak dari masyarakat yang bersedia

mendonorkan darahnya. Kemudiaan didirikannya lembaga pusat transfusi darah

pada tahun 1969, yang akan mengelolah urusan transfusi dan menyalurkan

persediaan darah daripada donor kepada mereka yang membutuhkan.

Pada 1 maret 1950 PMI membentuk Palang Merah Pemuda atau yang

sekarang dikenal dengan nama Palang Merah Remaja (PMR). PMR ini

merupakan bagiaN dari PMI. Anggota dari organisasi tersebut terdiri dari

11

pemuda-pemuda yang berusai dibawah 18 tahun dengan tujuan untuk

menanamkan benih jiwa kepalangmerahan sejak dini sehingga sejak muda dalam

diri mereka tertanam rasa kesetiakawanan sosial, rasa kemanusiaaan dan rasa

mencintai sesamanya, menghindari penyakit dan meringankan penderitaan sesuai

dengan apa yang diajarkan kepada mereka sebagai anggota kepalangmerahan.

Dari tahun ke tahun PMI terus mengembangkan diri dan mempergiat kerja

mereka dalam menjalankan misi kemanusiaan yang di embankan kepadanya.

Sebagai satu-satunya badan kepalangmerahan di Indonesia, PMI terus berusaha

memasyarakatkan PMI demi menamakan rasa cinta kemanusiaan pada mereka.

Melalui serangkaian kegiatan seperti menerbitkan perangko bergambar palang

merah, pemutaran film-film kepalangmerahan, penerbitan buletin PMI, sebagai

sarana penyebarluasan pengetahuan kepalangmerahan, serta menyebar poster,

kalender, stiker, buklet, dll diharapkan jiwa kepalangmerahan dapat menyatu

dengan hati rakyat

Jadi dapat disimpulkan bahwa perjalanan panjang yang telah dilalui PMI

dalam kurun waktu telah banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi

PMI, terutama pada awal berdirinya badan kemanusiaan tersebut, karena ternyata

tidak mudah bagi bangsa kita untuk mewujudkan cita-cita mulia demi

kemanusiaan. Hanya dengan modal ketekunan, ketabahan, keikhlasan akhirnya

PMI dapat bertahan hingga sekarang ini. Dari sebuah organisasi partikelir dengan

tempat dan peralatan yang sangat sederhana, PMI dapat mengembangkan diri

menjadi organisasi berskala nasional dan satu-satunya di indonesia dan malah

menjadi badan yang diakui dunia internasional.

Keberadaan PMI di saat negara sedang terancam kedaulatannya dan

peranannya yang menonjol pada saat perjuangan mempertahankan kemerdekaan

membuktikan, bahwa PMI mampu menjalankan misi kemanusiaan yang

dibebankan kepadanya. PMI dapat memenuhi panggilan bangsanya yang sedang

terancam keamanan dan kedaulatannya yang sekaligus PMI juga dapat

menunjukkan pada dunia luar bahwa bangsa indonesia merupahkan bangsa

berperikemanusiaan dan bangsa yang cinta akan kematian.

12

4. Peran Palang Merah Indonesia

1) Meningkatkan kapasitas, kinerja dan citra PMI

2) Memberikan upaya penyelamatan, pertolongan dan perlindungan keselamat

masyarakat.

3) Menjamin terselenggaranya pelayanan PMI secara terencana, terpadu,

terkordinasi, menyeluruh.

4) Memberdayakan kapasitas masyarakat dengan menghargai budaya dan

kearifan lokal.

5) Menumbuhkan kemandirian dan kapasitas masyarakat

5. Tugas Palang Merah Indonesia

Palang Merah Indonesia memiliki beberapa tugas utama yaitu:

1) Memberikan bantuan kepada korban konflik bersenjata, kerusuhan dan

lainnya;

2) Memberikan pelayanan darah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

3) Melakukan pembinaan relawan;

4) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

Kepalangmerahan;

5) Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan kegiatan

Kepalangmerahan;

6) Membantu dalam penanganan musibah dan/atau bencana di dalam dan di luar

negeri;

7) Membantu pemberian pelayanan kesehatan dan sosial; dan

8) Melaksanakan tugas kemanusiaan lainnya yang diberikan oleh pemerintah.

6. Lambang Palang Merah Indonesia

Arti-arti dari lambang Palang Merah Indonesia

1) Segi Lima merah melambangkan Pancasila.

2) Warna dasar putih melambangkan ‘Kesucian".

3) Tanda Palang Merah melambangkan “Bendera Negara Swiss".

Negara Swiss adalah Negara yang menentang pertumpahan darah" Maka

Dari Itu Lambang PMI Untuk:

13

a. Menghormati negara SWISS

b. Pelopor pendirinya adalah warga negara SWISS

c. Agar Palang Merah benar-benar netral, karena negara SWISS benar-benar

negara yang netral

7. Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Internasional

Susilo dkk (2008:18) menyebutkan ada 7 prinsip dasar gerakan palang

merah dan bulan sabit merah internasional yaitu kemanusiaan, kesamaan,

kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, kesemestaan.

a. Kemanusiaan

Gerakan ini lahir dari keinginan diri sendiri untuk memberikan

pertolongan kepada korban tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lain.

Gerakan ini dapat menumbuhkan rasa saling kerjasama, menjalin persahabatan

dan perdamaian sesama umat manusia.

b. Kesamaan

Gerakan ini memberikan bantuan kepada korban tanpa membeda-bedakan

ras, agama, tingkat sosial, ataupun pandangan politik. Gerakan ini bertujuan untuk

mengurangi penderitaan orang lain dengan cara mendahulukan keadaan korban

yang paling parah.

c. Kenetralan

Gerakan ini tidak boleh melibatkan diri sendiri baik dalam pertentangan

politik, ras, agama, maupun ideologi. Pada intinya gerakan ini dilakukan agar

dipercayai dari semua pihak.

d. Kemandirian

Gerakan ini bersifat mandiri, maksudnya harus mematuhi peraturan

perundangan yang berlaku disetiap negara.

e. Kesukarelaan

Gerakan ini lahir atas dasar sukarela, tidak ada tujuan lain untuk mencari

keuntungan apapun.

f. Kesatuan

Gerakan ini bersifat terbuka untuk semua orang, dan disetiap negara hanya

ada satu perhimpunan yaitu perhimpunan palang merah dan bulan sabit merah.

14

g. Kesemestaan

Gerakan ini bersifat semesta, maksudnya hadir diseluruh dunia. Karena

setiap perhimpunan nasional mempunyai status yang sederajat dalam membantu

satu sama lain.

Berdasarkan beberapa prinsip diatas, dalam setiap gerakan memiliki tujuan

masing-masing. Dimana gerakan tersebut tidak membeda-bedakan antara

golongan satu dengan golongan yang lain. Karena pada intinya semua golongan

itu sederajat atau sama. Semua gerakan diatas lahir atas dasar sukarela tanpa

mengharapkan suatu imbalan, karena sebagai anggota palang merah harus mampu

melaksanakan tanggungjawabnya yaitu lebih mengutamakan kepentingan yang

lain dibandingkan kepentingan diri sendiri.

8. Implementasi Nilai Kemanusiaan

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah

disusun dengan cermat dan rinci. Implementasi ini biasanya selesai setelah

dianggap permanen. Implementasi ini tidak hanya aktivitas, tetapi suatu kegiatan

yang direncanakan dan dilaksanakan dengan serius mengacu pada norma-norma

tertentu mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, pelaksanaan tidak berdiri

sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.

Menurut Setiawan (2011: 10) dalam bukunya yang berjudul implementasi

dalam birokrasi pembangunan. Implementasi adalah suatu proses untuk

melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik kedalam

administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan sesuatu

program.

Sedangkan Tachjan (2006:25) implementasi kebijakan publik merupakan

proses kegiatan administrasi yang dilakukan setelah kebijakan

ditetapkan/disetujui. kegiatan ini terletak diantara perumusan kebijakan dan

evaluasi kebijakan.

9. Implementasi sila kedua Pancasila

Nilai-nilai dalam pancasila tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sila

pertama mengatur keberagamaan berkeyakinan, dimana pancasila menganggap

semua agama sama dengan tingkat toleransi tinggi. Hal ini berhubungan dengan

15

kemanusiaan yang adil dan beradab, bahwa setiap manusia memiliki hak yang

harus dihargai secara adil dan beradab, termasuk hak memeluk keyakinan,

selanjutnya jika manusia telah benar-benar menyakini akan adanya Tuhan maka

nilai kemanusiaan akan dengan sendirinya akan tertanam didalam dirinya.

Pancasila merupahkan dasar negara Indonesia yang dibentuk oleh para

pendiri bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, pancasila mengandung nilai-nilai

yang sejatinya sudah ada dalam bangsa indonesia sendiri. Sehingga, pancasila

mampu menjadi wadah bagi masyarakat indonesia yang beragam. Pancasila

sebagai dasar negara tidak dapat dirubah kedalam bentuk suatu apapun. Mau tidak

mau, pancasila adalah dasar negara yang mempunyai istimewa dalam hidup

kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia.

Perikemanusiaan adalah daya serta karya budi dan hati nurani manusia

untuk membangun dan membentuk kesatuan diantara manusia sesamanya, tidak

terbatas pada manusia sesamanya yang terdekat saja, melainkan juga seluruh umat

manusia. Sedangkan menurut bung karno istilah perikemanusiaan adalah hasil

dari pertumbuhan rohani, kebudayaan, hasil pertumbuhan dari alam tingkat

rendah ke taraf yang lebih tinggi.

Menurut Rukiyati dkk (2008:68) pokok pikiran dari sila kemanusiaan yang

adil dan beradab;

1) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan,

maksudnya, kemanusiaan itu universal.

2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Menghargai hak

setiap warga dan menolak rasialisme.

3) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah

Hakikat manusia memiliki unsur-unsur yang diantaranya adalah susunan

kodrat manusia (yang terdiri atas raga dan jiwa), sifat kodrat manusia (yang terdiri

atas makhluk sosial dan individu), kedudukan kodrat manusia (yang terdiri atas

makhluk berdiri sendiri dan makhluk tuhan).

Sila kedua pancasila ini mengandung makna warga negara indonesia

mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang

memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tinggi dan harus dipertahankan

dengan kehidupan yang layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab

16

dimana manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga

jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.

Sila kedua ini menghendaki warga negara untuk menghormati kedudukan

setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia

berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan

norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila kedua

berdasarkan TAP MPR Nomor 1/MPR/2003 adalah sebagai berikut:

a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa

b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap

manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis

kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia

d. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira

e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain

f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

h. Berani membela kebenaran dan keadilan

i. Bangsa indonesiac merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia

j. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa

lain.

Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk

senantiasa menghormati harkat dan martabat orang lain sebagai pribadi dan

anggota masyarakat. Dengan sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa

dirinya merupahkan makluk sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang

sama.

Berdasarkan sikap perikemanusiaan ini, maka bangsa Indonesia

menghormati hak hidup bangsa lain menurut aspirasinya masing-masing dan

menolak segala bentuk penjajahan dimuka bumi ini. Hal itu dikarenakan

berlawanan dengan nilai kemanusiaan.

Menurut butir-butir sila kedua yang telah diuraikan tersebut, sila

perikemanusiaan ini memiliki makna yang sangat berarti sebagai landasan

17

kehidupan manusia. Sila ini dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku dalam

masyarakat. Selain itu, perikemanusiaan adalah naluri manusia yang berkembang

sejak lahir.

Menurut Janti dkk (2008:24) sehubungan dengan hal tersebut maka

pengamalannya adalah sebagai berikut:

a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban

antara secara sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap manusia

mempunyai martabat, sehingga tidak boleh melecehkan manusia yang lain

atau menghalangi manusia yang lain untuk hidup secara layak, serta

menghormati kepunyaan atau milik yang lain.

b. Saling mencintai sesama. Kata cinta menghendaki adanya suatu keinginan

yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk memiliki dan

kalau perlu pengorbanan untuk mempertahankannya.

c. Menggembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki adanya usaha

dan kemauan dari setiap manusia untuk menghargai dan menghormati

perasaan orang lain.

d. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti sewenang-

wenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab itu, butir ini

menghendaki perilaku setiap manusia terhadap orang tidak boleh sewenang-

wenang, harus menjunjung tinggi hak dan kewajiban.

e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga negara harus menjunjung

tinggi dan melaksanakan nilai kemanusiaan dengan baik.

10. Pengertian Nilai-nilai Kemanusiaan

Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu

objek. Jadi bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai. misalnya lukisan itu

indah dan perbuatan itu susila.. indah dan susila adalah kualitas yang melekat

pada lukisan dan perbuatan. Dalam nilai terkandung cita-cita, harapan serta

keharusan, maka jika berbicara tentang nilai maka yang dibicarakan tentang hal

yang ideal. Nilai dipakai manusia sebagai landasan, motivasi dan pedoman dalam

segala perbuatan dalam hidupnya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sifat

yang melekat pada suatu objek yang didalamnya terdapat cita-cita, harapan dan

18

keharusan dan sesuatu yang dianggap ideal. Sedangkan pengertian nilai-nilai

kemanusiaan menurut para ahli antara lain:

Sada (2011:6) mengemukakan nilai-nilai kemanusiaan yang mempunyai

kata manusia yang berarti bahwa nilai-nilai ini adalah unik untuk umat manusia

dan bukan untuk binatang, dan nilai-nilai kemanusian harus universal yang artinya

tidak bergantung pada ras, kelompok, tradisi dan kebudayaan.

Menurut Koenjaraningrat (2009:23) nilai-nilai kemanusiaan (nilai etika

atau moral) yaitu sesuatu yang menyangkut kelakuan dan perbuatan manusia yang

sesuai dengan norma dan menghormati martabat manusia. Nilai-nilai kebenaran

sama dengan nilai-nilai kemanusiaan, yaitu sifat-sifat atau hal-hal penting yang

berguna dalam kehidupan.

Menurut Art-ong Jumsai dan Na-Ayudhya (2008:26) bahwa nilai-nilai

kemanusiaan tardiri dari lima pilar yaitu kebenaran, kebijaksanaan, kedamaian,

kasih sayang dan tanpa kekerasan. Berikut rincian nilai-nilai kemanusiaan, antara

lain:

1. Kebenaran adalah sesuatu yang tidak berubah dan bersifat kekal. Kebenaran

mungkin diungkapkan atau dinyatakan melalui berbagai jalur, nama dan

bentuk tetapi kebenaran itu selalu satu. Unsur-unsur nilai kebenaran, antara

lain adalah selalu ingin tahu, tidak diskriminasi, intuisi, mencari pengetahuan,

semangat menyelidiki atau menemukan, suka terhadap kebenaran.

2. Kedamaian adalah suka cita dan ketenangan yang muncul dari dalam diri.

Kedamaian membutuhkan kemampuan seseorang untuk berintropeksi dan

bersadar diri sehingga orang akan mampu menata pikiran, perkataan dan

kebutuhannya.

3. Cinta atau cinta kasih adalah belas kasih murni yang memotivasi pelayanan

tanpa pamrih demi kebaikan bagi orang lain. Cinta kasih mungkin lebih baik

diungkapkan atau dinyatakan sebagai energi yang meresap pada seluruh jiwa

manusia. Oleh karenanya, cinta atau cinta kasih bukan sekedar perasaan

emosi atau nafsu saja, melainkan sesuatu yang lebih mendalam dan lebih

mendasar dan hakekat manusia. Dalam sejarah umat manusia, cinta

memegang perasaan yang utama dalam menyatukan keragaman yang ada di

jagad ini.

19

4. Perilaku yang benar atau kebajikan adalah berperilaku yang benar atau

bersikap yang benar. Perilaku tersebut adalah sifat yang diturunkan dari

kemurahan hati dan cinta kasih seseorang kepada orang lain. Perilaku yang

benar dalam sesuatu tindakan akan menjadi kebajikan.

5. Tanpa kekerasan adalah puncak dari semua nilai-nilai kemanusiaan yang

telah disebutkan diatas. Wujud dari nilai tanpa kekerasan adalah taat dan

menghormati hukum alam dan hukum peraturan. Nilai tanpa kekerasaan

merupahkan cerminan wujud daripada moralitas dan integritas sehingga

perdamaian dunia dan keharmonisan global akan tercapai apabila etik tanpa

kekerasan dapat diwujudkan dalam kehidupan dunia.

2.2 Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan penelitian yang relevan, penulis melakukan penelusuran

di internet. Dari hasil penelusuran yang telah penulis lakukan sampai saat ini

penulis menemukan penelitian yang dilakukan oleh Widya Pangestu Ningrum

mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dari Universitas Bandar

Lampung yang meneliti tentang peranan Palang Merah Indonesia Dalam

Meningkatkan Semangat Nasionalisme Siswa di SMA Negeri 2 Tumijajar tahun

2018.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan Palang Merah

Indonesia dalam meningkatkan semangat nasionalisme siswa di SMA Negeri 2

Tumijajar.

2.3 Kerangka Pikir

Palang Merah Indonesia sebagai lembaga kemanusiaan di tuntut untuk

selalu menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dan di usungkan oleh

para pengiat dan relawan PMI tetap di pertahankan jangan sampai berubah atau

luntur guna meningkat pelayanan masyarakat yang membutuhkan para pengiat

maupun relawan PMI juga harus komitmen untuk terus mempertahankan dan

menjaga prinsip serta nilai-nilai kemanusiaan, karena manusia memiliki 5 nilai-

nilai yang terpenting dalam hidup :

1. Kebenaran adalah sesuatu yang tidak berubah dan bersifat kekal. Kebenaran

mungkin diungkapkan atau dinyatakan melalui berbagai jalur, nama dan bentuk

20

tetapi kebenaran itu selalu satu. Unsur-unsur nilai kebenaran, antara lain adalah

selalu ingin tahu, tidak diskriminasi, intuisi, mencari pengetahuan, semangat

menyelidiki atau menemukan, suka terhadap kebenaran.

2. Kedamaian adalah suka cita dan ketenangan yang muncul dari dalam diri.

Kedamaian membutuhkan kemampuan seseorang untuk berintropeksi dan

bersadar diri sehingga orang akan mampu menata pikiran, perkataan dan

kebutuhannya.

3. Cinta atau cinta kasih adalah belas kasih murni yang memotivasi pelayanan

tanpa pamrih demi kebaikan bagi orang lain. Cinta kasih mungkin lebih baik

diungkapkan atau dinyatakan sebagai energi yang meresap pada seluruh jiwa

manusia. Oleh karenanya, cinta atau cinta kasih bukan sekedar perasaan emosi

atau nafsu saja, melainkan sesuatu yang lebih mendalam dan lebih mendasar

dan hakekat manusia. Dalam sejarah umat manusia, cinta memegang perasaan

yang utama dalam menyatukan keragaman yang ada di jagad ini.

4. Perilaku yang benar atau kebajikan adalah berperilaku yang benar atau

bersikap yang benar. Perilaku tersebut adalah sifat yang diturunkan dari

kemurahan hati dan cinta kasih seseorang kepada orang lain. Perilaku yang

benar dalam sesuatu tindakan akan menjadi kebajikan.

5. Tanpa kekerasan adalah puncak dari semua nilai-nilai kemanusiaan yang telah

disebutkan diatas. Wujud dari nilai tanpa kekerasan adalah taat dan

menghormati hukum alam dan hukum peraturan. Nilai tanpa kekerasaan

merupahkan cerminan wujud daripada moralitas dan integritas sehingga

perdamaian dunia dan keharmonisan global akan tercapai apabila etik tanpa

kekerasan dapat diwujudkan dalam kehidupan dunia.

Dengan demikian, instansi Palang Merah Indonesia dapat berperan dalam

mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan di Kota Palopo

21

Bagan 1. Skema Kerangka Pikir

Palang Merah Indonesia Kota Palopo

Nilai-Nilai Kemanusiaan

Nilai

Kebenaran

Nilai

Kebajikan

Nilai

Kedamaian

Nilai Kasih

Sayang

Nilai Tanpa

Kekerasan

Sila kedua pancasila,

kemanusiaan yang

adil dan beradab

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu sebuah desain yang

bertujuan untuk mengetahui dan mengamati data deskripsi berupa kata lisan dari

orang-orang atau perilaku yang diamati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo dalam

mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu adalah

melalui penelitian deskriptif. Sebelum penelitian ini dilaksanakan terlebih dahulu

melakukan observasi di lapangan, yaitu di Kantor Palang Merah Indonesia Kota

Palopo.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Kota Palopo.

Penelitian ini di laksanakan pada bulan Februari-Maret 2020.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu:

1. Sumber Data Primer

sumber data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari sumbernya

melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak PMI Kota Palopo,

masyarakat yang pernah mendonor darah maupun masyarakat yang pernah

dibantu oleh Palang Merah Indonesia Kota Palopo. Dalam hal ini sumber data

primernya adalah Ketua Umum PMI Kota Palopo, Kepala Markas PMI Kota

Palopo, dua orang masyarakat yang pernah mendonor darah, dan dua orang

masyarakat yang pernah dibantu oleh Palang Merah Indonesia Kota Palopo.

Maka jumlah respondennya adalah enam orang.

23

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah asal data yang di peroleh tidak langsung dari

sumbernya. Sumber data sekundernya adalah berupa buku-buku literatur

tentang Palang Merah Indonesia.

3.4 Fokus dan Deskripsi Fokus

Fokus dan deskriptif fokus adalah pemusatan konsentrasi terhadap tujuan

penelitian yang akan di teliti. Fokus dan deskripsi fokus harus dirumuskan secara

baik sehingga observasi serta analisa hasil penelitian akan lebih terarah. Yang

menjadi fokus dan deskriptif fokus dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana peran

palang merah Indonesia Kota Palopo dalam mengimplementasi nilai-nilai

kemanusiaan”?

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh fakta-fakta di lapangan, maka penelitian sebagai

instrumen utama dalam penelitian melengkapi diri dengan pedoman wawancara,

lembar observasi, alat dokumentasi, seperti perekam dan kamera, serta alat catatan

(pulpun dan buku).

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Obervasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah pengamatan secara

langsung Bagaimana peran palang merah Indonesia Kota Palopo dalam

mengimplementasi nilai-nilai kemanusiaan.

2. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam

yang berhubungan dengan fokus permasalahan, sehingga dengan wawancara

mendalam ini data-data dapat dikumpulkan semaksimal mungkin.

3. Dokumentasi

Penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat pengumpul data yang

utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional.

24

Teknik dokumentasi sengaja digunakan dalam penelitian ini sebab sumber ini

selalu tersedia dan murah terutama di tinjau dari waktu.

3.7 Teknik Analisa Data

Menurut Muhamad (2009: 151-152) teknik analisis data dapat dilakukan

melalui:

1.Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data. Instrumen sebagai alat bantu dalam menggunakan

metode pengumpulan data merupahkan sarana yang dapat diwujudkan dalam

benda misalnya pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya

2. Reduksi Data

Reduksi data merupahkan langkah awal dalam menganalisis data dalam

kegiatan ini. Data yang telah dikumpulkan dari lapangan melalui observasi,

wawancara direduksi dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan

penting, mengklarifikasikan sesuai fokus yang ada pada masalah dalam penelitian

ini. Reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis sehingga pilihan peneliti

tentang bagian data mana yang di kode, dibuang, pola-pola mana yang meringkas

sejumlah bagian tersebut, cerita-cerita apa yang berkembang merupakan pilihan-

pilihan analitis.

Dengan begitu proses reduksi data dimaksudkan untuk lebih

menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian yang tidak diperlukan, serta

mengorganisasi data sehingga memudahkan untuk dilakukan penarikan

kesimpulan yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses verifikasi. Lazimnya

dari hasil observasi peneliti akan diperoleh banyak data yang berupa catatan-

catatan narasi di lapangan.

Catatan-catatan itu bukanlah data yang akan ditampilkan begitu saja dalam

laporan penelitian, tetapi harus melalui proses reduksi data sehingga banyaknya

catatan narasi dilapangan bukan menjadi sekedar alasan bagi peneliti untuk

menebalkan jumlah halaman laporan penelitian kualitatif, atau justru menjadi

beban penelitian dalam melakukan analisisnya.

Untuk itu proses reduksi data sebagai bagian awal dalam analisis kualitatif

model interaktif ini hendaknya dilakukan dengan cara yang cermat. Dari hasil

25

proses reduksi, dapat ditampilkan tema-tema akan dianalisis. Dengan begitu,

jangan keliru dengan memasukan seluruh catatan naratif dilapangan sebagai data

yang harus disajikan. Data tersebut dapat saja dilampirkan sebagai penguat

temuan

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan tahapan kedua dari tiga tahapan aktifitas

menganalisis data dalam penelitian kualitatif, dalam proses penyajian data

penelitian secara singkat dan jelas untuk memudahkan dalam memahami masalah-

masalah yang telah diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.

Sebagaimana dengan proses reduksi data, penyajian data dalam penelitian ini

tidaklah terpisah dari analisis data. Hal yang penulis lakukan dalam proses

penyajian data dalam penelitian ini adalah peneliti menggambar secara umum

hasil penelitian mulai dari lokasi penelitian sampai dengan hasil penelitian

tersebut.

Dengan mencermati penyajian data ini peneliti akan lebih mudah

memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya apakah

peneliti meneruskan analisisnya atau mencoba untuk mengambil sebuah tindakan

dengan memperdalam temuan tersebut. Seluruh hasil wawancara dan pengamatan

yang penulis lakukan maka penulis akan menggabungkan informasi tersebut

dalam bentuk yang padu dan menjadi satu-kesatuan yang utuh, sehingga data yang

kemudian nantinya yang disajikan akan menjadi sangat mudah untuk dapat

dipahami maksud dan tujuan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan.

4. Penarikan Kesimpulan

Dari proses pengumpulan data, peneliti mencatat semua fenomena yang

terjadi. Kesimpulan-kesimpulan yang ada kemudian verifikasi selama penelitian

ini berlangsung. Verifikasi ini berupa pemikiran kembali yang melintas dalam

pikiran peneliti selama masa penulisan (penyusunan dan pengolahan data),

tinjauan ulang pada catatan selama proses penelitian dilapangan, tinjauan kembali

dengan seksama dengan tukar pikiran dengan para ahli (pembimbing). Untuk

mengembangkan kesepakatan inter subjektif serta membandingkan dengan

temuan-temuan data lain yang berkaitan peran palang merah indonesia kota

palopo dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan. Berkaitan dengan

26

itu maka analisis data dalam penelitian ini merupahkan sebuah proses dalam

mencari serta menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dalam kegiatan penelitian kualitatif ini, penarikan kesimpulan

berlangsung saat proses pengumpulan data berlangsung, kemudian dilakukan

reduksi dan penyajian data. Hanya saja perlu disadari bahwa kesimpulan yang

dibuat ini bukan sebagai sebuah kesimpulan final. Hal tersebut proses

penyimpangan, penelitian dapat melakukan verifikasi hasil temuan ini kembali di

lapangan. Dengan demikian, kesimpulan yang di ambil sebagai pemicu peneliti

untuk lebih memperdalam lagi proses observasi dan wawancaranya. Proses

verifikasi hasil temuan ini dapat saja berlangsung singkat dan dilakukan oleh

peneliti sendiri, yaitu dilakukan secara selintas dengan mengingat hasil-hasil

temuan terdahulu dan melakukan cek silang dengan temuan lainnya. Namun,

proses verifikasi dapat juga berlangsung lebih lama, jika peneliti melakukannya

dengan anggota peneliti lainnya atau dengan kolegannya. Proses ini dapat

menghasilkan model “kesepakan inter subjektif” dan dapat dianggap bahwa data

tersebut bernilai valid dan reliabel. Dengan melakukan verifikasi peneliti kualitatif

dapat mempertahankan dan menjamin validitas dan reliabilitas hasil temuannya.

Dengan demikian reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

merupahkan satu kesatuan atau unsur-unsur penting dalam sebuah peneliti

kualitatif yang melakukan untuk mendapatkan penarikan kesimpulan. Berkaitan

dengan itu, maka analisis data dalam penelitian ini merupahkan sebuah proses

dalam mencari serta menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil

observasi, wawancara, dan dokumentasi

3.8 Teknik Keabsahan Data

Tehnik keabsahan data di lakukan untuk mengetahui kredibilitas data

tersebut. Pada penelitian ini untuk mengetahui kredibiliitas data maka di lakukan

tehnik-tehnik perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan dengan tekun,

triangulasi melalui (sumber data, metode penelitian dan teori penelitian),

pengecekan melalui diskusi, kecukupan referensi,. Setelah itu di lanjutkan dengan

menguji keabsahan data yang meliputi transfenability, depandeebility, dan

comfirmability. Transfenability di lakukan untuk mengetahui manfaat data yang

27

telah di peroleh dari penelitian di lapangan.Dari hasil peneliitian ini penelitian

memberikan gambaran dan pemahaman yang luas dari fokus

penelitian.Depandeebilit bertujuan utntuk meninjau hasil penelitian yang

berdasarkan konsistensi pengumpulan data dan penerapan-penerapan konsep dan

menggunakan data yang sudah ada dan kemudian membuat kesimpulan dari data

tersebut. Sedangkan comfirmability bertujuann untuk mengkonfirmasikaan data

yang sudah ada kepada sumbernya sehingga data terebut valid. Langkah-langkah

di atas, bertujuan untuk mengetahui kredibilitas data tersebut

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian

Kehadiran Palang Merah Indonesia di Kota Palopo, diawali dengan

pemekaran Kabupaten Luwudengan memekarkan Kota Palopo yang dulunya

merupahkan ibu kota Kabupaten Luwu pada tahun 2002. Tentu secara otomatis

Palang Merah Indonesia Kabupaten Luwu harus segera merintis pembentukan

PMI Kota Palopo untuk melanjutkan pelayanan di wilayah tersebut karena ibu

kota kabupaten Luwu berpindah ke Kota Belopa. Proses ini kemudian

difasilitasioleh PMI provinsi dengan mengangkat karateker ketua yakni Bapak

Drs. H. Haidir Basir, MM yang memang merupakan pengurus PMI Kabupaten

Luwu. Tugas karateker waktu itu segera menyusun kepengurusan sementara.

Karena telah terjadi kesepakatan antara pemerintah Kabupaten Luwu dan

pemerintah Kota Palopo pada waktu itu terkait dengan pembagian aset-aset PMI

Kabupaten Luwu juga menyerahkan asetnya yang berada di Kota Palopo untuk

diserahkan ke PMI Kota Palopo. PMI kabupaten Luwu yang di wakili ketuanya

Ibu Hj. Masita Kamrul Kasim dan PMI Kota Palopo di wakili oleh karateker ketua

Drs. H. Haidir Basir, MM serta di saksikan oleh pengurus PMI Provinsi.Dengan

demikian tugas-tugas kepalangmerahan untuk wilayah Palopo di emban oleh PMI

Kota Palopo.

Dokumen-dokumen menunjukan bahwa pada awal tahun 2002, PMI Kota

Palopo telah memulai aktivitas secara terstruktur walaupun ragam kegiatan yang

dilakukan masih terbatas mengingat sarana dan prasarana yang belum mendukung

termasuk pelayanan Unit Transfusi Darah telah berjalan dengan baik.

Beberapa tokoh yang berjasa besar dalam perjalanan PMI di Kota Palopo

adalah:

1) Ibu Hj Masita Kamrul Kasim

2) Drs. H. Haidir Basir, MM

3) Dra Nurlina

4) Ridha Hasyim, S.Ag

5) Syaifuddin, SKM (Alm)

29

6) Dr. H. Thamrin Jufri, M,Kes

7) Hj. A. Karta Muzakkar

8) Ismail

9) Ir. Taruna Shafa Arzam

Palang Merah Indonesia Kota Palopo di pimpin oleh kepengurus PMI

yang di pilih melalui Musyawarah Kota dan di laksanakan setiap lima (5) tahun

sekali. Kepengurusan terdiri dari satu (1) orang ketua, beberapa Wakil Ketua,

Sekertaris, Bendahara dan beberapa orang anggota. Jumlah pengurus tidak boleh

lebih dari tiga belas (13) orang.

Untuk saat ini kepengurusan PMI Kota Palopo di pimpin oleh Bapak Drs.

H. Haidir Basir, MM sebagai ketua dengan masa bakti kepengurusan tahun 2017-

2022 yang di sahkan melalui keputusan pengurus provinsi PMI, Nomor

191/KEP/PP.PMI/X1/2006, tanggal 8 November 2006.

Untuk melaksanakan tugas administrasi dan operasional kepalangMerahan

sehari-hari di laksanakan oleh perangkat markas PMI Kota Palopo yang terdiri

dari Kepala Markas dan beberapa orang staf yang bekerja penuh Waktu sebagai

pegawai Palang Merah Indonesia

Perangkat markas inilah yang melaksanakan kebijakan-kebujakan yang

ditetapkan oleh pengurus, sehingga keberadaan markas beserta prangkat staf

mutlak sangat di perlukan. Saat ini markas PMI Kota Palopo memiliki tujuh (7)

orang staf yang terdiri dari satu(1) orang kepala markas dan enam(6) orang staf.

Markas PMI Kota Palopo beralamat di Jalan Samiun No.3 Kota Palopo,

menempati gedung yang sama dengan Unit Transfusi Darah (UTD) PMI yang

merupakan bantuan dari kementrian kesehatan melalui proyek JBIC.

Untuk penyelenggaraan organisasi, PMI Kota Palopo mendapatkan

dukungan dana dari pemerintah Kota Palopo, khususnya untuk dana operasional

rutin dan kegiatan. Secara insidentil PMI Kota Palopo mendapatkan dukungan

dari pihak-pihak donatur dalam penyelenggaraan kegiatan. Bantuan dari donatur

umumnya hanya di peruntukkan bagi kegiatan pelayanan tertentu saja, sedangkan

biaya rutin staf dan markas, sepenuhnya melalui bantuan pemerintah Kota Palopo

serta sumbangan pengurus.

30

2. Visi dan Misi PMI

1) Visi PMI

PMI berkarakter, profesional, mandiri dan di cintai Masyarakat.

2) Misi PMI

a. Menjadi organisasi kemanusiaan terdepan yang memberikan layanan

berkualitas kepada masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Gerakan

Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

b. Meningkatkan kemandirian organisasi PMI melalui kemitraan strategis yang

berkesinambungan dengan pemerintah, swasta, mitra gerakan, masyarakat

dan pemangku kepentingan lainnya disemua tingkatan.

c. Meningkatkan reputasi organisasi PMI di timgkat Nasional dan Internasional.

3. Tujuan Strategi PMI

1) Mewujudkan PMI yang berfungsi baik di semua tingkatan, serta sinergis

dalam pelaksanaan kegiatan, peraturan organisasi, sistim, dan prosedur yang

ditetapkan.

2) Meningkatkan kapasitas sumberdaya organisasi PMI di semua tingkatan, baik

sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan dalam melayani

masyarakat

3) Meningkatkan kualitas operasi penanganan bencana dan resiko kesehatan di

seluruh wilayah Indonesia, baik dari segi kecepatan, cakupan dan efektifitas

pelayanan.

4) Meningkatkan ketahanan masyarakat untuk mengurangi resiko dan dampak

bencana serta penyakit melalui program-program kesiapsiagaan, kesehatan

dan social serta pelayanan kesehatan rujukan.

5) Meningkatkan ketersediaan darah yang aman, mudah dijangkau dan

berkualitas di seluruh Indonesia.

6) Memperkuat hubungan kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah,

sector publik, swasta, mitra gerakan lembaga donor, dan pemangku

kepentingan lainnya dalam rangka menjalankan mandate dan fungsi PMI.

7) Meningkatkan akuntabilitas PMI sebagai organisasi kemanusiaan di timgkat

Nasional maupun Internasional.

31

8) Meningkatkan pemahaman seluruh elemen masyarakat tentang nilai-nilai

kemanusiaan, prinsip-prinsip dasar gerakan Internasional PM/BSM serta

hukum perikemanusiaan melalui upaya komunikasi, edukasi, dan deseminasi.

4. Susunan Pengurus PMI Kota Palopo Masa Bakti 2017-2022

Pelindung : Walikota Palopo

Ketua : Drs. H. Haidir Basir, MM

Wakil Ketua : Hendra Safri, SE.,MM

(Bidang Organisasi)

Wakil Ketua : Andi Taufiq Hidayat

(Bidang PMR dan Relawan)

Wakil Ketua : Herawati Masdin, SE

(Bidang Penanganan Bencana)

Wakil Ketua : Arianto Napeng, S.IP.,M.Si

(Bidang Yansoskesmas)

Wakil Ketua : Dr. Abdul Syukur, Sp.,Bdh

(Bidang UTD dan RS)

Wakil Ketua : Alfian Ismail, ST

(Bidang PSD)

Wakil Ketua : Irvan Madjid, ST

(Bidang Sarpras)

Sekretaris : Dedy Arifin T, SE.,MM

Wakil Sekretaris : Abdul Hakil Jafar, S.Sos

Bendahara : Asfan Bakri, SE

Anggota :

1. Cendrana Saputra Martani, SE

2. Andi Kartini Sari, ST.,M.Eng

3. Dirga Wansyah, S.Tr.,S.Sos

4. Nisma Ayu Tadjuddin

5. Instansi yang Tergabung dalam Palang Merah Indonesia Kota Palopo

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Palang Merah Indonesia di

Kota Palopo tentu di dukung oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia

32

itupun harus didukung oleh Palang Merah Remaja yang terdapat di Sekolah

maupun di Kecamatan. Palang Merah Remaja yang membantu dalam pelaksanaan

tugas dan fungsi Palang Merah Indonesia yaitu terdapat 12 Sekolah dari tingkat

SMA, 2 Sekolah dari tingkat SMP dan 9 lembaga dari tingkat Kecamatan. Jadi

jumlah instansi yang tergabung dengan Palang Merah Indonesia adalah 23

instansi.

Berikut jumlah sumber daya manusia dari tingkat kecamatan sampai tingkat

sekolah.

Tabel 1. Jumlah Instansi yang tergabung dengan Palang Merah Indonesia Kota

Palopo

Nama Instansi Jumlah

SMA 12 Lembaga

SMP 2 Lembaga

SD 0

Kecamatan 9 Lembaga

6. Hasil Wawancara

Penulis mendapat selama melaksanakan penelitian dengan menggunakan

wawancara dari beberapa responden antara lain: Ketua Umum Palang Merah

Indonesia Kota Palopo, Kepala Markas Palang Merah Indonesia Kota Palopo,

Pendonor Darah, dan Masyarakat yang pernah di bantu oleh Palang Merah

Indonesia. Adapun hasil wawancara yang saya dapatkan dari hasil penelitian di

lapangan dapat diuraikan berdasarkan pedoman wawancara yang dipersiapkan

oleh penulis sebagai berikut:

1) Hasil wawancara dengan Bapak Drs. H. Haidir Basir, MM Ketua Umum

Palang Merah Indonesia Kota Palopo pada tanggal 26 Februari 2020

Menurut Ketua Umum Palang Merah Indonesia Kota Palopo visi dan misi

Palang Merah Indonesia dalam pelayanan donor darah telah bekerja dengan benar

sesuai dengan tujuh prinsip dasar ke palang merahan yaitu kenetralan,

kemandirian, kemanusiaan, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan. Tujuh

prinsip dasar Palang Merah Indonesia bersifat universal atau menyeluruh. Tujuh

prinsip dasar inilah yang mengikat PMI secara emosional dan rasional. Setiap kali

33

PMI mengatasi penanggulangan bencana disetiap daerah, hal utama yang

mengedepankan tugas dan fungsi Palang Merah Indonesia Kota Palopo yaitu tujuh

prinsip dasar KepalangMerahan terutama kemanusiaan.

Cara Palang Merah Indonesia dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan

dalam hal nilai kedamaian kepada masyarakat yang mendonor darah maupun

masyarakat yang membutuhkan darah harus bersifat netral karena pada dasarnya

Palang Merah Indonesia tidak boleh membeda-bedakan satu dengan yang lain

artinya semua orang itu sama. Contohnya ketika ada orang yang bertikai Palang

Merah Indonesia tidak boleh berada dalam satu pihak, Palang Merah indonesia

harus berada di tengah dalam kedua belah pihak (PMI harus netral) dan harus

berusaha untuk mendamaikan kedua pihak yang bertikai tersebut.

Demi mewujudkan nilai kemanusiaan, Palang Merah Indonesia Kota

Palopo tidak pernah lelah untuk mengikuti berbagai kegiatan baik dalam bentuk

sosialisasi kepalangMerahan maupun aksi sosial peduli bencana. Aksi sosial

peduli bencana yang dilakukan oleh Palang Merah Indonesia merupahkan salah

satu bentuk nilai cinta kasih yang harus diembankan oleh Palang Merah indonesia

dalam setiap pelayanannya terhadap orang yang membutuhkan. Nilai cinta kasih

yang diterapkan oleh Palang Merah Indonesia terhadap masyarakat merupahkan

nilai yang suci dan mulia yang harus di kedepankan oleh Palang Merah Indonesia

kepada masyarakat tanpa memandang suku, agama, ras, dll. Tidak ada perbedaan

pelayanan yang dilakukan oleh PMI terhadap masyarakat Kota Palopo. Sesuai

dengan tujuh prinsip dasar Palang Merah Indonesia, adapun hal-hal dalam nilai

cinta kasih yang harus dilakukan oleh Palang Merah Indonesia terhadap nilai-nilai

kemanusiaan lain:

1) Prinsip Kemanusiaan, artinya dalam kegiatan kemanusiaan yang dilakukan

oleh palang merah indonesia kota paloposelalu menekankan hal-hal yang

berhubungan dengan kerjasama untuk memberikan bantuan terhadap orang

yang mebutuhkan tanpa adanya kekerasan atau diskriminasi.

2) Prinsip Kesamaan, artinya palang merah indonesia kota palopo harus

menyamakan dan tidak boleh membeda-bedakan orang baik itu dari segi ras,

agama, status ataupun pandangan politik.

34

3) Prinsip Kenetralan, artinya palang merah indonesia kota palopo dalam setiap

kegiatan kemanusiaan selalu menekankan prinsip dasar bahwa dalam rangka

menjaga kepercayaan para pihak dengan tidak berpihak terhadap pihak yang

lain.

4) Prinsip Kemandirian, artinya palang merah indonesia kota palopo selalu

menekankan prinsip yang mandiri dalam setiap kegiatan kemanusiaan sesuai

dengan prinsip-prinsip gerakan.

5) Prinsip Kesukarelaan, artinya setiap kegiatan kemanusiaan yang dilakukan

oleh palang merah indonesia kota palopo selalu menekankan prinsip yang

bersifat sukarela atau bekerja dengan ikhlas.

6) Prinsip Kesatuan, artinya prinsip yang menekankan palang merah indonesia

harus terbuka bagi semua orang dan harus melaksanakan pelayanan

kemanusiaannya diseluruh wilayah negara. Palang Merah Indonesia tidak

mengenal batasan wilayah makanya PMI di Kota Palopo terus terlibat aktif

dalam peristiwa yang terjadi di Indonesia.

7) Prinsip Kesemestaan, artinya prinsip yang menekankan palang merah

indonesia sebagai anggota gerakan kegiatan kemanusiaan diakui di seluruh

negara. Maka dari itu, Dimanapun Palang Merah Indonesia berada, semuanya

tetap sama. Atau tidak ada perbedaan antara PMI di Kota Palopo dengan PMI

cabang lain.

Upaya penyelamatan pertolongan dan perlindungan dengan baik yang

dilakukan oleh Palang Merah Indonesia terhadap masyarakat yang membutuhkan

antara lain:

a. Palang Merah Indonesia Kota Palopo selalu berkumpul untuk mempersiapkan

diri dalam menghadapi persoalan kemanusiaan dan kebencanaan.

b. Palang Merah Indonesia Kota Palopo selalu terlibat dalam proses

penyelamatan mulai dari menstabilkan korban sampai mengevakuasi korban

ke rumah sakit.

c. Palang merah indonesia selalu memberikan pertolongan di tempat ketika ada

yang kecelakaan

d. Mempersiapkan penderita untuk ditranspotasi

e. Membantu pencarian, penyelamatan, pertolongan, dan evakuasi korban

35

f. Memfasilitasi penyediaan darah

Dalam pelayanan donor darah Palang Merah Indonesia tidak pernah

melakukan kekerasan terhadap pendonor darah maupun masyarakat yang terbantu

oleh PMI. Karena bagi PMI perbuatan seperti itu merupahkan perbuatan yang

tidak baik dan melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Palang Merah Indonesia Kota

Palopo selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip kepalangMerahan. Tujuh prinsip

inilah yang menjadi kekuatan bagi PMI untuk menjalankan tugas, fungsi dan

tujuannya dalam pelayanannya kepada masyarakat.

2) Hasil Wawancara dengan Ibu Sry Rafika Hastuti, S.Kep Ketua Markas

Palang Merah Indonesia pada tanggal 26 Februari 2020

Menurut Sri Rafika Hastuti, S.Kep Palang Merah Indonesia Kota Palopo

telah memberikan pelayanan kesehatan dengan benar kepada masyarakat Kota

Palopo. Menurut beliau selama ini PMI selalu melakukan kegiatan sosial

termasuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat kota palopo bahkan dalam

waktu kedepannya PMI akan melakukan proses pelayanan kesehatan kepada

masyarakat melalui hotline. Misalkan suatu waktu masyarakat membutuhkan

pelayanan kesehatan pasti akan dibantu oleh PMI melalui hotline.

Cara PMI dalam memberikan pelayanan sosial dengan baik kepada

masyarakat kepada masyarakat Kota Palopo yaitu melalui sosialisasi kepada

masyarakat. Sosialisasi ini kami adakah setiap bulan. Sasaran PMI ketika

melakukan sosialisasi itu yaitu sekolah-sekolah yang ada di Kota Palopo baik dari

tingkat SD sampai tingkat SMA, kemudian PMI juga melakukan sosialisasi di

setiap kecamatan yang ada di Kota Palopo. Makanya banyak sekolah dan

Kecamatan di Kota Palopo yang tergabung dengan PMI untuk sama-sama bekerja

dan membantu PMI dalam mewujudkan nilai kemanusiaan. Masyarakat di Kota

Palopo pun sudah tahu bahwa PMI itu kerjanya apa sehingga banyak masyarakat

Kota Palopo yang antusias terhadap kerja PMI.

Untuk mendorong semangat gotong-royong dan kesetiakawanan yang

dilakukan oleh PMI terhadap masyarakat telah dilakukan berdasarkan tujuh

prinsip dasar Palang Merah Indonesia. Karena di dalam tujuh prinsip dasar Palang

Merah Indonesia harus di terapkan oleh PMI.oleh lembaga PMI baik oleh PMR,

KSR maupun lembaga PMI laiinnya. Di dalam PMI harus memanusiakan

36

manusia. Untuk masalah kekerasan, PMI tidak pernah melakukan perbuatan

semacam itu karena pada dasarnya PMI telah mempelajari dan menerapkan tujuh

prinsip dasar KepalangMerahan.

Upaya penyelamatan pertolongan dan perlindungan dengan rasa cinta yang

dilakukan oleh PMI telah dilakukan secara maksimal. Perlindungan pertolongan

pertama yang dilakukan oleh PMI biasanya kalau ada kecelakaan pasti langsung

tolong di tempat. Tetapi kecuali ketika masyarakat di sekitar belum terlalu tahu

pasti langsung saja dibawa ke rumah sakit. Di dalam Palang Merah Indonesia ada

memang pelajaran tersendiri tentang bagaimana caranya memberikan pertolongan

pertama kepada relawan.

Pelayanan Palang Merah Indonesia Kota Palopo kepada masyarakat

memang sudah terjamin secara terencana, terpadu, terkordinasi dan menyeluruh.

Karena di dalam PMI sudah ada program kerja supaya pelayanannya bisa

terjamin. Dari program kerja itu, PMI jelaskan bahwa ada perencanaannya secara

rinci dan terpadu agar program kerjanya terkordinasi dan menyeluruh dan bisa di

implementasikan kepada masyarakat.

3) Hasil wawancara dengan Bapak Hasan Sufyan sebagai pendonor darah di

PMI Kota Palopo pada tanggal 27 Februari 2020

Menurut Bapak Sufyan, faktor yang mendorong beliau untuk menjadi

pendonor adalah karena adanya rasa kemanusiaan terutama rasa cinta kasih

terhadap orang lain. Baginya donor adalah salah satu kewajiban dari seorang

manusia untuk membantu orang lain terutama untuk orang-orang yang sangat

membutuhkan darah. Dalam hal lain juga, faktor yang mendorong beliau untuk

menjadi pendonor darah ialah supaya menjaga kesehatan. Menurut kesehatan,

ketika kita mendonor darah maka kesehatan kita akan semakin baik.

Menurut Bapak Sufyan, ketika kita ingin membantu orang lain, kita tidak

perluh meminta imbalan apapun. Membantu orang lain adalah salah satu

kewajiban dari setiap insan manusia karena manusia adalah adalah makluk sosial.

Makluk yang sangat membutuhkan bantuan dari orang lain, makluk yang perluh

berinteraksi dengan orang lain. Beliau mengatakan bahwa setetes darah yang saya

donor, maka akan menyembuhkan seribu orang.

37

Ketika kita mendonorkan darah untuk orang lain pasti diwarnai dengan

rasa cinta kasih. Tidak mungkin kita mendonorkan darah tanpa adanya rasa cinta.

Cinta kasih adalah hal mulia yang dilakukan oleh manusia melalui perasaannya

tanpa imbalan apapun. Di dalam cinta kasih tersebut pasti ada kedamaian yang

saya rasa pada saat saya mendonorkan darah untuk orang-orang yang

membutuhkan maupun dengan pihak-pihak PMI. Senang pastinya, ketika darah

saya sangat membantu untuk orang lain. Sebenarnya tidak ada kekerasan yang

dilakukan oleh pihak-pihak PMI pada saat saya mendonorkan darah. Karena pada

dasarnya PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip kepalangmerahan.

Kecuali pada saat saya di suntik untuk mengambil sampel darah.

4) Hasil Wawancara dengan Bapak Rikardus Tasman Antus sebagai pendonor

darah di PMI Kota Palopo pada tanggal 28 Februari 2020

Menurut Bapak Rikardus Tasman Antus, faktor yang mendorong beliau

untuk mendonorkan darah adalah karena adanya nilai kemanusiaan. Nilai

kemanusiaan inilah yang membuatnya untuk menjadi pendonor darah setiap satu

kali dalam tiga bulan. Kemudian ada juga hal lain yang mendorong beliau untuk

mendonor darah yaitu faktor kesehatan. Beliau mengatakan bahwa kesehatan akan

baik ketika kita mendonorkan darah satu kali dalam tiga bulan.

Membantu orang lain tanpa imbalan merupahkan salah satu nilai

kemanusiaan yang harus di kedepankan oleh semua insan manusia. Manusia

adalah makluk sosial dan perlu bantuan dari orang lain. Beliau mengatakan bahwa

setiap kali saya mendonorkan darah, saya tidak pernah meminta imbalan apapun.

Kecuali PMI membagikan satu botol susu dan roti. Tujuan susu dan roti itu ialah

supaya tenaga bisa pulih kembali.

Pada saat mendonorkan darah, pastinya ada nilai cinta kasih yang

dirasakan baik cinta kasih terhadap Pihak PMI ataupun terhadap orang yang

membutuhkan. Pada dasarnya, tidak mungkin kita mendonorkan darah kalau tidak

ada cinta kasih yang di rasakan dari dalam hati.

Tentunya, selain cinta kasih pasti ada juga kedamaian yang dirasakan.

Kedamaian itu dapat dirasakan pada saat kita memberikan darah terhadap orang

lain dan bisa membantu PMI untuk mencapai stok darah yang telah di targetkan.

38

Pastinya senang ketika darah yang diberikan sangat membantu untuk

orang yang membutuhkan. Apalagi sekarang banyak kejadian-kejadian yang tidak

pernah kita tahu. Maka dari itu kita harus mewaspai dengan hal-hal tersebut agar

PMI tidak terlalu sulit untuk membantu orang yang membutuhkan pertolongan.

Untuk kekerasan, pastinya PMI tidak pernah melakukan hal semacam itu.

PMI selalu mengedepankan nilai kemanusiaannya dalam setiap pelayanannya.

Pelayanan dari PMI sangat baik untuk masyarakat.

5) Hasil Wawancara dengan Bapak Yohanes Jaga sebagai masyarakat yang

pernah di bantu oleh PMI Kota Palopo pada tanggal 03 Maret 2020

Menurut Bapak Yohanes Jaga, Palang Merah Indonesia Kota Palopo

sangat membantu sekali di saat masyarakat membutuhkan darah. Menurut beliau

PMI selalu ada di tempat di saat masyarakat membutuhkan. Tanpa bantuan PMI,

mungkin kami sebagai masyarakat sangat binggung untuk mencari darah.

Pastinya, sangat senang sekali ketika ada pasien yang di bantu oleh PMI. Palang

Merah Indonesia merupahkan organisasi yang memang sangat bergerak di bidang

kemanusiaan.

Untuk nilai kedamaiannya, yang jelas ada diantara PMI dengan kami.

Nilai Kedamainnya antara lain: PMI sangat membantu di saat kami membutuhkan

pertolongan dan pelayanannya sangat baik. Dari setiap pelayanan yang dilakukan

oleh PMI kota Palopo, ada nilai cinta kasih yang kami rasakan. Nilai cinta kasih

yang pernah mereka lakukan ialah Palang Merah Indonesia Kota Palopo sangat

berusaha untuk mencari darah ketika jenis darah yang kita butuhkan tidak ada di

Unit Transfusi Darah. Bukan hanya PMI saja yang mencari darah tetapi dari

keluarga pasien juga membantu PMI untuk sama-sama mencari jenis golongan

darah yang di tentukan. Palang Merah Indonesia selalu berpegang teguh pada

tujuh prinsip kepalangMerahan dan untuk masalah kekerasan Palang Merah

Indonesia tidak pernah melakukan hal semacam itu.

Menurut Bapak Yohanes Jaga, beliau pernah mengalami kendala di saat

beliau meminta pertolongan darah di PMI Kota Palopo karena stok darah yang

beliau butuhkan tidak ada. Akan tetapi, pada waktu itu pihak PMI berusaha untuk

mencari orang yang tepat untuk bisa mendonorkan darah.

39

6) Hasil Wawancara dengan Bapak Remigius Magung sebagai masyarakat yang

pernah di bantu oleh PMI Kota Palopo pada tanggal 05 Maret 2020

Menurut Bapak Remigius Magung, Palang Merah Indonesia Kota Palopo

sangat membantu beliau pada saat keluarganya terbaring lemah di Rumah Sakit.

Tuturnya “tanpa bantuan dari Palang Merah Indonesia, mungkin sampai sekarang

satu keluargaku masih terbaring lemah di rumah sakit karena kekurangan darah”.

Beliau merasa senang ketika darah yang di berikan oleh Palang Merah Indonesia

Kota Palopo sangat membantu untuk kelurganya.

Tentunya ada nilai kedamaian yang dirasakan antara PMI dengan beliau

dimana beliau minta pertolongan dengan PMI dan PMI Kota Palopo juga

memberinya dengan hati yang iklas.

Di dalam nilai kedamaian, tentunya ada juga cinta kasih yang di rasakan

antara PMI dengan beliau. Menurut beliau, pelayanan yang dilakukan oleh PMI

terhadapnya sangat baik karena itulah beliau menganggapnya apa yang di berikan

oleh PMI benar-benar dengan cinta dan kasih sayang terhadap yang lain sesuai

dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.

Untuk hal semacam kekerasan, Palang Merah Indonesia Kota Palopo tidak

pernah melakukan hal seperti itu. Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar

kepalangmerahan, PMI harus mengedepankan tujuh hal prinsip dasar yaitu

kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan

kesemestaan. Hal inilah yang harua di kedepankan oleh PMI ketika ada

masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

Menurut bapak Remigius Magung, tidak ada kendala yang dihadapinya

pada saat beliau membutuhkan darah. Karena pada saat beliau membutuhkan

darah di PMI Kota Palopo, stok darah yang dibutuhkan masih ada di Unit

Transfusi Darah sehingga beliau merasa tidak ada kendala yang dihadapinya.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara yang ditemukan diatas, pada tahap ini

peneliti akan membahas dari hasil penelitian tentang peran Palang Merah

Indonesia Kota Palopo dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan.

Palang Merah Indonesia merupahkan sebuah organisasi perhimpunan

nasional di indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Palang

40

Merah Indonesia bertugas sebagai unsur utama dalam penanggulangan bencana

dan membantu dalam penanganan segala musibah yang terjadi di masyarakat.

Palang Merah Indonesia dipimpin oleh seorang ketua umum pusat yaitu Drs.

Mohammad Hatta.

Palang Merah Indonesia Kota Palopo dipimpin oleh seorang ketua umum

cabang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada ketua umum

Provinsi.

Palang Merah Indonesia memiliki empat tugas pokok berdasarkan prinsip

dasar kepalangmerahan yaitu kesiapan siaga bantuan dan penanggulangan

bencana, pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan, pelayanan kesehatan

dan kesejahteraan masyarakat, pelayanan transfusi darah sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No 18 tahun 1980.

Dalam melaksanakan tugas Palang Merah Indonesia Kota Palopo

mempunyai prinsip-prinsip dasar antara lain:

1. Prinsip Kemanusiaan, artinya dalam kegiatan kemanusiaan yang dilakukan

oleh Palang Merah Indonesia Kota Palopo selalu menekankan hal-hal yang

berhubungan dengan kerjasama untuk memberikan bantuan terhadap orang

yang mebutuhkan tanpa adanya kekerasan atau diskriminasi.

2. Prinsip Kesamaan, artinya Palang Merah Indonesia Kota Palopo harus

menyamakan dan tidak boleh membeda-bedakan orang baik itu dari segi ras,

agama, status ataupun pandangan politik.

3. Prinsip Kenetralan, artinya Palang Merah Indonesia Kota Palopo dalam setiap

kegiatan kemanusiaan selalu menekankan prinsip dasar bahwa dalam rangka

menjaga kepercayaan para pihak dengan tidak berpihak terhadap pihak yang

lain.

4. Prinsip Kemandirian, artinya Palang Merah Indonesia Kota Palopo selalu

menekankan prinsip yang mandiri dalam setiap kegiatan kemanusiaan sesuai

dengan prinsip-prinsip gerakan.

5. Prinsip Kesukarelaan, artinya setiap kegiatan kemanusiaan yang dilakukan

oleh Palang Merah Indonesia Kota Palopo selalu menekankan prinsip yang

bersifat sukarela atau bekerja dengan ikhlas.

41

6. Prinsip Kesatuan, artinya prinsip yang menekankan Palang Merah Indonesia

harus terbuka bagi semua orang dan harus melaksanakan pelayanan

kemanusiaannya diseluruh wilayah negara. Palang Merah Indonesia tidak

mengenal batasan wilayah makanya PMI di Kota Palopo terus terlibat aktif

dalam peristiwa yang terjadi di Indonesia.

7. Prinsip Kesemestaan, artinya prinsip yang menekankan palang merah

indonesia sebagai anggota gerakan kegiatan kemanusiaan diakui di seluruh

negara. Maka dari itu, Dimanapun Palang Merah Indonesia berada, semuanya

tetap sama. Dengan kata lain tidak ada perbedaan antara PMI di Kota Palopo

dengan PMI cabang lain.

Eksistensi Palang Merah Indonesia Kota Palopo dalam

mengimplementasikan perannya terhadap nilai-nilai kemanusiaan pada pokoknya

terarah sebagai pelaku yang merupahkan tuntutan untuk memberikan pelayanan

sebaik-baiknya kepada masyarakat (stake holder). Palang Merah Indonesia Kota

Palopo memiliki tekad untuk memberikan pelayanan secara profesional dan

mandiri berdasarkan visi dan misi Palang Merah Indonesia.

Jika melihat pada masalah implementasi nilai-nilai kemanusiaan terdapat

peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo yang berfungsi untuk Meningkatkan

kapasitas, kinerja dan citra PMI, Memberikan upaya penyelamatan, pertolongan

dan perlindungan keselamat masyarakat, Menjamin terselenggaranya pelayanan

PMI secara terencana, terpadu, terkordinasi dan menyeluruh, Memberdayakan

kapasitas masyarakat dengan menghargai budaya dan kearifan lokal, Mendorong

semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan, Menumbuhkan

kemandirian dan kapasitas masyarakat. Peran Palang Merah Indonesia dalam

mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan memiliki beberapa tugas utama

yaitu:

1) Memberikan pelayanan darah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

2) Melakukan pembinaan relawan;

3) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

Kepalangmerahan;

42

4) Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan kegiatan

Kepalangmerahan;

5) Membantu dalam penanganan musibah dan/atau bencana di dalam dan di luar

negeri;

6) Membantu pemberian pelayanan kesehatan dan sosial; dan

7) Melaksanakan tugas kemanusiaan lainnya yang diberikan oleh pemerintah.

Salah satu contoh peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo dalam

mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan yaitu ikut terlibat pada saat salah

satu anak panti asuhan di Palopo mengalami keracunan makanan, membantu

pasien di rumah sakit ketika membutuhkan darah dan memberikan pertolongan

pertama pada saat terjadi kecelakaan.

Secara teknis ada kendala yang ditemukan oleh Palang Merah Indonesia

Kota Palopo dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan dimana

kendala-kendala yang dihadapi itu kurangnya pemahaman masyarakat terhadap

arti pentingnya mendonor darah dalam mewujudkan nilai kemanusiaan,

kurangnya kesadaran masyarakat bahwa mendonor darah adalah bagian dari

menjaga kesehatan, dan kurang pedulinya masyarakat terhadap yang lainnya.

Dalam pelayanannya demi mewujudkan nilai kemanusiaan, Palang Merah

Indonesia Kota Palopo tidak pernah lelah untuk mengikuti berbagai kegiatan baik

dalam bentuk sosialisasi kepalangMerahan maupun aksi sosial peduli bencana.

Upaya penyelamatan pertolongan dan perlindungan yang dilakukan oleh Palang

Merah Indonesia terhadap masyarakat yaitu: Palang Merah Indonesia Kota Palopo

selalu berkumpul untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi persoalan

kemanusiaan dan kebencanaan, Palang Merah Indonesia Kota Palopo selalu

terlibat dalam proses penyelamatan mulai dari menstabilkan korban sampai

mengevakuasi korban ke rumah sakit, memberikan pertolongan di tempat ketika

ada yang kecelakaan , Mempersiapkan penderita untuk ditranspotasi, Membantu

pencarian, penyelamatan, pertolongan, dan evakuasi korban, Memfasilitasi

penyediaan darah.

Menurut Bapak Drs. H. Haidir Basir, MM Ketua Umum Palang Merah

Indonesia bahwa peran palang merah indonesia dalam mengimplementasikan

nilai-nilai kemanusiaan telah di terapakan yang sesuai dengan apa yang dilakukan

43

oleh PMI selama kegiatan yang berkaitan dengan kemanusiaan karena dalam

setiap kegiatan yang dilakukan oleh Palang Merah Indonesia Kota Palopo selalu

berpegang teguh pada tujuh prinsip kepalangmerahan.

Pelayanan Palang Merah Indonesia Kota Palopo kepada masyarakat

memang sudah terjamin secara terencana, terpadu, terkordinasi dan menyeluruh.

Karena di dalam PMI sudah ada program kerja supaya pelayanannya bisa

terjamin. Dari program kerja itu, PMI jelaskan bahwa ada perencanaannya secara

rinci dan terpadu agar program kerjanya terkordinasi dan menyeluruh dan bisa di

implementasikan kepada masyarakat.

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam mengimplementasikan nilai-nilai

kemanusiaan yang dilakukan oleh Palang Merah Indonesia Kota Palopo telah

dilaksanakan dalam setiap kegiatan atau pelayanannya kepada masyarakat secara

mandiri, terorganisir dan secara terpadu.

Selain Ketua Palang Merah Indonesia Kota Palopo, ada beberapa

pandangan lain dari anggota Palang Merah Indonesia kota palopo maupun

masyarakat yang pernah terlibat dalam kegiatan Palang Merah Indonesia Kota

Palopo.

Menurut Sri Rafika Hastuti, S.Kep kepala markas PMI Kota Palopo bahwa

peran Palang merah indonesia dalam pelayanan kesehatan maupun pelayanan

sosial kepada masyarakat itu melalui hotline artinya ketika suatu waktu

masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan pasti akan di bantu oleh PMI

melalui proses hotline. Dalam memberikan pelayanan sosial, PMI selalu

melakukan kegiatan sosialisasi yang diadakan satu kali dalam sebulan. Tujuan

PMI melakukan sosialisasi yaitu agar masyarakat tahu bahwa kerja PMI itu

seperti apa, sehingga masyarakat bisa antusias terhadap kerja PMI. Sasaran PMI

ketika melakukan sosialisasi yaitu sekolah-sekolah yang ada di kota Palopo baik

dari tingkat SD sampai tingkat SMA, kemudian PMI juga melakukan sosialisasi di

setiap kecamatan yang ada di Kota Palopo.

Hasil wawancara dengan Bapak sufyan dan bapak Rikardus Tasman Antus

selaku pendonor darah dalam penelitian ini, bahwa faktor yang mendorong

mereka untuk menjadi pendonor darah adalah karena adanya rasa kemanusiaan

terutama rasa cinta kasih terhadap orang lain. Membantu orang lain merupakan

44

salah satu kewajiban dari setiap insan manusia karena manusia adalah makluk

sosial, makluk yang sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Sedangkan

cinta kasih merupakan hal mulia yang dilakukan oleh manusia melalui

perasaannya tanpa imbalan apapun.

Sedangkan hasil wawancara dengan bapak Yohanes Jaga dan Bapak

Remigius Magung selaku masyarakat yang pernah di bantu oleh PMI. Bahwa PMI

Kota Palopo sangat membantu mereka pada saat membutuhkan pertolongan

meskipun masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh PMI diantaranya stok

darah yang di butuhkan itu berkurang. Tetapi pada perannya PMI Kota Palopo

berusaha untuk mencarikan pendonor darah.

Maka dapat di simpulkan dari berbagai hasil wawancara diatas adalah

bahwa peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo dalam mengimplementasikan

nilai-nilai kemanusiaan selalu mengedepankan nilai kemanusiaan dalam setiap

pelayanannya kepada masyarakat yang membutuhkan.

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah:

1. Peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo dalam Mengimplementasikan

nilai-nilai kemanusiaan telah dilaksanakan sesuai dengan nilai kemanusiaan

karena pada dasarnya PMI Kota Palopo telah melakukan berbagai kegiatan

yang berkaitan dengan kemanusiaan. Contohnya, Palang merah indonesia kota

Palopo pernah membantu masyarakat yang pernah kecelakaan di jalan dan

pada saat itu juga PMI memberikan pertolongan di tempat. Selain itu, PMI juga

selalu memberikan golongan darah gratis untuk masyarakat yang

membutuhkan darah dan PMI juga selalu ada di tempat ketika ada orang yang

membutuhkan darah.

2. Kegiatan PMI Kota Palopo selalu berlandaskan dengan nilai kemanusian.

Maka dari itu, PMI Kota Palopo selalu mengikuti berbagai kegiatan yang

berkaitan dengan kemanusiaan. Dalam kegiatan kemanusiaan, PMI tidak

pernah memandang agama,suku, ras, dll karena di mata PMI siapapun yang

membutuhkan pertolongan pasti akan di bantu. Selain itu, PMI kota Palopo

telah mengadakan sosialisasi satu kali dalam sebulan yang mencakup sekolah-

sekolah yang ada di kota Palopo baik dari tingkat SD sampai SMA, setiap

kecamatan yang ada di kota Palopo guna untuk membantu PMI dalam

mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan

3. Dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan, masyarakat Kota Palopo

belum memahami dan menyadari arti pentingnya mendonor darah untuk

membantu orang yang membutuhkan dan untuk kesehatannya sendiri.

5.2 Saran

Peran Palang Merah Indonesia Kota Palopo dalam mengimplementasikan

nilai-nilai kemanusiaan telah berjalan dengan baik. Namun, disarankan kepada

Palang Merah Indonesia Kota Palopo untuk tetap mensosialisasikan kegiatannya

kepada masyarakat agar masyarakat sadar bahwa kegiatan donor darah adalah

salah satu bentuk upaya untuk mewujudkan nilai kemanusiaan.

46

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2008. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Art-ong Jumsai dan Na-Ayud Hya. 2008. Human Values instrucionalmodel.

Jakarta: Yayasan Satia Sai Indonesia

Budi Winarno. 2007. kebijakan publik : teori dan proses Edisi Revisi, Media

Presindo Yogyakarta.

Fadli, Kozier Barbara. 2008. Pengertian Peran. Bandung: Pustaka Intermasa

Guntur Setiawan. 2011. Implementasi dalam birokrasi pembangunan.

Bandung:Remaja Rosda Karya

Idrus, Muhamad. 2009. Teknik Analisis Data. PT. Gelora Aksara Pratama:

Yogyakarta

Janti, dkk. 2008. Etika Berwarganegara. Salemba Empat. Jakarta

Koenjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta.

Markas Besar Palang Merah Indonesia. 1983. Palang Merah Internasional.

Jakarta.

Markas Besar Palang Merah Indonesia. 1952. Sejarah Palang Merah Indonesia

17 September 1945-31 Desember. Jakarta.

Markas Palang Merah Indonesia. 2013. Palang Merah Remaja. (online). www.

Pmi.or.id.

MPR RI. 2003. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

Nomor I/MPR/2003. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia. Jakarta

47

Nurdin Usman. 2010. Konteksimplementasi berbasis kurikulum, Bandung, cv

Sinar Baru

Palang Merah Indonesia. 1998. Apakah Palang Merah itu. Jakarta.

Pengurus Pusat PMI. 2011. Peraturan Organisasi Palang Merah

Raho. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Rukiyati, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.

Sada. 2011. Universitas pendidikan Indonesia. Pembelajaran Nilai-Nilai

kemanusian. Jogjakarta.

Soekanto. 2002. Teori peranan. Jakarta, Bumi Aksara

Soerjono Soekanto. 2009. Peranan Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta. Edisi

Baru, Rajawali pers.

Susilo, Asep, Rina. 2008. Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit

Merah Internasional.www.pmisolo.or.id(pdf).

Susilo, dkk. 2008. Pedoman Manajemen Relawan Palang Merah Indonesia Pusat.

Jakarta.

Tchan Prof. 2006. Implementasi kebijakan Publik. Bandung : AIPI

48

L

A

M

P

I

R

A

N

49

1. Lembar Pedoman Observasi

Pedoman Observasi

Fokus Penelitian

Indikator Aspek yang

diamati

Keterangan

Peran Palang

Merah Indonesia

Kota Palopo Dalam

Mengimplementasi

kan Nilai-nilai

Kemanusiaan

Mengetahui sejarah

Palang Merah

Indonesia Kota

Palopo

Sejarah PMI

kota Palopo

Mengetahui struktur

kepengurusan Palang

Merah Indonesia Kota

Palopo

Nama Pengurus

Mengetahui jumlah

instansi yang

tergabung dengan

PMI Kota Palopo

Instansi

2. Lembar Kisi-kisi Wawancara

Kisi-kisi Wawancara

Fokus Penelitian Indikator Instrument Informan

Peran Palang

Merah Indonesia

Dalam

Mengimplementa

sikan Nilai-nilai

Kemanusiaan

Nilai-nilai

Kemanusiaan

antara lain:

nilai

kebenaran,

nilai

kedamaian,

cinta kasih,

kebajikan, dan

tanpa

kekerasan

1. Bagaimana cara PMI

Kota Palopo dalam

menerapkan nilai-

nilai kemanusiaan

kepada masyarakat

Kota Palopo

Ketua

Umum

PalangMerah

Indonesia

Kota Palopo

2. Apakah PMI Kota

Palopo telah

menerapkan nilai-

nilai kemanusiaan

dalam pelayanannya

kepada masyarakat.

Kepala

Markas PMI

Kota Palopo

50

3. Bagaimana perasaan

anda ketika darah

anda sangat

membantu untuk

orang lain?

Pendonor

Darah

4. Apa yang anda

rasakan ketika anda

sudah dibantu oleh

PMI Kota Palopo?

Masyarakat

yang pernah

di bantu

oleh PMI

Kota Palopo

3. Daftar Nama Responden

No Nama Responden Kedudukan

1 Drs. H. Haidir Basir,MM Ketua Umum Palang Merah

Indonesia Kota Palopo

2 Sry Rafika Hastuti, S.Kep Kepala Markas Palang Merah

Indonesia

3 Hasan Sufyan Pendonor Darah

4 Rikardus Tasman Antus Pendonor Darah

5 Remigius Magung Masyarakat yang terbantu oleh PMI

Kota Palopo

6 Yohanes Jaga

Masyarakat yang terbantu oleh PMI

Kota Palopo

51

PEDOMAN WAWANCARA

Nama responden : Sry Rafika Hastuti, S.Kep

Kedudukan : Kepala Markas PMI Kota Palopo

Hari/tanggal : Rabu, 26 Februari 2020

Pertanyaan

1. Apakah PMI Kota Palopo sudah memberikan pelayanan kesehatan dengan

benar kepada masyarakat Kota Palopo?

2. Bagaimana cara PMI Kota Palopo dalam memberikan pelayanan sosial

dengan baik kepada masyarakat Kota Palopo?

3. Bagaimana cara PMI Kota Palopo untuk mendorong semangat gotong-royong

dan kesetiakawanan tanpa kekerasan apapun?

4. Bagaimana cara PMI Kota Palopo memberikan upaya penyelamatan

pertolongan dan perlindungan dengan rasa cinta kepada masyarakat Kota

Palopo?

5. Apakah PMI Kota Palopo sudah terjamin pelayanannya kepada masyarakat

secara terencana, terpadu, terkordinasi dan menyeluruh?

52

PEDOMAN WAWANCARA

Nama responden : Drs. H. Haidir Basir, MM

Kedudukan : Ketua PMI Kota Palopo

Hari/tanggal : Rabu, 26 Februari 2020

Pertanyaan

1. Apakah PMI Kota Palopo telah bekerja dengan benar sesuai dengan visi dan

misinya dalam pelayanan donor darah?

2. Bagaimana cara PMI Kota Palopo dalam menerapkan nilai kedamaian ketika

berhadapan dengan masyarakat yang membutuhkan darah?

3. Apakah PMI Kota Palopo telah menerapkan nilai cinta kasih kepada

masyarakat tanpa memandang suku, agama ras,dll ?

4. Bagaimana cara PMI Kota Palopo dalam menerapkan nilai kebaikan dalam

hal memberikan darah kepada masyarakat yang membutuhkan?

5. Apakah disaat donor darah PMI tidak melakukan kekerasan terhadap

pendonor darah?

53

PEDOMAN WAWANCARA

Nama responden : Hasan Sufyan

Kedudukan : Pendonor Darah

Hari/tanggal : Kamis, 27 Februari 2020

Pertanyaan

1. Apa yang mendorong Bapak untuk menjadi pendonor darah?

2. Apakah disaat Bapak mendonor darah, Bapak benar-benar ingin membantu

orang lain tanpa imbalan apapun?

3. Apakah disaat Bapak mendonor darah, ada nilai cinta kasih yang Bapak

rasakan?

4. Apakah ada kedamaian yang Bapak rasakan ketika Bapak mendonorkan

darah?

5. Bagaimana perasaan Bapak, ketika darah Bapak sangat membantu untuk

orang yang membutuhkan?

6. Apakah ada kekerasan yang dilakukan oleh PMI kepada Bapak disaat bapak

mendonor darah?

54

PEDOMAN WAWANCARA

Nama responden : Rikardus Tasman Antus

Kedudukan : Pendonor Darah

Hari/tanggal : Jumat, 28 Februari 2020

Pertanyaan

1. Apa yang mendorong Bapak untuk menjadi pendonor darah?

2. Apakah disaat bapak mendonor darah, bapak benar-benar ingin membantu

orang lain tanpa imbalan apapun?

3. Apakah disaat bapak mendonor darah, ada nilai cinta kasih yang bapak

rasakan?

4. Apakah ada kedamaian yang bapak rasakan pada saat bapak mendonorkan

darah?

5. Bagaimana perasaan bapak, pada saat darah bapak sangat membantu untuk

orang yang membutuhkan?

6. Apakah ada kekerasan yang dilakukan oleh PMI kepada bapak disaat bapak

mendonor darah?

55

PEDOMAN WAWANCARA

Nama responden : Yohanes Jaga

Kedudukan : Masyarakat yang terbantu oleh PMI

Hari/tanggal : Senin, 03 Maret 2020

Pertanyaan

1. Menurut bapak, apakah PMI Kota Palopo benar-benar membantu bapak pada

saat membutuhkan darah?

2. Apa yang bapak rasakan pada saat bapak sudah dibantu oleh PMI ?

3. Apakah ada kedamaian pada saat bapak dibantu oleh PMI?

4. Apakah bapak merasakan nilai cinta kasih yang dilakukan oleh PMI kepada

bapak?

5. Apakah PMI tidak melakukan kekerasaan kepada bapak pada saat bapak

membutuhkan darah?

6. Apakah ada kendala pada saat bapak membutuhkan darah?

56

PEDOMAN WAWANCARA

Nama responden : Remigius Magung

Kedudukan : Masyarakat yang terbantu oleh PMI

Hari/tanggal : Rabu, 05 Maret 2020

Pertanyaan

1. Menurut bapak, apakah PMI Kota Palopo benar-benar membantu bapak pada

saat bapak membutuhkan darah?

2. Apa yang bapak rasakan pada saat bapak sudah dibantu oleh PMI ?

3. Apakah ada kedamaian pada saat bapak dibantu oleh PMI?

4. Apakah bapak merasakan nilai cinta kasih yang dilakukan oleh PMI kepada

bapak?

5. Apakah PMI tidak melakukan kekerasaan kepada bapak pada saat bapak

membutuhkan darah?

6. Apakah ada kendala pada saat bapak membutuhkan darah?

57

Gambar 1. Dokumentasi Lokasi Penelitan di Jalan Samiun, Kelurahan

Amasangan, Kecamatan Wara Kota Palopo

Gambar 2. Dokumentasi wawancara dengan ketua umum PMI Kota Palopo Bapak

Drs. H. Haidir Basir, MM pada tanggal 26 Februari 2020

58

Gambar 3. Dokumentasi wawancara dengan Kepala Markas PMI Kota Palopo Ibu

Sri Rafika Hastuti S.Kep pada tanggal 26 Februari 2020

Gambar 4. Dokumentasi wawancara dengan pendonor darah pertama, Bapak

Hasan Sufyan pada tanggal 27 Februari 2020

59

Gambar 5. Dokumentasi wawancara dengan pendonor darah kedua, Bapak

Rikardus Tasman Antus pada tanggal 28 Februari 2020

Gambar 6. Dokumentasi wawancara dengan masyarakat pertama yang pernah

dibantu oleh PMI Kota Palopo, Bapak Yohanes Jaga pada tanggal 03

Maret 2020

60

Gambar 7. Dokumentasi wawancara dengan masyarakat kedua yang pernah di

bantu oleh PMI Kota Palopo, Bapak Remigius Magung pada tanggal

05 Maret 2020

Gambar 8. Dokumentasi proses donor darah di PMI Kota Palopo

61

Gambar 9. Dokumentasi Struktur Kepengurusan Palang Merah Indonesia Kota

Palopo Periode 2017-2022