PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING...

107
i PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA DI SALATIGA TAHUN 1980-2015 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora Oleh: ISRO’ATUL LAILI 216-13-027 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Transcript of PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING...

Page 1: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

i

PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM

MEWUJUDKAN KERUKUNAN ANTARUMAT

BERAGAMA DI SALATIGA TAHUN 1980-2015

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora

Oleh:

ISRO’ATUL LAILI

216-13-027

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

Page 2: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

ii

Page 3: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

iii

Page 4: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

iv

Page 5: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

v

MOTTO

Jangan menyerah atas impianmu, impian memberimu tujuan hidup.

Ingatlah, sukses bukan kunci kebahagiaan, kebahagiaanlah kunci sukses.

Semangat!

(Mario teguh)

Jika anda tidak mampu terbang maka berlarilah,

Jika tak mampu berlari maka berjalan sudah cukup.

Jika belum bisa maka merangkaklah. Karena anda harus terus bergerak

maju dan maju.

(FarizGobel)

Page 6: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang tercinta

Bapak Zamsari dan Ibu Muslikah yang tidak pernah lelah dalam menasehati,

mendidik, dan memotivasi setiap perjuangan saya. Tanpa dorongan mereka

saya bukan apa-apa.

Teruntuk Bapak Dr. M. Gufron, M. Ag dan Bapak Haryo Aji, S. Sos, M.A.

yang telah membantu di setiap kesulitan dan memberi pengetahuan baru

dalam menyelesaikan tugas akhir saya.

Teruntuk Dosen-dosen IAIN salatiga Fakultas Ushuludin, Adab dan

Humaniora yang senantiasa mendidik dan membimbing selama ini.

Teruntuk suamiku tersayang Mas Beni yang selalu memotivasiku.

Teruntuk saudara kandung saya Sigit Saputra dan Nasikul Huda yang selalu

mengingatkan saya untuk menyelesaikan tugas akhir saya.

Teruntuk sahabat-sahabat Sejarah Peradaban Islam Angkatan pertama tahun

2013. Guru besar (Ika Putri), Kuter (Tiara), Engkus (Ingkan), Bunda (Tatik)

Qesthe (Qisthi), cempluk (ana) Fera, Nia,Erni, Ulva, Lana, Wildan, Meong”

(luthfi) Kencong (Sam‟ani), Boy (Jhuedhin), Gendhut (Sofi), Sholeh, Faizin,

Rifkhan.

Dan teruntuk teman-teman KKN Kener 91 dan 92 tahun 2017 yang saya

sayangi.

Page 7: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

vii

ABSTRAK

Nama: Isro‟atulLaili

NIM : 216-12027Jurusan: Sejarah Peradaban Islam

Kata Kunci : Keberagamaan, Peran KH. Mahfudz Ridwan Kerukunan Antarumat

Beragama.

Kota Salatiga merupakan kota yang memiliki masyarakat yang beragam.

Keberagaman ini ditunjukkan dengan kondisi masyarakat yang memeluk agama yang

berbeda-beda. Kondisi keberagamaan agama memiliki potensi akan terjadinya konflik

antarumat beragama, demi terwujudnya kehidupan sosial yang damai dan harmonis

perlu adanya sikap dari seluruh pihak untuk saling menghormati, menghargai dan

toleransi terhadap seluruh masyarakat lintas agama. Melalui kesadaran pentingnya

tercipta kerukunan beragama mendorong KH. Mahfudz Ridwan untuk melakukan

berbagai upaya untuk mewujudkan kerukunan antarumat beragama di Salatiga. Dalam

penelitian ini penulis merumuskan, rumusan masalah menjadi 4 yaitu, yang pertama

bagaimana kondisi keberagamaan di Kota Salatiga tahun 1980-2015, yang kedua

bagaimana upaya KH. Mahfudz Ridwan dalam mewujudkan kerukunanan antarumat

beragama di Kota Salatiga tahun 1980-2015, yang ketiga kehidupan KH. Mahfudz

Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan beragama di

Kota Salatiga tahun 1980-2015.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sejarah dibantu

dengan pendekatan sosiologi. Dalam hal ini penulis meneliti tentang peran KH.

Mahfudz di Salatiga.

Salah satu langkah yang digunakan oleh KH. Mahfudz Ridwan ialah melalui

membentuk forum yang konsen akan kerukunan beragama di Salatiga. Forum

kerukunan beragama yang dijadikan sebagai motor penggerak dari KH. Mahfudz

Ridwan untuk mewujudkan kerukunan antarumat beragama ialah Forum SOBAT.

Forum ini bergerak dan melaksanakan kegiatan dengan tujuan untuk menciptakan

kerukunan antarumat beragama di Kota Salatiga.

Page 8: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah Swtyang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan hidayah dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi Muhammad Saw.Yang telah

membawa kita dari zaman jahiliyah hingga zaman terang benderang.Skripsi ini

disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Humaniora pada Jurusan Sejarah

Peradaban Islam Fakultas Ushuludin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dan memberikan dorogan baik moral maupun materil, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulis mengucapkan penghargaan dan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Dr. Benny Ridwan, M. Hum. selaku Dekan FakultasUshuluddin, Adab, dan

Humaniora.

3. BapakHaryo Aji, S. sos, M.A. selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam.

Serta yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. M. Gufron. M. Ag. selaku dosen pembimbing skripsi dan membantu

memberikan banyak masukan yang sangat berguna bagi penulis.

Page 9: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

ix

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.

6. Keluarga Besar penulis yang telah mencurahkan do‟a dan menyemangati penulis

untuk kesuksesan skripsi ini.

7. Seluruh teman-teman seperjuangan SPI2013 yang selalu menyemangati saya.

8. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa

kami sebutkan satu persatu semoga semua amal bantuan dalam bentuk apapun

mendapat balasan yang sebaik-baiknya di sisi Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan

menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Dalam penyusunan skripsi

ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini

dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri. Untuk

itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis harapkan dari pembaca yang

budiman guna kesempurnaannya. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini mampu

memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Page 10: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………..…..i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .........................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................iv

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................v

HALAMAN MOTTO..............................................................................vi

HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................vii

ABSTRAK................................................................................................viii

KATA PENGANTAR..............................................................................x

DAFTAR ISI ...........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................5

D. Tinjauan Pustaka ...............................................................................7

E. Kerangka Konseptual …………. ....................................................10

F. Metode Penelitian ...........................................................................19

G. Sistematika Penulisan ......................................................................23

Page 11: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

xi

BAB II BIOGRAFI KH. MAHFUDZ RIDWAN

A. Latar Belakang Keluarga KH. Mahfudz Ridwan……………….26

B. Latar Belakang Pendidikan KH. Mahfudz Ridwan……………..28

C. Perjalanan KH. Mahfudz Ridwan dalam Organisasi Politik….....31

D. Perjalanan KH. Mahfudz Ridwan dalam Organisasi Agama……33

E. Kontribusi KH. Mahfudz Ridwan dalam Sosial Masyarakat……39

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA SALATIGA

A. Kondisi Wilayah Kota Salatiga

1. Letak Geografis Kota Salatiga……….………………….42

2. Kondisi Demografi……………………………….……...44

3. Kondisi Keagamaan………………………………….…..45

4. Kondisi Sosial Budaya…………………………………..50

5. Kondisi Sosial Ekonomi…………………………………52

B. Interaksi Antarumat Beragama di Kota Salatiga………………...54

1. Bentuk Interaksi Antarumat Beragama……………...….55

2. Strategi Komunikasi Untuk Mewujudkan Kerukunan Antarumat

Beragama………………………………………………..58

Page 12: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

xii

BAB IV KONTRIBUSI KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN

KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA DI SALATIGA

A. Peran KH. Mahfudz Ridwan dalamKemasyarakatan………..60

B. Peran KH. Mahfudz Ridwan dalam Forum SOBAT Salatiga..63

C. Wujud Kerukunan Antarumat Beragama di Salatiga…………67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………...74

B. Saran ………………………………………………………….76

DAFTAR PUSAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa indonesia dikenal dengan bangsa yang plural, karena

didalamanya terdapat bermacam-macam suku, agama, budaya dan ras.1

Keberagaman terbungkus dalam persatuan dan kesatuan Indonesia.

Indonesia terdiri atas masyarakat yang homogen dengan kata lain

masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk.

Keanekaragaman agama dan budaya di Indonesia adalah modal dasar

dalam mendukung pembangunan, namun sekaligus dapat menjadi

penghambat. Apabila perbedaan tersebut dikelola dengan baik, maka

terciptalah kerukunan hidup dalam masyarakat yang akan mendukung

pembangunan nasional. Namun sebaliknya, apabila salah mengelolanya

justru akan menghambat kelancaran pembangunan nasional.

Dalam segala perbedaan yang ada terdapat satu aspek dalam

masyarakat Indonesia yang sangat sensitif yakni aspek kehidupan

beragama. Terdapat lima agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia

yakni Islam, Kristen, Katholik, Budha dan Hindu. Agama di Indonesia

hidup dan berkembang oleh karena peranan penganutnya yang

memperkuat dirinya dalam kehidupan yang beriman kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Pengakuan terhadap kebebasan beragama di Indonesia, tidak

hanya menunjukkan bahwa negara memberikan peluang bagi warga

1Ali Masykuri Musa, Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur (PT Gelora Aksara

Pratama: Erlangga), hal. 107.

Page 14: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

2

negaranya untuk memeluk agama sekaligus melaksanakan kewajiban yang

diperintahkan melalui ajaran-ajaran agama. Kebebasan beragama yang

diakui juga tidak hanya membebaskan warga negara untuk memeluk

agama (yang semua jenis agama yang diakui), maupun untuk menerima

keyakinan-keyakinan yang memperkuat dirinya dalam kehidupan yang

beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.2

Perbedaan keyakinan dari masyarakat Indonesia memiliki potensi

terjadinya konflik Antarumat beragama. Konflik keagamaan yang terjadi

di Indonesia mengisyaratkan bahwa dialog agama dengan tokoh-tokoh

agama yang berbeda agama masih dianggap tabu. Sikap fanatik terhadap

agama masing-masing dapat mengganggu integrasi nasional. Dengan

konflik yang terjadi anatarumat beragama dapat mengancam persatuan dan

kesatuan Indonesia. Dengan segala perbedaan perlu adanya sikap bijak

dari masyarakat Indonesia. Demi keutuhan bangsa Indonesia masyarakat

Indonesia harus bersatu dalam segala perbedaan yang ada. Keharmonisan

sosial dalam masyarakat akan tercipta apabila terwujud kerukunan

Antarumat beragama di dalam masyarakat. Salah satu wilayah di

Indonesia yang memiliki kondisi sosial harmonis dalam keberagamaan

adalah kota Salatiga.

Salatiga merupakan kota yang identik dengan masyarakatnya yang

majemuk. Sebagai kota pelajar Salatiga didatangi oleh berbagai pemuda

2 Setyo Pamungkas, Mengatur Kerukunan Beragama di Indonesia:

Membebaskan atau Mencederakan? *Mengkritisi RUU Kerukunan Umat Beragama

dalam Perspektif Kekristenan, (Salatiga:Unit Pelayanan dan Bantuan Hukum Fakultas

Hukum Universitas Satya Wacana, 2013), hal. 2

Page 15: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

3

dari berbagai daerah di Indonesia untuk belajar di Salatiga. Salatiga

merupakan kota yang ditinggali masyarakat dengan latar belakang agama

yang beragam. Keberagaman agama yang dimiliki warga Salatiga

tercermin dari bangunan rumah ibadah yang berdiri di berbagai sudut di

Kota Salatiga seperti Gereja, Masjid, Klentheng, Vihara berdiri di tiap-tiap

sudut Kota Salatiga. Keunikan Salatiga ialah pada masyarakatnnya yang

hidup dalam perbedaan namun tetap harmonis. Terwujudnya kerukunan

beragama di Kota Salatiga tidak lepas dari tokoh-tokoh yang

mengumandangkan perdamaian dan menjujung tinggi kerukunan

antarumat beragama. Dalam agama Islam tuntutan orang muslim untuk

mewujudkan kerukunan beragama terdapat dalam Al-qur‟an. Islam juga

mengajarkan untuk tidak membeda-bedakan kondisi masyarakatnya,

kesamaan derajat manusia adalah mutlak, dengan memakai tauhid sebagai

pondasi utama bangunannnya. Tauhid dalam Islam tidak hanya meyakini

kesatuan penciptaan, kesatuan tuntutan hidup, kesatuan tujuan hidup.3

Salah satu tokoh yang berperan penting yang berupaya mewujudkan

kondisi kerukunan umat beragama dalam masyarakat Salatiga adalah KH.

Mahfudz Ridwan.

KH. Mahfudz Ridwan merupakan penggagas forum kerukunan

umat beragama di Salatiga. KH. Mahfud Ridwan berupaya mewujudkan

keharmonisan sosial melalui organisasi yang bergerak dalam upaya-upaya

kerukunan beragama. KH. Mahfudz Ridwan berupaya melalukan dialog

3Haidi Hajar Widagdo, Esensia Jurnal Ilmu-ilmu Ushuludin “ Agama dan Konflik

Sosial”, hal.150.

Page 16: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

4

dengan pemuka agama Kristen, Hindu, Budha dan Katholik serta Islam.

Beliau berusaha menyatukan pandangan dari beberapa pemuka dari

berbagai agama untuk mewujudkan kondisi sosial masyarakat yang

harmonis dengan kerukunan Antarumat beragama. Agama bukanlah

benteng yang menghalangi masyarakat yang berbeda agama untuk saling

bersahabat. Jalinan sosial yang baik serta sikap yang saling menghargai

akan mewujudkan kerukunan beragama.

Kondisi Salatiga yang memiliki keberagamaan agama dan suku

menjadikan penghambat dalam interaksi sosial dalan masyarakat, lalu KH.

Mahfudz Ridwan memberi pandangan baru pada masyarakat kota Salatiga

bahwa terwujudnya kerukunan beragama merupakan hal yang indah.

Hidup berdampingan dalam perbedaan merupakan kondisi masyarakat

yang dapat mendorong kemajuan dalam peradaban. Dalam hal ini menarik

minat penulis untuk mengangkat tema mengenai peran KH. Mahfudz

Ridwan dalam mewujudkan kerukunan antarumat beragama dalam

masyarakat Kota Salatiga tahun 1980-2015.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi pada konteks peran dari

KH. Mahfudz Ridwan dalam mewujudkan kerukunan beragama dalam

masyarakat Kota Salatiga. Dalam batasan temporal dibatasi dari tahun

1980 hingga 2015 karena pada tahun 1980 KH. Mahfudz Ridwan

melakukan upaya perintisan pendirian wisma atau sekarang disebut

pondok pesantren Edi Mancoro. Kemudian pembatasan hingga tahun

Page 17: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

5

2015 karena pada tahun ini KH. Mahfudz Ridwan mulai tidak aktif dalam

organisasi kerukunan beragama karena faktor usia. Batasan spasial dalam

penelitian ini dibatasi pada kawasan Kota Salatiga, karena peran KH.

Mahfudz Ridwan dalam upaya mewujudkan kerukunan beragama berada

di Kota Salatiga.

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kehidupan KH. Mahfudz Ridwan

2. Bagaimana Kondisi Keberagaman di Kota Salatiga tahun 1980-

2015

3. Bagaimana Upaya KH. Mahfudz Ridwan dalam Mewujudkan

Kerukunan Antarumat Beragama di Kota Salatiga tahun 1980-2015

4. Bagaimana Wujud Kerukunan Antarumat beragama di Kota

Salatiga tahun 1980-2015

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dalam menyusun penelitian ini penulis melakukan berbagai upaya

untuk menyelesaikan skripsi ini. Berbagai upaya yang dilakukan ialah

untuk mencapai tujuan dari penulisan penelitian. Keberadaan tujuan atau

target dalam penelitian ini berfungsi sebagai patokan dalam penelitian

yang dilakukan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai

berikut:

1. Dapat menguraikan mengenai kehidupan KH. Mahfudz Ridwan

Page 18: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

6

2. Dapat menguraikan kondisi keberagaman di Kota Salatiga tahun 1980-

2015.

3. Dapat menguraikan upaya KH. Mahfudz Ridwan dalam dalam

mewujudkan kerukunan antarumat beragama di Kota Salatiga tahun

1980-2015

4. Dapat menjelaskan mengenai wujud kerukunan antarumat beragama di

Kota Salatiga tahun 1980-2015.

Dengan adanya penelitian ini, dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

1. Secara praktis dapat digunakan menjadi penambah wawasan serta

pengetahuan mengenai peran KH. Mahfudz Ridwan dalam

mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Salatiga pada 1980-

2015.

2. Dapat memberi koleksi pustaka untuk perpustakaan jurusan Sejarah

Peradaban Islam serta perpustakaan Institut Agama Islam Salatiga.

D. Tinjauan pustaka

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pustaka-pustaka berupa

Buku, Skripsi, Jurnal. Pustaka yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya sebagai berikut:

Page 19: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

7

Sumber buku yang pertama berjudul “Kerukunan umat beragama pilar

utama kerukunan berbangsa: butir-butir pemikiran” KaryaAkhmad Prof.

Dr.H.Faisal Ismail, M.A.( Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, tahun 2002,

ISBN: 9796871033, 9789796871032, Tebal: 164 halaman ).yang

mengulas, mengupas, dan membentangkan tentang Dinamika Kerukunan

Antarumat Beragama ini merupakan akumulasi dari hasil pembacaan,

pengamatan, pandangan, pengalaman, tinjauan, dan pemikiran kritisnya

sebagai pejabat tinggi, Guru Besar, dan Duta Besar. Buku ini sangat unik

dan mempunyai bobot tersendiri karena ditulis oleh seorang akademisi dan

praktisi. Buku ini sangat pas dibaca oleh para mahasiswa, akademisi,

peneliti, tokoh agama, birokrat, dan pejabat pemerintah pengambil

kebijakan di bidang hubungan antarumat beragama demi terpeliharanya

saling pengertian, dialog, toleransi, harmoni, dan kerukunan antarumat

beragama yang solid, mantap, dan dinamis.

Sumber pustaka yang kedua berupa Buku yang berjudul “ Dialog

Antarumat Beragama Gagasan dan Praktik di Indonesia”, Karya Zainal

Abidin Bagir dkk (Bandung: Mizan, tahun 2011, Tebal 211 halaman),

dalam buku ini mengulas Tragedi kekerasan publik yang melibatkan umat

beragama akhir-akhir ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi proses

demokratisasi di Indonesia. Umat beragama berperan sangat krusial dalam

membangun demokrasi Indonesia sehingga bila kekerasan masih

melibatkan umat beragama, maka demokrasi juga semakin pesimistis

untuk dikembangkan.Untuk menggapai kerukunan dan kedamaian, dialog

Page 20: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

8

antarumat beragama niscaya terus dinyalakan untuk menggugah semangat

persaudaraan dan jangan sampai padam.

Dialog bukan hanya para tokoh agama saja, tetapi juga bisa

diimplementasikan sampai tingkat bawah, yakni umat beragama di

pelosok desa. Buku bertajuk Dialog Antarumat Beragama: Gagasan dan

Praktik di Indonesia mencoba memotret gagasan dialog antar-agama di

Indonesia dalam menciptakan gerak kerukunan dan kedamaian

masyarakat. Buku ini bukan saja mengaji urgensi dialog antar-agama,

tetapi juga memberikan “alarm” bagi agamawan agar terus menjaga

komitmen dialog.

Sumber pustaka yang ketiga berupa Artikel: Kebhinnekaan adalah

keniscayaan, Edisi II tahun 2017, Majalah Jiwa Raga: Jendela informasi

Wakil Rakyat Salatiga, Kota Multi Etnis Tidak Harus Menjadi Kota

Metropolis, dalam Artikel ini menunjukan sikap toleransi Antarumat

beragama yang dimiliki warga Kota Salatiga .

Sumber pustaka yang keempat Buku yang berjudul

“Menghilangkan Rasa Sakit Hati Antarumat yang Lahir oleh

Sejarah”(Rekaman Proses Forum Sarasehan Ulama dan Pendeta), disusun

oleh KH. Mahfudz Ridwan dkk ( Salatiga: Pustaka Percik, 2003, ISBN

979-96603-4-3, Tebal 118 halaman) dalam buku ini berisi mengenai

dialog antar pemuka-pemuka lintas agama yang melahirkan forum

kerukunan umat beragama yang berbentuk SOBAT.

Page 21: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

9

Sumber pustaka selanjutnya berupa notulensi dari Dialog

Kebangsaan tentang “Toleransi Beragama”, Ormas Gerakan Masyarakat

Penerus Bung Karno, di Hotel Borobudur Jakarta, 13 Februari, 2014.

Dalam acara diskusi diberi judul Toleransin dan Intoleransi Beragama

Pasca Reformasi, yang disusun oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.

Beliau merupakan Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia,

Ketua Dewan Kehormatan Peneyelenggara Pemilihan Umum (DKPP-RI),

Ketua Dewan Penasihat KOMNASHAM-RI, Ketua Dewan Pembina

Ikatan Sarjana Hukum Indonesia (ISHI), Pendiri/Mantan Ketua

Mahkamah Konstitusi (MK -RI, 2003-2008), Ketua Dewan Penasihat

Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI), Anggota

Kehormatan MATAKIN Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia

(MATAKIN), Anggota Konsultatif Majelis Buddhayana Indonesia

(MBI), Anggota Dewan Kehormatan Majelis Taoisme Indonesia (MTI).

Dalam rangkuman ini berisi mengenai dialog mengenai toleransi dan

intoleransi pasca reformasi, dialog yang disampaikan berupaya mencari

solusi dengan adanya kasus intoleransi.

Sumber pustaka selanjutnya berupa Skripsi berjudul “ Strategi

Komunikasi Forum Kerukunan Umat Beragama Dalam Menjaga

Kerukunan Umat Beragama Di Salatiga” yang disusun oleh Munir

Abdillah, Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2013. Dalam

skripsi ini mengulas mengenai stategi komunikasi antarumat beragama

Page 22: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

10

untuk mewujudkan kerukunan umat beragama yang dimotori oleh Forum

Kerukunan Umat Beragama Kota Salatiga.

Dari sumber-sumber yang mengulas mengenai kerukunan umat

beragama belum ada yang mengangkat tentang peran KH. Mahfudz

Ridwan dalam memprakarsai terbentuknya forum kerukunan lintas agama

di Salatiga. Melalui forum kerukunan beragama yang dibentuk oleh KH.

Mahfudz Ridwan menjadi tonggak awal kesadaran masyarakat akan

pentingnya mewujudkan kerukunan antarumat beragama. Penulis

mengangkat penelitian ini karena belum ada yang mengulas tentang peran

KH.MahfudzRidwan dalam mewujudkan kerukunan antarumat beragama

di Kota Salatiga.

E. Kerangka Konseptual

Dalam perkembangan metodologi sejarah, peneliti harus berusaha

untuk bisa saling mengaitkan atau mendekatkan antara sejarah dengan

ilmu-ilmu yang lain, untuk menganalisis berbagai suatu peristiwa atau

fenomena masa lampau, peneliti menggunakan konsep-konsep berbagai

ilmu-ilmu sosial yang relevan dengan pokok kajian. Oleh karena itu,

dalam kajian diatas peneliti menggunakan suatu pendekatan dengan ilmu

bantu lain, yaitu pendekatan agama dan pendekatan sosiologi. Pendekatan

agama adalah suatu pendekatan mengenai ketuhanan (teologis), ialah

pendekatan yang normatif dan subjektif terhadap agama. Sedangkan

Page 23: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

11

pendekatan sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang

kehidupan seseorang dalam masyarakat.4

Bangsa Indonesia memiliki masyarakat dengan latar belakang

budaya, agama etnik, ras dan bahasa yang berbeda-beda dengan kata lain

bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki masyarakat yang

majemuk. Istilah multikultural sendiri sering digunakan untuk

menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam

suatu Negara, multikulturalisme adalah suatu pemahaman yang

menekankan pada kesenjangan dan kesetaraan budaya-budaya lokal

dengan tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya yang ada,

dengan kata lain fokus utama multikulturalisme adalah pada kesetaraan

budaya dalam situasi kondisi masyarakat yang tersusun dari banyak

kebudayaan. Diskusi mengenai multikulturalisme mau tidak mau akan

mengulas berbagai permasalahan yang mendukung ideologi ini, yaitu

politik dan demokrasi, keadilan dan penegakan hukum, kesempatan kerja

dan berusaha, hak asasi manusia, hak budaya komunitas dan golongan

minoritas, prinsip-prinsip etika dan prinsip-prinsip moralitas.5 Dari seluruh

perbedaan yang ada yang paling beresiko menimbulkan konflik ialah pada

kehidupan beragama di Indonesia.

4 George Ritzer, Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda (Pt Raja Grafindo Persada:

Jakarta), hal.1-2

5Rangkuman ini disusun dari beberapa acara serial diskusi ilmiah/akademik yang

diselengarakan AIFIS bekerjasama dengan BEM Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Sunan Kalijaga dengan topik: Pluralisme dan Multikulturalisme di Indonesia, 2015, hal.

2.

Page 24: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

12

Agama dalam perspektif sosiologis dapat dilihat dari adanya

fenomena-fenomena keagamaan yang muncul dalam masyarakat, baik

dalam bentuk ritual, perayaan maupun simbol-simbol keagamaan,

sehingga agama tumbuh dan berkembang menjadi bagian dari budaya

masyarakat. Agama yang menjelma dalam bentuk budaya inilah yang

menuntut adanya dialektika internalisasi ekternalitas dan eksternalisasi

internalitas. Sehingga agama muncul istilah misi keagamaan dalam bentuk

budaya. Berdasarkan hal tersebut, maka eksistensi agama dalam

masyarakat memiliki potensi integratife dan potensi konflik.6

Konflik-konflik yang melibatkan perbedaan keyakinan (antarumat

beragama) berpotensi yang tinggi terhadap terjadinya tindak kekerasan,

main hakim sendiri, justifikasi sebuah kebenaran atau keyakinan

kelompok satu dengan kelompok lainya menjadi sumber konflik ideologi

yang akhir-akhir ini muncul di Indonesia. Agama memberikan kontribusi

yang luar biasa bagi para pemeluknya, terutama menyangkut pola pikir,

pola sikap dan pola perilaku individu dalam masyarakat. Pola pikir

individu yang dipengaruhi agama, pada dasarnya masuk dalam ranah

pengetahuan dan pemahaman keagamaan, dimana agama yang berisikan

doktrin atau ajaran-ajaran memiliki sifat memaksa terhadap pemeluknya

untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh agama. Agama dengan doktrin

doktrin yang dimilikinya, secara psikolois memiliki dampak yang luar

6 Nurkholik Affandi, HARMONI DALAM KERAGAMAN (Sebuah Analisis

tentang Konstruksi Perdamaian Antar Umat Beragama), Jurnal Komunikasi dan Sosial

Keagamaan, Vol: XV, No. 1, Juni 2012, hal 75.

Page 25: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

13

biasa bagi perkembangan individu, terutama menyangkut pola pikir

seseorang.7

Demi menjaga keutuhan bangsa maka diperlukan pemersatu untuk

menyatukan seluruh warga negara Indonesia di tengah segala perbedaan

yang ada perlu adanya paham yang dapat menyatukan segala perbedaan

dalam masyarakat. Perekat dari segala perbedaan di Indonesia ialah pada

paham nasionalisme. Dengan segala perbedaan pada masyarakat Indonesia

disatukan melalui paham nasionalisme

Untuk mewujudkan nasionalisme dan politik identitas nasional

Indonesia dibutuhkan solidaritas yang tinggi pada bangsa Indonesia.

bangsa Indonesia tidak boleh terjebak pada solidaritas kelompok-

kelompok yang melahirkan primordialisme dan chauvinisme. Kemudian

kita akan terjebak pada fanatisme kedaerahan, kesukuan, agama, golongan,

serta kelompok-kelompok lainnya, yang pastinya akan melunturkan jiwa

nasionalisme bangsa Indonesia. Konflik antar daerah, suku, agama, serta

kelompok yang sekarang sering terjadi hanya akan memecah belah

semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.8

Nasionalisme secara etimologi berasal dari kata “nasional” dan

“isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan

semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau

memelihara kehormatan bangsa, memiliki rasa solidaritas terhadap

7Ibd.,hal 72. 8Jurnal, Mifdal Zusron Alfaqi, Memahami Indonesia Melalui Prespektif

Nasionalisme, Politik Identitas, Serta Solidaritas, Jurnal Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Th. 28, Nomor 2, Agustus 2015, hal. 112.

Page 26: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

14

musibah dan kekurang beruntung saudara setanah air, sebangsa dan

senegara serta menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan. Dari

pengertian tersebut nasionalisme dapat di artikan sebagai faham tentang

kebangsaan dan sikap cinta tanah air yang tinggi yang harus dimiliki oleh

warganegara, merasa memiliki sejarah dan cita-cita yangsama dalam

tujuan berbangsa dan bernegara.9 Dengan kesadaran warga negara

Indonesia akan paham Nasionalisme demi menjaga keutuhan bangsa serta

mewujudkan kondisi sosial yang harmonis dalam kehidupan sosial

masyarakat maka setiap warga negara perlu memiliki strategi dalam

menjaga persatuan nasional. Selain nasionalisme sebagai paham

pemersatiu maka perlu adanya pemahaman bagi seluruh warga negara

Indonesia mengenai semboyan bangsa Indonesia yakni Binekha Tunggal

Ika.

Bhinneka Tunggal Ika sebagai kunci dan pemersatu keragaman

bangsa Indonesiamerupakan ciri persatuan bangsa Indonesia sebagai

negara multikultur. Sujanto (2009:28)memaparkan bahwa “lahirnya

SemboyanBhineka Tunggal Ika, berangkat dari kesadaran

adanyakemajemukan tersebut. Bahkan kesadaran perluadanya persatuan

dari keragaman itu terkristalisasikedalam „Soempah Pemoeda‟ tahun 1928

dengankeIndonesiaannya yang sangat kokoh”. Untukmemahami konsep

Bhinneka Tunggal Ika yangtercetus pada Kongres Sumpah Pemuda,

pentingkiranya penulis memaparkan konsep Bhinneka Tunggal Ika

9Ibid, hal. 112

Page 27: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

15

terlebih dahulu. Sujanto (2009: 9)memaparkan bahwa Sesanti Bhineka

Tunggal Ika, Sesanti artinya kalimat bijak (wise-word)yang dipelihara dan

digunakan sebagai pedomanatau sumber kajian di masyarakat. Bhinneka

Tunggal Ika adalah kalimat (sesanti) yang tertulis dipita lambang negara

Garuda Pancasila, yangberarti berbagai keragaman etnis, agama,

adatistiadat,bahasa daerah, budaya dan lainya yangmewujudkan menjadi

satu kesatuan tanah air, satubangsa dan satu bahasa Indonesia.10

Pemahaman bahwa Indonesia memiliki latar belakang ras, etnik, budaya,

bahasa, agama yang berbeda-beda harus diajarkan pada warga negara

Indonesia mulai usia dini. Untuk mewujudkan kehidupan sosial yang

harmonis di tengah masyarakat yang plural memiliki berbagai hambatan

yang harus dihadapi. Integrasi nasional menjadi hal yang sangat penting

untuk mempertahankan keutuhan bangsa. Segala urusan kenegaraan akan

terganggu apabila terjadi disintegrasi dalam masyarakat. Kondisi

keberagaman agama di Indonesia sering memicu konflik antar agama,

sehingga perlu adanya antisipasi sebelum terjadi konflik salah satunya

adalah paham pluralisme.

Secara etimologi, pluralisme agama, berasal dari dua kata, yaitu

"pluralisme" dan "agama". Dalam bahasa Arab diterjemahkan "al-

ta'addudiyyah al-diniyyah", dan dalam bahasa Inggris "religious

pluralism". Oleh karena istilah pluralisme agama berasal dari bahasa

10

Lestari dkk, Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia di

Tengah Kehidupan Sara, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 28,

Nomor 1, Pebruari 2015, hal.35

Page 28: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

16

Inggris, maka untuk mendefinisikannya secara akurat harus merujuk

kepada kamus bahasa tersebut. Pluralisme berarti "jama'" atau lebih dari

satu. Pluralisme dalam bahasa Inggris mempunyai tiga pengertian.

Pertama, pengertian kegerejaan: (i) sebutan untuk orang yang memegang

lebih dari satu jabatan dalam struktur kegerejaan, (ii) memegang dua

jabatan atau lebih secara bersamaan, baik bersifat kegerejaan maupun non

kegerejaan. Kedua, pengertian filosofis; berarti system pemikiran yang

mengakui adanya landasan pemikiran yang mendasarkan lebih dari satu.

Sedangkan ketiga, pengertian sosio-politis: adalah suatu sistem yang

mengakui koeksistensi keragaman kelompok, baik yang bercorak ras,

suku, aliran maupun partai dengan tetap menjunjung tinggi aspek-aspek

perbedaan yang sangat kerakteristik di antara kelompok-kelompok

tersebut.11

Al-Qur'an (Q.S. al-Baqarah [2]: 148), mengakui masyarakat terdiri

berbagai macam komunitas yang memiliki orientasi kehidupan sendiri-

sendiri. Manusia harus menerima kenyataan keragaman budaya dan agama

serta memberikan toleransi kepada masing-masing komunitas dalam

menjalankan ibadahnya. Oleh karena itu kecurigaan tentang Islam yang

anti plural, sangatlah tidak beralasan dari segi idiologis. Bila setiap muslim

memahami secara mendalam etika pluralitas yang terdapat dalam Al-

Qur'an, tidak perlu lagi ada ketegangan, permusuhan, dan konflik baik

11

Sapendi, Pendidikan Pluralisme Agama (Membangun Hubungan Sosial Lintas

Agama di Sekolah, Jurnal Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies Volume 2 Nomor 2

September 2012, hal. 156.

Page 29: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

17

interen maupun antar agama selama mereka tidak saling memaksakan.

Pluralitas merupakan "Hukum Ilahi dan "Sunnah" Ilahiyah yang abadi

disemua bidang kehidupan, sehinga pluralitas itu sendiri telah menjadi

karakteristik utama semua makhluk Allah (lihat: QS Yaasiin [56]: 36, al-

Zukhruf [43]: 13, al-Zaariyat [51]: 49; al-Fatir[35]: 27-28), bahkan

manusia, macamnya, afialiasinya, dan tingkat prestasi (performance)

dalam melaksanakan kewajibannya . Allah berfirman dalam surat al-

Hujurat [ 47 ] ayat 13 :

"Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang

lakilakidan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa

dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya

Allah maha mengetahui lagi maha mengenal."

Ayat al-Qur'an yang berkenaan dengan fakta diatas secara jelas

menerangkan, pluralisme merupakan realitas yang mewujud dan tidak

mungkin dipungkiri. Yaitu suatu hakikat perbedan dan keragaman yang

muncul semata karena memang adanya kehususan dan karakterstik yang

diciptakan Allah dalam setiap ciptaan-Nya.12

Melalui paham pluralisme

maka akan dapat mewujudkan Kerukunan beragama di Indonesia.

Kerukunan beragama akan tercipta apabila paham-paham diatas dimiliki

oleh setiap Warga Negara Indonesia.

Kerukunan Umat Beragama dalam Islam yakni Ukhuwah Islamiah.

Ukhuwah Islamiah berasal dari dasar “Akhu” yang bersaudara saudara,

teman, sahabat, kata “ukhuwah” sebagai kata jadian dan mempunyai

12Ibid, hal. 160-161

Page 30: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

18

pengertian atau menjadi kata benda abtrak persaudaraan, persahabatan,

dan dapat pula berarti pergaulan. Sedangkan Islamiah berasal dari kata

Islam yang dalam hal ini menjadi atau memberi sifat ukhuwah, sehingga

jika dipadukan antara kata Ukhuwah dan Islamiah akan berarti

persaudaraan islam atau pergaulan menurut islam.

Kerukunan adalah hubungan sesama Umat beragama yang

dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling

menghargai dalam kesetaraan pengalaman ajaran agamanya dan kerja

sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Umat beragama dan

pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan

umat beragama, di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan.

Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus

memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan yang berbadan hokum

dan telah terdaftar di pemerintah daerah.

Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama baik di tingkat Daerah,

Provinsi, maupun Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga

Negara beserta instansi pemerintah lainnya. Lingkup ketentraman dan

ketertiban termasuk memfasilitasi terwujudnya Kerukunan Umat

Beragama, mengkoordinasi kegiatan instansi vertical,

menumbuhkembangkan keharmonisan saling pengertian, saling

Page 31: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

19

menghormati, saling percaya diantara umat beragama, bahkan menerbitkan

rumah ibadah.13

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah

yang terdiri dari 4 tahap yaitu Heuristik, Vetifikasi atau Kritik Sumber,

Interpretasi dan Historiografi. Metodologi sejarah dalam penelitian ini

adalah dengan melakukan studi pustaka di perpustakaan IAIN Salatiga,

Perpustakaan Daerah Jl. Adi Sucipto No. 7 Salatiga, BPS Kota Salatiga,

mencari sumber diinternet, skripsi, buku-buku, jurnal, arsip maupun

sejarah lisan yaitu melakukan wawancara dengan saksi hidup. Adapun

langkah-langkah dalam metode sejarah adalah sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik adalah mengumpulkan atau menemukan sumber, yang

dimaksud dengan sumber atau sumber sejarah adalah sejumlah materi

sejarah yang tersebar dan terdefersifikasi. Sumber sejarah seperti:

catatan, tradisi, lisan, arsip, dokumen, media masa, dan tulisan ilmiah.

Dalam upaya Heuristik penulis mencari data-data pustaka dengan

mengunjungi perpustakaan Sejarah Peradaban IAIN Salatiga,

Perpustakaan IAIN Salatiga, dan Perpustakaan Daerah Kota Salatiga.

Dalam pencarian sumber pustaka penulis juga berupaya untuk

13Skripsi, ACH. Naufal Badri, Peran Kiai Dalam Menjaga Kerukunan Masyarakat Pada

Pemilu Legislatif 2014 di Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan

Madura,(Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Islam Sunan Kalijaga, 2014 ), hal. 3-5.

Page 32: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

20

mengunjungi Pondok Pesantren Edi Mancoro untuk mendapatkan

data-data mengenai biografi Kiai Mahfudz. Selain menggunakan

sumber pustaka penulis juga menggunakan menggunakan wawancara.

Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian

sejarah lisan dimana dalam mengumpulkan data dan memperoleh

data-data yang butuhkan, peneliti menggunakan dua metode

penelitian, yaitu :

a. Metode Wawancara

Metode Wawancara merupakan salah satu cara atau metode

penelitian yang digunakan oleh sipeneliti dengan cara melakukan

sebuah “tanya-jawab” secara langsung dengan nara sumber yang

bersangkutan dalam penelitian ini. Dalam upaya ini penulis

melakukan wawancara dengan bapak Singgih dan mendapatkan

informasi mengenai Forum Kerukunan Beragama di Salatiga.

Kemudian penulis melakukan wawancara dengan Gus Hanif selaku

putra dari Kiai Mahfudz dan mendapatkan informasi mengenai

riwayat hidup KH. Mahfudz Ridwan serta peran KH. Mahfudz

dalam kerukunan antarumat beragama di Salatiga, selanjutnya

melakukan wawancara dengan istri KH. Mahfudz Ridwan

mengenai sosok beliu di dalam Keluarga dan wawancara dengan

pemuka-pemuka agama Katholik, Hindu, Kristen, Budha mengenai

kerukunan antarumat beragama di Salatiga.

b. Metode Observasi

Page 33: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

21

Metode Observasi merupakan salah satu metode penelitian

dengan cara terjun langsung ke objek penelitian, kemudian

mencatat, merekam, dan bahkan mengabadikan hal-hal yang

sekiranya menunjang dalam proses penelitian melalui kamera

digital atau media yang lainnya. Selain itu terdapat buku-buku

maupun arsip yang diperoleh di perpustakaan daerah salatiga,

perpustakaan IAIN Salatiga, perpustakaan UKSW Salatiga, Kantor

Statistika Kota Salatiga dan perpustakaan Percik.14

2. Verifikasi atau kritik sumber

Verifikasi atau kritik sumber merupakan tahapan penelitian

terhadap sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan. Kritik

sumber biasanya dilakukan terhadap sumber-sumber pertama, kritik

ini menyangkut verifikasi sumber mengenai kebenaran atau ketetapan

(akurasi) dari sumber tersebut. Dalam metode sejarah dikenal dengan

cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal.

a. Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian

terhadap aspek-aspek „luar” dari sumber sejarah dengan dilakukan

kritik eksternal berguna untuk menentukan keaslian sumber bukan

sumber palsu. Misalnya untuk dokumen umum melibatkan tanda

tangan.

b. Kritik internal adalah menekankan aspek “dalam” yaitu isi sumber

kesaksian, kritik internal dilakuakan setelah peneliti selesai

14

Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah (Yogyakarta:Ombak, 2007), hal.148

Page 34: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

22

membuat kritik eksternal . kritik internal ditujukan untuk

memahami isi teks, pemahaman isi teks diperlukan untuk

mengetahui semua sumber yang telah dikaji untuk membuktikan

keaslian sumber, sehingga sumber yang didapat tidak dipalsukan

dan dapat di pertanggungjawabkan.15

3. Interpretasi

Interpretasi adalah menafsirkan fakta-fakta yang telah diperoleh

sesuai peristiwa yang telah diteliti. Interpretasi dapat dilakukan

dengan analisis dan sintesis. Analisis adalah salah satu model menbuat

interpretasi, menganalisis sama dengan menguraikan dari data yang

bervariasi dapat dianalisis secara indukatif sehingga dapat

disimpulkan, namun dalam interpretasi tidak semua fakta dapat

dimasukan dan disimpulkan tetapi harus dipilih mana yang relevan

dengan topik yang diteliti, sedangkan sintesis adalah penyusunan data-

data yang dikelompokan menjadi satu kemudian disimpulkan.

4. Historiografi

Setelah melakukan proses analisis dan sintesis, proses kerja

mencapai tahap terakhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah.

Dalam metode ini peneliti menggabarkan dan menceritakan hasil dari

penelitian. Historiogrfi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah

15

Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010)

hlm. 29-37

Page 35: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

23

dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah penulisan

sejarah maupun penulisannya.16

G. Sistematika Penulisan

Dari uraian diatas, untuk mengetahui gambaran umum mengenai

isi dari penelitian tersebut, maka perlu dibahas melalui sistematika

penulisan sebagai berikut.

BAB I berisi pendahuluan yang memuat: Latar Belakang Masalah,

Batasan Rumusan Masalah, Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Kerangka Konseptual, Metodologi Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

BAB II berisi Biografi KH. Mahfudz Ridwan yang memuat: Sosok

KH. Mahfudz Ridwan dalam Keluarga,Riwayat Pendidikan KH. Mahfudz

Ridwan, Perjalanan KH. Mahfudz Ridwan dalam Organisasi Politik,

Perjalanan KH. Mahfudz Ridwan dalam Organisasi Agama, Perjalanan

KH. Mahfudz Ridwan dalam Organisasi Sosial Masyarakat. Kontribusi

KH. Mahfudz Ridwan dalam Sosial Masyarakat.

BAB III berisi Gambaran Umum Kota Salatiga yang memuat:

Kondisi Wilayah Kota Salatiga, di dalamnya menguraikan mengenai letak

geografis Kota Salatiga, kondisi demografis, keagamaan, sosial-budaya

dan sosial-ekonomi. selain itu juga menguraikan mengenai interaksi

Antarumat beragama di Kota Salatiga.

16

Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007) hal.155

Page 36: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

24

BAB IV berisi Kontribusi KH. Mahfud Ridwandalam Mewujudkan

Kerukunan Antarumat Beragama yang memuat:Peran KH. Mahfud

Ridwan Dalam Kemasyarakatan, Peran KH. Mahfud Ridwan Dalam

Forum Sobat Salatiga, Wujud Kerukunan Antarumat Beragama di

Salatiga.

BAB V berisi Penutup yang memuat: Kesimpulan, Saran, Daftar

Pustaka dan Lampiran-lampiran

Page 37: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

25

BAB II

BIOGRAFI KH. MAHFUDZ RIDWAN

A. Sosok KH. Mahfudz Ridwan di dalam Keluarga

Kiprah KH. Mahfudz Ridwan dalam segala aspek kehidupan seperti

politik maupun keagamaan, sorotan masyarakat lebih banyak pada

kiprahnya sebagai Kiai serta sebagai sosok pemimpin yang dapat

mendorong kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat,

Sosok KH. Mahfudz Ridwan dalam pandangan keluarga belum banyak

yang mengetahuinya. Sosok seorang ayah, seorang guru yang

membimbing anak-anaknya serta para santri. Perjalanan hidup beliau

dengan segala kontribusinya dalam masyarakat segalanya di saksikan oleh

keluarga yang selalu setia mendampingi dalam kondisi suka maupun duka.

KH. Mahfudz Ridwan, atau biasa akrab dipanggil Abah, beliau

lahir 10 Oktober 1921 dari bapak bernama Ridwan dan ibu

bernama maimunah, beliau anak pertama dari lima bersaudara.17

Pernyataan dari Gus Hanif selaku putranya dipertegas oleh istri dari

KH. Mahfudz Ridwan yakni ibu Nafisah.

KH. Mahfudz Ridwan, atau biasa akrab dipanggil Abah, beliau lahir

di Pulutan pada tanggal 10 oktober 1921, beliau dilahirkan dari

sepasang suami istri dari bapak bernama H.Ridwan dan ibu bernama

Hj. maimunah, beliau adalah lima bersaudara. Yang pertama adalah

KH. Mahfudz Ridwan sendiri, yang kedua bernama bapak Maspur,

yang ketiga bapak H. zainudin, yang keempat bapak H. sonwasi, yang

kelima ibu muaimah.18

17

Wawancara dengan Gus Hanif selaku putra bungsu dari KH. Mahfudz Ridwan

pada Kamis 14 September 2017 di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa Gedangan

Kecamatan Tuntang. 18

Wawancara dengan Ibu Nafisah selaku istri dari KH. Mahfudz Ridwan pada

hari Jum‟at 29 September 2017 di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Page 38: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

26

Dalam sejarah hidup KH. Mahfudz Ridwan mengalami pasang surut

kehidupan, beliau pernah menempuh pendidikan agama di Bagdad, setelah

pulang dari Bagdad beliau memutuskan untuk menikah.

Setelah itu beliau pulang dan menikah dengan dengan Nafisah dan

mempunyai 3 putra dan 1 putri, yang pertama Hamud Wibisono yang

kedua Muna Irawati yang ketiga shodiq prayoga dan Muhammad

Hanif. Kemudian mempunyai 4 mantu dan 10 cucu sementara ini,

beliau meninggal hanya 9 cucu dan setelah sebulan meninggal lahir

satu cucu.19

Sosok KH. Mahfudz Ridwan dalam pandangan istrinya yakni ibu

Nafisah tergambar pada wawancara yang dilakukan penulis dengan istri

dari KH. Mahfudz Ridwan. Inilah sosok KH. Mahfudz Ridwan dimata

sang istri.

Beliau itu orangnya sangat sederhana,dan orangnya itu lebih suka

mengutamakan masyarakatnya daripada dirinya, dulu pernah ketika

ada seseorang meminjam uang dengan bapak, dan bapak memberinya

padahal bapak sendiri itu sangat membutuhkan, dan bapak malah

bilang masih ada Allah yang akan membantu kita. Dan mengapa

beliau itu mengambil sifat sederhana, karena beliau memang ma‟rifat

kepada Allah, ketika orang itu sudang mengenal Allah sudah tidak

kepengen apa-apa lagi, yang diinginkan hanya umatnya,

masyarakatnya baik.20

Dimata ibu Nafisah, KH. Mahfudz Ridwan memiliki sifat sederhana

tercermin dari sikap dan tindakan yang lebih mengutamakan

kesederhanaa. Kemudian sikap yang ditunjukkan KH. Mahfudz Ridwan

ialah lebih mengutamakan kepentingan banyak orang, hal ini

membuktikan kepedulian KH. Mahfudz Ridwan terhadap kehidupan

19Ibid. 20

Wawancara dengan Ibu Nafisah selaku istri dari KH. Mahfudz Ridwan pada

hari Jum‟at 29 September 2017 di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Page 39: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

27

masyarakat. Kesadaran beliau bahwa hidupnya harus dapat memberi

manfaat untuk banyak orang mendorong KH. Mahfudz Ridwan untuk

bertindak dan bersikap sebagai panutan para santri dan masyarakat. Sikap

peduli dengan masyarakat mencerminkan KH. Mahfudz Ridwan memiliki

tingkat kepekaan sosial yang tinggi.

KH. Mahfudz Ridwan dimata keluarga merupakan sosok sederhana,

memiliki kepedulian sosial yang tinggi, mendorong anak-anaknya untuk

memiliki pendidikan yang tinggi, dan cenderung menyukai hidup damai

dengan menjalin silaturahmi dengan banyak orang.

B. Riwayat Pendidikan KH. Mahfudz Ridwan

Untuk menjadi tokoh yang berpengaruh bagi banyak orang, KH. Mahfudz

Ridwan perlu memiliki ilmu yang memupuni, dalam perjalanan beliau

mendapatkan ilmu berikut adalah riwayat pendidikan KH. Mahfudz

Ridwan.

KH. Mahfud Ridwan:KH. Mahfudz Ridwan dalam

menempuh pendidikan dimulai di SD pulutan , setelah

beliau selesai dan lulus dari SD, beliau menlanjutkan

pendidikanya di pondok pesantren Watucongol setelah

selesai di pondok pesantren watucongol beliau pindah

kepondok pesantren Roudhotul Tholibin di Rembang di

bawah asuhan KH. Bisri Mustofa bapak dari Gus Mus.

Setelah itu kembali ke Watucongol lagi untuk berguru lagi

dengan batelhat. Pendidikan beliau berpindah-pindah dari

pondok pesantren satu ke pondok pesantren lainya. Setelah

selesai mondok KH. Mahfudz Ridwan berkeinginan naik

haji ke Makkah, beliau berbicara dengan saudara-

saudaranya mau meminjam uang untuk naik haji dan

sebagai gantinya nanti setelah mendapat warisan dari

orangtuanya. Perjalanan yang ditempuh ke Makkah adalah

Page 40: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

28

dengan ikut rombongan naik kapal. KH. Mahfud Ridwan

meneruskan Aliyahnya di Makkah Selama 3 Tahun, disana

beliau ikut dengan Syekh Yasin Al-Fadani. Baru setelah

selesai belajar di Makkah Beliau melanjutkan pendidikanya

ke Bagdad.

Keluarga KH. Mahfud Ridwan tidak tahu secara spesifik

bagaimana beliau pergi dan bisa melanjutkan jenjang

pendidikanya di Bagdad, karena beliau tidak pernah

bercerita dengan keluarganya. Namun dari informasi yang

saya dapatkan dengan wawancara bersama istrinya KH.

Mahfudz Ridwan beliau bisa samapai ke Bagdad karena

dulunya beliau pernah mondok di Watucongol dan

Tegalrejo, melalui jalur keilmuan itulah beliau bisa sampai

ke Bagdad. Untuk menempuh pendidikanyan SI di

Universitas Bagdad, beliau disana mengambil mata kuliah

di Quryatul Adab Qismus syari‟ah, qismus lughgoh,

Qismus tarikh.

Kemudian di Bagdad beliau bertemu dengan sosok yang

menjadi presiden RI yang ke-4 yaitu KH. Abdurrahman

Wahid atau biasa di panggil Gud Dur. Beliau disana satu

rumah, satu kontrakan dan satu lab dalam menempuh

pendidikan di Bagdad. Disana antara KH. Mahfudz Ridwan

dengan Gus Dur selalu bertukar argumensatu sama lain.

Tentang kehidupannya, pemikiranya.21

Untuk mendapatkan ilmu agama KH. Mahfudz Ridwan dari kecil telah

menuntut ilmu di lembaga pondok pesantren, dan untuk mendapatkan ilmu

agama yang baik maka dalam menuntut ilmu beliau tidak hanya menimba

ilmu pada satu pondok pesantren melainkan dari beberapa pondok

pesantren untuk mendapatkan ilmu agama yang nantinya akan bermanfaat

untuk banyak orang. Kemudian KH. Mahfudz Ridwan memilih untuk

melanjutkan menuntut ilmu ke Baghdad dengan beberapa guru besar.

Kemudian di Bagdad beliau bertemu dengan sosok yang

menjadi presiden RI yang ke-4 yaitu KH. Abdurrahman Wahid

atau biasa di panggil Gus Dur, beliau berdua satu rumah, satu

21

Wawancara dengan Ibu Nafisah selaku istri dari KH. Mahfudz Ridwan pada

hari Jum‟at 29 September 2017 di Pondok Pesantren Edi Mancoro.

Page 41: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

29

kontrakan dan satu lab selama menempuh pendidikan di

Bagdad.22

Bertemunya KH. Mahfudz Ridwan dan terjadi dialog antara Gus Dur

dan KH. Mahfudz Ridwan maka membentuk pemikiran KH. Mahfudz

Ridwan yang terbuka akan perbedaan. Terdapat kemiripan antara Gus Dur

dan KH. Mahfudz Ridwan yakni kesadaran bahwa kondisi plural

Indonesia tidak menjadi halangan untuk mereka dalam menjalankan

dakwah di jalan Allah. Dengan pendidikan yang didapatkan KH. Mahfudz

Ridwan membentuk karakter beliau yang terbuka akan ilmu pengetahuan

yang baru. Dengan ilmu agama yang mumpuni yang dimiliki KH.

Mahfudz Ridwan tidak lantas membuat sikap beliau menjadi fanatik dan

membenci orang yang berbeda agama dengan beliau. KH. Mahfudz

Ridwan lebih menyukai hidup damai dengan keharmonisan sosial pada

lingkungan sekitar.

Ibu Nafisah menjelaskan bahwa pertemuan antara Gus Dur dengan

KH. Mahfudz Ridwan di Baghdad dilatar belakangi karena keduanya

sama-sama menempuh pendidikan di Baghdad. Keduanya saling bertemu

sehingga terjadi dialog dan saling tukar pikiran mengenai banyak hal.

Kemudian di Bagdad beliau bertemu dengan sosok yang menjadi

presiden RI yang ke-4 yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau biasa di

panggil Gus Dur. Beliau disana satu rumah, satu kontrakan dan

satu lab dalam menempuh pendidikan di Bagdad. Disana antara

KH. Mahfudz Ridwan dengan Gus Dur selalu bertukar

argumensatu sama lain. Tentang kehidupann

22Ibid.

Page 42: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

30

ya, pemikiranya.23

Hubungan KH. Mahfudz Ridwan dengan Gus Dur banyak membentuk

pemikiran dua tokoh ini, interaksi yang dilakukan keduanya mendorong

terjadinya pertukaran pemikiran serta diskusi yang sering dilakukan dapat

membentuk pemikiran yang hampir sama. Pandangan mengenai bangsa

Indonesia yang memiliki masyarakat yang plural sehingga perlu adanya

sikap dan tindakan untuk mewujudkan kerukunan di dalam masyarakat,

pemikiran mengenai perlunya terwujud kehidupan damai dalam kerukunan

di tengah perbedaan oleh kedua tokoh yakni Gus dur dan KH. Mahfudz

Ridwan sepakat dengan hal tersebut. Sehingga gerakan yang dimiliki KH.

Mahfudz Ridwan dalam upaya mewujudkan kerukunan antarumat

beragama memiliki kemiripan.

Dalam dunia pendidikan beliau pernah menjadi seorang dosen di IAIN

Fakultas Tarbiah Walisongo di Salatiga. Sebagai tenaga pengajar beliau

menyampaikan ilmu-ilmu beliau pada mahasiswa, dengan pandangan

hidup beliau maka akan membentuk karakter pada mahasiswa yang beliau

ajar. Berbagai teladan yang dimiliki KH. Mahfudz Ridwan menjadi sebuah

percontohan bagi para mahasiswa sebagai generasi muda.24

Dengan kemampuan keilmuan yang memupuni menjadikan KH.

Mahfudz Ridwan memiliki jabatan-jabatan dalam lembaga penelitian. KH.

23

Wawancara dengan Ibu Nafisah selaku istri dari KH. Mahfudz Ridwan pada

hari Jum‟at 29 September 2017 di Pondok Pesantren Edi Mancoro 24

Wawancara dengan Gus Hanif selaku putra bungsu dari KH. Mahfud Ridwan

pada Kamis 14 September 2017 di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa Gedangan

Kecamatan Tuntang.

Page 43: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

31

Mahfudz Ridwan pernah menjabat sebagai rektor Universitas Nahdlatul

Ulama Surakarta selama sepuluh tahun yakni tahun 2000 hingga tahun

2010. Dengan jabatan seorang rektor maka dapat dilihat pengaruh

keilmuan KH. Mahfudz Ridwan dan perannya dalam dunia pendidikan.

Jarang seorang Kiai yang terbuka akan pendidikan di luar pendidikan

agama. KH. Mahfudz Ridwan peduli dengan tingkat keilmuan anak-

anaknya para santri dan generasi muda, berpikir bahwa imu agama

menjadi modal sebagai kunci pembuka untuk mendapatkan ilmu yang lain

sehingga ilmu agama dapat membentuk akhlak yang digunakan untuk

pedoman, maka dalam menempuh pendidikan dilandasi akan niat mencari

ridha Allah.

C. Perjalanan KH. Mahfudz Ridwan dalam Organisasi Politik

Semasa hidupnya KH. Mahfudz Ridwan ikut berperan dalam kancah

perpolitikan di Indonesia. Kiprah beliau dalam dunia politik ditunjukkan

ketika KH. Mahfudz Ridwan menjabat sebagai anggota DPRD dari partai

PPP pada periode 1977-1982. Partai PPP sebagai ruang gerak dan menjadi

motor penggerak bagi KH. Mahfudz Ridwan dalam menjalankan visi

misinya sebagai anggota DPR. Sebagai seorang pejabat beliau

mengabdikan dirinya untuk kepentingan masyarakat. Dalam upaya

mengayomi masyarakat, KH. Mahfudz Ridwan bukan hanya mengayomi

umat Islam sebagai sesama umat muslim namun beliau berupaya berlaku

Page 44: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

32

adil dengan mengupayakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat

Indonesia. 25

Pada tahun 1977, partai ini meraih 18, 745.565 suara (29,29 persen),

sehingga mendapat 99 kursi di DPR, (27, 12 persen) dari total 360 kursi

yang diperebutkan, pada pemilu 2009, PPP hanya mendapat 5,5 juta suara

(5,32 persen) dengan 38 kursi DPR. Parpol-parpol utama pada saat

pendirian, satu demi satu meninggalkan PPP dan mendirikan partai

sendiri, demikian juga dengan ormas-ormas yang dulu bergabung. Kini

terpencar meninggalkan berlambang kabah.26

Sebagai partai yang mengusung ideologi Islam membuat partai ini

pilihan bagi warga di daerah pedesaan. Citra ideologi Islam memberi

pengaruh bagi masyarakat untuk membangun negara berdasarkan nilai-

nilai agama Islam. Cerminan ideologi Islam tergambar pada lambang

partai ini yang bergambar ka‟bah, kesan suci dan amanah dapat terlihat

melalui lambang partai. Pada pemilihan tahun 1997 partai ini mendapatkan

99 kursi DPR dan dari 99 kursi KH. Mahfudz Ridwan merupakan salah

satu yang menduduki kursi DPR. KH. Mahfudz Ridwan memilih partai

PPP sebagai alat mobilisasi politik disebabkan ideologi Islam yang

diusung PPP sejalan dengan pemikiran politik dari KH. Mahfudz Ridwan.

Dengan pemerintahan yang ideal diharapkan Indonesia dapat mengalami

kemajuan dalam berbagai aspek. KH. Mahfudz Ridwan memiliki

25 Ibid 26

WWW. Bersatu.Com

Page 45: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

33

pandangan bahwa kemajuan bangsa akan tercapai apabila kepentingan

rakyat terpenuhi, sehingga kepentingan umum pada masa itu diutamakan.

D. Perjalanan KH. Mahfudz Ridwan dalam Organisasi Agama

Dalam bidang keagamaan beliau memiliki inisiatif mendirikan

pondok pesantren.Sebenarnya sebelum beliau mendirikan pesantren,

beliau terlebih dahulu mendirikan wisma santri yang berfungsi sebagai

tempat belajar bersama tentang ilmu-ilmu keagamaan. Pandangan

mengenai arah pembelajaran agama dituangkan dalam pengajarannya di

pesantren.

Pondok Pesantren Edi Mancoro berasal dari dua kata, yaitu “Edi”

dan “Mancoro”. Edi artinya bagus, dan Mancoro yang berarti bersinar.

Bila digabung, artinya akan menjadi “sebuah pesantren yang diharapkan

menjadi sebuah sinar yang bagus dan memancar ke seluruh penjuru

dunia.”

Pesantren ini terletak di Dusun Bandungan, Desa Gedangan,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dan menempati tanah seluas

3.000 m2. Saat diresmikan, pesantren ini memilki enam bangunan yang

dikelilingi ribuan pohon salak pondoh yang rimbun. Karena sering ada

program pelatihan yang digelar Yayasan Desaku Maju pada kurun 1979-

1984, pada 1987-1988 dibangunlah pondok, sebagai tempat pendidikan

dan pelatihan. Kalau tidak ada kegiatan, para santri belajar mengaji di

Page 46: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

34

sana. Awalnya hanya 10 orang. Tetapi setelah itu jumlahnya terus

bertambah, sehingga lama-kelamaan berkembang seperti sekarang.

Di Pondok Pesantren Edi Mancoro ini tak hanya diajarkan mengenai

agama Islam, pelajaran agama lain juga diajarkan. Pluralitas agama

dijunjung tinggi, membekali santri sebagai pendamping masyarakat.

Adapun wilayah kerja pesantren, awalnya terfokus pada dimensi

religius yang bersifat normatif dan ekslusif daripada dimensi

kemasyarakatan yang bersifat praktis, humanis, dan inklusif. Namun

seiring berjalannya waktu yang menuntut dinamika masyarakat yang cepat

dan beragam, selanjutnya pesantren ini pun hadir sebagai institusi yang

responsif, proaktif, serta akomodatif. Di samping dimensi keagamaan,

keberadaan Pondok Pesantren ini juga berusaha melakukan upaya yang

berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan yang kompleks dan

pemberdayaannya. Semua itu dilakukan demi terbentuknya masyarakat

yang madani, yakni masyarakat yang lebih mengutamakan keadilan,

kebersamaan, dan menafikan sekat-sekat penghalang atas dasar agama,

ras, suku, golongan, serta etnis yang selama ini ada dan hidup di tengah-

tengah masyarakat.

Visi dan misi pesantren, meliputi: membentuk santri yang

berwawasan keagamaan secara mendalam dalam konteks ke-Indonesiaan

yang plural. Pesantrenyang jaraknya dekat dengan Rawa Pening ini

bersifat non profit, independen, dan mandiri dalam menentukan kebijakan

dan garis perjuangannya.

Page 47: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

35

Pondok Pesantren Edi Mancoro mempunyai beberapa program, di

antaranya adalah:

a. Melakukan kajian dan studi ke-Islaman secara intensif dan

berkesinambungan baik dalam prespektif tekstual yang bersifat

normatif maupun dalam prespektif kontekstual ke-Indonesiaan.

b. Menyelenggarakan diskusi-diskusi ilmiah, dialog keagamaan, dialog

kemasyarakatan lintas SARA bagi seluruh komponen masyarakat

Indonesia yang plural.

c. Melakukan sosialisasi sekaligus pribuminisasi atas hasil kajian-kajian

di atas bagi komunitas masyarakat pada umumnya.

d. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat), kursus kilat

bagi aktifitas pesantren dan kemasyarakatan dalam rangka

pemberdayaan masyarakat.

e. Membentuk jaringan kerja sama antar pesantren, institusi

kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi

sosial kemasyarakatan dan seluruh komunitas strategis di

masyarakat.27

Idealisme mengenai kesimbangan antara ilmu agama dan ilmu

pengetahuan umum harus seimbang tertuang dalam pembelajaran di Pondok

Pesantren Edimancoro.Terdapat corak khusus yang ditampilkan pada pondok

27Ibid, hal. 3-6

Page 48: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

36

ini ketimabang pondok pesantren yang lainnya. KH. Mahfudz Ridwan

mengupayakan mendidik santri dengan paradigma mengenai keseimbangan

antara urusan dunia dan urusan akhirat.Dalam pandangan beliau manusia

harus meraih kebahagian dunia dan akhirat untuk dapat mencapai kebahagiaan

tersebut maka diperlukan ilmu untuk mencapainya, sehingga santri harus

mendaptkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.

Salah satu peran yang ditampilkan Pondok Pesantren Edi Mancoro dalam

bidang advokasi adalah pendampingan berbagai persoalan dan kasus yang

terjadi di masyarakat. Pendampingan tidak hanya dilakukan sekali, tetapi

bertahap dan berkelanjutan. Selain melakukan pendampingan dan

advokasi, Pondok Pesantren Edi Mancoro juga sering mengadakan

kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang toleransi,

moderatisme, HAM, dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut dilakukan

sebagai salah satu tanggungjawab pesantren terhadap perdamaian umat. Di

antara inisiatif kegiatannya adalah: dialog lintas agama, diskusi dan

silaturahmi antar agama yang bertujuan untuk menanamkan toleransi

serta mempererat persaudaraan antar agama di tanah air.28

Inisiatif perdamaian yang diinisiasi Pondok Pesantren Edi mancoro

dalam berbagai kegiatannya di antaranya sebagai berikut:

1. Pendampingan korban kasus Waduk Kedung Ombo (WKO) tahun

1980-an. Pendampingan yang dilakukan secara psikis dan advokasi

(bantuan hukum). Kendalanya karena Pondok Pesantren pada saat itu

28Ibid, hal.7.

Page 49: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

37

dijadikan sebagai markas tempat musyawarah dan penggodokan

strategi pedampingan korban WKO. Akibatnya dicurigai oleh

pemerintah dan dalam berbagai aksinya diintervensi oleh pemerintah.

Untuk menangani masalah ini, pihak Edi Mancoro berusaha

menjelaskan kepada pemerintah bahwa kegiatan apapun yang

dilakukan di pesantrern tidak ada yang perlu dicurigai atau

dipandang membahayakan bagi pemerintah.

2. Pemberdayaan Yayasan Kristen Peru di Salatiga. Kegiatan ini

dilakukan saat tahun 1993 dan 1994 di Peru sedang terjadi musibah

kelaparan yang hebat, dan Pondok Pesantren Edi Mancoro mencoba

memberikan pelatihan pemberdayaan secara mandiri kepada masyarakat

Kristen Peru di Salatiga.

3. Penguatan pemberdayaan masyarakat dengan terbentuknya 63

kelompok kecil yang ada di masyarakat.

4. Pembentukan Forum Gedangan. Forum ini dibentuk akhir 1990-an

saat reformasi bergulir. Pembentukan forum ini dilakukan karena

terjadi ketidakmerataan pendistribusian sembilan bahan pokok

(sembako) di Kota Salatiga dan sekitarnya. Ini dikarenakan

merebaknya isu Kristenisasi dan Islamisasi di Salatiga.

5. Pembentukkan Forum Lintas Iman yang diberi nama SOBAT. Forum

SOBAT ini diinisiasi dengan tujuan untuk langkah pencegahan dan

meminimalisir konflik serta isu-isu bernuansa SARA yang ada dan

berpotensi berkembang di masyarakat.

Page 50: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

38

6. Pendampingan konflik antara gereja dan umat Islam di sekitar

Salatiga dan Kabupaten Semarang.

7. Pendampingan konflik Temanggung (pembakaran gereja).

8. Halaqoh ulama‟ dan santri.

9. Mengadakan diskusi lintas agama di Pesantren Edi Mancoro bersama

tokoh lintas agama.

10. Pemberdayaan masyarakat lokal di Kecamatan Tuntang dalam

mengatasimasalah tanaman enceng gondok yang hampir tidak

terkendali di Rawa Pening, yaitu dengan membentuk pelatihan

kelompok home industry kreasi enceng gondok.29

Dengan segala pemikiran beliau dan tindakan beliau dalam mengelola

pondok ini memunculkan beberapa tanggapan dari masyarakat ada yang

mendukung pemikiran dan tindakan beliau ada juga yang melontarkan kritik

keras pada KH. Mahfudz Ridwan dalam mengelola pondok pesantren.

Kritik keras dan hujatan yang diarahkan kepada KH. Mahfudz Ridwan

terhadap gagasannya masih dipandang tidak lumrah oleh masyarakat dan

tidak semua orang mampu menerima niat dan maksud positif yang

disampaikan. Sebagian masyarakat masih memandang sebelah mata

karena adanya kegiatan yang melibatkan hubungan antar agama. Di sisi

lain posisi Pondok Pesantren Edi Mancoro sendiri dikenal sebagai Pondok

Pesantren tempat belajar-mengajar ilmu agama Islam. Tetapi hal tersebut

dipahami oleh KH. Mahfudz Ridwan sebagai sebuah perbedaan

29Ibid, hal.7-8.

Page 51: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

39

pandangan dan pendapat yang harus diterima. Hal tersebut juga menjadi

penyemangat dirinya untuk lebih banyak memberikan pemahaman kepada

masyarakat tentang arti penting toleransi dan moderat. Dari beberapa

persoalan tersebut, salah satu cara menghadapinya adalah dengan senyuman

dan kesabaran serta berupaya memberikan pemahaman secara bertahap

mengenai indahnya sikap toleransi dan saling menghargai keberagaman

dan perbedaan. Selain itu seperti yang diutarakan Gus Hanif dan Gus

Syauqi terkait problem ketika mereka mewakili KH. Mahfudz Ridwan dalam

sebuah proses perdamiaan, seringkali terjadi ketegangan, pondok didatangi

oleh aparat hukum guna mengawal dari jalannya rapat. Selain itu juga dicurigai

sebagai kelompok pembuat onar dll.30

E. Kontribusi KH. Mahfudz Ridwan dalam Sosial Kemasyarakatan

Dalam kehidupan kemasyarakatan KH. Mahfudz berupaya memberi

manfaat bagi warga desa Gedangan, dengan memberi arahan pada masyarakat

desa untuk berpikir maju demi mewujudkan kesejahteraan warga desa.

Muhammad Hanif Menjelaskan:

“Selain di kampus beliau juga banyak beraktivitas di sosial

kemasyarakatan, sehingga dari situ beliau menjadikan Yayasan Desaku

Maju. Yayasan Desaku Maju ini bergerak di inpowering people,

kebudayaan masyarakat, penguatan perekonomian sebelum pondok ini

30Ibid, hal. 9.

Page 52: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

40

berdiri dan lingkupnya umum tidak hanya di Desa Gedangan melainkan

se- jawa tengah bahkan nasional.31

Kepekaan beliau pada lingkungan sekitar membentuk karakter KH.

Mahfudz Ridwan peduli dengan kehidupan masyarakat. Pandangan beliau

untuk hidup bermanfaat untuk orang lain mendorong KH. Mahfudz Ridwan

untuk bergerak memberi arahan dan pendampingan pada masyarakat untuk

berpikir maju dan berupaya untuk keluar dari kemiskinan. Dengan forum

Gedangan KH. Mahfudz Ridwan membentuk karakter masyarakat yang dapat

berorganisasi dan peduli dengan kehidupan lingkungan masyarakat sekitar.

Berfikir maju dan berusaha menjalankan pembangunan ekonomi untuk

mencapai kesejahteraan umum.

Kontribusi beliau dalam kehidupan masyarakat ditunjukkan dengan

berdirinya Yayasan Desa Maju serta Forum Gedangan. Melalui organisasi-

organisasi tersebut KH. Mahfudz Ridwan bergerak dengan mendorong

swadaya masyarakat. Melalui organisasi tersebut masyarakat Gedangan mulai

menerima pelatihan serta advokasi-advokasi, hal inilah yang mendorong

terjadinya mobilisasi masyarakat yang berdampak pada kesejahteraan

masyarakat di Gedangan.

Masyarakat Gedangan mulai memahami bahwa keberadaan organisasi di

tengah masyarakat merupakan hal yang penting, berkumpul dan

mendiskusikan permasalahan di dalam masyarakat serta mencari solusi untuk

31

Wawancara dengan Gus Hanif selaku putra bungsu dari KH. Mahfudz

Ridwan pada Kamis 14 September 2017 di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa

Gedangan Kecamatan Tuntang.

Page 53: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

41

masalah tersebut memberi pemahaman pada masyarakat bahwa ilmu

Smengenai pertanian bukan hanya soal sawah melainkan cara-cara mengelola

tanah dan tanaman sehingga dapat menghasilkan panen yang berlimpah.

Page 54: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

42

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA SALATIGA

A. Kondisi Wilayah Kota Salatiga

1. Letak Geografis Kota Salatiga

Letak Kota Salatiga cukup strategis karena pada jalur transportasi darat

utamaSemarang-Solo dan terletak diantara dua pusat kota pengembangan

yaitu antara Semarang dan Solo. Kota Salatiga merupakan kota kolonial

yang berada didaerah pedalaman, dikaki gunung Merbabu dan gunung-

gunung kecil antara lain Telomoyo, Gajah Mungkur dan pegunungan

Payung Rong. Kota Salatiga terbagi atas 4 kecamatan yaitu Sidomukti,

Argomulyo, Tingkir dan Sidorejo dan 22 kelurahan.Berikut ini adalah

daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota Salatiga.

Luas Wilayah Kota Salatiga dirinci Perkecamatan Tahun 2016

No Kecamatan Luas Kecamatan

A. Kec. Argomulyo 1.852,690

1 Kelurahan Randuacir

2 Kelurahan Kumpulrejo

3 Kelurahan Tegalrejo

4 Kelurahan Ledok

5 Kelurahan Cebongan

6 Kelurahan Noborejo

B Kec. Tingkir 1.054,852

1 Kelurahan Sidorejo

2 Kelurahan Tingkir Lor

Page 55: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

43

3 Kelurahan Tingkir Tengah

4 Kelurahan Kalibening

5 Kelurahan Gendongan

6 Kelurahan Kutowinangun

C Kec, Sidomukti 1145,850

1 Kelurahan Mangunsari

2 Kelurahan Dukuh

3 Kelurahan Kecandran

4 Kelurahan Kalicacing

D Kec. Sidorejo 1.624,718

1 Kelurahan Sidorejo Lor

2 Kelurahan Bugel

3 Kelurahan Kauman Kidul

4 Kelurahan Salatiga

5 Kelurahan Pulutan

6 Kelurahan Blotongan

Luas Kota 5.678,112

BPS Kota Salatiga Dalam Angka tahun 2016

Daerah Kota Salatiga dibatasi beberapa desa yang semuanya

adalah wilayah Kabupaten Semarang. Adapun batas-batas tersebut

sebagai berikut:

a. Sebelah Utara: Kelurahan Blotongan, Kecamatan Tuntang, Bugel

dan Kauman Kidul Kecamatan Salatiga ( luar kota ).

Page 56: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

44

b. Sebelah Timur: Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Salatiga

(luar kota), Kalibening Kecamatan Tenggaran.

c. Sebelah Selatan: Kelurahan Gebongan, Kecamatan Tengaran dan

Kumpulrejo, Kecamatan Getasan.

d. Sebelah Barat: Kelurahan Kecandran dan Pulutan Kecamatan

Tuntang.32

2. Kondisi Demograf

pada tahun 2015, jumlah penduduk Kota Salatiga sebesar 183.828

jiwa. Jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan dengan

penduduk laki-laki, ditunjukan dengan rasio jenis kelamin (rasio

jumlah penduduk perempuan) sebesar 95,76. Penduduk Kota Salatiga

belum menyebar secara merata diseluruh wilayah Kota Salatiga,

umunya penduduk banyak menumpuk di daerah perkotaan

dibandingkan pedesaan. Pada tahun 2015 rata-rata, kepadatan

penduduk Salatiga sebesar 3.237 jiwa setiap km2.33

Jumlah Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2015

Kecamatan Luas Kec.

Km2

Jumlah

Pendududk

Kepadatan per km2

Argomulyo 18,526 43422 2344

Tingkir 10,549 42888 4066

Sidomukti 11,459 41871 3654

Sidorejo 16,247 55632 3424

32

BPS Salatiga Dalam Angka Tahun 2016, hal. 2 33Ibid, hal 45

Page 57: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

45

Jumlah Total 56,781 183815 3237

Kota Salatiga Dalam Angka , 2015.

Kondisi tanah di Salatiga tergolong tanah subur, sehingga

cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan. Jenis tanah di

Salatiga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu tanah latosal

coklat dan tanah coklat tua. Tanah latosal coklat sangat baik untuk

tanaman padi, palawija , sayur-sayuran serta buah-buahan dengan

produktivitas sedang hingga tinggi, sedangkan tanah latosal coklat

tua cocok untuk tanaman holtikultura seperti, kopi, teh pisang,

tanaman ini banyak dijumpai di Salatiga bagian utara.34

3. Kondisi Keagamaan

Kota Salatiga terdiri berbagai agama, yaitu agama Islam,

Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Katolik dan Aliran kepercayaan.

Kondisi kehidupan beragama Kota Salatiga yang harmonis sangat

didambakan masyarakat. Hal ini terlihat dari tempat-tempat

peribadatan yang ada disekitar warga Salatiga seperti masjid, gereja,

dan pesantren-pesanten. Banyaknya tempat peribadatan di Kota

Salatiga pada tahun 2015, mencapai 604 buah, yang terdiri dari 85,60

persen Masjid dan Musola, dan 13,25 Gereja Kristen, Katolik dan

sisanya adalah Pura dan Vihara.35

Laporan presentase tahunan kehidupan keagamaan BPS Kota

Salatiga dari tahun ketahun mengalami kenaikan. Untuk populasi

34

Lutvia Maharani, Skripsi, Pengambilan Alih Kota Salatiga dari Kekuasaan Belanda ke

Pemerintah Republik Indonesia tahun 1945-1950, UNES, 2009. 35

BPS Salatiga Dalam Angka Tahun 2016, hal 75

Page 58: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

46

masyarakat muslim di Salatiga sesaui data yang tersaji dalam statistik

merupakan pemeluk agama terbanyak. Jika presentase pemeluk agama

dapat dikatakan memiliki kesetimbangan pertumbuhan populasi yang

relative, maka halnya dengan pertumbuhan tempat peribadahan.

Berdasarkan data dari BPS Salatiga, Gereja Protestan mencapai tingkat

pertumbuhan yang mengesankan, yaitu 327 sejak tahun 1980 dari 22

bangunan hingga 77 bangunan.sementara pertumbuhan tertinggi

didapat dari pembangunan masjid yaitu 642 dari 62 hingga 193

bangunan. Dilihat dari presentase pemeluk agama dan tempat

peribadahan di Kota Salatiga mencerminkan mayoritas agama yang

dianut adalah Islam.

Kondisi keberagaman masyarakat Salatiga dapat dilihat dari

bangunan ibadah yang tersebar di Salatiga, rumah ibadah seperti

gereja, masjid, dan klentheng dimiliki oleh kota ini. Keyakinan

masyarakat salatiga yang beragan menjadi penyebab bangunan-

bangunan tersebut berdiri di kota ini. Kuantitas muslim yang lebih

banyak daripada agama yang lainnya tidak lantas membuat muslim

merasa harus diutamakan. Kondisi muculnya isu Islamisasi atau

Kristenisasi di wilayah Salatiga sering mengganggu keharmonisan

dalam lapisan masyarakat.

Keberagaman agama memiliki potensi rawan sensitivitas

keagamaan, apabila masyarakat tidak cerdas dalam berpikir dan

bersikap maka akan menimbulkan berpecahan di dalam masyarakat.

Page 59: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

47

Namun masyarakat Salatiga memiliki pemahaman yang berbeda

mengenai perbedaan agama di dalam lapisan masyarakat, pluralisme

dalam diri masyarakat digunakan untuk saling memahami Antarumat

beragama. Keberagaman dalam masyarakat sering memunculkan isu-

isu mengenai keagamaan seperti isu Islamisasi atau isu Kristenisasi

namun hal ini menyebabkan muncul ketidaknyamanan dalam

kehidupan sosial masyarakat. Namun dalam diri masyarakat Salatiga

tertanamam sikap toleransi beragama sehingga terwujud kondisi

kerukunan umat beragama di dalam masyarakat Salatiga. Dengan

kondisi keberagaman agama dalam masyarakat Salatiga menimbulkan

julukan kota pancasila di Indonesia. Masyarakat yang plural di kota

Salatiga, maka masyarakat harus bersikap bijak dalam menghadapinya.

Penting bagi masyarakat kota Salatiga memahami pandangan tentang

pluralisme.

Pandangan tentang pluralisme agama juga memang identik

dengan Sinkretisme tetapi sebenarnya bukan. Pluralisme yang

dimaksudkan di sini adalah menghormati orang lain tanpa harus

menghilangkan jati diri pribadi. Pola pikir manusia pada umumnya

seringkali merasa dirinya tidak baik sebelum menyalahkan orang lain.

Pola pikir inilah yang harus dibenahi.36

Jadi pluralisme adalah paham

atau sikap terhadap keadaan majemuk, baik dalam kontekssosial,

budaya, politik, maupun agama. Sedangkan kata agama dalam agama

36

Sukron Ma‟mun, Pluralisme Agama dan Tolerasnsi dalam Islam, Perspektif

Yusuf Al-Qaradhawi, HUMANIORA Vol.4 No.2 Oktober 2013: 1220-1228, hal. 123.

Page 60: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

48

Islam diistilahkan dengandin secara bahasa berarti tunduk, patuh, taat,

jalan. Pluralisme agama adalah kondisi hidup bersamaantarpenganut

agama yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap

mempertahankan ciri-cirispesifik ajaran masing-masing agama.

Dengan demikian yang dimaksud pluralisme agama adalah

terdapat lebih dari satu agama yang mempunyai eksistensi hidup

berdampingan, saling bekerja sama dan saling berinteraksi

antarapenganut satu agama dengan penganut agama lainnya. Atau

dalam pengertian yang lain, setiappenganut agama dituntut bukan saja

mengakui keberadan dan menghormati hak agama lain, tetapi

jugaterlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan, guna

tercapainya kerukunan dalamkeragaman. Dalam perspektif sosiologi

agama, secara terminologi, pluralisme agama dipahamisebagai suatu

sikap mengakui dan menerima kenyataan kemajemukan sebagai yang

bernilai positifdan merupakan ketentuan dan rahmat Tuhan kepada

manusia.Untuk mendukung konsep pluralisme tersebut, diperlukan

adanya toleransi antarsesama umatberagama. Meskipun hampir semua

masyarakat yang berbudaya kini sudah mengakui adanyakemajemukan

sosial, dalam kenyataannya permasalahan toleransi masih sering

muncul dalam suatumasyarakat. Ada dua macam penafsiran tentang

konsep toleransi, yakni penafsiran negatif danpenafsiran positif. Yang

pertama menyatakan bahwa toleransi itu hanya mensyaratkan cukup

dengan membiarkan dan tidak menyakiti orang atau kelompok lain.

Page 61: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

49

Yang kedua menyatakan bahwa toleransi itumembutuhkan lebih dari

sekadar itu. Toleransi membutuhkan adanya bantuan dan dukungan

terhadap keberadaan orang atau kelompok lain. Artinya, toleransi itu

tidak cukup hanya dalam pemahaman saja,tetapi harus diaplikasikan

dengan tindakan dan perbuatan dalam kehidupan nyata.Manusia hidup

dalam pluralisme agama, suka tidak suka relitas pluralistik memang

menjadi wahanadan wacana bagi kehidupan beragama. Di dalam

agama Islam konsep dasar pluralisme sudah ada sejakdari awal agama

itu disyari‟atkan oleh Allah SWT di permukaan Bumi yang dibawa

oleh Rasulullah Muhammad SAW. Oleh karena itu, jika umat Islam

ingin memahami makna pluralisme sesuai dengankonsep Islam,

jawabannya yang paling tepat adalah kembali kepada Al-qur‟an.

Kondisi masyarakat Salatiga dalam keberagamaan menuntut

masyarakat untuk hidup saling berdampingan dalam perbedaan.

Perbedaan agama dalam masyarakat menjaga

4. Kondisi Sosial Budaya

Pada pertengahan abad 19 hingga 20, salatiga dikenal sebagai

daerah peristirahatan bagi para penjabat pemerintah kolonial maupun

orang-orang Eropa. Tidak mengherankan jika Salatiga waktu itu

menjadi tempat hunian bagi orang-orang Eropa, terbukti dari peta kuno

Page 62: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

50

yang menjelaskan perkampungan Eropa disertai peninggalanya.

Beberapa bangunan bersejarah peninggalan Eropa masih kokoh

berdiri, namun tidak sedikit yang kini tinggal kenangan saja. Ada

sebuah bangunan di pusat pemerintahan pada waktu itu, yakni rumah

Bupati. Baron van der Schoot-of Heeckeren yang “bangunan datar”

bernama karena atap datar, (gedung bapak) masih digunkan sebagai

kantor walikota pemerintahan kota Salatiga.37

Kehidupan sosial-

budaya di Salatiga ditunjukkan dengan peninggalan bangunan-

bangunan bercorak arsiektur Belanda. Berdirinya bangunan

peninggalan pendudukan Belanda menegaskan bahwa pengaruh

kebudayaan Belanda masuk ke Kota Salatiga seiring dengan

keberadaan kaum kolonial Belanda di Salatiga, mobilisasi masyarakat

masyarakat Salatiga tergolong cepat disebabkan karena budaya

Belanda yang diperkenalkan. Gaya hidup kaum Belanda memberi

pengaruh pada kehidupan masyarakat Salatiga dalam segala aspek

termasuk agama. Dalam semboyan penjajahan terdiri atas Gold, Glory,

Gospel. Dalam rangka Glory atau penyebaran agama pendudukan

Hindia Belanda berupaya menyebarkan agama Kristen dan Katholik di

Salatiga. Dengan masuknya agama Kristen dan Katholik yang dibawa

Belanda maka sebagian kaum pribumi mulai menganut agama

tersebut. Budaya Salatiga tidak hanya dipengaruhi oleh kaum kolonial

37

Dhanand Dhave, Salatiga, Nostalgia Masa Lalu Bersama Bangunan Tua, pada

6 Maret 2012,WWW.KOMPASIANA.COM

Page 63: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

51

Belanda terdapat juga pengaruh dari kaum dari wilayah Asia seperti

Cina dan Taiwan.

Djoen Eng Mercury (1859-1935), pengusaha sukses dari

Taiwan. Di Salatiga ia membuat bangunan rumah mewah berarsitektur

Cina yang didalamnya dipenuhi marmer dan hiasan porselen. Terletak

dilereng Gunung Bunder, bangunan ini sangat mewah pada masa itu.

Pada tahun 1930. Djoeng Eng terkena krisis dang bangkrut dan

beberapa aset disita. Bangunan ini kemudian diinvasi oleh penjajah

dan akhirnya di beli oleh Gereja Katolik. Bangunan di pugar terutama

pada atapnya. Kini bangunan tersebut menjadi institute roncali yang

digunakan sebagai salah satu pusat spiritual, institute roncali juga

digunakan sebagai rumah retreat, ibadah dan pengobatan. Arsitektur

eksterior dan interior masih tetap dipertahankkan, hanya beberapa

bagian yang ditambah untuk menyesuaikan dengan keadaan. Halaman

yang luas, asri dan sejuk serta suasana yang tenang memang sangat

tepat sebagai tempat untuk mengaktualisasi diri dengan Sang Khalik.38

Peninggalan bangunan beraksitekstur Cina menjadi bukti

bahwa datanganya bangsa Asia terlebih Cina di Salatiga memberi

banyak pengaruh terhadap segala aspek kehidupan di dalam

masyarakat Salatiga. Budaya Cina masuk dan berakulturasi dengan

budaya lokal. Budaya Cina yang masih dapat dijumpai yakni tarian

Barongsai. Selain itu terdapat kepercayaan orang Cina yang masih

38Ibid

Page 64: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

52

berkembang hingga sekarang yakni Konghucu, berdirinya klentheng di

Salatiga menunjukkan eksistensi keyakinan kaum Cina ini.

Dengan berbagai pengaruh yang masuk ke Salatiga membentuk

masyarakat Salatiga yang memiliki agama yang beragam. Salatiga

memiliki masyarakat yang menganut agama Islam, Katholik, Kristen,

Hindu, Budha dan Konghucu. Hal ini mendorong berkembangnya

budaya-budaya sesuai dengan ajaran agama masing-masing seperti

Imlek, Idul Fitri, Natal, Nyepi atau Waisyak, yang menarik dari kota

ini ialah pada toleransi keagamaannya. Melalui toleransi tersebut

tercipta kerukunan antarumat beragama.

5. Kondisi Sosial Ekonomi.

Salatiga merupakan kota pendukung bagi penyediaan berbagai

komoditas berbagai dagang, dari hasil perkebunan maupun pertanian.

Komoditas utama pemgahasilan kota Salatiga adalah dari sektor

perkebunan seperti, kopi, cengkih, karet, pala dan rempah-rempah

lainya. Selain itu sektok ekonomi didukung dengan adanya sarana

tranportasi di Salatiga yaitu pembangunan Stasiun Kereta Api, Willem

I. di Ambarawa pada tahun 1875 diikuti dengan pembangunan Stasiun

Tuntang da Stasiun Bringin yang terletak 6 hingga 10 km dari Kota

Salatiga. Kereta api pada zaman belanda ini selain digunakan untuk

menganggut penumpang juga di gunakan untuk menganggut hasil

perkebunan, pertanian. Namun di era orde baru ini, Stasiun Kereta Api

digunakan sebagai dinas pariwisata.

Page 65: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

53

Penduduk kota Salatiga dari tahun 1993-2015 mengalami

peningkatan dalam jumlah penduduk, mempengaruhi juga dalam

kondisi perekonomian yang meningkat, hal ini dilakukan dengan

berbagai sistem pembangunan lapangan kerja, seperti sektor industri

kecil (rumahan) dan sektor industri besar yang memperkerjakan lebih

dari 100 orang. Mayoritas penduduk kota Salatiga 70 adalah

bercocok tanah sisanya adalah pedagang maupun pegawai

pemetintahan. Pembangunan jalan lingkar di Kota Salatiga juga

berdampak pada pola kehidupan sosial ekonomi masyarakat

disekitarnya. Kehidupan masyarakat yang didominasi oleh aktifitas

pertanian mulai bergeser ke pola kehidupan non pertanian baik pada

sisi sosial maupun ekonomi. Meskipun demikian, kawasan disepanjang

jalan lingkar Selatan Saltiga memiliki potensi sumber daya alam

khususnya pada sektor pertanian yang menghasilkan beberapa

komoditas seperti padi, salak, duku, serta tanaman kayu yang

seharusnya tetap dipertahankan karena memberikan kontribusi cukup

besar terhadap perekonomian Kota Salatiga serta berpengaruh terhadap

penghidupan masyarakat disekitarnya.39

Selain itu yang mempengaruhi

perekonomian di Kota Salatiga juga adanya pasar rakyat yang terletak

di utara Salatiga yang memadai dan nyaman sebagai transaksi jual

beli antar sesama.

39

Marsista Buana Putri, Imam Buchori, Pengaruh Pembangunan Jalan

LingkarSelatan Salatiga Terhadap Perubahan Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk di

Sekitarnya, (Semarang: Biro Penerbit Planologi Undip, 2015), Jurnal Pengembangan dan

Kota Volume 11 (2): 222-241 Juni 2015.

Page 66: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

54

Gerak perekonomian di Salatiga dimotori oleh kegiatan

ekonomi pasar-pasar tradisional di wilayah Salatiga, kegiatan UMKM

juga memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian

masyarakat. Salatiga memiliki potensi dalam kegiatan industri, selain

itu usaha konveksi di Tingkir juga memiliki peran tersendiri dalam

perkembangan perekonomian di Salatiga.

B. Interaksi Antarumat Beragama di Kota Salatiga

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial

yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan

antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang

satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.

Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau

interstimulasi dan respon antar individu, antar kontak atau individu dan

kelompok (Maryawati dan Suryamati, 2003) mengartikan proses-proses

sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang

perongan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan

menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang

akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan

goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.40

40

Apolos Marisan, Dinamika Interaksi Sosial dan Integrasi Budaya : Antara

Komunitas Migran dan Lokal di Distrik Wanggar Kabupaten Nabire Provinsi Papua,

(Jayapura: Balai Pelestarian Nilai Budaya Jayapura, 2013), hal. 5.

Page 67: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

55

Kondisi keberagamaan di Salatiga mendorong seluruh pihak untuk

bersikap dan berpandangan dengan bijak untuk mewujudkan persatuan

Indonesia. Semboyan Bhineka Tunggal Ika mendorong masayarakat

Salatiga untuk tetap bersatu dalam segala perbedaan. Sikap toleransi harus

diwujudkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan yang rukun di tengah

perbedaan. Untuk mengenal masing-masing kelompok maka masyarakat

harus saling berinteraksi demi terwujudnya masyarakat yang rukun dan

damai. Untuk menjaga kerukunan beragama di Salatiga terdapat bentuk

interaksi dalam masyarakat Salatiga.

1. Bentuk Interaksi Antarumat Beragama

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial yang berkaitan dengan proses

asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi asimilasi.

Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu

atau kelompok-kelompok untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan.

Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, dimana terjadi

keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-

kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai

sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha untuk dilakukan

untuk mencapai stabilan. Sedangkam merupakan suatu proses dimana

pihak-pihak yang berintegrasi mengidentifikasi dirinya dengan

kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok.41

41Ibid, hal 19-20.

Page 68: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

56

Bentuk-bentuk interaksi masyarakat Salatiga untuk mewujudkan

kerukunan beragama diantaranya adalah:

a. Membangun kerjasama antarumat beragama.

Wujud kerjasama antarumat beragama dapat dilihat dari

kegiatan hidup bermasyarakat seperti ketika umat muslim

merayakan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha maka setelah sholat

Ied maka, umat non muslim akan terjun ke sekitar masjid untuk

membantu dalam hal parkir, keamanan dan hal kebersihan.

Informasi tersebut dikemukakan oleh bapak Rene Manopo selaku

petugas Gereja Katholik Paulus Miki di Salatiga. Beliau

menyampaikan bahwa pola-pola kerjasama antarumat beragama di

salatiga tergolong baik. Pola kerjasama juga tercipta melalui

forum kerukunan umat beragama seperti SOBAT yang genjar

melakukan kampanye tentang kerukunan umat beragama. Selain

itu gotong royong dalam kegiatan masyarakat. Musyarawarah

dalam lingkungan RT atau RW dan lain-lain.

b. Bentuk interaksi yang kedua yakni melalui gerakan sosial

kemanusiaan, kegiatan-kegiatan seperti membagikan takjil di

bulan puasa tidak hanya dilakukan sesama umat muslim namun

terdapat sebagian masyarakat nonmuslim yang ikut dalam

kegiatan membagi takjil. Selain itu ketika ada bencana dari

suatu wilayah di Indonesia maka akan diadakan penggalangan

dana. Acara penggalangan dana diikuti oleh sebagian

Page 69: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

57

masyarakat dari berbagai agama. Hal ini dikemukakan oleh

Sukla yakni seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu

di Klaten sekaligus merupakan anggota SOBAT muda Salatiga.

c. Bentuk interaksi selanjutnya yakni melalui dunia

pendidikan.Keberadaan lembaga pendidikan sebagai poros

pembangunan bangsa digunakan sebagai sarana melakukan

kegiatan pemelajaran, dalam aktivitas pembelajaran terdapat

tenaga pengajar serta para murid yang memiliki latar belakang

keyakinan yang berbeda, perbedaan keyakinan dalam lembaga

pendidikan tidak menjadi hambatan dalam proses pembelajaran

sebagai contoh ialah UKSW yang di dalamnya terdapat

mahasiswa dengan latar belakang berbagai agama. Menurut

keterangan dari bapak Akbar yakni salah satu pengurus forum

kerukunan beragama seperti SOBAT dan KITA FAMILY,

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang memiliki

label sebagai universitas Kristen menerima mahasiswa dengan

latar belakang keyakinan selain Kristen hal ini menunjukkan di

dalam sosial-masyarakat telah tercipta sikap saling menghargai

dan sikap toleransi Antarumat beragama.

3. Strategi Komunikasi Untuk Mewujudkan Kerukunan Antarumat

Beragama

Interaksi merajut perdamaian antarumat beragama di Kota

Salatiga memerlukan proses komunikasi yang intensif dan efektif.

Page 70: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

58

Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi

dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan strategi komunikasi harus mampu menunjukkan

bagaimana operasionalnya secara praktis, maksudnya berbagai

pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi

dan kondisi.42

Langkah-langkah strategi komunikasi yang dilakukan

masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang damai serta

kerukunan antarumat beragama. Pertama adalah mengenal

khalayak, yakni seorang individu harus sadar ia berhadapan dengan

siapa dan dalam kondisi seperti apa. Bapak Rene Manopo

menyatakan bahwa ketika beliau mengenal seseorang yang berbeda

agama maka beliau akan melakukan pola komunikasi dan diskusi

secara sopan dan menjaga arah komunikasi dengan menghindari

pembahasan mengenai keyakinan. Terlepas dari itu sekat-sekat

agama tidak begitu diperjelas karena pembahasan yang digunakan

ialah komunikasi layaknya seorang teman dengan teman tetap

menjaga kesopanan dalam berbicara.

Langkah kedua dalam menyampaikan pesan lebih diperjelas

sehingga menghindari adanya salah paham antarumat beragama.

Langkah ketiga menyampaikan pesan dengan sopan dan

menghindari pembahasan dalam konteks-konteks keyakinan serta

42

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja

Grafindo, 1990), hal. 32.

Page 71: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

59

menghindari fanatisme golongan. Menyampaikan seruan-seruan

perdamaian yang dapat menjaga kerukunan beragama.

Page 72: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

60

BAB IV

KONTRIBUSI KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN

KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA DI SALATIGA

D. Peran KH. Mahfudz Ridwan dalam Kemasyarakatan

Bagi masyarakat Islam di pedesaan, seorang Kiai memegang peran

untuk membentengi umat dan cita-cita Islam terhadap ancaman

kekuatan-kekuatan sekuler dari luar.Kiai merupakan pemimpin dalam

bidang agama.Ia fasih dan mempunyai kemampuan yang cermat dalam

membaca pemikiran-pemikiran pengikutnya. Sifat khas seorang Kiai

adalah terus terang, blak-blakan dalam bersikap dan bahkan sebagai

seorang ahli ia jauh lebih unggul daripada ulama-ulama dalam

menerapkan prinsip-prinsip ijtihad (mengenai ajaran-ajaran Islam

secara logika). Sebaliknya ia mampu menjelaskan masalah teologi yang

sulit kepada petani muslim sesuai dengan pandangan atau suara hati

mereka, dan pada pokoknya, di mata para pengamat seorang kiai

dipandang sebagai lambang kewahyuan. Ia menghimpun para

pengikutnya secara luas, dan tinggal di sepanjang jalan utama, di kota

kecil, atau bahkan di kota besar.43

Kiai Mahfudz Ridwan dalam

kehidupan kemasyarakatan di desa Gedangan mencoba memberi

advokasi pada masyarakat untuk hidup lebih baik dengan membangun

organisasi kemasyarakatan. Dalam bidang pertanian KH. Mahfudz

Ridwan memberi pengaruh penting untuk menghilangkan sistem

43

Hiroko Horikoshi, Kiai dan Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1987), hal. 1.

Page 73: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

61

peminjaman modal pada rentenir. KH. Mahfudz Ridwan memberi

pemahaman pada para petani bahwa peminjaman pada rentenir

merupakan riba‟ dan juga merugikan pada usaha pertanian, selain itu

KH. Mahfudz Ridwan juga memberi solusi pada para petani dengan

mendirikan koperasi di kalangan petani untuk mengikis praktek

peminjaman modal pada rentenir.

Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan damai maka

KH. Mahfudz Ridwan mendirikan Yayasan Desaku Maju.Keterangan

mengenai Yayasan Desaku Maju dikemukakan oleh Gus Hanif selaku

putra bungsu dari KH. Mahfudz Ridwan.

Yayasan desaku maju berangkat dari fenomena kecil yang

ada di masyarakat. Karena waktu masyarakat ingin

bercocok tanam hubunganya dengan rentenir, mau buka

lahan juga rentenir dari situ-lah kemudian dari beliau

mendiriksn koperasi usaha bersama sejahterah untuk

menyelamatkan masyarakat agar tidak terjebak dengan

lintah darat, mendirikan koperasi bagi penderes, pemerah

susu bagi petani. Dari Desaku Maju ini lahirlah kurang

lebih 63 kelompok di masyarakat dari berbagai desa yaitu

Salatiga, Kabupaten Semarang, Magelang, Boyolali

termasuk di Kedung Ombo yang terkena dampak

pengusuran disitu beliau termasuk mendampingi bersama

Romomangun dan Gus Dur, dan sampai sekarang hubungan

dengan Kedung Ombo Masih Berlanjut, meskipun KH.

Mahfudz Ridwan sudah tidak ada mereka bertemu dengan

Gus Hanif, pendampingan masyarakat Kedung Ombo ini

memang sangat luar biasa.44

Melalui dari organisasi inilah masyarakat Gedangan mulai

mengenal kehidupan berorganisasi, pentingnya berorganisasi.Melalui

44

Wawancara dengan Gus Hanif selaku putra bungsu dari KH. Mahfudz Ridwan

pada Kamis 14 September 2017 di Pondok Pesantren Edimancoro Desa Gedandangan

Kecamatan Tuntang.

Page 74: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

62

organisasi Yayasan Desaku Maju diharapkan dapat menjadi penggerak

mobilisasi bagi masyarakat untuk mencapai kehidupan yang sejahtera.

Melalui lembaga swadaya masyarakat yang dinamakan Desaku Maju

menjadi ujung tombak masyarakat untuk melaukan perkumpulan untuk

memikirkan cara dan langkah membangun desa hingga terwujud

kehidupan masyarakat Gedangan yang sejahtera. Selain Yayasan

Desaku Maju KH. Mahfudz Ridwan juga mendirikan Forum Gedangan.

Forum Gedangan ini lahir karena keresahan akan maraknya

kristenisasi dampak dari krisis moneter tahun 1998.”

Bagaimana menjaga kondisi salatiga agar kondusif itu

yang dibikin forum gedangan sehingga orang ketika

membagikan sembako kepada masyarakat itu tidak

mengatasnamakan kelembagaan tapi mengatasnamakan

forum gedangan, jadi tips bagaimana orang kristen

mebagikan barang kepada orang Islam begitu sebaliknya

orang Islam membagikan barang kepada orang muslim dan

seterusnya dan Alhamdulillah berjalan dengan lancar.45

Melalui forum Gedangan masyarakat di Gedangan menjadi

sosialisasi mengenai pentingnya hidup dengan sikap toleransi

beragama. Dengan melakukan interaksi antarumat beragama dalam

masyarakat akan menghilangkan prasangka buruk mengenai perbedaan

agama yang dianut, melalui interaksi memberi pemahaman kepada

masyarakat bahwa perbedaan agama tidak lantas menjadi jurang

pemisah antara mereka. Perbedaan agama menjadi kekayaan untuk

saling memahami dan mengerti saudara kita yang berbeda agama. KH.

Mahfudz Ridwan memberi pemahaman bahwa sebagai seorang muslim

kita harus menghormati dan menghargai dengan umat nonmuslim.

45Ibid.

Page 75: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

63

Bukan hanya sikap toleransi yang ditunjukkan melainkan dengan

interaksi satu sama lain dengan masyarakat lintas agama akan membuka

pandangan masyarakat bahwa untuk saling berdampingan di tengah

perbedaan akan menciptakan masyarakat yang damai. Forum Interaksi

menjadi benih lahirnya forum kerukunan beragama yang diberi nama

SOBAT.

E. Peran KH. Mahfudz Ridwan dalam Forum SOBAT Salatiga

Kondisi krisis moneter yang terjadi tahun 1998 serta kacaunya

stabilitas politik nasional berdampak pada segala aspek kehidupan

masyarakat di Indonesia.Pada wilayah Salatiga akibat krisis moneter

serta kekacauan politik mengakibatkan semakin jelasnya sekat-sekat

antara umat beragama di salatiga. Hal ini menjadi sebuah peluang atau

potensi terjadi konflik Antarumat beragama.Kondisi sosial-masyarakat

yang mengelompok sesuai dengan agama masing-masing mendorong

KH. Mahfudz Ridwan untuk mengundang para pemuka lintas agama

untuk mendiskusikan fenomena tersebut untuk mencari solusi tanpa

menyakiti satu sama lain. Pertemuan tersebut dilakukan pada tahun

2002.Berikut adalah pernyataan dari Gus Hanif selaku putra bungsu

yang menjelaskan mengenai peran dari KH. Mahfudz Ridwan dalam

pembentukan Forum SOBAT.

Jadi bapak itu mengundang orang tokoh muslim, tokoh

kristen berkumpul dipondok gak ada agenda apa”

sebenarnya hanya kumpul, tapi melihat orang berkumpul

Page 76: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

64

tidur bareng satu kamar gak ngomong itu kan gak mungkin

kan. Akhirnya mereka mengumbat dengan pengakuan,”

jane karo pendeto ki arep ngomong yo bingung tapi nak

wes dadi siji ngomong kk ya nyambung, enak, sebenere

pendeto ki arep ngomong ro kiai yo gak wani ternyata

ngomong sama kiai itu lucu ya”. Nah dari perkumpulan

satu hari satu malamyang tanpa agenda itu lalu kemudian

disimpulkan bahwa oh ternyata kalau kita berkomunikasi

itu enak, selama ini saling curiga kalau

berkomunikasimenjadi terang benderang,itu adalah beliau

yang menginisiasi dan pemakarsa atau fonder, semisal

kegiatan SOBAT kalau tidak di ACC edi mancoro itu tidak

akan bisa jalan.46

Selain keterangan diatas melalui wawancara dengan bapak Akbar

di Percik mengemukakan bahwa lembaga pemarkarsa terbentuknya

SOBAT antara lain ialah Edimancoro, LSM Percik dan GKJ (Gereja

Kristen Jawa). Lahirnya Sobat tidak akan lepas dari peran KH. Mahfudz

Ridwan yang mencoba mempertemukan antara para pemuka lintas

agama dengan mengundang para pemuka lintas agama di Salatiga ke

Edimancoro, melalui pertemuan tersebut menuntut para undangan untuk

saling berkomunikasi, dari komunikasi yang terjadi maka akan

membuka pemahaman bahwa persaudaraan bukan hanya didasarkan atas

persamaan agama, bahkan perbedaan agama tidak menjadi hambatan

untuk menjalin persahabatan.

Pada awalnya SOBAT belum merupakan suatu Gerakan

melainkan hanya pertemuan biasa antara Kiai,

Pendeta.Pertemuan ini dilaksanakan di pesantren Edi

Mancoro tanpa ada agenda apa-apa.Isu- isu Kristenisasi dan

Islamisasi mendorong tokoh-tokoh lintas agama untuk

46

Wawancara dengan Gus Hanif selaku putra bungsu dari KH. Mahfudz Ridwan

pada Kamis 14 September 2017 di Pondok Pesantren Edimancoro Desa Gedandangan

Kecamatan Tuntang.

Page 77: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

65

melakukan pertemuan dan menbicarakan hal tersebut yang

berkembang di Salatiga.47

Melalui pertemuan itu terbentuklah forum kerukunan Beragama

yang awalnya di namai Forum Silaturahmi Umat Beriman ( FSUB),

yang akhirnya dikukuhkankan menjadi SOBAT, yang bergerak dilintas

agama, lintas iman khususnya di wilayah jawa tengah, sampai hari ini

mempunyai 33simbol artinya mempunyai 33 titik dimana kita sudah

membuat jaringan seantero jawa tengah.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh SOBAT ialah yakni

pertemuan rutin, melalui pertemuan rutin maka akan terjadi interaksi

antarumat beragama, kemudian dalam kegiatan SOBAT terfokus pada

isu-isu mengenai kerukunan beragama, bahkan dalam kegiatan SOBAT

tidak jarang membersihkan rumah-rumah ibadah, jadi anggota SOBAT

muda walaupun bukan seorang muslim apabila mendekati hari raya Idul

Fitri tidak jarang ikut membantu membersihkan masjid, kemudian saat

mendekati natal umat selain umat Kristen ikut membantu membersihkan

gereja juga menjadi hal yang biasa. Kerukunan beragama dapat terwujud

melaui kegiatan-kegiatan umat lintas agama yang melakukan aktivitas

secara bersama, interaksi yang terjalin akan menimbulkan pola

hubungan yang saling menghargai, saling menghormati dan saling

memahami. Untuk membentuk sikap toleransi bukan perkara

mempersilahkan seseorang untuk menjalankan ibadah sesuai dengan

ajaran agamanya namun bagaimana seseorang untuk menghormati,

47

Wawancara dengan bapak Singgih pada Kamis 7 september 2017, di Kampung

Percik, Kota Salatiga.

Page 78: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

66

menghargai dan mengapresiasi. Tindakan yang ditemui di Forum

SOBAT ialah ketika datang waktu sholat maka anggota selain

nonmuslim mengingatkan untuk menjalankan ibadah sholat serta

menunda diskusi dan memberi kesempatan umat muslim untuk

menjalankan ibadah sholat. Dan ketika hari natal tiba anggota nonkristen

juga mendatangi rumah dari anggota yang memeluk agama Kristen.

Dalam Forum SOBAT ketika kegiatan pertemuan maka, akan

mengawali kegiatan dengan doa masing-masing agama, sehingga ketika

anggota yang beragama Islam berdoa dengan tata cara Islam maka

anggota yang nonmuslim akan mendengarkan, kemudian saat anggota

yang beragama Budha berdoa dengan tata cara Budha maka anggota

yang selain non-Budha mendengarkan dan menghargai begitu

seterusnya. Dengan hal seperti itu maka masing-masing umat beragama

akan memahami dan menghormati anggota dengan keyakinan yang

berbeda.

F. Wujud Kerukunan Antarumat Beragama di Salatiga.

Untuk memunculkan kesadaran dalam beragama setidaknya

diperlukan beberapa tahapan, yaitu pengetahuan dan pemahaman,

praktek ,dan dilakukan secara berulang-ulang. Ketiga tahapan ini

Page 79: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

67

merupakan satu kesatuan dari perilaku. Dalam konteks kerukunan, dan

toleransi, maka tahapan-tahapan ini harus dilalui.Setiap tindakan pasti

berdasarkan pengetahuan dan pemahamanya. Jika tindakan itu dilakukan

secara berulang-ulang, maka akan melekat menjadi suatu kepribadian.

Baik tidaknya suatu tindakan tergantung pengetahuan dan pemahaman

yang diperolehnya. Orang yang beragama adalah orang yang

mempraktekan ajaran agamanya berdasarkan pengetahuan, pemahaman,

dan kesadaranya.48

Wujud kerukunan beragama dapat dilhat dari berbagai aspek

kehidupan masyarakat Salatiga yakni melalui kesadaran bahwa terdapat

ketergantungan manusia satu dengan manusia lainnya, kemudian

terdapat kesadaran dari tokoh- tokoh lintas agama yang menganggap

penting kerukunan beragama. Berikut adalah kesadaran yang perlu

dimiliki bagi masyarakat Salatiga untuk mewujudkan kehidupan damai

di tengah perbedaan keyakinan.

C.1 Manusia adalah mahluk sosial dan diharuskan untuk saling mengenal

Pemahaman bahwa manusia merupakan makhluk sosial mendorong

masing-masing individu melakukan interaksi dengan individu yang

lainnya. Kebutuhan satu sama lain antara individu mengakibatkan

manusia saling membutuhkan sehingga akan terjadi interaksi

48

Adeng Muchar Ghazali, Membangun Kerukunan Lewat Madrasah,

disampaikan pada acara Workshop pendidikan toleransi beragama, Yayasan Serikat

Masyarakat Untuk Toleransi beragama (SEMESTA), tanggal 20 Januari 2014 di Graha

Asia Plaza Kota Tasikmalaya.

Page 80: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

68

simbiosis mutualisme antara individu tanpa melihat perbedaan yag

ada. Menurut penuturan dari bapak Rene Manopo:

Manusia hidup itu saling bergantung satu sama lain maka

dari situ akan tercipta simbiosis mutualisme. Penting bagi

diri seorang manusia untuk menjaga rasa kemanusiaan

dalam dirinya, misalnya saja ketika ada orang kecelakaan di

jalan kemudian ada orang yang menolong tidak mungkin

orang yang akan menolong menanyakan terlebih dahulu

apa agamamu? Rasa kemanusiaan tidak ada sekat

agama.Karena semua orang adalah ciptaan-Nya sehingga

kita ini berbeda-beda ya, memang Dia yang menciptakan

perbedaan.49

Dari sinilah masyarakat Salatiga memahami arti kerukunan

beragama. Pola hubungan sosial dalam masyarakat tidak dibatasi oleh

sekat-sekat agama.

C.2 Pandangan Tokoh-Tokoh Lintas Agama Mengenai Kerukunan Umat

Beragama di Salatiga.

Tokoh-tokoh agama memiliki peran penting dalam terbentuknya

kerukunan umat beragama.Sebagai seseorang yang berpengaruh

dalam kelompoknya maka ketika seseorang memiliki pemahaman

tertentu mengenai kerukunan maka banyak orang yang akan

mengikuti jejaknya untuk bersikap dan bertindak sehingga terwujud

kerukunan beragama dalam masyarakat. Dalam penelitian ini penulis

mewawancarai lima orang sebagai wakil masing-masing agama

mengenai pandangannya tentang kerukunan umat beragama di

Salatiga.

49

Wawancara dengan Rene Manopo pada hari Rabu 20 September 2017 di

Angkringan Kota Salatiga.

Page 81: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

69

Pertama ialah bapak akbar, beliau adalah seorang tokoh Islam yang konsen

dalam kegiatan-kegiatan yang mengusung mengenai perdamaian atau

kerukunan antarumat beragama. Berikut adalah pernyataan dari bapak Akbar

mengenai pandangannya tentang kerukunan umat beragama:

Ya menurut saya, bisa dikatakan baik-baik saja, yang lebih spesifik

kalau saya lihat dari pola-pola relasi dan hubungan-hubungan

interaksi antar kelompok, tidak hanya sekitar sertivisial, lebih

kehubungan-hubungan yang lebih bermakna mendalam, makna

mendalam maksudnya melakukan aktifitas-aktifitas secara

bersama-sama,menbangun kegiatan-kegiatan perdamaian bersama-

sama, itulah yang dianggap dialog pansis diantara anggota

masyarakat. Jadi ketika bekerja, berinteraksi, itu sudah tidak ada

lagi sebagai representasi oh saya ini Islam, dia itu Kristen, Budha

dan lainya, tidak lagi begitu, jadi yes-yes atau kotak-kotak

sekredasi itu tidak diperlukan lagi. Dengan begitu interaksi akan

mudah tanpa ada bayangan-bayangan.Toh namanya simbol,

identitas agama itu kan sejatinya kita beragama itu bukan pilihan

tipi given atau pemberian. Karena kita mengikuti agama dari orang

tua kita, untuk kita mengikuti. Misalnya di suruh menbaca al-

quran, surat alfatihah, ya kita akan mengikutinya. Kita diwarisi

sebuah nilai, alasanya memang orang tua tidak salah, mengajari

agama itu tujuanya memang untuk sesuatu yang baik, kalau kita

diajarkan sesuatu untuk kebaikan kenapa tidak kita jaga, dan

kemudian kita berinteraksi dengan agama-agama lain itu

sebenarnya untuk mengimplementasikan nilai-nilai positif dalam

keagamaan, seperti saling menghormati, saling menghargai,

membangun kebersamaan itulah wujud dari kerukunan umat

beragama. Konflik antar agama di Salatiga ada Cuma tidak

signifikan, artinya konflik itu muncul tidak sesuatu yang datang

secara internal selalu ada faktor ekternal yang mempengaruhinya,

dan itu yang saya amati. Orang beragama itu sebenarnya bukan

untuk menciptakan konflik antarumat beragama. konflik yang ada

biasanya masalah pendirian tempat ibadah dan itu penyebabnya

bukan dari masyarakat melainkan dari pengaruh luar.50

50

Wawancara dengan bapak Akbar seorang aktivis yang konsen dengan

kegiatan kegiatan kerukunan beragama sekaligus sebagai anggota KITA FAMILY

pada Selasa 19 September 2017 di Percik Salatiga.

Page 82: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

70

Menurut bapak Akbar kerukunan umat beragama di Salatiga memiliki tingkat

toleransi yang baik karena seluruh pihak menjujung tinggi sikap saling

menghargai, menghormati dan memahami antara satu sama lain.

Selanjutnya ialah pernyataan mengenai kerukunan umat beragama di

Salatiga menurut bapak Rene Manopo yakni seorang pengurus Gereja Katholik

Paulus Miki di Salatiga.

Sebenarnya sih kalau menurut saya dari pandangan kaca mata

pribadi, mengenai Kerukunan Umat Beragama di Salatiga sampai

saat ini itu sangat baik, hampir diberbagai tempat di Indonesia

kami tinggal itu yang sangat baik di Saltiga, itu terbukti, semisal

saya di Gereja ada saudaranya yang menikah saya melihat banyak

orang-orang muslim yang datang untuk mengikuti acaranya,

sedangkan ditempat lain itu kan susah,kadang-kadang mohon maaf

ya, melihat Gereja aja merasa alergi dan sebaliknya. Di sini nggak

karena, saya mungkin melihat dari akar budaya disini dari jaman

dulu dari berbagai macam daerah kumpul disini dan akhirnya itu

bisa tercipta seperti itu. Dan kami juga memutuskan untuk tinggal

di Salatiga ya karna hal itu, selain nyaman Kotanya dan toleransi

agamanya sangat baik.51

Pernyataan bapak Rene Manopo menunjukkan bahwa kondisi keberagamaan di

Kota Salatiga tidak lantas berlangsung pola hubungan sosial yang dibatasi oleh

sekat-sekat agama, melainkan masyarakat Kota Salatiga memiliki toleransi

beragama yang tinggi. Toleransi beragama dari masyarakat menjadi nilai yang

tertanam dalam diri masyarakat.Salatiga.

Selanjutnya adalah pernyataan dari bapak Agung yakni seorang anggota

dari SOBAT, beliau merupakan wakil dari umat Kristen. Seperti inilah

pernyataan dari bapak Agung mengenai kerukunan umat beragama di Salatiga:

ya kalau interaksi ya baik ya selama ini masing-masing, khususnya

yang saya lihat di tingkat elite itu relasinya cukup baik, walaupun

51Wawancara dengan Rene Manopo pada hari Rabu 20 September 2017 di

Angkringan Kota Salatiga.

Page 83: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

71

kalau saya melihat juga di tingkat yang lebih bawah itu relasinya

baik dalam masyarakat. Tetapi karena salatiga ini berkembang

banyak pendatang, banyak perumahan sehingga budaya baru yang

masuk, paling nggak ada pola pikir yang berubah, sehingga

keharmonisan antar agama dalam praktik keseharian itu kadang-

kadang memang ada pergesekan, dan ini memang perlu selalu

diperhatian oleh tokoh-tokoh agama. Jadi bisa di lihat dari

beberapa kasus, kasusnya memang kecildan cenderung kepersoalan

lokal, lokal disini maksudnya tidak seluruh Salatiga, tapi mungkin

ada di institut, ada persoalan misalnya ada pendirian gereja itu

perijinanya kadang dipersulit, ini menunjukan bagaimana relasi

antar agama dalam kehidupan seharai-hari dalam masyarakat.

Memang belum sampai pada konflik yang luas yang

mengakibatkan kerusuhan, ya memang karena tokoh-tokoh agama

di Salatiga cenderung menjaga, sehingg Salatiga samapi sekarang

belum pernah ada gejolak yang besar, gejolak-gejolak itu hanya

skup kecil, namun hal tersebut harus di waspadai karena kalau ini

tidak dikelola konflik-konflik di lokal berakibat perluasan konflik

dan menjadi bahan konflik. Memang juga perlu dimengerti bahwa

dunia pendidikan juga bisa mempengaruhi kehidupan

keberagamaan, karena sekarang cenderung melalui pendidikan,

doktrin itu semakin kuat masuk kedalam anak-anak. Yang

beberapa penelitan yang dilakukan oleh beberapa lembaga

itumengatakan bahwa itu di anak-anak sudah dididik sangat kuat

didalam agamanya, tetapi tidak kuat dalam membangun relasinya,

justru mereka membentengi kotak-kotak agama itu semakin kuat,

mereka hendak dikuatkan kedalam nah ini yang memang harusnya

seimbang, nah perkembangan itu yang sekarang juga sebetulnya

mulai tampak. Dalam dunia pendidkan sangat penting untuk

dibentuk misalnya di buat forum SOBAT anak, dalam hat tersebut

kita bisa saling mengenal tradisi satu sama lain dari berbagai

agama. sehingga rasa kecurigaan bisa di hilangkan. Dengan

persahabatan itu hendak membangun saling percaya.52

Dari pernyataan bapak agung dalam masyarakat Salatiga memiliki tingkat

toleransi yang baik, namun tingkat toleransi baik ini harus dijaga sehingga

kerukunan umat beragama di Salatiga bisa berlangsung secara terus menerus.

Selanjutnya adalah pernyataan dari wakil umat Hindu yang bernama

Sukla, beliau adalah seorang aktivis yang aktif dalam forum SOBAT dan ikut

52

Wawancara dengan bapak Agung pada Selasa 19 September 2017 di Percik

salatiga.

Page 84: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

72

dalam kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan kerukunan umat beragama di

Salatiga.

Kalau kita di Salatiga sebagai agama yang minoritas bahkan bisa

dikatakan sangat minor, bahkan sama umat konghucu pun lebih

banyak konghucu dibandingkan hindu dan dari dampak itu juga

kita tidak begitu berdampak yang sangat diskriminasi sih menurut

saya, kenyataannya kita bisa menjalankan ibadah dengan baik dan

lancar bahkan ketika kita minta bantuan pada saudara-saudara umat

keyakinan lain tuh kita juga mendapatkan bantuan itu. Untuk

respon kerukunan beragama di salatiga itu sangat baik, dan sangat

bisa dijadikan contoh untuk tempat-tempat lain karena dengan

minimnya agama saya dari sudut pandang hindu itu pun tidak

merasakan diskriminasi.53

Dari pernyataan Sukla menggambarkan bahwa kondisi sosial masyarakat

Salatiga tidak memprioritaskan kaum mayoritas, semua dianggap sama, tidak

ada sekat-sekat agama yang memisahkan antara satu kelompok dengan yang

lainnya.

Selanjutnya adalah pernyataan dari wakil umat Budha yakni ibu

Samodhana seorang Bikuni, berikut merupakan pernyataan tersebut:

Menurut hemat saya, salatiga cukup kondusif untuk Kerukunan

Umat Beragama, misalnya ketika bulan puasa ada Gereja yang

membagikan Takjil, atau saat natalan di Gereja-gereja kondisinya

juga aman, di klenteng juga aman-aman saja. Tidak ada spanduk

profokasi di Kota Salatiga.54

Menurut pernyataan ibu Samodhana dapat digambarkan bahwa Salatiga

merupakan kota yang mendukung terciptanya toleransi beragama. Seluruh

pihak yang mendukung terciptanya kerukunan umat beragama merupakan

identifikasi bahwa terdapat sikap toleransi dari masyarakat Salatiga untuk

53

Wawancara dengan Sukla pada Senin 18 September 2017 di Rumah Dinas

Kepolisian Banyubiru. 54

Wawancara dengan Ibu Samodhana sebagai Bikuni melalui via email.

Page 85: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

73

mewujudkan kerukunan umat beragama serta kedamaian dalam hidup

bermasyarakat.

Dari semua pernyataan narasumber menyatakan bahwa Salatiga

merupakan kota yang kondusif dan kota yang memiliki masyarakat yang saling

menghargai, menghormati satu sama lain sehingga dapat dikatakan masyarakat

Salatiga memiliki tingkat toleransi yang tinggi. Perbedaan agama dalam

masyarakat tidak menjadi permasalahan yang dapat mengakibatkan perpecahan

sebaliknya perbedaan agama dalam masyarakat justru menjadi perekat dan

menjadi ajang untuk saling memahami, menghormati dan menghargai satu

sama lain.

Page 86: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. KH. Mahfudz Ridwan merupakan seorang tokoh yang memberi pengaruh

besar dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan di wilayah Desa Gedangan

dan Kota Salatiga. KH. Mahfudz merupakan seorang tokoh Kiai yang

memiliki pandangan bahwa untuk mengubah suatu hal maka dibutuhkan

suatu sarana yakni organisasi. Sebuah organisasi mampu mengubah

tatanan dalam masyarakat. Sosok KH. Mahfudz Ridwan sebagai seorang

tokoh pemuka agama mendapat sorotan dari berbagai pihak. Pemikiran

hidup rukun dalam perbedaan ditunjukkkan melalui pandangan beliau

mengenai kehidupan masyarakat Salatiga yang terdiri atas berbagai agama.

Pandangan KH. Mahfudz Ridwan ialah walaupun di dalam masyarakat

hidup dalam keberagaman agama namun penting untuk tetap menjaga

kerukunan Antarumat beragama. menjalin silaturahmi bukan hanya sesama

pemeluk muslim namun juga dengan umat nonmuslim. Islam mengajarkan

untuk hidup rukun, memahami dan menghargai ajaran agama selain Islam

tidak akan menjadi hambatan untuk seorang muslim beribadah kepada

Allah SWT.

2. Kota Salatiga dikenal sebagai kota yang ditinggali oleh masyarakat yang

majemuk. Kondisi masyarakat yang majemuk menghadapkan masyarakat

pada kondisi keberagaman keyakinan. Kota Salatiga memiliki julukan

sebagai Kota Pancasila. Sebutan tersebut disandarkan pada kondisi

Page 87: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

75

keberagamaan di Kota Salatiga. Kondisi keberagamaan Kota Salatiga

ditunjukan dengan berdirinya bangunan rumah ibadah seperti Masjid,

Gereja, Klentheng atau Vihara di setiap sudut kota ini. Kondisi masyarakat

Salatiga yang memiliki keyakinan yang berbeda-beda memiliki potensi

terjadi gesekan atar umat beragama. Untuk menghidari terjadi konflik

Antarumat beragama maka muncul seorang tokoh yakni KH. Mahfudz

Ridwan. Beliau salah seorang tokoh pemuka agama yang peduli akan

terciptanya kerukunan umat beragama di Kota Salatiga.

3. Pada tahun 1998 terjadi kondisi politik nasional dan ekonomi nasional

mengalami kekacauan. Sehingga mempengaruhi kondisi sosial-masyarakat

Salatiga yang membuat masing-masing kelompok agama lebih terikat pada

hubungan sosial hanya pada kelompok masing-masing agama. hal ini

dipandang oleh KH. Mahfudz Ridwan sebagai peluang terjadinya konflik

antar agama. Sebagai langkah antisipasi maka KH. Mahfudz Ridwan

mengundang para tokoh agama, lintas agama untuk melakukan pertemuan

di Pondok Pesantren Edimancoro di Desa Gedangan pada tahun 2002.

Melalui pertemuan tersebut maka terjadi interaksi antar tokoh lintas agama

dan meruntuhkan sekat-sekat keagamaan dalam interaksi sosial. Hal ini lah

yang kemudian menjadi sebab munculnya Forum Silaturahmi Umat

Beriman yang kemudian berganti nama menjadi SOBAT. Kelahiran

SOBAT diprakarsai oleh tiga lembaga yakni Edimancoro, LSM Percik dan

Gereja Kristen Jawa (GKJ).

Page 88: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

76

4. SOBAT menjadi motor gerakan yang mengusung ide-ide kerukunan umat

beragama dan terwujudnya kerukunan antarumat Beragama di Salatiga.

kondisi Salatiga yang sudah cukup kondusif dalam kerukunan beragama

tidak lantas menjadikan masyarakat puas hanya dalam taraf itu perlu

adanya pemeliharaan kultur toleransi agama yang berkembang di Salatiga.

Melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan SOBAT menjadi wadah atau

sarana bagi masyarakat khususnya generasi muda untuk senantiasa

menjaga kerukunan beragama dalam berbagai kesempatan. Melalui Forum

SOBAT maka digunakan sebagai ajang persahabatan di tengah perbedaan,

hal ini membuktikan kerukunan yang tercipta di masyarakat Salatiga tidak

terjadi begitu saja melainkan diperlukan perhatian dari berbagai pihak

hingga muncul pemahaman bersama untuk saling menghargai,

menghormati serta memahami satu sama lain, perbedaan keyakinan tidak

menjadi halngan namun menjadi kekayaan dalam diri masyarakat sehingga

satu sama lain dapat saling menghargai, menghormati dan memahami.

A. Saran

Sebagai generasi muda hendaknya kita juga memperhatikan

lingkungan sekitar kita, peka dan peduli terhadap lingkungan masyarakat

yang memiliki keberagamaan agama sehingga kita akan menghormati dan

menghargai serta memahami ajaran agama dari orang lain. Wujud

memahami ialah kita dapat ikut serta dalam forum-forum yang konsen

terhadap kerukunan beragama di Salatiga.

Page 89: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Affandi, Nurkholik. 2012. HARMONI DALAM KERAGAMAN (Sebuah

Analisis tentang Konstruksi Perdamaian Antar Umat Beragama.

Vol: XV. NO.1

Alfaqi, Mifdal Zusron. 2015. Memahami Indonesia Melalui Prespektif

Nasionalisme, Politik Identitas, Serta Solidaritas, Jurnal

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Th. 28, Nomor 2.

Agustus 2015.

Buana, Putri Marsita, Imam Buchori. 2015. Pengaruh Pembangunan

Jalan Lingkar Selatan Salatiga Terhadap Perubahan Karakteristik

Sosial Ekonomi Penduduk di Sekitarnya, Semarang: Biro Penerbit

Planologi Undip.

BPS Salatiga Dalam Angka Tahun 2016

BPS Salatiga Dalam Angka Tahun 2015

Dhave, Dhanand. 2012. Salatiga, Nostalgia Masa Lalu Bersama

Bangunan Tua, Ferdianto Andre dkk. 2015 Inisiatif Perdamaian

dan Resolusi Konflik Secara Damai di Jawa Tengah, Laporan

Field Trip “Peningkatan Pemahaman Perdamaian Berspektif HAM

dan Islam”, Salatiga: CSRC.

Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda, Jakarta: Pt Raja

Grafindo

Page 90: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

Horikoshi, Hiroko. 1987. Kiai dan Perubahan Sosial, Jakarta: P3M.

Lestari dkk. 2015. Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural

Indonesia di Tengah Kehidupan Sara, Jurnal Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

Ma‟mun, Suk‟ron. 2013. Pluralisme Agama dan Tolerasnsi dalam Islam,

Perspektif Yusuf Al-Qaradhawi. HUMANIORA Vol.4 No.2

Oktober 2013: 1220-1228.

Marisan, Apolos. 2013. Dinamika Interaksi Sosial dan Integrasi Budaya :

Antara Komunitas Migran dan Lokal di Distrik Wanggar

Kabupaten Nabire Provinsi Papua, Jayapura: Balai Pelestarian

Nilai Budaya Jayapura.

Muchar, Ghazali Adeng. 2014. Membangun Kerukunan Lewat Madrasah,

disampaikan pada acara Workshop pendidikan toleransi

beragama, Yayasan Serikat Masyarakat Untuk Toleransi

beragama (SEMESTA), Tasikmalaya: Graha Asia Plaza.

Musa, Ali Masykuri, Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur ,PT Gelora

Aksara Pratama Erlangga.

Pamungkas, Setyo. 2013. Mengatur Kerukunan Beragama di Indonesia:

Membebaskan atau Mencederakan? *Mengkritisi RUU Kerukunan

Umat Beragama dalam Perspektif Kekristenan. Salatiga: Unit

Pelayanan dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Satya

Wacana.

Page 91: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah

Yogyakarta:Graha Ilmu.

Rangkuman SEMINAR yang disusun dari beberapa acara serial diskusi

ilmiah/akademik yang diselengarakan AIFIS bekerjasama dengan

BEM Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga dengan

topik: Pluralisme dan Multikulturalisme di Indonesia, 2015.

Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga.

Sapendi. 2012. Pendidikan Pluralisme Agama (Membangun Hubungan

Sosial Lintas Agama di Sekolah. Jurnal Khatulistiwa-Journal Of

Islamic Studies Volume 2 Nomor 2 September 2012.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah , Yogyakarta: Ombak.

Skripsi, Badri Naufal ACH. 2014 Peran Kiai Dalam Menjaga Kerukunan

Masyarakat Pada Pemilu Legislatif 2014 di Kecamatan Kwanyar

Kabupaten Bangkalan Madura, Yogyakarta, Universitas Islam

Negeri Islam Sunan Kalijaga.

Skripsi, Maharani Lutvia. 2009. Pengambilan Alih Kota Salatiga dari

Kekuasaan Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia.

Uchjana, Onong. 1990,Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Jakarta: PT

Raja Grafindo.

Widagdo, Haidi Hajar, Esensia Jurnal Ilmu-ilmu Ushuludin “ Agama dan

Konflik Sosial”,

WWW. Bersatu.Com. pada 13 September 2017 pukul 10.36

WWW.KOMPASIANA.COM. Pada 13 September 2017 pukul 10.57

Page 92: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

B. Sumber Lisan

Wawancara dengan bapak Singgih pada Kamis 7 september 2017, di

Kampung Percik, Kota Salatiga.

Wawancara dengan Gus Hanif selaku putra bungsu dari KH.Mahfud

Ridwan pada Kamis 14 September 2017 di Pondok Pesantren

Edimancoro Desa Gedandangan Kecamatan Tuntang.

Wawancara dengan Ibu Samodhana sebagai Bikshuni melalui via email.

Wawancara dengan Sukla pada Senin 18 September 2017 di Rumah Dinas

Kepolisian Banyubiru.

Wawancara dengan bapak Agung pada Selasa 19 September 2017 di

Percik salatiga.

Wawancara dengan bapak Akbar seorang aktivis yang konsen dengan

kegiatan kegiatan kerukunan beragama sekaligus sebagai anggota

KITA FAMILY pada Selasa 19 September 2017 di Percik Salatiga.

Wawancara dengan bapak Rene Manopo pada hari Rabu 20 September

2017 di Angkringan Kota Salatiga.

Wawancara dengan isrti KH. Mahfudz Ridwan yaitu ibu Nafisah pada hari

jum‟at 29 September 2017, di Kediaman Ibu Nafisah atau pondok

pesantren Edi Mancoro.

Page 93: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN BAPAK RENE MANOPO PEMUKA

AGAMA KATOLIK

1. Bagaimana pandangan bapak mengenai Kerukunan Umat Beragama di

Salatiga

Jawab: sebenarnya sih kalau menurut saya dari pandangan kaca mata

pribadi, mengenai Kerukunan Umat Beragama di Salatiga sampai saat ini

itu sangat baik, hampir diberbagai tempat di Indonesia kami tinggal itu

yang sangat baik di Saltiga, itu terbukti, semisal saya di Gereja ada

saudaranya yang menikah saya melihat banyak orang-orang muslim yang

datang untuk mengikuti acaranya, sedangkan ditempat lain itu kan

susah,kadang-kadang mohon maaf ya, melihat Gereja aja merasa alergi

dan sebaliknya. Di sini enggak karena, saya mungkin melihat dari akar

budaya disini dari jaman dulu dari berbagai macam daerah kumpul disini

dan akhirnya itu bisa tercipta seperti itu. Dan kami juga memutuskan

untuk tinggal di Salatiga ya karna hal itu, selin nyaman Kotanya dan

toleransi agamanya sangat baik.

2. Pernah ada konflik antar agama di Salatiga

Jawab: sejauh ini sih belum ada, paling yang kemarin aja pas kasus

deklarasi MPI itu, tapi itu bukan konflik sebenarnya, karena hampir semua

dari temen-temen menolak dan belum menjadi konflik, Cuma dari segi

pandangan, Cuma masyarat itu menolak aja.

3. Bagaimana interaksinya antar umat beragama

Jawab: Di sini sangat baik interaksinya, saya bisa melihat banyak bukti

misalnya di RT, ada yang meninggal bukan umat muslim, tapi tetap

datang, mereka tetap membantu mempersiapkan. Dan obrolan antara kiai ,

pendeta itu juga sangat baik, apapun agamanya, apapun kepercayaanya

kita harus fanatik kedalam dirinya masing-masing, tapi diluar kita

mengganggapnya kita itu NKRI, kita satu negara, satu tanah air, kita itu

sama-sama manusia diciptakan sama.kembali dalam diri fanatisme harus,

kalau tidak bahaya mau arah kemana kita.

Page 94: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

4. Bagaimana tanggapan atau respon masyarakat mengenai adanya

Kerukunan Umat Beragama.

Jawab: yang kami tau ya, sangat apresiatif karena di situ kita, banyak

berdiaolg

5. Hubunganya Percik dengan Gereja dan pondok pesantren Edi Mancoro

Jawab: hubunganya sangat baik, dan itu tidak hanya di lingkup kampung

percik, Gereja maupun Edi Mancoro melainkan dengan berbagai macam

elemen, dari berbagai agama termasuk dari kepercayaan aliran, itu sangat

baik, itu dikalangan kaum mudanya. Kami setaip tahun ada acara bagi-

bagi takjil, dan puasa-puasa terakhir kami mengadakan buka puasa

bersama di Gereja itu biasa di ikuti masyarakat karena kita memang

menyediakan untuk berbuka puasa untuk teman-teman muslim dan itu

sudah hal biasa, Menyediakan tempat solat untuk umat muslim. Secara

statistik Nasional Kota Salatiga peringkat ke-2 sebagai kota toleransi. Nah

tapi toleran di Salatiga itu bisa menjadi kekuatan buat NKRI dan bisa

pula menjadi ancaman bagi NKRI, karena terkadang orang berfikir udh

toleran jadi sudah aman, padahal enggak kadang kita terlena di situ, karena

merasa semua aman, kita sudah tidak menjaga lagi toleransinya. Kita

nggak tau kalau ternyata ada unsur-unsur lain yang masuk dan akhirnya

malah tidak menjadi aman, malah menjadi intoleransi yang muncul karena

orang-orang yang merusak toleransi itu orang-orang dimana toleransi itu

sangat kuat, mereka cederung akan masuk kesitu. Dalam hal itu mereka

bisa mengoyang itu paling tidak secara nasional maupun dunia mereka

akan nampak.

Page 95: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN BAPAK AGUNG PEMUKA AGAMA

KRISTEN

1. Bagaimana pandangan bapak mengenai Kerukunan Umat Beragama di

Salatiga

Jawab: maksutnya, ya kalau interaksi ya baik ya selama ini masing-

masing, khususnya yang saya lihat di tingkat elite itu relasinya cukup baik,

walaupun kalau saya melihat juga di tingkat yang lebih bawah itu

relasinya baik dalam masyarakat. Tetapi karena salatiga ini berkembang

banyak pendatang, banyak perumahan sehingga budaya baru yang masuk,

paling nggak ada pola pikir yang berubah, sehingga keharmonisan antar

agama dalam praktik keseharian itu kadang-kadang memang ada

pergesekan, dan ini memang perlu selalu diperhatian oleh tokoh-tokoh

agama. jadi bisa di lihat dari beberapa kasus, kasusnya memang kecildan

cenderung kepersoalan lokal, lokal disini maksudnya tidak seluruh

Salatiga, tapi mungkin ada di institut, ada persoalan misalnya ada

pendirian gereja itu perijinanya kadang dipersulit, ini menunjukan

bagaimana relasi antar agama dalam kehidupan seharai-hari dalam

masyarakat. Memang belum sampai pada konflik yang luas yang

mengakibatkan kerusuhan, ya memang karena tokoh-tokoh agama di

Salatiga cenderung menjaga, sehingg Salatiga samapi sekarang belum

pernah ada gejolak yang besar, gejolak-gejolak itu hanya skup kecil,

namun hal tersebut harus di waspadai karena kalau ini tidak dikelola

konflik-konflik di lokal berakibat perluasan konflik dan menjadi bahan

Page 96: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

konflik. Memang juga perlu dimengerti bahwa dunia pendidikan juga bisa

mempengaruhi kehidupan keberagamaan, karena sekarang cenderung

melalui pendidikan, doktrin itu semakin kuat masuk kedalam anak-anak.

Yang beberapa penelitan yang dilakukan oleh beberapa lembaga

itumengatakan bahwa itu di anak-anak sudah dididik sangat kuat didalam

agamanya, tetapi tidak kuat dalam membangun relasinya, justru mereka

membentengi kotak-kotak agama itu semakin kuat, mereka hendak

dikuatkan kedalam nah ini yang memang harusnya seimbang, nah

perkembangan itu yang sekarang juga sebetulnya mulai tampak. Dalam

dunia pendidkan sangat penting untuk dibentuk misalnya di buat forum

SOBAT anak, dalam hat tersebut kita bisa saling mengenal tradisi satu

sama lain dari berbagai agama. sehingga rasa kecurigaan bisa di hilangkan.

Dengan persahabatan itu hendak membangun saling percaya.

2. Hubungan Percik dengan Edi Mancoro itu seperti apa

Jawab: ya kami sebenarnya dengan Edi Mancoro bersahabat, awalnya itu

jaman-jaman reformasi, dari pihak Percik bapak Prajarta selaku Direktur

Percik mengambil studinya tentang Islam dan beliau tinggal beberapa

lama di pondok pesantren di Pati tempatnya almarhum kiai Sahal Mahfud,

dia bisa di sana karena ada kedekatanya dengan Gus Dur dan mendapat

rekomendasi untuk bisa tinggal disana melakukan penelitian, nah Gus Dur

dengan KH. Mahfud Ridwan kan juga kenal dekat, sehingga sering kali

ada pertemuan waktu itu dengan Gus Dur membuat forum kebajikan di

situ dengan KH. Mahfud Ridwan, nah dari situ-lah mulai relasi

Page 97: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

pertemanan, sehingga ketika ada di waktu krisis moneter itu, KH. Mahfud

melihat bahwa ini potensi konflik di salatiga bisa saja terjadi, karena

waktu krisis moneter itu yang kristen berbagi dengan umat yang kristen

saja , yang Islam dengan yang Islam saja, sehingga beliau merasa bahwa

benteng atau kotal-kotak itu semakin kuat, mulai dari situ mereka

bersama-sama membuat yang dinamakan Forum Gedangan, karena waktu

itu pertemuanya di Gedangan, dari situ kita berusha bergerak berama-sama

untuk menangani krisis moneter, nah berlajut lagi terus sampai kemudian

tahun 2002 kita mempertemukan kiai dengan pendeta, karena kami

melihat bahwa relasinya masih sangat dipermukaan saja, jadi relasinya

tokoh agama itu ya ketika ketemu dalam forum-forum formal yang

diadakan oleh pemerintah mereka bisa saja berbicara, ngobrol, tetapi

ketika mereka kembali lagi sudah lain. Kita melihat bahwa ada persoalan

sakit hati yang muncul karena sejarah-sejarah agama-agama, bagaimana

agama masuk ke indonesia, geseskan-gesekan itu terus menumpuk

dimanapun itu termasuk di Salatiga, dimana banyak pendatang dari luar,

pengaruh budaya , pola pikir. Kemudian kita mencoba menghilangkan

sakit hati, pertemuan tahun 2002 menjadi tongak lahirnya forum SOBAT,

nah Forum SOBAT ini sebenarnya spiritnya adalah membangun

pertemanan, membuka sekat-sekat, menghilangkan kecurigaan,

menumbuhkan saling percaya.

3. Respon masyarakat mengenai Kerukunan Umat Beragama di Salatiga

Page 98: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

Jawab: sebenarnya respon masyarakat, menurut pemaparan saya, kita juga

harus ada dimana perkembangan pluralisme semakin kuat, perkembangan

kelompok yang dianggap radikal juga semakin kuat dan itu ada di Salatiga,

dari berbagai macam tantangan. Jika dilihat dari respon masyrakat ya ada

yang mendukung ada juga yang tidak.

4. Bagaimana sikap bapak dalam menanggapi perbedaan

Jawab: kalau saya menyikapi, sebuah perbedaan itu adalah kekayaan,

karena tiap masing-masing agama itu bisa berperan dalam masyarakat dan

punya keunikan artinya berbeda dan itu satu sama lainya, bisa saling

menyumbang dan belajar, itu ketika kita menyikapi perbedaan.

Page 99: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN IBU NAFISAH,ISTRI KH.

MAHFUDZ RIDWAN

1. Bagaimana Riwayat Hidup KH. Mahfudz Ridwan

Jawab: KH. Mahfudz Ridwan, atau biasa akrab dipanggil Abah, beliau

lahir di Pulutan pada tanggal 10 oktober 1921, beliau dilahirkan dari

sepasang suami istri dari bapak bernama H. Ridwan dan ibu bernama Hj.

maimunah, beliau adalah lima bersaudara. Yang pertama adalah KH.

Mahfudz Ridwan sendiri, yang kedua bernama bapak Maspur, yang ketiga

bapak H. zainudin, yang keempat bapak H. sonwasi, yang kelima ibu

muaimah. Semasa mudanya digunakan untuk menuntut ilmu di pondok

pesantren dan bisa melanjutkan jenjang pendidikanya sampai ke Bagdad.

Setelah beliau pulang dari Bagdad bertemu dengan sosok yang

sekarang ini menjadi istrinya yaitu ibu Nafisah, dan untuk pendidikanya

ibu Nafisah adalah di SD 1 Gedangan, di SMP 2 Salatiga di SMA 1

Kristen Salatiga dan di UKSW mengambil Hukum. mereka di pertemukan

oleh keluarganya, dan sebelum pulang dari Bagdad ibu Nafisah hanya

diperlihatkan sosok KH. Mahfudz Ridwan dengan foto saja, begitu

sebaliknya. Setelah mereka bertemu Allah berhendak untuk berjodoh dan

akhirnya mereka menikah, dari Pulutan KH. Mahfudz Ridwan pindah dan

menetap di Gedangan. Dari pernikahannya dikarunia 3 putra dan 1 putri,

yang pertama bernama Hamud Wibisono yang kedua Muna Irawati, yang

ketiga Shodiq Prayoga dan yang terakhir Muhammad Hanif.

2. Bagaimana Riwayat Pendidikan KH. Mahfudz Ridwan

Page 100: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

Jawab: KH. Mahfudz Ridwan dalam menempuh pendidikan dimulai di SD

pulutan , setelah beliau selesai dan lulus dari SD, beliau menlanjutkan

pendidikanya di pondok pesantren Watucongol setelah selesai di pondok

pesantren watucongol beliau pindah kepondok pesantren Roudhotul

Tholibin di Rembang di bawah asuhan KH. Bisri Mustofa bapak dari Gus

Mus. Setelah itu kembali ke Watucongol lagi untuk berguru lagi dengan

batelhat. Pendidikan beliau berpindah-pindah dari pondok pesantren satu

ke pondok pesantren lainya. Setelah selesai mondok KH. Mahfudz

Ridwan berkeinginan naik haji ke Makkah, beliau berbicara dengan

saudara-saudaranya mau meminjam uang untuk naik haji dan sebagai

gantinya nanti setelah mendapat warisan dari orangtuanya. Perjalanan

yang ditempuh ke Makkah adalah dengan ikut rombongan naik kapal. KH.

Mahfudz Ridwan meneruskan Aliyahnya di Makkah Selama 3 Tahun,

disana beliau ikut dengan Syekh Yasin Al-Fadani. Baru setelah selesai

belajar di Makkah Beliau melanjutkan pendidikanya ke Bagdad.

Keluarga KH. Mahfudz Ridwan tidak tahu secara spesifik

bagaimana beliau pergi dan bisa melanjutkan jenjang pendidikanya di

Bagdad, karena beliau tidak pernah bercerita dengan keluarganya. Namun

dari informasi yang saya dapatkan dengan wawancara bersama istrinya

KH. Mahfudz Ridwan beliau bisa samapai ke Bagdad karena dulunya

beliau pernah mondok di Watucongol dan Tegalrejo, melalui jalur

keilmuan itulah beliau bisa sampai ke Bagdad. Untuk menempuh

Page 101: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

pendidikanyan SI di Universitas Bagdad, beliau disana mengambil mata

kuliah di Quryatul Adab Qismus syari‟ah, qismus lughgoh, Qismus tarikh.

Kemudian di Bagdad beliau bertemu dengan sosok yang menjadi

presiden RI yang ke-4 yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau biasa di

panggil Gud Dur. Beliau disana satu rumah, satu kontrakan dan satu lab

dalam menempuh pendidikan di Bagdad. Disana antara KH. Mahfudz

Ridwan dengan Gus Dur selalu bertukar argument satu sama lain. Tentang

kehidupannya, pemikiranya.

3. Bagaimana Sosok KH. Mahfudz Ridwan dalam keluarga

Jawab: Beliau itu orangnya sangat sederhana,dan orangnya itu lebih suka

mengutamakan masyarakatnya daripada dirinya, dulu pernah ketika ada

seseorang meminjam uang dengan bapak, dan bapak memberinya padahal

bapak sendiri itu sangant membutuhkan, dan bapak malah bilang masih

ada Allah yang akan membantu kita. Dan mengapa beliau itu mengambil

sifat sederhana, karena beliau memang ma‟rifat kepada Allah, ketika

orang itu sudang mengenal Allah sudah tidak kepengen apa-apa lagi, yang

diinginkan hanya umatnya, masyarakatnya baik.

Dalam keluarga yang berperan penting dalam urusan anak lebih

banyak ibu Nafisah mulai dari mencarikan sekolah, penerimaan rapot,

mengantar sekolah, mengajari belajar dirumah itu selalu saya mulai dari

SD dan bapak pun tidak pernah sekali pergi kesekolahnya. bapak hanya

mendoakan dan percaya kepada saya, tetapi mengenai pendidikan anak ya

Page 102: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

saya tetap ngobrol dulu sama bapak mencari solusi yang terbaik buat anak-

anaknya.

4. Siapa Penerus pondok pesantren setelah KH. Mahfudz Ridwan meninggal

Jawab: Pondok pesantren ini tidak diwasiatin, tidak musyawarah untuk

siapa,tetapi otomatis gitu, namun dari empat bersaudara yang mondok

dari awal dan paling lama itu kan hanif yang lainya juga mondok tapi

sebentar-sebentar. Dari empat bersaudara itu kan yang 3 anak saya selau

menambahi sedikit namanya, tapi yang terakhir ini Muhammad hanif tidak

boleh sama bapak ditambahi lagi, udah cukup Muhammad Hanif saja. Dan

delalah itu hanya Hanif saja yang mau mondok lama mau di arahkan

untuk mondok. Karena beliau itu kan tipekalnya tidak memaksakan

kehendak anaknya, beliu itu membebaskan anaknya mau sekolah dimana.

Sehingga ya sampai sekarang ini pondok pesantren di pegang oleh Hanif,

hanya saja apa-apa yang masih bersangkutan dengan beliau ya beliau yang

turun tangan dan setelah beliau sakit kepengurusan pondok diserahkan

kepada hanif . KH. Mahfudz Ridwan sebelum meninggal menderita sakit

terlebih duhulu, dan sakitnya itu berpindah-pindah kadang dibagian

kepalanya dibagian tanganya seperti gejala strok dan akhirnya bapak di

rawat di RSUD Salatiga selama 13 hari di rumah sakit dan 4 hari itu tidak

bisa berbicara dan akhirnya pada hari selasa tanggal 28 mei pukul 14.45,

hari selasa tahun 2017 beliau meninggal di RSUD Salatiga dan

Alhamdulillah beliau meninggal diberi kemudahan. Beliau mengembuskan

nafas terakhir dalam usia 96 tahun.

Page 103: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN BAPAK AKBAR PEMUKA AGAMA

ISLAM

1. Bagaimana pandangan bapak mengenai Kerukunan Umat Beragama di

Salatiga

Jawab: ya menurut saya, bisa dikatakan baik-baik saja, yang lebih spesifik

kalau saya lihat dari pola-pola relasi dan hubungan-hubungan interaksi

antar kelompok, tidak hanya sekitar sertivisial, lebih kehubungan-

hubungan yang lebih bermakna mendalam, makna mendalam maksudnya

melakukan aktifitas-aktifitas secara bersama-sama,menbagun kegiatan-

kegiatan perdamaian bersama-sama, itulah yang dianggap dialog pansis

diantara anggota masyarakat. Jadi ketika bekerja, berinteraksi, itu sudah

tidak ada lagi sebagai representasi oh saya ini Islam, dia itu Kristen,

Budha dan lainya, tidak lagi begitu, jadi yes-yes atau kotak-kotak

sekredasi itu tidak diperlukan lagi. Dengan begitu interaksi akan mudah

tanpa ada bayangan-bayangan. Toh namanya simbol, identitas agama itu

kan sejatinya kita beragama itu bukan pilihan tipi given atau pemberian.

Karena kita mengikuti agama dari orang tua kita, untuk kita mengikuti.

Misalnya di suruh menbaca al-quran, surat alfatihah, ya kita akan

mengikutinya. Kita diwarisi sebuah nilai, alasanya memang orang tua

tidak salah, mengajari agama itu tujuanya memang untuk sesuatu yang

baik, kalau kita diajarkan sesuatu untuk kebaikan kenapa tidak kita jaga,

dan kemudian kita berinteraksi dengan agama-agama lain itu sebenarnya

untuk mengimplementasikan nilai-nilai positif dalam keagamaan, seperti

saling menghormati, saling menghargai, membangun kebersamaan itulah

wujud dari kerukunan umat bergama. Konflik antar agama di Salatiga ada

Cuma tidak signifikan, artinya konflik itu muncul tidak sesuatu yang

datang secara internal selalu ada faktor ekternal yang mempengaruhinya,

dan itu yang saya amati. Orang beragama itu sebenarnya bukan untuk

menciptakan konflik antar umat beragama. konflik yang ada biasanya

Page 104: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

masalah pendirian tempat ibadah dan itu penyebabnya bukan dari

masyarakat melainkan dari pengaruh luar.

2. Bagaimana interaksi maupun komunikasi antar umat beragama di Salatiga

Jawab: interaksinya baik, dalam kehidupan masyarakat normal di Salatiga,

misalanya interaksi antar pemuka agama selalu berinteraksi dengan positif,

rasa saling menghormati sangat kuat, mereka sadar betul posisi mereka

adalah sebagai figur pertama dalam agama, ada tanggung jawab

keteladanan, kalau tidak bisa meneladani ya tidak mampu mencerminkan

sikap positif di masyarakat.hubungan antar tokoh di salatiga sangat baik,

misalnya pendeta kangen sama kiai itu sudah hal biasa. Salatiga itu di

kenal dengan Kota damai dan kota Toleran Ke-2 setelah Sumatra. Contoh

lain di UKSW itu universitas yang welcome dengan berbagai agama.

3. Adanya isu-isu kristenisasi atau islamisasi kira-kira mengganggu tidak

untuk kerukunan umat beragama di Salatiga

Jawab: sebenarnya kristenisasi, Islamisasi muncul karena cara pandang,

sudut pandang, cara pandang itu dikuasai dengan cara pikir tertentu, kalau

cara pikirnya itu politis maka kemudian dia hanya berpikir politis, orang

tidak pernah bisa berfikir positif, memandang setiap kelompok agama itu

selalu dicurigai jadi akan muncul isu kristenisasi dan islamisasi.

Sebenarnya menempatkan cara pandang berpikir politis ditempat yang

salah, maka dia tidak akan pernah bisa memahami segala sesuatu, benar

nggak sih sebenarnya ada itu, karna apa sebenarnya memahami konteks

sosial masyarakat pemahamanya sesacar sosiologis, artinya melihat secara

sosiologis itu kan melihatnya konteks relasi, hubungan kerja itu

bagaimana.

Page 105: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

TRANSKIP WAWNCARA DENGAN MAS SUKLA PEMUKA AGAMA

HINDU

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kerukunan umat beragama di

Salatiga?

Jawab : kalau kita di Salatiga sebagai agama yang minoritas bahkan bias

dikatakan sangat minor, bahkan sama umat konghucu pun lebih banyak

konghucu dibandingkan hindu dan dari dampak itu juga kita tidak begitu

berdampak yang sangat diskriminasi sih menurut saya, kenyataannya kita

bias menjalankan ibadah dengan baik dan lancer bahkan ketika kita minta

bantuan pada saudara-saudara umat keyakinan lain tuh kita juga

mendapatkan bantuan itu. Untuk respon kerukunan beragama di salatiga

itu sanga tbaik, dan sangat bias dijadikan contoh untuktempat-tempat lain

karena dengan minimnya agama saya dari sudut pandang hindu itu pun

tidak merasakan diskriminasi.

2. Bagaiamana pendapat anda tentang persinggungan agama?

Jawab: saya di Salatiga tidak mengalami itu, kemudian dan umat di

Salatiga tidak pernah mengalami persinggungan bahkan kita dengan

agama Kristen pun kita bias melakukan natal kegiatan kebersamaan sosial

di gereja ketika kaya umat saudara muslim pun kita juga bias melakukan

kaya apa itu bagi-bagi takjil kita juga melakukan itu jadi tidak ada

persinggungan apa-apa. Sejauh ini yang saya lakukan.

3. Bagaimana pendapat anda tentang perbedaan?

Jawab : perbedaan itu dari sudut pandang kita sesama manusia jadi untuk

melakukan komunikasi atau menjalin hubungan secara perseorangan

manusia antar manusia karena kita dihindu mengenal agama 3 penyebab

kebahagian yaitu hubungan manusia dengan alam, yang kedua manusia

dengan manusia dan yang ketiga manusia dengan Tuhan, jadi kalau

masalah perbedaan tadi hanya masalah yang kedua tadi perbedaan

keyakinan antara manusia dengan manusia ketika kita bias menjalaninya

Page 106: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

dengan sesame dari sudut pandang masing-masing bias jadi hal-hal yang

tidak diinginkan.

4. Bagaimana pendapat anda tentang agama hindu dalam organisasi SOBAT

memandang kerukunan itu seperti apa?

Jawab: kita di Salatiga dari saya perwakilan dari agama Hindu kita tidak

melakukan apa-apa secara sendiri, terutama diruang lingkup lintas Iman

kita melakukan kegiatan sebagaimana mestinya perlu kita saling menolong

bias dilakukan dari sudut pandang agama lain. Jadi ketika saudara kita

beragama apapun ruang lingkupnya salatiga kita bias membantu kita bias

membagi ketika kegiatan bias dilakukan tidak harus diagama itu, mungkin

dari agama lain.

5. Bagaimana respon masyarakat salatiga tentang keberadaan sobat muda?

Jawab : bagus, bahkan kita pun juga komunikasinya ketika mengadakan

kegiatan juga langsung walikota, jadi kita bukannya untuk mencari nama

tapi kita melakukan sekecil apapun kegiatan lintas iman itu pun dinaungi

oleh pemerintah Salatiga, jadi apapun kegiatannya kita melakukan

berperan aktif dari sebisanya kita semampunya kita dari kapasitas masing-

masing karena kita masih muda kalau kenyataannya kita yang didalamnya

kan muda-muda Cuma semangatnya aja tetep muda karna dari saudara

budha pun juga tidak muda, ya Cuma semangatnya kita saja melakukan itu

jadinya tidak menggunakan AD/ART secara formal dipermerintahan

jadinya kita setiap melakukan kegiatan kita meminta ijin atau

memberitahukan kepada pemerintah kapolres, ke wali kota salatiga

tujuannya agar apa yang kita lakukan dari kapasitas kita sebisanya yang

kecil itu tadi bias bermanfaat bagi salatiga. Contoh kegiatan lintas imanya

itu kita melakukan diskusi lintas iman dari tidak dari tuan rumahnya kita

Hindu atau islam atau nasrani tapi kita di lintas imannya sendiri kita semua

jadi tuan rumah untuk mengadakan diskusi dengan petinggi hindu,

petinggi nasrani ataupun dari umat muslim dan kita juga melakukany

outcamp kegiatan lintas iman anak-anak muda yang beneran untuk

melakukan kegiatan bersama dalam ruang lingkup lintas iman agar

Page 107: PERAN KH. MAHFUDZ RIDWAN DALAM MEWUJUDKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2634/1/BURNING SKRIP.pdf · Ridwan dalam berorganisasi, yang keempat bagaimana wujud kerukunan

bermanfaat secara praktiknya tidak hanya teori. Bisa ditingkatkan ketika

teman-teman melakukan puasa pun kita juga bias menghormati dan teman

teman yang muslim pun beliau yang berpuasa pun juga menghormati

bahkan di salatiga tidak ada perbedaan menjelang idul fitri atau tidak

karena semua mempunyai kesadaran masing-masing yang jelas untuk

kesadaran beragamanya cukup tinggi baik yang mayoritas maupun

minoritas. Interaksinya cukup baik, bahkan kita sering berbicara formal

bahkan kita sampai lupa berada di lingkup yang berbeda seperti itu. Di

Salatiga urutan kedua kerukunan umatberagama yang cukup bagus.