PERAN KELOMPOK DZIKIR DALAM MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL...
-
Upload
trinhhuong -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of PERAN KELOMPOK DZIKIR DALAM MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL...
PERAN KELOMPOK DZIKIR DALAM MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT
DI DUSUN TABAER DESA KABOL KECAMATAN PRAYA BARAT DAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2016
Oleh
B A H M A N NIM : 15.1.12.6.132
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM 2016
PERAN KELOMPOK DZIKIR DALAM MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT
DI DUSUN TABAER DESA KABOL KECAMATAN PRAYA BARAT DAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2016
Skripsi
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
B A H M A N
NIM : 15.1.12.6.132
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2016
iii
PERSETUJUAN
Skripsi Bahman, NIM. 15.1.12.6.132 yang berjudul “Peran Kelompok Dzikir
dalam Menciptakan Interaksi Sosial Masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol
Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016” telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui pada tanggal,
…………………………...... 2016.
Di bawah bimbingan:
iv
NOTA DINAS
Hal : Munaqasyah Mataram, ………………………..
Kepada
Yth. Rektor IAIN Mataram
di-
Mataram
Assalamu’alaIkum Wr.Wb
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan
pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Bahman, NIM.
15.1.12.6.132 yang berjudul “Peran Kelompok Dzikir dalam Menciptakan Interaksi
Sosial Masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016” telah memenuhi syarat untuk diajukan
dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Bahman
NIM : 15.1.12.6.132
Program Studi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institusi : IAIN Mataram
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul
“Peran Kelompok Dzikir dalam Menciptakan Interaksi Sosial Masyarakat di Dusun
Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun
2016” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada
bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap
dianulir kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAIN Mataram.
Mataram, 24 November 2016
Saya yang menyatakan
BAHMAN NIM. 15.1.12.6.132
vi
vii
Motto:
خير االناس انفعهم للناس )رواه الطبراني و دارقطني(Artinya: Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
(HR. ThabranidanDaruquthni)1
1Husain Mathru, dkk.,At-Targib Wat-Tarhib (Surabaya: Al-Hidayah,tt), h. 25.
viii
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini aku persembahkan untuk orang-orang terdekat dalam hidupku,
yaitu :
1. Bapak (Sabde Aditya) dan Ibunda (Jumainah) tercinta, terimakasih atas
do’a, kasih sayang dan pengorbanannya selama ini. Semoga Allah SWT
selalu memberikan limpahan rahmat untuk kalian.
2. Adikku tersayang (Ratnawati) yang selalu ada di hatiku
3. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan menyemangatiku
4. Teman-temanku yang selalu ada di saatku dalam keadaan suka maupun
duka.
5. Almamaterku tercinta, IAIN Mataram yang telah mengajarkanku dan
memberikanku pengalaman-pengalaman.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, atas nikmat yang
diberikan sehingga penulis skripsi yang berjudul “Peran Kelompok Dzikir dalam
Menciptakan Interaksi Sosial Masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan
Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.” dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang diharapkan. Selanjutnya shalawat serta salam semoga
tercurahkan pada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, atas kehadiran beliau
sebagai penerang dunia rahmatan lil alamin.
Dalam penyelesaian skripsi ini, banyak hambatan yang dijumpai, tetapi
berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat
terselesaikan. Untuk itu disampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Jamaluddin, M.A., selaku dosen pembimbing pertama, dan Rahmat A.
Kurniawan. M.Sc., selaku dosen pembimbing kedua, yang dengan segala
ketulusan hati memberikan bimbingannya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan,
2. H. Ibnu Hizam, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram,
3. Masyarakat Dusun Tabaer yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
Skripsi ini dan seluruh informan yang telah memberikan informasi dan
arahannya.
x
4. Dr.Hj. Nurul Yaqin, M.Pd.selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram,
5. Dr. H. Mutawalli, M.Ag., selaku Rektor IAIN Mataram,
6. Seluruh dosen IAIN Mataram yang telah mengalirkan sebagian ilmunya kepada
penulis.
7. Semua keluargaku tercinta yang telah memberikan bantuan baik secara moril
maupun materil, sejak mulai penyusunan sampai selesainya Skripsi ini, dan
8. Pihak-pihak lain yang turut membantu selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif dari rekan-rekan pembaca sangat diharapkan. Akhirul kalam, semoga
kehadiran Skripsi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran yang berarti bagi kita.
Mataram, 30 November 2016
Penulis
Bahman Nim:15.1.12.6.132
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN .................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... v
PENGESAHAN ...................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii
ABSTRAK .............................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Konteks Penelitian ........................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................... 7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................. 8
E. Telaah Pustaka ................................................................................. 8
F. Kerangka Teoretik ............................................................................ 11
xii
G. Metode Penelitian ............................................................................. 21
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ..................................................... 34
A. Gambaran Umum Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya
Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah .......................................... 34
B. Praktek Kegiatan Kelompok Dzikir dalam Menciptakan
Interaksi Sosial Masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol .............. 41
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 53
A. Analisis tentang Praktek Kegiatan Kelompok Dzikir di Dusun
Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kab. Lombok
Tengah ............................................................................................... 53
B. Analisis tentang Peran Kelompok Dzikir dalam Menciptakan
Interaksi Sosial Masyarakat di Dusun Tabaer ................................... 55
C. Analisis Faktor-faktor yang Mendukung KegiatanKelompok Dzikir 60
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 66
A. Kesimpulan ...................................................................................... 66
B. Saran-saran ....................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Jumlah Penduduk Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya
Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah .................................................... 35
Tabel 2 : Tokoh-tokoh Agama di Dusun Tabbaer Desa Kabol Kecamatan Praya
Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016................................. 38
Tabel 3 : Pekerjaan Masyarakat Dusun Tabaer Desa Kabol……………………….39
Tabel 4: Jadwal Kelompok Dzikir Dusun Tabaer ................................................... 42
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gamabr 1:Struktur pengurus Masjid Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya
Barat Daya Tahun 2016………………………………………………… 37
Gambar 2:Struktur Pemerintah Dusun Tabaer desa Kabol Tahun 2016…………… 41
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 2 : PedomanObservasi Penelitian
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4 : Dokumentasi Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya
Lampiran 5 : Foto-foto Kegiatan Kelompok Dzikir Dusun Tabaer
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari IAIN Mataram
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Lombok Tengah
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Desa Kabol
Lampiran 9: Berita Acara Ujian/Seminar Proposal Jurusan Pendidikan IPS-Ekonomi
Lampiran 10: Surat Keterangan Seminar Proposal/Skripsi
Lampiran 11: Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Pendidikan IPS-Ekonomi
Lampiran 12: Kartu Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 13 : Kartu Konsultasi Pembimbing II
xvi
Peran Kelompok Dzikir dalam Menciptakan Interaksi Sosial Masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2016
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek kegiatan kelompok dzikir, peran kelompok dzikir dalam menciptakan interaksi sosial masyarakat, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung kegiatan kelompok dzikir di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016. Hasil penelitian di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan bahwa kelompokn dzikir mempunyai peran dalam menciptakan interaksi sosial masyarakat di Dusun Tabaer, kelompok dzikir dijadikan sebagai interaksi sosial (bentuk silaturrahmi) serta sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data-data tersebut yaitu dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada peran kelompok dzikir dalam menciptakan interaksi sosial masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.
Kata Kunci: Dzikir, Interaksi Sosial, Masyarakat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Menurut kodratnya manusia adalah mahluk sosial atau mahluk yang bermasyarakat, selain itu juga diberikan kelebihan yaitu berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial, manusia selalu hidup bersama diantara manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, oleh karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.1
Selama manusia hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh
masyarakat, di rumah, di sekolah, dan di lingkungan yang lebih besar
manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia
dikatakan sebagai mahluk sosial, yaitu mahluk yang didalam hidupnya tidak
bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.
Baharudin juga menjelaskan bahwa hubungan manusia dengan
manusia lainnya dapat digolongkan atau dikelompokkan dalam suatu
masyarakat. Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.2
Di dalam suatu masyarakat terjadi interaksi-interaksi dengan
lingkungannya untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Adapun
interaksi sosial adalah hubungan timbal–balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan
1 Effendi, Ridwan. "Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk sosial." Bandung:
UPI (2010), h. 11 2 Baharudin, Sosialogi Pendidikan (Mataram: Sanabil Perum Puri Bunga Amanah, 2016),
h. 48.
1
2
kelompok.3
Berdasarkan pengertian di atas, menunjukkan bahwa dalam
bermasyarakat perlu adanya hubungan timbal balik antara manusia yang satu
dengan yang lainnya. Kelompok dzikir merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh suatu masyarakat untuk melakukan interaksi sosial karena bisa
saling bertatap muka sehingga manusia yang satu dengan manusia lainnya
dapat saling memberikan suatu masukan yang konstruktif. Sebagaimana
dijelaskan Turner dalam M. Jacky bahwa interaksi sosial merupakan proses
individu saling bertukar gerakan, menafsirkan gerakan dan menggunakan alat
peraga fisik untuk memproyeksikan citra diri kepada orang lain.4 Dengan
demikian pada kelompok dzikir akan dapat membawa manusia kepada
konsep tolong-menolong antar sesama, terutama dengan menggunakan alat
yang dapat membawa citra diri yang lebih baik kepada manusia lainnya.
Dzikir merupakan hal yang urgen terutama bagi orang-orang yang
beriman. Karena dengan dzikir, manusia akan mendekatkan diri dengan
Allah SWT.
Melalui dzikir, iman seseorang dapat berubah yang pada awalnya
hanya kepercayaan yang samar menjadi hubungan batin yang hidup dan
melahirkan rasa cinta kepada Allah. Sebagai hamba, manusia dituntut
berdzikir untuk kepentingannya sendiri karena banyak sekali faedah yang
akan didapat bagi manusia yang selalu berzikir, seperti mendapat pahala dan
3 Baharudin, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2010), h.
31 4 M. Jacky, Sosiologi Konsep, Teori, dan Metode, (Surabaya: Mitra Wacana Media, 2015)
h. 25
3
diberi ampunan oleh Allah kemudian dipermudah rizkinya, dijauhkan dari
sifat syirik, lalai, dan sebagainya. Namun yang paling penting dari semua
faedah di atas adalah terciptanya keimanan yang kokoh dan sempurna, jiwa
manusia tidak mudah dipengaruhi oleh godaan syaitan yang selalu
menjerumuskan kedalam kesesatan.
Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran Ayat 190-191 ولى ت لأ هار لءاي ف ٱليل وٱلن ت وٱلرض وٱختل و م إن فى خلق ٱلس
ت و م رون فى خلق ٱلس هم ويتفك ا وعلى جنوب ا وقعود م قي ذين يذكرون ٱلل ب ﴿ە۹۱﴾ٱل ٱللب
ار طل سبحنك فقنا عذاب ٱلن ذا ب ه وٱلرض ربنا ما خلقت Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al-Imran Ayat 190-191)5
Merujuk pada ayat tersebut, dengan berdzikir akan mengantarkan
manusia pada selalu mengingat akan kuasanya Allah S.W.T sehingga tidak
mudah tergoda pada jurang kesesatan. Taqwim juga menjelaskan Merujuk
pada surat Ali Imran ayat 190-191, bahwa fungsi akal manusia sebagai dzikir
(dalam keadaan apapun) dan berfikir (dengan akal). Keduanya akan bermuara
pada ilmu. Karena ilmu untuk kecerdasan akal manusia. Dan manusia yang
berilmu tidak pernah menyerah, mereka dapat menerima pendapat orang
lain.6
5 QS. Al- Imran Ayat 190-191 6 Taqwim, Muhammad Ahsani. "Studi Analisis Tentang Fungsi Akal Pada SURAT ALI-
Imran Ayat 190-191 Dan Implementasinya Dalam Pendidikan Agama Islam." (2015), h.1
4
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa dengan berdzikir,
manusia dapat memainkan peran akal sehingga dapat membawa manusia
pada ilmu termasuk dapat menerima pendapat orang lain. Kaitannya dengan
kelompok dzikir, ketika bermusyawarah serta berintraksi maka manusia akan
bisa menerima kritik dan saran dari orang lain.
Berdzikir dapat dilakukan secara sendiri maupun secara berjamaah.
Dzikir yang dilakukan secara sendiri, banyak dilakukan oleh umat muslim,
terutama setelah melakukan shalat, baik shalat yang dilakukan secara
berjamaah maupun shalat yang dilakukan sendiri. Shalat yang dilakukan
secara berjamaah, maka dzikir biasanya dilakukan dengan dipimpin oleh
orang yang menjadi imam shalat. Sedangkan shalat yang dilakukan sendiri,
maka dzikir langsung dilantunkan oleh orang yang melaksanakan shalat.
Dzikir atau mengingat Allah tidak hanya dilakukan ketika selesai
mengerjakan ibadah shalat, akan tetapi dzikir juga terkadang dilakukan ketika
seseorang dalam perjalanan. Banyak masyarakat muslim yang melakukan
dzikir dengan membaca Astaghfirullah, Alhamdulillah, Laa Ilaha Illallah,
(Tahmid dan Tahlil) dan kalimat-kalimat yang baik lainnya. Adapun sekarang
banyak ditemukan majlis atau tempat dzikir yang dilakukan secara berjamaah
seperti yang terdapat di Lombok.
Di Lombok sering dilakukan dzikir untuk peringatan-peringatan
tertentu, seperti dzikir 9 (Sembilan) malam berturut-turut setelah ada salah
satu warga yang meninggal, dzikir ketika ada warga yang menikah, dzikir
ketika anak melakukan khitan, dan dzikir-dzikir untuk peringatan yang lain
5
termasuk ada sebagian kelompok masyarakat yang menjadikannya sebagai
rutinitas mingguan.
Salah satu dusun yang ada di Lombok Tengah yaitu Dusun Tabaer
Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. Di
Dusun Tabaer terdapat kelompok-kelompok dzikir yang dilakukan sekali
dalam satu minggu yaitu setiap malam jum’at di setiap rumah-rumah warga
sacara bergiliran.7
H. Hairul selaku ketua kelompok dzikir Dusun Tabaer Desa Kabul
menjelaskan bahwa acara dzikiran pada kelompok tersebut dilakukan satu
kali dalam seminggu yakni pada malam jum’at, yang dilaksanakan di rumah
anggota yang mendapat giliran. Hal ini dilakukan dalam rangka mempererat
tali silaturrahim antar warga masyarakat dusun tabaer.8
Sebelum adanya kelompok dzikir di Dusun Tabaer, masyarakat
Dusun Tabaer jarang bertemu antara satu dengan yang lain, karena pada siang
hari mereka selalu sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing karena
masyarakat dusun Tabaer adalah mayoritas petani meskipun ada sebagian
yang berprofesi sebagai guru, pegawai, dan pengusaha, sedangkan pada
malam hari warga hanya menghabiskan waktu di rumah saja untuk
beristirahat sehingga bisa dikatakan tidak memiliki waktu untuk saling
berintraksi lebih intens. Akan tetapi setelah adanya kelompok dzikir
masyarakat selalu meluangkan waktunya untuk menghadiri kelompok dzikir.
7 Observasi, Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya, Jumat 13 Mei 2016, 20:30 WITA 8 H. Hairul, Wawancara, Dusun Tabaer pada tanggal 13 mei 2016.
6
Dalam pelaksanaan dzikir yang dilakukan, setiap pemilik rumah yang
mendapat giliran sebagai tempat melangsungkan kegiatan dzikir biasanya
harus menyuguhkan beberapa aneka hidangan untuk para kelompok dzikir
yang hadir pada acara tersebut.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul: Peran Kelompok Dzikir dalam Menciptakan Interaksi Sosial
Masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian di atas, fokus penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah praktek kegiatan kelompok dzikir dalam menciptakan
interaksi sosial masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya
Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016?
2. Bagaimanakah peranan kelompok dzikir dalam menciptakan interaksi
sosial masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat
Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016?
3. Apakah faktor-faktor yang mendukung kegiatan kelompok dzikir di Dusun
Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2016?
7
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk menjelaskan praktek kegiatan kelompok dzikir dalam
menciptakan interaksi sosial masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol
Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.
b. Untuk menjelaskan peran kelompok dzikir dalam menciptakan interaksi
sosial masyarakat Di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat
Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.
c. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mendukung kegiatan kelompok
dzikir di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis
maupun secara praktis.
a. Manfaat secara teoretis
1) Dapat dijadikan sebagai acuan, masukan atau tambahan bagi
peneliti khususnya.
2) Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat
memotivasi peneliti lain untuk mengungkapkan hal-hal yang
berkaitan dengan peran kelompok dzikir dalam menciptakan
interaksi sosial masyarakat.
8
3) Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, pemahaman dan
pengalaman dalam hal sosial.
b. Manfaat secara praktis
1) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang perlunya
kelompok dzikir dalam menciptakan interaksi sosial
2) Hasil penelitian ini dapat diterapkan di masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan zikir kelompok sebagai media masyarakat
untuk menjaga jalinan silaturrahmi oleh masyarakat dusun Tabaer
Desa Kabol.
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber
landasan bagi penelitian-penlitian selanjutnya.
4) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan dari peneliti
untuk melakukan kajian kemasyarakatan dalam kehidupan
bermasyarakat.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Ruang lingkup dan setting dari penelitian ini yaitu tentang kajian peran
kelompok dzikir dalam menciptakan interaksi sosial, serta penerapan praktik
kelompok dzikir yang dilakukan di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan
Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan kajian terhadap penelitian terdahulu.
Telaah pustaka dilakukan untuk menghindari terjadinya duplikasi serta
menjamin keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan. Adapun usaha
9
penelusuran yang peneliti lakukan terhadap beberapa hasil penelitian
sebelumnya yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Hasil Belajar Siswa.9
Dalam penelitian ini Nizar membahas tentang apakah ada
pengaruh interaksi sosial terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS di
tingkat SD/MI. Jenis metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian
kuantitatif. Sedangkan pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
dokumentasi, dan angket. Adapun hasil dari penelitian ini ditunjukkan
dengan rhitung sebesar 0,527 dan rtabel sebesar 0,325 yang berarti adanya
pengaruh antara interaksi sosial terhadap hasil belajar
Perbedaannya penelitian Nizar dengan penelitian ini yaitu pada
penelitian Nizar membahas interaksi sosial di lingkup pendidikan
sedangkan penelitian ini membahas interaksi sosial yang ada di dalam
suatu masyarakat. Selain itu, penelitian Nizar menggunakan metode
kuantitatif sebagai acuan untuk mengumpulkan data, sedangkan penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data.
2. Pembentukan Kesehatan Mental Santri melalui Dzikir dan Relaksasi.10
Dalam penelitian ini, Nurhadi membahas tentang bagaimana
hubungan antara zikir, relaksasi, dan kesehatan mental, serta fungsi dan
peran zikir bagi proses pembentukan kesehatan mental. Metode penelitian
9 Nizar Istomi, Pengaruh Interaksi Sosial antara Guru dan Siswa terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pellajaran IPS Kelas V di MI Islahul Muta’allim Karang Genteng Pagutan Kota Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 (Skripsi IAIN Mataram, 2015).
10 Nurhadi, Pembentukan Kesehatan Mental Santri Melalui Dzikir dan Relaksasi di Pondok Pesantren Asy-Syarifah Brumbung Mraggen Demak (Skripsi IAIN Walisongo Semarang, 2006).
10
yang digunakan yaitu penelitian kepustakaan dan lapangan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa banyak ragam terapi yang digunakan
para ahli untuk mengatasi rasa cemas, diantaranya dengan relaksasi dan
pendekatan dzikir bagi penderita gangguan jiwa.
Perbedaannnya, penelitian Nurhadi mengungkapkan fungsi zikir
yang dapat dijadikan sebagai terapi pententraman jiwa, sedangkan dalam
penelitian ini membahas tentang peran dzikir untuk menciptakan interaksi
sosial di kalangan masyarakat, sehingga menunjukkan peran dzikir itu
sebagai ajang silaturrahmi di dalam suatu masyarakat.
3. Peranan Majlis Dzikir dan Shalawat dalam Pembentukan Akhlak Remaja11
Dalam penelitian ini, Fahrurrozi menjelaskan bagaimana kondisi
ahlak remaja yang mengikuti zikir dan bagaimana peran majlis zikir
dalam pembentukan ahlak remaja. Metode penelitian yang diguanakan
untuk mengumpukan data yaitu penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan majlis zikir dan shalawat memiliki kegiatan pembinaan
akhlak yang cukup baik, dan kondisi akhlak remaja yang mengikuti majlis
zikir selalu dibina sehingga menjadi pribadi ahlak yang baik.
Perbedaannya, dalam penelitian Fahrurrazi mengungkapkan peran dzikir
sebagai pembentukan akhlak di dalam suatu masyarakat, serta bagaimana
para pemuda memperoleh pengetahuan tentang dasar-dasar dan wawasan
keislaman dari adanya majlis dzikir. Sedangkan dalam penelitian ini
dzikir bukan sebagai pembentukan akhlak remaja melainkan bagaimana
11 Fahrurrozi, Peranan Majlis Dzikir dan Shalawat dalam Pembentukan Akhlak Remaja
(Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2013)
11
peran dzikir itu sendiri sebagai bentuk hubungan timbal balik atau
interaksi sosial di dalam suatu masyarakat
F. Kerangka Teoretik
1. Kelompok Dzikir
a) Pengertian Kelompok Dzikir
Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang
berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan
pekerjaan, untuk meningkatkan hubungan antarindividu, atau bisa saja
untuk keduanya.12
Ada dua pengertian yang terkandung dalam kata dzikir, yaitu
pertama dzikir berarti ingat, dan yang kedua dzikir berarti menyebut
nama Allah.13 Ada beberapa pengertian dzikir, antara lain sebagai
berikut:
Dzikir yaitu menyebut/mengingat Allah, dengan jalan membaca Tasbieh atau Subhanallah (Maha suci Allah), Tahmied atau Alhamdulillah (segala puji bagi Allah), Tahliel atau Laa Ilaahaillallah (tiada tuhan selain Allah), Takbier atau Allahu Akbar (Allah maha besar), Hauqolah atau La Haula Wa Laa Quwwata Illa Billaahil Aliyyil Adliim (Tiada daya-upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.14
Selain itu, dzikir Allah/mengingat Allah merupakan ungkapan
12 Yesmil Anwar dan Adang, Sosiologi umtuk Universitas, (Bandung: Refika Aditama,
2013) h. 219. 13 Asrifin An Nakhrawie, Rahasia di Balik 99 Butiran Tasbih, (Surabaya: Prima
Mediacomp, 2007) h. 8. 14 Lahib MZ, 115 Do’a Selamat dari Al-Qur’an dan Hadits (Surabaya: Putra Jaya, 2008),
h. 14.
12
cinta yang dahsyat kepada Allah, kepada Rasul-Nya, dan bentuk
pengakuan-pengakuan langsung akan hak-hak kehambaan manusia
serta hak-haknya terhadap sesama makhluk Tuhan.15
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kelompok dzikir merupakan suatu kumpulan yang membentuk
interaksi sosial serta menambah nilai ibadah manusia kepada Allah
dengan mengagungkan nama-Nya dalam setiap do’a yang dilantunkan.
b) Firman Allah SWT tentang dzikir
Ada banyak firman Allah SWT yang menyerukan hamba-Nya
untuk berdzikir, antara lain sebagai berikut:
.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.16
Artinya: Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah
kamu mengingkari (nikmat)-Ku.17
15 Mukhlis dan Syarifuddin, Tasawuf Alam Tara dalam “Membaca Alam, Membaca Diri,
dan Membaca Tuhan, (Bima: Pemda dan Dikpom Kabupaten Bima, 2008), h.144 16 QS. Al-Ahdzab (33): ayat 41-42 17 QS. Al-Baqarah (2): Ayat 152.
13
Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.
Firman-firman Allah di atas menunjukkan seruan/perintah bagi
umat manusia untuk berdzikir kepada Allah. Dzikir yang dilakukan
tersebut tidak semata-mata hanya diucapkan dengan lisan tetapi juga
direnungi di dalam hati.
c) Tata-tertib Berdzikir
Meskipun dzikir sangat dianjurkan, namun orang yang mengucap
kalimat-kalimat thayyibah (kalimat-kalimat yang baik) hendaknya
memperhatikan cara-cara yang baik dilakukan dalam berdzikir.
Adapun tata-tertib dzikir dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
Pertama tata-tertib dzikir yang lahir: (1) Hendaklah ia berkelakuan yang baik. (2) Hendaklah tempat berdzikir itu suci bersih terlepas dari hal-hal yang membimbangkan perasaan. (3) Hendaklah suci pakaian dan badannya dari najis. Yang kedua tata-tertib dzikir yang bathin: (1) Hendaklah ia menghadirkan hati dalam memahami ma’na dzikir yang dipanjatkan. (2) Hendaklah ia berprasangka baik sebelumnya terhadap Allah, sebab Dia menurut apa yang disangkakan oleh Hamba-Nya.18
Tata-tertib di atas, menunjukkan pentingnya uumat muslim
memperhatikan cara-cara yang baik dalam dzikir, dengan harapan
18 Lahib MZ, 115 Do’a …, h. 34 – 35.
14
Allah dapat menerima dzikirullah yang dipanjatkan. Selain itu, perlu
memahami arti dari dzikir-dzikir yang dipanjatkan, agar merasa lebih
dekat dengan-Nya.
d) Faedah Dzikir
Dzikir memiliki banyak keutamaan, yaitu: dapat mengusir
setan, menguatkan hati dan badan, menghiasi pelakunya dengan baju
kemuliaan, mewariskan muraqabah, mengundang Allah SWT.,
mewariskan hidup pada Allah, mengilatkan hati dari karatnya,
menghapus dan menghilangkan keburukan, dan lain-lain19
e) Waktu-waktu diutamakan Dzikir
Dzikir sangat dianjurkan bagi umat Islam. Dengan berdzikir
manusia dapat lebih dekat dengan tuhan-Nya. Ketika seseorang
melakukan dzikir, Allah membuka diri seluas-luasnya bagi hamba-
Nya yang ingat kepada-Nya.
Allah tidak membatasi umat manusia mengenai waktu yang
boleh dilakukan berdzikir, akan tetapi di dalam beberapa ayat-ayat
Allah diterangkan waktu-waktu yang paling baik untuk berdzikir.
Waktu-waktu yang dimaksud tersebut yaitu antara lain sebagai
berikut:
…………………
19 Ahmad bin Salim Badwilan, Ensiklopedia: Do’a dan Dzikir Pilihan (Bandung: Pustaka
Setia, 2012), h. 179 – 180.
15
Artrinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu),
ingatlah Allah.20
Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta
bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.21
Artinya: Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, Maka
berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu
menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek
moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari
itu.22
Berdasarkan beberapa ayat di atas menunjukkan bahwa waktu
utama yang dianjurkan untuk berdzikir yaitu pada waktu pagi dan
petang, waktu selesai mengerjakan shalat, dan waktu menyelesaikan
ibadah haji.
f) Jenis-Jenis Dzikir
Dzikir merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada sang
20 QS. An-Nisa’ (04): 103. 21 QS. Al-Imran (03): 104 22 QS. Al-Baqarah (02): 200.
16
pencipta. Dalam hal dzikir, manusia dipermudahkan dalam melakukan
dzikir yaitu dari segi dzikir yang bisa atau biasa diklakukan oleh tiap-
tiap manusia itu sendiri. Dalam hal ini dzikir di kelompokkan dalam
beberapa jenis antara lain :
(1) membaca nama-nama Allah berikut sifat-sifat-Nya, memuji, dan menyanjung-Nya dengan sifat-sifat tersebut.(2) menceritakan tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT.(3) membicarakan perintah Allah dan larangan-larangan-Nya.,dan (4) menyebut-nyebut nikmat dan segala kebaikan Allah SWT. Dzikir dilakukan dengan hati atau dengan ucapan. dzikir paling utama adalah yang dilakukan dengan bersamaan antara hati dan ucapan, sedangakan dengan hati itu lebih utama daripada ucapan. 23
Dzikir dengan membaca nama-nama Allah berarti mengucap
kalimat-kalimat tayyibah. Kalimat tayyibah adalah semua kalimat atau
kata yang dianjurkan oleh agama agar sering-sering dibaca, misalnya
kalimah istighfar, tasbih, takbir, dan seterusnya.24. Hal ini berarti
setiap tindakan yang insan/manusia lakukan, jika diiringi dengan
kalimat-kalimat tayyibah, maka manusia tersebut telah berdzikir.
Seperti ketika waktu turunnya hujan, kemudian membaca hamdalah,
maka kita telah berdzikir.
2. Interaksi Sosial Masyarakat
a) Pengertian Interaksi Sosial Masyarakat
Interaksi (interaction) secara umum didefinisikan sebagai bentuk
tindakan yang terjadi antara dua atau lebih objek yang memiliki efek
23 Ahmad bin Salim Badwilan, Ensiklopedia (Bandung CV Pustaka Setia, 2012), h. 186. 24 Asrifin, Rahasia dibalik 99 (Surabaya; Ikhtiar Surabaya, 2007) ,h. 58.
17
satu sama lain.25 Adapun beberapa pakar sosiolog mendefinsikan
interaksi sosial sebagai berikut:
1) Dawson dan Getly mengatakan interaksi sosial adalah proses antara
individu saling menembus pikiran satu sama lain (social
interaction is the process where by I interepenetrate the minds of
each other)26
2) Rummel mengatakan interaksi sosial adalah tindakan dua orang
atau lebih, setiap prilaku mencoba untuk mempengaruhi atau
memperhitungkan pengalaman subjektif atau niat masing-
masing.27
3) Maryati dan Suryawati mendefinsikan interaksi sosial sebagai
kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons
antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.28
Definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa interaksi sosial
berarti harus adanya kontak antara dua orang atau lebih agar dapat
saling mempengaruhi dan saling mengerti maksud atau tujuan antara
yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu
“syaraka” yang berarti ikut serta (berserikat), berpartisipasi.
Sedangkan kata musyarakah berarti bergaul.29 Dari istilah tersebut
25 M. Jacky, Sosiologi Konsep, Teori dan Metode (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015),
h. 26. 26Ibid, h. 25. 27 Ibid, h. 26 28 Yesmil Anwar, Sosiologi … h. 194. 29 Baharudin, Sosiologi …, h. 46.
18
dapat didefinisikan bahwa masyarakat adalah suatu kelompok yang
saling berpartisipasi maupun bergaul antara satu dengan lainnnya.
b) Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial terjadi apabila memenuhi dua syarat yaitu adanya
kontak sosial (social-contact) dan adanya komunikasi.30 Kontak
berasal dari bahas latin con atau cun yaitu bersama-sama dan tango
yang berarti menyentuh. Jadi kontak adalah bersama-sama
menyentuh.31
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu:
(1) antar-orang per-orang, seperti apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui socialization, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota, (2) antara orang per-orang dengan suatu kelompok, seperti apabila bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma dan masyarakat atau apabila suatu partai memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya, dan (3) antar suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya, seperti dua partai politik mengadakan kerjasama untuk mengalahkan partai politik ketiga di dalam pemilihan umum atau apabila dua buah organisasi keagamaan mengadakan kerja sama untuk melakukan sebuah kegiatan keagamaan.32
Merujuk pada penjelasan tersebut, dapat dijelaskan bahwa dalam
suatu kelompok masyarakat, antara individu yang satu dengan
individu yang lain tentunya saling membutuhkan satu sama lain.
Dengan demikian mereka dapat melakukan kerjasama untuk
30 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h.58.
31 Ibid. 32 Baharudin, Sosiologi Suatu … h. 35
19
melakukan hal-hal positif dalam rangka menjalankan aturan dan
norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat tersebut. Mereka
bias saling memmberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
Sedangkan istilah komunikasi adalah suatu proses saling
memberikan tafsiran kepada atau dari perilaku piha lain.33Oleh karena
itu, dengan adanya kontak dan komunikasi sosial maka interaksi sosial
sudah terjalin satu sama lain.
c) Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama
(cooperation), persaingan (competition), dan bahkan juga dapat
berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).34 Selain itu, interaksi
sosial juga dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk sesuai dengan
pandangannya masing-masing. Bentuk interaksi sosial menurut jumlah
pelakunya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Interaksi antara individu dengan individu
2) Interaksi antara individu dengan kelompok
3) Interaksi antara kelompok dengan kelompok.35
Bentuk interaksi sosial menurut proses terjadinya, dapat
digolongkan sebagai berikut:
(1) Imitasi; pembentukan nilai melalui dengan meniru cara-cara orang lain, (2) Identifikasi: menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya, (3) Sugesti; dapat
33 Ibid. 34 Soerjono, Sosiologi suatu …, h. 64. 35 Yesmil, Sosiologi untuk …, h. 197.
20
diberikan dari seorang individu, kelompok kepada kelompok kepada seorang individu, (4) Motivasi; diberikan oleh seorang individu kepada kelompok, (5) Simpati; disampaikan kepada seseorang/kelompok orang atau suatu lembaga formalpada saat-saat khusus, (6) Empati; dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam.36
Berdasarkan berbagai macam bentuk interaksi yang tersebut di
atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa bentuk interaksi sosial
dapat diartikan bermacam-macam sesuai dengan jenis interaksi sosial
antara individu yang satu dengan individu lainnya tergantung dari
aktifitas yang dilakukan.
d) Kelompok Sosial Masyarakat
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang
mempunyai hubungan dan berinteraksi, dimana dapat mengakibatkan
tumbuhnya perasaan bersama.37
Dalam interaksi sosial masyarakat, maka di dalam suatu
masyarakat tersebut telah terbentuk kelompok-kelompok sosial. Dalam
perkembangannya, manusia hidup tidak hanya sekedar membutuhkan
hidup secara biologi saja, tapi manusia mempunyai kehendak dan
kepentingan yang tak terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
tidak cukup hanya dilakukan sendiri, melainkan harus dilakukan secara
berkelompok agar di dalam proses usahanya di dalam mencapai tujuan
dapat bekerjasama dan berpikir bersama.
G. Metode Penelitian
36 Ibid. 37 Baharuddin, Sosiologi…, h. 67.
21
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk
meneliti kondisi objek yang alamiah.38.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena peneliti
meneliti tentang peranan kelompok dzikir dalam menciptakan interaksi
sosial, faktor-faktor yang mendukung berlangsungnya kegiatan kelompok
dzikir, serta peneliti ingin mengetahui praktek kelompok dzikir yang
diselenggarakan di Dusun Tabaer Desa Kabol.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen
sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi
penelitian mutlak diperlukan.39
Di dalam penelitian ini, peneliti langsung sebagai pengumpul data
di lapangan tentang praktek kelompok dzikir yang diselenggarakan di
Dusun Tabaer. Setelah mengetahui praktek dzikir yang dilakukan, peneliti
dapat mengetahui peranan dzikir dalam menciptakan interaksi sosial
masyarakat Dusun Tabaer.
Selain itu, kehadiran peneliti juga sangat penting di lapangan,
karena dengan peneliti terjun langsung ke lapangan, peneliti dapat
mengungkapkan kondisi-kondisi kelompok dzikir yang berlangsung, baik
dari segi masyarakat yang melangsungkan kelompok dzikir maupun dari
38 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 122. 39 Pedoman Penulisan Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, h. 33.
22
pemilik rumah tempat mengadakan kelompok dzikir, disamping itu,
peneliti juga bisa berintraksi secara langsung dengan objek penelitian yaitu
dengan kelompok anggota dzikir, sehingga hal-hal yang akan diuraikan
dalam penelitian ini menjadi lebih jelas.
3. Lokasi Penelitian
Sebelum adanya kelompok dzikir di Dusun Tabaer masyarakat
Dusun Tabaer jarang berkomunikasi dengan yang lainnya karena
masyarakat sulit bertemu satu dengan yang lain. Akan tetapi setelah ada
kelompok dzikir, masyarakat dapat saling berkomunikasi satu kali dalam
seminggu. Karena adanya kegiatan ini peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tersebut.
Adapun Lokasi yang dijadikan sebagai obyek dalam penelitian ini
adalah Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten
Lombok Tengah.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.40 Klasifikasi sumber data dibagi menjadi 3 tingkatan huruf p
dari bahasa Inggris yaitu:
p = person, sumber data berupa orang
p = place, sember data berupa tempat
p = paper, sumber data berupa simbol.41
40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Bandung:
Rineka Cipta, 2010), h. 172.
23
Dalam hal ini peneliti menggunakan seluruh sumber data yang di
atas. Person, digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dari
masyarakat Dusun Tabaer yaitu tokoh agama Dusun Tabaer seperti:
Kepala Dusun Tabaer, ketua kelompok dzikir dusun Tabaer, dan anggota
kelompok dzikir dusun Tabaer. Place digunakan untuk mengumpulkan
data dari tempat penelitian berlangsung yaitu Dusun Tabaer Desa Kabol
Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Pada tempat tersebut,
peneliti melakukan observasi terkait dengan data yang dibutuhkan yaitu
tentang intraksi sosial pada kelompok dzikir. Paper digunakan untuk
mengumpulkan data-data yang berupa tulisan maupun gambar yang terkait
dengan peran keloimpok dzikir dalam menciptakan interaksi sosial
masyarakat, seperti foto-foto kegiatan kelompok dzikir di rumah warga,
atau bahkan pengurus kelompok dzikir.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data merupakan cara yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Adapun
prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data
melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Jenis observasi yang
digunakan berbentuk observasi partisipatif, yaitu peneliti terlibat
41 Ibid..
24
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber penelitian.42
Dengan menggunakan jenis observasi partisipatif ini, peneliti
ikut serta dalam kegiatan kelompok dzikir yang dilakukan. Dengan
demikian, peneliti dapat merasakan sendiri proses kegiatan kelompok
dzikir yang dapat menciptakan interaksi sosial dengan masyarakat yang
berlangsung di rumah warga. Selain itu, peneliti juga mengamati faktor-
faktor yang dapat mendukung berlangsungnya kegiatan kelompok
dzikir seperti komunikasi antar anggota kelompok dzikir.
Dengan jenis observasi ini juga, dapat mempererat hubungan
silaturrahmi antar peneliti dengan warga Dusun Tabaer, sehingga
memudahkan peneliti untuk mencari informasi yang diinginkan dari
pihak-pihak yang bersangkutan seperti memperlancar wawancara
peneliti dengan warga Dusun Tabaer. Pada observasi ini, peneliti
menggunakan instrumen lembar observasi untuk mempermudah
peneliti dalam mengumpulkan data tentang kegiatan-kegiatan kelompok
dzikir dalam menciptakan interaksi sosial masyarakat.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan bertanya
langsung kepada pihak-pihak yang terkait.43 Jenis wawancara yang
digunakan berbentuk wawancara tak berstruktur (unstructured
42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 227. 43
Ibid, h. 233-234
25
interview), yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap, melainkan menggunakan pedoman wawancara
yang hanya memuat garis-garis besar dari permasalahan yang akan
ditanyakan.
Metode wawancara ini digunakan untuk mencari informasi yang
terkait dengan Kelompok dzikir, seperti faktor pendukung kegiatan
kelompoik dzikir, dokumetasi, dan interaksi sosial pada kelompok
dzikir.
Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara kepada warga
Dusun Tabaer yang merupakan sumber data. Penentuan orang yang
akan diwawancarai atau yang berperan sebagai responden yaitu dengan
mencari warga Dusun Tabaer yang sudah lama berada di Dusun Tabaer,
warga yang mengikuti kegiatan kelompok dzikir, serta para tokoh
agama Dusun Tabaer. Responden yang dimaksud diantaranya yaitu:
Tokoh agama (H. Hairul, Aq. Guil, dan Aq. Nurul), Kadus Dusun
Tabaer (Sari/Aq. Indra), dan anggota kelompok dzikir Dusun Tabaer
yaitu (Abdul Wahab, Bambang, dan Saad), dan warga Dusun Tabaer
(Iq. Dana, Iq. Misim, Iq. Bah, Aq. Dana, dan Aq. Bah). Dengan alasan
merka yang menjadi responden merupakan orang yang aktif dalam
kelompok dzikir tersebut. Untuk memudahkan peneliti melakukan
wawancara, peneliti menggunakan alat bantu/instrumen berupa
pedoman wawancara.
26
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Metode dokumentasi ini digunakan untuk menemukan
bukti-bukti pelaksanaan kegiatan kelompok dzikir di dusun Tabaer.
Dengan metode dokumentasi ini, pneliti gunakan untuk
mengambil beberapa foto-foto kegiatan ketika kegiatan kelompok
dzikir berlangsung, jadwal kelompok dzikir, struktur organisasi
kelompok dzikir dan daftar anggota kelompok dzikir.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan
(observasi), dan dokumentasi.44Dalam penelitian, ada tiga model analisis
data, yaitu: metode perbandingan tetap (constantant comparative
methode), metode analisis data menurut metode analisis data menurut
Miles dan Huberman.45
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis model
Spradley. Analisis model ini dilaksanakan langsung di lapangan.
Analaisis model ini memiliki empat tahap analisis data yaitu: analisis
domein, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema.46
44 Ibid., h. 244. 45 Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung Remaja Rosdakarya:
2015), h. 287. 46 Ibid., h. 149.
27
Domein-domein yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu yang
terkait dengan proses kegiatan kelompok dzikir. Adapun domein-
domeinnya yaitu: peserta kelompok dzikir, kegiatan kelompok dzikir, dan
interaksi sosial masyarakat.
Sedangkan analisis taksonomi berarti domain yang dipilih
dijabarkan menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internal. Adapun
rincian analisis taksonomi yaitu sebagai berikut.
1) Domain peserta kelompok dzikir berkaitan dengan tingkat usia yang
mengikuti kelompok dzikir yang meliputi; (a) anak-anak, (b) pemuda,
(c) tokoh agama, serta (d) orang tua.
2) Domain kegiatan kelompok dzikir yaitu berisi jadwal kegiatan
kelompok dzikir, seperti jadwal giliran rumah warga sebagai tempat
dzikir dan jadwal piket pemimpin dzikir.
3) Domein interaksi sosial masyarakat yaitu berkaitan dengan inteaksi
dalam bentuk proses dan interaksi dalam bentuk jumlah.
Kemudian langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah
didapatkan. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data
yaitu:
1) Reduksi Data.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama ke lapangan maka jumlah
data yang didapatkan akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu,
perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data
28
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah untuk dilakukan pengumpulan data selanjutnya
dan mencari bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan
elektronik seperti komputer mini dengan memberikan kode pada aspek-aspek
tertentu.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi bagi peneliti yang masih baru. Dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan akan berkembang sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.47
Contoh: Dalam melakukan penelitian di lapangan pasti peneliti
mendapatkan data yang masih mentah, dengan data mentah yang didapatkan
tersebut, peneliti memilih data-data yang lebih fokus terhadap data penelitian ini
seperti; pendapat anggota tentang peran kelompok dzikir dalam menciptakan
intraksi sosial, dan lainnya. Sementara membuang yang tidak perlu seperti;
kesibukan anggota di luar kelompok dzikir.
2) Penyajian Data.
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dengan
penyajian data akan dimudahkan dalam memahami apa yang terjadi di lapangan,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam
47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 339.
29
bentuk tabel, grafik, piktogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,
data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga mudah
dipahami. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3) Verifikasi.
Miles and Huberman mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Sugiyono bahwa langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pegumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.48
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian berada di lapangan.
Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan atau aturan-aturan
yang ada sesuai dengan pendekatan dalam penelitian. Dalam data ini mengacu
kepada pendekatan penelitian yakni pengungkapan data yang sesuai dengan realita
dan tidak menggunakan data statistik. Kemudian data tersebut dianalisis dengan
menggunakan analisis induktif yaitu dengan menguraikan peristiwa-peristiwa atau
48 Ibid, h. 345
30
data-data yang bersifat khusus kemudian menyimpulkannya secara general atau
secara umum.
7. Pengecekan Keabsahan Data/Validitas Data
Pengecekan keabsahan data merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu data. Pengujian keabsahan data
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas data dapat dilakukan dengan melakukan
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi
dengan teman sejawat, dan analisis kasus negatif.49
Setelah data terkumpul, peneliti memeriksa kembali hasil
temuan di lapangan seperti proses kegiatan kelompok dzikir dan
interaksi sosial masyarakat dusun Tabaer. Kemudian peneliti
membandingkan praktek yang dilakukan tersebut dengan referensi-
referensi tentang dzikir dan interaksi sosial. Jika data-data tersebut
telah sesuai dengan referensi yang ada, maka data tersebut dapat
dikategorikan sebagai data yang sudah kredibel.50
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
49 Sugiyono, Metode Penelitian …, h. 270. 50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 339.
31
awal tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan
bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada di lapangan.
Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan atau
aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan dalam penelitian.
Dalam data ini mengacu kepada pendekatan penelitian yakni
pengungkapan data yang sesuai dengan realita dan tidak
menggunakan data statistik. Kemudian data tersebut dianalisis
dengan menggunakan analisis induktif yaitu dengan menguraikan
peristiwa-peristiwa atau data-data yang bersifat khusus kemudian
menyimpulkannya secara general atau secara umum.
1) Triangulasi
Untuk memperoleh data yang valid diperlukan teknik
pemeriksaan yang tepat. Salah satu cara yang paling penting dan
mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan
melakukan Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber data, metode dan teori.
a. Triangulasi Sumber Data.
Triangulasi sumber data dilakukan dengan
membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu
32
informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda.
Hal tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Membandingkan hasil observasi dengan wawancara.
2) Membandingkan data hasil observasi, wawancara dengan
dokumentasi.
3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang lain.
4) Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
Contoh triangulasi sumber data:
Pada saat penelitian, dalam mengumpulkan data peneliti
memilih sumber yang berbeda-beda untuk mendapatkan informasi
atau data, kemudian membandingkan data dari sumber yang
berbeda tersebut seperti, untuk mengetahui peran kelompok dzikir
dalam menciptakan interaksi social masyarakat dusun Tabaer desa
Kabol. Untuk mendapatkan data atau informasi dari masing-
masing responden, peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan
data yang sama yaitu dengan wawancara.
b. Triangulasi Metode.
Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan
strategi :
1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
dengan beberapa teknik pengumpulan data.
33
2) Pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang
sama.51
Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode wawancara sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika wawancara. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika diwawancara dan diobservasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda. Apabila berbeda, maka harus dapat dijelaskan perbedaan itu, tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda.52
2) Analisis kasus negatif
Analisis kasus negatif berarti mencari data yang berbeda
bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Maksudnya jika
berdasarkan hasil informasi dari beberapa sumber yang ditemukan,
data tentang peran kelompok dzikir dalam menciptakan interaksi
sosial memang berlangsung dengan baik, akan tetapi masih ada
informan lain yang mengungkapkan bahwa peran kelompok dzikir
dalam menciptakan interaksi sosial masyarakat hanya buatan saja,
maka peneliti harus menemukan kepastian kebenaran dari
informan tersebut. Misalnya ada responden yang mengatakan
bahwa kelompok dzikir hanya sebagai pemicu konflik dalam
51 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualit atif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1991), h. 331.
52 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Putra Grafika, 2007), h. 257
34
masyarakat, maka dalam hal ini peneliti peneliti melakukan
pencarian kebenaran atas kasus tersebut.
b. Pengujian transferability
Pengujian transferability yaitu menekankan pada pembuatan
laporan, laporan harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis,
dan dapat dipercaya agar pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian
tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk
mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.53
Dengan melakukan pengujian ini berarti peneliti harus teliti
dalam mengungkapkan laporan tentang hal-hal yang ditemukan di
lapangan yang terkait dengan peran kelompok dzikir dalam
menciptakan interaksi sosial masyarakat, yaitu peneliti melakukan
proses penelitian sesuai dengan prosedur yang tertera pada pedoman
penelitian agar pembaca dapat mengerti maksud dan tujuan dari
penelitian yang dilakukan.
53 Ibid., h. 276.
35
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat
Daya Kabupaten Lombok Tengah
1. Kondisi Geografis Dusun Tabaer Desa Kabol
Dusun Tabaer merupakan salah satu dusun yang terdapat di Desa
Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. Adapun
batas-batas wilayah dusun Tabaer adalah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Dusun Kangas Daye Desa Kabol
Sebelah selatan berbatasan dengan dusun Pampang Desa Kabol
Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Kangas leuk Desa Kabol
Sebelah barat berbatasan dengan dusun Tegu
Dusun Tabaer berada di dekat Bendungan Pengge Lombok Tengah
yang merupakan salah satu tempat kunjungan bagi masyarakat pada waktu
perayaan hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. Dusun tabaer terletak
di dekat pegunungan-pegunungan yang berada di Lombok Tengah bagian
selatan. Dusun Tabaer bukun termasuk dusun yang subur, akan tetapi
terdapat banyak pohon-pohon besar yang menjadikan dusun Tabaer sejuk
dan nyaman untuk dihuni.
36
2. Keadaan dan Jumlah Penduduk Dusun Tabaer
Dusun Tabaer Desa Kabol terdiri dari 3 RT, yaitu: RT I Montong
Kubur, RT II Tabaer, dan RT III Rate.54 Sedangkan jumlah penduduk
dusun Tabaer selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun, baik
disebabkan karena kelahiran, kematian, perkawinan, serta kedatangan atau
perpindahan penduduk.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2015, jumlah penduduk
dusun Tabaer mencapai 1,401 jiwa yang terdiri dari 641 laki-laki dan 760
perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 450 KK.55
Lebih jelasnya, jumlah penduduk berdasarkan masing-masing RT yang
ada di Dusun Tabaer dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1: Data Jumlah Penduduk Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.56
No RT 1-3 Jumlah KK
Jumlah Jlh Jiwa (Lk + Pr) Lk Pr
1 Montong Kubur 132 195 244 439 2 Tabaer 201 265 293 558 3 Rate 117 181 223 404
Jumlah 450 641 760 1,401
3. Keadaan Agama Penduduk Dusun Tabaer
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, seluruh masyarakat
Dusun Tabaer menganut agama Islam. Adapun jumlah sarana peribadatan
54 Aq. Indra (Kadus Tabaer), Wawancara, Tabaer, 18 November 2016 Pukul 17.30
WITA. 55 Dokumentasi, File Dusun Tabaer Desa Kabol, Tabaer 20 November 2016. 56 Ibid.
34
37
yang digunakan sebagai tempat untuk menjalankan ibadah di Dusun
Tabaer yaitu 1 (satu) masjid Sapinatun Jinan, mushalla, dan banyak pula
warga Dusun Tabaer yang melakukan ibadah di rumah masing-masing.
Ibadah yang dilakukan di Dusun Tabaer tidak hanya sebatas
mengerjakan hal-hal yang wajib saja, seperti shalat 5 waktu sehari-
semalam, akan tetapi beberapa tokoh agama juga mengajarkan ilmu-ilmu
di dalam agama Islam kepada anak-anak yang masih dini, seperti
mengajarkan tata shalat dan membaca al-Qur’an.
Masyaarakat Dusun Tabaer hanya mempuanyai satu agama yaitu
agama islam, berbeda halnya dengan Dusun-Dusun yang sering dijumpai
di kota-kota. Masyarakat Dusun Tabaer memiliki satu pusat peribadatan
warga yaitu masjid sapinatun jinan. Pembangunan masjid sapinatun jinan
masih belum semuanya rampung/sempurna, masih ada beberapa
komponen yang masih dalam proses pembangunan seperti lantai atas yang
masih belum di cor dan masih banyak komponen lainya yang masih
dibangun secara bertahap, terkait dengan pembangunan masjid, segala
sesuatu urusan masjid tersebut diurus oleh pengurus anggota masjid, baik
itu dari sisi pembelian bahan-bahan masjid, tukang yang mengerjakan
masjid, pengumpulan dana masjid hingga kegiatan-kegiatan di lingkungan
masjid diurus/diatur oleh anggota pengurus masjid, dan setiap anggota
pengurus memiliki peran atau tugas masing-masing.
38
Adapun strukur anggota kepengurusan masjid Sapinatun Jinan
yang masih aktif menjabat sampai saat ini yaitu dapat dilihat pada gambar
berikut.
39
Gambar 1: Struktur Pengurus Masjid Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Tahun 2101657
Di tiap-tiap mushalla yang ada di Dusun Tabaer banyak dijadikan
sebagai tempat menjalankan ibadah shalat, tadarus, dan mengaji/belajar
membaca al-Qur’an bagi anak-anak yang diajarkan oleh masyarakat Tabae
yang dianggap mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan fasih.
Sedangkan masjid dusun Tabaer, selain digunakan sebagai tempat shalat,
tadarus, dan mengaji, masjid Tabaer tidak digunakan sebagai satu-satunya
pusat peribadatan di Dusun Tabaer, keperluan ibadah seperti menjalankan
57 Dokumentasi, File Masjid Dusun Tabaer Desa Kabol, Tabaer ,19 November 2016
Pukul 18.20 WITA
KETUA
Abdul Wahab
WAKIL KETUA
H. Khairul
BENDAHARA
Sari
SEKERTARIS
Zaenal
ANGGOTA
Masyarakat Dusun Tabaer
40
shalat Jum’at, merayakan hari raya idul fitri dan lain-lain tidak hanya
dilakukan di masjid Tabaer tersebut, sebagian warga banyak yang
melakukan ibadah-ibadah seperti tersebut di atas di dusun yang
bersebelahan dengan dusun Tabaer yaitu Masjid Qamarul Huda Kangas.
Selain itu, di dusun Tabaer juga terdapat banyak tokoh agama yang
berperan di dalamnya. Tokoh-tokoh agama tersebut juga dijadikan sebagai
kiyai untuk mengisi acara-acara tertentu, seperti: acara zikir, acara
pernikahan, acara sunatan, dan lain-lain. Adapun tokoh-tokoh agama yang
ada di dusun Tabaer dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2: Tokoh-tokoh Agama di Dusun Tabbaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016 dapat dilihat dalam bentuk tabbel sebagai berikut58
No Nama Usia 1 Papuk Guil 64 tahun 2 Papuk Kulur 63 tahun 3 H. Hairul 56 tahun 4 H. Usman 60 tahun 5 H. Kasiran 50 tahun 6 H. Mustaqim 56 tahun 7 Amaq Dana 45 tahun 8 Amaq Siti 48 tahun 9 Amaq Rihim 57 tahun 10 Amaq Aqi 51 tahun
Sealain untuk acara-acara yang telah disebutkan tersebut, beberapa
tokoh agama di atas juga dijadikan sebagai pengajar membaca al-qur’an
sekaligus untuk memperdalam ilmu agama di mushalla-mushalla yang ada
di dusun Tabaer. Sedangkan untuk anak yang masih di bawah 6 tahun,
biasanya diajarkan agama di rumahnya masing-masing oleh orang tua atau
58 Aq. Indra (Kadus Tabar), Wawancara,18 November 2016 Pukul 17.30 WITA.
41
pengasuh mereka sendiri dan ada juga anak-anak yang umurnya kurang
dari 6 tahun ikut belajar mengaji tergantung jauh dekatnya mushalla
tempata mereka tinggal.
4. Keadaan Ekonomi Dusun Tabaer Desa Kabol
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, dalam mencapai
suatu tujuan, biasanya masyarakat dusun Tabaer banyak menekuni bidang
pekerjaan seperti pertanian dan peternakan untuk mencukupi kebutuhan
hidup sehari-hari. Kaitan dengan hal tersebut masyarakat Dusun Tabaer
pada awalnya jarang bisa berkumpul melakukan intraksi sosial karena
disibukkan dengan urusan pekerjaan, namun karena adanya kelompok
dzikir masyarakat dusun Tabaer mampu diciptakan ruang dan waktu untuk
bisa berinteraksi dalam kelompok dzikir. Adapan daftar pekerjaan
masyarakat dusun Tabaer ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3: Pekerjaan Masyarakat Dusun Tabaer Desa Kabol59
No Pekerjaan Jumlah Keterangan Lk Pr 1 Petani Rata-rata masyarakat
dusun Tabaer menjadi petani musiman
2 Buruh batu 15 - 3 Buruh bata 14 42 4 Supir 17 - Supir truk, dam, dan
Lain-lain 5 TKI
a. Malaysia b. Saudi Arabia c. Kalimantan
11 11
32 17 9 6
6 Perikanan 2 1 7 Makelar 32 -
59 Dokumentasi File Dusun Tabaer, 18 November 2016, Pukul 17.30 WITA
42
a. Sapi b. Motor
27 5
- -
8 Pegawai a. Swasta b. Negeri c. Pemerintah
5 4 - 1
5 5 - -
Hanya ada guru swasta
9 Pedagang a. Bata b. Eceran
6 6 -
16 1 15
10 Peternak a. Sapi b. Kambing c. Ayam
- - 1 -
- - 3 -
Rata-rata masyarakat memiliki ternak sapi dan ayam
11 Kuli Bangunan 20 - 12 Tukang meubel 4 -
5. Struktur Pemerintahan Dusun Tabaer Desa Kabol
Dusun Tabaer terdiri dari 3 RT yang dipimpin oleh satu Kepala
Dusun dan masing-masing RT dipimpin oleh satu ketua RT. Lebih
jelasnya, gambar struktur pemerintahan Dusun Tabaer dapat dilihat pada
gambar berikut.
43
Gambar 2: Struktur Pemerintahan Dusun Tabaer Desa Kabol Tahun 201660
B. Praktek Kegiatan Kelompok Dzikir dalam Menciptakan Interaksi Sosial
Masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol
1. Praktek Kegiatan Kelompok Dzikir di Dusun Tabaer Desa Kabol
Tabaer merupakan salah satu Dusun yang berada di Desa Kabol
Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. Banyak tradisi
yang sering dilakukan di Dusun Tabaer, salah satu diantaranya yaitu
dzikir. Dzikir di Dusun Tabaer dilakukan secara berkelompok pada tiap
malam jum’at Sedangkan tempat dzikir dilakukan secara bergilir di tiap-
tiap tempat yang berbeda yaitu di rumah warga yang mendapat giliran.
60 Dokumentasi File Dusun Tabaer, Tabaer, 18 November 2016
Kepala Dusun Tabaer
Amaq Indra
Ketua RT I Montong Kubur
Amaq Limin
Ketua RT II Tabaer
H. Sakim
Ketua RT III Rate
Mustakim
44
Penentuan lokasi dzikir yaitu dengan membuat jadwal. Adapun
jadwal kelompok dzikir yaitu sesuai pada tabel berikut.
Tabel 4: Daftar Kelompok Dzikir Dusun Tabaer61 No Nama Alammat 1 Rumah Aq. Diana RT Montong Kubur 2 Rumah Aq Maliki RT Montong Kubur 3 Rumah Aq. Genas RT Montong Kubur 4 Rumah Aq. Anto RT Montong Kubur 5 Rumah Aq. Toni RT Montong Kubur 6 Rumah Usman Gafar RT Montong Kubur 7 Rumah H. Marzuki RT Montong Kubur 8 Rumah Sahnan RT Montong Kubur
9 9 Rumah akmaludin RT RT Montong Kubur 10 Rumah Aq. Mila RT Montong Kubur
1 11 hhhh Rumah Aq. Irwan RT Montong Kubur 12 G Rumah Aq. Ijal RT Montong kubur 13 Hhhhhhhh Rumah Aq. Isa RT Tabaer 14 Rumah Aq. gawal v RT Tabaer 15 Rumah Aq. Tini RT Tabaer 16 Rumah Aq. nurul RT Tabaer 17 Rumah Aq. Siti RT Tabaer 18 Rumah Aq. Rihim RT Tabaer 19 Rumah Aq. Eyu RT Tabaer 20 Rumah Aq. Ita RT Tabaer 21 Rumah Aq. Pia RT Tabaer 22 Rumah Aq. Siah RT Tabaer 23 Rumah Aq. Aki RT Tabaer 24 Rumah Aq. Jumi RT Tabaer 25 Rumah Aq. Limin RT Rate RT Rate 26 Rumah Aq. Indra RT Rate 27 Rumah Aq. Eja RT Rate 28 Rumah Aq. Sur RT Rate 29 Rumah Aq. Senem RT Rate 30 Rumah Aq. wildan RT Rate 31 Rumah Aq. Ali RT Rate 32 Rumah Aq. Azmi RT Rate 33 Rumah H. Hairul RT Rate 34 Rumah Aq. Misim RT Rate
Jajdasd b Catatan: Jadwal Dzikir Sesuai Dengan Urutan Nama Pada Daftar Ini Dan Dilaksanakan Pada Setiap Malam Jum’at
61Dokumentasi File Kelompok Dzikir Dusun Tabaer, 18 November 2016
45
Dari daftar kelompok Dzikir di atas dijadikan sebagai tempat tetap
warga melakukan kegiatan kelompok dzikir. Ketika melangsungkan
kegiatan dzikir, secara bersama anggota yang hadir membaca bacaan-
bacaan dzikir yang dimulai dengan pembacaan surat Al-fatihah satu kali,
Surah Al-Ikhlas tiga kali, Surah Al-Falaq Tiga kali, Surat An-Nass tiga
kali, Surat Al-Baqarah ayat 1 – ayat 5 Istigfar tiga kali, Lailahaillallah
seratus kali dan diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah
satu pemuka agama Dusun Tabaer, biasanya kegiatan dimulai pada pukul
09.00 WITA sampai dengan selesai.62
Warga yang mengikuti kegiatan kelompok dzikir, tidak hanya dari
jenjang usia yang tua saja, akan tetapi banyak para remaja dan anak-anak
yang ikut serta dalam acara kelompok dzikir tersebut.63
Kegiatan kelompok dzikir dilakukan dengan cara duduk melingkari
bagian ruang tamu rumah. Setelah bacaan dzikir selesai, pemilik rumah
kemudian mengeluarkan berbagai macam makanan sebagai hidangan
seperti roti dan jajanan lainnya.64 Adapun suguhan yang dihidangkan
tidak hanya dari pemilik rumah, tetapi juga dari warga-warga tetangga
pemilik rumah. Sebelum acara dzikiran dimulai, biasanya anggota
kelompok dzikir berdiskusi tentang berbagai macam persoalan realitas
yang terjadi dalam masyarakat sekitar, kemudian setelah dzikir anggota
melanjutkan diskusinya sembari menyantap hidangan yang disediakan.
62 Observasi, Dusun Tabaer Desa Kabol, Pukul 20.35 WITA 63 Observasi, Rumah Aq. Sumawati, Dusun Tabaer, 24 November 2016, Pukul 20.00
WITA. 64 Observasi, Dusun Tabaer Desa Kabol, Pukul 20.35 WITA.
46
2. Interaksi Sosial Masyarakat dalam Kegiatan Kelompok Dzikir di
Dusun Tabaer.
Kelompok dzikir di Dusun Tabaer merupakan salah satu bentuk
kegiatan interaksi sosial yang sangat penting, karena di dalam kegiatan
tersebut bukan hanya masalah dzikir yang dibicarakan, tetapi sebelum
acara dzikir dimulai, masyarakat yang datang lebih awal biasanya
membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan pertanian,
pembangunan masjid dan lain-lain. Tidak sampai disitu saja, para
kelompok dzikir akan selalu membicarakan apa yang terjadi dan apa yang
akan terjadi di dalam kehidupan masyarakat khususnya apa yang terjadi
di Dusun Tabaer.
Ketika menunggu para anggota kelompok dzikir yang lain datang,
warga yang lebih dahulu datang saling berinteraksi dengan orang yang
duduk di dekatnya. Topik dari pembicaraan mereka tidak hanya satu
tergantung orang yang diajak bicara. Jenis interaksi yang dilakukan dalam
kegiatan kelompok dzikir di Dusun Tabaer yaitu sebagai berikut:
a. Interaksi individu dengan individu
Interaksi jenis ini, merupakan interaksi yang paling banyak
digunakan di Dusun Tabaer. Orang yang melakukan interaksi ini,
biasanya selalu duduk berdekatan dalam kelompok dzikir. Seperti
yang dibicarakan oleh Aq. Guil yang berkomunikasi dengan Aq.
Sumiati, mereka membicarakan perkembangan sekolah Bambang
yang sedang kuliah di Mataram. Selain itu terdapat juga Aq. Siti
47
dengan Bapak H. Mustaqim yang sedang membicarakan tentang
keadaan sawah masing-masing.65
b. Interaksi individu dengan kelompok
Selain interaksi sosial antara individu dengan individu, pada
kegiatan kelompok dzikir di Dusun Tabaer juga melakukan interaksi
antara individu dengan kelompok, seperti hasil observasi yang
dilakukan menunjukkan ketika selesai acara kegiatan dzikir, Aq.
Indra selaku Kepala Dusun mengumumkan kepada anggota
kelompok tani yang ingin membeli pupuk Urea dan NPK supaya
segera mengumpulkan uang kepadanya.66 Aq. Indra mengatakan:
“Saya lebih mudah berkomunikasi dengan warga ketika acara dzikir,
dan jika ada hal-hal yang ingin Saya sampaikan kepada warga,
maka saya selalu sampaikan pada kesempatan zikir tersebut67.”
Selain hasil observasi di atas, ada juga bahasan-bahasan
yang dibicarakan atau diumumkan setelah selesai dzikir seperti yang
diumumkan oleh Abdul Wahab ketua umum pengurus masjid
Sapinatun Jinan, Abdul Wahab mengumumkan mengenai masalah
pembagian kepengurusan, pengumpulan dana dan proses
pembangunan masjid Sapinatun Jinan. Seperti hasil wawancara pada
sa’at selesai acara dzikir , Abdul Wahab mengatakan: “saya
mengumumkan mengenai segala hal tentang masjid lebih tepat dan
didengarkan dengan tepat ketika acara dzikir selesai, kenapa saya
65 Observasi, Rumah Aq Siti, Dusun Tabaer, 17 November 2016, Pukul 19.05 WITA. 66 Observasi, Rumah Aq Sumawati, Tabaer 17 November 2016. Pukul 21.23 WITA 67 Amaq. Indra, Wawancara, Tabaer, 24 November 2016 Pukul 09/25 WITA
48
umumkan segala sesuatu tentang masjid di acara dzikir, karna pada
sa’at selesai dzikir semua kelompok dzikir tidak pulang lansung,
tetapi para kelompok dzikir menunggu hidangan yang disajikan
sambil memakan hidangan ditempat, pada sa’at itulah pengumuman
segala hal tentang masjid diumumkan”.
c. Interaksi kelompok dengan kelompok
Interaksi antara kelompok dengan kelompok di Dusun
Tabaer, biasa digunakan oleh kelompok yang ada di Dusun Tabaer.
Salah satu kelompok yang ada di Dusun Tabaer yauitu kelompok
tani. Interaksi kelompok tani, biasanya dilakukan sebelum para
kelompok dzikir berkumpul semua. Sebagian kelompok tani yang
menjadi anggota kelompok dzikir yang sudah datrang lebih awal
pada kegiatan kelompok dzikir, biasanya bertukar
pendapat/pemikiran mengenai pertanian, para kelompok dzikir
membicarakan hal-hal yang akan memajukan kelompok tani biar
lebih maju kedepannya.
Dalam membicarakan proses pertanian para kelompok dzikir
membicarakan mulai dari proses penggarapan, pemilihan bibit
unggul, pemupukan sampai hasil panen semua dibicaran sambil
menunggu kelompok yang belum datang. Begitu halnya dalam
membicarakan pembangunan masjid, tetapi pembangunan masjid
selalu dibicarakan setelah selesai acara dzikir, kalau dibicarakan
sebelum acara dzikir maka kelompok yang belum datang tidak akan
49
mendengarkan apa saja yang telah dibicarakan, itu sebabnya
pembicaraan mengenai pembangunan masjid dibicarakan sesudah
acara dzikir. Selain itu, terdapat pembicaraan tentang politik,
pembicaraan tentang politik tidak menentu, kadang- kadang
pembicaraan mengenai politik bisa jadi di awal sebelum acara
ataupun sesudah acara dzikir dilaksanakan.68
Selain interaksi dari berbagai kelompok tani yang ingin
memajukan usaha tani di Dusun Tabaer, kegiatan kelompok dzikir
yang dilakukan di Dusun Tabaer juga merupakan hasil komunikasi
dari tiap-tiap RT yang ada di Dusun Tabaer. Tiap-tiap RT saling
musyawarah tentang cara menjaga silaturrahmi masyarakat Dusun
Tabaer sehingga terbentuk kegiatan kelompok dzikir.69 Kelompok
musyawarah tersebut merupakan salah satu interaksi antara
kelompok dengan kelompok yang dilakukan di Dusun Tabaer.
3. Faktor-faktor yang Mendukung Kegiatan Kelompok Dzikir
Berlangsungnya kegiatan kelompok dzikir di Dusun Tabaer, karena
adanya dukungan dari beberapa faktor, diantaranya yaitu sebagai berikut:
a. Faktor dukungan dari tokoh agama Dusun Tabaer
H. Hairul merupakan salah satu tokoh agama dan juga
selakaligus salah satu pendiri kelompok dzikir yang ada di Dusun
Tabaer, H. Hairul sangat mendukung kegiatan kelompok dzikir di
Dusun Tabaer. Bapak H. Hairul mengatakan: “Dengan adanya
68 Aq. Mila, Wawancara, Warga Dusun Tabaer, Pukul 19.20 WITA 69 Abdul Wahab (Ketua Pengurus Masjid), Wawancara, Pukul 20.00 WITA
50
kelompok dzikir ini, semoga bisa mendekatkan diri kita terutama di
Dusun Tabaer ini dengan Allah SWT”.70
Selain itu, bukan hanya H. Hairul saja yang mendukung
kelompok dzikir ini melainkan peran dari tokoh agama yang lain yang
mendukung dengan adanya kelompok dzikir yang ada di Dusun
Tabaer Kecamatan Praya Barat Daya Kabupataen Lombok Tengah.
Menurut H. Usman salah seorang tokoh agama di Dusun Taabaer, ia
mengatakan : kegiatan kelompok dzikir di Dusun Tabaer ini sangat
membantu, baik itu dari segi sosial maupun dari segi agama, kenapa
saya katakan demikian, karna kalau tidak ada kelompok dzikir di
Dusun Tabaer maka akan terjadi seperti sebelumya, yaitu para
masyarakat khusunya Didusun Tabaer ini jarang ngobrol apalagi
bertukar pendapat atau berbagi imformasi tentang kehidupanya.
Kalau dari segi agama yaitu kalau dilihat sejak awal terbentuknya
kelompok dzikir ini sampai sekarang memang banyak perubahan,
perubahanya yaitu yang sebelunya tidak pernah bergabung dalam
kegiatan agama selain kelompok dzikir, bahkan ada yang suka
minum-minuman keras sampai penjudi, tapi setelah adanya kelompok
dzikir ini sekarang Alhamdulillah mereka sudah Inshab dan mau
kembali kejalan yang benar.71
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh-tokoh agama
dusun tabaer di atas dapat di simpulkan bahwa dalam membentuk
70H. Hairul, Wawancara, Dusun Tabaer, Pukul 20.00 WITA 71 H. Usman wawancara dusun tabaer pukul 17:30 WITA
51
suatu kelompok agar hasilnya baik maka membutuhkan berberapa
lapisan element masyarakat, mulai dari tokoh agama,Kepala Desa,
Kepala Dusun, masyarakat dan juga para remaja/pemuda
b. Faktor dukungan dari Kepala Desa Kabol
Usman Gafar adalah Kepala Desa Kabol. Meskipun ia bukan
merupakan warga Dusun Tabaer, ia tetap hadir dalam acara kelompok
dzikir tersebut.72 Ia sangat antusias melihat warganya yang dapat
berinisiatif membuat suatu kegiatan untuk berkumpul sesama warga
Dusun Tabaer sekaligus bertujuan untuk menyambung tali
silaturrahmi dengan baik dan juga untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. menurut Usman Gafar Kepala Desa Kabol : kelompok
dzikir yang ada di dusun tabaer ini sangat bagus dan juga bisa
memberikan kesan yang baik bagi generasi penerus, kalau dilihat
dari segi kebersamaan dan kekompakan dalam kelompok-kelompok
lain khususnya kelompok dzikir, masyarakat Dusun Tabaer juga
menjadi panutan bagi warga masyarakat Dusun lain yang ada di
Desa Kabol, bahkan Dusun Tabaer menjadi Dusun terbaik yang ada
di Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok
Tengah73.
Dari keterangan di atas bahwa dalam membentuk suatu
kelompok, yang harus diperhatikan adalah kelansungan bagi generasi
penerus, suupaya memberikan pengajaran, baik itu pengajaran
72 Observasi Dusun Tabaer, Tanggal 13 November 2016, Pukul 20.30 WITA 73 Usman Gafar Wawancara Dusun Tabaer pukul 10:30 WITA
52
terhadap agama mauupun terhadap bagaimana cara berintraksi sosial
yang baik dan benar.
c. Faktor dukungan dari Kepala Dusun Tabaer
Amaq Indra adalah Kepala Dusun Tabaer yang sangat
mendukung kegiatan kelompok dzikir. Ia mengungkapkan:
“Alhamdulillah ada kelompok dzikir di Dusun ini, sehingga setiap
ada informasi terkait hal-hal yang menyangkut kepentingan warga,
jadi lebih mudah untuk menginformasikannya, seperti waktu
datangnya beras murah dari pemerintah ndan informasi-informasi
lainnya”.74 Amaq Indra merupakn salah satu Kepala Dusun Tabaer
yang ada di Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten
Lombok Tengah yang satu-satunya Kepala Dusun yang di
tunjuk/diangkat langsung oleh masyarakat Dusun Tabaer tampa
menggunakan sistem pemilihan kadus pada umumnya.
d. Faktor dukungan dari masyarakat Dusun Tabaer
Masyarakat Dusun Tabaer sangat mendukung kegiatan
kelompok dzikir, karena dengan adanya kelompok dzikir mereka
dapat bertemu dengan warga yang lain. Salah satu masyarakat Dusun
Tabaer mengungkapkan: “Kelompok dzikir ini meruupakan ajang
silaturrahmi bagi kami, karena kegiatan sehari-hari yang cukup sibuk
dengan urusan masing-masing membuat kami jarang bertemu, tetapi
74 Aq. Indra, Wawancara, Dusun Tabaer, Tanggal 19 November 2016.
53
dengan adanya kelompok dzikir ini, dapat mempererat silaturrahmi
kami”.75
Masyarakat Dusun Tabaer sangat bersyukur dengan adanya
kelompok dzikir, karena dengan adanya kelompok dzikir ini,
masyarakat dapat berbagi informasi dan bertukar pendapat tentang
masalah-masalah yang ada di Dusun Tabaer, baik itu tentang masalah
sosial maupun ekonomi.
Dengan adanya kelompok dzikir di Dusun Tabaer, masyarakat
beranggapan bahwa kelompok dzikir ini dapat memberikan nilai
positif bagi generasi penerus dan juga sebagai pendidikan moral
dalam berinteraksi antara sesama. Selain itu, dengan adanya
kelompok dzikir para orang tua lebih senang karena anak-anak
mereka tidak keluyuran pada waktu malam, akan tetapi anak didik
mereka melakukan suatu pembelajaran agama yang akan menjadi
bekal hidup mereka di masa yang akan mendatang.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa segala
sesuatu yang dibentuk dalam masyarakat harus ada dukungan dari semua
pihak, baik itu dari kalangan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
pemuda dan bahkan kepala lingkungan setempat harus memiliki
dukungan masing-masing.
Dalam membuat suatu kelompok peran dari tokoh-tokoh diatas
sangat berperan, baik itu dukungan materi maupun non-materi, semua
75 Aq Jumawal, Wawancara, Dusun Tabaer, Tanggal 21 November 2016.
54
bentuk dukungan itu sangat penting untuk kelangsungan kelompok,
supaya kelompok yang dibentuk bisa bertahan dan berjalan sesuai dengan
keinginan.
55
C.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis tentang Praktek Kelompok Dzikir di Dusun Tabaer Desa Kabol
Kec. Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah
Dzikir merupakan salah satu cara mengingat Allah. Sebagaimana
yang dibaca oleh masyarakat muslim khususnya masyarakat Dusun Tabaer
Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah, dzikir
yang di lakukan oleh masyarakat Dusun Tabaer memiliki rangkaian bacaan
yang biasa di lakukan dari surat Al-Fatihah hingga surat Al-Baqarah
merupakan ayat-ayat yang diambil dari kitab suci Al-Qur’an.
Surat Al-fatihah merupakan surat pembuka dari kitab suci Al-Qur’an
yang dimulai dari pembacaan basmalah hingga surat Al-fatihah yang ke-7.76
Sedangkan surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, dan surat An-Nass merupakan 3
surat yang memiliki ayat-ayat yang pendek dan juga seebagai penutup Al-
Qur’an. Surat Al-Ikhlas berjumlah 4 ayat, Surat Al-Falaq berjumlah 5 ayat,
Surat An-Nass berjumlah 6 ayat.77 Sedangkan surat Al-baqarah merupakan
surat kedua dari Al-Qur’an.
Setelah pembacaan ayat-ayat al-Qur’an tersebut, kelompok dzikir
Tabaer kemudian melanjutkan dengan pembacaan kalimat-kalimat tayyibah
yaitu pembacaan istigfar yang berbunyi “Astagfirullahal Azim” yang artinya
76QS. Al-Fatihah (1): 1 – 7. 77 QS. Al-Ikhlas, Al-Falaq,dan An-Nass(112, 113, dan 114)
53
56
aku minta ampun kepada Allah yang maha Agung. Kalimat tayyibah yang
dibaca yaitu “La Ilaaha Illallah” yang artinya tiada tuhan selain Allah.
Setelah pembacaan kalimat tayyibah, kemudian dilanjutkan dengan
do’a. Do’a yang dipanjatkan seperti do’a agar selamat dunia dan akhirat, serta
do’a – do’a lainnya. Allah juga menyerukan umat-Nya untuk memanjatkan
do’a kepada-Nya niscaya Allah akanmengambulkan doanya. Sebagaimana
firman Allah yang menyatakan78:
......... ………….
Artinya:
“…. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku……
Setelah berahkirnya do’a-do’a maka barakhirlah acara dzikir yang
dilakukan di dusun tabaer, sebelum masyarakat pulang kerumah
masing-masing, biasannya masyarakat disuguhkan hidangan berupa
makanan ringan dan makanan has/lokal disertai denngan kopi dan teh.
Sambil menyantap hidangan, biasanya masyrakat Dusun Tabaer
ngombrol bertukar pendapat mengenai kehiduupan sehari-hari, mulai
dari kebutuhan pangan hingga politik. Dalam percakapan ini, tidak
ada yang namanya mederator dan audiens, semua masyarakat bebas
mengeluarkan pendapat masing-masing sesuai topik yang sedang
dibicarakan.
78QS. Al-Baqarah (2) : 162.
57
B. Analisis tentang Peran Kelompok Dzikir dalam Menciptakan Interaksi
Sosial Masyarakat di Dusun Tabaer
Kelompok Dzikir merupakan wadah masyarakat dalam melakukan
interaksi dan komunikasi secara lebih formal, sehingga akan dapat
menambah solidaritas sesama manusia terlebih lagi sesam masyarakat. Selain
itu, kelompok dzikir juga sebagai ajang masyarakat dalam mengingat Allah
SWT. Masyarakat Dusun Tabaer melakukkan dzikir dengan cara
berkelompok. Dzikir dilakukan oleh masyarakat dusun tabaer untuk
mendekatkan diri kepada Allah, lebih dari itu masyarkat dusun tabaer dalam
melakukan dzikir juga bertujuan sabagai sarana berintraksi antara masyarakat
yang satu dengan yang lain dan juga sebagai pengajaran bagi pemula dan
anak-anak.
Dalam membentuk suatu kelompok, warga masyarakaat Dusun
Tabaer memilih banyak tujuan atau peran yang ingin di capai. Antara tujuan
tersebut yaitu antara lain:
1. Mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Masyarakat Dusun Tabaer mendirikan kelompok dzikir sebagai
sarana untuk berintraksi sosial antara individu yang satu dengan individu
yang lain dan juga sebagai pengajaran bagi pemula dan anak-anak, tapi
jauh dari pada itu masyarakat Dusun Tabaer memiliki tujuan yaitu
berintraksi kepada melalui yang namanya dzikir, dalam melakukan upaya
pendekatan diri kepada Allah melalui kelompok dzikir, karena Allah
58
menyerukan umat-Nya untuk selalu mengingatnya, sebagaimana
diterangkan dalam Al-Qur’an yang berbunyi:79
……………
Artinya:
Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu….
Isi kandungan ayat di atas sangat jelas bahwa umat manusia di
dunia di anjurkan unttuk senantiasa mengingat Allah dalam keadaan
apapun, baik dalam keadaan senang,sedih ataupun berduka. Seperti
halnya masyarakat Dusun Tabaer mendirikan kelompok dzikir bertujuan
untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan ajaran kepada
anak-anak bahwa manusia bukan hanya berintraksi kepada mahluk-Nya
saja, tetapi manusia juga harus berintraksi dengan baik dan benar kepada
yang menciptakannya yaitu Allah swt.
2. Menghubungkan tali silaturrahmi masyarakat Dusun Tabaer
Seperti penjelasan ayat al-qur’an di atas bahwa Masyarakat Dusun
Tabaer menjadikan kelompok dzikir sebagai sarana untuk mendekatkan
diri kepada Allah, bukan hanya itu saja, tetapi masyarakat dusun tabaer
menjadikan kelompok dzikir sebagai tempat pertemuan atau ajang
silaturrahmi sehingga mempermudah mereka untuk menyampaikan
79QS. Al-Baqarah (2): 152.
59
informasi yang satu dengan yang lainnya dan juga sebagai pengajaran
bagi para pemula supaya lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.
Melalui kelompok dzikiir inilah masyarakaat Dusun tabaer
menjaga silaturrahmi dengan antara masyarakat yang satu dengan yanag
lain, agar tercipta rasa saling menyayangi antar masarakat dan saling
menghormati sesuai anjuran dari agama Islam, karena Islam melarang
para penganutnya untuk bercerai-berai antara satu dengan yang lainnya,
seperti yang diterangkan dalam Al-Qur’an yang berbunyi:80
….
Artinya:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai”
Isi kandungan ayat di atas menjelaskan bahwa setiap manusia
harus berpegang teguh kepada ajaran Allah, menjalankan segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangannya. Kandungan ayat diatas salah satu
perintah-Nya yaitu jangalah kamu bercerai berai, artinya bahwa Allah
swt senantiasa menyerukan umatnya untuk jangan saling bercerai berai,
tolong-menolong dalam kebaikan dan mencegah yang mungkar supaya
terhindar dari perselisihan yang bisa mengakibatkan berpecah belah.
Salah satu cara agar manusia tidak bercerai berai yaitu mengamalkan
80 QS. Al-Imran (3): 103
60
anjuran-Nya yaitu senantiasa mengingat-Nya dan mengamalkan segala
perintahnya.salah satu cara mengingat-Nya yaitu melalu dzikir.
Dzikir merupakan sarana umat manusia untuk mendekatkan diri
kepada Allah swt, dzikir bisa dilakukan secara sendiri-sendiri ataupun
berkelompok. Masyarakat Dusun Tabaer senantiasa mengingat Allah
melalui anjuran-anjuran-Nya, salah satunya yaaitu dengan cara berdzikir,
mengingat Allah melalui berdzikir yang biasa dilakukan umat manusia
khusunya umat islam. Masyarakat Dusun Tabaer melakukan dzikir secara
berkelompok yang memiliki dua tujuan yaitu pertama mendekatkan diri
kepada Allah dan yang kedua sebagai ajang berintraksi sosial antar warga
masyarakat Dusun Tabaer.
3. Sebagai pengajaran dzikir bagi masyarakat Dusun Tabaer
Dzikir di Dusun Tabaer tidak hanya oleh orang tua, tetapi juga oleh
para remaja dan anak-anak. Masyarakat yang melakukan kegiatan
kelompok dzikir merupakan suatu sarana berupa pergaulan dalam
masyarakat. Langeveld menyatakan: “Tiap-tiap pergaulan antara orang
dewasa dengan anak adalah merupakan lapangan atau suatu tempat
dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung”81 Anak yang mengikuti
kegiatan kelompok dzikir berarti sedang melakukan suatu pembelajaran
tentang agama kepada orang yang lebih dewasa darinya.
Dengan tetap mengikuti kegiatan kelompok dzikir secara rutin,
anak-anak dapat terlatih untuk menghafal bacaan-bacaan dalam dzikir
81 H. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
h.15.
61
sehingga memudahkan remaja dan anak-anak untuk menjadi pemimpin
dalam dzikir di masa yang mendatang.
Pengajaran dzikir bagi anak dapat meningkatkan daya ingatan
anak, sebagaimana dalam pepatah menyatakan. “Belajar di waktu kecil
bagai mengukir di atas batu sedangkan belajar di waktu besar bagai
mengukir di atas air”. Pepatah tersebut menunjukkan,jika anak belajar di
sejak kecilnya maka anak akan lebih lama mengingat apa yang
dipelajarinya.
Selain itu, dengan mengikuti kegiatan kelompok dzikir, para
anggota kelompok dzikir tergolong dalam menuntut ilmu untuk
kehidupan akhiratnya nanti. Sebagaimana dalam hadits yang berbunyi:
ما فعل ه ه بالعلم و من أراد ه بالعلم و من أراد اآلخرة فعلي ه من أراد الدنيا فعلي ي
)رواه الطبراني ( بالعلم
Artinya:
Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat
maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan
keduanya maka itupun harus dengan ilmu. (HR. Thabrani)
Hadits di atas menunjukkan keutamaan menuntut ilmu bagi umat
manusia. Menuntut ilmu tidak hanya untuk kepentingan dunia saja
melainkan untuk kepentingan akhirat. Dengan diadakannya kelompok
62
dzikir, selain menjadi pengajaran bagi anak-anak dan remaja, juga
sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berdasarkan ketiga hal di atas menunjukkan peran dzikir yang
memiliki tiga fungsi yaitu menjaga silaturrahmi dengan Allah dan menjaga
silaturrahmi dengan sesama manusia dan pengajaran dzikir bagi pemula.
Dengan adanya pertemuan antar warga dalam kelompok dzikir tentunya
warga dapat berinteraksi serta berkomunikassi satu dengan yang lain
sehingga menimbulkan interaksi sosial antar masyarakat dengan baik. Jika
ketiga peran tersebut dikerjakan dengan baik, maka sudah tentu hasilnya juga
akan baik, baik dengan Allah SWT maupun dengan mahluknya di dunia.
C. Analisis tentang faktor-faktor yang mendukung kegiatan kelompok
dzikir di Dusun Tabaer
Kegiatan kelompok dzikir di Dusun Tabaer di dukung oleh seluruh
masyarakat Dusun Tabaer. Dengan demikian masyarakat di Dusun Tabaer
telah didorong oleh keinginan menjadi satu dengan sesamanya atau dengan
manusia yang ada di sekelilingnya, sehingga tercipta suatu pemikiran dan
perasaan yang sama dengan lingkungannya.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama dan
bekerjasama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya sebagai
salah satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.82 Pengertian
masyarakat diatas sejalan dengan kegiatan kelmpok dzikir yang ada di Dusun
Tabaer, masyarakat Dusun Tabaer merupakan masyarakat yang sudah lama
82 Baharudin, Sosiologi …, h. 48.
63
tinggal di Dusun Tabaer, sehingga mereka bekerjasama satu sama lain untuk
menciptakan suatu kelompok yang dapat menyatukan warga mereka dan
menciptakan masyarakat yang damai dari segala ancaman.
Banyak ancaman yang dapat timbul dari dalam masyarakat, seperti
permusuhan, persaingan, dan lain-lain. Sehingga dengan adanya suatu
kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat dapat menghindari
ancaman-ancaman seperti di atas, sehingga manusia tersebut hidup tidak
sendirian. Pada kenyataannya, manusia di dunia tidak bisa hidup sendirian, ia
tidak dapat terpisah dengan manusia-manusia yang lain dalam pergaulan
sehari-hari.
Manusia di dunia senantiasa hidup dalam kelompok-kelompok, baik
kelompok kecil maupun kelompok besar. Untuk dapat hidup bersama dengan
kelompok-kelompok itu, orang-orang di dalamnya harus dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
Suatu kegiatan dapat berlangsung dengan baik apabila kegiatan
tersebut didukung oleh orang-orang yang memiliki kewibawaan yang bagus
di dalam suatu masyarakat. Kewibawaan merupakan suatu daya
mempengaruhi yang terdapat pada seseorang, sehingga orang lain yang
berhadapan dengan dia, secara sadar dan sukarela menjadi tunduk dan patuh
kepadanya.83 Orang-orang yang berwibawa dalam suatu masyarakat yaitu
pemimpin masyarakat, seperti Presiden, Kepala Desa, Kepala Dusun, dan
lain-lain.
83 Abu Ahmadi, Ilmu …, h. 57
64
Seperti halnya kegiatan-kegiatan yang berlangsung di Dusun Tabaer,
di dukung oleh orang-orang yang berwibawa di dalam masyarakat tersebut.
Seperti kegiatan kelompok dzikir yang di dukung oleh orang-orang yang
berwibawa di Dusun Tabaer yaitu para tokoh agama Dusun Tabaer, Kepala
Desa Kabol yang merupakan Desa dari Dusun Tabaer, Kepala Dusun Tabaer,
serta masyarakat Dusun Tabaer.
Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam masyarakat tidak dapat berjalan
dengan lancar jika kegiatan tersebut hanya di dukung oleh para pemimpin
desa, dengan adanya dukungan dari masyarakat setempat maka kegiatan
tersebut dapat berjalan dengan lancar, karena manusia dalam masyarakat
tersebut yang akan menjalani kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan di
dalam suatu desa atau kelompok masyarakat.
Disamping itu, dengan adanya kelompok masyarakat dalam hal ini
“Kelompok Dzikir” maka dengan mudah terjadi intraksi sosial yang bersifat
konstruktif, karena dalam kelompok dzikir tersebut, pasca melaksanakan
kegiatan sakralnya, kelompok tersebut juga melakukan musyawarah untuk
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, tentang agama, sosial, dan
budaya masyarakat agar tercipta suatu peradaban pada Dusun Tabaer
tersebut. Misalnya, ketika akan melaksanakan maulid Nabi Muhammad
S.A.W, maka terlebih dahulu dalam kelompok tersebut musyawarah untuk
bisa menggelar dan mensukseskan acara maulid tersebut. Dengan demikian,
Kelompok Dzikir ini secara tidak langsung mengantarkan masyarakat kepada
intraksi sosial yang bersifat konstruktif serta mempermudah masyarakat
65
untuk berkumpul tanpa harus mendatangi masing-masing rumah individu
pada Dusun Tabaer sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan juga diproses
dengan cepat.
Dari proses kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok
masyarakat tersebut akan tercipta intraksi sosial yaitu: Imitasi, Identifikasi,
Sugesti, Motivasi, Simpati, dan Empati. Sebagaimana dijelaskan Yesmil
bahwa bentuk interaksi sosial menurut proses terjadinya, dapat digolongkan
sebagai berikut:
(1) Imitasi; pembentukan nilai melalui dengan meniru cara-cara orang lain, (2) Identifikasi: menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya, (3) Sugesti; dapat diberikan dari seorang individu, kelompok kepada kelompok kepada seorang individu, (4) Motivasi; diberikan oleh seorang individu kepada kelompok, (5) Simpati; disampaikan kepada seseorang/kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus, (6) Empati; dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam.84
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa dengan
adanya kelompok Dzikir akan mengantarkan pada jenis intraksi sosial Imitasi
dengan cara meniru gaya ataupun cara orang lain. Dalam kelompok tersebut,
tentunya antara individu yang satu dengan yang lain memiliki gaya dan cara
berfikir maupun tindakan yang heterogen. Sehingga individu yang satu dapat
meniru gaya ataupun cara individu lain yang dianggapnya lebih baik dari cara
dan gaya yang ada pada dirinya. Dengan demikian, individu yang meniru
gaya individu lain tersebut akan berusaha untuk menjadikan dirinya sama
84 Ibid.
66
dengan orang yang ditirunya maka akan tercipta bentuk intraksi sosial yang
kedua yaitu Identifikasi.
Cara ataupun gaya antara individu yang satu, tentu dapat
memberikan cara dan gayanya kepada individu yang lain. Dalam kelompok
Dzikir di Dusun Tabaer Desa Kabol sudah pasti memiliki cara dan gaya
berfikir yang heterogen juga, namun masing-masing individu akan
menampilkan gayanya masing-masing sehingga dapat ditiru oleh individu
lain yang dianggap lebih baik dari cara dan gayanya, disini akan terjadi
Sugesti pada Kelompok Dzikir tersebut.
Selanjutnya, intraksi sosial Motivasi juga terjadi Kelompok Dzikir,
yaitu ketika individu memberikan pendapatnya kepada kelompok untuk
memajukan suatu kegiatan yang hendak digelar oleh Kelompok Dzikir
tersebut. Dengan adanya motivasi dari masing-masing individu, sehingga
eksistensi Kelompok Dzikir bisa bertahan sampai hari ini. Selain itu,
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok Dzikir juga bisa sukses
karena adanya motivasi dari individu yang tergolong menjadi bagian dari
kelompok tersebut. Ketika melaksanakan kegiatan yang hendak dilakukan
oleh Kelompok Dzikir di Dusun Tabaer Desa Kabol tentuya dapat menarik
Simpati pada individu dan kelompok yang ada pada Dusun Tabaer dan
sekitarnya. Adapaun simpati bisa diproleh dari sebuah kesuksesan dalam
melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan. Intraksi yang terjadi pada
kelompok tersebut dapat membawa implikasi positif kepada individu dan
67
kelompok serta masyarakat yang ada pada wilayah Dusun Tabaer Desa Kabol
karena sugesti yang diberikan.
Kemudian bentuk intraksi Empati pada kelompok Dzikir terjadi ketika
pada kelompok tersebut menampakkan suatu kebersamaan yang intens dalam
setiap kegiatan yang dilaksanakan, termasuk ketika salah satu individu sedang
dilanda musibah kematian misalnya, disanalah individu yang lain juga ikut
merasakan kesedihan duka dengan cara tahlilan bersama di rumah duka.
Dengan demikian akan tercipta suatu empati pada Kelompok Dizikir. Empati
yang dilakukan adalah ketika melakukan tahlilan, disamping hati yang
bersedih organisme tubuh pada setiap individu juga ikut serta melakukan
gerakan yakni Dzikir dan Tahlil di Rumah Duka yang ditinggalkan.
68
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kelompok
dzikir memiliki peran dalam menciptakan interaksi sosial masyarakat Dusun
Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah
Tahun 2016. Peran kelompok dzikir tersebut yaitu dijadikan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, mendekat diri dengan sesama
manusia/sebagai ajang silaturrahmi dan sebagai pengajaran bagi para remaja
dan anak-anak.
Dalam pertemuan kelompok dzikir, masyarakat saling berinteraksi satu
sama lain sebelum memulai acara dzikir maupun setelah acara dzikir sambil
menikmati hidangan-hidangan yang disuguhkan. Interaksi yang dilakukan di
Dusun Tabaer yaitu sebagai berikut:
1. Interaksi antara individu dengan individu yaitu komunikasi tentang suatu
topik atau beberapa topik yang dilakukan oleh satu orang dengan satu
orang lainnya.
2. Interaksi antara individu dengan kelompok yaitu komunikasi yang
dilakukan oleh satu orang dengan suatu kelompok, seperti dalam suatu
pengajian, dan informasi-informasi yang akan disampaikan oleh satu
orang kepada halayak ramai yang saling membutuhkan respon.
3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok yaitu interaksi yang
dilakukan oleh beberapa kelompok dengan kelompok lainnya, seperti
68
69
intreraksi di Dusun Tabaer antara Kelompok RT Montong Kubur,
Kelompok RT Rate dan Kelompok RT Tabaer yang sama-sama
mendiskusikan cara menjaga silaturrahmi dalam Dusun Tabaer.
B. Saran-saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Bagi masing-masing masyarakat Dusun Tabaer hendaknya melakukan
interaksi sosial dengan tetangga yang dekat dengannya tidak hanya dalam
waktu melaksanakan kegiatan kelompok dzikir saja.
2. Bagi para orang tua warga Tabaer hendaknya mengajak anak-anak mereka
untuk melakukan kegiatan kelompok dzikir, sebagai pembelajaran tentang
agama Islam sejak usia dini.
3. Bagi para tokoh agama dan pengurus Dusun Tabaer hendaknya mengajak
Dusun tetangga untuk mengikuti kegiatan kelompok dzikir, agar tali
silaturrahmi semakin meluas.
4. Kepada peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan
disarankan agar hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai bahan
acuan dalam melaksanakan penelitian lanjutan yang lebih luas.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Ahmad bin Salim Badwilan, Ensiklopedia: Do’a dan Dzikir Pilihan Al-Qur’an dan Terjemah dari Al-Jumanatul Ali, CV-Penerbit J-Art, 2004. Asrifin An Nakhrawie, Rahasia di Balik 99 Butiran Tasbih, Surabaya: Prima
Mediacomp, 2007 Baharudin, Sosialogi Pendidikan,Mataram: Sanabil Perum Puri Bunga
Amanah, 2016 Baharudin, Sosiologi Suatu Pengantar, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,
2010 Bandung: Pustaka Setia 2012 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2008 Lahib MZ, 115 Do’a Selamat dari Al-Qur’an dan Hadits, Surabaya: Putra
Jaya, 2008 Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, Bandung Remaja
Rosdakarya: 2015 M. Jacky, Sosiologi Konsep, Teori dan Metode, Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2015 Mukhlis dan Syarifuddin, Tasawuf Alam Tara dalam : Membaca Alam,
Membaca Diri, dan Membaca Tuhan, Bima: Pemda dan Dikpom Kabupaten Bima, 2008
Pedoman Penulisan Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D, Bandung:
Alfabeta, 2013 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik,
Bandung: Rineka Cipta, 2010 Yesmil Anwar dan Adang, Sosiologi untuk Universitas, Bandung: Refika
Aditama, 2013
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Penelitian
tentang
Peran Kelompok Dzikir dalam Menciptakan Interaksi Sosial Masyarakat di Dusun
Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun
2016
No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyusunan proposal √
2 Diskusi Proposal √ √
3 Ujian Proposal √
4 Memasuki lapangan penelitian
- Melakukan observasi
- Melakukan wawancara
√
√ √
√ √
5 Analisis data √
6 Uji keabsahan data √
7 Penyusunan laporan/skripsi √
8 Diskusi laporan/skripsi √
9 Ujian laporan/skripsi √
10 Penyempurnaan laporan/skripsi √
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
Observasi penelitian untuk mengetahui gambaran umum tentang pelaksanaan
kelompok dzikir dalam menciptakan interaksi sosial masyarakat di Dusun Tabaer
Desa Kabol Kecamatan Praya.Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.
Tempat :
Hari/tgl :
Waktu :
No Obyek yang di Observasi Keterangan
1 Cara/Tehnik yang dilakukan di dalam
kelompok dzikir
2 Lokasi/tempat kelompok dzikir
dilangsungkan
3 Pakaian masyarakat yang mengikuti
kelompok dzikir
4 Jenjang usia peserta kelompok dzikir
5 Jenis-jenis bacaan yang diucapkan
dalam kegiatan dzikir
6 Urutan bacaan dzikir
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara penelitian tentang Peran Kelompok Dzikir dalam Menciptakan Interaksi
Sosial Masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya.Barat Daya
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.
Tempat : Dusun Tabaer Desa Kabol Kec. Praya Barat Daya
Hari/tgl :
Waktu :
Informan : Warga Dusun Tabaer (………………………………………)
No Pertanyaan Wawancara Jawaban
1 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
tentang kegiatan kelompok dzikir
yang berlangsung selama ini di Dusun
Tabaer?
2 Bagaimana perasaan Bapak/Ibu ketika
rumah Bapa/Ibu menjadi tempat
kelompok dzikir akan dilaksanakan?
3 Apakah ada kendala yang Bapak/Ibu
hadapi ketika rumah Bapa/Ibu
menjadi tempat kelompok dzikir akan
dilaksanakan?
4 Apa saja yang Bapak/Ibu sediakan
sebagai hidangan untuk peserta
kelompok dzikir di rumah Bapak/Ibu?
5 Apakah harapan Bapak/Ibu dengan
diselenggarakannya kegiatan
kelompok dzikir?
6 Apakah Bapak/Ibu saling
berkomunikasi dengan warga yang
lain sembari menunggu anggota
kelompok dzikir yang lain tiba di
tempat dzikir dilaksanakan?
7 Apakah Topik komunikasi yang
Bapak/Ibu biasa bicarakan?
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara penelitian tentang Peran Kelompok Dzikir dalam Menciptakan Interaksi
Sosial Masyarakat di Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya.Barat Daya
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.
Tempat : Dusun Tabaer Desa Kabol Kec. Praya Barat Daya
Hari/tgl :
Waktu :
Informan : Tokoh agama Dusun Tabaer (……………………………)
No Pertanyaan wawancara Jawaban
1 Kapan kelompok dzikir di Dusun Tabaer
mulai dilakukan?
2 Apakah sejauh ini kegiatan kelompok
dzikir yang dilakukan dapat lebih
mempererat tali silaturrahmi dengan
masyarakat yang ada di dusun Tabaer?
3 Bagaimana proses kelancaran kegiatan
kelompok dzikir selama ini?
4 Apakah hambatan/kendala yang Bapak/Ibu
alami selama melakukan kegiatan
kelompok dzikir?
5 Menurut Bapak/Ibu apa segi positif yang
dapat ditimbulkan dari kegiatan kelompok
dzikir yang selama ini dilakukan?
6 Menurut Bapak/Ibu apakah ada segi
negative yang dapat ditimbulkan dari
kegiatan kelompok dzikir yang dilakukan?
Lampiran 4.
Dokumentasi Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya
Kabupaten Lombok Tengah
A. Profil Dusun Tabaer Desa Kabol Kec. Prabar Daya Kab. Lombok Tengah
No Profil Dusun Tabaer Keterangan 1 Sebelah timur Tabaer 2 Sebelah selatan Tabaer 3 Sebelah barat Tabaer 4 Sebelah utara Tabaer 5 Luas wilayah dusun Tabaer 6 KK dusun Tabaer
B. Perekonomian Dusun Tabaer Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya
No Pekerjaan Jumlah
Keterangan Lk Pr
1 Petani 2 Buruh batu 3 Buruh bata 4 Supir 5 TKI
a. Malaysia b. Saudi Arabia c. Kalimantan
6 Perikanan 7 Makelar
a. Sapi b. Motor
8 Pegawai a. Swasta b. Negeri c. Pemerintah
9 Pedagang a. Bata
b. Eceran 10 Peternak
a. Sapi b. Kambing c. Ayam
C. Peribadatan Dusun Tabaer
No Tempat Peribadatan Keterangan 1 Masjid 2 Musholla 3 Rumah
D. Nama-Nama Tokoh Agama di Dusun Tabaer
No
Nama Usia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
E. Pendidikan Dusun Tabaer
No Pendidikan Rentang usia Lk Pr 1 Tamat SD/MI 2 Tamat SMP/MTS 3 Tamat SMA/MA/SMK 4 Tamat D-1 5 Tamat D-2 6 Tamat D-3 7 Tamat S-1
8 Tamat S-2 9 Tamat S-3 10 Tidak pernah sekolah 11 Pernah SD tapi tidak tamat
Tambahan Keterangan: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lampiran 5
Foto-Foto Kegiatan Kelompok Dzikir
Gambar 1&2 : Para Ibu-ibu sedang mempersiapkan hidangan untuk Dzikir
Gambar 3 : Para mayarakat sedang menunggu kelompok yang belum datang sambil
ngobrol bertukar pikiran
Gambar 4 : Para laki-laki kelompok dzikir sedang menyuguhkan makanan
Gambar 5 : para kelompok dzikir sedang menikmati/menyantap hidangan
Ga
mb
ar
6&
7 :
Pa
ra k
elo
mp
ok
dzi
kir
sed
an
g m
usy
aw
ara
h d
an
ber
tuk
ar
per
nd
at
sam
bil
men
ikm
ati
hid
an
ga
n