PEP SIP

18
TUGAS MAKALAH PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN “ Pengaruh Sosial Budaya dalam Pembangunan Pertanian ’’ Nama : Bimo Satrio Nim : C1011131004 Kelas : Agroteknologi A BAB I

description

Sip

Transcript of PEP SIP

Page 1: PEP SIP

TUGAS MAKALAH

PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN

“ Pengaruh Sosial Budaya dalam

Pembangunan Pertanian ’’

Nama : Bimo Satrio

Nim : C1011131004

Kelas : Agroteknologi A

BAB I

1.1 Pendahuluan

Page 2: PEP SIP

Dalam kegiatan bercocok tanam tentu banyak menggunakan alat – alat untuk

mengolah tanah ataupun hasil pertanian.Dalam proses pengolahan lahan mulanya

menggunakan cangkul yang bertujuan untuk membalik lapisan tanah yang subur, akan

tetapi lama kelamaan cangkul dirasa kurang efektif. Akhirnya para petani menemukan

cara yang lebih efektif dalam mengolah tanah dengan menggunakan bajak sawah yang

ditarik binatang, seperti kerbau, sapi ataupun kuda . Secara fisik kondisi tanah hasil

pekerjaan bajak dengan kerbau (angleran) teksturnya lebih halus, hal itu dikarenakan

pijakan terhadap tanah lebih intensif, serta kaya akan pupuk organik yang berasal dari

kotoran kerbau.

            Namun dalam prosesnya, penggunaan bajak dalam kegiatan bercocok tanam juga

menemui kendala. Karena bajak ditarik hewan, kendala yang dihadapi utamanya

menyangkut hewan tersebut, kendala yang dialami ialah dalam hal pemeliharaan hewan

tersebut, seperti kandang dan makanan hewan tersebut, selain itu tidak semua petani

memiliki hewan ternak karena hewan – hewan tersebut dirasa cukup mahal bagi petani

yang memiliki lahan pertanian yang tidak seberapa luas.

            Seiring berkembangnya teknologi dalam ilmu petanian serta adanya pemikiran

kearah peningkatan produksi secara cepat dan berklanjutan, berdampak kepada

perubahan alat pengolah lahan atau tanah, penggunaan bajak dengan tenaga kerbau sudah

mulai ditinggalkan dan beralih menggunakan jasa traktor yaitu alat yang menggunakan

tenaga mesin sebagai penggeraknya, dengan bentuk yang di rancang menyerupai

kendaraan bermotor serta mengunakan bahan bakar, alat ini disebut dengan traktor.

Penggunaan alat pengolahan lahan yang menggunakan kekuatan tenaga mesin ( traktor )

dipandang lebih produktif serta efisien, karena dalam penggunaannya manusia yang

mengendalikan alat tersebut. Sehingga tanah akan lebih cepat diolah dan ditanami.

1.2 Tujuan

Untuk meningkatkan pertanian di daerah – daerah Indonesia agar jauh lebih baik dan bisa

meningkatkan kualitas masing – masing produksi

BAB II

1.3 Pembahasan

BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Page 3: PEP SIP

Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang

terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-

sebab intern atau sebab-sebab ekstern.Selo Soemardjan menjelaskan bahwa perubahan sosial

adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat

yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku

di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-

unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke

keadaan yang lain. Secara umum perubahan sosial dan budaya dibedakan dalam beberapa

bentuk:

A.    Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat

B.    Perubahan Kecil dan Perubahan Besar

C.    Perubahan yang direncanakan (planned change) / perubahan yang dikehendaki (intended

change)  dan perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change) / perubahan yang tidak

dikehendaki (unintended change)

D     Perubahan Struktural dan Perubahan Proses

Perubahan sosial budaya dalam hal pengelolaan pertanian masuk ke dalam bentuk perubahan

sebagai berikut:

Perubahan Besar

Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang

memberi pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Salah satunya perubahan cara

pengelolaan pertanian dengan pemakaian alat pertanian dari mesin (traktor) pada masyarakat

agraris merupakan perubahan yang membawa pengaruh besar. Pengaruh besar tersebut

diantaranya memudahkan para petani dalam mengelola sawah terutama dalam mengolahan tanah

yang bertujuan untuk menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat

tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur dengan bantuan traktor

sehingga lebih efisien. Berikut gambar perubahan peralatan pertanian:          

Bajak Kayu Kuno

Page 4: PEP SIP

Cangkul

Bajak Besi

         

Traktor terdahulu

Page 5: PEP SIP

Traktor Tangan

         

Traktor Canggih

   

                                                                                                                                                       

Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya

Page 6: PEP SIP

Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang

berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.

A. Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)

Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari

dalam masyarakat (sebab intern) :

1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.Jumlah penduduk

mempengaruhi matapencaharian penduduk sebagai penduduk yang agraris

2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang

bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk

penemuan lama (invention).Seperti penemuan alat pengolah tanah dari penemuan bajak kayu

sampai traktor canggih.

3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat. Dari penemuan-

penemuan tersebut muncullah konflik diantara masyarakat seperti pertimbangan petani dalam

menggunakan traktor karena selain berdampak positif  juga dapat berdampak negatif.

B . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)

Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena

adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab

ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.

1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah

untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami

tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan

lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan

pada struktur dan pola kelembagaannya. Seperti peneysuaian dalam menggunakan bajak hewan

untuk lahan basah menggunakan sapi atau kerbau sebagai penggeraknya sedangkan di lahan

kering menggunakan kuda.

2) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda

akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan,

maka disebutdemonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka

disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari

kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan

Page 7: PEP SIP

asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut. Diantaranya pada

pengolahan tanah menggunakan traktor canggih karena pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

C. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya

1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan

A. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain

Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu

menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru

tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing

dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan

memperkaya kebudayaan yang ada.

B. Sistem Pendidikan Formal yang Maju

Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia,

terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah,

rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia

untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya bsa memenuhi perkembangan jaman atau tidak

C. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih

baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.

D. Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang

Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat

merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan

agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.

E. Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification)

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas

kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam

menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk

dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

Page 8: PEP SIP

F. Heterogenitas Penduduk

Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang

berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan

demikian merupakan pendorong terjadinya perubahanperubahan baru dalam masyarakat dalam

upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.

G. Orientasi ke Masa Depan

Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir

maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan

perkembangan dan tuntutan zaman.

H. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu

Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi

berupa perlawanan, pertentangan, dangerakan revolusi untuk mengubahnya.

Dalam hal cara mengolah sawah diantara faktor-faktor tersebut yang mendorong

perubahan:

A.  Adanya pengaruh dari budaya masyarakat lain. Seperti kebiasaan masyarakat kota yang

menggunakan alat-alat modern yang kemudian masyarakat pedesaanpun mengikutinya.

B.    Orientasi ke Masa Depan

Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir

maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan

perkembangan dan tuntutan zaman.

C.  Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu

Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi

berupa perlawanan, pertentangan, dangerakan revolusi untuk mengubahnya.

D.  Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk

Memperbaiki Hidupnya Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi

kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.

2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan

Page 9: PEP SIP

A. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain

Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-

perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan

masyarakat menjadi statis.

B . Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya

masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah

pengaruh masyaPerubahan Sosial Budaya di Bidang Pertanianrakat lain (terjajah).

C . Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional

Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit

menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan

didominasi oleh golongan konservatif (kolot).

D . Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan

Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan

menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat

berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau

kebudayaan yang telah ada.

E. Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)

Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain,

misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum

bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup

diri dari pengaruh-pengaruh asing.Itulah yang menyebabkan kemajuan alat dan tekhnologi

menjadi terhambat.

F. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis

Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha

yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat

tersebut.

G. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar

Page 10: PEP SIP

Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah.

Hal ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan.

Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun karena

adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau ani-ani, maka mesin

pemotong padi tidak akan digunakan, begitu juga dengan cara pengolahan tanah yang masih

banyak menggunakan hewan.                                                 

E. Sikap Kritis Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

A.  Inovatif                                                                                                                                         

Adanya perkembanan tekhnologi dan penemuan-penemuan baru mendorong orang untuk terus

berinovasi dalam menemukan tekhnologi baru yang lebih bermanfaat dan untuk

menyempurnakan penemuan yang sebelumnya.

B.  Pertentangan ( Konflik )

Secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan bajak dengan kerbau (angleran) teksturnya lebih halus,

hal itu dikarenakan pijakan terhadap tanah lebih intensif, serta kaya akan pupuk organik yang

berasal dari kotoran kerbau. Sehubungan dengan kondisi tanah dimaksud, dapat menyababkan

berkembangnya cacing tanah sehingga jumlah ikan belut pun akan meningkat. Keadan tersebut

banyak dimanfaatkan oleh kebiasaan masyarakat dalam memancing ikan belut (ngurek) maupun

mencari ikan belut secara langsung yang dilakukan pada malam hari dengan menggunakan

bantuan cahaya patromax atau obor (ngobor/ngadamar).Ketika beralih ke traktor, secara fisik

kondisi tanah hasil pekerjaan traktor tangan (angleran) teksturnya lebih kasar dan padat, serta

dimungkinkan terjadinya pencemarana tanah akibat dari kebocoran bahan bakar bensin maupun

pelumas (oli) dari mesin traktor dimaksud, sehubungan dengan kondisi tanah dimaksud, dapat

menyababkan kurang berkembangnya cacing tanah sehingga jumlah ikan belut pun sangat sulit

dicari maupun di pancing. 

      Dengan beralihnya dalam penggunaan bajak kerbau ke traktor tangan dapat berimbas kepada

menurunnya jumlah pendapatan petani pemilik kebau.

Page 11: PEP SIP

D.  Ketidakserasian sosial ( disintegrasi )

Berbagai bidang kegiatan budaya dan seni maupun penciptaan alat- alat yang diyakini

merupakan sebuah manfaat dan nilai dari kehidupan manusia, akan berkembang melalui

serangkaian proses yang panjang sehingga mencapai pola-pola perilaku baru yang bedampak

kepada kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Menolak dan menghindari modernisasi dan

globalisasi sama artinya dengan mengucilkan diri dari masyarakat internasional. Kondisi ini

tentu akan menyulitkan dalam menjalin hubungan, baik dalam lingkup masyarakat maupun

hubungan antar negara. Munculnya ketertinggalan budaya (culture lag) merupakan kondisi yang

terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur

kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan.

Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran serta pesatnya

perkembangan teknologi dan pembangunan, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang

sedang berkembang. Begitu halnya dengan sektor pertanian yang mengalami perubahan

dan perkembangan secara terus menerus sesuai dengan alih teknologi dan sosial budaya

serta perkembangan pada masyarakat pedesaan. Salah satu bentuk modernisasi di bidang

pertanian salah satunya adalah teknik pengolahan lahan dengan dengan menggunakan alat dari

mulai bajak yang ditarik dengan binatang kerbau telah mengalami pergeseran dengan

menggunakan traktor tangan dan mesin sebagai penggeraknya. 

BAB III

Page 12: PEP SIP

Penutup

1.4 Kesimpulan :

1. Sosial budaya sangat berpengaruh kepada perubahan pembangunan dalam pertanian.

2. Setiap metode yang sudah ditemukan pasti selalu menemukan kendala di akhir metode

3. Sebab-sebab perubahan sosial budaya dalam pembangunan pertanian ada 2 yaitu :

- Sebab - sebab yang berasal dari dalam masyarakat

- Sebab - sebab yang berasal dari luar masyarakat

4. Faktor pendorong perubahan

- Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain

- Sistem Pendidikan Formal yang Maju

- Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain

- Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang

- Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification)

- Heterogenitas Penduduk

- Orientasi ke Masa Depan

- Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu

5. Faktor penghambat perubahan

- Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain

- Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan

- Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional

- Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan

- Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)

- Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis

- Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar

1.5 Saran :

Seharusnya pemerintah juga berperan dalam pembangunan di bidang pertanian di seluruh daerah

di Indonesia, minimal dengan cara mengadakan kunjungan atau sosialisasi ke daerah – daerah di

Indonesia yang bertujuan untung memantau langsung perkembangan pertanian di daerah

Indonesia

Daftar pustaka :

Page 13: PEP SIP

1. http://emind29.blogspot.com/2013/04/pertanian-organik-dari-perspektif.html (Diakses

tanggal 17 Maret 2014)

2. http://feralzam.blogspot.com/2012/12/perubahan-sosial-budaya-di-bidang.html

(Diakses tanggal 17 Maret 2014)

3. http://dichaniswansyahsemdel.wordpress.com/ips-kelas-ix/sosiologi-kelas-ix/perilaku-

masyarakat-dalam-perubahan-sosial-budaya-di-era-globalisasi/ (Diakses tanggal 17

Maret 2014)

4. http://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/6Artikel-slamet-widodo-

samin-untuk-embryo.pdf ( Diakses tanggal 18 Maret 2014)