Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhanbiologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · Web...
Transcript of Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhanbiologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · Web...
Petunjuk Umum dan Format LaporanPraktikum Fisiologi Tumbuhan
A. Petunjuk Umum
1. Pahami langkah-langkah praktek di penuntun praktikum sebelum memulai percobaan
yang akan dilakukan.
2. Buat skema kerja setiap praktikum yang akan dilakukan dengan ringkas dan mudah
dipahami.
3. Periksa semua alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan apakah sudah tersedia
dengan lengkap.
4. Bekerja dengan cermat dengan penuh pengertian, dan berhati-hatilah bila menggunakan
alat atau bahan yang berbahaya.
5. Amatilah dengan seksama percobaan yang dilakukan, dan catat hasilnya dengan akurat
pada buku jurnal praktikum.
6. Bersihkan alat-alat yang selesai digunakan dan kembalikan ke tempat peminjaman.
Sampah dari percobaan di kumpulkan lalu dibuang di tempat sampah.
7. Buat laporan setiap percobaan yang selesai dan serahkan kepada asisten seminggu
berikutnya.
B. Format Laporan Praktikum
I. Judul Praktikum : huruf kapital semuanya
II. Tujuan Praktikum : sesuai dengan petunjuk praktikum
III. Waktu Praktikum : Hari/tanggal praktikum mulai percobaan sampai
selesai
IV. Kelompok Praktikan : Tulis nama-nama yang terlibat praktikum dan NIM
V. Pendahuluan ; Berisi dasar teori maksimum 1 halaman.
VI. Prosedur Praktikum : Berisi urutan langkah kerja dan penggunaan alat dan
bahan.
VII. Data Praktikum.
VIII. Pembahasan
IX. Kesimpulan
Catatan: Tulisan laporan harus tulisan tangan yang jelas, atau ketikan bukan dari komputer.
1
Topik 1. Pengangkutan Air pada Tumbuhan (Difusi, Imbibisi, & Transpirasi)
Tujuan:
1. Memahami proses molekul tertentu dalam air sebagai pelarut dalam sel.
2. Memahami proses imbibisi molekul organik dan menghitung kecepatan imbibisinya.
3. Memahami proses pelepasan air pada tumbuhan melalui transpirasi stomata.
A. Difusi molekul KMnO4 atau CuSO4 dalam air
Alat dan bahan yang dibutuhkan: 1 (satu) pasang cawan Petri, kristal KMnO4 atau CuSO4,
aquades atau air kran, sendok plastik.
Prosedur kerja:1. Tuangkan air sebanyak 15 ml ke dalam cawan Petri, lalu letakkan di tempat datar yang
dialasi dengan kertas putih.
2. Masukkan kristal kecil KMnO4 ke dalam air di cawan tadi, lalu ukur diameter sebaran air
setelah selang waktu tertentu.
3. Ulangi kegiatan tsb beberapa kali, lalu hitung rata rata kecepatan difusinya.
4. Perhatikan apakah kecepatan di selang waktu mula-mula sama dengan berikutnya sampai
percobaan dihentikan. Mengapa demikian?
B. Imbibisi air dalam biji kacang tanah
Alat dan bahan yang dibutuhkan: timbangan analitik, sebuah gelas beaker 250 ml, 100 g
kacang tanah, air secukupnya.
Prosedur kerja:
1. Timbang antara 50-100 biji kacang tanah dengan timbangan analitik.
2. Rendam biji tsb salam gelas beaker 250 ml yang sudah diisi air sekitar 100 ml.
3. Angkat dan timbang kembali biji kacang tsb dengan interval waktu rendaman 15 menit.
4. Buat grafik hubungan waktu perendaman dengan banyaknya air yang diserap oleh
bijikacang tanah. Jumlah air yang diserap = berat biji kacang (sesudah perendaman –
sebelum perendaman).
2
C. Mengukur transpirasi dengan potometer
Alat dan bahan dibutuhkan: thermohygrometer, statif dan 2 klemnya, potometer, vaselin,
tumbuhan segar dengan diameter batang sekitar1-1,5 cm, air kran, larutan eosin.
Prosedur kerja:
1. Siapkan statif dan potometer sehingga statif berada berdekatan pada bagian pipa
potometer tempatnya tumbuhan yang akan diukur transpirasinya.
2. Masukkan air dalam pipa potometer sambil menutup dengan jari tangan pada bagian pipa
berskala yang terbuka sampai penuh seluruh pipanya.
3. Potong batang tumbuhan segar yang diameternya bisa masuk dalam pipa karet
photometer, lalu masukkan secepatnya ke pipa karet dan klem pada statif supaya bisa
berdiri tegak. Usahakan sehingga tidak ada udara yang terperangkap dalam pipa karet,
dan batang tanaman cukup ketat sehingga tidak ada udara yang bisa masuk lewat pipa
karet tsb. Perkuat sambungan yang dicurigai bocor dengan mengoleskan vaselin
dipersambungannya.
4. Kalau semua sambungan sudah tidak bocor, perhatikan cairan yang akan mengalir di
ujung pipa berskala dengan menambahkan setetes larutan eosin pada ujung pipa tsb.
5. Amati perpindahan air dalam pipa berskala dalam setiap selang waktu tertentu.
6. Kalau air dalam pipa berskala sudah habis ulangi lagi meneteskan eosin di ujung pipa
berskala. Ulangi percobaan ini 3-5 kali, dan catat kondisi cuaca (suhu dan kelembaban
udara) saat percobaan berlangsung.
7. Sebagian kelompok melakukannya di dalam ruangan dan sebagian lagi di luar ruangan.
8. Hitung rata-rata pengukuran dari semua parameter, dan hitung kecepatan transpirasi per
satuan waktu.
3
Topik 2. VERNALISASI
A. PENDAHULUAN
Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan
sebelum mulai perbungaan. Lamanya periode dingin haruslah beberapa hari
sampai beberapa minggu, tergantung sepesiesnya.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui pengaruh induksi vernalisasi terhadap umbi amarilis untuk
merangsang pembungaan.
C. ALAT
1. Pisau
2. Alumunium foil
3. Polybag
4. Plastik
D. BAHAN
1. Umbi amarilis dengan keliling ≥ 25 cm
2. Kompos
3. Tanah
4. Mulsa
E. CARA KERJA
1. Terlebih dahulu bongkarlah tanaman amarilis tersebut, buang daun-daunnya
dan ambil umbi akarnya.
2. Umbi akar yang tersisa dibersihkan dengan air, dan selanjutnya dimasukkan ke
dalam lemari es dengan suhu sekitar 4°C selama 4 minggu.
3. Bila proses vernalisasi telah selesai, umbi dapat dikeluarkan dari lemari es,
kemudian langsung ditanam dalam poly bag dengan media tanah ditambah
kompos dengan perbandingan 4 : 1.
4. Media tanam dalam pot ditutupi dengan mulsa agar suhu tanah berada pada
kisaran 20°C
4
Topik 3. Respirasi Aerob dan Anaerob Fermentasi
Tujuan :
1. Memahami proses respirasi aerob dengan menggunakan respirometer sederhana
2. Memahami proses respirasi anaerob fermentasi
A. Mengukur Respirasi Aerob dengan Respirometer Sederhana
Alat dan Bahan
1. Biji Kacang hijau yang baru berkecambah
2. Larutan KOH 10%
3. Rspirometer sederhana
4. Vaselin dan pipit tetes
Prosedur kerja :
1. Siapkan sebuah respirometer sederhana yang terdiri atas ruang respirasi yang
berhubungan dengan pipa berskala. Leher dan sumbat ruang respirasi masing-masing
memiliki satu lubang dan dengan lubang tsb dapat diatur hubungan ruang respirasi
dengan atmosfir.
2. Masukkan kecmbah sebanyak 2 gr ke dalam ruang respirasi dan sumbat di putar sampai
kedua lubang berhadapan, sehingga udara dalam ruang respirasi pada keadaan kedap
atmosfir, gunakan vaselin untuk menyumbat bagian sambungan yang longgar.
3. Isi pipa berskala dengan KOH 10% secukupnya melalui ujung dengan pipet, usahakan
pada saat pengukuran batas larutan KOH ada pada skala tertentu yang anda bisa tandai.
4. Biarkan larutan KOH bergerak menuju kecambah dan catat panjang pergeserannya
setelah selang waktu tertentu (misalnya 10 atau 15 menit-tergantung kecepatan
bergeraknya)
5. Lakukan beberapa kali pengukuran, lalu olah datanya sehinga diperoleh rata-ratanya per
menit.
B. Respirasi Anaerob Fermentasi
Alat dan Bahan :
1. Tabung fermentasi
2. Larutan Glukosa 3%
5
3. Suspensi ragi
Prosedur Kerja :
1. Buat suspensi ragi roti dalam larutan glukosa 3% dengan menggerus ragi tsb sebanyak
1 gr dalam 10 ml larutan glukosa
2. Isi tabung fermentasi dengan larutan glukosa 3% sampai hampir penuh
3. Masukkan 5 tetes suspensi ragi ke dalam tabung fermentasi tsb.
4. CO2 yang dihasilkan akan ditampung dalam pipa berskala di bagian ujung tabung
5. Biarkan selama 30 menit dan perhatikan berapa banyak CO2 yang tertampung pada
tabung berskala tsb.
6. Bagaimana reaksi yang terjadi dalam percobaan tersebut.
6
Topik 4. Fotosintesis
A. PENDAHULUAN
Atmosfir yang mengelilingi bumi ini terdiri atas bermacam-macam gas. Diantara
macam-macam gas ini yang terpenting ialah : Nitrogen, Oksigen, dan
Karbondioksida. Dalam peristiwa fotosintesis diperlukan Karbondioksida. Tumbuhan
darat mengambil dari atmosfir, sedang tumbuhan air mengambilnya dari dalam air.
B. TUJUAN
Untuk membuktikan bahwa dalam perististiwa fotosintesis digunakan Karbondioksida
C. ALAT
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas ukur 100 ml
4. Beaker glass 400 ml
5. Gabus penyumbat tabung reaksi
6. Pengaduk
D. BAHAN
1. Hydrilla verticillata
2. Kertas karbon
3. Aquades
4. Serbuk phenol red
E. CARA KERJA
1. Menyediakan 3 tabung reaksi, diberi kode A, B, dan C. Ditutup dinding luar
tabung reaksi C dengan kertas karbon.
2. Dibuat larutan phenol red dalam aquades.
3. Dimasukkan larutan phenol red sebanyak 10 ml ke dalam masing-masing tabung
reaksi. Kemudian ditutup ketiga tabung reaksi itu dengan gabus penyumbat.
7
4. Dipotong 2 tangkai Hydrilla verticillata setinggi larutan tersebut. Kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi B dan C.
5. Diletakkan ketiga tabung reaksi itu pada rak tabung reaksi, kemudian diletakkan
di tempat yang cukup mendapat cahaya matahari. Ditunggu selama 30-60 menit.
Diamati perubahan warna yang terjadi pada larutan phenol red.
F. BAHAN DISKUSI
1. Larutan phenol red dalam tabung reaksi yang manakah yang mengalami
perubahan warna? Mengapa demikian?
2. Bagaimanakah kesimpulan Saudara berdasarkan hasil percobaan ini? Jelaskan
8
Topik 5. Pengukuran Kadar Klorofil a, b dengan Spektrofotometer
Tujuan :
1. Mengetahui kadar klorofil pada suatu spesies tumbuhan (klorofil a, b).
Alat dan Bahan
1. spektrofotometer 3. labu ukur 100 ml 5. alkohol 95%
2. lumpang dan alu 4. saringan
Prosedur Kerja:
1. Ambil 1 gr daun yang segar lalu potong kecil-kecil, potongan kecil ini kemudian
diekstrak dengan alkohol 95% dengan cara menggerusnya dalam lumpang sampai seluruh
klorofilnya terlarut.
2. Yakinkan bahwa semua pigmen klorofil dari daun telah larut, ditandai dengan ampas
yang berwarna putih
3. Saring ekstrak klorofil ini dengan saringan lalu masukkan ke dalam labu ukur 100 ml
tambahkan alkohol 95% kalau volume ekstrak dalam labu ukur belum mencapai batas
100 ml.
4. Dengan menggunakan kuvet, ukur absorbansi atau “optikal density “ larutan ekstrak
tersebut dengan menggunakan panjang gelombang 649 dan 665 nm.
5. Kadar klorofil a dan b dapat dihitung dengan rumus Wintermans dan de Mots :
klorofil total (mg/L) = 20,0 OD 649 + 6,1 OD 665
klorofil a (mg/L) = 13,7 OD 665 – 5,76 OD 649
klorofil b (mg/L) = 25,8 OD 649 – 7,7 OD 665
9
Topik 6. Cekaman Salinitas
A. PENDAHULUAN
Cekaman salinitas dapat menghambat penyerapan air oleh tanaman, termasuk pada tahap
perkecambahan biji. Proses perkecambahan biji dikendalikan oleh faktor internal seperti
ketebalan kulit biji dan hormon serta faktor eksternal seperti salinitas, air, suhu, kelembaban,
dan cahaya.
B. TUJUAN
Mengetahui pengaruh cekaman salinitas terhadap daya perkecambahan biji.
C. ALAT
1. Gelas air mineral
2. Ember
D. BAHAN
1. Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) atau jagung (Zea mays)
2. Kapas
3. NaCl/garam konsentrasi 0 M, 0.5 M, 1 M, 5 M
4. Air
E. CARA KERJA
1. Pada praktikum kali ini ada 1 perlakuan, yaitu NaCl/garam dengan taraf konsentrasi 0M
(kontrol), 1M, dan 5M. Masing-masing taraf perlakuan 5 biji.
2. Tanam biji di atas media kapas dalam gelas yang sudah dilubangi dan tulis identitas
perlakuan.
3. Tuangkan NaCl/garam dengan taraf konsentrasi 0M (kontrol), 1M, dan 5M ke ember
masing-masing.
10
4. Masukkan gelas-gelas kelompok dengan konsentrasi NaCl yang sama ke dalam ember
dengan konsentasi NaCl tertentu.
5. Lakukan analisis data kelas. Data kelompok sebagai ulangan.
Masukkan data pengamatan ke dalam tabel berikut
No Perlakuan Berkecambah pada hari ke- Pada akhir praktikum
Tinggi Warna daun Foto
1
Dan seterusnya
BAHAN DISKUSI
1. Bagaimana mekanisme cekaman salinitas dalam menghambat perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman?
2. Tanaman jagung termasuk tanaman yang sensitif atau toleran terhadap cekaman salinitas?
11
Topik 7. Pengaruh Giberelin Terhadap Perpanjangan Batang
A. Pendahuluan
Giberelin merupakan hormone pertumbuhan yang terdapat pada organ – organ tanaman
yaitu pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah dan jaringan halus. Giberelin berperan
dalam pembelahan sel, pemecahan dormansi biji sehingga biji dapat berkecambah, mobilisasi
endosperm cadangan selama pertumbuhan awal embrio, pemecahan dormansi tunas,
pertumbuhan dan perpanjangan batang, perkembangan bunga dan buah. Pada tumbuhan roset
mampu memperpanjang internodus sehingga tumbuh memanjang. Giberelin eksogen yang
umum digunakan dan tersedia di pasaran adalah GA3 (giberelin – 3), yang dikenal juga
dengan nama asam giberelat.
B. Tujuan :
Mengaetahui Giberelin yang efektif dalam merangsang pertumbuhan tanaman, khususnya
terhadap perpanjangan batang.
C. Alat dan Bahan :
1. Biji jagung (Zea mays)
2. Biji Kedelai (Glycine max)
3. Hormon Giberelin dengan konsentrasi 0, 10 dan 20 ppm
4. Tanah dan pupuk (3:1)
5. Polybag/ pot
6. Air
7. Sprayer
8. Penggaris
9. Tabung Erlenmeyer
D. Prosedur Kerja ;
1. Dipilih biji yang baik dan sehat (vigor).
2. Tumbuhkan biji jagung dan kedelai pada polybag/ pot (penyiraman dilakukan setiap hari
jika tidak hujan).
12
3. Setelah 2 minggu, tinggi tanaman diukur dan disemprot dengan giberelin sesuai masing –
masing konsentrasi. Penyemprotan dilakukan 2 hari sekali sebanyak 3 kali selama 2
minggu.
4. Tinggi tanaman diukur pada minggu pertama dan kedua (tabel 1 dan 2)
5. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi dari pangkal batang
hingga ujung daun (pucuk daun) menggunakan penggaris.
Tabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman Kedelai (Glicine max)
Konsentrasi Tinggi Tanaman (cm)Minggu ke-
1 20 ppm10 ppm20 ppm
Tabel 2. Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays)
Konsentrasi Tinggi Tanaman (cm)Minggu ke-
1 20 ppm10 ppm20 ppm
13
Topik 8. CEKAMAN SALINITAS
A. PENDAHULUAN
Cekaman salinitas dapat menghambat penyerapan air oleh tanaman, termasuk pada tahap
perkecambahan biji. Proses perkecambahan biji dikendalikan oleh faktor internal seperti
ketebalan kulit biji dan hormon serta faktor eksternal seperti salinitas, air, suhu, kelembaban,
dan cahaya.
B. TUJUAN
Mengetahui pengaruh cekaman salinitas terhadap daya perkecambahan biji.
C. ALAT
1. Gelas air mineral
2. Ember
D. BAHAN
1. Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) atau jagung (Zea mays)
2. Kapas
3. NaCl/garam konsentrasi 0 M, 0.5 M, 1 M, 5 M
4. Air
E. CARA KERJA
1. Pada praktikum kali ini ada 1 perlakuan, yaitu NaCl/garam dengan taraf konsentrasi 0M
(kontrol), 1M, dan 5M. Masing-masing taraf perlakuan 5 biji.
2. Tanam biji di atas media kapas dalam gelas yang sudah dilubangi dan tulis identitas
perlakuan.
3. Tuangkan NaCl/garam dengan taraf konsentrasi 0M (kontrol), 1M, dan 5M ke ember
masing-masing.
14
4. Masukkan gelas-gelas kelompok dengan konsentrasi NaCl yang sama ke dalam ember
dengan konsentasi NaCl tertentu.
5. Lakukan analisis data kelas. Data kelompok sebagai ulangan.
Masukkan data pengamatan ke dalam tabel berikut
No Perlakuan Berkecambah pada hari ke- Pada akhir praktikum
Tinggi Warna daun Foto
1
Dan seterusnya
BAHAN DISKUSI
1. Bagaimana mekanisme cekaman salinitas dalam menghambat perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman?
2. Tanaman jagung termasuk tanaman yang sensitif atau toleran terhadap cekaman salinitas?
15
Daftar Pustaka
Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology. MacMilan Pbl. Co. USA
Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Salisbury, F.B. and C. W. Ross. 1992. Plant Physiology. Wadsworth Inc. USA.
Sastamihardja, D. 1990. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung
16