Penuntun Teknik Laboratorium

21
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM Oleh: Lia Umi Khasanah, ST, MT Rohula Utami, STP, MP DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

description

Penuntun Teknik Laboratorium

Transcript of Penuntun Teknik Laboratorium

Page 1: Penuntun Teknik Laboratorium

PETUNJUK PRAKTIKUM

TEKNIK LABORATORIUM

Oleh: Lia Umi Khasanah, ST, MT

Rohula Utami, STP, MP

DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: Penuntun Teknik Laboratorium

TATA TERTIB PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

Suatu pedoman tata tertib sangat diperlukan agar pekerjaan dapat berjalan lancar, tertib

dan dapat menghindarkan bahaya yang mungkin timbul karena kecerobohan atau kelalaian.

Tata tertib laboratorium :

1. Dalam pelaksanaan praktikum praktikan harus memakai jas praktikum, tidak boleh

memakai sepatu sandal, sandal jepit.

2. Tidak ada inhal dalam praktikum

3. Tidak boleh pindah kelompok lain praktikum selain atas persetujuan penanggungjawab

praktikum

4. Membawa tisu demi kebersihan praktikan sendiri.

5. Buat catatan lengkap dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan disertai gambar-gambar.

6. Alat yang habis dipakai harus dibersihkan (alat-alat gelas, meja praktikum dsb)

7. Setelah selesai melakukan praktikum, praktikan harus melaporkan hasil praktikum kepada

Co Asisten untuk mendapatkan Acc (persetujuan)

8. Yang perlu dicatat :

a. Judul percobaan

b. Tujuan percobaan

c. Hasil yang didapat

d. Kesimpulan apabila mungkin

9. BAGI PRAKTIKAN YANG TIDAK MEMBAWA LAP MEJA & TIDAK

MEMBERSIHKAN MEJA & ALAT-ALAT PRAKTIKUM AKAN DIKURANGI

NILAI NYA DAN MENDAPAT HUKUMAN .

Surakarta, Oktober 2011

Tim Penyusun

Page 3: Penuntun Teknik Laboratorium

I. ASAM BASA

Tujuan Percobaan

1. Mengetahui dan mempelajari penggunaan pH paper universal (lakmus merah dan biru) dan

pH meter.

2. Menguji sifat asam dan basa dari suatu larutan.

Dasar Teori

Asam adalah senyawa yang bila dilarutan dalam air mengalami disosiasi membentuk ion

hidrogen dan merupakan donor proton serta sebagai penerima pasangan elektron.

Sedangkan basa adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi

membentuk ion hidroksida dan merupakan akseptor proton serta sebagai pemberi pasangan

elektron.

Dalam mengukur pH dapat menggunakan 2 alat yaitu pH paper universal (kertas lakmus

merah dan biru) dan pH meter. Suatu larutan asam akan memerahkan lakmus biru dan

menetralkan basa. Sedangkan larutan basa bersifat membirukan kertas lakmus merah dan

menetralkan asam.

Cara kerja:

1. Ambil beberapa contoh larutan:

Air kran Air mineral Aquades

Air kolam Air soda (Fanta putih) Air jeruk

Air kapur Larutan Cuka Jus

Air gula Yogurt Susu

Teh Larutan obat maag Larutan garam

Air sabun

2. Uji larutan-larutan tersebut dengan menggunakan pH paper universal (kertas lakmus merah

dan biru)

- Ambillah kertas indikator lakmus merah dan lakmus biru

- Teteskan setetes larutan yang diuji

- Amati dan catat perubahan warna yang terjadi

- Tentukan apakah larutan yang diuji tersebut termasuk golongan asam atau basa

Page 4: Penuntun Teknik Laboratorium

3. Uji larutan-larutan tersebut dengan menggunakan pH meter.

II. TITRASI ASAM BASA

Tujuan Percobaan

1. Menngetahuil dan mampu menggunakan peralatan titrasi dengan benar.

2. Mampu melakukan titrasi dengan benar.

3. Mencari konsentrasi dari suatu larutan yang belum diketahui dengan menggunakan suatu

larutan standart (sudah diketahui konsentrasinya).

Dasar Teori

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan

zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi

yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka

disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi

oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan

lain sebagainya.

Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di

dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan

biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.

Prinsip Titrasi Asam basa

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi

asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan

larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai

keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini

disebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan,

kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan

menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar

titrant.

Cara Mengetahui Titik Ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.

Page 5: Penuntun Teknik Laboratorium

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian

membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah

dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.

2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi

dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah

titrasi kita hentikan.

Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat

tambahan, dan sangat praktis.

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan

warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan

umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin

dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai

dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat

perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.

Rumus Umum Titrasi

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent

basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus

diatas dapat kita tulis sebagai:

NxV asam = NxV basa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam

atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

(nxMxV) asam = (nxVxM) basa

Dimana:

N = Normalitas

V = Volume

M = Molaritas

n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)

Page 6: Penuntun Teknik Laboratorium

Cara Kerja

1. Buatlah larutan NaOH 1,5 M

2. Masukkan larutan NaOH tersebut ke dalam buret, baca dan catat skala awal buret.

3. Ambil berbagai sample larutan HCl (disediakan asisten laboratorium), masukkan ke dalam

erlenmeyer.

4. Tambahkan 2 – 3 tetes indikator pp ke dalam erlenmeyer yang berisi HCl.

5. Titrasi berbagai sample larutan HCl dengan menggunakan larutan NaOH 1,5 M, hentikan

titrasi bila telah terjadi perubahan warna.

6. Baca dan catat skala akhir buret.

7. Hitung volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi.

8. Tentukan konsentrasi dari HCl.

9. Ulangi langkah yang sama untuk berbagai sample larutan HCl yang lain.

Page 7: Penuntun Teknik Laboratorium

III. SPEKTROMETER

Tujuan percobaan

1. Mengetahui dan mampu mengoperasikan Spektrometer dengan benar.

2. Mengukur absorbansi dari suatu larutan.

Dasar Teori

Spektroskopi molekuler berdasar pada radiasi ultraviolet, sinar tampak dan inframerah

digunakan secara luas untuk identifikasi dan penentuan spesies-spesies anorganik, organik dan

biokimia.

Spektroskopi absorpsi molekuler berdasar pada pengukuran transmitansi (T) atau

absorbansi (A) dari larutan dalam sel transparan pada suatu panjang lintasan radiasi. Umumnya

konsentrasi dari sampel yang dapat menyerap radiasi sinar pada panjang gelombang yang

digunakan mempunyai hubungan linear dengan absorbansi, sebagaimana ditunjukkan dalam

persamaan berikut:

Keterangan:

A = Absorbansi

T = Transmitansi

= konstanta penyerapan / absorbsivitas molar

b = tebal medium penyerap (cm)

C = konsentrasi penyerap

Cara kerja

1. Buatlah larutan teh

2. Encerkan larutan teh hingga didapatkan beberapa degradasi

3. Nyalakan Spektrometer, tunggu hingga 15 menit

Page 8: Penuntun Teknik Laboratorium

4. Set panjang gelombangnya

5. Pilih posisi dari Filter

6. Set 0 % T

7. Set Mode ke % T atau A

8. Masukkan larutan blanko

9. Set 100 % T atau 0 A

10. Masukkan sample

11. Baca dan catat % T atau A

Page 9: Penuntun Teknik Laboratorium

IV. MENGENAL PERALATAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Tujuan percobaan

1. Mengetahui dan mampu mengoperasikan peralatan laboratorium mikrobiologi

Dasar Teori

Laboratorium Mikrobiologi berisi berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk preparasi, analisis dan penyimpanan mikrobia. pengertian yang lengkap mengenai acara praktikum yang akan dikerjakan merupakan bekal utama setiap mahaisawa. Disamping itu kegunaan dan cara kerja peralatan yang akan dipakai harus pula diketahui dengan baik termasuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan terhadap peralatan yang dimaksud. 1. Peralatan Sterilisasi

Ada berbagai alernatif cara yang dapat digunakan untuk sterilisasi (alat/bahan) namun dalam laboratorium mikrobiologi yang sering digunakan adalah : a. Sterilisasi Kering :

Sterilisasi ini digunakan untuk alat gelas, cawan petri, pipet. Bahan yang disetrilkan sebaiknya dibungkus dengan kaleng ataupun bahan lain yang tahan panas, misalnya : kertas payung. Sterilisasi kering baik digunakan unuk alat gelas karena tidak menyebabkan adanya kondensasi uap air dalam alat gelas tersebut. Alat yang digunakan berupa oven yang suhunya dapat mencapai 180oC. Waktu yang diperlukan tergantung dari suhu yang digunakan, misalnya :

suhu waktu170oC 1 jam160oC 2 jam150oC 2,5 jam140oC 5 jam

*) waktu terhitung saat suhu tercapai

b. Sterilisasi Basah :Sterilisasi menggunakan uap panas jenuh ini umumnya digunakan untuk sterilisasi mediaaaaaa, larutan, kapas, lap, dll. Peralatan yang umum digunakan adalah autoclave. Alat ini berupa ketel yang dipenuhi dengan uap bertekanan. Pada umumnya suhu/tekanan yang digunakan adalah 121oC / 15 psi selama 15 menit. Namun untuk bahan yang tidak tahan panas misalnya media skim milk dapat dilakukan pada suhu 110oC selama 10 menit.

c. Sterilisasi SaringCara ini digunakan untuk sterilisasi cairan yang rusak bila kena panas, misalnya : larutan vitamin. Metode ini berdasarkan pada proses mekanis dengan menghilangkan semua mikrobia yang akan tertahan di filter yang mempunyai pori-pori selebar 0.2 – 0.45 m, sedangkan cairan yang melewati filter akan bebas dari mikrobia.

Page 10: Penuntun Teknik Laboratorium

2. Alat Penghitung Koloni (Colony Counter ) Untuk mengurangi kesalahan penghitungan jumlah koloni yang ada dalam suatu cawan

petri, telah tersedia alat yang disebut Quebec Colony Counter. Cawan petri yang akan dihitung koloninya diletakkan dibawah kaca pembesar dan koloni yang dihitung diberi tanda dengan tinta spidol, bersamaan dengan pemberian tanda tersebut, jumlah tanda tercatat dalam counter.

Acara Praktikum

Gambarlah, Kerjakan dan jelaskan kegunaan alat-alat yang tersebut dibawah ini :

a. Jarum ose bermata & tidak bermata

b. Cawan Petri /Petridish dibungkus sehingga siap digunakan

c. Tabung reaksi berisi 9 ml aquadest, tutup dengan kapas

d. Alat Penghitung Koloni ( Quebec Colony Counter )

e. Drigalski ( alat perata )

f. Tabung Durham

g. Lampu spiritus

h. Media Agar Tegak (PDA/ NA/ MEA)

i. Media Agar Miring (PDA/ NA/ MEA)

j. Media Agar dalam Cawan Petri (PDA/ NA/ MEA)

k. Media Cair ( Nutrient broth, Pepton)

l. Mikroskop

m. Autoclave

n. Haemacytometer

o. Laminair Flow

Page 11: Penuntun Teknik Laboratorium

V. PEMBUATAN LARUTAN PENGENCER DAN MEDIA AGAR

Tujuan percobaan

1. Mengetahui dan mampu membuat larutan pengencer.

2. Mengetahui dan mampu membuat media agar.

Dasar Teori

Mikroorganisme dalam pertumbuhannya memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai.

Beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba antara lain suhu, ketersediaan

nutrisi,ketersediaan oksigen dll. Proses penumbuhkan mikroba membutuhkan media

pertumbuhan. Media pertumbuhan dapat berupa media cair, padat maupun semi padat. Selain

media dalam kerja di laboratorium juga memerlukan larutan pengencer. Larutan pengencer ini

dibutuhkan untuk mengencerkan kultur yang mempunyai konsentrasi tinggi.

Cara kerja

1. Larutan Pengencer

- Buat larutan garam fisiologis 0.85% sebanyak 100 ml

- Masukkan @ 9 ml larutan ke tabung reaksi dan tutup dengan kapas

- Sterilisasi dengan autoclave pada 121 C selama 15 menit

2. Media Agar

a. Agar miring

- Buat media agar sebanyak 100 ml

- Masukkan @ 5 ml larutan ke tabung reaksi dan tutup dengan kapas

- Sterilisasi dengan autoclave pada 121 C selama 15 menit

- Posisikan miring dalam rak, biarkan sampai dingin

b. Media agar dalam cawan petri

- Buat media agar sebanyak 100 ml dalam Erlenmeyer dan tutup Erlenmeyer dengan kapas

- Sterilisasi dengan autoclave pada 121 C selama 15 menit

- Keluarkan Erlenmeyer dari autoclave dan campur isinya dengan cara menggoyang

Erlenmeyer secara perlahan

- Tuang media yang masih panas (> 45 C) ke cawan petri secara aseptis

- Biarkan sampai membeku

Page 12: Penuntun Teknik Laboratorium

VI. METODE ASEPTIS

Tujuan percobaan

1. Mengetahui dan mampu melakukan teknik transfer aseptis.

Dasar Teori

Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau

mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi

kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan

kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak

melakukan analisis mikrobiologi. Metoda ini hanya akan didapatkan oleh mahasiswa ataupun

seseorang yang terlibat pekerjaan dalam bidang mikrobiologi dengan latihan berkali-kali.

Prosedur umum yang harus diikuti oleh setiap pekerja dengan kultur murni adalah:

2. Medium pertumbuhan dan tempatnya harus steril

3. Tempat pertumbuhan harus selalu ditutup untuk mencegah masuknya debu yang

membawa mikrobia. Apabila penutup harus dibuka, harus dalam waktu yang sesingkat

mungkin, jangan sekali-kali meletakkan penutup disembarang tempat.

4. Peralatan (ose dan pipet) dan larutan yang digunakan untuk pekerjaan harus steril.

Apabila ose atau pipet ini menyentuh permukaan yang tidak steril, ose atau pipet ini akan

menstransfer kontaminan pada kultur murni.

5. Area tempat bekerja juga harus dijaga agar tidak terkontaminasi dengan kultur yang tidak

digunakan. Ose yang telah digunakan harus disterilkan sebelum diletakkan. Pipet yang

telah digunakan untuk memindahkan kultur harus ditempatkan pada larutan disenfektan

sesegera mungkin.

Sebelum memulai acara-acara praktikum mikrobiologi, terlebih dahulu harus diketahui

cara memindahkan sel secara aseptis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Jangan digunakan ose yang belum steril untuk menyentuh kultur. Ini untuk mencegah

terjadinya kontaminasi yang dibawa oleh ose.

2. Mulut tabung harus dipanasi baik pada saat ose dimasukkan atau saat dikeluarkan dari

tabung. Pemanasan pertama ditujukan untuk mencegah masuknya udara luar yang

membawa partikel debu masuk kedalam tabung, sedang pemanasan kedua ditujukan

Page 13: Penuntun Teknik Laboratorium

membakar sel-sel yang jatuh atau menempel pada mulut tabung saat ose dimasukkan atau

ditarik.

3. Tabung terbuka harus dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

4. Jangan menempatkan tutup pada permukaan area pekerjaan dan menyentuhnya. Tutup

dijaga agar tidak bersinggungan dengan tempat-tempat sumber kontaminan.

5. Ose yang telah digunakan harus disterilkan untuk mencegah kontaminasi meja kerja

dengan kultur yang sedang digunakan.

Hal-hal yang harus dilakukan sebelum melakukan kerja aseptis antara lain :

1. Cuci tangan anda dengan bersih dan gunakan antiseptis atau alkohol

2. Sanitasi dan desinfeksi ruang kerja (laboratorium dan sekitarnya) dengan desinfektan

yang memadai, termasuk Laminar Air Flow dan Inkubator

3. Sterilisasi semua alat dan bahan sebelum digunakan

Cara kerja

a. Memindahkan kultur dari tabung ke tabung

2. Siapkan tabung reaksi dan ose yang akan digunakan untuk acara ini pada rak.

3. Peganglah ose seperti pada saat memegang pensil.

4. Pijarkan ose di atas api spiritus sampai merah membara.

5. Biarkan ose dingin sebelum menyentuh kultur yang akan dipindahkan.

6. Buka tutup kapas pada tabung reaksi tempat kultur yang akan dipindahkan dengan jari

kelingking.

7. Bakar mulut tabung dengan api spiritus, kemudian masukkan ose dan ambil satu kultur di

tabung.

8. Bakar mulut tabung sekali lagi dan tutup dengan kapas, selanjutnya diletakkan kembali

pada rak.

9. Ambil tabung yang baru, buka tutupnya dan bakar mulutnya diatas api, masukkan ose

tempat kultur menempel dan goreskan pada media yang baru.

10. Bakar kembali mulut tabung, tutup dengan kapas dan letakkan kembali.

11. Panaskan ose setelah selesai dipakai atau sebelum diletakkan kembali.

12. Untuk yang sudah mahir dua tabung reaksi bisa dipegang sekaligus.

13. Inkubasikan tabung reaksi yang sudah diinokulasi pada inkubator.

Page 14: Penuntun Teknik Laboratorium

b. Memindahkan kultur dari tabung ke cawan petri dengan ose

1. Pijarkan ose diatas api spiritus sampai merah membara.

2. Biarkan ose dingin sebelum menyentuh kultur yang akan dipindahkan.

3. Bakar mulut tabung dengan api spiritus, kemudian masukkan ose dan ambil satu kultur

yang sudah tumbuh ditabung.

4. Bakar mulut tabung sekali lagi dan tutup dengan kapas, selanjutnya diletakkan kembali

pada rak.

5. Buka cawan petri tempat kultur yang akan dipindah dengan tangan kiri.

6. Goreskan ose pada media agar dan tutup kembali cawan petri.

7. Inkubasikan cawan petri pada inkubator. ( dengan cara dibalik / tutup dibawah )

c. Memindahkan kultur dari tabung ke cawan petri dengan pipet

1. Ambil pipet steril dengan menutup lubang atas dengan jari serta selalu dekatkan ujung

pipet dengan api.

2. Bakar mulut tabung dengan api spiritus, kemudian masukkan pipet dan ambil 1 ml kultur

dari tabung.

3. Bakar mulut tabung sekali lagi dan tutup dengan kapas, selanjutnya diletakkan kembali

pada rak.

4. Buka cawan petri tempat kultur yang akan dipindah dengan tangan kiri.

5. Keluarkan kultur dari pipet ke cawan petri dan tutup kembali cawan petri.

6. Tuang media agar (suhu ± 40oC) ke cawan petri kemudian tutup kembali cawan petri.

7. Buat gerakan menyerupai angka 8 secara perlahan untuk mencampur kultur dengan

media dan biarkan media sampai padat.

8. Inkubasikan cawan petri pada inkubator. ( dengan cara dibalik / tutup dibawah )