nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web...

28
PENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM Buku Penuntun ini berlaku bagi Mahasiswa S1, yang melakukan praktikum di Laboraturium Beton jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMA. Mahasiswa berkewajiban memahami uraian dalam buku pedoman ini sebelum melaksanakan kegiatan praktikum. Buku pedoman ini menguraikan tata cara penggunaan fasilitas laboraturium, petunjuk pelaksana praktikum dasar dan petunjuk pembuatan laporan praktikum. TATA CARA PENGGUNAAN LABORATORIUM Laboraturium struktur dan bahan sebagai salah satu unit pelaksana teknis kegiatan akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat dilingkungan UMA, mempunyai fasilitas untuk pelaksanaan praktikum, penelitian dan sebagai badan resmi pelayanan teknis kegiatan konstruksi di bidang ilmu rekayasa teknik sipil. Ketentuan dan tata cara penggunaan laboratorium bagi para praktikun adalah 1. Administrasi Pengaturan administrasi bagi pelaksanaan praktikum yang merupakan bagian dari kegiatan suatu mata kuliah, dilakukan oleh dosen pengajar mata kuliah yang bersangkutan dengan pengelola laboratorium dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku di jurusan Teknik Sipil. Administrasi pelaksana praktikum kegiatan akademik yang bukan kegiatan dari suatu mata kuliah akan di atur sesuai dengan kondisi operasional penggunaan fasilitas dan peralatan laboratorium. 2. Persyaratan Tata Kerja Praktikum Praktikan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja dan ketertiban selama melakukan praktikum. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap praktikan : 1. Telah memenuhi persyaratan secara administratif untuk melaksanakan praktikum dengan mendapatkan kartu praktikum dari Tata Usaha Laboratorium. 2. Telah memiliki buku Pedoman Praktikum di Laboratorium Struktur dan Bahan sebagai buku pegangan dalam pelaksanaan praktikum. 1

Transcript of nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web...

Page 1: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

PENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA

UMUMBuku Penuntun ini berlaku bagi Mahasiswa S1, yang melakukan praktikum di Laboraturium Beton jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMA. Mahasiswa berkewajiban memahami uraian dalam buku pedoman ini sebelum melaksanakan kegiatan praktikum. Buku pedoman ini menguraikan tata cara penggunaan fasilitas laboraturium, petunjuk pelaksana praktikum dasar dan petunjuk pembuatan laporan praktikum.TATA CARA PENGGUNAAN LABORATORIUMLaboraturium struktur dan bahan sebagai salah satu unit pelaksana teknis kegiatan akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat dilingkungan UMA, mempunyai fasilitas untuk pelaksanaan praktikum, penelitian dan sebagai badan resmi pelayanan teknis kegiatan konstruksi di bidang ilmu rekayasa teknik sipil.Ketentuan dan tata cara penggunaan laboratorium bagi para praktikun adalah 1. AdministrasiPengaturan administrasi bagi pelaksanaan praktikum yang merupakan bagian dari kegiatan suatu mata kuliah, dilakukan oleh dosen pengajar mata kuliah yang bersangkutan dengan pengelola laboratorium dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku di jurusan Teknik Sipil. Administrasi pelaksana praktikum kegiatan akademik yang bukan kegiatan dari suatu mata kuliah akan di atur sesuai dengan kondisi operasional penggunaan fasilitas dan peralatan laboratorium.2. Persyaratan Tata Kerja PraktikumPraktikan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja dan ketertiban selama melakukan praktikum. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap praktikan :1. Telah memenuhi persyaratan secara administratif untuk melaksanakan praktikum dengan

mendapatkan kartu praktikum dari Tata Usaha Laboratorium.2. Telah memiliki buku Pedoman Praktikum di Laboratorium Struktur dan Bahan sebagai buku

pegangan dalam pelaksanaan praktikum.3. Tidak boleh merokok.4. Untuk menjaga kebersihan ruangan/peralatan laboratorium, terutama setelah selesai

melaksanakan pekerjaan praktikum. Praktikan bertanggung jawab untuk membersihkan ruangan kerja dan peralatan.

5. Dalam pelaksanaan praktikum, teknisi laboratorium adalah pengelola laboratorium yang menyediakan kebutuhan kerja praktikan. Praktikan tidak dibenarkan tanpa sepengetahuan Instruktur atau Teknisi melakukan pengoperasian peralatan praktikum yang memerlukan prosedur teknis dan mekanisme kerja khusus. Praktikan bertanggung jawab atas perbaikan kerusakan atau penggantian peralatan laboratorium, bila terjadi kelalaian didalam penggunaan peralatan, yang mengakibatkan peralatan tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya.

1

Page 2: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

PEMERIKSAAN BERAT JENIS SEMEN (M1)

Tujuan PercobaanPemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis semen. Berat jenis semen

adalah perbandingan antara berat volume kering semen pada suhu kamar dengan berat volume suling pada 4oC, yang volumenya sama dengan volume semen.

Peralatan 1. Botol Le Chatelier (piknometer)2. Kerosin bebas air atau naptha dengan berat jenis 62 API (American Proteleum

Institute),bisa juga dengan tawas yang dihancurkan.

BahanContoh semen ditimbang seberat 50 gram.

Prosedur Praktikum1. Botol Le Chatelier (piknometer) diisi dengan kerosin atau naptha sampai antara skala 0 dan 1,

keringkan bagian dalam botol diatas permukaan cairan.2. Masukkan botol ke dalam air sebagai usaha menjaga suhu yang konstan untuk

menghindarkan variasi suhu botol yang lebih besar dari 0,2oC.3. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala pada botol (V1).4. Masukkan contoh semen sedikit demi sedikit ke dalam botol. Jangan sampai terjadi ada

semen yang menempel pada dinding botol di atas cairan,sampai gelembung udara tidak timbul lagi dipermukaan.

5. Kemudian baca skala pada botol (V2).

Perhitungan

V1 = pembacaan pertama pada skala botol tanpa semenV2 = pembacaan kedua pada skala botol pakai semen(V1-V2) = Isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan suhu berat tertentu.d = berat air pada suhu 4o C (1 g/cm3)

LaporanBuatlah laporan prosedur mendapatkan nilai berat jenis sampai dua angka dibelakang koma, sesuai dengan formulir.

CatatanBerat jenis semen (semen portland) sekitar 3.15 g/cm3. lakukan percobaan sebanyak dua kali. Selisih yang diizinkan 0.01.

Berat semenBerat Jenis =

x d

(V2-V1)

2

Page 3: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

2. PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT KASAR (M2) dan AGREGAT HALUS (M3)

Tujuan PercobaanMenentukan berat isi agregat halus, kasar atau campuran yang didefenisikan sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volumenya.Peralatana. Timbangan dengan ketelitian 0.1 % berat contohb. Dalam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregatc. Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm, yang ujungnya bulat terbuat dari baja

tahan karat.d. Mistar perata.e. Skop.f. Wadah baja yang cukup kaku silinder dengan alat pemegang berkapasitas sebagai berikut :

Kapasitas (liter)

Diameter (mm)

Tinggi (mm)

Tebal wadah minimum (mm)

Ukuran butir maksimum agregat (mm)

dasar sisi2.8329.43514.15828.316

152.4 + 2.5203.2 + 2.5254.0 + 2.5355.6 + 2.5

154.9 + 2.5292.1 + 2.5279.4 + 2.5284.4 + 2.5

5.085.085.085.08

2.542.543.003.00

12.7025.4038.10101.60

BahanProsedur PraktikumMasukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai daftar no. 1. keringkan dengan oven dengan suhu (110 + 5)o C sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.1. Berat isi Lepas :

a. Timbang dan catatlah berat wadah (W1)b. Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir, dari

ketinggian 5 cm diatas wadah dengan menggunakan sendok atau skop sampai penuh.c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.d. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)e. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1)

2. Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38.10 mm (1.5”) dengan cara penusukan: a. Timbanglah dan catatlah berat wadah (W1)b. Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan

dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara merata.c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.d. Timbang dan catatlah berat wadah serta benda uji (W2)e. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1)

3. Berat isi untuk agregat ukuran butir antara 38.10 mm (1.5”) sampai 101.10 mm (4”) dengan cara penggoyangan :a. Timbanglah dan catat berat wadah (W1)b. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal.c. Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur

sebagai berikut : Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya

kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.

3

Page 4: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi.

d. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.e. Timbang dan catatlah berat wadah serta benda uji (W2)f. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 –W1)

Perhitungan

Hal mana : V adalah isi wadah (dm3)

Gambar 3 : Apparatus Pemeriksaan Berat Volume AgregatLaporanLaporkan hasil pemeriksaan berat isi agregat dalam tabel.CatatanWadah sebelum digunakan harus dikalibrasi dengan cara :a. Isilah wadah dengan air sampai penuh pada suhu kamar, sehingga waktu ditutup dengan plat

kaca tidak terlihat gelembung udara.b. Timbang dan catatlah berat wadah beserta air.c. Hitung berat air = ( berat wadah + air – berat wadah )

Berat air sama dengan berat wadahd. Timbang dan catatlah berat wadah serta benda uji.

3. ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR (M3) dan HALUS (M4)

W3Berat Isi Agregat = ( kg/m3 )

V

4

Page 5: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

Tujuan PercobaanMenentukan pembagian butir (gradasi) agregat. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan agregat kasar. Alat yang digunakan adalah seperangkat saringan dengan ukuran jarring-jaring tertentu.Peralatan a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2 % dari berat benda uji.b. Seperangkat saringan dengan ukuran :

Perangkat Saringan Agregat Kasar :Nomor

Saringan Ukuran lobangmm inch

------

76.20063.50050.80037.50025.00019.100

32.521.510.75

Perangkat Saringan Untuk Agregat Kasar Ukuran # 2(diameter agregat antara ukuran 100 mm- 19 mm)Berat minimum contoh : 35 kg

------

No. 4

50.00037.50025.0019.0012.5009.5004.760

21.51.0.750.500.75

Perangkat Saringan Untuk Agregat Kasar Ukuran # 467(diameter agregat antara ukuran 50 mm- 4.76 mm)Berat minimum contoh : 20 kg

----

No. 4No. 8

25.00019.00012.5009.5004.7602.380

10.750.500.75

-

Perangkat Saringan Untuk Agregat Kasar Ukuran # 67(diameter agregat antara ukuran 25 mm- 2.38 mm)Berat minimum contoh : 10 kg

--

No. 4No. 8No. 16

12.5009.5004.7602.3801.190

0.500.75----

Perangkat Saringan Untuk Agregat Kasar Ukuran # 8(diameter agregat antara ukuran 12.5 mm - 1.19 mm)Berat minimum contoh : 2.5 kg

Perangkat Saringan Agregat Halus (Pasir)Nomor

Saringan Ukuran lobangmm inch

- No. 4 No. 8 No. 16 No. 30

9.5004.7602.380 1.1900.595

3/8----

Perangkat Saringan Untuk Agregat Halus (Pasir)Berat minimum contoh : 500 gram

5

Page 6: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

No. 50 No. 100 No. 200

0.2790.1490.074

---

c. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk pemanasan sampai (110 + 5)o Cd. Alat pemisah contoh (sample spliter)e. Mesin penggetar saringanf. Talam-talamg. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lain.BahanBenda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempatan. Berat dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan, seperti diuraikan pada tabel perangkat saringan.Prosedur Praktikuma. Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan suhu (110 + 5)o C, sampai berat contoh tetap.b. Contoh dicurahkan pada perangkat saringan. Susunan saringan dimulai dari saringan paling

besar diatas paling besar ditetapkan paling atas. Perangkat saringan diguncang dengan tangan atau mesin penggoncang selama 15 menit.

PerhitunganHitunglah persentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat total benda uji.

Gambar 4 Apparatus Untuk Analisis Saringan Agregat Kasar Dan HalusLaporana. Analisis gradasi dengan menetapkan jumlah persentase lolos saringan atau yang tertahan

saringan.b. Membuat grafik akumulatif (kurva gradasi)c. Memeriksa grafik dengan batasan kurva gradasi untuk perencanaan campuran beton.

Berdasarkan hasil analisis, gambarkan kurva gradasi agregat yang ada pada grafik 1. berikan usulan kesesuaian kurva yang ada dengan kurva pembatas utuk perencanaan beton. Apakah yang dapat dilakukan, bila kurva ada tidak memenuhi syarat (tidak berada dalam batasan yang ada) ?

4. PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO. 200 (M5)

Tujuan PercobaanMenentukan jumlah bahan dalam agregat halus yang lolos saringan No. 200 dengan cara pencurianPerlatan (Gambar 5)a. Saringan No. 16 dan No. 200

6

Page 7: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

W1 - W4Jumlah bahan lewat saringan No. 200 = x 100%

W1

b. Wadah pencuci benda uji dengan kapasitas yang cukup besar sehingga pada waktu diguncang-guncang benda uji /air pencuci tidak tumpah.

c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai (110 + 5)o Cd. Timbangan dengan ketelitian 0.1 % berat contohe. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat f. Skop

Gambar 5 Apparatus Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200

BahanBerat minimum contoh agregat pada ukuran maksimum, dengan batasan sebagai berikut :

Ukuran maksimum : 2.36 mm (No. 8) = 100 gram1.18 mm (No. 4) = 500 gram9.50 mm (3/8”) = 2000 gram

19.10 mm (3/4”) = 2500 gram 38.10 mm (1.5”) = 5000 gram

Prosedur Praktikuma. Masukkan contoh agregat yang beratnya 1.25 kali berat minimum benda uji ke dalam talam.

Keringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5)o C, sampai mencapai berat tetap.b. Masukkan benda uji agregat ke dalam wadah, dan diberi air pencuci secukupnya sehingga

benda uji terendam.c. Guncang-guncang wadah dan tuangkan air cucian ke dalam susunan saringan No. 16 dan No.

200.d. Masukkan air pencuci baru, dan ulangilah pekerjaan (c) sampai air cucian menjadi jernih.e. Semua bahan yang tertahan saringan No. 16 dan No. 200 kembalikan ke dalam wadah:

kemudian masukkan seluruh bahan tersebut ke dalam talam yang telah diketahui beratnya (W2). Keringkan dalam oven, dengan suhu (110 + 5)o C sampai mencapai berat tetap.

f. Setelah kering timbang dan catatlah beratnya (W3).g. Hitunglah berat bahan kering tersebut (W4 = W3 – W2).

Perhitungan

7

Page 8: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

W1 = berat uji semula (gram)W2 = berat bahan tertahan saringan No. 200 (gram)Laporan Analisis jumlah bahan yang lewat saringan No. 200 dalam prosen. Jika persentase bahan yang lewat > 5% berarti bahan mempunyai kandungan Lumpur yang tinggi.CatatanPada waktu menuang air cucian, usahakan bahan-bahan yang kasar tidak ikut tertuang.

5. PEMERIKSAAN ZAT ORGANIK pada AGREGAT HALUS (M6)

Tujuan PercobaanMenentukan adanya kandungan bahan organik dalam agregat halus. Kandungan bahan organik yang berlebihan pada unsur bahan beton dapat mempengaruhi kualitas beton.Peralatan (Gambar 6)

8

Page 9: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

a. Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gabus atau bahan penutup lainnya yang tidak bereaksi terhadap NaOH. Volume gelas = 350 ml.

b. Standar warna (organic plate)c. Larutan NaOH (3%).

Pemeriksaan Zat Organik pada Agregat Halus

Gambar 6 Apparatus Pemeriksaan Zat Organik Pada Agregat HalusBahan Contoh pasir dengan volume 115 ml (1/3 volume botol).Prosedur Praktikuma. Contoh benda uji dimasukkan ke dalam botol.b. Tambahkan senyawa NaOH 3%. Setelah dikocok, total volume menjadi kira-kira ¾ volume

botol.c. Botol ditutup erat-erat dengan penutup, dan botol dikocok kembali. Diamkan botol selama 24

jam.d. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan warna standar No. 3 (Apakah

lebih tua atau lebih muda).

Laporan Analisis kotoran organik berdasarkan observasi warna contoh terhadap warna standar No. 3.

6. PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DALAM AGREGAT HALUS (M7)

Tujuan percobaanMenentukan kadar persentase kadar Lumpur dalam agregat halus. Kandungan Lumpur < 5 % merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.

9

Page 10: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

Peralatan ( Gambar 7 )a. Gelas ukurb. Alat pengaduk

BahanContoh pasir secukupnya dalam kondisi lapangan dengan bahan pelarut air biasa.Prosedur Praktikuma. Contoh benda uji dimasukkan ke dalam gelas ukur.b. Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.c. Gelas dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur.d. Simpan gelas pada tempat yangd datar dan biarkan lumpur mengendap setelah 24 jame. Ukur tinggi pasir (V1) dan tinggi Lumpur (V2).

Perhitungan

LaporanLakukan perbandingan hasil pemeriksaan kadar lumpur dengan peraturan dan berikan kesimpulan dari perbandingan tersebut.

CatatanPemeriksaan kadar lumpur ini merupakan cara lain untuk melakukan pemeriksaan kadar lumpur dengan penyaringan bahan lewat saringan No. 200.

7. PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT (M8)

Tujuan PercobaanMenentukan kadar air agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agregat dengan berat agregat semula. Nilai kadar air ini

V2Kadar Lumpur = X 100 %

V1 + V2

10

Page 11: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

digunakan untuk koreksi takaran air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.Peralatana. Timbangan dengan ketelitian 0.1% dari berat contoh.b. Oven yang suhunya dapat diatur sampai (110 + 5)o C.c. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat pengeringan contoh benda uji.Bahan Berat minimum contoh agregat tergantung pada ukuran maksimum, dengan batasan sebagai berikut :Ukuran maksimum

6.30 mm (1/4”) = 0.50 kg9.50 mm (3/8”) = 1.50 kg

12.70 mm (0.5”) = 2.00 kg 19.10 mm (3/4”) = 3.00 kg 25.40 mm (1.0”) = 4.00 kg 38.10 mm (1.5”) = 6.00 kg 50.80 mm (2.0”) = 8.00 kg 63.50 mm (2.5”) = 10.00 kg 76.20 mm (3.0”) = 13.00 kg 88.90 mm (3.5”) = 16.00 kg

101.60 mm (4.0”) = 25.00 kg 152.40 mm (6.0”) = 50.00 kg

Prosedur Praktikuma. Timbang dan catat berat talam (W1)b. Masukkan benda uji ke dalam talam dan kemudian berat talam + benda uji ditimbang. Catat

beratnya (W2).c. Hitung berat benda uji : W3 = W2 – W1d. Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu (110 + 5)o C sampai

mencapai bobot tetap.e. Setelah kering, contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam (W4)f. Hitunglah berat benda uji kering : W5 = W4 –W1

Perhitungan

CatatanKecermatan perhitungan persentase dua angka dibelakang koma.

8. ANALISIS SPECIFIC GRAVITY DAN PENYERAPAN AGREGAT (M9)

Tujuan Percobaan

W3 - W5Kadar Air Agregat = X 100 %

W3

11

Page 12: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

Menentukan “bulk dan apparent” specific-gravity dan penyerapan (absorbtion) dari agregat kasar menurut prosedur ASTM C127. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalama dukan beton.Peralatan (Gambar 8)a. Timbangan dengan ketelitian 0.5 gram yang mempunyai kapasitas 5 kgb. Keranjang besi diameter 203.2 mm (8”) dan tinggi 63.5 mm (2.5”)c. Alat penggantung keranjangd. Ovene. Handuk

Gambar 8 Apparatus Analisis Specific-Gravity dan Penyerapan (absorbsi) Agregat Kasar

BahanBerat contoh agregat disiapkan sebanyak 11 liter dalam keadaan kering muka (SSD = Surface Saturated Dry). Contoh diperoleh dari bahan yang diproses melalui alat pemisah atau cara perempatan. Butiran agregat lolos saringan No. 4 tidak dapat digunakan sebagai benda uji.

Prosedur Praktikuma. Benda uji direndam selama 24 jam.b. Benda uji dikering muka kan (kondisi SSD) dengan menggulungkan handuk pada butiran

agregat.c. Timbang contoh. Hitung berat contoh kondisi SSD = A.d. Contoh benda uji dimasukkan ke keranjang dan diremdam kembali di dalam air. Temperature

air dijaga (73.4 + 3)o F, dan kemudian ditimbang, setelah keranjang digoyang-goyangkan dalam air untuk melepaskan udara yang terperangkap. Hitung berat contoh kondisi jenih = B.

e. Contoh dikeringkan pada temperatur (212 - 130)o F. setelah didinginkan, kemudian ditimbang. Hitung berat contoh kondisi kering = C

Perhitungan

12

Page 13: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

Apparent Specific Gravity= C (C - B)Bulk Specific Gravity kondisi kering = C (A - B)Bulk Specific Gravity kondisi SSD = A (A - B)Persentase (%) penyerapan (aborsi) = A - C X100% C

LaporanMelakukan analisis hasil pengamatan bagi penentuan nilai specific gravity dan persentase absorbsi bahan dalam berbagai kondisi.

9. ANALISIS SPECIFIC GRAVITY DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS (M10)

Tujuan Percobaan

13

Page 14: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

Menentukan “bulk dan apparent” specific-gravity dan penyerapan (absorption) dari agregat halus menurut prosedur ASTM C128. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam adukan beton.Peralatan (Gambar 9)a. Timbangan dengan ketelitian 0.5 gram yang mempunyai kapasitas minimum 1 kgb. Piknometer dengan kapasitas 500 gramc. Cetakan kerucut pasird. Tongkat pemadat dari logam untuk cetakan kerucut pasir.

Gambar 9 Apparatus Untuk Analisis Spesific Grafity dan Penyerapan (absorbsi) Agregat Halus

BahanBerat contoh agregat halus disiapkan sebanyak 100 gram. Contoh diperoleh dari bahan yang diproses melalui alat pemisah atau cara perempatan.Prosedur Praktikuma. Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi

contoh tercurah dengan baik.b. Sebagian dari contoh dimasukkan pada “metal sand cone mold”. Benda uji dipadatkan dengan

tongkat pemadat (tamper). Jumlah tumbukan adalah 25 kali. Kondisi SSD contoh diperoleh, jika cetakan diangkat, butiran-butiran pasir longsor/ runtuh.

c. Contoh agregat halus seberat 500 gram dimasukkan ke dalam piknometer. Isilah piknometer dengan air sampai 90 % penuh. Bebaskan gelembung-gelembung udara dengan cara menggoyangkan piknometer. Rendamlah piknometer dengan suhu air (73.4 + 3)o F Selama 24 jam. Timbang berat piknometer yang berisi contoh dan air.

d. Pisahkan contoh benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu (213 - 230)oF, langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam (1 hari).

e. Timbanglah berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur (73.4 + 3)oF dengan ketelitian 0.1 gram.

Perhitungan

EApparent specific Gravity =

E + D - C E

Bulk Specific Gravity kondisi kering = B + D - C

14

Page 15: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

Hal mana : A = berat piknometerB = berat contoh kondisi SSDC = berat piknometer + contoh + airD = berat piknometer + airE = berat contoh kering

LaporanMelakukan analisis hasil pengamatan bagi penentuan nilai specific gravity dan persentase absorbsi bahan dalam berbagai kondisi.

PERCOBAAN 11

10. PEMBUATAN dan PERSIAPAN BENDA UJI (M11)

EApparent specific Gravity =

E + D - C E

Bulk Specific Gravity kondisi kering = B + D - C

15

Page 16: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

I JUDUL PERCOBAAN : PEMBUATAN DAN PERSIAPAN BENDA UJI

a. Tujuan Percobaan : Membuat benda uji untuk pemeriksaan kekuatan beton.b. Alat – alat percobaan : a. Cetakan silinder, diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

b. Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 60 cm

dengan ujung dibulatkan. Sebaiknya dibuat dari baja

tahan karat.

c. Bak pengaduk beton kedap air atau mesin pengaduk

d. Timbangan dengan ketelitian 0.3% dari berat contoh

e. Mesin tekan yang kapasitas sesuai kebutuhan

f. Satu set alat pelapis (capping)

g. Peralatan tambahan : ember, skop, sendok perata dan

talam.

II PROSEDUR PERCOBAANa. Benda-benda uji (silinder atau kubus) harus dibuat dengan cetakan yang sesuai dengan bentuk

benda uji. Cetakan disapu sebelumnya dengan vaselin, atau lemak, atau minyak, agar mudah nanti

dilepaskan dari beton cetakan.

b. Adukan beton diambil langsung dari wadah adukan beton dengan menggunakan ember atau alat

lainnya yang tidak menyerap air. Bila dirasakan bagi konsistensi adukan lakukan pengadukan

ulang sebelum dimasukkan ke dalam cetakan.

c. Padatkan adukan dalam cetakan, sampai permukaan adukan beton mengkilap.

d. Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali

tusukkan secara merata. Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak

boleh mengenai dasar cetakan. Pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga tongkat pemadat

boleh masuk antara 25.4 mm ke dalam lapisan bawahnya. Setelah selesai melakukan pemadatan,

ketuklah sisi cetakan perlahan-lahan sampai rongga bekas tusukkan tertutup. Ratakan permukaan

beton dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air dan tahan karat. Kemudian biarkan beton

dalam cetakan selama 24 jam dan tempatkan ditempat yang bebas dari getaran.

e. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.

f. Rendamlah benda uji dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi persyaratan untuk

perawatan (curing), selama waktu yang dikehendaki.

III PERSIAPAN PENGUJIAN

a. Ambillah benda uji yang mau ditentukan kekuatan tekannya dari bak perendam.

Dengan kain lembab, bersihkan kotoran yang menempel.

b. Tentukan berat dan ukuran benda uji.

c. Untuk benda uji berbentuk silinder, lapislah (capping) permukaan atas dan bawah

benda uji dengan mortar belerang dengan prosedur berikut ini :

16

Page 17: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

Lelehkan mortar belerang didalam pot peleleh (melting pot) sampai suhu kira-kira

1300C

Tuangkan belerang cair kedalam cetakan pelapis (capping plate) yang dinding

dalamnya telah dilapisi gemuk tipis-tipis. Diamkan sampai mortar belerang cair

dan menjadi keras.

Dengan cara yang sama lakukan pelapisan pada permukaan yang lainnya.

Catatan

a. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran 20 x 20 x 20 cm, cetakan diisi dengan adukan

beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapisan dipadatkan dengan 29 kali tusukan.

b. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi dengan adukan

dalam 2 lapis. Tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan. Tongkat pemadat

yang digunakan mempunyai diameter 10 mm, panjang 30 cm.

c. Benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi.

d. Pemeriksaan kekuatan tekan hancur beton biasanya pada umur 3, 7, 14, dan 28 hari.

e. Jumlah minimum benda uji : 2 buah benda uji untuk setiap pemeriksaan.

11.PERCOBAAN SLUMP BETON (M12)

I JUDUL PERCOBAAN : SLUMP BETON

c. Tujuan Percobaan : Penentuan ukuran derajat kemudahan pengecoran adukan beton basah/segar.

d. Bahan-bahan percobaan : Contoh beton segar sesuai dengan isi cetakane. Alat – alat percobaan : a. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter

bagian bawah 20 cm, bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm, bagian atas dan bawah cetakan terbuka.

b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujung dibulatkan (sebaiknya bahan tongkat dibuat dari baja tahan karat).

c. Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap aird. Sendok cekung.

II PROSEDUR PERCOBAANa. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah.b. Letakkan cetakkan diatas pelat.c. Isilah cetakan sampai kira-kira 1/3,kemudian dilakukan pengrojokan dengan tongkat sebanyak 25

kali. Tongkat pemadat harus masuk tepat sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama, penusukan bagian tepi dilakukan dengan tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding cetakan.

17

Page 18: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

d. Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat, tunggu selama setengah menit, dan dalam jangka waktu ini semua kelebihan beton segar di sekitar cetakan harus dibersihkan.

e. Cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas.f. Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji.g. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukkan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata

dari benda uji.

III PERHITUNGAN

Nilai slump = tinggi cetakan - rata-rata benda uji

CatatanUntuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, lakukan 2 kali pemeriksaan untuk adukan yang sama yang kemudian nilai slump yang diukur = hasil rata-rata pengamatan.

12. HAMMER TEST (M13)

I JUDUL PERCOBAAN HAMMER TESTa. Tujuan Untuk memeriksa kuat tekan benda uji beton apakah

telah sesuai dengan mutu beton yang direncakanan

b. Bahan Benda uji yang telah dibuat (kubus dan selinder)c. Alat-alat Concrete test hammer

TimbanganII PROSEDUR PERCOBAAN

1. Benda uji yang telah dipersiapkan dikeluarkan dari dalam perendaman dan dikeringkan dicatatat beratnya.

2. Dengan menggunakan spidol buatlah titik-titik pada permukaan benda uji sebanyak 5 ttk, arah pembuatan titik pada bagian depan dan belakang dengan posisi 00 & pafa bagian atas posisi 900

3. Ambil hammer test letakkan ujung hammer pada titik yang telah dibuat,lalu tekan, catat skala pembaca pada alat tersebut, lakukan pada tiap titik yang ada.

4. Ambil rata-rata dari titik yang ditinjau.III. PERHITUNGAN

Untuk kubus ukuran: 15 x 15 x 15

Titik Depan (00) Belakang (00) Atas (-900)

R R Kg/cm2 R R Kg/cm2 R R Kg/cm2

18

Page 19: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

12345

Total A1 A2 A3

Maka kuat tekan beton dari kubus 15 x 15 x 15 cm adalah:A1 + A2 + A3

=3

Stadart Deviasi (S) adalah:S = ( b - bm)2

( n - 1 )

MODUL PRAKTIKUM

B E T O N

DISUSUN OLEH:Ir. NURMAIDAH, MT

19

Page 20: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MEDAN AREA

DAFTAR ISI

NO PERCOBAAN NAMA PERCOBAAN1 1 ANALISA AYAKAN PASIR2 2 PENCUCIAN PASIR LEWAT AYAKAN No 2003 3 CLAY LUMP PASIR4 4 UNIT WEIGHT (BERAT ISI) AGREGAT HALUS (PASIR)5 5 BERAT JENIS DAN ABSORBSI PASIR6 6 BERAT JENIS DAN ABSORBSI KERIKIL7 7 ANALISA AYAKAN KERIKIL8 8 KEHALUSAN SEMEN9 9 BERAT ISI AGREGAT KASAR (KERIKIL)

20

Page 21: nurmaidah.blog.uma.ac.idnurmaidah.blog.uma.ac.id/.../2017/05/PENUNTUN-PRAKTIKUM.docx · Web viewPENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UMA UMUM

10 10 PEMERIKSAAN BERAT JENIS SEMEN11 11 PEMERIKSAAN BERAT ISI BETON12 12 PERCOBAAN SLUMP BETON13 13 KANDUNGAN AIR DALAM BETON SEGAR14 14 PEMBUATAN dan PERSIAPAN BENDA UJI15 15 HAMMER TEST

21