PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA ......ii peningkatan prestasi belajar fisika...
Transcript of PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA ......ii peningkatan prestasi belajar fisika...
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA
NEGERI 2 KARANGANYAR PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
MENGGUNAKAN MEDIA VIRTUALAB
Skripsi
Oleh : Ilham Cahyadi Prasetyo
K.2308093
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA
NEGERI 2 KARANGANYAR PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
MENGGUNAKAN MEDIA VIRTUALAB
Oleh : Ilham Cahyadi Prasetyo
K.2308093
Skripsi
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Ilham Cahyadi Prasetyo
NIM : K2308093
Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Fisika
menyatakan bahwa skripsi saya berhudul PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MEDIA
VIRTUALAB ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,
sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Ilham Cahyadi Prasetyo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Jamzuri, M.Pd. NIP. 19521118 198103 1 002
Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc NIP. 19770926 200212 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota II
:
:
:
:
Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D
Sri Budiawanti, M.Si
Drs. Jamzuri, M.Pd
Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc
( )
( )
( )
( )
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Ilham Cahyadi Prasetyo. K2308093. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MEDIA VIRTUALAB. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas belajar dan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 menggunakan media komputer dengan program virtualab pada materi Listrik Dinamis.
Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan model Kurt Lewin dan model Kolaboratif dengan pencapaian indikator keberhasilan tercapai pada siklus kedua. Setiap siklus diawali tahap persiapan kemudian dilanjutkan tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 35 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Listrik Dinamis. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan diskusi dengan guru, observer dan siswa, pre-test & post-test, catatan observer, kamera & handycam dan kajian dokumen. Data-data dari hasil penelitian diolah dan dianalisis secara kualitatif yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran virtualab dapat memperbaiki aktivitas belajar siswa dan kemampuan kognitif siswa pada materi Listrik Dinamis kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas belajar pada tiap siklus. Dari indikator aktivitas yang ditentukan terjadi peningkatan aktivitas belajar positif tiap siklus, dari 33,30% di prasiklus menjadi 75,36% di siklus I dan 89,57% di siklus II. Sedangkan aktivitas belajar negatifnya semakin berkurang dalam tiap siklus, yaitu 66,70% di prasiklus menjadi 24,64% di siklus I dan 10,43% di siklus II. Kemampuan kognitif siswa juga meningkat dalam setiap siklus dengan peningkatan nilai rata-rata pre-test ke post-test, yakni 52,34 menjadi 74,06 dengan rata-rata kenaikan pretest dengan postest 50,19% pada siklus I, dan 50,14 menjadi 80,30 dengan rata-rata kenaikan pretest dengan postest 75,27% pada siklus II. Kata kunci : pembelajaran virtualab, aktivitas belajar, kemampuan kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Ilham Cahyadi Prasetyo. K2308093. IMPROVING STUDENT ACHIEVEMENT PHYSICS LEARNING CLASS X.3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR ON DYNAMIC ELECTRICAL SUBJECT USING VIRTUALAB MEDIA. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, January 2013.
The purpose to be achieved in this research is increased learning activity and cognitive ability of grade X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012 using media computer with virtualab program on Dynamic Electrical subject.
Researcher done Classroom Action Research (Classroom Action Research) with Kurt Lewin model and Collaborative model are the success indicator was reached in the second cycle. Each cycle begin preparation stage and then continued to implementation stage, observation stage and reflection stage. The subject of this research is X.3 class of SMA Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012 with total of 35 students with research especially to Dynamic Electrical subject. Data obtained through observation, interview and discussion with teacher, observer and students, pre-test and post-test, observer note, camera & handycam and document review. The data from result of research were processed and analyzed qualitatively conducted in three component, such as data reduction, data presentation and conclusion.
Based on data analyze and discussion can be concluded that application of virtualab learning model can enhance learning activity and cognitive ability of students on Dynamic Electrical subject X.3 class of SMA Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012. It can be seen from the observation result of learning activity in each cycle. From the specified activity indicator increased positive learning activity each cycle, from 33.30% to 75.36% in pre-cycle to cycle I and 89.57% in second cycle. While negative learning activity decreased in each cycle, which is 66.70% to 24.64% in pre-cycle to cycles I and 10.43% in the second cycle. Students cognitive ability are also increased in each cycle with an increase in the average value of pre-test to post-test is 52.34% to 74.06% with an average increase from pretest to posttest of 50.19% in the first cycle, and 50.14% to 80.30% with an average increase from pretest to posttest of 75.27% in the second cycle. Key words: virtualab learning, learning activity, cognitive ability
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (Q.S. Al-Baqarah: 286)
Tiada yang memiliki kebanggan kecuali orang yang berilmu, mereka selalu
memberikan petunjuk kepada orang yang membutuhkan. (Ali Bin Abi Thalib)
Jika ingin hidup mulia janganlah menjadi beban bagi orang lain, tetapi
berusahalah meringankan beban saudaramu yang lain. (K.H. Abdullah
Gymnastiar)
Janganlah takut untuk mencoba sesuatu yang kelihatan sulit, karena setelah
melewati kesulitan, kesuksesan dan kemudahanlah yang akan kita dapat.
Semangat pantang menyerah dan doa kepada Yang Maha Kuasa. (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Ibu dan Ayahku yang telah memberikan doa,
nasehat yang belum bisa terbalas.
Keluarga besar yang selalu memberiku
semangat dan dukungan.
Sahabat-sahabatku Yulian, Aris, Dwi Is,
Wahyu, Huda, Danang, Luki atas bantuan
dan kebersamaannya
Teman- & Teman-teman
MedFlash.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi
ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat
dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd.,M.Si.,Ph.D. Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.
3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Jamzuri, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I Program Fisika
Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
5. Ibu Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Bapak Drs. Bambang Sugeng Maladi,MM. Selaku Kepala SMA Negeri 2
Karanganyar yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
7. Ibu Henry Sugiarti. S,Pd. Selaku guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 2
Karanganyar yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis
melakukan penelitian.
8. Siswa-siswi kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar. Terima kasih atas bantuan
dan kerjasamanya.
9.
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
10. Adik-adikku tercinta yang senantiasa menjadi motivator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
11. Sahabat-sahabatku Fisika 2008 untuk segala dukungan, persahabatan, dan
bantuannya.
12. Teman-teman kost SP yang selalu memberi warna tersendiri untuk segala
dukungan dan kekeluargaannya.
13. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya Skripsi yang telah dikerjakan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ...... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Perumusan Masalah....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian......................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 8
1. Pembelajaran Fisika.................................................................. 8
a. Karakteristik Fisika .............................................................. 8
b. Pembelajaran Fisika ............................................................. 9
2. Media Pembelajaan Virtualab .................................................. 13
a. Media Pembelajaran ............................................................ 13
b. Media Pembelajaran Berbasis Komputer ............................ 15
c. Virtualab .............................................................................. 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Prestasi Belajar........................................................... .............. 17
a. Pengertian Belajar ................................................................ 17
b. Pengertian Prestasi Belajar .................................................. 19
c. Kemampuan Kognitif .......................................................... 21
d. Aktivitas Belajar .................................................................. 23
4. Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 24
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ............................... .. 24
b. Model-model Penelitian Tindakan Kelas ......................... ... 27
5. Konsep Listrik Dinamis ............................................................ 29
a. Hambatan Listrik dan Beda Potensial .................................. 29
b. RangkaianListrik .................................................................. 30
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 34
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 35
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 37
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 38
1. Tempat Penelitian ..................................................................... 38
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 38
B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 38
C. Metode Penelitian .......................................................................... 39
D. Prosedur Penelitian ........................................................................ 39
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data ............................................. 42
1. Data Penelitian.......................................................................... 42
2. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 43
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 43
1. Instrumen Penelitian ................................................................. 43
2. Instrumen Pembelajaran ........................................................... 45
G. Analisis Data ................................................................................. 46
H. Pemeriksaan Validitas Data .......................................................... 47
I. Kriteria Keberhasilan Penelitian ................................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBA ........... 50
A. Keadaan 50
B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I .. 52
1. Tahap Perencanaan ..................... 52
2. Tahap Pelaksanaan ....................... 53
3. Tahap Pengamatan .................... 57
4. Tahap Refleksi ............... 59
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 60
1. Tahap Perencanaan ..................... 60
2. Tahap Pelaksanaan ....................... 61
3. Tahap Pengamatan .................... 64
4. Tahap Refleksi ............... 66
D. Pembahasan dan Pengambilan Keputusan .................................... 67
... 72
A. ... 72
B. 72
74
LAMPIRAN 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Penelitian Formal Dengan Classroom
Action Research............................................................................. 26
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 58
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 64
Tabel 4.3 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa 68
Tabel 4.4 Kemampuan Kognitif Fisika Siswa 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ............................................ 11
Gambar 2.2 Rangkaian Seri........................................................................ 30
Gambar 2.3 Rangkaian Seri Pada Virtualab .............................................. 30
Gambar 2.4 Rangkaian Paralel ................................................................... 31
Gambar 2.5 Rangkaian Paralel Pada Virtualab .......................................... 31
Gambar 2.6 Hukum I Kirchoof .................................................................. 33
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir .................................................................. 36
Gambar 3.1 Skema Pemeriksaan Validasi Data ........................................ 48
Gambar 4.1 Gambar Virtualab ................................................................... 55
Gambar 4.2 Suasana Pembelajaran Virtualab Siklus I ............................... 56
Gambar 4.3 Animasi Virtualab Siklus II.................................................... 62
Gambar 4.4 Kegiatan Pembelajaran Virtualab Siklus II ............................ 63
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa ........................ 69
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa ........................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Jadwal Penelitian .................................................................... 77
Lampiran 2 Silabus Fisika X ...................................................................... 78
Lampiran 3 RPP Pra Siklus ........................................................................ 86
Lampiran 4 RPP Siklus 1 ........................................................................... 94
Lampiran 5 RPP Siklus 2 ........................................................................... 104
Lampiran 6 Pedoman Virtualab (LKS Siklus 1) ........................................ 111
Lampiran 7 Jawaban Pedoman Virtualab (LKS Siklus 1) ......................... 123
Lampiran 8 LKD siklus 2........................................................................... 136
Lampiran 9 Jawaban LKD Siklus 2 ........................................................... 140
Lampiran 10 Soal Siklus 1 ........................................................................... 144
Lampiran 11 Kisi-kisi Soal Siklus 1 ............................................................ 152
Lampiran 12 Soal Siklus 2 ........................................................................... 153
Lampiran 13 Kisi-kisi Soal Siklus 2 ............................................................ 160
Lampiran 14 Nilai Kognitif Siklus 1............................................................ 161
Lampiran 15 Nilai Kognitif Siklus 2............................................................ 163
Lampiran 16 Lembar Observasi ................................................................... 165
Lampiran 17 Hasil Persentase Aktivitas Belajar Siswa ............................... 183
Lampiran 18 Hasil Wawancara Dengan Guru Awal ................................... 184
Lampiran 19 Hasil Wawancara Dengan Observer Pada Siklus I ................. 187
Lampiran 20 Hasil Wawancara Dengan Observer Pada Siklus 2 ................ 189
Lampiran 21 Wawancara Siswa Siklus I ..................................................... 191
Lampiran 22 Wawancara Siswa Siklus 2 ..................................................... 192
Lampiran 23 Surat Keterangan Validasi ...................................................... 194
Lampiran 24 Surat Pengajuan Judul Skripsi ................................................ 211
Lampiran 25 Surat Permohonan Mengadakan Observasi ............................ 212
Lampiran 26 Surat Permohonan Menyusun Skripsi .................................... 213
Lampiran 27 Surat Keputusan Ijin Menyusun Skripsi ................................. 214
Lampiran 28 Surat Ijin Try Out Kepada Rektor .......................................... 215
Lampiran 29 Surat Ijin Try Out Kepada Sekolah ........................................ 216
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 30 SK Penelitian .......................................................................... 217
Lampiran 31 Dokumentasi Penelitian .......................................................... 218
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peseta
didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
mengarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta
didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi
maju dan konsep hidup harmonis dengan alam.
Pelajaran Fisika di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari alam sekitar dan prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan keluasan penerapan Fisika dalam
teknologi. Berdasarkan kenyataan, bahwa metode mengajar di sekolah sekarang
masih banyak menggunakan metode mengajar informatif (ceramah) dan belum
melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar.
SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan salah satu sekolah yang memiliki
masukan siswa dengan prestasi belajar yang bervariasi. Karena prestasi belajar
yang bervariasi inilah maka peran serta siswa dalam kegiatan belajar mengajar di
masing-masing kelas beranekaragam. Khususnya pada siswa kelas X, siswa kelas
X merupakan kelas yang mempunyai keaktifan atau aktivitas siswa yang
bervariasi saat pembelajaran Fisika dan mempunyai kemampuan Fisika (kognitif)
yang bervariasi pula. Hasil observasi pada tanggal 14 September 2012, diperoleh
bahwa di kelas X belum diterapkan pembelajaran Fisika dengan media berbasis
komputer. Kelas X juga belum pernah melakukan praktikum dalam proses belajar
mengajar, hal ini disebabkan karena kurang beraninya guru untuk melakukan
eksperimen atau praktikum secara langsung, kemudian laboratorium Fisika di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 SMA Negeri 2 Karanganyar sedang digunakan sebagai kelas XI IPA 2 karena
ruang kelas yang sedang direnovasi. Guru Fisika juga mengatakan kalau alat
praktikum di laboratorium banyak yang rusak karena termakan umur, kalau ada
yang baru guru belum berani untuk menggunakannya.
Hasil observasi pra-penelitian, wawancara dengan siswa dan guru mata
pelajaran Fisika kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar pada tanggal 2 Maret
2012, ternyata masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat
pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap siswa yang
masih banyak mengobrol dengan teman semeja, meletakkan kepalanya di atas
meja dan asyik bermain sendiri. Ketika guru mengajukan pertanyaan hanya
beberapa siswa saja yang berusaha menjawab pertanyaan dari guru. Bila dilihat
dari hasil kognitif pada materi Optik hanya 8,57% siswa yang dinyatakan tuntas
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75. Sedangkan hasil belajar siswa
pada semester gasal masih terdapat 73,33% siswa yang belum tuntas. Menurut
guru tersebut, salah satu penyebab beberapa masalah tersebut adalah masih
seringnya penggunaan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran. Menurut
salah satu siswa mengemukakan merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung
dengan cara atau metode gurunya mengajar.
Proses belajar mengajar Fisika di sekolah perlu selalu ditingkatkan agar
kualitas pembelajaran selalu terjaga dan hasil yang diharapkan dapat memenuhi
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil
dengan baik, sebaiknya siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya.
Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat dproses
dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk
menerima dan mengolah informasi semakin besar keungkinan informasi tersebut
dimengerti dan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-
pesan dalam materi yang disajikan.
Komputer menjadi satu teknologi penting dalam masyarakat, karena
banyak digunakan dalam kegiatan bisnis, di sekolah, dan di rumah. Pada tahun-
tahun belakangan, pemanfaatan komputer mendapat perhatian besar karena
kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 Banyak materi pelajaran yang dapat disampaikan melalui komputer, jika siswa
memiliki kemampuan menggunakan komputer. Selain itu media komputer dapat
dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa atau guru. Penggunaan komputer dalam
proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya tergantung kecakapan
pendesain dan pengembang pembelajaran, bisa berbentuk permainan (games),
mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk
visual dan audio yang dianimasikan.
Animasi merupakan suatu teknik pergerakan gambar atau paparan yang
dihasilkan oleh gabungan dari media komputer. Secara sederhana, animasi
komputer merupakan model pembelajaran menggunakan program komputer untuk
mensimulasikan beberapa percobaan Fisika, tidak lewat percobaan di
laboratorium, tetapi lewat monitor komputer dan siswa dapat mempelajarinya dari
simulasi itu. Dalam Paul Suparno, (2007: 110) dapat diringkas beberapa
keuntungan dengan menggunakan simulasi komputer, antara lain: (1) Dapat
dilakukan oleh siswa kapanpun termasuk di rumah sehingga mereka dapat belajar
lebih lama dan mengulangi bahan lebih lama tanpa terkait oleh guru. (2) Dapat
menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alatnya mahal, dengan cara
yang murah dan mudah bahkan dapat dilihat lebih jelas. (3) Reaksi dan kejadian
mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam model sehingga siswa makin jelas
menangkap konsepnya. Misalnya, model gerak atom atau muatan yang sulit
dilihat mata dapat dilakukan dengan simulasi komputer. (4) Para ahli miskonsepi
menemukan bahwa simulasi komputer dapat membantu menghilangkan
miskonsepsi siswa karena siswa dapat membandingkan pemikirannya yang tidak
benar dengan simulasi yang mereka lakukan dan dilihat.
Program Virtualab digunakan untuk membuat rangkaian listrik DC.
Virtualab merupakan sofware Educational
Courseware dan dapat diunduh melelui jaringan
internet pada situs www.pintarmedia.com. Animasi merupakan pilihan yang baik
digunakan sebagai media pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak
guru yang belum menggunakan media berbasis komputer dan masih banyak guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 yang mengalami kesulitan dalam memproses media animasi yang tepat dalam
proses pembelajaran Fisika.
Survei dari 3 sekolah SMA Negeri yang ada di Karanganyar, masing-
masing sekolah mempunyai dua laboratorium komputer yang masing-masing
berisi 20 unit komputer, sehingga setiap sekolah mempunyai 40 unit komputer di
dalam laboratorium komputernya. Namun ternyata penggunaannya belum
maksimal. Fasilitas komputer yang telah dimiliki oleh sekolah tersebut baru
digunakan sebagai media pembelajaran untuk bidang studi teknologi informasi
komputer (TIK). Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan pemanfaatan fasilitas
yang telah dimiliki, yaitu dengan mengoptimalkan penggunaannya dalam rangka
pembelajaran untuk bidang studi yang lain, salah satunya adalah pembelajaran
Fisika.
Berdasar latar belakang masalah tersebut, maka penulis berkeinginan
untuk melakukan peningkatan prestasi belajar Fisika siswa dilihat dari aspek
kognitif, dan aspek aktivitas belajar siswa kelas X.3 dengan menggunakan
Program Virtualab dalam pembelajaran listrik dinamis siswa kelas X SMA Negeri
2 Karanganyar. Peneliti memilih Program Virtualab sebagai pemanfaatan media
komputer yang sudah tersedia di sekolah. Peneliti memilih materi listrik dinamis
karena saat pengambilan data jatuh pada semester dua dan kondisi alat praktikum
khususnya untuk materi Listrik di laboratorium banyak yang rusak. Sehingga
penelitian ini mengambil judul Fisika Siswa
Kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Pada Materi Listrik Dinamis
Menggunakan Media Virtualab
B. Identifikasi Masalah
berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang digunakan masih tradisional yaitu metode cermah.
2. Prestasi belajar siswa bervariasi.
3. Terdapat kelas dengan aktivitas siswa yang aktif dan terdapat kelas dengan
aktivitas siswa kurang aktif dalam pembelajaran fisika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5 4. Belum pernah diterapkannya pembelajaran fisika dengan media berbasis
komputer.
5. Siswa kelas X belum pernah melakukan praktikum dalam pembelajaran
fisika.
6. Kurang beraninya guru untuk melakukan praktikum dalam pembelajaran
fisika.
7. Alat praktikum di laboratorium fisika banyak yang rusak.
8. Terdapat siswa yang tidak memperhatikan guru saat pembelajaran
berlangsung.
9. Hanya ada beberapa siswa yang berusaha menjawab pertanyaan guru.
10. Hasil belajar siswa pada semester gasal 73,33% siswa belum tuntas KKM.
11. Siswa merasa bosan ketika pembelajaran fisika.
12. Banyak guru kesulitan dalam memperoleh program animasi yang tepat untuk
menyampaikan materi fisika kepada siswa.
13. Fasilitas yang lengkap tetapi tidak optimal dalam menggunakan fasilitas
tersebut untuk kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 2 Karanganyar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas, maka
peneliti membatasi masalah agar penelitian ini dapat mencapai tujuan, ruang
lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Penggunaan Program Virtualab, yakni sebuah sofware internasional yang
Educational Courseware Malaysia dan dipublikasikan
melalui jaringan internet pada situs www.pintarmedia.com.
2. Pembelajaran ditinjau dari afektif siswa khususnya aktivitas belajar siswa dan
kemampuan kognitif siswa.
3. Materi Fisika yang diambil pada penelitian ini adalah materi Hukum Ohm
dan hukum kirchoff I untuk SMA kelas X semester 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Rumusan Masalah
berdasrkan identifikasi masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah Program Virtualab dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika
materi Listrik Dinamis siswa kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar?
2. Adakah peningkatan prestasi belajar Fisika siswa dalam pembelajaran Fisika
materi Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar
menggunakan media virtualab dilihat dari aspek kognitif, dan aktivitas belajar
siswa kelas X.3?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menerapkan Program Virtualab dalam pembelajaran Fisika materi
Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas X.3 dilihat dari
aspek kognitif, dan aspek aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika
pada materi Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar
menggunakan media komputer dengan Program Virtualab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:
1. Bagi Guru:
a. Sebagai pertimbangan untuk menggunakan media yang bervariasi dalam
penyampaian materi Fisika.
b. Sebagai pertimbangan untuk menggunakan media berbasis komputer
dalam penyampaian materi Fisika.
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti sebagai calon guru Fisika, untuk memberikan gambaran dalam
menggunakan media yang bervariasi apabila nanti menjadi guru Fisika di
sekolah.
3. Bagi Siswa
Media ini dapat memberi daya tarik tersendiri bagi siswa untuk belajar Fisika,
sehingga siswa tidak merasa bosan dengan metode pembelajaran yang bisa
diterapkan di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Fisika
a. Karakteristik Fisika
Fisika merupakan bagian dari sains. Sains berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya
penguasaan kumpulan pegetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Menurut Conant dalam (Asri Widowati, 2008: 1) mendefinisikan sains
sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama
lain, dan tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk
diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut . Carin & Sund dalam (Asri
Widowati, 2008: 1) mendefinisikan sains adalah suatu sistem untuk memahami
alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol . Oleh karena itu,
IPA harus dipandang sebagai cara berpikir untuk melakukan penyelidikan dan
sebagai kumpulann pengetahuan. Pembelajaran Fisika lebih banyak menekankan
pada pendekatan keterampilan proses yang berhubungan dengan pengamatan
terhadap gejala-gejala alam dan melibatkan siswa secara aktif. Melalui kegiatan
tersebut siswa dapat memperoleh konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum Fisika
melalui observasi, eksperimen, cara berfikir yang logis, kritis, rasional, dan
objektif.
Berdasarkan uraian definisi sains, dapat disimpulkan bahwa Fisika pada
hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan, cara berfikir, dan penyelidikan. Fisika
sebagai kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori,
dan model. Fisika sebagai cara berpikir merupakan aktivitas yang berlangsung di
dalam pikiran orang yang berkecimpung didalamnya karena adanya rasa ingin
tahu dan hasrat untuk memahami fenomena alam. Fisika sebagai cara
penyelidikan merupakan cara bagaimana informasi ilmiah diperoleh, diuji, dan
divalidasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 b. Pembelajaran Fisika
Pelajaran Fisika sebenarnya mudah dipelajari tetapi, sekarang berubah
menjadi mata pelajaran yang sulit dipahami dan tidak disenangi sebagian besar
siswa. Hal ini terjadi karena guru tidak menggunakan pendekatan atau strategi
pembelajaran yang tepat. Secara umum, rendahnya rata-rata perolehan nilai pada
mata pelajaran Fisika mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat
berlangsung sebagaimana mestinya. Kondisi itu antara lain diseabkan konsep
Fisika sekarang lebih sering disampaikan guru kepada siswa sebagai fakta, bukan
sebagai peristiwa atau gejala alam yang harus dinikmati, diukur, dan didiskusikan.
Mengingat Fisika mempelajari tentang benda dan gejala-gejala
kebendaan faktor media adalah sangat penting. Media pada pelajaran Fisika harus
dipilih alat-alat percobaan yang tepat untuk materi yang tepat. Perlu diperhatikan
dalam meramu media dalam wujud percobaan Fisika atau lainnya antara lain:
1) Pilih media yang paling menarik bagi siswa.
2) Pilih media yang paling sederhana.
3) Pilih media yang tidak membahayakan siswa.
4) Pilih media yang menentang bagi siswa.
5) Pilih media yang konsepsual.
dalam (Azhar Arshad, 2010:4)
mengyatakan:
Secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik menggunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Di lain pihak, national education association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual dan peralatannya: dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
Menurut Briggs dalam Arief S. Sardiman mendefinisikan media adalah segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar
seperti film, buku, dan kaset .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dari pandangan pendefinisi media dapat dikatakan bahwa media
merupakan alat yang memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami
sesuatu dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama
dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan
ceramah tanpa alat bantuan.
Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa
sebaiknya diajikan untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Semakin banyak
alat indera yangdignakan untk menerima dan mengolah informasi semakin besar
kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam
ingatan. Menurut Baugh (Azhar Arsyad, 2010: 10) kurang lebih 90% hasil
belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5%
diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi indera lainnya . Sementara itu, Dale
(Azhar Arsyad, 2010: 10) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar
melalui indera pandang berkisar 75% melalui indera dengar sekitar 13%, dan
melalui indera lainnya sekitar 12% .
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai
onc of
Experience (Kerucut Pengalaman Dale). Kerucut (Gambar 2.1) merupakan
elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan
oleh Bruner. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung
(konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian
melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di
puncak krucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu.
Dasar pengembangan kerucut di bawah bukanlah tingkat kesulitan,
melainkan tingkat keabstrakan jumah jenis indera yang turut serta selama
penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memerikan
kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang
terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan,
pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Ini dikenal dengan learning by
doing misalnya keikutsertaan dalam melakukan percobaan di laboratorium.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Nana Sudjana, 2009: 109)
Penjelasan:
1) Pengalaman langsung Dalam pengalaman ini anak mengalami sendiri, berbuat sendiri. Dengan cara ini akan memperoleh pengalaman secara langsungsehingga hasilnya akan lebih berarti padanya.
2) Pengalaman langsung melalui benda-benda tiruan Karena tidak semua hal dapat dipelajari secara langsung maka banyak hal yang dipelajai secara langsung maka banyak hal yang dipelajari melalui banda tiruan.
3) Pengalaman melalui dramatisasi Dengan berdramatisasi anak berkesempatan melakukan, menafsirkan, dan memerankan uatu peranan tertentu.
4) Pengalaman melalui demonstrasi Pada demonstrasi, anak kelihatannya tidak seaktif pada ketiga jenis diatas. Anak lebih banyak melihat dari pada berbuat. Jadi demonstrasi lebih abstrak dari pada dramatisasi.
5) Pengalaman melalui karyawisata Karyawisata adalah kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Dalam karyawisata siswa menganaisis, mengobservasi, dan meneliti sesuatu di luar kelas.
Lambang kata
Lambang Visual
Perekam Radio
Televisi dan Gambar Hidup
Pameran
Karyawisata
Demonstrasi
Pengalaman melalui drama
Pengalaman melelui benda-benda tiruan
Pengalaman langsung dan bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
6) Pengalaman melalui pameran Dalam pameran diperlihatkan benda-benda ealistik, dengan maksud menyajikan suatu ide atau gagasan.
7) Pengalaman melalui televisi dan gambaran hidup Alat ini berpengaruh pada anak melalui pendengaran dan penglihatan. Jadi, pengalaman yang diperolehnya tidak langsung tetapi membutuhkan penghayatan yang tinggi.
8) Pengalaman melalui radio dan rekaman Pengalaman ini hanya membutuhkan pendengaran saja, sehingga lebih sulit lagi dibandingkan dengan televisi dan gambar hidup.
9) Pengalaman melalui lambang-lambang visual Pengalaman ini memerlukan penghayatan dan pemikiran yang tajam, sebab harus menterjemahkan lambang tadi untuk membentuk suatu pengertian.
10) Lambang kata Merupakan pengganti ha-hal yang bersifat konkret. Kata-kata adalah abstraksi yang mutlak. (Nana Sudjana, 2009: 107-108)
Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga
dalam pembelajaran harus mempertimbangkan strategiatau metode pembelajaran
ayang efektif dan efisien yaitu salah satunya melalui kegiatan praktik. Hal ini
dikarenakan melalui kegiatan praktik, siswa melakukan plah pikir dan juga olah
tangan . (Raysuryo, 2012).
Kegiatan praktik menurut Kerr merupakan percobaan yang disampaikan
oleh guru dalam bentuk demonstrasi, demonstrasi secara kooperatif oleh
sekelompok siswa, maupun percobaan dan observasi oleh siswa. Kegiatan
tersebut dapat berlangsung di laboratorium atau tempat lain. (Zuhdan, 2001: 27).
Tercantum dalam makalah berjudul Peranan Praktikum Dalam
Pembelajaran Biologi terdapat penjelsan: Sedikitnya ada empat alasan yang dikemukakan para pakar pendidikan IPA mengenai pentingnya kegiatan praktikum (Woolnough & Allsop, 1985: 5- 8). Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperirnen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran. (http://file.upi.edu)
Dalam uraian mengenai peranan praktikum, pembelajaran Fisika yang
tepat adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan aktif siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13 dalam menggunakan semua indera melalui memahami dan menyerap konsep-
konsep Fisika melalui kegiatan ilmiah. Siswa perlu berinteraksi secara langsung
dengan objek-objek konkret karena Fisika bukan hanya teori-teori yang
menjelaskan gejala-gejala fisis saja, tetapi juga proses untuk mencari penjelasan
mengenai gejala-gejala fisis tersebut, sehingga keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran ini diharapkan akan berpengaruh pada pertumbuhan kinerja ilmiah
siswa.
2. Media Pembelajaran Virtualab
a. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari
perantara atau pengantar. Menurut
Association for Educational Communications and Technology (AECT) dalam
Azhar Arsyad (2010: 3) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang
digunakan untuk menyalurkan informasi. Sedangkan Soemarsono (2007: 67)
menyataka Media pendidikan adalah media dimana penggunaannya
diintegrasikan dengan tujuan maupun isi pengajaran yang biasa dituang dalam
Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dengan tujuan untuk mempertinggi
sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan
kepada penerima pesan.
Garlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2010: 12-14) mengemukakan tiga
ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang
dapat dilakukan oleh media yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh guru.
Adapun ringkasan ketiga ciri tersebut yaitu:
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property), menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa
atau objek.
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property), merupakan transformasi
kejadian atau objek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3) Ciri Distributif (Distributive Property), memungkinkan suatu kejadian
atau objek ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
menstimulasikan pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian
tersebut.
Sedangkan menurut Soemarsono (2007: 70), ciri-ciri umum media
pendidikan yaitu: (1) media tersebut pada umumnya dapat dilihat dan didengar (2)
media pendidikan merupakan alat bantu belajar mengajar di kelas maupun di luar
kelas, (3) media pendidikan merupakan perantara yang digunakan untuk
pendidikan dan (4) media p
Soemarsono (2007: 73) juga menyampaikan pengelompokan jenis-jenis
media pendidikan. Adapun hasil pengelompokannya yaitu:
1) Media asli dan tiruan. 2) Media grafis. 3) Media proyeksi (Visual Aids) yang dibagi menjadi proyeksi diam (Still
Projection) dan proyeksi gerak (Movies Projection). 4) Media dengar (Audio Media). 5) Media dengan pandang (Audio Visual Aids). 6) Media cetak (Printed Materials).
Secara umum, menurut Arief S. Sadiman (2010: 17-18) media
pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: (1) objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film atau model, (2) objek yang kecil, bisa dibantu dengan film, gambar, (3) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse.
3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sifat pasif anak. Dalam hal ini media pembelajaran berfungsi untuk: (1) menimbulkan kegairahan belajar, (2) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, (3) memungkinkan si pebelajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Dalam memilih media pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa
faktor terkait sehingga media dapat mendukung pencapaian tujuan yang
ditetapkan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: (1) faktor manusiawi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 yang bersumber dan berkenaan dengan faktor siswa (pelajar) dan faktor guru. (2)
faktor komunikasi yang efektif, yang bertalian dengan faktor siswa, faktor isi
pelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai. (3) faktor biaya yang reasonable, yang
bertalian dengan faktor tujuan yang hendak dicapai, faktor pasaran, dan faktor
keadaan. (4) Faktor hambatan-hambatan praktis, yang bertalian dengan faktor
keadaan, fa (Oemar Hamalik, 2003: 203).
Dari batasan-batasan media dapat disimpulkan bahwa media adalah alat
komunikasi dan sumber informasi. Fungsi utama media adalah untuk
mempermudah komunikasi dan proses belajar. Media pembelajaran yang
digabungkan dengan pengalaman langsung dapat membantu siswa
mempersatukan pengalaman sebelumnya dan memfasilitasi belajar dari konsep
yang abstrak.
b. Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi juga semakin
mengembangkan bentuk dan vareasi media pembelajaran. Menurut Thompson
dalam Wijaya Kusuma (2010:320) Komputer yang digunakan dalam
pembelajaran dapat memberikan manfaat, yakni saat digunakan komputer
meningkatkan motivasi pembelajaran. Para siswa akan menikmati kerja komputer
ini dan komputer memberikan tantangan disampingmkomputer menampilkan
perpaduan antar text, gambar (foto), film (video), animasi gerak, dan suara secara
bersamaan maupun bergantian.
Wankat & Oreonovicz dalam Made Wena (2009:205) menjelaskan
bahwa keuntungan utama metode pembelajaran berbasis komputer adalah
memberi kemudahan bagi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran lebih
lanjut. Demikian pula pembelajaran berbasis komputer memiliki beberapa
keuntungan antara lain sebagai berikut.
1). Dapat mengakomodasi siswa yang lamban karena dapat menciptakan iklim belajar yang efektif dengan cara yang lebih individual.
2). Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena tersedianya animasi grafis, warna, dan musik.
3). Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan belajar dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Disamping itu, menurut Made Wena (2009:205) pembelajaran komputer
juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut.
1). Hanya efektif digunakan oleh satu orang atau kelompok kecil. 2). Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau
hanya merupakan tampilan seperti buku teks biasa, maka siswa cepat bosan.
3). Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat merancang pembelajaran lewat media komputer, ia harus bekerja sama dengan ahli programmer komputer grafis, juru kamera, dan teknisi komputer.
Mengacu pada beberapa keuntungan dan kelemahan yang diperoleh,
maka penggunaan komputer dalam pembelajaran diyakini mampu membantu
siswa dalam memahami isi/ materi pelajaran. Oleh karena itu, pengembangan
pembelajaran berbasis komputer dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat
penting dan harus dilakukan oleh guru.
c. Virtualab
Virtualab merupakan suatu program pembelajaran Fisika berbasis
komputer. Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam
dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat
dipasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization) dan media
rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud
dan tujuan pembelajaran tertentu(media by design) . (Sadiman,2012:83).
Dari pernyataan tersebut dapat dikategorikan bahwa media komputer
merupakan media rancangan karena didalam penggunaannya sangat diperlukan
perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan.
Adapun cara belajar mengajar menggunakan komputer adalah melalui:
1) Tutorial dengan komputer
2) Praktek latihan kecakapan
3) Demonstrasi
4) Permainan
5) Simulasi dengan komputer
6) Menulis dengan komputer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Penggunaan Program Virtualab dalam praktikum simulasi tidaklah mahal
jika dibandinkan dengan praktikum riil. Praktikum riil memerlukan alat dan
harganya terkadang tidak terjangkau. Alat-alat di laboratorium semakin hari juga
semakin banyak yang rusak, karena dimakan usia atau rusak karena
penggunaannya kurang tepat. Dengan pemanfaatan Program Virtualab, sekolah
hanya menyediakan seperangkat kamputer. Apabila di abad XXI teknologi sudah
semakin berkembang, sehingga komputer merupakan hal yang bisa dan setiap
siswa pasti sudah pandai mengoperasikannya.
Animasi virtualab sangat menarik untuk mengajarkan materi Fisika yang
berhubungan dengan elektronik, terutama materi Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoff I tentang rangkaian seri paralel, karena didesain sedemikian rupa
sehingga dapat dibuat rangkaian seri maupun paralel komponen listrik sesuai
dengan keinginan yang mengoperasikan.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Untuk memahami arti dari belajar maka akan diawali dengan
mengemukakan beberapa definisi-definisi belajar.
Pengertian belajar menurut Slameto (2010: 2
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan li ) juga
ditunjukkan dalam bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap,
tingkah laku, ketrampilan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada
individu yang belajar.
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari perjalanan individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang dialami secara langsung dan aktif
oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang
direncanakan dan disajikan di sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar
lajar
merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen
sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan
tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan (fatigue), kematangan ataupun karena
mengkonsumsi obat terten
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 165-167) bahwa prinsip
umum belajar adalah sebagai berikut:
1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan. 2) Belajar berlangsung seumur hidup. 3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor
lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri. 4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan. 5) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu. 6) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru. 7) Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. 8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang
paling kompleks. 9) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. 10) Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau
bimbingan dari orang lain.
Untuk lebih memahami, Cronbanch mengemukakan adanya unsur-unsur
utama dalam belajar. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tujuan Belajar diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan dan untuk memahami suatu kebutuhan.
2) Kesiapan Untuk dapat belajar dengan baik seorang individu perlu memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.
3) Situasi Belajar berlangsung dalam situasi belajar yang melibatkan tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4) Interpretasi Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi, yaitu melihat hubungan antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan pencapaian tujuan.
5) Respon Berpegang dari hasil interpretasi, maka individu memberikan respon dalam belajar.
6) Konsekuen Setiap usaha pasti akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi entah itu berhasil ataupun kegagalan, demikian juga dengan usaha belajar siswa.
7) Reaksi terhadap kegagalan Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang akan terjadi adalah kegagalan yang dialami siswa. Bagaimana reaksi siswa saat menerima suatu kegagalan tersebut. (Nana Syaodih Sukmadinata 2009: 157)
Dari berbagai tinjauan tentang belajar, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses kegiatan yang ditandai dengan adanya suatu perubahan
yang terjadi pada individu, baik berupa tingkah laku, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan yang sifatnya menetap dalam waktu yang lama.
Perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan individu dalam
upaya mencapai tujuan dari belajar.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari
hasil belajar siswa atau prestasi belajarnya. Hasil belajar seorang siswa dapat
dilihat dari prestasi yang telah dicapainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
diterangkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai,
dilakukan untuk mendapatkan suatu kecakapan dan kepandaian (Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991: 108). Jadi prestasi
belajar adalah hasil dari perbuatan belajar dan bertujuan untuk mendapatkan
kecerdasan.
Sedangkan L.L Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983) mengatakan bahwa
Achievement (prestasi) adalah isi kapasitas seseorang. Yang dimaksud adalah
hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti didikan ataupun latihan tertentu.
I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang yang telah melakukan
atau mengerjakan suatu proses pendidikan.
Setiap proses akan membuahkan hasil. Demikian pula dengan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya . Dari uraian mengenai hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan baru siswa yang dimiliki karena adanya
proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan kompetensi didasarkan pada
klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotor
Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni gerakan
reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif, dan
interpretative
(Nana Sudjana, 2009: 22-31).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Selain pendapat taksonomi Bloom di atas, Gagne dalam Slameto (2010:
14-15) juga mengungkapkan bahwa ada lima macam kemampuan manusia yang
merupakan hasil belajar, yaitu:
1) Ketrampilan intelektual yang merupakan hasil belajar terpenting. 2) Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang, termasuk
kemampuan memecahkan masalah. 3) Informasi verbal. 4) Kemampuan motorik yang diperoleh di sekolah. 5) Sikap dan nilai yang berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan kedua pendapat Nana Sudjana dan Gagne, dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu kemampuan intelektual, sikap dan nilai, serta kerja atau kemampuan
bertindak. Dalam penelitian kali ini, prestasi yang diihat adalah kemampuan
kognitif dan aktivitas belajar siswa.
c. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk
menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk pemecahan
masalah yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Tanpa
kemampuan kognitif, mustahil siswa dapat memahami faedah dan menangkap
pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang diikuti. Itulah
sebabnya pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan
kognitif para siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab.
Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil
belajarnya. Hasil belajar secara umum dikelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan menurut Bloom, hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Bloom dan beberapa ahli pendidikan memiliki pendapat yang sama
dalam mengklasifikasikan kemampuan kognitif. Pengklasifikasian kemampuan
kognitif yang tercantum dalam Nana Sudjana (2009: 23-29) secara ringkas yaitu
adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan mencakup ingatan siswa akan hal-hal yang pernah dipelajari dan
disimpan dalam ingatan. Pengetahuan dapat meliputi fakta, kaidah, dan prinsip
yang diketahui.
2) Pemahaman (comprehension)
Pemahaman mencakup kemampuan siswa untuk menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari. Pemahaman meliputi pengertian terhadap hubungan
antar faktor, hubungan antar konsep, hubungan sebab akibat, dan penarikan
kesimpulan.
3) Penerapan (application)
Penerapan mencakup kemampuan siswa untuk menerapkan suatu kaidah atau
prinsip pada suatu kasus atau masalah yang konkret dan baru atau penggunaan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
4) Analisis (analysis)
Analisis mencakup kemampuan siswa untuk merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat
dipahami dengan baik. Adapun kemampuan ini dinyatakan dalam
penganalisisan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar bersama-
sama dengan hubungan antar bagian-bagian itu.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis mencakup kemampuan siswa untuk membentuk suatu kesatuan atau
pola baru meliputi menggabungkan berbagai informasi menjadi suatu
kesimpulan atau konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23 6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi mencakup kemampuan siswa untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama pertanggung jawaban pendapat
tersebut yang berdasarkan kriteria tertentu, kemampuan ini dinyatakan dalam
memberikan penilaian terhadap sesuatu
Kemampuan kognitif mempunyai enam klasifikasi, tetapi penguasaan tiap
tingkatan itu berdasarkan jenjang perkembangan usia dan kedewasaan anak didik.
Pada jenjang SMA kemampuan kognitif yang harus dikuasai adalah tingkat satu
sampai tingkat empat, yaitu dari pengetahuan sampai analisis.
d. Aktivitas Belajar
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku.
Dalam proses belajar, aktivitas peserta didik merupakan permasalahan yang
sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru agar proses belajar mendapat
hasil yang optimal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 31),
Jadi aktivitas belajar siswa adalah setiap kegiatan atau kesibukan yang dilakukan
oleh siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan menurut Sardiman (2010:
95
aktif, karena tanpa aktivitas kegiatan pembelajaran tidak mungkin dapat terjadi.
Dalam merancang pembelajarannya, seorang guru harus mampu
mengarahkan dan mengoptimalkan keaktifan yang telah dimiliki oleh setiap
siswa. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah.
Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim
terdapat di sekolah sekolah tradisional. Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip
oleh Sardiman (2010: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan
siswa yang digolongkan menjadi 8 aktivitas adalah sebagai berikut:
1) Visual activities meliputi kegiatan membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, atau pekerjaan orang lain,
2) Oral Activities termasuk menyatakan pendapat, 3) Listening activities termasuk kegiatan mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4) Writing activities meliputi menulis karangan, cerita, laporan, angket, menyalin,
5) Drawing activities meliputi kegiatan menggambar, membuat grafik, peta, diagram,
6) Motor activities contohnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi, bermain, berkebun, beternak,
7) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan dan aktivitas,
8) Emosional activities, termasuk menaruh minat, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tegang.
Berbagai macam kegiatan aktivitas harus berusaha diciptakan di dalam
kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Aktivitas yang diamati oleh
penelitian adalah visual activities, oral activities, listening activities, writing
activities, dan drawing activities.
4. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Suharsimi (2010: 2-3) mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan
adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang
dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti
tersebut disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Suharsimi (2010: 58) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah
penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. Sedangkan paper Mohammad Ali Salmani Nodoushan
dalam MJAL1 (2009: 220) yang berjudul Improving Learning and Teaching
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25 Through Action Research menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas berbeda
bentuk dengan penelitian kalitatif dan kuantitatif, fokus penelitian ini adalah
masalah di kelas yang membutuhkan penjelasan dan solusi.
Berdasarkan beberapa pengertian penelitian tindakan kelas, peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang
bersifat reflektif, dengan berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi guru di
kelas dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran. Pemecahan
masalah dilakukan dengan tindakan-tindakan nyata yang terencara dan terukur
oleh guru atau arahan dari guru yang diberikan pada siswa.
Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui
penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi (2010: 58-59) meliputi :
1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/ lapangan/ laboratorium/ bengkel, ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarma wisata, atau mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang diamati adalah guru, siswa, atau keduanya.
5. Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.
6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dala bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara pengelompokan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan pemilik siswa, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Salah satu ciri penelitian tindakan kelas adalah adanya kolaborasi
(kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, dan siswa) dan peneliti (dosen,
widyaswara) dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Suharsimi
(2010 kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan
peneliti sangat penting dalam bersama menggali dan mengkaji permasalahan
nyata yang dihadapi. Terutama dalam kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun
usulan, melaksanakan tindakan, menganalisis data, menyeminarkan hasil dan
menyusun laporan .
Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal. Penelitian
formal bertujuan menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum.
Penelitian tindakan lebih bertujuan memperbaiki kinerja. Perbedaan antara
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1: Perbedaan Antara Penelitian Formal Dengan Classroom Action
Research (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010: 10).
No. Ketentuan Penelitian Formal Penelitian CAR
1. Pelaku Dilakukan orang lain Dilakukan oleh guru yang
bersangkutan
2. Sampel Harus representatif Tidak harus representative
3. Instrumen Harus valid dan reliabel Tidak harus valid dan reliable
4. Statistik Analisis statistik yang
baik
Tidak harus menggunakan
statistic
5. Hipotesis Hipotesis harus jelas Tidak mensyaratkan Hipotesis
6. Teori Harus berlandaskan
teori yang telah ada
Teori tidak terlalu
berpengaruh
7. Fungsi Menguji Teori Memperbaiki praktik
pembelajaran secara langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27 b. Model-Model Penelitian Tindakan Kelas
Model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan sekarang cukup
banyak. Wijaya Kusuma et al (2010:27) menyampaikan model PTK ada 2, yaitu:
model Kurt Lewin dan model Kemmis & McTaggart. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
1) Model Kurt Lewin
Menurut Kurt Lewin, penelitian tindakan terdiri dari empat komponen,
yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting).
2) Model Kemmis & McTaggart
Model Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan konsep yang
diperkenalkan Kurt Lewin hanya saja komponen tindakan (acting) dan
pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan karena keduanya
merupakan tindakan yang tidak terpisah, terjadi dalam waktu yang sama.
Basrowi (2007: 73-75) mengungkapkan model-model penelitian tindakan
kelas sehingga dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Model Guru Sebagai Peneliti
Model penelitian tindakan kelas yang menandang guru sebagai peneliti
memiliki ciri utama yang sangat menonjol dan penting yaitu sangat
berperannya guru sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam
model guru sebagai peneliti, tujuan utama penelitian tindakan kelas
adalah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Pada
model ini guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Dengan model penelitian yang demikian ini, guru
mencari dan menentukan permasalahan penelitiannya sendiri untuk
dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas. Seandainya guru
melibatkan pihak lain dalam penelitian, peranannya tidak dominan.
Sebaliknya, keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif
dalam mencari dan mempertajam permasalahan-permasalahan
pembelajaran yang dihadapi oleh guruyang sekiranya layak untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dipecahkan memaliu penelitian tindakan kelas. Jadi dalam penelitian
tindakan kelas model guru sebagai peneliti, guru berperan sebagai
peneliti dan peran pihak luar sangak kecil dalam proses penelitian.
2) Model Kolaboratif
Model penelitian tindakan kelas kolaboratif melibatkan beberapa pihak
luar baik guru, kepala sekolah, maupun dosen/peneliti dari perguruan
tinggi kependidikan secara simultan dan serempak. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran, memberikan
sumbangan kepada teori pembelajaran atau pendidikan, dan peningkatan
karier guru. Model penelitian kolaboratif selalu diancang dan
dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari guru, peneliti dari perguruan
tinggi kependidikan dan kepala sekolah. Hubungan guru dengan peneliti
dari perguruan tinggi kependidikan bersifat kemitraaan. Artinya, duduk
bersama secara harmonis untuk memikirkan dan menemukan
permasalahan yang akan diteliti penelitian tindakan kelas yang bersifat
kolaboratif. Dalam proses penelitian tindakan kelas yang bersifat
kolaboratif ini bukan pihak luar semata yang bertindak sebagai inovator
dan pembaharu, tetapi guru juga dapat melakukannya melalui kerjasama
dengan peneliti dari pihak perguruan tinggi kependidikan.
3) Model Simultan Terintegrasi
Penelitian tindakan kelas model simultan terintegrasi memiliki dua tujuan
utama. Pertama, untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis
dalam pembelajaran. Kedua, untukmenghasilkan pengetahuan yang
imiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Model penelitian tindakan
kelas yang demikian ini, guru dilibatkan pada proses penelitian kelasnya
terutama pada aspek atau langkah mencobakan tindakan tindakan dan
melakukan refleksi terhadap praktik-praktik pembelajaran dikelas.
Meskipun demikian, permasalahan-permasalahan pembelajaran yang
diteliti dimunculkan dan diidentifikasi oleh peneliti dari luar misalnya
peneliti dari perguruan tinggi kependidikan. Jadi, dalam model penelitian
tindakan kelas ini guru bukan pencetus gagasan terhadap permasalahan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
permasalahan apa yang harus diteliti di kelasnya sendiri. Dengan
demikian, pada model penelitian tindakan kelas ini guru bukan berperan
sebagai inovator. Sebaliknya, sebagai inovator adalah peneliti lain dari
luar guru, misalnya peneliti dari perguruan tinggi kependidikan.
4) Model Administrasi Sosial Eksperimental
Penelitian tindakan kelas model administrasi sosial ekspirimental lebih
menekankan pada dampak dari kebijakan dan praktik pebelajaran.
Meskipun demikian, dalam penelitian model ini guru tidak dilibatkan
dalam perencanaan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi terhadap
praktik pembelajarannya sendiri di kelas. Jadi, dalam penelitian tindakan
kelas model administrasi sosial eksperimental guru tidak banyak
memberikan masukan pada proses penelitiannya. Tanggungjawab penuh
penelitian tindakan kelas model ini terletakpada pihak luar, meskipun
objek penelitian itu terletak dala kelasnya seorang guru tertentu. Dalam
penelitian tindakan kelas model ini peneliti bekerja atas hipotesis tertentu
kemudian melakukan berbagai bentuk tes melalui kegiatan eksperimen.
5. Konsep Listrik Dinamis
a. Hambatan listrik dan beda potensial
Dalam kawat peghantar ada hambatan listrik yang menentukan besar
kecilnya arus listrik. Semakin besar hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya,
dan sebaliknya. George Simon Ohm (1787-1854), melalui eksperimennya
menyimpulkan bahwa arus I pada kawat penghantar sebanding dengan beda
potensial V yang diberikan ke ujung-ujung kawat penghantar tersebut: I V.
Dengan demikian, arus I yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial
antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya.
Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Ohm, dan dinyatakan dengan persamaan: I = VR (2.1)
dengan R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial
antara kedua ujung penghantar, dan I adalah arus yang mengalir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30 b. Rangkaian Listrik
Pada rangkaian listrik sederhana akan memenuhi hukum Ohm seperti
persamaan berikut.
E = I.R (2.2)
Rangkaian sederhana dapat dikembangkan dengan beberapa sumber
tegangan dan beberapa hambatan. Rangkaian beberapa hambatan dan sumber
tegangan ini dapat dibagi beberapa jenis diantaranya seri, pararel dan campuran.
Penjelasan sifat-sifat rangkaian itu dapat dipahami seperti penjelasan berikut:
1) Rangkaian Hambatan Seri
Gambar 2.2. Rangkaian Seri
Gambar 2.3. Rangkaian Seri Pada Virtualab
Rangkaian seri juga disebut rangkaian berderet. Muatan listrik yang
melalui R1 juga akan melalui R2 dan R3. Dengan demikian, arus I yang sama
melewati setiap resistor. Jika V menyatakan tegangan pada ketiga resistor, maka
V sama dengan tegangan sumber (baterai). V1, V2, dan V3 adalah beda potensial
pada masing-masing resistor R1, R2, dan R3. Berdasarkan Hukum Ohm, V1=I.R1,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31 V2=I.R2, dan V3=I.R3. Karena resistor-resistor tersebut dihubungkan secara seri,
kekekalan energy menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan jumlah
semua tegangan dari masing-masing resistor.
V = V1 + V2 + V3 = I.R1 + I.R2 + I.R3 (2.3)
Hambatan total pengganti susunan seri resistor (Rs) yang terhubung
dengan sumber tegangan (V) dirumuskan:
V = I.Rs (2.4)
Persamaan (2.3) disubstitusikan ke persamaan (2.4) didapatkan:
Rs = R1 + R2 + R3 (2.5)
2) Rangkaian Hambatan Paralel
Gambar 2.4. Rangkaian Paralel
Gambar 2.5. Rangkaian Paralel Pada Virtualab
Rangkaian paralel juga disebut rangkaian berjajar. Pada rangkaian paralel
(Gambar 2.4), arus total yang berasal dari sumber (baterai) terbagi menjadi tiga
cabang. Arus yang keluar dimisalkan I1, I2, dan I3 berturut-turut sebagai arus yang
melalui resistor R1, R2, dan R3. Oleh karena itu, muatan kekal, arus yang masuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32 ke dalam titik cabang harus sama dengan arus yang keluar dari titik cabang,
sehingga diperoleh:
I = I1 + I2 + I3 (2.6)
Ketika rangkaian paralel tersebut terhubung dengan sumber tegangan V,
masing-masing mengalami tegangan yang sama yaitu V. Berarti tegangan penuh
baterai diberikan ke setiap resistor, sehingga: I1 = VR1 , I2 = VR2 , I3 = VR3 (2.7)
Hambatan penganti susunan paralel (RP) akan menarik arus (I) dari
sumber yang besarnya sama dengan arus total ketiga hambatan paralel tersebut.
Arus yang mengalir pada hambatan pengganti harus memenuhi: I = VRp (2.8)
Substitusi persamaan (2,6) dan (2.7) ke dalam persamaan (2.8) akan
diperoleh:
I = I1 + I2 + I3 (2.9)
Jika kita bagi setiap ruas dengan V, didapatkan nilai hambatan pengganti
(RP) rangkaian paralel: 1 = 11 + 12 + 13 (2.10)
3) Rangkaian Hambatan Campuran
Rangkaian campuran menunjukkan gabungan dari rangkaian hambatan
seri dan paralel. Sifat-sifat rangkaian Campuran adalah gabungan dari keadaan
sifat rangkaian seri dan rangkaian paralel.
4) Hukum I Kirchhoff
Kirchhoff merumuskan 2 hukum penting tentang rangkaian listrik, yaitu
hukum I dan hukum II Kirchhoff. Hukum I Kirchhoff adalah tentang percabangan
rangkaian listrik, yang menyatakan: Jumlah aljabar dari arus listrik pada titik
cabang ,angkiion listrik sama dengan nol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33 Dengan kata lain, hukum ini menyatakan bahwa jumlah kuat arus listrik yang
masuk ke titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang
(Gambar 2.6) Menurut hukum I Kirchhoff: I1 + I2 + I3 = I4 + I5
Gambar 2.6. Hukum I Kirchhoff
di mana I1, I2, dan I3 , adalah arus-arus yang masuk ke titik cabang A, sedangkan
I4 dan I5, adalah arus-arus yang keluar dari titik cabang A.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Penelitian yang Relevan
Putu Yasa dalam Skripsinya Strategi pembelajaran konsep Dinamika
Partikel dengan pemodelan simulasi komputer di SMA Laboratorium singaraja,
yang tujuan penelitiannya untuk memperoleh bukti empiris dan efektifitas strategi
pembelajaran dengan pemodelan simulasi komputer pada siswa SMA
laboratorium singaraja diperoleh hasil dan menyimpulkan bahwa strategi
pembelajaran dengan pemodelan komputer dapat meningkatkan efektifitas belajar
siswa baik dari segi prestasi maupun minat dan motivasi belajar siswa.
Sidhi Bayuaji (2008) dalam Skripsinya Pengaruh Pembelajaran Berasas
Komputer Model Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Motor
Bakar Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Bandung (Studi Eksperimen Pada
Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Bandung), menyimpulkan bahwa penggunaan
pembelajaran berasas komputer model simulasi memberikan pengaruh terhadap
peningkatan prestasi belajar pada ranah kognitif aspek pengetahuan, aspek
pemahaman, dan aspek penerapan dalam materi motor bakar pada siswa kelas X
SMK Negeri 8 Bandung.
Basir dalam Skripsinya, Pembelajaran Fisika dengan metode inkuiri
terbimbing menggunakan virtualab dan realab ditinjau dari gaya belajar dan gaya
berpikir siswa. (studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1 Kebumen pada materi
Listrik Dinamik Tahun Pelajaran 2008/2009). Hasil penelitian secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing
menggunakan media virtualab lebih efektif dari pada menggunakan media
laburatorium riil. Gaya belajar dan gaya berpikir siswa merupakan variabel
penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar. (Basir, 2012 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
C. Kerangka Berpikir
Dalam proses belajar mengajar tujuan pembelajaran merupakan salah
satu komponen yang penting. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses tersebut
meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomoorik. Untuk menapai tujuan
yang yang diinginkan dalam suatu proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien, maka seorang guru biasanya akan memilih metode dan media yang tepat
untuk menyampaikan suatu topic yang sedang dibahas. Berdasarkan kenyataan,
bahwa metode mengajar di sekolah saat ini masih banyak menggunakan metode
mengjar secara informatif dan nampaknya belum melibatkan siswa secara aktif
dalam proses belajar, yaitu guru berbicara atau bercerita dan siswa mendengarkan
dan mencatat.
Media pembelajaran Fisika harus dipilih secara tepat, yang sesuai dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan. Jangan sampai menggunakan alat
percobaan yang tidak sesuai dengan percobaan sehingga dapat menimbulkan salah
konsep.
Program Virtualab yang digunakan untuk menyampaikan materi hukum
Ohm dan hukum Kirchoff I. Program ini dilengkapi dengan gambar bergerak serta
suara didesain agar dapat menarik dan meningkatkan motivasi siswa untuk lebih
menekuni materi yang disampaikan. Di samping itu, sesuai dengan kerucut
pengalaman Dale ( ) kedudukan virtualab masih terletak
dalam satu golongan dengan pengalaman langsung yaitu fase berbuat.
Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa penyusunan kerucut pengalaman
Edgar Dale didasarkan pada tingkat keabstrakan (jumlah jenis indera yang turut
serta selama penerimaan isi pelajaran atau pesan). Dasar kerucut meupakan hal-
hal yang bersifat konkret sampai ke puncak yang bersifat abstrak.
Dengan media animasi Program Virtualab pengalaman siswa menjadi
beragam, karena melibatkan indera pengihatan dan pendengaran yang hasilnya
jauh lebih baik dari pada penyampaian materi pelajaran yang menggunakan
ceramah biasa. Dengan media yang lengkap diharapkan prestasi belajar siswa juga
menjadi semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Dari uraian di atas, diduga bahwa penerapan pembelajaran berbasis
komputer dengan menggunakan Program Virtualab dapat meningkatkan kulaitas
belajar siswa yang mencangkup kaualitas proses dan hasil belajar. Skema
kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.7 di bawah ini :
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir
Tidak Berhasil
Siklus I Menerapkan pembelajaran berbasis komputer dengan program virtual yang menekankan menemukan konsep.
Siklus II Menerapkan variasi pembelajaran berbasis komputer dengan program virtual yang menekankan menemukan konsep dengan memperbanyak latihan soal.
KONDISI AWAL
Guru: Belum menerapkan pembelajaran berbasis komputer dengan program virtualab . Siswa: Kualitas proses dan hasil belajar siswa rendah
Diduga melalui penerapan metode pembelajaran berbasis komputer dengan program virtual dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar pada materi pokok hukum ohm dan hukum kirchoff I.
KONDISI AKHIR TINDAKAN
Menerapkan pembelajaran berbasis komputer dengan program virtualab.
Berhasil
Berhasil
Tidak Berhasil
Siklus Selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir serta perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah Program Virtualab dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika pada
materi Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar?
2. Adakah peningkatan prestasi belajar Fisika siswa dalam pembelajaran Fisika
materi Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar
menggunakan media virtualab dilihat dari aspek kognitif, dan aktivitas belajar
siswa kelas X.3?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar. Sekolah
tersebut terletak di Jalan Ronggowarsito Bejen, Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei Tahun
Pelajaran 2011/2012. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut:
a. Tahap persiapan, meliputi : pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing,
pembuatan proposal penelitian, survey ke sekolah yang digunakan untuk
penelitian, permohonan ijin penelitian, menyusun instrumen penelitian yang
terdiri dari Rencana Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, soal-soal kognitif,
angket afektif, lembar observasi.
b. Tahap pelaksanaan, meliputi : semua kegiatan yang berlangsung di lapangan
meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penilitian dan pengambilan data.
c. Tahap penyelesaian, meliputi : menganalisis data dan menyusun laporan
penelitian.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas X.3 semester genap SMA Negeri 2
Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. Pemilihan subjek dalam penelitian ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut mempunyai permasalahan-
permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal. Penggunaan
metode dan media yang telah dirancang, diharapkan tepat diterapkan pada siswa
kelas X semester genap SMA Negeri 2 Karanganyar. Objek penelitian ini adalah
kualitas proses dan hasil belajar siswa. Kualitas proses belajar yang dimaksud
adalah aspek afektif dan aspek psikomotorik. Sedangkan kualitas hasil belajar
yang dimaksud adalah aspek kognitif siswa dan kepuasan siswa terhadap
pembelajaran yang diterapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain tindakan kelas (clasroom action
research). Penelitian tindakan kelas adalah merupakan cara yang praktis dan
sistematis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Pardjono, 2010: 1). Model
ini dipilih didasarkan pada tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu penggunaan
media komputer dengan program virtualab yang dilakukan pada pembelajaran
Fisika untuk meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa SMA Negeri 2
Karanganyar. Penelitian tindakan ini meghendaki adanya pelaksanaan
pembelajaran menjadi lebih baik, yang meliputi proses pembelajaran maupun
hasil dari pembelajaran. Suharsimi (2010: 63) menyatakan bahwa:
Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaboasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permaslahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesa maan tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerja sama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal yang sangat penting, melalui kerja sama secara bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan siswa di sekolah.
Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan dalam penggunaan Program Virtualab
pada proses belajar mengajar yang tepat.
Sebelum melakukan pembelajaran model penelitian tindakan kelas ini,
diadakan pretest untuk mengukur kemampuan awal Fisika siswa. Pretest ini
dilakukan jauh-jauh hari sebelum penlitian ini dimulai dari siswa sebelum pernah
mendapat materi mengenai pokok bahasan tersebut. Setelah siswa melakukan
pretest, kemudian hasil penelitian pretest ini digunakan untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan kelas
tersebut.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan
penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart
yaitu model spiral. Menurutnya sebagai dikutip oleh Suharsimi Arikunto ada
empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan yang menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40 langkah, yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (akting), c) pengamatan
(observasi), d) refleksi (reflecting) (Suharsimi, 2002: 16-19). Keempat komponen
(2008 : 117 -tanda perubahan ke
arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua
Ketika kita berbicara konteks penelitian sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan maka model penelitian tersebut dapat dikembangkan dengan model
penelitian tindakan kelas (classroom action research) sebagimana sudah peneliti
sebutkan di awal. Oleh karena itu, dapat disampaikan kronologi peneliti yang
akan dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar
mengajar khususnya mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 2 karanganyar.
b. Mengidentifikasi permasalan dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam pembelajaran pada umumnya guru menggunakan metode ceramah
tetapi untuk pembelajaran ini digunakan metode eksperimen, inquiry, diskusi
(tanya jawab) disertai metode ceramah yang dapat memperbaiki prestasi
belajar dan menumbuhkan keaktifan siswa yang dapat dinilai dan diamati
selama kegiatan pembelajaran. Perencanaan ini dibuat agar penelitian ini
sesuai dengan yang diharapkan. Maka dibuat perencanaan sebagai berikut:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai listrik
dinamis pada pokok bahasan hukum ohm dan hukum kirchoff,
b. Membuat lembar observasi
Lembar observasi ini terdiri dari satu macam yaitu lembar observasi aspek
afektif. Lembar observasi ini berfungsi untuk mengetahui kondisi
pembelajran di kelas yang berisi aktivias dan keterampilan siswa dalama
pembelajran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c. Mempersiapkan laboratorium komputer dengan cara menginstal program
virtualab pada semua komputer.
d. Membuat soal pretest dan postest materi hukum ohm dan hukum I
kirchoof
e. Membuat pedoman wawancara terhadap siswa terhadap pembelajaran
Fisika materi hukum ohm dan hukum kirchoof menggunakan media
komputer dengan program virtualab.
3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting)
Kegiatan belajar-mengajar pada umumnya, guru mengajar pelajaran Fisika.
Tetapi untuk pembelajarab kali ini, peneliti yang menjadi guru pelajaran
Fisika, sedangkan guru sebagai observer. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kesalahan penggunaan media pelajaran, karena pada penelitian
ini menggunakan media pembelajaran berupa program virtualab yang
dipandang masih asing oleh guru pelajaran Fisika tersebut. Tahap ini
dilakukan terhadap objek penelitian yang telah direncanakan sebelumnya,
yang terdiri:
a. Melaksanakan pembelajaran Fisika sesuai langkah-langkah yang telah
disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi
langsung .
c. Menyelenggarakan evaluasi setelah pembelajaran virtualab untuk
mengukur prestasi belajar siswa.
d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif
tindakan apabila aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa masih
kurang memuaskan.
e. Melaksanakan wawancara terhadap siswa mengenai respon pembelajaran
Fisika materi listrik dinamis dengan menggunakan program virtualab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42 4. Tahap Pengamatan dan Evaluasi (Observing)
Pada tahap pengamatan dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan
oleh beberapa orang observer, berisi aktivitas siswa pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran. Observer disini berperan sebagai pengamat yang
bertugas mengamati aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa. Peneliti dan
pengamat juga memantau beberapa jauh penggunaan media pembeajaran
yang digunakan telah sesuai dengan yang diharapkan. Pengamatan dilakukan
oleh 3 sampai 4 orang, untuk memudahkan observasi sehingga di dapatkan
data yang otentik.
5. Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi hasil pengamatan yang dilakukan pada saat
berlangsungnya pemelajaran dianalisis, kemudian akan digunakan sebagai
refleksi terhadap kesesuaian antara kegiatan pembelajaran dengan hasil yang
ingin dicapai. Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan komponen yang
baik langsung ataupun tidak langsung terlibat dalampembelajaran. Jika,
indikator keberhasilan belum tercapai yang dapat diihat dari hasil penilaian
postest, maka diusahakan disusun rencana selanjutnya yang akan dilakukan
pada siklus berikutnya berdasarkan hasil refleksi sebagai upaya
penyempurnaan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya. Rencana ini
diharapkan dapat lebih meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa yang
tercermin pada pemahaman siswa terhadap pelajaran Fisika tersebut. Rencana
pembelajaran ini dibatasi masih dalam penggunaan komputer.
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa
data hasil observasi, wawancara, dan kajian dokumen atau arsip dengan
berpedomen pada lembar pengamatan proses pembelajaran di kelas. Aspek
kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar materi pokok Listrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43 Dinamis berupa nilai yang diperoleh siswa dari penilaian kemampuan berupa
aspek kognitif melalui tes siklus I dan tes siklus II serta persentase aspek aktivitas
belajar siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengunpulan data diawali dengan melakukan observasi atau
pengamatan dan wawancara terlebih dahulu sebelum memberi tindakan. Dengnan
dasar observasi dan wawancara yang dilakukan tersebut, kemudian digunakan
untuk menentukan setting kelas yang sesuai. Setelah itu, diberikan tindakan
berupa pembelajaran dengan acuan hasil pengamatan tersebut.
Sebelum pembelajaran berlangsung siswa diberi pretest untuk
mengetahui kemampuan awal Fisika siswa. Setelah pretest selesai diberikan
tindakan. Pada saat berlangsung pembelajaran, dilakukan pemantauan dan
pengamatan siswa yang dilakukan oleh observer untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa pada aspek afektif setelah mendapatkan tindakan dalam setiap
aiklus. Lembar evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif
siswa berupa postest diberikan setelah mendapat tindakan pada tiap-tiap siklus.
Setelah pembelajaran selesai, melakukan wawancara kepada siswa untuk
mengetahui tanggapan atau respon siswa tehadap pembelajaran Fisika yang
menggunakan media komputer dengan program virtualab.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penilaian
Dalam penelitian ini, terdapat dua buah penilaian, yaitu penilaian proses
pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Penilaian proses pembelajaran
dimaksudkan untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran yang didapat dari
intruen observasi dan angket balikan. Sedangkan penilaian hasil belajar siswa
diperoleh berdasar hasil tes dan angket aktivitas belajar siswa.
Dalam penelitian ini, penilaian hasil belajar hanya meliputi penilaian
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Dalam memperoleh data,
penelitian ini membutuhkan beberapa instrumen, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44 a. Lembar observasi kelas
Observasi kelas dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kelas pada saat
pembelajaran dilakukan baik kondisi lingkungan kelas, kndisi guru, dan
keaktifan siswa. Data hasil observasi tidak dianalisi secara statistika tetapi
akan dibahas secara deskriptif.
b. Instrument wawancara dan diskusi
Wawancara atau diskusi pertama dengan guru pengampu mata pelajaran
Fisika kelas X di SMA Negeri 2 karanganyar dilakukan sebelum menentukan
tindakan pada penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Fisika.
Dari wawancara serta kegiatan observasi awal dan kajian dokumen yang telah
dilakukan diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan
dengan pembelajaran Fisika khususnya materi listrik dinamis.
Untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar siswa, keterlaksanaan
belajar oleh siswa, dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar ,wawancara
atau diskusi dilaksanakan setelah tindakan dilakukan kepada siswa dan
dilengkapi dengan hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam
setiap siklus yang ada. Diskusi antara guru dan peneliti dilakukan di sekolah.
Dalam kegiatan diskusi itu peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1)
meminta pendapat guru tentang penampilannya dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkapkan kelebihan dan
kekurangan serta perasaan-perasaan yang bersangkutan dengan kegiatan itu;
2) mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatannya dalam KBM yang
dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan segi-segi
kelebihan dan kekurangannya; 3) mendiskusikan hal-hal yang telah
dikemukakan baik guru maupun peneliti untuk menyamakan persepsi tentang
hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Fisika
khususnya pokok materi Listrik Dinamis. Dengan kata lain pada akhir setiap
kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus
berikutnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Virtualab khususnya pada peningkatan dari aspek kognitif siswa, dan aspek
aktivitas belajar siswa.
c. Instrumen kemampuan awal Fisika siswa
Untuk mendapatkan data kemampuan awal Fisika siswa dapat diperoleh dari
pretest yang diberikan kepada siswa sebelum siswa dikenai pembelajaran.
Bentuk soal pilihan ganda yang sebelumnya sudah diuji validitasnya
menggunakan validitas isi dan konstruksi dengan mengkonsultasikannya pada
pembimbing dan guru pelajaran Fisika.
d. Lembar pengamatan aktivitas siswa
Lembar ini digunakan untuk mengetahui sikapan penilaian siswa terhadap
pembelajaran Fisika yang telah diikutinya selama penelitian. Instrumen
dibuat dengan menggunakan angket terbuka yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang dijawab atau diisi oleh observer sesui dengan pandangan
pandangan penglihatan dari observer. Lembar ini saat pembelajaran
berlangsung diisi oleh observer. Uji validitas lembar pengamatan ini
menggunakan validitas isi dan kontruksi dengan mengkonsultasikannya pada
pembimbing yang dipandang sebagai ahli.
e. Instrumen tes prestasi belajar Fisika siswa (kognitif)
Tes prestasi belajar Fisika siswa adalah tes yang digunakan untuk pencapaian
siswa setelah diberikan tindakan untuk mengukur komptensi siswa pada
aspek kognitif (postest). Bentuk soal pilihan ganda. Sama halnya dengan
instrumen kemampuan awal Fisika siswa, uji validitas postest digunakan
validitas isi dan kontruksi dengan mengkonsultasikannya pada pembimbing
dan guru Fisika yang dipandang sebagai ahli.
2. Insrumen Pembelajaran
a. Program komputer
Program komputer yang digunakan adalah Virtualab.
b. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa adalah panduan bagi siswa untuk mengoperasikan
Program Virtualab. Lembar kegiatan siswa berisi gambar area kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Virtualab, cara-cara untuk mengoperasikan Program Virualab dan soal
konsep hukum Ohm dan hukum Kirchof I yang harus dijawab oleh siswa.
c. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai acuan dalam
setiap langkah pembelajaran.
G. Analisis Data
Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal
sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting karena akan membantu
peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang
berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini berupa data hasil observasi tentang tes kemampuan awal siswa
(pretest), penilaian afektif siswa, tes akhir (setelah diberi tindakan) disebut postest
serta angket respon siswa. Adapun untuk masing-masing pengukuran dilakukan
analisis dengan cara sebagai berikut:
1. Keberhasilan produk yang berupa kemampuan kognitif dapat diketahui
dengan melihat dan menganalisis hasil pretest dan postest.
2. Persentasi keberhasilan dari kognitif, dapat diketahui dengan membandingkan
antara selisih nilai posttest terhadap nilai pretest dengan nilai pretest
dakalikan 100%. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: % HB = XY × 100%
Keterangan:
HB = prosentase hasil tes belajar
X = selisih nilai posttest terhadap nilai pretest
Y = nilai pretest
3. Tingkat keberhasilan proses kegiatan pembelajaran yang tercermin pada
aspek afektif digunakan dengan menganalisis lembar observasi aspek afektif
siswa tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47 4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran Fisika yang telah
dilakukan, angket respon siswa dianalisis untuk mengetahui tanggapan dan
argument siswa tentang pembelajaran Fisika menggunakan media Virtualab.
Selanjutnya, dari argument siswa tersebut akan didapat kesimpulan tentang
penggunaan media virtualab ini.
Hasil tersebut kemudian didiskusikan dengan guru dan dosen
pembimbing, untuk menghindari adanya penilaian subjektivitas serta
mendapatkan kebenaran tentang data yang diperoleh dengan keadaan siswa
sebenarnya.
H. Pemeriksaan Validitas Data
Penelitian tindakan memeng tidak mengharap adanya jawaban akhir
untuk pertanyaan/ masalah, tetapi menginginkan adanya peningkatan (perubahan)
pada praktik pengajaran melalui pengembangan praktisi/guru. Validitas adalah
derajat yang menunjukkan sejauh mana hasil tersebut gerguna (relevan) sebagai
petunjuk untuk guru tertentu, serta kekuatannya untuk memberi informasi dan
argumen tentang meningkatkan praktik pendidikan di masyarakat profesional
yang lebih luas (Wijaya Kusumah dan Dedy Dwitagama, 2010: 85).
Data yang telah diperoleh, dikumpulkan dan dicatat dalam pelaksanaan
tindakan harus digerakkan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan
data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk
menggali data yang diperlukan bagi penelitinya. Teknik yang digunakan untuk
memeriksa validasi data antara lain menurut Lather dalam Supardi (2008: 128)
antara lain:
a. Face validity (validitas muka), setiap anggota kelompok peneliti tindakan saling mengecek/ menilai/ memutuskan validitas suatu instrumen dalam penelitian tindakan.
b. Triangulation (triangulasi), menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian.
c. Critical reflection, setiap tahap siklus penelitian tindakan dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman
d. Catalytic validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan oleh peneliti tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong pada adanya perubahan (improvement).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Validitas data dari penelitian ini menggunakan Trianggulasi. Menurut
Lexy J. Moleong dalam Sarwiji (2008: 69) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau pembandingan data itu. Sarana di luar data tersebut dapat berupa observasi
dan wawancara. Tercantum pada makalah PKM berjudul Studi Komparasi
Efektivitas Pembelajaran Fisika Kelas Bertaraf Internasional Dan Kelas Regular
Di SMA Negeri 3 Surakarta Menurut Elliot dalam Rochiati (2005: 169)
triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandangan, yakni sudut pandeng
guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau
observasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan adalah
triangulasi model. Teknik triangulasi model dilakukan dengan mengumpulkan
data tetap, menggunakan model pengumpulan data yang berbeda-beda. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan model pengumpulan data melalui teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi
Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat
dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 3.1 Skema Pemeriksaan Validitas Data
Data
Wawancara
Observasi
Dokumentasi
Sumber Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
I. Kriteria Keberhasilan Penelitian
Menurut Suharsimi (2010
siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti
sendiri, namun ada saran, seb Penelitian
dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan kemampuan kognitif dan aktivitas
siswa di dalam pembelajaran. Berikut ini cara mengetahui keberhasilan dalam
upaya meningkatkan kemampuan kognitif dan aktivitas siswa:
a. Perhitungan Kemampuan Kognitif Siswa:
Penelitian ini mengupayakan adanya peningkatan persentase kemampuan
kognitif siswa dari pretest ke posttest dengan adanya tindakan penelitian
dalam tiap siklus dengan target 70% dari jumlah siswa lulus KKM.
Prosentase peningkatan kognitif siswa = %100Pretest Nilai
Pretest) Nilai -Posttest (Nilai
b. Perhitungan Aktivitas Belajar Siswa :
Jumlah Aktivitas = )Aktivitas( )(Aktivitas
Prosentase Aktivitas positif = %100AktivitasJumlah
)(Aktivitas
Prosentase Aktivitas negatif = %100AktivitasJumlah
)(Aktivitas
Penelitian ini mengupayakan adanya peningkatan aktivitas belajar positif siswa
dan penurunan aktivitas belajar negatif siswa dalam tiap siklus dengan target
50% aktivitas positif tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV akan diuraikan mengenai keadaan pra siklus, tindakan siklus
I, dan siklus II, serta pembahasan dan hasil dari seluruh tindakan yang telah
dilakukan selama penelitian di kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar.
A. Keadaan Pra Siklus
Penelitian dilakukan pada pertengahan semester 2 Tahun Ajaran 2011/
2012 sehingga pengamatan dilakukan pada bulan Februari 2012. Berdasarkan
observasi awal penelitian melalui wawancara dan observasi langsung di lapangan
pada mata pelajaran Fisika di kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar pada tanggal
9 dan 12 Februari 2012 pada materi Alat Optik diketahui bahwa pembelajaran
Fisika masih menggunakan metode ceramah dan memberikan contoh contoh soal
yang menguatkan tentang materi tersebut, kemudian menunjuk siswa untuk maju
ke depan dan mengerjakan soal yang diberikan dalam proses pembelajaran. Pada
saat pembelajaran, siswa hanya diam dan mendengarkan sehingga lama kelamaan
siswa merasa jenuh dan cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya dan
bermain main sendiri di dalam kelas. Selain itu, pembelajaran Fisika yang
demikian juga membuat siswa merasa tegang dalam mengikuti proses
pembelajaran karena khawatir ditunjuk guru untuk mengerjakan soal di depan
kelas.
Pembelajaran Fisika dalam kelas tersebut disajikan kurang menarik bagi
siswa. Sarana dan prasarana yang lengkap dalam membuat media pembelajaran
yang inovatif dan menarik perhatian siswa belum dimanfaatkan, seperti
tersedianya OHP dan LCD. Padahal, dengan adanya fasilitas tersebut dapat
membantu siswa dalam pembelajaran apabila konsep konsep Fisika disajikan
secara audio-visual. Masalah-masalah tersebut mengakibatkan rendahnya aktivitas
dan prestasi belajar Fisika di kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran
Fisika di SMA Negeri 2 Karanganyar, beliau menyampaikan bahwa dari 3 kelas X
yang beliau ampu (X.1, X.2, X.3) kelas yang paling perlu memerlukan perbaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51 adalah kelas X.3. Beliau menjelaskan bahwa, meskipun pada umumnya tingkat
kemampuan dan keadaan kelas di semua kelas hampir sama, namun di kelas
tersebut siswanya masih sangat pasif. Tingkat ketuntasan siswa pada pokok materi
Optik hanya mencapai 8,57 % (3 dari 45 siswa) dari batas nilai ketuntasan 75.
Melihat siswa yang terdiri dari berbagai kemampuan cenderung masih
pasif dalam proses pembelajaran serta masih rendahnya kerja sama yang dimiliki
siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan guru serta kemampuan kognitif
siswa yang masih rendah, maka guru dan peneliti mendiskusikan bagaimana
supaya dalam pembelajaran, aktivitas belajar siswa tinggi dan kemampuan
kognitif siswa meningkat. Selain itu juga mengupayakan supaya pembelajaran
tidak monoton sehingga siswa tidak pasif dan tidak bosan saat saat pembelajaran
berlangsung yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang bervariasi
dan melibatkan seluruh siswa. Hasil diskusi memutuskan untuk melakukan
tindakan pembelajaran Fisika dengan menggunakan praktikum maya atau
virtualab dengan tujuan meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif
siswa pada materi selanjutnya yaitu Listrik Dinamis.
Berdasarkan tujuan penelitian, yang akan ditingkatkan dalam penelitian
ini ada dua hal, yaitu aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa, maka
setelah pengamatan selesai peneliti membuat instrument penelitian. Instrumen
tersebut adalah lembar observasi aktivitas belajar, lembar kerja diskusi, dan tes
prestasi belajar (pre-test dan post-test) yang telah divalidasi oleh dosen ahli.
Setelah instrumen penelitian selesai dibuat, maka peneliti membuat
perencanaan tindakan yang akan diaplikasikan dalam suatu siklus. Karena model
pembelajaran virtualab adalah suatu model pembelajaran praktikum maya yang di
dalamnya siswa harus melakukan praktikum dengan menggunakan komputer yang
sudah diinstali dengan program virtualab, maka peneliti melakukan pengecekan
komputer atau lab komputer apakah sudah siap pakai dan terinstal dengan
program virtualab. Setelah instrumen dan seluruh persiapan siap maka tindakan
siklus I siap dilaksanakan, akan tetapi sebelum tindakan siklus I dilaksanakan,
peneliti melakukan tindakan pra siklus dengan mengajar menggunakan model
ceramah seperti biasanya pada materi Listrik dinamis dengan indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52 pembelajarannya meliputi; pengertian Arus Listrik, pengertian Tegangan listrik
dan beserta cara pengukurannya. Tindakan tersebut dilakukan pada tanggal 2 Mei
2012 dengan maksud agar siswa siap untuk materi dan model pembelajaran
kedepannya yang akan diajarkan dengan menggunakan virtualab.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Siklus 1 dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 4 Mei dan
9 Mei 2012. Indikator yang diharapkan tercapai dalam siklus I ini adalah tentang
hukum ohm, mengukur arus dan tegangan masing-masing resistor rangkaian seri,
mengukur hambatan total (rangkaian seri), memngukur arus dan tegangan masing-
masing resistor parallel, dan mengukur hambatan total (rangkaian pararel).
Kegiatan pada siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Berikut adalah pelaksanaan kegiatan siklus I secara terperinci :
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus I dalam penelitian ini adalah dengan
mempersiapkan beberapa hal seperti :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi
yang akan diajarkan dengan menggunakan media virtualab.
b. Membuat persiapan mengenai tempat penelitian yang dapat digunakan untuk
praktikum yakni di Laboratorium Komputer. Mempersiapkan sarana dan
media pembelajaran yang akan digunakan yaitu laptop, komputer, LCD, dan
program virtualab.
c. Membuat pedoman observasi untuk siswa. Guru peneliti menyusun dan
mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa yang akan
diberikan kepada tiga pengamat (satu peneliti, dan dua orang observer).
Aktivitas belajar yang diamati meliputi aktivitas positif dan aktivitas negatif
pada oral activities, visual activities, writing activities, mental activities, dan
drawing activities. Aktivitas belajar siswa tersebut akan diamati selama
pembelajaran berlangsung.
d. Membuat Lembar Kerja Siswa, tes prestasi belajar (pre-test dan post-test)
beserta kuncinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53 e. Menyusun dan mempersiapkan catatan lapangan (diary observer). Guru
peneliti menyusun dan mempersiapkan catatan lapangan untuk diberikan
kepada ketiga observer dalam mengamati proses pembelajaran dan keadaan
siswa saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini sangat penting
untuk mengetahui apa dan bagaimana siswa mengikuti proses pembelajaran
di kelas dengan menggunakan penerapan model pembelajaran dengan
virtualab.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pertama dilaksanakan sesuai rencana, yaitu dua kali pertemuan:
tanggal 4 Mei dan 9 Mai 2012. Pada pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir
adalah 34 dari 36 siswa dengan 2 orang tidak masuk dikarenakan sakit. Sedangkan
pada pertemuan kedua semua siswa hadir dalam pembelajaran Fisika.
Guru mata pelajaran fisika bertindak sebagai guru, pembelajaran yang
dilakukan diamati oleh peneliti sebagai observer dan dibantu oleh 2 orang
pengamat. Pengamat tersebut mengamati aktivitas belajar siswa dan kondisi
(kejadian-kejadian) selama kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung, dilakukan diskusi (menjelaskan setiap
indikator) terlebih dahulu dengan para pengamat. Hal tersebut dilakukan untuk
memudahkan tugas pengamat dalam melakukan pengamatan atau observasi.
Sebelum pembelajaran dimulai, pertemuan pertama diawali dengan pre-
test yang dilaksanakan selama 45 menit, pada hari pertemuan sebelumnya
memasuki pembelajaran menggunakan media virtualab. Hal ini dimaksudkan agar
pada siklus pertama berlangsung lebih lama saat penyampaian materinya. Setelah
selesai pretest tersisa waktu sedikit digunakan oleh guru untuk menyampaikan
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah
pembelajaran, yang disampaiakan oleh guru, kemudian guru memancing ingatan
siswa mengenai materi hukum ohm yang telah dipelajari siswa pada saat masih
SMP, berupa pertanyaan mengenai pemahaman konsep materi hukum ohm.
Terlihat beberapa siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pembelajaran siklus pertama diawali dengan penyampaian pendahuluan
selama 10 menit yang berisi motivasi, apersepsi, dan prasyarat konsep. Kegiatan
inti dilaksanakan selama 70 menit berlangsung setelah pendahuluan selesai. Guru
menjelaskan dan mengingatkan kembali tentang area kerja dan cara kerja
penggunaan virtualab.
Setelah selesai menjelaskan area kerja dan cara kerja virtualab, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetang hal yang belum
jelas. Ternyata ada beberapa siswa yang belum jelas, hal ini dikarenakan siswa
masih bingung untuk mengoperasikannya. Kemudian guru menjelaskan kembali.
Setelah semua siswa memahami tentang pengoperasian program
virtualab ini, guru melanjutkan materi berikutnya. Untuk memberikan pengalaman
belajar secara langsung kepada siswa, maka siswa melakukan kegiatan praktikum
simulasi menggunakan program virtualab. Program virtualab memuat gambar
rangkaian resistor, baik secara seri maupun paralel. Kemudian, rangkaian resistor
diukur besar hambatan total, tegangan, maupun arusnya menggunakan gambar
multimeter yang didesain secara otomatis sehingga bisa mengukur besar
hambatan, arus, maupun tegangan sesuai dengan yang dikehendaki sesuai pada
LKS. Siswa mencoba-coba sendiri program virtualab menggunakan komputer
dengan cara memvariasi besar hambatan atau tegangannya. Setelah besar
hambatan resistor divariasi, dan diketahui besar hambatan total, arus, maupun
tegangan yang diukur, maka akan diketahui persamaan-persamaan yang
dimungkinkan. Selain memvariasi hambatan, bisa juga memvariasi besar
tegangannya (tegangan baterai) kemudian akan diketahui besar arus yang diukur.
Diharapkan melalui kegiatan tersebut siswa akan mampu menemukan dan
mengetahui konsep hukum ohm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gambar 4.1. Gambar Virtualab
Setiap satu rangkaian praktikum selesai, guru menanyakan hasil yang
diperoleh dari pengukuran tersebut. Sebagian siswa menjawab benar, tetapi guru
mencoba keberanian siswa unuk menjawab, walaupun menjawabnya bersama-
sama serentak hampir satu kelas yang menjawab pertanyaan tersebu. Setelah hasil
yang diperoleh, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS.
Kemudian guru memberikan kesempatan pada salah satu atau dua siswa untuk
menjawab. Setelah dijawab oleh siswa, guru melakukan iur pendapat pada semua
siswa. Ternyata setelah selesai melakukan praktikum hampir sebagian jumlah
siswa kelas X.3 dapat menyimpulkan praktikum tersebut. Pertanyaan-pertanyaan
yang ada pada LKS merupakan kesimpulan dari semua praktikum yang telah
dilakukan. Dengan demikian, siswa akan mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada LKS dengan dasar dan argumen yang benar. Tugas
guru dalam kegiatan ini adalah membimbing dan membantu siswa untuk
memahami langkah demi langkah dalam melakukan praktikum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 4.2. Suasana Pembelajaran Virtualab Sikuls 1.
Pertemuan pertama ini ditutup dengan diskusi untuk menyimpulkan dari
hasil percobaan hukum ohm menggunakan program virtualab selama 10 menit.
Saat mendiskusikan untuk menyimpulkan atau membuat rangkuman topik materi
yang telah dibahas terlihat hanya beberapa siswa yang mencatat di buku atau
melengkapi pada LKS. Mungkin karena siswa sudah memahaminya dan mengopi
dari program virtualabnya. Kemudian guru memberikan soal yang ada di LKS
dari guru untuk dicoba dikerjakan dirumah dengan cara hitungan langsung dengan
rumus yang diperoleh, kemudian membandingkan dengan hasil yang telah
diperoleh pada program simulasi tersebut (virtualab)
Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 9 Mei 2012. Pertemuan ini
berisi penguatan materi dari semua topik pertemuan pertama dengan cara tanya-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57 jawab dan membahas latihan soal-soal dengan cara hitungan rumus dan juga
dibandingkan dengan program virtualab. Guru peneliti juga meminta pendapat
secara umum kepada siswa mengenai pembelajaran Fisika pada pertemuan
sebelumnya.
Setelah semua kegiatan praktikum selesai, kegiatan pembelajaran pada
pertemuan kedua diakhiri dengan memberikan soal postest untuk mengetahui
penguasaan konsep dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari.
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan menunjukkan bahwa siswa terlihat senang dan antusias
dengan pembelajarn fisika menggunakan program virtualab. Memang sbelumnya
siswa belum pernah belajar fisika di laboratorium komputer dan mereka terlihat
senang dengan media ini dibuktikan dengan terus mencoba mengoperasikan
program virtualab ini. Media ini dapat mengeluarkan suara, tetapi sound yang ada
pada laboratorium komputer ini banyak yang tidak berfungsi. Beberapa siswa
masih terlihat canggung saat mengoperasikan program virtualab. Berdasarkan
pengamatan, saat pembelajaran dengan menggunakan virtualab ada satu murit
yang tidur, dan itu memang merupakan murit yang paling unik di kelas tersebut.
Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan penilaian
proses dan pengamatan terhadap aktivitas belajar positif dan aktivitas belajar
negatif siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas
X.3 tersebut. Dengan pengamatan secara langsung, diharapkan hal-hal yang
mungkin tidak teramati oleh guru peneliti dapat teramati oleh observer. Data hasil
observasi langsung merupakan data akurat yang dapat dijadikan masukan untuk
proses selanjutnya. Data ini diambil oleh 3 pengamat agar hasil pengamatan tidak
subjektif. Berikut adalah rangkuman hasil pengamatan yang diperoleh ketiga
observer:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58 Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
SIKLUS 1
OBSERVER 1
(Ilham Cahyadi P) OBSERVER 2
(Wahyu setiawan) OBSERVER 3 (Disa Nur R S) Rata-rata
Aktivitas + 79,23 % 77 % 69,85 % 75,36 %
Aktivitas - 20,77 % 23 % 30,15 % 24,64 %
Data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus I memperlihatkan
bahwa rata-rata aktivitas positif siswa sebesar 75,36% sedangkan aktivitas
negatifnya sebesar 24,64%. Aktivitas positif dan negatif tersebut didapatkan
selama kegiatan pembelajaran yang meliputi oral activities, visual activities,
writing activities, mental activities, dan drawing activities. Berkaitan dengan
kemampuan kognitif, peneliti mengambil data dari nilai pre-test dan post-test
siswa sebagai terlampir dalam lampiran 13.
Dari Daftar nilai kemampuan kognitif Fisika kelas X.3 siklus I tersebut
terlihat bahwa rata-rata nilai pretest siswa adalah 52,34 dengan 5 siswa dari 35
siswa belum tuntas (belum mencapai nilai KKM 75,00), sedangkan post-test siswa
menghasilkan nilai rata-rata 74,06 dengan 18 dari 35 siswa yang belum tuntas.
Jadi untuk kemampuan kognitif Fisika siswa pada siklus I ini mengalami kenaikan
dengan prosentase kenaikan rata-ratanya sebesar 50,19% dari pre-test ke post-
testnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus ini dapat
meningkatkan kemampuan kognitif Fisika siswa.
Secara garis besar, menurut hasil wawancara dengan observer tentang
hasil catatan lapangan siklus pertama ini adalah sebagai berikut:
a. Penyampaian Pembelajaran
1) Dalam pembelajaran dibandingkan di kelas siswa menjadi lebih aktif,
karena dapat melaksanakan atau mengikuti praktek sendiri.
2) Siswa yang membawa laptop sendiri sempat sibuk sendiri dengan
mengoneksikan internet.
3) Tidak ada siswa yang mencatat karena sudah ada modulnya, sehingga
modul sangat membantu siswa dalam penampaian pembelajaran.
4) Di dalam modul, nilai R (Resistor) kurang bervariasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
5) Keadaan laboratorium yang kurang mendukung atau komputer kurang
mendukung.
b. Program Virtualab
1) Merupakan program inovasi yang bermanfaat untuk menarik perhatian
siswa.
2) Progam Virtualab sudah mewakili teori yang sebenarnya dan mewakili
praktek riel.
3) Media virtualab dapat memberikan gambaran riel (memberikan wawasan
yang dapat dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya tentang
kelistrikkan).
4. Tahap Refleksi
Secara umum pembelajaran menggunakan media virtualab yang telah
dilakukan pada siklus I ini berjalan dengan lancar, walaupun ada beberapa hal
yang kurang berjalan seperti rencana seperti pada saat pembelajaran berlangsung
adalah:
a. Siswa masih bingung dalam melaksanakan percobaan sehingga masih
membutuhkan bimbingan dan pengarahan guru.
b. Banyak siswa yang bertanya kepada guru tentang cara melakukan dan
merangkai percobaan virtualabnya.
c. Terdapat siswa yang belum terlihat aktif dalam kegiatan percobaan,
sehingga cenderung untuk bercanda atau bergurau dengan teman.
d. Saat melakukan satu percobaan banyak siswa yang tidak
memperhitungkan waktu, sehingga siswa yang melakukan percobaannya
sudah selesai harus menunggu siswa yang belum selesai.
e. Saat mengerjakan posttest masih banyak siswa untuk berkesempatan
kerjasama dengan teman yang lain sehingga membuat siswa tidak
percaya diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasrkan hasil pengamatan dan hal-hal yang tersebut diatas, maka pada
pertemuan selanjutnya guru merencanakan untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut sebagai perbaikan pada siklus selanjutnya :
a. Perlunya bimbingan, perhatian, dan motivasi guru lebih banyak, baik
secara individu maupun menyeluruh sehingga keterlibatan siswa dalam
meakukan percobaan maupun diskusi dapat meningkat
b. Siswa yang bercanda atau bergurau dengan teman, ditegur dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan atau menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKS
c. Saat melakukan percobaan siswa diberi waktu kira-kira 10 menit untuk
menyelesakan satu percobaan.
d. Soal soal posttest dikerjakan di kelas dan diawasi dengan seksama.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Siklus 2 dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 23 dan 25
Mei 2012. Indikator yang diharapkan tercapai dalam siklus II ini adalah tentang
Menentukan Rtotal Rangkaian Gabungan, Mengukur Arus dan Tegangan Masing-
Masing Resistor Rangkaian Gabungan, dan Hukum Kirchof 1. Kegiatan pada
siklus II ini merupakan tindakan dari hasil refleksi siklus pertama yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut adalah pelaksanaan
kegiatan siklus II secara terperinci :
1. Tahap Perencanaan
Secara umum tahap perencanan pada siklus II ini sama dengan siklus I.
Perbedaannya hanyalah terdapat tambahan beberapa hal yang didapatkan dari
hasil refleksi siklus I, jadi tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini
ditetapkan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, yaitu:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi
yang akan diajarkan dengan menggunakan media virtualab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61 b. Memperbaiki cara mengajar dengan membuat skenario pembelajaran dan
membuat instrumen yang lebih mudah untuk difahami siswa dalam
pembelajaran misalnya membuat tabel dan menganalisa data berdasarkan data
yang keluar dari program virtualab.
c. Membuat persiapan mengenai tempat penelitian yang dapat digunakan untuk
praktikum yakni di Laboratorium Komputer. Mempersiapkan sarana dan media
pembelajaran yang akan digunakan yaitu laptop, komputer, LCD, dan program
virtualab.
d. Membuat Lembar Kerja Diskusi (LKD) sebagai pedoman siswa untuk alur
pembelajaran virtualab.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan sesuai rencana, yaitu dua kali
pertemuan: tanggal 23 Mei dan 30 Mei 2012. Pada pertemuan pertama semua
siswa hadir, sedangkan pada pertemuan kedua dua siswa tidak hadir dalam
pembelajaran karena sakit.
Pada siklus II, topik materi yang digunakan adalah rangkaian gabungan
dan hukum I kirchoff. Pembelajaran diamati oleh 4 orang pengamat (observer).
Pembelajara pada siklus II ini dilakukan dengan metode eksperimen, diskusi
(tanya-jawab), dan ceramah (dengan bantuan power point).
Sebelum pembelajaran dimulai, guru menyampaiakan indikator dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran
dilakukan. Pada siklus II ini, siswa tidak menggunakan LKS tetapi LKD.
Sebenarnya materi siklus II ini adalah merupakan pemantapan dari materi pada
siklus I, khususya pada materi rangkaian gabungan yang merupakan gabungan
dari rangkaian seri dan paralel yang telah dipelajari pada siklus sebelumnya.
Selanjutnya, guru mencoba menanyakan kembali konsep-konsep yang telah
diperoleh saat pembelajaran pada siklus I. Kemudian hampir semua siswa
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru, walaupun masih
ada siswa yang bergurau.
Setelah selesai mengulas materi pada siklus I, guru menjelaskan salah
satu contoh penerapan soal rangkaian gabungan. Guru memberikan salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62 contoh soal, kemudian dikerjakan bersama-sama dengan siswa. Peran guru disini
yaitu membimbing siswa untuk memecahkan contoh soal rangkaian gabungan
yang sudah dicantumkan dalam LKD. Contoh soal dikerjakan dengan dua cara
yaitu secara perhitungan dengan menggunakan rumus dan secara langsung dengan
menggunakan program virtualab. Setelah selesai mengerjakan salah satu contoh
soal makan guru memeberikan beberapa latihan soal yang wajib dikerjakan oleh
semua siswa. Pembelajaran dilakukan setiap satu soal setelah selesai dikerjakan
oleh semua siswa. Pengerjaan soal dan pembahasan tiap satu soal diberi waktu 10
menit. Saat pembelajaran beberapa siswa diminta untuk menjelaskan hasil yang
telah diperoleh baik secara perhitungan maupun secara langsung di depan siswa
yang lain. Latihan soal yang diberikan ini merupakan soal-soal dari LKS yang
disediakan oleh sekolahan. Berikut adalah gambaran animasi flash yang
digunakan dan kegiatan diskusi kelompok pada siklus II :
Gambar 4.3. Animasi Virtualab Siklus II
Setelah latihan soal dan pembahasan pada rangkaian gabungan dirasa
cukup, guru menjelaskan materi kedua yaitu hukum I Kirchoof. Selanjutnya, guru
menjelaskan hukum I Kirchoof dengan mempersiapkan contoh latihan soal
tentang hukum I Kirchoof yang dijelaskan dengan menggunakan power point.
Kemudian setelah selesai menjelaskan hukum I Kirchoof, guru memberikan
beberapa latihan soal. Latihan soal yang diberikan ini merupakan soal-soal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63 ada pada LKS yang disediakan dari sekolah, dan sebagian dari soal tersebut
dikerjakan dirumah untuk sebagai tugas dan latihan di rumah. Waktu yang
dibutuhkan untuk menjelaskan rangkaian gabungan dan hukum I Kirchoof ini
adalah 75 menit.
Gambar 4.4. Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Kegiatan Pertemuan pertama siklus II ini ditutup dengan memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa jika ada yang belum dipahami selama 5 menit.
Setelah sesi tanya-jawab guru mempersilahkan beberapa siswa untuk
menyampaikan kesimpulan dari hasil pembelajaran, kesimpulan diambil dari hasil
diskusi atau jawaban dari lembar kerja diskusi (LKD).
Pertemuan kedua di siklus II berlangsung pada tanggal 30 Mei 2012.
Pertemuan ini berisi pendalaman konsep materi pertemuan pertama siklus II
dengan cara membahas tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya
dan latihan soal-soal. Guru peneliti juga meminta pendapat secara umum kepada
siswa mengenai pembelajaran Fisika pada pertemuan sebelumnya, pada kegiatan
pertemuan kedua ini diakhiri dengan mengerjakan postest dengan durasi waktu 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64 menit. Sesuai dengan rencana perbaikan pada siklus I, postest pada siklus II ini di
awasi dengan seksama oleh pengawas (guru). Setelah itu guru menutup pelajaran
kegiatan pembelajaran.
3. Tahap Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan penilaian
proses dan pengamatan terhadap aktivitas positif dan aktivitas negatif siswa.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas X.3 tersebut.
Dengan pengamatan secara langsung, diharapkan hal-hal yang mungkin tidak
teramati oleh guru peneliti dapat teramati oleh observer. Data hasil observasi
langsung merupakan data akurat yang dapat dijadikan masukan untuk proses
selanjutnya. Data ini diambil oleh 4 pengamat agar hasil pengamatan tidak
subjektif. Berikut adalah rangkuman hasil pengamatan yang diperoleh keempat
observer di siklus II dibandingkan dengan hasil pengamatan siklus I :
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus II
SIKLUS 1
OBSERVER 1 (Ilham Cahyadi
Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu
setiawan)
OBSERVER 3 (Disa Nur R S) Rata-rata
Aktivitas +
79,23 % 77 % 69,85 % 75,36%
Aktivitas -
20,77 % 23 % 30,15 % 24,64%
SIKLUS 2
OBSERVER 1
(Ilham Cahyadi Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu
setiawan)
OBSERVER 3 (Disa Nur R S)
OBSERVER 4
( Dwi Isworo ) Rata-rata
Aktivitas +
86,55 % 90,27 % 89,09 % 92,38 % 89,57 %
Aktivitas -
13,45 % 9,73 % 10,91 % 7,62 % 10,43 %
Data hasil pengamatan aktivitas belajar siklus II memperlihatkan bahwa
rata-rata aktivitas positif siswa sebesar naik dari siklus I sebesar 75,36% menjadi
89,57 % di siklus II, sedangkan aktivitas negatif siswa turun dari 24,64% di siklus
I menjadi 10,43% di siklus II. Aktivitas belajar positif dan negatif tersebut
didapatkan dari kinerja dalam kegiatan kelompok atau diskusi kelompok yang
meliputi oral activities, visual activities, writing activities, mental activities, dan
drawing activities. Berkaitan dengan kemampuan kognitif, peneliti mengambil
data dari nilai pre-test dan post-test siswa terlampir dalam lampiran 14.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dari data daftar nilai kemampuan kognitif Fisika kelas X.3 siklus II
terlihat bahwa rata-rata nilai pretest siswa adalah 50,14 (nilai pretest 30 pada
Andarista Bayu Aji, dan 35 pada Arief Ramadhan Pebrianto tetap dihitung, tetapi
persentase kenaikan post-test dengan pre-testnya tidak dihitung karena siswa
tersebut tidak ikut post-test sebab tidak masuk sekolah dengan keterangan sakit,
dan hanya 3 siswa yang dapat mencapai standart ketuntasan sedangkan dalam
post-test mengalami kenaikan menjadi 80,30 dengan 6 siswa belum tuntas. Bila
dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini kemampuan kognitif siswa X.3
meningkat karena pada siklus I nilai pre-test siswa adalah 52,34 dengan 5 siswa
dari 35 siswa belum tuntas (belum mencapai nilai KKM 75,00), sedangkan post-
test siswa menghasilkan nilai rata-rata 74,06 dengan 18 dari 35 siswa yang belum
tuntas dengan persentase kenaikan rata-ratanya sebesar 50,19% dari pre-test ke
post-testnya. Jadi untuk kemampuan kognitif siswa pada siklus II ini mengalami
kenaikan dibandingkan siklus I, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran
pada siklus II ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
Secara garis besar, menurut hasil wawancara degan observer tentang
hasil catatan lapangan siklus kedua ini adalah sebagai berikut :
a. Penyampaian Pembelajaran
1) Diskusi dengan berbantuan virtualab, 1 komputer untuk 3 siswa terlihat
lebih aktif dalam kerjasama (diskusi) mengerjakan LKD.
2) Inti pembelajaran siklus II terbilang meningkat, murit yang istimewa
(Tidur pada pertemuan sebelumnya) sudah aktif.
3) Ada siswa tidak membaca modul tetapi melihat slide dari power point,
sehingga tidak ada masalah dan belum menemukan kekurangan yang fatal
dari pembelajaran siklus II.
4) Di dalam modul, nilai R (Resistor) sudah bervariasi.
5) Keadaan laboratorium yang kurang tertata atau komputer kurang
mendukung, tetapi dalam pembelajarannya bisa dibilang lancer dan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66 b. Program Virtualab
1) Merupakan program inovasi yang bermanfaat untuk menarik perhatian
siswa.
2) Progam Virtualab sudah mewakili teori yang sebenarnya dan mewakili
praktek riel.
3) Media virtualab menggantikan praktikum riel (sebagai metode
pembelajaran yang lebih baik, animasi dari virtualabnya bisa memotivasi
siswa), sehingga siswa mempunyai gambaran nyata dan tahu, jadi
tidakhanya berangan-angan saja.
4. Tahap Refleksi
Pembelajaran menggunakan media virtualab yang telah dilakukan pada
siklus II ini berjalan lebih lancar daripada pembelajaran di siklus I, pada saat
pembelajaran dan juga pada saat diberi waktu kesempatan untuk berdiskusi para
siswa sudah tidak lagi bekerja secara sendiri-sendiri, mereka mencari jawaban
Lembar Kerja Diskusi (LKD) secara kerjasama dengan bantuan arahan dari guru,
melalui power point. Siswa yang lebih tahu tentang cara penggunaan media
virtualab ini sehingga siswa sudah mempersiapkan pembelajaran dari rumah.
siswa menilai bahwa media virtualab ini sangat menarik dapat mengoptimalkan
pembelajaran serta menimbulkan motivasi baru.
Aktivitas pembelajaran siswa meningkat dan kemampuan kognitif siswa
meningkat dari pre-test ke post-test, sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran menggunakan media virtualab dapat meningkatkan kemampuan
kognitif dan aktivitas belajar siswa. Karena tujuan dalam penelitian ini telah
tercapai yaitu dengan adanya peningkatan kemampuan kognitif siswa dan
aktivitas belajar siswa maka guru dan peneliti menghentikan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
D. Pembahasan dan Pengambilan Keputusan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh beberapa
hal diantaranya; pada siklus I siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran
yang digunakan, bahkan siswa masih kaget dengan model pembelajaran dengan
virtualab yang digunakan meskipun mereka mengaku senang dan dapat
memotivasi siswa untuk belajar. Adapun gambaran umum proses pembelajaran
siklus I adalah setiap komputer dioperasikan oleh 1 siswa untuk melakukan
praktikum dengan menggunakan virtualab dan mengerjakan LKS dari guru. Pada
siklus II proses pembelajarannya setiap komputer digunakan oleh 2-3 siswa untuk
berpraktikum dengan menggunakan Program Virtualab sesuai dengan LKD dari
guru dan mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa. Adapun
siswa nampak mulai paham dan terbiasa dengan model pembelajaran yang
digunakan sehingga banyak siswa yang sudah mulai berani untuk mengoperasikan
atau praktikum sendiri disertai dengan diskusi dengan teman satu kelompoknya
maupun guru, bahkan ada siswa yang mulai berani mengemukakan pendapatnya.
Peningkatan aktivitas belajar siswa sudah terlihat dari siklus I. Pada siklus II siswa
nampak sudah dapat belajar mandiri, mereka banyak yang berdiskusi dengan
temannya bahkan hampir yang tidak ada yang bertanya pada guru karena telah
paham dengan jawaban guru. Aktivitas belajar siswa dalam dua siklus dapat
dilihat dalam Tabel 4.3 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68 Tabel 4.3. Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa
PRA SIKLUS
OBSERVER 1
(Ilham Cahyadi Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu setiawan)
OBSERVER 3 (Henry
Sugiarti. S,Pd)
Rata-rata
Aktivitas +
22,41 % 37,5 % 40 %
33,30%
Aktivitas -
77,59 % 62,5 % 60 %
66,70%
SIKLUS 1
OBSERVER 1
(Ilham Cahyadi Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu setiawan)
OBSERVER 3 (Disa Nur R S)
Rata-rata
Aktivitas +
79,23 % 77 % 69,85 % 75,36%
Aktivitas -
20,77 % 23 % 30,15 % 24,64%
SIKLUS 2
OBSERVER 1
(Ilham Cahyadi Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu setiawan)
OBSERVER 3 (Disa Nur R S)
OBSERVER 4 (Dwi Isworo) Rata-rata
Aktivitas +
86,55 % 90,27 % 89,09 % 92,38 % 89,57 %
Aktivitas -
13,45 % 9,73 % 10,91 % 7,62 % 10,43 %
Data perbandingan aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan aktivitas belajar positif tiap siklus, dari 33,30% pada saat observasi
(prasiklus) menjadi 75,36% di siklus I dan 89,57% di siklus II. Sedangkan
aktivitas belajar negatifnya semakin berkurang dalam tiap siklus, yaitu 66,70%
pada prasiklus menjadi 24,64% di siklus I dan 10,43% di siklus II. Peningkatan
aktivitas positif dan menurunnya aktivitas belajar negatif dalam pembelajaran
Fisika di kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar selama 2 siklus penelitian
tindakan kelas dapat lebih jelas terlihat pada grafik berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa
Penelitian ini juga menghasilkan peningkatan kemampuan kognitif siswa
dari pre-test ke post-test dalam tiap siklus. Berikut adalah data kemampuan
kognitif siswa dalam 2 siklus :
Tabel 4.4. Kemampuan Kognitif Fisika Siswa
Tindakan
Pre-test Post-test
Belum Tuntas
Tuntas Nilai
rata-rata Belum Tuntas
Tuntas Nilai
rata-rata
Rata-rata kenaikan
pretest dengan postest
PraSiklus 33 2 42,29
Siklus I 30 5 52,34 17 18 74,06 50,19%
Siklus II 32 3 50,14 8 27 80,30 75,27%
Berdasarkan tabel kemampuan kognitif Fisika siswa, dapat diketahui
bahwa dalam setiap pre-test jumlah siswa yang tuntas ( nilai > 75 ) lebih sedikit
daripada siswa yang sudah tuntas. Akan tetapi setelah dilakukan tindakan berupa
pembelajaran praktikum maya atau virtualab terjadi peningkatan yang sangat
signifikan, yakni hampir semua siswa tuntas atau jumlah siswa yang tuntas jauh
lebih besar daripada siswa yang belum tuntas. Peningkatan kemampuan kognitif
Ak
tivi
tas
Bel
ajar
(%
)
Tindakan
Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70 Fisika siswa dalam setiap siklus juga dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang
secara lebih jelas dapat dilihat dalam grafik berikut :
Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa
Berdasarkan grafik tersebut di atsa perbandingan nilai rata-rata siswa
terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dalam dari pre-test
ke post-test dalam tiap siklus. Secara umum dalam tindakan siklus I siswa sudah
sedikit lebih tahu tentang materi yang akan diajarkan karena dalam tindakan pra
siklus sudah sedikit disinggung sehingga jumlah siswa yang tuntas dan belum
tuntas hampir berimbang pada pre-testnya. Tindakan siklus II dilakukan untuk
menyempurnakan siklus I dan terlihat siswa sudah siap untuk melaksanakan
pembelajaran sehingga nilai post-test siswa sangat bagus. Berdasarkan
pengamatan dari observer, pada pertemuan terakhir siswa sudah merasa jenuh
karena dalam dua kali pelaksanaan siklus terjadi di ruang yang sama, dengan
konsep pembelajaran yang sama dan media yang sama, ditambah lagi siswa sudah
banyak yang menguasai untuk mengoperasikan virtualab, walaupun begitu masih
terjadi peningkatan nilai yang signifikan dari pre-test ke post-test. Dari analisis
penelitian ini didapatkan keterangan tambahan bahwa siswa akan jenuh apabila
dalam pembelajaran tidak dilakukan variasi model pembelajaran.
52,34 50,1442,29
74,0680,3
50,19
75,27
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra-Siklus Siklus I Siklus II
Nil
ai
Tindakan Siklus
Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa
Rata-rata pre test
Rata-rata post test
Rata-rata Kenaikan Pretest dgn Postest (%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Secara keseluruhan dalam penelitian ini terjadi peningkatan aktivitas
belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya dan terjadi peningkatan kemampuan
kognitif dari pre-test ke post-test dalam tiap tindakan siklus dilihat dari rata-rata
kenaikan pretest dengan posttest, dan penggunaan media pembelajaran dengan
virtualab dapat meningkatkan dan menarik perhatian siswa terhadap materi
pembelajaran. Dengan model pembelajaran diskusi atau setiap komputer
digunakan oleh 2-3 siswa dan penekanan latihan soal-soal dengan berbantuan
program virtualab terlihat lebih aktif dibandinkan dengan model pembelajaran
yang setiap komputer dipakai oleh satu siswa. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran virtualab dalam meningkatkan
aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa di kelas X.3 SMA Negeri 2
Karanganyar dikatakan berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Fisika dengan menggunakan
media komputer dengan program virtualab pada materi hukum ohm dan hukum
Kirchoof I dapat diterapkan dan meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan
kognitif siswa kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012
semester genap.
Peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif Fisika siswa ini
dapat terlihat dari hal-hal sebagai berikut.
1. Meningkatnya rata-rata aktivitas positif siswa di dalam pembelajaran, dari
75,36 % di siklus I menjadi 89,57 % di siklus II.
2. Menurunnya rata-rata aktivitas negatif siswa di dalam pembelajaran, dari
24,64% di siklus I menjadi 10,43 % di siklus II.
3. Nilai kemampuan kognitif siswa meningkat dari pre-test ke post-test yaitu :
52,34 menjadi 74,06 di siklus I, dan 50,14 menjadi 80,30 di siklus II
4. Rata-rata kenaikan pretest dengan postest lebih dari 50% yaitu, 50,19 % di
siklus I, dan 75,27 % di siklus II.
5. Jumlah siswa yang tuntas (nilai > 75) meningkat dalam tiap siklus yakni dari 5
siswa menjadi 18 siswa di siklus I,dan 3 siswa manjadi 27 siswa di siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dan keterbatasan dalam penelitian ini diajukan
beberapa saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan sekolah
sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran Fisika dengan menggunakan media
komputer dengan Program Virtualab pada materi Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoof I dapat dijadikan model alternatif bagi sekolah maupun guru karena
dengan model ini siswa dapat terlibat secara aktif, meningkatkan aktivitas
belajar dan kemampuan kognitif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73 2. Setiap akan dimulai pembelajaran, mengecek kembali semua komputer baik
Program Virtualab maupun sound komputer.
3. Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, seorang guru
hendaknya selalu aktif dalam melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Pemahaman siswa terhadap materi akan bertambah apabila diberikan aplikasi
konsep materi tersebut dalam materi sehari-hari atau diberikan tambahan
penyelesaian soal-soal.
5. Merencanakan tindakan ketika listrik padam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user