PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR … filepeningkatan penalaran dan hasil belajar matematika...
Transcript of PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR … filepeningkatan penalaran dan hasil belajar matematika...
PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE
NASKAH PUBLIKASI
Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Diajukan Oleh:
AFIAH SETYANINGSIH
A 410 120 073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama : Afiah Setyaningsih
NIM : A 410 120 073
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Artikel Publikasi : PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE
OUTSIDE CIRCLE
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan ini
benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali
secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab
sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Surakarta, Februari 2016
Yang membuat pernyataan,
AFIAH SETYANINGSIH
A 410 120 073
PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE
Diajukan Oleh:
AFIAH SETYANINGSIH
A 410 120 073
Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan di
hadapan tim penguji skripsi.
Surakarta, Februari 2016
Dra. Sri Sutarni, M.Pd
NIK. 563
1
PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE
Afiah Setyaningsih1)
, Sri Sutarni2)
1)Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP
2)Dosen Pendidikan Matematika, FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract
The purpose of this research is to increase of reasoning and final results
mathematics students of class VII B SMP N 3 Boyolali through Cooperative
Learning Type Inside Outside Circle. This is a classroom action research. Data
collection methods used were interviews, observation, field notes, documentation,
and a written test. Data analysis techniques used are data reduction, data
presentation, and conclusion. The results of the research showed an increased ability
of reasoning can be seen from 1) students filed allegations of (28.125%) increased to
(75%), 2) the students compile evidence, giving reasons or evidence of the
correctness of the solution (31.25%) increased to (81.25%), 3) the students make a
conclusions from the statements of (31.25%) increased to (78.125%). An increase
mathematics final result can be seen from the students who received grades of more
than equal to Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) of (43.75%) increased to
(81.25%). Based on this research, concluded that the application of Cooperative
Learning Type Inside Outside Circle in mathematics learning can be increase of
reasoning and mathematics final result.
Keywords: cooperative learning, final result, inside outside circle, reasoning
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penalaran dan hasil
belajar matematika siswa kelas VII B SMP N 3 Boyolali melalui Cooperative
Learning Tipe Inside Outside Circle. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
catatan lapangan, dokumentasi, dan tes tertulis. Teknik analisis data yang digunakan
adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang
menunjukan adanya peningkatan kemampuan penalaran dapat dilihat dari 1) siswa
mengajukan dugaan dari (28,125%) meningkat menjadi (75%), 2) siswa menyusun
bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi dari (31,25%)
2
meningkat menjadi (81,25%), 3) siswa menarik kesimpulan dari pernyataan dari
(31,25%) meningkat menjadi (78,125%). Adanya peningkatan hasil belajar
matematika dapat dilihat dari siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari (43,75%) meningkat menjadi (81,25%).
Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa penerapan Cooperative Learning
Tipe Inside Outside Circle dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan
penalaran dan hasil belajar matematika.
Kata kunci: cooperative learning, hasil belajar, inside outside circle, penalaran
Pendahuluan
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah
laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 2010: 10). Pendidikan adalah setiap
usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju
kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri (Faturrahman dkk, 2012: 1). Jadi pendidikan
adalah usaha yang dilakukan untuk membimbing, mengajar, dan melatih seseorang
dengan metode tertentu agar dapat melaksanakan tugas hidupnya di masa yang akan
datang. Salah satu cabang ilmu dalam pendidikan adalah matematika.
Matematika berperan penting dalam kehidupan seiring berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan mata pelajaran wajib yang
dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Akan tetapi banyak siswa menganggap
matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dimengerti. Selain itu matematika
merupakan mata pelajaran yang dalam aplikasinya banyak menggunakan rumus
sehingga siswa cenderung malas untuk menghafal. Sebenarnya dalam mempelajari
matematika siswa tidak dianjurkan untuk menghafal, tetapi untuk memahami konsep
akan lebih mudah jika menggunakan penalaran. Karena matematika merupakan ilmu
dasar yang dalam aplikasinya membutuhkan penalaran.
Menurut Shadiq (2004: 2) penalaran adalah suatu proses atau aktivitas
berfikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan baru yang benar
berdasarkan pada pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan
sebelumnya.
3
Muchyidin (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa strategi
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan penalaran. Hal ini dikarenakan
kemampuan penalaran matematika memerlukan pembelajaran yang mampu
mengakomodasi proses berpikir, proses bernalar, sikap kritis siswa.
Nurdalilah dkk (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa salah satu
penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan penalaran
matematik siswa dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan
guru. Pembelajaran yang selama ini digunakan guru belum mampu mengaktifkan
siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat
mereka, dan bahkan para siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka
belum paham terhadap materi yang disajikan guru.
Nawi (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa strategi pembelajaran
dapat meningkatkan penalaran dan hasil belajar matematika siswa. Untuk itu, strategi
perlu lebih banyak digunakan dan dikembangkan dalam pembelajaran matematika.
Berkenaan dengan itu, untuk mengaplikasikan perancangan pembelajaran dengan
strategi pembelajaran hendaknya mengaitkan pengetahuan yang dipelajari dengan
kehidupan. Untuk itu isi pelajaran hendaknya didesain dengan mempertimbangkan
tahap perkembangan kognitif siswa.
Cheng (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif memperkaya metode dan prosedur belajar matematika siswa. Dengan
pembelajaran kooperatif guru dapat mengembangkan keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Tran (2014) dalam penelitiannya berpendapat bahwa pembelajaran
kooperatif merangsang aktivitas kognitif, dipromosikan tingkat yang lebih tinggi dari
prestasi dan retensi pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif sangat
direkomendasikan sebagai pedagogik pembelajaran alternatif dalam gelombang saat
reformasi pendidikan.
Berdasarkan hasil observasi di SMP N 3 Boyolali yang berjumlah 32 siswa
yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan diperoleh data
kemampuan penalaran yang masih rendah. Siswa yang mampu mengajukan dugaan
sebanyak 9 siswa atau sebesar 28,125%. Siswa yang mampu menyusun bukti,
4
memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi sebanyak 10 siswa atau
sebesar 31,25%. Siswa yang mampu menarik kesimpulan dari pernyataan sebanyak
10 siswa atau sebesar 31,25%. Selain itu siswa yang memperoleh nilai lebih dari
sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 14 siswa atau sebesar
43,75%. KKM mata pelajaran matematika di SMP N 3 Boyolali adalah 80.
Akar penyebab kesenjangan penalaran dan hasil belajar yang ada
bersumber dari guru dan siswa. Kegiatan pembelajaran pada umumnya berpusat pada
guru. Biasanya guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran sehingga
siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya keterlibatan siswa dalam
pembelajaran kurang. Guru seharusnya memberikan variasi dalam setiap proses
pembelajaran sehingga siswa antusias untuk belajar. Selain itu siswa juga sulit
memahami materi yang bersangkutan dengan soal penalaran seperti soal cerita dan
pembuktian. Jika siswa dihadapkan pada soal menghitung dan pembuktian
kebanyakan mereka memilih soal hitungan. Siswa tidak melakukan evaluasi diri
sehingga kesulitan tersebut berdampak pada materi selanjutnya.
Berdasarkan akar penyebab yang paling dominan tersebut dapat diajukan
alternatif tindakan yaitu dengan Cooperative Learning Tipe Inside Outside Circle.
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spancer Kagan yaitu dengan
membentuk lingkaran kecil menghadap keluar dan lingkaran besar menghadap
kedalam kemudian siswa saling bertukar informasi, setelah itu siswa yang berada di
lingkaran luar berputar dan bertukar informasi dengan pasangan baru. Keunggulan
model pembelajaran ini adalah adanya unsur yang jelas dan memungkinkan siswa
untuk saling berbagi informasi bersama dengan singkat dan teratur (Huda, 2011:
144). Berdasarkan keunggulan diatas metode ini diharapkan dapat meningkatkan
penalaran dan hasil belajar matematika.
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa tujuan diantaranya
adalah tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ialah untuk
meningkatkan penalaran dan hasil belajar matematika. Sedangkan tujuan khusus
penelitian adalah untuk meningkatkan penalaran dan hasil belajar matematika siswa
kelas VII B SMP N 3 Boyolali melalui Cooperative Learning Tipe Inside Outside
Circle.
5
Metode Penelitian
Jenis penelitian berdasarkan pendekatannya merupakan kualitatif. Desain
penelitiannya Penilaian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Sutama (2015: 134) PTK
merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Penelitian diawali dari permasalahan riil
yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan
alternatif pemecahan masalah dan kemudian ditindak lanjuti.
Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Boyolali. Pemilihan tempat didasarkan
pada pertimbangan sebagai berikut: 1) rendahnya penalaran dan hasil belajar
matematika, 2) lokasi yang strategis, 3) guru matematika bersedia melakukan kerja
sama dengan peneliti.
Dalam penelitian ini subjek penelitian ini adalah siswa dan guru. Guru yang
menjadi subjek pelaku tindakan, yaitu Sri Lestari Widaningsih, S.Pd. Siswa yang
menjadi subyek penerimaan tindakan, yaitu siswa kelas VII B SMP N 3 Boyolali
tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 32 siswa yang terdiri dari 16 siswa
perempuan dan 16 siswa laki-laki.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah 1) wawancara dilakukan dengan mencari informasi kepada guru matematika
tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehari-hari dan tentang proses
pembelajaran setelah dilakukan dengan metode Cooperative Learning Tipe Inside
Outside Circle, 2) observasi yang dilakukan dengan mengamati langsung proses
belajar mengajar pada siswa kelas VII B SMP N 3 Boyolali tahun ajaran 2015/2016,
3) catatan lapangan yaitu catatan tentang kejadian penting yang dilakukan peneliti
saat tindakan pembelajaran matematika berlangsung, 4) dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data dengan cara memanfaatkan arsip-arsip sebagai sumber data.
Dokumentasi diperoleh dari hasil tes evaluasi, lembar wawancara, lembar observasi,
catatan lapangan, daftar kelompok siswa, daftar siswa, foto-foto saat pembelajaran
berlangsung, dll, 5) tes tertulis berupa tes soal uraian yang dikerjakan secara
individu. Tes ini bertujuan untuk mengukur penalaran dan hasil belajar matematika.
Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Reduksi data pada penelitian ini dilakukan dengan
mencatat hasil wawancara guru matematika tentang kemampuan penalaran dan
6
metode yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Penyajian data ini dapat
mempermudah peneliti menarik kesimpulan tentang adanya peningkatan penalaran
dan hasil belajar matematika setelah menerapkan Cooperative Learning Tipe Inside
Outside Circle. Penyajian data dapat berupa grafik, bagan, tabel, dan dalam bentuk
naratif. Penarikan kesimpulan adalah usaha yang dilakukan peneliti untuk memaknai
data yang telah diperoleh. Penarikan kesimpulan ini merupakan penemuan baru
setelah peneliti melakukan penelitian dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan
Cooperative Learning Tipe Inside Outside Cicle, terjadi peningkatan penalaran dan
hasil belajar matematika.
Data yang diperoleh peneliti tentang kemampuan penalaran matematika
siswa kelas VII B SMP N 3 Boyolali mulai dari sebelum tindakan sampai tindakan
siklus II disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1 Data Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika
Indikator Kemampuan
Penalaran
Sebelum
tindakan
Indikator
pencapaian
Setelah tindakan
Siklus I Siklus II
Kemampuan mengajukan
dugaan
9 siswa
28,125% 65 %
13 siswa
40,625%
24 siswa
75%
Kemampuan menyusun bukti,
memberikan alasan atau bukti
terhadap kebenaran solusi
10 siswa
31,25% 75%
15 siswa
46,875%
26 siswa
81,25%
Kemampuan menarik
kesimpulan dari pernyataan
10 siswa
31,25% 70 %
15 siswa
46,875%
25 siswa
78,125%
Adapun grafik yang menggambarkan peningkatan kemampuan penalaran
matematika siswa kelas VII B SMP N 3 Boyolali dari awal sebelum tindakan kelas
sampai dengan akhir tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada gambar berikut:
7
Gambar 1 Grafik Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika
Data yang diperoleh peneliti tentang hasil belajar matematika siswa kelas
VII B SMP N 3 Boyolali mulai dari sebelum tindakan sampai tindakan siklus II
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2 Data Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Indikator Hasil Belajar Sebelum
tindakan
Indikator
pencapaian
Setelah tindakan
Siklus I Siklus II
Nilai lebih dari sama dengan
KKM
14 siswa
43,75% 75 %
17 siswa
53,125%
26 siswa
81,25%
Adapun grafik yang menggambarkan peningkatan hasil belajar matematika
siswa kelas VII B SMP N 3 Boyolali dari awal sebelum tindakan kelas sampai
dengan akhir tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada gambar berikut:
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Sebelum
Tindakan
Siklus I Siklus II
Ba
ny
ak
Sis
wa
( %
)
Tindakan
Grafik Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika
Kemampuan Mengajukan
Dugaan
Kemampuan menyusun
bukti, memberikan alasan
atau bukti terhadap
kebenaran solusi
Kemampuan menarik
kesimpulan dari
pernyataan
8
Gambar 2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Secara keseluruhan setelah diterapkan pembelajaran dengan Cooperative
Learning Tipe Inside Outside Circle dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan
hasil belajar matematika siswa dari siklus I sampai dengan siklus II. Peningkatan
kemampuan penalaran dan hasil belajar matematika siswa secara jelas dapat dilihat
pada siklus II. Pada tindakan siklus II guru sudah terbiasa dengan model
pembelajaran yang digunakan sehingga kondisi kelas dapat dikendalikan dengan
baik, banyak siswa yang aktif pada saat diskusi sehingga pembelajaran lebih efektif,
pada saat guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
mereka percaya diri dan antusias..
Pembahasan diatas memiliki kesamaan dengan Muchyidin (2014) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa strategi pembelajaran dapat meningkatkan
kemampuan penalaran. Hal ini dikarenakan kemampuan penalaran matematika
memerlukan pembelajaran yang mampu mengakomodasi proses berpikir, proses
bernalar, sikap kritis siswa.
Sependapat dengan hal tersebut, Dewi (2014) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran Matematika menggunakan
metode pembelajaran Inside Outside Circle dan metode pembelajaran Team Assisted
Individualization terhadap hasil belajar siswa.
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Sebelum
Tindakan
Siklus I Siklus II
Ba
ny
ak
Sis
wa
( %
)
Tindakan
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Nilai lebih dari sama
dengan KKM
9
Berdasarkan uraian diatas, penelitian tindakan kelas dengan Cooperative
Learning Tipe Inside Outside Circle dapat meningkatkan penalaran dan hasil belajar
matematika siswa kelas VII B SMP N 3 Boyolali tahun ajaran 2015/2016.
Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa setelah diterapkan Cooperative Learning Tipe Inside Outside Circle dalam
pembelajaran matematika siswa kelas VII B SMP N 3 Boyolali kemampuan
penalaran dan hasil belajar matematika meningkat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Adanya peningkatan kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran
matematika setelah diterapkan Cooperative Learning Tipe Inside Outside Circle
dapat dilihat dari indikator penelitian yaitu: a) kemampuan siswa mengajukan
dugaan sebelum tindakan sebanyak 9 siswa (28,125%), setelah dilakukan
tindakan pada siklus I sebanyak 13 siswa (40,625%), dan diakhir siklus II
sebanyak 24 siswa (75%), b) kemampuan siswa menyusun bukti, memberikan
alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi sebelum tindakan sebanyak 10 siswa
(31,25%), setelah dilakukan tindakan pada siklus I sebanyak 15 siswa (46,875%),
dan diakhir siklus II sebanyak 26 siswa (81,25%), c) kemampuan siswa menarik
kesimpulan dari pernyataan sebelum tindakan sebanyak 10 siswa (31,25%),
setelah dilakukan tindakan pada siklus I sebanyak 15 siswa (46,875%), dan
diakhir siklus II sebanyak 25 siswa (78,125%).
2. Adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan
Cooperative Learning Tipe Inside Outside Circle dapat dilihat dari siswa yang
memperoleh nilai lebih dari sama dengan KKM sebelum tindakan sebanyak 14
siswa (43,75%), setelah dilakukan tindakan pada siklus I sebanyak 17 siswa
(53,125%), dan diakhir siklus II sebanyak 26 siswa (81,25%).
Daftar Pustaka
Cheng, Hua. 2011. “A Case Study of Cooperative Learning in Mathematics: Middle
School Course Design”. Journal of Mathematics Education / Vol.4 No.1
Dewi, Desiana Perdana Sari. 2014. “Studi Komparasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Inside Outside Circle (IOC) dan Teams Assisted
Individualization (TAI) Ditinjau dari Kreativitas dan Hasil Belajar pada
10
Pokok Bahasan Transformasi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP
Negeri 4 Kuningan Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jurnal Akademis dan
Gagasan Matematika / Vol.1 No.1
Faturrahman. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya
Muchyidin, Arif. 2014. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Generatif Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematika Siswa (Studi Eksperimen di Kelas
VIII MTs Negeri Luragung Kuningan”. EduMa / Vol.3 No.1
Nawi, M. 2012. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Penalaran Formal
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas
(Swasta) Al Ulum Medan”.Jurnal Tabularasa PPS UNIMED / Vol.9
No.1
Nurdalilah, dkk. 2012. “Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika dan
Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Berbasis Masalahdan
Pembelajaran Konvensional di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan”. Jurnal
Pendidikan Matematika PARADIKMA / Vol.2 No.6
Shadiq, Fadjar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta:
Widyaiswara PPPGMatematika
Sutama. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D.
Kartasura: Fairuz Media
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarta
Tran, Van Dat. 2014. “The Effects of Cooperative Learning on the Academic
Achievement and Knowledge Retention”.International Journal of Higher
Education / Vol.3 No.2