Penalaran Compiled

download Penalaran Compiled

of 21

description

Reasoning Accountancy Theory

Transcript of Penalaran Compiled

  • BAB IIPENALARAN (REASONING)

    Mata kuliah : Accounting Theory

    Dosen : Nur Aisyah Kustiani, Ak. M.Si

    Kelompok I Kelas VII-C

    1. Andi Riyadi (144060006043) / 42. Aulia Agrivanny Agassi (144060005754) / 63.

    4.

    5.

    Hendra Dwi Santoso

    Nurul Huda PurbayaSubandi

    (144060005714) /16(144060005875) /23(144060005986) /29

    PROGRAM DIPLOMA IV SPESIALISASI AKUNTANSISEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

    BAB IIPENALARAN (REASONING)

    Mata kuliah : Accounting Theory

    Dosen : Nur Aisyah Kustiani, Ak. M.Si

    Kelompok I Kelas VII-C

    1. Andi Riyadi (144060006043) / 42. Aulia Agrivanny Agassi (144060005754) / 63.

    4.

    5.

    Hendra Dwi Santoso

    Nurul Huda PurbayaSubandi

    (144060005714) /16(144060005875) /23(144060005986) /29

    PROGRAM DIPLOMA IV SPESIALISASI AKUNTANSISEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

    BAB IIPENALARAN (REASONING)

    Mata kuliah : Accounting Theory

    Dosen : Nur Aisyah Kustiani, Ak. M.Si

    Kelompok I Kelas VII-C

    1. Andi Riyadi (144060006043) / 42. Aulia Agrivanny Agassi (144060005754) / 63.

    4.

    5.

    Hendra Dwi Santoso

    Nurul Huda PurbayaSubandi

    (144060005714) /16(144060005875) /23(144060005986) /29

    PROGRAM DIPLOMA IV SPESIALISASI AKUNTANSISEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

  • 1BAB II TEORI AKUNTANSIPENALARAN (REASONING)

    A. Pengertian PenalaranMenurut Bakry (1986) penalaran merupakan suatu konsep yang paling

    umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatukesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telahdiketahui.Sedangkan menurut Copi (1978) Reasoning is a special kind of thinkingin which inference takes place, in which conclusions are drawn from premises.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penalaran merupakan prosesberpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan(belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi (assertion).Penalaran perlu diajukanuntuk membentuk, mempertahankan atau mengubah keyakinan bahwa sesuatuadalah benar. Penalaran melibatkan proses inferensi yaitu proses penurunankonsekuensi logis dan proses penarikan simpulan / konklusi dari serangkaianpernyataan atau asersi.

    B. Unsur dan Struktur PenalaranStruktur dan proses penalaran dibangun atas dasar tiga konsep penting,

    yaitu:

    1. Asersi, yaitu suatu pernyataan yang menegaskan bahwa sesuatu (misalnyateori) adalah benar. Contohnya, bila seseorang mempunyai kepercayaan bahwaolehraga itu membuat tubuh sehat adalah benar maka pernyataan Olahraga itumembuat tubuh sehat merupakan keyakinannya. Asersi mempunyai fungsi

    ganda dalam penalaran yaitu sebagai elemen pembentuk argumen dan sebagaikeyakinan yang dihasilkan oleh penalaran (berupa simpulan).

    2. Keyakinan, yaitu tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa suatu pernyataanatau teori mengenai suatu fenomena adalah benar. Keyakinan merupakan unsur

  • 2penting penalaran karena keyakinan menjadi objek penalaran dan menentukanposisi dan sikap seseorang terhadap suatu masalah.

    3. Argumen, yaitu serangkaian asersi beserta keterkaitan dan inferensi ataupenyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan. Argumentmerupakan unsur penting dalam membentuk, memelihara dan mengubah suatukeyakinan.

    Struktur penalaran terdiri dari masukan, proses dan keluaran. Dimana suatuasersi yang dapat diyakini kebenarannya didasarkan pada suatu proses argumentasiatas asersi-asersi yang saling inferensi sehingga terdapatlah sebuah keyakinan atassuatu asersi (asersi konklusi). Gambar dibawah ini mengilustrasikan proses tersebut.

    C. Asersi1. Pengertian Asersi

    Asersi merupakan pernyataan yang memuat penegasan tentang sesuatu atau

    realita, pada umumnya dalam bentuk kalimat.2. Pengkuantifikasian Asersi

    Argumen

    Asersisebagielemen

    Keyakinanbahwaasersikonklusibenar/valid

    Masukan Proses Keluaran

    Asersi

    Asersi

    Asersi

    Asersikonklusi

    Asersi

    AsersiAsersi

  • 3a. Pengkuantifikasian asersi diperlukan untuk mengetahui ketermasukan(inclusiveness) atau keuniversalan suatu asersi.

    b. Asersi universal mengandung pengkuantifikasian Semua (all) atau Tidakada (none). Contohnya Semua profesor memakai kacamata.

    c. Asersi spesifik mengandung pengkuantifikasian Beberapa (some).Contohnya Beberapa bunga berwarna kuning

    3. Penyajian Asersia. Penyajian asersi dengan memiliki arti (meaning). Contohnya Semua

    BUMN adalah Perusahaan Pencari Laba (PPL).b. Penyajian asersi dengan bentuk/struktur (form). Contohnya Semua A adalah

    B.

    c. Penyajian asersi dengan memiliki arti (meaning) sebagai unsur argumen,dapat menimbulkan kekacauan dalam evaluasi argumen karena bisa saja kitatidak dapat menerima atau tidak setuju dengan makna dari asersi tersebutwalaupun asersi tersebut valid secara struktur. Padahal dalam mengevaluasisuatu argumen, harus dipisahkan antara validitas penalaran dengankesetujuan terhadap suatu asersi.

    d. Dalam penyajian asersi menggunakan bentuk/struktur (form), validitaspenalaran dapat dicapai walaupun ketika A dan B diganti dengan maknatertentu, asersi tersebut bisa saja tidak sesuai dengan realita atau pengamatanempiris.

    e. Penyajian asersi juga dapat dilakukan dengan bentuk diagram. Contohnyauntuk asersi Semua BUMN adalah Perusahaan Pencari Laba (PPL). Maka

    diagram dari asersi tersebut adalah

    Penyajian asersi dengan menggunakan diagram bertujuan untuk menjelaskanasersi verbal yang meragukan maksudnya.

    PPLBUMN

  • 44. Jenis Hubungan dalam Asersia. Inklusi. Contoh : Semua A adalah B

    b. Eksklusi (peniadaan). Contoh : Tidak satupun A adalah B

    c. Overlap (saling isi). Contoh : Beberapa A adalah B

    5. Interpretasi AsersiUntuk menentukan keyakinan atas kebenaran suatu asersi, sangat perlu untukmemahami arti dari asersi tersebut. Misalnya terdapat enam asersi sebagaiberikut :

    I. Semua A adalah BII. Semua B adalah AIII. Tidak satu pun A adalah BIV. Tidak satu pun B adalah AV. Beberapa A adalah BVI. Tidak semua A adalah B

    4

    4. Jenis Hubungan dalam Asersia. Inklusi. Contoh : Semua A adalah B

    b. Eksklusi (peniadaan). Contoh : Tidak satupun A adalah B

    c. Overlap (saling isi). Contoh : Beberapa A adalah B

    5. Interpretasi AsersiUntuk menentukan keyakinan atas kebenaran suatu asersi, sangat perlu untukmemahami arti dari asersi tersebut. Misalnya terdapat enam asersi sebagaiberikut :

    I. Semua A adalah BII. Semua B adalah AIII. Tidak satu pun A adalah BIV. Tidak satu pun B adalah AV. Beberapa A adalah BVI. Tidak semua A adalah B

    4

    4. Jenis Hubungan dalam Asersia. Inklusi. Contoh : Semua A adalah B

    b. Eksklusi (peniadaan). Contoh : Tidak satupun A adalah B

    c. Overlap (saling isi). Contoh : Beberapa A adalah B

    5. Interpretasi AsersiUntuk menentukan keyakinan atas kebenaran suatu asersi, sangat perlu untukmemahami arti dari asersi tersebut. Misalnya terdapat enam asersi sebagaiberikut :

    I. Semua A adalah BII. Semua B adalah AIII. Tidak satu pun A adalah BIV. Tidak satu pun B adalah AV. Beberapa A adalah BVI. Tidak semua A adalah B

  • 5a. Asersi I memiliki makna yang berbeda dengan asersi II jika tidak terdapatinformasi bahwa beberapa A yang bukan B dan beberapa B yang bukan Atidak ada (A = B). Jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagaiberikut

    Kesalahan menginterpretasi asersi I sama dengan asersi II disebut kesalahankonversi premis (premis conversion error).

    b. Asersi III memiliki makna yang sama dengan asersi IV karena jika salah satuasersi tersebut benar, maka tidak mungkin asersi yang lainnya salah.

    c. Asersi V memiliki makna yang berbeda dengan asersi VI.Asersi V menegaskan bahwa terdapat beberapa A yang juga B, padaumumnya disajikan dengan diagram seperti ini :

    Namun, asersi V tidak menginformasikan apakah terdapat beberapa A yangbukan B, karena bisa jadi semua A adalah B sehingga asersi V dapat jugadisajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

    BA

    Asersi II

    A

    B

    Asersi I

    AB

    5

    a. Asersi I memiliki makna yang berbeda dengan asersi II jika tidak terdapatinformasi bahwa beberapa A yang bukan B dan beberapa B yang bukan Atidak ada (A = B). Jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagaiberikut

    Kesalahan menginterpretasi asersi I sama dengan asersi II disebut kesalahankonversi premis (premis conversion error).

    b. Asersi III memiliki makna yang sama dengan asersi IV karena jika salah satuasersi tersebut benar, maka tidak mungkin asersi yang lainnya salah.

    c. Asersi V memiliki makna yang berbeda dengan asersi VI.Asersi V menegaskan bahwa terdapat beberapa A yang juga B, padaumumnya disajikan dengan diagram seperti ini :

    Namun, asersi V tidak menginformasikan apakah terdapat beberapa A yangbukan B, karena bisa jadi semua A adalah B sehingga asersi V dapat jugadisajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

    BA

    Asersi II

    A

    B

    Asersi I

    AB

    5

    a. Asersi I memiliki makna yang berbeda dengan asersi II jika tidak terdapatinformasi bahwa beberapa A yang bukan B dan beberapa B yang bukan Atidak ada (A = B). Jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagaiberikut

    Kesalahan menginterpretasi asersi I sama dengan asersi II disebut kesalahankonversi premis (premis conversion error).

    b. Asersi III memiliki makna yang sama dengan asersi IV karena jika salah satuasersi tersebut benar, maka tidak mungkin asersi yang lainnya salah.

    c. Asersi V memiliki makna yang berbeda dengan asersi VI.Asersi V menegaskan bahwa terdapat beberapa A yang juga B, padaumumnya disajikan dengan diagram seperti ini :

    Namun, asersi V tidak menginformasikan apakah terdapat beberapa A yangbukan B, karena bisa jadi semua A adalah B sehingga asersi V dapat jugadisajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

    BA

    Asersi II

    A

    B

    Asersi I

    AB

  • 6Sementara itu, asersi VI tidak menjelaskan apakah terdapat beberapa B yangbukan A, sehingga asersi VI dapat disajikan dengan diagram sebagai berikut:

    Diagram di atas merupakan penegasan dari asersi Tidak semua A adalah Bdan menyangkal asersi Semua A adalah B. Dengan demikian , asersi V

    (beberapa) dan asersi VI (tidak semua) dapat saja berbeda tergantungkonteks kalimat dan informasi yang tersedia.

    6. Asersi Untuk Evaluasi IstilahPenyajian asersi dalam bentuk diagram dapat digunakan untuk mengevaluasi

    istilah. Contoh : istilah Certified Public Accountant dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Bersertifikat Akuntan Publik atau AkuntanPublik Bersertifikat. Untuk mengevaluasi hal tersebut, dapat digunakan diagramsebagai berikut :

    AsersiII

    B

    Bersertifikat Akuntan Publik

    AAkuntanPublik

    AhliPijat

    AhliMasak

    Bersertifikat

    Akuntan Publik Bersertifikat

    AkuntanPublik

    Akuntan

    AkuntanPublik

    Bersertifikat

  • 77. Jenis Asersi

    a. Asumsi

    Asumsi adalah asersi yang diyakini benar tanpa perlu diajukan bukti. Asumsidigunakan untuk keperluan diskusi atau debat.

    b. HipotesisHipotesis adalah asersi yang kebenarannya masih harus diuji dan diyakinidapat diuji sehingga hipotesis bisa bernilai benar atau salah.

    c. Pernyataan fakta

    Pernyataan fakta adalah asersi yang bukti tentang kebenarannya diyakinisangat kuat (tidak dapat dibantah).

    8. Fungsi AsersiSebagai bahan olah dalam argumen, asersi memiliki dua fungsi yaitu sebagai:

    a. Premis; asersi yang digunakan untuk mendukung konklusi (kesimpulan).b. Konklusi; asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi.

    Kredibilitas suatu konklusi tidak dapat melebihi kredibilitas terendahpremis-premis yang mendukungnya.

    D. KeyakinanMerupakan salah satu dari tiga struktur dalam proses penalaran. Keyakinan

    merupakan tingkat kebersediaan (willingness) untuk menerima bahwa suatupernyataan atau teori (penjelasan) mengenai suatu fenomena atau gejala (alam atausosial) adalah benar. Keyakinan diperoleh karena kepercayaan (confidence) tentangkebenaran yang dilekatkan pada suatu asersi. Kepercayaan diberikan terhadap suatuasersi biasanya setelah dilakukan evaluasi terhadap asersi atas dasar argumen yangdigunakan untuk menurunkan asersi. Dengan kata lain keyakinan merupakanproduk, hasil, tujuan atau sasaran penalaran, yang menunjukkan posisi (paham) dansikap seseorang terhadap suatu masalah yang menjadi topik bahasan. Orang dapatdikatakan mempunyai keyakinan yang kuat kalau dia bersedia bertindak (berpikir,berperilaku, berpendapat, atau berasumsi) seakan-akan asersi tersebut benar.

  • 81. Properitas Keyakinan.

    Semua penalaran bertujuan untuk menghasilkan suatu keyakinan terhadap asersiyang menjadi konklusi penalaran. Pemahaman terhadap bebrapa prioritas (sifat)keyakinan sangat penting dalam mencapai keberhasilan argumen.

    2. Sifat dari Keyakinana. Keadabenaran

    Sebagai produk penalaran, untuk dapat menimbulkan keyakinan, suatu asersiharus harus ada benarnya (plausible). Keadabenaran atau plausibilitas suatuasersi bergantung pada apa yang diketahui tentang isi asersi ataupengetahuan yang mendasari (the underlying knowledge) dan pada sumberasersi (the source).

    b. Bukan pendapatKeyakinan adalah sesuatu yang harus dapat ditunjukkan ataudibuktikan secara objektif apakah asersi tersebut salah atau benar dansesuatu yang diharapkan menghasilkan suatu kesepakatan (agreement) olehsetiap orang yang mengevalusinya atas dasar fakta objektif.

    c. Bertingkat

    Keyakinan yang di dapat dari suatu asersi tidak bersifat mutlak tetapibertingkat mulai dari sangat meragukan sampai sangat meyakinkan(convincing). Tingkat keyakinan dapat ditentukan oleh kuantitas dan kualitasbukti untuk mendukung asersi.

    d. BerbiasKeyakinan juga dipengaruhi oleh preferensi, keinginan dan kepentinganperibadi yang karena sesuatu hal perlu dipertahankan. Pada umumnya, bilaorang mempunyai kepentingan, sulit baginya untuk bersikap objektif.

    e. Bermuatan nilai

    Orang melekatkan nilai (value) terhadap suatu keyakinan. Nilai keyakinanadalah tingkat penting tidaknya suatu keyakinan perlu dipegang atau

  • 9dipertahankan seseorang. Nilai keyakinan bagi seseorang akan tinggi apabilaperubahan keyakinan mempunyai implikasi serius terhadap flisofi, sistemnilai, martabat, pendapatan potensial, dan perilaku orang tersebut.

    f. Berkekuatan

    Kekuatan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang dilekatkan seseorangpada kebenaran suatu asersi. Semua sifat properitas keyakinan merupakanfaktor yang menentukan tingkat kekuatan keyakinan seseorang. Seseorangyang memiliki keyakinan terhadap kebenaran suatu asersi yang kuat maka iaakan berpikir, berperilaku, berpendapat, atau berasumsi yang bersifatmendukung asersi tersebut.

    g. VeridikalVeridikalitas (veridicality) adalah tingkat kesesuaian keyakinan denganrealitas. Realitas yang dimaksud di sini adalah apa yang sungguh-sungguhbenar tentang asersi yang diyakini. Dengan kata lain, veridikalitas adalahmudah tidaknya fakta yang dapat ditemukan dan ditunjukkan untukmendukung keyakinan.

    h. Berketertempaan

    Ketertempaan (malleability) atau kelentukan keyakinan berkaitan denganmudah tidaknya keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yangrelevan. Berbeda dengan veredikaliatas, ketertempaan tidakmempermasalahkan apakah suatu asersi sesuai atau tidak dengan realitastetapi lebih mempermasalahkan apakah keyakinan terhadap suatu asersidapat diubah oleh bukti yang relevan.

    Beberapa sifat keyakinan di atas perlu disadari mengingat bahwa tujuanargumen adalah dalam rangka mencari kebenaran (the search of truth) dan bukanuntuk menyembunyikan kebenaran dengan cara pengelabuan (deception) danpengecohan. Sifat-sifat keyakinan di atas menunjukkan bahwa mengubah keyakinanmelalui argumen dapat merupakan proses yang kompleks karena menyangkut duahal yang berkaitan yaitu manusia yang meyakini dan asersi yang menjadi objek

  • 10

    keyakinan. Manusia tidak selalu rasional dan bersedia berargumen sementara itutidak semua asersi dapat ditentukan kebenarannya secara objektif dan tuntas.

    E. ArgumenArgumen sering digunakan secara keliru untuk menunjukkan ketidaksepakatan atau

    perselisihan. Hal ini berkonotasi negatif, sementara dalam arti positif, argumen adlahpenalaran logis untuk menjelaskan atau mengajukan bukti rasional tentang suatu asersi.Argumen juga dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk meyakinkan seseoranguntuk mempercayai atau melakukan sesuatu. Suatu argumen adalah suatu rangkaianasersi, satu di antaranya adalah kesimpulan atau asersi kunci, dan sisanya dimaksudkanuntuk mendukung kesimpulan atau asersi kunci tersebut. (Nickerson, 1986)

    1. Anatomi Argumen

    Argumen terdiri dari serangkaian asersi yang berkaitan dalam bentuk inferensi ataukesimpulan. Asersi dapat berfungsi sebagi premis atau konklusi.Indikator premis dalam suatu argumen:

    a. So (maka)b. Thus (dengan demikian)c. Therefore (oleh karena itu)d. Hence (oleh karena itu)e. Be concluded that (disimpulkan bahwa)f. Consequently (sebagai akibatnya)

    Indikator konklusi dalam suatu argumen:a. Since (oleh karena)b. For (karena, mengingat)c. Because (karena)d. Assuming that (dengan asumsi bahwa)e. For the reason that (dengan alasan bahwa)

    Cederblom dan Paulsen (1986) menyatakan principle of charitable interpretation (prinsipinterpretasi terdukung) yang menjelaskan bahwa bila terdapat lebih dari satu interpretasi

  • 11

    dalam suatu argumen, argumen harus diinterpretasi sehingga premis-premis yangterbentuk memberikan dukungan yang paling kuat terhadap konklusi yang dihasilkan.

    2. Jenis Argumen

    Argumen terdiri dari argumen deduktif dan argumen induktif, dan juga argumen denganmenggunakan analogi dan argumen sebab-akibat.

    Argumen deduktif atau penalaran deduktif atau argumen logis adalah prosespenyimpulan yang berasal dari suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) kepernyataan khusus sebagai simpulan (konklusi). Salah satu contoh argumen deduktifadalah silogisma. Contoh silogisma:Premis major: Semua binatang menyusui mempunyai paru-paru. (postulat)Premis minor: Kucing binatang menyusui.Konklusi: Kucing mempunyai paru-paru.

    Dalam silogisma, kesimpulan akan benar jika kedua premis benar dan premisminor menjelaskan anteseden (modus ponens) atau premis minor menyangkalkonsekuen (modus tollens).

    Dalam akuntansi, premis major dapat berasal dari konklusi penalaran deduktif.Argumen dalam akuntansi dipertanyakan apakah cukup meyakinkan, perlu dinilaiapakah struktur penilaian logis dan premis-premisnya dapat diterima.Kriteria evaluasi penalaran deduktif terdiri dari kelengkapan, kejelasan, kesahihan, dankepercayaan.

    Argumen induktif atau argumen ada-benarnya (plausible argument) adalahargumen dimana konklusi merupakan generalisasi dari premis sehingga tujuan daripremis adalah untuk meyakinkan bahwa probabilitas atau kebolehjadian (likelihood)kebenaran konklusi cukup tinggi atau sebaliknya, ketakbenaran konklusi cukup rendahkebolehjadiannya (unlikely). Konklusi didasarkan pada pengamatan yang nyatanyaterjadi, penalaran induktif disebut juga generalisasi empiris.Contoh:Premis: Sekelompok penderita kanker semuanya perokokKonklusi: Merokok menyebabkan kanker.

  • 12

    Dalam penalaran induktif, jika premis benar, konklusi belum tentu benar. Kebenarankonklusi hanya dijamin dengan tingkat keyakinan tertentu.

    Argumen sebab-akibat adalah argumen untuk menyatakan bahwa perubahanfaktor tertentu disebabkan oleh faktor yang lain.Kriteria penyebaban:

    a. Faktor sebab bervariasi dengan faktor akibat (efek);b. Faktor sebab terjadi sebelum atau mendahului faktor akibat;c. Tidak ada faktor lain yang terjadi selain faktor sebab yang diidentifikasi

    F. Kecohan (Fallacy)Kecohan adalah keyakinan yang keliru yang disebabkan oleh argumen yangmengandung cacat (tidak valid).Kecohan dapat disebabkan oleh:

    1. Stratagem

    Merupakan pendekatan untuk meyakinkan orang dengan cara selain mengajukanargumen yang valid dan masuk akal. Stratagem biasanya digunakan untukmempertahankan pendapat yang sebenarnya keliru dan mengandung kebohongan(decelt) dan muslihat (trick). Meliputi:

    a. Persuasi Langsung

    Persuasi taklangsung merupakan stratagem untuk menyakinkan seseorang akan

    kebenaran suatu pernyataan bukan langsung melalui argumen atau penalaranmelainkan melalui cara-cara yang sama sekali tidak berkaitan dengan validitasargumen. Contoh persuasi taklangsung banyak dijumpai dalam periklanan. Untukmembujuk agar orang mau membeli produk, orang tidak disuguhi argumen tentangmengapa produk tersebut berkualitas melainkan ditunjuki pemandangan bahwaseorang selebritis menggunakan produk tersebut. Harapannya adalah orang yang tidakmenggunakan produk akan merasa bahwa dia tidak termasuk dalam golongan yangbergaya hidup selebritis.Orang yang rasional tentunya tidak mudah terbujuk olehstratagem tersebut. Akan tetapi, teknik-teknik persuasi sudah canggih dan halussehingga orang yang rasional pun masih terkecoh secara emosional.

  • 13

    b. Membidik OrangnyaStratagem ini digunakan untuk melemahkan atau menjatuhkan suatu posisi atau

    pernyataan dengan cara menghubungan pernyataan atau argumen yang diajukanseseorang dengan pribadi orang tersebut. Jadi, yang dilawan orangnya denganmengajukan kejelekan atau sifat yang kurang menguntungkan dari lawan berargumenbukan argumennya. Dengan cara ini diharapkan bahwa daya bujuk argumen akanmenjadi turun atau jatuh. Berikut ini adalah beberapa contoh stratagem ini. Praktisi akuntansi yang tidak mengikuti standar akuntansi seperti apa adanya

    adalah orang yang tidak loyal dan tidak profesional. Kurikulum ini harus diganti total karena yang mengembangkan adalah

    pengelola lama (rezim orde baru).Berkaitan dengan stratagem ini, orang sering menggunakan taktik ungkapan

    merendahkan untuk menyanggah atau menghindari argumen dengan ungkapan-ungkapan berikut :

    Yang anda katakan itu adalah lelucon baru yang belum pernah sayadengar!

    Apa itu kok aneh-aneh, seperti kurang pekerjaan saja! (Sebagai reaksiterhadap istilah akuntansi baru yang baru saja didengarnya.)

    c. Menyampingkan Masalah

    Stratagem ini dilakukan dengan cara mengajukan argumen yang tidak bertumpupada masalah pokok atau dengan cara mengalihkan masalah ke masalah yang lainyang tidak bertautan. Hal ini sering dilakukan orang jika dia (karena sesuatu hal) tidakbersedia menerima argumen yang dia tahu lebih valid dari argumen yangdipegangnya. Penyampingan masalah ini juga merupakan salah satu contoh salahnalar karena penyampingan dilakukan dengan memberi penjelasan yang tidakmenjawab masalah. Berikut ini adalah beberapa contoh stratagem ini. Pembenahan istilah akuntansi tidak perlu dilakukan karena dalam

    komunikasi yang penting kita tahu maksudnya. Mengapa istilah kos seharusnya digunakan alih-alih biaya? Stratagem: Apa

  • 14

    bedanya dengan kos-kosan (tempat mondok)?Dalam contoh pertama, misalnya, orang tidak lagi membahas arti pentingnya

    pembenahan melainkan mematikan atau memotong diskusi dengan mengajukanalasan yang menyimpang dari masalah pokok. Dalam contoh kedua, penyanggah tidakbertanya secara ilmiah atau akademik mengapa demikian tetapi malahan mengolok-olok penggagas atau gagasan untuk menyampingkan masalah pokok.

    d. MisrepresentasiStratagem ini digunakan biasanya untuk menyanggah atau menjatuhkan posisi

    lawan dengan cara memutarbalikkan atau menyembunyikan fakta baik secara halusmaupun terang-terangan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara misalnya:mengekstremkan posisi lawan, menyalahartikan maksud baik posisi lawan, ataumenonjolkan kelemahan dan menyembunyikan keunggulan argumen lawan.

    Sebagai contoh, seorang anggota DPR dari Partai A mengajukan argumenuntuk mendukung agar pemerintah mengurangi anggaran untuk pertahanan danmenambah anggaran untuk pendidikan. Anggota dari Partai B, sebagai penyanggah,menuduh anggota dari Partai A ingin menghancurkan militer dan menempatkannegara pada kondisi kurang aman. Ini merupakan misrepresentasi denganmengekstremkan posisi lawan.

    Berkaitan dengan strategi ini adalah apa yang dikenal dengan istilah thedeceptive use of truth. Dengan taktik ini, penalar menunjukkan fakta atau kebenaran(truth) tetapi tidak secara utuh atau hanya sebagian. Pengiklan obat menunjukkankhasiat obat tanpa menunjukkan efek samping. Peneliti menunjukkan perbedaankarakteristik dua kelompok dengan menggambar grafik perbedaan di bagian ujungsaja sehingga perbedaan yang secara statistis tidak signifikan menjadi tampak secaraekonomik signifikan. Ada berbagai cara lain untuk mengelabuhi dengan statistik tanpaharus berbohong.

  • 15

    e. Imbauan CacahStratagem ini biasanya digunakan untuk mendukung suatu posisi dengan

    menunjukkan bahwa banyak orang melakukan apa yang dikandung posisi tersebut.Sebagai contoh, suatu kelompok memegang posisi untuk membolehkan penaikanharga (mark-up) kontrak atau tender karena banyak rekanan melakukan hal tersebut.Dalam promosi produk, pengiklan membuat klaim Sembilan dari sepuluh bintang

    film menggunakan sabun merek X untuk membujuk konsumer agar membeli sabun

    tersebut. Imbauan cacah (appeal to number) didasarkan pada asumsi bahwa mayoritasorang melakukan suatu hal atau popularitas suatu hal menunjukkan bahwa hal tersebutadalah benar atau tidak dapat salah.

    Agar tidak terkecoh, orang harus memegang prinsip bahwa suatu hal tidakmenjadi benar lantaran banyak orang yang melakukannya atau popular. Penalar(reasoner) yang bijak, lebih-lebih akademisi, akan mempertimbangkan suatu gagasanatas dasar bukti pendukung (argumen) yang valid dan bukan atas dasar banyaknyaorang yang memegang gagasan itu.

    f. Imbauan AutoritasStratagem ini mirip dengan imbauan cacah kecuali bahwa banyaknya orang

    atau popularitas diganti dengan autoritas. Dengan imbauan autoritas, orang berusahameningkatkan daya bujuk suatu posisi dengan menunjukkan bahwa posisi tersebutdipegang oleh orang yang mempunyai autoritas dalam masalah bersangkutan tanpamenunjukkan bagaimana autoritas bernalar. Memang selayaknyalah bahwapernyataan orang autoritatif akan lebih mendapat bobot dibanding orang awam. Akantetapi, penalaran di balik pernyataan harus tetap menjadi pertimbangan utama.

    Sebagai contoh, seorang akademisi ditanya mengapa dia memakai istilahbeban bukan biaya untuk padan kata expense. Akademisi tersebut dapat mengajukanstratagem bahwa dia menggunakan istilah beban karena autoritas (Ikatan AkuntanIndonesia) menggunakan istilah tersebut tanpa mempersoalkan apakah istilahtersebut layak atau tidak padahal dia tahu bahwa istilah beban tidak valid (tidakdapat didukung secara argumentatif).

  • 16

    Berkaitan dengan stratagem ini adalah imbauan autoritas yang tidaktepat.Sebagai contoh, untuk tujuan sensasional, jurnalis media masa atau televisisering mengundang pakar atau penguasa untuk berbicara tentang masalah yang tidakdikuasainya atau yang keahliannya tidak bersangkutan sama sekali dengan masalahyang diberitakan.

    g. Imbauan TradisiDalam beberapa hal, orang sering mengerjakan sesuatu dengan cara tertentu

    semata-mata karena memang begitulah cara yang telah lama dikerjakan orang.Namun, kenyataan bahwa sesuatu telah lama dikerjakan dengan cara tertentu di masalampau tidak dengan sendirinya menjadi argumen untuk meneruskan cara tersebutkhususnya kalau terdapat cara lain yang terbukti lebih valid atau baik.

    Misalnya seorang dosen berargumen bahwa skripsi mahasiswa harus ditulisdengan mesin ketik (bukan komputer) karena tradisi penulisan jaman dulu atau, bilaboleh menggunakan komputer, dosen melarang mahasiswa mencetak kata yangbiasanya diberi garis bawah dengan huruf miring karena mempertahankan tradisipenulisan ilmiah jaman sebelum datangnya komputer.

    h. Dilema Semu

    Dilema semu (false dilemma) adalah taktik seseorang untuk mengaburkanargumen dengan cara menyajikan gagasannya dan satu alternatif lain kemudianmengkarakterisasi alternatif lain sangat jelek, merugikan, atau mengerikan sehinggatidak ada cara lain kecuali menerima apa yang diusulkan penggagas. Kecohan terjadikarena pengargumen mengklaim bahwa hanya ada dua alternatif dan yang satu jelastidak diinginkan sehingga hanya alternatif yang diusulkannya yang harus diterima.Sayangnya, dalam banyak hal, orang tidak cukup kritis untuk menanyakan apakah adaalternatif lain yang lebih masuk akal. Struktur dilema semu dapat dinyatakan secaraumum sebagai berikut:

    Kalau kita tidak memilih alternatif A, maka kita akan mengalamipenderitaan atau kerugian akibat dipilihnya alternatif B.

  • 17

    Orang sering menambahkan ungkapan penyangat seperti take it or leave itatau pokoknya. Penyangat pokoknyasering dilandasi oleh kekuasaan atauautoritas pengargumen. Argumen di atas memang valid kalau dievaluasi atas dasarstruktur argumen saja, yaitu:

    Premis mayor : Baik A atau B

    Premis minor : Bukan B

    Konklusi : A

    Walaupun valid strukturnya, dilema semu merupakan argumen yang tidaklayak karena premis mayornya Baik A atau B adalah takbenar mengingat bahwa

    kenyataannya ada alternatif-alternatif lain yang tidak disebutkan.

    i. Imbauan EmosiDaya bujuk argumen sering dicapai dengan cara membaurkan emosi dengan

    nalar. Pendeknya, daya nalar orang dimatikan dengan cara menggugah emosinya.Membidik orangnya atau imbauan autoritas sebenarnya merupakan salah satu bentukimbauan emosi.Dengan menggugah emosi, pengargumen sebenarnya berusahamenggeser dukungan nalar (support) validitas argumennya dengan motif (motive).Dengan taktik ini, emosi orang yang dituju diagitasi sehingga dia merasa tidak enakuntuk tidak menerima alasan yang diajukan. Dua stratagem yang dapat digunakan untukmencapai hal ini adalah imbauan belas kasih (appeal to pity) dan imbauantekanan/kekuasaan (appeal to force).

    Orang dikatakan telah memanfaatkan imbauan belas kasih ke anda bilamana diamemaksa anda menyetujui sesuatu karena kalau anda tidak setuju dia akan menderita.Kebalikan dari imbauan belas kasih adalah bilamana seseorang mamaksa andamenyetujui sesuatu karena kalau anda tidak setuju anda akan menderita ataumenanggung akibatnya.

    Dari dua contoh di atas, faktor yang membuat argumen menjadi persuasifadalah motif bukan validitas argumen. Kedua stratagem tersebut menempatkan orangmenjadi tidak enak kalau tidak menerima (meyakini) konklusi meskipun keduanya

  • 18

    tidak mengajukan bukti pendukung untuk meyakinkan bahwa konklusi adalah benar(valid).

    2. Salah nalar

    Merupakan kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkansimpulan sehingga simpulan menjadi salah atau tidak valid. Beberapa bentuk salahnalar.

    a. menegaskan konsekuen

    bahwa agar argumen valid maka harus mengikuti kaidah menegaskan anteseden.Bila simpulan diambil dengan pola premis yang menegaskan konsekuen, akanterjadi salah nalar.

    b. menyangkal antesedenSuatu argumen yang mengandung penyangkalan akan valid apabila konklusiditarik mengikuti kaidah menyangkal konsekwen. Bila simpulan diambil denganstruktur premis yang menyangkal anteseden, simpulan akan menjadi tidak valid.

    c. Pentaksaan

    Salah nalar dapat terjadi apabila ungkapan dalam premis yang satu mempunyaimakna yang berbeda dengan makna ungkapan yang sama dalam premis lainnya.Dapat juga, salah nalar terjadi karena konteks premis yang satu berbeda dengankonteks premis lainnya.

    d. perampatan-lebihSalah nalar yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalahmelekatkan (mengimputasi) karakteristik sebagian kecil anggota ke seluruhanggota himpunan, kelas, atau kelompok secara berlebihan.

    e. Parsialitas

    Menarik konklusi hanya atas dasar sebagian dari bukti yang tersedia yangkebetulan mendukung konklusi. Kadang-kadang kita sengaja memilih danmelekatkan bobot yang tinggi pada bukti (argumen) yang cenderung mendukungkonklusi atau keyakinan yang kita sukai dengan mengabaikan bukti yangmenentang konklusi tersebut.

  • 19

    f. pembuktian dengan analogibahwa analogi bukan merupakan cara untuk membuktikan (to prove) validitasatau kebenaran suatu asersi. Analogi lebih merupakan suatu sarana untukmeyakinkan bahwa asersi konklusi mempunyai kebolehjadian (likelihood) untukbenar. Dengan kata lain, bila premis benar, konklusi atas dasar analogi belumtentu benar. Jadi, analogi dapat menghasilkan salah nalar.

    g. merancukan urutan kejadian dengan penyebabSalah nalar terjadi bila urutan kejadian disimpulkan sebagai penyebaban. Urutankejadian hanyalah merupakan salah satu syarat untuk menyatakan adanyapenyebaban. Syarat ini merupakan syarat perlu (necessary condition) untukpenyebaban tetapi bukan syarat cukup (sufficient condition).

    h. menarik simpulan pasangan

    Salah nalar terjadi kalau orang menyimpulkan bahwa suatu konklusi salahlantaran argumen tidak disajikan dengan meyakinkan (tidak konklusif) sehinggadia lalu menyimpulkan bahwa konklusi atau posisi pasanganlah yang benar

    3. Aspek manusia dalam penalarana. Puas dengan penjelasan sederhana

    Keingingan yang kuat untuk memperoleh penjelasan sering menjadikan orangpuas dengan penjelasan sederhana yang pertama ditawarkan sehingga dia tidaklagi berupaya untuk mengevaluasi secara saksama kelayakan penjelasan danmembadingkannya dengan penjelasan alternatif

    b. Kepentingan mengalahkan nalarHambatan untuk bernalar sering muncul akibat orang mempunyai kepentingantertentu (vested interest) yang harus dipertahankan.Kepentingan sering memaksaorang untuk memihak suatu posisi (keputusan) meskipun posisi tersebut sangatlemah dari segi argumen.

    c. Sindroma tes klinisSindroma ini menggambarkan seseorang yang merasa (bahkan yakin) bahwaterdapat ketidakberesan dalam tubuhnya dan dia juga tahu benar apa yang terjadikarena pengetahuannya tentang suatu penyakit. Akan tetapi, dia tidak berani untuk

  • 20

    memeriksakan diri dan menjalani tes klinis karena takut bahwa dugaan tentangpenyakitnya tersebut benar. Dalam dunia akademik, sindroma semacam ini dapatterjadi kalau seseorang mempunyai pandangan yang menurut dirinya sebenarnyakeliru atau tidak valid lagi karena adanya pandangan atau gagasan baru

    d. Mentalitas Djoko TingkirBudaya Djoko Tingkir digunakan untuk menggambarkan lingkungan akademikatau profesi seperti ini karena konon perbuatan Djoko Tingkir yang tidak terpujiharus dibuat menjadi terpuji dengan cara mengubah skenario yang sebenarnyaterjadi semata-mata untuk menghormatinya karena dia bakal menjadi raja(kekuasaan).

    e. Merasionalkan daripada menalarBila karena keberpihakan, kepentingan, atau ketakkritisan, orang telanjurmengambil posisi dan ternyata posisi tersebut salah atau lemah, orang ada kalanyaberusaha untuk mencari-cari justifikasi untuk membenarkan posisinya. Dalam halini, tujuan diskusi bukan lagi untuk mencari kebenaran atau validitas tetapi untukmembela diri atau menutupi rasa malu. Bila hal ini terjadi, orang tersebutsebenarnya tidak lagi menalar (to reason) tetapi merasionalkan (to rationalize).

    f. Persistensi

    Karena kepentingan tertentu harus dipertahankan atau karena telah lama melekat dalamkerangka pikir, seseorang kadang-kadang sulit melepaskan suatu keyakinan danmenggantinya dengan yang baru. Dengan kata lain, orang sering berteguh ataupersisten terhadap keyakinannya meskipun terdapat argumen yang kuat bahwakeyakinan tersebut sebenarnya salah sehingga dia seharusnya melepaskankeyakinan tersebut.