PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

16
PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN DENGAN PENDEKATAN MULTI INDUSTRI Mohammad Aldi Prambudiansyah, Sunaryo, dan Hadi Tresno Wibowo Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Penggunaan sistem manajemen produksi kapal sangatlah berpengaruh terhadap keseluruhan proses produksi kapal. Keterbatasan modal untuk memodernisasi teknologi serta pengembangan lahan menjadi permasalahan utama bagi galangan menengah dan galangan kecil. Salah satu cara peningkatan efisiensi produksi adalah melalui pemilihan sistem manajemen produksinya itu sendiri. Metode multi industri menawarkan peningkatan efisiensi dan produktifitas tanpa memerlukan modal besar sehingga galangan kecil dan menengah dapat berpartisipasi didalam pasar yang lebih luas. Kata Kunci : Proses Produksi Kapal, Fabrikasi, Kapal Pelat Datar, Multi Industri INCREASING SHIPYARD EFFICIENCY AND PRODUCTIVITY THROUGH MULTI INDUSTRY SHIPBUILDING APPROACH Abstract Ship production management system is very influential to the overall ship production process. Limited capital cost to modernize technology and land development becomes a major problem for medium and small shipyard. One way to increase the efficiency of production is through the selection of the production management system itself. Multi-industry method offers improved efficiency and productivity without the need for large capital cost of small and medium-sized shipyards so that they can participate in the broader market. Keyword : Ship Production Process, Fabrication, Ship Building, Flat Hull Ship, Multi-industry Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Transcript of PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

Page 1: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN DENGAN PENDEKATAN MULTI INDUSTRI

Mohammad Aldi Prambudiansyah, Sunaryo, dan Hadi Tresno Wibowo

Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Penggunaan sistem manajemen produksi kapal sangatlah berpengaruh terhadap keseluruhan proses produksi

kapal. Keterbatasan modal untuk memodernisasi teknologi serta pengembangan lahan menjadi permasalahan

utama bagi galangan menengah dan galangan kecil. Salah satu cara peningkatan efisiensi produksi adalah

melalui pemilihan sistem manajemen produksinya itu sendiri. Metode multi industri menawarkan peningkatan

efisiensi dan produktifitas tanpa memerlukan modal besar sehingga galangan kecil dan menengah dapat

berpartisipasi didalam pasar yang lebih luas.

Kata Kunci : Proses Produksi Kapal, Fabrikasi, Kapal Pelat Datar, Multi Industri

INCREASING SHIPYARD EFFICIENCY AND PRODUCTIVITY THROUGH MULTI INDUSTRY SHIPBUILDING APPROACH

Abstract

Ship production management system is very influential to the overall ship production process. Limited capital

cost to modernize technology and land development becomes a major problem for medium and small shipyard.

One way to increase the efficiency of production is through the selection of the production management system

itself. Multi-industry method offers improved efficiency and productivity without the need for large capital cost

of small and medium-sized shipyards so that they can participate in the broader market.

Keyword : Ship Production Process, Fabrication, Ship Building, Flat Hull Ship, Multi-industry

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 2: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

PENDAHULUAN Galangan kapal yang ada di indonesia adalah galangan kapal berkembang dengan

mayoritas luas area galangan tidak sebesar galangan kapal di luar negeri. Ini menyulitkan

galangan kapal Indonesia untuk bersaing dengan pasar internasional karena galangan-

galangan di Indonesia memiliki keterbatasan tersebut.Untuk dapat terus berpartisipasi di

industri perkapalan dalam negeri pada era globalisasi ini diperlukan langkah-langkah bagi

galangan kapal kecil dan menengah untuk menyesuaikan kualitas dan kinerja mereka demi

memenuhi permintaan pasar.Langkah yang ada diantaranya adalah peranan pemerintah untuk

memberikan subsidi kepada galangan kapal agar bisa terus berjalan, modernisasi peralatan

serta perluasan galangan dan pelatihan para pekerja agar kualitas pekerjaan

meningkat.Langkah-langkah tersebut tentunya membutuhkan modal yang besar dalam

pelaksanaannya, berkaitan dengan hal itu perlu diingat bahwa galangan kapal kecil dan

menengah belum memiliki modal yang kuat dan pemerintah tidak bisa dibebankan

sepenuhnya dalam hal pemberian subsidi.

Langkah-langkah tersebut tentunya membutuhkan modal yang besar dalam

pelaksanaannya, berkaitan dengan hal itu perlu diingat bahwa galangan kapal kecil dan

menengah belum memiliki modal yang kuat dan pemerintah tidak bisa dibebankan

sepenuhnya dalam hal pemberian subsidi. Salah satu langkahnya adalah dengan mengikuti

metode Multi Industry. Yaitu sebuah metode pembangunan dengan cara melakukan kerja

sama pada beberapa industri pendukung guna mengoptimalkan sumberdaya manusia maupun

sumberdaya peralatan yang dimiliki untuk dapat meraih efisiensi yang baik guna bersaing

dengan galangan internasional yang telah menginvestasikan modal dalam jumlah besar

dibidang teknologi dan infrastruktur galangannya.

TINJAUAN TEORITIS Metode Produksi Kapal

Kapal merupakan alat transportasi Massive yang memiliki ukuran cukup besar, sebuah

kapal dituntut untuk dapat menopang banyaknya muatan yang dibawanya dari dinamika laut

yang ada, maka dari itu sebuah kapal besar pada umumnya memiliki konstruksi dari pelat baja

untuk menjamin kekuatan dari konstruksinya itu sendiri. Beberapa jenis kapal yang

menggunakan konstruksi baja diantaranya adalah kapal kontainer, kapal penumpang, kapal

ferry ro-ro, kapal tanker dan lain sebagainya. Menurut Departemen Pendidikan Nasional

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 3: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

(Urutan dan Pembuatan kapal, 2003), proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara

pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat. Proses pembuatan kapal

berdasarkan sistem terbagi menjadi tiga macam yaitu sistem seksi, sistem blok seksi, sistem

blok.

1. Sistem seksi adalah sebuah sistem yang menerapkan pembangunan berdasarkan seksi-

seksi kecil.

2. Sistem blok seksi adalah sebuah sistem yang menerapkan pembangunan berdasarkan

beberapa seksi yang telah digabungkan terlebih dahulu.

3. Sistem blok adalah sebuah sistem yang menerapkan pembangunan berdasarkan blok-

blok besar yang telah rampung beserta dengan sistem – sistem yang ada didalamnya.

Menurut Sunaryo (2010), secara keseluruhan pembangunan kapal dapat dibagi

menjadi 4 tahap yaitu :

1. Tahap desain.

Pada tahap ini permintaan spesifikasi dari pemilik kapal/owner dituangkan

dalam perhitungan matematis oleh seorang naval architect menjadi data-data utama

kapal seperti L, B, H, T, DWT serta jarak pelayaran.

2. Tahap produksi.

Pada tahap ini desain hasil perhitungan akan dibuat secara nyata, proses ini

memakan waktu lama karena banyak proses-proses yang harus dilakukan dalam

membuat struktur kapal. Jika dikelompokan maka proses produksi kapal dapat dibagi

menjadi :

a. Pembelian material.

b. Pengumpulan material di galangan.

c. Treatment dan persiapan pada material untuk kegiatan fabrikasi.

d. Fabrikasi.

e. Perakitan.

f. Erection.

g. Outfitting.

3. Tahap Commisioning.

Commisioning adalah tahapan akhir dari produksi kapal sebelum kapal

diserahkan kepada pihak owner. Dalam tahap ini terdapat 2 proses, yaitu :

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 4: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

a. Peluncuran.

b. Ship trials. Adalah proses pengujian laik jalan sebuah kapal serta kesesuaian

antara hasil produksi dengan spesifikasi yang diminta oleh pihak owner khususnya

adalah kecepatan dari kapal tersebut

4. Penyerahan kapal kepada Owner.

Setelah semua proses 1-2-3 sudah selesai dan berkas admistrasi dari kapal telah selesai

maka kapal tersebut diserahkan kepada pihak owner.

Proses Fabrikasi Struktur Baja

Fabrikasi struktur baja umumnya dilakukan di workshop untuk skala proyek yang

cukup besar. Masing-masing penjelasan tentang tahapan fabrikasi struktur baja tersebut

menurut Thomas Schfly (1998) adalah sebagai berikut:

1. Marking

Penandaan atau marking material baja merupakan tahap awal fabrikasi struktur

baja, pengukuran dan penandaan dilaksanakan sesuai dengan shop drawing yang sudah

disetujui oleh pihak yang berwenang. Penandaan dengan menggunakan marker yang

jelas dan tahan air sangat dianjurkan dalam pengendalian ukuran potongan baja untuk

menghindari kesalahan potong. Penandaan bukan hanya untuk menandai ukuran

pemotongan saja, tetapi meliputi juga pemberian kode dari potongan atau member baja

itu sendiri untuk menghindari kesalahan dalam identifikasi untuk perakitan ataupun

untuk ereksi nantinya.

2. Cutting

Banyak cara dalam proses pemotongan baja diantaranya dengan menggunakan

api (flame cutting), yaitu pemotongan dengan menggunakan oxygen yang dicampur

dengan gas metana (LPG). Pemotongan dengan metode ini paling banyak digunakan

mengingat cepatnya proses pemotongan dan bisa dilakukan untuk berbagai ukuran

ketebalan dan bentuk potongan, sehingga lebih fleksibel dalam pelaksanaannya.

Pemotongan dengan cara ini bisa dilaksanakan secara manual atau mekanis.

Pemotongan dengan cara mekanis yaitu dengan track yang dipasang bersamaan dengan

alat potongnya yang berfungsi untuk membawa alat potong sehingga proses

pemotongan bisa berjalan dengan sendirinya, sehingga hasilnya bisa lebih cepat dan

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 5: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

lebih lurus. Selain metode tersebut masih banyak metode lagi dalam pemotongan baja,

diantaranya dengan plasma-arc cutting, shearing cutting, ataupun sawing.

3. Drilling

Pembuatan lubang (drilling) pada baja umumnya dilakukan dengan

menggunakan mesin punching, pembuatan lubang dengan metode ini sangat terbatas

ketebalannya, AISC sendiri mensyaratkan tebal material yang dilubangi adalah diameter

lubang ditambah 1/8 inc. Metode yang lain ialah dengan menggunakan mesin bor,

proses pembuatan lubang dengan metode ini akan lebih lama dibandingkan dengan

mesin punching. Untuk menjaga keakuratan jarak antar lubang banyak workshop yang

sudah menggunakan mesin CNC (Computer Numerically Controlled).

4. Fitting / Assembly

Material yang sudah dipotong dan dilubangi tersebut kemudian dilakukan

perakitan dengan cara dilas cantum (tack weld) atau dikenal dengan proses fitting atau

assembly. Proses perakitan harus dilaksanakan lebih hati-hati, harus sesuai dengan shop

drawing baik itu dimensi, orientasi ataupun jenis potongan itu sendiri, dikarenakan

apabila terjadi kesalahan pada tahap ini dan material telah selesai di las maka proses

perbaikanya akan lebih sulit lagi.

5. Welding

Proses pengelasan terdiri dari bebagai proses, umumnya proses pengelasan untuk

struktur baja adalah dengan proeses SMAW (shielded metal arch welding), tetapi

banyak juga yang menggunakan proeses GMAW (gas metal arch welding), FCAW

(flux-cored arch welding) ataupun SAW (sub merged arch welding). Proses pengelasan

SMAW yang paling banyak digunakan merupakan proses pengelasan manual dengan

menggunakan electrode, busur elektrik terbentuk diantara ujung-ujung elektroda logam

berlapis dan komponen baja yang akan di las. Busur ini membangkitkan panas sampai

6500oF yang dapat mencairkan sebagian logam dasar yang terkena panas, bagian ujung

elektroda juga mencair dan logam akan terdorong melalui udara, kutub kecil dari logam

yang mencair yang terbentuk disebut crater, pada saat elektroda bergerak disepanjang

sambungan, crater mengikutinya dan memadat dengan cepat pada saat temperatur dari

kutub turun dibawah titik leleh. Selama proses pengelasan, pada saat pelapis elektroda

berdekomposisi, terbentuklah selubung gas yang mencegah penyerapan partikel-partikel

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 6: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

dari udara sehingga proses pembentukan logamnya tidak terkontaminasi oleh udara luar

(Leonard Spiegel, 1991).

6. Finishing

Proses terakhir dari fabrikasi adalah pengecatan, hal yang perlu diperhatikan

dalam proses pengecatan ialah material cat yang dipakai dan proses pengecatannya itu

sendiri. Tujuan dari pengecatan itu sendiri ialah untuk melindungi baja dari bahayanya

korosi disamping sebagai fungsi estetis. Pemilihan material cat sangat menentukan daya

tahan dari cat itu sendiri, yang perlu diperhatikan dalam pemilihan material cat ialah

jenis atau generic type dari cat itu sendiri, pemilihan tipe cat itu sendiri harus

mempertimbangkan temperatur layanannya, kondisi atmosfer dilingkungannya,

adhesifitasnya, ataupun warnanya (Thomas Schfly, 1998). Proses pengecatan harus

mengikuti apa yang direkomendasikan oleh manufaktur cat itu sendiri ataupun pada

standar yang ada seperti SSPC (Steel Structure Painting Council). Proses persiapan

permukaan merupakan hal yang kritikal pada proses pengecatan, umumnya manufaktur

cat ataupun SSPC mewajibkan melakukan sand blasting terlebih dahulu. Proses sand

blasting merupakan proses pembersihan material dari karat ataupun kotoran lainnya

dengan menggunakan pasir yang disemprotkan dengan tekanan tertentu. Proses

berikutnya yang perlu diperhatikan ialah aplikasi/ penyemprotan dari material cat itu

sendiri. Aplikasi yang direkomendasikan umumnya dengan menggunakan spray kecuali

untuk posisi-posisi yang tidak terjangkau, bisa menggunakan kuas. Ketebalan cat harus

mengikuti standar yang berlaku, ketebalan cat yang dikenal dengan istilah dry film

thickness (DFT) harus benar-benar dijaga agar menghasilkan daya proteksi yang optimal

(Jhon, 1995). Tahapan terakhir dari fabrikasi ialah penamaan (marking) pada tiap

komponen baja untuk memudahkan proses ereksi dan menghindari salah pasang,

penamaan komponen atau marking harus sesuai dengan erection drawing.

METODE ANALISIS PERHITUNGAN

1. Drawing

Untuk memulai sebuah perhitungan, langkah yang pertama dilakukan adalah

membuat gambar teknis dari barang yang ingin disimulasikan. Untuk model simulasi

digunakan kapal pelat datar hasil desain Ir. Hadi Wibowo yang direncanakan akan

berfungsi sebagai sarana angkutan tol laut di Indonesia. Simulasi hanya menggunakan

kulit lambung dari kapal tersebut.

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 7: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

Gambar 4.1 Lambung kapal untuk simulasi

2. Shell Expansion

Untuk menentukan luasan serta penjelasan detail tentang lambung kapal maka

harus dibuat Shell Expansion agar memudahkan dalam pengambilan data-data dimensi

dari plat yang ingin diproduksi.

4.2 Shell Expansion

3. Nesting

Nesting dibuat untuk menentukan jumlah plat yang dibutuhkan untuk membuat

shell expansion tersebut. Didalam nesting kita dapat pula melihat work content yang ada

di dalamnya.

4.3 Nesting plat lambung kapal

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 8: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

4. Work Content

Dalam pengerjaan sebuah plat, terdapat beberapa proses yang harus dilewati

seperti sudah dijelaskan pada landasan teori yaitu marking, cutting, drilling, welding,

dan finishing. Untuk simulasi pembuatan plat kulit lambung hanya ada dua aspek work

content yang diperhatikan yaitu cutting dan welding.

Inti dari analisis ini berada pada perhitungan panjang pengerjaan cutting pada

plat nesting serta panjang welding pada saat perakitan.

5. Alur Kerja

Gambar 4.1 Flow Chart

HASIL DAN ANALISA Perhitungan Cutting Seluruh Plat.

Total Cutting

No Plat Panjang (M)

1 71,46

2 39,4

3 39,4

4 dan 5 55,3

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 9: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

6 48,38

7 38,78

8 40,4

9 47,8

10 37,94

11 45,12

12 100

13 67,82

14 76,28

15 61,54

16 60,54

17 24,3

18 29,38

19 25,46

20 16,3

21 52,52

22 6,94

23 25,22

24 35,2

25 149,75

26 140,08

27 67,38

28 56,24

29 13,38

30 19,02

Total 1491,33

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 10: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

Perhitungan Pengelasan Sekunder

Total Pengelasan Sekunder

No Plat Panjang (M)

1 20,8

2 16,8

3 16,8

4 dan 5 12,6

6 17

7 18

8 20,8

9 16,6

10 30

11 30,8

12 50

13 67,52

14 152,56

15 25,8

16 44,4

17 12,4

18 11,48

19 7,1

20 8,9

21 17,5

22 0

23 5,68

24 5,24

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 11: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

25 57,88

26 5,4

27 4,6

28 16,54

29 4,7

30 16,1

Total 714

Penggunaan Las Luar dan dalam maka dikalikan 2 (Double Bevel) 1428

Perhitungan Pengelasan Primer

Total Pengelasan Primer

No Plat Panjang

1 39,36

2 52,1

3 31,04

4 dan 5 19,5

6 24,4

7 27,58

8 21,3

9 24,3

10 27,248

11 23,92

12 50

13 74,88

14 46,28

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 12: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

15 46,66

16 21,05

17 32,9

18 17,87

19 20,02

20 10,85

21 42,4

22 6,48

23 20,22

24 6,99

25 68,42

26 46,26

27 30,1

28 11,2

29 0

30 32,02

Total 875,348

Penggunaan Las Luar dan dalam maka dikalikan 2 (Double Bevel) 1750,696

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 13: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

Perhitungan Work Content Total

Total Work Content

Cutting (M) 1491,33 32%

Pengelasan sekunder (M) 1428 31%

Pengelasan Primer (M) 1750,696 37%

Total 4670,026

KESIMPULAN

Terbukti dengan penggunaan metode multi industri ini banyak efisiensi yang dapat

dilakukan. Efisiensi tersebut dapat dibagi menjadi beberapa poin, yaitu:

1. Efisiensi dalam hal work content

Seperti yang bisa dilihat, dalam pengerjaan lambung plat datar yang dijadikan

model perhitungan, work content dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu cutting,

pengelasan sekunder dan pengelasan primer. Cutting adalah proses dimana sebuah plat

dengan dimensi standar yang dikeluarkan pabrik dipotong menjadi profil bentuk yang

diinginkan. Pengelasan sekunder adalah proses pengelasan profil hasil potongan plat

standar menjadi dimensi sebuah plat yang dibutuhkan untuk kulit lambung kapal, proses

pengelasan standar ini muncul dikarenakan plat yang untuk lambung kapal sehingga

tidak dapat dipenuhi oleh satu plat standar yang dikeluarkan pabrik, sehingga untuk

memenuhi dimensi yang diinginkan harus digabungkan potongan profil beberapa plat

standar untuk dijadikan satu kesatuan. Proses pengelasan primer adalah proses

pengelasan antara sebuah plat dengan dimensi yang sudah sesuai dengan kebutuhan

dengan plat lainnya dari lambung kapal itu sendiri.

Jika menggunakan proses fabrikasi biasa, work content total dari seluruh proses

sepanjang 4670,026 meter pengerjaan yang terdiri dari proses cutting, pengelasan

sekunder dan pengelasan primer. Dengan rincian cutting sepanjang 1491,33 meter,

pengelasan sekunder sepanjang 1428 meter, dan pengelasan primer sepanjang 1750,696

meter.

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 14: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

Dengan menggunakan metode multi industri, proses pengerjaan di galangan

dapat direduksi hingga lebih dari 30% karena proses cutting tidak dilakukan di

galangan, tetapi dilakukan di pabrik pembuatan plat baja. Reduksi yang dilakukan

tepatnya sebesar 32% dari total pengerjaan dengan metode biasa. Total work content

yang didapatkan sepanjang 3178,696 meter, yang terdiri dari 1428 meter pengelasan

sekunder dan 1750,696 meter pengelasan primer. Work content cutting tidak dihilangkan

tetapi dikerjakan pararel di industri pembuatan plat baja, yang dimaksud direduksi disini

adalah pengerjaan yang ada di galangan.

Efisiensi yang cukup besar didapatkan menggunakan metode multi industri ini

tentunya berpengaruh dalam kecepatan pengerjaan dari pembuatan lambung kapal itu

sendiri karena work content berdampak langsung pada kecepatan produksi. Dengan

pengerjaan paralel antara cutting dan pengelasan maka akan didapatkan efisiensi waktu

pengerjaan serta peningkatan produktifitas galangan, dengan syarat penerapan metode

ini dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan tidak hanya ada satu proyek

pengerjaan saja

2. Efisiensi pada infrastruktur galangan

Infrastruktur adalah bentuk investasi mahal bagi sebuah galangan, permasalahan

pemutakhiran teknologi dan perluasan lahan adalah pokok utama dari permasalahan

infrastruktur. Penggunaan metode multi industri ini akan memudahkan galangan dalam

hal infratruktur, karena metode ini membagi work content pada industri-industri

pendukung maka kebutuhan akan peralatan serta lahan akan berkurang.

Contoh nyata dapat terlihat pada simulasi yang dilakukan. Pada simulasi proses

cutting dipindahkan menjadi tanggung jawab produsen plat baja sehingga galangan

menengah dan galangan kecil tidak perlu lagi berinvestasi pada peralatan mahal seperti

mesin cutting. Pada simulasi yang dilakukan, tanggung jawab galangan hanya berupa

proses pengelasan saja. Berkurangnya peralatan yang stagnan itu artinya lahan dapat di

optimalkan untuk proses lainnya.

Dengan metode multi industri juga dapat dilihat bahwa tidak akan ada plat sisa

hasil cutting karena proses ini tidak dilakukan di galangan. Lahan yang tadinya

diperuntukan sebagai scrapping yard maka dapat dialihkan menjadi lahan produktif

untuk kegiatan lainnya.

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 15: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

Dengan optimalisasi lahan serta peralatan (teknologi) maka kesempatan untuk

galangan menengah dan galangan kecil semakin terbuka untuk berpartisipasi diruang

lingkup pasar yang lebih besar.Masalah yang ada pada galangan kecil dan menengah

jika dilihat memang berada pada terbatasnya modal sehingga tidak dapat me-modern-

isasikan teknologi serta tidak dapat pula memperluas lahan galangannya.

3. Efisiensi biaya produksi

Pengurangan biaya produksi dapat dilakukan dengan metode multi industri

melalui proses pengerjaan work content secara paralel itu sendiri. Proses cutting pasti

menelan biaya baik menggunakan plasma cutting maupun flame cutting. Dengan

pemindahan proses cutting menjadi tanggung jawab produsen plat baja maka akan

banyak hal yang bisa dihemat dalam sebuah proses produksi, pengiriman plat maka

tidak akan memakan banyak ruang dan beratnya pun berkurang.

Berdasarkan perhitungan simulasi, didapatkan penghematan didalam plat sisa

hasil nesting. Didapatkan persentase 37% dari total luasan seluruh plat yang tersisa atau

nantinya masuk proses scrapping. Dengan memindahkan proses pemotongan di

produsen baja maka plat sisa ini akan masuk kembali ke lini produksi plat baja untuk

dicairkan ulang dan di cetak ulang. Tentunya hal ini menjadikan peningkatan efisiensi

baik di galangan maupun di produsen baja itu sendiri. Hal ini dapat menjadi daya tawar

atau setidaknya pengurangan biaya cutting yang dilakukan, dengan kompensasi plat sisa

tersebut.

4. Keuntungan khusus kapal plat datar

Jika kapal plat datar ini berhasil menjadi standar kapal bagi pelayaran rakyat dan

nelayan maka akan ada beberapa keuntungan khusus. Kapal plat datar memiliki struktur

sederhana tanpa lengkungan, hal ini mempermudah proses pengerjaan karena tidak ada

proses bending didalamnya. Jika kapal plat datar ini sukses menjadi produksi massal

dengan konfigurasi dimensi yang sama maka akan terjadi kerjasama yang berkelanjutan

antara produsen baja dan galangan sebagai pihak yang bertanggung jawab dibidang

fabrikasi. Hal ini sangat sejalan dengan metode multi industri yang harus dilakukan

secara berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas galangan.

Produsen baja dapat menyediakan stok secara khusus plat yang dibutuhkan untuk kapal

plat datar sehingga pada saat dibutuhkan plat telah tersedia dan siap untuk dikirim ke

galangan. Dengan adanya proses ini maka investasi tidak hanya saja diperankan oleh

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015

Page 16: PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS GALANGAN …

galangan, tetapi juga pihak produsen baja ikut berinvestasi dalam bentuk penyediaan

stok plat bagi kapal plat datar ini.

Dengan poin-poin diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode multi industri ini

cukup menjanjikan untuk memberikan efisiensi terhadap produktifitas galangan menengah

dan galangan kecil.Metode ini cocok digunakan untuk galangan yang mengalami kesulitan

dalam pembaruan teknologi serta perluasan lahan.Dengan metode ini pula galangan

menengah dan galangan kecil dapat ikut bersaing untuk memperebutkan pasar yang lebih

besar. DAFTAR REFERENSI

Chang, Y. C. (2012). Ocean Governance A Way Forward. Amsterdam: Springer.

Keana, J. D. (1995). Steel Structures Painting Manual Vol.2. Ptsburgh: SSPC.

Leonard, S., & George, L. F. (1991). Desain Baja Struktural Terapan. Bandung: PT Eresco.

Okayama,Y, L.D.Chirillo. (1982). Product Work Breakdown Structure. USA: NSRP, Maritime Administration in cooperation with Todd Facific Shipyard Corp

Schfly, T. (1998). Fabrication & Erection Steel Structure. Chicago: AISC Illinois

Storch, R. L., et al. (1995). Ship Production. USA: Cornell Maritime press

Storch, R. L., Hammon, C. P., Bunch, H. M., & Moore, R. C. (1995). Ship Production Second Edition. New Jersey: The Society of Naval Architects and Marine Engineers

Sunaryo. (2010). Ship Production Process Management. Kementrian Pendidikan Nasional

Sunaryo. (2012). Study On The Possibility of Establishing Shipbuliding Cluster in Lampung Province, Sumatra, Indonesia. Ambon.

Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS. (2003). Urutan dan Metode Pembuatan Kapal. Jakarta: Direktoran jendral pendidikan dasar dan menengah Departemen Pendidikan Nasional

Wahyudin. (2011). Teknik Produksi Kapal. Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan

Penulisan Buku Ajar 2011, Teknik Perkapalan, Universitas Hasanuddin, Makasar.

Peningkatan efisiensi ..., Mohammad Aldi Prambudiansyah, FIB UI, 2015