PENILAIAN INVESTASI

96
PENILAIAN INVESTASI Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah : 1) Penelitian dan penemuan adanya peluang investasi; 2) Pengumpulan data; 3) Evaluasi dan pengambilan keputusan; 4) Revaluasi dan penyesuaian. 1 Pendahuluan

Transcript of PENILAIAN INVESTASI

Page 1: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik

membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan

keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah :

1) Penelitian dan penemuan adanya peluang investasi;

2) Pengumpulan data;

3) Evaluasi dan pengambilan keputusan;

4) Revaluasi dan penyesuaian.

Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

1

Pendahuluan

Page 2: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Capital Budgeting atau Rencana Investasi dapat dilakukan oleh investor sendiri

maupun dengan menggunakan jasa dari Biro Konsultan. Namun laporan studi

2

PengembanganIde

PengumpulanData

PengambilanKeputusan Hasil

AkuntansiPembelanjaan

Teknik

PenentuanProbabilitas

PenentuanUlang

Probabilitas

Revaluasi

Page 3: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

kelayakan yang disusun oleh Biro Konsultan belum menjamin bahwa investasi dalam

proyek yang dimaksud pasti berhasil. Hal ini berkaitan erat dengan asumsi-asumsi

yang digunakan dalam penyusunan Feasibility Study.

Kelemahan-kelemahan yang sering dijumpai dalam laporan kelayakan dari suatu

proyek/investasi antara lain :

a. Dalam menganalisa pasar, proyeksi permintaan sering dilakukan atas dasar

permintaan potensial (potential demand), seharusnya dari permintaan efektif

(effective demand).

b. Akibat dari kekurangan data, maka proyeksi disusun terlalu optimis, baik biaya

maupun pemasaran.

c. Pengambilan keputusan atas pemberian kredit investasi pada umumnya

memakan waktu, sehingga studi kelayakan yang diajukan ke bank sudah out of

date atau kadaluwarsa.

3

Penilaian Kelayakan Investasi dilihat dari Aspek Keuangan

Page 4: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Suatu investasi merupakan pengadaan barang-barang modal dan atau jasa yang

diperlukan untuk pelaksanaan suatu proyek baik proyek baru, rehabilitasi,

modernisasi, ataupun ekspansi, penelitian dan pengembangan. Lebih luas lagi suatu

investasi dapat diartikan sebagai penanaman baru ke dalam masyarakat untuk

menghasilkan suatu barang dan atau jasa. Kredit yang diberikan untuk membiayai

suatu investasi disebut Kredit Investasi.

Penilaian kelayakan investasi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Dana yang tertanam dalam modal investasi lebih lama dari pada untuk

membiayai modal kerja.

b. Pengembalian pinjaman investasi berasal dari proceeds atau net cash in flow,

yaitu laba bersih ditambah dengan penyusutan.

c. Risiko lebih tinggi karena dana yang tertanam dalam jangka panjang.

d. Jaminan utama dari proyek yang dibiayai dalam bentuk barang modal.

4

Page 5: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Keberhasilan pemberian pinjaman untuk keperluan investasi tidak terlepas dari

keberhasilan proyek yang dibiayainya. Suatu proyek dikatakan berhasil apabila

proyek tersebut mampu memperoleh hasil yang cukup sehingga dapat hidup dan

berkembang serta bermanfaat, baik untuk bank, investor maupun masyarakat.

Penilaian kelayakan atas suatu investasi, pada hakekatnya bertujuan untuk

mengetahui sampai seberapa jauh RISIKO yang mungkin timbul atas dana yang

diinvestasikan. Oleh karena itu dilihat dari aspek keuangan, investasi dalam suatu

proyek harus profitable : dalam arti proyek tersebut dapat menghasilkan

keuntungan, sehingga mampu mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya.

5Beberapa Permasalahan

Page 6: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Masalah utama dalam penilaian aspek keuangan terhadap kelayakan investasi

adalah :

a. Bagaimana meneliti rencana pembiayaan investasi yang telah tersusun.

b. Sampai sejauh mana investasi tersebut dari aspek keuangan (cash flow)dapat

memperoleh hasil yang cukup, sehingga mampu mengembalikan dana yang

tertahan, membayar kembali pinjaman dan bunganya.

6

Page 7: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Secara garis besar, biaya/pengeluaran untuk investasi tersebut dapat

dikelompokkan menjadi 4 unsur, yaitu :

a. Pengeluaran Fisik

Merupakan pengeluaran untuk pengadaan barang, misalnya tanah, bangunan,

mesin-mesin, alat pengangkutan, inventaris, dan lain-lain. Biaya physik ini sendiri

dibedakan menjadi :

- Import Content, yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk barang-barang yang

harus diimpor dari luar negeri.

- Local Content, yaitu pengeluaran untuk barang-barang yang dapat diperoleh di

dalam negeri.

b. Pengeluaran Nonfisik

Merupakan pengeluaran untuk biaya perizinan, biaya notaris, biaya konsultan,

biaya tenaga kerja selama masa konstruksi dan biaya non barang lainnya.

7

Page 8: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

c. Bunga dalam Masa Konstruksi (IDC)

Merupakan pengeluaran untuk pembayaran bunga selama masa pembangunan

proyek (Interest During Construction). Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia,

bunga masa konstruksi ini diatur sebagai berikut :

- bagi perusahaan baru dapat dimasukkan dalam biaya proyek; dengan

perkataan lain dapat diberikan kredit investasi.

- bagi perusahaan yang sudah berjalan dan kredit investasi dipergunakan

dalam rangka perluasan/rehabilitasi serta perusahaan dinilai mampu, maka

bunga yang dimaksud harus dibayar efektif oleh nasabah.

d. Pengeluaran untuk masa Trial Run

Merupakan seluruh biaya yang diperlukan untuk mengadakan percobaan hasil

produksi sebelum perusahaan melakukan produksi komersial.

8Hal - hal lain yang perlu diperhatikan dalam rencana pembiayaan investasi adalah :

Page 9: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

a. Adanya larangan untuk membiayai komponen-komponen proyek tertentu.

b. Ketentuan besarnya penyertaan pembiayaan nasabah (self financing) yang

didasarkan pada prioritas atau tidaknya proyek yang akan dilaksanakan.

c. Adanya sumber pembiayaan lain diluar kredit bank dan dana sendiri.

9

Beberapa Teknik Untuk Mengukur Kelayakan Suatu Investasi Dilihat Dari Aspek Keuangan

Page 10: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

a. Metode Pay Back Period

Pay Back Period adalah periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali

pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceed” atau “net cash inflow”.

Sesudah pay back period tersebut dihitung, maka tahap berikutnya adalah

membandingkan pay back period dari investasi yang diusulkan tersebut dengan

“maximum pay back period” yang dapat diterima. Apabila pay back period dari

investasi yang diusulkan lebih pendek daripada umur proyek, maka rencana

investasi tersebut dapat dikatakan viable. Sebaliknya kalau lebih panjang, maka

rencana investasi tersebut tidak viable.

Contoh 1 :

Nilai investasi suatu proyek sebesar Rp. 10.000.000,00.

10

Page 11: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Umur proyek 5 tahun.

Pola cash flow dari proyek tersebut adalah sebagai berikut :

Tahun Cash Inflow

1

2

3

4

5

Rp. 5.000.000,00

Rp. 5.000.000,00

Rp. 2.000.000,00

Rp. 1.000.000,00

Rp. 500.000,00

Payback Period = 2 tahun.

Cara menghitung adalah :

Nilai investasi (Rp.

10.000.000,00)

11

Page 12: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Cash inflow tahun ke-1 Rp. 5.000.000,00________________

(Rp.

5.000.000,00)

Cash inflow tahun ke-2 Rp. 5.000.000,00

_________________

0

=============

Umur proyek 5 tahun, payback period yang dibutuhkan hanya 2 tahun. Jadi

dengan menggunakan metode ini, maka proyek viable untuk dibiayai.

12

Page 13: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Contoh 2 :

Suatu proyek membutuhkan biaya investasi sebesar Rp. 10.000.000,00. Umur

proyek 5 tahun. Pola cash flow sebagai berikut :

Tahun Cash Inflow

1

2

3

4

5

Rp.

2.000.000,00

Rp.

2.000.000,00

Rp.

2.000.000,00

Rp.

6.000.000,00

Rp.

6.000.000,00

13

Page 14: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Perhitungan Payback Period :

Nilai investasi (Rp. 10.000.000,00)

Cash inflow Tahun ke-1 Rp. 2.000.000,00

_________________

(Rp. 8.000.000,00)

Tahun ke-2 Rp. 2.000.000,00

_________________

(Rp. 6.000.000,00)

Tahun ke-3 Rp. 2.000.000,00

_________________

(Rp. 4.000.000,00)

Tahun ke-4 Rp. 6.000.000,00

14

Page 15: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

_________________

Surplus Rp. 2.000.000,00

=============

Cash inflow untuk tahun ke-4 Rp. 6.000.000,00 dibutuhkan untuk menutup

payback period pada tahun keempat cukup dibutuhkan waktu :

4.000.000

X 12 bulan = 8 bulan. 6.000.000

Jadi payback period = 3 tahun 8 bulan. Dan masih lebih pendek dari umur proyek.

Dengan demikian proyek layak untuk dibiayai. Cash flow sesudah masa payback

period tercapai, diabaikan.

15

Page 16: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Contoh 3 :

Suatu investasi dan apabila pada cash flow yang diharapkan sama, sebagai

berikut :

Tahun Nilai Investasi Cash Flow Tahunan

1 Rp. 12.000.000,00 0

2 4.000.000

3 4.000.000

4 4.000.000

5 4.000.000

16

Page 17: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Payback period = Rp. 12.000.000 / Rp. 4.000.000 = 3 tahun

Apabila cash flow tidak seragam, maka digunakan perhitungan payback period

sebagai berikut :

Nilai investasi misalnya Rp. 20.000.000,00.

Tahun Nilai Investasi

(Rp. 000)

Cash Flow

(Rp. 000)

Cash Flow

Kumulatif

(Rp. 000)

0 20.000 0 0

1 8.000 8.000

2 6.000 14.000

17

Page 18: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

3 4.000 18.000

4 2.000 20.000

5 2.000 22.000

Payback period = 4 tahun.

Contoh 4 :

Tahun Nilai Investasi

(Rp. 000)

Cash Flow

(Rp. 000)

Cash Flow

Kumulatif

(Rp. 000)

0 0 0

1 Rp. 13.000 5.000 5.000

2 5.000 10.000

3 5.000 15.000

4 5.000 20.000

18

Page 19: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Karena sifatnya cash flow seragam, maka payback period dapat dihitung :

Rp. 13.000 / 5.000 = 2,6 tahun.

======

Kelebihan metode Payback Period :

1. Konsepnya mudah untuk dimengerti.

2. Mudah dihitung.

3. Menekankan segi likuiditas.

4. Interpretasi secara terang/jelas.

Kelemahan-kelemahan prinsipiil metode ini adalah :

1. Metode ini mengabaikan proceed yang diperoleh setelah masa payback

period tercapai.

2. Metode ini mengabaikan “time value of money”.

19

Page 20: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

b. Metode Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) dimaksudkan untuk mengukur nilai bersih dari proyek

setelah jangka waktu tertentu dari pelaksanaan proyek. Net Present Value

adalah selisih antara cash inflow dengan cash outflow. Untuk menghitung NPV,

maka cash flow / proceed harus didiskontokan atas dasar biaya modal (cost of

capital) atau rate of return yang diharapkan, NPV dapat dirumuskan sebagai

berikut :

n CIFt - COFt

NPV =

20

Page 21: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

t = 0 (1+i)t

atau

n NCFt

NPV = t = 0 (1+i)i

NPV = Net Present Value

CIFt = Cash Inflow

COFt = Cash Outflow

i = tingkat bunga

t = tahun

n = jangka waktu proyek

NCF = Net Cash Inflow

= CIF – COF

NPV > 0 = Proyek bermanfaat

21

Page 22: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

NPV < 0 = Proyek tidak bermanfaat

Dalam evaluasi suatu proyek, bilamana NPV > 0, berarti proyek mempunyai

manfaat / keuntungan yang lebih besar dari jumlah pengorbanan (investasi) yang

dikeluarkan.

Bilamana NPV = 0, maka pada tingkat discount rate yang diperhitungkan

besarnya manfaat / keuntungan sama besarnya dengan tingkat pengorbanan.

Sedangkan bilamana NPV < 0, berarti besarnya pengorbanan lebih besar dari

manfaat / keuntungan yang diperoleh. Jadi proyek tidak layak untuk dibiayai.

Contoh 1 :

22

Page 23: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Suatu usulan proyek untuk pembelian mesin dengan harga Rp. 250 juta. Umur

mesin 5 tahun. Depresiasi menggunakan metode garis lurus. Rate of return yang

diminta sebesar 20%. Estimasi laba setiap tahun : Asumsi bahwa anda telah

menyusun rugi laba proforma untuk lima tahun. Rugi laba proforma sebagai

berikut :

T A H U N

1 2 3 4 5

Penjualan 120 600 1.480 1.000 400

Harga pokok penjualan 72 360 888 600 240Laba kotor 48 240 592 400 160Biaya penjualan 6 30 74 50 20Biaya administrasi umum 12 60 148 100 40Penyusutan 50 50 50 50 50Biaya bunga (diabaikan)

----------------------------------------------------------------------------Laba bersih sebelum pajak (20) 100 320 200 50P a j a k 50 160 100 25

23

Page 24: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

----------------------------------------------------------------------------Laba bersih 50 160 100 25

Cash Flow :Laba bersih 50 160 100 25Penyusutan 50 50 50 50 50

----------------------------------------------------------------------------Cash Flow 50 100 210 150 75

======================================

Perhitungan Net Present Value :

Tahun NCIF DF 20% P.V

1 50 .8333 41.6652 100 .6944 69.4403 210 .5787 121.5274 150 .4823 72.3455 75 .4019 30.143

Total Present Value 335.120Biaya Investasi 250.000

Net Present Value + 85.120=======

24

Page 25: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Atas dasar perhitungan dengan menggunakan metode Net Present Value, maka

usulan proyek tersebut layak untuk dibiayai karena menghasilkan NPV = Rp.

85.120,00.

======

Contoh 2 :

Sebuah proyek (A) dilaksanakan dalam jangka waktu 7 tahun dengan nilai

investasi sebesar Rp. 1.300 juta yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu :

- tahun 0 : Rp. 800 juta

- tahun 1 : Rp. 500 juta

Biaya operasional yang dikeluarkan tiap tahun rata-rata Rp. 300 juta. Dari hasil

penanaman modal tersebut mendapatkan hasil sebesar :

- tahun 1 : Rp. 100 juta

- tahun 2 : Rp. 200 juta

25

Page 26: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

- tahun 3 s.d 7: rata-rata Rp. 1.000 juta.

Bila diperhitungkan discount rate sebesar 15%, berapakah NPV proyek tersebut ?

Perhitungan NPV dengan menggunakan Tabel berikut :

TahunCash Outflow Manfaat/

Cashinflow

Netbenefit

Disc.Rate

(15%)

NetPresentValueInv. Biaya Jumlah

0 800 - 800 - - 800 1.000 - 800

1 500 300 800 100 - 700 0.8696 - 609

2 - 300 300 200 - 100 0.7561 - 76

3 - 300 300 1.000 + 700 0.6575 + 460

4 - 300 300 1.000 + 700 0.5718 + 400

5 - 300 300 1.000 + 700 0.4972 + 348

26

Page 27: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

6 - 300 300 1.000 + 700 0.4323 + 303

7 300 300 1.000 + 700 0.3759 + 263

1.300 2.100 3.400 5.300 + 1.900 - + 289

Annualized Net Present Value

Bilamana nilai manfaat bersihnya (net benefit / net cash flow) besarnya tiap

tahun adalah sama (konstan), maka dapat digunakan perhitungan berdasarkan

nilai anuited-nya.

Contoh 3 :

Sebuah perusahaan (B) dengan perkembangan net cash flow-nya sebagai berikut :

Tahun Net Cash Discount Present Annuity Present

27

Page 28: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

FlowFactor(10%)

ValueFactor(10%)

Value

12345

2.0002.0002.0002.0002.000

0.9090.8260.7510.6830.621

1.8181.6531.5031.3661.242

--

3.791--

--

7.582--

10.000 - 7.582 - 7.582

Nilai sekarang bersih anuited dari proyek (B) dapat dihitung sebagai

berikut :

NPVa = (2.000) x (3,791)

= 7.582,00

28

Page 29: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Contoh 4 :

Proyek (C) dengan nilai investasi sebesar Rp. 10.000 juta dan menghasilkan rata-

rata pendapatan tiap tahun Rp. 4.000 juta untuk selama 6 tahun. Proyek tersebut

diproyeksikan tidak mempunyai nilai sisa (salvage value) pada akhir tahun.

Bilamana diinginkan rate of return 16%, berapa NPV dari proyek (C) tersebut ?

6 4.000NPV = - 10.000

t = 1 (1 + 0,16)6

29

Page 30: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

= (4.000) (3,6847) - (10.000)

= 4.739,00

Atau dapat dibuat tabel berikut :

Tahun

Cash Flow

DF 16%

P.V

0 - 10.000 1,000 - 10.000

1-6 + 4.000 3,6847 + 14.739

NPV = 4.739

30

Page 31: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

======

Gambaran dari proyek (C) dilihat dari berbagai tingkatan discount rate mulai dari

0% sampai dengan 40% adalah sebagai berikut :

31

Page 32: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Tabel tersebut di atas secara grafis dapat digunakan sebagai berikut :

32

Page 33: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

33

Metode Benefit and Cost Ratio (BCR)

Page 34: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Yang dimaksud dengan “benefit” dalam hal ini adalah present value daripada dana-

dana yang mampu dihimpun oleh proyek yang dimaksud. Sedangkan yang merupakan

“cost” adalah biaya proyeknya atau present value dari pengeluaran dana / modal yang

dilaksanakan. Dengan demikian BCR atau profitability index tidak lain adalah

perbandingan antara present value dari dana yang dihimpun disatu pihak dengan

biaya proyek di lain pihak.

BCR =

34

Pl = Profitability Index

CIF = Cash Inflow

COF = Cash Outflow

t = Jangka waktu

i = Tingkat bunga

Page 35: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Hubungan NPV dan BCR

Hubungan antara NPV dan BCR (atau PI) beserta tingkat rate of return yang

diharapkan adalah sebagai berikut :

N P V B C R Expected Return

Negatif

Nol (0)

Positif

< 1

= 1

> 1

Dibawah harapan

Sesuai dengan

harapan

Lebih besar dari

yang

diharapkan

35

Page 36: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Contoh :

Tiga buah proyek A, B, dan C dengan gambaran sebagai berikut :

Proyek A Proyek B Proyek C

PV outflow

PV inflow

- 10.000

+ 10.281

- 30.000

+ 32.040

- 18.000

+ 19.742

Manakah proyek yang peringkatnya lebih baik ?

N P V B C R Peringkat

Proyek A

Proyek B

Proyek C

281

2.040

1.742

1,028

1,068

1,096

3

2

1

36

Page 37: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

IRR adalah merupakan rate of return atas investasi bersih suatu proyek pada jangka

waktu tertentu. IRR menunjukkan tingkat discount rate yang diperhitungkan pada

tingkat NPV = 0, dengan demikian IRR dapat dirumuskan sebagai berikut :

IRR = NPV = 0

=

37

Internal Rate of Return ( IRR )Internal Rate of Return ( IRR )

Page 38: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Dalam mencari IRR, dapat dilakukan dengan mencoba-coba (trial and error) atau

mencari tingkat discount rate yang mendekati hasil NPV = 0 atau tingkat discount rate

yang menghasilkan NPV positif dan NPV negatif yang perbedaannya terkecil. Atas dasar

pertimbangan tersebut, maka dapat diperhitungkan tingkat IRR dengan perhitungan

formula berikut :

i1 = tingkat bunga rendah

i2 = tingkat bunga tinggi

38

Page 39: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Contoh 1 :

Suatu perusahaan ingin mempertimbangkan perluasan kemampuan usahanya dari

produksi yang ada. Nilai investasi yang dibutuhkan mencapai kapasitas ekstra tersebut

sebesar Rp. 7.000.000.000,00.

Rate of return yang diharapkan 12%. Estimasi net cash flow dengan asumsi umur

proyek 6 tahun adalah sebagai berikut :

Tahun

Net Cash Inflow

(Rp. jutaan)

1

2

3

4

5

6

2.000

2.000

2.000

2.000

1.000

1.000

39

Page 40: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Pada tahun keenam diasumsikan nilai residu (salvage value = 0). Hitunglah Net Present Value dan IRR !

Tahun

N C F(Rp. 000)

PV Factors

12%

PV(Rp 000)

PV Factors

13%

PV(Rp 000)

1

2

3

4

5

6

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

1.000.000

1.000.000

3,037

0,567

0,507

6.074000

567.000

507.000

2,974

0,543

0,480

5.948.000

543.000

480.000

Total Present Value 7.148.000

6.971.000

40

Page 41: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Project Cost 7.000.000

7.000.000

Net Present Value 148.000 29.000

148.000IRR = 12% = (13 – 12) ------------- % = 12,84% 177.000Contoh 2 :

Dengan menggunakan contoh perhitungan yang ada dalam Tabel 6, maka dapat kita

hitung tingkat IRR sebagai berikut :

TahunNet

BenefitDF 15% P V DF 25% P V

01234

- 800- 700- 100+ 700+ 700

1,0000,86960,75610,65750,5718

- 800- 609- 76+ 460+ 400

1,00000,80000,64000,51200,4090

- 800- 560- 64+ 358+ 287

41

Page 42: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

567

+ 700+ 700+ 700

0,49720,43230,3579

+ 348+ 303+ 263

0,32770,26210,2097

+ 229+ 183+ 147

+ 1.900 + 289 - 220

Dengan menggunakan formula perhitungan tersebut, dapat dihitung tingkat IRR dari proyek A sebagai berikut :

NPV1

IRR = i1 + -------------------- (i2 - i1)(NPV1 - NPV2)

289= 15 + ---------------------- (25 - 15)

289 - ( - 220)

= 15 + 5,67

= 20,67%

42

Page 43: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

IRR = Internal Rate of Return

NPV1 = Net Present Value (1)

NPV2 = Net Present Value (2)

i = Discount factor

Dalam pemilihan suatu proyek pertimbangan atas dasar NPV dan IRR perlu dilihat

secara menyeluruh berdasarkan tingkat discount faktor yang akan dipertimbangkan

atau “return” yang diharapkan akan diperoleh.

Contoh 3 :

Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 1 milyar yang dapat digunakan

untuk mendirikan proyek A atau B dengan kondisi sebagai berikut :

43

Hubungan NPV, Net B/C dan IRR

Page 44: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

- Proyek A selesai untuk 1 tahun dan akan memberikan benefit pada akhir tahun

kesatu sebesar Rp. 1,5 milyar.

- Proyek B selesai untuk jangka waktu 2 tahun dengan memberikan benefit pada

akhir tahun kedua sebesar Rp. 1.7 milyar.

Proyek mana yang akan dipilih bilamana diperhitungkan tingkat discount rate sebesar

10% ?

Kalau tingkat risiko yang harus dapat di-cover (tingkat bunga modal, inflasi)

diperkirakan sebesar 25% proyek mana yang menguntungkan ? Dalam hal ini perlu

dipergunakan cross over discount rate, yaitu dalam posisi proyek dengan tingkat NPV

dan Net B/C yang sama pada suatu tingkatan discount rate tertentu. Kembali pada contoh tersebut di

muka, maka gambarannya adalah sebagai berikut :

DiscountRate (%)

NPVProyek A

NPVProyek B

PerbandinganNPV-B / NPV-A

0510

500429364

700542405

1,401,261,11

44

Page 45: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

13.315202530354050

324304250200154111

710

324285181

886

negatifnegatifnegatif

1,00 titik0,94 cross over0,720,440,04negatifnegatifnegatif

Dari tabel tersebut, dapat digambarkan secara grafik titik cross over pada tingkat

discount rate sebesar 13,3% sebagai berikut :

45

Page 46: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Kembali pada pertanyaan di atas, yaitu untuk tingkat discount rate sebesar 10% proyek

yang menguntungkan adalah proyek B, dan bilamana tingkat risiko yang diperhitungkan

adalah sebesar 25%, maka proyek yang menguntungkan adalah Proyek A.

46

Page 47: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

4. Umur Investasi

Yang dimaksud dengan umur investasi dalam hal ini adalah perkiraan sampai

beberapa lama investasi tersebut dapat berproduksi (menghasilkan).

Umur proyek tersebut biasanya dibedakan atas :

a. Umur Ekonomis : biasanya ditentukan atas perkiraan sampai kapan proyek secara

ekonomis masih dapat berproduksi. Jadi lebih ditekankan pada masalah efisiensi.

b. Umur Teknis : lebih melihat dari segi kenyataan sampai kapan investasi tersebut

secara teknis dapat digunakan untuk berproduksi, terlepas dari masalah efisiensi

atau tidaknya.

Dalam kaitannya dengan menghitung viabilitas investasi, dasar penentuan umur

investasi yang digunakan adalah umur ekonomis untuk keperluan intern perusahaan

(bukan untuk keperluan pajak).

47

Page 48: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

5. Dana Yang Dapat Dihimpun (Proceed)

Besarnya dana yang dapat dihimpun pada dasarnya terdiri dari dua unsur pokok,

yaitu :

a. Pendapatan setelah pajak (Net Income After Tax).

b. Biaya-biaya tidak tunai (Non Cash Expenses) seperti misalnya biaya penyusutan

aktiva tetap, amortisasi, dan lain-lain.

Untuk keperluan tersebut, terlebih dahulu harus disusun proyeksi perhitungan laba-rugi

(projected income statement).

Perhitungan viabilitas investasi yang telah diuraikan dalam bab terdahulu, hanya

dimaksud untuk menentukan apakah bank bersedia memberikan kredit atau tidak,

apabila proyek viable berarti dapat dilanjutkan dengan pembiayaan bank. Namun

48

Besarnya Kredit Yang Dapat

Diberikan

Besarnya Kredit Yang Dapat

Diberikan

Page 49: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

sebaliknya, apabila proyek tidak viable sebaiknya bank tidak membiayainya. Jadi

perhitungan viabilitas tersebut tidak dimaksudkan untuk menentukan besarnya kredit

investasi yang dapat diberikan. Adapun besarnya kredit investasi yang dapat diberikan

akan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Besarnya dana yang diperlukan untuk investasi dalam proyek

Yang dimaksud dengan dana yang diperlukan untuk investasi tersebut adalah

semua biaya yang diperlukan untuk membangun proyek yang dimaksud sampai

siap untuk beroperasi, termasuk pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan masa

percoban.

49

Page 50: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

b. Adanya larangan untuk membiayai komponen-komponen

proyek tertentu

Sesuai dengan ketentuan kredit investasi tidak dapat diberikan untuk pembelian

kendaraan, alat-alat / investaris kantor, pembangunan rumah-rumah pegawai,

gedung-gedung dan barang-barang lain yang tidak secara langsung diperlukan

untuk proyek.

c. Ketentuan besarnya penyertaan pembiayaan nasabah (self financing)

Besarnya penyertaan nasabah (self financing) akan ditentukan oleh prioritas atau

tidaknya proyek yang diusulkan serta golongan kredit investasinya.

d. Adanya sumber pembiayaan lain di luar kredit bank dan dana

sendiri

Sesuai dengan ketentuan, nasabah dari suatu bank yang kredit investasinya belum

lunas, tidak boleh mendapat kredit dari pihak lain tanpa persetujuan terlebih dahulu

dari bank pemberi kredit investasi yang bersangkutan, kecuali kredit yang lazim

50

Page 51: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

dalam kegiatan perdagangan. Dengan demikian yang dimaksud sumber

pembiayaan lain di luar kredit bank dan dana sendiri tersebut adalah berupa

pembiayaan dari luar negeri yang umumnya terjadi proyek AID, dimana untuk

import-content lazimnya dibiayai dengan kredit luar negeri tersebut. Apabila terjadi

hal yang demikian, maka maksimal kredit investasi yang dapat diberikan oleh bank

adalah jumlah biaya proyek setelah dikurangi bagian self financing nasabah dan

pembiayaan dari sumber lain tersebut.

Sebagai contoh, misalnya :

- Total biaya proyek = Rp. 500

juta

- Ketentuan penyediaan self financing = 20%

- Kredit luar negeri = Rp. 150

juta

- Maksimal kredit investasi yang dapat diberikan :

Rp. 500 juta - (Rp. 100 juta + Rp. 150 juta) = 250 juta

51

Page 52: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Apabila bank sudah sampai pada kesimpulan bersedia untuk memberikan fasilitas

kredit investasi dan besarnya kredit sudah ditentukan, maka masalah pokok selanjutnya

adalah menetapkan persyaratan-persyaratan kredit yang telah disetujui.

Di antara sekian banyak persyaratan yang ditetapkan, maka penetapan skala

penarikan maupun skala pelunasan merupakan masalah penting yang perlu

diperhatikan.

a. Skala Penarikan

Masalah penting yang harus diperhatikan di dalam menetapkan skala penarikan

adalah bahwa skala penarikan harus sesuai dengan kebutuhan pembangunan

proyek. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disusun rencana pembangunan

proyek yang menggambarkan tahap-tahap pengeluaran uang baik untuk

52

Skala Penarikan dan Skala

Pelunasan

Page 53: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

pengeluaran lokal, pengadaan barang melalui impor, pengeluaran untuk tenaga

kerja dan jasa lainnya, maupun untuk kebutuhan masa trial run. Jadi yang

dimaksudkan dengan rencana pembangunan dalam hal ini bukanlah semata-mata

terdiri dari tahap-tahap pembangunan physik, tetapi meliputi pula tahap-tahap

pengeluaran uang bagi proyek yang bersangkutan dan biasanya tahap-tahap

pengeluaran uang tidak selalu sama dengan tahap perkembangan physik proyek,

karena sebelum terpasang pada proyek, biasanya nasabah sudah melakukan

pengeluaran-pengeluaran uang baik untuk pembelian bahan-bahan, tenaga kerja,

jasa dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam meneliti rencana pembangunan, ada 2

hal yang harus diperhatikan dan dijadikan titik-tolak dalam menetapkan skala

penarikan, yaitu saat pengeluaran dan besarnya pengeluaran pada setiap tahapan.

b. Skala Pelunasan

Skala pelunasan adalah daftar yang memuat rencana pelunasan suatu pinjaman

baik pelunasan hutang pokok maupun hutang bunga. Untuk dapat menyusun skala

pelunasan tersebut, terlebih dahulu perlu disusun apa yang disebut Proyeksi

53

Page 54: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Projected Cash Flow). Selain project income

statement, minimal selama masa laku kredit investasi tersebut. Penyusunan

projected cash flow biasanya dapat dilakukan dengan berbagai cara atau bentuk,

namun biasanya secara garis besarnya dapat dibagi dalam 3 sektor, yaitu :

Proyeksi Penerimaan

Proyeksi penerimaan biasanya disusun berdasarkan atas pendapatan setelah

pajak dan biaya-biaya noncash seperti penyusutan, amortisasi dan sebagainya.

Jumlah tersebut adalah merupakan dana yang dapat dihimpun.

Apabila diperkirakan ada penerimaan-penerimaan lain seperti penjualan aktiva

tetap dan sebagainya, harus dimasukkan pula dalam sektor ini.

Proyeksi Pengeluaran

Dalam sektor ini dimasukan proyeksi pengeluaran-pengeluaran perusahaan di

luar biaya operasional yang sudah dimasukkan dalam projected income

statement. Namun apabila tidak memungkinkan untuk memproyeksikan

pengeluaran-pengeluaran tersebut, maka cukup apabila dicadangkan saja

54

Page 55: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

berdasarkan prosentase tertentu dengan memperhatikan debt service ratio

yang wajar. Debt service ratio adalah perbandingan antar dana terhimpun

dengan dana yang diperuntukkan bagi pelunasan.

Dalam praktek, seringkali terjadi penunggakan-penunggakan pembayaran oleh

nasabah, apabila semua dana yang terhimpun dipergunakan untuk pelunasan,

karena umumnya perusahaan juga mempunyai pengeluaran-pengeluaran lain di

luar pengeluaran untuk pelunasan kredit. Oleh karena itu tidak semua dana

yang dapat dihimpun harus digunakan untuk pelunasan kredit.

Rencana Pelunasan Kredit (Pokok dan Bunga)

Selisih antara proyeksi penerimaan dengan proyeksi pengeluaran setelah

ditambah dengan saldo awal kas, akan merupakan dana yang tersedia untuk

pelunasan (hutang dan bunga).

55

Page 56: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Atas dasar projected cash flow tersebut kepada nasabah, perlu dibuatkan daftar /

skala pelunasan tersendiri yang dipakai sebagai dasar atau pegangan, baik bagi bank

maupun nasabah dalam mengikuti pelaksanaan pelunasan kredit. Untuk itu daftar /

skala pelunasan tersebut harus dilampirkan pada Perjanjian Kredit (PK) yang

ditandatangani bersama antara bank dengan nasabah dan sekaligus merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari persetujuan kredit.

56

Page 57: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Projected income statement merupakan proyeksi laba rugi yang disusun atas dasar

rencana usaha yang ingin dicapai. Pada dasarnya penyusunan proyek ini tidak berbeda

dengan penyusunan laba rugi namun lebih singkat (ringkas).

57

Projected Income Statement

Page 58: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

LATIHAN

1. Ada 4 proyek A, B, C, dan D yang masing-masing jumlah investasi dan estimasi

ROR yang berbeda-beda sebagai berikut :

Nama Proyek

Jumlah investasi

Yang diperlukanEstimasi

ROR

A

B

C

D

Rp. 600 juta

Rp. 500 juta

Rp. 300 juta

Rp. 700 juta

15%

17%

18,5%

19%

58

Page 59: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

2. Jika cost of capital sebesar 18%, maka usulan proyek yang

feasible adalah :

a. proyek A

b. proyek B

c. proyek C

d. proyek C dan proyek D.

3. Proyek A Proyek B

Present value of net cash flows Rp. 650 juta Rp. 500 juta

Initial cash outlay Rp. 500 juta Rp. 450 juta

Net present value Rp. 150 juta Rp. 50 juta

Profitability index 1,3

1,11

59

Page 60: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Sesuai dengan data tersebut di atas, maka usulan proyek

a. A ditolak. b. B ditolak. c. A dan B ditolak. d. A dan B

diterima.

4. Jika NPV positif sebesar Rp. 15 juta dari interest rate 17%, dan NPV negatif Rp. 2

juta dari interest 19%, maka besarnya IRR adalah :

a. 17,76%

b. 18,76%

c. 19,76%

d. 16,76%

60

Page 61: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

5. Suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran

investasi dengan menggunakan net cash flow, disebut :

a. net present value

b. internal rate of return

c. accounting rate of return

d. payback

6. Profitability index dapat dihitung dengan cara membandingkan antara present

value dari proceeds dengan :

a. net sales.

b. Gross sales.

c. EBIT.

d. Nilai investasi.

61

Page 62: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

7. Jika anda akan mempertimbangkan 3 jenis usulan proyek dengan data

sebagai berikut :

Proyek

In. Investme

nt

Cash Flow

Thn. 1 Thn. 2 Thn. 3 Thn. 4 Thn. 5

A

B

C

55.000

53.200

54.120

16.021

16.249

15.388

16.021

16.249

15.388

16.021

16.249

15.388

16.021

16.249

15.388

16.021

16.249

15.388

Target Rate of Return on Equipment 12% untuk setiap jenis, maka apabila

menggunakan metode IRR, proyek mana yang akan dipilih ?

a. Proyek A.

b. Proyek B.

62

Page 63: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

c. Proyek C.

8. Dengan menghitung NPV, IRR dan Payback Period dari cash flow dan kedua proyek

berikut, nama yang anda pilih, apabila target rate of return sebesar 15% ?

ProyekIn.

InvestmentThn. 1 Thn. 2 Thn. 3 Thn. 4

XY

127.000140.000

45.00040.000

45.00052.000

45.00050.000

55.00060.000

a. Proyek X

b. Proyek Y

63

Page 64: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

9. Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli 3 buah peralatan

baru (mutually exclusive equipment). Initial outlay dan net cash flow after tax

sebagai berikut :

Proyek

In. Investment

Expected Cash Flow

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

1

2

3

Rp. 8.000

Rp. 8.200

Rp. 7.900

Rp. 2.000

Rp. 2.500

Rp. 2.220

Rp. 6.000

Rp. 5.400

Rp. 5.700

Rp. 2.000

Rp. 2.300

Rp. 1.825

Dengan menggunakan NPV Criterion, dan target rate 14%, proyek mana yang anda

pilih ?

a. Proyek 1.

b. Proyek 2.

c. Proyek 3.

64

Page 65: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

d. Semua proyek ditolak.

10. Suatu perusahaan ingin memperluas product line. Investasi pada tahun 0

diperkirakan Rp. 700 juta, dan tahun 1 sebesar Rp. 1 milyar.

Estimasi cash flow tahun 2 Rp. 250.000.000,00

tahun 3 Rp. 300.000.000,00

tahun 4 Rp. 350.000.000,00

tahun 5 – 10 Rp. 400.000.000,00

Apabila Rate of Return yang diminta 15%, maka net present value

a. Positive Rp. 117.675.000,00

b. Negative Rp. 117.675.000,00

c. Negative Rp. 107.675.000,00

d. Positive Rp. 107.675.000,00

65

Page 66: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

LEMBARAN JAWABAN

Nomor 7 :

Proyek A :

NPV = Rp ……………………… + Rp …………………….. X

………………………………

= Rp …………………….. + Rp ……………………..

= ………………………….

NPV = …………………… berarti IRR = …………………………..%

Proyek B :

NPV = Rp …………………….. + Rp …………………….. X

………………………………

66

Page 67: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

= Rp …………………….. + Rp ……………………..

= Rp ……………………..

NPV dengan DF ……………………%

NPV = Rp ……………………. + Rp ……………………. X

………………………………

= Rp ……………………. + Rp …………………….

= Rp …………………….

IRR = ……………….% + …………………….. X …………………….

= ……………… % + …………………….. %

= ……………… %

Proyek C :

NPV = Rp …………………… + Rp ………………. X ………………..

= Rp …………………… + Rp ……………….

= Rp ……………………

67

Page 68: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

NPV dengan discount factor …………… %

NPV = Rp …………………… + Rp ………………. X …………………

= Rp …………………… + Rp ……………….

= Rp ……………………

IRR untuk proyek C :

IRR = …………………….. % + …………………….. X ………………………

%

= …………………….. % + …………………….. %

= …………………….. %

68

Page 69: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Ranking pengambilan keputusan :

Proyek

I R R Target RR Keputusan I Ranking Keputusan

A

B

C

…… %

…… %

…… %

………. %

……… %

………. %

……………….

……………..

……………..

…………………………

………………………..

………………..

Proyek “Y”

Tahun Cash Flow DF … % P V DF …. % PV

0

1

2

(Rp ……….)

(Rp ……….)

……………

……………

……………

(Rp …………)

(Rp ………...)

…………

…………

…………

(Rp ………..)

(Rp ….…….)

(Rp ………..)

69

Page 70: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

3

4

(Rp ……….)

(Rp ……….)

(Rp ……….)

……………

……………

(Rp …………)

(Rp ………...)

(Rp …………)

………..

…………

(Rp ………..)

(Rp ………..)

NPV (Rp …………)

(Rp ………..)

IRR = ………….. % + ……………… X …………….. %

= ………….. % + ……………… %

= ………….. %

Payback Period :

Total Project Cost (Rp …………………………………)

Cash Flow Tahun I ……………………………………….

(Rp ………………………………..)

70

Page 71: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

cash Flow Tahun II ……………………………………….

(Rp …………………………………)

Cash Flow Tahun III ……………………………………….

Kelebihan Rp ………………………………….

Tahun ketiga = ………… / ………….. X …………… bulan = ………….. bl (…….

bulan).

Payback Period= …………… tahun.

Metrik Keputusan :

71

Page 72: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Proyek

NPV I R R Payback Period Keputusan

X

Y

Rp ……………

Rp ……………

……… %

……… %

…. tahun …. bulan

…. tahun

………………

………………

Nomor 8 :

Perhitungan NPV, IRR, dan Payback Period

Proyek “X”

72

Page 73: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Tahun Cash Flow DF … % P V DF …. % PV

0

1-4

4

(Rp ……….)

(Rp ……….)

(Rp ……….)

……………

……………

……………

(Rp …………)

(Rp ………...)

(Rp …………)

…………

…………

…………

(Rp ………..)

(Rp ….…….)

(Rp ………..)

NPV (Rp …………)

NPV (Rp ………..)

IRR = …….. % + ………….. X …………….. %

= …….. % + ….…….… X …………….. %

= ……………………… %

Payback Period :

Total Project Cost (Rp …………………………………)

Cash Flow Tahun I ……………………………………….

73

Page 74: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

(Rp ………………………………..)

cash Flow Tahun II ……………………………………….

(Rp …………………………………)

Cash Flow Tahun III ……………………………………….

Kelebihan Rp ………………………………….

Tahun III = ………… / ………….. X …………… bulan = ………….. bl (…….

bulan).

Payback Period= …………… tahun.

Metrik Keputusan :

74

Page 75: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Proyek

NPV I R R Payback Period Keputusan

X

Y

Rp ……………

Rp ……………

……… %

……… %

…. tahun …. bulan

…. tahun

………………

………………

Nomor 9 :

Proyek 1

Tahun

Cash Flow

DF … % P V

0

1

2

3

(Rp ……….)

(Rp ……….)

(Rp ……….)

……………

……………

……………

(Rp …………)

(Rp ………...)

(Rp …………)

75

Page 76: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

(Rp ……….)

……………

(Rp …………)

NPV (Rp …………)

Proyek 2

Tahun Cash Flow DF … % P V

0123

(Rp ……….)(Rp ……….)(Rp ……….)(Rp ……….)

……………………………………………………

(Rp …………)(Rp ………...)(Rp …………)(Rp …………)

NPV (Rp …………)

Proyek 3

Tahun Cash Flow DF … % P V

0123

(Rp ……….)(Rp ……….)(Rp ……….)(Rp ……….)

……………………………………………………

(Rp …………)(Rp ………...)(Rp …………)(Rp …………)

NPV (Rp …………)

76

Page 77: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Keputusan :

Tiga usulan proyek di …………………………………….. karena menghasilkan NPV

………………………..

Nomor 10 :

Tahun

Cash Flow DF … % P V

01234

5 - 10

Rp ………..…..…..(Rp

………………...)Rp

………………….Rp ………….

……...Rp ………….

……...Rp ………….

……...

………………………………………………………………………………

Rp ……..….………

( …………….……...)

…………….……...

…………….……...

…………….……...

…………….……...

77

Page 78: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

NPV ( …………….……...)

*) PV anuity ……………. %, …………….. tahun…………….

……...

PV anuity …………… %, tahun ……….. s/d ……………

…………….……...

…………….……...

78

RANGKUMAN

Page 79: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

Pada bagian ini khusus membahas alternatif metode penilaian investasi. Metode yang

diterapkan antara lain payback period, net present value, internal rate of return, dan

benefit cost ratio. Payback period untuk menentukan jumlah tahun yang dibutuhkan

untuk menutup nilai investasi yang tertanam dalam proyek. Kriteria diterimanya apabila

payback period lebih pendek dari umur proyek. Proyek ditolak jika payback period lebih

lama dari umur proyek. Metode ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak

mempertimbangkan cash flow yang diterima setelah masa payback period tercapai.

Dengan demikian tidak cocok jika metode ini digunakan sebagai ukuran profitabilitas.

Metode ini juga mengabaikan time value of money. Untuk melengkapi kriteria investasi,

digunakan metode net present value (NPV), yaitu selisih antara proposal present value

dari net cash in flow dengan biaya investasi atau initialcash out flow. Bila NPV 0 atau

lebih, maka proyek diterima dan jika kurang dari 9 proyek ditolak. NPV menunjukkan

nilai potensi kenaikan nilai perusahaan bila proyek diterima. IRR merupakan discount

rate yang sama jumlahnya dengan present value dari net cash in flow yang diharapkan

terhadap initial cash outflow. Jadi pada saat itu NPV sama dengan 0. Bila net cash flow

79

Page 80: PENILAIAN INVESTASI

PENILAIAN INVESTASI

tidak seimbang, maka IRR dicari dengan cara coba-coba. IRR lebih besar dari rate of

return yang diminta, proyek diterima.

80