Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

29
BAB I PENDAHULUAN I. Latar belakang Tujuan negara sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada dasarnya merupakan upaya peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaan pembangunan nasional tersebut mengacu kepada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang

description

makalah ini merupakan hasil pemikiran terhadap RUU ASN, bagaimana Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian dapat lebih berperan....

Transcript of Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

Page 1: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Tujuan negara sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945, diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara

yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan

dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional.

Pembangunan nasional pada dasarnya merupakan upaya peningkatan kualitas

manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan

global. Pelaksanaan pembangunan nasional tersebut mengacu kepada

kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan

kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju dan

kukuh kekuatan moral etikanya.

Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam proses

pembangunan nasional adalah Pegawai Negeri Sipil. Menurut Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian menyebutkan bahwa pegawai

negeri sipil adalah unsur aparatur negara untuk menyelenggarakan

pemerintahan dan pembangunan dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional

dengan kata lain bahwa kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

Page 2: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

pelaksanaan pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaan

aparatur negara dan kesempurnaan aparatur negara pada pokoknya tergantung

dari kesempurnaan pegawai negeri sipil.

Perubahan atas Undang-Undang nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Kepegawaian dengan Undang-Undang nomor 43 tahun 1999,

mengakibatkan pembentukan Badan Kepegawaian Negara (BKN) ini akan

menjadikan fungsi dan eksistensinya lebih dipertegas. Aturan hukum yang

mendasari dibentuknya Badan Kepegawaian Negara adalah Pasal 34 ayat (1)

Undang-Undang nomr 43 tahun 1999, bahwa untuk menjamin kelancaran

penyelenggaraan kebijaksanaan manajemen pegawai negeri sipil, dibentuk

Badan Kepegawaian Negara. Adapun dalam ayat (2) disebutkan: “Badan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan manajemen pegawai

negeri sipil yang mencakup perencanaan, pengembangan kualitas sumber daya

pegawai negeri sipil dan administrasi kepegawaian, pengawasan dan

pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi kepegawaian,

mendukung perumusan kebijaksanaan kesejahteraan pegawai negeri sipil, serta

memberikan bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani

kepegawaian pada instansi pusat pemerintah pusat dan pemerintah daerah”.

Apabila kita cermati didalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

Pasal 34 ayat (2) antara lain disebutkan, Badan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), menyelenggarakan manajemen pegawai negeri sipil serta memberikan

bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani kepegawaian pada

instansi pusat pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Peran dan fungsi

Page 3: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

sebagaimana disebutkan, memberikan pengertian bahwa Badan Kepegawaian

Negara sebagai leading sector perihal kepegawaian sehingga harus melakukan

bimbingan teknis kepegawaian. Pada Kantor Regional Badan Kepegawaian

Negara peran dan fungsi melakukan bimbiingan teknis kepegawaian

merupakan kewenangan Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian.

Sebagaimana kita ketahui saat ini Pemerintah bersama-sama Dewan

Perwakilan Rakyat sedang membahas Rancangan Undang-Undang Aparatur

Sipil Negara (RUU ASN) yang akan menggantikan Undang-Undang Nomor 43

Tahun 1999. Perubahan suatu Undang-Undang tentunya akan diikuti oleh

perubahan peran dan fungsi suatu lembaga. Demikian juga dengan Badan

Kepegawaian Negara khususnya Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian,

tentunya juga akan mengalami perubahan.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis menemukan suatu

rumusan masalah yaitu

1. Bagaimana Peran dan Fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian

Kantor Regional BKN didalam RUU ASN ?

2. Bagaimana strategi Bidang Bimtek Kantor Regional BKN dalam Penguatan

Peran dan Fungsinya ?

Page 4: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

BAB II

PEMBAHASAN

I. Kerangka Teori

Menurut Kepala Badan Kepegawaian Negara Eko Sutrisno Badan

Kepegawaian Negara (BKN) ke depannya akan diarahkan menjadi konsultan

manajemen PNS. Dengan peran strategis ini, instansi pusat atau pun daerah

akan berkonsultasi dengan BKN dalam bidang kepegawaian, seperti dalam

menentukan kebutuhan pegawai, standar kompetensi pegawai,  dan lainnya.1

Hal yang berkaitan dengan kepegawaian, seperti dalam menentukan kebutuhan

pegawai, standar kompetensi pegawai, dan lainnya harus dikonsultasikan

instansi pusat dan daerah ke BKN. Demi terlaksananya tugas dan fungsi

tersebut pada Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara akan dibentuk

Accesment center atau pusat penilaian Pegawai Negeri Sipil.

Dengan makin besarnya tanggung jawab ini, budaya belajar harus terus

dikembangkan bagi setiap pegawai agar BKN dapat menjadi pusat konsultan

manajemen PNS. Perubahan nama Badan Administrasi Kepegawaian Negara

(BAKN) menjadi BKN bukan sekadar perubahan nomenklatur, tapi juga

perubahan tugas dan fungsi BKN, Adapun titik berat yang diemban BKN

adalah menjalankan manajemen PNS dengan baik, seraya tetap menjalankan

fungsi administrasi kepegawaian.

Sjahran Basah2 mengemukakan pengertian eksistensi dihubungkan

dengan kedudukan, fungsi, kekuasaan atau wewenang pengadilan dalam 1 http://www.bkn.go.id/in/berita/1754-bkn-menjadi-konsultan-manajemen-pns.html2 Sjahran Basah, Eksistensi dan tolok ukur badan peradilan administrasi di Indonesia, Alumni,

bandung, 1985, Bab I dan II

Page 5: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

lingkungan badan peradilan administrasi di Indonesia, kemudian Philipus M

Hadjon3 dalam salah satu judul karya ilmiahnya menghubungkan eksistensi

dengan kedudukan dan fungsi Badan Penyehatan Perbankan Nasional.

Dengan berbagai pengertian tersebut, maka dalam tulisan ini

penguatan bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian kami kaitkan dengan

eksistensi Bidang Bimtek Kantor Regional BKN yang diartikan sebagai

keberadaan atau kedudukan yang dihubungkan dengan fungsi

menyelenggarakan Bimbingan Teknis Kepegawaian serta fungsi-fungsi

lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, hal ini

disebabkan karena pengertian eksistensi selalu dihubungkan dengan

kedudukan dan fungsi hukum atau fungsi suatu lembaga hukum tertentu.

Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara adalah rancangan

undang-undang yang mengatur Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya

disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia

dan Pegawai Pemerintah Nonpermanen Republik Indonesia yang bekerja

pada instansi pemerintah dan pemerintah daerah..4 Pembentukan Undang-

Undang Aparatur Sipil Negara didasarkan atas pertimbangan:

1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan

mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang

profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari

3 Philipus M Hadjon, Analisis Eksistensi BPPN dari sudut pandang hukum tata negara, makalah, tanpa penerbit, tanpa tahun

4 RUU ASN, DIM 19 Januari 2012

Page 6: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu

menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu

menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan

bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Bahwa untuk mewujudkan aparatur sipil negara sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan aparatur sipil negara

sebagai profesi yang memiliki kewenangan mengelola dirinya dan

wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan

prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen aparatur sipil Negara.

3. bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

sudah tidak sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan

global sehingga perlu diganti.

II. Peran dan Fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor

59/KEP/2001 Tanggal 27 Agustus 2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara antara lain disebutkan Kantor

Regional Badan Kepegawaian Negara menyelenggarakan sebagaian tugas

pokok dan fungsi Badan Kepegawaian Negara dibidang administrasi dan

manajemen kepegawaian negara diwilayah kerjanya, yang kewenangannya

Page 7: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

masih melekat pada pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Selanjutnya juga disebutkan untuk melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara

menyelenggarakan fungsi koordinasi, bimbingan, pemberian petunjuk teknis,

dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan

dibidang kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas tersebut pada Kantor

Regional Badan Kepegawaian Negara dibentuk Bidang Bimbingan Teknis

Kepegawaian yang dipimpin oleh Kepala Bidang sejajar dengan eselon III.a.

Pada bagian ketujuh Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Nomor 59/KEP/2001 disebutkan Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian

mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis kepegawaian dan diklat

kepegawaian, melakukan pengawasan kompetensi jabatan, dan pengendalian

pemanfaatan lulusan diklat Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun Daerah.

Semua bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian dibagi habis dalam

tiga seksi, yaitu :

1. Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian I mempunyai tugas:

a. Melaksanakan bimbingan dan petunjuk teknis kepegawaian.

b. Pengawasan standar kompetensi jabatan

c. Koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional bidang

kepegawaian diwilayah kerjanya

d. Melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja dan disiplin

Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Kantor Regional Badan

Kepegawaian Negara.

Page 8: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

2. Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian II mempunyai tugas:

a. Melaksanakan bimbingan dan petunjuk teknis kepegawaian.

b. Pengawasan standar kompetensi jabatan

c. Koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional bidang

kepegawaian diwilayah kerjanya

3. Seksi Pengembangan Kepegawaian mempunyai tugas:

a. Merencanakan kebutuhan diklat.

b. Menyusun program diklat

c. Menyiapkan penyelenggaraan diklat kepegawaian

d. Melakukan kerjasama diklat, monitoring dan pengendalian

pemanfaatan diklat instansi diwilayah kerjanya

Dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap Rancangan

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012 Pasal 47

disebutkan Badan Kepegawaian Negara berkedudukan di ibukota negara, dan

dapat dibentuk perwakilan di Provinsi.

Dalam Pasal 45 Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap

Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012

disebutkan tugas-tugas Badan Kepegawaian Negara, yaitu:

a. Membantu Presiden dalam penyelenggaraaan manajemen kepegawaian

negara dalam rangka terciptanya sumber daya manusia Aparatur Negara

yang profesional serta berkualitas dan bermoral tinggi, guna

mendukung kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan

pembangunan; dan

Page 9: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

b. Menyimpan informasi yang telah dimutakhirkan oleh Instansi dan

Perwakilan serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan

pengembangan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara.

Untuk mendukung tugas-tugas tersebut, didalam pasal 46 Daftar

Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap Rancangan Undang-Undang Aparatur

Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012 Rancangan Undang-Undang Aparatur

Sipil Negara, Badan Kepegawaian Negara mempunyai fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian ASN;

b. Perencanaan pengembangan kepegawaian ASN;

c. Penyusunan kebijakan teknis penggajian dan penghargaan bagi

Pegawai ASN

d. Penyusunan norma dan standar teknis bagi jabatan negeri;

e. Penyediaan calon pejabat struktural dan fungsional tertentu bagi semua

instansi pemerintah termasuk untuk Daerah Otonom;

f. Pengawasan dan pengendalian pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan sumber daya manusia Aparatur Negara;

g. Pembangunan dan pengembangan sistem informasi kepegawaian

negara, pengelolaan dan pengolahan data dan penyajian informasi yang

mendukung pengembangan sumber daya manusia Aparatur Negara;

h. Penyelenggaraan administrasi sumber daya manusia Aparatur

Pemerintah yang meliputi pemberian pertimbangan, persetujuan

dan/atau penetapan mutasi kepegawaian dan pensiun;

Page 10: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

i. Perumusan, pelaksanaan dan koordinasi sistem pengawasan

kepegawaian yang efektif dan efisien berdasarkan prinsip akuntabilitas;

j. Pemberian bimbingan teknis pelakasanaan peraturan perundang-

undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah;

k. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat negara dan mantan

pejabat negara;

Dalam Pasal 48 Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap

Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012,

Badan Kepegawaian Negara berwenang:

a. Menyelenggarakan teknis pembinaan dan manajemen kepegawaian

ASN;

b. Menyusun materi seleksi umum calon Pegawai ASN;

c. Menyelenggarakan Pusat Penilaian Kompetensi dan Penilaian Kinerja

Pegawai ASN;

d. Pembinaan teknis pendidikan fungsional bidang kepegawaian; dan

e. Memelihara dan mengembangkan Sistem Informasi Pegawai ASN

melalui pengumpulan data dan pencatatan informasi Pegawai ASN,

pemberian informasi data Pegawai ASN, dan penataan administrasi

Pegawai ASN.

Dengan asumsi bahwa Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap

Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari

2012 tersebut yang akan disahkan menjadi Undang-Undang Aparatur

Sipil Negara (ASN) dan belum ada perubahan Struktur Organisasi dan

Page 11: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

Tata Kerja Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara, maka tugas

dan fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian akan semakin

kompleks terutama yang berkaitan dengan Penyediaan calon pejabat

struktural dan fungsional tertentu bagi semua Instansi Pemerintah

termasuk untuk Daerah Otonom, Pengawasan dan pengendalian

pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sumber daya manusia

Aparatur Negara, Perumusan, pelaksanaan dan koordinasi sistem

pengawasan kepegawaian yang efektif dan efisien berdasarkan prinsip

akuntabilitas, Pemberian bimbingan teknis pelakasanaan peraturan

perundang-undangan di bidang kepegawaian kepada instansi

pemerintah, Menyusun materi seleksi umum calon Pegawai ASN,

Menyelenggarakan Pusat Penilaian Kompetensi dan Penilaian Kinerja

Pegawai ASN.

III. Strategi Bidang Bimtek Kantor Regional BKN dalam Penguatan Peran

dan Fungsinya

Tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah yang

profesional merupakan sasaran dan tujuan yang hendak diwujudkan sesuai

dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010 – 2025. Penataan sistem manajemen sumber daya

manusia aparatur sebagai salah satu program area perubahan reformasi

birokrasi, merupakan program yang sangat strategis dan menentukan

keberhasilan seluruh program area perubahan lainnya. Hal ini dikarenakan

Page 12: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

aparatur (PNS) berperan ganda sebagai subyek dan obyek pelaksanaan

reformasi birokrasi.

Mencermati Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap Rancangan

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012, perlu

startegi dalam rangka penguatan tugas dan fungsi Bidang Bimbingan Teknis

Kepegawaian Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara terutama yang

berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Penyediaan calon pejabat struktural dan fungsional tertentu bagi

semua Instansi Pemerintah termasuk untuk Daerah Otonom

2. Pengawasan dan pengendalian pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan sumber daya manusia Aparatur Negara,

3. Perumusan, pelaksanaan dan koordinasi sistem pengawasan

kepegawaian yang efektif dan efisien berdasarkan prinsip

akuntabilitas,

4. Pemberian bimbingan teknis pelakasanaan peraturan perundang-

undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah,

5. Menyusun materi seleksi umum calon Pegawai ASN,

6. Menyelenggarakan Pusat Penilaian Kompetensi dan Penilaian

Kinerja Pegawai ASN.

Strategi-strategi yang ditawarkan oleh penulis dalam rangka

penguatan peran dan fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian Kantor

Regional Badan Kepegawaian Negara sebagai leading sector dibidang

kepegawaian antara lain:

Page 13: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

1. Mengadakan diklat kepegawaian secara terus menerus dan

berkesinambungan.

Selama ini jika menyelenggarakan Diklat Kepegawaian, Bidang

Bimbingan Teknis Kepegawaian hanya sebagai pelaksana. Dalam

hal ini penulis menyarankan supaya Bidang Bimbingan Teknis

Kepegawaian memberdayakan gedung yang ada dilingkungan

Kantor Regional dan penginapan (mess pegawai), untuk

menyelenggarakan Diklat misalnya Diklat Prajabatan Pegawai

Negeri Sipil bekerjasama dengan Instansi terkait. Didalam

pelaksanaan diklat tersebut, Bidang Bimbingan Teknis

Kepegawaian harus terlibat aktif selain menyusun kurikulum yang

diperlukan dengan berpedoman pada Peraturan Kepala LAN

Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat

Prajabatan CPNS Golongan III serta Peraturan Kepala LAN

Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat

Prajabatan CPNS Golongan II juga terlibat aktif sebagai tenaga

pengajar.

2. Peningkatan kinerja melalui pembinaan karir PNS dilingkungan

Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian

Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang

Pokok-pokok kepegawaian, menyatakan antara lain bahwa PNS

diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu.

Page 14: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan

prinsip profesional sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan

jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu. Jabatan sebagai

kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang

dan hak seseorang PNS dalam satuan organisasi negara. Kebijakan

pembenahan profesionalisme PNS diwujudkan melalui upaya

pembinaan karir PNS yang lebih optimal. Optimalisasi pembinaan

karir PNS dilaksanakan dengan mengembangkan jalur jabatan

karir PNS terutama jalur jabatan fungsional tertentu, sebagaimana

dicanangkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Azwa Abubakar yaitu birokrasi yang ramping

struktur akan tetapi kaya fungsi.

Dalam rangka pembinaan karir PNS dan optimalisasi Bidang

Bimbingan Teknis Kepegawaian, menurut pengamatan penulis

jabatan fungsional tertentu yang harus ada di Bidang Bimbingan

Teknis Kepegawaian, antara lain:

a. Widyaiswara

Hal ini berkaitan dengan Pemberian bimbingan teknis

pelakasanaan peraturan perundang-undangan di bidang

kepegawaian kepada instansi pemerintah.

b. Auditor Kepegawaian

Page 15: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

Hal ini berkaitan dengan Perumusan, pelaksanaan dan

koordinasi sistem pengawasan kepegawaian yang efektif dan

efisien berdasarkan prinsip akuntabilitas.

c. Assessor (Accesor)

Hal ini berkaitan dengan Pusat Penilaian Kompetensi dan

Penilaian Kinerja Pegawai ASN.

Selain itu, pada Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian, bisa

dibentuk Tim/Personil dengan memiliki keahlian, antara lain:

a. Berhubungan dengan Manajemen Pegawai Negeri Sipil

seperti : Analisis Jabatan (ANJAB), Analisis Beban Kerja

(ABK), Evaluasi Jabatan (Evajab), Standar Kompetensi

Jabatan (Stankomjab), Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) dan

sebagainya.

b. Berhubungan dengan Teknis kepegawaian, seperti : Mutasi

Kepegawaian, Status Kepegawaian dan Pensiun.

c. Berhubungan dengan Pengawasan dan Pengendalian, seperti

penguasaan PP 53 Tahun 2010.

3. Sinkronisasi Program Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian

dengan instansi terkait.

Hal ini penulis sarankan, karena menurut pengamatan penulis

selama ini program dari Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian

sering over lap dengan instansi terkait. Akibatnya program Bidang

Bimbingan Teknis Kepegawaian kurang berjalan maksimal,

Page 16: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

dikarenakan keterbatasan anggaran intansi terkait. Setiap tahun,

Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian melakukan sosialisasi

program-program pada bidang tersebut kepada instansi terkait,

sehingga instansi dapat mengantisipasi dengan menyediakan

anggaran sesuai kebutuhan.

Penguatan peran dan fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian

dengan ditetapkannya Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

(RUU ASN) menjadi Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN),

dapat dilakukan dengan catatan ada kemauan dan komitmen dari pemegang

kebijakan yaitu Kepala Kantor Regional serta Kepala Bidang Bimbingan

Teknis Kepegawaian, serta kesiapan dari seluruh Pegawai Negeri Sipil

dilingkungan Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara.

BAB III

PENUTUP

Page 17: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

I. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya dapat kami simpulkan:

1. Peran dan Fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian Kantor

Regional BKN didalam RUU ASN, antara lain:

a. Penyediaan calon pejabat struktural dan fungsional tertentu bagi

semua Instansi Pemerintah termasuk untuk Daerah Otonom

b. Pengawasan dan pengendalian pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan sumber daya manusia Aparatur Negara,

c. Perumusan, pelaksanaan dan koordinasi sistem pengawasan

kepegawaian yang efektif dan efisien berdasarkan prinsip

akuntabilitas,

d. Pemberian bimbingan teknis pelakasanaan peraturan perundang-

undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah,

e. Menyusun materi seleksi umum calon Pegawai ASN,

f. Menyelenggarakan Pusat Penilaian Kompetensi dan Penilaian Kinerja

Pegawai ASN.

2. Strategi Bidang Bimtek Kantor Regional BKN dalam Penguatan Peran dan

Fungsinya, antara lain:

a. Mengadakan dan menyusun program diklat kepegawaian secara terus

menerus dan berkesinambungan, serta aktif sebagai narasumber bukan

hanya sebagai pelaksana teknis.

Page 18: Penguatan Bidang Bimtek Kantor Regional BKN Berdasarkan RUU ASN

b. Dalam rangka pembinaan karir PNS dan optimalisasi Bidang

Bimbingan Teknis Kepegawaian, jabatan fungsional tertentu yang

harus ada di Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian, antara lain:

1) Widyaiswara

2) Auditor Kepegawaian

3) Assesor (accesor)

Selain itu, pada Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian, bisa

dibentuk Tim/Personil dengan memiliki keahlian, antara lain:

1) Berhubungan dengan Manajemen Pegawai Negeri Sipil

seperti : Analisis Jabatan (ANJAB), Analisis Beban Kerja

(ABK), Evaluasi Jabatan (Evajab), Standar Kompetensi

Jabatan (Stankomjab), Analisis Kebutuhan Diklat (AKD)

dan sebagainya.

2) Berhubungan dengan Teknis kepegawaian, seperti : Mutasi

Kepegawaian, Status Kepegawaian dan Pensiun.

3) Berhubungan dengan Pengawasan dan Pengendalian,

seperti penguasaan PP 53 Tahun 2010.

c. Sinkronisasi Program Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian dengan

instansi terkait.

II. Saran

Perlu kesiapan seluruh Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Bidang

Bimbingan Teknis kepegawaian serta komitmen dari Kepala Kantor Regional

dan Kepala Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian.