Modul Bimtek Tksk
-
Upload
muhammad-fazil -
Category
Documents
-
view
129 -
download
3
Transcript of Modul Bimtek Tksk
i
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Bimbingan Teknis 1.3 Jenis Data yang Diverifikasi 1.4 Cakupan 1.5 Jadwal Pelaksanaan 1.6 Definisi Umum
1 2 2 3 4 5
II. ORGANISASI LAPANGAN DAN ETIKA WAWANCARA 2.1 Organisasi Lapangan
2.2 Etika Berwawancara
11 13
III. MEKANISME VERIFIKASI DAN CARA PENGISIAN DAFTAR
3.1 Mekanisme Verifikasi 3.1.1 Tugas dan Tanggung Jawab Pencacah
3.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Pemeriksa 3.1.3 Instrumen yang Digunakan
3.2 Tata Tertib Pengisian Daftar Kuesioner 3.3 Tata Cara Pengisian Daftar Kuesioner 3.4 Cara Pengisian Daftar DRTP2013 3.5 Cara Pengisian Daftar VerRTP2013
15 17 18 19 19 20 22 24
LAMPIRAN 1. Daftar Kabupaten/Kota
2. Daftar DRTP2013 3. Daftar VerRTP2013 4. Susunan Acara Bimbingan Teknis TKSK
80 83 84 88
1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penetapan rumah tangga penerima Kartu
Perlindungan Sosial (KPS) didasarkan pada Basis Data
Terpadu (BDT) yang diperoleh dari Pendataan Program
Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011. Tentunya dalam
kurun waktu 2 tahun sejak dilaksanakan PPLS 2011 telah
terjadi dinamika dan perubahan kondisi sosial ekonomi
rumah tangga penerima KPS dan rumah tangga secara
umum. Untuk meningkatkan ketepatan penerima KPS,
maka dilakukan pemutakhiran BDT rumah tangga
penerima KPS dengan memperhatikan perubahan kondisi
sosial ekonomi.
Pemutakhiran BDT rumah tangga penerima KPS
diawali dengan Musyawarah Desa (Musdes)/ Musyawarah
Kelurahan (Muskel). Hasil Musdes/Muskel merekomen-
dasikan adanya penggantian rumah tangga penerima KPS
yang disebabkan karena tidak layak menerima, rumah
tangga pindah ke desa/kelurahan lain, seluruh anggota
rumah tangga meninggal dunia dan lain-lain sehingga
diusulkan untuk mengganti rumah tangga tersebut.
Sebagai kelanjutan pemutakhiran basis data
terpadu, perlu dilakukan verifikasi dan validasi rumah
tangga. Verifikasi diperlukan untuk memperoleh informasi
I I
2
mengenai kondisi rumah tangga dan anggota rumah
tangga pengganti.
Untuk menghasilkan data verifikasi yang valid,
maka diperlukan petugas yang mengetahui cara dan
mekanisme melakukan verifikasi rumah tangga pengganti.
Oleh karena itu petugas verifikasi harus diberikan
bimbingan teknis (bimtek) berupa pemahaman maupun
tata cara memperoleh data/informasi yang baik.
1.2 Tujuan Bimbingan Teknis
Tujuan umum dari bimbingan teknis adalah
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) mengerti,
memahami dan dapat melaksanakan verifikasi dan validasi
rumah tangga pengganti penerima KPS. Sedangkan secara
secara khusus tujuan dari bimbingan teknis ini adalah:
1. TKSK mengerti dan memahami konsep dan definisi
yang digunakan dalam verifikasi dan validasi
rumah tangga pengganti penerima KPS.
2. TKSK mengetahui alur kegiatan verifikasi.
3. TKSK mengetahui tata cara verifikasi dan validasi
rumah tangga.
4. TKSK mengetahui tata cara pengisian kuesioner
untuk memperoleh informasi/data rumah tangga
dengan kuesioner DRTP2013 dan kuesioner
PPLS2011.RT.
1.3 Jenis Data yang Diverifikasi
Data yang dikumpulkan dari setiap rumah tangga
antara lain:
3
a. Alamat rumah tangga
b. Keterangan sosial ekonomi anggota rumah tangga yaitu
nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, nomor
urut keluarga, hubungan dengan kepala keluarga, jenis
kelamin, tanggal lahir, umur, status perkawinan,
kepemilikan kartu identitas, kecacatan, penyakit
menahun/kronis, kehamilan, pendidikan, dan kegiatan
ekonomi ART yang berumur 5 tahun ke atas.
c. Keterangan pokok rumah tangga, mencakup status
penguasaan bangunan, luas lantai, jenis lantai, dinding
terluas, atap terluas, sumber air minum, sumber
penerangan utama, bahan bakar/energi utama untuk
memasak, fasilitas tempat buang air besar, tempat
pembuangan akhir tinja, kepemilikan aset, dan
keikutsertaan berbagai program.
1.4 Cakupan
Pada tahun 2013 kegiatan bimtek baru mencakup
126 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di
Indonesia. Adapun jumlah TKSK yang akan memdapat
bimtek adalah 1.233 orang. TKSK ini akan memverifikasi
seluruh rumah tangga miskin yang disepakati sebagai
rumah tangga pengganti penerima KPS melalui mekanisme
Musdes/Muskel. Kabupaten/kota yang terpilih dalam
verifikasi rumah tangga pengganti dapat dilihat pada
lampiran 1.
4
Verifikasi rumah tangga dilaksanakan oleh petugas
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Wilayah
kerja petugas dalam melakukan verifikasi adalah
kecamatan yang menjadi wilayah penugasannya.
1.5 Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan bimtek mencakup beberapa tahapan
kegiatan, dimulai dari workshop fasilitator utama, sampai
bimbingan teknis TKSK. Setelah dilakukan bimtek, maka
dimulai kegiatan verifikasi rumah tangga hingga
penyerahan data ke Kementerian Sosial. Berikut adalah
jadwal pelaksanaan bimtek dan verifikasi.
Jadwal Kegiatan Bimtek dan Verifikasi Rumah Tangga
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Workshop Fasilitator Utama 10 – 11 Oktober 2013
2. Pembekalan Fasilitator 21 – 23 Oktober 2013
3. BimTek TKSK Minggu V Okt-
minggu I Nov
4. Pelaksanaan Verifikasi
Lapangan
Minggu I – minggu II
Nov
5. Pemeriksaan Hasil Verifikasi Minggu II - III Nov
6. Entri Data Hasil Verifikasi
Rumah Tangga Pengganti Minggu III - IV Nov
7. Pengiriman Raw Data ke BPS Minggu IV Nov
8. Analisis Data di BPS Minggu I-II Des
5
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan
9. Penyerahan Data ke Kemensos Minggu II Des
1.6 Definisi Umum
Sebelum melakukan pendataan petugas harus
mengetahui dan memahami konsep dan definisi yang
digunakan. Berikut ini adalah beberapa konsep dan
definisi yang digunakan dalam kegiatan pendataan:
1. Verifikasi adalah pemeriksaan dan pengkajian untuk
menjamin kebenaran data rumah tangga pengganti
penerima KPS.
2. Validasi adalah suatu tindakan untuk menetapkan
kesahihan data rumah tangga pengganti penerima
KPS berdasarkan kriteria yang di tentukan.
3. Rumah Tangga Pengganti Penerima KPS adalah
rumah tangga yang berdasarkan hasil Musdes/muskel
diusulkan sebagai rumah tangga penerima KPS
menggantikan rumah tangga yang KPS-nya
dikembalikan karena alasan tertentu.
4. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
adalah tenaga inti pengendali kegiatan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial di kecamatan.
6
5. Pencacah adalah petugas yang melakukan
pengumpulan data melalui wawancara dengan
responden. Dalam verifikasi rumah tangga pencacah
adalah TKSK.
6. Pemeriksa adalah petugas yang melakukan
pemeriksaan dokumen hasil pencacahan.
7. Bangunan Fisik (BF) adalah tempat berlindung tetap
maupun sementara yang mempunyai dinding, lantai
dan atap, baik digunakan untuk tempat tinggal
maupun bukan tempat tinggal.
8. Bangunan Sensus adalah sebagian atau seluruh
bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar masuk
sendiri dan merupakan satu kesatuan fungsi/
penggunaan. Untuk rumah kantor (rukan) atau rumah
toko (ruko) yang mempunyai pintu keluar masuk
tersendiri, maka dihitung sebagai bangunan sensus
tersendiri.
9. Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok
orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan
fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta
makan dari satu dapur. Rumah tangga umumnya
terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tua/mertua, famili,
pembantu dan lainnya (BPS).
10. Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang
yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah
7
tangga baik yang berada di rumah tangga maupun
yang sementara tidak ada pada waktu pendataan.
Orang yang telah tinggal dalam rumah tangga selama
6 bulan atau lebih, atau yang tinggal kurang dari 6
bulan tetapi berniat menetap/berencana tinggal
selama 6 bulan atau lebih dianggap sebagai anggota
rumah tangga. Sebaliknya anggota rumah tangga yang
telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah
tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi
dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6
bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota
rumah tangga.
Contoh:
Sutarno dan istrinya tinggal menumpang di rumah
bapak ibunya (Parmo dan Supriati). Sutarno adalah
pencari barang bekas dan Parmo adalah tukang
becak. Penghasilan Sutarno dan Parmo setiap hari
disatukan untuk memenuhi kebutuhan makan dan
kebutuhan lainnya. Dalam contoh ini, di rumah Pak
Parmo hanya ada 1 rumah tangga. Sutarno dengan
istrinya dan Supriati merupakan ART.
11. Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah seorang dari
sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung
jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau
orang yang dituakan/dianggap/ ditunjuk sebagai KRT.
Khusus untuk kepala rumah tangga yang mempunyai
kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah
istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu,
8
setiap bulan, setiap 3 bulan tetapi kurang dari 6
bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan
anak-anaknya.
Contoh:
a. Untuk menghidupi keluarganya, Anton berjualan
sate di Jakarta. Istri dan ketiga anaknya tinggal di
Sukabumi yang berjarak 100 km dari Jakarta.
Anton pulang ke Sukabumi setiap akhir bulan.
Karena Anton adalah KRT, maka ia tetap dicatat
sebagai KRT di Sukabumi.
b. Ibu Martilah tinggal bersama anaknya, yang
bernama Subagyo yang masih menganggur. Karena
ibunya sudah tua dan menjanda, maka segala
urusan dengan lingkungan dan orang lain diurus
oleh Subagyo. Dalam contoh ini, Subagyo dapat
dicatat sebagai kepala rumah tangga, karena ia
ditunjuk oleh ibunya untuk menjadi kepala rumah
tangga.
Apabila terdapat perbedaan pada nama KRT antara
yang tercetak dengan keadaan lapangan, maka
sesuaikan dengan nama yang sesuai dengan kartu
identitas, yaitu dengan mencoret dan menuliskan
nama yang benar di daftar DRTP2013. Perbedaan ini
dapat terjadi bila KRT meninggal atau KRT pindah dan
ada ART lain yang menggantikannya.
12. Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai
pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari
9
suami, istri, dan atau anak-anaknya (keluarga batih
atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga batih
ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai
hubungan kekerabatan langsung (keluarga
besar/extended family) dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Jumlah keluarga dalam suatu rumah
tangga biasanya didasarkan atas banyaknya pasangan
suami-istri di rumah tangga tersebut. Bisa disebut
keluarga apabila ada 2 status hubungan dengan kepala
keluarga yang berbeda, misalnya suami dan istri, bapak
dan anak atau ibu dan anak.
13. Proxy Means Test (PMT) adalah model yang
digunakan dalam membuat peringkat/urutan
kesejahteraan dari rumah tangga.
10
Organisasi Lapangan dan Etika Wawancara
2.1 Organisasi Lapangan
Verifikasi dan validasi rumah tangga pengganti
penerima KPS meliputi tahapan beberapa kegiatan yang
melibatkan beberapa unsur yang menjadi penanggung
jawab setiap kegiatan. Tahapan tersebut meliputi:
pembekalan fasilitator, bimbingan teknis TKSK, verifikasi
rumah tangga pengganti, pemeriksaan dokumen verifikasi,
entri data, kompilasi data, up date basis data,
perangkingan, dan rekomendasi. Penganggung jawab
setiap kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2.1
Kegiatan verifikasi dan validasi ini melibatkan
instansi tingkat pusat dan daerah. Di tingkat pusat
instansi yang terlibat adalah Kemensos, BPS dan TNP2K.
Pada tingkat daerah melibatkan unsur Dinas Sosial dan
BPS baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
II II
11
Penanggung jawab Kegiatan
BPS
Kemensos
Fasilitator: BPS Provinsi, TL SKTA
dan WI B2P2KS
Penyelenggara: Dinas Sosial Provinsi
Supervisor: Dinsos Kabupaten/Kota &
Pusdatin Kesos
TKSK
Kasie Sosial BPS Kab/Kota
BPS Kabupaten/Kota
BPS
Kemensos
Kemensos
BPS
Kemensos
TNP2K
BPS
Kemensos
Gambar 2.1 Penanggung jawab dan alur kegiatan verifikasi
Pembekalan Fasilitator
Bimtek TKSK
Verifikasi Rumah tangga pengganti dan
menyerahkan hasil ke
BPS Kab/Kota
Entri Data
Kompilasi Data
Memeriksa dokumen
verifikasi
Perangkingan Rumah Tangga
dgn Proxy Means Test
Evaluasi Hasil
Rekomendasi
Menambahkan Karakteristik Rumah Tangga pengganti pd
basis data
12
2.2 Etika Berwawancara
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan
menghindari penolakan dari responden, petugas pencacah
harus memahami etika dan menguasai teknik wawancara
yang baik. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan petugas
dalam melakukan wawancara dengan responden:
1. Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian
rupa sehingga responden yang akan diwawancarai
sedang berada di rumah. Jangan mengadakan
wawancara jika ada kesibukan dalam rumah
tangga tersebut, misalnya sedang ada pesta atau
upacara.
2. Pada saat berkunjung hendaknya berpakaian yang
wajar dan sopan. Sebelum memasuki rumah untuk
mengadakan wawancara, mintalah izin terlebih
dahulu dengan mengucapkan salam, mengetuk
pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku. 3. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri
dan menjelaskan maksud kedatangan ke rumah
tangga tersebut dan jelaskan alasan mengapa
wawancara diperlukan. Bila diperlukan, tunjukkan
surat tugas dan tanda pengenal petugas.
4. Mengerti dan mengetahui siapa yang seharusnya
diwawancarai. Jangan mewawancarai tamu,
saudara atau tetangga yang sedang berkunjung ke
rumah responden.
5. Sebelum mulai mengajukan pertanyaan, petugas
perlu menjelaskan pentingnya pendataan ini
13
diadakan dan diyakinkan bahwa keterangan yang
diberikan akan dirahasiakan.
6. Lakukan wawancara dengan menggunakan bahasa
daerah bila responden tidak bisa berbahasa
Indonesia, namun jangan sampai mengubah
maksud dari pertanyaan.
7. Pada saat melakukan wawancara, akan ditemui
berbagai macam sikap dan perilaku responden.
Sebagian di antaranya suka berterus terang (jujur)
dan senang membantu, namun ada pula yang
merasa ragu-ragu, curiga dan tidak berterus
terang. Gunakan kecerdikan, kesabaran dan
keramahan selama berwawancara.
8. Jika responden mengalihkan percakapan kepada
hal-hal yang menyimpang dari pertanyaan yang
diajukan, arahkan kembali pembicaraan secara
bijaksana ke daftar isian (kuesioner).
9. Jangan memberikan tanggapan terhadap jawaban
yang diberikan responden dan jangan kehilangan
kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi
suasana yang tidak diinginkan.
10. Bersabarlah terhadap rasa keingintahuan
responden dan jawablah pertanyaan responden
dengan tepat dan jelas.
11. Jangan lupa mengucapkan terima kasih setelah
selesai melakukan wawancara,.
14
Mekanisme Verifikasi dan Cara Pengisian Daftar
3.1 Mekanisme Verifikasi
Kegiatan verifikasi rumah tangga pengganti
merupakan bagian dari kegiatan pemutakhiran Basis Data
Terpadu. Pemutakhiran data rumah tangga diawali dengan
kegiatan Musdes/Muskel untuk mengusulkan rumah
tangga pengganti. Kemudian dilakukan verifikasi rumah
tangga pengganti tersebut oleh TKSK. Sebelum melakukan
verifikasi rumah tangga, TKSK harus mengikuti Bimbingan
Teknis Verifikasi. Hasil verifikasi dikirim ke pusat basis
data terpadu untuk memperbaharui Basis Data. Kemudian
dilakukan analisis terhadap data. Alur kegiatan
pemutakhiran basis data tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
IV
III
IV
III III
15
Gambar 3.1 Mekanisme pemutakhiran basis data rumah tangga
Proses penentuan rumah tangga pengganti
Surat Keterangan Rumah tangga
Miskin Pengganti (SKRTMP)
MusDes/ MusKel
Basis Data Rumah Tangga
Pengganti
TKSK
Bimbingan Teknis
Verifikasi
Melakukan Verifikasi
Rumah Tangga Pengganti
Dokumen Hasil Verifikasi Rumah Tangga Pengganti
Entri data di BPS Kabupaten/Kota
Menambahkan Karakteristik
Rumah tangga pd Basis Data
Proxi Mean Test (PMT)
Ranking Rumah Tangga
Evaluasi hasil verifikasi dan validasi hasil Musdes/Muskel
16
3.1.1 Tugas dan tanggung jawab petugas
verifikasi (pencacah)
TKSK atau petugas verifikasi rumah tangga sasaran
memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mengikuti bimbingan teknis TKSK dalam
rangka verifikasi dan validasi rumah tangga
pengganti penerima KPS.
b. Menguasai konsep dan definisi yang digunakan
dalam kegiatan ini.
c. Menerima dokumen verifikasi dan validasi
(daftar DRTP2013 dan PPLS2011.RT).
d. Melakukan konfirmasi keberadaan rumah
tangga pengganti penerima KPS menggunakan
daftar DRTP2013.
e. Melakukan verifikasi rumah tangga pengganti
penerima KPS yang tercetak pada daftar
DRTP2013 dengan menggunakan daftar
PPLS2011.RT di dalam wilayah tugasnya.
f. Memeriksa kembali dokumen hasil verifikasi
(kelengkapan dokumen, kelengkapan isian,
dan kualitas data yang diperoleh).
g. Menyerahkan dokumen DRTP2013 dan
dokumen PPLS2011.RT yang telah diisi dan
diperiksa ke BPS Kabupaten/Kota.
h. Apabila ada kesalahan maka pencacah harus
melakukan perbaikan isian dan bila diperlukan
melakukan kunjungan ulang.
17
Gambar 3.2 Alur tugas TKSK dalam verifikasi rumah tangga
3.1.2 Tugas dan tanggung jawab
pemeriksa
Pemeriksa adalah Kepala Seksi Sosial BPS
Kabupaten/Kota yang memiliki tugas sebagai berikut:
1. Mengikuti briefing kegiatan verifikasi rumah
tangga pengganti.
Mengikuti BimTek verifikasi
Menerima daftar DRTP2013 dan PPLS2011.RT
Mengunjungi rumah tangga pengganti & melakukan verifikasi
Memeriksa kembali
kelengkapan isian dokumen
Menyerahkan dokumen yg sudah
terisi lengkap ke BPS Kabupaten/Kota
Mengunjungi Ketua SLS* untuk memastikan
keberadaan rumah tangga
*SLS : Satuan Lingkungan Setempat
18
2. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan
dokumen, memeriksa kewajaran dan
konsistensi isian.
3. Melakukan koreksi dan memberitahukan
kesalahan yang dilakukan pencacah.
3.1.3 Instrumen yang digunakan
Jenis instrumen yang digunakan Petugas pendataan
meliputi daftar isian dan buku pedoman sebagai berikut:
1. Daftar DRTP2013 yang berisi nama-nama kepala
rumah tangga pengganti yang akan diverifikasi.
Contoh daftar DRTP2013 disajikan pada lampiran 1.
2. Daftar PPLS2011.RT digunakan untuk verifikasi
rumah tangga yang tercetak dalam daftar
DRTP2013. Satu Daftar PPLS2011.RT digunakan
untuk satu rumah tangga. Contoh Daftar
PPLS2011.RT disajikan pada Lampiran 2.
3. Modul Pedoman Verifikasi sebagai petunjuk tata
cara pengisian daftar yang digunakan.
3.2 Tata Tertib Pengisian Daftar Kuesioner
1. Kuasai konsep, definisi yang digunakan dalam
kegiatan ini.
2. Tulis semua isian dengan pensil hitam sejelas-
jelasnya agar mudah dibaca dan pada tempat yang
telah disediakan, dan diteliti kembali isian daftar
19
serta perbaiki bila terdapat kesalahan pengisian
sebelum diserahkan ke pengawas.
3. Perhatikan tanda-tanda atau alur pertanyaan yang
tertera pada daftar isian.
4. Gunakan bagian-bagian kosong dari kuesioner
untuk mencatat hal-hal yang perlu diketahui oleh
pemeriksa dan pengolah
3.3 Tata Cara Pengisian Kuesioner
Dalam pengisian Daftar, perlu diperhatikan jenis aturan
pengisian yang masing-masing berlaku untuk rincian atau
pertanyaan tertentu. Pada dasarnya, cara pengisian rincian
atau pertanyaan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Menuliskan nama di tempat yang tersedia dan
mengisikan kode pada kotak yang tersedia;
Contoh: pada Blok III, PPLS2011.RT
20
2. Melingkari kode jawaban, kemudian menuliskan ke
kotak yang tersedia;
Contoh: pada Rincian 1, Blok III, PPLS2011.RT
3. Mengisikan jawaban responden pada tempat
yang disediakan dan langsung memindahkan
pada kotak yang tersedia;
Contoh: pada Rincian 2, Blok IV, PPLS2011.RT
4. Membiarkan kotak tidak terisi apabila suatu
rincian atau pertanyaan tidak perlu diisi karena
aturan,misalnya harus dilewati.
Contoh: pada Rincian 4.a, Blok III, PPLS2011.RT
21
3.4 Daftar DRTP2013
Blok I. Pengenalan Tempat
Semua isian pada Blok ini sudah tercetak (pre-printed).
(cukup jelas)
Blok II. Identifikasi Rumah Tangga
Kolom (1)–(3): Nomor urut, nama kepala rumah tangga (KRT), dan alamat
Semua isian pada Kolom (1) s.d. (3) sudah tercetak (pre-
printed).
Kolom (2): Nama Kepala Rumah Tangga.
Kolom ini berisi nama kepala rumah tangga ditambah
nama pasangan dan satu orang anggota rumah tangga
lainnya.
Apabila pada saat pendataan KRT sudah diganti oleh orang
lain dari salah satu anggota rumah tangga karena sesuatu
hal, maka nama KRT pada kolom (2) dicoret dan diganti
dengan nama KRT baru.
Contoh:
Hasil Musdes menyepakati rumah tangga Maryoto terpilih
sebagai rumah tangga pengganti. Ketika petugas verifikasi
akan melakukan pendataan ternyata Pak Maryoto sudah
meninggal dan posisi kepala rumah tangga digantikan oleh
istrinya yaitu Bu Maryani. Untuk kasus seperti ini
perlakuan pada kolom (2) daftar DRTP2013 adalah
22
mencoret nama Maryoto dan menggantinya dengan
Maryani.
Kolom (3): Alamat Rumah Tangga.
Pada Kolom (3), apabila alamat yang tertulis salah
atau kurang jelas maka petugas harus memperbaikinya.
Contoh:
Rumah tangga Pak Rohim dalam daftar DRTP2013 pada
Kolom (3) tertulis Jl Damar 3 no.5. Ternyata setelah
dikonfirmasi kepada ketua SLS atau pada saat pendataan
rumah tangga alamat yang benar adalah jalan Damar 2 no.
5, maka petugas harus memperbaiki isian di Kolom (3)
tersebut.
Kolom (4): Apakah Rumah Tangga Masih ada?
Rincian pada Kolom (4) ini diajukan untuk
mengidentifikasi keberadaan rumah tangga sesuai dengan
nama kepala rumah tangga dan alamat rumah tangga pada
Kolom (2) dan (3). Identifikasi keberadaan rumah tangga
dilakukan dengan menanyakan kepada Ketua satuan
lingkungan setempat (SLS). Ada 2 pilihan jawaban yang
disediakan, yaitu:
Kode 1: (Ya), bila rumah tangga sasaran ditemukan dan
Kode 2: (tidak) bila rumah tangga tidak ditemukan.
Contoh rumah tangga tidak ditemukan antara lain:
- Semua anggota rumah tangga pindah ke desa lain.
23
- Semua anggota rumah tangga telah meninggal
dunia.
Kolom (5): Apakah Rumah Tangga Berhasil Didata?
Rincian pada Kolom (5) diajukan untuk memperoleh
informasi rumah tangga pengganti yang berhasil didata
dengan daftar PPLS2011. Kolom (5) diisi bila Kolom (4)
berkode 1. Pilihan jawaban yang disediakan, adalah:
Kode 1: (Ya), rumah tangga berhasil didata
Kode 2: (tidak) rumah tangga tidak berhasil didata.
Blok III. Keterangan Petugas
Blok ini mencatat keterangan tentang petugas yang
melakukan pendataan dan pemeriksaan Daftar DRTP2013.
Rincian 1 - 3: Tanggal pencacahan, nama pencacah,
kode dan tanda tangan pencacah
Setelah selesai mencacah dalam satu desa maka pencacah
wajib menuliskan tanggal dan bulan waktu pencacahan,
nama petugas, dan tanda tangan sebagai tanda
pertanggungjawaban
.
Rincian 4 - 6: Tanggal pemeriksaan, nama
pemeriksa, kode dan tanda tangan
pemeriksa
24
Rincian ini diisi oleh petugas pemeriksa setelah selesai
memeriksa dokumen DRTP2013, dengan menuliskan
tanggal, dan bulan pemeriksaan, nama pemeriksa, dan
tanda tangan sebagai tanda pertanggungjawaban. Kode
pemeriksa merupakan nomor urut petugas pada setiap
kabupaten/kota. Kode ini dapat diminta dari BPS
kabupaten/kota.
3.5 Daftar PPLS2011.RT
Daftar PPLS2011.RT digunakan untuk mengumpulkan
keterangan kondisi sosial ekonomi rumah tangga dan
keterangan pokok rumah tangga.
Daftar PPLS2011.RT terdiri dari empat blok, yaitu Blok I
Pengenalan Tempat, Blok II Keterangan Petugas dan
Responden, Blok III Keterangan Sosial Ekonomi Anggota
Rumah Tangga, Blok IV Keterangan Pokok Rumah Tangga,
dan Blok V Catatan. Satu Daftar PPLS2011.RT digunakan
untuk satu rumah tangga.
Blok I. Pengenalan Tempat
Rincian 1-4: Petugas hanya meyalin dari Daftar
DRTP2013 pada Blok I Rincian 1-4.
Rincian 5: No Rumah Tangga
Salin nomor rumah tangga dari daftar DRTP2013 Blok II
Kolom (1).
Rincian 6: Nama Kepala Rumah Tangga
25
Isikan nama kepala rumah tangga sesuai dengan
DRTP2013 Blok II Kolom (2).
Rincian 7: Alamat Rumah Tangga
Alamat ini disalin dari Daftar PPLS2011.LDRTP2013 Blok
II Kolom (3) Tuliskan secara lengkap dan benar dengan
memakai huruf besar [HURUF BALOK].
Rincian 8: Nama Satuan Lingkungan Setempat
Isikan nama satuan lingkungan di tempat tinggal
responden, seperti Rukun Tetangga(RT), Rukun Warga
(RW), Dusun, Banjar, Jorong dan sebagainya.
Contoh: RT 05 RW01, Dusun Melati dan lain-lain.
Rincian 9 : Jumlah ART
Isikan jumlah ART ke dalam kotak yang tersedia. Jumlah
ART harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada
Blok III. Rincian ini diisi setelah Blok III selesai diisi.
Rincian 10: Jumlah keluarga
Isikan jumlah keluarga di rumah tangga ini di kotak yang
tersedia. Dalam satu rumah tangga minimal ada 1
keluarga.
Contoh:
1. Rumah tangga Pak Mursid terdiri dari Pak Mursid,
istri, anak dan ibu mertua yang tinggal dalam satu
bangunan rumah yang sama. Rumah tangga Pak
Mursyid dihitung 1 keluarga.
26
2. Contoh kasus 1, apabila ibu mertuanya berbeda
bangunan rumah (walaupun 1 rumah tangga)
maka rumah tangga Pak Mursid dihitung 2
keluarga.
3. Rumah tangga Pak Joko terdiri dari pak Joko, istri,
anak, Abdul (bapak mertua) beserta Wawan (famili
dari mertua) yang tinggal dalam satu rumah. Pak
Joko, istri, anak dan Wawan tercantum dalam satu
Kartu Keluarga. Pak Abdul mempunyai Kartu
Keluarga yang terpisah yang terdiri dari pak Abdul
dan Budi (anaknya) yang sudah tidak tinggal di
rumah tangga tersebut. Walaupun rumah tangga
tersebut mempunyai 2 Kartu Keluarga yang
terpisah dihitung sebagai 1 keluarga.
4. Untuk kasus 3, apabila Budi masih tinggal di rumah
Pak Joko sebagai ART maka di rumah tangga Pak
Joko terdapat 2 keluarga.
5. Pembantu rumah tangga yang merupakan anggota
rumah tangga dianggap sebagai bagian dari
keluarga majikannya.
Blok II. Keterangan Petugas dan Responden
Blok ini mencatat keterangan tentang petugas yang
melakukan pendataan dan pemeriksaan Daftar
PPLS2011.RT serta pernyataan responden.
Rincian 1 - 3: Tanggal pencacahan, nama pencacah,
kode dan tanda tangan pencacah
27
Setelah selesai mencacah satu rumah tangga, maka
pencacah wajib menuliskan tanggal dan bulan pencacahan,
nama pencacah, dan tanda tangan sebagai tanda
pertanggungjawaban.
Rincian 4 - 6: Tanggal pemeriksaan, nama pemeriksa,
kode dan tanda tangan pemeriksa
Setelah selesai memeriksa dokumen PPLS2011.RT maka
Pemeriksa wajib menuliskan tanggal, dan bulan
pemeriksaan, nama Pemeriksa, dan tanda tangan sebagai
tanda pertanggungjawaban.
Rincian 7 : Nama responden
Pada bagian akhir dari Blok II ini disediakan tempat untuk
membubuhkan nama, tanda tangan dari responden,
sebagai pernyataan dari responden bahwa data yang
diberikan benar dan bisa dipergunakan untuk kepentingan
pemerintah. Bacakan pernyataan yang tertulis dan
yakinkan bahwa responden mengerti isi dari pernyataan
tersebut. Jika responden sudah mengerti, tuliskan nama
yang bersangkutan, mintakan tanda tangan pada tempat
yang disediakan.
Blok III. Keterangan Sosial Ekonomi Anggota Rumah
Tangga.
Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pokok
sosial ekonomi ART. Keterangan yang dicatat meliputi
28
nama, hubungan dengan KRT, nomor urut keluarga,
hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, bulan-
tahun lahir, umur, status perkawinan, kepemilikan kartu
identitas, jenis cacat, penyakit kronis/menahun,
kehamilan, pendidikan, dan pekerjaan.
Kolom (1): Nomor urut
Nomor urut sudah tertulis dari nomor 1-10. Jika
banyaknya ART lebih dari 10, gunakan kuesioner
tambahan dengan memberikan keterangan ”bersambung”
di sudut kanan atas pada kuesioner pertama dan
keterangan ”sambungan” pada sudut kanan atas kuesioner
tambahan. Salin keterangan pengenalan tempat pada
Daftar PPLS2011.RT tambahan dan ganti nomor urut pada
Kolom (1) Blok II menjadi 11, ........,20, dst.
Kolom (2): Nama anggota rumah tangga
Tuliskan semua nama ART yang tinggal di rumah tangga
ini dan diurutkan seperti berikut:
1. No urut pertama adalah kepala rumah tangga dan
diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya)
2. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya
yang belum menikah. Susunan nama anak-anak
yang belum menikah diurutkan mulai dari yang
tertua.
3. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang
telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan
anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama
anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah
29
diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian
seterusnya, untuk para anak dari kepala rumah
tangga yang telah menikah disusun berurutan
dengan pasangannya dan anak-anaknya.
4. No urut berikutnya adalah anggota rumah tangga
selain anak, yang sudah menikah diikuti oleh
pasangannya dan anak-anaknya yang belum
menikah.
5. No urut berikutnya adalah anggota rumah tangga
lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai
dari orang tua/mertua, famili lain,
pembantu/sopir, tukang kebun, dan lainnya.
Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata
sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak,
Ibu, dll. Apabila KRT memiliki nama panggilan maka tulis
nama panggilan di dalam kurung setelah nama aslinya.
Setelah semua selesai dicatat bacakan kembali nama-nama
tersebut untuk memastikan tidak ada nama ART yang
terlewat. Untuk ART yang masih bersekolah, tuliskan
namanya sesuai dengan yang tertulis di buku laporan
sekolah (rapor).
Nama ART yang masih sekolah harus sama
dengan yang tertulis di Rapor.
TULIS NAMA ART DENGAN HURUF
KAPITAL
30
Kolom (3): Hubungan dengan kepala rumah tangga
Tanyakan hubungan setiap ART dengan KRT dan isikan
kode yang sesuai pada kotak yang tersedia. Anggota
rumah tangga pertama harus KRT (kode 1), ikuti aturan
baku susunan ART.
1. Kepala rumah tangga (KRT)
2. Istri/suami KRT
3. Anak mencakup anak kandung, anak tiri, dan anak
angkat dari istri/suami KRT
4. Menantu, yaitu suami/istri dari anak kandung, anak
tiri atau anak angkat
5. Cucu, yaitu anak dari anak kandung, anak tiri atau
anak angkat
6. Orang tua/mertua, yaitu bapak/ibu dari KRT atau
bapak/ibu dari istri/suami KRT
7. Famili lain, yaitu mereka yang ada hubungan famili
dengan KRT atau dengan istri/suami KRT misalnya
adik, kakak, bibi, paman, kakek, atau nenek
8. Lainnya, yaitu orang yang tidak ada hubungan famili
dengan KRT atau istri/suami KRT, seperti tamu atau
teman.
Kolom (4): Nomor urut keluarga
Isikan nomor urut keluarga setiap ART. Apabila di rumah
tangga ini hanya ada 1 keluarga maka isian pada kolom ini
semua ART berkode ”1”. Apabila ada 2 keluarga, maka
31
isian pada kolom ini ada yang berkode ”1” dan ”2”, dan
minimal ada dua kode yang sama.
Kolom (5): Hubungan dengan kepala keluarga
Tanyakan hubungan anggota keluarga (AK) dengan kepala
keluarga. Tuliskan kode sesuai hubungan dengan kepala
keluarga. Kode hubungan AK dengan kepala keluarga
seperti hubungan ART dengan kepala rumah tangga pada
Kolom (3).
Contoh penulisan Blok III Kolom (1) – (5) adalah
sebagai berikut:
32
Rumah tangga Sofyan Hakim terdiri dari 11 anggota rumah tangga
33
Daftar PPLS2011.RT untuk rumah tangga Sofyan Hakim
No.
Urut
NAMA ANGGOTA RUMAH TANGGA
(Tulis siapa saja yang biasanya tinggal dan
makan di rumah tangga ini BAIK DEWASA,
ANAK-ANAK, MAUPUN BAYI. Tuliskan nama
sesuai dengan identitas)
Hubungan
dengan
kepala
rumah
tangga
(Isikan
KODE)
Nomor urut
keluarga
(1) (2) (3) (4)
1. SOFYAN HAKIM
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
LISMAWATI 2
TRI ISMAWATI 3
ARDIANSYAH
SAIFUL BAHRI 3
ELI ERMAWATI
ADITYA RAHMAN 6
NOVIANTI PUTRI 6
DWI ARYANI
10. SUDIRMAN
1
5
3
5
3
1
1
1
2
2
2
2
3
3
1
Hubungan
dengan
kepala
keluarga
(Isikan
KODE)
(5)
2
3
1
3
2
3
1
3
2
1
11. INDAH SEPTIANI 6 3 3
34
Kolom (6): Jenis kelamin
Isikan kode jenis kelamin untuk masing-masing ART pada
kotak yang tersedia. Jangan menduga jenis kelamin
seseorang berdasarkan namanya, untuk meyakinkan
tanyakan kembali apakah ART tersebut laki-laki atau
perempuan.
Latihan: 1. Pada saat pendataan Sukri tingal bersama
istrinya (Sintia) dan adiknya Sukri yang bernama Prasetyo. Prasetyo baru seminggu tinggal di rumah Sukri dan berencana tinggal selama 2 bulan.
2. Lutfi tinggal bersama Ani istrinya. Mereka dikaruniai 3 orang anak. Surti anak pertama Lufti berusia 16 tahun bekerja di kecamatan lain dan tinggal di rumah majikannya. Surti pulang setiap hari sabtu dan minggu. Kedua anak yang lain yaitu Arif dan Sinta masih tinggal bersama.
Bagaimana isian anggota rumah tangga Blok III
Tanyakan dulu semua nama ART,
hubungan dengan KRT, nomor urut
keluarga, hubungan dengan kepala
keluarga dan jenis kelamin. Setelah
terisi semua, lanjutkan rincian untuk
setiap ART yang dimulai dari Kolom (7)
sampai dengan Kolom (19).
35
Kolom (7): Bulan - tahun lahir
Tanyakan bulan dan tahun lahir responden dalam kalender
Masehi dan isikan jawaban dalam kotak. Dua kotak
pertama untuk bulan, dan dua kotak berikutnya untuk 2
digit terakhir dari tahun lahir. Apabila responden tidak
mengetahui bulan kelahirannya maka tuliskan 00 pada
kotak bulan sedang tahun lahir harus terisi.
Kolom (8): Umur
Dalam pengertian demografis, umur diartikan sebagai
satuan waktu (hari, bulan atau tahun) yang pernah dilalui
oleh seseorang dalam kehidupannya. Karena ini umur
selalu dibulatkan ke bawah atau umur menurut ulang
tahun terakhir. Pengalaman menunjukkan bahwa jawaban
responden mengenai umur cenderung dibulatkan ke atas.
Untuk itu, perlu ditanyakan kembali apakah responden
sudah mencapai umur pada jawaban tersebut. Setelah
yakin dengan jawaban mengenai umur responden, isikan
umur tersebut ke dalam kotak jawaban. Isian pada kolom
ini antara 0 – 98 tahun.
Untuk pengisian umur hanya disediakan
dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari
10 tahun harus ditambahkan angka 0 di
kotak pertama dan yang umurnya 98
tahun atau lebih tuliskan 98.
36
Contoh:
1. Bila responden mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal
7 November 1951, dan Pencacahan pada tanggal 20
Oktober 2013 maka umur responden adalah 61 tahun
(2013–1951-1).
2. Bila responden mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal
2 Novemver 1951, dan Pencacahan pada tanggal 20
November 2013 maka umur responden adalah 62 tahun
(2013–1951).
Contoh cara pengisian:
10 bulan 0 0
5 tahun 01 bulan 0 5
102 tahun 9 8
Kolom (9): Status perkawinan
Tanyakan status perkawinan seluruh ART dan isikan
kodenya pada kotak yang tersedia.
Kode 1: belum kawin adalah belum mempunyai istri
(bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan)
pada saat pencacahan.
Kode 2: kawin adalah mempunyai istri (bagi laki-laki)
atau suami (bagi perempuan) pada saat
pencacahan, baik tinggal bersama maupun
terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja
mereka yang kawin sah secara hukum (adat,
37
agama, negara, dsb), tetapi juga mereka yang
hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya
dianggap sebagai suami-istri.
Kode 3: cerai hidup adalah berpisah sebagai suami-istri
karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal
ini termasuk mereka yang mengaku cerai
walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya
tidak termasuk mereka yang hanya hidup
terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya
suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke
tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari
pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita
yang mengaku belum pernah kawin tetapi
pernah hamil, dianggap cerai hidup.
Kode 4: cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau
istrinya dan belum kawin lagi.
Kolom (10): Kepemilikan Kartu Identitas
Tanda pengenal pribadi diperlukan dalam berbagai hal,
untuk itu perlu diketahui jenis tanda pengenal/kartu
identitas yang dimiliki oleh ART. Tanyakan apakah setiap
ART memiliki kartu identitas (KTP atau SIM) yang masih
berlaku.
Kode 0: Tidak memiliki tanda pengenal, jika ART tidak
memiliki kartu identitas seperti KTP atau SIM
yang masih berlaku.
Kode 1: Memiliki KTP, jika ART hanya memiliki KTP yang
masih berlaku.
38
Kode 2: Memiliki SIM, jika ART hanya memiliki SIM yang
masih berlaku
Kode 3: Memiliki KTP dan SIM, , jika ART memiliki KTP
dan SIM yang masih berlaku
Kolom (11): Jenis Cacat
Kolom ini bisa berisikan kode 00 sampai dengan 12. Kode
00 apabila ART tidak mempunyai kecacatan.
Penyandang cacat adalah setiap orang yang mengalami
kecacatan sehingga terganggu atau mendapatkan
rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan
kegiatan secara selayaknya. Kecacatan dapat terjadi akibat
kecelakaan, korban kriminalitas, penyakit atau cacat lahir.
Secara umum cacat dibagi menjadi dua yaitu cacat fisik dan
cacat mental.
Cacat fisik terdiri dari tuna daksa/cacat tubuh, cacat
netra/buta, cacat rungu, dan cacat wicara.
- Tuna daksa/cacat tubuh: adalah kelainan pada
tulang, otot atau sendi anggota gerak dan tubuh,
tidak ada atau tidak lengkapnya anggota gerak atas
dan anggota gerak bawah sehingga menimbulkan
gangguan gerak.
- Tuna netra/buta, adalah orang yang kedua
matanya tidak dapat melihat sama sekali. Tidak
termasuk yang hanya salah satu matanya buta atau
yang kurang awas.
39
- Tuna rungu: apabila kedua telinganya tidak dapat
mendengar suara atau perkataan yang disampaikan
pada jarak 1 meter tanpa alat bantu dengar
- Tuna wicara: apabila tidak dapat bicara sama sekali
atau pembicaraannya tidak dapat dimengerti oleh
orang lain.
Cacat mental: kelainan mental dan/atau tingkah laku,
baik cacat bawaan maupun akibat dari penyakit.
- Cacat mental retardasi: keadaan dengan
intelegensia/kepandaian yang kurang (subnormal)
sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak
masa anak). Biasanya terdapat perkembangan
mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala
utama adalah intelegensia/kepandaian yang
terbelakang. Cacat ini dianggap sebagai orang yang
tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan
umurnya dan tidak bisa merawat dirinya sendiri.
Misalnya anak yang terhambat perkembangan
kepandaiannya (duduk, berdiri, jalan, bicara,
berpakaian, makan), orang tidak bisa mempelajari
dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan
orang lain seusianya (berkomunikasi dengan orang
lain), orang tidak dapat mengikuti sekolah biasa.
Wajah penderita terlihat seperti wajah dungu.
- Mantan penderita gangguan jiwa: seseorang yang
pernah menderita gangguan jiwa/gila.
40
Kolom (12): Penyakit kronis/menahun
Penyakit kronis adalah gangguan atau penyakit
yang berlangsung lama (berbulan-bulan atau bertahun-
tahun) dan penyembuhannya pun memakan waktu yang
lama. Penyakit kronis sering dikenal sebagai penyakit
menahun. Misalnya, hipertensi, rematik, asma, penyakit
jantung kronis/masalah jantung, diabetes/kencing manis,
TBC, stroke, kanker/tumor ganas, dan lain-lain. Isikan
sesuai dengan penyakit kronis yang diderita. Apabila ART
menderita lebih dari satu penyakit kronis maka isikan
jenis penyakit yang paling berat dirasakan oleh ART.
Hipertensi (tekanan darah tinggi): peningkatan tekanan
darah di dalam arteri. Tekanan darah yang tinggi dalam
arteri menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung,
penyakit ginjal, pengerasan dari arteri, kerusakan mata
dan stroke. Penderita hipertensi memiliki tekanan darah
diatas 140/90.
Rematik: penyakit yang menyerang sendi dan bagian
tubuh lainnya.
Asma: keadaan saluran nafas yang mengalami
penyempitan, sehingga menyebabkan peradangan. Gejala
asma adalah sesak nafas yang terjadi sewaktu-waktu,
mengalami batuk dan bengek.
Masalah jantung: penyakit ini bisa diakibatkan oleh
penyempitan pembuluh darah. Gejala seperti nyeri di
dada, nyeri ulu hati, keringat dingin, pusing, pingsan, dan
mual/muntah.
41
Diabetes (kencing manis): keadaan kadar gula dalam
darah tinggi. Gejala diabet adalah sering buang air kecil,
haus berlebihan, penglihatan kabur, dan penurunan berat
badan secara cepat.
Tuberkulosis (TBC): penyakit menular yang disebabkan
kuman yang menyerang paru-paru. Gejala TBC adalah
batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau
lebih, dahak bercampur darah, dan sesak nafas.
Stroke: terjadi ketika penyediaan darah ke bagian dari
otak terganggu yang diakibatkan oleh tekanan darah
tinggi/hipertensi.
Kanker/tumor ganas: Kanker atau biasa disebut tumor
ganas adalah sel yang mengalami pertumbuhan tidak
normal, seperti kanker payudara, kanker otak, kanker
rahim, kanker darah, kanker kulit dan sebagainya.
Lainnya: seperti gagal ginjal, flek pada paru-paru, AIDS,
kusta, dsb.
Kolom (13): Untuk Wanita Usia 10 – 49 Tahun, apakah
sedang hamil?
Tanyakan kepada wanita usia 10 – 49 tahun (WUS),
apakah sedang hamil. Isikan kode 1 bila ya dan kode 2 bila
tidak hamil. Dalam menanyakan kehamilan, perlu kehati-
hatian, agar responden tidak tersinggung dan informasi
yang diterima tepat dan akurat. Perlu disadari bahwa
mengetahui kehamilan tidak mudah kecuali dengan tes
kehamilan.
42
Kolom (14): Partisipasi Sekolah
Seseorang dikatakan bersekolah apabila ia terdaftar dan
aktif mengikuti proses belajar di suatu jenjang pendidikan
formal atau non formal yang berada di bawah
pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional
(Kemdiknas) maupun kementerian lainnya. Pendidikan
yang dikelola oleh swasta dalam survei ini harus
pendidikan yang sudah terakreditasi/terdaftar.
Kode 0: Tidak/belum pernah sekolah adalah
tidak/belum pernah terdaftar dan tidak/belum
pernah aktif mengikuti pendidikan di suatu
jenjang pendidikan formal maupun non formal
(Paket A/B/C), termasuk juga yang tamat/belum
tamat kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke
sekolah dasar.
Kode 1-7: Masih Bersekolah
Masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal
dan non formal yang berada di bawah pengawasan
Kemdiknas, Kementrian Agama (Kemenag), Instansi
Negeri lain maupun Instansi Swasta.
Kolom ( 14) – (19) hanya ditanyakan untuk
ART yang berusia 5 tahun ke atas
43
Kode 1: Sekolah di SD/SDLB/Paket A
Kode 2: Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kode 3: Sekolah di SMP/SMPLB/Paket B
Kode 4: Sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Kode 5: Sekolah di SMA/SMK/SMALB/Paket C
Kode 6: Sekolah di Madrasah Aliyah (MA)
Kode 7: Perguruan Tinggi (PT)
Kode 8: Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar
dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang
pendidikan formal tetapi pada saat pencacahan
tidak lagi terdaftar/aktif.
Penjelasan: Bagi mahasiswa yang sedang cuti dianggap
masih bersekolah.
Kolom (15): Kelas tertinggi yang pernah/sedang
diduduki
Isikan tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang
diduduki. Isikan salah satu kode 0 sampai dengan 7 ke
dalam kotak yang telah disediakan.
Contoh : Tingkat/Kelas Tertinggi yang pernah/sedang
diduduki :
a. KRT/ART yang tidak/belum pernah sekolah maka
kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki diberi
kode 0.
b. KRT/ART yang telah tamat sekolah, maka tingkat/kelas
44
tertinggi yang pernah/sedang diduduki diisikan sesuai
kelas tertinggi pada jenjang pendidikan yang
ditamatkan. Misalnya tamat SD maka isikan kode 6,
tamat SMP atau SMA maka isikan kode 3.
c. KRT/ART yang sedang/pernah mengikuti tingkat
tertinggi pada program S1 diberi kode 5.
d. KRT/ART yang sedang/pernah kuliah pada program
master/S2 diberi kode 6.
e. KRT/ART yang sedang/pernah kuliah pada program S3
diberi kode 7.
f. Tingkat/kelas pada Paket A adalah 1-6.
g. Tingkat/kelas pada Paket B dan Paket C adalah kelas 1-3.
Tamat sekolah/satuan pendidikan adalah
menyelesaikan pelajaran yang ditandai dengan lulus ujian
akhir pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang
pendidikan formal dan non formal (Paket A/B/C) di
sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan
tanda tamat belajar/ijazah. KRT/ART yang belum
mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi sudah
mengikuti ujian akhir dan lulus, dianggap tamat
sekolah/satuan pendidikan.
Penjelasan:
Bagi KRT/ART yang pernah/sedang mengikuti pendidikan
pada perguruan tinggi yang memakai sistem SKS (satuan
kredit semester), keterangan tentang tingkat/kelas yang
diduduki dapat diperoleh dengan mengajukan Rincian
tambahan sebagai berikut:
"Berapa jumlah SKS yang sudah diselesaikan?".
45
Jawaban responden tersebut dikonversikan dengan
ketentuan sebagai berikut:
0 - 30 SKS Tingkat 1
31 - 60 SKS Tingkat 2
61 - 90 SKS Tingkat 3
91 - 120 SKS Tingkat 4
121 SKS ke atas Tingkat 5
Contoh:
KRT/ART yang mengikuti alih program dari
akademi/program diploma III ke perguruan tinggi
dengan jumlah SKS yang dikonversikan, maka
tingkatnya ditentukan berdasarkan SKS hasil konversi
tersebut ditambah dengan SKS yang telah
diselesaikannya di perguruan tinggi.
Kolom (16): Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki
Isiannya salah satu kode 0 s.d. 6.
Kode 0: Tidak punya ijazah adalah mereka yang tidak
atau belum pernah menamatkan jenjang
pendidikan formal atau non formal terendah.
Mereka yang pernah bersekolah di sekolah dasar
5/6/7 tahun atau yang sederajat (antara lain
sekolah luar biasa tingkat dasar, madrasah
ibtidaiyah, sekolah dasar pamong, sekolah dasar
kecil, dan Paket A) tetapi tidak/belum tamat.
Kode 1: SD/sederajat adalah tamat sekolah dasar 5/6/7
tahun atau yang sederajat (sekolah luar biasa
46
tingkat dasar, sekolah dasar kecil, sekolah dasar
pamong, atau Paket A).
Madrasah Ibtidaiyah (MI), adalah tamat madrasah
ibtidaiyah yang sederajat dengan sekolah dasar.
Kode 2: SMP/sederajat adalah tamat sekolah menengah
pertama baik umum maupun kejuruan, atau yang
sederajat (MULO, HBS 3 tahun, sekolah luar biasa
menengah pertama, sekolah kepandaian putri
atau SKP, sekolah menengah ekonomi pertama
atau SMEP, sekolah tehnik atau ST, sekolah
kesejahteraan keluarga pertama atau SKKP,
sekolah ketrampilan kejuruan 4 tahun, sekolah
usaha tani, sekolah pertanian menengah pertama,
sekolah guru bantu atau SGB, pendidikan guru
agama 4 tahun atau PGA, kursus pegawai
administrasi atau KPA, pendidikan pegawai
urusan peradilan agama, dan lulus Paket B.
Madrasah Tsanawiyah (MTs), adalah tamat madrasah
tsanawiyah yang sederajat dengan sekolah menengah
pertama.
Kode 3: SMA/sederajat adalah tamat sekolah menengah
atas (SMA), atau yang sederajat {HBS 5 tahun,
AMS, Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA)},
Paket C, Madrasah Aliyah (MA), SMK seperti
Sekolah Menengah Pekerja Sosial (SMPS), Sekolah
Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah
Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan
Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik,
47
Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan,
Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA),
Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah
Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah
Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah
Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah
Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olahraga (SGO),
Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB),
Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru
Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru
(KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah
Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah
Pengatur Röntgen.
Kode 4: D1/D2/D3 adalah tamat kuliah D1/D2/D3.
Kode 5: D4/S1 adalah tamat kuliah D4/S1.
Kode 6: S2/S3 adalah tamat kuliah S2/S3
Catatan: Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar
dianggap punya.
48
Kolom (17): Bekerja atau membantu bekerja untuk
memperoleh uang/barang selama
seminggu yang lalu
Bekerja adalah melakukan kegiatan dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan
atau keuntungan, paling sedikit selama satu jam dalam
seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut
harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus.
Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji
termasuk semua tunjangan dan bonus bagi
pekerja/karyawan/ pegawai dan hasil usaha berupa sewa
atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk
bagi pengusaha.
Latihan:
- Anis saat ini duduk di kelas dua Madrasah
Ibtidaiyah.
- Andi pernah sekolah hingga kelas 2 SMP .
Bulan lalu ia lulus ujian kejar paket B.
- Cantik tercatat sebagai siswa kelas 2 SMP
Kusuma. Sudah tiga minggu ia tidak masuk
sekolah karena merasa malu belum membayar
SPP.
- Aming berusia 6 tahun dan ia bersekolah di
taman kanak-kanak teratai.
Bagaimana pengisian Blok III Kolom (14) – (16)
49
Dalam menanyakan bekerja harus dilakukan
hati-hati, biasanya responden beranggapan
bahwa bekerja adalah bekerja formal.
Contoh bertanya: apa yang dilakukan sehari-
hari si A?
Kode 1: ya bekerja: isikan kode 1 pada kotak pertama
jika selama 1 minggu terakhir responden bekerja
untuk memperoleh uang/barang, lanjutkan
dengan mengisi jam kerjanya pada kedua kotak
berikutnya. Jam kerja ditanyakan hanya untuk
seminggu yang lalu.
Kode 2: sementara tidak bekerja: isikan kode 2 pada
kotak pertama dan ‘00’ pada dua kotak
berikutnya, apabila ART sementara sedang tidak
bekerja (karena sakit, cuti, menunggu panen, atau
mogok kerja) dalam seminggu yang lalu dan tidak
mengerjakan apa-apa.
Kode 3: tidak bekerja: isikan kode 3 pada kotak pertama
dan dua kotak berikutnya biarkan kosong, apabila
ART tidak bekerja dalam seminggu yang lalu.
Contoh:
1. Anggota rumah tangga yang bekerja :
a. Rani setiap pulang sekolah selalu membantu
orang tuanya di warung selama 1 jam.
50
b. Ratri berumur 14 tahun, karena tidak ada
biaya untuk bersekolah, maka Ratri setiap hari
setelah pulang sekolah membantu tetangganya
memasang manik-manik pada kain/baju
sekitar 1-2 jam. Ratri dibayar Rp.10.000,- untuk
setiap baju.
2. Anggota rumah tangga yang sementara tidak
bekerja :
a. Pekerja profesional seperti tukang pijat, dukun,
ustadz, dan dalang yang sementara tidak
bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan
berikutnya.
b. Petani yang mengusahakan tanah pertanian
sedang tidak bekerja karena alasan sakit atau
menunggu panen atau menunggu musim hujan
untuk menggarap sawah.
c. Buruh swasta yang diistirahatkan sementara
karena perusahaan menghentikan kegiatannya
karena kerusakan mesin, bahan baku tidak
tersedia dan sebagainya.
Jam Kerja adalah lama waktu (dalam jam) yang digunakan
untuk bekerja dari seluruh pekerjaan yang dilakukan
selama seminggu yang lalu.
Penjelasan:
Bagi para buruh yang biasanya mempunyai jam kerja
tetap, penghitungan jam kerja resmi dikurangi dengan jam
51
istirahat resmi maupun jam meninggalkan kantor/bolos.
Bila melakukan lembur, jam kerja harus dihitung
Penghitungan jam kerja untuk pedagang keliling meliputi
kegiatan belanja bahan baku ke pasar, memasak,
menyiapkan makanan dagangan, berjualan keliling, dan
merapikan peralatan dagangan.
Maksimum jumlah jam kerja yang dapat diisikan pada
kota adalah 98 jam. Bila jumlah kerja lebih dari 98 jam
tetap tuliskan 98 pada kotak yang telah disediakan.
Kolom (18): Lapangan usaha dari pekerjaan utama
Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai lapangan usaha dari pekerjaan utama art. Isikan
salah satu kode lapangan usaha dari 01 sampai dengan 20
pada kotak yang tersedia untuk KRT dan masing-masing
ART.
Lapangan usaha/bidang pekerjaan adalah bidang
kegiatan dari pekerjaan/usaha/ perusahaan/kantor
tempat KRT/ART bekerja.
Cara menentukan pekerjaan utama adalah sebagai
berikut:
1. Jika KRT/ART selama seminggu yang lalu hanya
mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut
dicatat sebagai pekerjaan utama.
2. Jika KRT/ART selama seminggu yang lalu mempunyai
lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang
menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai
52
pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama,
maka pekerjaan yang memberikan penghasilan
terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktu
yang digunakan sama dan penghasilannya juga sama
besar, maka terserah pada responden pekerjaan mana
yang dianggapnya merupakan pekerjaan utama.
3. KRT/ART dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari
satu apabila pengelolaan pekerjaan tersebut dilakukan
secara terpisah. Buruh tani, meskipun bekerja pada
beberapa petani (pengelolaan terpisah) dikategorikan
hanya mempunyai satu pekerjaan.
Cara menentukan lapangan usaha dari pekerjaan utama
dilakukan dengan cara menanyakan bekerja di mana; apa
kegiatan usahanya, atau apa kegiatan perusahaan tempat
bekerjanya; dan apa yang dihasilkannya atau apa yang
dihasilkan perusahaan tempat bekerjanya (barang atau
jasa). Diharapkan dengan cara bertanya seperti ini,
diperoleh jawaban mengenai lapangan usaha/kegiatan
ekonomi KRT/ART secara rinci, yang dapat
diklasifikasikan secara lebih tepat.
Penjelasan:
1. KRT/ART yang sedang cuti dan pada masa cuti
tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain, maka
pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia
cutikan. Misalnya seseorang bekerja pada perusahaan
asuransi, seminggu yang lalu dalam masa cuti sakit dan
tidak melakukan kegiatan bekerja lain, maka lapangan
53
pekerjaannya adalah keuangan dan asuransi yaitu
kode 16.
2. KRT/ART yang sedang cuti dan pada masa cuti
tersebut melakukan pekerjaan lain, maka salah satu
dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan
utamanya. Misalnya seseorang bekerja di pabrik
pertukangan kayu meubeler, seminggu yang lalu cuti
atau libur, dan dalam masa cuti itu ia membantu
istrinya berjualan pakaian di pasar, maka lapangan
pekerjaannya adalah perdagangan yaitu berkode 12.
3. KRT/ART yang bekerjsa sebagai sopir pribadi
lapangan usahanya adalah jasa perorangan yang
melayani rumah tangga yaitu kode 19. Tetapi apabila
menjadi sopir di perusahaan jamu, lapangan usahanya
adalah Industri pengolahan yaitu kode 09, sedangkan
untuk sopir angkot, lapangan usahanya adalah
transportasi dan pergudangan yaitu kode 14.
Kolom (19): Status kedudukan dalam pekerjaan utama
Status kedudukan dalam pekerjaan utama adalah jenis
kedudukan seseorang dalam pekerjaan utamanya, terdiri
dari:
Kode 1: Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha
dengan menanggung risiko secara ekonomis,
yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi
yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya
tersebut, serta tidak menggunakan pekerja
dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk
54
yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi
atau keahlian khusus.
Kode 2: Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak
dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas risiko
sendiri, dan menggunakan buruh tidak
tetap/buruh/pekerja tak dibayar.
Buruh tidak tetap adalah buruh/karyawan/
pegawai yang bekerja pada orang lain atau
instansi/kantor/perusahaan dan hanya
menerima upah berdasarkan pada banyaknya
waktu kerja atau volume pekerjaaan yang
dikerjakan.
Kode 3: Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar, adalah
bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, dan
menggunakan buruh tetap/buruh/pekerja
dibayar.
Contoh:
KRT/ART sebagai pemilik toko yang
mempekerjakan satu atau lebih buruh tetap.
KRT/ART sebagai pengusaha pabrik rokok yang
memakai buruh tetap.
Kode 4: Buruh/karyawan/pegawai swasta, adalah
buruh/karyawan/pegawai swasta yang bekerja
pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan
dengan menerima upah/gaji secara tetap baik
berupa uang maupun barang, baik ada kegiatan
maupun tidak ada kegiatan.
55
KRT/ART dianggap memiliki majikan tetap jika
memiliki satu majikan (orang/rumah tangga)
yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada
sektor bangunan batasannya tiga bulan. Apabila
majikan-nya adalah instansi/lembaga, boleh lebih
dari satu.
KRT/ART sebagai buruh yang tidak mempunyai
majikan tetap, tidak digolongkan sebagai
buruh/karyawan/ pegawai tetapi sebagai pekerja
bebas.
Kode 5: PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD/anggota
legislatif: adalah seseorang yang bekerja di
instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.
Kode 6: Pekerja bebas adalah KRT/ART yang bekerja
pada orang lain/majikan/institusi yang tidak
tetap, yaitu lebih dari satu majikan dalam sebulan
terakhir di usaha rumah tangga maupun bukan
usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan
menerima upah atau imbalan baik berupa uang
maupun barang, dan baik dengan sistem
pembayaran harian maupun borongan.
Kode 7: Pekerja keluarga/tidak dibayar, adalah ART
yang membantu ART lain yang berusaha, dengan
tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang
maupun barang.
56
Blok IV. Keterangan Pokok Rumah Tangga
Rincian 1: Status penguasaan bangunan tempat tinggal
yang ditempati
Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 7 sesuai dengan
jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.
Status rumah yang ditempati ini harus dilihat dari sisi
anggota rumah tangga yang mendiaminya.
Latihan: 1. Bu Ani selama seminggu ini hanya membantu
suaminya mengurus kebun. Sehari hanya dua jam ia membantu suaminya di kebun, sisa waktunya digunakan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga.
2. Malik bekerja sebagai montir di bengkel Cokro. Biasanya ia bekerja 6 hari dalam seminggu dan setiap hari 8 jam. Sejak tiga hari yang lalu ia tidak bekerja karena sedang cuti. Selama cuti ia bekerja sebagai tukang ojek mulai pukul 5 pagi hingga jam 12 siang.
3. Mirza bekerja sebagai petugas kebersihan kota. Ia bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 1 siang. Ia juga memiliki keahlian memijat dan sering diminta memijat dan ia memperoleh imbalan. Dalam seminggu ini ia memijat 2 orang.
Bagai mana isian Blok III Kolom (17) – (19) berdasarkan kasus di atas.
57
Kode 1: Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada
waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala
rumah tangga atau salah seorang anggota rumah
tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran
melalui kredit bank atau rumah dengan status
sewa beli dianggap rumah milik sendiri;
Kode 2: Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh
KRT/ART dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik
dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara
pembayaran biasanya sekaligus di muka atau
dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah
pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak
pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal
yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju
bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan
perjanjian kontrak baru;
Kode 3: Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh
kepala rumah tangga atau salah seorang anggota
rumah tangga dengan pembayaran sewanya
secara teratur dan terus menerus tanpa batasan
waktu tertentu;
Kode 4: Bebas sewa milik orang lain, jika tempat tinggal
tersebut diperoleh dari pihak lain (bukan
famili/orang tua) dan ditempati/didiami oleh
rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu
pembayaran apapun;
58
Kode 5: Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan
disediakan oleh suatu instansi tempat bekerja
salah satu anggota rumah tangga baik dengan
membayar sewa maupun tidak;
Kode 6: Milik orang tua/sanak/saudara, jika tempat
tinggal tersebut bukan milik sendiri melainkan
milik orang tua/sanak/saudara dan tidak
mengeluarkan suatu pembayaran apa pun untuk
mendiami tempat tinggal tersebut;
Kode 7: Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat
digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas,
misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah
adat.
Rincian 2: Luas lantai ……(m2)
Luas lantai bangunan tempat tinggal adalah jumlah luas
lantai dari setiap bagian bangunan (sebatas atap) yang
ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-
hari oleh rumah tangga, termasuk teras, garasi, tempat
mencuci, WC, gudang , lantai setiap tingkat untuk
bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus.
Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk
ruangan khusus untuk usaha, warung, restoran, toko,
salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen),
lumbung padi dan lain-lain. Untuk bangunan bertingkat,
luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang
ditempati.
59
Catatan:
1. Jika satu bangunan sensus ditempati oleh beberapa
rumah tangga, maka luas lantai ruangan yang dipakai
bersama, luas lantainya dibagi dengan banyaknya
rumahtangga yang menggunakannya.
2. Jika ada 2 bangunan terpisah yang ditempati oleh satu
rumah tangga dan masih dalam satu blok sensus, maka
luas lantainya dihitung seluruhnya.
3. Taman yang di dalam rumah, atau yang disamping
rumah namun masih di bawah atap, semuanya
ditambahkan sebagai luas lantai.
4. Jika luas lantai lebih dari 998 m2 ditulis 998.
Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang
dihuni oleh rumah tangga responden dan tuliskan ke
dalam kotak yang tersedia (dalam m2). Isian pada rincian
ini harus lebih besar dari nol.
60
Rincian 3: Jenis lantai terluas
Yang dicatat dalam rincian ini adalah jenis lantai yang
paling luas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni
rumah tangga. Lingkari salah satu kode jenis lantai terluas
dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga
responden, kemudian pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia.Yang dimaksud dengan lantai di sini adalah bagian
bawah/dasar/alas suatu ruangan.
Jenis lantai terluas dibedakan dalam 3 kode, yaitu:
Kode 1: Bukan tanah/bambu, seperti keramik/marmer/
granit, ubin/tegel/teraso, semen/bata merah,
atau kayu/papan
Kode 2: Tanah, cukup jelas
Kode 3: Bambu, cukup jelas.
Latihan:
1. Rumah tangga Pak Kunir tercatat sebagai rumah
tangga pengganti dan tinggal satu rumah dengan
keluarga adiknya (Bambang) namun untuk urusan
maka mereka terpisah. Rumah tersebut adalah
warisan dari orang tua istrinya. Luas rumah 80 m2.
Rumah tangga Pak Kunir menempati kamar
berukuran 4x4 m, sedangkan rumah tangga
Bambang menempati kamar yang berukuran 5 x 4
meter. Dan sisa dipergunakan bersama-sama.
Bagaimana isian Blok IV rincian 1 dan 2
61
Rincian 4: Jenis dan kondisi dinding terluas
Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau
penyekat dengan bangunan fisik lainnya. Bila bangunan
tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang
luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas
adalah dinding yang bernilai lebih tinggi.
a. Jenis dinding terluas:
Kode 1: Tembok adalah dinding yang terbuat dari
susunan bata merah atau batako biasanya
dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam
kategori ini adalah dinding yang terbuat dari
pasangan batu merah dan diplester namun
dengan tiang kolom berupa kayu balok, yang
biasanya berjarak 1 - 121 m;
Kode 2: Kayu adalah dinding yang terbuat dari kayu;
Kode 3: Bambu adalah dinding yang terbuat dari
bambu. Termasuk dalam kategori ini adalah
dinding yang terbuat dari anyaman bambu
dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang
dibingkai dengan balok, kemudian diplester
dengan campuran semen dan pasir.
Kode 4: Lainnya adalah selain kategori 1-3.
Amati jenis dan kondisi/kualitas
dinding dan atap rumah
responden
62
b. Jika 4b berkode 1 atau 2, kondisi dinding:
Rincian 4b akan terisi bila isian 4a adalah tembok atau
kayu. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan
kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang tersedia.
Kode 1: bagus/kualitas tinggi: adalah jika dinding
terbuat dari tembok diplester/disemen dan
masih dalam keadaan baik dan terawat atau
terbuat dari kayu berkualitas tinggi seperti
kayu jati, kayu ulin dan sejenisnya.
Kode 2: jelek/berkualitas rendah: adalah dinding
yang terbuat dari tembok/kayu dengan
keadaan jelek seperti tembok yang tidak
diplester/disemen, atau diplester/disemen
tetapi dalam keadaan usang dan tidak terawat,
atau berlumut.
Rincian 5: Jenis dan kondisi atap terluas
Lingkari salah satu kode jenis atap terluas dari bangunan
fisik tempat rumah tangga responden berada, kemudian
tuliskan dalam kotak yang tersedia.
Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga
orang yang mendiami di bawahnya terlindung dari terik
matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan
bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari
bangunan tersebut.
63
a. Jenis atap terluas:
Kode 1: Beton adalah atap yang terbuat dari
campuran semen, kerikil, dan pasir yang
dicampur dengan air.
Kode 2: Genteng adalah tanah liat yang dicetak dan
dibakar. Termasuk pula genteng yang terbuat
dari beton (genteng yang terbuat dari
campuran semen dan pasir), fiber cement,
dan keramik.
Kode 3: Sirap adalah atap yang terbuat dari kepingan
kayu yang tipis dan biasanya terbuat dari
kayu ulin atau kayu besi.
Kode 4: Seng adalah atap yang terbuat dari bahan
seng. Atap seng berbentuk seng rata, seng
gelombang, termasuk genteng seng yang
lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi
epoxy dan acrylic). .
Kode 5: Asbes adalah atap yang terbuat dari
campuran serat asbes dan semen. Pada
umumnya atap asbes berbentuk gelombang.
Kode 6: Ijuk/rumbia adalah atap yang terbuat dari
serat pohon aren/enau atau sejenisnya yang
umumnya berwarna hitam.
Kode 7: Lainnya adalah atap selain jenis atap di atas,
misalnya papan, bambu, dan daun-daunan.
64
b. Jika 5a berkode 1,2, 3, 4, atau 5, kondisi atap:
Rincian 5b akan terisi bila isian 5a adalah beton,
genteng, sirap, seng atau asbes. Lingkari kode jawaban
yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut
pada kotak yang tersedia.
Kode 1: bagus/kualitas tinggi: adalah atap yang
terbuat dari
beton/genteng/sirap/seng/asbes yang
terawat baik dan rapih.
Kode 2: jelek/kualitas rendah: adalah atap yang
terbuat dari
beton/genteng/sirap/seng/asbes yang tidak
rapi, pecah-pecah, berupa tambalan, atau
terbuat dari bahan-bahan bekas.
Rincian 6: Sumber air minum
Tanyakan sumber air minum utama yang digunakan oleh
rumah tangga responden. Lingkari salah satu kode
Untuk Rincian 3-5 (jenis lantai, dinding,
dan atap) petugas selain mewawancarai,
juga mengamati jenisnya dan
kondisi/kualitasnya, apakah dalam
keadaan baik atau buruk.
65
jawaban yang sesuai dan tuliskan di dalam kotak yang
tersedia.
Perlu pula diingat bahwa yang ditanyakan di sini adalah
sumbernya. Jadi kalau rumah tangga responden
mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke
rumah, maka sumber airnya adalah mata air. Bila
responden menggunakan air yang berasal dari beberapa
sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang volume
airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga
tersebut.
Kode 01: Air kemasan bermerk adalah air yang
diproduksi dan didistribusikan oleh suatu
perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600
ml, 1 liter, 12 liter, atau 19 liter) dan kemasan
gelas; misalnya air kemasan merk Aqua, Moya,
2Tang, VIT, dsb.
Kode 02: Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui
proses penjernihan dan tidak memiliki merk.
Kode 03: Leding meteran adalah air yang diproduksi
melalui proses penjernihan dan penyehatan
sebelum dialirkan kepada konsumen melalui
suatu instalasi berupa saluran air sampai di
rumah responden. Sumber air ini diusahakan
oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM
(Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola oleh
pemerintah maupun swasta.
66
Kode 04: Leding eceran adalah air yang diproduksi
melalui proses penjernihan dan penyehatan (air
PAM) sebelum dialirkan kepada konsumen
melalui suatu instalasi berupa saluran air di
tempat tertentu/umum. Rumahtangga yang
mendapatkan air leding dengan cara ini baik
dengan cara membeli atau tidak termasuk
dalam kategori ini.
Kode 05: Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara
pengambilannya dengan menggunakan pompa
tangan, pompa listrik, atau kincir angin,
termasuk sumur artesis (sumur pantek)
Sumur adalah air yang berasal dari dalam tanah yang
digali. Cara pengambilan air sumur terlindung
maupun tak terlindung dengan menggunakan gayung
atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol. Air
sumur dikelompokkan menjadi air sumur terlindung
dan tidak terlindung.
Kode 06: Sumur terlindung adalah air yang berasal dari
dalam tanah yang digali dan lingkar sumur
tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit
0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah
tanah, serta ada lantai semen sejauh 1 meter
dari lingkar sumur.
Kode 07: Sumur tak terlindung adalah air yang berasal
dari dalam tanah yang digali dan lingkar sumur
tersebut tidak dilindungi oleh tembok dan lantai
semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur.
67
Kode 08: Mata air terlindung adalah sumber air
permukaan tanah di mana air timbul dengan
sendirinya dan terlindung dari air bekas pakai,
bekas mandi, mencuci, atau lainnya.
Kode 09: Mata air tak terlindung adalah sumber air
permukaan tanah di mana air timbul dengan
sendirinya tetapi tidak terlindung dari air bekas
pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.
Kode 10: Air sungai adalah air yang berasal dari sungai.
Kode 11: Air hujan adalah air yang berasal dari hujan,
biasanya di daerah yang sulit air, sehingga pada
musim penghujan mereka menampung air hujan
tersebut di suatu bak/kolam, sehingga pada
waktu musim kemarau air tersebut bisa
dipergunakan.
Kode 12: Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut
di atas seperti air waduk/danau.
Penjelasan:
a. Rumah tangga yang minum dari air leding yang
diperoleh dari pedagang air keliling dianggap
mempunyai sumber air minum leding eceran.
b. Rumah tangga yang air minumnya berasal dari mata
air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke
rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding
maka sumber air minumnya tetap mata air atau air
hujan.
c. Rumah tangga yang menggunakan dua sumber air
68
minum atau lebih, maka sumber air minum yang
dicatat adalah yang terbanyak dimanfaatkan selama
sebulan terakhir.
d. Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur
terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam
mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu
menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa
listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut tetap
dikategorikan sebagai sumur terlindung.
e. Untuk sumber air dari leding, sumur terlindung dan
sumur tak terlindung berlaku baik yang terletak di
dalam rumah, di luar rumah, maupun di tempat umum.
Rincian 7: Cara memperoleh air minum
Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, lalu
pindahkan ke dalam kotak yang tersedia.
Kode 1: Membeli adalah apabila membeli air untuk
minum.
Contoh: Leding dari PAM/PDAM/BPAM, atau air
kemasan.
Kode 2: Tidak membeli adalah bila diperoleh dengan
usaha sendiri tanpa harus membayar.
Penjelasan:
Bila menyuruh tetangga untuk mengambil air dari waduk
dengan memberi upah, cara memperoleh air minum
dianggap membeli.
69
Rincian 8: Sumber penerangan utama dan daya
terpasang
a. Sumber penerangan utama
Lingkari salah satu kode sumber penerangan yang
digunakan oleh rumah tangga responden, lalu tuliskan
di dalam kotak yang tersedia. Apabila responden
menggunakan lebih dari satu sumber penerangan,
maka pilih sumber penerangan yang kode terkecil.
Pertanyaan mengenai listrik ditujukan untuk
mendapatkan data animo masyarakat dalam
penggunaan listrik.
Penjelasan:
- Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang
dikelola oleh PLN. Rumah tangga dikatakan
menggunakan listrik PLN baik menggunakan
maupun tidak menggunakan meteran (volumetrik).
- Listrik non-PLN adalah sumber penerangan listrik
yang dikelola oleh instansi/pihak lain selain PLN
termasuk yang menggunakan sumber penerangan
dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik
tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN).
- Sumber penerangan dari minyak tanah seperti
petromak/lampu tekan, dan aladin (termasuk lampu
gas) masuk kode 3, sedangkan lampu minyak tanah
lainnya (teplok, sentir, pelita, dan sejenisnya) masuk
70
kode 4. Lampu karbit, lilin, biji jarak, dan kemiri
masuk kode 5.
b. Jika Listrik PLN (R. 8a=1), Daya Terpasang
Rincian ini ditanyakan jika rincian 8a berkode 1
(Listrik PLN). Lingkari salah satu kode daya terpasang
listrik.
Perhatian: Khusus untuk rumah tangga yang
statusnya kontrak/sewa yang hanya memiliki
satu (1) meteran dan dipergunakan untuk
beberapa rumah tangga. Untuk menghitung
daya tepasang maka daya terpasang dibagi
dengan jumlah rumah yang dialiri listrik
dengan daya tersebut. Apabila pilihan jawaban
pada kolom 10 tidak ada, pilih yang terdekat.
Contoh : ada 5 rumah kontrakan dan
meteranya hanya terpasang di satu rumah
saja yaitu sebesar 2200 watt. Maka daya
yang dipergunakan untuk satu rumah tangga
tersebut adalah 2200:5 = 440 watt. Karena
pilihan jawaban 440 watt tidak ada maka
dipilih jawaban yang terdekatnya, yaitu pilih
kode 1 sebesar 450 watt.
71
Rincian 9: Bahan bakar/energi utama untuk memasak
Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban
responden. Bila menggunakan bahan bakar lebih dari
satu maka dipilih bahan bakar yang paling banyak
digunakan. Rumah tangga yang tidka pernah memasak
maka pilih kode 6 (lainnya).
Rincian 10: Penggunaan fasilitas tempat buang air
besar
Fasilitas tempat buang air besar adalah ketersediaan
jamban atau kakus yang digunakan oleh rumah tangga
responden. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan
tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang
tersedia.
Kode 1: Sendiri adalah bila fasilitas tempat buang air
besar yang digunakan khusus oleh rumah tangga
responden, walaupun kadang-kadang ada yang
menumpang.
Kode 2: Bersama adalah bila fasilitas tempat buang air
besar digunakan bersama dengan beberapa
rumah tangga tertentu. Tidak ada batasan berapa
rumah tangga yang menggunakan secara
bersama-sama, asalkan penggunaannya terbatas
pada beberapa rumah tangga.
Kode 3: Umum adalah bila fasilitas tempat buang air
besar yang penggunaannya tidak terbatas pada
rumah tangga tertentu, tetapi siapa saja dapat
72
menggunakannya. Contoh MCK yang disediakan
pemerintah untuk masyarakat, dan sejenisnya.
Kode 4: Tidak ada bila rumah tangga responden tidak
mempunyai fasilitas tempat buang air besar,
misalnnya lahan terbuka yang bisa digunakan
untuk buang air besar (tanah/kebun/
halaman/semak belukar), pantai, sungai, danau,
kolam dan lainnya.
Rincian 11: Tempat pembuangan akhir tinja
Lingkari salah satu kode yang sesuai, lalu pindahkan ke
dalam kotak yang tersedia.
Kode 1: Tangki adalah tempat pembuangan akhir yang
berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari
pasangan bata/batu atau beton baik mempunyai
bak resapan maupun tidak, termasuk disini
daerah permukiman yang mempunyai Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu yang
dikelola oleh pemerintah kota. Dalam sistim
pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah
rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki
atau wadah semacamnya, tetapi langsung
dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair.
Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah
sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu)
sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur
dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman
untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai,
danau, laut).
73
Pada beberapa jenis jamban/kakus yang
disediakan di tempat umum/keramaian, seperti
di taman kota, tempat penampungannya dapat
berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu.
Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk
diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal
demikian tempat pembuangan akhir dari
jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki;
Kode 2: Kolam/sawah, bila limbahnya dibuang ke
kolam/sawah;
Kode 3: Sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke
sungai/danau/laut;
Kode 4: Lobang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam
lobang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok
(tidak kedap air);
Kode 5: Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya
dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang,
termasuk dibuang ke kebun;
Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain
yang telah disebutkan di atas.
Rincian 12. Apakah memiliki sendiri aset sebagai
berikut:
Rincian mengenai kepemilikan barang dapat dipergunakan
untuk menentukan suatu ukuran kasar mengenai keadaan
sosial ekonomi rumah tangga.
74
Tanyakan satu per satu semua jenis barang yang dimiliki
rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga.
Lingkari kode yang sesuai kemudian pindahkan kedalam
kotak. Jika responden mengatakan memiliki barang,
misalnya perahu, namun dalam keadaan rusak, tanyakan
berapa lama barang tersebut rusak dan apakah masih bisa
diperbaiki. Jika barang tersebut hanya sementara tidak
dapat dipakai, maka tetap dianggap memiliki. Bila tidak
dapat diperbaiki lagi maka dianggap tidak memiliki.
Catatan:
- Apabila aset tersebut dimiliki oleh beberapa rumah
tangga maka dianggap tidak memiliki.
- Bila aset tersebut dibeli dengan sistem kredit tapi pada
saat pencacahan belum lunas maka dianggap tidak
memiliki.
- Aset sepeda yang dimaksud adalah sepeda yang dapat
digunakan oleh orang dewasa tidak termasuk sepeda
anak-anak.
Rincian 13. Apakah rumah tangga menjadi peserta
program berikut:
Lingkari kode yang sesuai kemudian pindahkan ke dalam
kotak.
a. Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah
satu program penanggulangan kemiskinan yang
memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga
Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki anggota rumah
tangga yang berusia 0-15 tahun dan/atau ibu
75
hamil/nifas. Bantuan diberikan melalui ibu atau
wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah
tangga yang bersangkutan (jika tidak ada ibu maka
nenek, tante/bibi atau kakak perempuan dapat
menjadi penerima bantuan).
b. Beras untuk orang miskin (Raskin), cukup jelas
c. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),
jaminan pemeliharaan kesehatan bagi orang miskin
yang ditandai dengan memiliki kartu kepesertaan
jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin,
kartu sehat, kartu miskin, kartu JPK-Gakin, askeskin,
atau SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) atau
kartu jamkesmas.
d. Asuransi Kesehatan Lainnya
Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk
asuransi yang secara khusus menjamin biaya
kesehatan atau perawatan para anggota asuransi
tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami
kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan
yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi,
yaitu rawat inap dan rawat jalan. Produk asuransi
kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan
asuransi sosial, perusahaan asuransi jiwa, maupun
perusahaan asuransi umum.
Tanyakan apakah ada salah satu ART yang ikut dalam
asuransi kesehatan lainnya seperti askes, jamkesda,
jamsoskes semesta (Sumatera Selatan), Jaminan
76
Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS),
Bringin Life dsb.
e. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Jamsostek adalah jaminan yang diatur berdasarkan UU
No. 3 tahun 1992 yang merupakan hak normatif bagi
pekerja di seluruh Indonesia. Jamsostek memiliki 4
program yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua, dan jaminan kesehatan.
f. Keluarga Berencana (KB)
Tanyakan apakah ada salah satu ART yang selama 30
hari terakhir menggunakan alat KB, seperti tubektomi,
vasektomi, IUD/spiral, suntikan KB, susuk
KB/norplan/implanon/alwalit, pil KB, kondom, tisu
KB, kondom wanita, tidak termasuk cara tradisional
(seperti pantang berkala/sistem kalender, senggama
terputus, menyusui dengan sengaja untuk KB, jamu,
urut, dan lainnya).
MOW (medis operasi wanita)/tubektomi
(sterilisasi wanita) adalah operasi yang dilakukan
pada KRT/ART wanita untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan cara mengikat saluran telur.
Tekankan bahwa operasi tersebut dimaksudkan agar
KRT/ART wanita itu tidak dapat mempunyai anak lagi.
Operasi untuk mengambil rahim atau indung telur
kadang-kadang dilakukan karena alasan-alasan lain,
bukan untuk memberikan perlindungan agar KRT/ART
wanita tidak mempunyai anak lagi. Yang dicatat
77
sebagai sterilisasi di sini hanya operasi yang ditujukan
agar KRT/ART wanita tidak bisa mempunyai anak lagi.
MOP (medis operasi pria)/vasektomi (sterilisasi
pria) adalah suatu operasi ringan yang dilakukan pada
KRT/ART pria dengan maksud untuk mencegah
terjadinya kehamilan pada pasangannya.
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/IUD (Intra
Uterus Device)/spiral adalah alat yang dibuat dari
plastik halus/tembaga, berukuran kecil, berbentuk
spiral, T, kipas dan lainnya, dipasang di dalam rahim
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Alat ini
berfungsi untuk mencegah kehamilan dalam jangka
waktu lama.
Suntikan KB adalah salah satu cara pencegahan
kehamilan dengan jalan menyuntikkan cairan tertentu
ke dalam tubuh secara periodik, misalnya satu, tiga
atau enam bulan sekali. Masa berlaku suntikan adalah
1, 3 atau 6 bulan. KRT/ART yang telah disuntik
dikatakan memakai alat KB selama masa berlaku
belum lewat. Kalau masa berlaku telah berlalu dan ia
belum disuntik kembali maka ia tidak lagi termasuk
memakai alat KB. Jadi, KRT/ART yang dikategorikan
menggunakan cara suntikan KB adalah KRT/ART yang
tanggal penyuntikannya berada dalam periode 1, 3
atau 6 bulan sebelum tanggal pencacahan.
Susuk KB/norplan/implanon/alwalit (alat
kontrasepsi bawah kulit) adalah enam batang logam
kecil yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas
78
untuk mencegah terjadinya kehamilan. KRT/ART
dikatakan menggunakan susuk KB apabila susuk KB
terakhir dipasang ditubuhnya kurang dari 5 (lima)
tahun sebelum pencacahan. Termasuk suntikan di
bawah kulit (implanta).
Pil KB adalah pil yang diminum untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Pil ini harus diminum secara
teratur setiap hari. KRT/ART dikatakan sedang
menggunakan pil KB, apabila sejak haid terakhir, ia
minum pil KB setiap hari. KRT/ART yang biasanya
minum pil KB tetapi pernah lupa minum pil KB selama
satu hari, namun pada hari berikutnya minum 2 (dua)
pil KB sekaligus, tetap dicatat sebagai menggunakan pil
KB.
Kondom/karet KB adalah alat yang terbuat dari karet,
berbentuk seperti balon, yang dipakai oleh KRT/ART
laki-laki selama bersenggama dengan maksud agar
istrinya/pasangannya tidak menjadi hamil. Waktu
rujukan pemakaian kondom adalah sampai dengan
waktu kumpul terakhir dalam 30 hari sebelum
wawancara. Orang dikatakan sedang menggunakan
kondom apabila sejak haid terakhir pasangannya
selalu menggunakan alat kontrasepsi tersebut waktu
berkumpul, termasuk saat kumpul terakhir (jadi ia
terlindung).
Intravag/tisue adalah tisue KB yang dimasukkan ke
dalam vagina sebelum kumpul. Waktu rujukan cara ini
79
adalah sampai dengan waktu kumpul terakhir dalam
30 hari sebelum wawancara.
Kondom wanita adalah alat yang terbuat dari karet
yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum kumpul.
LAMPIRAN
80
Lampiran 1
Jumlah dan nama kab/kota yang akan dilakukan Bimtek TKSK menurut Provinsi
Provinsi Kabupaten/kota
Jumlah Nama (1) (2) (3)
1. Aceh 3 Kota Sabang, Kota Banda
Aceh, Aceh Besar 2. Sumatera Utara 3 Kota Medan, Deli Serdang,
Serdang Bedagai 3. Sumatera Barat 4 Kota Pariaman, Padang
Pariaman, Kota Padang, Kota Payakumbuh
4. Riau 3 Siak, Kota Pekanbaru, Kampar 5. Jambi 3 Muaro Jambi, Tanjung Jabung
Timur, Kota Jambi 6. Sumatera Selatan 4 Ogan Ilir, Kota Palembang,
Banyuasin, Ogan Komering Ilir 7. Bengkulu 4 Kepahiang, Bengkulu Tengah,
Kota Bengkulu, Rejang Lebong 8. Lampung 3 Kota Bandar Lampung,
Pesawaran, Kota Metro 9. Bangka Belitung 5 Kota Pangkal Pinang, Bangka,
Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan
10. Kepulauan Riau 5 Karimun, Bintan, Lingga, Kota Batam, Kota Tanjung Pinang
11. DKI Jakarta 5 Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Utara
12. Jawa Barat 3 Bandung, Kota Bandung, Kota Sukabumi
13. Jawa Tengah 5 Semarang, Kota Semarang, Batang, Sragen, Kota Surakarta
81
Provinsi Kabupaten/kota
Jumlah Nama (1) (2) (3)
14. D.I. Yogyakarta 3 Kulon Progo, Sleman, Kota Yogyakarta
15. Jawa Timur 4 Kota Surabaya, Sidoarjo, Kota Malang, Malang
16. Banten 3 Serang, Kota Serang, Kota Cilegon
17. Bali 9 Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karang Asem, Buleleng, Kota Denpasar
18. NTB 4 Lombok Barat, Lombok Tengah, Kota Mataram, Lombok Timur
19. NTT 2 Kupang, Timor Tengah Selatan
20. Kalimantan Barat 6 Landak, Sanggau, Pontianak, Kubu Raya, Kota Pontianak, Kayong Utara
21. Kalimantan Tengah 4 Katingan, Kota Palangkaraya, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau
22. Kalimantan Selatan 3 Banjar, Kota Banjar Baru, Barito Kuala
23. Kalimantan Timur 5 Kota Balikpapan, Pasir, Penajam Paser Utara, Kota Samarinda, Berau
24. Sulawesi Utara 3 Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Manado
25. Sulawesi Tengah 4 Donggala, Kota Palu, Parigi Moutong, Sigi
26. Sulawesi Selatan 5 Gowa, Kota Makassar, Bantaeng, Kab Jeneponto, Maros
82
Provinsi Kabupaten/kota
Jumlah Nama (1) (2) (3)
27. Sulawesi Tenggara 3 Konawe, Konawe Selatan, Kota Kendari
28. Gorontalo 3 Gorontalo, Bone Bolango, Kota Gorontalo
29. Sulawesi Barat 3 Majene, Mamasa, Mamuju
30. Maluku 4 Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Kota Ambon
31. Maluku Utara 4 Halmahera Barat, Halamahera Tengah, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan
32. Papua Barat 1 Manokwari
33. Papua 3 Jayapura, Keerom, Kota Jayapura
Total 126
83
Lampiran 2 Dokumen DRTP2013
84
Lampiran 3
Dokumen Daftar verifikasi rumah tangga hasil Musdes/Muskel
VerRTP2013VERIFIKASI RUMAH TANGGA 2013
I. PENGENALAN TEMPAT
1. Provinsi
2. Kabupaten/Kota*)
3. Kecamatan
4. Desa/Kelurahan/Nagari*)
6. Nama KRT
8. Nama SLS
10. Jumlah Keluarga
. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. .
. . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . .
. . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . .
5. No Ruta
RAHASIAKEMENTERIAN SOSIAL RI
7. Alamat
9. Jumlah ART
Saya menyatakan bahwa informasi ini benar , dan boleh dipergunakan untuk keperluan pemerintah,
7. Nama responden : . …………………………………………… (…………..……………...…………...)Tanda Tangan
1. Tanggal pencacahan :
I . II. KETERANGAN PETUGAS DAN RESPONDEN
4. Tanggal pemeriksaan :
6 . Saya menyatakan telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur
,
(…………………...……………………………)Tanda Tangan
.……………………...…… Kode
3 . Saya menyatakan telah melaksanakan pencacahan sesuai dengan
prosedur ,
(…………………...……………………………)Tanda Tangan
.………………...…………. Kode
Tanggal Bulan Tahun
2 0 1 3
Tanggal Bulan Tahun
2 0 1 3
2. Nama pencacah : 5. Nama pemeriksa :
85
Jenis cacat
(Isikan KODE)
(11)
No.
Urut
NAMA ANGGOTA RUMAH TANGGA
(Tulis siapa saja yang biasanya tinggal dan makan di
rumah tangga ini BAIK DEWASA, ANAK-ANAK,
MAUPUN BAYI. Tuliskan nama sesuai dengan
identitas)
Hubungan
dengan
kepala
rumah
tangga
(Isikan
KODE)
Nomor urut
keluarga
Hubungan
dengan
kepala
keluarga
(Isikan
KODE)
Jenis
kelamin
1. Laki-
laki
2. Perem-
puan
Status
perkawinan
(Isikan
KODE)
III. KETERANGAN SOSIAL EKONOMI
(1) (2) (3) (5)(4) (6) (10)
1. HANAFI
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
MASAROH
ANAM
10.
Bulan-Tahun
Lahir
(Masehi)
(7)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Umur
(Tahun)
(8)
Kepemilikan
kartu
identitas
(Isikan KODE)
(9)
1
Kode Kolom 9
Status
perkawinan:
1. Belum kawin
2. Kawin
3. Cerai hidup
4. Cerai mati
Kode Kolom 11
Jenis cacat:
0. Tidak cacat
1. Tuna daksa/
cacat tubuh
2. Tuna netra/buta
3. Tuna rungu
4. Tuna wicara
5. Tuna rungu & wicara
6. Tuna netra & cacat
tubuh
7. Tuna netra, rungu &
wicara
8. Tuna rungu, wicara
& cacat tubuh
9. Tuna rungu, wicara,
netra, & cacat tubuh
10. Cacat mental
retardasi
11. Mantan penderita
gangguan jiwa
12. Cacat fisik & menta
Kode Kolom 3
Hubungan dengan
kepala rumah tangga:
1. Kepala rumah tangga
2. Istri/suami
3. Anak
4. Menantu
5. Cucu
6. Orang tua/mertua
7. Famili lain
8. Lainnya
Kode Kolom 10
Kepemilikan
kartu identitas:
0. Tidak memiliki
1. KTP
2. SIM
3. KTP dan SIM
Kode Kolom 5
Hubungan dengan
kepala keluarga:
1. Kepala keluarga
2. Istri/suami
3. Anak
4. Menantu
5. Cucu
6. Orang tua/mertua
7. Famili lain
8. Lainnya
86
Penyakit kronis/
menahun
(Isikan KODE)
(12)
UNTUK ART 5 TAHUN KE ATAS
Kelas tertinggi
yang pernah/
sedang
diduduki
Ijazah/STTB
tertinggi yang
dimiliki
(Isikan KODE)
Bekerja/membantu
bekerja selama
seminggu yl
1. Ya, …. Jam
2. Sementara tidak
bekerja
3. Tidak à Stop
Lapangan usaha dari
pekerjaan utama
(Isikan KODE)
Status kedudukan dalam
pekerjaan utama
(Isikan KODE)
ANGGOTA RUMAH TANGGA
(13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
/
/
/
/
/
/
/
/
/
Partisipasi
sekolah
(Isikan KODE)
/
Kode Kolom 16
Ijazah/STTB
tertinggi
yang dimiliki:
0. Tidak punya
ijazah
1. SD/sederajat
2. SMP/sederajat
3. SMA/sederajat
4. D1/D2/D3
5. D4/S1
6. S2/S3
Kode Kolom 19
Status kedudukan dalam
pekerjaan utama:
1. Berusaha sendiri
2. Berusaha dibantu buruh
tidak tetap/tidak dibayar
3. Berusaha dibantu buruh
tetap/dibayar
4. Buruh/karyawan/
pegawai swasta
5. PNS/TNI/Polri/BUMN/
BUMD/anggota legislatif
6. Pekerja bebas
7. Pekerja keluarga/tidak
dibayar
Kode Kolom 12
Penyakit kronis/menahun:
0. Tidak Ada
1. Hipertensi (tekanan darah
tinggi)
2. Rematik
3. Asma
4. Masalah jantung
5. Diabetes (kencing manis)
6. Tuberculosis (TBC)
7. Stroke
8. Kanker atau tumor ganas
9. Lainnya (gagal ginjal, paru-
paru flek, HIV dll)
Kode Kolom 14
Partisipasi sekolah:
0. Tidak/belum
pernah sekolah
1. SD/SDLB/Paket A
2. M. Ibtidaiyah
3. SMP/SMPLB/Paket B
4. M. Tsanawiyah
5. SMA/SMK/SMALB
Paket C
6. M. Aliyah
7. Perguruan tinggi
8. Tidak bersekolah
lagi
Kode Kolom 18
Lapangan usaha dari pekerjaan
utama :
1. Pertanian tanaman padi &
palawija
2. Hortikultura
3. Perkebunan
4. Perikanan tangkap
5. Perikanan budidaya
6. Peternakan
7. Kehutanan & pertanian lainnya
8. Pertambangan/penggalian
9. Industri pengolahan
10. Listrik dan gas
11. Bangunan/konstruksi
12. Perdagangan
13. Hotel dan rumah makan
14. Transportasi dan pergudangan
15. Informasi & komunikasi
16. Keuangan dan asuransi
17. Jasa pendidikan
18. Jasa kesehatan
19. Jasa kemasyarakatan,
pemerintahan & perorangan
20. Lainnya
UNTUK WANITA USIA
10-49 TAHUN
Apakah
sedang hamil
1. Ya
2. Tidak
87
a .
b .
8a . Sumber penerangan utama
b .
1 . Listrik PLN 3 . Petromak/ aladin 5 . Lainnya
2 . Listrik non PLN 4 . Pelita/ sentir/obor
1 . 450 watt 4 . 2. 200 watt
2 . 900 watt 5 . > 2. 200 watt
3 . 1. 300 watt 6 . tanpa meteran
10. Penggunaan fasilitas tempat buang air besar 1 . Sendiri 3 . Umum
2 . Bersama 4 . Tidak ada
11. Tempat pembuangan akhir tinja 1 . Tangki / SPAL 4 . Lubang tanah
2 . Kolam/sawah 5. Pantai/ tanah lapang/ kebun
3 . Sungai / danau / laut 6 . Lainnya
1 . Status penguasaan bangunan tempat tinggal
yang ditempati1 . Milik Sendiri 4 . Bebas sewa 7 . Lainnya
2 . Kontrak 5 . Dinas
3 . Sewa 6 . Milik orang tua/ sanak/ saudara
3 . Jenis lantai terluas 1 . Bukan tanah/ bambu 2 . Tanah 3 . Bambu
2 . Luas lantai………..m2
IV. KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA
4a . Jenis dinding terluas
b . Jika 4a berkode 1 atau 2, kondisi dinding::
a.
b.
1 . Tembok 3 . Bambu 2 . Kayu 4 . Lainnya
1. Bagus/ kualitas tinggi 2. Jelek /kualitas rendah
5a . Jenis atap terluas
b . Jika 5a berkode 1, 2, 3, 4 atau 5 kondisi atap
2
:
a .
b .
1 . Beton 3 . Sirap 5 . Asbes 7 . Lainnya
2 . G enteng 4 . Seng 6 . I juk/ rumbia
1 . Bagus / kualitas tinggi 2 . Jelek /kualitas rendah
………...m2
01. Air kemasan bermerk 07. Sumur tak terlindung
02. Air isi ulang 08. Mata air terlindung
03. Leding meteran 09. Mata air tak terlindung
04. Leding eceran 10. Air sungai
05. Sumur bor/ pompa 11. Air hujan
06. Sumur terlindung 12. Lainnya
6 . Sumber air minum
1 . Membeli 2 . Tidak membeli 7 . Cara memperoleh air minum
12. A pakah rumah tangga memiliki sendiri aset sebagai berikut a .
b .
c .
d .
e .
f.
g.
h .
i.
a . Mobil 1 . Ya 2 . Tidak
b . Kapal motor 3 . Ya 4 . Tidak
c . Perahu motor 1 . Ya 2 . Tidak
d . Sepeda motor 3 . Ya 4 . Tidak
e . Sepeda 1 . Ya 2 . Tidak
f . Perahu 3 . Ya 4 . Tidak
g . Lemari es/ kulkas 1 . Ya 2 . Tidak
h . Tabung gas 12 kg atau lebih 3 . Ya 4 . Tidak
i. HP 1 . Ya 2 . Tidak
13. Apakah rumah tangga menjadi peserta program berikut a . Program Keluarga Harapan (PKH) 1 . Ya 2 . Tidak
b . Beras untuk orang miskin ( Raskin ) 3 . Ya 4 . Tidak
c . Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas ) 1 . Ya 2 . Tidak
d . Asuransi Kesehatan lainnya 3 . Ya 4 . Tidak
e . Jaminan Sosial Tenaga Kerja ( Jamsostek) 1 . Ya 2 . Tidak
f . Keluarga Berencana (KB ) 3 . Ya 4 . Tidak
a .
b .
c .
d .
e .
f.
9 . Bahan bakar /energi utama untuk memasak 1 . Listrik 4. Arang / briket
2 . Gas /elpiji 5 . Kayu bakar
3 . Minyak tanah 6. Lainnya
Jika listrik PLN (R. 8a= 1), daya terpasang
CATATAN
88
Lampiran 4
SUSUNAN ACARA BIMBINGAN TEKNIS TKSK 2013