Pengkajian Depresi Di PSTW
-
Upload
yerief-vourti-maizia -
Category
Documents
-
view
47 -
download
2
Transcript of Pengkajian Depresi Di PSTW
DEPRESI
A. Defenisi Depresi
Depresi secara umum adalah keadaan emosional yang dicirikan dengan kesedihan,
berkecil hati, perasaan bersalah, penurunan harga diri, ketidakberdayaan, keputusasaan (Ann
Isacs, 2004).
Depresi adalah suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang secara umum ditandai oleh
rasa sedih, apatis, pesimis, dan kesepian yang mengganggu aktifitas sosial dalam sehari-hari
(Ingram I. M, dkk, 1993).
Depresi pada lansia adalah perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan
berkurangnya kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua (Philip I, Rice,
1992).
B. Jenis-jenis Depresi
1. Depresi Reaktif
Pada depresi reaktif, gejalanya diperkirakan akibat stress luar seperti kehilangan seseroang
atau kehilangan pekerjaan.
2. Depresi Endogenus
Seorang psikiater mendiagnosa bahwa seorang pasien menderita depresi endogenus jika
mereka menunjukkan tanda-tanda sedih, menarik diri.
3. Depresi Neurotik
Depresi neurotik biasanya terjadi setelah mengalami peristiwa yang menyedihkan tetapi yang
jauh lebih berat dari pada biasanya. Orang yang menderita depresi neurotik bisa merasa
gelisah, cemas, serta kehilangan orang yang dicintai.
4. Depresi Psikotik (Manik)
Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang kambuh kembali disertai dengan
gangguan hati yang berat. Orang yang mengalami gangguan ini menunjukkan gabungan
depresi dan rasa cemas tetapi kadang-kadang hal ini dapat diganti dengan perasaan gembira,
gairah.
C. Penyebab Depresi
1. Faktor organobiologis, karena ketidakseimbangan di otak terutama serotonim.
2. Faktor psikoedukasi, karena tertekan beban psikis dampak pelajaran perilaku terhadap
suatu situasi sosial.
3. Faktor sosial lingkungan, karena kehilangan pasangan hidup, pasca bencana,
kehilangan pekerjaan, dampak kehidupan situasi sehari-hari.
D. Tanda dan Gejala Depresi
1. Tanda-tanda depresi
a. Mudah lelah
b. Kesulitan untuk konsentrasi
c. Susah tidur
d. Merasa bersalah, tidak berharga
e. Kehilangan nafsu makan
f. Menurunnya berat badan.
2. Gejala depresi
a. Gejala fisik : susah tidur, pemikiran tidak terfokus, mudah merasa letih.
b. Gejala Psikis : Hilangnya rasa percaya diri, mudah tersinggung, merasa tidak
berguna, perasaan bersalah, perasaan terbebani.
c. Gejala Somatik : Sakit kepala, sulit tidur dan keluhan berbagai sistem misalnya
sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sebagainya.
d. Gejala sosial : Problem sosial yang terjadi biasanya masalah interaksi dan rekan
kerja.
E. Akibat Depresi
1. Tidak mau berinteraksi dengan lingkungan.
2. Merasa rendah diri
3. Mudah putus asa
4. Perilaku kekerasan (bunuh diri).
F. Penanggulangan Depresi
1. Lebih banyak melakukan kegiatan yang berguna
2. Melakukan kegiatan yang menyenangkan
3. Lebih banyak bertindak atas penalaran otak
4. Meningkatkan pengulasan keterampilan sosial.
5. Meningkatkan keterampilan spiritual.
G. Pengobatan Depresi
1. Olahraga : melakukan senam yang teratur
2. Penanganan stress : pergi ke tempat hiburan
3. Konseling : konsul dengan tenaga kesehatan
4. Relaksasi
5. Tidur secara teratur : mengatur jadwal teratur
6. Meditasi
PENGKAJIAN INDIVIDU
NAMA PANTI : Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
ALAMAT PANTI : Batusangkar
TANGGAL MASUK : Klien masuk kira-kira 16 tahun yang lalu
NO. REGISTER : tidak diketahui
I. IDENTITAS
a. Nama : Ny. M
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 88 tahun
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Kawin
f. Alamat Panti : Wisma Pepaya
II. ALASAN KUNJUNGAN KE PANTI
Klien mengatakan tidak memiliki keluarga selain suaminya yang sekarang juga berada di
panti, anaknya telah lama meninggal. Klien dating ke panti bersama suaminya atas
keinginan mereka berdua.
III. RIWAYAT KESEHATAN
1, Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini
Klien mengatakan bahwa kepalannya sering terasa pusing.
Klien mengatakan bahwa matanya tidak bias melihat dengan jelas.
Klien mengatakan ia takut jatuh jika berjalan keluar wisma.
Klien mengatakan tidak mau makan karena lidahnya terasa tidak nyaman.
Klien mengatakan matanya terasa silau.
2. Masalah kesehatan keluarga atau keturunan
Tidak ada keluarga yang memiliki atau menderita pennyakit keturunan.
IV. KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. BIOLOGIS
a. Pola makan
Klien makan 3x sehari dengan porsi sedang akan tetapi yang dihabiskan oleh klien ± 5
sendok makan.
b. Pola minum
Klien sehari-hari meminum kopi, klien hanya minum air putih ketika makan saja.
Dalam sehari klien biasanya minum 1 mug besar atau ± 750 ml.
c. Pola tidur
Klien mengatakan ia susah tidur, biasanya ia tidur ketika tengah malam. Kadang-kadang
klien tidak tidur semalaman.
d. Pola eliminasi
BAK : 6x sehari, klien tidak mengalami inkontinesia urin
BAB :1x sehari dengan konsistensi lembek.
e. Aktivitas sehari-hari
Sehari-hari klien menghabiskan waktunya dikamar
Klien hanya tidur-tiduran dikamar
Suami klien mengatakan klien bangun jam 5 pagi untuk melaksanakan sholat subuh
dikamar, setelah itu klien tidur –tiduran dikamar kira-kira sampai jam 7 pagi.
Bangun tidur kadang-kadang mandi, kadang-kadang tidak. Pada jam 9 pagi klien
sarapan pagi.
Sehari-hari klien hanya duduk-duduk sambil berdzikir atau tidur-tiduran dikamar.
f. Rekreasi
Klien biasanya mendenngar radio dikamarnya.
2. PSIKOLOGIS
a. Keadaan emosi
Klien sering mengatakan bahwa ia adalah orang yang tidak punya apa-apa.
Kllien sering mengatakan ia bau dan menyuruh mahasiswa untuk menjauhinya
Klien mengatakan ia tidak bias lagi bebrbuat apa-apa karena sudah tidak bias
melihat lagi.
3. SOSIAL
a. Dukungan keluarga
Keluarga klien tidak pernah mengunjunginya dalam beberapa tahun terakhir ini.
b. Hubungan antar keluraga
Klien mengatakan ia sudah tidak punya anak lagi karena anaknya telah lama
meninggal.
Klien mengatakan saudaranya telah merebut harta warisannya.
c. Hubungan dengan orang lain
Klien jarang berinteraksi dengan penghuni wisma lainya. Klien lebih sering menyendiri
dikamrnya. Klien mengatakan karena matanya sudah tidak bias melihat lagi maka klien
tidak bisa ke luar wisma untuk berkumpul dengan wisma lainya.
4. SPRITUAL/KULTURAL
a. Pelaksanaan ibadah
Klien selalu melaksanakan sholat 5 waktu dikamar. Klien sudah tidak bisa berjalan ke
musholla.
b. Keyakinan tentang kesehatan
Klien mengatakan bahwa penyakitnya karena takdir dari Allah SWT.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda vital
Keadaan umum
Kesadaran : composmentis
Suhu : 37 C
Nadi : 82x/menit
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Pernapasan : 18x/menit
Tinggi badan : 156 cm
Berat badan : 42 kg
b. Kebersihan perorangan
1. Kepala
Rambut : sudah memutih, tidak rontok, panjang sebahu
Mata : mata klien berair, kornea terlihat keruh,
konjungtiva anemis.
Hidung :Bersih
Mulut : bibir kering.
Telinga : TAK
2. Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid
3. Dada/thoraks : Tidak dapat dikaji
4. Abdomen : Tidak dapat dikaji
5. Musculoskeletal : tonus otot lemah
6. Lain-lain : tidak ada
7. Keadaan lingkungan : kamar mandi tidak licin, kamar gelap (kurang
pencayahaaan) karena jendela kamar tidak terbuka.
V. INFORMASI PENUNJANG
Diagnosa medis : katarak
Laboratorium : tidajk ada data
Terapi medis : analgetik bodrex) dan antacid (promag)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU
Diagnosa Keperawatan Tujuan
Umum
Tujuan Khusus Tindakan Rasional
Harga diri rendah b.d
penyakit yang
dialaminya (katarak)
DO :
- Klien tampak
menarik diri dari
pergaulan
- Klien sehari-harinya
berada di kamar
- Klien kurang terbuka
dalam menyampaikan
sesuatu
- Emosi klien labil dan
sering berubah-ubah
DS:
- Klien mengatakan
“ambo ko sia bana
lah, ambo urang
miskin, ndak samo jo
kawan yang lain do,
ndak ado yang bisa
dibanggaan doh”
- Klien mengatakan
keluarganya
jarang/tidak pernah
datang mengunjungi
Meningkatk
an harga diri
klien
Setelah dilakukan
intervensi
keperawatan
diharapkan:
- Klien mampu
berinteraksi
aktif dengan
orang lain
- Klien mulai
membuka diri
untuk bercerita
dengan orang
lain
- Klien dapat
memaksimalka
n fungsi
dirinya dalam
masyarakat
- Dengarkan
dengan
aktif
masalah
dan
ketakutan
klien
- Dorong
pengungka
pan
perasaan,
menerima
- Menyampaika
n perhatian
dan dapat
dengan lebih
efektif
mengidentifik
asi kebutuhan
dan masalah,
dan juga
strategi
koping klien,
dan seberapa
efektif.
Memberi
kesempatan
untuk meniru
dan memulai
proses
memecahkan
masalah
- Membantu
klien untuk
mulai
menerima
perubahan
- Klien mengatakan
sejak penglihatannya
terganggu, lebih suka
di kamar saja
apa yang
dikatakann
ya
- Amati
komunikasi
nonverbal,
misalnya
postur
tubuh dan
gerakannya
,
kontakmata
, sikap,
sentuhan
dan
mengurangi
ansietas
mengenai
perubahan
fungsi atau
gaya hidup
- Bahasa
nonverbal
adalah bagian
yang besar
dari
komunikasi
dan oleh
karena itu
sangat
penting.
Bagaimana
orang
menggunakan
sentuhan
untuk
menyediakan
informasi
mengenai
bagaimana
hal itu
diterima dan
senyaman
apakah
- Sadari
terhadap
komentar
dan
sindiran
orang lain,
yang dapat
menunjukk
an bahwa
klien
memiliki
perhatian
terhadap
hal ini
individu pada
waktu
disentuh
- Sikap dan
ucapan orang
sekitar
berpengaruh
dalam
pembentukan
harga diri
klien
Kurang perawatan diri
(mandi,berpakain,berhi
as) b.d depresi
DO :
- Klien tampak kusam
- Klien bau badan
- Baju yang dipakai
klien sepertinya
sudah sangat lusuh,
kusut dan kumal
- Gigi klien tampak
Perawatan
diri terjaga
Klien akan :
1. Memperlihat
kan perubahan
gaya hidup
untuk
memenuhi
perawatan diri
2. Melakukan
aktivitas
perawatan diri
sesuai tingkat
- Kaji
kemampua
n dan
tingkat
kekurangan
untuk
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari.
- Hindari
melakukan
sesuatu
- Membantu
merancanakan
pemanuhan
kebutuhan
individual
- Penting untuk
meningkatkan
harga diri
kuning dan kotor
- Kuku klien tampak
panjang dan hitam
- Nafas klien bau
- kerudung yang
dikenakan klien
terlihat banyak
nodanya.
DS:
- klien mengatakan
sudah 3 hari tidak
mandi
- suami klien (“Abah”)
mengatakan bahwa
klien sudah tidak
mampu lagi ke kamar
mandi sendiri, harus
ditemani
- klien mengatakan ia
sudah tidak mampu
lagi merapikan
dirinya seperti dulu
saat ia masih bisa
melihat (sebelum
kataraknya
bertambah parah)
kemampuan
3. Mengidentifika
si support
system yang
dapat
memberikan
bantuan sesuai
kebutuhan
yang dapat
dilakukan
oleh klien
sendiri.
- Sadari
prilaku
impulsif
karena ada
gangguan
dalam
pengambila
n
keputusan.
- Pertahanka
n
dukungan,
sikap yang
tegas. Beri
pasien
waktu yang
cukup
untuk
mengerjaka
n tugasnya.
klien dan
mengurangi
tingkat
ketergantunga
n
- Dapat
menunjukkan
kebutuhan
intervensi dan
pengawasan
tambahan
untuk
meningkatkan
keamanan
klien
- Klien
memerlukan
empati tetapi
perlu untuk
mengetahui
pemberi
asuhan yang
akan
membantu
klien secara
konsisiten
- Berikan
umpan
balik yang
positif
untuk
setiap
usaha yang
dilakukan
atau
keberhasila
nnya
- Buat
rencana
terhadap
gangguan
penglihatan
yang ada
seperti :
- Letakkan
makanan
dan alat-
alat makan
lainnya
pada sisi
tubuh yang
tidak sakit
- Posisikan
perabot
- Meningkatkan
perasaan
makna diri.
- Meningkatkan
kemandirian
dan
mendorong
pasien untuk
berusaha
secara kontinu
- Klien akan
dapat melihat
untuk
memakan
makanannya.
.
- Memberi
keamanan
ketika klien
menjauhi
dinding
- Gunakan
alat bantu
pribadi,
yang
mendukung
klien untuk
memenuhi
kebutuhan
nya sendiri.
bergerak di
ruangan untuk
menurunkan
resiko
jatuh/terbentur
perabotan
tersebut.
- Klien dapat
menangani
diri sendiri,
meningkatkan
kemampuan
dan harga diri
WOC DEPRESI
KATARAK
MK :
Harga Diri Rendah
Isolasi Sosial
DEPRESI
Defisit perawatan
KATARAK KATARAK