Penggolongan Biaya

12
Biaya 1. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan 2. Berdasarkan perilaku biaya Berdasarkan fungsi perusahaan : fungsi produksi dan fungsi non produksi Biaya Biaya non Produksi Biaya Produksi Biaya Administrasi dan Umum Biaya Pemasaran Biaya Overhead Pabrik Biaya T.K. Langsung Biaya Bahan Baku -Biaya produksi/biaya langsung = biaya yang berkaitan dengan proses produksi . -Biaya non produksi/biaya tidak langsung

description

Biaya produksi/biaya langsung = biaya yang berkaitan dengan proses produksi . Biaya non produksi/biaya tidak langsung. Penggolongan Biaya. Biaya Bahan Baku. Biaya Produksi. Biaya T.K. Langsung. 1. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan 2. Berdasarkan perilaku biaya - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Penggolongan Biaya

Page 1: Penggolongan Biaya

Penggolongan Biaya1. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan

2. Berdasarkan perilaku biaya

Berdasarkan fungsi perusahaan : fungsi produksi dan fungsi non produksi

Biaya

Biaya nonProduksi

Biaya Produksi

Biaya Administrasi dan Umum

Biaya Pemasaran

Biaya Overhead Pabrik

Biaya T.K. Langsung

Biaya Bahan Baku

-Biaya produksi/biaya langsung = biaya yang berkaitan dengan proses produksi .-Biaya non produksi/biaya tidak langsung

Page 2: Penggolongan Biaya

Biaya produksi : Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai (biaya ini dikeluarkan oleh Dep. Produksi).

Biaya non produksi : biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selain biaya produksi.

Berdasarkan Perilaku Biaya

Biaya Variabel

Biaya Biaya Tetap

Biaya Semi Variabel

Variable = biaya yang biaya totalnya berubah-ubah tergantung jumlah yang diproduksi (ada biaya total dan biaya unit) tetapi biaya per unitnya tetap.Biaya tetap = biaya yg biaya totalnya tetap tetapi biaya per unitnya yang berubah-ubah.

Page 3: Penggolongan Biaya

biaya

Biaya

(Rp juta) 500

100 Q (ribu unit)

Jumlah produksi

(unit)

Total Biaya Variabel

(Rp)

BV per unit

(Rp)

10.000

25.000

50.000

100.000

50.000

125.000

250.000

500.000

5.000

5.000

5.000

5.000

1. Biaya Variabel (VC)• Biaya yang jumlahnya berubah-ubah, perubahannya proposional• Contoh : biaya bahan baku• Ciri – cirinya : secara total Σ nya berubah secara unit tetap

Page 4: Penggolongan Biaya

2. Biaya Tetap (FC)• Biaya yang jumlahnya tetap Contoh : biaya penyusutan, gaji Dir ( walaupun perusahaan tidak jalan )• Tidak terpengaruh satuan kegiatan• Ciri – ciri : secara total jumlahnya tetap, secara unit julahnya berubah

Jumlah produksi

(unit)

Biaya Tetap

(Rp)

BT per unit

(Rp)

10.000

25.000

50.000

100.000

200.000

200.000

200.000

200.000

20.000

8.000

4.000

2.000

Biaya

(Rp juta) Biaya Tetap

500

100 Q (ribu unit)

Page 5: Penggolongan Biaya

3. Biaya Semi Variabel (VSC)• Biaya yang jumlahnya berubah-ubah,perubahannya tidak proporsional• Contoh : Gaji Salesman• Ciri – cirinya : secara jumlah dan secara unit jmlahnya berubah

Jumlah produksi

(unit)

Biaya Semi Variabel

(Rp)

BSV per unit

(Rp)

10.000

25.000

50.000

100.000

11.000.000

17.500.000

30.000.000

56.000.000

1.100

700

600

560

Biaya

(Rp juta) Biaya Semi Variabel

Q (ribu unit)

Page 6: Penggolongan Biaya

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS

Untuk mengetahui apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik, maka pengelola harus mengetahui kinerja perusahaan yang dikelolanya.

1. Likuiditas

ditujukan oleh besar kecilnya aktiva lancar

(aktiva yang mudah dijadikan uang tunai : kas, surat berharga, persediaan)

Contoh : Likuiditas perusahaan = 2,5

Artinya setiap Rp. 1,- hutang lancar akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 2,5,- semakin besar likuiditas, semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya

Aktiva LancarLikuiditas =

Hutang Lancar

Likuiditas = perbandingan antara aktifa lancar dan hutang lancar, lebih besar daripada 1 (artinya likuid). Pengertian lain suatu perusahaan dapat membayyar hutang lancarnya dengan ditutupi oleh aktifa lancar. Likuid bisa dikembalikan lagi (jika tidak likuid) dengan aktifa lancarnya ditambah bisa menjual aktiva tetap misalnya.

Page 7: Penggolongan Biaya

Contoh NERACACV DUMAS BARU 2009

Kas 30.000.000 Hutang Dagang 45.000.000Piutang Dagang 100.000.000 Hutang Wesel 50.000.000Persediaan Barang 170.000.000 Hutang Pajak ?Tanah 150.000.000 Hutang Obligasi ?Mesin 230.000.000 Modal Saham ?Bangunan 120.000.000Total Aktiva Lancar ?Total Aktiva Tetap ?Total Aktiva ? Total Hutang dan Modal

300.000.000Likuiditas =

100.000.000Artinya setiap Rp. 1,- hutang lancar perusahaan dijamin Rp. 3,- aktiva lancar perusahaan

Page 8: Penggolongan Biaya

2. Solvabilitas

ditujukan oleh perusahaan mampu menutup hutang-hutangnya

(apabila semua kekayaan perusahaan mampu menutup semua hutang- hutangnya berarti perusahaan dalam kondisi solvabel)

Contoh : Apabila solvabilitas menghasilkan angka = 3

Artinya setiap Rp. 1,- hutang perusahaan akan dijamin oleh Rp. 3,- kekayaan yang dimiliki perusahaan.

Apakah nilai solvabilitas untuk perusahaan yang akan ditutup saja ?

Sovabel >< Insovabel

apabila perusahaan mempunyai nilai kurang dari 1, ini berarti benyak yang disebabkan dalam operasionalnya perusahaan mengalami kerugian, sehingga akumulasi kerugian lebih besar dibandingkan dengan modal yang dimiliki.

Catt : solvabel dapat dihitung saat perusahaan ditutup. Menilai solvabilitas dalam keadaan perusahaan bejalanpun bisa dinilai solvabilitasnya dengan menggunakan nilai aktiva yang sedang berjalan.

Total Aktiva Solvabilitas =

Total Hutang

Insolvabel = biaya operasionalnya terlalu tinggi

Page 9: Penggolongan Biaya

3. Rentabilitas

ditujukan oleh kemampuan menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.

(semua modal yang bekerja = modal sendiri dan modal asing)

Rentabilitas : 1. Rentabilitas Ekonomis (RE) modalnya gabungan

2. Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)

LabaRentabilitas =

Modal Sendiri

EBIT X 100%RE =

MS + MA

EAT X 100%RMS =

MS

EBIT = laba kotorEAT = laba bersih

Rentabilitas dipakai untuk menentukan pemilihan modal, apakah modal asing atau sendiri supaya lebih besar dalam mendapatkan laba. Alternatif penggunaan modal ini pakai perhitungan Rentabilitas. Dihitung dengan RMS, klo nilainya lebih tinggi itu yang dipilih. Khusus untuk modal asing tetap dihitung RMSnya dengan dikurangi dahulu/di erase modal asingnya (suai rumus)

Page 10: Penggolongan Biaya

Contoh :

Modal Asing bunga 20% per tahun Rp. 500.000.000Modal Sendiri Rp. 500.000.000JUMLAH Rp. 1.000.000.000Penjualan Rp. 500.000.000HPP Rp. 200.000.000Laba Kotor Rp. 300.000.000Biaya Operasi Rp. 80.000.000EBIT Rp. 220.000.000Bunga Rp. 100.000.000EBT Rp. 120.000.000Pajak 10% Rp. 30.000.000EAT Rp. 90.000.000

Hitung : RE dan RMS

Page 11: Penggolongan Biaya

Modal Sendiri atau Modal Asing

Apabila perusahaan akan menambah dana untuk operasionalnya, apakah sebaiknya menambah modal sendiri atau modal asing ?

penambahan dana dengan MS atau MA, asal dapat meningkatkan RMS atau EPS. RE > Bunga MA ------lebih baik MA→ karena akan menghasilkan RMS lebih besar. Apabila RE< dari suku bunga hutang?------ lebih baik MS

Soal :pada tahun 2008 PT Dumas Baru bekerja dengan MS sebesar RP. 200.000.000,- (1000 lembar saham, pada tahun tersebut PT Dumas Baru menghsilkan laba operasi (EBIT) Rp. 26.000.000,-. Pada tahun 2009 perusahaan merencanakan memperluas usahanya dengan menambah dana sebesar Rp. 100.000.000,-, diharapkan bisa meningkatkan EBIT Rp. 48.000.000,-, tambahan dana tersebut harus memilih 2 alternatif :

a. mengeluarkan saham sebanyak 5.000 lembar

b. mengeluarkan obligasi dengan bunga 14 %

Jika pajak dihitung 30%, sumber dana mana yang sebaiknya dipilih ?

Page 12: Penggolongan Biaya