BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.perbanas.ac.id/3306/6/BAB II.pdf · Contoh penggolongan biaya atas...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.perbanas.ac.id/3306/6/BAB II.pdf · Contoh penggolongan biaya atas...
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
2.1.1 Lusiana Afrida (2008)
Analisis biaya relevan sebagai alat bagi manajemen dalam
menentukan harga jual produk atas pesanan khusus pada CV.Serba Jaya Perkasa
di Surabaya. Pendekatan yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus. Obyek dari penelitian ini adalah CV. Serba Jaya
Perkasa di Surabaya.
Persamaan penelitian ini adalah sama – sama bertujuan meningkatkan
laba perusahaan dengan menerima pesanan khusus, alternatif keputusan
menggunakan keputusan yaitu menerima atau menolak pesanan khusus, dan
klasifikasi biaya yang digunakan berdasarkan perilakunya. Sedangkan
perbedaannya adalah jika menggunakan metode full costing maka perusahaan
akan mengalami kerugian, namun apabila perhitungan harga jual dilakukan
dengan menggunakan analisis biaya relevan maka akan memberikan dampak
positif yaitu meningkatnya laba perusahaan, sedangkan peneliti menggunakan
rancangan biaya diferensial sebagai alat bantu bagi manajemen untuk mengambil
keputusan.
9
2.1.2 M. Nasir Ibrahim (2007)
Menganalisis pengaruh media iklan terhadap pengambilan keputusan
membeli air minum dalam kemasan merek aqua pada masyarakat kota
Palembang. PT. Aqua Golden Mississippi melakukan promosi baik dari segi
periklanan maupun dari aspek-aspek lainnya seperti Corporate Social
Responsibility (CSR) yang mampu membangun kredibilitas perusahaan tersebut.
Strategi promosi yang ditetapkan oleh PT. Aqua Golden Mississippi tidak hanya
berhasil dalam membangun kesadaran mereknya, namun juga memperkuat Aqua
sebagai industri air minum dalam kemasan yang besar di Indonesia. Persamaan
penelitian yang dilakukan oleh M. Nasir Ibrahim dengan yang dilakukan penulis
adalah analisis yang dilakukan sama – sama berpengaruh terhadap suatu
keputusan yang digunakan. Perbedaannya adalah alternatif keputusan
menggunakan keputusan membuat atau membeli dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif, sedangkan alternatif keputusan yang diteliti oleh penulis
adalah keputusan menerima atau menolak dengan menggunakan pendekatan
kualitatif.
2.2 Landasan teori
2.2.1 Konsep dan Klasifikasi Biaya
Istilah biaya dapat diartikan bermacam-macam tergantung pada
maksud pemakain istilah tersebut dan dari pihak atau disiplin ilmu mana istilah itu
diartikan. Dalam akuntansi, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber-
10
sumber ekonomis yang diukur dalam unit moneter dengan tujuan untuk
memperoleh atau memproduksi barang atau jasa.
Ada yang membedakan konsep biaya menurut akuntansi keuangan
dengan konsep biaya menurut akuntansi manajemen. Menurut Mulyadi (2009:8),
biaya didefinisikan dalam arti luas dan arti sempit, yaitu diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi
untuk memperoleh aktiva”. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya adalah
pengorbanan sumber-sumber ekonomi untuk dapat memperoleh barang atau jasa.
Sedangkan biaya menurut konsep akuntansi manajemen digunakan
dalam berbagai cara yang berbeda karena terdapat beberapa jenis biaya yang
sesuai dengan kebutuhan manajemen, atau bisa dikatakan manajer akan selalu
menerapkan konsep “Different Cost for Different Purpose”, yaitu untuk tujuan
yang berbeda diperlukan data biaya yang berbeda pula.
Akuntansi biaya bertujuan menyajikan informasi yang dibutuhkan
oleh manajemen untuk mengelola perusahaan secara efektif dan efisien. Maka di
dalam melakukan pencatatan memerlukan informasi biaya tersebut. Konsep
“Different Cost for Different Purpose” baik untuk digunakan dalam pemakaian
informasi biaya. Tidak ada suatu konsep yang bisa digunakan untuk segala tujuan.
Karena itu timbul bermacam – macam klasifikasi biaya :
11
a Klasifikasi biaya menurut objek pengeluaran
Objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama
objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang
berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.
Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam Perusahaan
Kertas adalah biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda,
biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zat warna.
b Klasifikasi biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Biaya ini dapat dikelompokkan menjadi :
1. Biaya produksi, merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah
biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan
penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian – bagian, baik
yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses
produksi.
2. Biaya pemasaran, merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan,
biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli,
dan gaji karyawan bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran.
3. Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya – biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya
12
adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan
bagian hubungan masyarakat, dan biaya pemeriksaan akuntan.
c Klasifikasi biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi :
1. Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu – satunya
adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai, contohnya adalah biaya bahan
baku, dan biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai, contohnya adalah biaya overhead pabrik.
Dalam hubungannya dengan departemen, biaya dibagi menjadi :
1. Biaya langsung departemen, adalah semua biaya yang terjadi di dalam
departemen tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang bekerja
dalam Departemen Pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen
dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam depatemen tersebut.
2. Biaya tidak langsung departemen, adalah biaya yang terjadi di suatu
departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga
Listrik, biaya ini dinikmati oleh departemen – departemen lain dalam
perusahaan, baik untuk penerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan
ekuipmen yang mengkonsumsi listrik.
13
d Klasifikasi biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan
volume aktivitas
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat
digolongkan menjadi :
1. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku,
dan biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya semivariabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur biaya tetap, dan
unsur biaya variabel.
3. Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu, dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
4. Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume
kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi.
e Klasifikasi biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.
Biaya ini dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pengeluaran modal, adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu
periode akuntansi. Contohnya adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva
tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar –
besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk.
14
2. Pengeluaran pendapatan, adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat
dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Contohnya adalah
biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja.
2.2.2 Pemisahan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel
Untuk merencanakan, menganalisis, mengendalikan, atau
mengevaluasi biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda, biaya tetap dan biaya
variabel harus dipisahkan. Biaya – biaya yang seluruhnya tetap atau seluruhnya
variabel dalam rentang aktivitas yang diantisipasi harus diidentifikasi, dan
komponen tetap dan variabel dari biaya semivariabel harus diestimasikan,
menurut Carter dan Usry (2006:61). Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel
diperlukan untuk tujuan – tujuan berikut :
1. Perhitungan tarif biaya overhead predeterminasi dan analisis varians.
2. Persiapan anggaran fleksibel dan analisis varians.
3. Perhitungan biaya langsung dan analisis varians.
4. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba.
5. Analisis biaya diferensial dan komparatif.
6. Analisis maksimisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek.
7. Analisis anggaran modal.
8. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk, dan
pelanggaran.
15
2.2.3 Konsep Informasi Akuntansi Diferensial
Menurut Mulyadi (2001:115), informasi akuntansi diferensial
merupakan informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternatif.
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan,
dan atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif
tindakan yang lain. Akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok :
merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang
dihadapi oleh pengambilan keputusan. Informasi ini diperlukan oleh manajemen
untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang
terbaik di antara alternatif yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu
menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi
masa yang akan datang pula. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut
pemilihan alternatif di antara berbagai alternatif yang tersedia, maka informasi
akuntansi yang bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda di antara tiap
– tiap alternatif yang akan dipilih. Informasi akuntansi diferensial terdiri dari
biaya, pendapatan, dan atau aktiva. Informasi akuntansi diferensial yang hanya
berkaitan dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential assets), dan yang
hanya berkaitan dengan pendapatan disebut dengan pendapatan diferensial
(differential revenues). Dan yang hanya berkaitan dengan biaya disebut biaya
diferensial (differential cost).
Untuk memperoleh konsep yang benar mengenai informasi akuntansi
diferensial, berikut ini akan diuraikan konsep biaya diferensial dan perbedaan
16
konsep biaya tersebut dengan biaya relevan, biaya variabel, biaya tetap, biaya
depresiasi, biaya tambahan, biaya kesempatan, dan biaya keluar dari saku.
2.2.4 Biaya Diferensial Sebagai Bagian Informasi Akuntansi Diferensial
Pengertian biaya diferensial dengan membandingkan konsep biaya
diferensial dengan berbagai konsep biaya yang telah dikembangkan sebelumnya
dalam akuntansi biaya (Mulyadi, 2001:116).
1. Biaya Diferensial versus Biaya Relevan
Istilah biaya relevan seringkali disamakan dengan biaya diferensial. Hal ini
tidak benar. Suatu biaya disebut biaya relevan jika biaya tersebut berhubungan
dengan tujuan perekayasaan biaya tersebut. Jika manajemen bermaksud
mengetahui kos produk yang diproduksi dalam bulan tertentu, maka ia
mengumpulkan biaya produksi sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk
produksi dalam bulan yang bersangkutan. Biaya produksi tersebut
sesungguhnya adalah biaya relevan karena sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh pengumpulan informasi biaya tersebut. Menurut definisinya, biaya
merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dinilai dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, untuk mencapai
tujuan tertentu. Dengan demikian, tidak ada satu pun biaya yang tidak relevan,
karena setiap biaya memang direkayasa untuk memenuhi tujuan tertentu.
Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan disebut dengan
istilah yang lebih tepat : biaya diferensial. Karena pengambilan keputusan
selalu menyangkut pemilihan alternatif masa yang akan datang, dan untuk
17
dapat melakukan pemilihan pengambilan keputusan harus dapat membedakan
di antara alternatif yang tersedia, maka informasi yang relevan adalah
informasi masa yang akan datang dan yang berbeda di antara alternatif yang
akan dipilih. Informasi akuntansi yang mengandung unsur masa yang akan
datang dan yang berbeda di antara alternatif tersebut secara unik disebut
dengan istilah informasi akuntansi diferensial. Oleh karena itu, istilah biaya
diferensial berbeda pengertiannya dengan biaya relevan, karena istilah biaya
relevan adalah istilah yang umum, yang tidak selalu berhubungan dengan
pengambilan keputusan.
2. Biaya Diferensial sebagai Biaya Masa yang akan Datang (future cost)
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan berbagai macam alternatif
untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, informasi biaya yang
diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah biaya masa yang akan
datang. Biaya masa yang akan datang (future cost) adalah biaya yang dapat
diperkirakan akan terjadi dalam periode yang akan datang. Karena biaya ini
merupakan biaya yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang
maka jumlahnya harus ditaksir dan terjadinya harus diramalkan.
Manajemen sangat berkepentingan dengan biaya masa yang akan
datang karena alasan yang sangat sederhana, yaitu biaya tersebut merupakan
satu – satunya biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen. Biaya historis
hanya dapat diamati dan dinilai terjadinya. Jika biaya historis terlalu tinggi,
manajemen hanya dapat mengajukan pertanyaan : “Apa yang salah?” di lain
18
pihak, biaya masa yang akan datang dapat direncanakan untuk dikurangi. Jika
biaya masa yang akan datang dianggap terlalu tinggi, manajemen dapat
mengajukan pertanyaan yang penting berikut ini : “Apa yang dapat kami
lakukan terhadap hal ini? ”. berbagai sumber daya dapat direncanakan
penggunaannya, bila perlu untuk menghadapi biaya yang tinggi tersebut. Atau,
jika mungkin dibuat rencana untuk menguranginya, tetapi untuk jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang, biaya tersebut merupakan “biaya yang
dianggarkan” (budgeted cost).
3. Biaya Diferensial adalah Biaya yang Berbeda
Para manajer seringkali menghadapi masalah pengambilan keputusan di antara
dua alternatif atau lebih. Keputusan – keputusan tersebut seringkali bersifat
kompeks yang menyangkut pemilihan berbagai kemungkinan pilihan.
Keputusan yang sering kali bersifat sederhana, seperti menerima atau menolak
suatu usulan tunggal. Tanpa memperhatikan kompleks atau tidaknya
keputusan yang akan diambil, manajemen harus memperoleh semua informasi
yang relevan dengan berbagai macam alternatif. Karena banyaknya macam
informasi akuntansi yang tersedia dalam suatu perusahaan, tidak mungkin
semua informasi ini relevan dengan berbagai macam alternatif yang akan
dipilih. Oleh karena itu, tidak semua tipe informasi akuntansi harus dilaporkan
pada manajemen untuk keperluan pengambilan keputusan. Hanya informasi
akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan
keputusan.
19
Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang
diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan
keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif. Biaya tersebut
relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam pengambilan
keputusan.
4. Perbedaan Biaya Penuh dengan Biaya Diferensial
Biaya diferensial (differential cost) berbeda dengan biaya penuh (full cost)
dalam tiga aspek berikut ini : (1) unsur biaya, (2) sumber informasi, dan (3)
perspektif waktu.
Unsur yang membentuk biaya penuh suatu produk adalah terdiri dari
biaya langsung yang berkaitan dengan produk ditambah dengan bagian biaya
tidak langsung yang dibebankan kepada produk tersebut. Biaya diferensial
hanya meliputi biaya yang berbeda dalam kondisi tertentu saja. Jika
pengambilan keputusan berkaitan dengan pemanfaatan kapasitas produksi,
pemahaman mengenai perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan sangat penting untuk dapat membentuk biaya diferensial
yang akan dipakai sebagai dasar pemilihan aternatif tindakan.
Informasi biaya penuh dapat diambil langsung dari catatan akuntansi –
akuntansi reguler perusahaan, karena sistem akuntansi perusahaan memang
dirancang untuk menghasilkan informasi biaya penuh dalam kegiatan
normalnya. Karena biaya diferensial sangat tergantung pada masalah yang
dihadapi oleh pengambilan keputusan, maka tidak ekonomis jika informasi
20
tersebut dikumpulkan secara reguler melalui sistem akuntansi. Cara yang
biasanya ditempuh untuk mengumpulkan biaya diferensial adalah dengan
merancang sistem akuntansi sedemikian rupa sehingga memudahkan
penaksiran biaya diferensial tersebut sesuai dengan masalah tertentu yang
sedang dihadapi oleh pengambilan keputusan.
Contoh keputusan yang memerlukan biaya diferensial adalah :
perubahan metode, perencanaan kegiatan, membuat atau membeli, dan
kuantitas yang dipesan. Sedangkan contoh keputusan yang memerlukan
informasi baik biaya diferensial maupun pendapatan diferensial adalah :
analisis penawaran/permintaan/harga, penetapan harga kontribusi, penghentian
produksi suatu produk, penambahan jasa, penjualan atau pengolahan lebih
lanjut, dan pemilihan berbagai taktik pemasaran.
5. Biaya Diferensial versus Biaya Variabel
Pengertian biaya diferensial tidak selalu sama dengan pengertian biaya
variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya diferensial selalu berkaitan
dengan alternatif tertentu yang sedang dipertimbangkan untuk dipilih. Jika
keputusan yang sedang dipertimbangkan berhubungan dengan pemilihan satu
diantara berbagai volume kegiatan, biaya diferensial sama dengan biaya
variabel, sepanjang biaya tetap tidak mengalami perubahan. Menurut sifatnya,
biaya variabel selalu berubah, tetapi sebaiknya diadakan pengamatan sangat
21
hati – hati untuk menentukan apakah biaya tersebut akan dipengaruhi oleh
keputusan yang akan diambil.
6. Biaya Diferensial versus Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan
adanya perubahan volume kegiatan dalam kisar (range) perubahan volume
kegiatan tertentu. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek, biaya tetap
mungkin merupakan biaya diferensial atau mungkin tidak. Jika suatu biaya
tetap seluruhnya dapat diusut jejaknya kedalam suatu keputusan khusus dan
hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan, biaya tersebut
merupakan biaya diferensial.
Sebagai contoh, pembukaan daerah pemasaran yang baru memerlukan
gaji manajer pemasaran yang baru untuk daerah tersebut. Biaya gaji tersebut
merupakan biaya tetap jika nanti dikeluarkan, tetapi biaya tersebut hanya akan
terjadi jika keputusan untuk membuka daerah pemasaran baru tersebut
diambil. Oleh karena itu, biaya gaji manajer tersebut merupakan biaya
diferensial dalam pengambilan keputusan membuka atau tidak membuka
daerah pemasaran baru.
Jika suatu biaya tetap akan dikeluarkan dalam jumlah yang sama tanpa
mempertimbangkan keputusan mana yang akan diambil, biaya tersebut tidak
akan terpengaruh oleh adanya pembukaan daerah pemasaran yang baru
tersebut, meskipun direktur tersebut sangat jauh dalam kegiatan daerah
pemasaran yang baru. Gaji direktur pemasaran tesebut tidak merupakan biaya
22
diferensial bukan karena tidak berhubungan langsung dengan objek keputusan
yang akan diambil, namun semata – mata karena biaya tersebut tidak akan
terpengaruh jumlahnya oleh keputusan yang akan diambil.
7. Biaya Diferensial versus Biaya Depresiasi
Depresiasi merupakan alokasi secara periodik harga pokok aktiva yang tetap
diperoleh pada waktu yang lampau. Depresiasi berasal dari keputusan
penanaman modal jangka panjang. Jika keputusan penanaman modal telah
dilaksanakan dan aktiva tetap telah dibeli, biaya depresiasi yang kemudian jadi
ditentukan dengan mempertimbangkan umur ekonomis aktiva tetap tersebut
dan metode depresiasi yang dipilih oleh manajemen. Depresisai berhubungan
erat dengan pengambilan keputusan jangka panjang dan hanya dipengaruhi
pada saat keputusan penanaman modal diambil. Dalam pengambilan keputusan
jangka pendek biaya depresiasi bukan merupakan biaya diferensial dan dapat
dibaikan.
8. Biaya Diferensial versus Biaya Tambahan (incremental cost)
Biaya tambahan suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika
suatu alternatif yang berkaiatan dengan perubahan volume kegiatan dipilih.
Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan
oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
penambahan modal dan pengurangan volume kegiatan. Sebagai contoh,
volume produksi perusahaan sekarang adalah 100.000 kg per tahun dengan
total biaya produksi Rp500.000,00. Suatu usul telah dibuat untuk menaikkan
23
volume produksi menjadi 150.000 kg per tahun dengan total biaya
Rp650.000,00. Biaya tambahan dalam alternatif untuk menaikkan volume
produksi tersebut adalah sebesar Rp150.000,00.
Karena biaya tambahan merupakan tambahan biaya yang
berhubungan dengan alternatif, maka biaya ini sesungguhnya berasal dari
pengertian biaya diferensial. Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya
diferensial yang berhubungan dengan suatu alternatif yang berkaitan dengan
penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Jumlah biaya tambahan
dalam peristiwa tertentu tergantung pada sudut pandang yang digunakan dalam
analisis. Dalam contoh di atas biaya tambahan dihitung dengan
membandingkan biaya produksi pada kapasitas yang akan dinaikkan dengan
biaya yang sama pada kapasitas sekarang.
Jika biaya tambahan dihubungkan dengan suatu alternatif tindakan
yang kemungkinan akan dilaksanakan atau mungkin juga tidak dilaksanakan
oleh manajemen, biaya tambahan mungkin dapat terjadi mungkin juga tidak.
Apabila alternatif yang diusulkan bukan merupakan penambahan kegiatan
melainkan berupa peniadaan suatu kegiatan yang sekarang ada, maka biaya
tertentu yang ada sekarang dapat dihindari. Biaya ini disebut biaya
terhindarkan (avoidable cost), yaitu biaya yang tidak akan terjadi jika suatu
alternatif dipilih. Sesungguhnya biaya terhindarkan merupakan variasi biaya
tambahan. Oleh karena itu, biaya ini sering kali disebut dengan penghematan
biaya tambahan (incremental cost salving atau negative incremental cost).
24
Pengertian biaya tambahan dan biaya terhindarkan sangat penting dalam
pengambilan keputusan karena biaya tersebut merupakan biaya diferensial
yang terpengaruh jika suatu alternatif yang berhubungan dengan penambahan
atau pengurangan volume kegiatan dipertimbangkan. Biaya diferensial hanya
sama dengan biaya tambahan dalam hal pengambilan keputusan yang
dipertimbangkan berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume
kegiatan.
Biaya tambahan merupakan salah satu unsur biaya diferensial, namun
biaya diferensial tidak terbatas pada tambahan biaya saja. Biaya tambahan
sama dengan biaya diferensial hanya dalam hal pengambilan keputusan
menghadapi pemilihan alternatif penambahan atau penurunan volume kegiatan,
istilah biaya tambahan menjadi tidak relevan, dan hanya biaya diferensial yang
relevan dengan segala jenis pengambilan keputusan.
9. Biaya Diferensial versus Biaya Kesempatan
Biaya kesempatan adalah penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat
dipilihnya alternatif tertenu. Biaya kesempatan merupakan salah satu unsur
biaya diferensial, namun biaya diferensial tidak terbatas pada biaya kesempatan
saja. Biaya diferensial mencakup pula biaya keluar dari saku di samping dalam
pengambilan keputusan tertentu, biaya diferensial mencakup pula biaya
kesempatan.
25
10. Biaya Diferensial versus Biaya Keluar dari Saku
Biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam jangka
dekat sebagai akibat dari keputusan manajemen disebut sebagai biaya keluar
dari saku. Sebagai contoh, manajemen memutuskan untuk menerima pesanan
pembuatan produk dari seorang pelanggan, dalam hal ini biaya bahan baku dan
tenaga kerja adalah contoh biaya keluar dari saku. Biaya overhead pabrik selain
biaya depresiasi dan amortisasi yang dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan.
Biaya depresiasi aktiva tetap dalam pengambilan keputusan jangka
pendek bukan merupakan biaya dari saku. Pembayaran kas (atau setidak –
tidaknya kesanggupan untuk membayar kas) telah terjadi pada masa yang lalu,
yaitu pada saat aktiva tetap tersebut diperoleh. Pada saat pemerolehan aktiva
tetap tersebut harga pemerolehan aktiva tetap merupakan biaya keluar dari
saku, sedangkan pada masa sesudahnya, biaya depresiasi aktiva tetap bukan
merupakan biaya keluar dari saku. Biaya – biaya depresiasi, deplesi, dan
amortisasi merupakan biaya terbenasm (sunk cost) dan bukan merupakan biaya
diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek. Biaya terbenam
merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari pengambilan keputusan yang
telah lalu. Biaya keluar dari saku merupakan salah satu unsur biaya diferensial,
namun biaya diferensial tidak hanya terbatas pada biaya keluar dari saku saja.
Dalam pengambilan keputusan tertentu biaya diferensial tidak hanya mencakup
26
biaya keluar dari saku saja, namun mencakup pula biaya kesempatan (yang
bukan merupakan biaya keluar dari saku).
2.2.5 Analisa Biaya Relevan
A. Konsep Biaya Relevan
Akuntan merupakan sumber utama penyedia informasi yang
dibutuhkan oleh manajemen untuk membantu mereka memutuskan alternatif yang
akan dipilih. Dalam hal ini, akuntan menyediakan informasi biaya unuk
pengambilan keputusan dimana informasi tersebut merupakan informasi biaya
relevan.
Menurut Hansen dan Mowen (2007:520) mendefinisikannya sebagai
berikut :
“Relevan cost are future costs that differ across alternatives. All
decision making to the future; accordingly, only future cost can be relevant to
decisions. However to be relevant, a cost must not only be a future cost but must
also differ from one alternative to another.”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa biaya relevan
adalah biaya masa depan yang berbeda antara alternatif yang satu dengan yang
lainnya. Biaya relevan harus melibatkan kejadian di masa yang akan datang
karena semua keputusan berkaitan dengan masa yang akan datang. Biaya relevan
merupakan prediksi masa depan bukan merupakan rangkuman masa lalu.
Keputusan yang diambil tidak akan mempengaruhi masa lalu karena tidak ada
yang dapat mengubah yang sudah terjadi di masa lalu.
27
B. Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi dasar seorang manajer.
Pengambilan keputusan adalah pemilihan tindakan dari alternatif – alternatif
tindakan yang ada. Menurut Hansen dan Mowen (2007:517) :
“The six step describing the recommended decison making process
are as follows :
a Recognize and define the problem.
b Identify alternatives as possible solution to the problem; eliminate alternatives
that clearly not feasible.
c Identify the costs and benefits associated with each feasible alternative.
Classify costs and benefits as a relevant or irrelevant and eliminate irrelevant
ones from considerations.
d Total the relevant costs and benefits for each alternative.
e Asset qualitative factors.
f Select the alternative with the greatest overall benefit”.
Pada langkah pertama, yang perlu dilakukan adalah merumuskan
masalah. Dalam merumuskan masalah diperlukan keahlian menganalisa situasi
dan pemahaman tentang tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dengan
menganalisa situasi perubahan, dapat diketahui permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan. Setelah permasalahan yang dihadapi jelas, manajer
mengidentifikasikan tujuan yang ingin dicapai dari pemecahan masalah yang
28
mungkin dilakukan, yaitu untuk memaksimumkan keuntungan atau
meminimumkan biaya.
Langkah kedua adalah identifikasi alternatif yang mungkin diambil.
Pada tahap ini beberapa alternatif yang mungkin dapat dipergunakan untuk
mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan.
Langah ketiga adalah identifikasi data biaya dan keuntungan yang
diperoleh dari masing-masing alternatif. Mengumpulkan data dalam pengambilan
keputusan merupakan salah satu tugas terpenting akuntan manajemen dalam
sebuah perusahaan. Pada tahap ini dicari semua informasi yang berkaiatan dengan
biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh masing-masing alternatif dan juga dicari
informasi tentang penghasilan yang mungkin akan diperoleh dari alternatif-
alternatif tersebut. Dari data-data tersebut kemudian diklasifikasikan antara biaya-
biaya dan penghasilan penghasilan yang relevan dan tidak relevan dalam
pengambilan keputusan.
Langkah keempat dalam pengambilan keputusan ini adalah
menjumlahkan total biaya dan penghasilan relevan dari masing – masing
alternatif. Dengan mengetahui jumlah biaya masing-masing alternatif akan
didapatkan biaya diferensialnya.
Langkah kelima adalah mempertimbangankan faktor kualitatif.
Meskipun tidak dapat diukur secara kuantitatif, faktor kualitatif memberikan
pengaruh yang besar pada keputusan manajemen.
29
Langkah yang terakhir dalam pengambilan keputusan ini adalah
membuat keputusan. Dari alternatif-alternatif keputusan tersebut ditentukan
alternatif yang memberikan manfaat yang paling besar bagi perusahaan, baik dari
sisi biaya dan penghasilan relevannya maupun pertimbangan faktor kualitatifnya.
C. Jenis Keputusan dalam Biaya Relevan
Terdapat beberapa jenis keputusan yang dapat diambil dengan
menggunakan bantuan biaya relevan, antara lain adalah :
1. Keputusan membuat atau membeli ( make or buy decision )
Sebagian besar perusahaan manufaktur menggunakan banyak komponen dalam
merakit produk jadi. Pada situasi tertentu perusahaan diharapkan pada alternatif
membeli dari pemasok atau membuat sendiri komponen tersebut. Dalam
membuat keputusan, manajer membandingkan antara biaya relevan membeli
komponen dari luar dengan biaya relevan apabila membuat sendiri. Keputusan
diambil harus mempertimbangkan kapasitas yang menganggur diperusahaan.
2. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut (sell or process further
decision)
Produk gabungan adalah dua atau lebih produk yang dihasilkan dari satu proses
produksi. Ada satu titik dimana produk-produk itu dipisah satu sama lain yang
disebut sebagai titik pisah batas (split off point). Pada titik ini produk berdiri
sendiri, tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi produk lainnya. Setelah
produk pada titik pemisahan atau memprosesnya lebuh lanjut, dijual dengan
harga yang lebih tinggi karena adanya proses tambahan yang menyebabkan
30
bertambahnya biaya. Untuk pengambilan keputusan ini harus diidentifikasikan
terlebih dahulu biaya-biaya yang relevan dan tidak relevan dari masing-masing
alternatif. Kedua alternatif tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui
alternatif yang memberikan keuntungan paling tinggi.
3. Keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi ( keep or drop decision )
Dalam memproduksi suatu produk, perusahaan berusaha untuk mendapatkan
laba yang maksimal, tetapi adakalanya suatu produk yang dihasilkan
mengalami kerugian. Dalam hal ini perusahaan dihadapkan pada pemasalahan
untuk menghentikan atau melnjutkan produksi produk yang merugi tersebut.
Untuk membantu memecahkan permasalahan ini pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan bantuan biaya relevan, yaitu mengidentifikasi biaya – biaya
yang relevan dan tidak relevan, mengolahnya dan menghitung perubahan laba
secara keseluruhan yang mungkin akan terjadi akibat dihentikannya produk
tersebut. Apabila laba perusahaan secara keseluruhan meningkat dengan
dihentikannya produk tersebut, sebaiknya perusahaan menghentikan produk
tersebut. Tetapi apabila laba perusahaan secara keseluruhan mangalami
penurunan, maka sebaiknya produk tersebut tetap diproduksi.
4. Keputusan menerima atau menolak pesanan khusus ( special order decision )
Pada saat tertentu, perusahaan mungkin menerima suatu tawaran dari
konsumen untuk memproduksi produknya melebihi jumlah produksi
normalnya dan biasanya dengan harga yang lebih murah dari harga jual
normal. Dalam hal ini, untuk memutuskan menerima atau menolak pesanan
31
khusus tersebut perlu dipertimbangkan biaya diferensial dan pendapatan
diferensial yang mungkin dihasilkan dari pesanan khusus tersebut. Apabila
perusahaan mempertimbangkan untuk menerima pesanan khusus tersebut dan
pada saat itu perusahaan telah beroperasi pada kapasitas penuh, maka pesanan
tersebut akan menambah biaya produksi tetap dan variabelnya. Tetapi apabila
perusahaan belum beroperasi pada kapasitas penuh, dalam arti ada kapasitas
menganggur, maka tambahan produksi atas pesanan khusus tersebut tidak akan
mengakibatkan kenaikan biaya produksi tetap dan hanya menaikkan biaya
variabelnya saja.
Menurut Hansen dan Mowen (2001:282) keputusan pesanan khusus (special
order decision) memfokuskan pada pernyataan apakah pesanan harga khusus
harus diterima atau ditolak. Pesanan – pesanan seperti ini seringkali menarik,
khususnya ketika perusahaan sedang beroperasi di bawah kapasitas produktif
maksimumnya.
Menurut Mulyadi (2001:149) informasi akuntansi diferensial yang relevan
adalah pendapatan diferensial dan biaya relevan. Untuk keputusan khusus
diterima atau ditolak, yaitu :
1. Jika tambahan pendapatan diferensial lebih besar dari biaya diferensial
maka pesanan khusus sebaiknya diterima.
2. Jika tambahan pendapatan diferensial lebih kecil dari biaya diferensial
maka pesanan khusus sebaiknya ditolak.
32
Berikut ini contoh pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak
pesanan khusus PT. Dilla memproduksi produk x dalam pabrik yang
berkapasitas 200.000 satuan per tahun. Untuk tahun anggaran 20X1 perusahaan
merencanakan akan memproduksi dan menjual produk x sebanyak 150.000
satuan dengan harga jual sebesar Rp1.250,00 per satuan. Anggaran biaya untuk
tahun tersebut menunjukkan rincian biaya sebagai berikut :
Per Satuan Total
Biaya variabel :
Biaya produksi variabel Rp 400 Rp 60.000.000
Biaya komersial variabel 120 18.000.000
Biaya tetap :
Biaya produksi variabel 300 45.000.000
Biaya komersial variabel 150 22.500.000
Total biaya Rp 970 Rp 145.000.000
Misalnya, perusahaan menerima atau menolak pesanan khusus (di luar
perusahaan yang reguler) sebanyak 30.000 satuan produk x dari perusahaan
lain. Harga yang diminta oleh pemesan adalah Rp750,00 per satuan.
Jika dilihat sepintas, harga yang diminta oleh pemesan tersebut jauh
berbeda di bawah harga jual yang normal, bahkan berada di bawah biaya penuh
33
produk x tersebut, sehingga seolah – olah dengan penerimaan pesanan khusus
tersebut perusahaan akan menderita kerugian.
Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan
khusus, informasi akuntansi diferensial yang relevan adalah pendapatan
diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial (yaitu tambahan
pendapatan dengan diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya maka pesanan khusus sebaiknya diterima. Di lain
pihak, jika pendapatan diferensial lebih rendah dibandingkan dengan biaya
diferensial, maka pesanan khusus sebaiknya ditolak. Jika dianalisis lebih
mendalam dengan mendasarkan informasi akuntansi diferensial sebagai
berikut:
Pendapatan diferensial :
30.000 satuan x Rp750 Rp22.500.000
Biaya diferensial :
Biaya produksi variabel Rp12.000.000
Biaya komersial variabel 3.600.000
15.600.000
Laba diferensial Rp 6.900.000
Maka dalam keadaan tersebut diatas, PT Dilla sebaiknya menerima pesanan
khusus.
34
2.2.6 Pengertian Pengambilan Keputusan
Menurut Salusu (2002:45), Pengambilan keputusan adalah proses
memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi.
Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Mengambil
keputusan memerlukan satu seri tindakan, membutuhkan beberapa langkah.
Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua
pengertian, yaitu :
1. Penetapan tujuan yang merupakan terjemahan dari cita – cita, aspirasi.
2. Pencapaian tujuan melalui implementasinya.
Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan dan ini
semua berintikan pada hubungan kemanusiaan.
2.2.7 Pengertian Akuntansi Manajemen
Berkembang atau tidaknya suatau perusahaan sangat tergantung pada
manajemen dalam mengelola perusahaannya. Dalam perusahaan tersebut manajer
membutuhkan informasi. Informasi sangat penting bagi proses manajemen dan
akuntansi adalah salah satu informasi yang penting bagi perusahaan. Pengertian
yang baik atas akuntansi sangat diperlukan oleh para manajer untuk melakukan
peranan operasionalnya secara kompeten dan bertanggungjawab.
Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi-transaksi keuangan perusahaan untuk disajikan dalam laporan keuangan.
Akuntansi manajemen diperlukan untuk disajikan dalam laporan keuangan.
Akuntansi manajemen diperlukan oleh manajer untuk menyediakan informasi
35
yang dibutuhkan dalam melaksanakan fungsinya, yaitu melaksanakan proses
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Menurut Hansen dan
Mowen (2007:6), fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a The detailed formulation of action to achieve a particular end is the
management activity called planning.
b The managerial activity of monitoring a plant’s implementation and taking
corrective action as needed us referred to as controlling.
c The process of choosing among competition alternatives is decision making.
Menurut Hilton (2008:4), akuntansi manajemen adalah “The process
of identifiying meansuring, analyzing, interpreting, and communication
information in pursuit of an organization’s goals”.
Manajemen dalam upayanya mengelola sumber daya perusahaan
melakukan aktivitas seperti perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Hali ini sesuai dengan pernyataan Hansen dan Mowen (2007:5) bahwa
“Management process describe the function of carried out by managers. It
include the following activities : (1) planning, (2) controlling, and (3) decision
making”. Proses pengambilan keputusan merupakan suatu pemilihan diantara
beberapa alternatif tindakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang
sedang dihadapu langkah penting dalam proses pengambilan keputusan agar dapat
dicari alternatif penyelesaianya dan dipilih alternatif yang paling baik. Agar hasil
dari pengambilan keputusan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan perusahaan,
keputusan yang diambil harus didasarkan pada informasi yang tepat dan relevan.
36
Di dalam mengelola perusahaan, manajemen memerlukan suatu sistem informasi
yang dapat menyajikan informasi yang berguna untuk berbagai tujuan.
Informasi yang disediakan akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan
dimana membantu manajer melakukan perencanaan secara efektif, mengarahkan
operasi sehari-hari dan mencapai penyelesaian terbaik sehubungan dengan
masalah operasi yang dihadapi oleh perusahaan.
Selain informasi yang bersifat keuangan, manajemen juga
memerlukan informasi lain yang tersedia melalui sistem informasi manajemen.
Akuntansi manajemen mengolah data perusahaan untuk disajikan kepada para
pengambil keputusan khususnya pihak intern perusahaan dimana tidak dibatasi
oleh prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Prinsip atau ukuran dari berhasilnya suatu akuntansi manajemen
adalah adanya manfaat, yaitu apabila suatu informasi atau suatu prinsip
pengukuran tertentu ternyata bermanfaat untuk tujuan – tujuan tertentu pihak
perusahaan.
2.2.8 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
Akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan
dan penyajian dengan cara tertentu transaksi-transaksi keuangan di dalam
perusahaan atau organisasi serta penafsiran terhadap hasilnya.
Akuntansi dimana kegiatannya bertujuan untuk menyediakan
informasi biaya bagi manajemen disebut sebagai akuntansi biaya. Dalam ilmu
akuntansi terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain
37
Hansen dan Mowen (2007:35) yang berpendapat “Cost is the cash or cash
equivalent value sacrificed goods and services that expected to bring a current or
future benefit to the organization”.
Sedangkan Mulyadi (2009:7) berpendapat : “Biaya adalah objek yang
dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Dalam arti luas
adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
2.2.9 Peranan Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan
Informasi akuntansi merupakan input penting bagi berbagai pihak
yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Informasi ini bisa berasal dari perusahaan sendiri maupun dari luar perusahaan.
Informasi akuntansi merupakan salah satu informasi diferensial yang ahrus
dipertimbangkan perusahaan. Jika manajer memilih salah satu alternatif diantara
berbagai alternatif pilihan penyelesaian masalah, maka sebenarnya ia
mengahadapi resiko karena alternatif yang dipilih tersebut bukan alternatif terbaik
atau atlernatif tersebut mungkin dapat menyelesaiakan masalah yang ada.
Manajemen membutuhkan informasi yang mendukung setiap
alternatif penyelesaian yang telah dirumuskan. Informasi akuntansi yang
dugunakan manajer dapat berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan. Pada
saat manajer melakukan pengambilan keputusan, sebenarnya manajer menghadapi
resiko karena alternatif yang dipilih mungkin bukan alternatif penyelesaian yang
paling baik untuk masalah yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, manajer
38
harus mengumpulkan informasi yang benar – benar berguna untuk membantu
proses pengambilan keputusan.
Menurut Hilton (2008:586), kriteria yang harus digunakan oleh
akuntansi manajemen dalam mendesain sistem informasi akuntansi yang
menyediakan data pengambilan keputusan ada tiga yaitu :
a Relevance
Informasi relevan jika informasi tersebut berhubungan dengan sebuah masalah
keputusan. Keputusan yang berbeda biasanya akan membutuhkan data yang
berbeda pula.
b Accuracy
Informasi yang berhubungan dengan masalah keputusan harus akurat, jika
tidak informasi tersebut akan sedikit manfaatnya. Hal ini berarti informasi
harus tepat.
c Timeliness
Data yang relevan dan akurat akan bernilai lebih jika data tersebut diperoleh
tepat waktu, yaitu tersedia pada saat diperlukan untuk sebuah pembuatan
keputusan.
Dalam penyediaan informasi untuk membantu manajemen di dalam
mengelola perusahaan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan manajemen
yaitu tentang sifat-sifat informasi yang dihasilkan akuntansi biaya untuk bertujuan
pengambilan keputusan khusus. Sifat-sifat informasi ini melengkapi karakteristik
informasi yang telah disebut dimuka.
39
Horngren dan Sundem (2002:168) mendefinisakan pengambilan
keputusan yaitu : “Essentially choosing among several courses of action, the
available actions are determined by an often time-consuming formal or informal
search and screening process, perhaps carried on by a company team that
includes engineers, accountants, and operating exercutives”.
Keputusan yang diambil didasarkan pada perbedaan efek tiap
alternatif terhadap kenerja dimasa mendatang. Terhadap data masa depan yang
diharapkan, hanya yang berbeda diantara alernatif-alternatif yang relevan terhadap
keputusan. Dalam pengambilan keputusan, biaya selalu merupakan faktor kunci.
Biaya dari suatu alternatif harus dibanding dengan biaya alternatif yang lain, agar
dapat mengambil keputusan dengan baik, harus dipisahkan informasi relevan dan
tidak relevan sehingga informasi yang tidak relevan bisa disisihkan dari kerangka
kerja keputusan.
2.3 Proposisi
Pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus
dengan konsep biaya diferensial menggunakan metode penentuan harga pokok
variabel akan dapat menentukan suatu tindakan yang berpengaruh pada kinerja
atau peforma perusahanan, keputusan yang salah akan mengakibatkan suatu
kerugian yang besar dan bahkan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam
pengambilan keputusan, sasaran jangka pendek adalah pencarian laba yang
maksimal bagi perusahaan.
40
Perusahaan dapat menerima pesanan khusus tersebut apabila
pendapatan diferensial (yaitu tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan
khusus tersebut) lebih tinggi dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu
tambahan baiaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut). Di lain pihak jika
pendapatan diferensial lebih rendah dibandingkan dengan biaya diferensial, maka
pesanan khusus sebaiknya ditolak.
2.4 Kerangka Pemikiran
Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan, manajemen
diharapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai
macam alternatif yang tersedia. Oleh karena itu manajemen menyiapkan data yang
dianggap perlu sebagai dasar dalam menentukan alternatif mana yang akan
dipilih.
Suatu biaya disebut relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan
tujuan perekayasaan biaya. Jika manajemen bermaksut mengetahui harga pokok
produk yang diproduksi dalam bulan tertentu, maka ia mengumpulkan biaya
produksi sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk produksi dalam bulan yang
bersangkutan. Biaya produksi sesungguhnya tersebut merupakan biaya relevan
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pengumpulan informasi biaya
tersebut. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan alternatif
masa yang akan datang. Informasi yang relevan adalah informasi yang akan
datang dan yang berada diantara alternatif yang akan dipilih.
Keputusan untuk memilih menolak atau manerima pasanan khusus
yang ada, para manajer menggunakan proses yang dinyatakan pada gambar 2.1
41
Langkah pertama, yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi biaya – biaya
yang ada pada perusahaan. Kemudian biaya – biaya tersebut diklasifikasikan
berdasarkan perilakunya. Mengumpulkan data dalam pengambilan keputusan
merupakan salah satu tugas terpenting akuntan manajemen dalam sebuah
perusahaan. Pada tahap ini dicari semua informasi yang berkaiatan dengan biaya –
biaya yang harus dikeluarkan oleh masing – masing alternatif dan juga dicari
informasi tentang pendapatan yang mungkin akan diperoleh dari alternatif –
alternatif tersebut. Pada tahap kedua, dari data – data tersebut kemudian dilakukan
rancangan biaya diferensial dengan menyusun laporan biaya diferensial sampai
dengan ditentukannya laba dari pesanan khusus. Cara menentukan laba dari
pesanan khusus tersebut yaitu dengan mengklasifikasikan antara biaya dan
pendapatan yang relevan dan tidak relevan dalam pengambilan keputusan,
kemudian menjumlahkan total biaya dan pendapatan relevan dari masing –
masing alternatif. Dengan mengetahui jumlah biaya masing – masing alternatif
akan didapatkan biaya diferensialnya.
Serta pada tahap terakhir, adanya pengambilan keputusan menerima
atau menolak pesanan khusus.
42
Gambar 2.1 Proses menolak atau manerima pesanan khusus
Identifikasi Biaya
Rancangan Penyusunan Biaya Diferensial
Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak
Pesanan Khusus