pengertian supervisi

19

Click here to load reader

Transcript of pengertian supervisi

Page 1: pengertian supervisi

Kegiatan 5

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN SEJARAH SUPERVISI PENDIDIKAN

A. PENGANTARPada Kegiatan 2 telah diuraian bahwa pengawas adalah guru

yang diangkat dalam jabatan pengawas, yang merupakan karirfungsional yang terhormat dan tertinggi karena kedudukannya sebagaipembina kegiatan guru dan sekolah pada umumnya . Pengawasadalah sebutan yang diberikan untuk kekerjaan supervisi, di mana jabatan ini sudah dikenal lama dalam dunia pendidikan, namunmaknanya sangat tergantung dengan perjalanan sejarah duniapendidikan itu sendiri.

Dalam ilmu administrasi, terutama administrasi pendidikankedudukan manusia sangat menentukan, karena itu diperlukan su-pervisi sebagai suatu "pendekatan" yang paling tepat terhadapmanusia yang melaksanakan kegiatan administrasi. Alasannya, karenamanusia bukanlah mesin atau robot yang tugasnya hanya setakatmenjalankan instruksi, atau program, tetapi juga makhluk yang"bernyawa", yang sama sekali berbeda dengan "makhluk" lain, iapunya perasaan, punya keterbatasan, baik secara fisik maupunpsikhis, yang ikut menentukan "warna awal dan akhir sebuahpekerjaan".

Berdasarkan pemikiran di atas maka manusia dalamadministrasi dan manajemen tidak hanya dipandang sebagai subjektetapi juga objek. Atau dengan kata lain, selain sebagai pelaku jugapenerima perlakuan. Sekaligus hal ini memberikan perbedaan antaraadministrasi pendidikan dan administrasi perusahaan yang objeknyalebih dominan barang atau benda mati, sedangkan manusia bukanhanya sekedar bernyawa, tapi mahkluk yang paling canggih yangperlu perlakuan khusus, karena itu supervisi dapat dikatakan satuperlakuan khusus kepada manusia kerja.

Pentingnya "supervisi" dewasa ini didasari atas kecenderunganperlakukan yang kurang sehat terhadap guru sebagai manusia ataubentuk penyalahgunaan sumberdaya manunsia, atau lebih tepatpengurasan sumberdaya manusia. Artinya, guru terlalu diperlakukansebagai objek bukan subjek. Misalnya, guru harus mengajar sesuaidengan target kurikulum, membuat satuan pelajaran, membuatlembaran kerja siswa, melaksanakan macam-macam tes danmencatatnya, melaksanakan les, menjadi wali kelas, menjadi piket,sementara waktu yang tersedia hanya sedikit -- sampai mimpinyaguru juga dalam kondisi mengajar.

Anehnya, apabila ada kelemahan kurikulum maka dianggapkelemahan guru, padahal guru tak ikut menyusun kurikulum. Gurutidak punya jalur untuk menyampaikan kelemahan kurikulum.

1Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 2: pengertian supervisi

Sebenarnya kepala sekolah yang dapat menampung semua itu,namun ia lebih banyak tergelam dengan urusan pengorganisaisian,sehingga guru seperti "ayam kehilangan induk." Banyak kepalasekolah lupa akan fungsinya sebagai supervisor, mereka lebih banyakberlagak seperti komandan perang ketimbang seorang pemimpin(leader).

Apalagi ada oknum kepala sekolah dan pejabat pendidikan yang"separoh hati" dalam membina guru. Di suatu pihak merekamenyuarakan pentingnya peningkatan mutu guru, tapi di lain pihakmereka menekannya. Misalnya, guru yang tugas belajar dipotongtunjangannya tanpa ada kovensasi; kalau ada tunjangan tambahandicari-cari jalan memotongnya atau paling kurang memperlambatpenyerahahnya. Malah ada guru yang ingin kuliah dengan biaya, tapiterpaksa dicari "peraturan yang bisa mengganjalnya". Yangmenyedihkan kalau sampai pada urusan naik pangkat. Misalnya untukmemenuhi kredit harus melakukan macam-macam, tapi waktunyaterbatas. Apalagi disuruh sekolah sambil mengajar. Di suatu pihakbaik, tapi di lain pihak dapat mengurangi umur sehat guru.

Bukan hanya itu yang ditimpakah kepada guru, ada lagimisalnya kalau terjadi perkelahian pelajar dianggap kelalaian guru,padahal tidak terjadi di sekolah. Kalau siswa tidak naik kelas atautidak lulus dianggap guru tak pandai mengajar, padahal sudah dariawal orang tua diberi tahu, tapi orang acuh.

Atas dasar uraian di atas maka supervisi pendidikan harusdiberikan kepada calon guru dimulai dari pengertian, ruang lingkup,sejarah, dan latar belakang pentingnya supervisi pendidikan. Mudah-mudahan dapat membantu mahasiswa menghubungkan materi yangsudah dipelarinnya di dalam Dasar-Dasar Administrasi Pendidikandengan materi ini.

Setelah mahasiswa mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswadapat:1. Menyebutkan pengertian supervisi pendidikan; 2. Menjelaskan ruang lingkup supervisi pendidikan; 3. Menceritakan sejarah singkat supervisi pendidikan; 4. Menyebutkan latar belakang pentingnya supervisi pendidikan.

B. URAIAN1. Pengertian Supervisi Pendidikan

Istilah supervisi pendidikan dibangun dari dua kata: supervisidan pendidikan. Dalam uraian-uraian berikut hanya istilah supervisiyang lebih banyak diberbicarakan dari pendidikan, karena istilahpendidikan (education) lebih lengkap telah dikupas habis dalam matakuliah Dasar-Dasar Kependidikan. Supervisi adalah istilah yang relatifbaru dikenal di dunia pendidikan di Indonesia (lihat sejarah supervisi),karena itu perlu uraian secara lengkap tentang pengertiannya, yangakan dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu dari sudut etimologis,

2Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 3: pengertian supervisi

morfologis, dan semantik. Secara etimologis, kata supervisi berasal dari bahasa Inggris,

yaitu supervision, artinya pengawasan (Echols, 1983: 569). Oteng(1983: 222) mengatakan bahwa penggunaan istilah supervisi seringdiartikan sama dengan directing atau pengarahan. SementaraSuharsimi (1988: 152) mengatakan bahwa memang sejak dulubanyak orang menggunakan istilah pengawasan, penilikan ataupemeriksaan untuk istilah supervisi, demikian pula pada zaman Belanda orang mengenal istilah inspeksi.

Secara morfologis, kata supervisi terdiri atas dua kata, superdan visi (super dan vision). Menurut Ametembun (1981: 1) superberarti atas atau lebih, sedangkan visi berarti lihat, tilik, dan awasai.Jadi supervisi berarti melihat, menilik dan mengawasi dari atas; atausekaligus menunjukan bahwa orang yang melaksanakan supervisiberada lebih tinggi dari orang yang dilihat, ditilik, dan diawasi.

Secara semantik, para ahli memberikan berbagai corak definisi,tapi pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut (Wiles,1955: 8) "Supervision is assistance in the development of a betterteaching-learning situation" (supervisi adalah bantuan dalampengembangan situasi mengajar yang lebih baik. Neagley dalamPidarte (1986: 2) menyebutkan bahwa supervisi adalah layanankepada guru-guru di sekolah yang bertujuan untuk menghasilkanperbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum.

Menurut Mc. Nerney (dalam Sahertian, 1982: 20) mengartikan supervisi sebagai prosedur memberi arah serta mengadakan penilaiansecara kritis terhadap proses pengajaran.Sedangkan Poerwanto(1986: 84) menyatakan, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaanyang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolahlainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalahmelakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakanfungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisimanajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal adatiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja

kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program

sekolah beserta pengembangannya,3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program

pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholdersekolah.Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa istilah supervisi

mengandung makna banyak, tapi mengandung makna yang sama,misalnya bantuan, pelayanan, memberikan arah, penilaian,pembinaan, meningkatkan, mengembangkan dan perbaikan. Dengankata lain, istilah supervisi dipertentangkan dengan makna mengawasi,menindak, memeriksa, menghukum, mengadili, inspeksi, mengoreksi,

3Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 4: pengertian supervisi

dan menyalahkan. Dengan demikian istilah supervisi "tidak sama"dengan istilah controlling, inspection (inspeksi), dan directing(mengarahkan).

Perlu ditegaskan bahwa yang menjadi objek utama supervisi disekolah adalah guru, walaupun semua orang di sekolah dikenaisupervisi itu hanyalah objek perantara. Isyarat lain dari pendapat-pendapat di atas, adalah penting adanya administrasi yang baik dalamkegiatan supervisi, karena itu diperlukan suatu administrasi supervisi,terutama yang menyangkut fungsi utamanya, yaitu perencanaan,pengorganisian, penyelenggaraan dan pengawasan supervisi itusendiri.

2. Ruang Lingkup Supervisi PendidikanSeperti yang dijelaskan di atas, bahwa materi supervisi

pendidikan telah mulai diperkenalkan mata kuliah Dasar-DasarAdministrasi Pendidikan, yang menunjukkan bahwa materi supervisitidak terlepas dari Administrasi Pendidikan pada umumnya. Rifai(1982: 124) mengatakan, bahwa di mana ada administrasi harus adasupervisi, dan jika ada supervisi tentu ada suatu yang dilaksanakan,ada administrasi sesuatu.

Dengan demikian, kedudukan supervisi pendidikan samapentingnya dengan administrasi pendidikan, namun secara hirarkissupervisi merupakan salah satu fase atau tahap dari administrasi.Thomas H Briggs dalam Rifai (1982: 225) menegaskan, bahwasupervisi merupakan bagian atau aspek dari administrasi. Khususnyayang mengenai usaha peningkatan guru sampai kepada tarafpenampilan tertentu.

Sarwoto (1985: 104) menjelaskan bahwa secara teoritis yangmenjadi objek supervisi ada dua aspek, yaitu:A. Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja,

moral kerja, kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi,kerajinan, kecakapan kerja, kemampuan dalam bekerja sama,watak;

B. Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja (cara mengajar),metoda pendekatan terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasilkerja. Pendapat Sarwoto ini secara jelas membedakan apa yang

menjadi objek pengawasan (controlling) dan supervisi (supervision).

FUNGSI ADMINISTRASI

1. Perencanaan (planning)2. Pengorganisasian (organizing)3. Penyelenggaraan (actuating)4. Pengawasan (controlling) FUNGSI CONTROLLING:

4Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 5: pengertian supervisi

1. Inspeksi (inspection)2. Supervisi (supervision)

SASARAN CONTROLLING:

1. Men (manusia)2. Money (uang)3. Material (materi/ bahan) 4. Method (metode/ kurikulum)5, Mechine (mesin, peralatan)6. Market (pasar)

SASARAN SUPERVISI:

1. Men (manusianya)2. Activities (kegiatannya)

Uraian di atas menunjukkan bahwa antara supervisi dancontrolling memang mempunyai hubungan yang erat, atau dapatdikatakan supervisi adalah bagian dari kegiatan controlling(pengawasan), sedangkan kegiatan supervisi lebih dititikberatkanpada aspek manusia. Selanjutnya Supandi (1986: 29) menegaskan,supervisi lebih banyak diartikan orang sebagai salah satu fungsipengawasan pendidikan. Oteng (1983: 203) pula menyebutkan,bahwa controlling adalah fungsi administrasi dalam manaadministrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai denganyang dikehendaki. Ia meliputi pemeriksaan apakah semua berjalansesuai dengan rencana yang dibuat, instruksi-instruksi yangdikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dengan demikianruang lingkup supervisi pendidikan terdiri atas dua bagian. Pertama,supervisi tidak langsung atau supervisi makro atau supervisipengajaran. Kedua supervisi yang bersifat langsung atau supervisimikro yang sekarang dikenal dengan supervisi klinis.

Supervisi makro adalah supervisi pengajaran, yang merupakanrangkaian kegiatan pengawasan pendidikan yang ditujukan untukmemperbaiki kondisi-kondisi, baik personil maupun material yangmemungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baikdemi tercapainya tujuan pendidikan (Poerwanto, 1986: 99). Harahap(1983: 8) merinci ruang lingkup supervisi pendidikan sebagai berikut:a. Supervisi dalam administrasi personalia untuk melihat apakah

ada kartu pegawai, soal kenaikan pangkat, soal pembagiantugas dan lain-lain.

b. Supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat sepertikursi, meja, ruang belajar, papan tulis dan lain-lain.

c. Supervisi dalam penyelenggaraan perpustakaan, yaitu soalkondisi buku, pelayanan, ketertiban, dan lain-lain.

d. Supervisi dalam administrasi keuangan, seperti ingin melihat

5Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 6: pengertian supervisi

apakah pengeluaran sesuai dengan aturan, ketepatanpembayaran gaji atau honor lainnya kepada pegawai dan guru.

e. Supervisi dalam pengelolaan kafetaria, yaitu soal kebersihantempat dan makanan, serta soal ketertiban siswa yang jangansampai menjadi tempat bermain, bolos dan merokok.

f. Supervisi dalam kegiatan ko kurikuler, apakah sampaimengganggu kegiatan belajar siswa, kesehatan, dan keamanan.

Supervisi klinis adalah supervisi yang pelaksanaannya dapatdisamakan dengan "praktek kedokteran", yaitu hubungan antarasupervisee dan supervisor ibarat hubungan antara pasien dengandokter (uraian lengkap pada kegiatan tersendiri).

Suatu hal yang perlu ditegaskan, bahwa tidak semua orang yangmembantu meningkatkan proses belajar mengajar dapat disebutsupervisor. Misalnya PT. CALTEX memberikan bantu buku, alatpelajaran dan laboratorium sekolah, namun kegiatan dapat dikatakansupervisi, tapi ia bukanlah supervisor.

3. Sejarah Supervisi Pendidikan

3.1. Sejarah lahirnya Istilah Supervisi Pendidikan Seperti dikatakan di muka bahwa Supervisi adalah istilah yang

dapat dikatakan baru dikenal di dunia pendidikan di Indonesia. Istilahini muncul diperkirakan pada awal tahun 60-an, atau pada duadasawarsa terakhir ini (Arikunto, 1988: 152). Diperkenalkannya istilahsupervisi seiring dengan diberikannyanya mata kuliah administrasipendidikan di beberapa IKIP di Indonesia, yang kemudian disusul puladengan dijadikannya administrasi pendidikan sebagai mata pelajarandan bahan ujian pada SGA/SPG pada tahun ajaran 1965-1966, jaditidaklah mengherankan kalau ada dari kalangan pendidik sendirimasih ada asing dengan istilah ini, terutama bagi mereka yangmenamatkan pendidikan guru, baik di tingkat menengah keguruanmaupun pendidikan tinggi pada sebelum tahun 70-an.

Di Indonesia, sebenarnya aktivitas semacam supervisi sudahlama dikenal, tapi sayang sekali kesannya memang agak kurang enak,karena pelaksanaannya yang lebih cenderung hanya untuk mencarikesalahan dan kekurangan guru dalam mengajar. Pada waktu ituaktivitas itu dikenal dengan istilah inspeksi, yang diwariskan olehBelanda sewaktu menjajah Indonesia selama lebih kurang 3,5 abad.

Pada zaman penjajahan Belanda, orang yang memeriksasekolah dasar (SD) mereka sebut dengan "Schoolopziener", yaitubertugas memeriksa seluruh mata pelajaran di sekolah dasar yangmenggunakan pengantar bahasa Belanda, sedangkan mata pelajaranlain diperiksa oleh petugas yang mereka sebut inspektur, yang jugaorang belanda sendiri.

Menurut Harahap (1983: 6) bahwa pada zaman penjajahanJepang ada sebutan Shigaku, yaitu istilah yang dipakai tugas penilik

6Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 7: pengertian supervisi

sekolah dasar, tapi sayang sekali istilah ini tidak begitu lama melekatdi kalangan pendidik Indonesia, yang mungkin dikarenakan Jepangtidak terlalu lama menjajah Indonesia, yaitu lebih kurang 2,5 tahunsaja.

Setelah Indonesia merdeka, istilah Inrspektur pernah dipakaiuntuk beberapa waktu, tetapi kemudian diubah dengan sebutanpengawas untuk tingkat sekolah lanjutan dan penilik untuk sekolahdasar. Seiring dengan itu muncul pula sebutan baru, yaitu supervisi,yang berasal dari bahasa Inggris, supervision, yang diperkenalkanoleh orang-orang yang pernah belajar di Amerika Serikat.

Menurut Soetopo (1984: 63), di Amerika Serikat aktivitassupervisi baru muncul pada permulaan zaman kolonial, yaitu padasekitar tahun 1654. "The General Court of chusetts bay coloni"menyatakan bahwa pemuka-pemuka kota bertanggung jawab atasseleksi dan pengaturan kerja guru-guru, gerakan dapat danggapsebagai cikal bakal lahirnya konsep yang paling dasar untukperkembangan supervisi moderen. Kemudian pada tahun 1709, diBoston, a comite of laymen mengunjungi sekolah-sekolah untukmengetahui penggunaan metode pengajar oleh guru-guru, kecakapansiswa, dan merumuskan usaha-usaha memajukan pengajaran danorganisasi-organisasi sekolah yang baik.

Selanjutnya, perkembangan dan pertumbuhan sekolahdipengaruhi pula oleh bertambahnya jumlah penduduk, yangmembuat dibutuhkanya tambahan tenaga guru yang lebih besar, yangada di antara mereka yang dipilih menjadi kepala sekolah, tapi kepalasekolah pada waktu itu belum berfungsi sebagai supervisor. Namunpada perkembangan selanjutnya baru, terutama setelah bertambah-nya aktivitas sekolah, maka didirikanlah kantor superintendent disekolah-sekolah, yang mengakibatkan adanya dua unsur pimpinan disetiap sekolah.

Kewenangan kedua unsur pimpinan di sekolah itu tidak begitucepat berkembang, tapi baru setelah pada awal abad ke-19, di manaterjadi pengurangan beban pengajar kepala sekolah, supaya merekalebih banyak mencurahkan waktu untuk membantu pekerjaan guru dikelas. Sehingga dapat dikatakan dari sinilah dimulainya dua fungsikepala sekolah, yaitu sebagai administrator dan supervisor di sekolah.

Di dunia pendidikan Indonesia, diterapkannya secara formalkonsep supervisi diperkirakan sejak diberlakukannya KeputusanMenteri P dan K, RI. Nomor: 0134/1977, yang menyebutkan siapasaja yang berhak disebut supervisor di sekolah, yaitu kepala sekolah,penilik sekolah untuk tingkat kecamatan, dan para pengawas ditingkat kabupaten/ Kotamadya serta staf kantor bidang yang ada disetiap propinsi.

Di dalam PP Nomor 38/Tahun 1992, terdapat perubahanpenggunaan istilah pengawas dan penilik. Istilah pengawasdikhususkan untuk supervisor pendidikan di sekolah sedangkan penilikkhusus untuk pendidikan luar sekolah.

7Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 8: pengertian supervisi

Kedudukan pengawas semakin penting setelah keluar UU.Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; PP Nomor19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; PP Nomor 38Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah,Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota; SemuaPermendiknas tentang 8 Standar Nasional Pendidikan; PermendiknasNo. 12 Th. 2007 tentang Standar Kompetensi PengawasSekolah/Madrasah, SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentangjabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya;Keputusan bersamaMendikbud nomor 0322/O/1996 dan Kepala Badan AdministrasiKepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang petunjukpelaksanaan jabatan fungsional pengawas; Keputusan Mendikbudnomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatanfungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya; PermendiknasNomor 39/Tahun 2009 tentang pemehunan beban kerja guru danpengawas satuan pendidikan.

Standar mutu pengawas yang telah ditetapkan oleh DirektoratJenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga KependidikanDirektorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional(Sudjana, Nana, 2006) bahwa pengawas sekolah berfungsi sebagaisupervisor baik supervisor akademik maupun supervisor manajerial.Sebagai supervisor akademik, pengawas sekolah berkewajiban untukmembantu kemampuan profesional guru agar guru dapatmeningkatkan mutu proses pembelajaran. Sedangkan sebagaisupervisor manajerial, pengawas berkewajiban membantu kepalasekolah agar mencapai sekolah yang efektif. Pembinaan danpengawasan kedua aspek tersebut hendaknya menjadi tugas pokokpengawas sekolah.(uraian lebih lanjut dalam bagian tersendiri).

Semua produk hukum itu mengarahkan bahwa kedudukanpengawas bukan hanya sebagai jabatan buangan dan pajangan dikantor dinas pendidikan, tetapi mempunyai fungsi penggerakkemajuan pendidikan di sekolah. Sebagaimana guru, pengawas jugaharus memulai pekerjaan dengan perencanaan, pelaksanaan dandiakhir dengan pelaporan tertulis yang akan dibicara dalam bagiantersendiri.

3.2 Latar Belakang Pentingnya Supervisi di SekolahDunia pendidikan dewasa ini terasa seperti berpacu dengan

perkembangan teknologi, sosial, ekonomi, politik, pertahanan dankeamanan yang sangat cepat yang menuntut penyusuaian-penyesuaian kehidupan, termasuk kehidupan di dunia pendidikan, dimana guru sebagai ujung tombaknya, yang harus siap bukan hanyadalam pelaksanaan tugas, tapi juga yang lebih penting adalahkesiapan secara pribadi, karena penampilan di muka kelas selalumencerminkan sikap hidupnya secara keseluruhan, yang menurutpengalaman besar pengaruhnya terhadap proses belajar mengajar.

Profesi guru sekarang benar-benar dituntut profesional dalam

8Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 9: pengertian supervisi

arti harus mengerjakan tugas, karena guru terus dipantau oleh prosespemberian tunjangan yang mengharuskan mereka mengajar sesuaidengan bidang ilmunya dan dengan jam tatap muka 24 jamseminggu. Sehingga bila tanpa bimbingan dari kepala sekolah danpengawas kurang baik akan mengakibatkan guru kehilangankepercayaan diri

Hal yang lebih terperinci, tentang pentingnya supervisipendidikan pernah dikemukakan oleh Leeper (dalam Soetopo, 1982:1) bahwa setidak-tidaknya ada beberapa hal yang melatarbelakangiperlunya supervisi pendidikan:1. Bahwa dalam perubahan sosial dewasa ini perlu diperhatikan

dimensi baru, yaitu perubahan teknologi ruang angkasa. 2. Susunan Internasional yang berubah dari polarisasi kekuatan

pluralisme dalam kekuatan.3. Berkembangnya sains dan teknologi yang semakin pasat.4. Urbanisasi yang meningkat, menyebabkan masalah baru dalam

pendidikan.5. Adanya tuntutan hak-hak azasi manusia yang juga

menyebabkan problem bagi para pendidik yang memerlukanpemecahan secara rasional.

6. Akibat adanya pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yangmenyebabkan adanya:a. Daerah-daerah miskin dan daerah-daerah kaya.b. Adanya banyak waktu luang.c. Kecendrungan muda mudi memerlukan pendidikan umum

dan kejuruan untuk dapat bekerja atau mencari kerjadalam masyarakat.

7. Suburnya birokrasi, dapat menghambat kelancaran dalambidang pendidikan .

Apa yang disebutkan diatas masih sangat relevan sampaisekarang, maka berikut uraian lebih lengkap disertrai contoh-contohyang aktual, yaitu:

a. Perubahan SosialSekarang, perubahan sosial memang sangat dirasakan sekali,

terutama yang disebakan oleh kemajuan teknologi ruang angkasa.Misalnya dengan adanya parabola dan internet (international network)yang memungkinkan orang (peserta didik) yang hanya dalam waktubeberapa detik saja dapat melihat peristiwa dunia dengan segalakeanekaragamannya - yang mencolok dengan keadaan di negaranya,terutama perbedaan nilai dari perilaku sosial.

Tanpa disadari bahwa sebagian siswa sekarang lebih banyakmenghabiskan waktunya di muka televisi dan komputer yang didalam waktu itu, ia bisa bertemu dengan berbagai nilai-nilai hidupyang berasal dari segala penjuru dunia. Sehingga membentuk perilakusosial yang baru, sehingga dapat menyulitkan guru di kelas. Misalnya,

9Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 10: pengertian supervisi

siswa berani mengetes guru, melawan guru dan lain-lain.Perubahan sosial ini ditandai dengan perubahan pandangan

masyarakat terhadap fungsi guru, karena tugas guru mulai diambiloleh "mahluk" lain yang merupakan rekayasa dalam bidang teknologikomunikasi dan elektronika, misalnya dengan adanya jejaringan sosial(facebook) yang sedang marak dewasa ini.

b. GlobalisasiPada beberapa tahun ini istilah globalisasi menggema luar biasa,

yaitu suatu perobahan dunia secara menyeluruh yang mempunyaipengaruh timbal balik secara menyeluruh pula. Misalnya perubahan didaratan Eropa dan Asia, pergolakan di Timur Tengah, dan di RRC,yang mempunyai pengaruh langsung terhadap situasi dunia secarakeseluruhan, yang secara tidak sadar dapat mempengaruhi sistem danisi pendidikan di sekolah.

Dalam keadaan begini memang harus ada kesiapan calon danguru karena perubahan sistem dan isi pendidikan bisa bersifatinsidental atau yang sulit diramalkan bentuknya. Hal ini tentunyamembawa berbagai konsekwensi. Konsekwensi positif adalahterjadinya kerja sama bidang ekonomi, sosial, politik, budaya,pertahanan dan keamanan, sedangkan konsekwensi negatif adalahyang menyangkut masalah moral dan kriminal, misalnya pergaulanbebas, perkosaan, perjudian, narkotika dan lain-lain.

Kerja sama bidang sosial budaya yang telah disepakati dalamaspek pembangunan penyelenggaraan pendidikan dari beberapanegara. Sekolah-sekolah berstandar internasional bermunculan padasemua daerah, di mana guru harus menmpunyai pengetahuan danketerampilan untuk menghadapi siswa dalam peradaban yangberbeda, bahasa termasuk penggunaan peralatan canggih.

Karena itu perlu ada usaha pengenalan peradaban bangsa dunia dan peralatan canggih kepada calon dan guru-guru di instansi danlembaga-lembaga pendidikan dalam tatatan baru ini.

c. Perkembangan Sains dan TeknologiPerkembangan sains dan teknologi sekarang ini benar-benar

telah mengubah fungsi manusia, yang sekaligus mengubah fungsiguru di muka kelas. Di mana guru tidak hanya dituntut dapat berceritadi depan kelas, tapi ia juga diharuskan mempunyai pengetahuan,pengalaman dan keterampilan tambahan untuk dapat memanfaatkanproduk teknologi, baik itu bahan pelajaran, alat peraga, mediapendidikan, seperti film, slide, over head projector (OHP), video, dankomputer. Kemajuan komputer dengan jaringan internet bisamenyediakan berbagai sumber materi pelajaran yang bisa dibaca dandidonwload berupa materi digital.

Selayaknya ada semacam usaha untuk meningkatkanpengetahuan guru dalam bidang-bidang yang disebutkan tadi, baikmelalui latihan atau pendidikan khusus, karena pada satu saat

10Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 11: pengertian supervisi

penggunaan alat-alat itu tidak dapat dielakkan lagi dalam mendukungproses belajar mengajar, yang bukan berarti tugas guru semakinringan, tapi malah justru semakin berat, karena guru apapun harusmempunyai keterampilan teknis dalam bidang elektronik dankomputer paling rendah bisa membuka internet, memiliki email, facebook dan atau website.

d. UrbanisasiUrbanisasi, yang merupakan arus perpindahan penduduk desa

ke kota semakin hari semakin meningkat, terutama di kota-kota yangbanyak menjanjikan pekerjaan. Hal ini bukan hanya di kota-kota besarseperti Jakarta, tapi juga untuk daerah baru seperti di Riau yangsudah terjadi pemekaran provinsi dan kabupaten, yangmengakibatkan heterogennya masyarakat, di mana guru akanberhadapan dengan keragaman perilaku masyarakat, terutamasiswanya.

Munculnya daerah-daerah baru berkembang seperti Pelalawan,Dumai, Siak, Batam, Bintan, Natuna akan menciptakan masyarakatbaru, di kota yang baru yang tidak mudah diramalkan bentukperadaban yang muncul, oleh karena itu guru-guru harus bersiap-siapsecara profesional dengan keadaan itu. Sebab keragaman perilakusiswanya harus dihadapi dengan perilaku yang baru pula.

e. Demokrasi PendidikanDi Indonesia sekarang ini, tuntutan masyarakat untuk

mendapatkan pendidikan yang layak sudah dapat dikatakan mencapaipuncaknya, yang di suatu sulitnya mengadakan sarana dan saranapendidikan dan di pihak lain masih ada masyarakat yang masih belummengerti dengan sistem pendidikan, yang menseleksi peserta didikatas dasar spesifikasi, sehingga kita masih melihat ada orang tua yangmemaksakan kehendaknya, yang mengakibatkan tidak seragamnyasiswa di sekolah, sehingga menyulitkan proses belajar mengajar.Misalnya bergabungnya anak cacat di sekolah-sekolah normal, merekamasih segam memasukkan anak mereka di SDLB (Sekolah Dasar LuarBiasa). Lemahnya sistem seleksi penerimaan siswa baru, baik olehtekniknya maupun kebijaksanaan yang menyertainya, juga menambahheterogennya murid-murid di sekolah, yang sama masalah denganpersoalan di atas.

Dengan adanya komite sekolah juga menambah demokrasipendidikan semakin terbuka akan kehadiran masyarakat untuk ikutdalam pengelolaan sekolah, yang tentunya tidak semudahmembalikkan telapan tangan.

f. Perubahan DaerahPembangunan Pulau Batam dan Pulau Bintan, yang melibatkan

investor dari dalam dan luar secara besar-besaran, telah membuatkedua daerah yang dulunya miskin, kini menjadi daerah

11Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 12: pengertian supervisi

perkembangan ekomoni baru, yang sekaligus menyulitkan danmengejutkan masyarakat setempat, baik guru maupun peserta didik.Persaigan hidup semakin ketat, barang-barang menjadi mahal,standar kehidupan berubah - yang mengakibatkan ada masyarakatyang merasa miskin mendadak, baik karena tidak mempunyaikeahlian maupun karena bekerja di sektor yang tidak diperhitungkandalam perkembangan daerah itu, terutama sektor pendidikan, apalagibagi guru-guru yang berstatus Pegawai Negeri Pusat yangdiperbantukan di daerah, yang hidup hanya dengan penghasilan pas-pasan, di mana menurut pengalaman seorang guru yang berpen-didikan sarjana - yang pegawai negeri di Batam bahwa gaji merekahanya cukup untuk 10 hari, dan sepasang suami istri yang jugakeduanya sarjana yang berkerja di di suatu SMA, bahwa gaji merekayang diangkat dengan pendidikan sarjana juga sulit hidup, apalagimereka sudah pula mempunyai dua orang anak.

Munculnya bencana di Aceh dan Sumatera Barat membuatmengalirnya penduduk ke suatu daerah, misalnya di Riau yang dapatmenimbulkan banyaknya problem sosial, seperti premanisme,kriminalitas, gelandangan dan lainya.

Pembangunan Pulau Batam dan Bintan, juga menimbulkankonsekwensi lain. Seperti banyaknya siswa yang menggunakan waktuluangnya di luar rumah dan sekolah, baik untuk berekreasi maupununtuk mencari keperluan lain. Yang dapat membuat mereka kurangmemperhatian pelajaran.

Munculnya tuntutan dari siswa dari dunia pendidikan agar dapatmemberikan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembanganpembangunan yang sedang berlangsung - yang mengharuskan gurubenar-benar dapat memenuhi keinginan itu, terutama terhadap guru-guru yang mengajar pelajaran yang tidak mempunyai kaitan langsungdengan pembangunan yang sedang di lihat oleh siswa, sepertipelajaran sejarah, PMP, Agama, dan lain-lain.

g. Suburnya BirokrasiBanyaknya prosedur yang harus dilalui dan panjangnya waktu

yang harus ditempuh oleh seorang guru dalam berbagai urusankepegawaiannya, baik itu soal kepangkatan maupun penggajian, telahmenambah beban kerja guru. Sehingga, kadang-kadang dapatmenguras tenaga dan biaya, yang pada puncaknya dapat menganggukehadiran dan penampilan guru di muka kelas, padahal waktu,tenaga, dan biaya hidup masih terbatas.

Dengan adanya perubahan sistem kepegawaian guru darisentralisasi ke desenteraliasi ternyata masih menyisakan birokrasikepegawaian yang panjang. Yaitu dengan ada perpanjangan tanganpusat melalui LPMP, Dinas Propinsi dan kabupaten dan kota. Ternyatatidak mempermudah urusan kepegawaian guru, terutama bukanhanya status kepegawaian tetapi juga soal kepangkatan, penggajiandan honor yang bisa tumpang tindik

12Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 13: pengertian supervisi

h. Guru Muda dan Guru WanitaDi samping hal-hal telah disebutkan di atas, masih ada faktor

lain yang tak kalah pentingnya - yang ikut mempengaruhi tugas guru-guru di sekolah, seperti makin besarnya jumlah guru-guru muda yangbelum berpengalaman, dan banyanya guru-guru wanita di suatusekolah, serta menurunnya prestise guru.

Banyaknya guru muda, terutama yang baru saja menamatkanpendidikan, yang pada umumnya mereka masih belum ber-pengalaman dalam kehidupan di sekolah, di mana merekamemerlukan penangan yang khusus, supaya mereka tidak berbuatmenurut selera muda, yang selalu keluar dari tujuan sekolah,misalnya terlalu mengutamakan kegiatan ekstra kurikuler, sepertiberkemah, rekreasi, bergadang di rumah guru dan lain-lain.

Banyaknya guru-guru wanita di suatu sekolah juga akanmenyebabkan berbagai persoalan, terutama bagi guru-guru yang baruberumahtangga, atau yang mempunyai anak, apalagi guru yanghamil, dan yang sedang menunggu kelahiran, yang apabila terjadidalam waktu bersamaan akan berakibat fatal bagi proses belajarmengajar di sekolah. Di mana dalam keadaan yang demikian memangmemerlukan seorang kepala sekolah yang bijaksana.

Menurunnya prestise guru di mata murid dan masyarakat,terutama disebabkan oleh mulai berperanannya lembaga-lembagapendidikan luar sekolah (PLS) - yang menjajikan langsungketerampilan dan lapangan pekerjaan - yang ditambah lagi denganbanyaknya murid yang mengetahui latar belakang kehidupan gurusampai kepada periuk nasinya di rumah. Apalagi bagi guru yangterlihat secara nyata kemiskinannya, misalnya datang ke sekolahdengan jalan kaki, bersepeda atau dengan angkutan umum,sementara muridnya datang dengan kendaraan pribadi, seperti hondadan mobil. Ada murid yang dapat menghafal pakaian dan sepatugurunya, malah setiap guru diberi gelar sesuai dengan identitasjeleknya.

i. Krisis MoneterKrisis moneter yang melanda sebagian negara-negara Asia

umumnya dan Asia Tenggara khususnya pada awal 1998, bukanhanya memberi pukulan pada pengusaha tapi juga pada pendidik aliasguru. Walaupun krisis ini tidak secara langsung menghantam kegiatanguru di muka kelas, tapi telah menghunjat periuk nasi guru di dapur.

Kenaikan sembilan bahan pokok sebesar 100% sampai 200%benar-benar menantang kehidupan guru -- yang selama ini sudahberusaha hidup perihatin dengan gaji yang ada, ditambah pula denganpengeluaran sampai dua kali lipat, sedangkan untuk datang ke sekolahselain harus mempersiapkan bahan pengajaran harus jugamempersiapkan ongkos "oplet". Apakah dalam keadaan ini guru-gurumasih bisa mengajar dengan baik atau kreatif. Ada kesan krisismoneter tidak pernah reda, ditambah dengan kasus korupsi yang

13Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 14: pengertian supervisi

semakin terkuak, di mana banyaknya uang negara hilang ditanganpenguasa dan pengusaha yang tidak bertanggung jawab.

Tak ada jalan lain, kalau tidak bisa menaikkan gaji adalahmenjaga moral guru agar tetap sehat walafiat melalui supervisi yangbenar dan baik.

C. RANGKUMAN1. Supervisi pendidikan adalah sistem pembinaan guru yang

diarahkan kepada perbaikan, peningkatan, dan pengembanganproses belajar mengajar yang efektif dan efisien;

2. Supervisi pendidikan adalah salah satu fase dari fungsipengawasan pendidikan yang khusus ditujukan kepada aspekmanusia dan kegiatannya.

3. Istilah supervisi tidak sama dengan controlling dan actuating.4. Ruang lingkup supervisi pendidikan mencakup dua hal, yaitu

supervisi mikro dan supervisi makro.5. Supervisi mikro lazim disebut dengan supervisi klinis, sedangkan

supervisi makro disebut dengan supervisi pengajaran.6. Orang yang berfungsi secara formal melaksanakan supervisi

disebut supervisor, dalam dunia pendidikan Indonesia dikenaldua istilah yaitu pengawas untuk pendidikan sekolah dan penilikuntuk pendidikan luar sekolah, juga ada yang disebut denganguru inti. Dalam dunia industri dan perusahaan dikenal pulasebutan mandor, dan superintendent. Orang yang dikenaisupervisi dinamakan supervisee.

7. Pentingnya supervisi pendidikan dewasa ini dilandasi olehsemakin rumitnya permasalahan pendidikan dan permasalahankehidupan.

D. TUGAS

Latihan 1 :Buatlah ringkasan dalam bentuk "bagan" yangmenggambarkan hubungan antara pengawasan(Controlling) dengan supervisi.

Latihan 2 : 1. Buatlah 10 kesalahan kepala sekolahterhadap guru.

2. Buatlah 10 kesalahan guru terhadap kepalasekolah.

3. Berikan 3 contoh konkrit bentuk pengurasantenaga guru di sekolah.

4. Apa ukuran kesejahteraan guru.

Catatan: Semua tugas harus diketik rapi tanpa dikulit tebal dandiserahkan sesuai tepat pada waktunya.

DAFTAR PUSTAKA

14Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 15: pengertian supervisi

Aman, Syofyan. (1980). Perkembangan organisasi pengurusan se-kolah-sekolah di Indonesia. Jakarta: Kurnia Esa.Ametembun, N.A. (1981a). Guru dalam administrasi sekolah. Ban-

dung: IKIP Bandung.--------------.(1981b). Supervisi pendidikan. Bandung: Suri.Arikunto, Suharsimi. (1988). Organisasi dan administrasi pendidikan

teknologi dan kejuruan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti,Depdikbud.

Atmosudirdjo, Prajudi S. (1985). Dasar-dasar ilmu administrasi.Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Atmosudirdjo, Prajudi S. (1970). Beberapa pandangan umum:Pengambilan keputusan (Descision Making). CetakanPertama Juli. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

--------, (1985). Dasar-dasar ilmu administrasi. Jakarta: PT. GhaliaIndonesia.Balai Pustaka. (1989). Pedoman umum penyelenggaraaan adminis-

trasi sekolah mengengah. Jakarta: Balai Pustaka.----------------, (1990). Angka kredit bagi jabatan guru dalam ling-

kungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: BalaiPustaka.

Dekdikbud, (1982). Kepemimpinan Pendidikan, P3G, Dekdikbud,Jakarta.

----------------. (tanpa tahun). Pedoman Supervisi, Depdikbud,Jakarta.

Enchols, John, M, Shadily, Hassan. (1983). Kamus Bahasa InggerisIndonesia, PT. Gramedia, Jakarta.

Effendi. Uchjana, Onong. (1084). Sistem Informasi dalam Manajemen,Alumni, Bandung.

Gibson, J. M., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (1985). Organisasidan manajemen. Perilaku, struktur, proses. (Diterjemahkanoleh Nunuk Adiarni MM, Editor: Lydon Saputra). Jakarta: PT.Bina Aksara.

Gibson, J. M., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (1996). Organisasidan manajemen. Perilaku, struktur, proses. Edisi kedelapan(Diterjemahkan oleh Djoerban Wahid). Jakarta: Erlangga. (NewYork, 1985).

Harahap, Baharuddin. (1983). Supervisi Pendidikan, PT. Ciawijaya,Jakarta.

Hasymi, A. (1986). Manajemen Informasi, Bina Aksara, Jakarta.Handayaningrat, Soewarno. (1989). Pengantar studi ilmu ad-

ministrasi dan manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung.Kamars, Dachnel. (1989). Sistem pendidikan dasar, menengah,

dan tinggi suatu studi perbandingan antarbeberapa nega-ra. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.

Kanwil Depdikbud Propinsi Riau. (1991). Petunjuk operasionalpeningkatan mutu pendidikan. Pekanbaru: Kanwil DepdikbudRiau.

15Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 16: pengertian supervisi

Kartono, Kartini (1981), Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta:CV. Rajawali

Kneller, G, F. (1989). Antropologi pendidikan. (Diterjemahkan olehImran Manan). Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud. (NewYork, 1965).

Koentjaraningrat. (1982). Kebudayaan, mentalitas dan pemba-ngunan. Jakarta: PT. Gramedia.

Koontz, H., O'Donnell, C., & Weihrich, H. (1990). Manajemen. JilidI dan II. (Diterjemahkan oleh Gunawan Hutauruk). Jakarta:Erlangga. (New York, 1984).

Lateiner, A, R. (1985). Teknik memimpin pegawai dan pekerja.(Diterjemahkan oleh Imam Soedjono. Jakarta: CV. Aksara Baru.(London, 1954)

Jamil, Nizami, O.K. (1997). Pola Manajemen Supervisi Pada KanwilDepdikbud Riau. (Skripsi Sarjana FIP IKIP Padang, 1997).

Idochi, Anwar. (1986). Sistem Informasi Manajemen dan PerencanaanPembangunan Pendidikan, Aksara, Bandung.

Joni, Raka, T, (editor), JL. Bolla. (1982). Supervisi Klinis, TPPL, BP3,Depdikbud, Jakarta.

Kartono, Kartini. (1983). Pemimpin dan Kepemimpinan, CV. RajawaliPress, Jakarta.

Nawawi, Hadari. (1983). Administrasi Pendidikan, Gunung Agung,Jakarta.

Nurhadi, Mulyani A. (1983). Administrasi Pendidikan di Sekolah, JilitI, Andi Offset, Yokyakarta.

Nurtain, H. (1988) Supervisi Pengajaran, (Teori dan Praktek), P3G,Dirjen Dikti, Depdikbud, Jakarta.

Poerwanto, Ngalim (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan,Mutiara, Jakarta.

Pidarta, Made. (1986). Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan,Sarana Press, tanpa tempat penerbit.

Rifai, Mohd. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jemmars,Bandung.

Sehertian, A. Piet. (1987). Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,Usaha Nasional, Surabaya.

Siagian, S.P. (1982). Filsafat Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta. Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi Pendidikan, Aksara, Bandung.Soetopo, Hendiyat, Westy, Sumartono. (1984). Kepemimpinan dan

Supervisi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta.Supandi. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Universitas

Terbuka, Jakarta.Soetopo, Hendiyat, & Soemanto, Wasty. (1984). Kepemimpinan dan

supervisi pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara.Sudjak, Abi. (1990). Kepemimpinan manajer, eksistensinya

dalam perilaku organisasi. Jakarta: Pusdiklat Depdikbud.Sugandha, Dann. (1981). Organisasi, komunikasi, dan teknik

16Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 17: pengertian supervisi

memberi perintah. Bandung: CV. Sinar Baru.-------, (1982). Manajemen administrasi: Suatu pendekatan

sistem dalam manajemen perkantoran. Bandung: CV. SinarBaru.

Sugiyono. (1994). Metode penelitian administrasi. Bandung:Alfabeta.

Sahertian. A Piet. (1994). Profil Pendidik Profesional. Yokyakarta:Adni Offset

Saaty. T. L. (1991). Pengambilan keputusan bagi para pimpinan:Proses hirarki analitik untuk pengambilan keputusandalam situasi yang kompleks. Jakarta: PT. Dharma AksaraPerkasa.

Said, Chatlinas. (1988). Pengantar administrasi pendidikan.Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.

Samana, A. (1994). Profesionalisme keguruan. Yokyakarta:Kanisius.

Schatz, K., & Schatz, L. (1986). Managing by influence. EnglewoodCliffs, NJ: Prentice Hall, Inc.

Schein, E. H. (1983). Psikologi organisasi. (Diterjemahkan olehNurul Iman). Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. (NJ,1980)

Siagian, S.P. (1982a). Filsafat administrasi. Jakarta: PT. GunungAgung.

-------. (1981). Sistem Informasi dalam PengambilanKeputusan. Jakarta: PT. Gunung Agung.

-------. (1982b). Organisasi kepemimpinan dan perilaku ad-ministrasi. Jakarta: PT. Gunung Agung.

-------. (1990). Teori dan praktek pengambilan keputusan.Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

Soedijarto. (1993). Memantapkan sistem pendidikan nasional.Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Soedjadi. (1989). O & M (Organization and methods) penunjangberhasilnya proses manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Soepardi. (1988). Dasar-dasar administrasi pendidikan. Jakarta:P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.

Tanthowi, Jawahir. ((1983). Unsur-Unsur Manajemen MenurutAjaran Al Quran. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Syaifullah, Ali. (1981). Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan:Pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Surabaya: UsahaNasional.

Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi pendidikan: Dasar teoriuntuk praktek profesional. Bandung: Angkasa.

Marbun, B.N. (1993). Manajemen Jepang. Jakarta: PustakanBinaman Presindo.

Sudjana, Nana, dkk. (2006). Standar Mutu Pengawas. Jakarta:Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan TenagaKependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen

17Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 18: pengertian supervisi

Pendidikan Nasional.March, J. G., & Simon, H. A. (1958). Organizations. New York: John

Wiley & Sons, Inc.Nawawi, Hadari & Martini Hadari.(1994). Kebijakan pendidikan

Indonesia: Ditinjau dari sudut hukum. Yokyakarta: PT.Ghalia Indonesia.

Pidarta, Made. (1988). Manajemen Pendidikan Indonesia.Bandung: PT. Bina Aksana.

Usman, Uzer. (1989). Menjadi guru profesional. Bandung: PT. Re-madja Rosdakarya.Ya'qub, Hamzah. (1984). Menuju keberhasilan manajemen dan

kepemimpinan. Bandung: CV. Diponogoro.Willes, Kimball. (1987). Supervision for Better School. Printice Hall

Inc, Engwwood Cliffs, New Yersey.

18Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

Page 19: pengertian supervisi

DAFTAR ISI

Kegiatan 5

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN SEJARAH SUPERVISIPENDIDIKAN.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1A. PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1B. URAIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

1. Pengertian Supervisi Pendidikan. . . . . . . . . . . . . . 22. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan. . . . . . . . . . . 43. Sejarah Supervisi Pendidikan. . . . . . . . . . . . . . . . 6

C. RANGKUMAN.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14D. TUGAS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.