Pengertian Nasionalisme

10
1. Pengertian Nasionalisme Nasionalisme berasal dari kata Nation yang berarti bangsa. Bangsa mempunyai dua pengertian, yaitu: dalam pengertian antropologis serta sosiologis dan dalam pengertian politis. Dalam pengertian antropologis dan sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat yang merupakan suatu persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing- masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama sejarah dan adat. Adapun yang di maksud bangsa dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan kedalam. Sederetan konsep berkaitan yang memberikan makna lebih konkrit bagi abstraksi inti bagi nasionalisme Menurut J.E. Renan, nasionalisme merupakan sebuah rasa persamaan suatu kelompok atau bangsa yang merasa bangsa satu kelompoknya yang berada dalam situasi dan kondisi dimana bangsa atau kelompok mereka berada dalam sebuah penderitaan dan kesengsaraan maka timbullah rasa nasionalisme tersebut. Lebih lanjut Renan mendefinisikan bangsa sebagai suatu asas rohani yang timbul dari keadaan- keadaan historis yang tersusun secara mendalam. Terbentuknya asas rohani ini, tidaklah cukup dengan ras, agama atau kepentingan bersama saja. Yang lebih penting menurut Renan keinginan untuk hidup bersama. L. Stoddard menyatakan bahwa nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan, dianut oleh sejumlah besar manusia perseorangan sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan. nasionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan sebagai suatu bangsa.

description

PKN

Transcript of Pengertian Nasionalisme

Page 1: Pengertian Nasionalisme

1. Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme berasal dari kata Nation yang berarti bangsa. Bangsa mempunyai dua

pengertian, yaitu: dalam pengertian antropologis serta sosiologis dan dalam pengertian

politis. Dalam pengertian antropologis dan sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat yang

merupakan suatu persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing- masing anggota

persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama sejarah dan adat. Adapun

yang di maksud bangsa dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang

sama, dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi

keluar dan kedalam.

Sederetan konsep berkaitan yang memberikan makna lebih konkrit bagi abstraksi inti

bagi nasionalisme Menurut J.E. Renan, nasionalisme merupakan sebuah rasa persamaan

suatu kelompok atau bangsa yang merasa bangsa satu kelompoknya yang berada dalam

situasi dan kondisi dimana bangsa atau kelompok mereka berada dalam sebuah penderitaan

dan kesengsaraan maka timbullah rasa nasionalisme tersebut. Lebih lanjut Renan

mendefinisikan bangsa sebagai suatu asas rohani yang timbul dari keadaan- keadaan historis

yang tersusun secara mendalam. Terbentuknya asas rohani ini, tidaklah cukup dengan ras,

agama atau kepentingan bersama saja. Yang lebih penting menurut Renan keinginan untuk

hidup bersama. L. Stoddard menyatakan bahwa nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan

suatu kepercayaan, dianut oleh sejumlah besar manusia perseorangan sehingga mereka

membentuk suatu kebangsaan. nasionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan sebagai

suatu bangsa.

Namun, demikian, biasanya istilah lain seperti ‘kebangsaan/ nasionalitas’

(nationality) dan kenasionalan (nationalness) dalam arti sebagai semangat nasional atau

individualitas nasional lebih di sukai. Ada lagi teori yang mengatakan bahwa kata “nation”

yang berasal dari kata lain nasci yang berarti “lahir”, mulai digunakan pada abad ke-13 untuk

mengidentifikasi sekelompok orang yang mempunyai kesamaan berdasarkan kelahiran

ataupun ciri-ciri fiskal lainnya. Baru pada abad ke-18 istilah nasionalisme menjadi lebih

politis dan inklusif. Austin Barel, menggunakan kata nasionalisme untuk pertama kalinya

pada tahun 1789. Terinspirasi oleh pemikiran Jean Jaques Rousseau mengenai “general will”

dan “popular sovereignty juang rakyat Prancis yang digambarkan sebagai pemegang

kedaulatan Prancis, untuk melawan rejim Louis XVI. Sejak saat itulah nasionalisme dalam

Page 2: Pengertian Nasionalisme

konteks gerakan perlawanan terhadap penguasa menjelma menjadi doktrin dan kredo politik

yang sangat kuat dan berpengaruh.

Pada perkembangan selanjutnya nasionalisme menyebar ke Asia dan Eropa dalam

bentuk perlawanan terhadap kolonialisme. Menariknya, karakter nasionalisme bisa berubah

karena berbagai faktor politik. Ketika nasionalisme dipahami sebagai reaksi perlawanan

terhadap dominasi unsur lain maka ia memiliki karakter liberalis atau sebagai pembebas

dalam konteks kemerdekaan, keadilan dan demokrasi. Ini merupakan konsep nasionalisme

yang paling tua seperti yang diilustrasikan pada masa revolusi Prancis saat liberalisme dan

nasionalisme seakan tidak dapat dipisahkan. Pada situasi kompetisi dan persaingan

internasional, saat tumbuh ketidakpercayaan, ketakutan ataupun kebencian terhadap negara

lain, nasionalisme kemudian mempunyai karakter chauvinis-ekspansionis. Nasionalisme jenis

ini tidak lagi mengakui persamaan kebebasan bagi seluruh individu atau kelompok,

melainkan hak-hak atas dasar kualitas suatu bangsa, untuk menguasai bangsa lain. Jingoism

kemudian menjadi ungkapan yang kerap digunakan untuk menggambarkan naluri dan

antusiasme masyarakat yang meluap-luap dalam mendukung kegiatan kegiatan ekspansi dari

negaranya.

Beberapa bentuk dari nasionalisme

1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme

dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya,

“kehendak rakyat”; “perwakilan politik”.

2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran

politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.

3. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas)

adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik

secara semulajadi (“organik”) hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat

romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya

etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep

nasionalisme romantik.

4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh

kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti warna

kulit, ras dan sebagainya.

5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu

digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga

Page 3: Pengertian Nasionalisme

diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri

itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.

Penyelenggaraan sebuah ‘national state’ adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah

membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri.

6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi

politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah

dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.

2. Faktor lahirnya nasionalisme Indonesia

Menurut han Kohn adalah suatu paham yang menempatkan kesetianaan tertinggi

individu harus diserakan kepada negara dan bangsa. Bangkitnya nasionalisme Indonesia

didorong oleh faktor intern dan ekstern:

1. Faktor intern

Faktor-faktor intern yang menyebabkan lahir dan berkembangnya nasionalisme

Indonesia adalah sebagai berikut

a. Kejayaan Bangsa Indonesia sebelum kedatangan Bangsa Barat

Sebelum kedatangan bangsa barat, diwilayah nusantara sudah berdiri kerajaan-

kerajaan besar, seperti Sriwijaya, Mataram, dan Majapahit. Kejayaan masa

lampau itu menjadi sumber inspirasi untuk melepaskan diri dari belenggu

penjajah.

b. Penderitaan Rakyat akibat politik Drainage (penegerukan kekayaan)

Politik Drainage itu mencapai puncaknya ketika diterapkan sistem tanam paksa

kemudian dilanjutkan dengan sistem ekonomi liberal.

c. Adanya Diskriminasi Rasial

Diskriminasi merupakan hal menonjol yang diterapkan oleh pemerintah kolonial

Belanda dalam kehidupan sosial pada awal abad ke-20. Dalam bidam

pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia bagi kaum pribumi.

d. Munculnya Golongan terpelajar

Pada awal abad ke-20, pendidikan mendapatkan perhatian yang lebih baik dari

pemerintah kolonial. Hal itu sejalan dengan diterapkannya politik etis. Melalui

penguasaan bahasa asing yang diajarkan disekolah-sekolah modern, mereka dapt

mempelajari berbagai ide-ide dan paham-paham baru yang berkembang di Barat,

seperti ide tentang HAM, liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.

Page 4: Pengertian Nasionalisme

2. Faktor ekstern

Lahir dan berkembangnya nasionalisme di Indonesia juga didorong oleh faktor-faktor

ekstern , antara lain.

a. Kemenangan Jepang terhadap Rusia

Kemenangan Jepang dalam perang Rusia-Jepang telah berhasil menguncangkan

dunia. Kemenangan Jepang tersebut berhasi menggugah kesadaran bangsa-bangsa

Asia dan Afrika untuk melawan penjajahan bangsa-bangsa kulit putih.

b. Kebagkitan Nasionalisme Negara-Negara Asia-Afrika

Kebangkitan bangsa-bangsa Asia-Afika memberikan dorongan kuat bagi bangsa

Indonesia untuk bangkit melawan penindasan pemerintahan kolonial. Revolusi

Tiongkok (1911) dan pembentukan partai kuomintang oleh Sun Yan Set yang

berhasil mejadikan Cina sebagai negara mereka pada tahun 1912.

c. Masuknya Paham-paham Baru

Paham-paham baru seperti liberalisme, demokrasi dan nasionalisme muncul

setelah terjadinya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis. Hubungan antara

Asia dan Eropa menyebabkan paham-paham itu menyebar dari Eropa ke Asia,

termasuk Indonesia.

3.  Meningkatkan nasionalisme.

Meningkatkan nasionalisme dengan antisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai

nasionalisme. Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi

terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu:

1) Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai

produk dalam negeri.

2) Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya.

3) Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

4)  Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti

sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

5)  Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial

budaya bangsa.

Page 5: Pengertian Nasionalisme

Strategi nasionalisme

Strategi terbagi menjadi 5 yaitu: strategi sebagai perspektif, strategi sebagai

posisi, strategi sebagai perencanaan, strategi sebagai pola kegiatan, dan strategi sebagai

penipuan yaitu muslihat manusia. Sebagai perspektif; dimana strategi dalam membentuk

misi, menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai posisi; dimana dicari

piliha untuk bersaing sebagai perencanaan; dalam hal strategi menentukan tujuan

performansi perusahaan. Sebagai pola kegiatan; dimana dalam strategi dibentuk suatu

pola yaitu umpan balik dan penyesuaian. Menurut Henry Mints juga strategi merupakan

sebuah pola dalam aliran keputusan atau tindakan. Dari berbagai pendapat yang

dipaparkan para ahli, dapat di tarik kesimpulan bahwa strategi adalah suatu perencanaan

dalam bentuk tindakan untuk mencapai tujuan.

Dalam membangun strategi nasionalisme yang berkelanjutan, telah dikatakan

pada definisi diatas bahwa dalam membangun strategi nasionalisme harus bisa

menyatukan masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan budaya, kesamaan

tujuan dan harus memiliki kesetiaan terhadap bangsanya dengan konsep pembangunan

yang berkelanjutan yang mementingkan keragaman hayati bagi alam jadi tidak hanya

dalam pembangunan ekonomi yang di pentingkan namun juga keragaman budaya

merupakan salah satu kebijakan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Strategi

nasionalisme tersebut dapat diterapkan seperti:

Mengembangkan cinta nasionalisme

Cinta tanah air merupakan kewajiban seluruh masyarakat yg hidup di suatu

negara. Penting rasanya jika kita memiliki rasa cinta tanah air ini terhadap suatu

negara, memilikir rasa tersebut bukan hanya akan menimbulkan kebanggan dalam

suatu diri, tetapi juga akan menimbulkan suatu kekhasan pada setiap individual dalam

bermasyarakat. Memiliki kekhasan rasa cinta tanah air yg individual ini merupakan

hal yg sangat wajib layaknya suku yg berada di negara ini, karena setiap perbedaan

memiliki karkater dan warna tersendiri yg akan menimbulkan keindahan. tentu saja

perbedaan yg dimaksut adalah perbedaan yg berdampak positif bukan negatif yg

nantinya malah merusak bangsa.

Page 6: Pengertian Nasionalisme

Mengembangkan pendidikan bangsa

Pendidikan merupakan salah satu kunci pembangunan suatu bangsa untuk

mencapai ketingkat yang lebih memadai. Pendidikan juga mempunyai tugas untuk

menyiapkan sumber daya manusia untuk menjadi penerus-penerus yang

berpendidikan baik, jujur serta mempunyai jiwa nasional yang tinggi. Kondisi ideal

dalam bidang pendidikan salah satunya adalah setiap anak bisa bersekolah hingga

tingkat SMA tanpa membedakan status apapun, karena sekolah itu merupakan hak

mereka. Meneruskan dan mengefektifan program rehabilitasi gedung-gedung sekolah

sehingga terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan lebih bermutu, dan juga

menambahkan teknologi informatika diagarkan mengajar bisa lebih efektif dan

berkualitas. 

Melestarikan kebudayaan bangsa

Penyakit masyarakat sekarang ini adalah mereka terkadang tidak bangga

terhadap produk atau kebudayaannya sendiri. Kita lebih bangga terhadap budaya –

budaya orang asing ataupun orang luar yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya

kita. Budaya daerah banyak hilang dikikis zaman. Oleh sebab kita sendiri yang tidak

mau mempelajari dan melestarikannya. Alhasil kita baru bersuara ketika negara lain

sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam – diam.  Pemerintah

harus mengimplementasikan kebijakan – kebijakan yang mengarah pada upaya

pelestarian kebudayaan nasional.