Pengertian Kode Etik

15
Pengertian Kode Etik Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian para dokter, para wartawan, para notaris, para guru dan lain sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik. Sama halnya dengan kata profesi, maka penafsiran tentang kode etik juga belum memiliki satu tafsiran. Beberapa pengertian kode etik antara lain : 1. Menurut pasal 43 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa kode etik berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan. 2. Menurut Sonny Keraf, kode etik merupakan kaidah moral yang berlaku khusus untuk orang-orang profesional dibidang tersebut. 3. Menurut Kode Etik Guru Indonesia (hasil Kongres PGRI Ke-XX tahun 2008), Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas dan diterima oleh guru-guru Indonesia, sebagai pedoman sikap dan peilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga negara. 4. Menurut Prof. Dr. R. Soebekti, S.H. dalam tulisannya yang berjudul “Etika Bentuan Hukum”, kode etik suatu profesi berupa norma-norma yang

Transcript of Pengertian Kode Etik

Page 1: Pengertian Kode Etik

Pengertian Kode Etik

Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan

demikian para dokter, para wartawan, para notaris, para guru dan lain sebagainya

yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik. Sama halnya

dengan kata profesi, maka penafsiran tentang kode etik juga belum memiliki satu

tafsiran. Beberapa pengertian kode etik antara lain :

1. Menurut pasal 43 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa kode

etik berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam

pelaksanaan tugas keprofesionalan.

2. Menurut Sonny Keraf, kode etik merupakan kaidah moral yang

berlaku khusus untuk orang-orang profesional dibidang tersebut.

3. Menurut Kode Etik Guru Indonesia (hasil Kongres PGRI Ke-XX tahun

2008), Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas dan diterima

oleh guru-guru Indonesia, sebagai pedoman sikap dan peilaku dalam

melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan

warga negara.

4. Menurut Prof. Dr. R. Soebekti, S.H. dalam tulisannya yang berjudul

“Etika Bentuan Hukum”, kode etik suatu profesi berupa norma-norma

yang harus diindahkan oleh orang-orang yang menjalankan tugas

profesi tersebut.

Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus

diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan tugas profesinya

dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk bagi

para anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan

larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh

diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas

profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada

umumnya dalam pergaulannya sehari-hari di dalam masyarakat.

Page 2: Pengertian Kode Etik

Tujuan Kode Etik

Pada dasarnya, tujuan mengadakan atau merumuskan kode etik dalam

suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi

profesi.

Secara umum, tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut :

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. Dalam hal ini yang dijaga

adalah “image” dari pihak luar atau masyarakat agar jangan sampai

“orang luar” memandang rendah atau “remeh” profesi tersebut. Oleh

karena itu setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai

bentuk yang dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia

luar. Dari segi ini, kode etik juga mendapat nama atau disebut “kode

kehormatan”.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. Yang

dimaksud kesejahteraan disini ialah berupa kesejahteraan berupa

materill dan spiritual atau mental.

Dalam hal kesejahteraan materill para anggota profesi, kode etik

umumnya mengadakan larangan-larangan kepada para anggotanya

untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan

para anggotanya. Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimun

bagi honorarium anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya,

sehingga siapa-siapa yang mengadakan tarif I bawah minimum akan

dianggap tercela karena tidak patut, merugikan terhadap rekan-rekan

profesinya. Dalam hal kesejahteraan spiritual atau mental para anggota

profesi, kode etik umumnya meberi petunjuk kepada para anggotanya

untuk melaksanakan tugas profesinya. Selain itu juga kode etik

mengadakan larangan-larangan kepada para anggotanya untuk tidak

melakukan perbuatan-perbuatan yang menyangkut hal-hal yang oleh

masyarakat dianggap sebagai perbuatan tercela.

Kode etik juga mengadakan peraturan-peraturan yang ditujukan

kepada pembatasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi

Page 3: Pengertian Kode Etik

para anggota profesi dalam hal interaksinya dengan sesama reka-rekan

anggota profesi.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Dalam hal ini

kode etik juga berisi tujuan pengabdian generasi tertentu, sehingga

bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan

tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugas profesinya.

Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang

perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan

tugasnya.

d. Untuk meningkatkan mutu profesi.

Untuk meningkatkan mutu profesi, kode etik juga memuat norma-

norma tentang anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha

meningkatkan mutu para anggotanya sesuai dengan bidang

pengabdiannya.

Disamping itu, kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara

dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

Dari penjelasaan diatas, jelas bahawa kini tujuan suatau profesi menyusun

kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan

memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota

profesi, dan meningkatka mutu profesi serta untuk meningkatkan organisasi

profesi.

Fungsi Kode etik

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan

pengembangan bagi profesi .fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan

Gibson dan Michel(1945-449)yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai

pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat sebagai

seorang professional.

Page 4: Pengertian Kode Etik

Biggs dan blocher(1986-10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu

1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah

2. Mencegah terjadinya suatu pertentangan internal dalam suatu

profesi

3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.

Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun(1992) mengemukakan :

1. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya

2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyrakat ,

dan pemerintah

3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung

jawab pada profesinya

4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan

profesinya dalam melaksanakan tugas

Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur

hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan

masyrakat serta dengan misi tugasnya. Menurut Oteng Sutisna(1986-364)bahwa

pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan sebagai

penghubung serta saling mendukung dalam bidang mendidik peserta didik.

Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan

berupa helping relationship(brammer,1979),yaitu hubungan yang bersifat

membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi

perkembangan peserta didik.

Etika hubungan guru dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya

kepercayaan. bahwa guru percaya kepada pimpinannya dalam member tugas

dapat dan sesuai kemampuan serta guru percaya setiap apa yang telah dikerjakan

mendapatkan imbalan dan sebaliknya pimpinan harus yakin bahwa tugas yang

telah diberikan telah dapat dilaksanakan

Page 5: Pengertian Kode Etik

Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat untuk

kepentingan pendidikan. Guru juga harus menghayati apa saja yang menjadi

tanggung jawab tugasnya.

(pembahasan kode etik secara umum, kata guru guru sebaiknya

dihilangkan saja atau di ganti dengan profesi PLS)

Penetapan Kode Etik

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi suatu perkumpulan atau

perserikatan suatu profesi untuk para anggotanya. Penetapan kode etik lazim

dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan

kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang secara perorangan, melainkan harus

dilakukan oleh orang – orang yang diutus untuk dan atas nama anggota – anggota

profesi dari organisasi tersebut, sehingga orang – orang yang bukan atau tidak

menjadi anggota profesi tersebut, tidak dapat ditundukkan padanya. Maka kode

etik dari suatu organisasi hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam

menegakkan disiplin dikalangan profesi tersebut, jika orang yang menjalankan

profesi tersebut tergabung (menjadi anggota dalam suatu organisasi profesi

tersebut).

Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis

tergabung dalam suatu organisasi atau ikatan profesional, maka barulah ada

jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena

setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran yang serius terhadap kode

etik dapat dikenakan sanksi.

Page 6: Pengertian Kode Etik

Sanksi Melanggar Kode Etik

Dapat kita jumpai bahwa ada kalanya negara mencampuri urusan profesi,

sehingga hal – hal yang semula hanya merupakan kode etik saja dapat meningkat

menjadi peraturan hukum atau undang – undang. Pencampuran tersebut bersifat

memberikan sanksi – sanksi hukum yang sifatnya memaksa, baik berupa sanksi

perdata maupun sanksi pidana. Sanksi pada dasarnya merupakan upaya

pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan juga untuk menjaga

harkat dan martabat profesi guru. Misalnya, jika seseorang bersaing secara tidak

jujur atau curang di antara sesama para anggota profesi, maka jika kecurangan itu

“serius” dapat dituntut dimuka pengadilan. Pemberian sanksi dilaksanakan oleh

Dewan Kehormatan Guru Indonesia. Selain sanksi tersebut di atas, terdapat pula

sanksi moral dari teman sejawat, berupa celaan / dikucilkan, bahkan sanksi

terberat dikeluarkan dari organisasi profesi.

Kode Etik Guru di Indonesia

Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai – nilai

dan norma – norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam

suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi kode etik guru Indonesia adalah sebagai

landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam

menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar

sekolah serta dalam kehidupan sehari – hari di masyarakat. Dengan demikian,

maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk

pembentukkan sikap profesional para anggota profesi keguruan.

Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik Guru Indonesia

ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh utusan cabang dan

penggurus daerah PGRI dari seluruh penjuru tanah air, pertama dalam kongres

XIII di Jakarta tahun 1973 dan kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI

XX tahun 2008 di Palembang. Adapun teks Kode Etik Guru di Indonesia yang

telah disempurnakan tersebut adalah sebagai berikut.

Page 7: Pengertian Kode Etik

Kode Etik Pendidikan dan Penguji Pendidikan Non Formal

Landasan Idil

Himpunan Seluruh Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non

Formal (HISPPI PNF) menyadari bahwa pendidik adalah merupakan suatu

pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan tanah air, serta

kemanusiaan pada umumnya. Pendidik dan Penguji Indonesia yang berjiwa

Pancasila, merasa turut bertanggung jawab terwujudnya cita-cita Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Landasan Operasional

Berbicara mengenai etika jabatan, atau tata tertib jabatan, maka yang

dimaksud adalah suatu sistem atau kode etik tentang moral dari suatu jabatan

tertentu. Sistem tersebut merupakan prinsip-prinsip dan pendapat-pendapat

mengenai tingkah laku yang baik dan keperibadian atau karakter yang ideal, yang

diperlukan dalam jabatan tersebut, maka Pendidik dan Penguji Indonesia

terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai Pendidik dan Penguji dengan

berpedoman pada dasar-dasar sebagai berikut :

1. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal berbakti

membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia

yang bermartabat.

2. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal memiliki

kejujuran dalam menjalankan tugasnya secara profesional.

3. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal

mengadakan komunikasi tentang peserta didik dalam memperoleh

Page 8: Pengertian Kode Etik

informasi tentang peserta didik dan menghindari diri dari segala

bentuk penyalahgunaan.

4. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal

menciptakan suasana kehidupan lembaga non formal sebaik-

baiknya bagi kepentingan warga negara.

5. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal

memelihara dan memupuk hubungan secara berkesinambungan

dengan masyarakat.

6. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal secara

sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan

dan meningkatkan mutu sesuai profesinya.

7. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal

menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama pendidik

dan peserta didik Pendidikan Non Formal.

8. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal bersama-

sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi

Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal sebagai

sarana pengabdian.

9. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal

melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan

Pemerintah dalam bidang Pendidikan.

10. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal wajib

menjaga rahasia jabatan organisasi tempat kerja.

11. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal senantiasa

menjaga penampilan dan kesehatan dalam melaksanakan tugas.

12. Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal

memperlakukan teman sejawatnya atas dasar harga menghargai

dan kasih sayang.

Page 9: Pengertian Kode Etik

Kode Etik Penilik Indonesia

(Kode etik guru apa penilik?) Guru memiliki kewajiban untuk

membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan membentuk manusia

pembangunan yang pancasila. Inilah bunyi kode etik guru yang pertama

dengan istilah ‘berbakti dan membimbing yang artinya mengabdi tanpa

pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa paksaan,

manusiawi)istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik dan psikis. Jadi guru

harus berupaya dalam membentuk manusia pembangunan pancasila harus

seutuhnya tanpa pamrih.

Menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik

yang bersifat umum maupun khusus.

Menjabarkan materi pembelajaran atas sejumlah unit

pembelajaran yang dirangkaikan.

Memberi pelajaran secara klasikal sesuai dengan unit

pelajaran yang sedang dipelajari.

Memberikan pertolongan khusus kepada siswa yang belum

mencapai tingkat penguasaan yang ditentukan.

Adapun kode etik yang harus dimilki oleh penilik, adalah sebagai berikut :

1. PenilikIndonesia menjunjung tinggi Pancasila dan Undang Undang

Dasar 1945.

2. Penilik Indonesia mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga IPI.

3. Penilik Indonesia menghormati hak warganegara RI untuk

memperoleh pendidikan.

Page 10: Pengertian Kode Etik

4. Penilik Indonesia berkewajiban memahami danmampu

melaksanakan Tugas Pokok dan fungsi Penilik dengan jujur, dan

penuhtanggung jawab.

5. Penilik Indonesia selalu berusaha untukmeningkatkan

pengetahuan, ketrampilan dan penguasaan teknologi guna

peningkatankompetensi Penilik.

6. Penilik Indonesia menjujung tinggi harkat danmartabat serta

profesi Penilik.

7. Penilik Indonesia wajib menjujung tinggidisiplin dan menjaga

nama baik organisasi.